bab i pendahuluan 1.1 latar belakang...

23
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era informasi sekarang ini, informasi memiliki peran vital dan dianggap sebagai aset atau sumber daya perusahaan (Hall, 2011: 4; Azhar Susanto, 2013: 37; Richardson, et al., 2014: 2). Bahkan informasi juga sudah dianggap sebagai sumber daya perusahaan yang paling penting (Bodnar & Hopwood, 2014: 1; Stair & Reynolds, 2016: 5). Oleh karena itu, mengelola informasi merupakan tantangan besar bagi perusahaan (Chaffey & Wood, 2005: 18). Perusahaan merupakan sekumpulan unit-unit pengambilan keputusan yang dibentuk untuk mencapai tujuan (Bodnar & Hopwood, 2014: 1). Dalam pengambilan keputusan diperlukan informasi (Baltzan, 2014: 7; Bocij, et al., 2015: 6; Romney & Steinbart, 2015: 31). Informasi dapat mengurangi ketidakpastian (Gelinas & Dull, 2008: 17; Bocij, et al., 2015: 8; Romney & Steinbart, 2015: 30; Mallach, 2016: 9). Keputusan yang baik memerlukan informasi yang berkualitas (Woodall, et al., 2012: 2; Laudon & Laudon, 2014: 490) dan keputusan yang didasarkan pada informasi yang tidak berkualitas dapat menimbulkan kerugian (Woodall, et al., 2012: 2). Oleh karena itu, informasi yang berkualitas merupakan hal yang vital dalam pengambilan keputusan (Chaffey & Wood, 2005: 33).

Upload: others

Post on 24-Dec-2019

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianmedia.unpad.ac.id/thesis/120530/2012/120130120053_1_1272.pdf · 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era informasi sekarang ini, ... Demikian

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Di era informasi sekarang ini, informasi memiliki peran vital dan

dianggap sebagai aset atau sumber daya perusahaan (Hall, 2011: 4; Azhar

Susanto, 2013: 37; Richardson, et al., 2014: 2). Bahkan informasi juga sudah

dianggap sebagai sumber daya perusahaan yang paling penting (Bodnar &

Hopwood, 2014: 1; Stair & Reynolds, 2016: 5). Oleh karena itu, mengelola

informasi merupakan tantangan besar bagi perusahaan (Chaffey & Wood, 2005:

18).

Perusahaan merupakan sekumpulan unit-unit pengambilan keputusan

yang dibentuk untuk mencapai tujuan (Bodnar & Hopwood, 2014: 1). Dalam

pengambilan keputusan diperlukan informasi (Baltzan, 2014: 7; Bocij, et al.,

2015: 6; Romney & Steinbart, 2015: 31). Informasi dapat mengurangi

ketidakpastian (Gelinas & Dull, 2008: 17; Bocij, et al., 2015: 8; Romney &

Steinbart, 2015: 30; Mallach, 2016: 9). Keputusan yang baik memerlukan

informasi yang berkualitas (Woodall, et al., 2012: 2; Laudon & Laudon, 2014:

490) dan keputusan yang didasarkan pada informasi yang tidak berkualitas dapat

menimbulkan kerugian (Woodall, et al., 2012: 2). Oleh karena itu, informasi yang

berkualitas merupakan hal yang vital dalam pengambilan keputusan (Chaffey &

Wood, 2005: 33).

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianmedia.unpad.ac.id/thesis/120530/2012/120130120053_1_1272.pdf · 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era informasi sekarang ini, ... Demikian

2

Para ahli mengemukakan pengertian informasi dalam berbagai

perspektif. Namun pada hakekatnya, informasi dapat diartikan sebagai hasil

pengolahan data menjadi suatu bentuk (konteks) yang memiliki makna dan

manfaat bagi pengguna dalam proses pengambilan keputusan (Gelinas & Dull,

2008: 17; McLeod & Schell, 2007: 39; Coronel, et al., 2011: 5; Hall, 2011: 11;

Azhar Susanto, 2013: 38; Marakas & O’Brien, 2013: 32; Baltzan, 2014: 7; Rainer,

et al., 2014: 14; Bocij, et al., 2015: 7; Kroenke, 2015: 35; Romney & Steinbart,

2015: 30; Wallace, 2015: 9; Laudon & Laudon, 2016: 48; Stair & Reynolds,

2016: 5). Informasi merupakan output sistem informasi (Boczko, 2007: 56).

Sementara sistem informasi itu sendiri adalah kumpulan dari sub-sub sistem baik

fisik maupun non-fisik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama

secara harmonis untuk mencapai satu tujuan yaitu mengolah data menjadi

informasi yang berguna (Azhar Susanto, 2013: 52).

Sistem informasi sudah merupakan bagian integral pada perusahaan

modern (Bocij, et al., 2015: xv). Ada berbagai tipe sistem informasi dalam

perusahaan (O’Brien & Marakas, 2011: 13; Bodnar & Hopwood, 2014: 3; Rainer,

et al., 2014: 17). Salah satunya adalah sistem informasi akuntansi manajemen

(Riahi-Belkaoui 2002: 8; Hansen & Mowen, 2007: 4; Atrill & McLaney, 2009:

21; Azhar Susanto, 2013: 84; Mowen, et al., 2014: 6). Peran sistem informasi

akuntansi manajemen adalah menghasilkan informasi akuntansi manajemen

(Heidmann, 2008: 44; Atrill & McLaney, 2009: 21). Manajemen menggunakan

informasi akuntansi manajemen untuk membuat berbagai keputusan dalam

menjalankan fungsinya guna mewujudkan tujuan perusahaan secara efektif dan

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianmedia.unpad.ac.id/thesis/120530/2012/120130120053_1_1272.pdf · 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era informasi sekarang ini, ... Demikian

3

efisien (Balakrishnan, et al, 2008: 13; Bamber, et al., 2008: 29; Crosson &

Needles, 2008: 4; Drury, 2012: 6; Hilton & Platt, 2014: 4; Horngren, et al., 2015:

4). Secara lebih spesifik, informasi akuntansi manajemen digunakan manajemen

dalam pembuatan keputusan, pengalokasian sumber daya, pemonitoran,

pengevaluasian dan penilaian kinerja (Atkinson, et al., 2012: 2).

Sistem informasi akuntansi manajemen memiliki peran strategis dalam

perusahaan. Sistem informasi akuntansi manajemen tidak hanya menyangkut

aspek akuntansi, tetapi juga mencakup aspek-aspek organisasi, pengambilan

keputusan, perilaku dan strategi (Riahi-Belkaoui, 2002: 1). Sistem informasi

akuntansi manajemen yang efektif harus mampu menilai kemajuan perusahaan

terhadap prioritas-prioritas strategis (Hoque, 2004: 26). Dalam konteks ini,

informasi akuntansi manajemen digunakan secara lebih luas yaitu untuk

mengembangkan, mengkomunikasikan, dan mengimplementasikan strategi

disamping untuk mengkoordinasikan keputusan tentang design produk, proses

produksi, dan pemasaran serta pengevaluasian kinerja (Horngren, et al., 2015: 4).

Keputusan yang dibuat manajer dalam perusahaan memiliki cakupan dan

dampak yang luas. Untuk itu informasi akuntansi manajemen yang disediakan

juga harus memiliki cakupan (scope) yang luas (Atrill & McLaney, 2009: 16).

Berdasarkan hasil survey terhadap para manajer tentang peringkat arti penting

informasi akuntansi manajemen dibanding dengan jenis informasi lainnya dalam

pengambilan keputusan, hasilnya menunjukkan bahwa para manajer

menempatkan informasi akuntansi manajemen pada peringkat yang sangat tinggi

(Atrill & McLaney, 2009: 16).

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianmedia.unpad.ac.id/thesis/120530/2012/120130120053_1_1272.pdf · 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era informasi sekarang ini, ... Demikian

4

Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa informasi akuntansi

manajemen dan sistem informasi akuntansi manajemen memiliki peran vital dan

strategis bagi perusahaan. Namun pada kenyataannya, sistem informasi akuntansi

manajemen di berbagai sektor usaha di Indonesia masih banyak mengalami

permasalahan (belum berkualitas), seperti sistem belum terintegrasi (Berry Karlis,

2011; Dedy Rochimat, 2012; Vijay Anand, 2012; Amit Suxena, 2013; Julian

Noor, 2013; Bobby R. Mamahit, 2014; Erik Meijer, 2014; Eko Budiyono, 2015;

Ferdy Novianto, 2015; Erwan Pelawi, 2016; T. Sutaryanto, 2016). Disamping itu

fenomena lain yang terkait dengan kualitas sistem informasi akuntansi manajemen

adalah sistem yang belum fleksibel (Adel Rahadi, 2016; Jasbir Singh, 2016; Jusuf

Kalla, 2016; Hendra Kusumawidjaja; 2016), sistem belum dapat diakses dengan

mudah (Fetter Syahboedih, 2015) serta sistem belum dilengkapi dengan berbagai

media (channel) komunikasi atau pengayaan media (Deborah Intan Nova, 2015).

Eko Budiyono (2015), Ketua Asosiasi Bank Pembangunan Daerah

menyatakan bahwa sejauh ini baru 15 dari 26 bank daerah yang memiliki sistem

informasi akuntansi manajemen yang terintegrasi. Belum berkualitasnya sistem

informasi akuntansi manajemen juga terjadi di Pertamina Petra Niaga. Dari 48

Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM), baru TBBM Ujung Berung yang

memiliki sistem informasi akuntansi manajemen terintegrasi (Ferdy Novianto,

2015).

Di industri asuransi, sekitar 60 perusahaan asuransi umum atau 80% dari

81 total pemain di industri asuransi umum belum memiliki sistem informasi

akuntansi manajemen yang terintegrasi (Julian Noor, 2013). Sementara itu, di

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianmedia.unpad.ac.id/thesis/120530/2012/120130120053_1_1272.pdf · 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era informasi sekarang ini, ... Demikian

5

industri penerbangan, sistem informasi akuntansi manajemen maskapai

penerbangan belum dapat dengan cepat dan mudah mengumpulkan serta

menganalisis data pelanggan agar dapat memberikan pelayanan terbaik kepada

pelanggan (Vijay Anand , 2012).

Amit Suxena (2013), Senior Director Asean Technology Oracle

Corporation menyebutkan bahwa masih banyak perusahaan di Indonesia yang

belum memiliki sistem informasi akuntansi manajemen yang terintegrasi sehingga

pengoperasiannya tidak efisien dan memerlukan biaya yang besar. Vivere Group,

perusahaan yang bergerak di industri furniture & fixture juga mengalami masalah

dengan sistem informasi akuntansi manajemen karena sistem antar divisi

perusahaan belum sepenuhnya terintegrasi sehingga berpengaruh terhadap

efektifitas pekerjaan antar divisi (Dedy Rochimat, 2012). Fenomena serupa terjadi

di PT. Avesta Continental Pack, dimana sistem informasi akuntansi manajemen

perusahaan belum terintegrasi sehingga makin banyak waktu yang dibutuhkan

untuk memproses data dan pengambilan keputusan (Berry Karlis, 2011).

Demikian pula di perusahaan-perusahaan badan usaha milik negara

(BUMN) Indonesia. T. Sutaryanto (2016), Direktur PTPN X, menyatakan bahwa

diantara BUMN yang bergerak di sektor perkebunan, baru PTPN X yang

menerapkan sistem informasi akuntansi manajemen yang terintegrasi dengan

aktivitas bisnis lainnya mulai dari keuangan, sumberdaya manusia, pemasaran,

penelitian-pengembangan, pengadaan barang-jasa, hingga pengelolaan aset,

sementara yang lainnya belum terintegrasi. Hal ini dipertegas oleh Erwin Pelawi

(2016), Direktur Korporasi dan Keuangan PTPN (Persero) Holding yang

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianmedia.unpad.ac.id/thesis/120530/2012/120130120053_1_1272.pdf · 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era informasi sekarang ini, ... Demikian

6

mengatakan selama ini PTPN III Holding belum memiliki sistem informasi

akuntansi manajemen yang terintegrasi yang mampu menyediakan informasi

secara cepat, efektif dan efisien.

Masalah belum berkualitasnya sistem informasi akuntansi manajemen

juga terjadi di PT. Angkasa Pura (I & II). Akibat ketidakmampuan PT. Angkasa

Pura menerapkan sistem informasi akuntansi manajemen yang terintegrasi

menyebabkan PT. Garuda Indonesia rugi Rp. 2,2 miliar per bulan (Erik Meijer,

2014). Sektor jasa logistik di pelabuhan juga belum memiliki sistem informasi

akuntansi manajemen yang berkualitas. Penerapan sistem inaport yang

melibatkan PT. Pelabuhan Indonesia I, II, III & IV terganjal karena belum siapnya

infrastruktur untuk menyatukan sistem tersebut (Bobby R. Mamahit, 2014).

Fenomena lain yang terkait dengan kualitas sistem informasi akuntansi

manajemen di Indonesia adalah sistem yang tidak fleksibel. Jasbir Singh (2016),

Vice President of Cloud/SCM Oracle Asia Pacific menyatakan bahwa masih

banyak perusahaan manufaktur di Indonesia belum memiliki sistem informasi

akuntansi manajemen yang fleksibel terhadap perubahan lingkungan bisnis yang

sangat cepat. Hal senada dikemukakan Adel Rohadi (2016), CEO PT. Sinergi

Informatika Semen Indonesia yang menyatakan bahwa sebagian besar Usaha

Kecil dan Menengah (UKM) di Indonesia tidak memiliki sistem informasi

akuntansi manajemen yang fleksibel sehingga sulit disesuaikan dengan perubahan

kebutuhan bisnis. Sedangkan Hendra Kusumawidjaya (2016), Direktur

Pengembangan Bisnis Equine Global menyatakan bahwa sebagian besar penyebab

kegagalan implementasi sistem informasi akuntansi manajemen di Indonesia

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianmedia.unpad.ac.id/thesis/120530/2012/120130120053_1_1272.pdf · 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era informasi sekarang ini, ... Demikian

7

adalah karena sistem tersebut tidak fleksibel terhadap perubahan kebutuhan bisnis.

Hal ini dipertegas oleh Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (2016) yang menyebutkan

bahwa banyak badan usaha milik negara belum memiliki sistem informasi

akuntansi manajemen yang fleksibel dan mengharapkan agar kedepannya badan

usaha milik negara menyiapkan sistem informasi akuntansi manajemen yang lebih

fleksibel terhadap perubahan kebutuhan bisnis.

Selanjutnya, fenomena kualitas sistem informasi akuntansi manajemen

yang terjadi di Indonesia adalah sistem yang sulit diakses. Hal ini dikemukakan

oleh Fetter Syahboedih (2015) menyebutkan bahwa Pemprov Lampung belum

memiliki sistem informasi akuntansi manajemen yang dapat diakses dengan

mudah. Selain itu, fenomena lainnya yang terkait dengan kualitas sistem informasi

akuntansi manajemen di Indonesia adalah sistem belum menggunakan berbagai

alternatif media (channel) komunikasi (pengayaan media/media richness).

Fenomena ini dikemukakan Deborah Intan Nova (2015), Manajer Sistem

Informasi & Teknologi PT. Coca Cola Amatil Indonesia yang menyebutkan

bahwa masih sedikit sekali perusahaan di Indonesia yang melengkapi sistem

informasi akuntansi manajemennya dengan berbagai media komunikasi seperti

Personal Digital Assistant untuk mengkomunikasikan informasi akuntansi

manajemen ke berbagai level manajemen untuk menunjang pengambilan

keputusan taktis dan strategis.

Fenomena belum berkualitasnya sistem informasi akuntansi manajemen

berdampak pada fenomena kualitas informasi akuntansi manajemen. Cristin

Wulandari (2016), Kepala Divisi Akuntansi PT. Asia Plastik menyatakan bahwa

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianmedia.unpad.ac.id/thesis/120530/2012/120130120053_1_1272.pdf · 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era informasi sekarang ini, ... Demikian

8

karena belum berkualitasnya sistem informasi akuntansi manajemen di

perusahaannya, berdampak pada penyediaan informasi akuntansi manajemen yang

tidak akurat, relevan dan tepat waktu sehingga manajemen terkendala dalam

melakukan perencanaan dan pengendalian keuangan. Demikian pula dengan

Erwan Pelawi (2016), Direktur Korporasi dan Keuangan PTPN III (Persero)

Holding yang menyatakan bahwa dampak dari sistem informasi akuntansi

manajemen yang belum berkualitas di PTPN III adalah tidak tersedianya

informasi akuntansi manajemen yang relevan, tepat waktu, dan akurat yang dapat

mendukung proses pengambilan keputusan secara cepat dan tepat. Fenomena

informasi akuntansi manajemen lainnya yang ditemukan adalah informasi

akuntansi manajemen yang tidak komprehensif (broadscope). Hal ini

dikemukakan Imam Bustomi (2016), Ketua Umum Forum Teknologi Informasi

Kementerian BUMN yang mengemukakan bahwa banyak badan usaha milik

negara belum memiliki sistem informasi akuntansi manajemen yang berkualitas

sehingga berdampak pada kualitas informasi akuntansi manajemen yang

dihasilkan dimana informasi tersebut tidak komprehensif (broadscope).

Data yang berkualitas merupakan persyaratan dasar bagi sistem informasi

yang baik (Olson, 2003: 3), tanpa data yang berkualitas maka informasi yang

berkualitas tidak dapat diperoleh (Olson, 2003: 14). Disamping itu, informasi

yang berkualitas juga diperoleh dari sistem informasi yang berkualitas (Rainer &

Cegielski, 2011: 10). Kualitas informasi sudah lama menjadi perhatian banyak

pihak (Eppler, 2006: 10). Informasi dikatakan berkualitas jika informasi tersebut

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianmedia.unpad.ac.id/thesis/120530/2012/120130120053_1_1272.pdf · 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era informasi sekarang ini, ... Demikian

9

sesuai dengan tujuan penggunaannya (fitness for use/purpose) (Woodall, et al.,

2012: 4; Chaffey & Wood, 2005: 23; Atrill & McLaney, 2009: 17).

Informasi yang berkualitas memiliki beberapa atribut atau karakteristik.

Menurut Gelinas & Dull (2008: 20), informasi akuntansi yang berkualitas

memiliki 7 (tujuh) atribut yaitu : effectiveness, efficiency, confidentiality, integrity,

availability, compliance, reliability. Sementara menurut Hall (2011: 13),

karakteristik kualitas informasi akuntansi adalah relevance, timeliness, accuracy,

completeness, dan summarization. Selanjutnya Romney & Steinbart (2015: 30)

mengidentifikasikan 7 (tujuh) karakteristik informasi yang berkualitas, yaitu :

relevant, reliable, complete, timely, understandable, verifiable, accessible.

Sedangkan Richardson, et al., (2014: 5) mengemukakan 2 (dua) atribut informasi

yang berkualitas, yaitu : relevance and reliability.

Demikian pula dalam konteks informasi akuntansi manajemen. ACCA

(2009: 24) menyebutkan bahwa good information should be relevant, complete,

accurate, clear, it should inspire confidence, it should be appropriately

communicated, its volume should be manageable, it should be timely and its cost

should be less than the benefits it provides. Eldenburg, et al., (2011: 10)

mengidentifikasikan 5 (lima) karakteristik informasi akuntansi manajemen, yaitu :

certain, complete, relevant, timely, dan valuable. Selanjutnya, William, et al.,

(2012: 16) mengemukakan 5 (lima) karakteristik informasi akuntansi manajemen,

yaitu : importance of timeliness, identity of decision making, oriented toward the

future, measure of efficiency and effectiveness, management accounting-a mean.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianmedia.unpad.ac.id/thesis/120530/2012/120130120053_1_1272.pdf · 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era informasi sekarang ini, ... Demikian

10

Atkinson, et al., (2012: 342) menyebut informasi akuntansi manajemen

yang berkualitas sebagai informasi akuntansi manajemen yang relevan. Relevan

atau tidaknya informasi akuntansi manajemen ditentukan oleh karakteristik :

accurate, timely, consistent, flexible (Atkinson, et al., 2012: 342-343). Sementara

Heidmann (2008: 82-85) dan Heidmann, et al., (2008: 247) mengemukakan 4

(empat) karakteristik informasi akuntansi manajemen yang berkualitas yaitu :

scope, timeliness, format, accuracy.

Informasi akuntansi manajemen yang berkualitas merupakan output dari

sistem informasi akuntansi manajemen yang berkualitas (Heidmann, 2008: 80).

Para ahli mengemukakan pengertian sistem informasi akuntansi manajemen

dalam berbagai perspektif. Namun pada hakekatnya dapat dikatakan bahwa yang

dimaksud dengan sistem informasi akuntansi manajemen adalah suatu sistem

formal yang terdiri dari sekumpulan komponen/sumber daya/sub sistem yang

terintegrasi secara harmonis untuk menyediakan (mengidentifikasi, mencatat,

mengklasifikasi dan melaporkan) informasi (baik internal maupun eksternal;

keuangan maupun nonkeuangan) kepada manajemen yang memungkinkan mereka

menjalankan fungsinya mulai dari perencanaan hingga pengambilan keputusan

(Kaplan & Atkinson, 1989: 1; Swieringa & Weick, 1992: 309; Horngren, et al.,

1996: 5; Bouwens & Abernethy, 2000: 223; Riahi-Belkaoui, 2002: 9; Hansen &

Mowen, 2007: 4; Bhimani, et al., 2008: 615; Heidmann, 2008: 44; ACCA, 2009:

33; Atrill & McLaney, 2009: 21; Atkinson, et al., 2012: 2; Drury, 2012: xiii;

Azhar Susanto, 2013: 72; Hilton & Platt, 2014: 7).

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianmedia.unpad.ac.id/thesis/120530/2012/120130120053_1_1272.pdf · 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era informasi sekarang ini, ... Demikian

11

Secara umum, kualitas dapat diartikan sebagai kemampuan suatu produk

atau jasa yang tercermin dari berbagai fitur atau atribut atau karakteristik yang

dimiliki untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan pengguna (Hoque, 2004: 90;

Stair & Reynolds, 2010: 57; Horngren, et al., 2015: 735). Berangkat dari

pengertian sistem informasi akuntansi manajemen yang telah dikemukakan

sebelumnya, maka dapat dikatakan bahwa tujuan sistem informasi akuntansi

manajemen adalah menyediakan informasi kepada manajemen yang

memungkinkan mereka menjalankan fungsinya mulai dari perencanaan hingga

pembuatan keputusan. Jika dikaitkan dengan pengertian kualitas yang telah

dikemukakan sebelumnya, maka dapat dikatakan bahwa yang dimaksud dengan

kualitas sistem informasi akuntansi manajemen adalah kemampuan sistem

informasi akuntansi manajemen (melalui fitur atau atribut atau karakteristik yang

dimilikinya) untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan manajemen yang

memungkinkan mereka untuk menjalankan fungsinya mulai dari perencanaan

hingga pembuatan keputusan (Kaplan & Atkinson, 1989: 1; Swieringa & Weick,

1992: 309; Horngren, et al., 1996: 5; Bouwens & Abernethy, 2000: 223; Riahi-

Belkaoui, 2002: 9; Hoque, 2004: 90; Hansen & Mowen, 2007: 4; Heidmann,

2008: 44; ACCA, 2009 : 33; Atrill & McLaney, 2009: 21; Stair & Reynolds,

2010: 57; Atkinson, et al., 2012: 2; Drury, 2012: xiii; Azhar Susanto, 2013: 72;

Hilton & Platt, 2014: 7; Horngren, et al., 2015: 735).

DeLone & McLean (2003) dan Petter, et al., (2008) menggunakan istilah

keberhasilan (success) untuk menunjukkan kualitas sistem informasi. Kualitas

sistem informasi akuntansi manajemen dapat dilihat dari karakteristik timely,

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianmedia.unpad.ac.id/thesis/120530/2012/120130120053_1_1272.pdf · 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era informasi sekarang ini, ... Demikian

12

efficient, effective (Kaplan & Atkinson, 1989: 1). Menurut Riahi-Belkaoui (2002:

5), properties kualitas sistem informasi akuntansi manajemen adalah relevance,

accuracy, consistency, verifiability, aggregation, flexibility, timelines,

understandability. Sementara menurut Heidmann (2008: 87-90) dan Heidmann,

et al., (2008) dimensi kualitas sistem informasi akuntansi manajemen adalah

integration, flexibility, accessibility, formalization, media richness.

Berdasarkan permasalahan yang muncul di lapangan dan teori yang

digunakan, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kualitas sistem

informasi akuntansi manajemen yang berdampak pada kualitas informasi

akuntansi manajemen, seperti : ketidakpastian lingkungan (Coombs, et al., 2005:

15; Gowthorpe, 2008: 12; Atrill & McLaney, 2009: 33; Weetman, 2010: 5;

Eldenburg, et al., 2011: 7; Drury, 2012: 4; Stair & Reynolds, 2012: 37; Azhar

Susanto, 2013: 29; Laudon & Laudon, 2016: 118-119, 125), struktur organisasi

(Emmanuel, et al., 1990: 38; Clarke, 2001: 131; Riahi-Belkaoui, 2002: 140;

Bhimani, et al., 2008: 24; Stair & Reynolds, 2010: 48, 74; Weetman, 2010: 411;

Eldenburg, et al., 2011: 7; Kendall & Kendall, 2011: 46; Laudon & Laudon, 2016:

119, 125) dan kompetensi pengguna sistem informasi (Riahi-Belkaoui, 2002: xi;

Ward & Peppard, 2002: 391; O’Brien & Marakas, 2010: 69; Hall, 2011: 10;

Romney & Steinbart, 2015: 36; Laudon & Laudon, 2016: 590).

Lingkungan organisasi pada hakekatnya adalah segala sesuatu yang

berada diluar organisasi yang berpengaruh pada organisasi baik secara parsial

maupun keseluruhan, baik langsung maupun tidak langsung (Daft & Mercic,

2009: 49; Daft, 2010: 140; Wagner & Hollenbeck, 2010: 271; Robbins & Judge,

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianmedia.unpad.ac.id/thesis/120530/2012/120130120053_1_1272.pdf · 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era informasi sekarang ini, ... Demikian

13

2013: 499). Lingkungan senantiasa berubah (Brooks, et al., 2004: 363). Manajer

di semua tingkatan menggunakan informasi tentang lingkungan untuk

menfasilitasi pembuatan keputusan guna memungkinkan organisasi beroperasi

secara sukses (Brooks, et al., 2004: 17). Namun sayangnya, informasi tentang

lingkungan tidak selalu tersedia, sehingga manajer sering bekerja dalam kondisi

ketidakpastian (Bateman & Snell, 2013: 53). Karena itu dikatakan bahwa

lingkungan menciptakan ketidakpastian bagi manajer (Daft & Mercic, 2009: 59).

Fenomena yang terkait dengan ketidakpastian lingkungan pada

perusahaan badan usaha milik negara (BUMN) dikemukan oleh Menteri

Keuangan Sri Mulyani Indrawati (2017) yang menyatakan bahwa ketidakpastian

lingkungan merupakan tantangan tersendiri yang harus dihadapi oleh BUMN

karena akan berdampak pada pasar atas produk dan jasa yang dihasilkannya.

Tidak hanya itu, pengelolaan BUMN di Indonesia diwarnai dengan ketidakpastian

lingkungan terutama yang terkait dengan aspek regulasi/peraturan (Said Didu,

2013). Untuk itu, perusahaan-perusahaan BUMN harus mampu untuk menghadapi

ketidakpastian lingkungan yang mengancam kegiatan usaha BUMN (Rini

Soewandi, 2016).

Adapun yang dimaksud dengan ketidakpastian lingkungan adalah

ketidakmampuan organisasi melalui para manajernya untuk memahami dan

memprediksi dengan baik pengaruh dari perubahan dan kompleksitas lingkungan

yang disebabkan sulitnya mendapatkan informasi atau tidak tersedianya informasi

yang memadai tentang lingkungan (Milliken, 1987: 134; Hoque, 2004: 39; CIMA,

2005: 97; Hill & McShane, 2008: 43; Daft & Mercic, 2009: 59; Kreitner, 2009:

Page 14: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianmedia.unpad.ac.id/thesis/120530/2012/120130120053_1_1272.pdf · 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era informasi sekarang ini, ... Demikian

14

212; Daft, 2010: 145; Wagner & Hollenbeck, 2010: 274; Hitt, et al., 2011: 497;

Gomez-Mejia & Balkin, 2012, 169; Robbins & Coulter, 2012: 49; Wheelen &

Hunger, 2012: 98; Bateman & Snell, 2013: 53; Hatch & Cunlife, 2013: 68; Griffin

& Moorhead, 2014: 468; Robbins, et al., 2014: 43)

Beberapa penelitian terdahulu menyediakan bukti empiris tentang

pengaruh ketidakpastian lingkungan terhadap kualitas sistem informasi akuntansi

manajemen. Gordon & Narayanan (1984) menemukan bahwa kualitas sistem

informasi akuntansi manajemen merupakan fungsi dari ketidakpastian lingkungan

pada 34 perusahaan manufaktur di Kansas dan Missouri, USA. Sementara

Ghazemi, et al. (2015) menunjukkan bahwa kualitas sistem informasi akuntansi

manajemen berubah secara dinamis sesuai dengan perubahan lingkungan pada

120 perusahaan yang terdaftar di Tehran Stock Exchange di Iran.

Chenhall & Morris (1986) menunjukkan adanya pengaruh ketidakpastian

lingkungan terhadap kualitas sistem informasi akuntansi manajemen pada 36

perusahaan manufaktur di Australia. Pengaruh yang sama juga ditemukan Gul &

Chia (1994) pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di otoritas telekomunikasi

Singapura. Berdasarkan studi kasus di 7 perusahaan Lithuania, Strumickas &

Valanciene (2010) menunjukkan bahwa kualitas sistem informasi akuntansi

manajemen pada perusahaan tersebut sangat dipengaruhi oleh ketidakpastian

lingkungan. Pengaruh ketidakpastian lingkungan terhadap kualitas sistem

informasi akuntansi manajemen juga ditemukan Chiou (2011) pada perusahaan

publik di Taiwan dan Hammad, et al., (2013) pada 50 sakit rumah sakit di Iran

serta Hoque (2014) pada 34 perusahaan manufaktur di Australia.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianmedia.unpad.ac.id/thesis/120530/2012/120130120053_1_1272.pdf · 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era informasi sekarang ini, ... Demikian

15

Agbejule (2005) menemukan bahwa ketidakpastian lingkungan

berinteraksi dengan kualitas sistem informasi akuntansi manajemen pada 11

perusahaan di Finlandia. Sedangkan Chong & Chong (1997) menunjukkan bahwa

ketidakpastian lingkungan merupakan anteseden penting bagi kualitas sistem

informasi akuntansi manajemen pada perusahaan manufaktur di Australia.

Sebagaimana disebutkan sebelumnya, disamping ketidakpastian

lingkungan, faktor lain yang mempengaruhi kualitas sistem informasi akuntansi

manajemen adalah struktur organisasi (Emmanuel, et al., 1990: 38; Clarke, 2001:

131; Riahi-Belkaoui, 2002: 140; Bhimani, et al., 2008: 24; Stair & Reynolds,

2010: 48, 74; Weetman, 2010: 411; Eldenburg, et al., 2011: 7; Kendall & Kendall,

2011: 46; Laudon & Laudon, 2016: 119, 125). Struktur organisasi menyediakan

pedoman (blueprint) tentang hubungan pelaporan, pengendalian, kewenangan dan

pembuatan keputusan dalam organisasi (Hitt, et al., 2012: 160). Untuk

mengkaitkan elemen-elemen dalam organisasi menjadi sesuatu yang koheren

dibutuhkan sistem informasi akuntansi manajemen (Daft, 2010: 127). Struktur

organisasi pada hakekatnya dapat diartikan sebagai suatu sistem formal yang

mengatur tentang bagaimana pekerjaan, kewenangan dan tanggung jawab dibagi,

dikelompokkan dan dikoordinasikan dalam organisasi sehingga memungkinkan

pencapaian tujuan-tujuan organisasi (Stroh, et al., 2002: 398; Kinicki & William,

2010: 237; McShane & Glinow, 2010: 386; Hitt, et al., 2011: 487; Gomez-Mejia

& Balkin, 2012: 256; Robbins & Coulter, 2012: 265; Colquitt, et al., 2013: 504;

Robbins & Judge, 2013: 481; Griffin & Moorhead, 2014: 430; Robbins, et al.,

2014: 127; Rothaermal, 2014: 346; Jones & George, 2016: 279).

Page 16: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianmedia.unpad.ac.id/thesis/120530/2012/120130120053_1_1272.pdf · 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era informasi sekarang ini, ... Demikian

16

Fenomena yang terkait dengan struktur organisasi pada perusahaan-

perusahaan badan usaha milik negara dikemukakan Menteri BUMN Rini

Soemarno (2014) yang mengungkapkan adanya ketidakefisienan pada struktur

organisasi Pertamina. Di BUMN Merpati, lemahnya koordinasi antar direksi dan

penyalahgunaan wewenang menyebabkan Merpati mengalami keterpurukan (Erik

S. Wardhana, 2014). Kelemahan lain pada struktur organisasi BUMN adalah tidak

adanya pemisahan tugas dan fungsi secara memadai dan standard operating

prosedures (SOP) yang jarang ditaati (Ucok Sky Khadafi, 2012).

Pengaruh struktur organisasi terhadap kualitas sistem informasi akuntansi

manajemen didukung oleh bukti empiris dari beberapa penelitian terdahulu.

Gordon & Narayanan (1984) menemukan adanya korelasi antara struktur

organisasi dengan kualitas sistem informasi akuntansi manajemen pada 34

perusahaan manufaktur di Kansas dan Missouri, USA. Sementara Cassia, et al.

(2005) juga menemukan adanya korelasi antara struktur organisasi dengan

kualitas sistem informasi akuntansi manajemen pada 501 perusahaan di Itali.

Demikian pula dengan Soobaroyen & Poorundersing (2008) yang menemukan

adanya korelasi antara struktur organisasi dengan kualitas sistem informasi

akuntansi manajemen pada 75 perusahaan di Mauritius.

Chenhall & Morris (1986) menemukan pengaruh struktur organisasi

terhadap kualitas sistem informasi akuntansi manajemen pada 36 perusahaan

manufaktur di Australia. Sementara Gul & Chia (1994) menemukan pengaruh

struktur organisasi terhadap kualitas sistem informasi akuntansi manajemen pada

perusahaan-perusahaan yang terdaftar di otoritas telekomunikasi Singapura.

Page 17: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianmedia.unpad.ac.id/thesis/120530/2012/120130120053_1_1272.pdf · 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era informasi sekarang ini, ... Demikian

17

Selanjutnya Moores & Yuen (2001) menemukan bahwa kualitas sistem informasi

akuntansi manajemen dipengaruhi oleh struktur organisasi pada industri pakaian

dan alas kaki di Australia.

Sementara Strumickas & Valanciene (2010) menunjukkan bahwa

kualitas sistem informasi akuntansi manajemen pada 7 perusahaan di Lithuania

sangat dipengaruhi oleh struktur organisasi. Demikian pula dengan Hammad, et

al., (2013) yang menemukan bahwa struktur organisasi merupakan faktor esensial

bagi kualitas sistem informasi akuntansi manajemen pada 50 rumah sakit di Iran.

Kompetensi pengguna sistem informasi juga merupakan faktor yang

mempengaruhi kualitas sistem informasi akuntansi manajemen (Riahi-Belkaoui,

2002: xi; Ward & Peppard, 2002: 391; O’Brien & Marakas, 2010: 69; Hall, 2011:

10; Romney & Steinbart, 2015: 36; Laudon & Laudon, 2016: 590). Kompetensi

pengguna sistem informasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menggunakan sistem informasi

akuntansi manajemen sehingga tujuan sistem informasi akuntansi manajemen

dapat dicapai (Spencer & Spencer, 1993: 9; Marshall, 1998: 29; Dubois, et al.,

2004: 16; Tyson, 2006: 132; Hayes & Ninemeier, 2009: 173; Mahapatro, 2010:

139; McShane & Glinow, 2010: 36; Noe, 2010: 127; Hout, et al., 2011: 2; Rowley

& Jackson, 2011: 22; Stewart & Brown, 2011: 22; Gomez-Mejia, et al., 2012:226;

Dessler, 2014: 296; Robbins, et al., 2014: 209; Mondy & Martocchio, 2016: 122).

Fenomena tentang kompetensi pengguna sistem informasi di perusahaan

badan usaha milik negara diungkapkan M. Kuncoro W (2014) yang menyatakan

kegagalan implementasi sistem informasi di PT. KAI baik dari segi waktu dan

Page 18: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianmedia.unpad.ac.id/thesis/120530/2012/120130120053_1_1272.pdf · 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era informasi sekarang ini, ... Demikian

18

biaya disebabkan oleh terbatasnya kompetensi yang dimiliki oleh sumber daya

manusia. Fenomena lain adalah lemahnya kapasitas sumber daya manusia serta

rendahnya kompetensi pegawai (Megananda Daryono, 2015).

Beberapa penelitian terdahulu juga menyediakan bukti empiris tentang

pengaruh kompetensi pengguna sistem informasi terhadap kualitas sistem

informasi akuntansi manajemen. Ilham Hidayah Napitupulu (2015) menunjukkan

bahwa kompetensi pengguna sistem informasi berpengaruh terhadap kualitas

sistem informasi akuntansi manajemen pada perusahaan manufaktur di Medan,

Indonesia. Selanjutnya Lesi Hertati & Wahyudin Zarkasyi (2015) menunjukkan

bahwa kompetensi pengguna sistem informasi merupakan faktor penting yang

mempengaruhi kualitas sistem informasi akuntansi manajemen pada perusahaan

BUMN yang beroperasi di Sumatera Selatan, Indonesia. Madapusi & Ortiz (2014)

juga menunjukkan bahwa kualitas sistem informasi akuntansi manajemen

dipengaruhi oleh kompetensi pengguna sistem informasi pada perusahaan-

perusahaan di India. Demikian pula dengan Daoud & Triki (2013) yang

menunjukkan bahwa interaksi kompetensi pengguna sistem informasi dengan

kualitas sistem informasi akuntansi manajemen berpengaruh terhadap kinerja

perusahaan di Tunisia.

Beydokhti, et al. (2011) menemukan bahwa kompetensi pengguna sistem

informasi merupakan faktor paling berpengaruh terhadap kualitas sistem

informasi akuntansi manajemen pada perusahaan yang terdaftar di Tehran Stock

Exchange. Selanjutnya Kaasbøll, et al. (2010) menemukan pengaruh kompetensi

pengguna sistem informasi terhadap kualitas sistem informasi akuntansi

Page 19: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianmedia.unpad.ac.id/thesis/120530/2012/120130120053_1_1272.pdf · 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era informasi sekarang ini, ... Demikian

19

manajemen pada perusahaan yang bergerak di sektor kesehatan di Malawi.

Sementara Al-Adaileh (2009) menunjukkan bahwa kompetensi pengguna sistem

informasi merupakan faktor yang mempengaruhi kualitas sistem informasi

akuntansi manajemen pada Jordan Telecom Group.

Berdasarkan fenomena yang terjadi, literatur yang digunakan serta hasil-

hasil penelitian terdahulu, maka penelitian ini mengangkat tema yang diberi judul

: Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan, Struktur Organisasi, dan

Kompetensi Pengguna Sistem Informasi terhadap Kualitas Sistem Informasi

Akuntansi Manajemen serta Implikasinya pada Kualitas Informasi

Akuntansi Manajemen (Survey terhadap Unit-unit Fungsional di Badan

Usaha Milik Negara Indonesia).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah disampaikan di atas,

maka masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

1) Seberapa besar pengaruh ketidakpastian lingkungan terhadap kualitas sistem

informasi akuntansi manajemen.

2) Seberapa besar pengaruh struktur organisasi terhadap kualitas sistem

informasi akuntansi manajemen.

3) Seberapa besar pengaruh kompetensi pengguna sistem informasi terhadap

kualitas sistem informasi akuntansi manajemen.

4) Seberapa besar pengaruh kualitas sistem informasi akuntansi manajemen

terhadap kualitas informasi akuntansi manajemen.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianmedia.unpad.ac.id/thesis/120530/2012/120130120053_1_1272.pdf · 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era informasi sekarang ini, ... Demikian

20

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Untuk mengetahui dan menganalisis besarnya pengaruh ketidakpastian

lingkungan terhadap kualitas sistem informasi akuntansi manajemen.

2) Untuk mengetahui dan menganalisis besarnya pengaruh struktur organisasi

terhadap kualitas sistem informasi akuntansi manajemen.

3) Untuk mengetahui dan menganalisis besarnya pengaruh kompetensi

pengguna sistem informasi terhadap kualitas sistem informasi akuntansi

manajemen.

4) Untuk mengetahui dan menganalisis besarnya pengaruh kualitas sistem

informasi akuntansi manajemen terhadap kualitas informasi akuntansi

manajemen.

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Pengembangan Ilmu

Pengetahuan pada hakikatnya merupakan segenap apa yang kita ketahui

tentang segala sesuatu yang merupakan khasanah kekayaan mental yang secara

langsung atau tidak langsung turut memperkaya kehidupan kita (Jujun S.

Suriasumantri, 2010:104). Sementara ilmu mempelajari alam sebagaimana adanya

dan terbatas pada lingkup pengalaman kita dimana ilmu mengumpulkan

pengetahuan dengan tujuan untuk menjawab permasalahan kehidupan yang

Page 21: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianmedia.unpad.ac.id/thesis/120530/2012/120130120053_1_1272.pdf · 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era informasi sekarang ini, ... Demikian

21

sehari-hari dihadapi manusia, dan untuk digunakan dalam menawarkan berbagai

kemudahan kepadanya (Jujun S. Suriasumantri, 2010:105-106).

Pengembangan ilmu berarti memperdalam dan memperluas pengetahuan

yang telah ada (Sugiyono, 2013: 5). Sementara menurut Sekaran & Bougie (2013:

7) pengembangan ilmu adalah upaya yang dilakukan untuk menghasilkan

tambahan ilmu dan pemahaman tentang fenomena yang menjadi minat (interest)

serta untuk membangun teori dengan cara mengkomprehensifkan bagaimana

suatu fenomena (masalah) di suatu organisasi dapat dipecahkan. Dengan

demikian, pengembangan ilmu adalah pembuktian secara sistematis dari

pengetahuan yang dimiliki untuk menghasilkan penemuan kebenaran yang

bersifat umum.

Menemukan kebenaran yang bersifat umum dapat diperoleh melalui

penelitian, seperti penelitian yang dilakukan untuk mencari kebenaran “pengaruh

ketidakpastian lingkungan, struktur organisasi dan kompetensi pengguna sistem

informasi terhadap kualitas sistem informasi akuntansi manajemen serta

implikasinya pada kualitas informasi akuntansi manajemen”.

Hasil penelitian ini dapat berguna bagi dunia akademis dan bagi peneliti

lainnya dalam pengembangan ilmu.

1) Bagi dunia akademis untuk pengembangan ilmu.

a) Penelitian yang dilakukan memberikan hasil konfirmasi secara empiris

atas teori (pengembangan ilmu) yang digunakan dalam melihat pengaruh

ketidakpastian lingkungan, struktur organisasi dan kompetensi pengguna

sistem informasi terhadap kualitas sistem informasi akuntansi manajemen

Page 22: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianmedia.unpad.ac.id/thesis/120530/2012/120130120053_1_1272.pdf · 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era informasi sekarang ini, ... Demikian

22

serta implikasinya pada kualitas informasi akuntansi manajemen. Hal ini

merupakan pengembangan ilmu akuntansi yang dilakukan peneliti.

b) Hasil pembuktian empiris, hasil penelitian sebelumnya dan ilmu yang

telah ada mengenai kualitas sistem informasi akuntansi manajemen dan

kualitas informasi akuntansi manajemen akan semakin berkembang.

2) Bagi peneliti lain.

Hasil penelitian ini dapat menambah referensi dan menjadi dasar bagi peneliti

lain untuk meneliti kembali dalam upaya pengembangan ilmu mengenai

sistem informasi akuntansi manajemen dan informasi akuntansi manajemen

yang digunakan dalam organisasi, baik organisasi nonbisnis maupun

organisasi bisnis dan bahkan pada dunia pendidikan.

1.4.2 Kegunaan Untuk Pemecahan Masalah

Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan melalui model kerangka

pemikiran yang diajukan untuk memecahkan masalah-masalah yang terjadi baik

pada kualitas sistem informasi akuntansi manajemen maupun pada kualitas

informasi akuntansi manajemen yang digunakan. Organisasi harus memiliki

pemahaman yang baik tentang ketidakpastian lingkungan dimana mereka

beroperasi, menerapkan struktur organisasi yang efektif guna menwujudkan

tujuan-tujuan organisasi dan meningkatkan kompetensi pengguna sistem

informasi. Dengan demikian, sistem informasi akuntansi manajemen yang

berkualitas akan menghasilkan informasi akuntansi manajemen yang berkualitas

Page 23: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianmedia.unpad.ac.id/thesis/120530/2012/120130120053_1_1272.pdf · 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era informasi sekarang ini, ... Demikian

23

yang pada gilirannya dapat meningkatkan efektifitas pembuatan keputusan

(dengan kata lain, keputusan yang dibuat akan berkualitas).

Berdasarkan teori yang dibangun dan bukti empiris yang didapat, maka

fenomena yang terjadi akan dapat diperbaiki melalui pemahaman terhadap

ketidakpastian lingkungan, struktur organisasi serta kompetensi pengguna sistem

informasi. Dengan adanya sistem informasi akuntansi manajemen yang

berkualitas, tentu saja diharapkan dapat dihasilkan informasi akuntansi

manajemen yang berkualitas pula.