bab i fix
DESCRIPTION
Lampu JalanTRANSCRIPT
-
I- 1
Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Jalan sebagai bagian prasarana transportasi mempunyai peran penting dalam distribusi
barang dan jasa, peningkatan perekonomian, sosial budaya, pertahanan dan keamanan. Untuk
mendukung kinerja jalan diperlukan bangunan pelengkap jalan, salah satunya adalah lampu
penerangan jalan. Lampu penerangan jalan dapat digunakan untuk mengurangi jumlah kecelakaan
pada malam hari terutama untuk jalan yang dilalui oleh kendaraan roda dua, jalan yang
bersinggungan dengan lingkungan penduduk di sekitar jalan, dan jalan dalam kondisi buruk.
Menurut SNI 7391-2008 mengenai Spesifikasi Penerangan Jalan di Kawasan Perkotaan,
pengertian lampu Penerangan Jalan adalah bangunan pelengkap jalan yang dapat
diletakkan/dipasang di kiri atau kanan jalan dan atau ditengah (di bagian median jalan). Memiliki
fungsi untuk menerangi jalan maupun lingkungan di sekitar jalan yang diperlukan. Sebagai alat
bantu aktivitas pada malam hari, lampu PJU memberikan penerangan jalan bagi pengguna jalan
baik pejalan kaki maupun pengguna kendaraan.
Permasalahan pengelolaan lampu Penerangan Jalan Umum (PJU) merupakan permasalahan
yang besar yang dihadapi oleh kabupaten/kota diseluruh Indonesia tidak terkecuali Pemerintah
Daerah Kabupaten Bireuen, yaitu beban berat yang harus ditanggung oleh APBD untuk membayar
rekening pemakaian energi listrik untuk PJU, yang rata-rata menghabiskan milyaran rupiah setiap
bulannya, beban ini akan semakin bertambah seiring dengan bertambahnya lampu PJU yang
terpasang di jalan. Dengan biaya yang sebesar itu, maka sudah seharusnya proses perencanaan dan
pemasangan yang selama ini dilakukan dapat menghasilkan fungsi PJU yang efisien. Fungsi utama
PJU adalah memberikan penerangan sebaik baiknya sesuai dengan standar yang ada (SNI 7391-
2000), sehingga dapat memberikan kenyamanan berkendara pada malam hari, meningkatkan
keselamatan, meningkatkan keamanan lingkungan serta memberikan kenyamanan dan keindahan
lingkungan.
Terkait dengan penyediaan lampu penerangan jalan harus memperhatikan kemampuan
produksi PT. PLN dalam menyediakan daya listrik dan kemampuan Pemerintah Kabupaten Bireuen
dalam menyediakan dana. Ketersediaan dana Pemerintah Kabupaten Bireuen untuk penataan
lampu penerangan jalan digunakan untuk pembangunan infrastruktur lampu penerangan jalan,
biaya operasional dan biaya pemeliharaan. Dana pembangunan infrastruktur lampu penerangan
jalan sangat terbatas, sehingga perlu prioritas untuk penataan lampu penerangan jalan pada ruas
jalan tersebut. Biaya operasional lebih diutamakan untuk pembayaran rekening listrik.
Dari hasil pengamatan sementara, kondisi lampu jalan pada ruas-ruas jalan di Kabupaten
Bireuen masih terdapat beberapa lampu yang tidak bisa menyala dan cahayanya tidak maksimal.
Hal ini dapat berdampak pada pengguna jalan, kenyamanan penglihatan di malam hari, kualitas
jarak pandang berkurang, serta menyulitkan kendaraan yang melintas dan juga pejalan kaki. Lampu-
lampu yang dipakai masih banyak yang menggunakan lampu yang tidak sesuai dengan kebutuhan
kelas jalan misalnya lampu dengan daya watt tinggi tetapi memiliki lumen rendah, dan juga semakin
banyaknya lampu penerangan jalan liar yang dipasang sendiri oleh masyarakat. Untuk mendapatkan
pencahayaan yang optimal sesuai dengan acuan yang berlaku, Pemerintah Kabupaten Bireuen
sebagai pengelola prasarana penerangan jalan umum harus melaksanakan secara konsisten upaya-
upaya perawatan pada semua titik lampu penerangan jalan umum baik dengan memotong dahan
pohon atau daun yang menghalangi pencahayaan serta mengganti lampu yang mati dan sudah lama
usia pemasangannya.
Dengan pertimbangan tersebut dirasa perlu untuk melakukan pendataan lampu penerangan
jalan di Kabupaten Bireuen. Identifikasi dan inventarisasi lampu penerangan jalan diperlukan untuk
mengetahui kondisi eksisting lampu penerangan jalan di ruas jalan tersebut. Kondisi eksisting
tersebut berkaitan dengan standar SNI 7391-2008 terutama dasar-dasar perencanaan pemasangan
lampu penerangan jalan. Hasil dari identifikasi dan inventarisasi lampu penerangan jalan digunakan
untuk menentukan prioritas penataan lampu penerangan jalan di wilayah di Kabupaten Bireuen.
-
I- 2
1.2 Tujuan
Tujuan yang akan dicapai dalam Penyusunan Laporan Pendataan Lampu Penerangan Jalan
Umum Kabupaten Bireuen ini adalah:
a. Efisiensi tagihan rekening Lampu Penerangan Jalan Umum (LPJU).
b. Memberikan data kebutuhan titik dan jenis lampu agar diperoleh tingkat penerangan jalan
yang sesuai dengan kelas jalan.
c. Mensukseskan program konservasi energi dengan efisiensi pemakaian energi listrik penerangan
jalan umum.
1.3 Sasaran
Sasaran yang akan dicapai dalam Penyusunan Laporan Pendataan Lampu Penerangan Jalan
Umum Kabupaten Bireuen ini adalah:
a. Sebagai analisa penataan lampu penerangan jalan di wilayah Kabupaten Bireuen.
b. Sebagai analisa prioritas dalam penataan lampu penerangan jalan di wilayah Kabupaten
Bireuen.
c. Sebagai bahan pertimbangan dalam perencanaan penataan lampu penerangan jalan bagi
pihak-pihak yang berkepentingan dan terkait.
1.4 Dasar Hukum
1. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 1992 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan;
2. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 Tentang Jalan;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2009 Tentang Ketenagalistrikan;
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 1985 Tentang Jalan;
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 1993 Tentang Prasarana dan Lalu
Lintas Jalan;
6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 13 /PRT/M/2011 Tentang Tata Cara Pemeliharaan
dan Penilikan Jalan.
7. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2012
Tentang Penghematan Pemakaian Tenaga Listrik.
1.5 Lingkup Pekerjaan
Ruang lingkup dalam penyusunan laporan pekerjaan meliputi ruang lingkup materi atau
substansial dan ruang lingkup wilayah atau spasial. Penentuan ruang lingkup digunakan sebagai
batasan operasional pelaksanaan pekerjaan.
1.5.1 Ruang Lingkup Materi (Substansial)
Lingkup materi (substansial) dalam pekerjaan ini adalah berbagai hal terkait dalam
pendataan lampu penerangan jalan umum. Kegiatan ini tidak dapat terlepas dari kondisi lampu,
pola persebaran lampu, jenis lampu serta besaran tegangan lampu. Ke-empat hal tersebut lebih
lanjut akan dipaparkan, dan dilakukan analisa keterkaitan antar aspek.
1.5.2 Ruang Lingkup Wilayah (Spasial)
Batasan ruang lingkup wilayah dalam kegiatan Pendataan Lampu Penerangan Jalan Umum
adalah seluruh Kabupaten Bireuen yang dibagi dalam empat rayon, meliputi :
1. Rayon Samalanga, terdiri dari Kec. Samalanga, Kec. Simpang Mamplam, Kec. Pandrah, Kec.
Jeunib, Kec. Peulimbang, Kec. Peudada.
2. Rayon Bireuen, terdiri dari Kec. Jeumpa, Kec. Kota Juang, Kec. Kuala dan Kec. Juli.
3. Rayon Matang, Kec. Peusangan, Kec. Jangka, Kec. Peusangan Selatan, Kec. Peusangan Siblah
Krueng (sebagian).
4. Rayon Gandapura, Kec. Peusangan Siblah Krueng (sebagian), Kec. Kuta Blang, Kec. Makmur,
Kec. Gandapura.