bab ii

95
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Hiperemesis Gravidarum Hyperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi (Mochtar, R, 1998). Hyperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan sehingga pekerjaan sehari-hari terganggu dan keadaan umum menjadi buruk (Mansjoer, A dkk, 2001). Hiperemesis gravidarum merupakan kejadian mual dan muntah yang berlebihan sehingga mengganggu aktivitas ibu hamil. Hiperemesis gravidarum sering terjadi pada awal kehamilan antara umur kehamilan 8-12 minggu. Hiperemesis gravidarum apabila tidak tertangani dengan baik akan menyebabkan komplikasi bahkan kematian ibu dan janin. Prevalensi hiperemesis gravidarum antara 1-3 % atau 5-20 kasus per 1000 kehamilan (Simpson et.al, 2001). Hiperemesis gravidarum adalah keadaan dimana penderita mual dan muntah lebih dari 10 kali dalam 24 jam,sehingga mengganggu kesehatan dan pekerjaan sehari-hari (Arief.B, 2009). Hyperemesis gravidarum adalah muntah yang berlebihan atau masalah muntah selama kehamilan yang menyebabkan dehidrasi, gangguan elektrolit atau defisiensi nutrisi dan kehilangan berat badan.

Upload: ryzaimalia

Post on 19-Oct-2015

23 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB IILANDASAN TEORI

2.1 Definisi Hiperemesis GravidarumHyperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihanpada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi (Mochtar, R, 1998).Hyperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan sehingga pekerjaan sehari-hari terganggu dan keadaan umum menjadi buruk (Mansjoer, A dkk, 2001).Hiperemesis gravidarummerupakan kejadian mual dan muntah yang berlebihan sehingga mengganggu aktivitasibu hamil.Hiperemesis gravidarumsering terjadi pada awal kehamilan antaraumur kehamilan8-12 minggu.Hiperemesis gravidarumapabila tidak tertangani dengan baik akan menyebabkan komplikasi bahkan kematian ibu danjanin. Prevalensihiperemesis gravidarumantara 1-3 % atau 5-20 kasus per 1000 kehamilan (Simpson et.al, 2001).Hiperemesis gravidarum adalah keadaan dimana penderita mual dan muntah lebih dari 10 kali dalam 24 jam,sehingga mengganggu kesehatan dan pekerjaan sehari-hari (Arief.B, 2009). Hyperemesis gravidarum adalah muntah yang berlebihan atau masalah muntah selama kehamilan yang menyebabkan dehidrasi, gangguan elektrolit atau defisiensi nutrisi dan kehilangan berat badan.

2.2 EtiologiMenurut Wiknjosastro (2007), penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Tidak ada bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik. Juga tidak ditemukan kelainan biokimia. Perubahan-perubahan anatomik pada otak, jantung, hati dan susunan saraf, disebabkan oleh kekurangan vitamin serta zat-zat lain akibat inasisi. Beberapa faktor predisposisi dan faktor lain yang telah ditemukan oleh beberapa penulis sebagai berikut :a.Faktor predisposisiFaktor predisposisi yang sering dikemukan adalah primigravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada mola hidatidosa dan kehamilan ganda menimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang peranan, karena pada kedua keadaan tersebut hormon khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan.b.Faktor organikMasuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan ini merupakan faktor organik.c.Faktor alergiSebagai salah satu respons dari jaringan ibu terhadap anak, juga disebut sebagai salah satufaktor organik.d.Faktor psikologikFaktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini, rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian kesukaran hidup.

2.3 PatofisiologiPeningkatan kadar esterogen dapat menyebabkan mual padatrimester pertama. Apabilamual muntahterjadi terus menerus dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat, dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Sehingga oksidasi lemak tidak sempurna, dan terjadi ketosis dengan tertimbunnya asam aseto-asetik, asam hidroksida dan aseton darah.Mual dapat menyebabkan dehidrasi, sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan klorida darah turun. Dehidrasi juga menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zatmakanandan oksigen ke jaringan berkurang.Selain terjadi dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit, terjadi pula robekan pada selaput lendir esofagus dan lambung (sindromamolarry-weiss) yang berakibatperdarahangastrointestinal (Mansjoer,2000).

2.4 Klasifikasi dan Manifestasi Klinis Hiperemesisi GravidarumMenurut Wiknjosastro (2007), batas jelas manifestasi klinis antara mual yang masih fisiologik dalam kehamilan dan hiperemesis gravidarum tidak ada tetapi bila keadaan umum penderita terpengaruh. Hiperemesis gravidarum, menurut berat ringannya gejala dapat dibagi kedalam 3 tingkatan:a.Tingkatan IMuntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita, ibu merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun dan merasa nyeri pada epigastrium. Nadi meningkat sekitar 100 permenit, tekanan darah sistolik menurun, turgor kulit mengurang, lidah mengering dan mata cekung.b.Tingkatan IIPenderita tampak lemah dan apatis, turgor kulit lebih mengurang, lidah mengering dan nampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik dan mata sedikit ikteris. Berat badan turun dan mata menjadi cekung, tensi turun, hemokonsentrasi, oliguria dan konstipasi. Aseton dapat tercium dalam hawa pernapasan, karena mempunyai aroma yang khas dan dapat pula ditemukan dalam kencing.c.Tingkatan IIIKeadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dari somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat, suhu meningkat dan tensi menurun. Komplikasi total terjadi pada susunan saraf yang dikenal sebagai ensefalopati wernicke, dengan gejala : nistagmus, diplopia dan perubahan mental. Keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B kompleks, timbulnya ikterus menunjukkan adanya payah hati.

2.5 Pemeriksaan DiagnostikData laboratorium :-kadar potassium, sodium, klorida, dan protein menurun-hemoglobin dan hematokrit menurun-urinalisis : adanya keton dan kadang-kadang adanya protein-kadar vitamin dalam darah menurun-BUN, non protein nitrogen, uric acid meningkat-LFT

2.6. Penatalaksanaan1.Obat-obatanSedativa yang sering digunakan adalah Luminal. Vitamin yang dianjurkan Vitamin B1 dan B6 Keadaan yang lebih berat diberikan antiemetik seperti Avopreg,Avomin. Anti histamin ini juga dianjurkan seperti Dramamin, Avomin. Antasida2.IsolasiPenderita disendirikan dalam kamar yang tenang tetapi cerah dan peredaran udara yang baik.. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejaia-gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan.3.Terapi psikologikPerlu diyakinkan pada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan yang serta menghilangkan masalah dan konflik, yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.4.Cairan parenteralBerikan cairan- parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan Glukosa 5% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter per hari. Bila perlu dapat ditambah Kalium dan vitamin, khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C. Bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino secara intra vena.5.Penghentian kehamilanPada sebagian kecil kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatri bila keadaan memburuk. Delirium, kebutaan, tachikardi, ikterus anuria dan perdarahan merupakan manifestasi komplikasi organik. Dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk melakukan abortus terapeutik sering sulit diambil, oleh karena di satu pihak tidak boleh dilakukan terlalu cepat, tetapi dilain pihak tak boleh menunggu sampai terjadi gejala ireversibel pada organ vital.6.Dieta. Diet hiperemesis I diberikan pada hiperemesis tingkat III.Makanan hanya berupa roti kering dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama makanan tetapi 1 2 jam sesudahnya. Makanan ini kurang dalam semua zat zat gizi, kecuali vitamin C,karena itu hanya diberikan selama beberapa hari.b. Diet hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang. Secara berangsur mulai diberikan makanan yang bernilai gizi tinggi. Minuman tidak diberikan bersama makanan . Makanan ini rendah dalam semua zat-zat gizi kecuali vitamin A dan D.c. Diet hiperemesis III diberikan kepada penderita dengan hiperemesis ringan. Menurut kesanggupan penderita minuman boleh diberikan bersamamakanan. Makanan ini cukup dalam semua zat gizi kecuali Kalsium.

2.7 Asuhan KeperawatanA. PengkajianPengkajian merupakan dasar utama dari proses keperawatan, pengumpulan data yang akurat dan sistematis akan membantu pemantauan status kesehatan dan pola pertahanan pasien, mengidentifikasi kekuatan pasien serta merumuskan diagnosa keperawatan(Mocthar, 2006)a.Data dasar pengkajian1)Aktifitas istirahat; tekanan darah sistol menurun, denyut nadi meningkat (>100 kali per menit)2)Integritas ego; konflik interpersonal keluarga, kesulitan ekonomi, perubahan persepsi tentang kondisinya, kehamilan tak direncanakan.3)Eliminasi; perubahan pada konsistensi, defekasi, peningkatan frekuensi berkemih Urinalis ;peningkatan konsistensi urine.4)Makanan/cairan; mual dan muntah yang berlebihan (4-8 minggu), nyeri epigastrium, pengurangan berat badan (5-10 kg), membrane mukosa mulut iritasi dan merah, Hb dan Ht rendah, nafas berbau aseton, turgor kulit berkurang, mata cekung dan lidah kering.5)Pernafasan; frekuensi pernapasan meningkat.6)Keamanan; suhu kadang naik, badan lemah, ikterus, dan dapat jatuh dalam koma7)Seksualitas; penghentian menstruasi, bila keadaan ibu membahayakan maka dilakukan abortus terapeutik.8)Interaksi sosial; perubahan status kesehatan/stressor kehamilan, perubahan peran, respon anggota keluarga yang dapat bervariasi terhadap hospotalisasi dan sakit, system pendukung yang kurang.9)Pembelajaran dan penyuluhan; segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan, apalagi kalau berlangsung lama, berat badan turun lebih dari 1/10 dari berat badab normal, turgor kulit, lidah kering, adanya aseton dalam urine.

B. Diagnosa keperawatana.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan nausea dan vomitus yang menetap.b.Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan akibat vomitus danasupan cairan yang tidak adequat.c.Ketakutan berhubungan dengan efek hiperemesis pada kesejahteraan janin.d.Gangguan rasa nyaman : nyeri (perih) berhubungan dengan muntah yang berlebihan, peningkatan asam lambung.e.Kurang pengetahuan tentang penyakit dan pengobatan berhubungan dengan keterbatasan informasi.f.Resiko perubahan integritas kulit berhubungan dengan penurunan darah dan nutrisi kejaringan-jaringan sekunder akibat dehidrasig.Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakadekuatan sumber energi sekunder.

C. Intervensi keperawatana.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan nausea dan vomitus yang menetap.Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhiKriteria hasil :1)Klien akan mengkonsumsi asupan oral diet yang mengandung zat gizi yang adequat.2)Klien tidak mengalami nausea dan vomitus.3)Klien akan menoleransi diit yang telah di programkan.4)Klien akan mengalami peningkatan berat badan yang sesuai selama hamil.IntervensiRasional

a)Catat intake dan output

b)Anjurkan makan dalam porsi kecil tapi seringc) Anjurkan untuk menghindari makanan yang berlemak.d)anjurkan untuk makan makanan selingan seperti biskuit, roti dan teh (panas) hangat sebelum bagun tidur pada siang hari dan sebelum tidur.e)Catal intake TPN, jika intake oral tidak dapat diberikan dalam periode tertentu.f)Inspeksi adanya iritasi atau Iesi pada mulut.g)Kaji kebersihan oral dan personal hygiene serta penggunaan cairan pembersih mulut sesering mungkin.h)Pantau kadar Hemoglobin dan Hemotokrit

i)Test urine terhadap aseton, albumin dan glukosa.

a)menentukan hidrasi cairan dan pengeluaran melalui muntah.b)dapat mencukupi asupan nutrisi yang dibutuhkan tubuh.c)dapat merangsang mual dan muntahd)makanan selingan dapat mengurangi atau menghindari rangsang mual muntah yang berlebih.

e)untuk mempertahankan keseimbangan nutrisi.

f)untuk mengetahui integritas inukosa mulut.g)untuk mempertahankan integritas mukosa mulut.

h)mengidenfifikasi adanya anemi dan potensial penurunan kapasitas pcmbawa oksigen ibu. Klien dengan kadar Hb < 12 gr/dl atau kadar Ht < 37 % dipertimbangkan anemi pada trimester I.i)menetapkan data dasar ; dilakukan secara rutin untuk mendeteksi situasi potensial resiko tinggi seperti ketidakadekuatan asupan karbohidrat, Diabetik kcloasedosis dan Hipertensi

b.Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan akibat vomitus dan asupan cairan yang tidak adequat.Tujuan : kebutuhan cairan terpenuhiKriteria hasil :1)Keseimbangan cairan dan elektrolit akan kembali ke kondisi normal, yang terbukti dengan turgor kulit normal, membran mukosa lembab, berat badan stabil, tanda-tanda vital dalam batas normal; elektrolit, serum, hemoglobin, hematokrit, dan berat jenis urin akan berada dalam batas normal.2)Klien tidak akan muntah lagi3)Klien akan mengkonsumsi asupan dalam jumlag yang adequat.Intervensi

rasional

a)Tentukan frekuensi atau beratnya mual/muntah.

b)Tinjau ulang riwayat kemungkinah masalah medis lain (misalnya Ulkus peptikum, gastritis.

c)Kaji suhu badan dan turgor kulit, membran mukosa, TD, input/output dan berat jenis urine. Timbang BB klien setiap hari.d)Anjurkan peningkatan asupan minuman berkarbonat, makan sesering mungkin dengan jumlah sedikit. Makanan tinggi karbonat seperti : roti kering sebelum bangun dari tidur.a)Memberikan data berkenaan dengan semua kondisi. Peningkatan kadar hormon Korionik gonadotropin (HCG), perubahan metabolisme karbohidrat dan penurunan motilitas gastrik memperberat mual/muntah pada kehamilan.b)Membantu dalam mengenyampingkan penyebab lain untuk mengatasi masalah khusus dalam mengidentifikasi intervensi.c)Sebagai indikator dalam membantu mengevaluasi tingkat atau kebutuhan hidrasi

d)Membantu dalam meminimalkan mual/muntah dengan menurunkan keasaman lambung.

c.Ketakutan berhubungan dengan efek hiperemesis pada kesejahteraan janin.Tujuan : ketakutan klien teratasiKriteria hasil : klien memverbalisasi perasaan dan kekhawatirannya tentang kesejahteraan janin.Intervensi

Rasional

a)Memperlihatkan sikap menerima rasa takut klien.b)Mendorong untuk mengungkapakan perasaan dan kekhawatirannya.

c)Memberi informasi yang berhubungan dengan risiko potensial yang dapat terjadi pada janinnya.a)Memperlihatkan sikap menerima rasa takut klienb)Pengetahuan tentang risiko potensial pada janin dapat membantunya menghilangkan rasa takut.c)Strategi koping yang efektif dibutuhkan untuk memampukan klien mengatasi penyakit yang dideritanya dan efek-efek penyakit tersebut

d.Gangguan rasa nyaman : nyeri (perih) berhubungan dengan muntah yang berlebihan, peningkatan asam lambung.Tujuan : nyeri hilang/berkurang.Kriteria hasil :1) Klien mengungkapkan secara verbal.2) Nyeri hilang atau berkurang3) pasien dapat beristirahat dengan tenang.Intervensi

Rasional

a)kaji skala nyeri, karakteristik, kualitas, frekuensi dan lokasi nyeri.

b)Anjurkan penggunaan tekhnik relaksasi dan distraksi.

c)Yakinkan pada klien bahwa perawat mengetahui nyeri yang dirasakannya dan akan berusaha membantu untuk mengurangi nyeri tersebut.d)Berikan kembali skala pengkajian nyeri

e)Catat keparahan nyeri pasien dengan bagan.

f)Kolaborasi pemberian analgesik sesuai indikasi.a)menentukan perubahan dalam tingkat nyeri dan mengevaluasi nilai skala nyeri. Mengidentifikasi sumber sumber multiple dan jenis nyeri.b)menggunakan strategi ini sejalan dengan pemberian analgesic untuk mengurangi atau mengalihkan respon terhadap nyeri.c)ketakutan bahwa nyari akan tidak dapat diterima seperti peningkatan ketegangan dan ansietas yang nyata dan menurunkan toleransi nyeri.d)memungkinkan pengkajian terhadap keefektifan analgesic dan mengidentifikasi kebutuhan terhadap tindak lanjut bila tidak efektif.e)membantu dalam menunjukkan kebutuhan analgesic tambahan atau pendekatan alternative terhadap penatalaksanaan nyeri.f)analgesic lebih efektif bila diberikan pada awal siklus nyeri.

e.Kurang pengetahuan tentang penyakit dan pengobatan berhubungan dengan keterbatasan informasi.Tujuan: klien mengerti tentang perubahan fisiologis dan pskologis yang normal dan tanda-tanda bahaya kehamilan.Kriteria hasil:1)Klien menjelaskan perubahan fisiologis dan pskologis normal berkaitan dengan kehamilan trimester pertama..2)Klien menunjukkan perilaku perawatan diri sendiri yang meningkatkan kesehatan.3)Mengidentifikasi tanda-tanda bahaya kehamilan.Intervensi

Rasional

a)Jelaskan tentang Hiperemesis Grvidarum dan kaji pengetahuan pasien.

b)Berikan pendidikan kesehatan tentang hiperemesis gravidarum.

c)Buat hubungan perawat-klien yang mendukung dan terus menerus.

d)Evaluasi pengetahuan dan keyakinan budaya saat ini berkenaan dengan perubahan fisiologis/psikologis yang normal pada kehamilan, serta keyakinan tentang aktivitas, perawatan diri dan sebagainya.e)Klarifikasi kesalahpahaman.

f)Tentukan derajad motivasi untuk belajar.

g)Pertahankan sikap terbuka terhadap keyakinan klien/pasangan.

h)Jawab pertanyaan tentang perawatan dan pemberian makan bayi.i)Identifikasi tanda bahaya kehamilan, seperti perdarahan, kram, nyeri abdomen akut, sakit punggung, edema, gangguan penglihatan, sakit kepala dan tekanan pelvis.

a)untuk mengetahui seberapa dalam pengetahuan pasien tentang penyakitnya dan tentang penatalaksanaannya di rumah.b)untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang hiperemesis gravidarum.c)peran penyuluh atau konselor dapat memberikan bimbingan antisipasi dan meningkatkan tanggunmg jawab individu terhadap kesehatan.d)memberikan informasi untuk membantu mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan dan membuat rencana keperawatan.

e)ketakutan biasanya timbul dari kesalahan informasi dan dapat mengganggu pembelajaran selanjutnya.f)klien dapat mengalami kesulitan dalam belajar kecuali kebutuhan untuk belajar tersebut jelas.g)penerimaan penting untuk mengembangkan dan mempertahankan hubungan.h)memberikan informasi yang dapat bermanfaat untuk membuat pilihan.i)membantu klien membedakan yang normal dan abnormal sehngga membantunya dalam mencari perawatan kesehatan pada waktu yang tepat.

f.Resiko perubahan integritas kulit berhubungan dengan penurunan darah dan nutrisi kejaringan-jaringan sekunder akibat dehidrasiTujuan : Tidak terjadi ganguan integritas kulit.Kriteria hasil : mengidentifikasi dan menunjukkan perilaku untuk mempertahankan kulit halus, kenyal, utuh.Intervensi

Rasional

a)Observasi kemerahan, pucat, ekskoriasi.

b)Dorong mandi tiap 2 hari 1x, pengganti mandi tiap hari.c)Gunakan krim kulit dua kali sehari dan setelah mandi.d)Diskusikan pentingnya perubahan posisi sering, perlu untuk mempertahankan aktivitas.e)Tekankan pentingnya masukan nutrisi/cairan adequat.a)area ini meningkat risikonya untuk kerusakan dan memerlukan pengobatan lebih intensif.b)sering mandi membuat kekeringan kulit.c)melicinkan kulit dan mengurangi gatal.

d)meningkatkan sirkulasidan perfusi kulit dengan mencegah tekanan lama pada jaringan.e)perbaikan nutrisi dan hidrasi akan memperbaiki kondisi kulit.

g.Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakadekuatan sumber energi sekunder.Tujuan : Pasien dapat beraktivitas secara mandiri.Kriteria hasil :1)Pasien dapat memperlihatkan kemajuan khususnya tingkat yang lebih tinggi.2)Pasien mengidentifikasi faktor-faktor yang menurunkan toleransi aktivitas.Intervensi

Rasional

a)Tingkatkan tirah baring/duduk. Berikan lingkungan yang tenang; batasi pengunjung sesuai keperluan.b)Ubah posisi dengan sering. Berikan perawatan kulit yang baik.

c)Tingkatkan aktivitas sesuai toleransi, bantu melakukan latihan rentang gerak sendi pasif/aktif.

d)Dorong penggunaan tekhnik manajemen stress. Contoh relaksasi progresif, visualisasi, bimbingan imajinasi.e)Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi: sedatif, agen antiansietas, contoh diazepam (valium); lorazepam(ativan).a)meningkatkan istirahat dan ketenangan.

b)meningkatkan fungsi pernapasan dan meminimalkan tekanan pada area tertentu untuk menurunkan risiko kekurangan jaringan.c)tirah baring lama dapat menurunkan kemampuan. Ini dapat terjadi karena keterbatasan aktivitas yang mengganggu periode istirahat.d)meningkatkan relaksasi dan penghematan energy, memusatkan kembali perhatian dan dapat meningkatkan koping.e)membantu dalam manajemen kebutuhan tidur.

4.ImplementasiImplementasi merupakan tahap keempat dari proses keperawatan dimana rencana keperawatan dilaksanakan :a.Mengkaji tanda-tanda adanya dehidrasi1)Kulit kering dan turgor buruk, selaput lendir kering, mata cekung.2)Urine jadi lebih pekat dan ologuri3)Lemah, hypotensi, vertigo dan syncopeb.Memonitor tanda-tanda vitalc.Memberikan cairan sesuai programd.Memberikan nutrisi porsi kecil tapi seringe.Menimbang BB secara periodikf.Mengobservasi tanda-tanda komplikasi asidosis metabolik.g.Menganjurkan klieen untuk perbanyak istirahat.h.Menyediakan ruangan yang sejuk.i.Mengintervensipsikologisj.Memp[ertahankan kebersihan mulutk.Memberikan terapi anti emetik sesuai program.

5.EvaluasiTahap evaluasi menentukan kemajuan pasien terhadap pencapaian hasil yang diinginkandan respon pasien terhadap dan keefektifan intervensi keperawatan. Kemudian mengganti rencana perawatan jika diperlukan.Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan(Verney, 2005).

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. S DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI RUANG MASTUPA KLINIK UMUM BAITURRAHMAN GARUTA. Pengkajian 1. Identitas KlienNama: Ny. SUmur: 23 TahunPendidikan : SMAPekerjaan : IRTTgl Masuk: 08-10-2010 jam 15.20 WIBTgl Pengkajian : 08-10-2010Diagnosa Medis : G2P1A0 Hiperemesis GravidarumAlamat: Kadungora Garut

Identitas Penanggung JawabNama : Tn. DUmur: 28 TahunPendidikan : SMAPekerjaan : WiraswastaAlamat: Kadungora GarutHubungan Dengan Klien: Suami

2. Riwayat Kesehatan a. Keluhan UtamaKlien mengeluh mual dan sering muntahb. Riwayata Kesehatan SekarangPada tanggal 08-10-10 pukul 15.20 WIB klien datang ke Klinik Baiturrahman dengan keluhan sedang hamil 7 minggu dan selama 3 hari klien mual dan muntah-muntah, mual dan muntah terjadi bila klien memakan asupan nutrisi (mengkonsumsi makanan seperti nas) keluhan berkurang jika klien tidak makan dan beristirahat dengan lama di tempat tidur.

c. Riwayat Kesehatan Dahulu Klien mengatakan belum pernah mengalami keadaan seperti ini pada kehamilan sebelumnya. Klien mengatakan tidak mempunyai penyakit menular ataupun penyakit keturunan yang dapat mempengaruhi keadaan janinnya. d. Riwayat Kesehatan KeluargaMenurut penuturan klien dan suaminya bahwa diantara keluarga klien tidak mempunyai penyakit menular ataupun penyakit keturunan.

e. Riwayat GinekologiRiwayat Menstruasi Menarche: 13 Tahun Siklus: 30 Hari Lamanya: 7 10 Hari Banyaknya: 3 kali ganti balutan (hari pertama dan ke dua) Warna : merah kehitam hitaman Bau / sifat : Amis / cair dan ada yang menggumpal Dismenorhoe: Kadang-kadang Riwayat Perkawinan Istri Usia perkawinan : 20 Tahun Pernikahan : Pertama Usia Pernikahan : 3 tahunSuami Usia perkawinan : 25 Tahun Pernikahan : Pertama Usia Pernikahan : 3 tahun

3. Pemeriksaan Fisik a. Keadaan Umum Penampilan : klien lemahKesadaran : Compos MentisBerat badan : BB awal: 56 kg BB sekarang: 53 kgb. Tanda- tanda VitalT: 110 / 70 mmHgR : 20 x/menitP: 100 x/menitS : 36,6 oCc. Data Aspek Biologis1. Sistem Neurologisa. Tes fungsi serebralKesadaran: Compos mentisOrientasi: baik, terbukti klien dapat menyebutkan waktu, orang dan tempatMemori: baik, terbukti klien dapat mengingat umur pernikahannyaBicara: baik, terbukti klien dapat berbicara dengan jelas lancar dan nyambungb. Tes fungsi syaraf cranialFungsi penciuman: baik, terbukti klien dapat membedakan bau minyak wangi dan bau minyak telonFungsi penglihatan : bai, terbukti klien mampu membaca tulisan dengan jarak 50 cmReflek pupil: baik, terbukti pupil klien dapat membesar dan mengecil sesuai pencahayaanGerakan bola mata : baik, terbukti mata klien dapat digerakan ke segala arahKesimetrisan wajah: simetris antara muka bagian kiri dan kanan, wajah tampak pucatTes pengecapan : baik, terbukti klien dapat membedakan rasa makanan yang dimakannyaFungsi mengunyah: klien dapat mengunyah makananFungsi menelan : klien dapat menelan makanannya dengan baikc. Tes Fungsi MotorikKeseimbangan dan koordinasi Klien tidak dapat berdiri dan berjalan sendiri karena klien masih lemahKekuatan OtotGerakan normal penuh menentang gravitasinya dengan sedikit penahananTonus otot Klien mampu memfleksikan otot dan mampu menahan keadaan fleksinya dari tenaga dorongan pemeriksad. Tes fungsi sensorikEkstremitas atas dan bawah baik, terbukti klien dapat merasakan panas (air hangat) dan dingin (alkohol).

2. Sistem Pernafasan a. Hidung Lubang hidung kiri dan kanan simetris, kebersihan hidung bersih (tidak ada sekret), fungsi penciuman baik, terbukti klien dapat membedakan bau minyak wangi dan bau minyak telon.b. Dada Dada kiri dan kanan simetrisc. Pola pernafasan Frekuensi nafas 20x/menit irama teraturd. Paru Bunyi paru vesikuler, tidak ada kelainan pada saat pemeriksaan auskultasi

3. Sistem KardiovaskulerBunyi jantung klien normal lub dub (S1 dan S2) Oedema tidak ada, Td 110/70 mmHg, Nadi 100x/menit, keluhan tidak ada

4. Sistem GastrointestinalMulut: mulut kering, tidak ada pembengkakan dan nyeri, fungsi pengecapan baik, gigi terlihat bersih, warna gusi merah muda, lidah kering, nafsu makan berkurang, keluhan : nafsu makan berkurangAbdomen : bentuk datar, tidak terdapat asites, keadaan bersih, klien mengeluh mual dan muntah-muntah 3 hari yang lalu dan nyeri epigastriumHepar : tidak ada pembesaran

5. Sistem PerkemihanProduksi urine 3 x/hari, warna kuning jernih, tidak ada keluhan.

6. Sistem Muskuloskeletal Extremitas atas Extremitas atas simetris dengan kekuatan otot, dan pada extremitas kanan atas terpasang infus RL + Neurobion 20 gtt/menitExtremitas bawahExtremitas bawah simetris dengan kekuatan otot, tidak ada oedema dan nyeri tekanPersendian Tidak terdapat deformitas, tidak ada kekakuan pergerakan, Keluhan : badan klien terasa lemah 7. Sistem integumenDistribusi rambut merata, warna hitam, keadaan bersih, keadaan kuku pendek dan bersih, warna kulit sawo matang, turgor menurun, kulit agak kering.

8. Sistem endokrinTidak terdapat pembesaran kelenjar tyroid, distribusi rambut menyebar, merata pada bagian tubuh yang norma, keluhan : tidak ada

9. Sistem penglihatanLetak simetris antara mata kiri dan kanan, sklera putih, konjungtiva merah muda, tidak tampak adanya kotoran, fungsi penglihatan baik terbukti klien dapat membaca tulisan dari jarak 50 cm, mata cekung, keluhan : tidak ada

10. Sistem pendengaranSimetris antara telinga kanan dan kiri, tidak ada serumen, odema tidak ada, pendengaran klien baik terbukti klien merespon saat dipanggil namanya oleh perawat.

d. Data Aspek PsikologisKlien merasa cemas dengan keadaannya, karena takut terjadi apa-apa terhadap perkembangan kesehatan janin yang dikandungnya.

e. Data Aspek SosialPola interaksi klien dengan keluarga baik dan interaksi dengan perawat juga baik

f. Data Aspek SpiritualKlien beragama Islam, klien dan keluarganya selalu berdoa untuk kesembuhan penyakit klien.

4. Aktivitas Sehari-hariNo.Aktivitas KlienDi RumahDi Klinik

1.

2.

3.

4.

5. Pola nutrisiMakan : Frekuensi makanPorsi makanDietNafsu makanMinum : Jenis minumFrekuensi

Pola Kebersihan Frekuensi mandiMencuci rambutGosok gigiPotong kuku

Pola istirahat tidurJam tidur siangJam tidur malam

Pola EliminasiBAB : Frekuensi BABKonsistensiWarna FecesBAK :FrekuensiWarna urine

3x/ hariHabis 1 porsiNasi, lauk pauk, sayuranBerkurang

Air putih + air teh7-8x/hari

2x/hari2x/hari2x/hariBila sudah panjang

2 jam 8 jam

1x/hari padatKhas kuning feces

4-5x/hariKhas urine

3x/hariHabis porsiMakan lunakBerkurang

Air putih5-6x/hari

1x/hariBelum pernah1x/hariBelum pernah

Tidak pernah 6 jam

1x/hari padatKhas kuning feces

3x/hariKhas urine (kuning jernih)

5. Pemeriksaan PenunjangNo.Jenis PemeriksaanHasil Tgl 8-10-10Hasil Tgl 9-10-10Nilai Normal

1.Hb13,012,5Lk : 14-18, Pr : 12-16

2.Leukosit700060004.000 10.000

3.Eritrosit54Lk : 5-6 juta, Pr : 4,5 5 juta

4.Trombosit190.000212.000150.000 450.000

5.Hematokrit363035% - 52%

6.Diff count

Eosinofil342 - 4%

Segmen567050 70 %

Limposit 373020 40 %

Monosit 542 3%

6. Therapi Tanggal 08 10 10 Therapi oral: Bufantacyd syr 3 x 1 cth ( jam sebelum makan) Caviplex 1 x 1 tab (sesudah makan) Sanmol 3 x 1 tabTherapi Parenteral: Sotatic Inj 2 x1 Vit C inj 2 x 1Infus: RL + Neurobin 20 gtt/menitTanggal 09 10 10 Therapi Oral: Bufantacyd syr 3 x 1 cth ( jam sebelum makan) Caviplex 1 x 1 tab (sesudah makan) Sanmol 3 x 1 tab Voldiamer 3 x 1 tabTherapi Parenteral: Sotatic Inj 2 x1 Vit C inj 2 x 1Infus : RL + Neurobin 20 gtt/menitB. Analisa DataNo. Data Etiologi Masalah

1.

2.

3.

Ds : klien mengeluh 3 mual dan muntah-muntah

Do : klien lemah Klien muntah-muntahBibir keringLidah keringWajah pucatMata cekungTurgor menurun

Ds : klien mengeluh 3 hari mual dan muntah-muntahKlien mengatakan nafsu makan berkurang

Do : klien lemahPorsi makan habis porsi

Ds : klien mengaku cemas dengan keadaannya

Do : klien menanyakan tentang penyakitnyaKlien tampak cemasPeningkatan level hormon estrogen dan HCGMerangsang bagian dari otak (medula vomiting center)Mual dan muntahNafsu makan (intake) berkurang, muntah (output) bertambahDefisit cairan tubuh

Peningkatan level estrogen dan HCGMerangsang bagian dari otak (medula vomiting center)Mual dan muntahNafsu makan berkurangGangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi

Kurangnya informasi dan pengetahuan Stimulus cemasGangguan rasa aman cemasGangguan keseimbangan cairan tubuh kurang dari kebutuhan

Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan

Gangguan rasa aman cemas

C. Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas Masalah1. Gangguan pemenuhan kebutuhan cairan kurang dari kebutuhan sehubungan dengan tidak seimbangnya intake dan output yang ditandai dengan :Ds : klien mengeluh 3 hari mual dan muntah-muntahDo : K/u klien lemahLidah keringBerat badan menurun 3 kgWajah pucatKlien muntah-muntahMata cekung Bibir keringTurgor menurun2. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan sehubungan dengan mual dan muntah yang ditandai dengan : Ds : klien mengeluh 3 hari mual dan muntah-muntahKlien mengatakan nafsu makan berkurangDo : k/u klien lemahPorsi makan habis porsi3. Gangguan rasa aman cemas sehubungan dengan kurangnya informasi dan pengetahuan yang ditandai dengan :Ds : klien mengeluh dengan keadaannyaDo : klien menanyakan tentang keadaannyaKlien tampak cemas

D. Proses KeperawatanNo.Diagnosa KeperawatanPerencanaanImplementasi Evaluasi

Tujuan Intervensi Rasionalisasi

1. Gangguan keseimbangan cairan tubuh sehubungan dengan tidak seimbangnya intake dan output yang ditandai dengan :Ds : klien mengeluh 3 hari mual dan muntah-muntah

Do : k/u klien lemahBerat badan menurun 3 kgKlien muntah-muntahBibir kering Lidah keringWajah pucatMata cekungTurgor menurun

Dalam dua hari gangguan keseimbangan cairan tubuh terpenuhi dengan kriteria : Klien tidak mual dan muntah-muntah Klien tampak segar Berat badan naik Bibir lembab Lidah lembab Wajah segar Mata tidak cekung Turgor baik Observasi tanda-tanda dehidrasi

Timbang berat badan 1x/hari

Anjurkan klien untuk banyak minum

Berikan cairan infus RL + Neurobion 20 gtt/menit

Berikan obat anti emetik sesuai dengan advise dokterDengan mengobservasi tanda-tanda dehidrasi dapat mengetahui seberapa parah klien mengalami kekurangan cairan

Cairan dalam tubuh menempati proporsi tertinggi, dengan menimbang berat badan akan diketahui kelebihan atau kekurangan cairan

Karena air merupakan zat yang cepat diabsorpsi oleh tubuh sehingga dapat mengganti cairan yang hilang

Dengan memberikan cairan infus maka kebutuhan cairan tubuh klien terpenuhi dan Neurobion adalah vitamin neurotropik yang didalamnya terdapat vit B6 yang bisa mengurangi rasa mual

Dengan memberikan obat anti emetik maka rasa mual klien akan hilangJam 15.30Tanggal 08-10-10 Mengobservasi tanda-tanda dehidrasi, misal kulit kering, mata cekung, berat badan turun

Jam 15.30 Menimbang berat badan dengan hasil berat badan turun 3 kg

Jam 15.30 Menganjurkan klien untuk banyak minum

Jam 15.30 Memberikan cairan infus RL + Neurobion 20 gtt/menit

Jam 15.30 Memberikan obat anti emetik sesuai dengan advise dokter Sotatic inj 2 x 1Tanggal 08-10-10 jam 20.00S : klien mengatakan mual berkurangO : k/u klien lemah berat badan tetap klien tidak muntah bibir kering lidah kering wajah pucat mata cekung turgor menurun

A : gangguan keseimbangan cairan tubuh belum teratasiP : lanjutkan intervensi lanjutkan therapi sesuai dengan advise dokter

2.Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan sehubungan dengan peningkatan kadar estrogen dan HCG yang ditandai dengan : Ds : klien mengeluh 3 hari mual dan muntah-muntah klien mengatakan nafsu makan berkurang

Do : k/u klien lemah porsi makan habis porsi Dalam dua hari gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi teratasi dengan kriteria : klien tidak mual dan muntah-muntah nafsu makan bertambah porsi makan habis klien tidak lemah Anjurkan klien untuk minum air hangat sebelum makan

Anjurkan klien untuk makan sedikit-sedikit tapi sering

Sajikan makanan dalam keadaan hangat dan menarikDengan minum air hangat diharapkan dapat mengurangi rasa mual sehingga klien bisa makan lebih banyak dari sebelumnya

Dengan memberikan makan sedikit-sedikit tapi sering diharapkan nutrisi dalam tubuh tetap terpenuhi

Dengan memberikan makanan dalam keadaan hangat dan menarik diharapkan mual berkurang dan merangsang nafsu makan Jam 16.00 Menganjurkan klien untuk minum air hangat sebelum makan

Jam 16.00 Menganjurkan klien untuk makan sedikit-sedikit tapi sering

Jam 16.00 Menyajikan makanan dalam keadaan hangat dan menarikTanggal 08-10-10 jam 20.30S : Klien mengatakan mual berkurang Nafsu makan ada

O : Porsi makan habis porsi Klien masih lemahA : gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi Lanjutkan pemberian therapi sesuai dengan advise dokter

3.Gangguan rasa aman cemas sehubungan dengan kurangnya informasi dan pengetahuan yang ditandai dengan : Ds : klien mengeluh cemas dengan penyakitnya

Do : Klien menanyakan tentang penyakitnya Klien tampak cemasDalam satu hari gangguan rasa aman cemas teratasi dengan kriteria : Klien tidak cemas Klien mengerti dengan penyakitnya Berikan penjelasan kepada klien tentang penyakitnya

Berikan support mentalDengan memberikan penjelasan kepada klien tentang penyakitnya diharapkan klien bisa mengerti dan memahami tentang penyakitnya sehingga tidak akan cemas lagi

Dengan memberikan support mental pada klien diharapkan dapat menambah keyakinan pada klien bahwa dirinya akan sembuh dan janin yang dikandungnya akan baik-baik saja Jam 16.30Memberikan penjelasan kepada klien tentang penyakitnya bahwa penyakitnya akan sembuh

Jam 16.30Memberikan support mentalTanggal 08-10-10 jam 22.00S : klien mengatakan sudah tidak cemas O : Klien tampak tenang Klien tidak menanyakan tentang penyakitnya

A : gangguan rasa aman cemas sudah teratasi

P : hentikan intervensi

E. Catatan Perkembangan Nama : Ny. SUmur : 23 TahunNo CM: 10636Tanggal Diagnosa Catatan PerkembanganParaf

09-10-10DP IS : Klien mengatakan mual kadang-kadang Klien mengatakan dari tadi malam sudah tidak muntahO : Klien tidak muntah k/u klie masih lemah bibir lembab lidah tidak kering wajah segar mata tidak cekung turgor baik berat badan naik 1 kgA : gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit teratasi sebagian

P : lanjutkan intervensi lanjutkan therapi sesuai advise dokterI : melanjutkan intervensi melanjutkan therapi sesuai dengan advis dokterE : masalah teratasi

09-10-10DP IIS : klien mengatakan mual kadang-kadang klien mengatakan nafsu makan adaO : porsi makan habis porsiA : gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan teratasi sebagian

P : lanjutkan intervensi lanjutkan therapi sesuai dengan advise dokter

I : melanjutkan therapi sesuai dengan advise doktertherapi oral : Bufantacyd syr 3 x 1 cth (ac)caviplex 1 x 1 tabsanmol 3 x 1 tabvoldiamer 3 x 1 tabtherapi parenteral :sotatic inj 2 x 1 vit c inj 2 x 1infus : RL + Neurobion 20 gtt/menit

E : Masalah teratasi

2.8 Definisi Perdarahan AntepartumPendarahan antepartum adalah pendarahan yang terjadi setelah kehamilan 28 minggu. Pendarahan antepartum merupakan pendarahan dari traktus genitalis yang terjadi antara kehamilan minggu ke 28 awal partus.Perdarahan setelah kehamilan 28 minggu biasanya lebih banyak dan lebih berbahaya daripada sebelum kehamilan 28 minggu; oleh karena itu memerlukan penanganan yang berbeda. Perdarahan antepartum yang berbahaya umumnya bersumber pada kelainan plasenta, sedangkan perdarahan yang tidak bersumber pada kelainan plasenta umpamanya kelainan serviks biasanya tidak seberapa berbahaya.Perdarahan antepartum yang bersumber pada kelainan plasenta, yang secara klinis biasanya tidak terlampau sukar untuk menentukannya, yaitu plasenta previa dan solusi plasenta. Oleh karena itu klasifikasi klinis perdarahan antepartum dibagi sebagai berikuta.Plasenta previab.Solusi plasentac.Perdarahan antepartum yang belum jelas sumbernya(idiopatik) seperti rupture sinus marginalis,plasenta letak rendah dan vasa previa.

2.8.1 Plasenta previaa) PengertianPlacenta previa adalah placenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen bawah uterus, sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir (Mansjoer, dkk, 2002). Placenta previa totalis adalah apabila setiap bagian placenta secara totalis menutupi osteum uteri internum atau seluruh ostium uteri internum tertutup ketika serviks berdilatasi lengkap (Bobak, dkk 2004)

b). EtiologiApa sebab terjadinya implatasi plasenta didaerah segmen bawah uterus tidak dapat dijelaskan. Namun demikian terdapat beberapa faktor yang berhubungan dengan peningkatan kekerapan terjadi plasenta previa yaitu : ParistaMakin banyak parista ibu, makin besar kemungkinan mengalami plasenta previa Usia ibu pada saat hamil. Bila usia ibu pada saat hamil 35 tahun atau lebih, makin besarkemungkinan kehamilan plasenta previa. Umur dan parista- Pada primigravida umur diatas 35 th lebih sering dari umur dibawah 25 th.- Pada parista tinggi lebih sering dari pada parista rendah- Di Indonesia plasenta previa banyak dijumpai pada umur paritas kecil disebabkan banyakwanita Indonesia menikah pada usia muda dimana endometrium belum matang. Adanya tumor-tumor : mioma uteri, polip endometrium. Kadang-kadang pada malnutrisic) KlasifikasiBerdasarkan atas terabaya jaringan plasenta melalui pembukaan jalan lahir pada waktu tertentu,plasenta previa dibagi dalam 4 klasifikasi yaitu :1) Plasenta previa totalis apabila seluruh pembukaan tertutup oleh jarngan plasenta2) Plasenta previa parsialis apabila sebagian pembukaan ternutup oleh jaringan plasenta3) Plasenta previa marginalis apabila pinggir plasenta berada terpat pada pinggir pembukaan4) Plasenta letak rendah apabila tepi plasenta melampau segmen bawah tetapi tepinya tidak mencapai ostium internum.

d). Manifestasi klinis Perdarahan yang terjadi bisa sedikit atau banyak. Perdarahan yang terjadi pertama kali, biasanya tidak banyak dan tidak berakibat fatal. Perdarahan berikutnya hampir selalu lebih banyak dari sebelumnya. Perdarahan pertama sering terjadi pada triwulan ketiga. Pasien yang datang dengan perdarahan karena plasenta previa tidak mengeluh adanya rasa sakit. Pada uterus tidak teraba keras dan tidak tegang. Bagian terbawah janin biasanya belum masuk pintu atas panggul dan tidak jarang terjadi letak janin (letak lintang atau letak sunsang) Janin mungkin masih hidup atau sudah mati, tergantung banyaknya perdarahan. Sebagian besar kasus, janinnya masih hidup.

e) Gejala utama Perdarahan yang terjadi berwarna segar, tanpa alasan dan tanpa rasa nyeri merupakan gejala utama.

f) KomplikasiPada ibu dapat terjadi perdarahan sehingga syok akibat perdarahan, aremia karena perdarahan plasentitis dan endometris pasca persalinan. Pada janin biasanya terjadi persalinan prematur dan komplikasinya seperti asfiksia berat.

g) PatofisiologiPerdarahan anterpatum yang disebabkan oleh plasenta previa umumnya terjadi pada triwulan ketiga kehamilan . Karena pada saat itu segmen bawah uterus lebih banyak mengalami perubahan berkaitan dengan makin tuanya kehamilan .Kemungkinan perdarahan anterpatum akibat plasenta previa dapat sejak kehamilan berusia 20 minggu. Pada usia kehamilan ini segmen bawah uterus telah terbentuk dan mulai menipis.Makin tua usia kehamilan segmen bawah uterus makin melebar dan serviks membuka. Dengan demikian plasenta yang berimplitasi di segmen bawah uterus tersebut akan mengalami pergeseran dari tempat implantasi dan akan menimbulkan perdarahan. Darahnya berwarna merah segar, bersumber pada sinus uterus yang atau robekan sinis marginali dari plasenta.

h) Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan penunjang sebagai data untuk menunjang diagnosa placenta previa secara pasti dapat dilakukan pemeriksaan : a. USG untuk diagnosa pasti, yaitu menentukan letak placenta b. Pemeriksaan darah : hemoglobin, hematokrit.

i) Manajemen TherapeutikHarus dilakukan di rumah sakit dengan fasilitas operasi. Sebelum dirujuk, anjurkan pasien untuk tirah baring total dengan menghadap kiri, tidak melakukan sanggama, menghindari peningkatan tekanan rongga perut missal batuk,mengedan karena sulit buang air besar).

Pasang infuse cairan Nacl fisiologis. Bila tidak memungkinkan, beri cairan proposal. Pantau tekanan darah dan frekuensi nadi pasien secara teratur tiap 15 menit untuk mendeteksi adanya hipotensi atau syok akibat perdarahan. Pantau pula BJJ dan pergerakan janin.Bila terjadi renjatan, segera lakukan resusitasi cairan dan trasfusi darah. Bila tidak teratasi, upayakan penyelamatan optimal. Bila teratasi, perhatikan usia kehamilan.Penanganan di rumah sakit dilakukan berdasarkan usia kehamilan. Bila terdapat renjetan, usia gestasi 500 ml,uterus tetanik,syok maternal sampai kematian janin dan koagulopati.4)Berdasarkan ada atau tidaknya perdarahan pervaginama) Solusio plasenta yang nyata/tampak (revealed)Terjadi perdarahan pervaginam,gejala klinis sesuai dengan jumlah kehilangan darah,tidak terdapat ketegangan uterus,atau hanya ringan.b) Solusio plasenta yang tersembunyi (concealed)Tidak terdapat perdarahan pervaginam,uterus tegang dan hipertonus,sering terjadi fetal distress berat. Tipe ini sering di sebut perdarahan Retroplasental.c) Solusio plasenta tipe campuran (mixed)Terjadi perdarahan baik retroplasental atau pervaginam,uterus tetanik.5)Berdasarkan luasnya bagian plasenta yang terlepas dari uterusa) Solusio plasenta ringanPlasenta yang kurang dari bagian plasenta yang terlepas. Perdarahan kurang dari 250 ml.b) Solusio plasenta sedangPlasenta yang terlepas bagian. Perdarahan bagian,perdarahan >1000 ml,terdapat fetal distress sampai dengan kematian janin,syok maternal serta koagulopati.

d) Patofisiologi1)Perdarahan dapat terjadi dari pembuluh darah plasenta atau uterus yang membentuk hematoma pada desidua,sehingga plasenta terdesak dan akhirnya terlepas. Apabila perdarahan sedikit,hematoma yang kecil itu hanya akan mendesak jaringan plasenta,pedarahan darah antara uterus dan plasenta belum terganggu,dan tanda serta gejala pun belum jelas. Kejadian baru diketahui setelah plasenta lahir,yang pada pemeriksaan di dapatkan cekungan pada permukaan maternalnya dengan bekuan darah yang berwarna kehitam-hitaman.Biasanya perdarahan akan berlangsung terus-menerus karena otot uterus yang telah meregang oleh kehamilan itu tidak mampu untuk lebih berkontraksi menghentikan perdarahannya. Akibatnya hematoma retroplasenter akan bertambah besar,sehingga sebagian dan seluruh plasenta lepas dari dinding uterus. Sebagian darah akan menyeludup di bawah selaput ketuban keluar dari vagina atau menembus selaput ketuban masuk ke dalam kantong ketuban atau mengadakan ektravasasi di antara serabut-serabut otot uterus.Apabila ektravasasinya berlangsung hebat,maka seluruh permukaan uterus akan berbercak biru atau ungu. Hal ini di sebut uterus Couvelaire (Perut terasa sangat tegang dan nyeri). Akibat kerusakan jaringan miometrium dan pembekuan retroplasenter,maka banyak trombosit akan masuk ke dalam peredaran darah ibu,sehinga terjadi pembekuan intravaskuler dimana-mana,yang akan menghabiskan sebagian besar persediaan fibrinogen. Akibatnya terjadi hipofibrinogenemi yang menyebabkan gangguan pembekuan darah tidak hanya di uterus tetapi juga pada alat-alat tubuh yang lainnya.Keadaan janin tergantung dari luasnya plasenta yang terlepas dari dinding uterus. Apabila sebagian besar atau seluruhnya terlepas,akan terjadi anoksia sehingga mengakibatkan kematian janin. Apabila sebagian kecil yang terlepas,mungkin tidak berpengaruh sama sekali,atau juga akan mengakibatkan gawat janin. Waktu sangat menentukan beratnyaa gangguan pembekuan darah,kelainan ginjal,dan keadaan janin. Makin lama penanganan solusio plasenta sampai persalinan selesai,umumnya makin hebat komplikasinya.2) Pada solusio plasenta,darah dari tempat pelepasan akan mencari jalan keluar antara selaput janin dan dinding rahim hingga akhirnya keluar dari serviks hingga terjadilahperdarahan keluaratau perdarahan terbuka.Terkadang darah tidak keluar,tetapi berkumpul di belakang plasenta membentuk hematom retroplasenta. Perdarahan semacam ini disebut perdarahan ke dalam atauperdarahan tersembunyi.Solusio plasenta dengan perdarahan tersembunyi menimbulkan tanda yang lebih khas karena seluruh perdarahan tertahan di dalam dan menambah volume uterus. Umumnya lebih berbahaya karena jumlah perdarahan yang keluar tidak sesuai dengan beratnya syok. Perdarahan pada solusio plasenta terutama berasal dari ibu,namun dapat juga berasal dari anak.Perdarahan keluarPerdarahan tersembunyi

1. Keadaan umum penderita relative lebih baik.2. Plasenta terlepas sebagian atau inkomplit.3. Jarang berhubungan dengan hipertensi.a. Keadaan penderita jauh lebih jelek.1. Plasenta terlepas luas,uterus keras/tegang.2. Sering berkaitan dengan hipertensi.

Terlepasnya plasenta sebelum waktunya menyebabkan timbunan darah antara plasenta dan dinding uterus yang menimbulkan gangguan penyulit terhadap ibu dan janin.Penyulit terhadap ibuPenyulit terhadap janin

1. Berkurangnya darah dalam sirkulasi darah umum2. Terjadi penurunan tekanan darah,peningkatan nadi dan pernapasan3. Ibu tampak anemis4. Dapat timbul gangguan pembekuan darah,karena terjadi pembekuan intravaskuler diikuti hemolisis darah sehingga fibrinogen makin berkurang dan memudahkan terjadinya perdarahan (hipofibrinogenemia)5. Dapat timbul perdarahan packapartum setelah persalinan karena atonia uteri atau gangguan pembekuan darah6. Dapat timbul gangguan fungsi ginjal dan terjadi emboli yang menimbulkan komplikasi sekunder7. Timbunan darah yang meningkat dibelakang plasenta dapat menyebabkan uterus menjadi keras,padat dan kaku.8. Tergantung pada luasnya plasenta yang lepas dapat menimbulkan asfiksia ringan sampai kematian dalam uterus.

e) Manifestasi KlinisGambaran klinis dari kasus-kasus solusio plasenta diterangkan atas pengelompokannya menurut gejala klinis :1. Solusio plasenta ringanSolusio plasenta ringan ini disebut juga ruptura sinus marginalis, dimana terdapat pelepasan sebagian kecil plasenta yang tidak berdarah banyak. Apabila terjadi perdarahan pervaginam, warnanya akan kehitam-hitaman dan sedikit sakit. Perut terasa agak sakit, atau terasa agak tegang yang sifatnya terus menerus.Walaupun demikian, bagian-bagian janin masih mudah diraba. Uterus yang agak tegang ini harus selalu diawasi, karena dapat saja menjadi semakin tegang karena perdarahan yang berlangsung. Salah satu tanda yang menimbulkan kecurigaan adanya solusio plasenta ringan ini adalah perdarahan pervaginam yang berwarna kehitam-hitaman.2. Solusio plasenta sedangDalam hal ini plasenta telah terlepas lebih dari satu per empat bagian, tetapi belum dua per tiga luas permukaan. Tanda dan gejala dapat timbul perlahan-lahan seperti solusio plasenta ringan, tetapi dapat juga secara mendadak dengan gejala sakit perut terus-menerus, yang tidak lama kemudian disusul dengan perdarahan pervaginam.Walaupun perdarahan pervaginam dapat sedikit, tetapi perdarahan sebenarnya mungkin telah mencapai 1000 ml. Ibu mungkin telah jatuh ke dalam syok, demikian pula janinnya yang jika masih hidup mungkin telah berada dalam keadaan gawat. Dinding uterus teraba tegang terus-menerus dan nyeri tekan sehingga bagian-bagian janin sukar untuk diraba. Apabila janin masih hidup, bunyi jantung sukar didengar. Kelainan pembekuan darah dan kelainan ginjal mungkin telah terjadi, walaupun hal tersebut lebih sering terjadi pada solusio plasenta berat.3. Solusio plasenta beratPlasenta telah terlepas lebih dari dua per tiga permukaannnya. Terjadi sangat tiba tiba. Biasanya ibu telah jatuh dalam keadaan syok dan janinnya telah meninggal. Uterusnya sangat tegang seperti papan dan sangat nyeri. Perdarahan pervaginam tampak tidak sesuai dengan keadaan syok ibu, terkadang perdarahan pervaginam mungkin saja belum sempat terjadi. Pada keadaan-keadaan di atas besar kemungkinan telah terjadi kelainan pada pembekuan darah dan kelainan/gangguan fungsi ginjal.Kelas GejalaKelas 0 asimtomatik Gejala tidak ada Diagnosis dibuat dengan menemukan pembekuan darah yang terorganisasi atau bagian yang terdepresi pada plasenta yang sudah dilahirkanKelas 1 ringan(Rupturan sinus marginalis atausebagian kecil plasenta yang tidakberdarah banyak) Tidak ada atau sedikit perdarahan dari vagina yang warnanya kehitam-hitaman Rahim yang sedikit nyeri atau terus menerus agak tegang Tekanan darah dan frekuensi nadi ibu yang normal Tidak ada koagulopati Tidak ada gawat janinKelas 2 sedang(Plasenta lepas lebih dari 1/4-nyatetapi belum sampai 2/3 luaspermukaannya) Tidak ada hingga adanya perdarahan dari vagina dalam jumlah yang sedang Nyeri pada uterus yang bersifat sedang hingga berat, bisa disertai kontraksi tetanik. Nyeri perut dirasakan terus menerus, uterus teraba tegang dan nyeri tekan Takikardi pada ibu dengan perubahan ortostatik pada tekanan darah dan frekuensi nadi. Ibu dapat jatuh ke dalam keadaan syok Gawat janin Hipofibrinogenemia (50 250 mg/dL), mungkin terjadi kelainan pembekuan darahKelas 3 berat(Plasenta telah terlepas lebih dari 2/3luas permukaannya) Tidak ada hingga perdarahanvagina yang berat Kontraksi tetanik uterus yang sangat nyeri Syok pada ibu Hipofibrinogenemia (