bab i-ii dbt (fix)

Upload: barry-muwardi

Post on 05-Jan-2016

252 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

dasar budidaya tanaman

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Untuk memulai suatu budidaya tanaman dibutuhkan adanya bahan tanam dan media tanam. Bahan tanam adalah bagian dari tanamann yang digunakan untuk memulai suatu budidaya pertanian. Bahan tanam dapat berupa benih atau bibit.

Perbanyakan melalui benih biasanya disebut generatif. Jika ingin hasil produksi yang optimal, maka perlu dilakukan pemilihan bibit atau benih yang unggul dan sesuai dengan media tanam yang ada.

Hal yang harus diperhatikan dalam melakukan budidaya tanaman adalah media tanam. Media tanam adalah tempat tanaman yang dibutuhkan. Media tanam sangat dibutuhkan karna nantinya menyediakan nutrisi bagi tanaman, tempat pertumbuhan perakaran, tempat tersedianya air serta penopang tanaman agar dapat tumbuh.

Jika ingin mendapatkan hasil budidaya yang baik maka harus memperhatikan media tanam dan bahan tanam yang sesuai dan saling melengkapi, karna media tanam dan bahan tanam saling melengkapi.

1.2 Tujuan

Mengetahui dan memahami fungsi media tanam. Mengetahui dan memahami macam-macam media tanam dan sifatnya. Mengtahui syarat media tanam yang baik.

Mengtahui macam-macam tipe perkecambahan.

Mengetahui macam-macam perkembangan vegetatif.

Mengetahui faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan perbanyakan vegetatif dan generatif .

1.3 Mamfaat

Mengetahui sesuatu yang penting dalam hal media tanam dan bahan tanam

Mahasiswa mampu mengetahui segala sesuatu tentang budidaya.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA2.1 Pengertian Media Tanam

Media tanam adalah media yang digunakan sebagai tumbuh dan berkembangnya tanaman, baik berupa tanah maupun non-tanah. (Suryowinoto, 1991)

Media tanam diartikan sebagai wadah atau tempat tinggal tanaman. (Redaksi PS, 2007)

The growing medium holds the roots firmly so that they can support the plant, and holds the water-nutrient solution and air so that they are available to the plants. It is obvious that the roots are used by the plant to obtain water and nutrients, but they need oxygen too. Roots not obtaining sufficient oxygen become sickly and are attacked by mildews and rots. (Auetragul, 1982.)The main component of growing medium when going to farm. (Redaksi PS , 2008)

2.2 Pengertian Bahan Tanam

Bahan tanam merupakan masukan hidup di dalam proses budidaya tanaman yaitu bagian tanaman yang hidup yang akan ditanam. (Widarto, 1996)Bahan tanam adalah pohon induksi yang dipakai untuk memperbanyak tanaman, baik itu vegetatif atau generatif. ( Bagus, 2010)

Planting material is materials that is used to start a new life from a plant. (Anggi 2010)

2.3 Fungsi Media Tanam

1. Tempat tanaman berpijak dan berdiri tegaknya tanaman

2. Memiliki kemampuan mengikat air dan menahan unsur hara yang dibutuhkan tanaman

3. Memiliki aerasi dan drainase yang baik

4. Dapat menjaga kelembaban di sekitar akar tanamanTidak mudah rapuh atau lapuk

(Redaksi PS. 2007)2.4 Macam- macam Media Tanam Dan Sifatnya2.4.1 Organik

a. KomposKompos adalah media tanam yang berasal dari proses fermentasi tanaman atau limbah organik, seperti jerami, sekam,daun, rumput, dan sampah kota. Kelebihan kompos mampu mengembalikan kesuburan tanah melalui perbaikan sifat tanah,baik fisik, kimiawi, maupun biologis. (Redaksi PS, 2007)

b. MossMoss berasal dari akar paku-pakuan atau kadaka yang banyak dijumpai di hutan.Moss sering digunakan sebagai media tanamuntuk persemaian hingga pembungaan.Media ini mempunyaibanyak rongga sehingga memungkinkan akar tanaman tumbuh dan berkembang dengan leluasa. Media moss mampu mengikatair dengan baik serta memiliki sistem drainase dan aerasi yangbaik. Untuk mendapatkan hasil yangoptimal, moss dikombinasikan dengan media tanam organik lainn, seperti kulitkayu, tanah gambut, atau daun kering. (Tim Dosen Dasar Budidaya Tanaman, 2013)

c. Pupuk kandang

Pupuk kandang berasal dari kotoran hewan, mengandung unsur haramakroseperti natrium (N), fosfor (P), dan kalium (K) dan unsur hara mikro.Pupuk kandang juga memiliki kandungan mikroorganisme yang mampu merombak bahan organik. Sebaikknya kotoran ayam yang digunakan, karena memiliki kadar unsur hara paling tinggi, disusul dari kotoran sapid dan kambing atau kerbau. Sebaiknya kotoran yang digunakan harus matang terlebih dahulu, bila tidak pupuk akan mengeluarkan panas yang dapat merusak tanaman itu sendiri (Wiryanta, 2007.).

d. Sabut Kelapa (Cocopeat)Sabut kelapa atau coco peat berasal dari kulit luar buah kelapa atau biasa disebut sabut kelapa. Sabut kelapa mampu mengikat dan menyimpanair, mengandung unsur hara esensial, sepertikalsium (Ca), magnesium (Mg), kalium (K), natrium (N), danfosfor (P). Sabut kelepa juga mengandung tannin yang dapatmenghambat pertumbuhan tanaman.Hasil penelitian, mediatanam cocopeat sanggup menahan air hingga 73%. Namun cocopeat akan digemari penyakit bila terlalu sering disiram. Dan sebelum digunakan, ada baiknya cocopeat direndam dengan fungisida untuk mencegah tumbuhnya jamur. (Wiryanta, 2007)

e. Sekam Padi Sekam padi adalah kulit biji gabah tanaman padi. Sekam padi bisa berupa sekam bakar atau sekam mentah (tidak dibakar)yang memiliki tingkat porositas sama. Penggunaan sekam bakaruntuk media tanam tidak perlu disterilisasi lagi karena mikrobapatogen telah mati selama proses pembakaran. Sekam bakarjuga memiliki kandungan karbon (C) yang tinggi Sekam mentahsebagai media tanam mudah mengikat air, tidak mudah lapuk,merupakan sumber kalium (K) yang dibutuhkan tanaman dan tidak mudah menggumpal sehingga akar tanaman dapat tumbuh dengan sempurna. (Wiryanta, 2007)

2.4.2 Anorganik

f. GelGel atau hidrogel adalah kristal polimer yang sering digunakan sebagai media tanam bagi tanamanindoorberbatang lunak. Penggunaanmedia jenis ini sangat praktis dan efisien karena tidak perludiganti, disiram atau dipupuk.Media ini dapat menyimpanair dannutrisi dengan baik. (Wiryanta, 2007)

g. PasirPasir sering digunakan sebagai media tanam alternatif untuk menggantikan fungsi tanah.Sejauh ini, pasir dianggap memadaidan sesuai jika digunakan sebagai media untuk penyemaian benih, pertumbuhanbibit tanaman, dan perakaran setek batang tanaman.Pasir memiliki pori berukuran besar (makro) oleh karena itumudah basah dan cepat kering oleh proses penguapan. Kohesidan konsistensi (ketahanan terhadap proses pemisahan) pasirsangat kecil sehingga mudah terkikis oleh air atau angin.Mediapasir lebih membutuhkan pengairan dan pemupukan yang lebih intensif.Namun pasir memungkinkan tanaman yang ditanam di media ini membuat perakaran yang lebih luas karena pasir cenderung mudah ditembus oleh akar. (Wiryanta, 2007)

h. Pecahan Batu Bata

Pecahan batu bata juga dapat dijadikan alternatif sebagai media tanam. Ukuran batu-bata yang akan digunakan sebagai mediatanam dibuat kecil, seperti kerikil, dengan ukuran sekitar 2-3cm. Ukuran yang semakin kecil juga akan membuat sirkulasiudara dan kelembapan di sekitar akar tanaman berlangsunglebih baik.Media pecahan batu bata tidak mudah melapuk, cocok digunakan sebagai media tanam di dasar pot karena memilikikemampuan drainase dan aerasi yang baik. (Tim Dosen Dasar Budidaya Tanaman, 2013)

i. Kerikil

Kerikil sering digunakan sebagai media untuk budidaya tanaman secara hidroponik. Penggunaan media ini akanmembantu peredaran larutan unsur hara dan udara serta padaprinsipnya tidak menekan pertumbuhan akar. Kerikil memilikikemampuan mengikat air yang relatif rendah sehingga mudahbasah dan cepat kering jika penyiraman tidak dilakukan secararutin.Saat ini banyak dijumpai kerikil sintesis yang menyerupai batuapung, yakni memiliki rongga udara sehingga memiliki bobotyang ringan.Kelebihan kerikil sintesis adalah cukup baik dalammenyerap air.Selain itu, sistem drainase yang dihasilkan jugabaik sehingga tetap dapat mempertahankan kelembapan dansirkulasi udara dalam media tanam. (Tim Dosen Dasar Budidaya Tanaman, 2013)

j. Spons (floralfoam)

Spons sangat ringan sehingga mudah dipindah-pindahkan danditempatkan di mana saja. Walaupun ringan, media jenis initidak membutuhkan pemberat karena setelah direndam ataudisiram air akan menjadi beratMedia tanam spons mudah menyerap air dan unsur haraesensial yang diberikan dalam bentuk larutan. Media ini tidaktahan lama karena mudah hancur. Berdasarkan kelebihan dankekurangan tersebut, spons sering digunakan sebagai mediatanam untuk tanaman hias bunga potong (cutting flower). (Tim Dosen Dasar Budidaya Tanaman, 2013)

2.5 Syarat Media Tanam Yang Baik

Media tanam yang baik harus memiliki sifat-sifat fisik, kimia, dan biologi yang sesuai dengan kebutuhan tanaman. Secara umum, media tanam yang baik harus memiliki syarat-syarat sebagai berikut: Menyediakan ruang tumbuh bagi akar tanaman, sekaligus juga senggup menopang tanaman.

Memiliki porositas yang baik, artinya bisa menyimpan air sekaligus juga mempunyai drainase dan aerasi yang baik.

Menyediakan usnsur hara yang cukup baik yang makro maupun mikro.

Tidak mengandung bibit penyakit, madia tanam harus bersih dari hama.

2.6 Pengertian Perkecambahan Dan Proses Pemecahan Dormasi Secara Alami Dan KimiaPerkecambahan merupakan suatu proses pertumbuhan dari biji setelah mengalami masa dormansi bila kondisi-kondisi sekelilingnya memungkinkan banyak faktor yang berpengaruh dalam merangsang maupun memacu proses perkecambahan ini, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Beberapa faktor tersebut antara lain ketersediaan air, suhu udara (gas-gas) dan cahaya (Novijanto, 1996)Perkecambahan merupakan proses pertumbuhan dan perkembangan embrio, dimana tahap awal perkembangan suatu tumbuhan, khususnya tumbuhan berbiji. Dalam tahap ini, embrio di dalam biji yang semula berada pada kondisi dorman mengalami sejumlah perubahan fisiologis yang menyebabkan ia berkembang menjadi tumbuhan muda. Tumbuhan muda ini dikenal sebagai kecambah.Hasil perkecambahan ini adalah munculnya tumbuhan kecil dari dalam biji.(Kusfebriani, dkk., 2010)

Germination is the process whereby seeds or spaces sprout and begin to grow (Auetragul, 1982).

Germination is the stage in which a germ or a living thing starts to sprout, grow develop (Deborah, 1992).2.7 Pengertian Benih, Bibit, dan Biji

2.7.1 Benih

Benih adalah biji tanaman yang telah mengalami perlakuan sehingga dapat dijadikan sarana dalam memperbanyak tanaman.

Benih adalah biji dari tanaman yang diproduksi untuk tujuan ditanam atau dibudidayakan kembali.

2.7.2 Bibit

Bibit merupakan bahan tanam yang berasal dari bagian vegetative tanaman hidup.

Bibit juga bias berarti benih yang ditumbuhkan dulu sampai tingkat tertentu yang kemudian digunakan sebagai bahan tanam.

2.7.3 Biji

Biji merupakan salah satu bagian tanaman yang berfungsi sebagai unit penyebaran (dispersal unit) perbanyakan tanaman secara alamiah.

Biji adalah hasil tanaman yang digunakan untuk tujuan konsumsi atau diolah sebagai bahan baku industry.2.8 Macam-Macam Tipe Perkecambahan

A. Hipogeal

Hipogeal adalah pertumbuhan memanjang dari epikotil yang meyebabkan plumula (daun lembaga) tertarik ke atas keluarmenembus kulit biji dan muncul di atas tanah tetapi kotiledon relatif tetap posisinya di dalam tanah.Contoh tipe ini terjadi pada kacang kapri, kacang tanah dan jagung.

B. Epigeal

Perkecambahan epigeal adalah apabila terjadi pembentangan ruas batang di bawah daun lembaga atau hipokotil sehingga mengakibatkan daun lembaga (plumula) dankotiledon terangkat ke atas tanah.Perkecambahan tipe ini misalnya terjadi padakacang hijau, biji buncis, dan biji jarak.

(Kusfebriani, dkk., 2010.)

2.9 Pengertian Perbanyakan Vegetatif dan Generatif

Perbanyakan tanaman yang berasal dari biji disebut perbanyakan generatif. Perbanyakan vegetatif adalah perbanyakan yang menggunakan organ vegetatif tanaman, misal stek batang, stek daun, stek akar, cangkok, okulasi, grafting, dan kultur jaringan.

(Tim Dosen Dasar Budidaya Tanaman, 2013)2.10 Macam-Macam Perkecambahan Vegetatif

2.10.1 Secara Alami

A. Tunas

Tunas dapat tumbuh melalui batang, akar, atau daun pohon tersebut dan tumbuh didekat induknya. Pohon pisang adalah contoh yang bertunas.

B. Umbi Akar

Umbi akar berguna untuk menyimpan cadangan makanan. Umbi akar tidak berkuncup, berdaun, tidak bermatatunas dan tidak berbuku-buku.

C. Umbi Lapis

Umbi lapis adalah daun yang berlapis membentuk umbi dan ditengahnya tumbuh tunas, contohnya bawang merah.

D. Umbi Batang

Umbi yang mengelembung didalam tanah, contohnya kentang, dan ubi jalar.

2.10.2 Secara Buatan A. Mencangkok

Memperbanyak tanaman dengan cara memotong bahan tanaman induknya tanaman yang dicangkok hanya tanaman induk.

B. Menempel

Menenmpelkan dua tunas dari dua tanaman yang sejenis tapi beda jenis, sehingga didapatkan tanaman yang memiliki gabungan sifat unggul.

C. Menyambung

Menggabungkan bagian atas dan bawah tanaman yang sejenis, untuk mendapatkan satu tanaman dengan gangguan sifat unggul.

D. Stek

Memperbanyak tanaman dengan cara menanam potongan tanaman induknya.

E. Merunduk

Dengan cara merundukan batang ke arah tanah sehingga tumbuh akar.

2.11 Keuntungan dan Kerugian Perbanyakan Generatif dan Vegetatif

A.Perbanyakan Generatif

Keuntungan bahan tanam generatif antara lain, mudah untuk penanaman, tidak memerlukan wadah/tempat yang besar sehingga mudah didistribusikan, dapat disimpan dalam jangka waktu tertentu.Benih juga mudah dikembangkan menjadi individu baru yang unggul, misal benih hibrida.

Kelemahan perbanyakan generatif adalah biji sebagai penggabungan dari dua gamet bisa mempunyai sifat yang tidak samadengan induknya.B.Perbanyakan Vegetatif

Keuntungan penggunaan organ vegetatif sebagai bahan tanam adalah tanaman baru mempunyai sifat yang sama dengan induknya. Pada perbanyakan cangkok, budding dan grafting, tanaman bisa langsung memasuki fase reproduktif karena tidak memerlukan fase vegetatif.

Kelemahan metode perbanyakan vegetative adalah memerlukan tempat/wadah yang besar sehingga agak sulit dalam distribusi bibit.

(Tim Dosen Dasar Budidaya Tanaman, 2013)2.12 Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Perbanyakan Vegetatif dan Generatif

A. Faktor Intern :

Dormansi bahan tanam (dapat dipecahkan dengan pemberian kelembaban tinggi).ZPT (dapat memacu pertumbuhan akar dan tunas).Hormon (memiliki peranan penting dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman, seperti hormone giberelin, auksin, sitokinin).B. Faktor Eksternal

Suhu (bahan tanam tidak tahan dengan suhu tinggi).Kelembaban (pada awal masa tanam dibutuhkan kelembaban yang tinggi).Cahaya (pada awal pertumbuhan tunas dan akar dibutuhkan cahaya yang tidak banyak, maka perlu diberi naungan).Jamur dan bakteri (biasanya sangat peka terhadap keadaan yang lembab, bahan tanam yang terlukai sangat rawan terhadap serangan jamur dan bakteri sehingga menyebabkan kebusukan).

(Sutopo, 1988)