bab ii

39
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Pengertian Finishing Istilah finishing berasal dari bahasa Inggris yaitu “finish” yang berarti akhir atau pengakhiran.Yang dalam hal ini, finishing mempunyai pengertian dari tahap akhir dalam pengerjaan sebuah proyek bangunan, Yang fungsinya adalah untuk memberikan rasa nyaman dari bangunan dan menjadikanya lebih indah. Dengan perkembangan teknologi industri konstruksi yang semakin pesat pada saat ini, maka pekerjaan finishing juga mengalami perkembangan baik pada pekerjaan finishing dinding, finishing lantai, maupun finishing plafond. Material finishing yang dapat digunakan harus mempertimbangkan kualitas akustik, ketahanan terhadap api, nilai insulasi thermal. Permukaan atau tekstur dari pengerjaan finishing haruslah memiliki pengaruh kritis terhadap kualitas estetika suatu ruang. Untuk pilihan dan fungsi material finishing, yang harus diperhatikan yaitu warna, tekstur, pola, dan Pertemuan antara sambungan antara material yang satu dengan material lainya. 6

Upload: meylinchisili3409

Post on 05-Aug-2015

276 views

Category:

Documents


76 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Finishing

Istilah finishing berasal dari bahasa Inggris yaitu “finish” yang berarti akhir

atau pengakhiran.Yang dalam hal ini, finishing mempunyai pengertian dari tahap

akhir dalam pengerjaan sebuah proyek bangunan, Yang fungsinya adalah untuk

memberikan rasa nyaman dari bangunan dan menjadikanya lebih indah.

Dengan perkembangan teknologi industri konstruksi yang semakin pesat

pada saat ini, maka pekerjaan finishing juga mengalami perkembangan baik pada

pekerjaan finishing dinding, finishing lantai, maupun finishing plafond.

Material finishing yang dapat digunakan harus mempertimbangkan kualitas

akustik, ketahanan terhadap api, nilai insulasi thermal. Permukaan atau tekstur

dari pengerjaan finishing haruslah memiliki pengaruh kritis terhadap kualitas

estetika suatu ruang. Untuk pilihan dan fungsi material finishing, yang harus

diperhatikan yaitu warna, tekstur, pola, dan Pertemuan antara sambungan antara

material yang satu dengan material lainya.

Namun perlu diperhatikan pada saat akan mengerjakan suatu pekerjaan

finishing harus diperhitungkan dengan matang agar tidak terjadi kesalahan dalam

pekerjaan yang akan menimbulkan kerusakan, dan kerusakan tentunya akan

menimbulkan kerugian bagi pemilik bangunan selain kerugian secara materi,

kesan dari bangunan yang sudah pernah mengalami kerusakan akan berkurang

dibandingkan dengan bangunan yang tidak mengalami kerusakan. Pekerjaan

finishing juga memerlukan perhatian yang serius agar tidak terjadi pengulangan

pekerjaan yang menyebabkan terjadinya penambahan biaya pembangunan

sehingga menjadi tidak efisien lagi.

6

Page 2: BAB II

Dengan berkembangnya teknologi bahan, maka kita dapat melakukan

efisiensi maupun variasi dari suatu pekerjaan finishing bangunan. Perkembangan

teknologi bahan akan berpengaruh pada pola kerja dan peralatan yang digunakan

agar mendapatkan suatu hasil yang memuaskan dan sesuai dengan keinginannya.

Pekerjaan finishing dapat dibedakan menjadi dua kelompok sesuai dengan

cara pengerjaanya :

a. Pekerjaan Finishing Basah

Pekerjaan ini adalah pekerjaan yang berhubungan dengan air dalam

pengolahanya seperti :

Pekerjaan pemasangan bata indah

Pekerjaan plesteran

Pekerjaan acian

Pekerjaan tegel atau keramik

Pekerjaan granit atau marmer

Pekerjaan pengecatan

Pekerjaan batu alam

b. Pekerjaan Finishing Kering

Pekerjaan ini adalah pekerjaan yang tidak berhubungan dengan air

Pekerjaan dinding partisi

Pekerjaan dinding kaca

Pekerjaan dinding wall paper

Pekerjaan granit cara tipis

Dll

2.2 Klasifikasi Pekerjaan Finishing Bangunan

Pekerjaan finishing bangunan diklasifikasikan menjadi empat kelompok yaitu

pekerjaan finishing fasade, finishing lantai, finishing dinding hunian, dan

pekerjaan finishing plafond.

7

Page 3: BAB II

2.3 Pekerjaan Finishing

2.3.1 Pekerjaan Finishing Fasade

Fasade adalah sisi luar ( eksterior ) sebuah bangunan,

umumnya bagian depan tapi terkadang juga bagian samping dan

belakang bangunan.

a. Bahan Finishing Precast pada Fasade

Jenis – jenis bahan finishing pada dinding

penutup bangunan ( fasade ) yang biasa digunakan

yaitu dinding precast, dinding plester, dinding batu

alam dinding kaca, dinding plastic , dinding

polimer, dan dinding keramik. Pada Proyek

Apartemen Grand Emerald Kelapa Gading ini

menggunakan dinding precast untuk finishing

fasade.

Dinding precast merupakan bahan bangunan

yang menggunakan beton bertulang / tidak

bertulang yang dicetak / dibuat di pabrik atau di

tempat lain dan jadi sebelum dipasang.

Gambar 2.4 Dinding Precast

( sumber : dokumentasi pribadi )

8

Page 4: BAB II

Ada beberapa syarat untuk menggunakan

precast, yaitu :

1. Bentuk gedung yang direncanakan bersifat

typical.

2. Site yang tersedia cukup untuk meletakkan

komponen – komponen beton precast.

3. Site yang tersedia mampu menampung

peralatan untuk pengangkatan precast,

seperti tower crane, dan lain – lain.

Keuntungan :

1. Volume produksi

2. Pengendalian mutu maksimum

3. Mengoptimalkan penggunaan bahan.

4. Waktu konstrulsi yang lebih cepat, sejak

pekerjaan struktur di tapak, konstruksi

pondasi dan pendirian komponewn

prefabrikasi.

5. Jumlah material yang dibutuhkan tidak

berkurang

6. Produksi unit precast dalam skala luas

menjadikan lebih praktis untuk

menggunakan mesin dan karenanya

kebutuhan jumlah pekerja yang terlalu

banyak dapat diatasi

7. Pengurangan kebutuhan tenaga kerja

manusia dan menuntut memiliki keahlian

yang lebih

8. Kualitas yang dihasilkan lebih baik

sebagai hasil proses pabrik yang selalu di

bawah pengawasan yang ketat dan tetap,

9

Page 5: BAB II

penggunann nmesin dan lingkungan kerja

yang rapih

9. Pekerjaan konstruksi dapat dilaksanakan

tanpa tergantung pada kondisi cuaca

Kerugian :

1. Terjadi kesalahan pada saat pemasangan.

2. Terjadi ketidaktepatan pada saat

diproduksi.

3. Transportasi komponen dari pabrik ke site

4. Kesulitan dalam penanganan di lapangan

khususnya dalam erection (pendirian),

lifting (pengangkatan) dan connecting

(penyambungan pada saat finalisasi

konstruksi

5. Pelaksanan yang demikian berarti ada

tambahan biaya dan problem teknis

2.3.2 Pekerjaan Finishing Lantai

Gambar 2.2 Lantai

(Sumber: http://www.google.co.id/images)

Lantai adalah bagian bawah (alas, dasar) suatu ruangan atau

bangunan (terbuat dr papan, semen, ubin, dsb) yang dijadikan

sebagai tempat berpijak.jenis lantai sangat beragam keberadaanya

10

Page 6: BAB II

mulai dari corak yang simple dengan proses pengerjaan yang

secara tradisional, hingga lantai dengan motif yang rumit dengan

proses pengerjaan yang modern, adapun berbagai macam bahan

pembuat lantai adalah batu,kayu,logam dan bahan-bahan lain yang

dapat menahan berat dari suatu benda. Lantai juga dapat menjadi

penambah nilai estetik suatu rumah sehingga dapat menambah nilai

jual bangunan rumah.

Tinggi lantai di atas permukaan tanah bergantung pada

desain dan selera pemilik rumah dan keadaan lingkungan setempat.

Ada yang menyukai lantai rata dengan tanah, tetapi ada pula yang

menyukai lantai tinggi. Di daerah yang sering terkena banjir

ataupun terhadap jalan raya, sebaiknya lantai dibuat lebih tinggi

dari permukaan tersebut.

Penggunaan lantai bermacam-macam. Untuk dalam

ruangan (interior) sebaiknya digunakan bahan lantai yang

mempunyai warna, pola, dan dimensi, serta tekstur yang halus.

Sedangkan untuk luar ruangan (eksterior) digunakan lantai yang

bertekstur kasar supaya tidak licin apabila terkena air.

a. Bahan Finishing Lantai Keramik

Jenis-jenis bahan lantai yang biasa digunakan

yaitu lantai tegel, lantai teraso, lantai keramik, lantai

marmer, lantai granit, dan lantai kayu. Pada Proyek

Apartemen Grand Emerald Kelapa Gading ini

menggunakan material keramik untuk finishing

lantai.

Lantai keramik merupakan jenis bahan lantai

yang paling banyak digunakan masyarakat pada saat

ini karena sifatnya yang cocok dengan iklim di

Indonesia.

11

Page 7: BAB II

Selain itu, warna, corak, dan ukuran yang ada di

pasaran juga beraneka ragam pilihannya. Saat ini

keramik bukan merupakan bahan yang mahal

karena produk lokal pun kini mulai banyak ada di

pasaran dengan kualitas yang tidak kalah dengan

keramik impor. Pengerjaan lantai keramik relatif

mudah, sama seperti pemasangan teraso dan tegel.

Lantai keramik juga tidak mudah tergores dan

jika terkena kotoran atau cairan tidak membekas.

Gambar 2.3 Lantai Keramik

(Sumber: http://www.google.co.id/images)

Untuk ruang yang terkena air sebaiknya

menggunakan lantai keramik yang bertekstur kasar

agar tidak licin. Sedangkan untuk ruangan lain

seperti ruang tamu, ruang tidur, ruang keluarga,

sebaiknya menggunakan lantai bertekstur halus.

Keramik biasanya juga digunakan untuk dinding

pada kamar mandi atau WC karena sifatnya yang

tidak menyerap air dan mudah dibersihkan.

12

Page 8: BAB II

Pelapisan lantai menggunakan material keramik

memiliki beberapa keuntungan & kerugian sebagai

berikut

Keuntungan :

Harga relative murah

Mudah dalam perawatan

Tersedia dalam berbagai motif & ukuran

Kuat

Tidak mudah tergores

Mudah dalam pengerjaan

Kerugian :

Retak apabila pemasanganya salah

b. Teknik Pemasangan Lantai Keramik

Pada intinya, cara pemasangan semua jenis

bahan lantai sama, kecuali kegiataan persiapan

untuk pemasangan lantai kayu yang perlu diberi

obat anti rayap terlebih dahulu. Kemudian

dilakukan pengukuran bentuk dan ukuran ruangan,

penentuan tinggi rendah lantai, pengisian nat pada

sela-sela lantai dan finishing.

Untuk menghitung kebutuhan ubin,

khususnya keramik yang terpakai dalam sebuah

ruangan, tidaklah semudah membagi dan

mengalikan ukuran. Dalam pemasangan sering

terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya ubin

pecah-pecah atau ujungnya gompal. Belum lagi jika

sudut-sudut ruangan mengharuskan ubin dipotong,

sehingga sisanya tidak bisa dipakai lagi. Ini harus

13

Page 9: BAB II

diantisipasi dengan melebihkan jumlah ubin

keramik yang harus dibeli. Tetapi kelebihan lantai

keramik jangan sampai terlalu banyak yang

mengakibatkan pemborosan. Untuk pemasangan

biasa secara lurus, biasanya dilebihkan 1% - 2%

dari kebutuhan. Sementara itu, jika pemasangan

dilakukan secara diagonal lantai yang dilebihkan

banyaknya 4%. Satu kotak lantai keramik umumnya

untuk menutupi seluas 1 m2. Misal, sebuah ruangan

seluas (4 x 4) m atau 16 m2, membutuhkan ubin

keramik 16 kotak. Untuk kelebihannya, jika

dipasang lurus berarti 1% dari 16 kotak yaitu 0,16

kotak, karena tidak memungkinkan membeli ¼

kotak atau ½ kotak maka untuk kasus kelebihannya

dihitung satu kotak. Jadi total ubin yang harus dibeli

adalah 17 kotak.

1. Cara pemasangan lantai keramik

Berikut teknik memasang keramik lantai :

1. Rendam keramik di dalam air. Hal ini akan

membuat keramik menjadi lebih elastis dan

lebih mudah menempel pada saat

pemasangan.

2. Perhatikan kualitas keramik. Keramik kualitas

rendah akan susah dipasang secara presisi.

Untuk itu, nat keramik harus dipasang

longgar karena masing-masing keramik

memiliki selisih 0,2–0,5 mm sehingga tidak

saling bertubrukan.

3. Oleskan air semen. Bilaskan semen yang

sudah dicampur air sedikit ke bawah

14

Page 10: BAB II

keramik. Hal ini akan membuat daya rekat

keramik ke adukan benar-benar lengket.

4. Bersihkan dari kerikil. Adukan dan dasar

lantai yang akan dipasang harus bersih dari

kerikil, batu, atau ganjalan lain yang akan

membuat rongga di bawah keramik.

5. Padatkan secara rata. Ketuk keramik yang

baru dipasang dan pastikan tidak ada yang

kopong atau bagian dasar berongga karena

akan membuat keramik lepas di kemudian

hari. Periksa ketinggiannya apakah sudah

sama rata dengan benang yang ditarik untuk

menentukan ketinggian lantai.

6. Nat keramik dipasang belakangan. Jangan

pasang semen oker atau nat pada sisi

keramik saat itu juga. Biarkan selama dua

atau tiga hari. Hal ini akan membuat sisa

udara yang mengendap akan keluar melalui

nat yang belum ditutup. Setelah itu baru

diberi semen nat dan jangan lupa

membersihkan nat yang masih kosong dari

kotoran yang mengendap.

7. Jangan diinjak-injak. Amankan area keramik

yang baru dipasang dari lalu-lalang orang

selama 2–3 hari. Keramik akan ambles

karena adukan di bawahnya masih belum

kuat untuk dibebani.

8. Periksa kembali. Dalam sebuah areal

pemasangan (3 x 3) m biasanya terdapat 3–5

keramik yang kopong. Untuk itu segera

bongkar dan ulangi pemasangannya.

15

Page 11: BAB II

c. Perawatan Lantai Keramik

Cara merawat ubin tegel, teraso, dan keramik,

cukup dengan dipel dengan cairan khusus

pembersih lantai secara rutin. Sedangkan perawatan

lantai marmer dan granit sebelum pemasangan

diberi coating untuk menghindari tetesan air yang

masuk ke pori-pori. Apabila terkena noda, cukup

dibersihkan dengan cara dipel dengan air hangat dan

hindari bahan pembersih lantai dengan bahan kimia

tinggi. Proses coating dilakukan 2-4 tahun sekali.

2.3.3 Pekerjaan Finishing Dinding

Dalam pengertian umum, dinding adalah bagian dari

bangunan yang berfungsi sebagai pemisah antara ruangan luar

dengan ruangan dalam, melindungi terhadap intrusi dan cuaca,

penyokong atap dan sebagao pembatas ruang satu dengan ruangan

lainnya, berfungsi pula sebagai penahan cahaya panas dari

matahari, menahan tiupan angin dari luar, dan untuk menghindari

gangguan binatang liar.

Serta dalam pengertian kamus, dinding adalah suatu

struktur padat yang membatasi dan kadang melindungi suatu area..

Tiga jenis utama dinding struktural adalah dinding bangunan,

dinding pembatas (boundary), serta dinding penahan (retaining).

Fungsi dinding adalah :

1. Sebagai pemikul beban di atasnya.

2. Sebagai pembatas ruang, mempunyai sifat privasi,

indah dan bagus dalam skala, warna, tekstur, dapat

dibuat transparan sebagai peredam terhadap bunyi, baik

dari dalam maupun dari luar.

16

Page 12: BAB II

3. Perlindungan terhadap gangguan dari luar ( sinar

matahari ), isolasi terhadap suhu, air hujan dan

kelembapan, hembusan angin, serta gangguan dari luar

lainnya

4. Sebagai pemisah antar ruangan.

5. Sebagai pemisah ruangan yang bersifat pribadi, dan

bersifat umum.

6. Sebagai penahan cahaya, angin, hujan, banjir, dan lain –

lain yang bersumber dari alam.

7. Sebagai pembatas dan penahan struktur ( untuk fungsi

tertentu seperti dinding lift, resovoar, dan lain – lain ).

8. Sebagai penahan kebisingan.

Fungsi dinding dalam konstruksi adalah :

1. Sebagai pemikul. Itulah sebabnya konstruksinya harus

kuat dan kokoh agar mampu menahan beban super

struktur, bebannya sendiri serta beban horizontal.

2. Sebagai pembatas / partisi, tidak perlu kokoh tetapi

harus kaku sehingga perlu kolom penguat ( kolom

praktis )

Dinding bangunan memiliki dua jenis, dinding penutup

bangunan ( fasade )dan dinding pembentuk ruang.

1. Dinding Penutup Bangunan

Dinding penutup bangunan berfungsi untuk

melindungi bagian dalam bangunan dari cuaca dan intrusi.

Jenis – jenis bahan finishing pada dinding penutup

bangunan yang biasa digunakan yaitu dinding precast,

plester, dinding keramik, dinding marmer, dinding granit

alam, dinding gypsum, dinding karpet, wallpaper, dan

dinding kayu.

17

Page 13: BAB II

Gambar 2.4 Dinding Precast

( sumber : dokumentasi pribadi )

2. Dinding Pembentuk Ruang

Dinding pembentuk ruang adalah dinding yang

terdapat di dalam bangunan. Dinding ini berfungsi untuk

membatasi ruang-ruang yang ada. Dinding jenis ini dapat

berupa dinding permanen atau dinding semi permanen.

Contoh dinding ini adalah, dinding bata, dinding bata

ringan, dinding dinding batako, dinding GRC dan dinding

gypsum.

a. Bahan Finishing Dinding Pembentuk Ruang

Jenis – jenis bahan finishing pada dinding

pembentuk ruang yang biasa digunakan yaitu

dinding plester, dinding keramik, papan

kalsium,papan triplek / multiplek, dinding gypsum.

Pada Proyek Apartemen Grand Emerald Kelapa

Gading ini menggunakan dinding plester, dinding

keramik, dan dinding gypsum untuk finishing

pembentuk ruangan.

18

Page 14: BAB II

1. Dinding Plester menggunakan Bata Ringan

Gambar 2.5 Dinding Bata Ringan ( Hebel )

( sumber : dokumentasi pribadi )

Dinding bata hebel adalah bahan bangunan

pembentuk dinding dengan mutu yang relative

tinggi. Penjualan bata jenis inipun tidak diretail

pada setiap agen atau toko material. Pembelian

biasanya harus dengan memesan terlebih dahulu,

umumnya berukuran 10 cm x 19 cm x 59 cm.

Bahannya terbuat dari pasir silica. Bata jenis ini

harganya lebih mahal kurang lebih 16. 5 % dari

harga dinding bata merah untuk setip 1 m2. Dinding

jenis ini sering digunakann pada rumah – rumah

mewah, hotel, apartemen, monumen, gedung –

gedung mewah yang lain. Kelebihan dinding ini

adalah cepatnya proses pemasangan, mudah dalam

pemotongan karena hanya menggunakan gergaji,

bahanya tahan api dan air serta kedap suara.

19

Page 15: BAB II

Pekerjaan pasangan hebel ini meliputi seluruh detail

yang disebutkan dan ditunjukkan dalam gambar

kerja.

Gambar 2.5 Dinding Bata Ringan ( Hebel )

( sumber : google.com )

Keuntungan :

1. Memiliki kekuatan yang baik, dapat digunakan

sebagai struktur dinding pemikul.

2. Dapat mengurangi resiko gempa.

3. Proses transportasi lebih ringan, pekerjaan

menjadi lebih mudah meski dengan peralatan

sederhana.

4. Meringankan biaya konstruksi dan biaya

operasional pada saat pembangunan.

5. Ukuran yang akurat.

6. Meredam kebisingan / kedap suara.

7. Tahan lama, stabil, dan awet.

8. Meningkatkan perlindungan teerhadap bahaya

kebakaran.

9. Mengurangi tingkat kenaikan suhu.

10. Hemat energy.

11. Pengerjaannya mudah.

12. Ramah lingkungan.

20

Page 16: BAB II

Cara pengerjaan :

Gambar 2.6 Cara pengerjaan ( Hebel )

( sumber : google.com )

21

Page 17: BAB II

Gambar 2.7 Cara pengerjaan hebel

( sumber : google.com )

22

Page 18: BAB II

Gambar 2.8 Cara pengerjaan hebel

( sumber : google.com )

Gambar 2.9 Cara pengerjaan hebel

( sumber : google.com )

23

Page 19: BAB II

Gambar 2.10 Cara pengerjaan hebel

( sumber : google.com )

Gambar 2.11 Cara pengerjaan hebel

( sumber : google.com )

24

Page 20: BAB II

Gambar 2.12 Cara pengerjaan hebel

( sumber : google.com )

25

Page 21: BAB II

Gambar 2.13 Cara pengerjaan hebel

( sumber : google.com )

Gambar 2.14 Cara pengerjaan hebel

( sumber : google.com )

26

Page 22: BAB II

Plester adalah teknik pelapisan pada permukaan

pasangan batu bata atau dinding. Plesteran terbagi

menjadi 2 macam

1. Plesteran biasa :

Adalah plesteran yang menggunakan campuran

semen dengan pasir sebanyak 3 : 1

2. Plesteran Trasram :

Adalah plesteran yang menggunakan campuran

semen dengan pasir sebanyak 5 : 1, pada plesteran

trassram jauh lebih banyak membutuhkan campuran

semen karena plesteran ini lebih ditujukan sebagai

lapisan penahan rembesan air, yang biasanya

lapisan ini dipergunakan setinggi 1,5 meter dan

sering digunakan sebagai dinding kamar mandi atau

wc.

Fungsi plesteran adalah :

Sebagai pelindung cuaca

Plesteran melindungi pasanganbatu

bata dari angin, hujan, suhu yang masuk /

meresap kedalam pasangan bata sehingga

udara dalam ruangan stabil serta nyaman

untuk ditempati.

Lapisan yang berfungsi untuk

pelindung ini disebut lapisan dasar dengan

27

Page 23: BAB II

ketebalan 3 – 5 mm dan terbuat dari

campuran 1pc : 2-2 ½ pasir

Untuk meratakan permukaan pasangan bata

Setelah lapisan dasar, lapisan

berikutnya adalah suatu lapisan dengan tebal

10-20mm untuk meratakan permukaan

tembok, dibuat dengan campuran 1Kp : 1Sm

: 2 ½ Ps : ¼ Pc, lapisan ini akan berfungsi

sebagai lapisan penghisap air apabila terkena

hujan dan akan menguapkanya kembali pada

saat matahari bersinar.

Untuk menambah keindahan

Karena pada lapisan inilah akan

dilakukan pengecatan sehingga halus

kasarnya dan rapih tidaknya plesteran akan

sangat berpengaruh pada hasil akhir sebuah

dinding.

28

Page 24: BAB II

Gambar 2.15 detail plesteran

2. Dinding Kramik

Gambar 2.16 Dinding keramik

( sumber : dokumentasi pribadi )

Merupakan salah satu teknik

finishing pada dinding dengan cara menutup

permukaan dinding dengan

keramik.Keramik dibuat secara fabrikasi di

pabrik

Keuntungan dinding keramik:

Tersedia dalam berbagai motif dan warna

Tidak mudah kotor dan tergores

Perawatan yang mudah

Kerugian dinding keramik:

Mahal

Ada kemungkinan terlepas

Membutuhkan waktu lebih dalam

pemasangan

29

Page 25: BAB II

3. Dinding Gypsum

Gambar 2.17 Dinding gypsum

( sumber : dokumnetasi pribadi )

Merupakan salah satu teknik

finishing pada dinding dengan cara menutup

permukaan dinding dengan gypsum, gypsum

biasanya berbentuk lembaran denagn ukuran

yang telah ditentukan.

Papan gypsum adalah salah satu

produk jadi setelah raw material gypsum

diolah melalui proses pabrik. Papan gypsum

digunakan sebagai salah satu elemen dari

dinding partisi dan plafon. Dulu sebelum

papan gypsum popular, masyarakat

menggunakan triplek sebagai bahan penutup

plafon. Saat ini triplek menjadi material

yang cukup mahal dikarenakan bahan baku

pembuat triplek tersebut sudah sangat sulit

didapat. Gipsum merupakan alternatif yang

tepat untuk menggantikan triplek,

30

Page 26: BAB II

Keuntungan dinding gypsum:

Tahan api

Tidak mengandung asbes

ringan

Mudah dalam pengerjaan

Kerugian dinding gypsum :

Mahal

Kurang kuat

Bukan jenis peredam yang baik

Gambar 2.18 Papan gypsum

(Sumber: http://www.google.co.id/images)

2.3.4 Pengerjaan finishing Plafond

Gambar 2.19 Plafond

(Sumber: http://www.google.co.id/images)

Plafon adalah bagian konstruksi merupakan lapis pembatas

antara rangka bangunan dengan rangka atapnya, sehingga bisa

31

Page 27: BAB II

sebagai atau dapat dikatakan tinggi bangunan dibawah rangka

atapnya.

Fungsi plafon

- Plafon merupakan bagian dari interior yang harus didesain

sehingga ruangan menjadi sejuk dan enak dipandang (artistik).

- Plafon sebagai batas tinggi suatu ruangan tentunya ketinggian

dapat diatur sesuaikan dengan fungsinya ruangan yang ada.

Umpamanya; untuk ruang tamu pada sebuah rumah tinggal

cenderung tinggi plafon direndahkan, begitu juga ruang keluarga

atau ruang makan, agar mempunyai kesan lebih familier dan

bersahabat.

-Plafon berfungsi juga sebagai isolasi panas yang datang dari atap

atau sebagai penahan perambatan panas dari atap (aluminium foil).

-Plafon dapat juga sebagai meredam suara air hujan yang jatuh

diatas atap, terutama pada penutup atap dari bahan logam.

-Plafon sebagai finishing (elemen keindahan), mempunyai tempat

untuk menggantungkan bola lampu, sedang bagian atasnya untuk

meletakkan kabel - kabel listriknya (sparing instalasi).

a. Bahan Finishing Pada Plafon

Jenis – jenis bahan finishing pada plafond

yang biasa digunakan yaitu papan gypsum, papan

kalsium, tripleks, asbes, papan kayu, hardboard,

bahan GRC. Pada Proyek Apartemen Grand

Emerald Kelapa Gading ini menggunakan papan

gypsum dan papan kalsium untuk finishing plafond.

1. Gypsum board.

32

Page 28: BAB II

Gambar 2.21 Gypsum Board

(Sumber: http://www.google.co.id/images)

Papan gypsum adalah salah satu

produk jadi setelah raw material gypsum

diolah melalui proses pabrik. Papan

gypsum digunakan sebagai salah satu

elemen dari dinding partisi dan plafon

2. Papan kalsium

33

Page 29: BAB II

Gambar 2.21 Kalsium Board

(Sumber: http://www.google.co.id/images)

Papan kalsium silikat yang terbuat

dari pasir silika, semen, ditambah serat

selulosa. Yang membedakannya dengan

fiber semen lain adalah proses

pengeringannya dengan sistem

autoclave, sehingga produk lebih ringan

dengan muai susut sangat kecil.

Papan Kasium silikat bisa

diaplikasikan untuk plafon ruang dalam

ruang luar, partisi, daun pintu dan

dinding luar (external cladding).

34