bab ii

15
BAB II GAMBARAN BUDAYA Kebudayaan Arab merupakan integrasi dari berbagai budaya lokal. Wilayah Arab yang begitu luas terdiri dari berbagai suku dan bahasa yang memiliki karakteristiknya masing-masing. Namun demikian mereka memiliki banyak kesamaan pada aspek bahasa, adat istiadat, dan aspek budaya lainnya. Salah satu aspek paling dominan yang mempersatukan kebudayaan Arab yang bervarian tersebut adalah agama Islam. Islam menjadi media pemersatu kebudayaan Arab dan juga sebagai kekuatan inti bagi kelanggengan bahasa Arab. Adat istiadat yang berlaku pada bangsa Arab pada garis besarnya hanya terbagi pada dua kategori, yaitu adat istiadat pra Islam dan adat istiadat pasca Islam. Dan berikut ini adalah karakteristik-karakteristik dan ciri khas budaya arab. 2.1. Karakteristik Demografi Fitur demografis penduduk Arab Saudi, termasuk kepadatan penduduk, etnis, tingkat pendidikan, kesehatan rakyat, status ekonomi, afiliasi keagamaan dan aspek lain dari populasi. Demografi Arab Saudi, data FAO, tahun 2005 tentang jumlah penduduk. Saudi Arabia berpenduduk sebanyak 4 juta jiwa dan 1,6 juta jiwa yang bukan warga negara dengan 50% datang dari Asia Selatan. Kebanyakan masyarakat pribumi 3

Upload: dyah

Post on 27-Sep-2015

6 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

komunikasi lintas budaya arab

TRANSCRIPT

8

11

BAB II

GAMBARAN BUDAYA

Kebudayaan Arab merupakan integrasi dari berbagai budaya lokal. Wilayah Arab yang begitu luas terdiri dari berbagai suku dan bahasa yang memiliki karakteristiknya masing-masing. Namun demikian mereka memiliki banyak kesamaan pada aspek bahasa, adat istiadat, dan aspek budaya lainnya. Salah satu aspek paling dominan yang mempersatukan kebudayaan Arab yang bervarian tersebut adalah agama Islam. Islam menjadi media pemersatu kebudayaan Arab dan juga sebagai kekuatan inti bagi kelanggengan bahasa Arab. Adat istiadat yang berlaku pada bangsa Arab pada garis besarnya hanya terbagi pada dua kategori, yaitu adat istiadat pra Islam dan adat istiadat pasca Islam.

Dan berikut ini adalah karakteristik-karakteristik dan ciri khas budaya arab.

2.1.Karakteristik Demografi

Fitur demografis penduduk Arab Saudi, termasuk kepadatan penduduk, etnis, tingkat pendidikan, kesehatan rakyat, status ekonomi, afiliasi keagamaan dan aspek lain dari populasi. Demografi Arab Saudi, data FAO, tahun 2005 tentang jumlah penduduk.

Saudi Arabia berpenduduk sebanyak 4 juta jiwa dan 1,6 juta jiwa yang bukan warga negara dengan 50% datang dari Asia Selatan. Kebanyakan masyarakat pribumi datang dari keturunan Persia. Hampir semua rakyat di Uni Emirat Arab adalah Muslim. Sekitar 80% penduduknya bisa membaca dan menulis. Sensus penduduk Arab Saudi sejak April 2010 adalah 27.136.977, terdiri dari 18.707.576 warga Saudi dan 8.429.401 warga negara asing.

Sampai tahun 1960, sebagian besar penduduk Arab Saudi adalah nomaden atau seminomadic karena pertumbuhan ekonomi dan perkotaan yang cepat.Beberapa kota dan oasis memiliki kepadatan lebih dari 1.000 orang per kilometer persegi (2.600 / mil ). Penduduk Arab Saudi dicirikan oleh pertumbuhan penduduk yang cepat.Arab Saudi dikenal sebagai tempat kelahiran Islam yang mewajibkan semua muslim untuk menggunakannya sebagai tempat haji, atau ziarah ke Mekah, setidaknya sekali selama hidup jika mereka mampu melakukannya. Lingkungan budaya di Arab Saudi sangat konservatif, negara menganut interpretasi yang ketat hukum agama Islam (syariat). Budaya presentasi harus sesuai dengan standar etika yang didefinisikan secara sempit. Pria dan wanita tidak diizinkan untuk menghadiri acara publik bersama-sama dan dipisahkan di tempat kerja.

Saudi kebanyakan didominasi oleh etnis Arab. Beberapa berasal dari etnis campuran dan keturunan dari Turki, Iran, Somalia Indonesia, India, Rusia, Afrika yang sebagian besar bermigrasi sebagai peziarah dan berada di wilayah Hijaz di sepanjang pantai Laut Merah seperti Jeddah, Mekkah dan Madinah.

2.2.Karakteristik Sosiologis Culture

Beberapa karakteristik yang menunjukkan bahwa seseorang itu benar-benar orang Arab. Salah satu karakteristik yang pasti adalah rasa bangga menjadi orang Arab. Semua aspek fisik, geografis, dan agama mereka sangat beraneka ragam.Namun demikian, kefasihan dalam berbicara Arabic (atau dialek Arab) dan kecintaan terhadap budaya warisan Arab mungkin adalah dua hal paling penting.

Di dunia Arab modern, nilai-nilai tradisional sudah berubah. Hal ini disebabkan oleh urbanisasi, industrialisasi, dan berkurangnya suku-suku yang ada. Kini, hanya 5% dari orang Arab modern yang tinggal di gurun sebagai penggembala dan beberapa komunitas orang Arab yang cukup besar bisa ditemukan di hampir semua dunia barat. Sekitar 40% orang Arab tinggal di kota-kota besar. Hal ini telah menyebabkan ikatan tradisional keluarga dan suku putus. Kini, para wanita dan pria memiliki pendidikan yang lebih tinggi dan kesempatan kerja yang lebih besar. Banyak juga perubahan-perubahan lain yang menciptakan "kelas menengah" baru dalam masyarakat mereka. Komunitas imigran Arab (orang Arab yang tinggal di negara-negara bukan Arab) masuk dalam ketegori "kelas menengah". Karena para imigran Arab sangat terbuka terhadap budaya barat, budaya dan gaya hidup tradisional mereka telah mengalami banyak perubahan. Akibatnya, ikatan budaya mereka merenggang.

Ada berbagai jenis pekerjaan bagi sebagian besar imigran Arab. Hal ini sangat membantu kehidupan miskin mereka. Namun di sisi lain, hal tersebut mengendorkan ikatan tradisional keluarga mereka. Para wanita diberi kebebasan untuk meninggalkan rumah. Perjodohan dan tekanan sosial untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan agama tradisional pun semakin sedikit.

Dibanding struktur sosial di gurun atau desa Arab, struktur sosial para imigran Arab lebih rumit. Sekarang ini, kebanyakan imigran Arab mengakui jati diri mereka berdasar kebangsaan, bukan kesukuan.

Meskipun persatuan politik masih merupakan mimpi bagi masyarakat Arab, bahasa Arab masih menjadi pemersatu paling utama. Dalam upayanya melestarikan bahasa ibu mereka, Arab telah mempertahankan dua jenis bahasa Arabic. Jenis bahasa yang pertama adalah bahasa Arab klasik (classical Arabic) yaitu bahasa religius dan sastra yang diucapkan dan dituliskan secara seragam di dunia Arab. Jenis bahasa yang kedua adalah bahasa Arab untuk percakapan sehari-hari (colloquial Arabic) yaitu bahasa lisan informal yang berbeda-beda, tergantung dialek masing-masing daerah. Kedua jenis bahasa tersebut digunakan oleh orang-orang Arab yang berpendidikan.

Beberapa upaya untuk memelihara tradisi budaya, seperti penamaan anak, telah dilakukan. Umumnya, nama seorang anak Arab mencerminkan tiga elemen penting dalam kehidupan Arab: sanak keluarga, rumah, dan agama. Jadi, seorang bocah lelaki mungkin saja bernama Muhammad bin Ibrahim al Hamza. "Muhammad" merupakan nama religiusnya. Lalu "bin Ibrahim" adalah nama ayahnya. Dan "Al Hamza" berarti dia berasal dari desa Hamza. Para gadis juga diberi nama yang mirip, yang tetap digunakan meski setelah mereka menikah. Hal ini menunjukkan tradisi Arab Muslim, meskipun para wanita tunduk pada para pria, mereka tetap mempertahankan identitas, hak, dan ikatan keluarga mereka.

Penyunatan bagi laki-laki masih merupakan sebuah tradisi dalam masyarakat Arab. Acara ini digelar pada sekitar tahun ketujuh, dan diadakan sebagai pertanda masuknya anak laki-laki ke dalam masyarakat religius. Para gadis jarang disunat, kecuali di beberapa daerah yang terisolasi.

2.3.Karakteristik Biologis Masyarakat Budaya Arab

Secara umum, ciri fisik masyarakat Arab adalah sebagai berikut :

1. Memiliki mata yang lebar pada umumnya

2. Memiliki postur tubuh tegap, tinggi, besar.

3. Berambut keriting

4. Berhidung mancung

5. Memiliki alis mata yang tebal

2.4.Karakteristik Psikologis

Bangsa Badui sebagai representasi kehidupan psikologis masyarakat Arab baik sebagai masyarakat nomand maupun urban. Orang Badui bukanlah bangsa gipsi yang mengembara tanpa mengetahui arah. Mereka telah mewakili bentuk adaptasi kehidupan terbaik manusia terhadap kondisi geografisnya yang dimonopoli oleh gurun. Perbedaan domisili antara perkotaan dan masyarakat gurun hanya dimotivasi oleh desakan kuat untuk memenuhi kebutuhan pribadi dan perlindungan diri.

Orang Arab Badui merupakan gambaran nyata dari kondisi alam gurun yang penuh dengan kekerasan dan keganasannya. Sebuah karakteristik masyarakat yang dibentuk oleh keadaan geografis lingkungan tempat tinggalnya. Di antara karakteristik masyarakat Arab Badui adalah sebagai berikut:

1. Memiliki Etnosentrisme Historis Yang Kuat

Masyarakat Badui enggan untuk mengikuti pengaruh dan cara hidup asing, dan memilih untuk hidup dengan tradisi yang telah ditanamkan oleh para leluhurnya. Masyarakat ini selalu bertahan dengan tata kehidupan para pendahulunya baik dalam memilih tempat tinggal, berternak hewan, serta menganggap pertanian, perdagangan dan bahkan kerajinan akan menurunkan derajat mereka.

2. Memiliki Ikatan Darah Dan Kesukuan Yang Kuat

Gurun pasir yang gersang dan keras tidak hanya sekedar tempat tinggal tetapi juga sebagai penjaga tradisi sacral mereka, pemelihara kemurnian bahasa dan darah mereka, dan benteng pertahanan yang utama dan paling utama dari serangan musuh dari luar. Kondisi yang panas, langka akan persedian air dan makanan telah menjadikan karakter bangsa Arab enggan untuk menundukkan kepala pada kendali bangsa asing. Bagi orang badui tidak ada musibah paling hebat dan paling menyakitkan selain putus keanggotaan dengan sukunya. Mereka yang tidak memiliki suku manapun sungguh statusnya seperti buronan tanpa perlindungan dan keselamatan.

3. Memiliki Nilai Kesukuan Yang Tinggi

Dalam tataran sosial kemasyarakatan, mereka dikenal keras dan kejam terhadap musuhnya. Orang badui merupakan sahabat yang setia dan pemurah (dhiyafah) yang dibarengi dengan ketabahan (hamasah) dan kewibawaan laki-laki (muruah) yang dipandang sebagai salah satu nilai kesukuan yang tinggi. Kondisi alam yang keras dan tidak bersahabat telah menumbuhkan kepentingan bersama untuk menjalankan satu tugas suci yaitu bersikap ramah dalam menyambut tamu.

4. Bangsa Yang Demokrat

Bangsa Arab secara umum dan masyarakat Badui terlahir sebagai seorang democrat di mana ia berhadapan dengan syaikh dalam kedudukan yang setara. Gelar malik (raja) tidak pernah digunakan orang Arab kecuali ketika merujuk pada penguasa-penguasa asing khususnya warga Ghassan dan warga Kindah yang telah dipengaruhi oleh Romawi dan Persia.

5. Berwatak Aristokrat

Selain bersifat demokratis, bangsa Arab juga memiliki sifat aristocrat. Ia memandang dirinya sebagai perwujudan dari pola penciptaan unggulan. Baginya bangsa Arab adalah bangsa terbaik (afkhar al-umam). Kemurnian darah, kefasihan bahasa, keindahan puisi, kekuatan pedang dan kudanya serta kemuliaan keturunannya (nasab) merupakan kebanggaan utama bangsa Arab. Mereka menganggap geneologi mereka setara dengan ilmu pengetahuan.

6. Bangsa yang Egaliter

Bangsa Arab merupakan bangsa yang menjunjung tinggi harkat martabat orang lain, mensejajarkan posisi dan status sosial dalam kehidupan masyarakat.

7. Memiliki gaya bahasa kiasan yang tidak bersifat lugas dan langsung

Gaya komunikasi orang Arab berbeda dengan pembicaraan orang-orang Barat (Amerika dan Jerman) yang berbicara dengan langsung dan lugas. Dalam hal berbicara, orang-orang Arab kurang menyampaikan pesan secara langsung dan lugas. Dengan kata lain, orang Arab masih tidak berbicara apa adanya, masih kurang jelas dan kurang langsung.

CiriCiri Psikologis dan Fisik Bangsa Arab.

Di samping sifat umum masyarakat Arab yang tersebut di atas, masyarakat Arab ciri-ciri fisik maupun non fisik yang berbeda dengan kebanyakan bangsa di kawasan Asia Barat. Di antara sifat-sifat psikis bangsa Arab adalah sebagai berikut:

1. Memiliki keteguhan pendirian dan kesabaran yang telah menjadi nilai luhur yang mereka pegang sehingga mereka mampu bertahan dalam kondisi alam yang begitu keras.

2. Kepasifan dalam menanggung beban hidup lebih penting daripada mengubah kondisi yang ada seberat apapun beban yang akan mereka tanggung.

3. Individualisme yang tinggi sehingga mereka tidak pernah bisa mengangkat dirinya sejajar dengan masyarakat sosial menurut standar nasional. Itulah yang menyebabkan mereka enggan untuk mengutamakan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi mereka.

4. Memiliki disiplin yang kuat sebagai bentuk penghormatan terhadap ketertiban dan otoritas.

5. Memiliki keberanian berani sebagai bentuk adaptasi terhadap kerasnya persaingan hidup masyarakat gurun yang keras dan kejam.

6. memilik banyak isyarat non-verbal khas Arab lainnya yang berbeda makna dengan isyarat non-verbal dalam bahasa Indonesia.

2.5.Ciri khas budaya Arab

Pengaturan budaya Arab Saudi Arab dan Muslim. Banyak larangan perilaku dan berpakaian ditegakkan. Misalnya minuman beralkohol dilarang dan tidak ada pameran atau publik teater film (sampai saat ini).Educated Saudi mendapat informasi tentang isu-isu dunia Arab, dunia Muslim, dan dunia pada umumnya, tetapi ekspresi publik tentang hal-hal domestik tidak dianjurkan. Tidak ada organisasi seperti partai politik atau serikat buruh untuk menyediakan forum-forum publik. Ciri khas yang nampak pada budaya Saudi Arabia adalah :

a. Musik dan tari

Salah satu ritual yang paling menarik rakyat Arab Saudi adalah Al Ardha, tarian nasional negara. Tarian pedang ini didasarkan pada tradisi Badui kuno: drumer mengalahkan irama dan nyanyian penyair ayat sambil membawa pedang-orang tari bahu ke bahu. Al-sihba musik rakyat, dari Hejaz, memiliki asal-usul di al-Andalus. Di Mekkah, Madinah dan Jeddah, tari dan lagu menggabungkan suara mizmar, instrumen woodwind obo-seperti di kinerja tari mizmar. Drum juga merupakan instrumen penting menurut adat tradisional dan suku. Samri adalah bentuk tradisional populer musik dan tari di mana puisi yang dinyanyikan tari Dabka dalam tarian utara dan perut untuk wanita dengan berbagai gaya seperti halnya styile khaleeji dalam gaya timur dan saedi di Hijaz.

b. Pakaian

Wanita Arab Saudi menggunakan prinsip yang ketat tentang jilbab (prinsip Islam kesopanan, terutama dalam pakaian). Secara tradisional, laki-laki biasanya memakai baju panjang pergelangan kaki tenunan dari wol atau kapas (dikenal sebagai thawba), dengan keffiyeh (persegi kotak-kotak besar kapas yang diadakan di tempat oleh sebuah gulungan kabel) atau ghutra (kotak putih polos yang terbuat dari katun halus, juga diadakan di tempat oleh sebuah kumparan kabel) dipakai di kepala. Untuk hari dingin yang jarang terjadi, laki-laki Saudi memakai jubah bulu unta (Bisht) di atas. pakaian wanita dihiasi dengan motif suku, koin, manik-manik, benang metalik, dan appliques. Wanita diminta untuk memakai abaya, niqab atau burqa saat di tempat umum. Para niqab Saudi biasanya daun panjang slot terbuka untuk mata, slot dipegang bersama oleh sebuah string atau strip sempit kain.Banyak juga memiliki dua atau lebih lapisan tipis yang melekat pada band atas, yang dapat dipakai membalik ke bawah untuk menutup mata.Dalam beberapa tahun terakhir telah terjadi campuran pakaian tradisional dengan gaya fashion saat ini.

c. Makanan

Hukum makanan Islam melarang makan daging babi dan minum alkohol, dan hukum ini diberlakukan ketat di seluruh Arab Saudi. Makanan paling populer di Arab Saudi KABSA yang beras dan daging. Arab roti tidak beragi, atau khubz, dimakan dengan hampir semua makanan. kokot lainnya termasuk domba, ayam panggang, falafel (bola buncis goreng), shawarma (ludah-dimasak domba diiris), dan Ful medames (pasta kacang Fava, bawang putih dan lemon). kedai kopi tradisional digunakan untuk mana-mana, namun saat ini sedang mengungsi karena gaya kafe makanan-lorong. teh Arab juga merupakan adat yang terkenal, yang digunakan dalam kedua pertemuan kasual dan formal antara teman-teman, keluarga dan bahkan orang asing. Teh hitam (tanpa susu) dan memiliki aroma herbal yang datang dalam banyak variasi.

d. Film dan teater

Teater umum dan bioskop telah dilarang selama lebih dari tiga dekade, sebagai tradisi Sunni dianggap lembaga-lembaga tersebut tidak sesuai dengan Islam. Namun, pada Juni 2009, warga akhirnya mendapat kesempatan untuk pergi ke bioskop ketika Menahi, sebuah film yang diproduksi oleh Rotana, milik Pangeran Arab Saudi Al-Waleed bin Talal, mulai muncul di pusat budaya Raja Fahd di Riyadh.

Namun, teater IMAX tersedia, dan dalam senyawa swasta seperti Dhahran dan Ras Tanura teater publik dapat ditemukan, tetapi sering lebih populer untuk musik lokal, seni, dan produksi teater daripada pameran gambar gerak. DVD penjualan ritel, termasuk bahasa Arab, bahasa Inggris dan film India, secara hukum dan banyak tersedia.

e. Sastra

Beberapa novelis Saudi memiliki buku-buku mereka dipublikasikan di Aden, Yaman, karena sensor di Arab Saudi. Meskipun tanda-tanda peningkatan keterbukaan, novelis Saudi dan seniman dalam film, teater, dan seni visual menghadapi pembatasan lebih besar pada kebebasan berekspresi daripada di Barat. Novelis kontemporer Saudi meliputi:

* Abdul Rahman Munif (diasingkan, sekarang almarhum)

* Yousef Al-Mohaimeed

* Abdu Khal

* Turki al-Hamad (tergantung dari fatwa dan ancaman kematian)

* Ali al-Domaini (di penjara)

* Ahmed Abodehman (sekarang menulis dalam bahasa Perancis)

* Raja'a Alem

* Abdullah Al-emi

* Rajaa Al Sanie, penulis Girls novel laris Riyadh

f. Agama

Kerajaan Saudi Arabia adalah sebuah monarki teokratis Islam di mana Islam adalah agama resmi, hukum mengharuskan bahwa semua warga negara Saudi adalah Muslim. Tidak ada kebebasan beragama. Pemerintah tidak memberikan pengakuan hukum atau perlindungan bagi kebebasan beragama, dan ini sangat terbatas dalam praktek. Selain itu, praktek umum agama-agama non-Muslim dilarang Mutaween Saudi (Arab: ), atau Komite Propaganda Kebajikan dan Pencegahan Wakil (yaitu, polisi agama), memberlakukan larangan tersebut. Untuk alasan inilah, budaya Saudi tidak memiliki keragaman ekspresi keagamaan, bangunan, festival tahunan dan acara-acara publik yang terlihat di negara-negara di mana kebebasan beragama diperbolehkan.

3