bab i pendahuluan -...

28
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia turut berpartisipasi sebagai produsen oksigen (O 2 ) dunia karena memiliki hutan tropis yang cukup luas. Sebagai ekosistem hayati yang dapat diperbaharui, hutan berperan dalam penyangga kehidupan ekosistem lain di bumi. Hutan yang merupakan tumpuan dan harapan bagi setiap komponen makhluk hidup di bumi, memiliki manfaat yang dapat diambil baik yang bersifat ekonomis maupun non ekonomis, namun dalam upaya untuk memaksimalkan fungsi hutan terkadang muncul faktor – faktor yang dapat menjadi pembatas tercapainya fungsi dan manfaat hutan secara optimal. Sumberdaya hutan berfungsi ekonomi sebagai sumber pendapatan masyarakat yang digunakan untuk pemenuhan berbagai kebutuhan seperti bahan makanan, bahan bangunan dan dimanfaatkan dalam komoditas dagang. Fungsi sosial berkaitan dengan manfaat yang dirasakan oleh masyarakat yang ada di sekitar hutan dan juga di luar kawasan hutan. Ekosistem hutan berperan membentuk berbagai budaya masyarakat yang muncul sebagai akibat dari adanya interaksi manusia dengan alam, sehingga nantinya akan memungkinkan munculnya teknologi tepat guna dalam aktivitas masyarakat setempat. Oleh karena itu kondisi ekosistem hutan yang sehat akan memperkuat daya dukung bagi berbagai proses kehidupan manusia di sekitarnya (Dephut, 2000 dalam Utomo, 2011). Fungsi ekologis hutan lebih terarah kepada peran hutan dalam menghasilkan oksigen (O 2 ) dan menyerap gas yang dibuang (karbondioksida dan gas – gas beracun lainnya), menjaga keseimbangan sumberdaya air sesuai dengan siklusnya sepanjang musim serta turut menciptakan iklim mikro di suatu wilayah. Selain itu, hutan juga difungsikan sebagai cagar alam, suaka margasatwa dan laboratorium alam yang mendukung pembangunan nasional. Dewasa ini sumber daya hutan baik hutan alam maupun hutan tanaman yang ada di hampir sebagian besar wilayah Indonesia telah mengalami penurunan fungsi secara drastis dimana hutan tidak lagi berfungsi secara maksimal sebagai akibat dari eksploitasi kepentingan manusia baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Kondisi sumberdaya alam utamanya ekosistem hutan yang mengalami kerusakan akan menimbulkan dampak seperti sulit memperoleh

Upload: doanthien

Post on 12-Mar-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64788/potongan/diploma-2013... · Teknologi penginderaan jauh dimanfaatkan untuk memperoleh data

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia turut berpartisipasi sebagai produsen oksigen (O2) dunia karena

memiliki hutan tropis yang cukup luas. Sebagai ekosistem hayati yang dapat

diperbaharui, hutan berperan dalam penyangga kehidupan ekosistem lain di bumi.

Hutan yang merupakan tumpuan dan harapan bagi setiap komponen makhluk

hidup di bumi, memiliki manfaat yang dapat diambil baik yang bersifat ekonomis

maupun non ekonomis, namun dalam upaya untuk memaksimalkan fungsi hutan

terkadang muncul faktor – faktor yang dapat menjadi pembatas tercapainya fungsi

dan manfaat hutan secara optimal.

Sumberdaya hutan berfungsi ekonomi sebagai sumber pendapatan

masyarakat yang digunakan untuk pemenuhan berbagai kebutuhan seperti bahan

makanan, bahan bangunan dan dimanfaatkan dalam komoditas dagang. Fungsi

sosial berkaitan dengan manfaat yang dirasakan oleh masyarakat yang ada di

sekitar hutan dan juga di luar kawasan hutan. Ekosistem hutan berperan

membentuk berbagai budaya masyarakat yang muncul sebagai akibat dari adanya

interaksi manusia dengan alam, sehingga nantinya akan memungkinkan

munculnya teknologi tepat guna dalam aktivitas masyarakat setempat. Oleh

karena itu kondisi ekosistem hutan yang sehat akan memperkuat daya dukung

bagi berbagai proses kehidupan manusia di sekitarnya (Dephut, 2000 dalam

Utomo, 2011). Fungsi ekologis hutan lebih terarah kepada peran hutan dalam

menghasilkan oksigen (O2) dan menyerap gas yang dibuang (karbondioksida dan

gas – gas beracun lainnya), menjaga keseimbangan sumberdaya air sesuai dengan

siklusnya sepanjang musim serta turut menciptakan iklim mikro di suatu wilayah.

Selain itu, hutan juga difungsikan sebagai cagar alam, suaka margasatwa dan

laboratorium alam yang mendukung pembangunan nasional.

Dewasa ini sumber daya hutan baik hutan alam maupun hutan tanaman yang

ada di hampir sebagian besar wilayah Indonesia telah mengalami penurunan

fungsi secara drastis dimana hutan tidak lagi berfungsi secara maksimal sebagai

akibat dari eksploitasi kepentingan manusia baik yang disengaja maupun yang

tidak disengaja. Kondisi sumberdaya alam utamanya ekosistem hutan yang

mengalami kerusakan akan menimbulkan dampak seperti sulit memperoleh

Page 2: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64788/potongan/diploma-2013... · Teknologi penginderaan jauh dimanfaatkan untuk memperoleh data

2

sumber air saat kemarau sehingga terjadi kekeringan. Sebaliknya, disaat musim

hujan, memungkinkan terjadi bencana tanah longsor dan banjir. Hutan di daerah

berbukit dengan kondisi tanah yang kritis disertai kondisi tanaman yang tidak

sehat dapat menimbulkan permasalahan di lingkungan ekosistem hutan. Hutan

sejenis (heterogen) berpotensi lebih besar terjadi kerusakan tanaman yang

diakibatkan hama dan penyakit. Oleh karena itu, penyelamatan fungsi hutan dan

perlindungannya sudah saatnya dilakukan bagi kelangsungan kebutuhan mahkluk

hidup.

Hutan mempunyai banyak manfaat untuk kelangsungan hidup makhluk

hidup di bumi. Namun, kesadaran tentang pentingnya perlindungan dan

pemantauan kesehatan hutan (Forest Health Monitoring) hingga saat ini masih

rendah. Kerusakan hutan mulai dirasakan sebagai salah satu masalah penting.

Usaha perlindungan hutan pada umumnya baru dilakukan ketika tanaman sudah

menunjukkan gejala serangan hama atau penyakit. Usaha perlindungan hutan

diarahkan pada usaha menekan kerusakan tanaman yang terjadi tetap berada di

bawah ambang yang tidak merugikan. Kerusakan hutan dapat disebabkan oleh

faktor biotik dan abiotik. Monitoring kesehatan hutan yang dilakukan secara

periodik akan membantu dalam menekan resiko kerusakan hutan.

Hutan yang merupakan salah satu penggunaan lahan di Kabupaten

Purworejo yang dikelola pula oleh masyarakat. Hutan yang ada merupakan hutan

negara (hutan produksi terbatas dan hutan produksi tetap) dan hutan rakyat. Pola

hutan rakyat yang berkembang di Jawa Tengah dibedakan menjadi 3 macam

berdasarkan jenis tanamannya, yaitu didominasi satu jenis tanaman (Jati, Akasia,

Mahoni), didominasi 2 atau lebih jenis tanaman kehutanan (Jati dan Mahoni atau

Jati dan Sengon) serta pola hutan rakyat Agroforestry yang merupakan campuran

antara tanaman kehutanan, perkebunan, tanaman pangan semusim dan tanaman

obat – obatan (Potret Hutan Provinsi Jateng, 2008). Hutan rakyat yang ada di

Purworejo ditanami tanaman berkayu, baik sejenis maupun campuran. Hutan

rakyat sebagai sistem penggunaan lahan semakin dapat diterima oleh masyarakat

karena adanya hutan rakyat ini memberikan keuntungan pada pembangunan sosial

ekonomi masyarakat dan pelestarian sumberdaya alam dan menjadi sumber

Pendapatan Asli Daerah (Ariyanto, 2004 dalam Utomo, 2011). Kawasan hutan

Purworejo termasuk pola hutan rakyat yang didominasi 2 atau lebih jenis tanaman

yaitu Jati, Sengon dan Mahoni. Jenis tanaman tersebut rentan terhadap

Page 3: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64788/potongan/diploma-2013... · Teknologi penginderaan jauh dimanfaatkan untuk memperoleh data

3

permasalahan seperti rusaknya daun dan batang akibat hama. Strategi pencegahan

atau penanggulangan serangan hama dan penyakit sering mengalami kegagalan

karena kurangnya informasi kondisi kesehatan hutan. Hasil pemantauan kesehatan

hutan sangat berguna dalam tindakan mengenali sumber - sumber kerusakan yang

potensial dan mengevaluasi sebelum kerusakan besar terjadi, sehingga tindakan

yang akan dilakukan untuk mendapatkan hasil yang efektif dan efisien lebih

mudah ditentukan.

Penginderaan Jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi

tentang obyek, wilayah, atau gejala dengan cara menganalisis data yang diperoleh

dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap obyek, wilayah, atau

gejala yang dikaji (Lillesand dan Kiefer, 1997). Informasi dari Penginderaan Jauh

diperoleh dari sistem satelit yang dilengkapi dengan sensor yang juga melakukan

perekaman. Teknologi Penginderaan Jauh dimanfaatkan dalam melakukan

pemantauan kesehatan hutan. Salah satu sumber data yang dapat digunakan dalam

bidang kehutanan adalah citra satelit Landsat 8. Mulai beroperasi merekam data

sejak 2013, Landsat 8 memiliki band lebih banyak dari seri sebelumnya.

Penambahan jumlah band ini menyebabkan perbedaan kombinasi band untuk

membuat komposit RGB (Red Green Blue) dibandingkan dengan seri Landsat

terdahulu. Misalnya, komposit true colour padat Landsat 7 menggunakan

kombinasi 321, sedangkan kombinasi yang digunakan pada Landsat 8 adalah 432.

Range julat gelombang elektromagnetik terendah yang dapat ditangkap

sensor memungkinkan Landsat 8 untuk mengidentifikasi tampilan air laut pada

kedalaman berbeda serta membedakan konsentrasi aerosol di atmosfer. Selain itu,

terdapat pula band yang berfungsi untuk mendeteksi awan Cirrus. Landsat 8

dilengkapi dengan 2 sensor yaitu OLI dan TIRS. Dua buah band thermal

memberikan informasi lebih akurat mengenai suhu permukaan. Citra Landsat 8

disinyalir memiliki akurasi geodetik dan geometrik yang lebih baik. Pemetaan

kesehatan hutan menggunakan data Penginderaan Jauh akan memberikan

informasi mengenai status kesehatan hutan tersebut sehingga dimungkinkan dapat

terbentuk ekosistem yang lebih baik. Pemantauan kesehatan hutan berfungsi

sebagai alat bantu untuk memperoleh gambaran status kesehatan hutan pada saat

ini dan prediksi kondisi kesehatan hutan pada saat yang akan datang sehingga

usaha perlindungan hutan akan lebih baik.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64788/potongan/diploma-2013... · Teknologi penginderaan jauh dimanfaatkan untuk memperoleh data

4

1.2 Rumusan Masalah

Pemetaan kesehatan hutan merupakan pembuatan peta yang mempunyai

informasi mengenai sebaran tingkat kesehatan vegetasi (hutan) pada daerah

kajian. Analisis dilakukan guna mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi

kesehatan hutan. Pemetaan kesehatan hutan menggunakan pemrosesan citra satelit

Landsat pada kawasan hutan yang menjadi obyek kajian. Pemetaan kesehatan

hutan ini dapat dijadikan sebagai langkah awal untuk perencanaan sumberdaya

hutan di masa mendatang dan pemanfaatannya secara tepat. Menurunnya kondisi

hutan rakyat mempengaruhi produktifitas hutan itu sendiri. Pemetaan kesehatan

hutan dapat menjadi pertimbangan dalam pengelolaan hutan kedepannya.

Berdasar dari latar belakang yang ada, memunculkan pertanyaan sebagai berikut :

1. Seberapa besar ketelitian Landsat 8 untuk pemetaan kesehatan hutan?

2. Bagaimana persebaran hutan sehat di kawasan hutan Kabupaten Purworejo?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui ketelitian citra Landsat 8 untuk pemetaan kesehatan hutan.

2. Pemantauan persebaran hutan sehat di kawasan hutan Kabupaten

Purworejo.

1.4 Manfaat

Penelitian Tugas Akhir ini mempunyai manfaat, baik secara ilmiah

maupun praktis, yaitu :

a. Ilmiah

Hasil penelitian (tugas akhir) memberi gambaran sejauh mana data citra

satelit Landsat dapat digunakan untuk pemetaan kesehatan hutan.

Studi terapan Pemrosesan Citra Digital untuk memperoleh informasi dari

citra satelit mengenai pemetaan kesehatan hutan.

Penyajian informasi dalam bentuk peta hasil identifikasi kesehatan hutan.

b. Praktis

Memberikan informasi daerah hutan sehat di Kabupaten Purworejo.

Melatih dalam penggunaan software pengolah citra seperti ENVI 4.5 untuk

memperoleh indeks vegetasi.

Mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan hutan.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64788/potongan/diploma-2013... · Teknologi penginderaan jauh dimanfaatkan untuk memperoleh data

5

1.5 Sasaran

Pengelolaan hutan secara tepat terutama pada daerah yang kurang sehat.

Mengetahui persebaran hutan yang sehat.

1.6 Tinjauan Pustaka

1.6.1 Penginderaan Jauh

Teknologi penginderaan jauh dimanfaatkan untuk memperoleh data

menggunakan alat pengindera atau sensor. Komponen yang ada pada sistem

penginderaan jauh diantaranya yaitu sumber tenaga (aktif dan pasif), panjang

gelombang elektromagnetik yang digunakan, interaksi panjang gelombang dengan

obyek, obyek itu sendiri, atmosfer dan sensor satelit. Hasil perekaman oleh alat

yang dibawa oleh suatu wahana ini selanjutnya disebut sebagai data penginderaan

jauh.

Setiap obyek di permukaan bumi akan memberikan reaksi yang berbeda -

beda terhadap sumber tenaga dalam salah satu komponen penginderaan jauh. Ada

obyek yang menyerap (absorption), memantulkan (reflection) dan meneruskan

(transmition) tenaga - tenaga tersebut. Sifat - sifat obyek atau interaksi terhadap

gelombang elektromagnetik tersebutlah yang ditangkap oleh sensor satelit

penginderaan jauh untuk bisa dimanfaatkan dalam berbagai bidang. Hasil dari

interaksi komponen - komponen tersebut berupa citra penginderaan jauh.

Gambar 1.1 Skema Penginderaan Jauh

Sumber : http://geoenviron.blogspot.com/2011/05/penginderaan-jauh.html

Beberapa contoh manfaat dalam aplikasi penginderaan jauh adalah:

1. Identifikasi penutupan lahan (landcover)

Page 6: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64788/potongan/diploma-2013... · Teknologi penginderaan jauh dimanfaatkan untuk memperoleh data

6

2. Identifikasi dan monitoring pola perubahan lahan

3. Identifikasi kondisi cuaca dan atmosfer

4. Manajemen dan perencanaan wilayah

5. Manajemen sumber daya hutan

6. Manajemen eksplorasi mineral

7. Pertanian dan perkebunan

8. Manajemen sumber daya air

9. Manajemen sumber daya laut

Teknologi penginderaan jauh menghasilkan data digital berupa citra, yang

dihasilkan melalui proses perekaman dengan bantuan sensor. Sensor secara garis

besar dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu sensor fotografik (kamera)

dan sensor non - fotografik. Sensor non - fotografik dapat dirinci menjadi sensor

pemindai (pelarik atau penyiam atau scanner) dan sensor radar atau gelombang

mikro. Sensor tersebut merekam pantulan energi elektromagnetik oleh

kenampakan di bumi. Citra digital hasil perekaman tersusun atas piksel – piksel

sebagai tingkat keabuan gambar. Sifat data yang dihasilkan oleh sensor kamera

dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti variasi warna yang muncul akan tergantung

pada sistem lensa, diafragma dan filter yang digunakan untuk menerima cahaya,

serta spektrum panjang gelombang yang diizinkan masuk dalam sistem kamera.

Sistem perekaman data penginderaan jauh dengan menggunakan sensor satelit

dapat dibedakan dalam dua bagian yaitu sistem pasif dan sistem aktif.

1.6.2 Karakteristik Citra LANDSAT - 8

NASA (National Aeronautics and Space Administration) melakukan

peluncuran satelit Landsat Data Continuity Mission (LDCM) tepat tanggal 11

Februari 2013. Satelit ini mulai menyediakan produk citra open access sejak

tanggal 30 Mei 2013, menandai perkembangan baru dunia antariksa. NASA

menyerahkan satelit LDCM kepada USGS (U.S. Geological Survey) sebagai

pengguna data terhitung 30 Mei tersebut. Satelit ini kemudian lebih dikenal

sebagai Landsat 8. Pengelolaan arsip data citra masih ditangani oleh Earth

Resources Observation and Science (EROS) Center. Landsat 8 hanya

memerlukan waktu 99 menit untuk mengorbit bumi dan melakukan liputan pada

area yang sama setiap 16 hari sekali. Resolusi temporal ini tidak berbeda dengan

Landsat versi sebelumnya.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64788/potongan/diploma-2013... · Teknologi penginderaan jauh dimanfaatkan untuk memperoleh data

7

Gambar 1.2 Satelit Landsat 8 Sumber: http://www.usgs.gov

Landsat 8 merupakan kelanjutan dari misi Landsat yang untuk pertama kali

menjadi satelit pengamat bumi sejak 1972 (Landsat 1). Landsat 1 yang awalnya

bernama Earth Resources Technology Satellite 1 diluncurkan 23 Juli 1972 dan

mulai beroperasi sampai 6 Januari 1978. Landsat 8 disebut mempunyai misi

melanjutkan Landsat 7, terlihat dari karakteristik yang mirip, baik resolusi

(spasial, temporal, spektral), metode koreksi, ketinggian terbang maupun

karakteristik sensor yang dibawa. Namun terdapat beberapa tambahan sebagai

penyempurnaan dari Landsat 7 seperti jumlah band, rentang spektrum gelombang

elektromagnetik terendah yang dapat ditangkap sensor serta nilai bit (rentang nilai

Digital Number) dari tiap piksel citra.

Publikasi yang dilakukan oleh USGS, satelit LDCM dirancang mempunyai

massa saat meluncur 2623 kg (massa kering 1512 kg), terbang dengan ketinggian

705 km dari permukaan bumi dan memiliki area scan seluas 170 km x 183 km

(mirip dengan Landsat versi sebelumnya). Landsat 8 dirancang diorbitkan pada

orbit mendekati lingkaran sinkron-matahari, inklinasi: 98,2º dan waktu melintasi

khatulistiwa (Local Time on Descending Node -LTDN) nominal pada jam 10:00 -

10:15 pagi. Satelit LDCM NASA mempunyai target mengemban misi 5 tahun

beroperasi (sensor OLI dirancang 5 tahun dan sensor TIRS 3 tahun). Namun umur

produktif Landsat 8 dapat lebih panjang dari yang direncanakan seperti terjadi

pada Landsat 5 (TM) yang pada awalnya ditargetkan hanya beroperasi 3 tahun

namun kenyataannya dapat bertahan hingga tahun 2012.

Satelit Landsat 8 memiliki sensor Onboard Operational Land Imager

(OLI) dan Thermal Infrared Sensor (TIRS) dengan jumlah kanal sebanyak 11

buah. Yaitu 9 kanal (band 1 - 9) berada pada OLI dan 2 lainnya (band 10 dan 11)

Page 8: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64788/potongan/diploma-2013... · Teknologi penginderaan jauh dimanfaatkan untuk memperoleh data

8

pada TIRS. Sebagian besar kanal memiliki spesifikasi mirip dengan Landsat 7.

Jenis kanal, panjang gelombang dan resolusi spasial setiap band pada Landsat 8

dibandingkan dengan Landsat 7 ditunjukkan pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1 Perbandingan band Landsat 7 dan Landsat 8

Landsat 7 ETM+ Landsat 8 (LDCM OLI/TIRS)

Band Panjang gelombang

(m) Resolusi

(m) Band

Panjang gelombang (m)

Resolusi (m)

Band 1 - Coastal aerosol 0.43 - 0.45 30

1 – Blue 0.450 – 0.515 30 Band 2 - Blue 0.45 - 0.51 30

2 – Green 0.525 – 0.605 30 Band 3 - Green 0.53 - 0.59 30

3 – Red 0.630 – 0.690 30 Band 4 - Red 0.64 - 0.67 30

4 – NIR 0.775 – 0.900 30 Band 5 - Near Infrared (NIR)

0.85 - 0.88 30

5 – SWIR 1 1.550 – 1.750 30 Band 6 - SWIR 1 1.57 - 1.65 30

7 – SWIR 2 2.090 – 2.350 30 Band 7 - SWIR 2 2.11 - 2.29 30

8 – Pan 0.520 – 0.900 15 Band 8 - Panchromatic

0.50 - 0.68 15

Band 9 - Cirrus 1.36 - 1.38 30

6 – LWIR 10.00 – 12.50 60 Band 10 - Thermal Infrared (TIRS) 1

10.60 - 11.19 100

Band 11 - Thermal Infrared (TIRS) 2

11.50 - 12.51 100

Sumber: NASA “Landsat Data Continuity Mission Brochure”

Keunggulan Landsat 8

Dibandingkan versi - versi sebelumnya, Landsat 8 memiliki beberapa

keunggulan khususnya terkait spesifikasi band yang dimiliki maupun panjang

rentang spektrum gelombang elektromagnetik yang ditangkap. Sebagaimana telah

diketahui, warna objek pada citra tersusun atas 3 warna dasar, yaitu Red, Green

dan Blue (RGB). Dengan makin banyaknya band sebagai penyusun RGB

komposit, maka warna obyek menjadi lebih bervariasi. Beberapa spesifikasi baru

yang terpasang pada band Landsat 8 khususnya pada band 1, 9, 10, dan 11.

Beberapa keunggulan Landsat 8 sebagai berikut :

Band 1 (ultra blue) dapat menangkap panjang gelombang elektromagnetik

lebih rendah daripada band yang sama pada Landsat 7, sehingga lebih sensitif

terhadap perbedaan reflektan air laut atau aerosol. Band ini unggul dalam

Page 9: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64788/potongan/diploma-2013... · Teknologi penginderaan jauh dimanfaatkan untuk memperoleh data

9

membedakan konsentrasi aerosol di atmosfer dan mengidentifikasi

karakteristik tampilan air laut pada kedalaman berbeda. Disebut juga Coastal

Blue, dapat digunakan untuk kajian pesisir seperti penelitian terhadap kerumbu

karang. Saluran ini sebelumnya muncul pada satelit Worldview-2.

Deteksi terhadap awan Cirrus juga lebih baik dengan dipasangnya kanal 9 pada

sensor OLI. Saluran ini mungkin dapat digunakan untuk kajian cuaca seperti

yang terdapat juga pada Satelit MODIS.

Band thermal (kanal 10 dan 11) sangat bermanfaat untuk mendeteksi

perbedaan suhu permukaan bumi dengan resolusi spasial 100 meter.

Pemanfaatan sensor ini dapat membedakan bagian permukaan bumi yang

memiliki suhu lebih panas dibandingkan area sekitarnya, dengan kondisi obyek

yang suhunya lebih panas, pada citra Landsat 8 terlihat lebih terang dari pada

area - area sekitarnya.

Tingkat keabuan (DN) pada citra Landsat berkisar antara 0 - 255. Pada Landsat

8, nilai DN memiliki interval lebih panjang, yaitu 0 - 4096. Kelebihan ini

merupakan akibat dari peningkatan sensitifitas Landsat dari yang semula tiap

piksel memiliki kuantifikasi 8 bit, sekarang telah ditingkatkan menjadi 12 bit

sehingga lebih membedakan tampilan obyek di permukaan bumi untuk

mengurangi terjadinya kesalahan interpretasi. Tampilan citra menjadi lebih

halus, baik pada band multispektral maupun pankromatik.

Terkait resolusi spasial, Landsat 8 memiliki kanal - kanal dengan resolusi

tingkat menengah, setara dengan kanal Landsat 5 dan 7. Umumnya kanal pada

OLI memiliki resolusi 30 meter, kecuali untuk pankromatik 15 meter, sehingga

produk citra yang dihasilkan oleh Landsat 5 dan 7 pada beberapa dekade masih

relevan bagi studi data time series terhadap Landsat 8.

Kelebihan lainnya adalah akses data yang terbuka dan gratis. Produk citra ini

bersifat time series tanpa stripping (kelemahan Landsat 7 setelah tahun 2003).

Peluang Pemanfaatan Bidang Kehutanan

Ketersediaan data citra time series yang cukup panjang meliputi seluruh

wilayah Indonesia, tidak berbayar dan resolusi (spasial, temporal, radiometrik)

baik (tingkat menengah) merupakan 3 keunggulan yang dimiliki sekaligus oleh

citra Landsat. Keunggulan sekaligus ini tidak dimiliki oleh citra lainnya, sehingga

sangat mendukung upaya pemanfaatan Landsat 8 untuk berbagai keperluan,

Page 10: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64788/potongan/diploma-2013... · Teknologi penginderaan jauh dimanfaatkan untuk memperoleh data

10

seperti monitoring perubahan penutupan lahan, deforestasi dan degradasi pada

kawasan hutan, yang merupakan proyek konservasi dibawah program REDD+

(Reducing Emission from Deforestation and Forest Degradation).

Laju degradasi atau deforestasi dapat diketahui dengan membandingkan

penutupan lahan hutan pada tahun tertentu dengan tahun - tahun sebelumnya

(mencakup pula karakteristik indeks vegetasinya). Untuk keperluan tersebut, citra

Landsat masih menjadi andalan bagi para analis bidang kehutanan. Perubahan

penutup lahan lebih mudah dianalisis. Ketersediaan informasi spasial mengenai

kawasan yang rawan degradasi akan memberi peluang lebih dini bagi upaya

pencegahan kerusakan lebih lanjut. Permasalahan yang muncul sebelum hadirnya

Landsat 8 khususnya pasca kerusakan kanal pada landsat 7 adalah adanya

stripping pada data setelah tahun 2003. Hal tersebut sangat mengganggu

khususnya dalam melakukan koreksi radiometrik pada tahap pra pengolahan.

Secara visual, perbedaan tampilan obyek antara hutan yang relatif belum

terganggu dengan yang telah terganggu pada citra Landsat 8 dengan kombinasi

band berbasis true color dapat dilihat lebih baik. Informasi tentang tingkat

deforestasi dan degradasi tersebut membantu para analis dalam memprediksi

perubahan potensi cadangan karbon di dalam kawasan hutan. Dengan dukungan

Sistem Informasi Geografis dan Remote Sensing, perhitungan cadangan karbon

dalam skala luas akan lebih efisien. Hal ini mengingat kawasan hutan di Indonesia

memiliki luasan yang cukup besar dengan bentang lahan (biogeofisik) yang sangat

beragam. Jenis data citra yang dapat dimanfaatkan untuk monitoring cadangan

karbon tersebut diantaranya adalah Landsat dan MODIS.

Gangguan pada kawasan hutan berupa kebakaran hutan dan lahan dapat pula

diidentifikasi dengan memanfaatkan data Landsat 8. Citra ini dapat memberikan

informasi tentang area yang diduga sedang terbakar dengan pemanfaatan

kombinasi band yang ada pada 11 kanal Landsat (khususnya kanal 10 dan 11).

Pemasangan 2 kanal (10 dan 11) pada Landsat 8 sebagai penyempurnaan 1 kanal

LWIR pada Landsat 7 meningkatkan sensitifitas sensor untuk membedakan sifat

obyek berdasarkan karakteristik suhunya. Kombinasi band Landsat 8 juga

memperbaiki tampilan vegetasi yang rusak akibat kebakaran sehingga

mempermudah pemetaan area bekas kebakaran. Sebagaimana instrumen remote

sensing lainnya, produk satelit Landsat 8 ini juga dapat digunakan untuk

Page 11: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64788/potongan/diploma-2013... · Teknologi penginderaan jauh dimanfaatkan untuk memperoleh data

11

monitoring perkembangan bencana alam, gunung merapi dan gempa bumi

(Sugiarto, 2013).

1.6.3 Software ENVI 4.5

ENVI (The Environment For Visualizing Images) merupakan suatu image

processing system yang dibuat oleh Research System, Inc (RSI). Dari

permulaannya ENVI dirancang untuk kebutuhan yang banyak dan spesifik yang

secara teratur menggunakan data penginderaan jauh dari satelit dan pesawat

terbang. ENVI menyediakan data visualisasi yang menyeluruh dan analisis untuk

citra dalam berbagai ukuran dan tipe, semuanya dalam suatu lingkungan yang

mudah dioperasikan dan inovatif untuk digunakan. ENVI digunakan untuk

memproses dan menganalisis citra dalam berbagai keperluan. ENVI menggunakan

format data raster dan ASCII (text) sebagai header file. Data raster disimpan

sebagai 'binary stream of bytes' berupa format Band Sequential (BSQ), Band

Interleaved by Pixel (BIP) dan Band Interleaved by Line (BIL). ENVI juga

mendukung berbagai tipe format lainnya seperti byte, integer, long integer,

floating-point, double-precision, complex dan double-precision complex.

ENVI memiliki tiga jendela utama yaitu The Main Display Window yaitu

untuk menampilkan semua tampilan citra dalarn full resolution yang dibatasi oleh

kotak pada scroll, The Scroll Window yaitu untuk menampilkan seluruh citra pada

file, dan The Zoom Window yaitu untuk menampilkan perbesaran dari main

display window yang dibatasi oleh kotak pada window. ENVI memiliki beberapa

menu utama diantaranya adalah : File Management, Display Management,

Interactive Display Functions, Basic Tools, Classification, Transform, Filters,

Spectral Tools, Map Tools, Vector Tools, Topographic Tools, Radar Tools.

Tabel 1.2 Spesifikasi Software ENVI 4.5

No Spesifikasi Uraian Keterangan

1 Nama Software ENVI (The Enviroment for Visualizing Images)

Merupakan salah satu software pengolahan citra digital yang dibuat oleh RSI

2 Versi (Release) 4.2 Versi yang terbaru adalah versi 4.2

3 Diluncurkan tahun

2005 Tahun diluncurkannya software ENVI Versi 4.0.2

Page 12: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64788/potongan/diploma-2013... · Teknologi penginderaan jauh dimanfaatkan untuk memperoleh data

12

Lanjutan Tabel 1.2

No Spesifikasi Uraian Keterangan

4 Vendor atau Pembuat

Research System, Inc (RSI)

Perusahaan pembuat software Image Processing berasal dari Amerika Serikat.

5 Minimum Hardware

- Processor

- RAM

- VGA

Card

- Free space

Pentium x86 64 MB 32 bit 400 MB harddisk

Software ini menggunakan spesifikasi hardware yang cukup besar karena data yang dapat diolah merupakan data yang kompleks baik data raster maupun vector. Semakin tinggi kapasitas hardware yang ada maka akan lebih mempercepat dalam proses pada saat analisis.

6 Operating System Windows 98, NT 4.0, 2000, XP, Linux

Software ini dapat beroperasi di berbagai macam sistem windows minimal windows 98.

7 Kategori Software

GIS - Viewer IP - Profesional

Software GIS ini termasuk viewer karena kurang memiliki fasilitas lengkap dalam pengolahan data SIG. Image processing software ini termasuk profesional dengan fasilitas pengolahan data digital yang lengkap.

8 Struktur Data atau File

Raster dan vektor Mampu menampilkan data baik dari format raster maupun vektor. Sangat banyak mendukung format data raster seperti *.tiff dll. Format data vektor yang didukung antara lain format data ArcView yaitu *.shp.

9 Format Data/File *.evf *.hdr

*.evf merupakan format data vektor asli yang ada pada ENVI. *.hdr (header) merupakan jenis format data untuk membuka data raster.

10 Fasilitas paket program yang terintegrasi dengan software inti

IDL 6.2 Merupakan bahasa pemrograman yang digunakan untuk membuat suatu project pada ENVI.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64788/potongan/diploma-2013... · Teknologi penginderaan jauh dimanfaatkan untuk memperoleh data

13

Lanjutan Tabel 1.2

No Spesifikasi Uraian Keterangan

11 Fasilitas pada Software Inti (core) Input + editing

Processing

Output (layout)

Citra dengan format data baik raster maupun vektor Koreksi geometrik dan radiometrik, transformasi, pemfilteran, perhitungan statistik, klasifikasi supervised dan unsupervised Print, export file, layout

Input data yang ada yaitu dapat menggunakan citra baik berupa data raster maupun data vektor. Proses dalam ENVI menggunakan formula-formula tertentu sehingga dapat menghasilkan data yang akurat. Output dapat berupa print citra, layout dan eksport file.

12 Format I/O data Input :

Data raster (format data asli dari satelit), software IP, GIS. Data vektor dapat berupa *.evf, *.shp, *.mif, *.dgn, *.dxf, *e00, *.ddf dan *dlg.

Output:

*.ENVI standar *.ENVI meta *.ERDAS IMAGINE *.PCI *.ArcView raster *.ASCII *.ER Mapper *.JPEG2000 *.NITF *.TIFF/GeoTIFF *.ESRI GRID

Format input data yang mendukung software ENVI sangat banyak berupa format raster dan format vektor. Format output data didukung beberapa software IP maupun GIS lainnya seperti ERDAS, PCI, ArcView, dan ER Mapper.

13 Fasilitas khusus atau fasilitas lainnya

Radar tools Analisis hiperspektral

Tools standard dan advanced untuk analisa deteksi citra radar Analisis dengan meng gunakan beberapa bahkan puluhan saluran.

Sumber : Modul Praktikum Pemanfaatan Perangkat Lunak Komputer

Page 14: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64788/potongan/diploma-2013... · Teknologi penginderaan jauh dimanfaatkan untuk memperoleh data

14

1.6.4 Pola Spektral

Pengenalan pola spektral obyek dapat menjadi pemandu yang bermanfaat

dalam upaya mengenali obyek pada citra. Kurva pantulan spektral menunjukkan

pantulan obyek yang dominan di muka bumi yaitu air, tanah dan vegetasi dan

rentang panjang gelombang 0,4 – 2,6 µm. Vegetasi memberikan pantulan yang

sangat rendah pada spektrum biru, meningkat agak tinggi pada spektrum hijau

(oleh karena itu vegetasi tampak hijau dimata manusia), menurun lagi di spektrum

merah (karena serapan kuat oleh spektrum daun), dan meningkat sangat tajam di

spektrum inframerah dekat, sebagai akibat dari pantulan oleh ruang antar sel oleh

ruang antar sel pada jaringan spongi daun. Tanah bertekstur relatif kasar ataupun

relatif lembab memberikan pantulan yang semakin meningkat dari spektrum biru

ke inframerah dekat, kemudian semakin turun ke spektrum inframerah tengah

karena pengaruh serapan oleh lengas tanah. Tanah yang bertekstur relatif halus

atau memiliki rona cerah dilapangan dan sangat tipis cenderung memberikan

pantulan tinggi pada spektral.

Gambar 1.3 Kurva Pantulan Spektral Obyek

Sumber : http://geo.fis.unesa.ac.id/web/index.php/en/penginderaan-jauh/78-pola-

spektral

Dedaunan kering akan memberikan pantulan yang terus meningkat seiring

dengan meningkatnya panjang gelombang. Pantulan spektral vegetasi pada

saluran merah akan cenderung semakin rendah dengan semakin rapatnya vegetasi

karena konsentrasi klorofil yang semakin banyak akan meningkatkan daya serap

terhadap pantulan saluran merah tersebut. Sebaliknya pada saluran hijau, nilai

spektral vegetasi yang semakin tinggi menunjukkan kerapatan vegetasi tinggi

Page 15: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64788/potongan/diploma-2013... · Teknologi penginderaan jauh dimanfaatkan untuk memperoleh data

15

pula. Klorofil menyerap radiasi pada panjang gelombang merah dan biru,

sehingga daun terlihat hijau dengan 10% dipantulkan. Pantulan sinar yang

mengenai bagian penyusun tanaman seperti daun dan batang serta obyek yang ada

di permukaan tanah seperti batuan, tanah dan mineral tanaman merupakan

interaksi pantulan kanopi. Kanopi merupakan lapisan atau strata cabang pohon

serta daun yang terbentuk oleh rapatnya pohon – pohon hutan hujan (Wibowo,

2008). Howard (1991) dalam Hartono (1996) menjelaskan keadaan struktur

tegakan dengan kanopi yang memiliki tinggi relatif sama akan mencerminkan luas

daun atau leaf area index yang tinggi dibandingkan dengan keadaan tegakan yang

mempunyai variasi tinggi kanopi. Kerapatan kanopi vegetasi secara umum dapat

dibedakan menjadi dua, yaitu kerapatan horizontal dan kerapatan vertikal.

Kerapatan horizontal berkaitan dengan tingkat penutupan permukaan tanah oleh

vegetasi, sedangkan kerapatan vertikal berkaitan dengan ketebalan kanopi secara

vertikal yang pada umumnya berhubungan dengan jumlah strata (layer).

Tabel 1.3 Klasifikasi Kerapatan Kanopi

No Kerapatan Kanopi Kelas Klasifikasi

1 ≤ 20% Sangat Buruk

2 21% - 40% Buruk

3 41% - 60% Sedang

4 61% - 80% Baik

5 > 80% Sangat Baik

Sumber : Departemen Kehutanan (1998) dalam Ismanto (2005)

1.6.5 Indeks Vegetasi

Indeks vegetasi menggambarkan tingkat kehijauan (greenness) tanaman,

yang merupakan kombinasi matematis antara saluran merah dan saluran

inframerah dekat yang digunakan sebagai indikator keberadaan dan kondisi

vegetasi (Lillesand dan Kiefer, 1997). Pada ENVI terdapat 27 indeks vegetasi

yang dapat digunakan untuk mendeteksi keberadaan pigmen air dan karbon yang

dapat diidentifikasi dengan spektrum pantulan cahaya tampak (400 mm – 2500

mm). Setiap indeks tergantung pada respon sensor dua atau lebih spektral band,

dimana indeks dapat dikombinasikan untuk membentuk sebuah nilai single indeks

Page 16: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64788/potongan/diploma-2013... · Teknologi penginderaan jauh dimanfaatkan untuk memperoleh data

16

yang sesuai pada intensitas atau parameter biofisik yang signifikan pada vegetasi

(ENVI Tutorial Vegetation Analysis, 2005).

Terdapat tools pada ENVI sebagai bentuk pengaplikasian dari indeks

vegetasi yang ada, yang dapat digunakan untuk mengklasifikasikan hutan sehat

dan hutan tidak sehat, yaitu Forest Health Tools. Fungsi tersebut

mengkombinasikan beberapa indeks vegetasi dalam pengolahannya untuk dapat

memperoleh peta yang menunjukkan kesehatan hutan pada suatu wilayah.

Pemetaan kesehatan hutan memiliki manfaat untuk mendeteksi kondisi vegetasi

sehata dan tidak sehat. Vegetasi dengan tingkat stress rendah menunjukkan

vegetasi yang sehat, sedangkan kondisi stress yang tinggi dapat mengindikasikan

kerapatan kanopi jarang atau tanaman dalam kondisi kering.

Pemilihan kategori indeks vegetasi yang paling penting dan indeks

perwakilan terbaik dalam setiap kategori dilakukan oleh Dr. Gregory P. Asner

(2008) dari Carnegie Institution of Washington, Departemen Ekologi Global.

Pilihan didasarkan pada ketahanan, dasar ilmiah, dan diterapkan secara umum.

Beberapa kategori indeks vegetasinya yang ada pada Forest Health Tools antara

lain sebagai berikut :

a. Broadband Greenness

Menunjukkan distribusi vegetasi hijau, beberapa indeksnya adalah :

Normalized Difference Vegetation Index

Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) merupakan salah satu

indeks yang paling sering digunakan. Kombinasi dari formula perbedaan

normalisasi dan penggunaan penyerapan dan reflektansi tertinggi klorofil

membuat indeks ini baik pada berbagai kondisi.

Tanaman hidup menyerap gelombang tampak (visible) biru dan merah serta

memantulkan gelombang hijau, oleh karenanya mata manusia melihat daun

tanaman hidup berwarna hijau.

���� = ���������

��������� (1)

Nilai indeks ini berkisar antara -1 hingga 1. Rentang umum untuk vegetasi

hijau adalah 0,2 hingga 0,8. (Vegetation Indices ENVI User’s Guide, 2005)

b. Light Use Efficiency

Memperlihatkan kemampuan tumbuh vegetasi, contoh indeksnya yaitu :

Structure Insensitive Pigment Index (SIPI)

Page 17: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64788/potongan/diploma-2013... · Teknologi penginderaan jauh dimanfaatkan untuk memperoleh data

17

Structure Insensitive Pigment Index merupakan pengukuran reflektansi yang

dirancang untuk memaksimalkan sensitivitas indeks untuk rasio karotenoid

massal, untuk klorofil sekaligus mengurangi sentivitas terhadap variasi

dalam struktur kanopi.

Peningkatan SIPI diperkirakan menunjukkan peningkatan stres kanopi

(pigmen karotenoid). Aplikasi SIPI termasuk aplikasi yang dimanfaatkan

untuk pemantauan kesehatan vegetasi, deteksi stress fisiologis tanaman dan

produksi tanaman dan analisis hasil.

���� = ��¥�����

��¥����� (2)

Nilai indeks ini berkisar dari 0 hingga 2. Rentang umum untuk vegetasi

hijau adalah 0,8 hingga 1,8. (Vegetation Indices ENVI User’s Guide, 2005)

c. Canopy Water Content

Menunjukkan konsentrasi air, salah satu indeksnya adalah :

Normalized Difference Water Index (NDWI)

Indeks vegetasi yang mendeteksi konsentrasi air pada kanopi. Daun pada

tumbuhan sehat memiliki kandungan air yang tidak berlebihan maupun

tidak kurang sehingga menyebabkan daun menjadi kering. Tanaman yang

sehat memiliki proses metabolisme air yang baik dari tanah ke tumbuhan

terutama daun sebagai alat untuk fotosintesis.

NDWI sensitif terhadap perubahan kandungan air pada kanopi vegetasi

karena pantulan pada 857 nm dan 1241 nm memiliki sifat penyerapan zat

cair yang mirip, tapi sedikit berbeda dengan penyerapan air. Hamburan

cahaya oleh kanopi vegetasi meningkatkan penyerapan zat cair pada 1.241

nm. Aplikasi yang termasuk pemanfaatan indeks ini antara lain analisis

stress kanopi hutan, pemodelan produktivitas tanaman dan studi kerentanan

kebakaran.

���� =����������

���������� (3)

Nilai indeks ini berkisar antara -1 hingga 1. Rentang umum untuk vegetasi

hijau adalah -0,1 hingga 0,4. (Vegetation Indices ENVI User’s Guide, 2005)

Masing – masing kategori indeks memiliki beberapa kemampuan yang

dapat dimanfaatkan untuk mengestimasi keberadaan suatu sifat tanaman.

Beberapa indeks dapat dikombinasikan dengan pertimbangan hubungan antar

Page 18: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64788/potongan/diploma-2013... · Teknologi penginderaan jauh dimanfaatkan untuk memperoleh data

18

indeks sehingga mampu dilakukan perhitungan untuk mendapatkan hasil

maksimal (Vegetation Indices, ENVI User’s Guide, 2005).

Tabel 1.4 Klasifikasi Tingkat Kesehatan Hutan

No Klasifikasi Range

1 Sangat Buruk 0 – 1

2 Buruk 2 – 3

3 Sedang 4 – 5

4 Baik 6 – 7

5 Sangat Baik 8 – 9

Sumber : ENVI Tutorial, 2005 dalam Utomo, 2011

1.6.6 Hutan

Menurut Undang – Undang RI No. 41 Tahun 1999, terdapat beberapa istilah

yang berkaitan dengan kehutanan, diantaranya hutan dan kawasan hutan. Hutan

adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam

hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang

satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan. Kawasan hutan adalah wilayah

tertentu yang ditunjuk dan atau ditetapkan oleh pemerintah untuk dipertahankan

keberadaannya sebagai hutan tetap. Hutan berdasarkan statusnya terdiri dari hutan

negara dan hutan hak. Hutan negara merupakan hutan yang berada pada tanah

yang tidak dibebani hak atas tanah, sedangkan hutan yang berada pada tanah yang

dibebani atas hak disebut hutan hak. Hutan hak yang berada pada tanah yang

dibebani hak milik lazim disebut hutan rakyat.

Hutan mempunyai 3 fungsi yaitu konservasi, lindung dan produksi. Hutan

produksi adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi

hasil hutan. Hutan lindung adalah kawasan hutan yang emmpunyai fungsi pokok

sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air,

mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut dan memelihara

kesuburan tanah. Hutan konservasi merupakan kawasan hutan dengan ciri khas

tertentu, yang mempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan

dan satwa serta ekosistemnya. Salah satu cara pengelolaan hutan adalah

pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan. Pemanfaatan hutan bertujuan

untuk memperoleh manfaat yang optimal bagi kesejahteraan seluruh masyarakat

Page 19: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64788/potongan/diploma-2013... · Teknologi penginderaan jauh dimanfaatkan untuk memperoleh data

19

secara berkeadilan dengan tetap menjaga kelestariannya. Pemanfaatan hutan

negara dapat dilakukan dengan pemberian izin usaha baik kepada perorangan

maupun kelompok melalui koperasi. Hal ini dilakukan agar masyarakat dapat ikut

mengelola hutan negara. Sedangkan pemanfaatan hutan hak dilakukan oleh

pemegang hak atas tanah yang bersangkutan, sesuai dengan fungsinya (UU No. 41

Tahun 1999 tentang Kehutanan).

Keputusan Menteri Nomor 101/KPR-V/1996 menyebutkan, hutan rakyat

adalah hutan yang tumbuh di atas tanah yang dibebani hak milik maupun hak

lainnya dengan ketentuan luas minimum 0,25 ha dan penutupan tajuk tanaman

kayu – kayuan lebih dari 50% dan atau pada tanaman tahun pertama sebanyak 500

pohon tiap hektar. Pada umumnya hutan rakyat merupakan hutan buatan, melalui

penanaman tanaman tahunan (tanaman keras) di lahan hak milik, baik secara

perorangan, marga maupun kelompok (Potret Hutan Provinsi Jawa Tengah, 2008).

Pengertian hutan rakyat secara sederhana adalah hutan yang tumbuh di atas lahan

milik rakyat, baik perorangan, kelompok ataupun lembaga. Menurut Raharjo

(2007) dalam Kurniawan (2011), hutan rakyat diartikan sebagai kelompok pohon -

pohonan yang didominasi oleh tumbuhan berkayu, luas dan kerapatannya cukup

sehingga dapat menciptakan iklim mikro yang berbeda dengan keadaan di

luarnya, dikelola dan dikuasai oleh rakyat. Kementerian Kehutanan

mendefinisikan hutan rakyat sebagai suatu lapangan di luar hutan negara yang

didominasi oleh sedemikian rupa sehingga secara keseluruhan merupakan

persekutuan hidup alam hayati beserta lingkungannya.

Proses terjadinya hutan rakyat dapat dibuat oleh manusia, dapat juga terjadi

secara alami, tetapi proses terjadinya hutan rakyat adakalanya berawal dari upaya

untuk merehabilitasi tanah - tanah kritis. Beberapa manfaat hutan rakyat

diantaranya adalah :

Meningkatkan pendapatan petani sekaligus meningkatkan kesejahteraan

hidupnya.

Memanfaatkan lahan yang tidak produktif secara maksimal dan lestari agar

menjadi lahan yang subur sehingga akan lebih baik untuk usaha tani tanaman

pangan.

Meningkatkan produksi kayu dalam mengatasi kekurangan kayu bakar, kayu

perkakas, bahan bangunan dan alat rumah tangga.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64788/potongan/diploma-2013... · Teknologi penginderaan jauh dimanfaatkan untuk memperoleh data

20

Menyediakan bahan baku industri yang memerlukan bahan baku kayu, seperti

pabrik kertas, pabrik korek api.

Menambah lapangan kerja bagi penduduk pedesaan.

Membantu mempercepat usaha rehabilitasi lahan dan mewujudkan terbinanya

lingkungan hidup sehat dan kelestarian sumber daya alam.

Pola hutan rakyat yang berkembang berdasarkan jenis tanaman dan pola

penanamannya berdasarkan Departemen Kehutanan (1990) digolongkan dalam

bentuk :

Hutan rakyat murni yaitu hutan rakyat yang terdiri dari satu jenis tanaman

pokok yang ditanam dan diusahakan secara homogen atau monokultur,

misalnya Jati, Akasia, Mahoni.

Hutan rakyat campuran, yaitu hutan rakyat yang terdiri dari berbagai jenis

pohon - pohon yang ditanam secara campuran, misalnya Jati dan Mahoni atau

Jati dan Sengon.

Hutan rakyat agroforestry, yaitu hutan rakyat yang mempunyai bentuk usaha

kombinasi kehutanan dengan usaha tani lainnya, seperti perkebunan, pertanian,

peternakan secara terpadu pada satu lokasi. Hutan rakyat ini berorientasi pada

optimalisasi pemanfaatan lahan baik dari segi ekonomi maupun ekologi (Potret

Hutan Provinsi Jawa Tengah, 2008).

1.6.7 Kriteria Hutan Sehat

Hutan yang sehat merupakan sumber air minum, sumber makanan dan obat

- obatan, pencegah banjir dan sumber penghidupan bagi masyarakat lokal.

Kimmins (1997) dalam Irwanto (2010) berpendapat, hutan sehat terbentuk apabila

faktor - faktor biotik dan abiotik dalam hutan tersebut tidak menjadi faktor

pembatas dalam pencapaian tujuan pengelolaan hutan saat ini maupun masa akan

datang. Kondisi hutan sehat ditandai oleh adanya pohon - pohon yang tumbuh

subur dan produktif, siklus hara cepat, tidak terjadi kerusakan signifikan oleh

organisme pengganggu tumbuhan, serta membentuk ekosistem yang khas.

Kesehatan hutan menekankan pada kondisi suatu tegakan dalam hubungannya

dengan manfaat yang diperoleh. Kelompok yang mendalami ekologi (ecosystem

centered) mengemukakan bahwa ekosistem hutan yang sehat tercapai bila tempat

tumbuhnya dapat mendukung ekosistem untuk memperbaharui dirinya sendiri

secara alami, mempertahankan diversitas penutupan vegetasi, menjamin stabilitas

Page 21: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64788/potongan/diploma-2013... · Teknologi penginderaan jauh dimanfaatkan untuk memperoleh data

21

habitat untuk flora dan fauna, serta terbentuknya hubungan fungsional di antara

komunitas tumbuhan, hewan dan lingkungan (Irwanto, 2010).

Kriteria hutan sehat dapat dinilai dari kemampuan hutan sebagai rumah

ekologi bagi kehidupan hayati. Banyaknya jenis tumbuhan, hewan dan

mikroorganisme dalam sebuah ekosistem hutan, maka hutan tersebut dapat

dikatakan dalam kondisi sehat. Hutan tidak dapat menjalankan fungsi sosialnya

tanpa pengelolaan yang mendukung tumbuhan untuk tumbuh, reproduksi dan daur

ulang nutrisi tanah. Vegetasi yang sehat merupakan vegetasi yang berwarna hijau

yang diakibatkan oleh adanya zat hijau daun. Pengelolaan kesehatan hutan

merupakan upaya dalam memadukan pengetahuan tentang ekosistem, dinamika

populasi dan genetika organisme pengganggu tumbuhan dengan pertimbangan

ekonomi untuk menjaga agar resiko kerusakan berada di bawah ambang kerugian

(Irwanto, 2010). Dengan kata lain, pengelolaan kesehatan hutan secara modern

berusaha untuk mengendalikan kerusakan tetap di bawah ambang ekonomi yang

masih dapat diterima.

Konsep penilaian kesehatan hutan menurut kerusakannya (Mangold, 1997

dalam Irwanto, 2010) menilai kesehatan hutan berdasarkan kesehatan pohon

penyusunnya, sedangkan kesehatan pohon dipengaruhi oleh kerusakan yang

terjadi pada pohon tersebut. Kerusakan atau cacat yang dimaksud adalah segala

macam kerusakan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman selanjutnya.

Kerusakan pohon dalam hutan dapat terjadi karena aktivitas patogen, serangga

atau faktor alami, termasuk aktivitas manusia. Kerusakan ini pada batas tertentu

dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pohon dalam hutan dan

secara keseluruhan dapat mempengaruhi kesehatan hutan. Apabila kerusakan itu

terjadi pada areal yang luas dan mematikan seluruh pohon - pohon di dalam

tegakan, maka akan menimbulkan kerusakan yang disebut katastropi. Apabila

kerusakan terjadi pada individu pohon namun berlangsung dalam jangka panjang,

dimungkinkan dapat menyebabkan kerusakan yang fatal dari segi ekonomi.

Dalam pengelolaan hutan masa kini dan masa depan, informasi tentang kerusakan

hutan sangat diperlukan untuk mengetahui perkembangan kondisi hutan.

1.6.8 Sistem Informasi Geografi

Sistem Informasi Geografi (SIG) merupakan suatu sistem berbasis komputer

yang memberikan empat kemampuan untuk menangani data bereferensi geografis,

Page 22: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64788/potongan/diploma-2013... · Teknologi penginderaan jauh dimanfaatkan untuk memperoleh data

22

yaitu pemasukan, pengelolaan atau manajemen data (penyimpanan dan

pengaktifan kembali), manipulasi dan analisis keluaran (Aronoff, 1989).

Informasi Geografis merupakan informasi kenampakan permukaan bumi.

Jadi informasi tersebut mengandung unsur posisi geografis, hubungan keruangan,

atribut dan waktu. SIG dapat mempresentasikan dunia nyata diatas monitor

komputer sebagaimana lembaran peta dapat merepresentasikan dunia nyata diatas

kertas, tetapi SIG memliki kekuatan lebih dan fleksibilitas daripada lembaran pada

kertas. Model data spasial SIG adalah raster dan vektor, tetapi dengan prioritas

tinggi kepada model data vektor. Model data raster menampilkan, menempatkan,

dan menyimpan data spasial dengan menggunakan stuktur matriks atau piksel -

piksel yang membentuk grid, sedangkan data vektor menggunakan titik, garis atau

poligon disertai atribut.

SIG menyimpan semua informasi deskriptif unsur - unsurnya sebagai atribut

- atribut didalam basis data. Kemudian SIG membentuk dan menyimpannya

didalam tabel - tabel (relational) dan menghubungkan unsur - unsur diatas dengan

tabel - tabel yang bersangkutan sehingga atribut dapat diakses melalui lokasi -

lokasi unsur - unsur peta, dan sebaliknya unsur - unsur peta juga dapat diakses

melalui atribut - atributnya.

1.6.9 Software ArcGIS 9.3

ArcGIS merupakan suatu software yang diciptakan oleh ESRI yang

digunakan dalam Sistem Informasi Geografi. ArcGIS merupakan software

pengolah data spasial yang mampu mendukung berbagai format data gabungan

dari tiga software yaitu ArcInfo, ArcView dan ArcEdit yang mempunyai

kemampuan dalam geoprocessing, modelling dan scripting serta mudah

diaplikasikan dalam berbagai tipe data. Desktop ArcGIS terdiri dari 4 modul yaitu

Arc Map, Arc Catalog, Arc Globe, dan Arc Toolbox dan model builder.

Arc Map mempunyai fungsi untuk menampilkan peta untuk proses, analisis

peta, proses editing peta dan mendesain secara kartografis.

Arc Catalog digunakan untuk management data atau mengatur management

file – file, seperti fungsi Explorer dalam Windows.

Arc Globe dapat digunakan untuk data yang terkait dengan data yang

universal, untuk tampilan 3D dan menampilkan Google Earth.

Model Builder digunakan untuk membuat diagram alur.

Page 23: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64788/potongan/diploma-2013... · Teknologi penginderaan jauh dimanfaatkan untuk memperoleh data

23

Arc Toolbox digunakan untuk menampilkan tools tambahan.

ArcGIS memiliki kemampuan analisis yang baik dalam bidang spasial yaitu

overlay. Overlay merupakan proses tumpangsusun atau penggabungan dua atau

lebih data grafis sehingga diperoleh data grafis baru yang memiliki satuan

pemetaan gabungan dari beberapa data grafis tersebut. Beberapa proses overlay

yang dapat dilakukan yaitu :

a. Identity, tumpang susun antara dua data grafis dengan batas terluar yang

digunakan sebagai acuan adalah data grafis pertama.

b. Intersect, proses tumpang susun antara dua data grafis, dimana data hasil

overlay berasal dari dua atau lebih data grafis yang bertampalan.

c. Union, tumpang susun antara dua data grafis, dimana batas luar yang

dihasilkan adalah data grafis masukan yang mempunyai batas terluar.

d. Dissolve, tumpang susun antara dua data grafis dengan penggabungan dua data

berdasarkan pada nilai yang berbeda pada atribut tertentu.

Tampilan peta dalam ArcGIS dibuat di ArcMap dan ditampilkan dalam

sebuah layout. Dalam tampilan layout terdapat tools yang berfungsi mengatur

tampilan peta pada sebidang media cetak ukuran tertentu.

Tabel 1.5 Spesifikasi Software ArcGIS 9.3

No Spesifikasi Uraian Keterangan

1 Nama Software

ArcGIS Merupakan paket software yang digunakan oleh masyarakat geographic imaging (pencitraan mengenai ilmu bumi), dirancang untuk image processing dan GIS.

2 Versi/Release 9.2 Merupakan versi yang terbaru dari seri ArcGIS 9.X

3 Diluncurkan tahun

2006 Software ini mulai dipasarkan dan dipakai oleh banyak pengguna mulai tahun 2006

4 Vendor atau Pembuat

Environment System Research Institute (ESRI)

Perusahaan pembuat software Sistem Informasi Geografi yang berasal dari USA. Produk terkenal lainnya adalah Arc/Info dan ArcView GIS

5 Operating System

Windows server 2003, NT 4.0, 2000, XP, Linux

Software ini dapat beroperasi di berbagai macam sistem windows minimal windows 2000.

Page 24: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64788/potongan/diploma-2013... · Teknologi penginderaan jauh dimanfaatkan untuk memperoleh data

24

Lanjutan Tabel 1.5

No Spesifikasi Uraian Keterangan

6 Minimum Hardware - Processor

- RAM - VGA Card

- Free space

Pentium X 800 MHz minimum 512 MB 800 X 600 @256 color resolution 207 MB harddisk

Software ini menggunakan spesifikasi hardware yang besar karena data yang dapat diolah merupakan data yang kompleks baik data raster maupun vektor. Semakin tinggi kapasitas hardware yang ada maka akan lebih mempercepat proses pada saat analisis data.

7 Kategori Software

GIS - Profesional IP - Viewer

Software GIS ini termasuk profesional karena memiliki berbagai fasilitas input data hingga output data yang lengkap. Image processing software ini termasuk hanya viewer saja karena kurang memiliki fasilitas format data yang lengkap.

8 Struktur Data (File)

Raster dan vektor Mampu menampilkan data baik dari format raster maupun vektor. Sangat banyak mendukung format data raster seperti *.tiff dll. Format data vektor yang didukung antara lain format data ErMapper yaitu *.ers.

9 Format Data (File)

*.shp *.shx *.dbf *.sbn *.sbx *.prj

*.shp format file yang menjelaskan feature geometri *.shx format file yang menjelaskan index pada feature geometri *.dbf format dBase yang menjelaskan tentang atribut feature *.prj format file hasil output

10 Fasilitas paket program yang terintegrasi dengan software inti

Database Manager dan Avenue

Database manager meng gunakan query bulder dan fasilitas table (dbf) sedangkan avenue merupa kan fasilitas paket program yang berupa bahasa pemrograman untuk costumize data.

Page 25: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64788/potongan/diploma-2013... · Teknologi penginderaan jauh dimanfaatkan untuk memperoleh data

25

Lanjutan Tabel 1.5

No Spesifikasi Uraian Keterangan

11 Fasilitas pada Software Inti (core)

Input + editing

Processing

Output (layout)

On screen digitizing dan register and transform tools Editing : edit theme dan atributnya. Overlay, buffering, 3D scene dan manipulasi analisis data lainnya. Peta data grafis dan atribut

Input (Digitasi on screen), yaitu proses pengubahan data grafis menjadi data grafis digital, dalam struktur data vektor yang disimpan dalam bentuk point, garis dan area dengan mengguna kan mouse langsung pada komputer. Kesalahan hasil input dapat dikoreksi atau diedit dengan menggunakan fasilitas yang ada. Processing merupakan fasilitas untuk menganalisis data yang ada seperti overlay peta, buffering dsb. Fasilitas layout merupakan fungsi untuk membuat komposisi peta untuk dicetak dalam bentuk hardcopy.

12 Format I/O data

Data Raster : *.tiff *.prj *.bmp *.hdr Data Vektor : *.arc *.pnt *.shp *.mif *.dxf *.sdl *.xyz

Format input data yang mendukung software ArcGIS sangat banyak berupa format raster dan format vektor.

13 Fasilitas khusus atau fasilitas lainnya

- 3D analyst - Image analyst - Spasial analyst - Edit tools - X-tools - dsb

Fasilitas - fasilitas khusus lainnya dapat digunakan dengan terlebih dahulu membuka ekstension yang ada.

Sumber: Modul Praktikum Pemanfaatan Perangkat Lunak Komputer

1.6.10 Batasan Istilah

Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya

alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam

Page 26: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64788/potongan/diploma-2013... · Teknologi penginderaan jauh dimanfaatkan untuk memperoleh data

26

lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan (Undang –

Undang RI No. 41 Tahun 1999).

Hutan Negara merupakan hutan yang berada pada tanah yang tidak dibebani hak

atas tanah (Undang – Undang RI No. 41 Tahun 1999).

Hutan Rakyat merupakan hutan hak yang berada pada tanah yang dibebani hak

milik (Undang – Undang RI No. 41 Tahun 1999).

Hutan Sehat merupakan ekosistem hutan yang memiliki ciri – ciri adanya pohon –

pohon yang tumbuh subur dan produktif, siklus hara cepat, tidak terjadi

kerusakan signifikan oleh organisme pengganggu tumbuhan, serta

membentuk ekosistem yang khas (Irwanto, 2010).

Indeks Vegetasi merupakan indeks yang menggambarkan tingkat kehijauan

(greenness) tanaman, yang merupakan kombinasi matematis antara saluran

merah dan saluran inframerah dekat yang digunakan sebagai indikator

keberadaan dan kondisi vegetasi (Lillesand dan Kiefer, 1997).

Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) merupakan salah satu indeks

yang paling sering digunakan. Kombinasi dari formula perbedaan normalisasi

dan penggunaan penyerapan dan reflektansi tertinggi klorofil membuat indeks

ini baik pada berbagai kondisi. (Vegetation Indices ENVI User’s Guide,

2005).

Structure Insensitive Pigmen Index (SIPI) adalah pengukuran reflektansi yang

dirancang untuk memaksimalkan merupakan pengukuran reflektansi yang

dirancang untuk memaksimalkan sensitivitas indeks untuk rasio karotenoid

massal, untuk klorofil sekaligus mengurangi sentivitas terhadap variasi dalam

struktur kanopi (Vegetation Indices ENVI User’s Guide, 2005).

Normalized Difference Water Index (NDWI) merupakan indeks vegetasi yang

mendeteksi konsentrasi air pada kanopi dimana tumbuhan yang sehat

memiliki air pada daun yang tidak berlebihan dan tidak kurang atau daun

kering (Vegetation Indices ENVI User’s Guide, 2005).

Page 27: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64788/potongan/diploma-2013... · Teknologi penginderaan jauh dimanfaatkan untuk memperoleh data

27

Tabel 1.6 Penelitian Sebelumnya

No Peneliti Tahun Judul Tujuan Penelitian Metode Hasil Penelitian

1 Ersila Agung

Wibowo 2008

Identifikasi Kerapatan Vegetasi Hutan Pada Citra Landsat 7 ETM+ di Sebagian Kabupaten Merauke Propinsi Papua

- Mengklasifikasikan tingkat kerapatan vegetasi hutan di Kab. Merauke

- Menyajikan informasi dalam bentuk peta hasil identifikasi kerapatan vegetasi hutan di Kab. Merauke

Klasifikasi citra digital, interpretasi citra, digitasi.

- Peta kerapatan vegetasi hutan sebagian Merauke, wilayah hutan paling luas merupakan kelas hutan kerapatan sedang (56,04%), tinggi (36,89%) dan rendah (7,07%)

- Peta penggunaan dan penutup lahan

- Luas kerapatan hutan dan luas penutup lahan

2 Praditya

Arif Kusuma

2009

Teknologi Transformasi NDVI untuk Pemetaan Kerapatan Vegetasi Pada Kawasan Hutan di Kabupaten dan Kota Magelang, Jawa Tengah

- Melakukan pemetaan kawasan hutan dengan teknologi transformasi NDVI di Kab. Magelang menggunakan data Penginderaan Jauh (Citra Landsat 7 ETM+)

Pemrosesan citra - NDVI, klasifikasi Supervised, penentuan sampel, overlay, perhitungan luas

Peta Kerapatan Vegetasi Pada Kawasan Hutan Kab. Magelang Skala 1:250.000; Sangat Jarang 1,80%; Rapat 77,67%; Sangat Rapat 15,65% dengan daerah terluas berada di Kec. Kajoran 14.596,5 Ha

3 Enggar Putri

Rintoarjani 2009

Teknologi Transformasi NDVI untuk Pemetaan Hutan di Kabupaten Madiun, Jawa Timur

- Aplikasi Landsat 7 ETM+ untuk pemetaan kawasan hutan dengan teknologi transformasi NDVI di Kab. Madiun

- Pembuatan informasi spasial yang menggambarkan kawasan hutan di Kab. Madiun

Pemrosesan citra - NDVI, klasifikasi Supervised, survei lapangan, overlay

- Peta Penutup Lahan Kab. Madiun Skala 1:250.000

- Peta hutan hasil NDVI dan klasifikasi vegetasi berdasar tingkat kerapatannya, kelas Sangat Rapat terluas 4004,186 Ha, kelas Sedikit Vegetasi terluas 1988,003 Ha

Page 28: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64788/potongan/diploma-2013... · Teknologi penginderaan jauh dimanfaatkan untuk memperoleh data

28

Lanjutan Tabel 1.6

No Peneliti Tahun Judul Tujuan Penelitian Metode Hasil Penelitian

4 Yogi

Utomo 2011

Pemetaan Tingkat Kesehatan Hutan Menggunakan Transformasi NDVI, SIPI, CRI 2 dan NDWI Sebagian Kabupaten Purworejo

- Pemanfaatan Penginderaan Jauh untuk pemetaan kesehatan hutan rakyat

- Pemantauan tingkat kesehatan hutan rakyat di Kab. Purworejo

Pemrosesan citra – NDVI, SIPI, CRI 2 dan NDWI, survei lapangan, perhitungan luas hutan sehat dan tidak sehat

- Peta NDVI, SIPI, CRI 2 dan NDWI sebagian Purworejo

- Peta tingkat kesehatan hutan sebagian Purworejo

- Luas hutan sehat dan tidak sehat, jumlah luas hutan sehat tahun 2011 meningkat dibandingkan tahun 2001, dengan kelas sangat sehat 15,61 km2 (2001) menjadi 28,31 km2 (2011)

5 Rizka

Luthfia 2013

Pemanfaatan Citra Landsat – 8 untuk Pemetaan Tingkat Kesehatan Hutan di Sebagian kabupaten Purworejo Menggunakan Transformasi indeks Vegetasi Pada ENVI 4.5

- Mengetahui ketelitian citra Landsat 8 untuk pemetaan kesehatan hutan

- Pemantauan persebaran hutan sehat di kawasan hutan rakyat Kabupaten Purworejo

Pemrosesan citra – NDVI, SIPI dan NDWI, survei lapangan untuk mengetahui kerapatan kanopi, perhitungan luas hutan sehat dan tidak sehat

- Peta NDVI, SIPI dan NDWI sebagian Purworejo

- Peta tingkat kesehatan hutan sebagian Purworejo

- Luas hutan sehat dan tidak sehat