bab ii

13
DAFTAR ISI Sampul........................................................... ...............................................................i Kata Pengantar........................................................ ......................................................ii Daftar isi.............................................................. ..........................................................iii BAB I PENDAHULUAN...................................................... ......................................i BAB II KONSEP DASAR SISTEM SOSIAL DAN BUDAYA DI PULAU BARRANG LOMPO............................................................ .......2 BAB III PENUTUP.......................................................... ...........................................

Upload: abdi-khalik

Post on 06-Aug-2015

118 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II

DAFTAR ISI

Sampul..........................................................................................................................i

Kata Pengantar..............................................................................................................ii

Daftar isi........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................i

BAB II KONSEP DASAR SISTEM SOSIAL DAN BUDAYA

DI PULAU BARRANG LOMPO...................................................................2

BAB III PENUTUP.....................................................................................................

Page 2: BAB II

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat tuhan yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “KONSEP DASAR SISTEM SOSIAL DAN BUDAYA PULAU BARRANG LOMPO” ini tepat pada waktunya.

Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam Mata Kuliah Umum (MKU) Wawasan Seni Budaya Maritim (WSBM).

Sangat disadari bahwa mata kuliah WSBM ini adalah mata kuliah multi dan lintas disiplin. Oleh karena itu sebagai langkah awal mewujudkan bahan ajar yang refresentatif bagi mata kuliah WSBM tentu makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu upaya-upaya perbaikan dan penyempurnaan tetap terbuka, dengan demikian saran dan masukan dari berbagai kalangan seperti pemerhati, praktisi, khususnya dosen dan teman-teman mahasiswa pengampu mata kuliah ini sangat diharapkan demi penyempurnaan makalah kami.

Dalam Penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yan gmembantu dalam menyelesaikan makalah ini terkhusus kepada dosen pembimbing mata kuliah WSBM.

Akhirnya kami berharap semoga Tuhan memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah. Amiin.

Makassar,11 Desember 2012

PENYUSUN

BAB I

Page 3: BAB II

PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang

Cultural sistem yang berfungsi sebagai pemeliharaan pola sesungguhnya ada pada lembaga pendidikan dan keluarga. Sistem budaya (cultural sistem) melaksanakan fungsi pemeliharaan pola (latensi) dengan menyediakan seperangkat nilai dan norma yang memotivasi individu-individu dan kelompok-kelompok untuk bertindak dalam rangka integrasi sosial. Salah satu contohnya yaitu sistem sosial dan budaya di pulau Barrang Lompo.

Secara sosiologis, perubahan seperti itu dikenal dengan sebutan perubahan sosial. Menurut Davis (Wulansari, 2009:126) perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi pada struktur dan fungsi masyarakat. Sementara Gillin dan Gillin (Basrowi, 2005:155) mendefinisikan perubahan sosial sebagai suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, yang disebabkan karena perubahan-perubahan, kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi maupun adanya difusi atau penemuan-penemuan sanitasi.

Perubahan sosial tidak dapat dipisahkan dari perubahan budaya. Perubahan sosial (social change) dan perubahan budaya (cultural change) dapat dipisahkan untuk keperluan teori, tetapi tidak dalam kehidupan nyata. Perubahan sosial terjadi pada sistem pelembagaan yang mengatur tingkah laku anggota masyarakat, sedangkan perubahan budaya menekankan pada perubahan sistem nilai. Perubahan masyarakat nelayan tradisional ke arah masyarakat maju ditandai dengan penggunaan alat tangkap modern menyebabkan perubahan sistem nilai masyarakat lebih berorientasi kepada nilai-nilai rasional dan komersial ketimbang sistem nilai yang sebelumnya ada (tradisional).

Kelurahan Pulau Barrang Lompo yang terintegrasi ke dalam wilayah administratif Kecamatan Ujung Tanah terletak di sebelah utara pulau Barrang Caddi dan berjarak 7 km dari Kota Makassar. Saat ini memiliki jumlah penduduk sebesar 800 KK. Kelurahan Barrang Lompo, merupakan salah satu titik berdomisilinya komunitas nelayan, dengan kata lain mayoritas penduduk di wilayah ini bermata pencaharian nelayan.

I.2 Rumusan Masalah

a. Apa yang dimaksud dengan sistem sosial dan pokok-pokok bahasannya ?

b. Apa yang dimaksud dengan sistem budaya ?

c.Bagaimana sistem sosial dan budaya yang terjadi di pulau Barrang Lompo ?

I.3 Tujuan

a. untuk mengetahui sistem sosial dan pokok-pokok bahasannya.

Page 4: BAB II

b. untuk mengetahui apa itu sistem budaya.

c. untuk mengetahui sistem sosial dan budaya di Pulau Barrang Lompo.

BAB II

KONSEP DASAR SISTEM DASAR SOSIAL DAN BUDAYA DI PULAU BARRANG LOMPO

A. Pengertian sistem Secara etimologis istilah sistem berasal dari bahasa yunani, yaitu sistema yang artinya adalah sehimpunan dari bagian atau komponen-komponen yang salingnberhubungan satu sama lain secara teratur dan merupakan satu keseluruhan.Ciri-ciri khusus dari satu sistem adalah:

1) Sistem terdiri dari banyak bagian/komponen.2) Komponen-komponen sistem saling berhubungan satu sama lain dalam pola

saling ketergantungan.3) Keseluruhan sistem lebih dari sekadar penjumlahan dari komponen-

komponennya.

Talcott Parsons, memberi arti sistem sebagai sebuah pengertian yang menunjuk pada adanya interdependensi antara bagian-bagian, komponen-komponen, dan proses-proses yang mengatur hubungan-hubungan tersebut.

B. Sistem SosialLebih lanjut dikatakan bahwa sistem sosial juga dapat didefinisikan sebagai suatu pola interaksi sosial yang terdiri dari komponen-komponen sosial yang teratur dan melembaga (institutionalized). Dalam setiap sistem sosial, terdapat empat fungsi penting yang dapat direkayasaa agar keseimbangan sosial dapat terwujudkan:

1) Adaptation (adaptasi): sebuah sistem yang harus menjalankan fungsinya untuk menanggulangi situasi eksternal yang gawat, sistem harus menyesuaikan diri dengan lingkungan dan menyesuaikan lingkungan dengan kebutuhannya.

2) Goal attainment (pencapaian tujuan): Sebuah sistem yang harus menjalankan fungsinya untuk mendefenisikan dan mencapai tujuan utamanya.

3) Integration (integrasi): sebuah sistem yang harus menjalankan fungsinya untuk mengatur hubungan antar bagian-bagian atau sub-sub sistem yang menjadi komponenya.

4) Latensi (pemeliharaan pola): sistem harus menjalankan fungsinya untuk melengkapi, memelihara dan memperbaiki, baik motivasi individual maupun pola-pola cultural yang menciptakan dan menopang motivasi.

Page 5: BAB II

a. Pokok-pokok Bahasan Dalam Sistem Sosiala.1 Interaksi SosialHubungan antar manusia, ataupun relasi-relasi sosial menentukan struktur dari masyarakatnya. Hubungan antar manusia atau relasi-relasi sosial ini di dasarkan kepada komunikasi. Gillin dan Gillin mengatakan bahwa: Proses-proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dapat dilihat apabila orang-perorangan dan kelompok-kelompok manusia saling bertemu dan menentukan sistem serta bentuk-bentuk hubungan tersebut, atau apa yang akan terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya cara-cara hidup yang telah ada.1.) Faktor-Faktor Interaksi Sosial

-Tindakan Sosial-Kontak sosial-Komunikasi

b. Stratifikasi Sosial

Stratifikasi berasal dari bahasa latin “stratum”yang berarti tingkatan/lapisan dan “socius” yang berarti rekan atau masyarakat, sehingga stratifikasi sosial adalah pembedaan penduduk/masyarakat kedalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarki) yang diwujudkan dengan adanya kelas tinggi dan kelas yang lebih rendah.

b. Lembaga sosial

Lembaga terwujudkan melalui cara-cara berbuat (usage) yang kemudian menjadi suatu kebiasaan , lalu kebiasaan itu tumbuh menjadi tata kelakuan, dan bila tata kelakuan ini mengalami kematangan yang disertai adanya aturan dan kekuatan sanksi yang relatif berat terhadap siapapun pelanggar aturan tersebut tersebut, maka ini berarti telah terwujud atau terbentuk apa yang disebut sebagai adat-istiadat (costum).

C. Sistem Budaya

c.1 Nilai

Nilai(budaya) adalah konsep mengenai apa yang hidup dalam pikiran sebagian besar dari warga suatu masyarakat mengenal apa yang mereka anggap bernilai, berharga yang memberi arah orientasi pada kehidupannya..

c.2 Norma

Norma adalah aturan atau kaidah yang dipakai sebagai tolak ukur untuk menilai sesuatu

Page 6: BAB II

c.3 Pengetahuan

Sistem pengetahuan masyarakat manusia berkembang dengan pesat dari waktu ke waktu. Hal ini dikarenakan bahwa manusia memiliki kelebihan disbanding makhluk lain yaitu manusia memiliki daya-daya psikis yang bersumber dari cipta, rasa dan karsa.

c.4 Mata Pencaharian

Manusia sebagai makhluk hidup mutlak memerlukan sejumlah kebutuhan hidup guna kelangsungan hidup dan kehidupannya.

c.5 Kepercayaan

Dalam banyak kebudayaan di dunia, kepercayaan atau keyakinan merupakan unsur penting dan mendasar dalam kehidupan masyarakat manusia. Kepercayaan menyangkut keyakinan akan adanya sesuatu yang mengatur dan mengendalikan hidup dan kehidupan manusia.

c.6 Bahasa (Simbolisasi)

Bahasa adalah suatu sistem bunyi yang kalau digabungkan menurut aturan tertentu menimbulkan arti yang dapat ditangkap oleh semua orang yang berbicara dalam bahasa itu. Bahasa digunakan oleh para anggota suatu masyarakat ayng masing-masingmemiliki kebudayaannya sendiri-sendiri.

C. SISTEM SOSIAL DAN BUDAYA DI PULAU BARRANG LOMPO

Pulau Barrang Lompo sebuah pulau dengan jumlah penduduk yang lumayan padat. Suasana pulau ini tidak jauh beda dengan suasana kota Makassar. Ciri masyarakat urban yang pelan-pelan terdapat ciri khas kekotaan. Walaupun sebagian besar masyarakat Barrang Lompo mencari nafkah dengan cara melaut, tetapi sektor jasa sudah bisa dengan mudah kita temukan diberbagai sudut. Mulai dari warung sari laut, salon, rental playstation, sampai dengan meja bilyar menjadi pemandangan keseharian.

Berdasarkan hasil pengamatan awal yang dilakukan, perubahan sosial yang terjadi pada komunitas nelayan Pulau Barrang Lompo dipicu oleh adanya perubahan sistem nilai, dimana tidak ditemui lagi kebersamaan masyarakat di bibir pantai saat nelayan membawa hasil tangkap, karena hasil tangkap secara langsung di distribusikan ke tempat pelelangan ikan di Kota Makassar. Perubahan status dan peranan, yaitu para pemilik alat tangkap tradisional yang dulunya sebagai pemodal dan cukup terpandang dalam status sosialnya bagi masyarakat kini sudah tersingkirkan oleh para pemilik modal yang lebih maju, dalam arti memiliki alat tangkap modern, sedangkan perahu-perahu tangkap yang dimiliki dilengkapi mesin tempel. Peralihan penggunaan alat tangkap tradisional ke alat tangkap modern. Keberadaan alat-alat penangkapan yang modern membuat komunitas nelayan memperoleh hasil tangkap lebih besar, tentu saja

Page 7: BAB II

dengan waktu yang lebih pendek dibandingkan alat tangkap tradisional, dan hal ini diduga pula sebagai penyebab terjadinya perubahan ekonomi komunitas nelayan.

Meskipun demikian, teknologi modern tersebut tidak sepenuhnya dikembangkan oleh nelayan. Bersamaan dengan penggunaan alat tangkap modern, nelayan dituntut untuk memahami cara penggunaan dan perawatannya sehingga dibutuhkan keterampilan khusus. Oleh karena itu, nelayan meningkatkan pengetahuannya melalui pendidikan atau pelatihan keterampilan baik secara formal maupun informal. Perubahan pola hidup dapat terlihat dari ketersediaan alat-alat teknologi (media elektronik) di dalam rumah. Melalui media tersebut masyarakat secara perlahan-lahan menyesuaikan diri dengan perkembangan yang ada, terlebih kemudahan aksesibilitas ke Kota Makassar. Dengan demikian, perubahan-perubahan yang terjadi pada komunitas nelayan Pulau Barrang Lompo di atas sangat dimungkinkan bersamaan dengan tingkat pendapatan yang semakin meningkat. Adanya perubahan ekonomi pada komunitas nelayan Pulau Barrang Lompo antara lain karena sistem penangkapan ikan dari cara-cara tradisional ke penggunaan alat tangkap modern dengan perlengkapan mesin bermotor, hubungan kerja yang bersifat individual ke hubungan kerja kelompok yang ditandai oleh pemberian modal kepemilikan perahu-perahu bermotor “Jolloro” oleh para juragan atau pemilik modal.

Berdasarkan sistem kerja tersebut, maka ikut mempengaruhi sistem pembagian hasil tangkap nelayan, berikut pola distribusi hasil tangkapnya. Dimana kondisi ini ikut pula menciptakan iklim kepemimpinan ekonomi dan pengembangan struktur ekonomi lokal, yang diindikasikan dari munculnya lembaga investasi lokal seperti kelompok arisan, pemberian utang oleh pemilik modal dan jasa penitipan uang. Namun demikian, perubahan pola hidup komunitas nelayan dalam kehidupan rumah tangga tidak ada perubahan secara signifikan (meningkat), terutama para nelayan yang tergolong sawi (anak buah kapal) pada kapal-kapal tangkap.

Keberadaan sarana dan prasarana umum seperti dermaga sebagai tempat sandar perahu/kapal nelayan, memudahkan kegiatan operasional nelayan sebelum dan sesudah berlabuh. Disamping itu, berfungsi sebagai tempat kegiatan transportasi laut yang menghubungkan Pulau Barrang Lompo dengan Kota Makassar dan wilayah-wilayah kepulauan di sekitarnya.

Hal mencolok yang ditemui terkait dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada komunitas nelayan Pulau Barrang Lompo adalah kondisi sosial ekonomi yang belum menunjukkan tingkat kesejahteraan yang baik seperti pada kebanyakan komunitas nelayan yang ada di Indonesia. Penulis berkeyakinan bahwa, komunitas nelayan yang ada di Kelurahan Pulau Barrang Lompo juga mengalami apa yang disebut dengan proses perubahan, dimana ada peralihan atau perubahan kondisi utamanya dalam hal sosial ekonomi masyarakat pada saat sebelum dan setelah masuknya teknologi modern sehingga merubah pola hubungan kerja, sistem penangkapan, pola pembagian dan distribusi hasil tangkap. Kondisi demikian, sejalan dengan pendapat yang dikemukakan Dahuri (1995:1) bahwa, perubahan sosial dan kebudayaan selalu bertalian erat dengan pertumbuhan ekonomi. Dengan demikian, komunitas nelayan bisa maju dan berkembang atau sebaliknya sangat dipengaruhi oleh kondisi kehidupan ekonomi mereka.

BAB III

Page 8: BAB II

PENUTUP

A. Kesimpulan Jadi, diberbagai wilayah yang terdapat di Indonesia ini memiliki karakteristiknya masing-

masing. Belum tentu satu wilayah dengan wilayah lain memiliki karakteristik yang sama.Salah satu contohnya di Barrang Lompo ini. Hal ini berkaitan dengan sistem Sosial dan Budaya. selain itu, pulau ini memiliki Sumberdaya pesisir dan lautan (sumberdaya kemaritiman) dalam sektor kelautan dan perikanan.contohnya teripang. sumberdaya alamnya telah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat ini sebagai salah satu sumber bahan makanan utama.khususnya protein hewani.selain itu Potensi tersebut memiliki fungsi,seperti Transportasi dan pelabuhan, kawasan industri, agribisnis dan agroindustri, rekreasi dan pariwisata.

B. Kritik dan SaranSaya menyadari masih banyak yang harus diperbaiki dalam makalah ini, oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan sarannya dari pembaca sekalian. Di lain hal semoga makalah ini dapat memberikan manfaat buat kita semua.

Page 9: BAB II

TENTANG

“KONSEP DASAR SISTEM DASAR SOSIAL DAN BUDAYA DI PULAU BARRANG LOMPO”

DISUSUN OLEH:

ABDI KHALIK DJ

H41112252

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS MIPA

UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

2012