bab 4.docx
DESCRIPTION
BAB 4.docxTRANSCRIPT
1
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bagian ini menjelaskan tentang pedoman penyusunan laporan hasil
pelaksanaan asuhan keperawatan dan pedoman penyusunan pembahasan. Hasil
dan pembahasan asuahan keperawatan harus disusun secara akurat dan lengkap
yang disajikan secara informatif dan komunikatif serta relevan dengan tujuan
penulisan.
4.1 Hasil Pelaksanaan Asuhan Keperawatan
4.1.1 Pengkajian
1) Anamnesa
Identitas Bayi
Nama : By. Ny. S
Umur/tanggal lahir : 1 hari/ 26 Juli 2013
Jenis kelamin : Perempuan
No. Register : 040550
Identitas Orang tua Ayah Ibu
Nama : Tn. M : Ny. S
Umur : 47 tahun : 39 tahun
Pekerjaan : Swasta : Swasta
Agama : Islam : Islam
Suku/bangsa : Jawa/ Indonesia : Jawa/ Indonesia
Alamat : Jl. Ciliwung. Gang III. RT.047/RW.015
Kec. Taman Kab.Madiun.
Tanggal dan jam MRS : 26 Juli 2013, Jam: WIB
Tanggal dan jam Pengkajian : 26 Juli 2013, Jam: 14.00 WIB
2
2) Riwayat Keperawatan
a) Keluhan utama/ alasan MRS :
1) Keluhan MRS : Bayi dengan berat 2000 gram, panjang
bayi 45cm, bayi lahir sepontan, ketuban hijau keruh, AS 4-7.
2) Keluhan saat pengkajian : Berat bayi 2000 gram, panjang bayi 45
cm.
b) Riwayat penyakit sekarang : By. Ny. S rujukan dari Bidan BPS
Madiun dengan diagnose BBLR. Bayi dengan G3P2-2, usia kehamilan 32-
33 minggu, bayi lahir dengan cara sepontan, ketuban hijau keruh, AS 4-7,
berat bayi 2000 gram, panjang bayi 45cm.
c) Riwayat persalinan sebelumnya : Ny. S mengatakan, ini adalah
kehamilannya yang ke 3. Sebelumnya Ny. S belum pernah mengalami
abortus atau kelahiran prematur.
d) Riwayat persalinan sekarang : Ny.S mengatakan tanggal 25 Juli 2013
setelah pulang dari berdagang di pasar sekitar pukul 20.00 WIB perutnya
terasa mules dan terasa kenceng – kenceng dan pada pukul 23.00 WIB
mengalami perdarahan, keluarganya langsung membawanya ke Bidan
praktik swasta di Madiun. Kemudian pada tanggal 26 juli 2013 pukul 04.00
WIB Ny.S di rujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah Kota Madiun dan pukul
08.30 melahirkan dengan spontan pada usia kehamilan 32 – 33 minggu
dengan BB 2000 gram, PB 45 cm, AS 4-7, ketuban hijau keruh, bayi
menangis, suhu axila 36,2ºC, frekuensi nafas 88 kali per menit, frekuensi
jantung 134 kali per menit, gerak aktif.
3
1) Riwayat prenatal
HPHT : 17 Desember 2012
HPL : 24 September 2013
(a) Trimester I : Pada trimester ini Ny. S mengeluh mual
muntah dan pusing. Muntah 3 – 5 kali per hari, nafsu makan
menurun. Ny. S selalu kontrol rutin ke Bidan Praktik Swasta.
(b) Trimester II : Pada trimester ini keluhan Ny. S
berkurang, nafsu makan mulai meningkat, Ny. S selalu kontrol
ke Bidan praktik swasta dan mendapatkan vitamin tambahan.
(c) Trimester III : Sekitar usia kehamilan 32 - 33 minggu Ny.
S mengeluh perutnya terasa mules, kenceng-kenceng dan
mengalami perdarahan, lalu oleh keluarga dibawa ke Bidan
Praktik Swasta, oleh bidan Ny.S di rujuk ke Rumah Sakit
Umum daerah Kota Madiun, kemudian melahirkan anak nya di
Ruang Bersalin Rumah Sakit Uumum Daerah Kota Madiu.
2) Riwayat intranatal/ proses kelahiran
(a) Lahir tanggal : 26 Juli 2013, Jam: 08.30 WIB.
(b) Jenis kelamin : Perempuan.
(c) BB bayi : 2000gram.
(d) PB bayi : 45 cm.
(e) Masa gestasi : 32-33 minggu.
(f) Cairan amnion : Hijau keruh.
(g) Janin tunggal/kembar : Janin tunggal.
4
(h) Penolong : Bidan Ruang bersalin Rumah Sakit
Umum Daerah Kota Madiun.
(i) Tempat kelahiran :Ruang bersalin Rumah Sakit Umum
Daerah Kota Madiun.
(j) Tanda gawat janin : Bayi dengan berat badan lahir 2000
gram.
(k) Tindakan & pengobatan : Melakukan hisap lendir, injeksi
vitamin K: 1 x 1 mg dan pemberian salep mata.
3) Riwayat post natal
(a) Cara lahir :Spontan.
(b) AS menit 1 dan 5 menit berikutnya :4-7
(c) Resusitasi :Tidak dilakukan resusitasi.
(d) PB bayi :45 cm.
(e) BB bayi :2000 gram.
(f) Kondisi saat masuk ruang perawatan bayi : Bayi dengan berat
badan lahir rendah yaitu 2000 gram, warna bayi merah muda,
akral hangat, frekuensi jantung 134 kali per menit, menangis
keras, frekuensi nafas 88 kali per menit, suhu axila 36,2ºC.
e) Riwayat imunisasi
Saat pengkajian By.Ny. S belum mendapat imunisasi.
5
f) Riwayat perawatan saat ini
1) Pemberian nutrisi dan cairan :
Saat lahir bayi tidak langsung disusui oleh ibunya karena bayinya
harus dibawa ke ruang bayi Rumah Sakit Umum Kota Madiun untuk
dirawat secara intensif, dan selama dua hari bayi dipuasakan.
Pemberian nutrisi melalui NGT
Hari ketiga: 40 cc X 1.8 kg=
8 jam= 9 cc tiap 3 jam sekali
2) Eliminasi uri dan alvi : Bayi buang air kecil 6-8 x per hari dan bau
khas urin, buang air besar 1-3x per hari kali dengan konsistensi
lembek dan lengkat, warna kehitaman, bau khas mekonium.
3) Personal Hygiene : By. Ny. S, di sibin 2 kali sehari, pada pagi
hari jam 05.00 WIB dan sore jam 16.30 WIB, ganti bedong setelah
mandi atau bila bedong kotor, ganti popok sehari 3 kali, perawatan tali
pusat 2 kali per hari setelah disibin dan dibungkus dengan kasa steril
atau bila kotor.
4) Aktifitas/tidur : By. Ny. S, lebih banyak tidur, terbangun
saat bayi haus, buang air besar dan buang air kecil.
5) Pengobatan : By. Ny. S, mendapat injeksi Cefotaxim 2 x
100mg.
g) Hubungan dengan orangtu : Ny. S sering menjenguk anaknya dan selalu
berada diruangan tunggu.
6
h) Riwayat penyakit keluarga
Ny. S mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang memiliki penyakit
menular seperti hepatitis, TBC (Tuberculosis), HIV – AIDS dan tidak ada
yang memiliki penyakit keturunan sperti darah tinggi atau Diabtes Militus.
3) Pemeriksaan Fisik
a) Penampilan Umum
1) Keadaan Umum : Keadaan umum By. Ny. S cukup baik,
aktivitas gerak aktif, frekuensi nafas 88 kali per menit, frekuensi
jantung 134 kali per menit.
2) Postur tubuh : By. Ny. S, memiliki panjang 45 cm dan
berat badan 2000 gram.
3) Suhu axila : 36,2 ºC.
4) Warna kulit : Saat baru lahir tampak merah muda.
5) Edema : Tidak mengalami edema.
b) Kepala dan Leher
1) Bentuk kepala : lonjong.
2) Lingkar kepala : 32 cm.
3) Ubun – ubun besar/kecil : Ubun – ubun besar belum menutup dan
ubun – ubun kecil juga belum menutup.
4) Sutura : Sutura tidak melebar.
5) Rambut : Rambut berwarna hitam, bersih, merata.
6) Pemeriksaan Muka : Simetris, bersih, tidak sianosis, tidak ada
lesi, tidak ada edema, serta rambut lanugo banyak, tipis dan merata.
7
7) Pemeriksaan mata : Mata simetris kanan kiri, konjungtiva tidak
anemis, sclera putih, tidak ada secret, blinking refleks baik yaitu bila
bayi terkena cahaya kedua matanya.
8) Pemeriksaan hidung : Hidung simetris kanan kiri, Terpasang NGT
bersih, tidak ada lendir, tidak ada pernafasan cuping hidung.
9) Pemeriksaan mulut : Mukosa bibir lembab, sucking refleks baik
yaitu bila ada objek yang dimasukkan kemulutnya, bayi langsung
mengisap. Rooting reflek baik yaitu saat bayi diberi rangsang dipipi
bayi menoleh ke arah pipi yang dirangsang.
10) Pemeriksaan telinga : Telinga simetris kanan kiri, bersih, tidak
ada serumen, daun telinga tidak kaku, terdapat lanugo.
11) Pemeriksaan leher : Pada leher tidak mengalami pembesaran
venajugularis, tonik neck reflek baik yaitu bayi bila ditelentangkan
kepalanya menengok ke kanan.
c) Dada
1) Paru – paru
(a) Inspeksi : Lingkar dada 30 cm, bentuk simetris, pergerakan
dinding dada simetris, frekwensi nafas 88 kali per menit, puting belum
menonjol.
(b) Auskultasi : Tidak ada suara tambahan wheezing dan ronchi.
(c) Palpasi : Ekspansi dada kanan-kiri simetris.
(d) Perkusi : Sonor.
8
2) Jantung
(a) Inspeksi : ictus cordis tidak tampak.
(b) Auskultasi : Frekuensi jantung 134 kali permenit.
(c) Palpasi : ictus cordis teraba pada proseccus xypidius sinistra.
(d) Perkusi : Pekak.
d) Abdomen
(a) Inspeksi : Tali pusat basah, tidak ada tanda – tanda infeksi
(rubor, kalor, dolor, tumor, fungsiolaesa), tidak ada lesi.
(b) Auskultasi : Bising usus 9 kali per menit (normal bising usus bayi
8 – 12 kali permenit).
(c) Palpasi : tidak ada pembesaran Hepar, apendik, limfe, skibala.
Tidak ada tanda – tanda infeksi (rubor, kalor, dolor, tumor,
fungsiolaesa), tidak ada benjolan abnormal.
(d) Perkusi : Terdengar bunyi tympani.
e) Punggung : Tidak ada benjolan pada punggung (spinabivida),
tidak ada kelainan bentuk.
f) Rektal dan genetalia
1) Rektal : Terdapat lubang rektal
2) Genetalia : Labiya mayor belum menutupi labiya minor.
g) Ekstremitas
1) Ekstremitas atas : Pada ekstremitas By. Ny. S, tidak
mengalami sindaktili ataupun polidaktili, simetris kanan kiri, akral
hangat, terpasang venflon pada tangam sebelah kanan.
9
2) Refleks grasping : Reflek genggam baik yaitu saat diberi
rangsangan ditangannya bayi dapat menggenggam dengan kuat, morro
reflek baik yaitu saat bayi dikagetkan dengan suara ketukan
diinkubator bayi merespon terhadap rangsangan bunyi.
3) Ekstremitas bawah : Tidak mengalami sindaktili ataupun
polidaktili, simetris kanan kiri, akral hangat, babinski reflek baik yaitu
jika telapak kaki diberi rangsangan jari – jarinya membuka atau
melebar, stapping reflek baik yaitu saat diberi tahanan bayi mampu
menapak.
4) Pemberian Terapi
Tanggal 26 Juli 2013
1) Injeksi Cefotaxime : 2 x 100 mg.
2) Inkubator.
3) NGT
10
4.1.2 Analisa DataTabel 4.1
Analisa Data Pada By.Ny S Dengan Pemenuhan Kebutuhan Bebas dari Infeksi Pada Bayi Prematur Tanggal 26 Juli 2013 diruang Bayi
RSUD Kota Madiun
No DATA ETIOLOGI PROBLEM
1. Data Subyektif : -
Data Obyektif :
1) Bayi dengan G3P2-2.
2) Usia kehamilan 32-33 minggu.
3) AS 4-7
4) Berat Badan 2000 gram.
5) Panjang badan 45 cm.
6) Suhu axila: 36,2 ºC.
7) Frekuensi nafas 88 kali per menit.
8) Frekuensi jantung 134 kali/menit.
9) Saat lahir bayi langsung menangis.
10) Terdapat retraksi dinding dada.
11) Gerak aktif.
12) Terpasang NGT.
13) Terpasang venflon.
Bayi BBLR
Prematuritas
Imaturitas
kekebalan tubuh
Resiko infeksi
Resiko Infeksi
4.1.3 Diagnosa Keperawatan
1) Resiko infeksi berhubungan dengan imaturitas kekebalan tubuh bayi
Prematur.
11
4.1.4 PerencanaanTabel 4.2
Perencanaan Pada By.Ny S Dengan Pemenuhan Kebutuhan Bebas dari Infeksi Pada Bayi Prematur Tanggal 26 Juli 2013
diruang Bayi RSUD Kota Madiun.
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
1) Resiko infeksi berhubungan dengan imaturitas kekebalan tubuh bayi Prematur
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1 X 24 jam, diharapkan pemenuhan kebutuhan ternebas dari infeksi bisa tercapai.
Kriteria Hasil : 1) Bayi tidak menunjukkan tanda-
tanda infeksi.
2) Suhu tubuh dalam batas normal (36,5ºC - 37,5ºC).
3) Pernafasan normal 30 – 60 kali per menit.
4) Frekuensi jantung normal 140 – 160 kali per menit.
1) Ganti baju khusus/ skort, pakai tutup rambut dan masker.
2) Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan.
3) Observasi tanda-tanda vital tiap 4jam sekali.
4) Observasi tanda-tanda infeksi tiap 4jam sekali.
5) Jaga kebersihan badan bayi dengan memandikan/ menyibin 2 kali sehari.
6) Jaga kebersihan popok. Bila popok kotor langsung diganti
Mencegah penyebaran infeksi nosokomial dari luar ruangan.
Mencegah penyebaran infeksi nosokomial antara bayi dengan perawat.
Deteksi dini adanya kelainan yang terjadi pada bayi.
Deteksi dini adanya infeksi yang terjadi pada bayi.
Membersihkan badan bayi dan Mengurangi media untuk pertumbuhan kuman.
Mengurangi tumbuhnya kuman, serta mencegah iritasi
12
5) System pencernaan dalam batas normal (BAB : Hari 1-3 Kental, hitam, lengket, seperti aspal (mekonium))
6) Tidak ada plak putih pada mukosa oral, gusi, lidah.
7) Tali pusat tampak kering, daerah sekitar tali pusat bebas dari tanda infeksi.
8) Daerah sekitar infus bersih dari tanda infeksi (bila terpasang infus).
9) Daerah genetalia bersih tanpa iritasi.
dengan yang bersih.
7) Lakukan perawatan tali pusat dengan kasa steril setelah mandi dan bila kotor.
8) Mengamati daerah pemasangan infus, apa terjadi flebitis atau terjadi pembengkaan (bila bayi terpasang infus).
9) Anjurkan pengunjung pakai baju khusus/ skort, tutup rambut dan masker sebelum masuk ruang isolasi (kamar bayi).
10) Beri ASI/PASI sesuai kebutuhan. Bila tidak memungkinkan berikan secara personde.
11) Anjurkan ibu untuk
kulit.
Mencegah terjadinya infeksi dan memper-cepat pengeringan tali pusat.
Mencegah terjadinya infeksi dan mengurangi terjadinya phlebitis.
Mencegah masuknya bakteri dari pengunjung ke bayi.
Kebutuhan nutrisi terpenuhi dan meningkatkan imun tubuh.
Mencegah masuknya bakteri
13
membersihkan payudara dengan kasa steril yang sudah disiapkan diruangan sebelum meneteki.
12) bersihkan alat minum dengan merendam di air mendidih.
13) Inspeksi adanya plak putih pada mukosa oral, gusi, lidah.
14) Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian antibiotik.
15) Berikan penjelasan kepada keluarga/ orang tua tentang kondisi bayi.
dari putting ibu yang akan dihisap bayi.
Meminimalkan penyebaran infeksi nosokomial yang melalui alat minum.
Bercak putih yang tidak dapat dihilangkan dan cenderung berdarah bila disentuh dapat disebabkan infeksi candida albicans.
Mencegah infeksi terjadi.
Keluarga/orang tua berhak atas informasi tentang perkembangan bayinya.
4.1.5 Implementasi dan EvaluasiTabel 4.3
14
Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Pada By.Ny S Dengan Pemenuhan Kebutuhan Bebas dari Infeksi Pada Bayi PrematurTanggal 26 Juli 2013 diruang Bayi RSUD Kota Madiun
NO TANGGAL - JAM TINDAKAN EVALUASI TTD
1) 26 juli 2013
14.00 WIB
Dan
20.00 WIB
14.15 WIB
14.25 WIB
14.30 WIB
15.30 WIB
16.30 WIB
17.00 WIB
1) Memakai baju khusus/ skort dan memakai tutup
rambut.
2) Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak
dengan bayi.
3) Mengobservasi tanda-tanda vital ( Suhu aksila,
Respirasi, BB) tiap 4 jam sekali.
4) Mengobservasi tanda-tanda infeksi tiap 4 jam
sekali.
5) Menyibin bayi menggunakan air hangat.
6) Mengganti pakaian, popok.
S :
O :
1) TTV
14.00 WIB
a) Suhu aksila: 36,2ºC.
b) Respirasi : 88 kali permenit.
c) BB :2000 gram.
20.00 WIB
a) Suhu aksila: 36,3 ºC
b) Respirasi : 89 kali permenit
c) BB : 2000 gram
15
17.30 WIB
18.00 WIB
18.30 WIB
19.00 WIB
19.30 WIB
20.00 WIB
7) Mengganti kasa tali pusat dengan kasa steril.
8) Mengamati daerah pemasangan IV Cateter, apa
terjadi flebiti atau terjadi pembengkaan.
9) Menginspeksi mulut bayi terhadap adanya plak
putih pada mukosa oral, gusi, lidah.
10) Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian
antibiotik Cefotaxime : 2 x 100 mg.
11) Menganjurkan Orangtua atau pengunjung
memakai baju khusus/ skort dan membatasi
pengunjung yang akan masuk ruangan bayi.
12) Memberikan penjelasan kepada keluarga/ orang
tua tentang kondisi bayi.
2) Tali pusat masih basah dan tidak terdapat tanda -
tanda infeksi.
3) BAB bayi berupa mekonium.
4) Masih terpasang IV Cateter, tidak flebitis dan
tidak terdapat tanda-tanda infeksi.
5) Orangtua atau pengunjung yang masuk keruangan
bayi memakai baju khusus/ skort yang sudah di
sediakan.
6) Masih terpasang NGT dan tidak terdapat tanda-
tanda infeksi.
7) Tidak terdapat plak putih pada mukosa oral, gusi,
lidah.
8) Orangtua bayi mengetahui kondisi bayi yang
masih prematur .
A :
Masalah teratasi dengan tanda – tanda infeksi tidak
terjadi.
P : Pertahankan intervensi.
16
Tabel 4.4Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Pada By.Ny S Dengan Pemenuhan Kebutuhan bebas dari Infeksi Pada Bayi Prematur
Tanggal 27 Juli 2013 diruang Bayi RSUD Kota Madiun
NO TANGGAL - JAM TINDAKAN EVALUASI TTD
1) 27 Juli 2013
14.00 WIB
Dan
20.00 WIB
14.15 WIB
14.25 WIB
14.30 WIB
15.30 WIB
16.30 WIB
1) Memakai baju khusus/ skort dan memakai tutup
rambut.
2) Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak
dengan bayi.
3) Mengobservasi tanda-tanda vital ( Suhu aksila,
Respirasi, BB) tiap 4 jam sekali.
4) Mengobservasi tanda-tanda infeksi tiap 4 jam
sekali.
5) Menyibin bayi menggunakan air hangat.
6) Mengganti pakaian, popok.
S :
O :
1) TTV
14.00WIB
a) Suhu aksila: 36,1 ºC.
b) Respirasi : 76 kali permenit.
c) BB :2000gram.
20.00 WIB
a) Suhu aksila: 36,3 ºC
b) Respirasi : 74 kali permenit
17
17.00 WIB
17.30 WIB
18.00 WIB
18.30 WIB
19.00 WIB
19.30 WIB
20.00 WIB
7) Mengganti kasa tali pusat dengan kasa steril.
8) Mengamati daerah pemasangan IV Cateter, apa
terjadi flebiti atau terjadi pembengkaan.
9) Menginspeksi mulut bayi terhadap adanya plak
putih pada mukosa oral, gusi, lidah.
10) Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian
antibiotik Cefotaxime : 2 x 100 mg.
11) Menganjurkan Orangtua atau pengunjung
memakai baju khusus/ skort dan membatasi
pengunjung yang akan masuk ruangan bayi.
12) Memberikan penjelasan kepada keluarga/ orang
tua tentang kondisi bayi.
c) BB : 2000 gram
2) Tali pusat masih sedikit basah dan tidak terdapat
tanda - tanda infeksi.
3) BAB bayi berupa mekonium.
4) Masih terpasang IV Cateter, tidak flebitis dan tidak
terdapat tanda-tanda infeksi.
5) Orangtua atau pengunjung yang masuk keruangan
bayi memakai baju khusus/ skort yang sudah di
sediakan.
6) Masih terpasang NGT dan tidak terdapat tanda-
tanda infeksi.
7) Tidak terdapat plak putih pada mukosa oral, gusi,
lidah.
8) Orangtua bayi mengetahui kondisi bayinya yang
prematur
A :
Masalah teratasi dengan tanda – tanda infeksi tidak
terjadi.
P : Pertahankan intervensi.
18
Tabel 4.5Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Pada By.Ny S Dengan Pemenuhan Kebutuhan bebas dari Infeksi Pada Bayi Prematur
Tanggal 28 Juli 2013 diruang Bayi RSUD Kota MadiunNO TANGGAL – JAM TINDAKAN EVALUASI TTD
1) 28 Juli 2013
14.00 WIB
Dan
20.00 WIB
14.15 WIB
14.25 WIB
14.30 WIB
14.30 WIB
15.00 WIB
15.30 WIB
1) Memakai baju khusus/ skort dan memakai tutup
rambut.
2) Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak
dengan bayi.
3) Mengobservasi tanda-tanda vital ( Suhu aksila,
Respirasi, BB) tiap 4 jam sekali.
4) Mengobservasi tanda-tanda infeksi tiap 4 jam
sekali.
5) Menyibin bayi menggunakan air hangat.
S :
O :
1) TTV
14.00 WIB
a) Suhu aksila: 36,5 ºC.
b) Respirasi : 64 kali permenit.
c) BB :2000 gram.
20.00 WIB
a) Suhu aksila: 36,6 ºC
19
16.00 WIB
16.30 WIB
16.50 WIB
17.20 WIB
17.40 WIB
18.30WIB
19.00 WIB
19.30 WIB
20.00 WIB
6) Mengganti pakaian, popok.
7) Mengganti kasa tali pusat dengan kasa steril.
8) Mengamati daerah pemasangan IV Cateter, apa
terjadi flebiti atau terjadi pembengkaan.
9) Memberi PASI melalui NGT.
10) Menganjurkan ibu untuk membersihkan payudara
dengan kasa steril yang sudah disiapkan diruangan
sebelum meneteki.
11) Membersihkan alat minum dengan merendam di
air mendidih.
12) Menginspeksi mulut bayi terhadap adanya plak
putih pada mukosa oral, gusi, lidah.
13) Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian
antibiotik Cefotaxime : 2 x 100 mg.
14) Menganjurkan Orangtua atau pengunjung
memakai baju khusus/ skort dan membatasi
pengunjung yang akan masuk ruangan bayi.
15) Memberikan penjelasan kepada keluarga/ orang
tua tentang kondisi bayi.
b) Respirasi : 65 kali permenit
c) BB : 2000 gram
2) Tali pusat masih sedikit basah dan tidak terdapat
tanda - tanda infeksi.
3) BAB bayi masih berupa mekonium.
4) Masih terpasang IV Cateter, tidak flebitis dan
tidak terdapat tanda-tanda infeksi.
5) Orangtua atau pengunjung yang masuk keruangan
bayi memakai baju khusus/ skort yang sudah di
sediakan.
6) Masih terpasang NGT dan tidak terdapat tanda-
tanda infeksi.
7) Pemberian PASI melalui NGT
8) Ibu mau membersihkan payudara dengan kasa
steril yang sudah disiapkan diruangan sebelum
meneteki
9) Tidak terdapat plak putih pada mukosa oral, gusi,
lidah.
10) Orangtua bayi mengetahui kondisi bayinya yang
20
prematur.
A :
Masalah teratasi dengan tanda – tanda infeksi tidak
terjadi.
P : Pertahankan intervensi.
21
4.1.6 Hasil Analisis Asuhan Keperawatan
Tabel 4.6Hasil Analisis Pengkajian Keperawatan Pada By.Ny S Dengan Pemenuhan Kebutuhan
Terbebas dari Infeksi Pada BBLR diruang PICU-NICURSUD Dr. Soedono Madiun
No Pengkajian Tinjauan Teori Tinjauan Kasus Analisis
1) Riwayat prenatal
Riwayat prenatal yang perlu diperhatikan pada kasus Bayi Prematur yaitu: Keadaan ibu selama hamil dengan anemia, hipertensi, gizi buruk, merokok ketergantungan obat-obatan atau dengan penyakit seperti diabetes mellitus, pemeriksaan kehamilan yang tidak teratur.
Riwayat prenatal Ny,S yaitu sekitar usia kehamilan baru 3 minggu Ny. S ikut suaminya ke Kalimantan dan disana tidak kontrol serta tidak pernah minum vitamin tambahan.
Keadaan pada saat prenatal sama antara tinjauan kasus dan tinjauan pustaka yaitu diakibat faktor kelelahan.
2) Pola Nutrisi Pada nutrisi mengkaji tentang kelemahan menghisap sehingga perlu diberikan cairan parentral dan personde/ NGT sesuai dengan kondisi, disamping itu untuk pemberian obat intravena.
Saat lahir bayi tidak langsung disusui oleh ibunya karena bayi harus dirujuk ke RSUD Dr. Soedono Madiun untuk dirawat secara intensif. Pemberian nutrisi melalui NGT sebanyak 9cc pada hari pertama kelahiran, 13,5cc pada hari kedua, dan 20,25cc pada hari ketiga.
Pada pemberian nutrisi tidak terdapat kesenjangan yaitu pemberian nutrisi dengan kondisi bayi yang kecil memerlukan cairan tambahan secara parentral atau secara personde/ NGT sesuai dengan kondisi, disamping itu untuk pemberian obat intravena.
3) Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik Berat badan kurang dari 2500 gram, panjang badan
Pada pemeriksaan fisik By. Ny. S, memiliki berat badan 1800 gram dan
Pada pemeriksaan fisik tidak terdapat kesenjangan
22
kurang dari 45 cm, lingkar kepala kurang dari 33 cm, lingkar dada kurang dari 33 cm. Beresiko terjadinya hipotermi bila suhu tubuh <36,5°C. Respirasi antara 30 – 60 kali permenit. Denyut jantung rata – rata 140 – 150 kali permenit. Perhatikan pada tali pusat ada pendarahan atau tidak atau adanya tanda – tanda infeksi.
panjang 40 cm. Lingkar kepala
: 30 cm, lingkar dada 29cm, Suhu rektal : 36,2 ºC. frekuensi nafas 35 kali permenit, frekuensi jantung 140 kali permenit. Tali pusat masih segar, tidak ada tanda – tanda infeksi.
antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus.
4) Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan meliputi: Kadar Hemoglobin, Leukosit, Laju Endap Darah (LED), dan pemeriksaan Foto Dada.
Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang.
Pemeriksaan penunjang tidak dilakukan pada tinjauan kasus karena tidak ada indikasi untuk dilakukan serta keadaan secara umum By. Ny. S cukup baik.
Tabel 4.7Hasil Analisis Diagnosa Keperawatan Pada By.Ny S Dengan Pemenuhan Kebutuhan
Terbebas dari Infeksi Pada BBLR diruang PICU-NICURSUD Dr. Soedono Madiun
Sub bab Tinjauan Pustaka Tinjauan Kasus Analisis Diagnosis keperawatan
Diagnosa yang muncul adalah:1) System kekebalan tidak
adekuat.2) Imaturitas kekebalan tubuh
pada bayi BBLR.3) Ketidakadekuatan system
kekebalan tubuh.
Diagnosa yang muncul adalah:Imaturitas kekebalan tubuh bayi BBLR.
Diagnosa yang muncul dan diagnosa yang diprioritaskan yaitu imaturitas kekebalan tubuh bayi BBLR.
23
Tabel 4.8Hasil Analisis Intervensi Keperawatan Pada By.Ny S Dengan Pemenuhan Kebutuhan
Terbebas dari Infeksi Pada BBLR diruang PICU-NICURSUD Dr. Soedono Madiun
Sub bab Tinjauan Pustaka Tinjauan Kasus AnalisisIntervensi
keperawatan1) Intervensi disesuaikan
dengan diagnosa yang muncul.
2) Pada diagnosa imaturitas kekebalan tubuh bayi BBLR dilakukan kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi antibiotik.
1) Intervensi disesuaikan dengan diagnosa yang muncul.
2) Pada diagnosa imaturitas kekebalan tubuh bayi BBLR dilakukan kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi antibiotik.
Intervensi pada tinjauan kasus bersumber dari intervensi tinjauan pustaka serta disesuaikan dengan kondisi dan lingkungan bayi.
Tabel 4.9Hasil Analisis Implementasi Keperawatan Pada By.Ny S Dengan Pemenuhan Kebutuhan
Terbebas dari Infeksi Pada BBLR diruang PICU-NICURSUD Dr. Soedono Madiun
Sub bab Tinjauan Pustaka Tinjauan Kasus AnalisisImplementasi keperawatan
Tindakan keperawatan disesuaikan dengan intervensi :
1) Ganti baju khusus/ skort dan memakai tutup rambut
2) Mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan.
3) Mengobservasi tanda-tanda vital tiap 4jam sekali.
4) Mengobservasi tanda-tanda infeksi.
5) Menjaga kebersihan badan bayi dengan memandikan/ menyibin 2kali sehari.
Tindakan keperawatan disesuaikan dengan intervensi:
1) Ganti baju khusus/ skort dan memakai tutup rambut.
2) Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi.
3) Mengobservasi tanda-tanda vital (Suhu, Respirasi, BB) tiap 6 jam sekali.
4) Mengobservasi tanda-tanda infeksi tiap 6 jam sekali.
Terdapat beberapa kesenjangan pada tinjauan pustaka dengan tinjauan kasus karena di sesuaikan dengan keadaan lingkungan, seperti: Mengobservasi tanda-tanda vital (Suhu, Respirasi, BB) tiap 6 jam sekali. Mengobservasi tanda - tanda infeksi tiap 6 jam sekali.
24
6) Menjaga kebersihan popok. Bila popok kotor langsung diganti dengan yang bersih.
7) Melakukan perawatan tali pusat dengan kasa steril setelah mandi dan bila kotor.
8) Mengamati daerah pemasangan infuse (bila bayi terpasang infus).
9) Menganjurkan pengunjung pakai baju khusus/ skort, tutup rambut dan masker waktu masuk ruangan.
10) Memberi ASI/PASI sesuai kebutuhan, bila tidak mungkin berikan secara personde.
11) Menganjurkan ibu untuk membersihkan payudara dengan kasa steril yang sudah disiapkan sebelum meneteki.
12) Membersihkan alat minum dengan merendam di air mendidih.
13) Inspeksi adanya plak putih pada mukosa oral, gusi, lidah.
14) Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian antibiotik.
15) Memberikan penjelasan kepada keluarga/ orang tua tentang kondisi bayi.
5) Menyibin bayi menggunakan air hangat.
6) Mengganti pakaian, popok.
7) Mengganti kasa tali pusat dengan kasa steril.
8) Mengamati daerah pemasangan IV Cateter terjadi pembengkaan.
9) Memberi PASI melalui NGT.
10) Menganjurkan ibu untuk membersihkan payudara dengan kasa steril yang sudah disiapkan diruangan sebelum meneteki.
11) Membersihkan alat minum dengan merendam di air mendidih.
12) Menginspeksi mulut bayi terhadap adanya plak putih pada mukosa oral, gusi, lidah.
13) Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian antibiotik Cefotaxime: 2 x 150 mg.
14) Menganjurkan Orangtua atau pengunjung memakai baju khusus/ skort dan membatasi pengunjung yang akan masuk ruangan
Menganjurkan Orang tua atau pengunjung memakai baju khusus/ skort dan membatasi pengunjung yang akan masuk ruangan bayi.
25
bayi.15) Memberikan
penjelasan kepada keluarga/ orang tua tentang kondisi bayi
Tabel 4.10Hasil Analisis Evaluasi Keperawatan Pada By.Ny S Dengan Pemenuhan Kebutuhan Terbebas
dari Infeksi Pada BBLR diruang PICU-NICURSUD Dr. Soedono Madiun
Sub bab Tinjauan Pustaka Tinjauan Kasus AnalisisEvaluasi Hasil yang diharapkan
pada tahap evaluasi adalah:1) Bayi tidak menunjukkan
tanda-tanda infeksi.2) BB meningkat.3) Suhu tubuh dalam batas
normal (36,5ºC-37,5ºC).4) Pernafasan normal 30 –
60 kali per menit.5) Frekuensi jantung
normal 140 – 160 kali per menit.
6) Tidak ada plak putih pada mukosa oral, gusi, lidah.
7) Tali pusat tampak kering, daerah sekitar tali pusat bebas dari tanda infeks.
8) Daerah genetalia bersih tanpa iritasi.
9) Daerah sekitar luka infus bersih dari tanda infeksi (bila terpasang infus).
Hasil evaluasi sudah tercapai :
1) TTV
07.00 WIB
a) Suhu aksila: 36,6ºC.
b) Respirasi : 34 kali
permenit.
c) BB :1800 gram.
13.00 WIB
a) Suhu aksila: 36,4 ºC
b) Respirasi : 35 kali
permenit
c) BB : 1800 gram2) Tali pusat masih sedikit
basah dan tidak terdapat tanda - tanda infeksi.
3) BAB bayi masih berupa mekonium.
4) Masih terpasang IV Cateter, tidak flebitis dan tidak terdapat tanda-tanda infeksi.
5) Orangtua atau pengunjung yang masuk keruangan bayi memakai baju khusus/
Terjadi kesenjangan pada berat badan bayi yang pada tinjauan pustaka meningkat tetapi pada tinjauan kasus berat badan bayi tetap.
26
skort yang sudah di sediakan.
6) Masih terpasang NGT dan tidak terdapat tanda-tanda infeksi.
7) Pemberian PASI masih melalui NGT.
8) Ibu mau membersihkan payudara dengan kasa steril yang sudah disiapkan diruangan sebelum meneteki.
9) Tidak terdapat plak putih pada mukosa oral, gusi, lidah.
10) Orangtua bayi mengetahui kondisi bayi yang berat badanya kurang dari normal.
4.2 Pembahasan
Setelah mempelajari tinjauan pustaka dan melaksanakan penelitian pada By.Ny.S
dengan diagnosa BBLR dengan masalah Resiko infeksi berhubungan dengan imaturitas
kekebalan tubuh pada bayi BBLR, penulis membahas kesenjangan- kesenjangan yang ada
dalam tinjauan pustaka dengan kenyataan yang terjadi sebenarnya. Hal-hal yang akan dibahas
meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi serta
evaluasi seperti yang telah disajikan dalam hasil analisis asuhan keperawatan.
3.2.1 Pengkajian
Tahap pengkajian pada tinjauan pustaka merupakan tahap dan landasan proses
keperawatan yang meliputi : pengumpulan data, pengelompokan data, dan menganalisa data.
Dalam pelaksanaannya penulis menperoleh data dari anamnesis langsung pada orangtua
Klien, status klien, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
27
Pada tinjauan pustaka yang perlu diperhatikan pada riwayat prenatal dalam kasus
BBLR yaitu: Keadaan ibu selama hamil dengan anemia, hipertensi, gizi buruk, merokok
ketergantungan obat-obatan atau dengan penyakit seperti diabetes mellitus, pemeriksaan
kehamilan yang tidak teratur. Sedangkan Tinjauan Kasus riwayat prenatal Ny,S yaitu sekitar
usia kehamilan baru 8-9 minggu Ny. S ikut suaminya ke Kalimantan dan disana tidak
kontrol serta tidak pernah minum vitamin tambahan. Tidak terdapat kesenjangan pada saat
prenatal antara tinjauan kasus dan tinjauan pustaka yaitu diakibat faktor kelelahan.
Dalam pemberian nutrisi terdapat tidak terdapat kesenjangan pada tinjauan pustaka
dengan tinjauan kasus. Pada pemberian nutrisi dengan kondisi bayi yang kecil memerlukan
cairan tambahan secara parentral atau secara personde/ NGT sesuai dengan kondisi,
disamping itu untuk pemberian obat intravena.
Pada pemeriksaan fisik Berat badan kurang dari 2500 gram, panjang badan kurang dari
45 cm, lingkar kepala kurang dari 33 cm, lingkar dada kurang dari 33 cm. Beresiko terjadinya
hipotermi bila suhu tubuh <36,5°C. Respirasi antara 30 – 60 kali permenit. Denyut jantung
rata – rata 140 – 150 kali permenit. Perhatikan pada tali pusat ada pendarahan atau tidak atau
adanya tanda – tanda infeksi. Pada pemeriksaan fisik By. Ny. S, memiliki berat badan 1800
gram dan panjang 40 cm. Lingkar kepala: 30 cm, lingkar dada 29cm, Suhu rektal: 36,2 ºC.
frekuensi nafas 35 kali permenit, frekuensi jantung 140 kali permenit. Tali pusat masih segar,
tidak ada tanda – tanda infeksi. Dapat disimpulkan pada pemeriksaan fisik tidak terdapat
kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus.
Pada pemeriksaan penunjang terjadi kesenjangan yang terjadi pada tinjauan kasus yaitu
tidak dilakukan pemeriksaan penunjang, sedangkan pada tinjauan pustaka pemeriksaan
penunjang yang dilakukan meliputi: Kadar Hemoglobin, Leukosit, Laju Endap Darah (LED),
dan Pemeriksaan Foto Dada. Pemeriksaan penunjang tidak dilakukan pada tinjauan kasus
karena tidak ada indikasi untuk dilakukan serta keadaan secara umum By. Ny. S cukup baik.
28
3.2.2 Diagnosa Keperawatan
Pada tinjauan pustaka terdapat 4 diagnosa keperawatan yang muncul pada BBLR
dengan masalah pemenuhan terbebas dari infeksi yaitu (1) system kekebalan tidak adekuat,
(2) imaturitas kekebalan tubuh pada bayi, (3) ketidakadekuatan system kekebalan tubuh.
Namun Pada tinjauan kasus disesuaikan dengan data yang diperoleh dari pengkajian maka
diagnosa keperawatan yang muncul pada By.Ny S adalah Resiko infeksi berhubungan dengan
imaturitas kekebalan tubuh pada bayi BBLR.
3.2.3 Intervensi
Intervensi pada tinjauan kasus bersumber dari intervensi tinjauan pustaka. Intervensi
keperawatan disusun berdasarkan keadaan, kebutuhan dan lingkungan sekitar klien yaitu
Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan, observasi tanda-tanda infeksi, menyibin 2 kali
sehari, lakukan perawatan tali pusat, anjurkan pengunjung pakai baju khusus/ skort,
kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian antibiotik. Intervensi tidak harus sesuai
dengan yang ada pada tinjauan pustaka, namun lebih efektif jika intervensi disusun sesuai
dengan tinjauan pustaka, karena saat kita akan melakukan tindakan juga memakai panduan
dan dasar ilmu demi keselamatan klien dan diri kita.
3.2.4 Implementasi
Tahap implementasi merupakan tindakan keperawatan yang nyata dan disesuaikan
dengan intervensi yang mengacu pada prinsip pemenuhan terbebas dari infeksi seperti:
Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi. Mengobservasi tanda-tanda vital
( Suhu, Respirasi, BB) tiap 6 jam sekali. Mengobservasi tanda-tanda infeksi tiap 6 jam sekali.
Menyibin bayi menggunakan air hangat. Mengganti pakaian, popok. Mengganti kasa tali
pusat dengan kasa steril. Melakukan perawatan di daerah pemasangan IV Cateter, apa terjadi
flebiti atau terjadi pembengkaan. Memberi PASI melalui NGT. Menganjurkan ibu untuk
membersihkan payudara dengan kasa steril yang sudah disiapkan diruangan sebelum
29
meneteki. Membersihkan alat minum dengan merendam di air mendidih. Menginspeksi mulut
bayi terhadap adanya plak putih pada mukosa oral, gusi, lidah. Kolaborasi dengan tim medis
dalam pemberian antibiotik yaitu Cefotaxime: 2 x 150 mg. Menganjurkan Orangtua atau
pengunjung memakai baju khusus/ skort dan membatasi pengunjung yang akan masuk
ruangan bayi. Memberikan penjelasan kepada keluarga/ orang tua tentang kondisi bayi.
Terdapat beberapa kesenjangan pada tinjauan pustaka dengan tinjauan kasus karena di
sesuaikan dengan keadaan lingkungan, seperti: Mengobservasi tanda-tanda vital (Suhu,
Respirasi, BB) tiap 6 jam sekali. Mengobservasi tanda - tanda infeksi tiap 6 jam sekali. Ini
dilakukan menghitung tenaga medis yang kurang. Sebenarnya cukup namun tugas dari setiap
petugas yang tidak memungkinkan untuk melakukan tiap 4 jam sekali. Menganjurkan
Orangtua atau pengunjung memakai baju khusus/ skort yang sudah di sediakan ruangan dan
membatasi pengunjung yang akan masuk ruangan bayi. Ruangan hanya menyediakan baju
khusus/ skort untuk orangtua dan pengunjung dan tidak menyediakan masker karena
penggunaan masker yang disposibel atau sekali pakai yang tidak efektif bila ruangan
menyediakan.
3.2.5 Evaluasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan yang sudah direncanakan sesuai dengan teori
dan keadaan lingkungan klien yang ada,hasil yang diperoleh seperti: TTV: Suhu : 36ºC,
Respirasi : 35 kali per menit, BB :1800 gram. Tali pusat masih sedikit basah dan tidak
terdapat tanda-tanda infeksi, BAB bayi masih berupa mekonium. Masih terpasang IV Cateter,
tidak flebitis dan tidak terdapat tanda-tanda infeksi. Orangtua atau pengunjung yang masuk
keruangan bayi memakai baju khusus/ skort yang sudah di sediakan. Masih terpasang NGT
dan tidak terdapat tanda-tanda infeksi. Pemberian PASI masih melalui NGT. Ibu mau
membersihkan payudara dengan kasa steril yang sudah disiapkan diruangan sebelum
meneteki. Tidak terdapat plak putih pada mukosa oral, gusi, lidah. Orangtua bayi mengetahui