bab i1

35
MAKALAH INSTRUMENTASI III BD FACSCOUNT SYSTEM DISUSUN OLEH: KELOMPOK 8 ADI LESMANA AFIFAH IRBAH DIAN EKA SUSANTI NURSAKINAH JASMIN ANALIS KESEHATAN TINGKAT 2A

Upload: densus31

Post on 03-Feb-2016

277 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

vnbmvm

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I1

MAKALAH INSTRUMENTASI III

BD FACSCOUNT SYSTEM

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 8

ADI LESMANA

AFIFAH IRBAH

DIAN EKA SUSANTI

NURSAKINAH JASMIN

ANALIS KESEHATAN

TINGKAT 2A

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN

2015 - 2016

Page 2: BAB I1

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada

waktunya. Makalah ini membahas tentang “BD FACScount SYSTEM “.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan

tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu, penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu

dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan

Yang Maha Esa.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk

penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk

penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat

kepada kita sekalian.

Tangerang, 25 Oktober 2015

penulis

Page 3: BAB I1

DAFTAR ISI

Page 4: BAB I1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

A. HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS (HIV)

Human Immunodeficiency Virus merupakan Virus yang menyebabkan rusaknya

melemahnya sistem kekebalan tubuh manusia. HIV membutuhkan sel-sel kekebalan kita untuk

berkembang biak.

Dua spesies HIV yang diketahui menginfeksi manusia adalah HIV -1 dan HIV-2. HIV 1

adalah virus HIV yang pertama diidentifikasi oleh Luc Moontainer di Institut Pasteur Paris,

tahun 1983. HIV-2 berhasil di isolasi dari pasien Afrika Barat tahun 1986 ( Levinson W, Jawetz

E, 2003). HIV-1 lebih mematikan dan lebih mudah masukkedalam tubuh. HIV-1 adalah sumber

dari mayoritas infeksi HIV di dunia, sementara HIV-2 kebanyakan berada di Afrika Barat. Baik

HIV-1 dan HIV-2 berasal dari primata. Asal HIV-1 berasal dari simpanse Pan troglodytes yang

ditemukan di Kamerun selatan. HIV-2 berasal dari Sooty Mangabey (Cercocebus atys), monyet

dari Guinea Bissau, Gabon, dan Kamerun ( Price SA, Wilson LM, 2006).

HIV-1 adalah yang lebih "virulent" dan lebih mudah menular, dan merupakan sumber

dari kebanyakan infeksi HIV di seluruh dunia. HIV-2 kebanyakan masih terkurung di Afrika

Barat. Kedua spesies berawal di Afrika Barat dan tengah, menular dari primata ke manusia

dalam sebuah proses yang dikenal sebagai zoonosis. HIV-1 telah berevolusi dari sebuah simian

immunodeficiency virus (SIVcpz) yang ditemukan dalam subspesies simpanse, Pan troglodyte

troglodyte .

HIV-1 memiliki 3 kelompok atau grup yang telah berhasil diidentifikasi berdasarkan

perbedaan pada envelope-nya yaitu M, N, dan O . Kelompok M yang paling besar

prevalensinya dan dibagi kedalam 8 subtipe berdasarkan seluruh genomnya, yang masing-

masing berbeda secara geografis . Subtipe yang paling besar prevalensinya adalah subtipe B

(banyak ditemukan di Afrika dan Asia), subtipe A dan D (banyak ditemukan di Afrika), dan C

(banyak ditemukan di Afrika dan Asia); subtipe-subtipe ini merupakan bagian dari kelompok

Page 5: BAB I1

M dari HIV-1. Ko-infeksi dengan subtipe yang berrbeda meningkatkan sirkulasi bentuk

rekombinan (CRFs)

Human Immunodeficiency virus adalah virus sitopatik diklasifikasikan dalam Famili

Retroviridae, sub family Lentiviridae, genus Lentivirus. Berdasarkan strukturnya termasuk

Family retrovirus termasuk virus RNA yang biasanya menyerang organ vital sistem kekebalan

manusia seperti sel T CD4, makrofag, dan sel dendritik. Virus HIV secara langsung dan tidak

langsung merusak sel T CD4, padahal sel T CD4 di butuhkan agar sistem

kekebalan tubuh berfungsi dengan baik. Jika virus HIV membunuh sel T CD4 sampai

terdapat kurang dari 200 sel T CD4 permikro liter darah, maka kekebalan seluler akan hilang

(Highleyman, 2007)

Secara alamiah sel kekebalan kita akan dimanfaatkan, bisa diibaratkan seperti mesin

fotocopy. Namun virus ini akan merusak mesin fotocopynya setelah mendapatkan hasil copy

virus baru dalam jumlah yang cukup banyak. Sehingga lama-kelamaan sel kekebalan kita habis

dan jumlah virus menjadi sangat banyak (Kelly J et al, 1994; Ngowi BJ et al, 2008)

Virus HIV berada terutama dalam cairan tubuh manusia. Cairan yang berpotensial

mengandung virus HIV adalah darah, cairan sperma, cairan vagina dan air susu ibu. Sedangkan

cairan yang tidak berpotensi untuk menularkan virus HIV adalah cairan keringat, air liur, air

mata dan lain-lain.

B. CD4

Sel CD4 adalah semacam sel darah putih atau limfosit dan ini bagian yang penting

dari sistem kekebalan tubuh manusia. Disebut juga sel T-4, sel pembantu atau kadang sel CD4

Ketika manusia terinfeksi HIV sel yang paling sering terinfeksi adalah sel CD4, dan

menjadi bagian dari sel tersebut. Ketika sel CD4 menggandakan diri untuk melawan infeksi apa

pun, sel tersebut juga membuat banyak duplikasi HIV. Semakin menurunnya sel CD4 berarti

sistem kekebalan tubuh kita semakin rusak dan semakin rendahnya jumlah CD4 yang ada dalam

Page 6: BAB I1

tubuh manusia, semakin mungkin kita akan mudah sakit atau mungkin akan mengalami infeksi

oportunistik (Burban SD, 2007)

Karena jumlah CD4 sering berubah-ubah biasanya dokter lebih menggunakan

presentase sel CD4 yaitu perbandingan dengan limfosit total Jika hasil tes CD4 = 34% berarti

34% dari limfosit kita adalah CD4. Angka normal berkisar 30 - 60%. Di bawah 14%

menunjukan kerusakan parah pada sistem kekebalan tubuh. Hal ini adalah tanda AIDS pada

orang yang terinfeksi HIV.

Jumlah CD4 normal adalah 410 sel/mm3 – 1590 sel/mm3, bila jumlah

CD4 dibawah 350/mm3, atau dibawah 14%, kita dianggap AIDS, (Definisi Depkes).

Jumlah CD4 dipakai bersama untuk meramalkan berapa lama kita akan tetap sehat.

C. LIMFOSIT

Limfosit dapat di bedakan dalam dua kelompok besar, yaitu limfosit T, dan B. Baik

limfosit T maupun B, keduanya harus mampu secara spesifik mengenali sel sel dan benda lain

yang tidak di butuhkan untuk di hancurkan atau di netralisasi karena berbeda dari sel sel normal,

perbedaan tersebut di mungkinkan dengan adanya antigen (Scanlon VC, Sanders T, 2007).

Antigen adalah molekul kompleks berukuran besar yang mencetuskan respon imun spesifik

terhadap dirinya sendiri apabila antigen tersebut masuk ke dalam tubuh. Protein asing adalah

yang paling sering di jumpai ( Sherwood L, 2001). berinteraksi dengan CD4 yang kemudian

menghambat aktivasi sel yang mempresentasikan antigen (APC) ( Nursalam, Kurniawati ND,

2002)

Jenis jenis sel T dan fungsinya:

1. Sel T Pembantu

Merupakan sel T yang jumlahnya paling banyak kira kira 75 % dari limfosit T sel ini

membantu melakukan fungsi system imun dan bertindak sebagai pengatur utama sistem imun.

Page 7: BAB I1

2. Sel T Sitotoksik(sel pembunuh)

Merupakan sel penyerang yang mampu langsung membunuh mikroorganisme

3. Sel T Supresor,

Sel yang mempunyai kemampuan untuk menekan fungsi sel T sitotoksik dan sel T

pembantu, menjaganya agar jangan menyebabkan reaksi imun yang berlebihan yang dapat

merusak tubuh ( Guyton AC, M. D, Hall JE, 1997) Limfosit T, bertanggung jawab dalam

pembentukan limfosit teraktivasi yang dapat membentuk imunitas yang di perantarai sel, dan

limfosit B, bertanggung jawab dalam pembentukan antibody yang memberikan imunitas humoral

( Guyton AC, M. D, Hall JE, 1997)

Fungsi utama limfosit B adalah sebagai imunitas anti body humoral. Masing masing sel

B mampu mengenali antigen spesifik dan mempunyai kemampuan untuk mensekresi antibody

spesifik.

Limfosit T

Limfosit T mempunyai 2 fungsi utama yaitu:

1. Regulasi system imun.

2. Membunuh sel yang menghasilkan antigen target khusus

Masing masing sel T mempunyai marker permukaan seperti CD4, CD8, dan CD3 yang

membedakannya dengan sel lain. Sel CD4 adalah sel yang membantu mengaktivasi sel B, killer

cell, dan makrofag saat terdapat antigen target khusus.

HIV menyerang CD4, dengan secara langsung yaitu sampul HIV yang mempunyai efek

toksik akan menghambat fungsi sel T, secara tidak langsung, lapisan luar protein HIV yang di

sebut sampul gp 120 dan anti p24.

Page 8: BAB I1

1.2. Rumusan Masalah

a. Apa yang dimaksud dengan BD Facscount System?

b. Bagaimana Prinsip kerja dari alat BD Facscount System?

c. Bagaimana cara pengambilan sampel untuk BD Facscount System?

d. Bagaimana cara kerja dari alat BD Facscount System ?

e. Bagaimana interpretasi hasil alat BD Facscount System ?

f. Apa kelebihan dan kekurangan dari alat BD Facscount System?

g. Apa saja troubleshooting dari alat BD Facscount System?

h. Apa saja hal hal yang perlu diperhatikan dari alat BD Facscount System?

i. Bagaimana cara kalibrasi BD Facscount System ?

1.3 Tujuan

a. Mengetahui Pengertian alat BD Facscount System

b. Mengetahui Prinsip kerja dari alat BD Facscount System

c. Mengetahui cara pengambilan sampel untuk BD Facscount System

d. Mengetahui cara kerja dari alat BD Facscount System

e. Mengetahui interpretasi hasil alat BD Facscount System

f. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari alat BD Facscount System

g. Mengetahui hal hal yang perlu diperhatikan dari alat BD Facscount System

h. Mengetahui cara kalibrasi alat BD Facscount System.

i. Mengetahui troubleshooting dari alat BD Facscount System

Page 9: BAB I1

BAB II

PEMBAHASAN

2.2 Prinsip Kerja

2.3 Bagian-bagian Alat

Page 10: BAB I1

1. Tabung Loader Komponen

Sampel perangkat tabung loading dipasang langsung pada aliran cytometer. Perangkat

terdiri dari sistem penggerak, mekanisme tabung pengangkat, rak spindle, dan optik sensor, yang

semuanya melekat pada laci geser.

Tabung pengangkat adalah batang baja stainless yang mengangkat tabung sampel dari

rak keport injeksi sampel (SIP). Kecepatan dan jarak pengangkat dioptimalkan, dan tidak boleh

diubah kecuali jika Anda diminta untuk melakukannya oleh BD Biosciences.

Ada dua sensor optik. Satu membaca ID rak untuk memverifikasi rak terpasang benar.

Yang lain memindai rak untuk memverifikasi lokasi tabung sesuai dengan terkait Rak Manifest.

Hal ini juga memverifikasi tabung di tempat sebelum mengaktifkan pengangkat tabung dan

bahwa tabung dikembalikan ke rak ketika pengangkat tabung diturunkan.

Untuk mengoperasikan Loader, cover harus di tempat di laci Loader. Tabung tidak akan

dimuat jika penutup dimatikan, dan tabung sedang berjalan akan dibongkar jika penutup dihapus

Page 11: BAB I1

selama berlari. Satu-satunya modifikasi yang diperlukan untuk cytometer untuk bekerja dengan

baik dengan Loader akan melepas Bal segel dan memasang panduan tabung dan loader segel

pada SIP. Hal ini membantu untuk menyediakan instalasi yang tepat dan bertekanan dari tabung

selama akuisisi.

Perhatikan bahwa Anda dapat mengembalikan cytometer ke kondisi semula jika Anda

ingin menginstal tabung secara manual pada cytometer tanpa menggunakan Loader tersebut.

2. Rak

Rak Loader dapat menampung hingga empat puluh 12 x 75 mm tabung di berlabel lokasi

tabung. Setiap rak telah ID rak (16/1) dicetak di atas dan pada optik membaca label pada

permukaan bagian dalam rak. Rak diposisikan pada rak spindle dalam laci Loader, yang slide di

dan keluar untuk memudahkan akses. Perhatikan bahwa Loader yang kompatibel dengan rak

Loader tradisional (abu-abu) dan yang lebih baru, rak kehijauan berlabel "Contoh-Prep Ready"

(Gambar 1-3).

3. Keypad

Keypad (Gambar 1-4) berkomunikasi dengan modul elektronik Loader melalui Kabel SCSI.

Gunakan tombol untuk menyalakan Loader dan mematikan, dan untuk beroperasi Loader

manual. (Tombol keypad yang dinonaktifkan selama Worklist run.) Setiap kali Loader

dihidupkan dan penutup di tempat, Loader yang melakukan scan inisialisasi. Layar LED pada

keypad menunjukkan status Loader. Setelah scan sukses, status Loader membaca Tabung 01.

Page 12: BAB I1

Selama operasi manual, tekan tombol pada keypad untuk melakukan

fungsi berikut:

• Rack-menggerakkan rak ke posisi lain

• Lifter-menaikkan atau menurunkan tabung

• mixing –menggetrakan rak untuk mencampur sampel dalam tabung sampel

Tekan dan lepaskan tombol untuk mencampur dengan kekuatan rendah; tekan terus

tombol selama 2 detik (tinggi) untuk mencampur dengan kekuatan tinggi .

2.4 Cara Kerja

Setting Up the Loader

Ikuti langkah-langkah untuk mengatur rak Loader (s) dan menginstal rak pertama pada

cytometer. Jika Anda menjalankan sampel yang disiapkan pada Contoh BD FACS Prep Assistant

(SPA).

1.Lepaskan rak Loader dari instrumen, jika diperlukan.Geser penutup Loader depan dan menarik

keluar laci Loader.tempatkan ibu jari pada spidle pusat , dan tekan ke bawah dengan ibu

jari ,sementara tarik lembut pegangan pada rak dengan dua jari seperti yang ditunjukkan pada

gambar.

Page 13: BAB I1

2.Vortex tabung sampel dan menempatkan mereka di rak (s) sesuai dengan Rak Manifest.Jika

Rack Manifest menunjukkan tabung pembersihan diperlukan di rak itu,memuat tabung berisi 3

mL 10% pemutih di Posisi 39 dan tabung mengandung 3 mL air deionisasi di Posisi 40.Jika rak

terakhir penuh tabung sampel, menggunakan rak lain untuk membersihkan. Saat membersihkan

tidak perlu dilakukan manual, worklist manager akan meminta praktikan untuk membersihkan.

Yakinkan actual tube memuat ragkaian yang akan di print di rack manifest. Jika memuat

rak yang lama, sebelum praktikan praktikan run sampel pada loader, praktikan harus memutar

tube lagi sebelum proses analisis.

3.Pasang rak pertama yang akan diperoleh pada Loader. Posisi lubang spindle dalam menangani

rak atas pusat poros dari loader laci. Putar rak sampai panduan penyelarasan pin cocok menjadi

lubang keselarasan kecil di bagian atas rak. Tekan dengan kuat untuk mengatur atau meng-set

rak

4 Tutup laci Loader dengan benar, dan menginstal penutup Loader.Scan Loader dan posisi rak di

tabung Posisi 1.

Jika rak dimuat duduk untuk jangka waktu sebelum Anda menjalankan sampel pada

Loader, praktikan harus mrmtar tabung lagi sebelum melanjutkan.Untuk mengoperasikan

Loader, cover harus di tempat di laci Loader.Tabung tidak akan dimuat jika penutup dimatikan,

dan tabung sedang berjalan akan dibongkar jika penutup dihapus selama proses runing

Running Samples

Setelah Anda klik Jalankan Tes pada Worklist, Worklist Manajer menjalankan sampel

yang tercantum dalam Worklist tersebut. Jika Worklist mengandung kedua BD CellQuest Pro

dan BD multiset tes, siklus akan melakukan pembersihan singkat (sekitar 3 menit) dilakukan

karena setiap aplikasi selesai menutup. Ketika Worklist selesai, siklus pembersihan panjang

(sekitar 12 menit) dilakukan. Ketika final membersihkan siklus selesai, Ringkasan Laporan

muncul dalam ringkasan pandangan. Untuk pilihan-aplikasi tertentu selama akuisisi, melihat BD

CellQuest Pro.

1. Tempatkan aliran cytometer dalam mode RUN dan memilih aliran yang tepat.

Page 14: BAB I1

sebelum proses berlanjut ke tahap 2, pastikan tempat kertas untuk print terisi penuh.Jika printer

kehabisan kertas ditengah tengah run maka proses runing akan berhenti.

2 Klik Jalankan Tes pada pandangan Worklist.

Jika praktikan belum menyimpan dokumen Worklist,dialog akan muncul,menginstruksikan

praktikan untuk melakukannya.

Langkah-langkah inisialisasi:

• Loader akan memeriksa ID Rack.

• lokasi Tabung diperiksa terhadap Rack Manifest.

• Perangkat lunak akuisisi akan terbuka.

Sejumlah hal yang terjadi sebagai perangkat lunak akuisisi terbuka.

• Dokumen-aplikasi khusus untuk sampel pertama dibuka.

• Pengaturan Instrumen-download ke cytometer, jika file itu terkait dengan panel sampel di

Assay Settings.

• Awal-of-rack campuran terjadi.

• akuisisi Contoh dimulai.

Notice: Jika kesalahan Loader terjadi selama running, dialog muncul dengan pilihan untuk Coba

lagi, Lanjutkan, atau Berhenti Run. Klik Retry untuk memeriksa kembali status; klik Continue

untuk menyelesaikan akuisisi tabung yang tanpa memperbaiki kesalahan Kondisi. Kesalahan

dicatat pada Summary Report.

Jika masalah penamaan file terjadi selama menjalankan, aplikasi memodifikasi nama file

dengan menambahkan huruf besar setelah jumlah tabung.Worklist dibatalkan jika masalah tidak

dapat diselesaikan.

3 Jika diminta, masukkan atau scan korsel ID unik dari SPA diimpor Worklist, dan klik

Lanjutkan.

Dialog berikut akan muncul jika Anda mendefinisikan ID korsel unik di SPA worklist.

Page 15: BAB I1

4 Pasang rak berikutnya, jika diminta.

Setelah akuisisi selesai untuk sampel pertama atau panel, akuisisi sampel berikutnya atau

panel dimulai. Jika sampel berikutnya atau panel menggunakan berbeda pengaturan instrumen,

pengaturan baru secara otomatis di-download ke cytometer.

Jika sampel berikutnya atau panel menggunakan akuisisi yang berbeda,dokumen akuisisi

pertama ditutup, dan yang berikutnya dibuka. Manager software Worklist secara otomatis

meluncurkan dan menutup akuisisi software untuk menjalankan panel masing-masing.

5 Ketika siklus pembersihan akhir selesai, meninjau Ringkasan Laporan.Untuk mencetak hasil,

pilih File> Print.

6 Lepaskan penutup Loader, menarik keluar laci Loader, dan lepasakan rak.

7 Pasang tabung air suling pada SIP

8 Pasang cytometer dalam mode siaga.

9 Keluar Manager software Worklist.

Pausing Acquisition

Untuk menghentikan jangka Loader ketika Anda menggunakan BD CellQuest software

Pro, lakukan langkah berikut:

1 Klik Berhenti Worklist.

2 Ketika dialog countdown muncul, klik Yes.

3 Klik Worklist tampilan latar belakang Manager untuk mengaktifkannya, dan klik Stop.

Page 16: BAB I1

4.dialog countdown muncul,klik yes untuk mrnghrntikaan akuisisi.pilih dari peraturan yang

tertera;

• Rerun = rerun tube sekarang

• Next tube = lewati untuk tube selanjutnnya pada worklis

• Next sampel = mempercepat mesin untuk tube pertama dari sampel selanjutnnya(jika

memungkinkan), meninggalkan sampel sebelumnnya yang belum selesai.

• Stop run

BD multiset Pilihan Selama Akuisisi

Ketika Worklist Manajer meluncurkan software BD multiset, praktikan akan memiliki

akses hanya untuk Akuisisi, Analisis, Lab Report, dan Laporan pandangan Dokter. Praktikan

tidak akan dapat berhenti dan melihat Ringkasan Laporan di ringkasan tampilan.Laporan ini

dibuat hanya ketika Worklist Manajer berhenti aplikasi. Informasi berikut dalam dokumen

Jadwal dapat berubah ketika itu dokumen dijalankan dengan Worklist Manager, namun

perubahan ini tidak disimpan.

• Sumber Data menjadi Dari cytometer.

• Lihat Laporan default untuk 5 detik kecuali nilai 2 atau 0 yang disimpan dalam Schedule

document.

• preferensi Panel menjadi Jalankan saja Panel.

• Semua informasi sampel dihilangkan.

Page 17: BAB I1

2.5 Interpretasi Hasil

Melihat Ringkasan Laporan

Ringkasan Laporan muncul dalam tampilan Ringkasan pada penyelesaian setiap

dijalankan. Ringkasan Laporan berisi daftar semua sampel dan reagen informasi, lokasi rak, file

data yang disimpan, dan status run

Praktikan dapat menyimpan dan mencetak Ringkasan Laporan dengan memilih yang

sesuai perintah dari menu File. Jika Anda mengklik Ringkasan Laporan centang di pandangan

Set Up, laporan secara otomatis disimpan ketika Worklist selesai atau berhenti. Pada Ringkasan

tampilan Anda dapat keluar dari program atau memilih untuk menjalankan lebih banyak sampel

dengan mengklik ikon Worklist.

Page 18: BAB I1

2.6 Kalibrasi

Checking Tube Lifter Calibration

Tube lifter parameter digunakan untuk mengatur tube lifter untuk memastikan tepatnya

penyegelan dengan SIP(sample injection port). Praktikan dapat bertanya mengenai pangaturan

kepada BD BIOSCIENCES personnel jika praktikan menghubungi troubleshooting assistance.

1. Keluar dari worklist manager software, jika dibutuhkan,dan penurunan loader manager

sofware

2. Klik tombol maintenance(pemeliharaan) di loader status window

3. Klik Check Lifter Parameters in the Maintenance dan Diagnostics window, dan klik

Run. The Check Lifter Parameters dialog appears

4. Klik print untuk mengeprint dokumen dari penyimpanan lifter parameter, jika

diperlukan

Page 19: BAB I1

5. Klik done untuk kembali ke Maintenance dan Diagnostics window

2.7. Troubleshooting

Troubleshooting

Pengamatan Kemungkinan Penyebab

Direkomendasikan Solusi

Tidak ada tampilan LED pada keypad Loader

Daya loader tidak diaktifkan

Beralih pada kekuatan Loader pada keypad.

Loader kabel listrik tidak sudah dicolokkan

Matikan listrik, pasang di Loader kabel listrik, dan beralih kekuatan kembali.

Daya utama dimatikan pada Modul elektronik loader

1 Matikan daya padakeypad.2 Lepaskan panel akses

depandari cytometer tersebut.3 Mencapai ke belakang kiri

sudutmodul elektronik dantekan tombol ke kanan(sambil melihat dari depan).4 Hidupkan keypad Loaderkekuasaan.Jika tampilan LED muncul,memasang kembali panel

akses; jikaDisplay LED tidak muncul,melihat penyebab berikutnya

Modul elektronik loader

sekering ditiup

Ganti sekring tersebut. Lihat Mengganti

Loader Fuse pada halaman 90.

Rak salah berputar

Rack tidak terlibat dengan

pin keselarasan di laci

Memutar rak pada porossampai panduan keselarasan

pinterlibat dengan lubang

keselarasan dirak, dan tekan ke bawah.

melihatGambar 4-2 pada halaman

69. Jikamasalah terus berlanjut,

hubungi

Page 20: BAB I1

BD Biosciences untuk bantuan.

Tabung reaksi tidak tertekan

Fluidic kontrol saklar tidak berjalan

Hidupkan fluidic saklar kontrol untuk menjalankan

Uji tabung retak

Ganti tabung tes.

Tangki selubung tidak bertekanan

Pastikan katup ventilasi ditutup

dan tutup selubung reservoir

SIP tetesan luar lengan tidak terpasang dengan baik

SIP tetesan luar lengan tidak terpasang dengan baik

Melonggarkan punggawa SIP, mendorong lengan sampai itu kursi benar,

dan kemudian kencangkan.

2.8. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dari BD Facs Count System

1. Sebelum menggunakan alat pastikan mengenal bagian bagian alat dan mengetaui cara

pemakain alat dengan membaca manual book

2. Praktikan harus mengetahui macam macam troble shooting yang dapat terjadi pada

alat

2.9. Cara Perawatan Blood BD Facs Count System

• ganti tube secara rutin

• periksa trouble shooting secara berkala

• selalu bersihkan alat setelah dan sebelum menggunakan

• alat disimpat di tempat yang kering (tidak lembab) dan di meja permanen

2.10. Gold standart :

a. Dipstick test HIV

Test ini sering di gunakan sebagai test awal untuk mendeteksi anti bodi HIV-1 atau

HIV-2 pada serum, plasma atau darah dari orang yang di anggap mempunyai resiko terpapar

Page 21: BAB I1

dengan virus HIV, namun bila hasil tidak reaktif belum dapat dikatakan bahwa belum pernah

terpapar dengan virus HIV.

b. Test Saliva

Test ini untuk mendeteksi antibody HIV pada saliva pasien dengan menggunakan

alat OraSure test dengan akurasi 99,8%.

Seperti di ketahui saliva merupakan cairan tubuh yang dapat menularkan

penyebaran dari virus HIV. Test ini di gunakan untuk pemeriksaan virus HIV pada orang

penderita hemophilia yang sulit di ambil darahnya karena resiko perdarahan dan orang yang

menggunakan obat anti koagulan.

c. Test urine.

Urine merupakan cairan tubuh yang mengandung virus HIV namun

konsentrasinya rendah sehingga dapat di gunakan untuk test anti body HIV dengan akurasi

99,8%. Indikasi untuk penderita hemopilia dan yang sulit mengambil sample darah karena

pembuluh darah yang buruk.

d. ELISA

ELISA (Enzym Linked Immunosorbent Assay), tes ini mendeteksi antibodi

yang dibuat tubuh terhadap virus HIV. Antibodi tersebut biasanya diproduksi mulai

minggu ke 2, atau bahkan setelah minggu ke 12 setelah terpapar virus HIV. Kerena alasan

inilah maka para ahli menganjurkan pemeriksaan ELISA dilakukan setelah minggu ke 12

sesudah melakukan aktivitas seksual berisiko tinggi atau tertusuk jarum suntik yang

terkontaminasi. Tes ELISA dapat dilakukan dengan sampel darah vena, air liur, atau urine.

Saat ini telah tersedia Tes HIV Cepat (Rapid HIV Test). Pemeriksaan ini sangat mirip

dengan ELISA. Ada dua macam cara yaitu menggunakan sampel darah jari dan air liur.

Hasil positif pada ELISA belum memastikan bahwa orang yang diperiksa telah

terinfeksi HIV. Masih diperlukan pemeriksaan lain, yaitu Western Blot atau IFA, untuk

mengkonfirmasi hasil pemeriksaan ELISA ini. Jadi walaupun ELISA menunjukkan hasil positif,

Page 22: BAB I1

masih ada dua kemungkinan, orang tersebut sebenarnya tidak terinfeksi HIV atau betul-betul

telah terinfeksi HIV ( Price SA, Wilson LM, 2006)

e. Western Blot

Sama halnya dengan ELISA, Western Blot juga mendeteksi antibodi terhadap HIV.

Western Blot menjadi tes konfirmasi bagi ELISA karena pemeriksaan ini lebih sensitif dan lebih

spesifik, sehingga kasus yang tidak dapat disimpulkan sangat kecil. Walaupun demikian,

pemeriksaan ini lebih sulit dan butuh keahlian lebih dalam melakukannya (Price SA, Wilson

LM, 2006)

Tes ini untuk mendeteksi antibodi HIV -1. Alat ini mengandung virus HIV yang sudah di

lemahkan dengan psoralen dan sinar ultra violet. Protein specific HIV-1 di kelompokkan sesuai

dengan berat molekulnya dengan elektroforesis pada larutan sodium dodecysulfat, larutan ini di

campur dengan serum yang akan di periksa, kemudian di simpan dalam incubator, kemudian di

nilai skor reaksi berdasarkan intensitasnya. Bila hasil tidak reaktif seseorang pasti tidak terpapar

dengan virus HIV.

f. IFA

IFA (Indirect Fluorescent Antibody) juga meurupakan pemeriksaan konfirmasi

ELISA positif. Seperti halnya pemeriksaan diatas, IFA juga mendeteksi antibodi terhadap HIV.

Salah satu kekurangan dari pemeriksaan ini adalah biayanya sangat mahal.

g. PCR Test

PCR atau polymerase chain reaction adalah uji yang memeriksa langsung keberadaan

virus HIV di dalam darah. Tes ini dapat dilakukan lebih cepat yaitu sekitar seminggu setelah

terpapar virus HIV. Tes ini sangat mahal dan memerlukan alat yang canggih. Oleh karena itu,

biasanya hanya dilakukan jika uji antibodi diatas tidak memberikan hasil yang pasti. Selain itu,

PCR test juga dilakukan secara rutin untuk uji penapisan (screening test) darah atau organ yang

akan didonorkan ( Nursalam, Ninuk DK, 2002)

Page 23: BAB I1

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Page 24: BAB I1
Page 25: BAB I1
Page 26: BAB I1