bab i pendahuluan -...

11
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dieng merupakan kompleks pegunungan volkanik yang terdiri dari banyak kerucut gunungapi dengan ketinggian 1500-2000 meter di atas permukaan laut (Andriana, 2007), panjang 14 km dan rerata lebar 6 km, serta medan solfatara yang luas (Neumann van Padang, 1951). Jajaran kerucut-kerucut gunungapi tersebut membentuk arah baratlaut-tenggara, dan terletak di baratlaut Gunungapi Sindoro- Sumbing. Dalam Verstappen (2000), Dieng termasuk dalam kelompok gunungapi muda dengan kepundan-kepundan kecil yang aktif (Kuarter). Aktivitas vulkanik tersebut menyebabkan terbentuk berbagai bentuklahan, antara lain: kawah letusan (explosion craters), kawah melingkar berbatuan tuff (tuff-ring craters), kerucut scoria (scoria cones), gunungapi strato kecil (small strato volcano) dan aliran lava (lava flows). Berbagai proses geomorfologi akibat aktivitas kompleks Gunungapi Dieng adalah: letusan (eksplosif) dan efusif, letusan freatik, dan gas, di samping juga dijumpai fenomena sesar-sesar aktif akibat getaran letusan sebagai media aliran sulfatara, lumpur panas, atau gas-gas vulkanik lainnya (Verstappen, 2000). Danau Menjer sebagai danau kawah dengan dinding melingkar berbatuan tuff terdapat di bagian selatan kompleks Dieng, Gunungapi Bisma yang berbentuk seperti tapal kuda (horseshoe-shaped) merupakan gunungapi strato yang terletak di sebelah barat, sementara di bagian utara terdapat bentanglahan Telaga Merdodo, Pengilon, dan Telaga Warna sebagai telaga atau danau kawah (kaldera). Bentuk lahan kompleks Dieng terdiri dari kaki dan lereng gunungapi. Kompleks gunungapi Dieng merupakan salah satu kompleks gunungapi di Jawa Tengah yang disebut dengan kompleks Dieng Batur. Di tengah-tengah kompleks tersebut terdapat dataran tinggi yang disebut Plato Dieng. Keadaan relief dicerminkan oleh perbedaan ketinggian tempat yang bervariasi dari dataran tinggi primer, dataran

Upload: lethien

Post on 03-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/77249/potongan/S2-2015... · Perumusan Masalah Lahan di Kecamatan Kejajar secara intensif lebih dimanfaatkan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dieng merupakan kompleks pegunungan volkanik yang terdiri dari banyak

kerucut gunungapi dengan ketinggian 1500-2000 meter di atas permukaan laut

(Andriana, 2007), panjang 14 km dan rerata lebar 6 km, serta medan solfatara yang

luas (Neumann van Padang, 1951). Jajaran kerucut-kerucut gunungapi tersebut

membentuk arah baratlaut-tenggara, dan terletak di baratlaut Gunungapi Sindoro-

Sumbing. Dalam Verstappen (2000), Dieng termasuk dalam kelompok gunungapi

muda dengan kepundan-kepundan kecil yang aktif (Kuarter). Aktivitas vulkanik

tersebut menyebabkan terbentuk berbagai bentuklahan, antara lain: kawah letusan

(explosion craters), kawah melingkar berbatuan tuff (tuff-ring craters), kerucut scoria

(scoria cones), gunungapi strato kecil (small strato volcano) dan aliran lava (lava

flows). Berbagai proses geomorfologi akibat aktivitas kompleks Gunungapi Dieng

adalah: letusan (eksplosif) dan efusif, letusan freatik, dan gas, di samping juga

dijumpai fenomena sesar-sesar aktif akibat getaran letusan sebagai media aliran

sulfatara, lumpur panas, atau gas-gas vulkanik lainnya (Verstappen, 2000). Danau

Menjer sebagai danau kawah dengan dinding melingkar berbatuan tuff terdapat di

bagian selatan kompleks Dieng, Gunungapi Bisma yang berbentuk seperti tapal kuda

(horseshoe-shaped) merupakan gunungapi strato yang terletak di sebelah barat,

sementara di bagian utara terdapat bentanglahan Telaga Merdodo, Pengilon, dan

Telaga Warna sebagai telaga atau danau kawah (kaldera).

Bentuk lahan kompleks Dieng terdiri dari kaki dan lereng gunungapi.

Kompleks gunungapi Dieng merupakan salah satu kompleks gunungapi di Jawa

Tengah yang disebut dengan kompleks Dieng Batur. Di tengah-tengah kompleks

tersebut terdapat dataran tinggi yang disebut Plato Dieng. Keadaan relief dicerminkan

oleh perbedaan ketinggian tempat yang bervariasi dari dataran tinggi primer, dataran

Page 2: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/77249/potongan/S2-2015... · Perumusan Masalah Lahan di Kecamatan Kejajar secara intensif lebih dimanfaatkan

2

tinggi sekunder, dan dataran tinggi tersier (Tim Fakultas Geografi UGM, 2003).

Dataran tinggi primer merupakan kompleks dataran dengan ketinggian rata-rata 2.090

meter di atas permukaan laut, yang terletak di sekitar Gunungapi Prau, Juranggrawah,

dan Pangonan. Dataran tinggi sekunder adalah kompleks dataran dengan ketinggian

rata-rata 1.950 meter di atas permukaan laut yang dikelilingi Gunungapi Nogosari,

Pengamunamun, dan Gajah Mungkur. Dataran tinggi tersier merupakan kompleks

dataran dengan ketinggian antara 1.630 - 1.773 meter di atas permukaan laut yang

terletak antara Gunungapi Batur dan Pekasiran (Santosa, 2009).

Dataran Tinggi Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo merupakan

daerah penghasil sayuran terbesar di Kabupaten Wonosobo (Anonim, 1998).

Tanaman Kentang merupakan komuditas utama sayuran daerah tersebut. Adanya

anggapan bahwa tanaman kentang lebih menguntungkan dibandingkan komuditas

sayuran lainya, menjadi daya tarik dan mendorong petani setempat untuk terus

memperluas areal pertanaman kentang. Banyak lahan baru dicetak dengan cara

menggali bongkahan-bongkahan batu cadas yang menempel di lereng bukit dengan

kemiringan 25-30o (Anonim, 2002).

Meningkatnya aktivitas petani dalam memproduksi sayuran akan berpengaruh

terhadap organisme tanah. Adanya pembukaan lahan dan pengolahan tanah akan

menimbulkan perubahan lingkungan bagi organisme tanah, padahal kehadirannya

mempunyai peran besar terhadap berbagai proses yang terjadi pada tanah misalnya

proses dekomposisi, siklus karbon, dan agregasi tanah (Giller et al., 1997).

Cara pengolahan tanah, pemakaian pupuk serta penggunaan pestisida sangat

besar pengaruhnya terhadap kepadatan populasi organisme tanah (Ghabbour et al.,

1985). Cara pengolahan tanah di Pegunungan Dieng tidak menggunakan teknik

budidaya tanaman di daerah pegunungan sehingga tidak memperhatikan kaidah

konservasi maka pembudidayaan komoditas kentang telah mengubah wajah

Pegunungan Dieng. Selain itu pola bertanam dengan sistem guludan membujur

searah lereng dan tidak melingkar bukit adalah tindakan yang dapat mempercepat

Page 3: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/77249/potongan/S2-2015... · Perumusan Masalah Lahan di Kecamatan Kejajar secara intensif lebih dimanfaatkan

3

erosi. Eksploitasi lahan yang kurang memperhatikan upaya konservasi itu jelas akan

merusak lingkungan Gambar 1.1. menunjukkan pola penanaman searah kemiringan

lereng atau memotong kontur.

Gambar 1.1. Pola penanaman searah kemiringan lereng ataumemotong kontur.

Pencemaran tanah merupakan penurunan kualitas tanah yang disebabkan

karena terjadinya perubahan lingkungan alami tanah. Perubahan tersebut biasanya

disebabkan oleh aktivitas manusia. Pencemaran yang terjadi di Pegunungan Dieng

pada umumnya disebabkan oleh penggunaan pupuk yang berlebihan dengan dosis

besar yang sering dilakukan oleh petani. Berdasarkan standar yang ditetapkan

Departemen Pertanian (2007), pupuk yang digunakan untuk lahan pertanian kentang

seharusnya adalah 20-30 ton/ ha pupuk kotoran ayam, 200-300 kg/ha pupuk urea, dan

200-250 kg/ha pupuk TSP, tetapi petani menggunakan pupuk melebihi ukuran normal

menjadi 40 ton/ha pupuk kotoran ayam yang masih mentah, 500 kg/ha pupuk urea

dan 300 kg/ha pupuk TSP. Faktor-faktor ini dapat menyebabkan pencemaran tanah,

Page 4: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/77249/potongan/S2-2015... · Perumusan Masalah Lahan di Kecamatan Kejajar secara intensif lebih dimanfaatkan

4

sehingga dampaknya berupa perubahan sifat fisika dan kimia tanah serta

berkurangnya populasi binatang tanah.

Penyebab pencemaran tanah di Pegunungan Dieng paling besar adalah

penggunaan pestisida. Penggunaan pestisida mempunyai pengaruh besar terhadap

populasi organisme tanah. Pengaruh yang ditimbulkan dapat langsung berupa racun

bagi organisme tanah atau secara tidak langsung berupa perubahan sifat fisika kimia

tanah akibat residu pestisida yang terakumulasi dalam tanah (Sastrodihardjo et al.,

1978).

Dalam penelitian ini menggunakan organisme sebagai indikator tercemarnya

tanah. Adapun organisme yang dikaji berupa cacing tanah (Pheretima sp.). Hal ini

karena keberadaan cacing tanah dapat meningkatkan kandungan nutrisi pada tanah

yang akan menyuburkan tanah. Populasi cacing tanah dipengaruhi oleh kondisi tanah

habitatnya, seperti kondisi suhu, kelembapan, pH, salinitas, aerasi, dan struktur tanah.

Pencemaran tanah dapat menyebabkan cacing pada tanah mati. Selain itu, dalam

penelitian ini hanya mengkaji ada tidaknya organisme tanah yang berupa cacing tanah

di lahan pertanian tanaman kentang yang menggunakan pupuk dalam waktu lama

(lebih dari 5 tahun) dengan lahan pertanian kentang yang baru menggunakan pupuk

(kurang dari 5 tahun).

1.2. Perumusan Masalah

Lahan di Kecamatan Kejajar secara intensif lebih dimanfaatkan untuk

tanaman kentang dibandingkan dengan tanaman lainnya. Pada tahun 2010 terdapat

3.511 hektar lahan yang ditanami tanaman kentang, dengan kapasitas produksi

setahunnya mencapai 507.851 kwintal per tahun. Angka tersebut jauh lebih besar jika

dibandingkan pada tahun 2009 yang luas lahan tanaman kentangnya seluas 2.474

hektar, dengan produksi sebanyak 377.682 kwintal per tahun. Dari angka tersebut

dapat dilihat bahwa bercocok tanam tanaman kentang semakin meningkat dari tahun

ke tahun (Suara Merdeka, 2011).

Page 5: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/77249/potongan/S2-2015... · Perumusan Masalah Lahan di Kecamatan Kejajar secara intensif lebih dimanfaatkan

5

Perlakuan tanaman kentang yang dapat dikatakan berbeda dibandingkan

dengan tanaman lain adalah mengenai pola penanaman, pengairan, serta

pemupukannya.

Pemupukan dan penggunaan pestisida yang berlebih seperti yang telah

dijelaskan di atas akan menyebabkan tanah menjadi rusak. Kerusakan tersebut dapat

berupa kimia, fisika, ataupun biologi tanah. Rusaknya kimia tanah disebabkan oleh

penggunaan pupuk yang berlebih dan menyebabkan rusaknya keseimbangan unsur

hara di dalam tanah. Selain itu, tanah akan kelebihan unsur hara (terutama N) yang

akan menyebabkan sifat fisik tanah berupa struktur tanah juga akan terganggu.

Penggunaan pupuk kandang dalam kondisi mentah secara berlebih akan membuat

tanah sulit mengikat air, sehingga tanah akan semakin mudah terlindi dan

menyebabkan tanah semakin mudah tererosi. Pemupukan di lahan pertanian

Kecamatan Kejajar menggunakan pupuk kandang dari kotoran ayam dan urea serta

berbagai macam pestisida dengan dosis tinggi.

Pupuk kandang yang berasal dari kotoran ayam mengandung nitrogen paling

tinggi bila dibandingkan pupuk kandang dari kotoran hewan lainya, yaitu 1 %. Pupuk

urea (NH2-CO-NH2) mengandung nitrogen (N) sebesar 46 %. Kedua pupuk tersebut

apabila terlalu banyak digunakan dan secara terus menerus berpengaruh kurang baik,

karena mengandung nitrogen (N) yang tinggi. Penggunaan pupuk kandang yang

mengandung nitrogen (N) tinggi akan menyebabkan penurunan kualitas tanaman

karena menurunkan kadar karbohidrat dalam tanaman sebagai akibat adanya

kompetisi antara penyusunan karbohidrat (pati, sukrosa, dan polifruktosa) dan

penyusunan asam amino, yang dianggap penting untuk tanaman kentang, ketela,

umbi-umbian, dan tanaman lain yang diharapkan produksi karbohidratnya tinggi.

Pemberian N yang tinggi juga akan mengakibatkan tanaman mudah rebah terutama di

bagian ruas menjadi lemah dan daya tahan tanaman terhadap penyakit menurun yang

disebabkan karena sistem perakaran relatif menjadi lebih sempit (Rosmarkam dan

Yuwono, 2002).

Page 6: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/77249/potongan/S2-2015... · Perumusan Masalah Lahan di Kecamatan Kejajar secara intensif lebih dimanfaatkan

6

Ditinjau dari aspek biologi, pemberian pupuk yang mengandung nitrogen (N)

tinggi akan menyebabkan tumbuhnya jamur. Tumbuhnya jamur dalam tanah akan

berakibat tanaman kentang mudah terserang penyakit jamur yang menyebabkan

kentang cepat membusuk. Penggunaan pestisida dapat mengatasi masalah hama dan

penyakit namun akan menimbulkan efek samping terhadap lingkungan apabila tidak

digunakan secara bijaksana (Charlena, 2004). Dengan terganggunya sumber daya

hayati dan lingkungan, maka akan menyebabkan berkurangnya tingkat populasi

mikroorganisme tanah terutama dekomposer, sehingga akan berpengaruh terhadap

berkurangnya bahan organik dalam tanah. Tanah yang kekurangan bahan organik

akan menjadi lebih padat, sehingga dapat menghambat akar tanaman dalam menyerap

unsur hara. Berkurangnya unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman

akan mengakibatkan rendahnya produktivitas tanaman itu sendiri (Fery, 1999).

Berkaitan dengan hal tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan penting

sebagai berikut :

(1) Bagaimana pengaruh kerusakan lingkungan pada tanah pertanian akibat

penggunaan pupuk anorganik dan organik terhadap sifat fisik dan kimia tanah

dengan indikator cacing tanah di daerah penelitian?

(2) Bagaimana keberadaan Cacing tanah sebelum dan sesudah 5 tahun

pengelolaan tanah dengan pemupukan di daerah penelitian?

(3) Bagaimana rumusan strategi pengelolaan lingkungan yang diterapkan pada

tanah yang telah digunakan sebagai lahan pertanian kentang lebih dari 5 tahun

di daerah penelitian?

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang ada maka peneliti merasa

penting dilakukan penelitian dengan judul “Kajian Kerusakan Lingkungan pada

Lahan Pertanian akibat Pemupukan”. Studi kasus di Kecamatan Kejajar,

Kabupaten Wonosobo.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/77249/potongan/S2-2015... · Perumusan Masalah Lahan di Kecamatan Kejajar secara intensif lebih dimanfaatkan

7

1.3. Keaslian dan Batasan Penelitian

Seperti yang telah diuraikan dalam bab sebelumnya, penelitian mengenai

kajian kerusakan lingkungan di Dataran Tinggi Dieng Wonosobo telah banyak

dilakukan. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk menjabarkan penelitian-penelitian

terdahulu untuk dijadikan sebagai telaah pustaka sekaligus untuk mempertegas

keaslian penelitian yang dilakukan kali ini. Penelitian-penelitian terdahulu mencakup

penelitian yang dilakukan pada lokasi penelitian yang serupa dengan penelitian ini,

serta penelitian pada kajian yang sama dengan lokasi yang berbeda.

Penelitian terdahulu oleh Reni Andriana (2007) dilakukan di Kawasan

Lindung Dataran Tinggi Dieng Kabupaten Wonosobo. Penelitian ini mengkaji kondisi

lahan di dataran tinggi Dieng sebagai kawasan lindung. Metode yang digunakan

dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif, yaitu dengan mendeskripsikan

data baik data primer maupun data sekunder yang kemudian dianalisis dan dievaluasi.

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah kondisi lingkungan dataran tinggi

Dieng yang sangat jauh sebagai kawasan lindung karena kawasan lindung ini kondisi

tutupan lahanya sangat buruk, vegetasi di kawasan lindung sangat jarang dan terlalu

tingginya campur tangan manusia atas kerusakan kawasan lindung. Penelitian pada

lokasi di sekitar kawasan Dataran Tinggi Dieng juga dilakukan oleh Retno Sri Rejeki

(2008) yang mengkaji pengelolaan lingkungan pada Kawasan Sumbing-Sindoro,

dimana kawasan ini merupakan kawasan dataran tinggi Dieng. Metode yang

digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif dengan teknik sampling

wawancara dan observasi. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa kondisi lahan

di kawasan Sindoro-Sumbing sudah mengalami kerusakan dengan laju erosi yang

mencapai 108,12 ton per hektar setiap tahunnya dengan tingkat bahaya erosi

mencapai 11,26, dimana angka ini termasuk dalam kategori sangat tinggi. Kondisi

kawasan Gunung Sindoro-Sumbing tersebut juga dipengaruhi oleh faktor social

ekonomi dan budaya masyarakat setempat antara lain pola pengolahan lahan yang

belum sesuai peruntukan dan masih kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai

Page 8: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/77249/potongan/S2-2015... · Perumusan Masalah Lahan di Kecamatan Kejajar secara intensif lebih dimanfaatkan

8

pentingnya lingkungan sehingga peran serta masyarakat dalam pengelolaan

lingkungan sangatlah rendah.

Kurnia et al. (2000) melakukan penelitian mengenai teknik konservasi tanah di

lahan budidaya sayuran pada dataran tinggi di Pulau Jawa. Pada penelitian ini

dibuktikan teknik konservasi bedengan yang benar agar dapat diterima oleh petani

dataran tinggi. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan metode survei langsung di dataran tinggi. Berdasarkan penelitian ini

telah dibuktikan bahwa dengan teknik bedengan yang benar yang memotong arah

lereng tidak mengurangi kuantitas hasil pertanian yang diperoleh. Sehingga

diharapkan dengan penelitian ini petani dengan sendirinya berniat untuk mengubah

pola tanam didataran tinggi.

Penelitian berikutnya adalah kajian mengenai strukturr dan komposisi

makrofauna tanah sebagai bioindikator kesehatan tanah pada kasus sistem

penggunaan lahan di HTI Sengon. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi

makrofauna tanah yang dapat digunakan sebagai bioindikator. Metode yang

digunakan adalah metode survei langsung dan menggunakan data sekunder. Dalam

penelitian ini makrofauna tanah sebagai bioindikator yang paling dominan adalah

rayap (Reticulitermes sp.) dan Lundi putih (Phyllophaga sp.)

Penelitian lainnya yang dapat digunakan sebagai telaah pustaka adalah kajian

yang dilakukan oleh Novonty et al. (2009). Pada penelitian ini dikaji pencemaran

pupuk kimia di 4 (empat) negara berkembang di ASEAN. Berdasarkan hasil yang

diperoleh pada penelitian disebutkan bahwa sebagian besar pemupukan kimia

(nitrogen) tidak diserap oleh tanaman tetapi dilepaskan ke lingkungan yang tentunya

akan mencemari lingkungan sekitar tanaman.

Penelitian-penelitian terdahulu yang dapat dijadikan referensi sekaligus

sebagai perbandingan untuk menunjukkan keaslian penelitian ini disajikan dalam

Tabel 1.1.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/77249/potongan/S2-2015... · Perumusan Masalah Lahan di Kecamatan Kejajar secara intensif lebih dimanfaatkan

9

Tabel 1.1. Perbandingan Penelitian yang dilakukan Peneliti dengan Peneliti

Terdahulu

Sum be r : Telaa h Pu staka da n Pe ru m usa n, 2 01 4

No Pen eli ti , Ta hun,J udul T ujuan Uta ma M e tode Ha s il

1 .

R eni An dria na, 20 07Eva lu asi Kawa sanL in d ung D ata ranTin gg i Die ngKa bu pa ten W o noso bo

M en ga na lis is d anm en ge valua si ko ndisil in gku ng an fis ik d ansosial e kono m ib ud aya m a syarakat dika wasa n lind un gDie ng Kab up ate nW o no so bo

M eto de p en elit iande skrip tif

Ko n disi l in gku ng an da ta ra n t in gg iDien g sa ng at ja uh da ri ka wasa nlind un g, de ng an lap isan o la h ya ngsan gat tipis; ko ndisi tutup an la ha nsan gat b uruk: t in gg in ya ca m purta nga n ma nu sia atas ke ru sakankawa san lin du ng da tara n tin gg iDien g.

2 .

R etno Sri Rejeki ,2 00 8Ka jian Pen ge lo la anL in gku ng an pa daKa wasa n Gun un gSu mb ing -S ind oro

Un tu km en gide nt ifikasitin gkat kerusa kanlah an , m en ga na lis iste ntan g fakto rfakto rp en ye ba b ke rusa ka nlah an sertam ere ko m en da sip erb aika np en ge lo la an Kawa sanGu nu ng S in do roSum b in g

Te kn ik sa m plin gwa wa nca ra d anob servasi

Ko n disi lah an di Ka wasa n S ind oroSu m bing sud ah me ng alam ikerusa kan de ng an laju ero si ya ngm enca pa i 1 08 ,12 to n/h a/tah unda n ting ka t ba ha ya e rosim enca pa i 11 ,2 6 yan g te rm asu kpa da katego risan gat t in gg i. Kon disi ka wa sanGun un g S in do ro Sum bingte rse bu t ju ga d ip en ga ru hi olehfaktor p en go la ha n la ha n sertafaktor so sia l eko no mi d an bud ayam asyaraka t se tem p at an ta ra la inpo la pe ng olah an la ha n ya ngbe lu m sesu ai p eru ntu kan nya,m asih kura ng nyape ng eta hu an ma syaraka t ten ta ngpe nt ing n ya lin gkun ga n, sertaren da hnya pa rtisip asim asyaraka t da la m p en ge lo la anling kun ga n.

3

Vladim ir et a l., 20 09Pe rba nd in ga n Po lu siPu pu k K im ia d i 4(e mp a t) Ne ga raBe rke m ba ng di Asia n

M en ge ta hu i p en ga ru hp en gg un aa n p up ukkim ia terh ad aplin gku ng an

Th e fou r co u ntriesare e xp erien cin grap id e co n om icgro wth u nd er atre me nd ou spo pu lation gro wthpre ssure tha t, withth eexce ptio n o f Ch ina,will co ntin uewith ou t leve ling ofin a fo rese eab lefu ture

Se b ag ian be sar pe m upu kannitrog en tid ak d isera p olehta nam a n teta pi d ilep aska n keling kun ga n

4

U ndan g Kurnia dk k. ,2 00 0Te kno lo gi Ko nservasiTa na h pa da Bud id ayaSa yu ran D ata ranTin gg i

M em bu ktikan tekn ikko nservasi b ed en ganyan g be na r ag ard ap at diterim a p eta nid ata ran ting gi

Pen era pa n te knikkon servasi seca ralan gsun g dida ta ran ting gi

Tekn ik kon servasi ya ngdite ra pka n d i da ta ran t in gg i tida km eng ura ng i kuan titas ha silpe rtan ia n.

5Sugiya rto, 20 05St ru ktur danKo mp osisiM a kro fa un a Ta na hSe ba ga i B ioind ika torKe se h ata n T an ahp ad a Ka sus S istemPe ng gu na an La ha n d iH TI Se ng on

Id en tifika sim akrofau na ta na h

Id en tif ika silan gsun g dan d ataseku nd er

M akrofa un a ta na h yang pa lingdo mina n ada lah ra yap(Ret icu lite rme s sp .) d a n L un dipu tih (Phyllo ph ag a sp .)

6

A ma llia Pus pitas ari,2 01 3Ka jian B io ind ikatorPe ncem a ran Tan ahAkiba t Pem u puka n

M en gkaji p en garu hp en gg un aa n p up ukb erleb ih da nke bera da ano rg a nism e ta na h p ad ata na h ya ng te la hd io la h < 5 ta hu n da n >5 ta hu n

Ob se rvasilan gsun g dan d ataseku nd er

Pe n urun an kep ad ata n p op ulasicacing tan ah ya ng m e rupa kanin dikato r p en cem ara n tan ahdiseb abka n oleh keru sakan sifatfisik da n kimia tan ah akibatpe ng gu na an pu pu k be rle bih.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/77249/potongan/S2-2015... · Perumusan Masalah Lahan di Kecamatan Kejajar secara intensif lebih dimanfaatkan

10

Berdasarkan telaah pustaka hasil-hasil penelitian terdahulu, maka dapat

dirumuskan perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian terdahulu, baik

ditinjau dari bidang kajian, lokasi maupun tujuan penelitian. Penelitian sebelumnya

lebih banyak mengkaji kerusakan lingkungan kawasan dataran tinggi Dieng secara

fisik dan sosial ekonomi serta budaya masyarakat yang merusak kawasan lindung

tersebut. Selain itu, penelitian yang dilakukan di 4 (empat) negara berkembang di

ASIA membuktikan bahwa penggunaan pupuk N (nitrogen) yang berlebihan pada

tanaman tidak akan banyak yang terserap tanaman tetapi sebagian besar masuk ke

tanah dan merusak lingkungan.

Berbeda dengan kajian – kajian sebelumnya, penelitian difokuskan pada

keberadaan organisme tanah (cacing tanah) yang terpengaruh oleh penggunaan pupuk

yang berlebihan. Sejauh ini, kajian yang demikian belum dilakukan di kecamatan

Kejajar yang mengalami kerusakan lingkungan terutama kondisi lahan akibat

penggunaan pupuk yang berlebihan.

1.4. Tujuan Penelitian

Berpijak pada topik dan rumusan masalah serta lingkup kajian penelitian yang

didukung oleh konsep teori yang ada, maka penelitian ini bertujuan untuk:

(1) mengkaji pengaruh penggunaan pupuk anorganik dan organik pada lahan

pertanian terhadap kerusakan tanah melalui sifat fisik, kimia, dan biologi tanah

dengan indikator cacing tanah;

(2) menentukan tingkat kerusakan tanah (pencemaran tanah) dengan bioindikator

keberadaan organisme tanah (cacing tanah) pada lahan pertanian kentang yang

telah diolah sebelum 5 tahun dan setelah 5 tahun sebagai indikasi terjadinya

pencemaran akibat penggunaan pupuk anorganik dan organik berlebihan;

(3) menyusun rumusan strategi pengelolaan lingkungan pada tanah yang telah

digunakan sebagai lahan pertanian kentang setelah lebih dari 5 tahun.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/77249/potongan/S2-2015... · Perumusan Masalah Lahan di Kecamatan Kejajar secara intensif lebih dimanfaatkan

11

1.5. Manfaat Penelitian

Penelitian ini berusaha mengkaji pengaruh pencemaran lingkungan tanah

akibat pemupukan yang berlebihan, keberadaan organisme tanah (cacing tanah) yang

dapat digunakan sebagai bioindikator pencemaran tanah pada tanah yang telah

digunakan sebagai lahan pertanian kentang sebelum 5 tahun dan setelah 5 tahun

ditanami, dan strategi pengelolaan lingkungan untuk mengatasi tanah yang telah

dijadikan lahan pertanian kentang selama lebih dari 5 tahun. Oleh sebab itu,

dilakukan penelitian ini yang diharapkan mempunyai manfaat:

(1) Bagi ilmu pengetahuan :

Sebagai sumber referensi dan informasi yang dapat digunakan untuk

penelitian-penelitian selanjutnya, khususnya yang berkaitan dengan

pencemaran tanah akibat pemupukan.

(2) Bagi pembangunan :

Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi pemerintah daerah khususnya

pengambil keputusan dalam upaya pengelolaan tanah di daerah penelitian.