keterampilan medik kedua revisi.docx

34
KETERAMPILAN MEDIK KEDUA POKOK BAHASAN : Pemeriksaan Fisik pada Sistem Pencernaan SUBPOKOK BAHASAN : Pemeriksaan Fisik pada Sistem Pencernaan NARASUMBER : Prof. Julianto Widjojo,dr.,SpPD- KGEH Lukmana Lokarjana dr.,Sp.B-KBD, FinaCs TANGGAL : 20 Desember 2012 2.1 TUGAS 1. Mahasiswa harus membaca dan mempelajari teori melakukan pemeriksaan fisik pada sistem pencernaan dan pemeriksaan fisik abdomen Appendicitis Akuta 2. Mahasiswa sebelum melakukan keterampilan medik harus mengikuti demonstrasi dari instruktur 2.2 SASARAN BELAJAR Mahasiswa setelah menyelesaikan Keterampilan Medik Pemeriksaan Fisik, dapat: 1. Menjelaskan proses pemeriksaan fisik pada sistem pencernaan dan pada kasus appendicitis akuta 2. Melakukan pemeriksaan fisik pada sistem pencernaan dengan benar 2.3 PENDAHULUAN PEMERIKSAAN FISIK Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan tubuh untuk menentukan adanya kelainan dari suatu sistem atau suatu organ bagian tubuh dengan cara melihat (inspeksi), mendengarkan (auskultasi), meraba (palpasi), dan mengetuk (perkusi). Pemeriksaan fisik umum dilakukan untuk mendapatkan atau mengidentifikasi keadaan umum pasien saat diperiksa, dengan menekankan pada tanda-tanda kehidupan, keadaan sakit, keadaan gizi, dan aktifitas baik dalam keadaan berbaring maupun berjalan. Tujuan melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh adalah untuk mencari tanda (sign) dari penyakit yang di duga berdasarkan

Upload: sam-rais

Post on 13-Feb-2015

203 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: KETERAMPILAN MEDIK KEDUA revisi.docx

KETERAMPILAN MEDIK KEDUA

POKOK BAHASAN : Pemeriksaan Fisik pada Sistem Pencernaan SUBPOKOK BAHASAN : Pemeriksaan Fisik pada Sistem Pencernaan NARASUMBER : Prof. Julianto Widjojo,dr.,SpPD-KGEH Lukmana Lokarjana dr.,Sp.B-KBD, FinaCsTANGGAL : 20 Desember 2012

2.1 TUGAS

1. Mahasiswa harus membaca dan mempelajari teori melakukan pemeriksaan fisik pada sistem pencernaan dan pemeriksaan fisik abdomen Appendicitis Akuta

2. Mahasiswa sebelum melakukan keterampilan medik harus mengikuti demonstrasi dari instruktur

2.2 SASARAN BELAJAR

Mahasiswa setelah menyelesaikan Keterampilan Medik Pemeriksaan Fisik, dapat:

1. Menjelaskan proses pemeriksaan fisik pada sistem pencernaan dan pada kasus appendicitis akuta

2. Melakukan pemeriksaan fisik pada sistem pencernaan dengan benar

2.3 PENDAHULUAN

PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan tubuh untuk menentukan adanya kelainan

dari suatu sistem atau suatu organ bagian tubuh dengan cara melihat (inspeksi),

mendengarkan (auskultasi), meraba (palpasi), dan mengetuk (perkusi).

Pemeriksaan fisik umum dilakukan untuk mendapatkan atau mengidentifikasi

keadaan umum pasien saat diperiksa, dengan menekankan pada tanda-tanda kehidupan,

keadaan sakit, keadaan gizi, dan aktifitas baik dalam keadaan berbaring maupun berjalan.

Tujuan melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh adalah untuk mencari tanda

(sign) dari penyakit yang di duga berdasarkan hasil anamnesis. Pemeriksaan fisik mencakup

penilaian status mental, keadaan kulit, kelenjar getah bening, kepala, mata, telinga, hidung,

mulut dan tenggorok, leher, jantung, paru, abdomen, serta refleks-refleks.

Setelah anamnesis, pemeriksaan fisik abdomen meliputi pemeriksaan terhadap

organ-organ abdomen diawali inspeksi, auskultasi, palpasi dan perkusi. Pada keterampilan

medik ini, mahasiswa harus mampu melakukan pemeriksaan fisik abdomen khususnya pada

kasus appendicitis akuta.

Pemeriksaan fisik yang baik sangat tergantung dari kerjasama dengan pasien dan

ruang pemeriksaan yang memadai. Kondisi ini sangat penting untuk menimbulkan

kepercayaan dan profesionalisme selama proses pemeriksaan dan memperoleh informasi

yang diharapkan. Walaupun pemeriksaan fisik merupakan suatu proses yang terpisah dari

Page 2: KETERAMPILAN MEDIK KEDUA revisi.docx

anamnesis, akan tetapi pengamatan sudah dapat dimulai sejak pasien memasuki ruangan.

Seperti halnya anamnesis, pemeriksaan fisik harus dilakukan secara sistematik dan

mencari apa yang ingin diperoleh berdasarkan anamnesis dengan memperhatikan aspek

komunikasi dan profesionalisme. Dan hal yang penting adalah selalu berfikir apa yang harus

di lakukan dan mengapa dilakukan.

Pemeriksaan fisik mengikuti suatu aturan yang baku, untuk hampir seluruh sistem

pemeriksaan dilakukan berdasarkan tahapan:

1. Inspeksi

Adalah pemeriksan fisik dengan menggunakan indra penglihatan. Dengan melihat

maka pemeriksa mendapatkan hasil pemeriksaan antara lain:

Kesan umum penderita: kesakitan, postur tubuh, cara berjalan, dan lain-lain

Warna dari permukaan tubuh yang dapat dilihat: kulit, sklera, dan lain-lain

Bentuk: badan atau bagian tertentu

Ukuran: perbandingan antar bagian tubuh atau seluruh tubuh

Gerakan: normal atau abnormal pada dinding dada, alat gerak, dan lain-lain

2. Auskultasi

Adalah pemeriksaan fisik dengan menggunakan pendengaran (alat stethoscope)

untuk mendengarkan suara yang berasal dari dalam tubuh. Dari pemeriksaan ini

dapat terdengar suara-suara secara kualitatif dan kuantitatif yang ditimbulkan oleh

jantung, paru-paru, pembuluh darah dan usus.

Pada stetoskop terdapat bagian yang menempel pada permukaan tubuh

penderita, terdiri dari dua sisi permukaan aitu: 1) sisi membrane yang merupakan

suatu membrane berdiameter 3,5-4 cm; 2) sisi bel atau “cup” yang berbentuk corong

dan berdiameter 3,8 cm. Kedua bagian tersebut dihubungkan oleh “ear pieces” atau

“ear plug” oleh suatu pipa lentur yang berdinding tebal.

3. Palpasi

Adalah pemeriksaan fisik dengan indra peraba, menggunakan rasa propioseptif

ujung jari dan tangan. Dengan palpasi akan terbentuk gambaran berbagai aspek:

Permukaan: halus/kasar, menonjol/datar, keras/lunak, dan lain-lain

Getaran/denyutan: denyut nadi, pukulan jantung pada dinding dada, dan lain-lain

Keadaan atal dibawah permukaan: batas-batas hepar, adanya massa abnormal di

tempat yang tidak seharusnya, dan lain-lain.

4. Perkusi

Adalah pemeriksaan fisik dengan cara mengetuk permukaan badan dengan

perantaraan jari tangan. Tujuannya adalah untuk mengetahui keadaan organ-organ

di dalam tubuh. Tergantung dari isi jaringan yang ada di bawahnya, maka akan

Page 3: KETERAMPILAN MEDIK KEDUA revisi.docx

timbul berbagai nada yang dibedakan menjadi lima kualitas suara dasar: pekak,

redup, sonor, hipersonor dan timpani.

Suara pekak dihasilkan oleh massa padat

Suara redup dihasilkan dari perkusi hati

Suara sonor dihasilkan oleh perkusi pada paru yang normal

Suara hipersonor dihasilkan oleh suara paru yang emfisematous

Suara timpani dihasilkan oleh perkusi gelembung udara pada saluran cerna.

Dalam melakukan pemeriksaan fisik, posisi pemeriksa harus selalu berada di sebelah

kanan penderita/yang diperiksa, kecuali bagi dokter kidal. Buatlah penerangan yangbaik.

Penerangan alam akan lebih baik dari pada lampu. Selain itu, perlu diupayakan agar suhu

ruangan nyaman.

A. Cara melakukan inspeksi

Perhatikan dan catatlah:

Bentuk tubuh penderita, apakah kurus, atletis atau gemuk

Perbandingan ukuran kepala dan panjang anggota badan

Cara berjalan dan gerakan

Adanya deformitas/kelainan bentuk

Keadaan kulit, rambut, mukosa mata/mulut, dan kuku secara umum

Ekspresi wajah: cemas, tertekan, malu, kesakitan, dan lain-lain

Ciri-ciri lain yang didapatkan

B. Cara melakukan auskultasi

Gunakan stetoskop dengan pipa pendek (25-30 cm)

Pasangkan kedua “ear pieces” ke dalam telinga sehingga betul-betul masuk tetapi

tidak menekan

Gunakan bagian bel dari stetoskop untuk memeriksa toraks dan bagian diafragma

untuk memeriksa abdomen (bagian cup meneruskan sebagian besar dari suara

berfrekuensi rendah, sedangkan bagian membrane menyaring suara berfrekuensi

rendah sehinga meneruskan suara berfrekuensi tinggi).

C. Cara melakukan palpasi

Daerah yang akan diperiksa harus bebas dari gangguan-gangguan yang menutupi

Yakinkan bahwa tangan pemeriksa tidak dingin untuk menghindari kram bagi yang

sensitive

Cara meraba dapat menggunakan:

Jari telunjuk dan ibu jari untuk menentukan besarnya benda

Jari ke 2, 3 dan 4 untuk menentukan konsistensi atau garis besar kualitas benda

Seluruh telapak tangan untuk merasakan adanya getaran

Page 4: KETERAMPILAN MEDIK KEDUA revisi.docx

Sedikit tekanan dengan ujung atau telapak jari dapat menemukan adanya rasa

sakit yang dapat dilihat dari perubahan mimic muka atau mendengarkan

keluhan.

D. Cara melakukan perkusi

Jari tengah dari tangan kiri diletakkan pada permukaan yang akan diperkusi dalam

sikap hiperekstensi.

Tekankan persendian interphalang pada permukaan yang akan diperkusi, dan

hindarkan kontak antara permukaan yang diperkusi dengan bagian lain dari tangan

kiri tersebut.

Tempatkan tangan kanan ke dekat daerah yang akan diperkusi dalam posisi

menekuk ke atas, jari tengah dalam sikap fleksi, relaks dan siap untuk mengetuk.

Dalam gerakan yang cepat tapi relaks dari pergelangan tangan, ketuklah jari tengah

tangan kiri yang menempel pada bidang yang diperiksa dengan jari tengah kanan.

Gunakan ujung jari dengan posisi yang sedapat mungkin tegak lurus (kuku harus

dipotong pendek).

Buatlah ketukan seringan mungkin yang dapat menghasilkan suara yang jelas.

Gambar 2.1: Cara melakukan perkusi

Pemeriksaan fisik:

A. Keadaan umum

Kesadaran :

a. Compos mentis – pasen dalam keadaan sadar penuh

b. Somnolens – mengantuk, memberikan respon rangsang ringan

c. Sopporous / stupor pasen seperti tertidur dan masih ada respons thd rangsang

yang kuat

d. Comatous – pasen dalam keadaan tidur dalam dan tidak berespons sama sekali

terhadap rangsang

B. Keadaan sakit

Page 5: KETERAMPILAN MEDIK KEDUA revisi.docx

a. Sakit ringan

bila penderita masih dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa bantuan orang

lain

b. Sakit sedang

dapat melakukan aktivitas sendiri terbatas, kadang perlu bantuan orang lain

c. Sakit berat

tidak dapat melakukan aktivitas untuk diri sendiri tanpa bantuan orang lain

C. Pemeriksaan lain

a. Tinggi badan b. Berat badan

c. Bentuk badan d. keadan gizi

e. Aktivitas f. Kontak

4. Tanda vital

Nadi

Tekanan darah

Respirasi

Suhu

5. Pemeriksaan Abdomen

Inspeksi

Hal yang perlu dicari :1. Simetris2. Bentuk atau kontur3. Ukuran4. Kondisi dinding perut

a. kelainan kulitb. venac. umbilikusd. striae alba

5. Pergerakan dinding perut

Page 6: KETERAMPILAN MEDIK KEDUA revisi.docx

Gambar 2.2 Pemeriksaan Abdomen

Bentuk : - Normal à Datar

- Cembung à Normal ( Wanita Hamil )

Massa : Berbenjol

Cairan : Asites ( Seperti Perut Kodok )

Hamil Massa Asites

Gambar 2.3 Gambar Bentuk Abdomen

Page 7: KETERAMPILAN MEDIK KEDUA revisi.docx

Bentuk Khusus

Ileus obstruktif :

- Darm contuur : bentuk usus yg terlihat di dinding abdomen

- Darm steifung : gerakan usus

Hernia : umbilicalis, incisionalis

Keadaan permukaan

- Lipoma

- Venektasi : caput medussae

- Cullen’s sign pada pankreatitis akut

- Ikterik

Darm contuur Darm steifung

Gambar 2.4 Gambaran Ileus obstruktif pada dinding abdomen

Auskultasi

Auskultasi dilakukan sebelum palpasi dan perkusi agar tidak mempengaruhi gerakan

usus akibat manipulasi.

Auskultasi pada abdomen bertujuan untuk mendengarkan :

1. Suara peristaltik

Bising usus – normal 5 – 34 / menit

- meningkat – hiperperistaltik ( borborygmi )

- ileus obtruktif

- ileus paralitik – hipokalemia

2. Suara pembuluh darah

Bruit – bising pembuluh darah

Page 8: KETERAMPILAN MEDIK KEDUA revisi.docx

ARTERI RENALIS

AORTA

ARTERI ILIACA

Gambar 2.5 Suara Pembuluh Darah dan Tataletak Aorta Abdominalis

Palpasi

Palpasi dilakukan untuk menentukan ada tidaknya kelainan dalam rongga abdomen.

Perlu sekali diperhatikan ada tidaknya nyeri atau rasa tidak enak pada daerah

abdomen.

Palpasi superfisial : palpasi awal untuk orientasi sekaligus memperkenalkan

prosedur palpasi pada pasien

Palpasi dalam : digunakan untuk identifikasi kelainan/nyeri yang tidak didapatkan

pada palpasi superfisial dan untuk menegaskan kelainan yang didapat pada palpasi

superfisial( menggambarkan adanya massa)

Gambar 2.6 Palpasi

Dinding Abdomen

- Normal : Lembut

- Tegang : - Posisi Tidur

- Kelainan : - Pleuritis Akut ( 1 )

- Salpingitis Akut ( 2 ) - Cholecystitis ( 3 ) - Pankreatitis ( 4 ) - Appendicitis ( 5 ) - Diverticulitis ( 6 )

Page 9: KETERAMPILAN MEDIK KEDUA revisi.docx

McBURNEY NYERI TEKAN + NYERI LEPAS + NYERI KONTRA LATERAL + PSOAS SIGN +

Page 10: KETERAMPILAN MEDIK KEDUA revisi.docx

Gambar 2.7 Proyeksi Organ Abdomen Pada Ventral Dinding Abdomen

Pemeriksaan Organ Hati

Page 11: KETERAMPILAN MEDIK KEDUA revisi.docx

Gb 2.8. Proyeksi Organ Hati Pada Dinding Ventral Abdomen

Gambar 2.8 Pemeriksaan Palpasi Organ Hati.Normal Tak Teraba

Page 12: KETERAMPILAN MEDIK KEDUA revisi.docx

Apabila teraba, deskripsikan meliputi:

1. -Besar: ........Cm dari BAC dan .......Cm dari BPX

2. Konsistensi

- Normal Kenyal

Lunak – Hepatitis

Keras – Sirosis, Hepatoma

Fluktuasi – Abses

3. Tepi : Normal Tajam

Tumpul – Bendungan

4. Permukaan

Normal – Rata

Berbenjol – Sirosis, Hepatoma

5. Nyeri Tekan

Normal Tidak Nyeri Tekan

+ pada kasus Hepatitis, Abses ( Ludwig’s Sign )

Pemeriksaan Organ Limpa (Spleen/Lien)

Page 13: KETERAMPILAN MEDIK KEDUA revisi.docx

Gb. Tataletak dan Proyeksi Organ Limpa

Gambar. Teknik Pemeriksaan Limpa

Page 14: KETERAMPILAN MEDIK KEDUA revisi.docx

Apabila Teraba, deskripsikan1. Schufner .......

2. Incisura : Teraba / Tidak

Tidak Teraba (Ruang Traube)

Perkusi

Tujuan perkusi abdomen adalah untuk:

1. Mengkonfirmasi pembesaran hati dan limpa

2. Menentukan ada tidaknya nyeri ketok

3. Mendiagnosis adanya cairan atau massa padat

Gambar. Teknik Perkusi

Page 15: KETERAMPILAN MEDIK KEDUA revisi.docx

PEKAK SAMPING PEKAK PINDAH FLUID WAVE

NYERI KETOK CVA

FIST PERCUSSIONCHOLECYSTITIS

PNA

Gambar . Pemeriksaan Perkusi pada Asites

2.4 PELAKSANAAN KETERAMPILAN MEDIK

MekanismeDurasi : 3 jam

1. Metode : Menggunakan pasien simulasi

2.Tujuan : a. Melakukan pemeriksaan fisik pada sistem pencernaanb. Membuat status pasien pada sistem pencernaan dengan contoh pada kasus icteric dan apendicitis akuta.

3.Cara Kerja: Prinsip dasar pemeriksaan fisik:

1. Pemeriksa berdiri di kanan tempat tidur

2. Gunakan penerangan sinar matahari atau sinar lampu yang terang

3. Periksa dari ujung rambut sampai telapak kaki pada sistem pencernaan terutama

pada organ-organ pencernaan

4. Gunakan panca indra dengan baik dan teliti

5. Gunakan alat bantu periksa yang memenuhi syarat

6. Cari tanda ( sign ) dari penyakit yang diduga

Page 16: KETERAMPILAN MEDIK KEDUA revisi.docx

2.5 EVALUASI KETERAMPILAN MEDIK

DAFTAR TILIK PEMERIKSAAN FISIK ABDOMENNAMA :NIM :TANGGAL :INSTRUKTUR :

No ASPEK YANG DINILAISkoring Bobot Nilai

0 1 2

1

Pemeriksa menempatkan diri di sebelah kanan tempat periksa dan menjelaskan pemeriksaan yang akan dilakukan

1

2Memberikan instruksi penderita untuk berbaring dan membuka baju

1

A INSPEKSI

3 Memperhatikan keadaan umum penderita dari ujung rambut sampai ujung kaki

Inspeksi Abdomen :

a.simetris/tidak

b.Bentuk (datar, umbilicus menjorok ke dalam, cembung pada wanita hamil)

c.Permukaan abdomen (scars, striae, dilated veins, rash, spider naevi, & lesi)

d.Pergerakan dinding perut (normal/tidak)

4

B AUSKULTASI

4 Mempersiapkan stetoskop dengan membuka corong yang sesuai

1

5 Memasang ear plug pada telinga 1

6 Mendengarkan suara di 1 kuadran (right lower quadran) selama 1 menit

Auskultasi Abdomen :

a. Bowel sounds (Bising usus)

I. Normal (5 – 34 kali per menit)

II. Abnormal : meningkat, menurun atau tidak ada sama sekali

b. Bruits (pada aorta abdominalis)

c. Bruits pada arteri renalis, arteri iliaka, arteri femoralis

3

Page 17: KETERAMPILAN MEDIK KEDUA revisi.docx

C PALPASI

Palpasi abdomen:

a.Melakukan palpasi pada 4/9 daerah (kuadran),superficial dan deep palpasi

(nyeri, massa)

b. Menyuruh pasien untuk menekuk 1 atau kedua kakinya

c. Meletakan tangan kiri pemeriksa dibawah hepar pasien

c.Melakukan palpasi pada hepar

(ujung jari tangan diletakan mulai dari m. Rectus abdominis lateral,dextra pasien tarik napas dalam sewaktu tangan melakukan palpasi hepar (tentukan pembesaran dari arcus aorta.), palpasi kedua mulai dari umbilikus, penderita menarik napas pada saat palpasi (tentukan pembesaran dari procesus xiphoedus) (tepi, konsistensi, permukaan, nyeri tekan)

d. Melakukan palpasi pada Lien

(Kaki di tekuk, tangan kiri pemeriksa dibawah lien, palpasi mulai dari sias dextra dengan ujung jari tangan, menarik napas pada saat tangan melakukan palpasi)

e.Melakukan pemeriksaan hooking technique (pada pasien obes) untuk memeriksa hepar

4

D PERKUSI

8 Menekan interphalang jari ketiga tangan kanan ke permukaan yang diperiksa tanpa ada bagian tangan lain menekan permukaan tersebut

1

9 Mengetuk dengan jari tengah tangan kanan 1

10 Jari tengah tangan kanan tegak lurus dengan jari tengah tangan kiri

1

11 Sikap tangan kanan rileks, gerakan pada pergelangan tangan. Suara yang dihasilkan benar, sesuai dengan daerah yang diperkusi

1

Perkusi Abdomen :

a.Memeriksa ruang traube (mengetuk mulai ICS 9 ke bawah

b. Melakukan perkusi ke kanan, kiri dan ke bawah

c. Melakukan pemeriksaan Shifting dullness (pekak pindah)

4

Page 18: KETERAMPILAN MEDIK KEDUA revisi.docx

d. Melakukan pemeriksaan fluid wave

TOTAL SKOR 23

Nilai Akhir:(Total skor x ) x 100%= …………

Catatan:……………………………

Cimahi,...........................................Instruktur

(......................................................)

Keterangan :0 = Tidak dilakukan1 = Dilakukan tapi tidak sempurna2 = Dilakukan dengan sempurna

Page 19: KETERAMPILAN MEDIK KEDUA revisi.docx

SKENARIO (PEMERIKSAAN ORGAN HATI)

Seorang laki-laki anggota TNI berusia 25 tahun datang ke tempat praktek saudara dengan keluhan utama mual dan muntah. Laki-laki tersebut mengeluhkan kedua matanya kuning serta buang air kecil seperti teh.

EVALUASI KETERAMPILAN MEDIK

DAFTAR TILIK PEMERIKSAAN FISIK ORGAN HEPARNAMA :NIM :TANGGAL :INSTRUKTUR :

No ASPEK YANG DINILAI

 Skoring   Bobo

tNilai

0 1 2

1

Pemeriksa menempatkan diri di sebelah kanan tempat periksa dan menjelaskan pemeriksaan yang akan dilakukan

1

2Memberikan instruksi penderita untuk berbaring dan membuka baju

1

A INSPEKSI

3

Memperhatikan keadaan umum penderita dari ujung rambut sampai ujung kaki

Inspeksi Abdomen :

a. Bentuk (datar, umbilicus menjorok ke dalam, cembung pada wanita hamil)

b. Permukaan abdomen (scars, striae, dilated veins, rash, spider naevi, & lesi)

c. Topographical anatomy(Hati,limpa)

4

B AUSKULTASI

4Mempersiapkan stetoskop dengan membuka corong yang sesuai

1

C PALPASI

5 Melakukan palpasi organ hepar dengan benar:

a. Batas

b. Tepi

4

Page 20: KETERAMPILAN MEDIK KEDUA revisi.docx

c. Konsistensi

d. Permukaan

e. Nyeri tekan

Dengan ujung jari tepi hepar yang normal akan teraba tajam dengan konsistensi kenyal, terasa halus dan rata permukaannya serta nyeri tekan negatif.

D PERKUSI

6

Melakukan perkusi organ hepar dengan benar:

a. Menekan interphalang jari ketiga tangan kanan ke permukaan yang diperiksa tanpa ada bagian tangan lain yang menekan permukaan tersebut

b. Mengetuk dengan jari tengah kanan tegak lurus dengan jari tengah tangan kiri dan sikap tangan kanan rileks. Suara yang dihasilkan benar sesuai dengan daerah yang diperkusi dimana tepi bawah hepar dullness

2

7

Membuat interpretasi hasil perkusi organ hepar:

Organ size: Konfirmasi pembesaran hepar

(...................cm bpx; ....................cm bac); konsistensi.......; tepi........; permukaan......., nyeri tekan.....

4

TOTAL SKOR 21

Keterangan0 = tidak dilakukan

1 = dilakukan tapi tidak sempurna

2 = dilakukan dengan sempurna

Nilai Akhir:(Total skor x ) x 100%= …………

Catatan:…………………………………………………………………..

Cimahi,...........................................Instruktur

(......................................................)

Page 21: KETERAMPILAN MEDIK KEDUA revisi.docx

Pemeriksaan Fisik Appendicitis Akut

Teori Apendisitis akutApendisitis adalah peradangan pada apendiks. Apendisitis disebabkan oleh infeksi

bakteri, namun faktor pencetusnya ada beberapa kemungkinan yang sampai sekarang

belum dapat diketahui secara pasti. Diantaranya faktor penyumbatan (obstruksi) pada

lapisan saluran(lumen) apendiks oleh timbunan tinja/feses yang keras (fekalit), hiperplasia

jaringan limfoid, penyakit cacing, parasit, benda asing dalam tubuh, kanker primer dan

striktur.

Diagnosis ditegakkan dari gejala klinik, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang

berupa laboratorium dan ultrasonografi.

Gejala Klinik

Menyerupai seribu penyakit, tapi ada progresifitas

Mula:nyeri ulu hati, mual, anoreksia, makin lama makin menetap

Nyeri kemudian ke abdomen bawah, menjadi terlokalisir

Bertambah nyeri pada pergerakan, berjalan, atau batuk

Nyeri mulai di epigastrium/regio umbilikus, mual, anorexia

Nyeri pindah ke kanan bawah: rangsangan peritoneum lokal di titik McBurney

Nyeri tekan = tenderness

Nyeri lepas = rebound tenderness

Defans muskuler = muscular guarding

Nyeri perut kanan bawah

Nyeri rangsangan peritoneum tidak langsung

Rovsing sign: Nyeri kanan bawah pada tekanan kiri

Blumberg sign: Nyeri kanan bawah bila tekanan kiri dilepaskan

Nyeri kanan bawah bila peritoneum bergerak seperti nafas dalam, berjalan, batuk,

mengedan

Pemeriksaan Fisik

Suhu tubuh sedikit meningkat, tanpa perforasi

Peristalsis normal atau sedikit menurun

Nyeri perut kanan bawah, lokasi jelas

Page 22: KETERAMPILAN MEDIK KEDUA revisi.docx

Nyeri tekan, nyeri lepas di daerah yg sama

Tergantung letak apendiks, colok dubur mungkin nyeri / mungkin tidak

Rovsing’s sign

Blumberg’s sign

Nyeri kanan bawah bila tekanan kiri dilepaskan. Nyeri kanan bawah bila peritoneum

bergerak seperti nafas dalam, berjalan, batuk, mengedan

Page 23: KETERAMPILAN MEDIK KEDUA revisi.docx

Obturator sign

Anatomic basis for the obturator sign: inflamed appendix in the pelvis is in

contact with the obturator internus muscle, which is stretched by this maneuver.

Psoas sign

Page 24: KETERAMPILAN MEDIK KEDUA revisi.docx

Anatomic basis for the psoas sign: inflamed appendix is in a retroperitoneal location

in contact with the psoas muscle, which is stretched by this maneuver.

Colok dubur: jangan terlewatkan!!! (Dilakukan pada Keterampilan Pem. RT)

Page 25: KETERAMPILAN MEDIK KEDUA revisi.docx

SKENARIO (PEMERIKSAAN ORGAN APPENDIX)

Seorang pria 21 th datang ke saudara dengan keluhan utam nyeri perut kanan bawah yang terus menerus yang disertai mual dan muntah. 1 hari sebelumnya pasien mengeluh nyeri di perut daerah pusat yang berpindah ke kanan bawah keesokan harinya. Pasien tidak mengeluh adanya riwayat panas badan sebelummnya. BAB dan BAK dalam batas normal.Tugas : lakukan pemeriksaan fisik!

2.7. EVALUASI KETERAMPILAN MEDIK

DAFTAR TILIK PEMERIKSAAN FISIK ORGAN APPENDIX

NAMA :NIM :TANGGAL :INSTRUKTUR :

No ASPEK YANG DINILAISkoring Bobot Nilai

0 1 2

1

Pemeriksa menempatkan diri di sebelah kanan tempat periksa, salam, mengenalkan diri dan menjelaskan maksud dan prosedur pemeriksaan yang akan dilakukan

1

2Memberikan instruksi penderita untuk berbaring terlentang

1

A INSPEKSI REGIO ILIACA DEXTRA

3 Memperhatikan keadaan umum penderita dari ujung 4

Page 26: KETERAMPILAN MEDIK KEDUA revisi.docx

rambut sampai ujung kaki

Inspeksi Abdomen : (TIDAK DITEMUKAN GAMBARAN SPESIFIK)

a.simetris/tidak

b.Bentuk (datar, umbilicus menjorok ke dalam, cembung pada wanita hamil)

c.Permukaan abdomen (scars, striae, dilated veins, rash, spider naevi, & lesi)

d.Pergerakan dinding perut (normal/tidak)

B AUSKULTASI REGIO ILIACA DEXTRA

4 Mempersiapkan stetoskop dengan membuka corong yang sesuai

1

5 Memasang ear plug pada telinga 1

6 Mendengarkan suara di 1 kuadran kanan bawah (selama 1 menit )

Auskultasi Abdomen :

a. Bowel sounds (Bising usus) (normal)

I. Normal (5 – 34 kali per menit)

II. Abnormal : meningkat, menurun atau tidak ada sama sekali

2

C PALPASI DI REGIO ILIACA DEXTRA

Palpasi abdomen:

a.Melakukan palpasi di regio iliaca dextra

b. Menyuruh pasien untuk menekuk 1 atau kedua kakinya

c. Melakukan penekanan pada punctum maksimum (titik McBurney), dengan cara menekan tangan kiri pemeriksa di titik McBurney, yang terletak di 1/3 lateral garis yang menghubungkan SIAS kanan dan Umbilicus.Melaporkan hasil pemeriksaan.

c.Melakukan pemeriksaan Rovsing Sign denga cara melakukan penekanan di regio iliaca sinistra, dan apabila nyeri dirasakan di regio ilaca dextra. Melaporkan hasil pemeriksaan.

d. Melakukan pemeriksaan uji Psoas dan obturator (apabila hasil pemeriksaan palpasi titik McBurney dan Rovsing sign meragukan, dengan tujuan mengetahui letak appendix, yaitu letak pelvica)

5

Page 27: KETERAMPILAN MEDIK KEDUA revisi.docx

1. Uji Psoas:

Menyuruh pasien untuk melakukan gerakan fleksi tungkai atas kanan.

2.Uji Obturator:

Pemeriksa melakukan gerakan fleksi tungkai bawah pasien dan dilanjutkan dengan gerakan endorotasi pada sendi panggul.

D PENUTUP

8 Pemeriksaan selesai, mempersilahkan pasien duduk kembali.

1

9 Menjelaskan hasil pemeriksaan pada pasien. 1

10 Jari tengah tangan kanan tegak lurus dengan jari tengah tangan kiri

1

TOTAL SKOR 18

Nilai Akhir:(Total skor x ) x 100%= …………

Catatan:……………………………

Cimahi,...........................................Instruktur

(......................................................)

Keterangan :0 = Tidak dilakukan1 = Dilakukan tapi tidak sempurna2 = Dilakukan dengan sempurna