sistem penginderaan
DESCRIPTION
Sistem PengindraanTRANSCRIPT
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2 Latar Belakang
Manusia membutuhkan informasi berupa rangsangan dari lingkungan luar sekitar
untuk dapat menjalani hidupnya dengan baik. Agar rangsangan yang berasal dari luar
tubuh dapat ditangkap dibutuhkan alat-alat tubuh tertentu yang bernama indera. Kelima
alat indera itu adalah mata, hidung, telinga atau kuping, kulit dan lidah.
Setiap orang normalnya memiliki lima atau panca indera yang berfungsi dengan
baik untuk menangkap rangsangan sehingga dapat memberikan respon sesuai dengan
keinginan atau sesuai dengan insting kita. Orang yang cacat indera masih bisa hidup
namun tidak akan bisa menikmati hidup layaknya manusia normal.
1.3 Rumusan masalah
1. Apa saja organ – organ panca indera ?
2. Apa saja fungsi organ-organ sistem panca indera ?
1.4 Tujuan
1. Mengidentifikasi organ-organ sistem panca indera.
2. Mengidentifikasi fungsi organ-organ sistem panca indera.
1
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian Sistem Panca Indera
Panca Indera adalah organ-organ akhir yang dikhususkan untuk menerima jenis
rangsangan tertentu. Serabut saraf yang menanganinya merupakan alat perantara yang
membawa kesan rasa (sensori impression) dari organ indera menuju ke otak perasaan ini
ditafsirkan.
Beberapa kesan timbul dari luar seperti sentuhan , pengecapan, penglihatan,
penciuman dan suara. Ada kesan yang timbul dari dalam antara lain, lapar, haus, dan rasa
sakit.
Dalam segala hal, serabut saraf sensorik dilengkapi dengan ujung akhir khusus
mengumpulkan rangsangan yang khas dimana setiap organ berhubungan. Sistem indera
memerlukan sistem saraf yang menghubungkan badan indera dengan sistem saraf pusat.
Organ indera adalah sel-sel tertentu yang dapat menerima stimulus dari lingkungan
maupun dari dalam badan sendiri untuk diteruskan sebagai implus saraf melalui serabut
saraf ke pusat susunan saraf. Setiap organ indera menerima stimulus, menghasilkan dan
mengirim impuls saraf, interpretasi dari pada semua organ indera dapat diklasifikasikan
menjadi dua yaitu, organ indera umum seperti reseptor raba tersebar di seluruh tubuh dan
organ indera khusus seperti putting pengecap penyebarannya terbatas pada lidah.
1. INDERA PENGLIHATAN (MATA)
Indera penglihatan yang terletak pada mata (organ visus) terdiri dari organ okuli
assesoria (alat bantu mata) dan oculus (bola mata). Saraf indera penglihatan, saraf optikus
urat saraf cranial kedua), timbul dari sel-sel ganglion dalam retina, bergabung untuk
membentuk saraf optikus.
a. Alis
Dua potong kulit tebal yang melengkung ditumbuhhi oleh bulu yang berfungsi
sebagai pelindung mata dari sinar matahari yang sangat tarik dan sebagai alat
kecantikan.
b. Kelopak Mata
Terdiri dari 2 bagian kelopak mata atas dan kelopak mata bawa, fungsinya adalah
sebagai pelindung mata sewaktu-waktu kalau ada gangguan pada mata (menutup
dan membuka mata).
2
c. Organ Okuli Assesoria (Alat pembantu mata),
terdapat disekitar bola mata yang sangat erat hubungannya dengan mata, terdiri
dari:
1. Kavum Orbita. Merupakan rongga mata yang bentunya seperti kerucut
dengan puncaknya mengarah ke depan dan ke dalam.
Dinding rongga mata dibentuk oleh tulang :
Os Frontalis.
Os Zigomatikum.
Os Stenoidal.
Os Etmoidal.
Os Palatum.
Os Lakrimal.
Rongga mata mempunyai beberapa celah yang menghubungkan rongga
mata dengan rongga otak, rongga hidung, rongga etmoidalis dan
sebagainya. Rongga bola mata ini berisi jaringan lemak, otot, fasia, saraf,
pembuluh darah dan apparatus lakrimalis.
2. Supersilium (alis mata).
Merupakan batas orbita dan potong kulit tebal yang melengkung, ditumbuhi
oleh bulu pendek yang berfungsi sebagai kosmetik atau alat kecantikan.
3. Palpebra (kelopak mata).
Merupakan 2 buah lipatan atas dan bawah kulti yang terletak didepan
bulbus okuli, kelopak mata atas lebih besar dari kelopak mata bawah.
Kelopak mata atas lebih mudah digerakkan yang terdiri dari muskulus
levator palpebra superior.Pada ujung kelopak mata terdapat silia (bulu
3
mata). Tarsus merupakan bagian dari kelopak yang berlipat-lipat.pada
kedua tarsus terdapat beberapa kelenjar, yaitu:
Kelenjar tarsalia.
Kelenjar sebasea.
Kelenjar keringat.
4. Apartus Lakrimalis (Air mata). Air mata dihasilkan oleh kelenjar lakrimalis
superior dan inferior, melalui duktus eksretorius lakrimalis masuk ke
dalamsakus konjungtiva, melalui bagian depan bola mata ke dalam kanalis
lakrimalis mengalir ke duktus nasokrimalis terus ke meatus nasalis inferior.
5. Muskulus okuli (Otot mata). Merupakan otot ekstrinsik mata yang terdiri
dari 7 buah otot; 6 buah otot diantaranya melekat dengan os kavum
orbitalis, dan 1 buah mengangkat kelopak mata ke atas.
Muskulus levator palpebra superior inferior., fungsinya mengangkat
kelopak mata.
Muskulus orbikularis okuli otot lingkar mata, fungsinya untuk
menuup mata.
Muskulus rektus okuli inferior (otot di sekitar mata), fungsinya
untuk menutup mata.
Muskulus rektus okuli medial (otot di sekitar mata), fungsinya
menggerakkan mata dalam (bola mata).
Muskulus obliques okuli inferior, fungsinya menggerakkan bola
mata ke atas, ke bawah dan ke luar.
Muskulus obliques okuli superior, fungsinya memutar mata ke atas,
ke bawah dan ke luar.
Muskulus rektus okuli berorigo pada annulus tendineus komunis, yang
merupakan fibrosus yang menyelubungi nervus optikus.
Strabismus (juling) disebabkan tidak seimbangnya atau paralise
kelumpuhan fungsi dari salah satu otot mata.
d. Okulus (Mata)
Meliputi bola mata (bulbus okuli). Nervus optikus saraf otak II, merupakan saraf
otak yang menghubungkan bulbus okuli dengan otak dan merupakan bagian
penting dari organ visus.
Tunika okuli, terdiri dari:
a. Kornea.
4
Merupakan selaput yang tembus cahaya, melalui kornea kita dapat melihat
membran pupil dan iris. Penampang kornea lebih tebal dari sclera, terdiri dari
5 lapisan epitel kornea, 2 lamina elastika anterior (bowmen), 3 substansi
propia, 4 lamina elastika posterior dan 5 endotelium. Kornea tidak
mengandung pembuluh darah. Peralihan antara kornea ke sclera disebut sclera
corneal junction.
b. Sklera.
Merupakan lapisan fibrous yang elastik yang merupakan bagian dinding
luar bola mata dan, bagian depan sclera tertutup oleh kantong konjungtiva.
Tunika vaskulosa okuli. Merupakan lapisan tengah dan sangat peka akan
pembuluh dara. Lapisan ini menurut letaknya terbagi atas 3 bagian yaitu:
a. Koroid.
Merupakan selaput yng tipis dan lembab merupakan bagian belakang tunika
vaskulosa. Fungsinya memberikan nutrisi pada tunika.
b. Korpus siliaris.
Merupakan lapisan yang tebal terbentang mulai dari ora serata sampai ke
iris. Bentuk keseluruhan seperti cincin, korpus siliaris terdiri dari orbikulus
siliaris, korona siliaris dan muskulus siliaris terdapat pada bagian luar korpus
siliaris antara sclera dan korona siliaris.
Fungsinya untuk adanya akomodasi, pada proses melihat muskulus siliaris
harus berkontraksi.
c. Iris.
Merupakan bagian terdepan tunika vaskulosa okuli, berwarna karena
mengandung pigmen, berbentuk bulat seperti piring dengan penampang 12
mm, tebal ½ mm, di tengah terletak di bagian berlubang yang di sebut pupil.
Pupil berguna untuk mengatur cahaya yang masuk ke mata. Bagian belakang
dari ujung iris menempel pada lensa mata, sedangkan ujung pinggirnya
melanjut sampai ke korpus siliaris.
Pada iris terdapat 2 buah otot : Muskulus spinter pupila pada pinggir iris dan
muskulus dilatator pupila terdapat agak ke pangkal iris dan banyak
mengandung pembuluh darah dan sangat mudah terkena radang bisa menjalar
ke korpus siliaris.
d. Tunika nefrosa
5
Merupakan lapisan terdalam bola mata disebut retina, retina terbagi atas 3
bagian:
Pars Optika Retina, dimulai dari kutub belakang bola mata sampai di
depan khatulistiwa bola mata.
Pars Siliaris, merupakan lapisan yang dilapisi bagian dalam korpus siliar.
Pars Iridika melapisi bagian permukaan belakang iris.
Retina terdapat di bagian belakang berlanjut sampai ke nervus optikus,
secara histologist retina terdiri dari 10 lapisan, pembagian lapisannya:
- Lapisan 1 lapisan berpigment
- Lapisan 2, 4 dan sebagian 5 lapisan fotoreseptika.
- Lapian 5 (sisa), 6,7,8,9, merupakan lapisan neuron.
- Lapisan 3 dan 10 sebagai lapisan penunjang.
Pada daerah makula lutea, retina megalami penyederhanaan sesuai dengan
fungsinya untuk melihat jelas. Semua akson dari neuron ganglion berkumpul pada
bagian belakang dari optik disk (papilla). Optik disk disebut juga titik buta, oleh
karena cahaya yang jatuh didaerah ini memberikan kesan dapat melihat. Bulbus okuli
berisi tiga jenis cairan refracting media dan masing-masing cairan mempunyai
kekentlan yang berbeda.
1. Aques Humor. Cairan seperti limfe yang mengisi bagian depan mata, cairan ini
diperkirakan dihasilkan oleh prossesus siliaris kemudian masuk ke dalam
kamera okuli posterior, melalui celah fotana (sudut iris) masuk ke dalam
kamera okuli anterior.
2. Lensa Kristalina. Merupakan masa yang tembus cahaya berbentuk bikonkaf
terletak antara iris dan dan korpus vitrious yang sangat elastic. Kedua ujung
lensa ini diikat oleh ligamentum suspensorium, lensa ini terdiri dari 5 lapisan.
3. Korpus Vitrous. Merupakan cairan bening kental seperti agar, terletak antara
lensa dan retina, isinya merupakan 4/5 bagian dari pada bulbus okuli, sehingga
bola mata ini tidak kempes.
KELENJAR AIR MATA
6
SISTEM PENGLIHATAN
7
e. Fungsi Mata
Sebagai indera penglihatan yang menerima rangsangan berkas-berkas cahaya
pada retina dengan perantaraan serabut-serabut nervus optikus, menghantarkan
rangsangan ini ke pusat penglihatan pada otk untuk ditafsirkan.
Fungsi refraksi mata
Bila cahaya yang jatuh di atas mata menimbulkn bayangan yang letaknya
difokuskan pada retina. Bayangan itu akan menembus dan diubh oleh lensa badan
aques dn vitrous, lens membiaskan cahaya dan memfokuskan bayangan pada retina
bersatu menangkap sebuah titik bayangan yang difokuskan.
Kelenjar air mata
Terdiri dari kelenjar majemuk yang terlihat pada sudut sebelah atas rongga
orbita, kelenjar itu mengeluarkan air mata dialirkan ke dalam kantong konjungtiva
dari saluran kelenjar lakrimalis, bila bola mata dikedipkan maka air mata akan
menggenangi seluruh permukaan bola mata, sebagian besar caira ini menguap
sebagian lagi masuk ke hidung melalui saluran lakrimalis.
2. INDERA PENDENGAR (AUDITORY APHARTUS)
Merupakan salah satu alat panca indera untuk mendengar.
Anatomi telinga terdiri dari:
Telinga Bagian Luar (Auris Eksterna)
a. Aurikula (daun telinga), menampung gelombang suara datang dari luar
masuk kedalam tellinga.
b. Meatus Akustikus eksterna (liang telinga).
Saluran penghubung aurikula dengan membran timpani panjangnya ±2,5 cm
terdiri dari tulang rawan dan tulang keras, saluran ini mengandung rambut,
kelenjar sebasea dan kelenjar keringat, khususnya menghasilkan sekret-sekret
berbentuk serum.
c. Membran Timpani.
Antara telinga luar dan telinga tengah terdapat selaput gendang telinga yang
disebut membran timpani.
Telinga Bagian Tengah (Auris Media)
a. Kavum Timpani.
Rongga di dalam tulang temporalis terdapat 3 buah tulang pendengaran yang
terdiri dari maleus, inkus dan stapes yang melekat pada bagian dalam
8
membran timpani dan bagian dasar tulang stapes membuka pada fenestra
ovalis.
b. Antrum Timpani
Merupakan rongga tidak teratur yang agak luas terletak dibagian bawah
samping dari kavum timpani. Antrum timpani dilapisi oleh mukosa
merupakan lanjutan dari lapisan mukosa kavum timpani, rongga ini
berhubungan dengan beberapa rongga kecil yang disebut sellula mastoid
yang terdapat dibelakang bawah antrum didalam tulang temporalis. Dan
adanya hubungan ini dapat mengakibatkan menjalarnya proses radang.
c. Tuba Auditiva Eustaki
Saluran tulang rawan yang panjangnya ±3,7 cm berjalan miring kebawah
agak kedepan, dilapisi oleh lapisan mukosa
Telinga Bagian Dalam (Auris Interna)
Terletak pada bagian tulang keras pilrus temporalis, terdapat reseptor
pendengaran dan alat pendengar ini disebut labirin.
a. Labirintus Osseous
Serangkaian saluran bawah dikelilingi oleh cairan dinamakan perilimfe.
Vestibulum
Bagian tengah labirintus osseous pada vestibulum ini membuka fenestra
ovale dan fenestra rotundum dan pada bagian belakang atas menerima
muara kanalis semisirkularis.
Koklea
Koklea berbentuk seperti rimah siput, pada koklea ini ada 3 pintu yang
menghubungkan koklea dengan vestibulum, kavum timpani dan dengan
kanalis koklearis.
Kanalis semi sirkularis
Merupakan saluran setegah lingkaran yang terdiri dari 3 saluran, yang
satu dengan yang lainnya membentuk sudut 90°. Kanalis semi sirkularis
superior, kanalis sirkularis posterior, dan kanalis semi sirkularis lateralis.
b. Labirintus Membranosus
Utrikulus
Bentuknya seperti kantong lonjong dan agak gepeng terpaut pada
tempatnya oleh jaringan ikat, disini terdapat saraf (nervus akustikus)
9
pada bagian depan dan sampingnya ada daerah yang lonjong disebut
makula akustika utrikulo.
Pada dinding belakang utrikulus ada muara dari duktus semi sirkularis
dan pada dinding depannya ada tabung halus disebut utrikulosa
sirkularis, saluran yang menghubungkan utrikulus dengan sakulus.
Sakulus
Bentuknya agak lonjong lebih kecil dari utrikulus, terletak pada bagian
depan dan bawah vestibulum dan terpaut erat oleh jaringan ikat, dimana
terdapat nervus akustikus. Pada bagian depan sakulus ditemukan serabut-
serabut halus cabang nervus akustikus berakhir pada makula akustika
sakuli. Pada permukaan bawah sakulus ada duktus reunien yang
menghubungkan sakulus dengan duktus koklearis, dibagian sudut
sakulus ada saluran halus disebut duktus endo limfatikus berjalan melalui
aquaduktus vestibularis menuju permukaan permukaan bagian bawah
tulang temporalis berakhir sebagai kantong buntu disebut sakus endo
limfatikus, yang terletak tepat di lapisan otak duramater.
Duktus semi sirkularis
Ada tiga tabung selaput semi sirkularis yang berjalan dalam kanalis semi
sirkularis (superior, posterior dan lateralis). Penampangnya kira-kira
sepertiga penampang kanalis semi sirkularis. Bagian duktus yang
melebar disebut ampula selaput, setiap ampula mengandung satu celah
sulkus ampularis merupakan tempat-tempat masuknya cabang ampula
nervus akustikus, sebelah dalam ada krista ampularis yang terlihat
menonjol kedalam yang menerima ujung-ujung saraf.
Duktus Koklearis
Merupakan saluran yang bentuknya agak segitiga seolah-olah membuat
batas pada koklea timpani, atap duktus koklearis terdapat membran
vestibularis pada alasnya terdapat membran basilaris. Duktus koklearis
mulai dari kantong buntu (seikum vestibular) dan berakhir tepat
diseberang kanalis lamina spiralis pada kantong buntu (seikum
ampulare). Pada membran basilaris di temukan organ korti sepanjang
duktus koklearis yang merupakan hering sense organ.
10
PENAMPANG TELINGA
Proses pendengaran
Ditimbulkan oleh getaran atmosfer yang dikenal sebagai gelombang suara
dimana kecepatan dan volumenya berbeda-beda.
Gelombang suara bergerak melalui rongga telinga luar (auris eksterna) yang
menyebabkan membran timpani bergetar , getar-getaran tersebut diteruskan menuju
inkus dan stapes melalui maleus yang terkait pada membran itu.
Karena getaran yang timbul pada setiap tulang itu sendiri maka tulang akan
memperbesar getaran yang kemudian disalurkan ke fenestra vestibuler menuju
perilimfe. Getaran perilimfe dialihkan melalui membran menuju edolimfe dalam
saluran koklea dan rangsangan mencapai ujung-ujung akhir saraf dalam organ korti
selanjutnya dihantarkan menuju otak. Perasaan pendengaran ditafsirkan otak sebagai
suara yang enak atau tidak enak, gelombang suara menimbulkan bunyi.
1. Tingkatan suara biasa 80-90 desible
2. Tingkatan maksimum kegaduhan 130 desible
Bagi orang secara terus-menerus menghadapi kegaduhan seperti di pabrik
diberikan perlengkapan pelindung telinga.
11
LABIRIN
Keseimbangan
Nervus yang terbesar dalam kanalis semi sirkularis menghantarkan impuls-
impuls menuju otak. Impuls-impuls ini dibangkitkan dalam kanal-kanal tadi, karena
adanya perubahan kedudukan cairan dalam kanal atau saluran-saluran itu. Hal ini
mempunyai hubungan erat dengan kesadaran kedudukan kepala terhadap badan.
Apabila seseorang didorong kesalah satu sisi maka badannya cenderung miring ke
arah lain (berlawanan dengan arah badan yang didorong) guna mempertahankan
keseimbangan, berat badan diatur, posisi badan dipetahankan sehingga jatuhnya badan
dapat dipertahankan. Perubahan kedudukan cairan dalam saluran semi sirkuler inilah
yang merangsang impuls, respon badan berupa gerak reflek, guna memindahkan berat
badan serta mempertahankan keseimbangan.
PENAMPANG TELINGA TENGAH
12
Saraf Pendengar
Nervus auditori mengumpulkan sensibiltitas dan bagi vestibuler rongga telinga
dalam yang mempunyai hubungan dengan keseimbangan. Serabut saraf ini bergerak
menuju nukleus vestibularis yang berada pada titik pertemuan antara pons dan medula
oblongata terus bergerak menuju serebelum.
Bagian koklearis pada nervus auditori saraf pendengar yang sebenarnya, serabut
saraf dipancarkan kesebuah nukleus khusus yangn berada dibelakang tamalus,
dipancarkan menuju korteks otak yang terletak pada bagian temporalis.
SARAF PENDENGARAN TELINGA DALAM
4. INDERA PENCIUM (HIDUNG)
Alat pencium terdapat dalam rongga dari ujung saraf otak nervus olfaktorius,
serabut saraf ini timbul pada bagian atas selaput lendir hidung dikenal dengan olfaktori.
Nervus olfaktorius dilapisi oleh sel-sel yang sangat khusus yang mengeluarkan fibril-fibril
yang sangat halus terjalin dengan serabut-serabut dari bulbus olfaktorius yang merupakan
otak terkecil, saraf olfaktorius terletak di atas lempeng tulang etmoidalis.
Proses Penciuman
Bau yang masuk kedalam rongga hidung akan merangsang saraf (nervus
olfaktorius) dari bulbus olfaktorius, perasaan bergerak melalui traktus olfaktorius dengan
perantaraan stasiun penghubung hingga mencapai daerah penerima akhir dalam pusat
olfaktorius pada lobus temporalis otak dimana perasaan itu ditafsirkan. Rasa pencium
dirangsang oleh gas yang dihisap dan kepekaan akan rasa tersebut mudah hilang bila
13
dihadapkan pada suatu bau yang sama untuk waktu yang cukup lama. Contoh : orang yang
berada dalam suatu ruangan yang sesak dan pengab tidak merasakan bau yang tidak enak
sementara dilain pihak bau segera menyerang hidung orang yang baru datang dari
lingkungan udara segar.
SARAF PENCIUMAN PADA HIDUNG
Kelainan Pada Penciuman
1. Rasa penciuman akan lemah apabila selaput lendir hidung sangat kering, basah
atau membengkak seperti keadaan influenza.
2. Rasa penciuman akan hilang sama sekali akibat komplikasi dari suatu cedera pada
kepala.
Konka Kanalis
Terdiri dari lipatan selaput lendir, pada bagian puncaknya terdapat saraf-saraf
pembau, kalau kita bernafas lewat hidung dan kita mencium bau sesuatu udara, udara yang
kita hisap melalui bagian atas dari rongga hidung.
Pada konka kanalis terdapat 3 pasang karang hidung :
1. Konka nasalis superior
2. Konka nasalis media
3. Konka nasalis anterior
Disekitar rongga hidung terdapat rongga-rongga yang disebut sinus para nasalis yang
terdiri dari :
a. Sinus maksilaris = rongga tulang hidung
14
b. Sinus sfenoidalis = rongga tulang baji
c. Sinus frontalis = rongga nasalis inferior
Sinus ini diliputi oleh selaput lendir. Jika terjadi peradangan pada rongga hidung,
lendir-lendir dari sinus para nasalis akan keluar, jika tidak dapat mengalir keluar akan
menjadi sinusitis.
PENAMPANG RONGGA HIDUNG
Perbedaan Antara Alat Penciuman dengan Pengecap
1. Alat penciuman menentukan zat yang jauh letaknya, sedangkan alat pengecap
menentukan zat yang letaknya dalam rongga mulut.
2. Alat penciuman dapat menentukan banyak sekali macam rasa, sedangkan untuk
pengecap dapat menentukan 4 macam rasa.
3. Alat penciuman diperlukan zat kimia, sedangkan untuk alat pengecap tidak
diperlukan zat kimia.
3. INDERA PENGECAP (LIDAH)
Lidah mempunyai hubungan yang sangat erat dengan indera khusus pengecap, lidah
terdiri dari 2 kelompok :
Otot intrinsik melakukan gerak halus
15
Otot ekstrinsik melaksanakan gerakan-gerakan kasar pada waktu mengunyah dan
menelan.
Lidah terletak pada dasar mulut, ujung serta pinggiran lidah bersentuhan dengan gigi,
terdiri dari otot serat lintang dan dilapisi oleh selaput lendir yang dapat digerakkan
kesemua jurusan.
RONGGA MULUT
a. Bagian-bagian Dari Lidah :
1. Radiks lingua : pangkal lidah
2. Dorsum lingua : punggung lidah
3. Apeks lingua : ujung lidah
Bila lidah digulung kebelakang tampak permukaan bawah yang disebut frenulum
lingua, sebuah struktur ligamen yang halus yang mengaitkan bagian posterior lidah
pada dasar mulut.
Selaput lendir (membran mukosa) lidah selalu lembab, permukaan atas seperti beludru
dan ditutupi papil-papil terdiri atas 3 jenis yaitu :
a. Papila sirkumvalate
Ada 8 hingga 12 buah yang terletak pada pangkal lidah atau dasar lidah, jenis
papila yang terbesar tersusun seperti huruf V.
b. Papila fungiformis
Menyebar pada permukaan ujung sisi lidah dan berbentuk jamur.
c. Papila filiformis
Merupakan papila terbanyak dan menyebar di seluruh permukaan lidah, organ
ujung untuk pengecap adalah puting pengecap yang sangat banyak terdapat
didalam dinding papila sirkumvalate dan filiformis.
16
Papila filiformis lebih berfungsi untuk menerima rasa sentuhan dari rasa
pengecapan yang sebenarnya. Selaput papila langit-langit dan faring juga
bermuatan puting-puting pengecap.
Macam pengecapan terbagi atas 4 bagian :
1. Rasa pahit terdapat pada pangkal lidah.
2. Rasa manis terdapat pada ujung lidah.
3. Rasa asin terdapat pada ujung, samping kiri dan kanan lidah.
4. Rasa asam terletak pada samping kiri dan kanan lidah.
Makan dapat dirasakan kalau makanan dalam bentuk cair dan harus sungguh-sungguh
bersentuhan dengan ujung saraf yang mampu menerima rangsangan yang berbeda-beda
dan menimbulkan kesan rasa yang berbeda pula.
Lidah memiliki persarafan yang majemuk dari urat saraf hipoglosus (saraf otak ke 12)
dan dipersarafi juga oleh saraf papila ke VII (nervus fasialis) dan saraf ke IX
glosofaringeus yang membawa saraf impuls saraf persarafan umum. Kelenjar lidah
mengeluarkan ±1/2 liter dalam 24 jam dalam mengolah enzim papila, sebagai katalisator
dalam perubahan karbohidrat menjadi monosakarida dan disakarida.
Fungsi Alat Pengecap
1. Untuk merasakan arti makanan yang enak atau tidak enak
2. Sebagai alat reflek, dengan adanya rasa asam, asin, pahit, manis dan sebagainya,
maka getah cerna akan keluar.
Susunan Saliva (kelenjar ludah)
a. Air 70-99%.
b. Gliko protein yang dihasilkan sublingualis.
c. Enzim pencernaan yang disebut papila yang hanya dapat bekerja dalam suasana
asam.
d. Garam alkali (sifatnya basa).
e. Lain-lainnya, sel-sel epitel yang terlepas, sel kelenjar leukosit, gas(CO2) dan
bakteri.
Fungsi Saliva
a. Fungsi mekanis
Mencampur ludah dengan makanan sehingga menjadi lunak setengah cair dan
mudah ditelan.
b. Fungsi khemis
17
Enzim papila mengubah hidrat arang menjadi maltose, enzim maltose menjadi
papila.
c. Membasahi lidah, pipi dan langit-langit (palatum) yang penting dalam proses
berbicara.
d. Melarutkan makanan yang kering hingga dapat dirasakan. Misalnya ; gula dan
garam.
e. Mencegah gigi menjadi karies, mengubah suasana asam yang ditimbulkan oleh
bakteri pembusuk.
Bila makanan ada dalam mulut atau kita mencium bau makanan maka akan keluar
saliva atau yang disebut sekresi psikis yang akan merangsang nervus olfaktorius dan
nervus glossofaringeus.
Sensasi Haus
Rasa sensasi haus diproyeksikan pada faring, reseptornya tidak diketahui dengan
pasti sedangkan serabut eferentnya melalui nervus glossofaringeus saraf ke IX.
Pusatnya tidak diketahui, sensasi haus merupakan pelindung untuk segera minum.
Sensasi Lapar
Rasa sensasi lapar diproyeksikan pada lambung biasanya bersamaan dengan
kontraksi ritmis yang kuat dari otot-otot lambung yang timbul papila tiap 30-60 menit
sekali.
Reseptor lapar terletak diantara otot-otot lambung serabut papila melalui nervus vagus
dan pusat lapar yang tidak diketahui jelas.
PENAMPANG LIDAH
18
PUTING PENGECAP
5. SISTEM PERABA
Kulit menutupi dan melindungi permukaan tubuh, serta bersambung dengan selaput
lendir yang melapisi rongga-rongga dan lubang-lubang masuk. Kulti yang didalamnya
terdaapat ujung saraf peraba mempunyai banyak fungsi, antara lain membantu mengatur
suhu dan mengendalikan hilangnya air dari tubuh dan mempunyai sedikit kemampuan
ekskretori, sekretori, dan absorpsi.
Kulit dibagi menjadi dua lapisan:
1. Epidermis atau kutikula.
2. Dermis atau korium.
Epidermis tersusun atas epitelium berlapis dan terdiri atas sejumlah lapisan sel yang
disusun atas dua lapis yang jelas tampak: selapis lapisan tanduk dan selapis zona
germinalis. Bagian-bagian epidermis dapat dilihat dengan mikroskop.
Lapisan epidermal yaitu lapisan tanduk terletak paling luar, dan tersusun atas tiga lapisan
sel yang membentuk epidermis.
Stratum kronium yaitu sel nya tipis, datar, seperti sisik dan terus- menerus dilepaskan.
Stratum lusidum yaitu selnya mempunyai batas tegas tetapi tidak ada intinya.
Stratum granulosum yaitu selapis sel yang jelas tampak berisi inti dan granulosum.
Zona graminalis terletak di bawah lapisan tanduk dan terdiri atas dua lapisan epitel yang
berbentuk tegas.
Sel berduri yaitu sel dengan fibril halus yang menyambung sel yang satu dengan yang
lainnya di dalam lapisan ini, sehingga setiap sel seakan-akan berduri.
Sel basal yaitu sel ini terus-menerus memproduksi sel epidermis baru. Sel ini disusun
dengan teratur, berderet dengan rapat membentuk lapisan pertama atau lapisan dua sel
pertamaari sel basal yang duduk di atas papila dermis.
19
Epidermis tidak berisi pembuluh darah. Saluran kelenjar keringat menembus epidermis
dan mendampingi rambut. Sel epidermis membatasi folikel rambut. Di atas permukaan
epidermis terdapat garis lekukan yang berjalan sesuai dengan papil dermis di bawahnya.
Garis-garis ini berbeda-beda pada ujung jari berbentuk ukiran yang jelas, yang pada setiap
orang berbeda. Maka atas hal ini studi sidik jari dalam kriminologi dilandaskan.
Korium atau dermis tersusun atas jaringan fibrus dan jaringan ikat yang elastis. Pada
permukaan dermis tersusun papil-papil kecil yang berisi ranting-ranting pembuluh darah
kapiler.
Ujung akhir saraf sensoris yaitu puting peraba, terletak di dalam dermis. Kelenjar keringat
yang berbentuk tabung berbelit-belit dan banyak jumlahnya, terletak di sebelah dalam
dermis, dan salurannya yang keluar melalui dermis dan epidermis bermuara di atas
permukaan kulit di dalam lekukan halus yang disebut pori. Ada beberapa kelenjar keringat
yang berubah sifat yang dapat dijumpai di kulit sebelah dalam telinga yaitu kelenjar
serumen.
Kelenjar sebaseus adalah kelenjar kantong di dalam kulit bentuknya seperti botol dan
bermuara di dalam folikel rambut. Kelenjar ini paling banyak terdapat dikepala dan wajah
yaitu sekitar hidung, mulut, dan telinga, dan sama sekali tak terdapat dalam kulit tapak
tangan dan telapak kaki. Kelenjarnya dan salurannya dilapisi sel epitel. Perubahan di
dalam sel ini berakibat sekresi berlemak yang disebut sebum.
Pelengkap kulit terdiri dari rambut, kuku dan kelenjar sebaseus yang dianggap sebagai
tambahan pada kulit. Rambut dan kuku adalah sel epidermis yang berubah. Rambut tubuh
dari folikel rambut merupakan lekukan jeluk didalam epidermis.
Folikel rambut dibatasi sel epidermis dan diatas dasarnya terdapat papil tempat awal
rambut tumbuh. Dalam keadaan sehat bila sehelai rambut rontok maka akan diganti sehelai
lain yang tumbuh dari papil yang sama. Akar rambut berada didalam folikel. Pada ujung
paling dalam, rambut sedikit lebih tebal dan ujungnya bulat. Bagian pangkal yang bulat ini
menjepit sebuah papil pembuluh darah, dan pertumbuhan rambut berasal dari sel lunak
yang terdapat didaerah ini. Bagian yang keluar dari permukaan adalah batang rambut.
Warna rambut disebabkan jumlah pigmen didalam epidermis. Berhubungan dengan folikel
rambut terdapat otot polos kecil, yaitu erektor pilorum atau penegak rambut, terdapat juga
kelenjar sebaseus yang mengeluarkan sekret yang disebut sebum. Sebum ini memelihara
kulit supaya empuk dan halus, dan rambut mengilat.
Kuku adalah kulit yang telah berubah. Kuku tertanam didalam palung kuku. Dermisnya
memuat garis-garis lekukan dan bukan papil-papil seperti pada kulit. Palung kuku
20
mendapat pelayanan persarafan berlimpah dan mengandung banyak pembuluh darah.
Bagian proksimal kuku terletak di dalam lipatan kulit yang merupakan bagian paling tipis
dalam daerah ini.
Bagian putih yang disebut lunula karena bentuknya seperti setengah bulan merupakan
awal kuku tumbuh maju. Badan kuku adalah bagian yang tak ditutupi dan yang dengan
kuat terikat dalam palung kuku. Ujung distal bebas dan di setiap sisi dibatasi lipatan kulit.
FUNGSI KULIT
1. Kulit sebagai organ pengatur panas
Suhu normal tubuh, yaitu suhu visera dan otak adalah 36 ° sampai 37,5° C. Panas
dilepas oleh kulit dengan berbagai cara:
a) Dengan penguapan
b) Dengan pemancaran
c) Dengan konduksi
d) Dengan konveksi (pengaliran)
Keringat adalah sekresi aktif dari kelenjar keringat dibawah pengendalian
saraf simpatis.
Kelenjar keringat adalah alat utama untuk merendahkan suhu tubuh.
2. Kulit sebagai indera peraba
Rasa sentuhan yang disebabkan rangsangan pada ujung saraf didalam kulit
berbeda-beda menurut ujung saraf yang dirangsang. Didalam kulit terdapat tempat-
tempat tertentu, yaitu tempat perabaan; beberapa sensitif dalam (peka) terhadap
dingin, beberapa terhadap panas, dan lain lagi terhadap sakit.
3. Tempat penyimpanan
Kulit dan jaringan dibawahnya bekerja sebagai tempat penyimpanan air; jaringan
adiposa dibawah kulit merupakan tempat penyimpanan lemak yang utama pada
tubuh.
4. Beberapa kemampuan melindungi dari kulit .
21
Kulit relatif tak tertembus air, dalam arti menghindarkan hilangnya cairan dari
jaringan dan juga menghindarkan masuknya air kedalam jaringan, misalnya bila
tubuh terendam air. Epidermis mengalami cedera pada struktur dibawahnya dan
karena menutupi ujung akhir saraf sensorik didalam dermis maka kulit mengurangi
rasa sakit. Bila epidermis rusak, misalnya karena terbakar sampai derajat ketiga,
proteksi ini hilang dan setiap sentuhan terasa nyeri, dan eksudasi cairan dari dermis
yang sekarang terbukan itu menyebabkan hilangnya cairan dan elektrolit, dengan
akibatnya pasien berada dalam bahaya dehidrasi, yang dapat menimbulkan keadaan
yang lebih panas.
22
\
23
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Panca indera adalah organ-organ akhir yang dikhususkan untuk menerima jenis
rangsangan tertentu. Serabut saraf yang melayaninya merupakan alat perantara yang
membawa kesan rasa (sensory impression) dari organ indera menuju otak, tempat
perasaan itu ditafsirkan. Beberapa kesan rasa timbul dari luar, seperti sentuhan,
pengecapan, penglihatan, penciuman, dan suara. Lainnya timbul dari dalam antara lain
lapar, haus dan rasa sakit.
Dalam segala hal, serabut saraf sensorik dilengkapi dengan ujung-akhir-khusus
guna mengumpulkan rangsangan dan perasaan yang khas itu sampai saat setiap orang
berhubungan.
Tampaknya kita seolah-olah mengecap dengan ujung saraf pada lidah, mendengar
dengan saraf dalam telinga, dan seterusnya. Tetapi sesungguhnya otaklah yang menilai
semua perasaan itu.
3.2 Saran
Dari makalah yang telah kami buat dan kami telaah secara menyeluruh, kami
menyarankan kepada pembaca untuk mengetahui apa saja organ-organ, fungsi, dan
kelainan-kelainan pada sistem panca indera agar dapat menambah wawasan para pembaca.
24