bab i pendahuluan -...

36
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan bagian dari sektor industri di Indonesia yang memiliki potensi dan peluang yang besar untuk dikembangkan. Pariwisata juga dipandang sebagai salah satu faktor yang berkontribusi terhadap pendapatan negara. Negara Indoensia merupakan salah satu negara yang pendapatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) salah satunya berasal dari sektor pariwisata, sehingga kontribusi sektor ini dalam PDRB tidak lepas dari semakin meningkatnya perkembangan pariwisata. Pembangunan dibidang pariwisata merupakan salah satu cara untuk meningkatkan pendapatan daerah dan pendapatan negara. Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat telah mengeluarkan peraturan daerah (Perda) Provinsi Nusa Tenggara Barat nomor 7 Tahun 2013 tentang Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (Ripparda) yang menetapkan bahwa Kuta Lombok merupakan kawasan strategis pariwisata daerah ( KSPD) (Kanom, 2015). Hal tersebut sejalan dengan Peraturan Daerah (Perda) Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah nomor 7 tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2011-2031 bahwa kawasan strategis kabupaten dari Sudut Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi meliputi kawasan Kuta dan sekitarnya di Kecamatan Pujut dengan sektor unggulan pariwisata dan industri. Pantai Kuta merupakan salah satu andalan pariwisata Lombok yang terletak di Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah. Keberadaan kawasan Kuta bisa juga dijadikan sebagai destinasi wisata alternativ selain Pantai

Upload: buinhi

Post on 03-Mar-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/117261/potongan/S1-2017... · yaitu unsur manusia, lingkungan, ruang, perbedaan, aliran, dan keterkaitan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pariwisata merupakan bagian dari sektor industri di Indonesia yang

memiliki potensi dan peluang yang besar untuk dikembangkan. Pariwisata juga

dipandang sebagai salah satu faktor yang berkontribusi terhadap pendapatan

negara. Negara Indoensia merupakan salah satu negara yang pendapatan Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB) salah satunya berasal dari sektor pariwisata,

sehingga kontribusi sektor ini dalam PDRB tidak lepas dari semakin meningkatnya

perkembangan pariwisata. Pembangunan dibidang pariwisata merupakan salah satu

cara untuk meningkatkan pendapatan daerah dan pendapatan negara.

Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat telah mengeluarkan peraturan

daerah (Perda) Provinsi Nusa Tenggara Barat nomor 7 Tahun 2013 tentang Rencana

Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (Ripparda) yang menetapkan bahwa Kuta

Lombok merupakan kawasan strategis pariwisata daerah ( KSPD) (Kanom, 2015).

Hal tersebut sejalan dengan Peraturan Daerah (Perda) Pemerintah Kabupaten

Lombok Tengah nomor 7 tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

(RTRW) Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2011-2031 bahwa kawasan strategis

kabupaten dari Sudut Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi meliputi kawasan Kuta

dan sekitarnya di Kecamatan Pujut dengan sektor unggulan pariwisata dan industri.

Pantai Kuta merupakan salah satu andalan pariwisata Lombok yang

terletak di Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah. Keberadaan

kawasan Kuta bisa juga dijadikan sebagai destinasi wisata alternativ selain Pantai

Page 2: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/117261/potongan/S1-2017... · yaitu unsur manusia, lingkungan, ruang, perbedaan, aliran, dan keterkaitan

2

Senggigi, Gili, maupun wisata alam lain yang sudah terkenal. Kawasan pesisir Kuta

tergolong kedalam kawasan strategis kabupaten sehingga, keberadaannya sangat

potensial dalam meningkatkan pendapatan daerah.

Lokasi pantai ini sangat mudah dijangkau terlebih lagi dengan

pembangunan Bandara International Lombok (BIL) dan bay pass yang memberikan

kemudahan akses bagi wisatawan serta menjadi nilai tambah bagi keberlangsungan

kawasan pariwisata ini. Perkembangan pariwisata Desa Kuta memiliki keterkaitan

dengan tumbuhnya kegiatan perdagangan, perhotelan, dan berbagai jenis kegiatan

lainnya yang memberikan dampak terhadap aspek lingkungan, sosial, ekonomi,

serta budaya.

Tingginya kunjungan wisatawan merupakan salah satu penyebab

tingginya perubahan penggunaan lahan dan perubahan kegiatan ekonomi

masyarakat lokal. Tingginya kunjungan wisatawan di Desa Kuta sesuai dengan

diagram tujuan pariwisata yang dibuat oleh Baiquni dkk (2013) yang menunjukkan

bahwa tujuan pariwisata tertinggi adalah pariwisata pantai sebanyak 50%, dan

tujuan pariwisata lainnya meliputi 4% pariwisata danau alami, 4% hutan alami,

26% air terjun, 14% gunung, dan 2% pariwisata laut.

Alih fungsi lahan di kawasan pariwisata Desa Kuta dimanfaatkan untuk

pembangunan fasilitas pelayanan berupa hotel, homestay, toko, café, restoran,

ataupun jenis pembangunan lainnya. Tingginya kunjungan wisatawan berbanding

lurus dengan semakin meningkatnya jumlah pembangunan dan alih fungsi lahan di

kawasan pariwisata ini sehingga, jumlah lahan yang tersediapun semakin

berkurang. Lahan secara kuantitas tidak dapat ditingkatkan ketesediaannya,

sehingga ketika ketersediaan lahan tersebut semakin terbatas maka harga lahan pun

Page 3: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/117261/potongan/S1-2017... · yaitu unsur manusia, lingkungan, ruang, perbedaan, aliran, dan keterkaitan

3

semakin tinggi. Meningkatnya harga lahan selain dipicu oleh ketersediaan yang

semakin terbatas, disebabkan pula oleh lokasi lahan tersebut. Harga lahan di lokasi

ini tergolong tinggi mengingat lokasi lahan yang terletak dalam kawasan pariwisata.

Dinamika harga lahan di Desa Kuta mengikuti perkembangan wilayah

Desa Kuta yang dipengaruhi oleh perkembangan pariwisata Pantai Kuta.

Perkembangan tersebut merupakan faktor pendorong meningktanya permintaan

lahan, baik untuk investasi maupun untuk kepentingan pembangunan fasilitas

pariwisata. Lahan yang ketersediaannya semakin terbatas berdampak pada

meningkatnya harga lahan di Desa Kuta.

Terdapat dua jenis harga lahan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari,

yakni harga pasaran dan harga yang ditentukan pemerintah (NJOP). Perubahan

harga lahan pasaran secara dinamis mengikuti perkembangan daerah, sedangkan

harga NJOP ditentukan berdasarkan wewenang pemerintah, sehingga harga pasaran

dan NJOP selalu mengalami perbedaan yang sangat tinggi. Oleh sebab itu, perlu

dilakukan analisis mengenai aturan-aturan pengenaan NJOP suatu lahan, serta

perbedaan harga antar keduanya. Lebih lanjut, harga lahan pasaran ditetapkan

berdasarkan kondisi fisik lahan dan latar belakang penjual lahan. Sehingga, perlu

dilakukan identifikasi mengenai latar belakang penjual lahan, karena perbedaan

latar belakang akan memberikan harga jual yang berbeda.

1.2 Rumusan Masalah

Pembangunan Bandara Internasional Lombok merupakan salah satu faktor

pendorong berkembangnya pariwisata Desa Kuta selain destinasi wisata pantainya

yang memang sudah terkenal. Perkembangan pariwisata berdampak pada kondisi

lahan seperti guna lahan, kesesuaian lahan, kepemilikan lahan dan bangunan baru

Page 4: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/117261/potongan/S1-2017... · yaitu unsur manusia, lingkungan, ruang, perbedaan, aliran, dan keterkaitan

4

yang terbangun. Sedangkan, pengaruh aspek ekonomi bisa memberikan kontribusi

yang lebih untuk pendapatan daerah karena sektor ini memiliki nilai tambah yang

cukup tinggi diukur dari segi pendapatan masyarakat, meningkatkan penyerapan

tenaga kerja, dan pajak. Selain itu, dampak negatif yang juga ditimbulkan seperti

ketergantungan terhadap wisata, inflasi dan meningkatkan harga lahan, dan impor

bahan sehingga produk lokal tidak terserap (Suryorini, 2015).

Perkembangan pariwisata berbanding lurus dengan samakin maraknya

pembangunan fasilitas pendukung pariwisata. Tingginya kegiatan pembangunan

dan beralihnya kegiatan perekonomian masyarakat juga mendorong semakin

meningkatnya alih fungsi lahan. Selain itu, lokasi lahan yang terletak di kawasan

pariwisata merupakan faktor utama meningkatnya permintaan lahan. Lahan secara

kuantitas tidak dapat ditungkatkan jumlahnya, sehingga harga lahan semakin tinggi

ketika ketersediaan lahan tersebut semakin terbatas. Tinggi rendahnya harga lahan

di kawasan ini juga bisa dipengaruhi oleh beberapa varibel seperti, lokasi lahan,

ketersediaan fasilitas di sekitar lahan, serta latar belakang penjual lahan.

Dinamika harga lahan semakin tinggi dan tidak sesuai dengan NJOP yang

telah di tetapkan pemerintah. Dengan kata lain, harga lahan yang diterapkan adalah

harga lahan pasaran yakni harga yang berdasarkan kesepakatan antara pemilik

lahan dan pihak pembeli, dan umumnya harga lahan pasaran ini lebih tinggi

dibandingkan harga yang telah ditetapkan pemerintah. Alasan masyarakat dalam

melakukan transaksi penjualan lahan akan berbeda-beda berkaitan dengan latar

belakang dan kebutuhan masyarakat tersebut. Berdasarkan uraian diatas, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

Page 5: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/117261/potongan/S1-2017... · yaitu unsur manusia, lingkungan, ruang, perbedaan, aliran, dan keterkaitan

5

1. Bagaimana kondisi harga lahan di kawasan pariwisata Pantai Kuta dari tahun

2010 sampai tahun 2016.

2. Bagaimana kondisi harga lahan pasar dibandingkan dengan harga lahan

NJOP.

3. Apa yang memotivasi masyarakat dalam melakukan transaksi penjualan

lahan.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Identifikasi kondisi harga lahan di kawasan pariwisata Desa Kuta dari tahun

2010-2016.

2. Mengkaji perbedaan harga lahan antara harga lahan pasar dengan NJOP.

3. Identifikasi alasan masyarakat dalam melakukan penjualan lahan.

1.4 Sasaran Penelitian

Sasaran dalam penelitian ini adalah lahan-lahan yang telah mengalami

transaksi penjualan dalam kawasan pariwisata Desa Kuta, Kecamatan Pujut,

Kabupaten Lombok Tengah.

1.5 Kegunaan Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian, maka kegunaan panelitian ini sebagai berikut:

1. Sebagai referensi bagi pembaca untuk penelitian selanjutnya.

2. Untuk pengembangan pengetahuan tentang dinamika harga lahan akibat

perkembangan pariwisata.

3. Untuk pengembangan pengetahuan tentang perbedaan harga lahan pasar

dengan harga NJOP.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/117261/potongan/S1-2017... · yaitu unsur manusia, lingkungan, ruang, perbedaan, aliran, dan keterkaitan

6

4. Untuk pengembangan pengetahuan tentang motivasi yang mendasari

masyarakat melakukan transaksi penjualan lahan di kawasan pariwisata.

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) di

Fakultas Geografi, Program Studi Pembangunan Wilayah, Universitas Gadjah

Mada.

1.6 Tinjauan Pustaka

1.6.1 Studi Geografi

Ilmu geografi pada dasarnya merupakan ilmu yang mempelajari tentang

bumi dan segala isinya serta mempelajari tentang hubungan kedunya. Kebutuhan

hidup yang semakin meningkat menuntut manusia untuk tidak sekedar mengetahui

dan mempelajari, namun harus bisa memanfaatkan bumi untuk memenuhi

kebutuhan dan pembangunan yang semakin meningkat. Ilmu geografi mempunyai

unsur-unsur dasar di dalam pembahasannya, antara lain pembahasan tentang unsur

letak, luas, bentuk, batas, dan persebaran (Sujali, 1989).

Pendekatan letak dapat dilihat dari kedudukan suatu objek dengan objek

yang lain. Unsur yang lain seperti bentuk, batas, dan luas memberikan informasi

tentang cakupan yang dikerjakan sehubungan dengan rencana pengembangan dari

suatu obyek (Sujali, 1989). Dalam perkembangannya, geografi lebih ditekankan

kepada metode analisisnya. Geografi mempelajari hubungan kausal gejala muka

bumi dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di muka bumi, baik fisik maupun yang

menyangkut mahluk hidup beserta permasalahannya melalui pendekatan

keruangan, ekologi, dan regional untuk kepentingan program, proses, dan

keberhasilan pembangunan (Bintarto, 1984 dalam Sujali, 1989).

Page 7: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/117261/potongan/S1-2017... · yaitu unsur manusia, lingkungan, ruang, perbedaan, aliran, dan keterkaitan

7

Pendekatan keruangan dimaksudkan untuk melihat peristiwa yang terjadi

dalam suatu wilayah dan berkaitan erat dengan persebaran suatu obyek. Pendekatan

ekologi lebih ditekankan kepada hubungan antara manusia dengan lingkungannya

dalam suatu ekosistem. Sedangkan pendekatan kompleks wilayah merupakan

gabungan antara pendekatan keruangan dengan pendekatan ekologi.

Yunus (2008) juga menjelaskan hal serupa bahwa terdapat tiga pendekatan

utama geografi yang saat ini diikuti oleh geografiwan dunia, yaitu:

1. Pendekatan keruangan (spatial approach), yaitu suatu metode

analisis yang menekankan analisisnya pada eksistensi ruang (space)

sebagai wadah untuk mengakomodasikan kegiatan manusia dalam

menjelaskan fenomena geosfer.

2. Pendekatan ekologikal (ecological approach), yaitu analisis yang

menekankan pada sikap atau prilaku manusia terhadap lingkunga,

serta keterkaitan antara kenampakan fisikal alami dan fisikal

budayawi dengan elemen lingkungan.

3. Pendekatan kompleks wilayah (regional complex approach), yaitu

integrasi dari pendekatan keruangan dan pendekatan ekologis.

Ackerman (1963, dalam Ritohardoyo, 2002) mengungkap salah satu

tujuan analisis geografi adalah untuk memahami secara cepat tentang interkasi

semua sistem budaya manusia dengan lingkungannya di permukaan bumi. Dalam

Struktur lingkungan geografi, Kirk (1963, dalam Ritohardoyo, 2002)

mengelompokkan secara umum dua komponen lingkungan, yakni lingkungan

prilaku manusia, dan lingkungan gejala fenomena (fisik).

Page 8: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/117261/potongan/S1-2017... · yaitu unsur manusia, lingkungan, ruang, perbedaan, aliran, dan keterkaitan

8

Komponen prilaku manusia dibedakan menjadi perubahan gagasan dan

nilai–nilai geografis, dan respon terhadap lingkungan. Sedangkan, komponen

fenomena (fisik) terdiri atas perwujudan fisik buatan, yakni hasil campur tangan

manusia dengan fenomena fisik alami, dan fenomena fisik yang benar–benar masih

alami (Ritohardoyo, 2002). Oleh sebab itu, berdasarkan pengertian–pengertian

terebut dapat disimpulkan bahwa ilmu geografi memiliki berbagai macam unsur

yaitu unsur manusia, lingkungan, ruang, perbedaan, aliran, dan keterkaitan antara

unsur – unsur tersebut.

Obyek formal ilmu geografi adalah cara pandang atau pendekatan dalam

mengkaji fenomena geosper, ini berarti bahwa setiap mempelajari elemen-elemen

fenomena geosfer penekanannya pada pendekatan keruangan, ekologi, dan

kompleks wilayah (Lumbantoruan, 2011). Pendekatan tersebut menjadi ciri khas

georafi yang membedakannya dengan disiplin ilmu lain.

Sutikno (2008) merumuskan obyek kajian dalam geogarafi baik obyek

material maupun formalnya. Obyek material berupa gejala, fenimena, peristiwa di

muka bumi, sedangkan obyek formalnya adalah sudut pandang atau pendekatan:

keruangan, kelingkungan, dan kompleks wilayah.

1.6.2 Perkembangan wilayah

Proses berkembangnya suatu wilayah terjadi karena mengikuti mekanisme

tertentu yang disebut mekanisme pengembangan (Muta’ali, 2011). Pengembangan

wilayah merupakan suatu usaha untuk mengubah suatu kondisi yang sudah ada

menjadi lebih baik. Lebih lanjut, Muta’ali (2011) menjelaskan bahwa peran utama

dari pengembangan wilayah adalah menggarap langsung persoalan-persoalan

fungsional yang berkaitan dengan tingkat regional/wilayah. Hal tersebut

Page 9: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/117261/potongan/S1-2017... · yaitu unsur manusia, lingkungan, ruang, perbedaan, aliran, dan keterkaitan

9

menimbulkan dua cara pendekatan, yaitu disatu pihak pengembangan wilayah

merupakan perencanaan wilayah sebegai perluasan dari perencanaan kota.

Sedangkan disisi lain, pengembangan wilayah merupakan perencanaan mengenai

bagaimana mengalokasikan sumberdaya yang dimiliki, baik sumberdaya manusia,

sumberdaya alam, maupun kesempatan interregional yang dikaitkan dengan

prospek-prospek dan kecenderungan ekonomi dalam jangka panjang.

Perkembangan wilayah dipicu oleh perkembangan peradaban dan

meningkatnya tuntutat kebutuhan hidup manusia. Perkembangan wilayah dapat

bermakna positif ketika dapat meningkatkan aksesibilitas dan dapat memudahkan

manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Misalnya, pembangunan prasarana

transportasi dan telekomunikasi dalam wilayah–wilayah yang terisolasi sehingga

masyarakatnya bisa mendistribusikan produk-produk pertanian. Dengan demikian,

kegiatan tersebut bisa memotivasi dan menjadikan masyarakat untuk lebih

berkembang dari pertanian subsisten menjadi pertanian komersil yang lebih

menguntungkan.

Perkembangan wilayah juga bisa bermakna negatif ketika tidak didasarkan

atas keberlanjutan lingkungan. Alih fungsi lahan yang tidak terkendali, kerusakan

lingkungan, semakin meningkatnya kawasan kumuh, dan meningkatnya kawasan

bahaya banjir adalah dampak negatif dari perkembangan wilayah. Sehingga,

perkembangan wilayah tidak dapat begitu saja dinilai secara pada dampak yang

ditimbulkan karena perkembangan wilayah adalah sebuah proses besar yang

menyangkut berbagai aspek kehidupan yang bekerja secara simultan (Sutaryono,

2007).

Page 10: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/117261/potongan/S1-2017... · yaitu unsur manusia, lingkungan, ruang, perbedaan, aliran, dan keterkaitan

10

Dinamika wilayah tidak diartikan sebagai pergerakan wilayah dari suatu

lokasi ke lokasi lain namun, lebih ditekankan pada perubahan–perubahan

karakteristik suatu wilayah yang meliputi human, institution, natural, capital, and

others (HINCO) yang disebabkan oleh agent of change baik yang bersifat alami,

pengaruh manusia, maupun kombinasi keduanya (Widyatmoko, 1998 dalam

Sutaryono, 2007).

Pengembangan sarana dan prasarana transportasi dan telekomunikasi

merupakan hal mutlak yang harus dilakukan kaitannya dengan usaha

pengembangan suatu wilayah. Pengembangan sarana dan prasarana tranportasi dan

telekomunikasi membuka daerah yang masih terpencil dan terisolir. Salain itu,

sarana dan prasarana tranportasi dapat memperpendek jarak dan waktu tempuh.

1.6.3 Pariwisata

Pariwisata merupakan bentuk kegiatan akibat adanya interaksi antara

penyelenggara penyedia layanan, dengan pengguna serta hubungannya dengan

komunitas masyarakat objek wisata (Suryoriani, 2015). Dijelaskan pula oleh

Warpani (2007, dalam Pamungkas & Muktiali, 2015) bahwa pariwisata merupakan

suatu kegiatan wisata sebagai kebutuhan manusia yang terwujud dalam keterkaitan

kegiatan yang dilakukan wisatawan dengan fasilitas dan pelayanan dari masyarakat,

pemerintah, dan swasta. Lebih lanjut, menurut Undang-undang Nomor 10 Tahun

2009 bahwa pariwisata merupakan berbagai macam kegiatan wisata dan didukung

berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha,

Pemerintah, dan Pemerintah Daerah. Ditambahkan pula oleh Saraniemi & Kylanen

(2011) bahwa pariwisata adalah tentang suatu tempat dan ruang yang berhubungan

dengan budaya, ekonomi, dan kehidupan sosial masyarakat.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/117261/potongan/S1-2017... · yaitu unsur manusia, lingkungan, ruang, perbedaan, aliran, dan keterkaitan

11

Lima sektor utama yang membentuk industri pariwisata di sebuah negara

menurut Vanhove (2005, dalam Ansofino, 2012) , yaitu:

1. Sektor daya tarik pariwisata (attraction sector) yang terdiri dari daya tarik

alamiah, daya tarik budaya, taman nasional, museum, taman baru dan

satwa liar, situs sejarah, perlombaan, dan pertunjukan.

2. Sektor akomodasi (acomodation sector) yang terdiri dari hotel, motel,

tempat tidur dan sarapan pagi, guest house, apartemen, villa,

condominium, lokasi perkemahan, pelabuhan, perkampungan wisata

(holidays village), dan lain-lain.

3. Sektor transportasi (transportation sector), yang terdiri dari pesawat

udara, kereta api. Rute kapal laut, bus wisata, mobil rental, taxi, dll

4. Sektor usaha perjalanan wisata (travel organizer sector), yang terdiri dari

operator tour, agen perjalanan, intensif biro perjalanan, dll

5. Sektor oraganisasi tujuan wisata (the destination organization sector)

seperti kantor dinas pariwisata provinsi dan kantor Dinas Pariwisata

kabupaten/Kota, dan asosiasi turism.

Marveni & Haleriani (2013) menambahkan faktor penting yang menjadi

ciri dari pariwisata, yaitu:

a. Perjalanan dilakukan sementara waktu.

b. Perjalanan dilakukan di suatu tempat ke tempat yang lain.

c. Bentuk perjalanan apapun harus dilakukan dengan tamasya atau rekresi

d. Orang yang melakukan perjalanan tersebut tidak sedang mencari nafkah di

tempat yang dikunjungi dan semata-mata menjadi konsumen di tempat

tersebut.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/117261/potongan/S1-2017... · yaitu unsur manusia, lingkungan, ruang, perbedaan, aliran, dan keterkaitan

12

Pariwisata merupakan bagian dari sektor industri di Indonesia yang

memiliki potensi dan peluang yang besar untuk dikembangkan. Pariwisata juga

dipandang sebagai salah satu faktor yang berkontribusi terhadap pendapatan

negara. Pernyataan tersebut juga didukung oleh Suryorini (2015) bahwa pariwisata

merupakan sektor jasa yang tidak lepas dari kehidupan masyarakat modern,

pariwisata memiliki keterkaitan yang kuat dengan sektor lainnya, pariwisata bisa

memberikan kontribusi yang lebih untuk pendapatan daerah karena sektor ini

sendiri memiliki nilai tambah yang cukup tinggi, seperti pengaruhnya ke sektor

lainnya.

Soebagyo (2012) menjelaskan bahwa pariwisata telah memberikan devisa

yang cukup besar bagi berbagai negara. Ditambahkan pula bahwa Indonesia sebagai

negara kepualauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.508 pulau atau disebut juga

sebagai nusantara atau negara maritim, telah menyadari pentingnya sektor

pariwisata terhadap perekonomian Indonesia karena pertumbuhan pariwisata

Indonesia selalu diatas pertumbuhan ekonomi Indonesia. Lebih lanjut, Rani (2014)

juga menjelaskan bahwa pariwisata memiliki peran yang besar dalam pembangunan

nasional, karena selain menghasilkan pendapatan dan sekaligus sebagai penghasil

devisa, sektor pariwisata berkaitan erat dengan penanaman modal asing.

Peluang pengembangan pawisata tersebut didukung oleh kondisi-kondisi

alamiah seperti, letak dan keadaan geografis (lautan dan daratan sekitar

khatulistiwa), lapisan tanah yang subur dan panoramis (akibat ekologi geologis),

serta berbagai flora dan fauna yang memperkaya isi daratan dan lautan (Waluya,

2013). Selanjutnya, Pendit (1999:21, dalam Kanom, 2105) menyatakan bahwa

potensi wisata adalah berbagai sumber daya yang terdapat di sebuah daerah tertentu

Page 13: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/117261/potongan/S1-2017... · yaitu unsur manusia, lingkungan, ruang, perbedaan, aliran, dan keterkaitan

13

yang bisa dikembangkan menjadi atraksi wisata. Dengan kata lain, potensi wisata

adalah berbagai sumber daya yang dimiliki oleh suatu tempat dan dapat

dikembangkan menjadi atraksi wisata (tourist attraction) yang dimanfaatkan untuk

kepentingan ekonomi dengan tetap memperhatikan aspek-aspek lainnya.

Tujuan dari penegmbangan priwisata dalam suatu komunitas adalah

dengan memaksimalkan dampak positif dan meminimalkan dampak negatif

(Kreag, 2001). Kreag juga membuat tujuh kategori dampak pariwisata, yaitu

dampak terhadap ekonomi, lingkungan, sosial dan budaya, crowding and

congestion, pajak, pelayanan, dan sikap masyarakat. Saingkatnya, dampak positif

dan dampak negatif yang dikemukakan oleh Kreag (2001) yaitu:

1. Meningakatkan pendapatan

2. Memperbaiki ekonomi lokal

3. Meningkatkan peluang kerja

4. Melindungi lingkungan alami

5. Memelihara bangunan dan monumen bersejarah

6. Memperbaiki kualitas hidup

7. Memperbaiki pemahaman tentang keberagaman

8. Memperbaiki kualitas perlindungan aparat kepolisian

Serta dampak negatif yang ditimbulkan, yaitu:

1. Meningkatkan harga barang dan jasa.

2. Meningkatkan harga lahan.

3. Polusi (air, udara, kebisingan).

4. Berkurangnya ruang terbuka.

5. Meningkatkan angka kriminal, narkoba, dan prostitusi.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/117261/potongan/S1-2017... · yaitu unsur manusia, lingkungan, ruang, perbedaan, aliran, dan keterkaitan

14

6. Perubahan gaya hidup.

7. Meningkatnya beban pajak.

8. Penyelundupan.

Waluya (2013) juga menyebutkan beberapa dampak positif dari

pengembangan pariwisata terdiri dari:

1. Memperluas lapangan pekerjaan.

2. Bertambahnya kesempatan berusaha.

3. Meningkatkan pendapatan.

4. Terpeliharanya kebudayaan setempat.

5. Dikenalnya kebudayaan setempat oleh wisatawan.

Abdurrachmat & E. Maryani ((1998:79), dalam Waluya, 2013)

menambahkan dampak negatif yang timbul dari pariwisata secara ekonomi yaitu:

1. Semakin ketatnya persaingan harga antar sektor.

2. Harga lahan yang semakin tinggi.

3. Mendorong timbulnya inflasi.

4. Bahaya terhadap ketergantungan yang tinggi dari negara terhadap pariwisata.

5. Meningkatnya kecenderungan import.

6. Menciptakan biaya-biaya yang banyak.

7. Perubahan sistem nilai dalam moral, etika, kepercayaan, dan tata pergaulan

dalam masyarakat, misalanya mengikis kehidupan bergotong royong, sopan

santun dan lain-lain.

8. Memudahkan kegiatan matta-mata dan penyebaran obat-obat terlarang.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/117261/potongan/S1-2017... · yaitu unsur manusia, lingkungan, ruang, perbedaan, aliran, dan keterkaitan

15

9. Dapat meningkatkan pencemaran lingkungan seperti sampah, vandalism

(corat-coret), rusaknya habitat flora dan fauna tertentu, polusi air, udara dan

tanah.

Perkembangan pariwisata selalu berkaitan dengan unsur fisik dan non fisik

(sosial, ekonomi, dan budaya). Faktor geografi merupakan faktor yang sangat

penting dan perlu di pertimbangkan dengan matang kaitannya dengan

pengembangan pariwisata. Perbedaan iklim merupakan salah satu faktor yang

mampu menumbuhkan serta menimbulkan variasi lingkungan alam dan budaya,

sehingga dalam mengembangkan kepariwisataan karakteristik fisik dan non fisik

suatu wilayah perlu diketahui (Sujali, 1989 dalam Amdani, 2008).

Gamal Suwantoro (19997:56, dalam Hamseni & Valeriani, 2013)

menyatakan bahwa beberapa langkah pokok dalam melakukan strategi

pengembangan pariwisata, yaitu:

a. Dalam jangka pendek dititik beratkan pada optimasi.

b. Dalam jangka menengah dititik beratkan pada konsolidasi.

c. Dalam jangka panjang dititik beratkan pada pengembangan dan

penyebaran.

Perkembangan pariwisata tidak hanya memberikan keuntungan bagi

wisatawan, namun membawa kuntungan pula bagi masyarakat setempat.

Masyarakat menyediakan usaha pariwisata sehingga dapat meningkatkan

pendapatan mereka, dan wisatawan dapat menikmati destinasi wisata dengan lebih

baik dengan adanya fasilitas yang disediakan. Menurut Undang-undang Nomor 9

tahun 1990, usaha pariwisata, antara lain:

a. Penyedia akomodasi.

Page 16: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/117261/potongan/S1-2017... · yaitu unsur manusia, lingkungan, ruang, perbedaan, aliran, dan keterkaitan

16

b. Penyedia makanan dan minuman.

c. Penyedia angkutan wisata.

d. Penyedia sarana wisata tirta.

e. Kawasan pariwisata.

Jenis-jenis usaha pariwisata tersebut kemudian dilengakapi lagi dengan

Undang-undang Nomor 10 tahun 1990 bahwa usaha pariwisata, meliputi:

a. Daya tarik wisata;

b. Kawasan pariwisata;

c. Jasa transportasi;

d. Jasa perjalanan wisata;

e. Jasa makanan dan minuman;

f. Penyedia akomodasi;

g. Penyelenggaraan legiatan hiburan dan rekreasi;

h. Penyelenggaraan pertemuan, perjalanan intensif, konferensi, dan pameran;

i. Jasa informasi pariwisata;

j. Jasa konsultan pariwisata;

k. Jasa pramuwisata;

l. Wisata tirta; dan

m. spa

Pariwisata dapat bertindak sebagai leading industries karna membawa

pengaruh yang cukup besar bagi perkembangan wilayah disekitar obyek wisata

tersebut. Konsep leading industries mendasarkan pemikiran bahwa pada pusat-

pusat pertumbuhan terdapat suatu kegiatan dan kegiatan tersebut merupakan daya

Page 17: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/117261/potongan/S1-2017... · yaitu unsur manusia, lingkungan, ruang, perbedaan, aliran, dan keterkaitan

17

tarik yang berupa obyek wisata yang menarik dan padat pengunjung yang terletak

pada lokasi yang strategis (Sujali, 1989 dalam Amdani, 2008).

Ilmu pengetahuan, teknologi yang semakin maju dan modern pada suatu

saat pasti mempunyai dampak pada lingkungan bumi, baik lingkungan alam

maupun lingkungan sosial (Sujali, 1989). Perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi dapat digunakan manusia untuk meningkatkan pemanfaatan sumberdaya

alam khususnya untuk perkembangan pariwisata. Persebaran wisata alam

dipermukaan bumi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Faktor pengaruh yang berbeda memberikan kenampakan alam yang

berbeda pula. Perbedaan iklim merupakan salah faktor yang berpengaruh dalam

pembentukan variasi kenampakan lingkungan alam dan budaya, sehingga dalam

proses pengembangan pariwisata, karakteristik iklim perlu diketahui sebelumnya.

Sujali (1989) juga menyatakan bahwa permukaan bumi yang berupa laut yang

luasnya hampir tiga perempat dari permukaan bumi bukanlah merupakan benda

atau kekayaan alam yang tidak dapat dimanfaatkan dan tidak mendukung dalam

perkembangan kepariwisataan.

Perkembangan kepariwisataan merupakan suatu kebijakan alternatif bagi

beberapa negara berkembang untuk membantu perkembangan ekonomi (Said,

2015). Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan pariwisata

dalam suatu kawasan tertentu menurut para ahli yang telah mempelajarinya. Faktor-

faktor tersebut tidak hanya mempengaruhi aspek fisik kawasan, namun berdampak

pula terhadap aspek lainnya seperti aspek sosial ekonomi masyarakat, aspek politik,

keamanan, serta kelembagaan, dan kebijakan yang telah dibuat. Proses

kelembagaan kepariwisataan di suatu kawasan dan dampak fisiknya digambarkan

Page 18: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/117261/potongan/S1-2017... · yaitu unsur manusia, lingkungan, ruang, perbedaan, aliran, dan keterkaitan

18

dalam model Miossec yang dijelaskan oleh Pearce (1989, dalam Said, 2015) bahwa

dalam menentukan evolusi sturktural di daerah-daerah pariwisata berdasarkan

ruang dan waktu, model Miossec mempertimbangkan empat hal mendasar, yaitu:

1. perubahan penyediaan fasilitas yang meliputi resort.

2. Jaringan transportasi.

3. Perilaku wisatawan

4. Sikap pengambil kebijakan ditingkat lokal dan pendapat masyarakat sekitar.

Menurut Spillane (1989, dalam Amdani, 2008), dampak pariwisata

terhadap suatu wilayah adalah cukup kompleks. Untuk itu, pengambangan

pariwisata harus mempertimbangkan hal-hal sbegai berikut:

1. Perencanaan pengambangan pariwisata harus menyeluruh, sehingga semua

segi pengembangan pariwisata memperhitungkan pula untung rugi apabila

dibanding dengan pembangunan sektor lain. Keuntungan yang diharapkan

biasanya adalah membuka kesempatan kerja, pendapatan masyarakat,

menambah devisa ngara, merangsang perutmbuhan kebudayaan asli

Indonesia dan menunjang gerak pembangunan daerah. Sedangan kerugian

antara lain lingkungan menjadi rusak, pariwisata berlaih ketangan asing,

pencarian benda-benda kuno, berubahnya tujuan kesenian rakyat dan upacara

adat tradisional, timbulnya industri seks, dan lain-lain

2. Pengembangan pariwista harus diintegrasi kedalam pola dan program

pembangunan semesta ekonomo, fisik dan sosial suatu Negara

3. Pengembangan pariwisata dapat membawa kesejahteraan ekonomi yang

tersebar luas dalam masyarakat

Page 19: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/117261/potongan/S1-2017... · yaitu unsur manusia, lingkungan, ruang, perbedaan, aliran, dan keterkaitan

19

4. Pengembangan pariwisata harus sadar “lingkungan”. Dalam pelaksanaan

harus memperhatikan ekosistem dan menjaga kelestarian lingkungan yang

telah ada

5. Pengembangan pariwisata dapat mengarahkan perubaha-perubahan sosial

yang positif

6. Penentuan tata cara pelaksanaan harus disusun sejelas-jelasnya dengan

pencatatan (monitoring) terus menerus mengenai pengaruh pariwisata

terhadap suatu masyarakat dan lingkungan.

1.6.4 Lahan

Istilah tanah (soil) sering disamakan dengan istilah lahan (land), padahal

dalam kenyataanya kedua istilah tersebut memiliki makna yang sangat berbeda

meskipun memiliki keterkaitan. Tanah dapat diartikan sebagai lapisan paling atas

permukaan bumi yang terbentuk dari batuan yang mengalami pelapukan. Mabbut

(1968, dalam Ritohardoyo, 2013) mengembangkan batasan tersebut, bahwa tanah

merupakan lapisan paling luar kulit bumi yang bersifat tidak padu (unconsolidated),

gembur, memiliki sifat tertentu yang berbeda dengan material di bawahnya dalam

hal warna, struktur, sifat-sifat fisik, susunan kimia, proses-proses kimia, dan sifat

biologis dan morfologis.

Selain memberikan batasan istilah tentang tanah, Mabbut juga membatasi

arti lahan sebagai gabungan dari unsur-unsur permukaan dan dekat permukaan

bumi yang penting bagi kehidupan manusia. Lebih lanjut, Sadyohutomo (2008)

menjelaskan bahwa cakupan pengertian kata tanah tidak dapat disamakan dengan

kata lahan karena penegrtian kata lahan hanya terbatas untuk bentang-bentang tanah

yang sudah jelas penggunaan atau peruntukannya.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/117261/potongan/S1-2017... · yaitu unsur manusia, lingkungan, ruang, perbedaan, aliran, dan keterkaitan

20

Lahan meliputi seluruh komponen lingkungan, sedangkan tanah adalah

salah satu dari bagian didalam lahan. Dari pengertian tersebut, dapat dikatakan

bahwa lahan merupakan sumberdaya alam yang sangat penting bagi manusia, baik

untuk melangsungkan kehidupannya maupun untuk kegiatan sosio-ekonomik dan

sosio-budayanya. Oleh karena itu, dalam aspek kelingkungan, penggunaan lahan

memerlukan perhatian agar penggunaannya tetap terkendali demi kelestarian lahan

tersebut.

Pertumbuhan jumlah dan kebutuhan penduduk yang semakin meningkat

berbanding lurus dengan semakin meningkatnya kebutuhan lahan, baik lahan yang

dijadikan untuk tempat tinggal maupun sebagai tempat untuk kegiatan sosial,

ekonomi, dan budaya. Penggunaan lahan menurut Ritohardoyo (2013) adalah

interkasi manusia dengan lingkungannya, dimana fokus lingkungan adalah lahan,

sedangkan sikap dan tanggapan kebijakan manusia terhadap lahan akan

menentukan langkah-langkah aktivitasnya sehingga, akan meniggalkan bekas di

atas lahan sebagai bentuk penggunaan lahan.

Penggunaan lingkungan alam oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan-

kebutuhan tertentu merupakan batasan mengenai penggunaan lahan yang paling

sederhana. Secara lebih lengkap lagi dapat dikemukakan batasan penggunaan lahan

oleh Malingreau (1978, dalam Ritohardoyo, 2002) adalah segala macam campur

tangan manusia, baik secara menetap ataupun berpindah-pindah terhadap suatu

kelompok sumberdaya alam dan sumberdaya buatan, yang secara keseluruhan

disebut lahan, dengan tujuan untuk mencukupi kebutuhan baik material maupun

spiritual, ataupun kebutuhan kedua-duanya. Penggunaan lahan pada saat sekarang

(present land ause) merupakan pertanda adanya dinamika dari eksploitasi

Page 21: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/117261/potongan/S1-2017... · yaitu unsur manusia, lingkungan, ruang, perbedaan, aliran, dan keterkaitan

21

sekumpulan sumberdaya alam oleh manusia (baik secara perorangan ataupun

masyarakat) untuk memenuhi kebutuhannya (Ritohardoyo, 2013).

Ritohardoyo (2002) menyatakan bahwa kunci utama dalam analisis

penggunaan lahan adalah menginterpretasi gejala di suatu wilayah tentang (1) apa

yang ada, (2) apa yang sedang terjadi, dan (3) apa yang dapat diperbuat. Artinya,

bahwa analisis memerlukan ketertarikan kepada suatu sistem diskriptif dan suatu

model analisis yang mengarah pada suatu pemahaman tentang hubungan-hubungan

fungsional antara manusia dan lahan yang ada di sekitarnya.

Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat sejalan dengan

kebutuhan yang semakin meningkat pula. Oleh karena itu, keperluan untuk

memenuhi kebutuhan tersebut dan tuntutan mutu kehidupan yang lebih baik

memicu manusia untuk melakukan alih fungsi lahan. Lestari (2009, dalam Mustopa,

2011) mendefinisikan alih fungsi lahan atau lazimnya disebut sebagai konversi

lahan adalah perubahan fungsi sebagian atau seluruh kawasan lahan dari fungsinya

semula (seperti yang direncanakan) menjadi fungsi lain yang menjadi dampak

negatif (masalah) terhadap lingkungan dan potensi lahan itu sendiri.

Mustopa (2011) menjelaskan bahwa perubahan penggunaan lahan

merupakan penambahan penggunaan jenis lahan di satu sektor dengan diikuti

pengurangan jenis lahan di sektor lainnya, atau dengan kata lain perubahan

penggunaan lahan merupakan berubahnya fungsi lahan pada periode waktu

tertentu, misalnya saja dari lahan pertanian digunakan untuk lahan non pertanian.

Tingkat pengetahuan manusia tentang informasi berbagai aspek lingkungan

mempengaruhi mereka dalam uapaya pengambilan keputusan, karena pengetahuan

Page 22: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/117261/potongan/S1-2017... · yaitu unsur manusia, lingkungan, ruang, perbedaan, aliran, dan keterkaitan

22

tersebut mempengaruhi persepsi dan kesadaran dalam memilih alternatif

penggunaan yang sesuai.

1.6.5 Harga Lahan dan Teori Lokasi

Harga lahan merupakan perwujudan dari nilai lahan, sedangkan nilai lahan

merupakan kemampuan dari pemanfaatan dan penggunaan lahan tersebut

(Oktriawan, 2014). Lebih lanjut, Suryani (2015) menjelaskan bahwa harga dan nilai

lahan memang berbeda, namun keduanya saling berkaitan, dimana harga lahan

ditentukan berdasar nilai lahan. Menurut Urbalita (2014) nilai lahan dalam konteks

pasar properti yaitu harga pasar wajar yang disepakati oleh pembeli dan penjual

tanpa ada tekanan dari pihak luar.

Siswanto (2007) menerangkan nilai lahan dan harga lahan mempunyai

kaitan yang erat. Dimana semakin tinggi harga lahan disebabkan karena semakin

meningkatnya kualitas dan nilai strategis suatu lahan. Siswanto menambahkan

bahwa perubahan penggunaan dan pemanfaatan lahan menjadi kawasan produktif

akan memberikan konsekuensi pada kenaikan harga lahan.

Fahirah dkk (2010) menjelaskan perbedaan kepentingan terhadap tanah

mengakibatkan terjadinya kelangkaan tanah sebagai akibat dari permintaan tanah

yang meningkat jauh lebih besar dari tanah yang dapat disediakan, keadaan ini

mendorong kenaikan nilai tanah yang tidak terkendali. Ditambahkan pula, salah

satu penyebab meningkatnya harga tanah secara tiba-tiba adalah situasi pasar tanah

yang tidak transparan. Siswanto (2007) menerangkan nilai keuntungan tanah

berhubungan dengan tujuan ekonomis yang berkaitan dengan jual beli tanah di

pasaran bebas, sehingga tanah sering digunakan sebagai salah satu modal investasi.

Page 23: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/117261/potongan/S1-2017... · yaitu unsur manusia, lingkungan, ruang, perbedaan, aliran, dan keterkaitan

23

Sedyahutomo (2008, dalam Oktriawan, 2014) menjelaskan kenaikan

permintaan lahan disebabkan oleh hal-hal berikut :

a. Pertumbuhan jumlah penduduk.

Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat tentunya memerlukan

lahan sebagai sarana untuk tepat beraktivitas. Hal ini tidak diimbangi dengan

luas lahan di bumi yang luasannya tetap dari waktu ke waktu.

b. Pertumbuhan ekonomi.

Kegiatan ekonomi dan investasi membuat investor-investor untuk

menanamkan modalnya baik skala kecil maupun skala besar yang

mempengaruhi terhadap kebutuhan lahan.

c. Kenaikan tingkat pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.

Gaya hidup dan tingkat kepuasan seseorang dalam menggunakan ruang

meningkat karena meningkatnya kesejahteraan sehingga perlu ruang lebih

besar. Hal tersebut disebabkan karena daya beli masyarakat yang meningkat

seiring dengan meningkatnya pendapatan masyarakat.

Pernyataan tersebut didukung oleh Sidik (1993, dalam Nasucha, 1995)

yang menjelaskan bahwa peningkatan kebutuhan atas tanah khususnya di perkotaan

disebabkan oleh:

a. Pertumbuhan jumlah penduduk, baik yang terjadi secara alamiah ataupun

karena kegiatan urbanisasi.

b. Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi. Hal ini dapat dipahami, mengingat

dengan adanya pertumbuhan ekonomi tersebut, tentunya dibutuhkan

ketersediaan lahan sebagai sarana pengembangan kegiatan usaha bagi badan

Page 24: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/117261/potongan/S1-2017... · yaitu unsur manusia, lingkungan, ruang, perbedaan, aliran, dan keterkaitan

24

usaha/perusahaan, baik yang berasal dari dalam negeri maupun perusahaan

asing yang tertarik untuk menanamkan modalnya.

c. Kenaikan tingkat pendapatan yang akan menaikkan “willingnes to pay”

terhadap kebutuhan atas lahan.

d. Terbatasnya persediaan lahan di daerah perkotaan yang siap bangun.

Lebih lanjut, Oktriawan (2014) menerangkan harga lahan dapat dibagi

kedalam dua pandangan. Pertama, nilai lahan yang dimaksud merupakan harga

yang terbentuk dari harga pasar atau sering di sebut dengan harga transaksi. Harga

ini merupakan kesepakatan antara penjual dan pembeli. Kedua, harga lahan yang

mengikuti taksiran umum atau tawaran yang umumnya berlaku di suatu tempat

atau didasarkan pada pengamatan terhadap bidang lahannya. Kenyataannya saat

ini bahwa harga yang sering digunakan adalah harga pasar. Hal ini didasarkan atas

kebutuhan dan kemampuan antara pihak pembeli dan penjual.

Abdussyahiid (2015) menjelaskan teori nilai lahan klasik Von Thunen

dalam menentuan nilai sewa lahan (land rent) di dasarkan oleh lokasi lahan

tersebut. Teori Von Thunen menerangkan jika sewa lahan didekat pasar lebih

tinggi daripada sewa lahan yang terletak lebih jauh dari pusat pasar. Von Thunen

berpendapat jika sewa lahan akan berkaitan dengan biaya transportasi dari daerah

produksi menuju pusat pasar. Oleh sebab itu, semakin jauh jarak lokasi lahan

dengan pasar maka biaya transportasinya semakin tinggi. Lahan yang terletak

lebih dekat dengan pasar oleh masyarakat digunakan untuk berbagai jenis kegiatan

ekonomi yang akan memberikan pendapatan dengan sewa yang tinggi untuk

berbagai bentuk penggunaan lahan.

Page 25: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/117261/potongan/S1-2017... · yaitu unsur manusia, lingkungan, ruang, perbedaan, aliran, dan keterkaitan

25

Teori sewa lahan Von Thunen menjelaskan bahwa sewa lahan mempunyai

hubungan yang terbalik dengan jarak lokasi lahan ke pusat pasar, dimana jarak

lahan ke pusat pasar akan menyebabkan perbedaan terhadap besarnya biaya

transportasi, dan biaya transportasi tersebut memiliki pengaruh dengan sewa lahan

(Febriastuti, 2011).

Pendapatan yang dikemukakan oleh Siswanto (2007) sejalan dengan teori

lokasi Von Thunen yakni lokasi berkaitan dengan aksesibiltas suatu kawasan,

lokasi yang strategis dengan aksesibilitas yang tinggi akan semakin tinggi harga

lahannya dan semakin menurun harga lahannya ketika lokasi tersebut berkurang

nilai strategisnya dengan aksesibiltas yang rendah. Siswanto juga menambahkan

bahwa lokasi sangat ditentukan oleh aksesnya terhadap jaringan transportasi,

kedakatan dengan fasilitas umum dan sosial, karena semakin dekat lokasi lahan

terhadap jalan, fasilitas sosial dan ekonomi, maka semakin sedikit biaya yang

dikeluarkan oleh penduduk.

Pendapatan yang sama juga dinyatakan oleh Nasucha (1995) bahwa

perbedaan harga lahan yang disebabkan oleh perbedaan lokasi sejalan dengan teori

pendekatan ekonomi wilayah yang mendefinisikan bahwa lokasi optimal akan

menghasilkan keuntungan optimal bagi penjual yang disebabkan oleh ketersediaan

sarana prasarana, sehingga lokasi tanah secara signifikan berpengaruh terhadap

penentuan tingkat harga permintaan lahan.

Nasucha (1995) kembali menjelaskan bahwa secara umum ada dua macam

daya tarik pada suatu lokasi yaitu kemudahan dalam mencapai tempat kerja,

belanja, kesehatan, sekolah, rekreasi, ibadah dan lokasi-lokasi lainnya yang

memerlukan perjalanan dan keadaan lingkungan fisik dan sosial seperti topografi,

Page 26: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/117261/potongan/S1-2017... · yaitu unsur manusia, lingkungan, ruang, perbedaan, aliran, dan keterkaitan

26

kebersihan air, udara, dan kenyamanan. Sedangkan Hadianto (2009, dalam

Febriastuti, 2011) menerangakan beberapa faktor yang dianggap berpengaruh

terhadap harga lahan yaitu jarak terhadap jalan, drainase, luas tanah, lebar jalan,

status jalan, elevasi, kontur, dan bentuk tanah. Jarak lahan terhadap jalan dapat

diartikan sebagai jarak lokasi lahan dengan jalan disekitarnya yang bisa berupa

jalan lokal, jalan kolektor, maupun jalan arteri.

Meningkatnya permintaan lahan juga merupakan salah satu faktor yang

memicu meningkatnya harga lahan. Disebutkan oleh Febriastuti (2011) bahwa

permintaan lahan ditentukan oleh selera dan preferensi konsumen, jumlah

penduduk, pendapatan, dan ekspektasi konsumsi terhadap harga dan pendapatan

dimasa yang akan datang. Dalam masyarakat modern, lahan pada umumnya

memberikan keuntungan yang lebih tinggi apabila digunakan untuk keperluan

komersial atau industri, dibandingakn dengan tipe penggunaan lainnya. Kemudian

diikuti oleh penggunaan lahan jenis pemukiman, lalu diikuti dengan berbagai tipe

lahan tanaman dan padang rumput, dan padang penggembalaan (Silalahi, 2008).

1.6.6 Konsep Nilai Jual Objek Pajak (NJOP)

Lahan yang secara fisik berupa tanah dapat didefinisikan sebagai bagian

dari permukaan bumi serta bagian dari tubuh bumi yang berada di bawahnya. Oleh

sebab itu, bagi pihak yang memperoleh keuntungan dari lahan tersebut wajib

menyerahkan sebagian keuntungan yang diperolehnya kepada negara dalam bentuk

pajak, yaitu Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).

Pajak merupakan gejala masyarakat, artinya jika tidak ada masyarakat

maka tidak akan ada pajak. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara

yang sangat penting artinya bagi pelaksanaan dan peningkatan pembangunan

Page 27: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/117261/potongan/S1-2017... · yaitu unsur manusia, lingkungan, ruang, perbedaan, aliran, dan keterkaitan

27

nasional, yang merupakan pengamalan Pancasila bertujuan untuk meningkatkan

kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat (Sutawijaya, 2004). Sutawijaya

menambahkan bahwa penerimaan dari pajak yang memberikan kontribusi cukup

besar bagi penerimaan daerah adalah Pajak Bumi dan Bangunan.

Pajak dari sudut pandang fiskal adalah penerimaan negara yang digunakan

untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan prinsip dasar menghimpun

dana yang diperoleh dari dan untuk masyarakat, melalui mekanisme yang mengacu

pada peraturan perundang-undangan yang berlaku (Nasucha, 1995).

Dasar yang digunakan dalam menentukan besarnya Pajak Bumi dan

Bangunan (PBB) adalah NJOP. Hampir seluruh penilaian untuk pengenaan PBB

dilakukan secara massal (mass appraisal), sedangkan penilaian yang dilaksanakan

secara individual (individual appraisal) masih sedikit, yang disebabkan karena

kurangnya tenaga dan biaya serta wilayah objek pajak yang luas dan besarnya

jumlah objek pajak (Aliani, 2012).

NJOP adalah nilai objek pajak yang menjadi dasar bagi pengenaan dan

cara menghitung pajak atau dapat dikatakan juga merupakan tax base bagi

penentuan besarnya pajak bumi dan bangunan (Barus & Rianto, 2010). Menurut

Keputusan Menteri Keuangan Nomor 150/PMK.03/2010 tentang Klasifikasi dan

Penetapan Nilai Jual Objek Pajak Sebagai Dasar Pengenaan Pajak Bumi dan

Bangunan, yang menggantikan Keputusan Menteri Keuangan Nomor

532/KMK.04/1998, dalam pasal 1 ayat 1 dan 2, yang dijabarkan oleh Susanto

(2015) bahwa Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) merupakan harga lahan rata-rata yang

diperoleh dari harga transaksi jual-beli yang terjadi secara wajar.

Page 28: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/117261/potongan/S1-2017... · yaitu unsur manusia, lingkungan, ruang, perbedaan, aliran, dan keterkaitan

28

NJOP berdasarkan Perda Kabupaten Lombok Tengah Nomor 1 Tahun

2013 adalah harga rata-rata yang diperolah dari transaksi jual beli yang terjadi

secara wajar, dan bilamana tidak terdapat transaksi jual beli, NJOP ditentukan

melalui perbandingan harga dengan objek lain yang sejenis, atau nilai perolehan

baru, atau NJOP pengganti. Susanto (2015) juga menjelaskan hal serupa apabila

pada wilayah yang dimaksud tidak terdapat transaksi jaul beli, maka penetapan

NJOP ditentukan melalui perbandingan dengan harga dengan objek lain sejenis,

atau dengan perumusan harga lahan baru atau NJOP pengganti dengan pengertian

sebagai berikut:

1. Perbandingan harga dengan objek lain yang sejenis adalah suatu pendekatan

metode penentuan harga jual objek pajak dengan cara membandingkan

dengan objek pajak lan yang sejenis yang letaknya berdekatan dan fungisnya

sama serta telah diketahui harganya.

2. Nilai perolehan baru adalah suatu pendekatan metode penentuan harga jual

dengan menghitung seluruh biaya yang dikelurkan untuk memperoleh objek

tersebut pada saat penilaian dilakukan. Perhitungan diatas dikurangi dengan

penyusutan berdasarkan kondisi fisik objek pajak tersebut.

3. Nilai jual pengganti adalah pendekatan metode penentuan NJOP berdasarkan

pada hasil produksi objek tersebut.

Sadyohutomo (2008) menjelaskan bahwa pajak tanah berfungsi sebagai berikut:

a. Fungsi budgetair: sumber pendapatan pemerintah.

b. Fungsi regulasi.

1. Mengendalikan harga tanah.

2. Mengatasi tanah terlantar, dan

Page 29: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/117261/potongan/S1-2017... · yaitu unsur manusia, lingkungan, ruang, perbedaan, aliran, dan keterkaitan

29

3. Mendorong investasi.

c. Fungsi distribusi pendapatan

1. Progresif sesuai pemanfaatannya.

2. Subsidi pajak untuk masyarakat msikin.

Lebih lanjut, Sadyohutomo (2008) juga menerangkan beberapa alasan mengapa

tanah dibebani pajak, yaitu:

a. Tanah memberikan manfaat ekonomi atau produksi langsung kepada

pemilik dan penggunanya.

b. Tanah dapat menentukan kedudukan sosial seseorang.

c. Pemilik tanah memperoleh keuntungan atau kenaikan harga tanah.

Kenaikan ini karena adanya pembangunan prasaarana disekitarnya oleh

pemerintah maupun masyarakat atau karena permintaan akan tanah yang

senantiasa meningkat sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk dan

peningkatan kegiatan ekonomi dalam wilayah tersebut.

d. Bagi pemerintah, pajak tanah mudah ditangani dan kontrol karena tanah

merupakan benda tidak bergerak sehingga sulit untuk disembunyikan.

Dalam pelaksanaannya, NJOP tidak selalu sama dengan nilai pasaran.

Artinya, NJOP bisa saja lebih tinggi atau lebih rendah dari nilai pasar (Mursito,

2014). Mursito menerangkan bahwa NJOP yang nilainya lebih rendah dari nilai

pasar (under assessment) menunjukkan adanya potensi penerimaan negara yang

belum tergali secara maksimal, dan NJOP yang nilainya lebih tinggi dari nilai pasar

(over assessment) dapat memicu gejolak sosial di masyarakat yang secara jangka

panjang juga mengganggu proses penerimaan pajak dari sektor PBB. Oleh karena

Page 30: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/117261/potongan/S1-2017... · yaitu unsur manusia, lingkungan, ruang, perbedaan, aliran, dan keterkaitan

30

itu, diperlukan kontrol dalam penentuan NJOP agar selalu pada tingkat yang sesuai

dengan nilai pasar sehingga dapat diterima oleh semua pihak.

Penentuan NJOP tanah seringkali terjaditarik-menarik antara aturan teknis

dengan keyakinan masyarakat sehingga timbul keraguan dalam menerapkan

analisis NJOP tanah sesuai dengan harga pasar, sehingga menyebabkan terjadinya

kesenjangan antara harga pasar yang ada (Aliani, 2012)

Page 31: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/117261/potongan/S1-2017... · yaitu unsur manusia, lingkungan, ruang, perbedaan, aliran, dan keterkaitan

1.7 Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu No Judul Penelitian Pengarang Tujuan Metode Hasil Perbedaan

1 Variabel-variabel

yang

mempengaruhi

harga lahan di Desa

Sinduadi, Mlati,

Sleman, D.I

Yogyakarta

Lilis Suryani 1. Mengetahui harga lahan

di Desa Sinduadi

2. Mengetahui variabel

yang mempengaruhi

harga lahan di Desa

Sinduadi

1. Metode penelitian

survei menggunakan

kuisioner dan

wawancara

2. Analisis data dengan

menggunakan regresi

linier berganda

1. Rata –rata harga lahan di

desa sinduadi adalah Rp

2.236.111,11/m2

2. Variabel yang

mempengaruhi harga lahan

di daerah penelitian secara

signifikan adalah jarak

terhadap jalan utama

terdekat.

Penelitian yang dilakukan

saat ini sudah ditentukan

terlebih dahulu varibael-

varibel yang mempengaruhi

harga lahan, yaitu lokasi

lahan (pinggir jalan utama,

pinggir pantai, dan sekitar

fasilitas umum), sehingga

analisis data hanya

menggunakan analisis

sederhana yaitu

menggunakan Microsoft

Excel

Page 32: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/117261/potongan/S1-2017... · yaitu unsur manusia, lingkungan, ruang, perbedaan, aliran, dan keterkaitan

32

Lanjutan

No Judul Penelitian Pengarang Tujuan Metode Hasil Perbedaan

2

Perkembangan

harga lahan di

Kabupaten

Magelang (Kasus

jalan Yogyakarta-

Magelang Km 22

hingga Km 32)

Asta

Oktriawan

1. Mengetahui

perkembangan harga

lahan di Km 22-32

sepanjang jalan

Yogyakarta-magelang

2. Mengetahui faktor-faktor

yang mempengaruhi

perkembanganhaarga

lahan di Km 22-32

sepanjang jalan

Yogyakarta-magelang

3. Mengetahui dampak fisik

dan sosial ekonomi yang

ditimbulkan akibat

perkembangan harga

lahan di Km 22-32

sepanjang jalan

Yogyakarta-Magelang

Metode Survei dan

analisis deskriptif

kuantitatif

1. Harga lahan mengalami

kenaikan dari tahun 2008

hingga tahun 2013 pada

setiap jenis penggunaan

lahan baik itu pertokoan,

permukiman dan

sawah/lahan tak terbangun.

2. Faktor yang paling

bepengaruh terhadap

perkembangan harga lahan

adalah aksesibilitas. Faktor

harga laha juga tururt

mempengaruhi kenaikan

harga lahan. Dampak yang

ditimbulkan dari kenaikan

harga lahan tersebut adalah

dampak fisik dan dampak

sosial.

Penelitian yang dilakukan

saat ini tidak bertujuan untuk

mengetahui dampak

perkembangan harga lahan

secara fisik dan sosial

ekonomi, namun lebih

ditujukan untuk

mengidentifikasi alasan

masayarakat melakukan

penjulan lahan. Latar

belakang penjulan yang

berbeda akan mempengaruhi

penentuan harga jual lahan

tersebut.

Page 33: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/117261/potongan/S1-2017... · yaitu unsur manusia, lingkungan, ruang, perbedaan, aliran, dan keterkaitan

33

Lanjutan

No Judul Penelitian Pengarang Tujuan Metode Hasil Perbedaan

3 Pengaruh jaringan

jalan dan guna

lahan terhadap

harga lahan

dikawasan

perkotaan Yogkarta

Aninda Wida

Urbalita

1. Mengidentifikasi atribut

jaringan jalan dan guna

lahan apa saja yang

mempengaruhi harga

kahan di kawasann

perkotaan Yogyakarta

2. Menyusun model harga

lahan Kawasan Perkotaan

Yogyakarta

1. Metode penelitian

deduktif-kuantitatif-

deskriptif

2. Metode pengumpulan

data dengan cara

observasi, wawancara,

dan kuisioner, serta

metode pengambilan

sempel dengan

Putposive-accidental

sampling

3. Teknik analisis data

dengan menggunakan

uji korelasi, dan uji

regresi menggunakan

model Forward

Elimination

1. Hasil uji korelasi

menunjukkan bahwa faktor

utama pembentuk harga

lahan terkait dengan

tranportasi adalah

aksesibilitas, dimana

aksesibilitas dapat diukur

berdasarkan jaraknya

terhadap pusat kota, lebar

jalan akses, dan jenis jalan

menurut fingsinya, serta

guna lahan dominan

disekitra lahan

2. Hasil uji regresi

menunjukkan bahwa faktor

pembentuk harga laha yang

paling kuat dalam skala

makro adalah guna lahan

dominan dan jarak lokasi

terhadap malioboro,

sedangkan pada sakal

mikro yaitu kelas jalan.

Penelitian yang dilakukan

saat ini menggunakan teknik

pengambilan sempel dengan

Puposive Sampling dan

perolehan datanya dengan

cara observasi, wawancara

dengan kuisioner, serta

indepth interview

Page 34: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/117261/potongan/S1-2017... · yaitu unsur manusia, lingkungan, ruang, perbedaan, aliran, dan keterkaitan

34

Lanjutan

No Judul Penelitian Pengarang Tujuan Metode Hasil Perbedaan

4 Analisis Pengaruh

Keberadaan

Apartemen

Terhadap Harga

Tanah Di Kawasan

Perkotaan Makasar,

Maros,

Sungguminasa,

Dan Takalar

(Mamminasata)

Andi Abdul

Manaf

1. Mengetahui keberadaan

apartemen di

mamminasata

2. Bagaiaman kabutuhan

akan hunian vetikal

berupa apartemen di

mamminasata?

3. Apakah keberada hunian

apartemen mempengaruhi

harga tanah di

sekitarnya?

1. Mix Method Kualitatif

dan Kuantitatif

2. Metode pengambilan

data dengan Observasi,

Indepth Interview dan

Kuisioner

3. Pengambilan sempel

dengan Quota Sampling

1. Pengaruh apartemen

terhadap harga tanah

disekitarnya kategori

berpengaruh 80,09%

berdasarkan pendapat dari

masyarakat sekitar

apartemen

2. Yang paling

mempengaruhi harga tanah

secara berurutan adalah

mall, apartemen, hotel, dan

kantor

Penelitian yang saat ini

dilakuakan bertujuan untuk

mengidentifikasi perubahan

harga lahan akibat adanya

perkembangan pariwisata

dengan mengabaikan

keberadaan hotel atau

sejenisnya.

Page 35: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/117261/potongan/S1-2017... · yaitu unsur manusia, lingkungan, ruang, perbedaan, aliran, dan keterkaitan

iii

1.8 Kerangka Pemikiran

Kehidupan manusia tidak bisa terlepas dari keberadaan suatu lahan.

Karena pada hakekatnya, manusia hidup dan melangsungkan kehidupannya di atas

lahan. Arti penting suatu lahan dapat digambarkan dalam bentuk nilai lahan yang

secara paraktis nilai lahan ini sering ditemui dalam bentuk harga lahan. Dalam

kehidupan nyata, harga lahan dapat ditemui dalam dua bentuk, yakni harga lahan

yang dikeluarkan oleh pemerintah (NJOP) dan harga lahan pasaran.

Kawasan pariwisata yang sedang berkembang akan mengalami alih fungsi

lahan yang tinggi sejalan dengan pesatnya perkembangan pariwisata. Harga lahan

yang juga semakin tinggi ikut menyertai perkembangan pariwisata. Sudah

ditetapkan harga lahan untuk masing–masing wilayah dengan kriterianya masing-

masing oleh pemerintah (NJOP) namun, dalam kasus ini harga lahan yang berlaku

adalah harga lahan pasaran, yakni harga yang ditetapkan oleh pemilik lahan dan

pihak pembeli.

Destinasi wisata Desa Kuta yang sudah terkenal yang di dukung pula

dengan pembangunan Bandara Internasional Lombok (BIL) memicu semakin

meningkatnya kunjungan wisatawan ke Pulau Lombok. Pembangunan fasilitas

pelayanan di kawasan pariwisata merupakan salah satu upaya pemerintah maupun

swasta dalam memberikan pelayanan kepada wisatawan. Ketersediaan lahan

semakin terbatas sejalan dengan pembangunan fasilitas pelayanan yang semakin

meningkat, yang kemudian berdampak pada meningkatnya harga lahan. Harga

lahan di kawasan pariwisata Pantai Kuta ini akan berbeda-beda yang disebabkan

oleh beberapa variabel pengaruh seperti lokasi lahan, dan ketersediaan fasilitas di

Page 36: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/117261/potongan/S1-2017... · yaitu unsur manusia, lingkungan, ruang, perbedaan, aliran, dan keterkaitan

iv

sekitar lahan, serta bisa disebabkan pula oleh perbedaan latar belakang masyarakat

dalam melakukan kegiatan penjualan lahan.

Gambar 1. 1 Skema Kerangka Pemikiran

Pembangunan Bandara

Internasional Lombok (BIL)

Perkembangan pariwisata

Desa Kuta tahun 2010-2016

Destinasi Wisata Pantai

Kuta, Lombok Tengah

Perubahan harga lahan tahun

2010-2016

1. Lokasi Lahan

2. Ketersediaan fasilitas

3. Alasan Penjualan

Lahan

Dinamika harga lahan akibat

perkembangan pariwisata di

Kawasan Pariwisata Desa Kuta