bab 4 hasil dan pembahasanthesis.binus.ac.id/doc/bab4/2011-1-00454-mn 4.pdfsistem teknologi...

68
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Responden 4.1.1 Profil Perusahaan PT. Indomarco Prismatama adalah perusahaan swasta nasional pengelola jaringan minimarket Indomaret dengan akta notaries No. 207 dan SIUP No. 789/0902/PB/XII/88. Indomaret merupakan salah satu jaringan minimarket di Indonesia yang menyediakan kebutuhan pokok dan kebutuhan sehari-hari dengan luas penjualan kurang dari 200 M 2 . Awal terbentuknya perusahaan ini dimulai dari sebuah toko Indomaret yang menyediakan kebutuhan pokok dan kebutuhan sehari- hari yang pertama kali dibuka pada tahun 1987 di Pontianak, Kalimantan Barat. Usaha ini mulai berkembang ketika PT. Indomarco Prismatama pertama kali membuka gerai Indomaret di Jakarta yang berlokasi di Ancol, Jakarta Utara pada November 1988 yang kemudian disusul dengan pembukaan gerai-gerai Indomaret di tempat-tempat lainnya. Pada tahun 1997, setelah 230 gerai Indomaret terbukti menguntungkan, PT. Indomarco Prismatama mulai memperkenalkan sistem kemitraan kepemilikan dan pengelolaan gerai dengan cara waralaba dan mengembangkan bisnis gerai waralaba pertama di Indonesia. Pada Mei 2003, sistem waralaba Indomaret telah terbukti keberhasilannya dengan diperolehnya penghargaan dari Presiden Republik Indonesia saat itu yaitu Presiden Megawati Soekarno Putri sebagai Perusahaan Waralaba Nasional 2003. Hingga September 2010, Indomaret telah memiliki 4626 gerai. Dari total itu, 2757 gerai adalah milik sendiri dan sisanya 1869 gerai waralaba milik masyarakat yang tersebar di kota-kota di Jabotabek, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, 63

Upload: duongduong

Post on 21-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-1-00454-mn 4.pdfSistem teknologi informasi Indomaret pada setiap point of sales di setiap gerai mencakup sistem penjualan,

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Profil Responden

4.1.1 Profil Perusahaan

PT. Indomarco Prismatama adalah perusahaan swasta nasional pengelola

jaringan minimarket Indomaret dengan akta notaries No. 207 dan SIUP No.

789/0902/PB/XII/88. Indomaret merupakan salah satu jaringan minimarket di

Indonesia yang menyediakan kebutuhan pokok dan kebutuhan sehari-hari dengan

luas penjualan kurang dari 200 M2. Awal terbentuknya perusahaan ini dimulai dari

sebuah toko Indomaret yang menyediakan kebutuhan pokok dan kebutuhan sehari-

hari yang pertama kali dibuka pada tahun 1987 di Pontianak, Kalimantan Barat.

Usaha ini mulai berkembang ketika PT. Indomarco Prismatama pertama kali

membuka gerai Indomaret di Jakarta yang berlokasi di Ancol, Jakarta Utara pada

November 1988 yang kemudian disusul dengan pembukaan gerai-gerai Indomaret di

tempat-tempat lainnya. Pada tahun 1997, setelah 230 gerai Indomaret terbukti

menguntungkan, PT. Indomarco Prismatama mulai memperkenalkan sistem

kemitraan kepemilikan dan pengelolaan gerai dengan cara waralaba dan

mengembangkan bisnis gerai waralaba pertama di Indonesia. Pada Mei 2003, sistem

waralaba Indomaret telah terbukti keberhasilannya dengan diperolehnya

penghargaan dari Presiden Republik Indonesia saat itu yaitu Presiden Megawati

Soekarno Putri sebagai Perusahaan Waralaba Nasional 2003.

Hingga September 2010, Indomaret telah memiliki 4626 gerai. Dari total

itu, 2757 gerai adalah milik sendiri dan sisanya 1869 gerai waralaba milik masyarakat

yang tersebar di kota-kota di Jabotabek, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah,

63

Page 2: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-1-00454-mn 4.pdfSistem teknologi informasi Indomaret pada setiap point of sales di setiap gerai mencakup sistem penjualan,

64

Jogjakarta, Bali dan Lampung. Dan di DKI Jakarta terdapat sekitar 488 gerai.

Indomaret yang siap memenuhi hampir semua kebutuhan sehari-hari konsumen

dengan menawarkan lebih dari 3.500 jenis produk makanan dan non-makanan

dengan harga bersaing.

Segmen pasar yang menjadi sasaran Indomaret adalah konsumen dari

semua kalangan masyarakat sehingga penempatan lokasi gerai-gerai Indomaret

dapat dengan mudah ditemukan di mana saja seperti daerah perumahan, gedung

perkantoran, dan fasilitas umum. Penempatan lokasi gerai yang strategis, yang

sesuai dengan motto Indomaret yaitu “Mudah dan Hemat”, ditujukan untuk

memudahkan Indomaret melayani sasaran demografisnya yakni keluarga.

Hubungan kerja sama yang dijalin dengan lebih dari 500 pemasok membuat

Indomaret memiliki posisi yang baik dalam menentukan produk-produk yang akan

dijualnya. Selain itu, sistem distribusi yang didukung oleh jaringan pemasok yang

handal dalam menyediakan produk terkenal dan berkualitas serta sumber daya

manusia yang kompeten menjadikan Indomaret sangat efisien dalam

mendistribusikan produknya sehingga Indomaret mampu memberikan pelayanan

yang terbaik kepada para konsumennya.

Strategi pemasaran Indomaret juga diintegrasikan dengan kegiatan-kegiatan

promosi yang dilaksanakan sehingga Indomaret dapat secara berkala menjalankan

berbagai program promosi seperti memberikan penawaran harga khusus, undian

berhadiah maupun hadiah langsung. Laju pertumbuhan gerai Indomaret yang pesat

dengan jumlah transaksi 14,99 juta transaksi per bulan juga didukung oleh sistem

teknologi yang handal. Sistem teknologi informasi Indomaret pada setiap point of

sales di setiap gerai mencakup sistem penjualan, persediaan dan penerimaan

barang. Sistem ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan saat ini dengan

Page 3: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-1-00454-mn 4.pdfSistem teknologi informasi Indomaret pada setiap point of sales di setiap gerai mencakup sistem penjualan,

65

memperhatikan perkembangan jumlah gerai dan jumlah transaksi di masa

mendatang.

Didukung oleh 13 (Jakarta, Cimanggis, Depok, Tangerang, Bekasi, Parung,

Bandung, Semarang, Jogjakarta, Jember, Surabaya, Lampung dan Medan) pusat

distribusi yang menggunakan teknologi mutakhir, Indomaret merupakan salah satu

aset bisnis yang sangat menjanjikan. Keberadaan Indomaret ini juga diperkuat oleh

beberapa anak perusahaan di bawah bendera grup INTRACO seperti Indogrosir, BSD

Plaza dan Charmant. Keunggulan-keunggulan yang telah dimiliki oleh Indomaret

tersebut tidak menyurutkan semangat PT. Indomarco Prismatama untuk terus

berusaha mengembangkan Indomaret sebagai jaringan minimarket terbaik di

Indonesia.

Adapun visi, motto, dan budaya organisasi PT. Indomarco Prismatama

berkaitan dengan Indomaret yakni sebagai berikut:

• Visi Indomaret:

Menjadi aset nasional dalam bentuk jaringan ritel waralaba yang unggul dalam

persaingan global

• Motto Indomaret:

Mudah & Hemat

• Motto Private Label Indomaret:

Hemat Berkualitas

• Budaya organisasi (nilai-nilai) yang dijunjung tinggi oleh Indomaret:

1. Kejujuran, Kebenaran, dan Keadilan

2. Kerja sama tim

3. Kemajuan melalui inovasi yang ekonomis

4. Kepuasan pelanggan

Page 4: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-1-00454-mn 4.pdfSistem teknologi informasi Indomaret pada setiap point of sales di setiap gerai mencakup sistem penjualan,

66

Untuk menggambarkan kondisi bisnis PT. Indomarco Prismatama, dapat

dijelaskan melalui analisis Porter pada gambar 4.1.

Gambar 4.1 Analisis Porter PT. Indomarco Prismatama

Sumber: Data dari Perusahaan (2010)

1. Persaingan antarperusahaan saingan

PT. Sumber Alfaria Trijaya merupakan pesaing utama bagi PT. Indomarco

Prismatama karena PT. Sumber Alfaria Trijaya juga bergerak di industri jaringan

minimarket dan memiliki segmen pasar yang sama dengan PT. Indomarco

Prismatama. AC Nielsen (2008) menyebutkan bahwa PT. Indomarco Prismatama

dan PT. Sumber Alfaria Trijaya berada pada posisi pertama dan kedua untuk

jaringan minimarket di Indonesia. PT. Indomarco Prismatama pun mengatakan

bahwa PT. Sumber Alfaria Trijaya merupakan kompetitor yang paling ulet.

2. Potensi masuknya pesaing baru

Starmart Minimarket (Minimarket – HERO Group), 7-Eleven Indonesia, dan Circle

K Minimarket merupakan ancaman pendatang baru yang potensial bagi PT.

Persaingan antarperusahaan saingan PT. Sumber Alfaria Trijaya

Potensi pengembangan produk pengganti PT. Matahari Putra Prima Tbk. PT. Hero Supermarket Tbk.

PT. Carrefour Indonesia Toko-toko tradisional

Potensi masuknya pesaing baru Starmart Minimarket 7-Eleven Indonesia Circle K Minimarket

Daya tawar konsumen

Daya tawar pemasok

Page 5: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-1-00454-mn 4.pdfSistem teknologi informasi Indomaret pada setiap point of sales di setiap gerai mencakup sistem penjualan,

67

Indomarco Prismatama karena ketiga minimarket tersebut mampu menawarkan

beberapa fasilitas yang belum dimiliki oleh keseluruhan minimarket Indomaret.

3. Potensi pengembangan produk pengganti

Di banyak industri, perusahaan berkompetisi ketat dengan produsen produk-

produk pengganti di industri lain. Begitu juga dengan PT. Indomarco Prismatama

yang harus berkompetisi ketat dengan berbagai supermarket, hypermarket,

bahkan ritel tradisional di Indonesia. Hadirnya PT. Matahari Putra Prima Tbk.,

PT. Hero Supermarket Tbk., PT. Carrefour Indonesia, maupun toko-toko

tradisional sebagai produk pengganti dari “minimarket”, menyebabkan PT.

Indomarco Prismatama harus terus-menerus menyesuaikan tingkat harga yang

dipatoknya agar konsumen tidak beralih ke produk pengganti.

4. Daya tawar pemasok

Hubungan kerja sama yang dijalin oleh PT. Indomarco Prismatama dengan lebih

dari 500 pemasok membuat PT. Indomarco Prismatama memiliki posisi yang

kuat untuk menentukan produk-produk yang akan dijualnya.

5. Daya tawar konsumen

Bagi perusahaan, konsumen memiliki daya tawar menawar yang cukup besar

dalam industri ini karena konsumen dapat dengan mudah beralih ke pesaing

atau pengganti pesaing. Konsumen peka terhadap harga.

Page 6: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-1-00454-mn 4.pdfSistem teknologi informasi Indomaret pada setiap point of sales di setiap gerai mencakup sistem penjualan,

68

4.1.2 Struktur Organisasi PT. Indomarco Prismatama

Gambar 4.2 Struktur Organisasi PT. Indomarco Prismatama

Sumber: Data dari Perusahaan (2010)

Page 7: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-1-00454-mn 4.pdfSistem teknologi informasi Indomaret pada setiap point of sales di setiap gerai mencakup sistem penjualan,

69

Setiap posisi dan bagian dalam perusahaan memiliki wewenang dan

tanggung jawabnya masing-masing dalam melaksanakan kegiatan perusahaan untuk

mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan. Daftar wewenang dan tanggung jawab

masing-masing posisi dan bagian di PT. Indomarco Prismatama adalah sebagai

berikut:

1. Presiden Director

Tanggung jawab dan wewenang yang dimiliki adalah sebagai berikut:

a. Mengkoordinasi semua tanggung jawab direktur di bawahnya.

b. Mengarahkan dan mengawasi perkembangan perusahaan.

c. Menetapkan dan mengarahkan strategi bisnis perusahaan.

d. Mengendalikan dan mengawasi jalannya seluruh kegiatan operasional

perusahaan.

2. Internal Audit Director

Tanggung jawab dan wewenang yang dimiliki adalah sebagai berikut:

a. Memastikan terlaksananya kebijakan perusahaan yang telah ditetapkan di

semua divisi.

b. Mengaudit dan memastikan apa yang seharusnya dijalankan sesuai dengan

sistem dan prosedur yang dilaksanakan.

c. Menganalisa dan memberikan saran terhadap semua hal yang terjadi di

lapangan termasuk perkembangan bisnis yang ada.

3. Operation Director

Bertanggung jawab terhadap manajemen operasional dan pengembangan bisnis

perusahaan secara simultan serta bertanggung jawab membawahi Region I,

Region II, dan Marketing. Wewenang dan tanggung jawab bagian-bagian yang

disebutkan adalah sebagai berikut:

Page 8: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-1-00454-mn 4.pdfSistem teknologi informasi Indomaret pada setiap point of sales di setiap gerai mencakup sistem penjualan,

70

a. Region I

Bertanggung jawab atas kegiatan para kepala cabang yang berada di Jakarta

I (Jakarta Barat, Jakarta Utara, dan sebagian Jakarta Timur), Jakarta II

(Bogor, Depok, sebagian Jakarta Selatan), dan Bekasi (Cikarang, Cikampek).

b. Region II

Bertanggung jawab atas kegiatan kepala cabang yang berada di Semarang,

Tangerang, Surabaya, Bandung.

c. Marketing

Terdiri dari dua bagian yaitu sebagai berikut:

i. Bagian yang berhubungan dengan supplier untuk penyediaan barang

dagangan yang ada di toko.

ii. Bagian yang berhubungan dengan waralaba toko yaitu melakukan

penjualan toko secara waralaba kepada investor.

4. Human Resources & Services Director

Tanggung jawab dan wewenang yang dimiliki adalah sebagai berikut:

a. Mengatur dan mengelola Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada.

b. Pengembangan SDM.

c. Karir dan perekrutan karyawan.

d. Pengadaan barang di luar barang dagangan (contoh: aktiva tetap)

e. Membawahi bagian-bagian berikut:

i. Human Resources

1. Melaksanakan penerimaan dan pengangkatan karyawan.

2. Melaksanakan evaluasi kerja karyawan.

ii. Personal and General Affair

1. Bertanggung jawab untuk mengelola SDM yang telah tersedia secara

administrasi.

Page 9: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-1-00454-mn 4.pdfSistem teknologi informasi Indomaret pada setiap point of sales di setiap gerai mencakup sistem penjualan,

71

2. Memberikan informasi kepada Education and Training untuk

peningkatan kinerja Sumber Daya Manusia.

3. Mendata dan memelihara harta perusahaan.

4. Mengidentifikasikan kebutuhan pelatihan untuk seluruh karyawan.

5. Menyelenggarakan pelatihan.

6. Mengevaluasi efektifitas pelatihan.

7. Menciptakan hubungan kerja yang baik antara karyawan dengan

perusahaan.

iii. Education and Training

Bertanggung jawab untuk pengembangan SDM sesuai dengan

kebutuhan perusahaan baik secara internal maupun eksternal (misalnya,

memanggil trainer dari luar perusahaan).

iv. General Purchasing

1. Bertanggung jawab melakukan pembelian barang-barang kebutuhan

operasional (aktiva tetap dan barang-barang inventaris) perusahaan

di luar barang dagangan.

2. Melakukan perbandingan harga dari minimal 2 supplier untuk

mendapatkan barang-barang operasional yang lebih murah dan

berkualitas.

3. Melaksanakan pembelian di luar barang dagangan sesuai dengan

permintaan dari seluruh bagian.

4. Menerima dan mengevaluasi semua kontrak pembelian di luar

barang dagangan.

Page 10: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-1-00454-mn 4.pdfSistem teknologi informasi Indomaret pada setiap point of sales di setiap gerai mencakup sistem penjualan,

72

v. Project Development

1. Bertanggung jawab untuk melakukan renovasi toko yang akan

disewa atau dibeli oleh perusahaan atau terwaralaba agar sesuai

dengan standar Indomaret.

2. Membangun toko baru dan memperbaiki toko-toko yang rusak.

5. Business Development Director

Tanggung jawab dan wewenang yang dimiliki adalah sebagai berikut:

a. Mencari lokasi dalam upaya pengembangan perusahaan/group.

b. Merenovasi toko.

c. Pengembangan franchise.

d. Membawahi bagian-bagian berikut:

i. Location Development

Bertanggung jawab untuk mencari lokasi yang sesuai dengan standar

Indomaret.

ii. Franchise Development

Bertanggung jawab untuk mencari investor untuk menjadi terwaralaba.

iii. Project & Renovation

Bertanggung jawab untuk membangun dan merenovasi toko yang sesuai

dengan standar Indomaret.

6. Finance Director

Bertanggung jawab terhadap administrasi keuangan dan pajak serta membawahi

bagian-bagian berikut:

i. Finance & Administration

Melaksanakan pekerjaan-pekerjaan administrasi perusahaan.

ii. Treasury

1. Membayar gaji karyawan yang berada di level manager ke atas.

Page 11: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-1-00454-mn 4.pdfSistem teknologi informasi Indomaret pada setiap point of sales di setiap gerai mencakup sistem penjualan,

73

2. Melakukan hubungan dengan pihak perbankan.

iii. Taxation

1. Melaksanakan perpajakan perusahaan yang sesuai dengan ketentuan

yang berlaku.

2. Berhubungan langsung dengan kantor pajak.

iv. Controlling

1. Melakukan pemastian agar tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan

dari budget yang telah ditetapkan sebelumnya. Apabila telah terjadi

maka Controlling akan mencari penyebab terjadinya penyimpangan

tersebut.

2. Mengontrol suatu proses kerja di cabang agar dapat lebih efisien.

v. Policies System

Membuat suatu kerangka kerja dari sebuah divisi secara sistematis sehingga

dapat terkontrol dan sasaran perusahaan dapat tercapai.

7. Merchandising Director

Tanggung jawab dan wewenang yang dimiliki adalah sebagai berikut:

a. Menangani ketersediaan barang-barang dagangan.

b. Membina hubungan yang baik dengan pemasok.

c. Melakukan market survey secara berkala dan terinci terutama dalam bidang

retail.

d. Mengevaluasi calon pemasok.

e. Evaluasi berkala terhadap pemasok.

f. Pengajuan keluhan atau pengembalian barang dagangan yang tidak sesuai

kepada pemasok.

g. Untuk pelaksanaan tanggung jawab di atas lebih lanjutnya ditangani oleh

masing-masing bagian di bawah ini:

Page 12: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-1-00454-mn 4.pdfSistem teknologi informasi Indomaret pada setiap point of sales di setiap gerai mencakup sistem penjualan,

74

i. Food Merchandising

ii. Non Food Merchandising

iii. Perishable Merchandising

iv. General Merchandising I

v. General Merchandising II

vi. Regional Merchandising

vii. Merchandising Support and Development

8. Information and Development Director

Bertanggung jawab dalam pengadaan program komputer untuk setiap

departemen sehingga proses kerja menjadi lebih efisien (tidak padat karya).

Selain itu, Information and Development Director juga membawahi bagian

Software Development I, II, dan III yang bertanggung jawab dalam pembuatan

program atau aplikasi yang berbeda-beda. Contoh pekerjaan dari masing-masing

bagian adalah sebagai berikut:

i. Software Development I

Contoh: Pembuatan program untuk divisi Finance and Administration.

ii. Software Development II

Contoh: Pembuatan program untuk divisi Operation.

iii. Software Development III

Contoh: Pembuatan program untuk divisi Merchandising.

iv. Bagian-bagian lain yang di bawahinya adalah sebagai berikut:

1. Data Processing

Bertanggung jawab atas pemrosesan data-data yang ada.

2. Technology Development

Bertanggung jawab untuk pengembangan program-program dengan

teknologi atau hal-hal baru.

Page 13: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-1-00454-mn 4.pdfSistem teknologi informasi Indomaret pada setiap point of sales di setiap gerai mencakup sistem penjualan,

75

3. Technical Support

Bertanggung jawab terhadap hardware, jaringan, dan lain-lain yang

terkait dengan komputer.

4.1.3 Profil Konsumen Private Label Indomaret

Berdasarkan jawaban dari 100 orang responden atas kuesioner yang telah

disebarkan, maka karakteristik responden dalam penelitian ini dapat dirangkum dan

disajikan dalam bentuk tabel dan gambar seperti di bawah ini:

Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2010)

Gambar 4.3 Diagram Jenis Kelamin Reponden

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2010)

Berdasarkan Tabel 4.1 dan Gambar 4.3 di atas dapat diketahui bahwa

jumlah responden konsumen private label Indomaret yang berjenis kelamin laki-laki

Page 14: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-1-00454-mn 4.pdfSistem teknologi informasi Indomaret pada setiap point of sales di setiap gerai mencakup sistem penjualan,

76

adalah sebesar 50% dan responden yang berjenis kelamin perempuan adalah

sebesar 50%. Responden penelitian ini adalah konsumen yang pernah membeli dan

mengkonsumsi private label Indomaret berjumlah 100 orang. Dalam penelitian ini,

jumlah responden yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan adalah sama.

Tabel 4.2 Pekerjaan Responden

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2010)

Gambar 4.4 Diagram Pekerjaan Responden

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2010)

Page 15: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-1-00454-mn 4.pdfSistem teknologi informasi Indomaret pada setiap point of sales di setiap gerai mencakup sistem penjualan,

77

Berdasarkan Tabel 4.2 dan Gambar 4.4 di atas dapat diketahui bahwa

jumlah responden yang bekerja sebagai freelance adalah sebesar 3%, responden

yang bekerja sebagai guru adalah sebesar 2%, responden yang bekerja sebagai ibu

rumah tangga adalah sebesar 2%, responden yang bekerja sebagai karyawan adalah

sebesar 19%, responden yang bekerja sebagai konsultan ERP adalah sebesar 1%,

responden yang bekerja sebagai mahasiswa adalah sebesar 67%, responden yang

bekerja sebagai pelajar adalah sebesar 4%, responden yang bekerja sebagai pialang

adalah sebesar 1%, dan responden yang bekerja sebagai wiraswasta adalah sebesar

1%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden di dalam penelitian ini

bekerja sebagai mahasiswa dan karyawan.

Tabel 4.3 Usia Responden

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2010)

Page 16: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-1-00454-mn 4.pdfSistem teknologi informasi Indomaret pada setiap point of sales di setiap gerai mencakup sistem penjualan,

78

Gambar 4.5 Diagram Usia Responden

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2010)

Berdasarkan Tabel 4.3 dan Gambar 4.5 di atas dapat diketahui bahwa

jumlah responden yang berusia 15 tahun adalah sebesar 3%, responden yang

berusia 17 tahun adalah sebesar 1%, responden yang berusia 18 tahun adalah

sebesar 4%, responden yang berusia 19 tahun adalah sebesar 4%, responden yang

berusia 20 tahun adalah sebesar 14%, responden yang berusia 21 tahun adalah

sebesar 35%, responden yang berusia 22 tahun adalah sebesar 21%, responden

yang berusia 23 tahun adalah sebesar 7%, responden yang berusia 24 tahun adalah

sebesar 2%, responden yang berusia 25 tahun adalah sebesar 2%, responden yang

berusia 26 tahun adalah sebesar 2%, responden yang berusia 27 tahun adalah

sebesar 2%, responden yang berusia 28 tahun adalah sebesar 1%, responden yang

berusia 29 tahun adalah sebesar 1%, dan responden yang berusia 33 tahun adalah

sebesar 1%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden di dalam

penelitian ini berusia 21 tahun, 22 tahun, dan 20 tahun.

Page 17: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-1-00454-mn 4.pdfSistem teknologi informasi Indomaret pada setiap point of sales di setiap gerai mencakup sistem penjualan,

79

Tabel 4.4 Jenis Produk Private Label Indomaret yang Pernah Dibeli dan Dikonsumsi

Responden

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2010)

Gambar 4.6 Diagram Jenis Produk Private Label Indomaret yang Pernah Dibeli dan

Dikonsumsi Responden

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2010)

Berdasarkan Tabel 4.4 dan Gambar 4.6 di atas dapat diketahui bahwa

jumlah produk private label Indomaret yang pernah dibeli dan dikonsumsi oleh

responden untuk kategori food adalah sebesar 56,5%, produk private label

Indomaret yang pernah dibeli dan dikonsumsi oleh responden untuk kategori general

merchandising adalah sebesar 13,8%, produk private label Indomaret yang pernah

dibeli dan dikonsumsi oleh responden untuk kategori non-food adalah sebesar

Page 18: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-1-00454-mn 4.pdfSistem teknologi informasi Indomaret pada setiap point of sales di setiap gerai mencakup sistem penjualan,

80

26,1%, dan produk private label Indomaret yang pernah dibeli dan dikonsumsi oleh

responden untuk kategori perishable adalah sebesar 3,6%. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa produk private label yang paling sering dibeli dan dikonsumsi

oleh responden dalam penelitian ini yaitu produk dengan kategori food yang terdiri

dari: breakfast food, beverages, basic food, spices & seasoning, instant food, snack

& biscuit, dan tobacco dan produk dengan kategori non-food yang terdiri dari:

medicine & food supplement, cosmetic, paper product, detergent & cleaner,

desinfectant & freshener.

4.2 Uji Validitas dan Reliabilitas

Data akan menjadi informasi yang mempunyai arti bila dapat menyajikan kepada

manajer (pengambil keputusan) sejumlah deskripsi, hubungan, dan atau perbedaan yang

dapat digunakan dalam pengambilan keputusan. Oleh karena itu, pertanyaan-pertanyaan

pada alat-alat yang digunakan dalam penelitian harus diuji terlebih dahulu melalui uji

kuesioner dengan tingkat kepercayaan 95%, tingkat signifikan sebesar 5%, dan dilakukan

untuk 30 responden sehingga df (degree of freedom) sebesar 28 yang dapat dilihat pada

Lampiran 9.

Kemudian, agar data-data yang diperoleh nantinya dapat memberikan informasi

yang akurat dan dapat diandalkan. Maka kembali dilakukan uji validitas dan reliabilitas

terhadap kuesioner konsumen private label Indomaret menggunakan program SPSS v16.00.

Uji validitas dan reliabilitas ini dilakukan dengan tingkat kepercayaan 95%, tingkat signifikan

sebesar 5%, dan dilakukan untuk 100 responden sehingga df (degree of freedom) sebesar

98, dan diperoleh Rtabel sebesar 0,165.

Kuesioner konsumen private label Indomaret terdiri atas 7 dimensi/bagian, yaitu

dimensi merchandise, quality product, price, location, customer service & selling, store layout

& design, dan advertising & promotion. Dimensi merchandise terdiri dari tiga faktor/atribut.

Page 19: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-1-00454-mn 4.pdfSistem teknologi informasi Indomaret pada setiap point of sales di setiap gerai mencakup sistem penjualan,

81

Dimensi quality product terdiri dari tujuh atribut. Dimensi price terdiri dari dua atribut.

Dimensi location terdiri dari enam atribut. Dimensi customer service & selling terdiri dari

tujuh atribut. Dimensi store layout & design terdiri dari lima atribut. Dimensi advertising &

promotion terdiri dari lima atribut.

1. Uji validitas

Nilai akan dinyatakan valid bila Rhitung > Rtabel.

Hipotesis:

H0: Data kuesioner konsumen private label Indomaret valid

H1: Data kuesioner konsumen private label Indomaret tidak valid

Dasar pengambilan keputusan:

Rhitung > Rtabel terima H0

Rhitung < Rtabel tolak H0

Perhitungan:

Variabel Rhitung tanda Rtabel Variabel Rhitung tanda Rtabel v1 0,387 > 0,165 v21 0,590 > 0,165 v2 0,493 > 0,165 v22 0,572 > 0,165 v3 0,400 > 0,165 v23 0,713 > 0,165 v4 0,676 > 0,165 v24 0,417 > 0,165 v5 0,664 > 0,165 v25 0,456 > 0,165 v6 0,578 > 0,165 v26 0,445 > 0,165 v7 0,639 > 0,165 v27 0,397 > 0,165 v8 0,667 > 0,165 v28 0,538 > 0,165 v9 0,627 > 0,165 v29 0,562 > 0,165 v10 0,580 > 0,165 v30 0,419 > 0,165 v11 0,366 > 0,165 v31 0,549 > 0,165 v12 0,439 > 0,165 v32 0,578 > 0,165 v13 0,315 > 0,165 v33 0,457 > 0,165 v14 0,421 > 0,165 v34 0,513 > 0,165 v15 0,286 > 0,165 v35 0,491 > 0,165 v16 0,441 > 0,165 v17 0,502 > 0,165 v18 0,558 > 0,165 v19 0,957 > 0,165 v20 0,546 > 0,165

Page 20: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-1-00454-mn 4.pdfSistem teknologi informasi Indomaret pada setiap point of sales di setiap gerai mencakup sistem penjualan,

82

Kesimpulan:

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa data

kuesioner konsumen private label Indomaret valid sehingga data dapat memberikan

informasi yang tepat atau akurat dalam penelitian ini.

2. Uji reliabilitas

Nilai akan dinyatakan reliabel jika R cronbach alpha > Rtabel.

Hipotesis:

H0: Data kuesioner konsumen private label Indomaret reliabel

H1: Data kuesioner konsumen private label Indomaret tidak reliabel

Dasar pengambilan keputusan:

R cronbach alpha > Rtabel terima H0

R cronbach alpha < Rtabel tolak H0

Perhitungan:

R cronbach alpha = 0,931

0,931 > 0,165 terima H0

Kesimpulan:

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa data

kuesioner konsumen private label Indomaret reliabel sehingga data dapat memberikan

informasi yang stabil atau konsisten dalam penelitian ini.

4.3 Analisis Keberlanjutan Pengelolaan Private Label Indomaret

Penilaian terhadap status keberlanjutan pengelolaan private label PT. Indomarco

Prismatama dilakukan dengan menggunakan analisis RAP-FOVABEL (Rapid Apraissal For

Private Label). Analisis RAP-FOVABEL akan menghasilkan nilai indeks keberlanjutan untuk

private label. Nilai indeks keberlanjutan diperoleh berdasarkan penilaian terhadap semua

atribut yang tercakup dalam tujuh dimensi (merchandise, quality product, price, location,

Page 21: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-1-00454-mn 4.pdfSistem teknologi informasi Indomaret pada setiap point of sales di setiap gerai mencakup sistem penjualan,

83

customer service & selling, store layout & design, dan advertising & promotion). Berdasarkan

hasil studi pustaka dan studi lapangan didapat 35 atribut yang tersebar dalam tujuh dimensi

pengelolaan private label di PT. Indomarco Prismatama seperti tertera pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5 Dimensi Pengelolaan Private Label Indomaret

No Dimensi Merchandise

1 Banyak variasi barang 2 Kuantitas atau isi produk 3 Ketersediaan produk

No Dimensi Quality Product

1 Kinerja produk 2 Fitur produk 3 Keandalan produk 4 Kesesuaian produk 5 Daya tahan produk 6 Estetika produk 7 Kualitas yang dirasakan

No Dimensi Price

1 Kestabilan harga 2 Tingkat harga

No Dimensi Location

1 Lokasi yang mudah dijangkau 2 Fasilitas parkir yang luas 3 Waktu tempuh perjalanan menuju tempat berbelanja 4 Kelancaran arus lalu lintas 5 Banyaknya sarana transportasi yang menunjang 6 Lingkungan sekitar yang aman

No Dimensi Customer Service & Selling

1 Pengetahuan pramuniaga atas produk yang ditawarkan 2 Pramuniaga yang ramah dan sopan 3 Proses transaksi pembayaran cepat 4 Kasir memberikan penjelasan yang cukup jelas mengenai cara pembayaran (tunai, debet,

kredit) 5 Layanan yang ramah dan membantu 6 Jam buka yang sesuai 7 Mudah menukarkan barang dan mendapatkan pengembalian uang

No Dimensi Store Layout & Design

1 Kebersihan toko dan area perbelanjaan 2 Mudah menjangkau seluruh area toko dan perbelanjaan 3 Mudah menjangkau dan memilih barang dagangan 4 Penempatan rak yang disusun dengan rapi sesuai dengan jenis barang 5 Pencahayaan yang baik

No Dimensi Customer Service & Selling

1 Iklan yang menarik 2 Informasi brosur yang dapat dipercaya 3 Potongan harga 4 Hadiah langsung atas pembelian sejumlah barang tertentu 5 Diskon khusus pada event tertentu

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2010)

Page 22: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-1-00454-mn 4.pdfSistem teknologi informasi Indomaret pada setiap point of sales di setiap gerai mencakup sistem penjualan,

84

4.3.1 Hasil Penilaian/Skor Masing-masing Atribut untuk Setiap Dimensi

Pengelolaan Private Label Indomaret

Nilai indeks status keberlanjutan pengelolaan private label PT. Indomarco

Prismatama ditentukan berdasarkan skor/penilaian untuk masing-masing atribut

pada setiap dimensi sesuai dengan kondisi pengelolaan yang dilakukan pada saat ini.

Nilai masing-masing atribut pada setiap dimensi pengelolaan private label dapat

dilihat pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6 Hasil Penilaian/Skor Keberlanjutan Pengelolaan Private Label

Dimensi Atribut Skor Saat Ini

Merchandise

Banyak variasi barang 2 Kuantitas atau isi produk 3 Ketersediaan produk 3

Quality Product

Kinerja produk 3 Fitur produk 2,5 Keandalan produk 3 Kesesuaian produk 3 Daya tahan produk 2,5 Estetika produk 2 Kualitas yang dirasakan 2

Price Kestabilan harga 3 Tingkat harga 3

Location

Lokasi yang mudah dijangkau 3 Fasilitas parkir yang luas 3 Waktu tempuh perjalanan menuju tempat berbelanja 3 Kelancaran arus lalu lintas 3 Banyaknya sarana transportasi yang menunjang 3 Lingkungan sekitar yang aman 3

Customer Service &

Selling

Pengetahuan pramuniaga atas produk yang ditawarkan 3 Pramuniaga yang ramah dan sopan 3 Proses transaksi pembayaran cepat 3 Kasir memberikan penjelasan yang cukup jelas mengenai cara

pembayaran (tunai, debet, kredit) 3

Layanan yang ramah dan membantu 3 Jam buka yang sesuai 3 Mudah menukarkan barang dan mendapatkan pengembalian uang 2

Page 23: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-1-00454-mn 4.pdfSistem teknologi informasi Indomaret pada setiap point of sales di setiap gerai mencakup sistem penjualan,

85

Store Layout &

Design

Kebersihan toko dan area perbelanjaan 3 Mudah menjangkau seluruh area toko dan perbelanjaan 3 Mudah menjangkau dan memilih barang dagangan 3 Penempatan rak yang disusun dengan rapi sesuai dengan jenis barang 3 Pencahayaan yang baik 3

Advertising &

Promotion

Iklan yang menarik 2 Informasi brosur yang dapat dipercaya 3 Potongan harga 3 Hadiah langsung atas pembelian sejumlah barang tertentu 3 Diskon khusus pada event tertentu 3

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2010)

4.3.2 Nilai Indeks dan Status Keberlanjutan Pengelolaan Private Label

Dimensi Merchandise

Analisis RAP-FOVABEL berdasarkan metode multidimensional scaling (MDS)

terkait dengan status keberlanjutan pengelolaan private label untuk dimensi

merchandise dilakukan dengan mempertimbangkan tiga atribut yang relevan.

Adapun ketiga atribut tersebut adalah: (1) banyak variasi barang, (2) kuantitas atau

isi produk, dan (3) ketersediaan produk.

Page 24: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-1-00454-mn 4.pdfSistem teknologi informasi Indomaret pada setiap point of sales di setiap gerai mencakup sistem penjualan,

86

RAP-FOVABEL Ordination

53.08204651

Down

Up

Bad Good

-60

-40

-20

0

20

40

60

0 20 40 60 80 100 120

Status Keberlanjutan

Real Fisheries Reference anchors Anchors

Gambar 4.7 Analisis RAP-FOVABEL yang Menunjukkan Nilai Indeks Keberlanjutan untuk

Dimensi Merchandise

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2010)

Berdasarkan gambar 4.7, nilai indeks keberlanjutan untuk dimensi

merchandise adalah sebesar 53,082 pada skala sustainabilitas 0 – 100. Nilai ini

menunjukkan bahwa kondisi atau status keberlanjutan pada dimensi merchandise

untuk saat ini termasuk dalam kategori cukup berkelanjutan (Cukup: 50,01 < nilai

indeks < 75,00).

Untuk mengetahui faktor pengungkit atau atribut sensitif yang memberikan

kontribusi terhadap nilai indeks keberlanjutan pengelolaan private label dari dimensi

merchandise, maka dilakukan analisis leverage. Dari ketiga atribut pada dimensi ini,

atribut banyak variasi barang (4,177) merupakan atribut yang sangat berpengaruh

terhadap perubahan nilai indeks keberlanjutan yang dihasilkan. Secara detail

kontribusi setiap atribut terkait dimensi merchandise disajikan pada Gambar 4.8.

Page 25: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-1-00454-mn 4.pdfSistem teknologi informasi Indomaret pada setiap point of sales di setiap gerai mencakup sistem penjualan,

87

4.177074378

3.507518731

3.508331328

3 3.2 3.4 3.6 3.8 4 4.2 4.4

Banyak variasi barang

Kuantitas atau isiproduk

Ketersediaan produk

Attr

ibut

e

Root Mean Square Change % in Ordination when Selected Attribute Removed (on Status scale 0 to 100)

Gambar 4.8 Peran Masing-masing Atribut dari Dimensi Merchandise yang Dinyatakan Dalam

Bentuk Perubahan Nilai RMS

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2010)

Pengelolaan private label yang berkelanjutan adalah jika setiap dimensi

pengelolaan bersifat berkelanjutan, sehingga dimensi merchandise perlu mendapat

perhatian dari perusahaan serta kinerja dari faktor pengungkit pada dimensi ini perlu

ditingkatkan agar mencapai kondisi atau status baik (berkelanjutan) di masa

mendatang. Banyak variasi barang merupakan atribut yang paling sensitif pada

dimensi ini. Hasil studi lapangan menunjukkan bahwa banyaknya variasi produk

private label di setiap gerai Indomaret mempunyai jumlah yang berbeda-beda.

Perbedaan variasi produk private label yang terjadi pada setiap gerai Indomaret

tersebut disebabkan karena perusahaan mengalokasikan produk private label

berdasarkan tingkat penjualan produk NB sejenis dan juga disesuaikan dengan lokasi

supplier.

Secara umum, ritel harus dapat menawarkan keberagaman atau variasi yang

cukup untuk memuaskan kebutuhan dan harapan pelanggan, tetapi tidak perlu

terlalu banyak agar tidak membingungkan dan akhirnya menurunkan niat mereka.

Oleh karena itu, untuk meningkatkan nilai indeks dan status keberlanjutan dimensi

Page 26: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-1-00454-mn 4.pdfSistem teknologi informasi Indomaret pada setiap point of sales di setiap gerai mencakup sistem penjualan,

88

merchandise pada masa mendatang, perlu dilakukan perencanaan keberagaman

variasi barang dan persediaan barang dagangan. Menurut Utami (2006), rencana

keberagaman yang bagus membutuhkan prediksi penjualan barang, GMROI, dan

perputaran modal bersama dengan pengambilan keputusan yang subjektif dan

berpengalaman.

4.3.3 Nilai Indeks dan Status Keberlanjutan Pengelolaan Private Label

Dimensi Quality Product

Analisis RAP-FOVABEL berdasarkan metode multidimensional scaling (MDS)

terkait dengan status keberlanjutan pengelolaan private label untuk dimensi quality

product dilakukan dengan mempertimbangkan tujuh atribut yang relevan. Adapun

ketujuh atribut tersebut adalah: (1) kinerja produk, (2) fitur produk, (3) keandalan

produk, (4) kesesuaian produk, (5) daya tahan produk, (6) estestika produk, dan (7)

kualitas yang dirasakan.

RAP-FOVABEL Ordination

51.70199585

Down

Up

Bad Good

-60

-40

-20

0

20

40

60

0 20 40 60 80 100 120

Status Keberlanjutan

Real Fisheries Reference anchors Anchors

Gambar 4.9 Analisis RAP-FOVABEL yang Menunjukkan Nilai Indeks Keberlanjutan untuk

Dimensi Quality Product Sumber: Hasil Pengolahan Data (2010)

Page 27: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-1-00454-mn 4.pdfSistem teknologi informasi Indomaret pada setiap point of sales di setiap gerai mencakup sistem penjualan,

89

Berdasarkan gambar 4.9, nilai indeks keberlanjutan untuk dimensi quality

product adalah sebesar 51,702 pada skala sustainabilitas 0 – 100. Nilai ini

menunjukkan bahwa kondisi atau status keberlanjutan pada dimensi quality product

termasuk dalam kategori cukup berkelanjutan (Cukup: 50,01 < nilai indeks < 75,00).

Untuk mengetahui faktor pengungkit atau atribut sensitif yang memberikan

kontribusi terhadap nilai indeks keberlanjutan pengelolaan private label dari dimensi

quality product, maka dilakukan analisis leverage. Dari ketujuh atribut pada dimensi

ini, atribut estestika produk (1,810) merupakan atribut yang sangat berpengaruh

terhadap perubahan nilai indeks keberlanjutan yang dihasilkan. Sedangkan atribut

lainnya yang memiliki kontribusi cukup besar terhadap nilai indeks keberlanjutan

adalah atribut keandalan produk (1,435) dan atribut kesesuaian produk (1,366).

Secara detail kontribusi setiap atribut terkait dimensi quality product disajikan pada

Gambar 4.10.

1.122035996

0.419826514

1.434631388

1.36646269

0.712745673

1.809806796

1.144588482

0 0.5 1 1.5 2

Kinerja produk

Fitur produk

Keandalan produk

Kesesuaian produk

Daya tahan produk

Estetika produk

Kualitas yang dirasakan

Attr

ibut

e

Root Mean Square Change % in Ordination when Selected Attribute Removed (on Status scale 0 to 100)

Gambar 4.10 Peran Masing-masing Atribut dari Dimensi Quality Product yang

Dinyatakan Dalam Bentuk Perubahan Nilai RMS

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2010)

Page 28: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-1-00454-mn 4.pdfSistem teknologi informasi Indomaret pada setiap point of sales di setiap gerai mencakup sistem penjualan,

90

Pengelolaan private label yang berkelanjutan adalah jika setiap dimensi

pengelolaan bersifat berkelanjutan, sehingga dimensi quality product perlu mendapat

perhatian dari perusahaan serta kinerja dari faktor pengungkit pada dimensi ini perlu

ditingkatkan agar mencapai kondisi atau status baik (berkelanjutan) di masa

mendatang. Estestika produk, keandalan produk, dan kesesuaian produk merupakan

atribut yang sensitif pada dimensi ini.

Estestika produk merupakan atribut yang paling sensitif pada dimensi quality

product. Hasil studi lapangan menunjukkan bahwa kemasan produk private label

Indomaret masih telalu polos dan tidak ada unsur estestika yang menarik sehingga

kurang dapat menarik perhatian konsumen. Inilah hal utama yang menjadikan image

produk private label murahan dan membuat banyak masyarakat meragukannya

secara kualitas, termasuk label halal dan legalitas dari Pemerintah Indonesia. Hasil

studi lapangan menunjukkan bahwa keandalan dan kesesuaian produk private label

Indomaret masih kurang memuaskan. Hal ini tercermin dari munculnya berbagai

keluhan konsumen dalam suara pembaca yang menyatakan kekecewaannya atas

kualitas produk private label (air mineral) yang ditawarkan. Hal ini dapat berdampak

buruk pada perkembangan bisnis dan image private label Indomaret secara

keseluruhan.

Oleh karena itu, untuk meningkatkan nilai indeks dan status keberlanjutan

dimensi quality product pada masa mendatang, maka perlu dilakukan pendesainan

ulang kemasan produk private label yang lebih eye-catching dan dapat memberikan

kemudahan bagi konsumen serta perlu meningkatkan dan mengevaluasi kualitas

produk private label Indomaret secara berkala.

Page 29: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-1-00454-mn 4.pdfSistem teknologi informasi Indomaret pada setiap point of sales di setiap gerai mencakup sistem penjualan,

91

4.3.4 Nilai Indeks dan Status Keberlanjutan Pengelolaan Private Label

Dimensi Price

Analisis RAP-FOVABEL berdasarkan metode multidimensional scaling (MDS)

terkait dengan status keberlanjutan pengelolaan private label untuk dimensi price

dilakukan dengan mempertimbangkan dua atribut yang relevan. Adapun kedua

atribut tersebut adalah: (1) kestabilan harga, dan (2) tingkat harga.

RAP-FOVABEL Ordination

57.25912094

Down

Up

Bad Good

-60

-40

-20

0

20

40

60

0 20 40 60 80 100 120

Status Keberlanjutan

Real Fisheries Reference anchors Anchors

Gambar 4.11 Analisis RAP-FOVABEL yang Menunjukkan Nilai Indeks Keberlanjutan untuk

Dimensi Price

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2010)

Berdasarkan gambar 4.11, nilai indeks keberlanjutan untuk dimensi price

adalah sebesar 57,259 pada skala sustainabilitas 0 – 100. Nilai ini menunjukkan

bahwa status keberlanjutan pada dimensi price termasuk dalam kategori cukup

berkelanjutan (Cukup: 50,01 < nilai indeks < 75,00).

Page 30: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-1-00454-mn 4.pdfSistem teknologi informasi Indomaret pada setiap point of sales di setiap gerai mencakup sistem penjualan,

92

Untuk mengetahui faktor pengungkit atau atribut sensitif yang memberikan

kontribusi terhadap nilai indeks keberlanjutan pengelolaan private label dari dimensi

price, maka dilakukan analisis leverage. Dari kedua atribut pada dimensi ini, atribut

kestabilan harga (0,029) merupakan atribut yang sangat berpengaruh terhadap

perubahan nilai indeks keberlanjutan yang dihasilkan. Secara detail kontribusi setiap

atribut terkait dimensi price disajikan pada Gambar 4.12.

0.029037476

0.004238129

0 0.005 0.01 0.015 0.02 0.025 0.03 0.035

Kestabilan harga

Tingkat harga

Attri

bute

Root Mean Square Change % in Ordination when Selected Attribute Removed (on Status scale 0 to 100)

Gambar 4.12 Peran Masing-masing Atribut dari Dimensi Price yang Dinyatakan Dalam

Bentuk Perubahan Nilai RMS

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2010)

Pengelolaan private label yang berkelanjutan adalah jika setiap dimensi

pengelolaan bersifat berkelanjutan, sehingga dimensi price perlu mendapat perhatian

dari perusahaan serta kinerja dari faktor pengungkit pada dimensi ini perlu

ditingkatkan agar mencapai kondisi atau status baik (berkelanjutan) di masa

mendatang. Kestabilan harga merupakan atribut yang paling sensitif pada dimensi

ini. Kebijakan harga yang berubah-ubah dapat mempengaruhi kestabilan harga jual

produk private label sehingga dapat menyulitkan konsumen menentukan keputusan.

Oleh karena itu, untuk meningkatkan nilai indeks dan status keberlanjutan dimensi

Page 31: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-1-00454-mn 4.pdfSistem teknologi informasi Indomaret pada setiap point of sales di setiap gerai mencakup sistem penjualan,

93

price pada masa mendatang, perusahaan harus dapat menjaga kestabilan harga

produk private label Indomaret yang ditawarkan.

4.3.5 Nilai Indeks dan Status Keberlanjutan Pengelolaan Private Label

Dimensi Location

Analisis RAP-FOVABEL berdasarkan metode multidimensional scaling (MDS)

terkait dengan status keberlanjutan pengelolaan private label untuk dimensi location

dilakukan dengan mempertimbangkan enam atribut yang relevan. Adapun keenam

atribut tersebut adalah: (1) lokasi yang mudah dijangkau, (2) fasilitas parkir yang

luas, (3) waktu tempuh perjalanan menuju tempat berbelanja, (4) kelancaran arus

lalu lintas, (5) banyaknya sarana transportasi yang menunjang, dan (6) lingkungan

sekitar yang aman.

RAP-FOVABEL Ordination

57.11338425

Down

Up

Bad Good

-60

-40

-20

0

20

40

60

0 20 40 60 80 100 120

Status Keberlanjutan

Real Fisheries Reference anchors Anchors

Gambar 4.13 Analisis RAP-FOVABEL yang Menunjukkan Nilai Indeks Keberlanjutan untuk

Dimensi Location

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2010)

Page 32: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-1-00454-mn 4.pdfSistem teknologi informasi Indomaret pada setiap point of sales di setiap gerai mencakup sistem penjualan,

94

Berdasarkan gambar 4.13, nilai indeks keberlanjutan untuk dimensi location

adalah sebesar 57,113 pada skala sustainabilitas 0 – 100. Nilai ini menunjukkan

bahwa status keberlanjutan pada dimensi location termasuk dalam kategori cukup

berkelanjutan (Cukup: 50,01 < nilai indeks < 75,00).

Untuk mengetahui faktor pengungkit atau atribut sensitif yang memberikan

kontribusi terhadap nilai indeks keberlanjutan pengelolaan private label dari dimensi

location, maka dilakukan analisis leverage. Dari keenam atribut pada dimensi ini,

atribut lokasi yang mudah dijangkau (0,242) merupakan atribut yang sangat

berpengaruh terhadap perubahan nilai indeks keberlanjutan yang dihasilkan.

Sedangkan atribut lainnya yang memiliki kontribusi cukup besar terhadap nilai indeks

keberlanjutan adalah atribut kelancaran arus lalu lintas (0,238) dan atribut

lingkungan sekitar yang aman (0,224). Secara detail kontribusi setiap atribut terkait

dimensi location disajikan pada Gambar 4.14.

0.241638184

0.008480072

0.165275574

0.237609863

0.064037322

0.22367477

0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3

Lokasi yang mudahdijangkau

Fasilitas parkir yangluas

Waktu tempuhperjalanan menujutempat berbelanja

Kelancaran arus lalulintas

Banyaknya saranatransportasi yang

menunjang

Lingkungan sekitaryang aman

Attr

ibut

e

Root Mean Square Change % in Ordination when Selected Attribute Removed (on Status scale 0 to 100)

Gambar 4.14 Peran Masing-masing Atribut dari Dimensi Location yang Dinyatakan

Dalam Bentuk Perubahan Nilai RMS

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2010)

Page 33: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-1-00454-mn 4.pdfSistem teknologi informasi Indomaret pada setiap point of sales di setiap gerai mencakup sistem penjualan,

95

Pengelolaan private label yang berkelanjutan adalah jika setiap dimensi

pengelolaan bersifat berkelanjutan, sehingga dimensi location perlu mendapat

perhatian dari perusahaan serta kinerja dari faktor pengungkit pada dimensi ini perlu

ditingkatkan agar mencapai kondisi atau status baik (berkelanjutan) di masa

mendatang. Lokasi yang mudah dijangkau, kelancaran arus lalu lintas, dan

lingkungan sekitar yang aman merupakan atribut yang sensitif pada dimensi ini.

Lokasi yang mudah dijangkau merupakan atribut yang paling sensitif pada

dimensi location. Hasil studi lapangan menunjukkan bahwa gerai Indomaret mudah

ditemukan dan dijangkau oleh konsumen. Penempatan gerai Indomaret yang

strategis, didasarkan pada motto “mudah dan hemat” sehingga gerai Indomaret

mudah dijumpai di daerah perumahan, gedung perkantoran, dan fasilitas umum.

Lokasi adalah faktor utama dalam pemilihan toko konsumen. Ini juga keunggulan

bersaing yang tidak dengan mudah ditiru oleh pesaing.

Oleh karena itu, untuk meningkatkan nilai indeks dan status keberlanjutan

dimensi location pada masa mendatang, maka perlu menentukan lokasi berdasarkan

perencanaan yang matang. Menurut Utami (2006), penentuan lokasi dimulai dengan

memilih komunitas. Keputusan ini sangat bergantung pada potensi pertumbuhan

ekonomis dan stabilitas maupun persaingan serta iklim politik. Kadang bukan hanya

profil ekonomi atau iklim politik yang membuat sebuah komunitas tempat yang baik

namun justru lokasi geografisnya. Peritel juga harus menentukan lokasi berdasarkan

karakteristik spesifik seperti: arus lalu lintas, biaya tanah, peraturan kawasan,

keamanan lingkungan, maupun transportasi publik.

4.3.6 Nilai Indeks dan Status Keberlanjutan Pengelolaan Private Label

Dimensi Customer Service & Selling

Analisis RAP-FOVABEL berdasarkan metode multidimensional scaling (MDS)

terkait dengan status keberlanjutan pengelolaan private label untuk dimensi

Page 34: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-1-00454-mn 4.pdfSistem teknologi informasi Indomaret pada setiap point of sales di setiap gerai mencakup sistem penjualan,

96

customer service & selling dilakukan dengan mempertimbangkan tujuh atribut yang

relevan. Adapun ketujuh atribut tersebut adalah: (1) pengetahuan pramuniaga atas

produk yang ditawarkan, (2) pramuniaga yang ramah dan sopan, (3) proses

transaksi pembayaran yang cepat, (4) kasir memberikan penjelasan yang cukup jelas

mengenai cara pembayaran (tunai, debet, kredit), (5) layanan yang ramah dan

membantu, (6) jam buka yang sesuai, dan (7) mudah menukarkan barang dan

mendapatkan pengembalian uang.

RAP-FOVABEL Ordination

56.24567413

Down

Up

Bad Good

-60

-40

-20

0

20

40

60

0 20 40 60 80 100 120

Status Keberlanjutan

Real Fisheries Reference anchors Anchors

Gambar 4.15 Analisis RAP-FOVABEL yang Menunjukkan Nilai Indeks Keberlanjutan untuk

Dimensi Customer Service & Selling

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2010)

Berdasarkan gambar 4.15, nilai indeks keberlanjutan untuk dimensi customer

service & selling adalah sebesar 56,246 pada skala sustainabilitas 0 – 100. Nilai ini

menunjukkan bahwa status keberlanjutan pada dimensi customer service & selling

termasuk dalam kategori cukup berkelanjutan (Cukup: 50,01 < nilai indeks < 75,00).

Page 35: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-1-00454-mn 4.pdfSistem teknologi informasi Indomaret pada setiap point of sales di setiap gerai mencakup sistem penjualan,

97

Untuk mengetahui faktor pengungkit atau atribut sensitif yang memberikan

kontribusi terhadap nilai indeks keberlanjutan pengelolaan private label dari dimensi

customer service & selling, maka dilakukan analisis leverage. Dari ketujuh atribut

pada dimensi ini, atribut mudah untuk menukarkan barang dan mendapatkan

pengembalian uang (1,072) merupakan atribut yang sangat berpengaruh terhadap

perubahan nilai indeks keberlanjutan yang dihasilkan. Sedangkan atribut lainnya

yang memiliki kontribusi cukup besar terhadap nilai indeks keberlanjutan adalah

atribut pramuniaga yang ramah dan sopan (0,553) dan atribut pengetahuan

pramuniaga atas produk yang ditawarkan (0,538). Secara detail kontribusi setiap

atribut terkait dimensi customer service & selling disajikan pada Gambar 4.16.

Gambar 4.16 Peran Masing-masing Atribut dari Dimensi Customer Service & Selling

yang Dinyatakan Dalam Bentuk Perubahan Nilai RMS

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2010)

Pengelolaan private label yang berkelanjutan adalah jika setiap dimensi

pengelolaan bersifat berkelanjutan, sehingga dimensi customer service & selling

Page 36: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-1-00454-mn 4.pdfSistem teknologi informasi Indomaret pada setiap point of sales di setiap gerai mencakup sistem penjualan,

98

perlu mendapat perhatian dari perusahaan serta kinerja dari faktor pengungkit pada

dimensi ini perlu ditingkatkan agar mencapai kondisi atau status baik (berkelanjutan)

di masa mendatang. Mudah untuk menukarkan barang dan mendapatkan

pengembalian uang, pramuniaga yang ramah dan sopan, serta pengetahuan

pramuniaga atas produk yang ditawarkan merupakan atribut yang sensitif pada

dimensi ini.

Mudah untuk menukarkan barang dan mendapatkan pengembalian uang

merupakan atribut yang paling sensitif pada dimensi customer service & selling. Hasil

studi lapangan menunjukkan bahwa tidak semua produk dapat ditukar maupun

mendapatkan pengembalian uang bila ada kerusakan barang atau barang tidak

sesuai. Menurut Utami (2006), ritel adalah bisnis tenaga kerja intensif. Para pegawai

memiliki peranan penting dalam memberikan layanan pada konsumen dan

membangun loyalitas konsumen. Hasil studi lapangan menunjukkan bahwa tidak

semua pramuniaga Indomaret memberikan pelayanan yang ramah dan sopan seperti

memberi senyum, salam, sapa serta mengucapkan terima kasih; dan tidak semua

pramuniaga mengetahui atau mempunyai pengetahuan atas produk private label

yang ditawarkan.

Oleh karena itu, untuk meningkatkan nilai indeks dan status keberlanjutan

dimensi customer service & selling pada masa mendatang, maka perlu merubah atau

menambahkan beberapa poin tentang pengembalian barang dalam kebijakannya dan

meningkatkan kualitas SDM melalui pelatihan karyawan terutama pramuniaga toko.

4.3.7 Nilai Indeks dan Status Keberlanjutan Pengelolaan Private Label

Dimensi Store Layout & Design

Analisis RAP-FOVABEL berdasarkan metode multidimensional scaling (MDS)

terkait dengan status keberlanjutan pengelolaan private label untuk dimensi store

layout & design dilakukan dengan mempertimbangkan lima atribut yang relevan.

Page 37: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-1-00454-mn 4.pdfSistem teknologi informasi Indomaret pada setiap point of sales di setiap gerai mencakup sistem penjualan,

99

Adapun kelima atribut tersebut adalah: (1) kebersihan toko dan area perbelanjaan,

(2) mudah menjangkau seluruh area toko dan perbelanjaan, (3) mudah menjangkau

dan memilih barang dagangan, (4) penempatan rak yang disusun dengan rapi sesui

dengan jenis barang, dan (5) pencahayaan yang baik.

RAP-FOVABEL Ordination

57.1294136

Down

Up

Bad Good

-60

-40

-20

0

20

40

60

0 20 40 60 80 100 120

Status Keberlanjutan

Real Fisheries Reference anchors Anchors

Gambar 4.17 Analisis RAP-FOVABEL yang Menunjukkan Nilai Indeks Keberlanjutan untuk

Dimensi Store Layout & Design

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2010)

Berdasarkan gambar 4.17, nilai indeks keberlanjutan untuk dimensi store

layout & design adalah sebesar 57,129 pada skala sustainabilitas 0 – 100. Nilai ini

menunjukkan bahwa status keberlanjutan pada dimensi store layout & design

termasuk dalam kategori cukup berkelanjutan (Cukup: 50,01 < nilai indeks < 75,00).

Untuk mengetahui faktor pengungkit atau atribut sensitif yang memberikan

kontribusi terhadap nilai indeks keberlanjutan pengelolaan private label dari dimensi

store layout & design, maka dilakukan analisis leverage. Dari kelima atribut pada

Page 38: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-1-00454-mn 4.pdfSistem teknologi informasi Indomaret pada setiap point of sales di setiap gerai mencakup sistem penjualan,

100

dimensi ini, atribut mudah menjangkau dan memilih barang dagangan (0,269)

merupakan atribut yang sangat berpengaruh terhadap perubahan nilai indeks

keberlanjutan yang dihasilkan. Sedangkan atribut lainnya yang memiliki kontribusi

cukup besar terhadap nilai indeks keberlanjutan adalah atribut kebersihan toko dan

area perbelanjaan (0,252) dan atribut penempatan rak yang disusun dengan rapi

sesuai dengan jenis barang (0,206). Secara detail kontribusi setiap atribut terkait

dimensi store layout & design disajikan pada Gambar 4.18.

0.251552589

0.125331878

0.26910019

0.206050873

0.194984437

0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3

Kebersihan toko dan area perbelanjaan

Mudah menjangkau seluruh area toko danperbelanjaan

Mudah menjangkau dan memilih barangdagangan

Penempatan rak yang disusun dengan rapisesuai dengan jenis barang

Pencahayaan yang baik

Attri

bute

Root Mean Square Change % in Ordination when Selected Attribute Removed (on Status scale 0 to 100)

Gambar 4.18 Peran Masing-masing Atribut dari Dimensi Store Layout & Design yang

Dinyatakan Dalam Bentuk Perubahan Nilai RMS

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2010)

Pengelolaan private label yang berkelanjutan adalah jika setiap dimensi

pengelolaan bersifat berkelanjutan, sehingga dimensi store layout & design perlu

mendapat perhatian dari perusahaan serta kinerja dari faktor pengungkit pada

dimensi ini perlu ditingkatkan agar mencapai kondisi atau status baik (berkelanjutan)

di masa mendatang. Mudah menjangkau dan memilih barang dagangan, kebersihan

Page 39: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-1-00454-mn 4.pdfSistem teknologi informasi Indomaret pada setiap point of sales di setiap gerai mencakup sistem penjualan,

101

toko dan area perbelanjaan, dan penempatan rak yang disusun dengan rapi sesuai

dengan jenis barang merupakan atribut yang sensitif pada dimensi ini.

Hasil studi lapangan menunjukkan bahwa setiap gerai Indomaret memiliki

pola penempatan rak yang sudah terstandarisasi atau sama pada setiap toko. Yang

membedakan adalah ukuran toko maupun jumlah rak yang terdapat pada toko. Dari

segi kebersihan area toko maupun lingkungan sekitar, kebersihan kurang terjaga

dengan baik pada beberapa gerai Indomaret. Hal ini disebabkan karena pada proses

penurunan barang dari kendaraan hingga ke gudang toko kurang terorganisir

dengan baik sehingga pada saat proses pemindahan sering meninggalkan noda-noda

pada lantai.

Tata ruang toko harus memungkinkan pelanggan untuk memutari toko dan

membeli lebih banyak barang daripada yang direncanakan. Menurut Utami (2006),

tata ruang yang terlalu rumit bisa menyulitkan pelanggan untuk mendapatkan

barang yang mereka cari dan memutuskan untuk tidak berlangganan di toko itu.

Kebersihan toko dan area perbelanjaan yang terjaga dengan baik dapat menciptakan

suasana yang nyaman bagi konsumen untuk berbelanja. Oleh karena itu, untuk

meningkatkan nilai indeks dan status keberlanjutan dimensi store layout & design

pada masa mendatang, maka perlu memperhatikan tata letak produk private label

sesuai dengan jenis barangnya serta senantiasa menjaga kebersihan toko dan area

perbelanjaan.

4.3.8 Nilai Indeks dan Status Keberlanjutan Pengelolaan Private Label

Dimensi Advertising & Promotion

Analisis RAP-FOVABEL berdasarkan metode multidimensional scaling (MDS)

terkait dengan status keberlanjutan pengelolaan private label untuk dimensi

advertising & promotion dilakukan dengan mempertimbangkan lima atribut yang

relevan. Adapun kelima atribut tersebut adalah: (1) iklan yang menarik, (2) informasi

Page 40: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-1-00454-mn 4.pdfSistem teknologi informasi Indomaret pada setiap point of sales di setiap gerai mencakup sistem penjualan,

102

brosur yang dapat dipercaya, (3) potongan harga, (4) hadiah langsung atas

pembelian sejumlah barang tertentu, dan (5) diskon khusus pada event tertentu.

RAP-FOVABEL Ordination

55.56197357

Down

Up

Bad Good

-60

-40

-20

0

20

40

60

0 20 40 60 80 100 120

Status Keberlanjutan

Real Fisheries Reference anchors Anchors

Gambar 4.19 Analisis RAP-FOVABEL yang Menunjukkan Nilai Indeks Keberlanjutan untuk

Dimensi Advertising & Promotion

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2010)

Berdasarkan gambar 4.19, nilai indeks keberlanjutan untuk dimensi

advertising & promotion adalah sebesar 55,562 pada skala sustainabilitas 0 – 100.

Nilai ini menunjukkan bahwa status keberlanjutan pada dimensi store layout &

design termasuk dalam kategori cukup berkelanjutan (Cukup: 50,01 < nilai indeks <

75,00).

Untuk mengetahui faktor pengungkit atau atribut sensitif yang memberikan

kontribusi terhadap nilai indeks keberlanjutan pengelolaan private label dari dimensi

advertising & promotion, maka dilakukan analisis leverage. Dari kelima atribut pada

dimensi ini, atribut iklan yang menarik (1,820) merupakan atribut yang sangat

Page 41: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-1-00454-mn 4.pdfSistem teknologi informasi Indomaret pada setiap point of sales di setiap gerai mencakup sistem penjualan,

103

berpengaruh terhadap perubahan nilai indeks keberlanjutan yang dihasilkan.

Sedangkan atribut lainnya yang memiliki kontribusi cukup besar terhadap nilai indeks

keberlanjutan adalah atribut diskon khusus pada event tertentu (1,193), atribut

hadiah langsung atas pembelian sejumlah barang tertentu (0,993), dan atribut

potongan harga (0,916). Secara detail kontribusi setiap atribut terkait dimensi

advertising & promotion disajikan pada Gambar 4.20.

1.818992627

0.125381469

0.91617965

0.99266053

1.192649818

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2

Iklan yang menarik

Informasi brosur yangdapat dipercaya

Potongan harga

Hadiah langsung ataspembelian sejumlah

barang tertentu

Diskon khusus padaevent tertentu

Attri

bute

Root Mean Square Change % in Ordination when Selected Attribute Removed (on Status scale 0 to 100)

Gambar 4.20 Peran Masing-masing Atribut dari Dimensi Advertising & Promotion

yang Dinyatakan Dalam Bentuk Perubahan Nilai RMS

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2010)

Pengelolaan private label yang berkelanjutan adalah jika setiap dimensi

pengelolaan bersifat berkelanjutan, sehingga dimensi advertising & promotion perlu

mendapat perhatian dari perusahaan serta kinerja dari faktor pengungkit pada

dimensi ini perlu ditingkatkan agar mencapai kondisi atau status baik (berkelanjutan)

di masa mendatang. Iklan yang menarik, diskon khusus pada event tertentu, hadiah

langsung atas pembelian sejumlah barang tertentu, dan potongan harga merupakan

atribut yang sensitif pada dimensi ini.

Page 42: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-1-00454-mn 4.pdfSistem teknologi informasi Indomaret pada setiap point of sales di setiap gerai mencakup sistem penjualan,

104

Iklan yang menarik merupakan atribut yang paling sensitif pada dimensi

advertising & promotion. Hasil studi lapangan menunjukkan bahwa hampir tidak ada

iklan yang menarik mengenai produk private label. Iklan terhadap produk private

label Indomaret hanya memberikan informasi yang bersifat promosi seperti diskon

khusus pada event tertentu, hadiah langsung atas pembelian sejumlah barang

tertentu, maupun potongan harga. Hal ini disebabkan karena perusahaan lebih fokus

pada kegiatan promosi dibanding iklan.

Menurut Utami (2006), Iklan merupakan urutan pertama dan berperan besar

di antara semua alat dalam bauran pemasaran (promotion mix), khususnya bagi

peritel besar. Oleh karena itu, untuk meningkatkan nilai indeks dan status

keberlanjutan dimensi advertising & promotion pada masa mendatang, perusahaan

perlu membuat iklan yang menarik mengenai private label Indomaret serta terus-

menerus mengadakan promosi penjualan, seperti: diskon khusus pada event

tertentu, hadiah langsung atas pembelian sejumlah barang tertentu, dan potongan

harga.

4.3.9 Nilai Indeks dan Status Keberlanjutan Pengelolaan Private Label

dengan Keterpaduan Dimensi (Multidimensi)

Gambar 4.21 memperlihatkan status keberlanjutan pengelolaan private label

PT. Indomarco Prismatama dari berbagai pertimbangan dimensi pengelolaan, yaitu

dimensi merchandise, quality product, price, location, customer service & selling,

store layout & design, dan advertising & promotion.

Page 43: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-1-00454-mn 4.pdfSistem teknologi informasi Indomaret pada setiap point of sales di setiap gerai mencakup sistem penjualan,

105

RAP-FOVABEL Ordination

54.81685638

Down

Up

Bad Good

-60

-40

-20

0

20

40

60

0 20 40 60 80 100 120

Status Keberlanjutan

Real Fisheries Reference anchors Anchors

Gambar 4.21 Analisis RAP-FOVABEL yang Menunjukkan Nilai Indeks Keberlanjutan untuk

Keterpaduan Dimensi (Multidimensi)

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2010)

Berdasarkan Gambar 4.21, diketahui bahwa nilai indeks keberlanjutan adalah

sebesar 54,817 pada skala keberlanjutan 1 – 100. Nilai ini menunjukkan bahwa

dimensi pengelolaan private label di PT. Indomarco Prismatama termasuk dalam

kategori cukup berkelanjutan (Cukup: 50,01 < nilai indeks < 75,00). Adapun nilai

indeks keberlanjutan dimensi merchandise, quality product, price, location, customer

service & selling, store layout & design, dan advertising & promotion digambarkan

dengan diagram layang (kite diagram), seperti Gambar 4.22.

Berdasarkan Gambar 4.22, terlihat bahwa dimensi quality product maupun

dimensi merchandise merupakan dimensi yang dinilai paling rendah kinerjanya

dibanding dimensi lainnya oleh responden. Oleh karena itu, kedua dimensi ini

membutuhkan perhatian lebih dari perusahaan agar pengelolaan private label

Page 44: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-1-00454-mn 4.pdfSistem teknologi informasi Indomaret pada setiap point of sales di setiap gerai mencakup sistem penjualan,

106

Indomaret dapat berkelanjutan dengan meningkatkan kinerja atau melakukan

perbaikan terhadap faktor pengungkit pada masing-masing dimensi tersebut.

Gambar 4.22 Diagram Layang Keberlanjutan Pengelolaan Private Label di PT. Indomarco

Prismatama

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2010)

Untuk mengetahui apakah hasil analisis RAP-FOVABEL untuk setiap dimensi maupun

untuk keterpaduan dimensi (multidimensi) layak dan mampu menyerupai kondisi pengelolaan

private label yang sebenarnya di PT. Indomarco Prismatama, maka perlu dilakukan uji

statistik terhadap koefisien determinasi (R2) dan stress. Bila hasil uji statistik tidak sesuai

dengan yang dipersyaratkan, maka perlu dilakukan kroscek/pengecekan ulang dan

penambahan atribut baru dalam analisis.

Tabel 4.7 Hasil Uji Statistik terhadap Koefisien Determinasi (R2) dan Stress

Uji

Statistik

Hasil Uji pada Dimensi

Merchandise Quality

Product Price Location

Customer

Service &

Selling

Store

Layout

&

Design

Advertising

&

Promotion

Multi-

dimensi

Stress 0,2158 0,1667 0,2294 0,1715 0,1652 0,1804 0,1800 0,1347

R2 0,9419 0,9395 0,9007 0,9384 0,9402 0,9363 0,9370 0,9546

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2010)

Nilai stress merupakan ukuran ketidaksesuaian model. Makin tinggi nilai stress, maka

semakin tidak sesuai model yang dihasilkan. Menurut Kavanagh (2001), nilai stress yang

diperbolehkan apabila kurang dari 0,25. Berbeda dengan nilai koefisien determinasi (R2),

Page 45: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-1-00454-mn 4.pdfSistem teknologi informasi Indomaret pada setiap point of sales di setiap gerai mencakup sistem penjualan,

107

kualitas hasil analisis akan semakin baik jika nilai koefisien determinasi (R2) semakin besar

(mendekati 1). Berdasarkan Tabel 4.7, diketahui bahwa pada dimensi merchandise, nilai

stress = 0,2158 menunjukkan bahwa hasil analisis cukup baik dan nilai R2 = 0,9419

menunjukkan bahwa model saat ini sudah menjelaskan 94,19% dari model yang sudah ada.

Pada dimensi quality product, nilai stress = 0,1667 menunjukkan bahwa hasil analisis

cukup baik dan nilai R2 = 0,9395 menunjukkan bahwa model saat ini sudah menjelaskan

93,95% dari model yang sudah ada. Pada dimensi price, nilai stress = 0,2294 menunjukkan

bahwa hasil analisis cukup baik dan nilai R2 = 0,9007 menunjukkan bahwa model saat ini

sudah menjelaskan 90,07% dari model yang sudah ada. Pada dimensi location, nilai stress =

0,1715 menunjukkan bahwa hasil analisis cukup baik dan nilai R2 = 0,9384 menunjukkan

bahwa model saat ini sudah menjelaskan 93,84% dari model yang sudah ada.

Pada dimensi customer service & selling, nilai stress = 0,1652 menunjukkan bahwa

hasil analisis cukup baik dan nilai R2 = 0,9402 menunjukkan bahwa model saat ini sudah

menjelaskan 94,02% dari model yang sudah ada. Pada dimensi store layout & design, nilai

stress = 0,1804 menunjukkan bahwa hasil analisis cukup baik dan nilai R2 = 0,9363

menunjukkan bahwa model saat ini sudah menjelaskan 93,63% dari model yang sudah ada.

Pada dimensi advertising & promotion, nilai stress = 0,1800 menunjukkan bahwa hasil

analisis cukup baik dan nilai R2 = 0,9370 menunjukkan bahwa model saat ini sudah

menjelaskan 93,70% dari model yang sudah ada.

Pada keterpaduan dimensi (multidimensi), nilai stress = 0,1347 menunjukkan bahwa

hasil analisis cukup baik dan nilai R2 = 0,9546 menunjukkan bahwa model saat ini sudah

menjelaskan 95,46% dari model yang sudah ada. Dengan demikian, dari kedua hasil uji

statistik yaitu nilai stress dan nilai R2 menunjukkan bahwa seluruh atribut yang digunakan

pada analisis keberlanjutan pengelolaan private label relatif baik dalam menerangkan

dimensi-dimensi yang dianalisis.

Page 46: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-1-00454-mn 4.pdfSistem teknologi informasi Indomaret pada setiap point of sales di setiap gerai mencakup sistem penjualan,

108

Untuk menguji tingkat kepercayaan nilai indeks masing-masing dimensi maupun

keterpaduan dimensi (multidimensi), digunakan analisis Monte Carlo. Analisis ini merupakan

analisis berbasis komputer yang dikembangkan pada tahun 1994 dengan menggunakan

teknik random number berdasarkan teori statistika untuk mendapatkan dugaan peluang

suatu solusi persamaan atau model matematis. Mekanisme untuk mendapatkan solusi

tersebut mencakup perhitungan yang berulang-ulang.

Analisis Monte Carlo dalam analisis RAP-FOVABEL digunakan untuk melihat pengaruh

kesalahan pembuatan skor pada setiap atribut pada masing-masing dimensi yang disebabkan

oleh kesalahan prosedur atau pemahaman terhadap atribut, variasi pemberian skor karena

perbedaan opini atau penilaian yang berbeda, stabilitas proses analisis MDS, kesalahan

memasukkan data atau ada data yang hilang, dan nilai stress yang terlalu tinggi.

Hasil analisis Monte Carlo yang telah dilakukan dengan beberapa kali pengulangan

ternyata mengandung kesalahan yang tidak banyak mengubah nilai indeks total maupun

masing-masing dimensi. Berdasarkan Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa nilai status indeks

keberlanjutan pengelolaan private label pada selang kepercayaan 95%, didapatkan hasil

yang tidak banyak mengalami perbedaan antara hasil analisis RAP-FOVABEL menggunakan

metode MDS dengan analisis Monte Carlo. Perbedaan nilai indeks keberlanjutan antara hasil

analisis MDS dengan analisis Monte Carlo mengindikasikan hal-hal sebagai berikut:

1. Kesalahan dalam pembuatan skor setiap atribut relatif kecil.

2. Variasi pemberian skor akibat perbedaan opini relatif kecil.

3. Proses analisis yang dilakukan secara berulang-ulang stabil.

4. Kesalahan pemasukan data dan data yang hilang dapat dihindari.

Page 47: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-1-00454-mn 4.pdfSistem teknologi informasi Indomaret pada setiap point of sales di setiap gerai mencakup sistem penjualan,

109

Tabel 4.8 Hasil analisis Monte Carlo untuk Nilai Indeks Keberlanjutan untuk Masing-masing

Dimensi dan Multidimensi pada Selang Kepercayaan 95%

Dimensi Hasil MDS Hasil Monte

Carlo Perbedaan

Merchandise 53,08205 52,21431 0,86774

Quality Product 51,702 50,813 0,889

Price 57,25912 57,50329 0,24417

Location 57,11338 56,81248 0,3009

Customer Service & Selling 56,24567 55,12576 1,1191

Store Layout & Design 57,12941 57,25216 0,12275

Advertising & Promotion 55,56197 55,70422 0,14225

Mutidimensi 54,81686 54,91143 0,09457

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2010)

Perbedaan hasil analisis yang relatif kecil sebagaimana disajikan pada Tabel 4.8

menunjukkan bahwa analisis RAP-FOVABEL dengan menggunakan metode MDS untuk

menentukan keberlanjutan sistem yang dikaji memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi, dan

sekaligus dapat disimpulkan bahwa metode analisis RAP-FOVABEL (Rapid Apraissal For

Private Label) yang dilakukan dalam penelitian ini dapat dipergunakan sebagai salah satu

alat evaluasi yang cukup baik untuk menilai secara cepat (rapid appraisal) keberlanjutan dari

pengelolaan private label.

Pada Gambar 4.23, 4.24, 4.25, 4.26, 4.27, 4.28, 4.29, 4.30, dapat dilihat nilai indeks

keberlanjutan pengelolaan private label berdasarkan hasil analisis Monte Carlo.

Page 48: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-1-00454-mn 4.pdfSistem teknologi informasi Indomaret pada setiap point of sales di setiap gerai mencakup sistem penjualan,

110

RAP-FOVABEL Ordination Monte Carlo (Median with 95%Confidence Interval Error Bars)

52.21430969

1000

74.36605835

26.35167885

25.03963089

74.32060242

-60

-40

-20

0

20

40

60

0 20 40 60 80 100 120

Status Keberlanjutan

Gambar 4.23 Analisis Monte Carlo yang Menunjukkan Nilai Indeks Keberlanjutan Dimensi

Merchandise

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2010)

Berdasarkan Gambar 4.23, perbedaan antara hasil analisis MDS dengan hasil analisis

Monte Carlo yang relatif kecil yaitu sebesar 0,86774 mengindikasikan bahwa:

1. Kesalahan dalam pembuatan skor setiap atribut pada dimensi merchandise relatif kecil.

2. Variasi pemberian skor akibat perbedaan opini konsumen relatif kecil.

3. Proses analisis yang dilakukan secara berulang-ulang stabil.

4. Kesalahan pemasukan data dan data yang hilang dapat dihindari.

Page 49: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-1-00454-mn 4.pdfSistem teknologi informasi Indomaret pada setiap point of sales di setiap gerai mencakup sistem penjualan,

111

RAP-FOVABEL Ordination Monte Carlo (Median with 95%Confidence Interval Error Bars)

50.813350681000

60.78857803

38.9497757

94.48955536

80.65529633

39.17735291

19.64266968

5.978604317

5.325137138

18.72346687

60.44801331

79.99900818

93.74237061

-60

-40

-20

0

20

40

60

0 20 40 60 80 100 120

Status Keberlanjutan

Gambar 4.24 Analisis Monte Carlo yang Menunjukkan Nilai Indeks Keberlanjutan Dimensi

Quality Product

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2010)

Berdasarkan Gambar 4.24, perbedaan antara hasil analisis MDS dengan hasil analisis

Monte Carlo yang relatif kecil yaitu sebesar 0,889 mengindikasikan bahwa:

1. Kesalahan dalam pembuatan skor setiap atribut pada dimensi quality product relatif kecil.

2. Variasi pemberian skor akibat perbedaan opini konsumen relatif kecil.

3. Proses analisis yang dilakukan secara berulang-ulang stabil.

4. Kesalahan pemasukan data dan data yang hilang dapat dihindari.

Page 50: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-1-00454-mn 4.pdfSistem teknologi informasi Indomaret pada setiap point of sales di setiap gerai mencakup sistem penjualan,

112

RAP-FOVABEL Ordination Monte Carlo (Median with 95%Confidence Interval Error Bars)

57.50328827 1000

49.80474091

49.84300613

0.290579796 98.28663635

-60

-40

-20

0

20

40

60

0 20 40 60 80 100 120

Status Keberlanjutan

Gambar 4.25 Analisis Monte Carlo yang Menunjukkan Nilai Indeks Keberlanjutan Dimensi

Price

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2010)

Berdasarkan Gambar 4.25, perbedaan antara hasil analisis MDS dengan hasil analisis

Monte Carlo yang relatif kecil yaitu sebesar 0,24417 mengindikasikan bahwa:

1. Kesalahan dalam pembuatan skor setiap atribut pada dimensi price relatif kecil.

2. Variasi pemberian skor akibat perbedaan opini konsumen relatif kecil.

3. Proses analisis yang dilakukan secara berulang-ulang stabil.

4. Kesalahan pemasukan data dan data yang hilang dapat dihindari.

Page 51: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-1-00454-mn 4.pdfSistem teknologi informasi Indomaret pada setiap point of sales di setiap gerai mencakup sistem penjualan,

113

RAP-FOVABEL Ordination Monte Carlo (Median with 95%Confidence Interval Error Bars)

56.81248093 1000

50.26042175

50.23036957

92.79981995

74.8152694726.19016838

8.09752655

7.537494183

25.48476982 74.19057465

92.02645874

-60

-40

-20

0

20

40

60

0 20 40 60 80 100 120

Status Keberlanjutan

Gambar 4.26 Analisis Monte Carlo yang Menunjukkan Nilai Indeks Keberlanjutan Dimensi

Location

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2010)

Berdasarkan Gambar 4.26, perbedaan antara hasil analisis MDS dengan hasil analisis

Monte Carlo yang relatif kecil yaitu sebesar 0,3009 mengindikasikan bahwa:

1. Kesalahan dalam pembuatan skor setiap atribut pada dimensi location relatif kecil.

2. Variasi pemberian skor akibat perbedaan opini konsumen relatif kecil.

3. Proses analisis yang dilakukan secara berulang-ulang stabil.

4. Kesalahan pemasukan data dan data yang hilang dapat dihindari.

Page 52: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-1-00454-mn 4.pdfSistem teknologi informasi Indomaret pada setiap point of sales di setiap gerai mencakup sistem penjualan,

114

RAP-FOVABEL Ordination Monte Carlo (Median with 95%Confidence Interval Error Bars)

55.125762941000

61.03996658

39.14780426

94.50710297

80.79286957

39.39775848

19.86227036

6.136051178

5.263113022

19.00161362

60.57035828

80.14117432

93.72174072

-60

-40

-20

0

20

40

60

0 20 40 60 80 100 120

Status Keberlanjutan

Gambar 4.27 Analisis Monte Carlo yang Menunjukkan Nilai Indeks Keberlanjutan Dimensi

Customer Service & Selling

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2010)

Berdasarkan Gambar 4.27, perbedaan antara hasil analisis MDS dengan hasil analisis

Monte Carlo yang relatif kecil yaitu sebesar 1,1191 mengindikasikan bahwa:

1. Kesalahan dalam pembuatan skor setiap atribut pada dimensi customer service & selling

relatif kecil.

2. Variasi pemberian skor akibat perbedaan opini konsumen relatif kecil.

3. Proses analisis yang dilakukan secara berulang-ulang stabil.

4. Kesalahan pemasukan data dan data yang hilang dapat dihindari.

Page 53: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-1-00454-mn 4.pdfSistem teknologi informasi Indomaret pada setiap point of sales di setiap gerai mencakup sistem penjualan,

115

RAP-FOVABEL Ordination Monte Carlo (Median with 95%Confidence Interval Error Bars)

57.25215912 1000

65.34603882

35.37494659

89.77703094

35.37272644

10.83622169

10.32334137

64.99098969

89.21427917

-60

-40

-20

0

20

40

60

0 20 40 60 80 100 120

Status Keberlanjutan

Gambar 4.28 Analisis Monte Carlo yang Menunjukkan Nilai Indeks Keberlanjutan Dimensi

Store Layout & Design

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2010)

Berdasarkan Gambar 4.28, perbedaan antara hasil analisis MDS dengan hasil analisis

Monte Carlo yang relatif kecil yaitu sebesar 0,12275 mengindikasikan bahwa:

1. Kesalahan dalam pembuatan skor setiap atribut pada dimensi store layout & design relatif

kecil.

2. Variasi pemberian skor akibat perbedaan opini konsumen relatif kecil.

3. Proses analisis yang dilakukan secara berulang-ulang stabil.

4. Kesalahan pemasukan data dan data yang hilang dapat dihindari.

Page 54: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-1-00454-mn 4.pdfSistem teknologi informasi Indomaret pada setiap point of sales di setiap gerai mencakup sistem penjualan,

116

RAP-FOVABEL Ordination Monte Carlo (Median with 95%Confidence Interval Error Bars)

55.704223631000

65.24433899

35.12840271

89.8115387

34.96748352

10.18856239

10.16234875

64.83343506

89.09074402

-60

-40

-20

0

20

40

60

0 20 40 60 80 100 120

Status Keberlanjutan

Gambar 4.29 Analisis Monte Carlo yang Menunjukkan Nilai Indeks Keberlanjutan Dimensi

Advertising & Promotion

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2010)

Berdasarkan Gambar 4.29, perbedaan antara hasil analisis MDS dengan hasil analisis

Monte Carlo yang relatif kecil yaitu sebesar 0,14225 mengindikasikan bahwa:

1. Kesalahan dalam pembuatan skor setiap atribut pada dimensi advertising & promotion

relatif kecil.

2. Variasi pemberian skor akibat perbedaan opini konsumen relatif kecil.

3. Proses analisis yang dilakukan secara berulang-ulang stabil.

4. Kesalahan pemasukan data dan data yang hilang dapat dihindari.

Page 55: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-1-00454-mn 4.pdfSistem teknologi informasi Indomaret pada setiap point of sales di setiap gerai mencakup sistem penjualan,

117

RAP-FOVABEL Ordination Monte Carlo (Median with 95%Confidence Interval Error Bars)

54.91143036 1000

52.25350189

47.77994537

99.7019348199.10844421

98.1125106896.72890472

94.965454192.84867859

90.3886718887.60527039

84.5222625781.16478729

77.5584335373.7407836969.7378692665.586898861.3235626256.9755859448.1739120543.7885208139.4590301535.2154998831.0960388227.1287040723.3461875919.77610779

16.4630622913.41921997

10.657472618.19735527

6.0739407544.305338383

2.8906171321.8502390381.19362545

1.0870851281.6282231812.5560364723.8594961175.521943569

7.5664405829.950752258

12.6611814515.67457676

18.9703140322.50313568

26.2738952630.2346763634.3523178138.5980224642.9348068251.7329330456.1233673160.4611129864.7114410468.8408126872.8157806476.6061859180.18110657

83.5167236386.58206177

89.3572845591.80890656

93.9228668295.6910858297.083938698.0982208398.72650146

-60

-40

-20

0

20

40

60

0 20 40 60 80 100 120

Status Keberlanjutan

Gambar 4.30 Analisis Monte Carlo yang Menunjukkan Nilai Indeks Keberlanjutan

Multidimensi

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2010)

Berdasarkan Gambar 4.30, perbedaan antara hasil analisis MDS dengan hasil analisis

Monte Carlo yang relatif kecil yaitu sebesar 0,09457 mengindikasikan bahwa:

1. Kesalahan dalam pembuatan skor setiap atribut pada keterpaduan dimensi (multidimensi)

relatif kecil.

2. Variasi pemberian skor akibat perbedaan opini konsumen relatif kecil.

3. Proses analisis yang dilakukan secara berulang-ulang stabil.

4. Kesalahan pemasukan data dan data yang hilang dapat dihindari.

Page 56: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-1-00454-mn 4.pdfSistem teknologi informasi Indomaret pada setiap point of sales di setiap gerai mencakup sistem penjualan,

118

4.4 Penentuan Faktor Kunci

Untuk menentuan faktor kunci yang merupakan dasar dalam penyusunan alternatif

kebijakan pengelolaan private label secara berkelanjutan di PT. Indomarco Prismatama,

digunakan analisis prospektif struktural.

4.4.1 Analisis Prospektif Struktural Berdasarkan Analisis Kebutuhan

Identifikasi stakeholder PT. Indomarco Prismatama ditentukan berdasarkan

peran dan fungsinya terhadap pengelolaan private label Indomaret. Stakeholder

pengelolaan private label Indomaret adalah manajer education & training, manajer

location development, dan manajer merchandising support & development (bagian

home brand). Pengelolaan private label di masa mendatang perlu memperhatikan

faktor yang dianggap penting atau strategis oleh stakeholder karena hal ini berkaitan

dengan rencana pengelolaan yang harus dilakukan serta hal-hal penting yang harus

diperhatikan dalam pelaksanaan pengelolaan tersebut. Hasil analisis kebutuhan

stakeholder disajikan pada Tabel 4.9.

Tabel 4.9 Faktor Penting/Strategis dalam Pengelolaan Private Label Indomaret

Berdasarkan Analisis Kebutuhan

Faktor Penting/Strategis A. Ketersediaan produk B. Kinerja produk C. Kesesuaian produk D. Kualitas yang dirasakan E. Kestabilan harga F. Potongan harga G. Lokasi yang mudah dijangkau H. Fasilitas parkir yang luas I. Kelancaran arus lalu lintas J. Banyaknya sarana transportasi yang menunjang K. Kebersihan toko dan area perbelanjaan L. Penempatan rak yang disusun dengan rapi sesuai dengan sesuai dengan

jenis barang M. Pengetahuan pramuniaga atas produk yang ditawarkan N. Proses transaksi pembayaran cepat O. Layanan yang ramah dan membantu

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2010)

Page 57: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-1-00454-mn 4.pdfSistem teknologi informasi Indomaret pada setiap point of sales di setiap gerai mencakup sistem penjualan,

119

Faktor penting/strategis yang menjadi kebutuhan para stakeholder tersebut

selanjutnya dianalisis untuk menentukan faktor kunci dalam pengelolaan private

label Indomaret dengan menggunakan analisis prospektif struktural. Berdasarkan

hasil analisis prospektif struktural, diperoleh tiga faktor kunci yang memiliki tingkat

pengaruh yang tinggi dengan tingkat ketergantungan yang rendah pada kuadran I,

yaitu: 1) pengetahuan pramuniaga atas produk yang ditawarkan, 2) penempatan rak

yang disusun dengan rapi sesuai dengan jenis barang, dan 3) kesesuaian produk.

Ketiga faktor kunci tersebut merupakan faktor utama yang harus diperhatikan dalam

pengelolaan private label di masa mendatang. Secara detail hasil analisis prospektif

disajikan pada Gambar 4.31.

Gambar 4.31 Hasil Analisis Prospektif Faktor Kunci Pengelolaan Private Label

Berdasarkan Analisis Kebutuhan

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2010)

Berdasarkan gambar 4.31, dapat dilihat bahwa kuadran II mencakup empat

faktor, yaitu: 1) ketersediaan produk, 2) kestabilan harga, 3) lokasi yang mudah

dijangkau, dan 4) kualitas yang dirasakan. Keempat faktor tersebut merupakan

Page 58: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-1-00454-mn 4.pdfSistem teknologi informasi Indomaret pada setiap point of sales di setiap gerai mencakup sistem penjualan,

120

faktor stakes yang memiliki tingkat pengaruh dan tingkat ketergantungan yang tinggi

pada sistem. Faktor-faktor pada kuadran II cenderung tidak stabil dan sulit untuk

dikendalikan secara internal oleh perusahan, sehingga faktor-faktor pada kuadran ini

tidak termasuk ke dalam faktor kunci dalam merumuskan alternatif kebijakan tapi

keberadaannya harus tetap diperhatikan dalam pengelolaan private label secara

berkelanjutan di PT. Indomarco Prismatama.

Kuadran III mencakup tiga faktor, yaitu: 1) potongan harga, 2) kebersihan

toko dan area perbelanjaan, dan 3) fasilitas parkir yang luas. Ketiga faktor tersebut

merupakan faktor output yang memiliki tingkat pengaruh yang rendah dengan

tingkat ketergantungan yang tinggi pada sistem. Faktor-faktor pada kuadran III

merupakan hasil dari faktor-faktor lainnya yang berada pada kuadran I dan kuadran

II. Kuadran IV mencakup lima faktor, yaitu: 1) kinerja produk, 2) banyaknya sarana

transportasi yang menunjang, 3) kelancaran arus lalu lintas, 4) layanan yang ramah

dan membantu, dan 5) proses transaksi pembayaran cepat. Kelima faktor tersebut

merupakan faktor unused yang memiliki tingkat pengaruh dan tingkat

ketergantungan yang rendah pada sistem. Faktor-faktor pada kuadran IV dapat

dikeluarkan dari sistem karena faktor-faktor tersebut terletak di luar sistem (unused).

4.4.2 Analisis Prospektif Struktural Berdasarkan Analisis RAP-FOVABEL

Berdasarkan hasil analisis keberlanjutan, diperoleh 18 faktor pengungkit

dalam pengelolaan private label secara berkelanjutan di PT. Indomarco Prismatama.

Kedelapan belas atribut tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.10. Keseluruhan faktor

pengungkit tersebut harus diperhatikan dalam pengelolaan private label di masa

yang akan datang. Dalam proses implementasinya, hanya faktor-faktor yang memiliki

tingkat pengaruh yang tinggi dengan tingkat ketergantungan yang rendah terhadap

kinerja sistemlah yang dapat dikategorikan sebagai faktor kunci/penentu dalam

Page 59: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-1-00454-mn 4.pdfSistem teknologi informasi Indomaret pada setiap point of sales di setiap gerai mencakup sistem penjualan,

121

merumuskan alternatif kebijakan pengelolaan private label secara berkelanjutan di

PT. Indomarco Prismatama.

Tabel 4.10 Faktor Pengungkit Pengelolaan Private Label di PT. Indomarco Prismatama

Dimensi Pengelolaan Faktor Pengungkit Merchandise A. Banyak variasi barang

Quality Product B. Estestika produk C. Keandalan produk D. Kesesuaian produk

Price E. Kestabilan harga

Location F. Lokasi yang mudah dijangkau G. Lingkungan sekitar yang aman H. Kelancaran arus lalu lintas

Customer Service & Selling

I. Mudah untuk menukarkan barang dan mendapatkan pengembalian uang

J. Pramuniaga yang ramah dan sopan K. Pengetahuan pramuniaga atas produk yang ditawarkan

Store Layout & Design

L. Mudah menjangkau dan memilih barang dagangan M. Kebersihan toko dan area perbelanjaan N. Penempatan rak yang disusun dengan rapi sesuai dengan

jenis barang

Advertising & Promotion

O. Iklan yang menarik P. Diskon khusus pada event tertentu Q. Hadiah langsung atas pembelian sejumlah barang tertentu R. Potongan harga

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2010)

Penentuan faktor kunci dilakukan dengan melibatkan para stakeholder PT.

Indomarco Prismatama yang terkait dalam pengelolaan private label. Berdasarkan

hasil analisis prospektif struktural, diperoleh empat faktor kunci yang memiliki tingkat

pengaruh yang tinggi dengan tingkat ketergantungan yang rendah pada kuadran I,

yaitu: 1) keandalan produk, 2) potongan harga, 3) kesesuaian produk, dan 4) hadiah

langsung atas pembelian sejumlah barang tertentu. Keempat faktor kunci tersebut

merupakan faktor utama yang harus diperhatikan dalam pengelolaan private label di

masa mendatang. Secara detail hasil analisis prospektif dapat dilihat pada Gambar

4.32.

Page 60: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-1-00454-mn 4.pdfSistem teknologi informasi Indomaret pada setiap point of sales di setiap gerai mencakup sistem penjualan,

122

Gambar 4.32 Hasil Analisis Prospektif Faktor Kunci Pengelolaan Private Label

Berdasarkan Analisis RAP-FOVABEL

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2010)

Berdasarkan gambar 4.32, dapat dilihat bahwa kuadran II mencakup enam

faktor, yaitu: 1) iklan yang menarik, 2) pengetahuan pramuniaga atas produk yang

ditawarkan, 3) penempatan rak yang disusun dengan rapi sesuai dengan jenis

barang, 4) banyak variasi barang, 5) kestabilan harga, dan 6) diskon khusus pada

event tertentu. Faktor-faktor pada kuadran II cenderung tidak stabil dan sulit untuk

dikendalikan secara internal oleh perusahan, sehingga faktor-faktor pada kuadran ini

tidak termasuk ke dalam faktor kunci dalam merumuskan alternatif kebijakan tapi

keberadaannya harus tetap diperhatikan dalam pengelolaan private label secara

berkelanjutan di PT. Indomarco Prismatama.

Kuadran III mencakup tiga faktor, yaitu: 1) mudah menjangkau dan memilih

barang dagangan, 2) lokasi yang mudah dijangkau, dan 3) lingkungan sekitar yang

aman. Ketiga faktor tersebut merupakan faktor output yang memiliki tingkat

pengaruh yang rendah dengan tingkat ketergantungan yang tinggi pada sistem.

Page 61: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-1-00454-mn 4.pdfSistem teknologi informasi Indomaret pada setiap point of sales di setiap gerai mencakup sistem penjualan,

123

Faktor-faktor pada kuadran III merupakan hasil dari faktor-faktor lainnya yang

berada pada kuadran I dan kuadran II. Kuadran IV mencakup lima faktor, yaitu: 1)

pramuniaga yang ramah dan sopan, 2) estestika produk, 3) kebersihan toko dan

area perbelanjaan, 4) kelancaran arus lalu lintas, dan 5) mudah untuk menukarkan

barang dan mendapatkan pengembalian uang. Kelima faktor tersebut merupakan

faktor unused yang memiliki tingkat pengaruh dan tingkat ketergantungan yang

rendah pada sistem. Faktor-faktor pada kuadran IV dapat dikeluarkan dari sistem

karena faktor-faktor tersebut terletak di luar sistem (unused).

4.5 Analisis Kebijakan Pengelolaan Private Label Indomaret

Pengembangan program private label bertujuan untuk memberikan alternatif pilihan

belanja bagi konsumen agar kebutuhan (kepuasan) konsumen terhadap suatu produk dapat

selalu terpenuhi melalui kehadiran private label Indomaret. Melalui pengadaan private label,

perusahaan ingin memperkuat citra atau brand Indomaret sehingga masyarakat tahu bahwa

Indomaret tidak hanya menjual produk-produk national brand tapi juga memiliki dan menjual

produk dengan menggunakan namanya sendiri, yaitu Indomaret. Strategi yang diterapkan

oleh perusahaan dalam mengelola private label adalah strategi diversifikasi tak terkait.

Berdasarkan hasil analisis sebelumnya, diperoleh berbagai faktor kunci yang harus

diperhatikan dalam pengelolaan private label Indomaret dengan mempertimbangkan tujuh

dimensi pengelolaan, yaitu dimensi merchandise, quality product, price, location, customer

service & selling, store layout & design, dan advertising & promotion. Alternatif kebijakan

pengelolaan private label secara berkelanjutan di PT. Indomarco Prismatama dirumuskan

dengan memperhatikan faktor-faktor kunci yang telah dihasilkan dari analisis sebelumnya.

Perumusan kebijakan ini dilakukan berdasarkan tujuan dan strategi pengelolaan private label

Indomaret saat ini serta melalui hasil studi pustaka.

Page 62: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-1-00454-mn 4.pdfSistem teknologi informasi Indomaret pada setiap point of sales di setiap gerai mencakup sistem penjualan,

124

Gambar 4.33 Faktor Kunci yang Diperoleh dari Berbagai Analisis untuk Rumusan Alternatif

Kebijakan

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2010)

Dengan memperhatikan tujuan dan strategi pengelolaan private label Indomaret saat

ini, maka rumusan alternatif kebijakan pengelolaan private label secara berkelanjutan di PT.

Indomarco Prismatama adalah sebagai berikut:

1. Penetapan standar mutu produk dan evaluasi terhadap kinerja supplier.

2. Penetapan margin laba dan penerapan off-invoice allowance melalui proses negosiasi

dengan supplier.

3. Pengembangan garansi atas produk yang ditawarkan mengenai kesesuain produk.

4. Penetapan alokasi anggaran promosi berdasarkan analisis marginal.

5. Perencanaan alokasi ruangan rak yang berbeda-beda menggunakan program planogram.

Analisis Keberlanjutan

(Existing Condition)

Analisis Kebutuhan (Need Analysis)

Keandalan produk

Potongan harga

Kesesuaian produk

Hadiah langsung atas pembelian sejumlah barang tertentu

Pengetahuan pramuniaga atas produk yang ditawarkan

Penempatan rak yang disusun dengan rapi sesuai dengan jenis

barang

Kesesuaian produk

Faktor kunci

Faktor kunci

7 Faktor kunci pengelolaan private label Indomaret

Page 63: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-1-00454-mn 4.pdfSistem teknologi informasi Indomaret pada setiap point of sales di setiap gerai mencakup sistem penjualan,

125

6. Peningkatan kualitas sumber daya manusia khususnya pramuniaga melalui pelatihan dan

mentoring.

Metode AHP digunakan untuk memilih kebijakan yang menjadi prioritas untuk

dilaksanakan dari keenam alternatif kebijakan yang telah dirumuskan. Hirarki AHP disusun

dengan empat level yang memperlihatkan tahapan proses penetapan prioritas, yaitu: fokus,

dimensi, kriteria, dan alternatif kebijakan. Kriteria yang digunakan untuk pencapaian dimensi

merupakan gabungan dari faktor pengungkit analisis dan faktor penting/strategis yang

dikelompokkan ke dalam tujuh dimensi sesuai dengan dimensi pengelolaan private label yang

telah dianalisis. Penentuan prioritas kebijakan dilakukan dengan melibatkan stakeholder di

PT. Indomarco Prismatama, yaitu bpk. Yan Bastian selaku direktur merchandising sehingga

kebijakan yang dihasilkan dapat dilaksanakan dan didukung oleh perusahaan.

Page 64: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-1-00454-mn 4.pdfSistem teknologi informasi Indomaret pada setiap point of sales di setiap gerai mencakup sistem penjualan,

126

Gambar 4.34 Bobot Faktor-faktor pada Setiap Level Penentuan Kebijakan

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2010)

Level 2 Dimensi

Penentuan Kebijakan Pengelolaan Private Label yang Berkelanjutan

Price (0,245)

Level 1 Fokus

Merchandise (0,160)

Quality Product (0,280)

Customer Service &

Selling (0,148)

Store Layout & Design (0,028)

Location (0,052)

Advertising &

Promotion (0,087)

Bany

ak v

aria

si b

aran

g (0

,040

)

Kete

rsed

iaan

pro

duk

(0,1

20)

Level 3 Kriteria

Este

stik

a (k

emas

an)

prod

uk (

0,02

3)

Kean

dala

n pr

oduk

(0,

124)

Kese

suai

an p

rodu

k (0

,132

)

Kest

abila

n ha

rga

(0,2

04)

Har

ga m

urah

(0,

041)

Loka

si y

ang

mud

ah d

ijang

kau

(0,0

28)

Ling

kung

an s

ekita

r ya

ng a

man

(0

,009

)

Kela

ncar

an a

rus

lalu

lint

as (

0,01

6)

Mud

ah u

ntuk

men

ukar

kan

bara

ng

dan

men

dapa

t pe

ngem

balia

n ua

ng

(0,0

21)

Pram

unia

ga y

ang

ram

ah d

an s

opan

(0

,049

)

Peng

etah

uan

pram

unia

ga a

tas

prod

ukya

ngdi

taw

arka

n(0

,078

)

Poto

ngan

har

ga (

0,02

1)

Had

iah

lang

sung

ata

s pe

mbe

lian

seju

mla

hba

rang

tert

entu

(0,0

45)

Dis

kon

khus

us p

ada

even

t te

rten

tu

(0,0

13)

Ikla

n ya

ng m

enar

ik (

0,00

7)

Mud

ah m

enja

ngka

u da

n m

emili

h ba

rang

daga

ngan

(0,0

13)

Kebe

rsih

an t

oko

dan

area

pe

rbel

anja

an(0

,003

)

Pene

mpa

tan

rak

yang

dis

usun

de

ngan

rap

i ses

uai d

enga

n je

nis

bara

n g (

0,01

2)

Level 4 Alternatif Kebijakan

Penetapan standar mutu

(0,187)

Penetapan margin laba

(0,205)

Pengembangan garansi produk

(0,167)

Penetapan alokasi anggaran

produk (0,150)

Perencanaan alokasi

ruangan rak (0,131)

Peningkatan kualitas SDM

(0,161)

Page 65: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-1-00454-mn 4.pdfSistem teknologi informasi Indomaret pada setiap point of sales di setiap gerai mencakup sistem penjualan,

127

Pada level dua, dimensi pengelolaan private label yang menjadi prioritas utama

adalah dimensi quality product (0,280), price (0,245), merchandise (0,160), customer service

& selling (0,148), advertising & promotion (0,087), location (0,052), kemudian store layout &

design (0,028). Hal ini merupakan indikator bahwa perusahaan mementingkan aspek kualitas

produk kemudian harga sebagai dimensi penting dalam pengelolaan private label Indomaret.

Prioritas ini juga menujukkan bahwa keinginan stakeholder dalam mewujudkan pengelolaan

private label secara berkelanjutan di PT. Indomarco Prismatama sesuai dengan motto private

label Indomaret, yaitu “Hemat Berkualitas”. Namun, dalam sistem pengelolaan yang

berkelanjutan, setiap dimensi pengelolaan juga perlu mendapat perhatian dari perusahaan.

Dimensi merchandise, customer service & selling, advertising & promotion, location, dan

store layout & design merupakan dimensi yang penting dalam mendukung pengelolaan

private label yang berkelanjutan agar perusahaan memperoleh keunggulan kompetitif yang

berkelanjutan di bidang ritel.

Pada level tiga, kriteria dari setiap dimensi pengelolaan, diperoleh hasil bahwa untuk

dimensi merchandise, kriteria yang harus diprioritaskan adalah ketersediaan produk. Pada

dimensi quality product, kriteria yang harus diprioritas adalah kesesuaian produk dan

keandalan produk. Pada dimensi price, kriteria yang harus diprioritaskan adalah kestabilan

harga. Pada dimensi location, kriteria yang harus diprioritaskan adalah lokasi yang mudah

dijangkau. Pada dimensi customer service & selling, kriteria yang harus diprioritaskan adalah

pengetahuan pramuniaga atas produk yang ditawarkan. Pada dimensi store layout & design,

kriteria yang harus diprioritaskan adalah mudah menjangkau dan memilih barang dagangan

serta penempatan rak yang disusun dengan rapi sesuai dengan jenis barang. Pada dimensi

advertising & promotion, kriteria yang harus diprioritaskan adalah hadiah langsung atas

pembelian sejumlah barang tertentu dan potongan harga. Seluruh kriteria ini merupakan

salah satu bahan pertimbangan dalam penyusunan strategi implementasi arahan kebijakan

terpilih.

Page 66: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-1-00454-mn 4.pdfSistem teknologi informasi Indomaret pada setiap point of sales di setiap gerai mencakup sistem penjualan,

128

Berdasarkan judgement dari stakeholder pada setiap level, diperoleh bobot dan

prioritas alternatif kebijakan pengelolaan private label Indomaret. Hasil analisis disajikan

pada Gambar 4.35.

Gambar 4.35 Bobot Masing-masing Alternatif Kebijakan Pengelolaan Private Label Indomaret

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2010)

Nilai indeks konsistensi adalah 0,06 (overall inconsistency), yang berarti nilai

pembobotan perbandingan berpasangan pada setiap matriks adalah konsisten. Hal ini juga

berarti responden telah memberikan jawaban yang konsisten.

Hasil AHP tersebut menunjukkan bahwa kebijakan penetapan margin laba dan

penerapan off-invoice allowance melalui proses negosiasi dengan supplier merupakan

alternatif kebijakan yang memiliki bobot tertinggi (0,205) dan menjadi prioritas utama dalam

pengelolaan private label secara berkelanjutan di PT. Indomarco Prismatama. Pertimbangan

utama stakeholder memprioritaskan kebijakan ini adalah bahwa kebijakan ini merupakan

dasar dalam menentukan keberadaan dan keberlangsungan private label Indomaret.

Realisasi dari kebijakan ini adalah untuk menawarkan produk yang “hemat” bagi konsumen.

Kebijakan ini juga dapat menjadi faktor pendorong pelaksanaan lima alternatif kebijakan

lainnya.

Page 67: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-1-00454-mn 4.pdfSistem teknologi informasi Indomaret pada setiap point of sales di setiap gerai mencakup sistem penjualan,

129

Prioritas kebijakan kedua adalah penetapan standar mutu produk dan evaluasi

terhadap kinerja supplier (0,187). Kebijakan penetapan standar mutu produk dan evaluasi

kinerja supplier ini diharapkan dapat diimplementasikan secara terpadu agar dapat

menawarkan produk yang “berkualitas” bagi konsumen. Penetapan standar mutu produk dan

evaluasi kinerja supplier dimaksudkan untuk mengontrol agar kualitas produk yang

ditawarkan selalu baik serta kinerja supplier yang efektif. Melalui kebijakan ini diharapkan

bahwa produk yang ditawarkan selalu dapat memberikan kepuasan bagi konsumen dan

semakin memperkuat citra baik dari Indomaret.

Prioritas kebijakan ketiga adalah pengembangan garansi atas produk yang

ditawarkan mengenai kesesuaian produk (0,167). Realisasi dari kebijakan ini dimaksudkan

agar konsumen percaya dan yakin akan kinerja dari private label Indomaret. Prioritas

kebijakan keempat adalah peningkatan kualitas sumberdaya manusia khususnya pramuniaga

melalui pelatihan dan mentoring (0,161). Peningkatan kualitas SDM dapat dicapai dengan

dukungan dari perusahaan melalui program pelatihan dan mentoring yang memadai.

Prioritas kebijakan kelima adalah penetapan alokasi anggaran promosi berdasarkan

analisis marginal (0,150). Analisis marginal adalah metode yang didasarkan pada prinsip

ekonomi bahwa perusahaan harus meningkatkan pengeluaran untuk promosi selama biaya

tambahan yang dikeluarkan memberikan manfaat berupa penjualan tambahan yang lebih

besar. Dalam realisasi kebijakan ini, perusahaan perlu mengetahui hubungan yang jelas

antara biaya promosi dan penjualan. Prioritas kebijakan keenam adalah perencanaan alokasi

ruangan rak yang berbeda-beda menggunakan program planogram (0,131). Kebijakan ini

diharapkan dapat menemukan kombinasi susunan rak yang memaksimalkan keuntungan

bagi perusahaan serta mendukung pencapaian pengelolaan private label yang berkelanjutan.

Page 68: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-1-00454-mn 4.pdfSistem teknologi informasi Indomaret pada setiap point of sales di setiap gerai mencakup sistem penjualan,

130

4.6 Implikasi Hasil Penelitian

Setelah dilakukan analisis dengan melalui tiga macam tahap, yaitu analisis RAP-

FOVABEL, analisis prospektif struktural, dan analisis proses hirarki (AHP). Diperoleh prioritas

kebijakan pengelolaan private label secara berkelanjutan, yaitu penetapan margin laba dan

penerapan off-invoice allowance melalui proses negosiasi dengan supplier.

Margin laba adalah presentase tertentu yang ditetapkan perusahaan per tahunnya.

Penetapan margin laba merupakan penetapan keuntungan pada presentase tertentu yang

ingin dicapai oleh perusahaan per tahunnya; hasilnya berupa harga jual produk. Sedangkan,

off-invoice allowance adalah pengurangan harga pada harga seluruh penjualan, tanpa

dibatasi, dan berlaku pada periode tertentu atas persetujuan supplier. Penerapan off-invoice

allowance merupakan salah satu bentuk kesepakatan kerja sama antara perusahaan dengan

supplier yang juga dikenal dengan istilah trading term. Hubungan kerja sama yang terjalin

diantara perusahaan dengan supplier/produsen private label saat ini merupakan hubungan

jual-beli antara perusahaan dengan para supplier. Perusahaan membeli produk tanpa merek

dari produsen dengan minimal order tertentu, kemudian perusahaan menetapkan margin

laba dari masing-masing produk tersebut.

Persaingan yang semakin ketat menyebabkan perusahaan menetapkan margin laba

yang sangat rendah bahkan terkadang lebih rendah dari COGS (harga beli). Selama ini,

kerugian tersebut berusaha ditutupi oleh perusahaan melalui income-income lainnya di luar

gross margin. Melalui penerapan kebijakan penetapan margin laba dan penerapan off-invoice

allowance melalui proses negosiasi dengan supplier, diharapkan perusahaan dapat

mempertahankan margin labanya sehingga dan dapat menawarkan produk yang murah

namun berkualitas bagi konsumen sehingga dapat menaikkan kontribusi penjualan yang

diberikan private label terhadap perusahaan. Penerapan off-invoice allowance dapat

dilakukan dengan menegosiasikan berbagai keputusan yang menyangkut potongan harga

tetap, potongan harga khusus, maupun biaya promosi lainnya dengan tiap-tiap supplier.

7 Faktor kunci pengelolaan private label Indomaret