bab ii

7

Click here to load reader

Upload: panji-pandu-sukma

Post on 04-Jul-2015

816 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab II

12

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum Tanaman Selada

2.1.1 Taksonomi Tanaman Selada

Tanaman selada (Lactuca sativa L.) merupakan sayuran daun yang berasal

dari Asia Barat. Mekipun demikian sumber lain memastikan bahwa sumber

genetik tanaman selada adalah kawasan Amerika, hal ini dibuktikan Christoper

Columbus pada tahun 1493 yang menemukan tanaman selada di daerah

Hemisphere (Rukmana, 1994).

Klasifikasi ilmiah tanaman selada dalam Rukmana (1994) dan Haryanto et

al (1994) adalah sebagai berikut :

Divisio : Spermatophyta

Sub divisio : Angiospermae

Classis : Dicotyledonae

Ordo : Asterales

Familia : Asteraceae

Genus : Lactuca

Species : Lactuca sativa L.

2.1.2 Morfologi Tanaman Selada

Morfologi selada umumnya menyerupai mawar, mempunyai dasar daun

tebal, bercabang berbunga sempurna dengan 5 stamen dan melakukan

penyerbukan sendiri. Sistem perakaran selada adalah akar tung gang dan cabang-

cabang akar menyebar ke semua arah pada kedalaman 15 cm - 30 cm. Ada

12

Page 2: Bab II

13

hubungan antara perkembangan si stem perakaran dengan struktur tanah. Pada

tanah yang padat perkembangan akar kurang baik dan pendek . Daunya berbentuk

bulat panjang, sering berjumlah banyak dan biasanya berposisi duduk ( sessile),

tersusun berbentuk spiral dalam roset padat. Warna daunnya beragam mulai dari

hijau muda hingga hijau tua. Daun tak berambut, mulus, berkeriput atau kusut

berlipat, ukurannya bermacam-macam tergantung jenisnya (Rubatzky dan

Yamaguchi, 1997).

Di daerah yang beriklim sedang (sub -tropis), tanaman selada mudah

berbunga, bunganya berwarna kuning pucat, dan tangkai bung anya dapat

mencapai 90 cm. Bunga ini menghasilkan buah berbentuk polong yang berisi biji.

Biji berbentuk pipih, berukuran kecil serta berbulu tajam (Rukmana, 1994).

Di beberapa negara produsen sayuran, Selada dikelompo kan dalam dua

tipe, yaitu tipe kubis dan cos. Selada tipe kubis memiliki ciri -ciri berdaun lebar

dan keriting (bergelombang), serta bertumpuk rapat membentuk telur (krop),

tetapi kropnya tidak begitu padat. Selada tipe cos, daun-daunya berwarna hijau

muda, bentuknya lonjong, tidak keriting, dan dapat membentuk krop cukup padat

(Rukmana, 1994).

Menurut Haryanto (1994) ada empat jenis selada, yait u :

1. Selada kepala renyah (Crisphead lettuce) dan kepala mentega (Butterhead

lettuce) atau selada bokor.

2. Selada rapuh (Longifolia lettuce) atau selada cos (Romaine lettuce).

3. Selada daun (Leaf lettuce) atau potongan (cutting lettuce).

4. Selada batang (Stem lettuce).

Page 3: Bab II

14

2.1.3 Syarat Tumbuh Tanaman Selada

1. Iklim

Selada dapat ditanam di datar an rendah sampai dataran tinggi

(pegunungan). Hal yang terpenting adalah memperhatikan pemilihan varietas

yang cocok dengan lingkungan setempat (Rukmana, 1994).

Suhu sedang adalah hal yang ideal untuk produksi selada berkualitas

tinggi, suhu optimumnya untuk siang hari adalah 20 °C dan malam hari adalah

10°C. Suhu yang lebih tinggi dari 30 °C biasanya menghambat pertumbuhan.

Umumnya intensitas cahaya tinggi dan hari panjang meningkatkan laju

pertumbuhan, dan mempercepat perkembangan luas daun sehingga daun menjadi

lebih lebar, yang berakibat pembentukan kepala menjadi lebih cepat (Rubatzky

dan Yamaguchi, 1997).

Tanaman selada memerlukan cahaya yang tidak terlalu banyak, sebab

curah hujan yang terlalu tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada daun. Oleh

karena itu, penanaman selada di anjurkan pa da akhir musim hujan.

2. Tanah

Tanaman selada dapat ditanam pada berbagai jenis tanah. Pertumbuhan

yang baik akan diperoleh bila ditanam pada tanah liat berpasir yang cukup

mengandung bahan organik, gembur, remah, dan tidak mudah tergenang air.

Selada dapat tumbuh baik dengan pH 6,0 -6,8 atau idealnya 6,5.

2.1.4 Kegunaan dan Manfaat Tanaman Selada

Kegunaan utama tanaman selada adalah sebagai salad atau lalaban segar

(dimakan mentah) atau dijadikan berbagai bentuk masakan Eropa maupun Cina

Page 4: Bab II

15

dan jarang disayur masak karena dapat menyebabkan kandungan nutrisinya

banyak berkurang sehingga rasanya menjadi tidak enak dan sulit dicerna.

Selain sebagai sayuran, daun selada yang agak keriting ini sering dijadikan

penghias hidangan karena memiliki penampilan yang menari k. Ada yang

berwama hijau segar dan ada juga yang berwama merah. Selain itu selada

mempunyai khasiat terbaik dalam menjaga keseimban gan tubuh. Menurut

Suprayitno (1996) manfaat daun selada bagi kesehatan tubuh adalah sebagai

berikut :

1. Membantu menurunkan resiko gangguan jantung dan terjadinya stroke

2. Mengurangi resiko terjadinya kanker

3. Mengurangi resiko terkena katarak

4. Membantu mengurangi resiko spina bifida (salah satu jenis gangguan

kelainan pada tulang belakang)

5. Membantu kerja pencernaan dan kesehatan organ hati

6. Mengurangi gangguan anemia

7. Membantu meringankan insomnia (sulit tidur) karena ketegangan syaraf.

2.2 Pupuk Kascing

Pupuk kascing merupakan pupuk organi k dengan teknologi pola siklus

kehidupan cacing tanah. Cacing tanah mampu mempercepat pro ses penghancuran

bahan organik sisa menjadi partikel-partikel yang lebih kecil. Cacing tanah

mempu menguraikan sampah organik 2 -5 kali lebih cepat dari mikroorganisme

pembusuk. Limbah bahan organik yang diuraikan dapat m engalami penyusutan

40% - 60%. Cacing tanah dapat mengeluarkan kapur dalam bentuk kalsium

Page 5: Bab II

16

karbonat (CaCO3) atau dolomit pada lapisan di bawah permukaan tanah. Cacing

tanah juga dapat menurunkan pH pada tanah yang berkadar garam tinggi. Selain

perbaikan sifat kimia dan biologi tanah, pemberian kascing pada tanah dapat

memperbaiki kondisi fisik tanah. Cacing mampu menggali lubang di sekitar

permukaan tanah sampai kedalaman dua meter dan aktivitasnya meningkatkan

kadar oksigen tanah sampai 30 %, memperbesar pori-pori tanah, memudahkan

pergerakan akar tanaman, serta meningkatkan kemampuan tanah untuk menyerap

dan menyimpan air. Zat-zat organik dan fraksi liat yang dihasilkan cacing bisa

memperbaiki daya ikat antar partikel tanah sehingga menekan te rjadinya proses

pengikisan hingga 40 % (Kartini, 2007).

Kascing mengandung asam humat. z at-zat humat bersama-sama dengan

tanah liat berperan terhadap sejumlah reaksi kompleks baik secara langsung

maupun tidak secara langsung dapat mempengaruhi pertumbuhan tana man

melalui sejumlah proses-proses dalam tubuh tanaman. Secara tidak langsung, zat

humat dapat meningkatkan kesuburan tanah dengan mengubah kondisi -kondisi

fisik, kimia dan biologi tanah (Mulat, 2003).

Kascing memiliki kelebihan dibandingkan pupuk organik yang lain karena

unsur haranya dapat langsung tersedia, mengandung mikroorganisme yang

lengkap dan juga mengandung hormon tubuh sehingga dapat mempercepat

pertumbuhan tanaman (Nick, 2008).

Menurut Masnur (2001) keunggulan kascing adalah :

Page 6: Bab II

17

1. Kascing mengandung berbagai unsur hara yang dibutuhkan tanaman

seperti N, P, K, Ca, Mg, S, Fe, Mn, Na, Cu, Zn, Bo dan Mo tergan tung

pada bahan yang digunakan.

2. Kascing merupakan sumber nutrisi bagi mikroba tanah. Dengan adanya

nutrisi tersebut mikroba pengurai bahan organik akan terus berkembang

dan menguraikan bahan organik lebih cepat. Selain dapat meningkatkan

kesuburan tanah, kascing juga dapat membantu proses penghancuran

limbah organik.

3. Kascing berperan memperbaiki kemampuan menahan air, membantu

menyediakan nutrisi bagi tanaman, memperbaiki struktur tanah dan

menetralkan pH tanah.

4. Kascing mempunyai kemampuan menahan air sebesar 40% - 60%. Hal ini

karena struktur kascing memiliki ruang-ruang yang mampu menyerap dan

menyimpan air, sehingga mampu mempertahankan kelembaban.

5. Tanaman hanya dapat mengkonsumsi nutrisi d alam bentuk terlarut. Cacing

tanah berperan mengubah nutrisi yang tidak larut menjadi bentuk terlarut,

yaitu dengan bantuan enzim-enzim yang terdapat dalam alat

pencernaannya. Nutrisi tersebut terdapat di dalam kascing, sehingga dapat

diserap oleh akar tanaman untuk dibawa ke seluruh bagian tanaman. Setiap

bahan yang digunakan sebagai media ak an mempengaruhi kualitas kascing

yang dihasilkan.

Page 7: Bab II

18

2.3 Pupuk Cair Kotoran Ayam

Pupuk organik cair adalah pupuk organik yang berbentuk cair. Pupuk

organik ini diolah dari bahan baku berupa kotoran ternak, kompos, limbah alam,

hormon tumbuhan, dan bahan-bahan alami lainnya. Inovasi teknologi pupuk

organik cair dengan kandungan hara tinggi ber -bahan limbah kandang ternak

terdiri atas pupuk cair dari urine (biourine) dan pupuk cair dari ko toran ternak

yang padat (biokultur).

Pupuk cair kotoran ayam (biokultur) dibuat dari kotoran ayam yang

difermentasi terlebih dahulu. Fermentasi merupakan aktivitas mikroor ganisme

baik aerob maupun anaerob yang mampu mengubah atau mentranspormasikan

senyawa kimia ke subtrat organik. Fermentasi dapat terjadi karena ada aktivitas

mikroorganisme penyebab fermentasi pada subtrat organik yang sesuai. Teknologi

fermentasi anaerob untuk skala petani telah banyak dikembangkan, diantaranya

pupuk kandang (kotoran ayam) dikonver sikan dalam bentuk pupuk cair.

Berdasarkan hasil analisis, kandungan unsur hara makro dan unsur hara mikro

yang terdapat dalam pupuk cair kotoran ayam sangat tinggi dengan pH tanah

netral (7,5). Selain mengandung berbagai unsur hara yang dibutuhkan tanaman,

pupuk cair kotoran ayam diduga berperan dalam memperbaiki struktur tanah,

menetralkan pH tanah, juga dapat merangsang pertumbuhan daun, batang dan

akar tanaman.