bab ii

33
TUMOR GANAS PARU Krisma Kristiana 406121004 BAB II TINJAUAN PUSTAKA TUMOR GANAS PARU 2.1. PENDAHULUAN Tumor paru adalah massa berupa pertumbuhan baru jaringan paru dengan multiplikasi sel yang tidak terkontrol dan progresif. Tumor paru terbagi atas tumor jinak dan tumor ganas (kanker paru). Kanker paru adalah tumor ganas paru primer yang berasal dari saluran nafas atau epitel bronkus. Terjadinya kanker ditandai dengan pertumbuhan sel yang tidal normal, tidak terbatas, dan merusak sel-sel jaringan yang normal. Proses keganasan pada epitel bronkus didahului oleh masa pra kanker. Perubahan pertama yang terjadi pada masa pra kanker disebut metaplasia skuamosa yang ditandai dengan perubahan bentuk epitel dan menghilangnya silia. Sebagian besar kanker paru-paru berasal dari sel-sel di dalam paru-paru, tetapi kanker paru-paru juga bisa berasal dari kanker di bagian tubuh lainnya yang menyebar ke paru-paru. Kanker paru-paru merupakan kanker yang paling sering terjadi, baik pada pria maupun wanita. Kanker paru-paru juga merupakan penyebab utama dari kematian akibat kanker. 2

Upload: toniperiyanto

Post on 20-Sep-2015

224 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bab 2

TRANSCRIPT

TUMOR GANAS PARUKrisma Kristiana406121004BAB IITINJAUAN PUSTAKATUMOR GANAS PARU

2.1. PENDAHULUANTumor paru adalah massa berupa pertumbuhan baru jaringan paru dengan multiplikasi sel yang tidak terkontrol dan progresif. Tumor paru terbagi atas tumor jinak dan tumor ganas (kanker paru).Kanker paru adalah tumor ganas paru primer yang berasal dari saluran nafas atau epitel bronkus. Terjadinya kanker ditandai dengan pertumbuhan sel yang tidal normal, tidak terbatas, dan merusak sel-sel jaringan yang normal. Proses keganasan pada epitel bronkus didahului oleh masa pra kanker. Perubahan pertama yang terjadi pada masa pra kanker disebut metaplasia skuamosa yang ditandai dengan perubahan bentuk epitel dan menghilangnya silia.Sebagian besar kanker paru-paru berasal dari sel-sel di dalam paru-paru, tetapi kanker paru-paru juga bisa berasal dari kanker di bagian tubuh lainnya yang menyebar ke paru-paru. Kanker paru-paru merupakan kanker yang paling sering terjadi, baik pada pria maupun wanita. Kanker paru-paru juga merupakan penyebab utama dari kematian akibat kanker.

2.2. KLASIFIKASI KANKER PARUKlasifikasi tumor ganas paru menurut Leebow adalah : 1. Tumor ganas epitelial (Primarry Malignant Epithelial Tumours) Karsinoma bronkogen* Epidermoid (squamous cell ca)* Adenokarsinoma* Karsinoma anaplastik* Campuran (mixed) Karsinoma bronkiolar (alveolar cell carcinoma / pulmonary adenomatosis) Adenoma bronkial2. Sarkoma Differentiated spindle cell sarcoma Differentiated sarcoma Limfosarkoma primer3. Mixed epithelial and sarcomatous tumor (carcinosarcoma)4. Neoplasma asal sistem retikuloendotelial (RES) dalam paru5. Metastase pada paruSebagian besar (40-60%) tumor ganas paru termasuk karsinoma bronkogen adalah jenis epidermoid.Karsinoma sel skuamosa (epidermoid) merupakan tipe histologik kanker paru yang paling sering ditemukan, berasal dari permukaan epitel bronkus. Perubahan epitel termasuk metaplasia, atau displasia akibat merokok jangka panjang, secara khas mendahului timbulnya tumor. Karsinoma sel skuamosa biasanya terletak sentral di sekitar hilus, dan menonjol ke dalam bronki besar. Diameter tumor jarang melampaui beberapa sentimeter dan cenderung menyebar secara langsung ke kelenjar getah bening hilus, dinding dada, dan mediastinum. Karsinoma ini lebih sering pada laki-laki daripada perempuan.Adenokarsinoma, memperlihatkan susunan selular seperti kelenjar bronkus dan dapat mengandung mucus. Kebanyakan jenis tumor ini timbul di bagian perifer segmen bronkus dan kadang-kadang dapat dikaitkan dengan jaringan parut lokal pada paru dan fibrosis interstisial kronik. Lesi sering kali meluas ke pembuluh darah dan limfe pada stadium dini dan sering bermetastasis jauh sebelum lesi primer menyebabkan gejala-gejala.

Gambar Adenokarsinoma

Karsinoma bronkoalveolus dimasukkan sebagai subtipe adenokarsinoma dalam klasifikasi terbaru tumor paru dari WHO. Karsinoma ini adalah sel-sel ganas yang besar dan berdiferensiasi sangat buruk dengan sitoplasma yang besar dan ukuran inti bermacam-macam. Sel-sel ini cenderung timbul pada jaringan paru perifer, tumbuh cepat dengan penyebaran ekstensif dan cepat ke tempat-tempat yang jauh.Tumor mediastinum tumor berbentuk bersudut yang homogen di mediastinum anterior. Tumor di mediastinum anterior harus dicurigai gambaran thymoma maligna (mesothelioma yang ganas).

Tumor mediastinum : suatu bayangan bulat / lonjong di daerah mediastimun atau suatu pelebaran bayangan mediastinum dengan batas yang tegas , tanpa disertai kelainan pada parenkim paru.

Berdasarkan tujuan pengobatan, kanker paru terbagi atas :1. Small Cell Lung Cancer (SCLC) / Karsinoma sel kecilUmumnya tampak sebagai massa abu-abu pucat yang terletak di sentral dengan perluasan ke dalam parenkim paru dan keterlibatan dini kelenjar getah bening hilus dan mediastinum. Kanker ini terdiri atas sel tumor dengan bentuk bulat hingga lonjong, sedikit sitoplasma, dan kromatin granular. Gambaran mitotik sering ditemukan. Biasanya ditemukan nekrosis dan mungkin luas. Sel tumor sangat rapuh dan sering memperlihatkan fragmentasi dan crush artifact pada sediaan biopsi. Gambaran lain pada karsinoma sel kecil, yang paling jelas pada pemeriksaan sitologik, adalah berlipatnya nukleus akibat letak sel tumor dengan sedikit sitoplasma yang saling berdekatan.

2. Non Small Cell Lung Cancer (NSCLC) / Karsinoma sel besarSel-sel ganas yang besar dan berdiferensiasi sangat buruk dengan sitoplasma yang besar dan ukuran inti bermacam-macam. Sel-sel ini cenderung timbul pada jaringan paru perifer, tumbuh cepat dengan penyebaran ekstensif dan cepat ke tempat-tempat yang jauh.

2.3. ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO KANKER PARUSeperti umumnya kanker yang lain, penyebab yang pasti dari kanker paru belum diketahui, tapi paparan atau inhalasi berkepanjangan suatu zat yang bersifat karsinogenik meupakan faktor penyebab utama disamping adanya faktor lain seperti kekebalan tubuh, genetik, dan lain-lain. Faktor-faktor resiko penyebab terjadinya kanker paru:1. MerokokMenurut Van Houtte, merokok merupakan faktor yang berperan paling penting, yaitu 85% dari seluruh kasus. Rokok mengandung lebih dari 4000 bahan kimia, diantaranya telah diidentifikasi dapat menyebabkan kanker. Kejadian kanker paru pada perokok dipengaruhi oleh usia mulai merokok, jumlah batang rokok yang diisap setiap hari, lamanya kebiasaan merokok, dan lamanya berhenti merokok.2. Perokok pasifSemakin banyak orang yang tertarik dengan hubungan antara perokok pasif, atau mengisap asap rokok yang ditemukan oleh orang lain di dalam ruang tertutup, dengan risiko terjadinya kanker paru. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa pada orang-orang yang tidak merokok, tetapi mengisap asap dari orang lain, risiko mendapat kanker paru meningkat dua kali.3. Polusi udaraKematian akibat kanker paru juga berkaitan dengan polusi udara, tetapi pengaruhnya kecil bila dibandingkan dengan merokok kretek. Kematian akibat kanker paru jumlahnya dua kali lebih banyak di daerah perkotaan dibandingkan dengan daerah pedesaan. Bukti statistik juga menyatakan bahwa penyakit ini lebih sering ditemukan pada masyarakat dengan kelas tingkat sosial ekonomi yang paling rendah dan berkurang pada mereka dengan kelas yang lebih tinggi. Hal ini, sebagian dapat dijelaskan dari kenyataan bahwa kelompok sosial ekonomi yang lebih rendah cenderung hidup lebih dekat dengan tempat pekerjaan mereka, tempat udara kemungkinan besar lebih tercemar oleh polusi. Suatu karsinogen yang ditemukan dalam udara polusi (juga ditemukan pada asap rokok) adalah 3,4 benzpiren.

4. Paparan zat karsinogenBeberapa zat karsinogen seperti asbestos, uranium, radon, arsen, kromium, nikel, polisiklik hidrokarbon, dan vinil klorida dapat menyebabkan kanker paru. Risiko kanker paru di antara pekerja yang menangani asbes kira-kira sepuluh kali lebih besar daripada masyarakat umum. Risiko kanker paru baik akibat kontak dengan asbes maupun uranium meningkat kalau orang tersebut juga merokok.5. Diet Beberapa penelitian melaporkan bahwa rendahnya konsumsi terhadap betakarotene, selenium, dan vitamin A menyebabkan tingginya risiko terkena kanker paru.6. GenetikTerdapat bukti bahwa anggota keluarga pasien kanker paru berisiko lebih besar terkena penyakit ini. Penelitian sitogenik dan genetik molekuler memperlihatkan bahwa mutasi pada protoonkogen dan gen-gen penekan tumor memiliki arti penting dalam timbul dan berkembangnya kanker paru. Tujuan khususnya adalah pengaktifan onkogen dan menonaktifkan gen-gen penekan tumor.7. Penyakit paruPenyakit paru seperti tuberkulosis dan penyakit paru obstruktif kronik juga dapat menjadi risiko kanker paru. Seseorang dengan penyakit paru obstruktif kronik berisiko empat sampai enam kali lebih besar terkena kanker paru ketika efek dari merokok dihilangkan.

2.4. GAMBARAN KLINISPada fase awal kebanyakan kanker paru tidak menunjukkan gejala-gejala klinis. Bila sudah menampakkan gejala berarti pasien dalam stadium lanjut (kronis).Gejala-gejala klinis dapat bersifat : Lokal (tumor tumbuh setempat) Batuk baru atau lebih hebat hebat pada batuk kronis. Hemoptisis (batuk darah). Mengi. Ateletaksis. Kadang terdapat kavitas seperti abses Invasi lokal Nyeri dada. Dispnea (sesak nafas) karena efusi pleura. Sindrom horner (facial anhidrosis, ptosis, dan miosis) Gejala penyakit sudah bermetastasis Biasa akan bermetastasis ke otak, tulang, hati, adrenal (timbul gangguan pada fungsi organ tsbt), dan limfadenopati servikal (sering menyertai saat terjadi metastasis) Sindrom paraneoplastik Sistemik : penurunan berat badan, anoreksia, demam. Hematologi : leukositosis, anemia, hiperkoagulasi. Hipertrofi osteoartropati. Neurologik : dementia, ataksia, tremor, neuropati perifer. Neuromiopati. Endokrin : sekresi berlebihan hormon paratiroid (hiperkalsemia) Dermatologik : eritema multiform, hiperkeratosis, jati tabuh. Renal : syndrome of inappropriate antidiuretic hormone Asimptomatik dengan kelainan radiologis Sering terdapat pada perokok dengan COPD yang terdeteksi secara radiologis. Kelainan berupa nodul soliter.

2.5. GAMBARAN RADIOLOGIKPemeriksaan radiologik untuk mencari tumor ganas bermacam-macam antaralain: bronkografi invasif, CT-scan dengan pesawat yang canggih, tetapi pemeriksaan radiologik konvensional (toraks PA, lateral, fluoroskopi) masih tetap mempunyai nilai diagnostik yang tinggi, meskipun kadang-kadang tumor itu sendiri tidak terlihat tetapi kelainan sebagai akibat adanya tumor akan sangat dicurigai ke arah keganasan, misalnya kelainan emfisema setempat, atelektasis, peradangan sebagai komplikasi tumor, atau akibat bronkus terjepit dan pembesaran kelenjar hilus yang unilateral. Efusi pleura yang progresif dan elevasi diafragma (paralisis nervus frenikus) juga perlu dipertimbangkan sebagai akibat tumor ganas paru.1. AtelektasisGambaran perselubungan padat akinat hilangnya aerasi yang disebabkan sumbatan bronkus oleh tumor, dapat terjadi secara segmental, lobaris, atau seluruh hemitoraks. Gambaran atelektasis secara radiologik tidak berbeda dengan atelektasis yang disebabkan oleh penyumbatan bronkus lainnya.

Posisi lateral, di daerah proyeksi atelektasis tampak bayangan bulat

Atelektasis paru kiri tengah (parahiler)

CT Scan Atelektasis

CT Scan paru yang menunjukkan adanya massa endobronkial pada sisi sebelah kanan dengan gambaran sebelah kanan lebih rendah lobus atelektasis.

2. Pembesaran hilus unilateralSuatu perbedaan besar hilus antara kedua hilus atau perbedaan besar hilus dengan foto-foto sebelumnya plu dicurigai adanya suatu tumor dan perlu penelitian bronkus dengan tomografi atau bronkoskopi.3. Emfisema lokal (setempat)Penyumbatan sebagian lumen bronkus oleh tumor akan menghambat pengeluaran udara sewaktu ekspirasi sehingga terjadi densitas yang rendah atau emfisema setempat dibandingkan daerah lain.Karsinoma bronkogen jenis anaplastik sering mengenai bronkus utama yang mengakibatkan pelebaran mediastinum. Keadaaan ini sukar dibedakan dengan limfoma maligna.4. Kavitas atau abses yang soliterSuatu kavitas soliter dengan tanda infeksi yang tidak berarti terutama pada orang berusia lanjut, perlu dipikirkan suatu karsinoma bronkogen jenis epidermoid. Biasanya dinding cavitas tebal dan irreguler.

Gambar Kavitas

Gambar Abses

5. Pneumonitis yang sukar sembuhPeradangan paru sering disebabkan aerasi tidak sempurna akibat sumbatan sebagian bronkus dan pengobatan dengan antibiotik umumnya tidak memberikan hasil yang sempurna atau berulang kembali peradangannya. Sering setelah peradangan berkurang, didaerah peradangan terlihat gambaran massa yang sangat dicurigai sebagai keganasan paru.

6. Massa di paruKarsinoma bronkogen dimulai sebagai bayangan noduler kecil di perifer paru dan akan berkembang menjadi suatu massa sebelum terjadi keluhan. Biasanya massa diparu sebesar 4-12 cm berbentuk bulat atau ovale yang berbenjol (globulated) dan kadang-kadang pada pemeriksaan tomografi terlihat gambaran yang radiolusen yang menunjukkan adanya nekrosis di dalam tumor.7. Tumor paruPemeriksaan tomografi komputer dapat memberikan informasi lebih banyak. Penilaian pada massa primer paru berupa besarnya densitas massa yang dapat memberi gambaran yang inhomogen pada massa sifat ganas atau homogen pada massa jinak,pinggir massa dapat diperlihatkan lebih jelas, tidak teratur atau spikula/ pseudopodi pada massa ganas, batas rata pada jinak.Pemberian kontras, i.v. dapat menentukan sifat massa yang menyangat pada mssa ganas umumnya dan tidak menyangat pada massa jinak. Keterlibatan organ sekitarnya atau mediastinum lebih mudah terdeteksi, sebagai keterlibatan tulang sekitarnya, pembesaran kelenjar getah bening hilus, bifurkartio, paratrakea dan massa bersinggungan dengan dinding pembuluh darah besar toraks (aorta, a pulmonalis) yang merupakan non operable.Adanya pemeriksaan tomografi komputer dapat lebih cermat menilai kelenjar getah bening (kgb) mediastinum yang dapat dibagi menjadi : kgb mediastinum teratas kgb trakea teratas prevaskuler dan retro-trakea paratrakea bawah sub-aortik para-aortik sub karina para esofagus ligamen pulmonalis kgb hilus kgb inter lobar kgb lobar kgb segmental kgb sub segmentalPenentuan sistem TNM dan stadium suatu keganasan lebih mudah ditentukan dengan pencitraan Tomografi Komputer.8. Nodul soliter pada paruBayangan nodul pada paru berukuran beberapa milimeter sampai 4cm atau lebih dan tidak mengandung kalsifikasi harus diutamakan pada kecurigaan sebagai karsinoma bronkogen terutama pada usia diatas 40 th.Bayangan nodul sering menjadi masalah perdebatan dalam hal menentukan keganasan. Ada pendapat mengatakan bahwa sifat nodul yang ganas batasnya tidak jelas, apalagi berbenjol-benjol atau adanya nodul-nodul kecil sekitarnya sebagai gambaran satelit atau adanya gambaran kaki-kaki infiltrasi yang berasal dari nodul tersebut (pseudopodi)Bercak kalsifikasi dalam nodul sering dinyatakan sebagai proses jinak. Bila suatu nodul tidak terlihat adanya suatu kalsifikasi, maka perlu dilakukan pemeriksaan tomografi untuk memastikan adanya kalsifikasi didalamnya; tetapi nodul yang ganas bisa berkalsifikasi di dalamnya. Keadaan ini bisa terjadi bila tumor ganas tumbuh sekitar sisa proses peradangan lama atau sisa efek primer (Ghon tubercle). Dapat pula terjadi pada tumor ganas yang memang mengalami kalsifikasi, meskipun keadaan ini jarang terjadi.

Gambar: Bayangan bulat di paru kanan atas

Tomogram memperlihatkan bentuk nodul dengan kaki-kaki (pseudopodi).Hasil PA : Karsinoma epidermoid

Bayangan nodul soliter diparu kiri tengah

Posisi lateral, bayangan nodul dibagian posterior.Hasil PA : Adeno karsinoma

9. Efusi pleuraAdanya gambaran cairan dalam rongga pleura yang cepat bertambah (progresif) atau bersamaan ditemukan bayangan massa dalam paru, perlu dipertimbangkan suatu keganasan paru yang sudah bermetastasis ke pleura. Biasanya cairan pleura tersebut terdiri atas cairan darah.

Gambar efusi pleura pada basal paru sebelah kiri

CT Scan menunjukkan sisi kanan efusi pleura dengan kompresif atelektasis pada lobus kanan bawah tanpa penebalan pleura.

10. Elevasi diafragmaLetak tinggi diafragma se-sisi dengan bayangan massa tumor yang diakibatkan kelumpuhan nervus frenikus dapat diperlihatkan pada pemeriksaan fluoroskopi dimana pergerakan diafragma berkurang atau tak ada sama sekali.11. Perselubungan dengan destruksi tulang disekitarnyaSuatu peselubungan padat terutama di puncak paru dengan gambaran destruksi tulang iga atau korpus vertebra sekitarnya merupakan tumor ganas primer pada paru (sulkus superior) yang lanjut yang dikenal sebagai tumor pancoast, klinis disertai sindrom HornerPancoast tumor adalah suatu tumor ganas primer pada paru berupa suatu perselubungan atau massa yang terletak pada apeks paru yang dapat menekan plekus brakialis sehingga menyebabkan rasa sakit pada bahu, lengan dan menyebabkan sindrom Horner karena menekan saraf simpatis.Sindroma Horner : Penutupan kelopak mata Pupil yang kecil Mata cekung Berkurangnya keringat di salah satu sisi wajah

Gambar tumor pancoast pada apeks paru kiri

Pada foto torak posisi PA diatas terlihat massa tumor di daerah apex paru kiriberupa suatu perselubungan radioopak, dan terlihat destruksi iga 2 dan 3.Kombinasi dari terdapatnya massa di daerahapex paru dan adanya destruksiiga adalah karakteristik pancoast tumor.

Kelemahan menggunakan Xray adalah pada stadium awal, pancoast tumor sulitterdeteksi dari foto toraks PA karena sulitnya mengidentifikasikan bayangan didaerah apical paru.

Pancoast tumor pada CT-Scan potongan axial terlihat massa tumor menyerang pleksus brakialis di apex paru kiri.

Pancoast tumor pada potongan axial T1-weighted menunjukkan kompresi tulang belakang karena luasnya massa tumor.

Pancoast tumor pada MRI potongan sagital spin-echo T2-weighted menunjukkan kolaps tulang belakang dan kompresi dari C7, T1, dan T2 karena massa tumor.

Pancoast tumor pada MRI potongan sagital gradien-echo T2-weighted menunjukkan adanya massa tumor yang mengenai C7, T1 dan T2 dengan kolaps dan kompresi tulang belakang yang cukup berat.

Pancoast tumor pada MRI potongan coronal T1-weighted menunjukkan destruksi tulang belakang.

Diantara yang lainnya, CT Scan dan MRI otak direkomendasikan untuk penilaian awal pada Pancoast tumor ini karena metastase jauhnya sampai ke otak adalah sering terjadi dan diagnosa dengan kedua alat ini dapat menentukan stadiumnya.Selain pancoast tumor, golden s sign juga merupakan gambaran klasik kanker paru.

12. Metastasis paruParu merupakan salah satu alat tubuh yang sering dihinggapi anak sebar tumor ganas asal tempat lain. Anak sebar dapat melalui hematogen dan limfogen.

Gambaran Coin Lession

Cannon Ball Lession

Metastasis paru, bayangan-bayangan bulat tersebar di kedua lapang paru.

13. Metastasis hematogenTumor ganas anak yang sering bermetastasis ke paru adalah tumor Willms, neuroblastoma, sarkoma osteogenik, sarkoma Ewing; sedangkan tumor ganas dewasa adalah karsinoma payudara, tumor-tumor ganas alat cerna, ginjal, dan testis.Gambaran radiologik dapat bersifat tunggal (soliter) atau ganda (multiple) dengan bayangan bulat berukuran beberapa milimeter sampai beberapa centimeter, bats tegas. Bayangan tersebut dapat mengandung bercak kalsifikasi, misalnya pada anak sebar sarkoma osteogenik dan kavitas dapat terbentuk meskipun jarang yang disebabkan nekrosis iskemik.14. Metastasis limfogenAnak sebar melalui saluran limfogen sering menyebabkan pembesaran kelenjar mediastinum yang dapat menyebabkan penekanan pada trakea, esofagus, dan vena cava superior dengan keluhan-keluhannya.Anak sebar juga bisa menetap disaluran limfe peribronkial atau perivaskular yang secara radiologik memberi gambaran bronkovaskuler yang kasar secara dua sisi atau satu sisi hemitoraks atau gambaran garis-garis berdensitas tinggi yang halus seperti rambut.Beberpa anak sebar tumor ganas misalnya karsinoma tiroid, silidroma, dan kelenjar air liur dapat menetap di paru bertahun-tahun dengan keadaan umum yang baik.

Gambar: Metastasis Paru Hematogen dan Limfogen2.6. DIAGNOSA AnamnesisAnamnesis yang lengkap serta pemeriksaan fisik merupakan kunci untuk diagnosis tepat. Keluhan dan gejala klinis permulaan merupakan tanda awal penyakit kanker paru. Batuk disertai dahak yang banyak dan kadang-kadang bercampur darah, sesak nafas dengan suara pernafasan nyaring (wheezing), nyeri dada, lemah, berat badan menurun, dan anoreksia merupakan keadaan yang mendukung. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan pada pasien tersangka kanker paru adalah faktor usia, jenis kelamin, keniasaan merokok, dan terpapar zat karsinogen yang dapat menyebabkan nodul soliter paru.

Pemeriksaan FisikPemeriksaan ini dilakukan untuk menemukan kelainan-kelainan berupa perubahan bentuk dinding toraks dan trakea, pembesaran kelenjar getah bening dan tanda-tanda obstruksi parsial, infiltrat dan pleuritis dengan cairan pleura. Pemeriksaan LaboratoriumPemeriksaan laboratorium ditujukan untuk :* Menilai seberapa jauh kerusakan yang ditimbulkan oleh kanker paru.Kerusakan pada paru dapat dinilai dengan pemeriksaan faal paru atau pemeriksaan analisis gas.* Menilai seberapa jauh kerusakan yang ditimbulkan oleh kanker paru pada organ-organ lainnya.* Menilai seberapa jauh kerusakan yang ditimbulkan oleh kanker paru pada jaringan tubuh baik oleh karena tumor primernya atau karena metastasis. RadiologiPemeriksaan radiologi adalah pemeriksaan yang paling utama dipergunakan untuk mendiagnosa kanker paru. Kanker paru memiliki gambaran radiologi yang bervariasi. Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan keganasan tumor dengan melihat ukuran tumor, kelenjar getah bening, dan metastasis ke organ lain.Pemeriksaan radiologi dapat dilakukan dengan metode tomografi komputer. Pada pemeriksaan tomografi komputer dapat dilihat hubungan kanker paru dengan dinding toraks, bronkus, dan pembuluh darah secara jelas. Keuntungan tomografi komputer tidak hanya memperlihatkan bronkus, tetapi juga struktur di sekitar lesi serta invasi tumor ke dinding toraks. Tomografi komputer juga mempunyai resolusi yang lebih tinggi, dapat mendeteksi lesi kecil dan tumor yang tersembunyi oleh struktur normal yang berdekatan. SitologiSitologi merupakan metode pemeriksaan kanker paru yang mempunyai nilai diagnostik yang tinggi dengan komplikasi yang rendah. Pemeriksaan dilakukan dengan mempelajari sel pada jaringan. Pemeriksaan sitologi dapat menunjukkan gambaran perubahan sel, baik pada stadium prakanker maupun kanker. Selain itu dapat juga menunjukkan proses dan sebab peradangan. Pemeriksaan SputumAdalah salah satu teknik pemeriksaan yang dipakai untuk mendapatkan bahan sitologik. Pemeriksaan sputum adalah pemeriksaan yang paling sederhana dan murah untuk mendeteksi kanker paru stadium preinvasif maupun invasif. Pemeriksaan ini akan memberi hasil yang baik terutama untuk kanker paru yang letaknya sentral. Pemeriksaan ini juga sering digunakan untuk skrining terhadap kanker paru pada golongan risiko tinggi. BronkoskopiSetiap pasien yang dicurigai menderita tumor bronkus merupakan indikasi untuk bronkoskopi. Dengan menggunakan bronkoskop fiber optik, perubahan mikroskopik mukosa bronkus dapat dilihat berupa nodul atau gumpalan daging. Bronkoskopi akan lebih mudah dilakukan pada tumor yang letaknya di sentral. Tumor yang letaknya di perifer sulit dicapai oleh ujung bronkoskop. Biopsi TranstorakalBiopsi aspirasi jarum halus transtorakal banyak digunakan untuk mendiagnosis tumor pada paru terutama yang terletak di perifer. Dalam hal ini diperlukan peranan radiologi untuk menentukan ukuran dan letak, juga menuntun jarum mencapai massa tumor. Penentuan letak tumor bertujuan untuk memilih titik insersi jarum di dinding kulit toraks yang berdekatan dengan tumor.

2.7. STADIUM KLINISPembagian stadium klinis kanker paru berdasarkan sistem TNM menurut International Union Against (IUAC)/The American Joint Comittee on Cancer (AJCC) 1997 adalah sebagai berikut :STADIUMTNM

Karsinoma TersembunyiTx, N0, M0

Stadium 0Tis, N0, M0

Stadium IAT1, N0, M0

Stadium IBT2, N0, M0

Stadium IIAT1, N1, M0

Stadium IIBT2, N1, M0T3, N0, M0

Stadium IIIA

T3, N1, M0T1-3, N2, M0

Stadium IIIBT berapa pun, N3, M0 T4, N berapa pun, M0

Stadium IVT berapa pun, N berapa pun, M1

Keterangan :Status Tumor Primer (T) T0 : Tidak terbukti adanya tumor primer. Tx : Kanker yang tersembunyi terlihat pada sitologi bilasan bronkus, tetapi tidak terlihat pada radiogram atau bronkoskopi. Tis : Karsinoma in situ. T1 : Tumor berdiameter 3 cm dikelilingi paru atau pleura viseralis yang normal. T2 : Tumor berdiameter > 3 cm atau ukuran berapa pun yang sudah menyerang pleura viseralis atau mengakibatkan ateletaksis yang meluas ke hilus; harus berjarak > 2 cm distal dari karina. T3 : Tumor ukuran berapa saja yang langsung meluas ke dinding dada, diafragma, pleura mediastinalis, dan perikardium parietal atau tumor di bronkus utama yang terletak 2 cm dari distal karina, tetapi tidak melibatkan karina, tanpa mengenai jantung, pembuluh darah besar, trakea, esofagus, atau korpus vertebra. T4 : Tumor ukuran berapa saja dan meluas ke mediastinum, jantung, pembuluh darah besar, trakea, esofagus, korpus vertebra, rongga pleura/perikardium yang disertai efusi pleura/perikardium, satelit nodul ipsilateral pada lobus yang sama pada tumor primer.

Keterlibatan Kelenjar Getah Bening Regional (N) N0 : Tidak dapat terlihat metastasis pada kelenjar getah bening regional. N1 : Metastasis pada peribronkial dan/atau kelenjar hilus ipsilateral.N2 : Metastasis pada mediastinal ipsilateral atau kelenjar getah bening subkarina. N3 : Metastasis pada mediastinal atau kelenjar getah bening hilus kontralateral; kelenjar getah bening skalenus atau supraklavikular ipsilateral atau kontralateral.

Metastasis Jauh (M) M0 : Tidak diketahui adanya metastasis jauh. M1 : Metastasis jauh terdapat pada tempat tertentu misalnya otak

2.8. PENATALAKSANAAN Pembedahan Pembedahan pada kanker paru bertujuan untuk mengangkat tumor secara total berikut kelenjar getah bening disekitarnya. Hal ini biasanya dilakukan pada kanker paru yang tumbuh terbatas pada paru yaitu stadium I (T1 N0 M0 atau T2 N0 M0), kecuali pada kanker paru jenis SCLC. Luas reseksi atau pembedahantergantung pada luasnya pertumbuhan tumor di paru. Pembedahan dapat juga dilakukan pada stadium lanjut, akan tetapi lebih bersifat paliatif. Pembedahan paliatif mereduksi tumor agar radioterapi dan kemoterapi lebih efektif, dengan demikian kualitas hidup penderita kanker paru dapat menjadi lebih baik.Pembedahan untuk mengobati kanker paru dapat dilakukan dengan cara : Wedge Resection, yaitu melakukan pengangkatan bagian paru yang berisi tumor, bersamaan dengan margin jaringan normal. Lobectomy, yaitu pengangkatan keseluruhan lobus dari satu paru. Pneumonectomy, yaitu pengangkatan paru secara keseluruhan. Hal ini dilakukan bila memang diperlukan dan pasien sanggup bernafs dengan satu paru. Radioterapi Radioterapi dapat digunakan untuk tujuan pengobatan pada kanker paru dengan tumor yang tumbuh terbatas pada paru. Radioterapi dapat dilakukan pada NCLC stadium awal atau karena kondisi tertentu tidak dapat dilakukan pembedahan, misalnya tumor terletak pada bronkus utama sehingga teknik pembedahan sulit dilakukan dan keadaan umum pasien tidak mendukung untuk dilakukan pembedahan.Terapi radiasi dilakukan dengan menggunakan sinar X untuk membunuh sel kanker.Pada beberapa kasus, radiasi diberikan dari luar tubuh (eksternal). Tetapi ada juga radiasi yang diberikan secara internal dengan cara meletakkan senyawa radioaktif di dalam jarum, dengan menggunakan kateter dimasukkan ke dalam atau dekat paru-paru. Terapi radiasi banyak dipergunakan sebagai kombinasi dengan pembedahan atau kemoterapi Kemoterapi Kemoterapi pada kanker paru merupakan terapi yang paling umum diberikan pada SCLC atau pada kanker paru stadium lanjut yang telah bermetastasis ke luar paru seperti otak, ginjal, dan hati. Kemoterapi dapat digunakan untuk memperkecil sel kanker, memperlambat pertumbuhan, dan mencegah penyebaran sel kanker ke organ lain. Kadang-kadang kemoterapi diberikan sebagai kombinasi pada terapi pembedahan atau radioterapi. Penatalaksanaan ini menggunakan obat-obatan (sitostatika) untuk membunuh sel kanker. Kombinasi pengobatan ini biasanya diberikan dalam satu seri pengobatan, dalam periode yang memakan waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan agar kondisi tubuh penderita dapat pulih.

2.9. PROGNOSISYang terpenting pada prognosis kanker paru adalah menentukan stadium penyakit. Pada kasus kanker paru jenis NSCLC yang dilakukan tindakan pembedahan, kemungkinan hidup 5 tahun adalah 30%. Pada karsinoma in situ, kemampuan hidup setelah dilakukan pembedahan adalah 70%, pada stadium I, sebesar 35-40% pada stadium II, sebesar 10-15% pada stadium III, dan kurang dari 10% pada stadium IV. Kemungkinan hidup rata-rata tumor metastasis bervariasi dari 6 bulan sampai dengan 1 tahun. Hal ini tergantung pada status penderita dan luasnya tumor. Sedangkan untuk kasus SCLC, kemungkinan hidup rata-rata adalah 1-2 tahun pasca pengobatan. Sedangkan ketahanan hidup SCLC tanpa terapi hanya 3-5 bulan.Angka harapan hidup 1 tahun untuk kanker paru sedikit meningkat dari 35 % pada tahun 1975-1979 menjadi 41% di tahun 2000-2003. Walaupun begitu, angka harapan hidup 5 tahun untuk semua stadium hanya 15%. Angka ketahanan sebesar 49% untuk kasus yang dideteksi ketika penyakit masih bersifat lokal, tetapi hanya 16% kanker paru yang didiagnosis pada stadium dini.

26