bab i revisi.docx
DESCRIPTION
gfhhfgfTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
DM merupakan suatu gangguan fungsi tubuh yang saat ini menjadi masalah umum
bagi masyarakat. Dahulu penyakit ini dianggap hanya diderita oleh masyarakat perkotaan
saja, namun saat ini masyarakat berbagai daerah dan kalangan memiliki risiko yang sama
terhadap penyakit ini. DM adalah suatu kelainan heterogen yang ditandai dengan adanya
peningkatan kadar glukosa. Hal tersebut diakibatkan karena gangguan reaksi tubuh
terhadap hormon insulin yang berguna untuk mengendalikan kadar glukosa dalam
darah(Wilson, 2005).
Penderita DM mengalami penurunan kemampuan tubuh untuk memproduksi
hormon insulin, bahkan tidak mampu untuk memproduksi.Keadaan ini mengakibatkan
hiperglikemia yang dapat menimbulkan berbagai komplikasi akut hingga kronik.
Komplikasi kronik yang terjadi antara lain: makroangiopati yang mengenai pembuluh
darah besar pada jantung dan otak. Mikroangiopati yang mengenai pembuluh darah kecil,
retinopati diabetik, neuropati diabetik, serta rentan terhadap infeksi seperti tuberkulosis
paru, gingivitis dan infeksi saluran kemih(Mansjoer, 2009).
Beberapa penelitian epidemiologis menunjukkan bahwa seiring dengan perubahan
pola hidup didapatkan bahwa prevalensi DM meningkat terutama di kota besar. Survey
yang dilakukan Monesi dan Baviera (2011) sejak tahun 2001 hingga tahun 2007
penduduk dunia yang menderita DM mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu
46,7%.Monesi dan Baviera (2011) juga menyebutkan bahwa adanya penurunan angka
mortalitas pada pasien DM sebasar 6,7 %.Berdasarkan survey WHO, jumlah penderita
DM di Indonesia sekitar 17 juta orang (8,6 persen dari jumlah penduduk). WHO
memperkirakan bahwa pada tahun 2030 21,3 juta orang di Indonesia menderita DM,
sedangkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, diperoleh bahwa
proporsi penyebab kematian akibat DM pada kelompok usia 45-54 tahun di daerah
perkotaan menduduki rangking ke-2 yaitu 14,7%, sedangkan proporsi penyebab kematian
akibat DM pada kelompok usia 45-54 tahun di daerah pedesaan menduduki ranking ke-6
yaitu 5,8% dan prevalensi DM pada penduduk usia lebih dari 15 tahun di perkotaan yaitu
5,7%, sedangkan prevalensi Toleransi Glukosa Terganggu (TGT) pada penduduk usia
lebih dari 15 tahun di perkotaan adalah 10.2% dan sebanyak 13 provinsi mempunyai
prevalensi diatas prevalensi nasional. Hal ini akan menjadikan Indonesia menduduki
rangking ke 4 (empat) dunia dalam prevalensi diabetes (RISKESDAS dalam Sumarno,
2012).
Banyumas memiliki angka prevalensi kejadian DM yang cukup tinggi. Kejadian
diabetes di Banyumas menduduki peringkat ke- 6 sebagai penyakit tidak menular yang
banyak diderita oleh masyarakat Banyumas yaitu berjumlah 1359 orang (6,91%).
Kecamatan Kembaran merupakan salah satu wilayah yang menduduki peringkat ke-2
dengan penderita DM terbanyak yaitu berjumlah 173 orang (DINKES, 2012).
Komplikasi yang terjadi pada penderita DM dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah
satu diantaranya yaitu kondisi psikologis dari penderita seperti kecemasan yang banyak
dialami oleh penderita. Penelitian Maia et all (2012) tingkat kecemasan pada penderita
DM menduduki peringkat pertama dalam psychiatric disorder pada penderita DM yaitu
sebesar 21%. Kecemasan pada penderita DM akan meningkatkan produksi hormone
adrenal sehingga dapat menyebabkan terjadinya peningkatan kadar glukosa darah.
Peningkatan kadar glukosa darah akan meningkatkan risiko komplikasi seperti diabetes
nefropati, ketoasidosis, makro angiopati dan koma hiperosmolar nonketotik. Tingkat
kecemasan pada penderita DM dapat diturunkan dengan cara memaksimalkan partisipasi
keluarga.
Keluarga merupakan salahsatu factor yang dapat mendukung keseimbangan
emosional pasien, sehingga dengan adanya partisipasi keluarga pada manajemen
perawatan penderita DM akan dapat menurunkan tingkat kecemasan penderita DM.
partisipasi keluarga yang aktif dalam merawat penderita DM akan dapat menurukan
risiko komplikasi DM yang selalu mengiringi perjalanan penyakit tersebut (Rinto;
Sunarto & Fidyaningsih, 2008).
Penelitian Rosland (2011) 77% partisipan DM mudah memahami nasihat dan hasil
diskusi dari orang terdekat salahsatunya keluarga. Namun kenyataannya masih banyak
kesenjangan yang terjadi antara hasil penelitian tersebut dengan kondisi di masyarakat.
keluarga penderita DM belum memahami pentingnya partisipasi mereka dalam merawat
pendertia DM. Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian berkaitan
hubungan partisipasi keluarga dengan tingkat kecemasan DM khususnya di wilayah kerja
Puskesmas Kembaran 1 yang memilki banyak penderita DM.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas masalah yang dapat dirumuskan sebagai berikut
adakah hubungan partisipasi keluarga dengan tingkat kecemasan pada pasien DM?
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan Umum: mengetahui hubungan partisipasi keluarga dengan tingkat kecemasan
pada pasien DM.
2. Tujuan Khusus:
a. Mengetahui karakteristik responden (usia, jenis kelamin dan tingkat pengetahuan)
b. Mengetahui karakteristik keluarga
c. Mengetahui partisipasi keluarga
d. Mengidentifikasi kecemasan penderita DM
e. Menganalisis hubungan partisipasi keluarga dengan tingkat kecemasan penderita
DM.
D. Manfaat penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang hubungan partisipasi
keluarga dengan tingkat kecemasan penderita DM.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Sebagai dasar pengembangan penelitian lebih lanjut mengenai keefektifan
partisipasi keluarga untuk menurunkan pada tingkat kecemasan penderita DM.
b. Bagi Masyarakat
Penelitian ini dapat menambah informasi kepada masyarakat mengenai pentingnya
partisipasi aktif keluarga dan masyarakat untuk dapat menurunkan kecemasan
terutama pada penderita DM.
c. Bagi Pendidikan
Memberikan informasi dalam pembelajaran tentang hubungan partisipasi keluarga
dengan tingkat kecemasan.
E. Keaslian penelitian
Sejauh penulis ketahui, berdasarkan telaah pustaka belum pernah ada penelitian
mengenai pengaruh terapi autogenik terhadap tingkat kecemasan pada penderita
hipertensi, tetapi penelitian yang hampir serupa pernah dilakukkan, yaitu:
1. Penelitian Hubungan antara sikap, perilaku dan partisipasi keluarga terhadap kadar
gula darah penderita diabetes mellitus tipe 2 di RS PKU Muhammadiyah
Yogyakarta Bulan Juanuari-Juli 2008 yang dilakukkan oleh Ninya A. Rinto, Sunarto
dan Ika Fidianingsih (2008). Penelitian ini bertujuan untuk member gambaran dari
sikap, perilaku dan partisipasi keluarga penderita Diabetes Melitus tipe 2 terhadap
penatalaksanaan kadar gula darah penderita Diabetes Melitus tipe 2.Desain
penelitian yang diguanakan yaitu penelitian deskriptif-analitik dan menggunakan
pendekatan cross-sectional. Metode yang dilakukkan yaitu dengan mengumpulkan
datya menggunakan kusioner dan rekam medic penderita DM tipe 2 di RS PKU
Muhammadiyah Yogyakarta dari BUlan Januari-Juli sebanyak 70 orang dan diambil
sampel sebanyak 35 orang.. Persamaan penelitian Ninya A. Rinto, Sunarto dan Ika
Fidianingsih (2008)dengan penelitian yang akan dilakukkan oleh peneliti yaitu
sama-sama bertujuan utnuk member gambaran tentang hubungan partisipasi
keluarga dengan penatalaksanaan penderita DM. Perbedaan penelitian Ninya A.
Rinto, Sunarto dan Ika Fidianingsih (2008) dengan penelitian yang akan dilakukkan
yaitu variable penelitiannya. Penelitian Ninya A. Rinto, Sunarto dan Ika Fidianingsih
(2008) menggunakan kadar gula darah sebagai variable terikat, sedangakan peneliti
menggunakan tingkat kecemasan sebagai variable terikat.
2. Penelitian dengan judul Determinan partisipasi keluarga dalam tindakan
pencegahan demam berdarah dengaue di Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru
yang dilakukan oleh Emmylia Manalu (2008). Penelitian Emmylia Manalu (2008)
betujuan untuk menganalisis determinan partisipasi keluarga dalam tindakan
pencegahan DBD di Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru. Persamaan penelitian
Emmylia Manalu (2008)dengan penelitian yang akan dilakukkan oleh peneliti yaitu
sama-sama meneliti tentang partisipasi keluarga dalam bidang kesehatan. Perbedaan
penelitian Emmylia Manalu (2008) dengan penelitian yang akan dilakukkan yaitu
terletak pada variabelnya. Penelitian Emmylia Manalu (2008)variable terikat yang
digunakan yaitu pencegahan demam berdarah dengue, sedangkan variable terikat
penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu tingkat kecemasan penderita DM.
Perbedaan lainnya yaitu terdapat tujuan penelitian. Penelitian Emmylia Manalu
(2008) bertujuan untuk mengetahui determinan partisipasi keluarga terhadap
pencegahan DBD sednagkan tujuan penlitian yng akan dilakukan oleh peneliti yaitu
hubungan partisipasi keluarga dengan tingkat kecemasan penderita DM
3. Penelitian Herlina Antana Djaya (2010) tentangKecemasan terhadap kanker serviks
ditinjau dari pengetahuan wanita tentang kanker. Penelitian Herlina Antana Djaya
(2010) bertujuan untuk mendapatkan data empiris mengenai hubungan pengetahuan
wanita tentang kanker seviks dengan kecemasan terhadap kanker serviks.Persamaan
penlitian Herlina Antana Djaya (2010) dengan penelitian yang akan peneliti lakukan
yaitu sama-sama meneliti tentang tingkat kecemasan. Perbedaannya terletak pada
variable penelitiannya. Penelitian Herlina Antana Djaya (2010) menggunakan
pengetahuan sebagai variable bebas, sedangkan penelitian yang akan peneliti
lakukan menggunakan partisipasi keluarga sebagai variable bebas.
Daftar Pustaka
Djaya, Herlina A. (2010). Kecemasan terhadap kanker serviks ditinjau dari pengetahuan
wanita tentang kanker.(S-1). Semarang: Universitas Katolik Soegijapranata.
Maia, AC et all. (2012). Prevalence of psychiatric disorder in patients with diabetes type 1
and 2. Comprehensive Psychiatry. Vol 53(8). 1169-1173.
Mansjoer, A. (2010). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: EGC.
Rinto, Nindya A; Sunarto & Fidyaningsih I. (2008).Hubungan antara sikap, perilaku dan
partisipasi keluarga terhadap kadar gula darah penderita diabetes mellitus tipe 2
di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Bulan Juanuari-Juli 2008. Yogyakarta:
Universitas Islam Indonesia.
Rosland, AM et all. (2011). Family and friend participation in primary care visits of patients
with diabetes or heart failure: patient and physician determinants and experiences.
Medical Care. Vol 49 (1). 37-45.
Sumarno, Evan C. (2012). Efek jus gel lidah buaya (Aloevera L) dalam menghambat
penyerapan glukosa di saluran cerna manusia. (S-2). Bandung: Universitas
Kristen Maranatha.