bab i (2)

Upload: wina-laili-m

Post on 05-Jan-2016

11 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

nano

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUANI 1 Latar BelakangKanker merupakan penyakit yang ditandai dengan pergeseran mekanisme kontrol yang mengatur kelangsungan hidup, proliferasi, dan diferensiasi sel (Katzung, 2010). Pengobatan kanker tidak menyembuhkan tetapi hanya bersifat paliatif terhadap gejala, pencegahan komplikasi,support psikologik dan perpanjangan hidup yang berarti. Salah satu pengobatan kanker yang dikembangkan yaitu menggunakan konsep kemoterapi yaitu penggunaan preparat antineoplastik sebagai upaya untuk membunuh sel-sel tumor dengan mengganggu fungsi dan reproduksi selular.Obat antikanker adalah obat yang diberikan dengan tujuan membunuh sel-sel kanker dengan obat-obatan atau dengan bahan kimia yang dapat menghentikan siklus kehidupan sel kanker dan juga dapat menghambat dan menghancurkan inti sel untuk membelah diri. Tetapi ada beberapa obat anti kanker yang bekerja tidak selektif, dimana obat ini tidak hanya membunuh sel-sel kanker tetapi juga sel-sel lain yang ada di dalam tubuh kita. Berdasarkan hal tersebut, dibuatlah sediaan nanopartikel dalam bentuk tablet ODT sebagai obat anti kanker yang diharapkan kerja obat tersebut lebih selektif dan efisien. Nanopartikel dapat meningkatkan kelarutan suatu senyawa serta dapat meningkatkan absorpsi obat (Prusty dan Sahu, 2009). Sistem nanopartikel memberikan manfaat yaitu dapat menurunkan kebutuhan dosis dan pemberian obat yang lebih efisien, serta toksisitas lebih rendah. Nanopartikel telah dipergunakan sebagai salah satu pendekatan fisika untuk mengubah dan meningkatkan farmakokinetik dan farmakodinamik dari berbagai jenis molekul obat. Hartig et al. melaporkan bahwa nanopartikel dapat berpenetrasi di antara pembuluh kapiler dan sel di dalam tubuh sehingga obat dapat lebih tepat sasaran. Nanopartikel dapat meningkatkan kelarutan suatu senyawa serta dapat meningkatkan absorpsi obat (Prusty dan Sahu, 2009). Sistem nanopartikel memberikan manfaat yaitu dapat menurunkan kebutuhan dosis dan pemberian obat yang lebih efisien, serta toksisitas lebih rendah. Sistem penghantaran nanopartikel membutuhkan suatu polimer, dendrimer merupakan polimer yang sangat berpotensi menghasilkan penghantaran nanopartikel. Salah satunya dendrimer PAMAM, yang dapat digunakan sebagai peningkat kelarutan dari obat hidrofobik. Dendrimer PAMAM merupakan polimer monodisperse dengan banyak cabang. Bentuk molekul ini dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk penghantaran obat karena kemampuannya untuk menghasilkan kompleks melalui enkapsulasi molecular, interaksi kovalen dan non kovalen. Pembuatan sediaan ODT nanopartikel ekstrak buah Mahkota Dewa dengan pembawa dendrimer diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan efek anti kanker payudara dari ekstrak tersebut.Rute pemberian obat secara oral adalah rute paling umum dan nyaman digunakan oleh pasien. Tablet merupakan bentuk sediaan yang paling disukai karena mudah diproduksi, mudah pengemasan begitu juga penggunaannya. Salah satu jenis sediaan tablet yang memiliki keuntungan lebih yaitu Orally Disintegration Tablet (ODT). Dalam kasus terapi tertentu, ODT merupakan obat pilihan untuk mendapatkan konsentrasi sistemik yang tinggi secara cepat atau high drug loading. ODT menawarkan kemudahan bagi pasien yang mengalami kesulitan menelan (dysphagia) terutama pasien pediatri dan geriatri.Zat aktif yang akan dibuat nanopartikel yaitu ekstrak kloroform buah Mahkota Dewa yang mengandung phalerin dan galic acid sebagai senyawa antikanker. Penelitian yang dilakukan oleh Nunuk Aries Nurulita dan Agus Siswanto tahun 2007 menunjukkan bahwa ekstrak kloroform buah Mahkota Dewa memiliki nilai LC50 sebesar 103,03 g/ml. Dapat dikatakan bahwa tanaman P.macrocarpa mempunyai aktivitas antikanker terhadap sel kanker payudara T47D melalui efek sitotosik dan penghambatan proliferasi sel,sehingga dapat menghambat perkembangan kanker. Berdasarkan hal tersebut, dikembangkanlah formulasi sediaaan tablet ODT nanopartikel ekstrak kloroform buah Mahkota Dewa dengan menggunakan polimer dendrimer diharapkan dapat meningkatkan absorpsi zat aktif dan selektif terhadap sel kanker payudara serta mudah dalam penggunaan.

I.2 Rumusan Masalah1.Bagaimana preparasi sediaan tablet ODT nanopartikel ekstrak kloroform buah Mahkota Dewa dengan menggunakan polimer dendrimer PAMAM?2 Bagaimana sifat fisikokimia dari nanopartikel ekstrak kloroform buah Mahkota Dewa yang dihasilkan?3 Bagaimana evaluasi dari tablet ODT nanopartikel ekstrak kloroform buah Mahkota Dewa dengan menggunakan polimer dendrimer PAMAM yang dihasilkan?I 3 Tujuan PenelitianTujuan umum dari penelitian ini adalah mengembangkan formulasi tablet ODT nanopartikel ekstrak kloroform buah Mahkota Dewa dengan menggunakan polimer dendrimer. Secara khusus, penelitian ini bertujuan :1 Untuk mengetahui preparasi preparasi sediaan tablet ODT nanopartikel ekstrak kloroform buah Mahkota Dewa dengan menggunakan polimer dendrimer PAMAM.2 Untuk mengetahui sifat fisikokimia dari nanopartikel ekstrak kloroform buah Mahkota Dewa yang dihasilkan.3 Untuk mengetahui evaluasi dari tablet ODT nanopartikel ekstrak kloroform buah Mahkota Dewa dengan menggunakan polimer dendrimer PAMAM yang dihasilkan.I 4 Manfaat PenelitianPenelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Bagi penelitian dalam bidang formulasi khususnya nanopartikel, dapat memberikan informasi mengenai preparasi sediaan tablet ODT nanopartikel ekstrak kloroform buah Mahkota Dewa dengan menggunakan polimer dendrimer PAMAM serta dapat dijadikan evaluasi dalam usaha pengembangan metode selanjutnya.2. Bagi industri farmasi, dapat dijadikan landasan dalam bidang pengembangan produk menjadi tablet ODT nanopartikel untuk pembuatan obat dalam skala besar untuk kepentingan industri.3. Bagi masyarakat utamanya pasien, dapat memberikan alternative pengobatan yang lebih aman, efisien, dan acceptable.

BAB IIIMETODOLOGI1. Alat Pada penelitian ini digunakan alat-alat yaitu Particle Analyzer Delsa Nano C, ultrasentrifugasi, Spektrofotometer UV-VIS, alat pengaduk, corong, kertas saring, rotary evaporator, erlenmeyer, gelas piala, gelas ukur, sudip, ayakan, oven, alat destilat, drum drier, disc mill, cawan porselin, labu ukur, alat-alat gelas, hardness tester, friability tester, disintegration tester, dan neraca analitik.2. Bahan Pada penelitian ini digunakan bahan baku ekstrak kloroform buah Mahkota Dewa. Bahan kimia yang digunakan adalah polimer Dendrimer PAMAM, larutan dapar TES 0,01 M (pH 7,4), Nitrogen cair, etanol, pragelatinisasi pati singkong ftalat (PPSFt), avicel PH 102, laktosa anhidrat, manitol, dan aspartam.3. Cara Penelitian3.1 Rancangan PenelitianMetodologi penelitian ini menggunakan metode eksperimental, meliputi penyiapan sampel buah buah Mahkota Dewa, pembuatan ekstrak kloroform buah Mahkota Dewa dengan metode maserasi, pembuatan nanopartikel, pembuatan Orally Disintergration Tablet ekstrak kloroform buah Mahkota Dewa, evaluasi nanopartikel seperti bentuk, morfologi, ukuran partikel, distribusi partikel, indeks polidispersitas, potensial zeta, efisiensi penjerapan dan drug loading dan evaluasi ODT seperti evaluasi tablet seperti uji penampilan fisik, uji keseragaman bobot, uji kekerasan, uji kerapuhan, uji waktu hancur, dan uji waktu pembasahan.3. 2 Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini meliputi variable bebas dan variable terikat. Variabel bebasnya adalah sediaan ODT nanopartikel antikanker Payudara ekstrak kloroform buah Mahkota Dewa sedangkan variable terikatnya adalah mutu dan kualitas nanopartikel dan sediaan ODT yang yang dihasilkan dari proses evaluasi. 3.2 Lokasi dan Waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal Januari 2015 sampai Maret 2015 bertempat di Laboratorium Teknologi Sediaan Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura.

3.3 FormulasiOrally Disintegration Tablet (ODT) ekstrak kloroform buah Mahkota Dewa dibuat dengan menggunakan metode kempa langsung. Ekstrak kloroform buah Mahkota Dewa digunakan sebagai bahan aktif, pragelatinisasi pragelatinisasi pati singkong ftalat (PPSFt) (PPSFt) digunakan sebagai penghancur, avicel PH 102 digunakan sebagai pengikat, laktosa anhidrat digunakan sebagai pengisi, manitol dan aspartame digunakan sebagai pemanis.Adapun formulasi ODT nanopartikel ekstrak kloroform buah Mahkota Dewa sebagai antikanker yaitu:BahanFormulasi

Nanopartikel Ekstrak kloroform buah Mahkota Dewa- dendrimer PAMAM (mg)0,1

PPSFt (mg)80

Avicel PH 102 (mg)50

Laktosa Anhidrat (mg)9,9

Manitol (mg)50

Aspartam (mg)4

Tabel 3.1 Formulasi ODT ekstrak etanol buah Mahkota Dewa

3.4 Perhitungan DosisPenentuan dosis formulasi sediaan ODT nanopartikel ekstrak kloroform buah Mahkota Dewa berdasarkan perhitungan nilai LD50 dengan metode analisis probit yaitu :Dosis bahan aktif = 101,3625 g/ml 3.5 Pengolahan Ekstrak kloroform buah Mahkota Dewa3.6 Penyiapan Sampel buah Mahkota Dewa

Penyiapan bahan baku yang meliputi penyortiran, pencucian, penirisan, dan penjemuran. Buah Mahkota Dewa yang sudah dicuci bersih ditiriskan di atas rak pengering. Setelah airnya tiris, buah dikeringkan menggunakan alat pengering fresh dryer pada suhu 30C. Simplisia yang dihasilkan menggunakan alat penepung (hammer mills) lalu diayak dengan saringan berukuran 60 mesh.3.6.2 Pembuatan Ekstrak Buah Mahkota DewaSerbuk buah buah Mahkota Dewa diekstrak selama 6 jam dengan menggunakan pelarut kloroform, dimana perbandingan bahan terhadap pelarut adalah 1:10. Setelah diekstrak, bahan didiamkan selama 24 jam, kemudian disaring menggunakan kertas saring sehingga diperoleh filtrat. Filtrat diuapkan dengan rotary evaporator pada suhu 40C sampai pelarutnya sudah tidak menetes sehingga dihasilkan ekstrak kental. Ekstrak kental kemudian diuapkan di atas penangas air hingga diperoleh ekstrak kering.

3.7 Pembuatan Nanopartikel Ekstrak Buah Mahkota Dewa-Dendrimer PAMAM Larutan ekstrak buah Mahkota Dewa yang dilarutkan dalam kloroform dipipet, dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer tertutup yang sebelumnya telah dilapisi alumunium foil. Larutan dendrimer PAMAM 0,1% dalam kloroform ditambahkan kedalam Erlenmeyer tertutup yang telah berisi larutan ekstrak buah Mahkota Dewa. Campuran larutan ekstrak buah Mahkota Dewa-dendrimer PAMAM diaduk dengan pengaduk magnetik selama 24 jam dengan kecepatan 100 rpm. Larutan diaduk pada suhu kamar dan kondisi terlindung cahaya.

3.8 Pemisahan ekstrak buah Mahkota Dewa- Dendrimer PAMAM dan ekstrak buah Mahkota Dewa bebas dengan UltrasentrifugasiLarutan nanopartikel ekstrak buah Mahkota Dewa- dendrimer PAMAM yang telah terbentuk sebelumnya diuapkan untuk menghilangkan kloroform. Kemudian, larutan dapar TES 0,01 M (pH 7,4) ditambahkan ke dalam nanopartikel ekstrak buah Mahkota Dewa- dendrimer PAMAM yang telah diuapkan. Campuran kembali diaduk menggunakan pengaduk magnetic selama 24 jam dengan kecepatan 100 rpm, suhu kamr, dan terlindung dari cahaya. Pemisahan nanopartikel ekstrak buah Mahkota Dewa- dendrimer PAMAM dan ekstrak buah Mahkota Dewa bebas dilakukan dengan ultrasentrifugasi pada 50.000 rpm, suhu 40 C, selama 45 menit. Ekstrak buah Mahkota Dewa bebas yang tidak larut akan mengendap sebagai endapan, sedangkan nanopartikel ekstrak buah Mahkota Dewa- dendrimer PAMAM akan terdispersi dalam larutan dapar TES sebagai supernatan.

3.10 Pengeringan nanopartikel yang dihasilkanNanopartikel yang didapatkan dibekukan dengan Nitrogen cair dan diliofilisasi selama 12 jam dengan menggunakan alat Freeze dryer. Pada suhu - 40C dengan laju penurunan suhu sebesar -2C, dan diatur tekanannya sebesar 10 Pa.

3.11 Karakterisasi Fisikokimia Nanopartikel Ekstrak buah Mahkota Dewa- dendrimer PAMAM3.11.1 Pengamatan Bentuk, Morfologi, dan Ukuran partikel Nanopartikel ekstrak buah Mahkota Dewa- dendrimer PAMAMBentuk dan morfologi nanopartikel ekstrak buah Mahkota Dewa- dendrimer PAMAM diamati menggunakan alat Transmission Electron Microscope (TEM) . Sampel sebanyak 3 tetes diteteskan ke dalam kisi tembaga yang dibungkus karbon yang telah dikeringkan sebelumnya pada suhu kamar. Hasil yang diinterpretasikan oleh TEM berupa gambar, kemudian gambar tersebut diperbesar 80.000 kali, 150.000 kali, 200.000 kali, dan 500.000 kali.3.11.2 Penentuan Distribusi Partikel dan indeks polidispersitas Nanopartikel ekstrak buah Mahkota Dewa- Dendrimer PAMAM dengan Particle Analyzer Delsa Nano CPenyebaran ukuran partikel dan nilai indeks polidispersitas dari nanopartikel ekstrak Mahkota Dewa- dendrimer PAMAM dilakukan dengan Particle Analyzer Delsa Nano C. Hasil pengukuran berupa kurva distribusi ukuran partikel. 3.11.3 Penentuan nilai potensial Zeta nanopartikel ekstrak buah Mahkota Dewa- dendrimer PAMAM menggunakan Particle Analyzer Delsa Nano CMetode electrophoretic light scattering (ELS) diterapkan dalam analisa ini sehingga electrophoretic mobility dari partikel dapat diukur. 3.11.4 Efisiensi Penjerapan dan Drug loading Nanopartikel ekstrak buah Mahkota Dewa- dendrimer PAMAMDilakukan dengan menggunakan spektrofotometri UV-VIS. Hasil pemisahan berupa ekstrak buah Mahkota Dewa yang tidak terjerap dalam dendrimer PAMAM akan mengendap setelah dipisahkan dengan ultrasentrifugasi. Endapan tersebut dilarutkan dalam labu ukur menggunakan pelarut kloroform. Larutan tersebut diukur serapannya menggunakan spektrofotometer UV-VIS pada panjang gelombang 200-264nm. Hasil serapan yang didapat kemudian dimasukkan kedalam persamaan regresi linier dari ekstrak buah Mahkota Dewa standard, sehingga didapat konsentrasi ekstak Mahkota Dewa bebas. Berdasarkan jumlah ekstrak Mahkota Dewa bebas (yang tidak terjerap), jumlah ekstrak buah Mahkota Dewa yang terjerap dan drug loading dalam nanopartikel dapat ditentukan.Persentase ekstrak buah Mahkota Dewa terjerap ditentukan dengan rumus:

3.9 Pembuatan Pragelatinisasi Pragelatinisasi pati singkong ftalat (PPSFt)Pembuatan pragelatinisasi pragelatinisasi pati singkong ftalat (PPSFt) (PPSFt) dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap pragelatinisasi dan tahap esterifikasi. Pada penelitian ini, pati singkong dipragelatisasi sempurna, kemudian diesterifikasi dengan asam ftalat anhidrida pada suasana basa yaitu dalam rentang pH lebi dari 8 dan kurang dari 10 (pH 8-10).3.9.1 Pragelatinisasi Pati SingkongPati singkong dipanaskan dengan sejumlah air di atas suhu gelatinisasinya (di atas 75C), hingga diperoleh pasta bening. Kemudian dikeringkan dengan drum drier pada suhu 80C 5C. Serpihan yang diperoleh kemudian dihaluskan dengan disc mill dan diayak dengan pengayak nomor 60 mesh37.3.9.2 Ftalatisasi Pragelatinisasi Pati SingkongPragelatinisasi pati singkong (PPS) yang diperoleh pada tahap pertama dibuat mucilago 10% pati singkong terpragelatinisasi dalam air. Ke dalam mucilago tersebut ditambahan larutan NaOH 10 N sampai tercapai pH 8-1038.Dibuat larutan asam ftalat anhidrida 50% dari berat kering PPS dalam etanol 96%, lalu diteteskan ke dalam mucilago pati singkong terpragelatinisasi dengan kecepatan 1 ml/menit dan diaduk dengan menggunakan homogenizer dengan kecepatan 1000 rpm, untuk menghomogenkan mucilago, sambil terus dijaga kondisi reaksi pada pH 8-10 dengan cara ditambahkan larutan NaOH 10 N. selain rekasi, ditambahkan sedikit demi sedikit natrium sulfat anhidrat sebanyak 5% dari bobot mucilago PPS. Penambahan natrium sulfat anhidrat tersebut dilakukan setiap kali telah diteteskan sekitar 20 ml asam ftalat anhidrida. Reaksi esterifikasi dilakukan sampai semua larutan asam ftalat anhidirida telah diteteskan ke dalam mucilago pati singkong terpragelatinisasi. Setelah reaksi selesai, mucilago tersebut diaduk dengan homogenizer (1000 rpm) selama 30 menit. Kemudian, mucilago tersebut didiamkan selama 24 jam. Setelah didiamkan selama 24 jam, larutan dinetralkan dengan larutan HCl sampai mencapai pH 6,5-738.Setelah dinetralkan, mucilago PPSFt tersebut dicci dengan etanol 50% beberapa kali hingga tidak terdeteksi adanya ftalat pada bilasan terakhir yang dideteksi dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis, kemudian dikeringkan dengan menggunakan drum drier pada suhu 80C 5C. Serpihan yang diperoleh kemudian dihaluskan dengan disc mill dan diayak dengan pengayak nomor 60 mesh.3.10 Pembuatan ODT Ekstrak Kloroform Buah Mahkota DewaDitimbang masing-masing bahan tablet inti. Nanopartikel ekstrak buah Mahkota Dewa- dendrimer PAMAM dicampur dengan manitol, laktosa anhidrat, pragelatinisasi pati singkong ftalat (PPSFt), avicel PH 102, dan aspartam lalu diaduk hingga homogen. Selanjutnya massa tablet dikempa langsung menggunakan mesin pencetak tablet sehingga didapat tablet seberat 500 mg.

3.12 Evaluasi ODT3.9.1Uji Penampilan FisikPenampilan umum suatu tablet sangat penting bagi penerimaan konsumen. Diamati penampilan tablet meliputi pengamatan sejumlah parameter seperti bentuk, warna, ada atau tidaknya bau dan rasa, bentuk permukaan dan ada atau tidaknya cacat fisik.3.9.2 Uji Keseragaman Bobot Keseragaman bobot ini ditetapkan untuk menjamin kandungan bahan obat sama, sehingga akan mempunyai efek terapi yang sama. Keseragaman bobot dapat ditetapkan sebagai berikut: ditimbang 20 tablet, lalu dihitung bobot rata-rata tiap tablet. Kemudian timbang tablet satu persatu, tidak boleh lebih dari 2 tablet bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata lebih besar dari yang ditetapkan pada kolom A dan tidak boleh satu tablet pun bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata lebih besar dari yang ditetapkan pada kolom B. Persyaratan keseragaman bobot atau keseragaman kandungan terletak antara 85,0 hingga 115,0 % dari yang tertera pada etiket, dan simpangan baku relatif kurang dari atau sama dengan 6,0%33.Berat rata-rataSelisih (%)

AB

25 mg atau kurang1530

25 150 mg1020

151 300 mg7,515

Lebih dari 300 mg510

Tabel 3.2 Syarat keseragaman bobot

3.9.3 Uji KekerasanKetahanan tablet terhadap goncangan pada waktu pembuatan, pengepakan dan distribusi bergantung pada kekerasan tablet. Alat yang digunakan untuk uji ini adalah hardness tester, alat ini diharapkan dapat mengukur berat yang diperlukan untuk memecahkan tablet. Persyaratan kekerasan tablet umumnya berkisar 4-8 kg34.3.9.4 Uji Kerapuhan Cara lain untuk menentukan kekuatan tablet ialah dengan mengukur keregasannya. Gesekan dan goncangan merupakan penyebab tablet menjadi hancur. Untuk menguji keregasan tablet digunakan alat roche friabilator. Sebelum tablet dimasukkan kedalam alat friabilator, tablet ditimbang terlebih dahulu. Kemudiann tablet dimasukkan kedalam alat, lalu alat dioperasikan selama 4 menit atau 100 kali putaran. Tablet ditimbang kembali dan dibandingkan dengan berat mula-mula. Selisih berat dihitung sebagai keregasan tablet. Persyaratan keregasan harus lebih kecil dari 0,8%34.3.9.5 Uji Waktu HancurPeralatan uji waktu hancur terdiri dari rak keranjang yang mempunyai enam lubang yang terletak vertikal diatas ayakan mesh nomor 10. Selama percobaan tablet diletakkan pada tiap lubang keranjang, kemudian keranjang tersebut bergerak naik turun dalam larutan transparan dengan kecepatan 29-32 putaran permenit. Interval waktu hancur adalah 40-60 detik34.3.9.6 Uji Waktu PembasahanSebuah kertas saring rangkap dua dengan diameter 10 cm ditempatkan pada can petri berdiamater 10 cm yang berisi 10 ml akuades (pH = 6,8 7,0). Metode ini menggunakan akuades yang suhunya diatur pada suhu 37C 0,5C. Tablet uji diletakkan di tengah kertas saring yang telah dibasahi dengan akuades sampai merata. Waktu yang dibutuhkan oleh air untuk berdifusi dari kertas saring yang sudah dibasahi oleh akuades ke dalam seluruh bagian tablet dihitung dengan menggunakan stopwatch35.4. Analisis DataData dari hasil penelitian dihitung menggunakan program Microsoft Excel, sedangkan analisis data dari hasil perhitungan berbagi parameter tersebut dilakukan dengan dua cara, yaitu:1. Pendekatan secata TeoritisData yang diperoleh dari pengujian dibandingkan dengan persyaratan-persyaratan yang terdapat dalam Farmakope Indonesia, maupun kepustakaan lain yang sudah diakui.1. Secara StatistikaData dari beberapa kelompok percobaan yang diperoleh selanjutnya dianalisis secara statistik. Analisis data secara statistik dimulai dengan uji normalitas dan homogenitas yang dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh terdistribusi normal dan homogen atau tidak. Data dikatakan terdistribusi normal dan homogen apabila nilai signifikansi lebih dari 0,05. Apabila data yang diperoleh terdistribusi normal dan homogen maka pengujian dilanjutkan dengan analisis statistik uji parametrik yaitu One Way ANOVA dengan taraf kepercayaan 95%. Uji ANOVA digunakan untuk melihat pengaruh sediaan ODT nanopartikel ekstrak kloroform buah Mahkota Dewa terhadap sifat fisik tablet dan efektivitas anti kanker payudara, dilihat dari nilai signifikan () pada output uji ANOVA.