bab i sistem kardiovaskular

Upload: vivithappy

Post on 14-Oct-2015

69 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

21

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangSistem kardiovaskuler terdiri dari jantung, pembuluh darah, dan darah yang merupakan salah satu sistem dalam tubuh yang memegang peranan yang sangat vital (Guyton, 2007).Jantung merupakan organ pemompa besar yang memeliharaperedaran melalui seluruh tubuh. Arteri membawa darah dari jantung. Vena membawa darah ke jantung. Kapiler menggabungkan arteri dan vena, terentang diantaranya dan merupakan jalan lalu lintas antara makanan dan bahan buangan. Disini juga terjadi pertukaran gas dalam cairan ekstraseluler atau interstisiil. Saluran limfe mengumpulkan, menyaring, dan menyalurkan kembali kedalam darah limfenya yang dikeluarkan melalui dinding kapiler halus untuk membersihkan jaringan (Pearce, 2010).Sistem kardiovaskuler ini memegang peranan penting dalam menjaga homeostasis tubuh.Pemeliharaan hemeostasis ini bergantung pada zat-zat esensial, misalnya O2 dan nutrien yang secarqa terus menerus diserap dari lingkungan eksternal dan disalurkan ke sel dan pada pengeluaran zat-zat yang sisa juga berlangsung kontinu.Hemoestasis ini juga bergantung pada pemindahan hormon, yang merupakan zat perantara kimiawi penting, dari tempat produksinya ke tempat kerjanya.Jadi, semua jaringan tubuh selalu bergantung pada aliran darah yang disalurkan kepada mereka oleh kontraksi atau denyut jantung.Jantung mendorong darah melintasi pembuluh darah untuk disampaikan ke jaringan dalam jumlah yang mencukupi. Oleh karena itu, apabila terjadi sesuatu kelainan pada sistem kardiovaskuler maka akan terjadi gangguan pula pemeliharaan homeostasis tubuh. Salah satunya adalah terjadinya hipotensi (bertekanan darah rendah).Sehingga penting bagi kita untuk mengetahui anatomi dan fisiologi sistem kardiovaskuler terlebih dahulu untuk memahami mekanisme terjadinya hipotensi dan pemeriksaan fisik yang dilakukan untuk menegakkan suatu diagnosa terhadap kelainan kardiovaskuler (Guyton, 2007).

1.2 Rumusan MasalahApakah pemeriksaan vital sign berpengaruh terhadap rencana pencabutan

1.3 TujuanTujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui sistem sirkulasi, sistem kardiovaskuler dan vital sign serta cara kerja hemodinamika dalam perencanaan pencabutan

1.4 HipotesaPemeriksaan vital sign berpengaruh terhadap rencana pencabutan.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem SirkulasiSistem sirkulasi adalah sistem transportasi yang mensuplai zat-zat yang diabsorbsi dari saluran pencernaan dan oksigen ke jaringan, mengembalikan karbondioksida ke paru-paru dari produk metabolisme lainnya ke ginjal, berfungsi dalam pengaturan temperatur tubuh dan mendistribusikan hormon-hormon dan zat lain yang mengatur fungsi utama (Ganong, 1990).

2.2 Sistem KardiovaskulerSistem kardiovaskuler adalah bagian dari sistem sirkulasi yang merupakan penghubung antara lingkungan eksternal dan lingkungan cairan internal tubuh. Sistem ini membawa nutrien dan gas ke semua sel, jaringan, organ, dan sistem organ, serta membawa produk akhir metabolik keluar darinya. Sistem ini merupakan sistem transportasi dalam tubuh dan merupakan bagian dari sistem sirkulasi.Sistem ini terdiri dari jantung, pembuluh darah (arteri, kapiler, dan vena), dan darah yang mengalir di dalamnya (Sloane, 2004).2.2.1 JantungJantung adalah organ berongga dan memiliki empat ruang yang terletak antara kedua paru-paru dibagian tengah rongga toraks.Dua pertiga jantung terletak di sebelah kiri garis midsternal.Jantung dilindungi mediastinum.Jantung berukuran kurang lebih sebesar kepalan tangan pemiliknya.Bentuknya seperti kerucut tumpul.Ujung atas yang lebar (dasar) mengarah ke bahu kanan; ujung bawah yang mengerucut (apeks) mengarah ke panggul kiri (Sloane, 2004).1) Struktur jantung:a) Perikardium adalah kantong berdinding ganda yang membesar dan mengecil, membungkus jantung dan pembuluh darah besar. Kantong ini melekat pada diafragma, sternum, dan pleura yang membungkus paru-paru.(1) Lapisan fibrosa luar pada pericardium tersusun dari serabut kolagen yang membentuk lapisan jaringan ikat rapat untuk melindungi jantung.(2) Lapisan serosa dalam terdiri dari dua lapisan,yaitu:(a) Membran viseral (epikardium) menutup permukaan jantung.(b) Membran parietal melapisi permukaan bagian dalam fibrosa pericardium (Sloane, 2004).b) Rongga perikardial adalah ruang potensial antara membran viseral dan parletal. Ruang ini mengandung cairan perikardial yang disekresi lapisan serosa untuk melumasi membran dan mengurangi friksi (Sloane, 2004).2) Dinding jantung dari tiga lapisan (Sloane, 2004):a) Epikardium luar (dijelaskan diatas) tersusun dari lapisan sel-sel mesetelial yang berada diatas jaringan ikat.b) Miokardium tengah terdiri dari jaringan otot jantung yang berkontraksi untuk memompa darah.(1) Ketebalan miokardium bervariasi dari satu ruang jantung ke ruang lainnya.(2) Serabut otot yang tersusun dalam berkas-berkas spiral melapisi ruang jantung. Kontraksi miokardium menekan darah keluar ruang menuju arteri besar.c) Endokardium dalam tersusun dari lapisan endothelial yang terletak di atas jaringan ikat. Lapisan ini melapisi jantung, katup, dan mennyambung dengan lapisan endothelial yang melapisi pembuluh darah yang memasuki dan meninggalkan jantung.3) Ruang jantung (Sloane, 2004):Ada empat ruang, atrium kanan dan kiri atas yang dipisahkan oleh septum intratrial; ventrikel kanan dan kiri bawah, dipisahkan oleh septum interventrikular.Dinding atrium relatif tipis.Atrium menerima darah dari vena yang membawa darah kembali ke jantung.a) Atrium kanan terletak dalam bagian superior kanan jantung, menerima darah dari seluruh jaringan kecuali paru-paru.(1) Vena kava superior dan inferior membawa darah yang tidak mengandung oksigen dari tubuh kembali ke jantung.(2) Sinus koroner membawa kembali darah dari dinding jantung itu sendiri.(3) Atrium kiri di bagian superior kiri jantung, berukuran lebih kecil dari atrium kanan, tetapi dindingnya lebih tebal. Atrium kiri menampung empat vena pulmonalis yang mengembalikan darah terosigenasi dari paru-paru.b) Ventrikel berdinding tebal. Bagian ini mendorong darah keluar menuju jantung menuju arteri yang membawa darah meninggalkan jantung.(1) Ventrikel kanan terletak dibagian inferior kanan pada apeks jantung. Darah meninggalkan ventrikel kanan melalui trunkus pulmonari dan mengalir melewati jarak yang pendek ke paru-paru.(2) Ventrikel kiri terletak dibagian inferior kiri pada apeks jantung. Tebal dindingnya 3 kali tebal dinding ventrikel kanan. Darah meninggalkan ventrikel melalui aorta dan mengalir ke seluruh tubuh kecuali paru-paru.c) Trabeculaecarneae adalah hubungan otot bundar atau tidak teratur yang menonjol dari permukaan bagian dalam kedua ventrikel ke rongga ventrikular.(1) Otot papilaris adalah penonjolan trabeculae carneae ke tempat perlekatan korda kolagen katup jantung (chordate tendineae).(2) Pita moderator (trabekula septomarginal) adalah pita lengkung otot pada ventrikel kanan yang memanjang kearah transversal dari sepium interventrikular menuju otot papilaris anterior. Otot ini membantu dalam transmisi penghantaran impuls untuk kontraksi jantung.

2.2.2 Pembuluh DarahPembuluh darah adalah serangkaian tuba tertutup yang bercabang dan membawa darah dari jantung ke jaringan kemudian kembali ke jantung.Ada tiga jenis pembuluh darah utama, arteri, kapiler, dan vena. Pembuluh darah biasanya terdiri atas lapisan atau tunika (Junqueira, 1998):Macam-macam pembuluh darah (Sloane, 2004):1) Arteri, berfungsi untuk membawa darah meninggalkan jantung.Jenis arteri:a) Arteri elastik. Arteri terbesar pada jantung memiliki dinding yang tersusun terutama dari jaringan elastik. Distensi jaringan saat sistole dan pengerutan saat diastole berperan penting dalam kontinuitas aliran darah, di luar pengaruh sifat pulsatif denyut jantung.b) Arteri muskular. Arteri halus bercabang menjadi arteri muskular berukuran sedang dan memiliki serabut otot polos pada dindingnya untuk merespon stimulus saraf. Arteri ini disebut arteri penyebar (penghantar), ukuran lumennya diatur sistem saraf, sehingga volume darah yang dikirim ke berbagai tubuh untuk memenuhi kebutuhan tertentu dapat dikendalikan.c) Arteri kecil. Tersusun dari otot polos dan serabut elstis dalam jumlah yang beragam. Komposisi jumlahnya bergantung pada ukuran dan posisi arteri. Serabut ini menahan aliran pulsatil darah menjadi aliran yang tenang.d) Arteriol. Merupakan arteri kecil dengan lumen sempit dan dinding muskular tebal, membawa darah ke jantung kapilar. Pembuluh ini disebut arteri tahanan karena di bawah pengaruh saraf simpatis, pembuluh ini menyediakan sisi tahanan utama untuk meningkatkan tekanan darah.2) KapilarSaluran mikroskopik untuk pertukaran nutrien dan zat sisa di antara darah dan jaringan.Kapilar menghubungkan arteriol dan venula.Seluruh jaringan memiliki kapilar, kecuali kartilago, rambut, kuku, dan kornea mata.a) Pada sisi kapilar yang berasal dari satu arteriol, sebuah sfringter prekapilar otot polos mengendalikan aliran darah yang masuk ke jaringan-jaringan kapilar. Sfringter berkontraksi dan berelaksasi secara intermiten (vasomotion) dan lebih sering terbuka pada jaringan yang aktif.b) Velositas aliran darah dalam jaringan-jaringan kapilar terlalu lambat untuk memungkinkan terjadinya pertukaran nutrien, zat sisa, dan gas-gas.c) Keseluruhan area kapilar sangat luas, dengan area permukaan diperkirakan sekitar 7.000 meter persegi pada tubuh orang dewasa.d) Anastomosis arteriovena adalah saluran alternatif yang memungkinkan darah mengalir langsung dari sirkulasi arteri ke sirkkulasi vena tanpa harus melalui kapiler.3) VenaMembawa darah kembali ke atrium jantung.Lapisan dinding vena seperti lapisan dinding ateri, tetapi otot polos dan serabut elastisnya lebih sedikit dan jaringan ikat fibrosanya lebih banyak.Sistem vena bedinding tipis dan dapat mengembang (distensible). Vena menampung 75% volume darah total dan mengembalikan darah ke jantung dalam tekanan yang sangat rendah. Vena memiliki katup yang muncul seperti kelepak dari lapisan terdalamnya, untuk mencegah aliran balik. Jenis vena antara lain venula postkapilar yang menyatu dengan venula, dan kemudian menjadi vena kecil, vena sedang, dan vena besar.Pemeriksaan vena terutama vena jugularis dapat memberikan gambaran tentang aktivitas jantung.perubhan aktivitas jantung dapat memberikan gambaran pada vena dengan cara menyebabkan perubahan tekanan vena-vena tepi, bendungan pada vena-vena tepi dan perubahan pada bentung ulsus vena. Pengukuran tekanan vena jugularis dilakukan dengan cara tak langsung sebagai berikut : mula-mula tentukan titik nol ( zero atau level flebostatik) yaitu titik dimana kira-kira titik tengah atrium kanan berada titik ini berada kira-kira pada perpotongan antara garis midaksiler dengan garis tegak lurus sternum pada level angulus Ludovici, pada posisi tegak tekanan vena jugolaris yang normal akan tersembunyi didalam rongga toraks,pada posisi berbaring vena jugularis mungkin akan terisi meskipun tekanan vena masih normal, pada posisi duduk 45 derajat (dalam keadaan relaks). Titik perpotongan vena jugularis dengan klavikula akan berada dalam bidang horizontal kira-kira 5 cm diatas titik nol, jika batas diatas denyut vena diatas klavikula, mka tekanan vena jugularis pasti meningkat (Fakultas Kedokteran UI, 1996).

2.3 Sistem LimfatikKelenjar limfe adalah organ berkapsul yang berbentuk seperti kacang yang terdiri atas jaringan limfoid.Kelenjar limfe tersebar di seluruh tubuh, sepanjang perjalanan pembuluh limfe yang membawa cairan limfe ke dalam duktus thoracicus dan duktus limphaticus dexter.Kelenjar limfe ditemukan dalam axilla dan sktrotum, sepanjang pembuluh-pembuluh besar leher, dan dalam jumlah besar dalam thorax, abdomen dan khususnya dalam mesenterium. Kelenjar limfe terdiri atas serangkaian garis-garis filter, di mana semua cairan jaringan yang berasal dari cairan limfe difiltrasi paling tidak pada satu kelenjar, sebelum ia kembali ke sistem sirkulasi. Kelenjar limfe berbentuk ginjal mempunyai bagian yang konveks dan suatu depresi, hilus, melalui mana arteri dan syaraf menembus menembus dan vena meninggalkan organ.Cairan limfe menembus kelenjar limfe melalui pembuluh limfe aferen yang masuk pada permukaan konfeks organ, dan cairan limfe ke luar melalui pembuluh limfe eferen hilus. Tiap nodus limfatikus mempunyai bagian korteks dan medula.Korteks nodus limfatikus mengandung kelompokan limfosit dan sel-sel retikuler yang padat, yang dikenal sebagai noduli limfatisi.Di samping daerah korteks dan medula yang merupakan 2 daerah yang secara klasik dikemukakan, terdapat zona parakorteks, secara morfologis sukar didefinisikan tetapi secara fungsional jelas.Pada dasarnya, zona parakorteks terdiri atas jaringan limfoid padat yang terletak pada daerah juxtamedula (yaitu pada perbatasan koerteks dan medula).Limfosit zona parakorteks limfosit T mempunyai sifat-sifat khusus yang membuat mereka berbedar dari limfosit-limfosit nodus limfatikus lainnya, limfosit B. Fungsi sistem limfatik yaitu pengembalian protein ke dalam darah dari ruang interstisial merupakan fungsi yang penting (Guyton &Hall, 2008).

2.4 HemodinamikaPembuluh darah adalah serangkaian tuba tertutup yang bercabang dan membawa darah dari jantung ke jaringan kemudian kembali ke jantung.Ada tiga jenis pembuluh darah utama, arteri, kapiler, dan vena (Setiadi, 2007).1. Sistem peredaran darah kecilDari bilik jantung kanan, darah mengalir ke paru-paru melalui klep pulmonic untuk mengambil oksigen dan melepaskan CO2, kemudian masuk serambi kiri. Sistem peredaran darah kecil ini berfungsi membersihkan darah yang telah beredar ke seluruh tubuh memasuki serambi jantung kanan dengan kadar oksigen yang rendah antara 60-70 % dan kadar CO2 yang tinggi antara 40-45 % (Soeharto, 2000).Setelah beredar melalui kedua paru-paru, kadar zat oksigen meningkat menjadi kira-kira 96% serta CO2 menurun. Proses pembersihan gas dalam jaringan paru-paru berlangsung khususnya dalam gelembung-gelembung paru-paru yang halus dan berdinding sangat tipis, dimana gas oksigen dari udara disadap oleh sel darah merah (Soeharto, 2000).Adapun gas CO2 dikeluarkan sebagian melalui udara pernafasan.Dengan demikian, darah yang memasuki serambi kanan dikatakan darah kotor dan kurang oksigen, sedangkan darah yang memasuki serambi kiri disebut sebagai darah bersih karena kaya oksigen (Soeharto, 2000).2. Sistem peredaran darah besarDarah kaya oksigen dari serambi kiri memasuki bilik kiri melalui klep mitral untuk kemudian dipompakan ke seluruh tubuh manusia dan membawakan zat oksigen serta bahan makanan yang diperlukan oleh segenap sel-sel dari alat-alat tubuh.Darah ini dipompakan keluar dari bilik kiri melewati klep aorta serta memasuki pembuluh nadi utama dan selanjutnya melalui cabang-vcabang pembuluh ini disalurkan ke segenap bagian tubuh (Soeharto, 2000).3. Sistem peredaran darah koronerSistem sirkulasi darah koroner terpisah dari sitem aliran darah kecil maupun sistem aliran darah besar.Artinya khusus untuk menyuplai darah ke otot jantung, yaitu melalui pembuluh koroner dan kembali melalui pembuluh balik yang kemudian menyatu serta bermuara langsung ke dalam bilik kanan.Melaui sistem peredaran darah koroner ini, otot jantung mendapatkan oksigen, nutrisi, serta zat-zat lain, agar dapat menggerakkan jantung sesuai dengan fungsinya.Dari sini terlihat bahwa bila pembuluh arteri koroner terganggu, misalnya adanya plak (kolesterol, lemak, kalsium, dan lain-lain), aliran darah ke otot jantung berkurang sehingga jantung tidak dapat bekerja secara normal (Soeharto, 2000).

2.5 Vital SignPengukuran yang paling sering dilakukan okeh praktisi kesehatan adalah pengukuran tekanan darah, denyut nadi, frekuensi pernapasan, suhu dan saturasi oksigen.Sebagai indikator dari status kesehatan, ukuran-ukuran ini menandakan keefektifan sirkulasi, respirasi, fungsi neural dan endokrin tubuh.Karena sangat penting, maka disebut dengan tanda vital.Banyak faktor seperti suhu lingkungan, latihan fisik dan efek sakit yang menyebabkan perubahan tanda vital, kadang-kadang di luar batas normal.Pengukuran tanda vital memberi data untuk menentukan status kesehatan klien yang lazim (data dasar), seperti respons terhadap stres fisik dan psikologis, terapi medis dan keperwatan, perubahan tanda vital, dan menandakan perubahan fungsi fisiologis. Perubahan pada tanda vital dapat juga menandakan kebutuhan dilakukannya intervensi keperawatan dan medis(Fatma, 2006).

2.5.1 Tekanan darahAdalah daya dorong darah ke semua arah pada seluruh permukaan yang tertutup yaitu, pada dinding bagian dalam jantung dan pembuluh darah (Sloane, 2003).Tabel tekanan darah normal (Fatma, 2006):UsiaTekanan darah (mmHg)

Bayi baru lahir (300g)40 (rerata)

1 bulan85/54

1 tahun95/65

6 tahun105/65

10-13 tahun110/65

14-17 tahun120/75

Dewasa tengah120/80

Lansia140/90

Faktor yang mempengaruhi tekanan daraha. Kecemasan, ketakutan, nyeri dan stres emosib. Jenis kelaminc. Obat-obatand. Ras (Fatma, 2006).2.5.2 Denyut NadiAliran darah mengaliri tubuh dalam sirkuit yang kontinyu.Impuls elektris berasal dari noduls sinoatrial (AV) berjalan melalui otot jantung untuk menstimulasi kontraksi jantung.Pada setiap kontraksi ventrikel, darah yang masuk ke aorta sekitar 60-70 ml (volume sekuncup).Pada setiap ejeksi volume sekuncup, dinding aorta berdistensi, menciptakan gelombang denyut yang dengan cepat berjalan melalui bagian akhir arteri.Gelombang denyut bergerak 15 kali lebih cepat melalui aorta dan 100 kali lebih cepat melalui arteri kecil daripada volume darah yang diejeksikan.Pada saat nadi mencapai arteri perifer, dapat dirasakan dengan mempalpasi arteri dengan ringan pada dasar tulang atau otot.Nadi adalah aliran darah yang menonjol pada arteri perifer yang dapat diraba (Fatma, 2006).Tabel frekuensi jantung normal (Fatma, 2006):UsiaFrekuensi jantung (denyut/menit)

Bayi120-160

Toddler90-140

Prasekolah80-110

Usia sekolah75-100

Remaja60-90

Dewasa60-100

a. Faktor yang meningkatkan frekuensi nadi Perubahan postur (berdiri atau duduk) Latihan fisik jangka pendek Demam, Nyeri akut Ansietas Hemoragi (Fatma, 2006).b. Faktor yang mempengaruhi penurunan frekuensi nadi Hipotermia Nyeri berat atau kronis Posisi berbaring (Fatma, 2006).2.5.3 RespirasiRespirasi adalah mekanisme tubuh menggunakan pertukaran udara antara atmosfir dengan darah serta darah dengan sel. Pernapasan termasuk ventilasi (pergerakan udara masuk dan keluar dari paru), difusi (pergerakan oksigen dan karbondioksida antar alveoli dan sel darah merah) dan perfusi (distribusi sel darah merah ke dan dari kapiler paru) (Fatma, 2006).UsiaFrekuensi (x/menit)

Bayi baru lahir35-40

Bayi (6 bulan)30-50

Toddler (2 tahun)25-32

Anak-anak20-30

Remaja16-19

Dewasa12-20

Faktor yang mempengaruhi :a. Olahraga, meningkatkan ferkuensi dan kedalaman untuk memenuhi kebutuhan tubuh menambah oksigen.b. Nyeri akut, menigkatkan frekuensi dan kedalaman sebagai akibat dari stimulasi simpatik.c. Ansietas, menigkatkan frekuensi dan kedalaman sebagai akibat stimulasi simpatik.d. Anemia, penurunan kadar hemoglobin menurunkan jumlah pembawa O2 dalam darah.e. Merokok kronik, mengubah jalan arus udara paru, mengakibatkan peningkatan frekuensi.f. Posisi tubuh, postur tubuh yang lurus dan tegak meningkatkan ekspansi penuh paru (Fatma, 2006).2.5.4 SuhuSuhu tubuh merupakan hasil keseimbangan antara produksi panas dan hilangnya panas dari tubuh ke lingkungan. Produksi panas yang dihasilkan tubuh antara lain berasal dari: metabolisme dari makanan (Basal Metabolic Rate), olahraga, kontraksi otot skelet, peningkatan produksi hormon tiroksin (meningkatkan metabolisme seluler) proses penyakit infeksi, termogenesis kimiawi (rangsangan langsung dari norepinefrin dan efinefrin atau dari rangsangan langsung simpetetik). Sedagnkan hilangnya panas tubuh terjadi melalui beberapa proses, yaitu: Radiasi adalah pemindahan panas dari suatu benda kebenda lain tanpa melaui kontak langsung, misalnya kontak langsung dengan es. Konveksi adalah pemindahan panas yang timbul akibat adanya pergerakan udara, misalnya udara yang berdekatan dengan badan akan menjadi hangat. Evaporisasi adalah pemindahan panas yang terjadi melalui proses penguapan, misalnya pernafasan dan perspiration dari kulit. Misalnya keringat menigkatkan pengeluaran panas tubuh.Suhu tubuh terjaga konstan meskipun adanya perubahan kondisi lingkungan. Hal ini disebabkan karena adanya proses pengaturan suhu melalui negatif feedback system (mekanisme umpan balik). Organ pengatur suhu yang utama adalah hipotalamus. Untuk regulasi panas tubuh diperlukan konsentrasi sodium dan kalsium yang cukup, terutama si dalam dan di sekitar hipotalamus posterior (Fatma, 2006)..

Tabel Suhu normal (Fatma, 2006):UmurSuhu (celcius)Suhu (Fahrenhheit)

Bayi baru lahir36,1-37,797-100

2 tahun37,298,9

12 tahun3798,6

Dewasa3696,8

Faktor-faktor yang mempengaruhi suhu :a. Umur b. Akitifitas tubuhc. Jenis kelamind. Perubahan emosie. Perubahan cuacaf. Makanan, minuman, rokok dan lavemen (Fatma, 2006).

2.6 Gangguan Sistem KardiovaskulerPenyakit kardiovaskular, antara lain (Guyton, 1983):1) Arterioklerosis Penumpukan plak-plak berupa zat kapur dalam dinding pembuluh darah koroner, pada akhirnya akan mengakibatkan sumbatan aliran darah.2) Penyakit jantungSuplai darah ke miokardium tidak mencukupi, biasanya terjadi akibat arteriosklerosis pada arteri koroner dan dapat menyebabkan gagal jantung.3) Infark miokardial/serangan jantungBiasanya terjadi akibat suatu penurunan tiba-tiba pada suplai darah ke miokardium.4) Penyakit katupPenyakit katup jantung akan mengurangi curah jantung terutama saat aktifitas.

2.7 Hubungan Sistem Kardiovaskuler dengan Ekstraksi GigiPenderita Hipertensi yang masuk dalam stage I dan stage II masih memungkinkan untuk dilakukan tindakan pencabutan gigi karena resiko perdarahan yang terjadi saat pencabutan relatif masih dapat terkontrol. Pada penderita hipertensi dengan stage II sebaiknya di rujuk terlebih dahulu ke bagian penyakit dalam agar pasien dapat dipersiapkan sebelum tindakan (Little, 1997).Pengobatan pada pasien hipertensi biasanya digunakan lebih dari satu macam golongan obat, misalnya: golongan obat anti hipertensi (mis: captopril) dan golongan obat diuretik. Resiko-resiko yang dapat terjadi pada pencabutan gigi penderita hipertensi, antara lain :1. Resiko akibat Anestesi lokal pada penderita hipertensiLarutan anestesi lokal yang sering dipakai untuk pencabutan gigi adalah lidokain yang dicampur dengan adrenalin dengan dosis 1:80.000 dalam setiap cc larutan. Konsentrasi adrenalin tersebut dapat dikatakan relatif rendah, bila dibandingkan dengan jumlah adrenalin endogen yang dihasilkan oleh tubuh saat terjadi stres atau timbul rasa nyeri akibat tindakan invasif. Tetapi bila terjadi injeksi intravaskular maka akan menimbulkan efek yang berbahaya karena dosis adrenalin tersebut menjadi relatif tinggi. Masuknya adrenalin ke dalam pembuluh darah bisa menimbulkan: takikardi, stroke volume meningkat, sehingga tekanan darah menjadi tinggi. Resiko yang lain adalah terjadinya iskhemia otot jantung yang menyebabkan angina pectoris, bila berat bisa berakibat fatal yaitu infark miokardium. Adrenalin masih dapat digunakan pada penderita dengan hipertensi asal kandungannya tidak lebih atau sama dengan 1:200.000. Dapat juga digunakan obat anestesi lokal yang lain, yaitu Mepivacaine 3% karena dengan konsentrasi tersebut mepivacaine mempunyai efek vasokonstriksi ringan, sehingga tidak perlu diberikan campuran vasokonstriktor.

2. Resiko akibat ekstraksi gigi pada penderita hipertensiKomplikasi akibat pencabutan gigi adalah terjadinya perdarahan yang sulit dihentikan.Perdarahan bisa terjadi dalam bentuk perdarahan hebat yang sulit berhenti saat dilakukannya tindakan pencabutan gigi, atau bisa berupa oozing (rembesan darah) yang membandel setelah tindakan pencabutan gigi selesai (Little, 1997).

BAB IIIKONSEP MAPPING

VITAL SIGN

SUHUFREKUENSI PERNAPASANTEKANAN DARAHDENYUT NADI

SISTEM KARDIOVASKULERSISTEM RESPIRASISISTEM METABOLISME

SISTEM LIMFATIKSISTEM SIRKULASI

EMOSIPENYAKIT SISTEMIKJEDA WAKTU

NORMALABNORMAL

PENCABUTANDIRUJUK

BAB IVPEMBAHASAN

Sistem kardiovaskuler adalah bagian dari sistem sirkulasi.Sistem ini terdiri dari jantung, pembuluh darah (arteri, kapilar, dan vena), dan darah yang mengalir di dalamnya.Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri otot.Cara bekerjanya menyerupai otot polos yaitu di luar kemauan kita (dipengaruhi oleh susunan saraf otonom).Fungsi Jantung adalah mengepam darah keparu-paru dimana darah itu memperolehi oksigen dan seterusnya dialirkan ke seluruh badan.Fungsi utama jantung adalah menyediakan oksigen ke seluruh tubuh dan membersihkan tubuh dari hasil metabolisme (karbondioksida). Jantung melaksanakan fungsi tersebut dengan mengumpulkan darah yang kekurangan oksigen dari seluruh tubuh dan memompanya ke dalam paruparu, dimana darah akan mengambil oksigen dan membuang karbondioksida; jantung kemudian mengumpulkan darah yang kaya oksigen dari paru-paru dan memompanya ke jaringan di seluruh tubuh.Hemodinamika adalah ilmu yang mempelajari tentang pergerakan darah dan daya-daya yang berperan di dalamnya.Prinsip penting yang menentukan arah aliran darah adalah arah aliran cairan dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah tekanan rendah.Tekanan yang bertanggung jawab terhadap aliran darah dalam sirkulasi normal dibangkitkan oleh kontraksi otot ventrikel.Ketika otot berkontraksi, darah terdorong dari ventrikel ke aorta selama periode dimana tekanan ventrikel kiri melebihi tekanan aorta. Bila kedua tekanan menjadi seimbang, katup aorta akan menutup dan keluaran dari ventrikel kiri terhenti. Darah yang telah memasuki aorta akan menaikkan tekanan dalam pembuluh darah tersebut. Akibatnya terjadi perbedaan tekanan yang akan mendorong darah secara progresif ke arteri, kapiler dan ke vena. Darah kemudian kembali ke atrium kanan karena tekanan dalam kamar ini lebih rendah dari tekanan vena.Perbedaan tekanan juga bertanggung jawab terhadap aliran darah dari arteri pulmonalis ke paru dan kembali ke atrium kiri.Perbedaan tekanan dalam sirkulasi pulmonal secara bermakna lebih rendah dari tekanan sirkulasi sistemik karena tahanan aliran di pembuluh darah pulmonal lebih rendah.Pengukuran tanda vital memberi data untuk menentukan status kesehatan klien yang lazim (data dasar), seperti respons terhadap stres fisik dan psikologis, terapi medis dan keperwatan, perubahan tanda vital, dan menandakan perubahan fungsi fisiologis.Perubahan pada tanda vital dapat juga menandakan kebutuhan dilakukannya intervensi keperawatan dan medis.Pemeriksaan vena terutama vena jugularis dapat memberikan gambaran tentang aktivitas jantung. Perubahan aktivitas jantung dapat memberikan gambaran pada vena dengan cara menyebabkan perubahan tekanan vena-vena tepi, bendungan pada vena-vena tepi dan perubahan pada bentung ulsus vena.

BAB VPENUTUP

5.1 KesimpulanSistem kardiovaskular merupakan bagian dari sistem sirkulasi yang berfungsi untuk transpor yang diperlukan tubuh dan tidak diperlukan tubuh, mempertahankan suhu tubuh, perlindungan, dan mempertahankan pH darah.Pemeriksaan tanda-tanda vital seperti nadi, suhu, tekanan darah dapat digunakan untuk mengetahui perkembangan penyakit pasien dan membantu menentukan diagnosa.

5.2 SaranDiharapkan setelah membaca makalah ini mahasiswa dapat memahami anatomi dan fisiologi serta pada sistem kardiovaskuler dan mengetahui kelainan serta hubungan sistem kardiovaskuler dengan pencabutan gigi.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Farmakologi dan Terapeuitik UI Fakultas Kedokteran. 2009. Farmakologi dan Terapi. Jakarta: Balai Penerbit FK UI. Hal: 259-261.Ebersole P, Hess P, Luggen AS. 2004. Toward Heal thy Aging: Human Needs and Nursing Respons. St. Louis: Mosby-Year Book. Hal: 59-62.Ganong.W F. 1990. Fisiologi Kedokteran.Edisi: 10. Jakarta: EGC. Hal: 441.Guyton, A. C. 1983.Fisiologi Kedokteran 2. Jakarta: EGC. Hal: 293-300.Guyton, A.C.,dan Hall J.E. 2006. Textbook of Medical Physiology. USA: Elsevier Saunders. Hal: 125-130.Junqueira, L. C., dan Carneiro. 1982. Histologi Dasar (Basic Histology). Edisi: 3. Jakarta: EGC. Hal: 255.McPhee, Stephen J., dan William F. Ganong. 2011. Patofiologi Penyakit. Jakarta: EGC. Hal: 346-348.Price, S., dan Wilson, L. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi: 6. Jakarta: EGC. Hal: 100-112.Setiadi . 2007. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Edisi: 1. Yogyakarta: Media Utama. Hal: 98-100.Sloane, Ethel. 2003.Anatomi dan Fisioplogi untuk Pemula. Jakarta: EGC. Hal: 290-293.Syaifuddin, H. 2002. Fungsi Sistem Tubuh Manusia. Jakarta : Widya Medika. Hal: 233-235.Sloane, Ethel. 2004. Buku Ajar Anatomi dan Fisiologi. Jakarta: EGC. Hal: 328-333.Waryanto, N. H. (2011). E-Readiness.Artikel.Diaksese pada Mei 2014, dari http://blog.uny.ac.id/nurhadi/2010/08/23/e-readiness/.