bab ii

20
BAB II DESKRIPSI TEORI 2.1 Teori Perpustakaan 1) Perpustkaan adalah suatu unit kerja dari suatu badan atau lembaga tyertentu yang mengelola bahan-bahan pustaka, baik berupa buku-buku maupun bukan berupa buku yang diatur secara sistematis menurut aturan tertentu sehingga dapat digunakan sebagi sumber informasi oleh sebagaian penggunanya. 2) Pada bab 1 pasal 1 ayat 23 disebutkan bahwa"Sumber daya pendidikan adalah segala sesuatu yang digunakan dalam penyelenggaraan pendidikan yang meliputi tenaga pendidikan, masyarakat, dana, sarana, dan prasarana " Namun Dalam UU No. 2 tahun 1989 pasal 35 menyebutkan jelas setiap sekolah atau satuan pendidikan harus mempunyai atau menyediakan sumber belajar. Oleh sebab itu di sekolah nasional plus Smart EI, perpustakaan sangatlah penting baik bagi siswa maupun bagi guru.Dalam skala umum fungsi dari perpustakaan ada 6 yaitu:Fungsi Informasi, Fungsi Pendidikan, Fungsi Kebudayaan, Fungsi Rekreasi, Fungsi Penelitian, Fungsi

Upload: sultan-ageng-tirtayasa

Post on 20-Jun-2015

935 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab ii

BAB II

DESKRIPSI TEORI

2.1 Teori Perpustakaan

1) Perpustkaan adalah suatu unit kerja dari suatu badan atau lembaga tyertentu yang

mengelola bahan-bahan pustaka, baik berupa buku-buku maupun bukan berupa

buku yang diatur secara sistematis menurut aturan tertentu sehingga dapat

digunakan sebagi sumber informasi oleh sebagaian penggunanya.

2) Pada bab 1 pasal 1 ayat 23 disebutkan bahwa"Sumber daya pendidikan adalah

segala sesuatu yang digunakan dalam penyelenggaraan pendidikan yang meliputi

tenaga pendidikan, masyarakat, dana, sarana, dan prasarana " Namun Dalam UU

No. 2 tahun 1989 pasal 35 menyebutkan jelas setiap sekolah atau satuan

pendidikan harus mempunyai atau menyediakan sumber belajar. Oleh sebab itu di

sekolah nasional plus Smart EI, perpustakaan sangatlah penting baik bagi siswa

maupun bagi guru.Dalam skala umum fungsi dari perpustakaan ada 6

yaitu:Fungsi Informasi, Fungsi Pendidikan, Fungsi Kebudayaan, Fungsi Rekreasi,

Fungsi Penelitian, Fungsi Deposit Kebudayaan, Fungsi Rekreasi, Fungsi

Penelitian, Fungsi Deposit.

3) Menurut Perpustakaan Nasional RI (2005:4) menyatakan bahwa perpustakaan

adalah unit kerja yang memiliki sumber daya manusia sekurang-kurangnya

seorang pustakawan, ruangan/ tempat khusus, dan koleksi bahan pustakaan

sekurang-kurangnya seribu judul dari berbagai disiplin ilmu yang sesuai dengan

jenis dan misi perpustakaan yang bersangkutan serta dikelola menurut sistem

tertentu untuk kepentingan masyarakat penggunanya.

4) Perpustakaan menurut Sulistyo,Basuki (1991) adalah sebuah ruangan, bagian

sebuah gedung.ataupun gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan

buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu

untuk digunakan pembaca, bukan untuk dijual. Dalam pengertian buku dan

Page 2: Bab ii

terbitan lainnya termasuk di dalamnya semua bahan cetak,buku, majalah, laporan,

pamflet, prosiding, manuskrip (naskah), lembaran musik, berbagai karya musik,

berbagai karya media audiovisual seperti filem, slid ( slide), kaset, piringan hitam,

bentuk mikro seperti mikrofilm, mikrofis, dan mikroburam ( microopaque ).

Webster menyatakan bahwa perpustakaan merupakan kumpulan buku, manuskrip,

dan bahan pustaka lainnya yang digunakan untuk keperluan studi `atau bacaan,

kenyamanan, atau kesenangan (Sulistyo,Basuki ,1991).

5) Perpustakaan menurut Sugiyanto (1991) adalah suatu unit kerja yang berupa

tempat menyimpan koleksi bahan pustaka yang di atur secara sistematis dan dapat

digunakan oleh pemakainya sebagai sumber informasi.(Sugiyanto)

6) Perpustakaan Menurut Radom House (1992) adalah suatu tempat, berupa sebuah

ruangan atau gedung yangberisi buku dan bahan lain untuk bacaan, studi, ataupun

rujukan. Menurut Ensiklopedia Britannica, bahwa sebuah perpustakaan adalah

himpunan bahan – bahan tertulis atau tercetak yang diatur dan diorganisir untuk

tujuan studi dan penelitian atau pembacaan umum atau kedua-duannya

(Dictionary of The English Language).

7) Menurut Reitz ( menyatakan bahwa perpustakaan adalah koleksi atau

sekumpulan koleksi buku atau bahan lainnya yang diorganisasikan dan dipelihara

unutk penggunaan/keperluan membaca, konsultasi, belajar, meneliti, yang

dikelola oleh pustakawan dan staf terlatih lainnya dalam rangka menyediakan

layanan untuk memenuhi kebutuhan pengguna.

Adapun beberapa cirri perpustakaan yang dapat dirincikan sebagai berikut :

1) Perpustakaan itu merupakan satu keasatuan unit kerja, adanya perpustakaan tidak

berdiri sendiri, tetapi merupakan satuan unit kerja dari suatu badan atau lembaga

tertentu. Sebagi contoh , perpustakaan IKIP malang merupakan unit kerja IKIP

Malan, Perpustakaan SMP 1 Sumenep, begitu pula Perpustkaan BKKBN

merupakan unit kerja BKKBN.

2) Perpustakaan mengolah sejumlah Bahan pustaka, diperpustakaan disediakan

sejumlah bahan pustaka. Bahan pustaka bukan hanya berupa bhuku-buku, tetepi

Page 3: Bab ii

juga bukan berupa buku ( non book material) seperti majalah, surat kabar, brosur,

micro film, peta, globe gambar-gambar.

3) Perpustakaan harus digunakan oleh pemakai sejumlah bahan oleh pemakai,

Tujuan pengelola atau pengaturan bahan – bahna pustaka tidak lain adalah agar dapat

digunakan dengan sebaik-baiknya oleh pemakainya

4) Perpustakan sebagai su,ber informasi, perpustakaan tidak hanya tumpukan buku-

buku tanpa ada gunanya, namun secara perinsip, perpustakaan harus mampu

digunakan sebagi sumber informasi bagi setiap penggunanya.

2.2 Teori Pelayanan Publik

Beberapa pengertian dasar yang dituliskan di dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negara Nomor 63 Tahun 2003 adalah sebagai berikut :

a. Pelayanan Publik adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh

penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima

pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.

b. Penyelenggara Pelayanan Publik adalah Instansi Pemerintah.

c. Instansi Pemerintah adalah sebutan kolektif meliputi satuan kerja / satuan organisasi

Kementerian, Departemen, Lembaga Pemerintah Non Departemen, Kesekretariatan

Lembaga Tertinggi dan Tinggi Negara, dan Instansi Pemerinta lainnya, baik Pusat

maupun daerah termasuk Badan Usaha Milik Negara, Badan Hukum Milik Negara dan

Badan Usaha Milik Daerah.

d. Unit penyelenggara pelayanan publik adalah unit kerja pada Instansi Pemerintah yang

secara langsung memberikan pelayanan kepada penerima pelayanan publik.

e. Pemberi pelayanan publik adalah pejabat/pegawai instansi pemerintah yang

melaksanakan tugas dan fungsi pelayanan publik sesuai dengan peraturan perundang-

undangan.

f. Penerima pelayanan publik adalah orang, masyarakat, instansi pemerintah dan badan

hukum.

g. Biaya pelayanan publik adalah segala biaya (dengan nama atau sebutan apapun)

sebagai imbal jasa atas pemberian pelayanan publik yang besaran dan tata cara

Page 4: Bab ii

pembayaran ditetapkan oleh pejabat yang berwenang sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan.

h. Indeks Kepuasan Masyarakat adalah tingkat kepuasan masyarakat dalam memperoleh

pelayanan yang diperoleh dari penyelenggara atau pemberi pelayanan sesuai harapan

dan kebutuhan masyarakat.

Keputusan MENPAN Nomor 63 Tahun 2004 menyatakan bahwa Hakikat pelayanan publik

adalah pemberian pelayanan prima kepada masyarakat yang merupakan perwujudan kewajiban

aparatur pemerintah sebagai abdi masyarakat.

Asas Pelayanan Publik

Untuk dapat memberikan pelayanan yang memuaskan bagi pengguna jasa,

penyelenggaraan pelayanan harus memenuhi asas-asas pelayanan sebagai berikut (Keputusan

MENPAN Nomor 63 Tahun 2004) :

a. Transparansi

Bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang membutuhkan dan

disediakan secara memadai serta mudak dimengerti.

b. Akuntabilitas

Dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

c. Kondisional

Sesuai dengan kondisi dan kemempuan pemberi dan penerima pelayanan dengan tetap

berpegang pada prinsip efesiensi dan efektifitas.

d. Partisipatif

Mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik dengan

memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan masyarakat.

e. Kesamaan Hak

Tidak diskriminatif dalam arti tidak membedakan suku, ras, agama, golongan, gender

dan status ekonomi.

f. Keseimbangan Hak dan Kewajiban

Pemberi dan penerima pelayanan publik harus memenuhi hak dan kewajiban masing-

masing pihak.

Page 5: Bab ii

Kelompok Pelayanan Publik

Keputusan MENPAN Nomor 63 Tahun 2004 mambedakan jenis pelayanan menjadi empat

kelompok. Adapun empat kelompok tersebut adalah sebagai berikut:

a. Kelompok Pelayanan Administratif yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai

bentuk dokumen resmi yang dibutuhkan oleh publik, misalnya status

kewarganegaraan, sertifikat kompetensi, kepemilikan atau penguasaan terhadap suatu

barang dan sebagainya. Dokumen-dokumen ini antara lain Kartu Tanda Penduduk

(KTP), Akte Pernikahan, Akte Kelahiran, Akte Kematian, Buku Pemilik Kendaraan

Bermotor (BPKB), Surat Izin Mengemudi (SIM), Surat Tanda Nomor Kendaraan

Bermotor (STNK), Izin Mendirikan Bangunan (IMB), Paspor, Sertifikat

Kepemilikan/Penguasaan Tanah dan sebagainya.

b. Kelompok Pelayanan Barang yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai

bentuk/jenis barang yang digunakan oleh publik, misalnya jaringan telepon,

penyediaan Tenaga Listrik, air bersih, dan sebagainya.

c. Kelompok Pelayanan Jasa yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk jasa

yang dibutuhkan oleh publik, misalnya pendidikan, pemeliharaan kesehatan,

penyelenggaraan transportasi, pos dan sebagainya.

Penyelenggaraan Pelayanan Publik

Penyelenggaraan pelayanan publik perlu memperhatikan dan menerapkan prinsip, standar,

pola penyelenggaraan, biaya, pelayanan bagi penyandang cacat, lanjut usia, wanita hamil dan

balita, pelayanan khusus, biro jasa pelayanan, tingkat kepuasan masyarakat, pengawasan

penyelenggaraan, penyelesaian pengaduan sengketa, serta evaluasi kinerja penyelenggara

pelayanan publik. Kesemuanya itu akan dijelaskan di dalam sub bab-sub bab di bawah ini

1. Prinsip Pelayanan Publik

Di dalam keputusan MENPAN No 63 tahun 2003 disebutkan bahwa penyelenggaraan

pelayanan harus memenuhi beberapa prinsip sebagai berikut:

a. Kesederhanaan

Prosedur pelayanan publik tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan mudah

dilaksanakan.

Page 6: Bab ii

b. Kejelasan

Kejelasan ini mencakup kejelasan dalam hal :

i. Persyaratan teknis dan administratif pelayanan publik;

ii. Unit kerja / pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam memberikan

pelayanan dan penyelesaian keluhan / persoalan / sengketa dalam pelaksanaan

publik.

iii. Rincian biaya pelayanan publik dan tata cara pembayaran.

c. Kepastian Waktu

Pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah

ditentukan.

d. Akurasi

Produk pelayanan publik diterima dengan benar, tepat dan sah.

e. Keamanan

Proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa aman dan kepastian hukum.

f. Tanggung Jawab

Pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat yang ditunjuk bertanggung

jawab atas penyelenggaraan pelayanan dan penyelesaian keluhan / persoalan dalam

pelaksanaan pelayanan publik.

g. Kelengkapan sarana dan prasarana

Tersedianya sarana dan prasarana kerja, peralatan kerja dan pendukung lainnya yang

memadai termasuk penyediaan sarana teknologi telekomunikasi dan informatika

(Telematika).

h. Kemudahan Akses

Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai, mudah dijangkau oleh

masyarakat, dan dapat memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan informatika.

i. Kedisiplinan, kesopanan dan keramahan

Pemberi pelayanan harus bersikap disiplin, sopan santun, ramah serta memberikan

pelayanan dengan ikhlas.

j. Kenyamanan

Page 7: Bab ii

Lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan ruang tunggu yang nyaman,

bersih, rapi, lingkungan yang indah dan sehat serta dilengkapi dengan fasilitas

pendukung pelayanan seperti parker, toilet, tempat ibadah dan lain-lain.

2. Standar Pelayanan Publik

Setiap penyelenggaraan pelayanan publik harus memiliki standar pelayanan dan

dipublikasikan sebagai jaminan adanya kepastian bagi penerima pelayanan. Standar

pelayanan merupakan ukuran yang dibakukan dalam penyelenggaraan pelayanan publik

yang wajib ditaati pemberi dan atau penerima pelayanan. Menurut keputusan MENPAN

No 63 tahun 2004, standar pelayanan merupakan sekurang-kurangnya meliputi:

a. Prosedur pelayanan

Prosedur pelayanan yang dibakukan bagi pemberi dan penerima pelayanan termasuk

pengaduan.

b. Waktu Penyelesaian

Waktu penyelesaian yang ditetapkan sejak saat pengajuan permohonan sampai dengan

penyelesaian termasuk pengaduan.

c. Biaya Pelayanan

Biaya / tarif pelayanan termasuk rinciannya yang ditetapkan dalam proses pemberian

pelayanan.

d. Produk Pelayanan

Hasil pelayanan yang akan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

e. Sarana dan Prasarana

Penyediaan sarana dan prasarana pelayanan yang memadai oleh penyelenggara

pelayanan publik.

f. Kompetensi Petugas Pemberi Pelayanan

Kompetensi petugas pemberi pelayanan harus ditetapkan dengan tepat berdasarkan

pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap dan perilaku yang dibutuhkan.

3. Pola Penyelenggaraan Pelayanan Publik

Dalam kaitannya dengan pola pelayanan, keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara No 63 tahun 2004 menyatakan adanya 4 pola pelayanan, yaitu:

Page 8: Bab ii

a. Fungsional

Pola pelayanan publik diberikan oleh penyelenggara pelayanan sesuai tugas, fungsi

dan kewenangannya.

b. Terpusat

Pola pelayanan publik diberikan secara tunggal oleh penyelenggara pelayanan

berdasarkan pelimpahan wewenang dari penyelenggara pelayanan terkait lainnya yang

tersangkut.

c. Terpadu

Pola pelayanan publik terpadu dibedakan menjadi 2, antara lain:

i. Terpadu Satu Atap

Pola pelayanan terpadu satu atap diselenggarakan dalam satu tempat yang

meliputi berbagai jenis pelayanan yang tidak mempunyai keterkaitan proses dan

dilayani melalui beberapa pintu. Terhadap jenis pelayanan yang sudah dekat

dengan masyarakat tidak perlu di satu atapkan.

ii. Terpadu Satu Pintu

Pola pelayanan terpadu satu pintu diselenggarakan pada satu tempat yang meliputi

berbagai jenis pelayanan yang memiliki keterkaitan proses dan dilayani melalui

satu pintu.

d. Gugus Tugas

Petugas pelayanan publik secara perorangan atau dalam bentuk gugus tugas

ditempatkan pada instansi pemberi layanan dan lokasi pemberian pelayanan tertentu.

Selain pola pelayanan sebagaimana yang tersebutkan di atas, instansi yang melakukan

pelayanan publik dapat mengembangkan pola penyelenggaraan pelayanannya sendiri

dalam rangka upaya menemukan dan menciptakan inovasi peningkatan pelayanan

publik. Pengembangan pola penyelenggaraan pelayanan publik dimaksud mengikuti

prinsip-prinsipp sebagaimana ditetapkan dalam pedoman ini.

Page 9: Bab ii

4. Biaya Pelayanan Publik

Di dalam keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No 63 tahun 2004,

diamanatkan agar penetapan besaran biaya pelayanan publik perlu memperhatikan hal-hal

sebagai berikut:

a. Tingkat kemampuan dan daya beli masyarakat.

b. Nilai / harga yang berlaku atas barang dan jasa.

c. Rincian biaya harus jelas untuk jenis pelayanan publik yang memerlukan tindakan

seperti penelitian, pemeriksaan, pengukuran dan pengajuan.

d. Ditetapkan oleh pejabat yang berwenang dan memperhatikan prosedur sesuai

ketentuan peraturan perundang-undangan.

5. Pengawasan Penyelenggaraan Pelayanan Publik

Pengawasan penyelenggaraan pelayanan publik, dilakukan melalui beberapa cara sebagai

berikut (Keputusan MENPAN No 63 tahun 2004) yang antara lain:

a. Pengawasan melekat yaitu pengawasan yang dilakukan oleh atasan langsung, sesuai

dengan ketentuan peraturan dan perundang-undangan.

b. Pengawasan fungsional yaitu pengawasan yang dilakukan oleh aparat pengawasan

fungsional sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

c. Pengawasan masyarakat yaitu pengawasan yang dilakukan oleh masyarakat, berupa

laporan atau pengaduan masyarakat tentang penyimpangan dan kelemahan dalam

penyelenggaraan pelayanan publik.

6. Penyelesaian Pengaduan

Setiap pimpinan unit penyelenggara pelayanan publik wajib menyelesaikan setiap

laporan atau pengaduan masyarakat mengenai ketidakpuasan dalam pemberian pelayanan

sesuai dengan kewenangannya. Untuk menampung pengaduan masyarakat tersebut, unit

pelayanan menyediakan loket / kotak pengaduan. Dalam menyelesaikan pengaduan

masyarakat, pimpinan unit penyelenggara pelayanan publik perlu memperhatikan hal-hal

sebagai berikut (Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No 63 tahun 2004) :

a. Prioritas penyelesaian pengaduan;

b. Penentuan pejabatn yang menyelesaikan pengaduan;

c. Prosedur penyelesaian pengaduan;

d. Rekomendasi penyelesaian pengaduan;

Page 10: Bab ii

e. Pemantauan dan evaluasi penyelesaian pengaduan;

f. Pelaporan proses dan hasil penyelesaian pengaduan kepada pimpinan;

g. Penyampaian hasil penyelesaian pengaduan kepada yang mengadukan;

h. Dokumentasi penyelesaian pengaduan.

Berdasarkan prinsip pelayanan sebagaimana telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara No 63 / KEP / M.PAN / 7 / 2003, yang kenudian

dikembangkan menjadi 14 unsur yang “relevan, valid dan realibel”, sebagai unsur minimal yang

harus ada untuk dasar pengukuran indeks kepuasan masyarakat adalah sebagai berikut :

Prosedur Pelayanan, yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang diberikan kepada

masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan;

Persyaratan Pelayanan, yaitu persyaratan teknis dan administrative yang

diperlukan untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis pelayanannya;

Kejelasan Petugas Pelayanan, yaitu keberadaan dan kepastian petugas yang

memberikan pelayanan (nama, jabatan serta kewenangan dan tanggung jawabnya);

Kedisiplinan Petugas Pelayanan, yaitu kesungguhan petugas dalam memberikan

pelayanan terutama terhadap konsistensi waktu kerja sesuai ketentuan yang berlaku;

Tanggung Jawab Petugas Pelayanan, yaitu kejelasan wewenang dan tanggung

jawab petugas dalam penyelenggaraan dan penyelesaian pelayanan;

Kemampuan Petugas Pelayanan, yaitu tingkat keahlian dan keterampilan yang

dimiliki petugas dalam memberikan/menyelesaikan pelayanan kepada masyarakat;

Kecepatan Pelayanan, yaitu target waktu pelayanan dapat diselesaikan dalam waktu

yang telah ditentukan oleh unit penyelenggara pelayanan;

Keadilan mendapatkan Pelayanan, yaitu pelaksanaan pelayanan dengan tidak

membedakan golongan/status masyarakat yang dilayani;

Kesopanan dan Keramahan Petugas, yaitu sikap dan perilaku petugas dalam

memberikan pelayanan kepada masyarakat secara sopan dan ramah serta saling

menghargai dan menghormati;

Kewajaran Biaya Pelayanan, yaitu keterjangkauan masyarakat terhadap besarnya

biaya yang ditetapkan oleh unit pelayanan;

Kepastian Biaya Pelayanan, yaitu kesesuaian antar abiaya yang dibayarkan dengan

biaya yang telah ditetapkan;

Page 11: Bab ii

Kepastian Jadwal Pelayanan, yaitu pelaksanaan waktu pelayanan, sesuai dengan

ketentuan yang telah ditetapkan;

Kenyamanan Lingkungan, yaitu kondisi sarana dan prasarana pelayanan yang

bersih, rapi dan teratur sehingga dapat memeberikan rasa nyaman kepada penerima

pelayanan;

Keamanan Pelayanan, yaitu terjaminnya tingkat keamanan lingkungan unit

penyelenggara pelayanan ataupun sarana yang digunakan, sehingga masyarakat

merasa tenang untuk mendapatkan pelayanan resiko-resiko yang diakibatkan dari

pelaksanaan pelayanan;

2.3 Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir dalam sebuah penelitian perlu dikemukakan apabila dalam

penelitiannya berkenaan dengan beberapa variabel yang akan diteliti maka dalam kerangka

berfikir ini saya akan megemukakan variabel tersebut.

Organisasi yang memberikan pelayanan terhadap mahasiswa harus sesuai dengan teori

yang sudah dikemukakan pada teori organisai dan prilaku organisai harus sesuai dengan teori

yang sudah dikemukakan, paling tidak hamper mendekati teori-teori yang sudah ada selain itu

adanya partisipasi mahasiswa dalam keikut sertaan menjaga dan mengawasi pelayanan yang

diberikan oleh perpustakaan universitas sultan ageng tirtayasa guna menambah kenyamanan dan

keamanan perpustakaan ini.

Perpustakaan harus mengacu pada teori yang sudah di jabarkan karena perpustaka

merupakan organisasi yang memberikan pelayanan bagi setiap mahasiswa yang ada di

universitas sultan ageng tirtayasa.

Dalam penyelesaian masalah – masalah yang sedang terjadi diharuskan adanya

pengurusan perpustakaan sesuai dengan standar perpustakan yaitu tersedianya fasilitas yang

memadai, buku-buku penunjang yang cukup, susunan buku yang rapih, tempat yang bersih,

pelayanan yang ramah dan sebagainya, selain itu kesadaran mahaiswa dan siswi dalam hal

partisipasi haruslah ditanamkan karenan menyangkut dengan suatu hal yang vital

Page 12: Bab ii

KERANGKA BERFIKIR

Masalah yang terdapat di perpustakan universitas sultan ageng tirtayasa,

1. Kurangnya profesionalitas para pekerja perpustakaan

2. Masih lemahnya keamanan

3. Kebersihan yang belum baik

4. Kurangnya Prasaranan pendukung kegiatan perpustakaan

5. Kurangnya sosialisasi perpustakaan kepada mahasiswa dan siswi

Pelayanan Publik adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan

Teori Perpustakaan menurut Basuki (1991) sebuah ruangan, bagian sebuah gedung.ataupun gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu untuk digunakan pembaca, bukan untuk dijual .

Strategi memecahkan masalah diperpustakaan universitas sultan ageng tirtayasa dalam pelayanan perpustakaam

Page 13: Bab ii

ASUMSI DASAR

Berdasarkan kerangka sehat berpikir yang telah ditetakan, maka dirumuskan asumsi dasar

sebagai berikut : “Karena kurangya kualitas pelayanan perpustakaan Universitas Sultan ageng

yang mengakibatkan menurunnya peminat untuk membaca diperpustakaan Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa”

Page 14: Bab ii