bab ii
TRANSCRIPT
-
5/23/2018 BAB II
1/10
BAB II
KONSEP DASAR
A. PengertianKista ovarium merupakan perbesaran sederhana ovarium normal, folikel degraf atau
korpus luteum atau kista ovarium dapat timbul akibat pertumbuhan dari epithelium
ovarium (Smelzer and Bare. 2002: 1556). Kista ovarium merupakan suatu tumor, baik
kecil maupun yang besar, kistik atau padat, jinak atau ganas yang berada di ovarium.
Dalam kehamilan, tumor ovarium yang dijumpai paling sering ialah kista dermoid, kista
coklat atau kista lutein. Tumor ovarium yang cukup besar dapat menyebabkan kelainan
letak janin dalam rahim atau dapat menghalang halangi masuknya kepala ke dalam
panggul (Wiknjosastro, 2005). Kistoma ovari adalah kista yang permukaannya rata dan
halus, biasanya bertangkai, bilateral dan dapat menjadi besar. Dinding kista tipis berisi
cairan serosa dan berwarna kuning. Pengumpulan cairan tersebut terjadi pada indung
telur atau ovarium (Mansjoer, 2000: 388; Kondas, 2008) Jadi, dapat disimpulkan kista
ovarium adalah kantong abnormal yang berisi cairan atau neoplasma yang timbul di
ovarium yang bersifat jinak juga dapat menyebabkan keganasan.
B. EtiologiEtiologi dari kista ovarium sampai sekarang diketahui secara pastiakan tetapi dilihat
menurut klasifikasinya yaitu tumor ovarium nonneoplastik dan tumor ovarium neoplastik
jinak maka penyebab kista ovarium adalah sebagai berikut:
1. Tumor NonneoplastikTumor nonneoplastik jinak disebabkan karena ketidakseimbangan hormon
progesteron dan estrogen.
a. Tumor akibat radangTermasuk disini abses ovarial, abses tubo-ovarial dan kista tubo ovarial.
b. Tumor lain1) Kista Folikel
Kista ini berasal dari folikel de graaf yang tidak sampai berovulasi, namun
tumbuh terus menjadi kista folikel atau dari beberapa folikel primer yang
setelah bertumbuh di bawah pengaruh estrogen tidak mengalami proses
atresia yang lazim melainkan menjadi membesar menjadi kista.
2) Kista Korpus LuteumKista ini terjadi akibat perdarahan yang sering terjadi didalam korpus luteum,
berisi cairan yang berwarna merah coklat karena darah tua.
-
5/23/2018 BAB II
2/10
3) Kista LuteinKista ini biasanya bilateral dan menjadi membesar sebesar tinju. Tumbuhnya
kista ini adalah akibat dari pengaruh hormon koriogonadotropin yang
berlebihan.
4) Kista Inklusi GerminalKista ini terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian bagian kecil dari epitel
germinativum pada permukaan ovarium.
5) Kista EndometriumBelum diketahui penyebabnya dan tidak ada hubungannya dengan
endometroid.
6) Kista Stein-LaventhalKista ini dikenal sebagai sindrom Stein-Laventhal dan kiranya disebabkan
oleh ketidakseimbangan hormonal.
c. Tumor Neoplastik JinakTumor neoplastik jinak terdiri dari :
1) Tumor Kistika) Kistoma ovarii simpleks
Kistoma ovarii simpleks diduga kista ini adalah suatu jenis kistadenoma
serosum yang kehilangan epitel kelenjarnya berhubung dengan tekanan
cairan dalam kista.
b) Kistadenoma Ovarii MusinosumAsal kista ini belum pasti, menurut Mayer, mungkin kista ini berasal dari
suatu teratoma dimana dalam pertumbuhannya satu elemen mengalahkan
elemen lainnya.
c) Kistadenoma Ovarii SerosumPada umumnya kista ini berasal dari epitelpermukaan ovarium(germinal ephitelium).
d) Kista endometrioidKista ini tidak ada hubungannya dengan endometriosis ovari.
e) Kista dermoidKista dermoid suatu teratoma kistik yang jinak dimana struktur- struktur
ektodermal dengan diferensiasi sempurna, seperti epitel kulit, rambut, gigi
dan produk glandula sebasea berwarna putih kuning menyerupai lemak
nampak lebih menonjol daripada elemen
elemen endoderm dan
mesoderm. Bahan yang terdapat dalam rongga kista ini ialah produk dari
-
5/23/2018 BAB II
3/10
kelenjar sebasea berupa massa lembek seperti lemak bercampur dengan
rambut(Wiknjosastro, 2005; Mansjoer, 2001).
2. Penyebab dari kista belum diketahui secara pasti, kemungkinan disebabkan olehbeberapa faktor pendukung, yaitu:
a. Ketidakseimbangan hormon progesteron dan estrogenb. Pertumbuhan folikel yang tidak terkontrolc. Degenerasi ovariumd. Gaya hidup tidak sehat yakni dengan:
1. Konsumsi makanan yang tinggi lemak, kurang serat dan makananberpengawet.
2. Penggunaan zat tambahan pada makanan.3. Kurang berolah raga.4. Merokok dan mengkonsumsi alkohol5. Terpapar dengan polusi dan agen infeksius6. Sering stress
e. Faktor genetikDalam tubuh kita terdapat gen gen yang berpotensi memicu kanker yaitu
yang disebut protoonkgen, karena suatu sebab tertentu misalnya karena
makan makanan yang bersifat karsinogen, polusi atau terpapar zat kimia
tertentu atau atau karena radiasi, protoonkgen ini dapat berubah menjadi
onkgen yaitu gen pemicu kanker.(Ryta, 2008)
C. PatofisiologiBanyak tumor tidak menunjukkan gejala dan tanda, terutama tumor ovarium yang
kecil. Sebagian besar gejala dan tanda adalah akibat dari pertumbuhan, aktivitas
endokrin dan kompikasi tumortumor tersebut.
1. Akibat pertumbuhanAdanya tumor di dalam perut bagian bawah bisa menyebabkan pembenjolan
perut.Tekanan terhadap alatalat disekitarnya disebabkan oleh besarnya tumor atau
posisisnya dalam perut. Apabila tumor mendesak kandung kemih dan dapat
menimbulkan gangguan miksi, sedang suatu kista yang lebih besar tetapi terletak
bebas dirongga perut kadang kadang hanya menimbulkan rasa berat dalam perut
serta dapat juga mengakibatkan obstipasi, edema pada tungkai.
-
5/23/2018 BAB II
4/10
2. Akibat aktivitas hormonaLPada umumnya tumor ovarium tidak mengubah pola haid kecuali jika tumor itu
sendiri mengeluarkan hormon.
3. Akibat komplikasia. Perdarahan ke dalam kista Biasanya terjadi sedikit sedikit sehingga
berangsur angsur menyebabkan pembesaran luka dan hanya menimbulkan
gejala gejala klinik yang minimal. Akan tetapi kalau perdarahan terjadi
dalam jumlah yang banyak akan menimbulkan nyeri di perut.
b. Putaran tangkaiTerjadi pada tumor bertangkai dengan diameter 5 cm atau lebih. Adanya
putaran tangkai menimbulkan tarikan melalui ligamentum
infundibulopelvikum terhadap peritoneum parietale dan ini menimbulkan rasa
sakit.
c. Infeksi pada tumorTerjadi jika di dekat tumor ada sumber kuman patogen. Kista dermoid
cenderung mengalami peradangan disusul pernanahan.
d. Robek dinding kistaTerjadi pada torsi tangkai, akan tetapi dapat pula sebagai akibat trauma, seperti
jatuh atau pukulan pada perut dan lebih sering pada saat persetubuhan. Jika,
robekan kista disertai hemoragi yang timbul secara akut, maka perdarahan
bebas berlangsung ke uterus ke dalam rongga peritoneum dan menimbulkan
rasa nyeri terus menerus disertai tanda tanda abdomen akut.
e. Perubahan keganasan Setelah tumor diangkat perlu dilakukan pemeriksaanmikroskopis yang seksama terhadap kemungkinan perubahan keganasan.
Adanya asites dalam hal ini mencurigakan, adanya anak sebar (metastasis)
memperkuat diagnosa keganasan.(Wiknjosastro, 2005). Kista dermoid adalah
tumor yang diduga berasal dari bagian ovum yang normalnya menghilang saat
maturasi. Asalnya tidak teridentifikasi dan terdiri atas sel sel embrional yang
tidak berdiferensiasi. Kista ini tumbuh dengan lambat dan ditemukan selama
pembedahan yang mengandung material sebasea kental, berwarna kuning,
yang timbul dari lapisan kulit. Rambut, gigi, tulang dan banyak jaringan
lainnya ditemukan dalam keadaan rudimenter pada kista ini. Kista dermoid
hanya merupakan satu tipe lesi yang dapat terjadi. Banyak tipe lainnya dapat
terjadi dan pengobatannya tergantung pada tipenya(Smeltzer and Bare, 2001).
-
5/23/2018 BAB II
5/10
D. Manifestasi KlinisKebanyakan tumor ovarium tidak menunjukkan gejala dan tanda. Sebagian besar
gejala dan tanda yang ditemukan adalah akibat pertumbuhan, aktivitas hormonal atau
komplikasi tumor tersebut. Gejala dan tanda tersebut berupa benjolan di perut,
mungkin ada keluhan rasa berat, gangguan atau kesulitan defekasi karena desakan,
udem tungkai karena tekanan pada pembuluh balik atau limfa dan rasa sesak karena
desakan diafragma ke kranial. Bila tumor tersebut menghasilkan hormon, kadang ada
gangguan hormonal berupa ganguan haid. Mungkin timbul komplikasi berupa asites,
atau gejala sindrom perut akut, akibatnya putaran tungkai tumor atau gangguan
peredaran darah karena penyebab lain ( Sjamjuhidajat, 2004 ).
E. Proses Penyembuhan LukaTanpa memandang bentuk, proses penyembuhan lukaadalah sama. Perbedaan terjadi, menurut waktu pada tiap tiap fase penyembuhan
dan waktu granulasi jaringan. Fase fase penyembuhan luka antara lain:
1. Fase IPada fase ini leukosit mencerna bakteri dan jaringan rusak, terbentuk fibrin yang
tertumpuk mengisi luka dari benang fibrin. Lapisan tipis dari sel epitel bermigrasi
lewat luka dan membantu menutupi luka. Kekuatan luka rendah tapi luka dijahit
akan menahan jahitan dengan baik. Setelah besar pasien akan merasa sakit pada
fase ini dan belangsung selama 3 hari.
2. Fase IIFase II ini berlangsung 3 sampai 14 hari setelah pembedahan, leukosit mulai
menghilang dan ceruk mulai berisi kolagen serabut protein putih. Semua lapisan
sel epitel beregenerasi dalam 1 minggu, jaringan ikat kemerahan karena banyak
pembuluh darah. Tumpukan kolagen akan menunjang luka dengan baik dalam 6
sampai 7 hari. Jadi jahitan bisa diangkat pada fase ini, tergantung pada tempat dan
luasnya bedah.
3. Fase IIIPada fase III ini, kolagen tertumpuk, hal ini menekan pembuluh darah baru dan
arus darah menurun. Luka sekarang terlihat seperti berwarna merah jambu yang
luas, terjadi pada minggu kedua hingga enam minggu post bedah, pasien harus
menjaga agar tidak mengguna otot yang terkena.
4. Fase IVFase IV berlangsung beberapa bulan setelah bedah, pasien akan mengeluh gatal
diseputar luka walau kolagen terus menimbun. Pada waktu ini luka menciut dan
-
5/23/2018 BAB II
6/10
menjadi tegang. Bila luka dekat persendian akan terjadi kontraktur karena
penciutan luka akan terjadi ceruk yang belapis putih (Long, 1996).
F. Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan penunjang yang dapat menolong dalam pembuatan diagnosis yang tepat
pada kista ovarium ialah:
1. LaparoskopiPemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah sebuah tumor berasal
dari ovarium atau tidak dan untuk menentukkan sifat sifat tumor itu.
2. UltrasonografiDengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor, apakah tumor
berasal dari uterus, ovarium atau kandung kencing, apakah kistik atau solid dan
dapat dibedakan pula antara cairan dalam rongga perut yang bebas dan yang tidak.
3. Foto RontgenPemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrotoraks. Selanjutnya, pada
kista dermoid kadang kadang dapat dilihat adanya gigi dalam tumor.
4. ParasintesisTelah disebut pada pungsi pada asites berguna untuk menentukan sebab asites.
Perlu diingatkan bahwa tindakan tersebut dapat mencemari kavum peritonei
dengan isi kista bila dinding kista tertusuk. (Wiknjosastro, 2005).
G. PenatalaksanaanPada prinsipnya, tumor ovarium memerlukan pembedahan, tetapi ada beberapa kista
benigna yang pada umumnya tidak memerlukan pembedahan seperti kista folikel de
graf, kista korpus luteum dan kista endometrium. Penatalaksanaan pada tumor
berbedabeda tergantung jenis tumor neoplastik ganas atau tidak.
1. Tumor ovarium nonneoplastikTumor ovarium yang tidak memberikan gejala / keluhan pada penderita dan yang
besarnya tidak melebihi jeruk nipis dengan diameter kurang dari 5 cm termasuk
tumor nonneoplastik. Tidak jarang tumor tumor tersebut mengalami pengecilan
menghilang. Maka tindakan yang dilakukan ialah: secara spontan
a. Menunggu selama 2 sampai 3 bulan.
b. Mengadakan pemeriksaan ginekologik berulang.
c. Mengamati peningkatan pertumbuhan tumor.
d. Mempertimbangkan tindakan operatif, apabila kesimpulan dari hasil observasi
tumor tersebut bersifat neoplastik.
-
5/23/2018 BAB II
7/10
2. Tumor ovarium neoplastik tidak ganasTindakan yang dilakukan pada tumor ovarium neoplastik yang tidak ganas ialah :
a. Pengangkatan tumor ini adalah dengan pengangkatan reseksi pada bagianovarium yang mengandung tumor.
b. Jika tumornya besar atau ada komplikasi perlu dilakukan pengangkatanovarium disertai dengan pengangkatan tuba (salpingo-ooforektomi).
c. Operasi kedua dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui apakah ditemukantumor pada satu atau dua ovarium.
d. Operasi tumor ovarium yang diangkat harus terbuka, untuk mengetahuiapakah ada keganasan atau tidak. Jika keadaan meragukan, perlu pada saat
operasi dilakukan pemeriksaan sediaan yang dibekukan (frozen section) oleh
seorang ahli patologi anatomik untuk mendapatkan kepastian apakah tumor
tersebut ganas atau tidak.
3. Histerektomi dan salpingo-ooforektomi bilateralOperasi yang tepat jika terdapat keganasan adalah dengan histerektomi dan
salpingo-ooforektomi bilateral (pengangkatan kedua tuba). Pada wanita muda
yang masih ingin mempunyai keturunan dan dengan tingkat keganasan tumor
yang rendah (misalnya tumor sel granulosa), dapat dipertanggungjawabkan untuk
mengambil risiko dengan melakukan operasi yang tidak bersifat radikal.
(Sjamjuhidajat, 2004 ; Wiknjosastro, 2005 )
-
5/23/2018 BAB II
8/10
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN TEORI
KISTA OVARIUM
A. PengkajianDalam melakukan asuhan keperawatan, pengkajian merupakan dasar utama dan
hal yang penting di lakukan baik saat pasien pertama kali masuk rumah sakit
maupun selama pasien dirawat di rumah sakit.
1. BiodataIdentitas klien : Pada dasarnya terjadi pada wanita yang berumur umur 19-46
tahun, dan sudah menikah.
2. Riwayat kesehatana. Keluhan utama : nyeri di sekitar area jahitan post op.
b. Riwayat kesehatan sekarang: mengeluhkan ada gangguanketidaknyamanan.
c. Riwayat kesehatan dahulu : pernahkah menderita penyakit seperti yangdiderita sekarang, pernah dilakukan operasi.
d. Riwayat kesehatan keluarga: aanggota keluarga yang menderita tumoratau kanker terutama pada organ reproduksi.
e. Riwayat obstretikus, meliputi:1) Menstruasi : menarche usia rata rata 11 tahun , lama nya tidak teratur,
siklus tidak teratur, jumlah bayak, warna merah dan bau amis.
2) Riwayat perkawinan : berapa kali menikah, usia pernikahan tua.3) Riwayat persalinan : imatur4) Riwayat KB : tidak mengikuti KB
3. Pengkajian post operasi rutin ( Engram, 1999 )a. Kaji tingkat kesadaran ( rata rata mengalami penurunan kesadaran)
b. Ukur tanda tanda vital : Tekanan darah meningkat 140/90, nadi rata rata88 x/menit, suhu rata rata meningkat 38 drajat C, respiration rate
meningkat 19 x/menit.
1) Auskultasi bunyi napas2) Kaji turgor kulit3) Pengkajian abdomen
-
5/23/2018 BAB II
9/10
4) Inspeksi ukuran dan kontur abdomen Auskultasi bising usus Palpasiterhadap nyeri tekan dan massa Tanyakan tentang perubahan pola
defekasi Kaji status balutan.
5) Kaji terhadap nyeri atau mual6) Periksa laporan operasi terhadap tipe anestesi yang diberikan dan
menanyakan lamanya di bawah anestesi.
4. Data penunjanga. Pemeriksaan laboratorium pemeriksaan darah lengkap (Hemoglobin,
hematokrit, lekosit)
b. Terapi : terapi yang diberikan post operasi baik injeksi maupun peroralsesuai program dari dokter.
5. Perubahan pola fungsiData yang diperoleh dalam kasus kista ovarium menurut Doenges (2000)
adalah sebagai berikut :
a. Aktivitas / istirahatGejala : Kelemahan atau keletihan, adanya perubahan pola istirahat dan
jam kebiasaan tidur. Adanya faktor faktor yang mempengaruhi tidur,
misal: ansietas, nyeri, keterbatasan, partisipasi dalam hobi dan latihan.
b. Makanan/ cairanGejala : Mual atau muntah, anoreksia, perubahan pada berat badan.
c. NeurosensoriGejala : Pusing, sinkope.
d. Nyeri/ kenyamananGejala : Tidak ada nyeri/derajat bervariasi, misalnya ketidaknyamanan
ringan sampai berat (dihubungkan dengan proses penyakit).
e. EliminasiGejala : Perubahan pada pola defekasi, misal : darah pada feses, nyeri pada
defekasi. Perubahan eliminasi urinarius misalnya: nyeri atau rasa terbakar
pada saat berkemih, hematuria.
Tanda : Perubahan pada bising usus, distensi abdomen.
f. PernapasanGejala : Merokok (tembakau, hidup dengan seorang yang merokok),
pemajanan abses.
g. Integritas ego
-
5/23/2018 BAB II
10/10
Gejala : Faktor stres dan cara mengatasi stress, masalah tentang perubahan
dalam penampilan insisi pembedahan, perasaan tidak berdaya, putus asa,
depresi, menarik diri.
h. SirkulasiGejala : Palpitasi, nyeri dada perubahan pada tekanan darah.
i. KeamananGejala : Pemajanan pada kimia toksik, karsinogen pemajanan matahari
lama, berlebihan, demam, ruam kulit / ulserasi.
j. SeksualitasGejala : Perubahan pada tingkat kepuasan
k. Interaksi sosialGejala : ketidakadekuatan / kelemahan sistim pendukung, riwayat
perkawinan, masalah tentang fungsi.