bab i dan ii ket

8
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kehamilan ektopik adalah kehamilan yang terjadi bila telur yang dibuahi berimplantasi dan tumbuh di luar endometrium kavum uteri. Kehamilan ektopik terganggu (KET) merujuk pada keadaan di mana timbul gangguan pada kehamilan tersebut sehingga terjadi abortus maupun ruptur yang menyebabkan penurunan keadaan umum pasien. 1,2 Kehamilan ektopik merupakan kehamilan yang berbahaya bagi seorang wanita yang dapat menyebabkan kondisi yang gawat bagi wanita tersebut. Hal yang menyebabkan besarnya angka kematian ibu akibat kehamilan ektopik adalah kurangnya deteksi dini dan pengobatan setelah diketahui mengalami kehamilan ektopik. Data surveillance Amerika Serikat tentang hubungan kematian dengan kehamilan tahun 1991-1999 didapatkan bahwa kehamilan ektopik merupakan penyebab 5,6% dari 4200 kematian maternal. Dari jumlah tersebut, 93% disebabkan oleh perdarahan. Di Inggris, 26% kematian maternal pada kehamilan awal dari tahun 2003-2005. Data WHO tahun 1997-2002, menyatakan kehamilan ektopik merupakan penyebab 4,9% dari kematian yang berhubungan dengan kematian pada negara berkembang. 1 Kematian karena kehamilan ektopik terganggu cenderung turun dengan diagnosis dini dengan persediaan darah yang cukup. Hellman dkk., (1971) melaporkan 1 kematian dari 826 kasus, dan Willson dkk (1971) 1 diantara 591 kasus. Tetapi bila pertolongan terlambat, angka kematian dapat tinggi. Sjahid dan Martohoesodo (1970) mendapatkan angka kematian 2 dari 120 kasus. 2 Diagnosis KET harus dipikirkan bila seorang pasien dalam usia reproduktif mengeluhkan nyeri perut bawah yang hebat dan tiba-tiba, ataupun nyeri perut bawah yang gradual, disertai keluhan perdarahan per vaginam setelah keterlambatan haid, dan pada pemeriksaan fisik ditemukan tanda-tanda akut abdomen, kavum Douglas menonjol, nyeri goyang porsio, atau massa di samping uterus. Beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain laboratorium Hb, USG, kuldosentesis, laparaskopi serta dilatasi dan kerokan. 1

Upload: tya-nuno

Post on 27-Nov-2015

7 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I dan II KET

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kehamilan ektopik adalah kehamilan yang terjadi bila telur yang dibuahi

berimplantasi dan tumbuh di luar endometrium kavum uteri. Kehamilan ektopik

terganggu (KET) merujuk pada keadaan di mana timbul gangguan pada

kehamilan tersebut sehingga terjadi abortus maupun ruptur yang menyebabkan

penurunan keadaan umum pasien.1,2

Kehamilan ektopik merupakan kehamilan yang berbahaya bagi seorang

wanita yang dapat menyebabkan kondisi yang gawat bagi wanita tersebut. Hal

yang menyebabkan besarnya angka kematian ibu akibat kehamilan ektopik adalah

kurangnya deteksi dini dan pengobatan setelah diketahui mengalami kehamilan

ektopik. Data surveillance Amerika Serikat tentang hubungan kematian dengan

kehamilan tahun 1991-1999 didapatkan bahwa kehamilan ektopik merupakan

penyebab 5,6% dari 4200 kematian maternal. Dari jumlah tersebut, 93%

disebabkan oleh perdarahan. Di Inggris, 26% kematian maternal pada kehamilan

awal dari tahun 2003-2005. Data WHO tahun 1997-2002, menyatakan kehamilan

ektopik merupakan penyebab 4,9% dari kematian yang berhubungan dengan

kematian pada negara berkembang.1 Kematian karena kehamilan ektopik

terganggu cenderung turun dengan diagnosis dini dengan persediaan darah yang

cukup. Hellman dkk., (1971) melaporkan 1 kematian dari 826 kasus, dan Willson

dkk (1971) 1 diantara 591 kasus. Tetapi bila pertolongan terlambat, angka

kematian dapat tinggi. Sjahid dan Martohoesodo (1970) mendapatkan angka

kematian 2 dari 120 kasus.2

Diagnosis KET harus dipikirkan bila seorang pasien dalam usia reproduktif

mengeluhkan nyeri perut bawah yang hebat dan tiba-tiba, ataupun nyeri perut

bawah yang gradual, disertai keluhan perdarahan per vaginam setelah

keterlambatan haid, dan pada pemeriksaan fisik ditemukan tanda-tanda akut

abdomen, kavum Douglas menonjol, nyeri goyang porsio, atau massa di samping

uterus. Beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain

laboratorium Hb, USG, kuldosentesis, laparaskopi serta dilatasi dan kerokan.1

Page 2: BAB I dan II KET

2

Kehamilan ektopik terganggu merupakan peristiwa yang sering dihadapi

oleh setiap dokter, dengan gambaran klinik yang sangat beragam. Tidak jarang

yang menghadapi penderita untuk pertama kali adalah dokter umum atau dokter

ahli lainnya, maka dari itu, perlu diketahui oleh setiap dokter klinik tentang cara

penegakan diagnosis dan penanganan segera kehamilan ektopik terganggu.

Dalam tulisan ini akan disampaikan laporan kasus KET, sehingga

diharapkan, setelah membaca dan mempelajari laporan kasus ini kita dapat

menegakkan diagnosis dan melakukan tatalaksana dengan baik sehingga akan

mengurangi tingkat mortalitas akibat KET.

Page 3: BAB I dan II KET

3

BAB II

ILUSTRASI KASUS

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. Sm Nama suami : Tn. Sp

Umur : 32 tahun Umur : 36 tahun

Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta

Agama : Islam Agama : Islam

Suku : Melayu Suku : Melayu

Alamat : RT.21 Murni

Masuk RS : 01 Agustus 2012 (Pk. 17.25 WIB)

No. MR : 693782

II. ANAMNESIS (Autoanamnesis)

Keluhan Utama : nyeri perut kiri bawah tiba-tiba ± 1 jam SMRS

Riwayat Penyakit Sekarang :

Sekitar ± 1 jam SMRS secara tiba-tiba pasien mengeluhkan nyeri perut

melilit, perut terasa tegang, semakin nyeri jika dipegang. Selain itu, pasien

merasakan badannya makin lemah dan kepala terasa pusing. Perdarahan dari

kemaluan (+), sedikit. Riwayat terjatuh disangkal. Pasien juga mengaku sudah

telat haid beberapa minggu. Pasien tidak mengetahui bahwa dia sedang hamil.

Pasien juga belum pernah memeriksakan apakah dia hamil atau tidak.

Riwayat Penyakit Dahulu :

Riwayat keluhan serupa sebelumnya disangkal

Riwayat hipertensi disangkal

Riwayat asma dan penyakit paru lain disangkal

Riwayat peny. disangkal

Riwayat DM disangkal

Page 4: BAB I dan II KET

4

Riwayat Penyakit Keluarga :

Riwayat keluarga dengan keluhan yang sama disangkal

Riwayat keluarga hipertensi disangkal

Riwayat keluarga asma dan penyakit paru lain disangkal

Riwayat keluarga peny. disangkal

Riwayat keluarga DM disangkal

Riwayat menstruasi :

Tidak teratur, kadang-kadang bisa 3 bulan sekali. Satu siklus berlangsung

selama 5-6 hari, ganti pembalut 2x/hari.

HPHT : 13-7-2012

Usia gestasi : 2-3 minggu

TP : 20-4-2013

Riwayat Perkawinan :

Perkawinan ke-1 (2007-2012)

Riwayat Kehamilan/Persalinan/Nifas :

Tabel 1.1. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas

No. Tahun Partus

Tempat Partus UK

Jenis Persali

nan Penolong Penyulit

Keadaan Ket. Nifas Anak

1. 2008 Bidan Aterm Normal Bidan - Baik Baik 2. 2009 Bidan Aterm Normal Bidan - Baik Baik 3. ini

Riwayat Kontrasepsi :

Belum pernah menggunakan KB

Page 5: BAB I dan II KET

5

III. PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalis

Keadaan Umum : tampak kesakitan

Kesadaran : Compos mentis

Tanda-tanda vital :

TD : 120/80 mmHg

HR : 88 x/menit

T : 36,8 0C

RR : 22 x/menit

Status Gizi :

BB : 55 kg

TB : 155 cm

IMT : 22,9 kg/m2 (Baik)

Kepala dan Leher :

Wajah : Ekspresi wajar, tampak kesakitan

Mata : Conjunctiva anemis (-/-) , sklera ikterik (-), pupil isokor Ɵ

± 3 mm Telinga : sekret (-), pendengaran baik

Hidung : bentuk simetris, deformitas (-), secret (-), deviasi septum (-)

Mulut : bibir sianosis (-), hiperpigmentasi (+)

Lidah : hiperemis (-),

Thorax :

Jantung : BJ I > II, bising (-)

Paru : vesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-

Abdomen : Lihat status ginekologis

Genitalia : Lihat status ginekologis

Ekstremitas : Akral hangat, edema (-/-)

Page 6: BAB I dan II KET

6

Status Ginekologis

Muka : Kloasma gravidarum (-)

Mammae : membesar, hiperpigmentasi areola (+)

Abdomen :

Inspeksi : Perut datar, simetris

Palpasi : Nyeri tekan(+), nyeri lepas (+)

Perkusi : Nyeri ketok (+)

Auskultasi : BU (+) normal.

Genitalia :

Inspeksi : Vulva tampak pendarahan merembes

Inspekulo : Tidak dilakukan

Bimanual : Nyeri goyang portio (+), cavum douglas manonjol

IV. PEMERIKSAAN LABORATORIUM Darah rutin (01-8-2012) : WBC : 15,4 HGB : 11,2 gr%; 10,9 gr%; 10,6 gr% HCT : 29,5 vol % PLT : 210.000/mm3 CT : 2’ BT : 5’

Gravindek tes : (+)

V. DIAGNOSIS KERJA :

G3P2A0, gravida 2-3 minggu dengan acute abdomen e.c. KET

VI. PENATALAKSANAAN Observasi vital sign

IVFD RL 20 tetes/ menit

IVFD RL 20 tetes/menit (transfusi set)

VII. RENCANA

Laparatomi cito e.c. KET (Pukul : 22.30 WIB)

Siapkan donor 1 kolf

Page 7: BAB I dan II KET

7

VIII. LAPORAN OPERASI

Diagnosis Pre-operatif

G3P2A0, gravida 2-3 minggu dengan acute abdomen e.c. KET

Durante operasionum

Langkah-langkah operasi :

1. Pasien dalam posisi terlentang dengan anestesi spinal

2. Dilakukukan insisi pfannenstiel ±10 cm sampai menembus cavum

abdomen

3. Tambak darah dan bekuan darah dalam cavum abdomen

4. Dilakukan eksplorasi, ditemukan kehamilan pada tuba sinistra pars

ampula yang mengalami abortus

5. Dilakukan salphingektomi sinistra

6. Cavum abdomen dibersihkan dari bekuan darah

7. Pasang drainase

8. Dinding abdomen di jahit lapis demi lapis

9. Jahit dengan subcutikuler

Jenis operasi

Salphingectomy sinistra

Diagnosis Post operasi

P2A1, post salphingectomy sinitra a/i ruptur tuba e.c. abortus tuba pars

ampularis sinistra

Instruksi post-op

- Dua jam post op. pasien boleh minum

- Empat jam post op, bila tidak mual, pasien boleh makan makanan

lunak

- Dua belas jam post op, pasien boleh miring kanan-kiri

- Dua puluh empat jam post op, pasien belajar duduk dan berdiri

- Diet nasi biasa

Page 8: BAB I dan II KET

8

Terapi post-op

- IVFD RL : Dextrosa 5% (3:1) 28 gtt/i

- Transfusi PRC sampai HB ≥ 11 g/dl

- Inj. Ceftriaxon 3 x 1gr

- Ketoprofen 2x200 mg (supp)

- Vit. C 2x2 amp