bab iv hasil dan pembahasanthesis.binus.ac.id/doc/bab4/bab 4_10-23.pdfpialang obligasi korporat...
TRANSCRIPT
46
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan
Trimegah Securities, Tbk adalah perusahaan sekuritas dengan produk dan
layanan menyeluruh, dimana Trimegah Securities merupakan Broker Saham Ritel
Terbesar, Manajer Investasi Terbesar, penjamin emisi no.1 di tahun 2004, dan juga
pialang Obligasi Korporat No.1.
Trimegah Securities, Tbk. didirikan 19 tahun yang lalu tepatnya 9 Mei
1990 dimana Trimegah Securities, Tbk. ini menjadi salah satu perusahaan sekuritas
terbesar dan terintegrasi di Indonesia. Trimegah juga diakui sebagai salah satu
perusahaan sekuritas paling terpercaya dan paling menarik bagi pemegang saham,
nasabah, regulator dan masyarakat.
Perusahaan berdomisili di Jakarta berkantor pusat di Gedung Artha Graha
Jalan Jendral Sudirman Kav. 52-53 dengan kantor cabang di Mangga Dua- Jakarta,
Pluit- Jakarta, Kelapa Gading- Jakarta, Semarang- Jawa Tengah, Solo- Jawa Tengah,
Surabaya- Jawa Timur, Denpasar- Bali, Medan- Sumatera Utara, Bandung- Jawa
Barat, Makassar- Sulawesi Selatan, Malang- Jawa Timur, Pekanbaru- Riau,
Palembang- Sumatera Selatan, Padang – Sumatera Barat, Kebun Jeruk – Jakarta,
Cirebon – Jawa Barat, Jember – Jawa Tengah, Manado – Sulawesi Utara, Balikpapan
47
– Kalimantan, Pekalongan – Jawa Tengah, Pontianak – Kalimantan, Jogjakarta –
Jawa Tengah.
Divisi Equity Capital Markets (ECM) dan Debt Capital Market melayani
transaksi perdagangan efek ekuitas dan surat utang. Divisi Investment Banking
memberikan jasa penjaminan emisi saham dan obligasi, arranger serta penasihat
keuangan. Divisi Asset Management menawarkan jasa manajemen investasi melalui
reksa dana dan discretionary fund.
Produk dan layanan Trimegah Securities, Tbk. dapat diakses melalui 22
kantor cabang Trimegah di 17 kota besar di seluruh Indonesia. Luasnya jaringan
tersebut diharapkan akan terus meningkatkan akses nasabah di kota-kota sekitarnya
terhadap produk dan layanan kami. Selain itu, komitmen Trimegah Securities, Tbk
dalam mengembangkan teknologi informasi akan meningkatkan kualitas produk dan
layanan serta kualitas operasional kami.
Secara berurutan struktur tata kelola Trimegah adalah Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS), Dewan Komisaris, dan Dewan Direksi. Otoritas tertinggi
dan dan forum utama Trimegah adalah RUPS Tahunan yang diselenggarakan sekali
dalam setahun dan RUPS Luar Biasa yang dapat digelar sesuai dengan kebutuhan.
Melalui rapat- rapat tersebut para pemegang saham dapat menggunakan haknya untuk
menghasilkan keputusan, dan membuat pengesahan atas berbagai kebijakan
perusahaan.
48
4.1.1 Visi dan Misi Perusahaan
Visi PT. Trimegah Securities :
Menjadi perusahaan efek terkemuka di tingkat nasional dan internasional
Misi PT. Trimegah Securities :
1. Menyediakan produk dan layanan berkualitas tinggi
2. Meningkatkan nilai perusahaan dari sisi keuangan dan sumber daya
manusia
3. Mempertahankan dan meningkatkan pangsa pasar di setiap lini usaha
yang dijalankan
4.1.2 Objektif Perusahaan
Berupaya memberikan pertumbuhan pendapatan yang berkesinambungan
(Suistanable Growth Income) Asset Management.
4.1.3 Asset Management (AM)
Sejalan dengan meningkatnya dana kelolaan Trimegah Securities, Tbk, jasa
manajemen investasi tumbuh secara signifikan, yakni 209,3% dari Rp 20,5 Miliar
ditahun 2006 menjadi Rp 63,3 Miliar ditahun 2007, dan sumbangannya terhadap total
49
pendapatan usaha Trimegah di tahun 2007 meningkat menjadi 18,5% dari 9,4% di
tahun 2006.
Reksa dana atau mutual fund adalah wadah yang dipergunakan untuk
menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam
portofolio efek oleh Manajer Investasi. Portofolio efek adalah kumpulan (kombinasi)
surat berharga atau efek yang dikelola. Manajer investasi adalah pihak yang kegiatan
usahanya adalah mengelola portofolio efek tersebut.
Dalam reksa dana terbuka berbentuk Kontrak Investasi Kolektif terdapat
kontrak antara Manajer Investasi dengan bank Kustodian yang mengikat pemegang
Unit Penyertaan (investor). Manajer Investasi bertanggung jawab atas kegiatan
investasi yang meliputi analisa dan pemilihan jenis investasi, mengambil keputusan-
keputusan investasi, memonitor pasar investasi dan melakukan tindakan- tindakan
yang dibutuhkan untuk kepentingan investor. Bank kustodian bertanggung jawab
sebagai penyimpan kekayaan (safe keeper) dan administrator reksa dana. Manajer
investasi dan bank kustodian harus memperoleh ijin dari BAPEPAM.
4.1.3.1 Jenis- Jenis Reksa Dana Trimegah
1. Trimegah Dana Kas
Tujuan investasi Trimegah Dana Kas adalah berusaha
mempertahankan investasi awal dan untuk memperoleh pendapatan yang
optimal berupa pertumbuhan nilai investasi dengan tetap menjaga kestabilan
50
likuiditas dari investasi sebesar 100% pada instrumen pasar uang dan/ atau
efek bersifat utang yang jatuh temponya kurang dari 1 tahun baik dalam
mata uang rupiah maupun mata uang asing, termasuk Sertifikat Bank
Indonesia (SBI), Surat Utang Negara (SUN) dan instrumen pasar uang
lainnya.
Dalam kegiatan pengelolaan Reksa Dana Trimegah Kas terdapat
biaya- biaya yang harus dikeluarkan Reksa Dana Trimegah Dana Kas,
Pemegang Unit Penyertaan dan Manajer Investasi sebagai berikut :
Tabel 4.1 Biaya-Biaya dalam Trimegah Dana Kas
Jenis Biaya Besar Biaya Keterangan
Manajer Investasi Maks 1,50% Pertahun & dihitung harian
Bank Kustodian 0,25% Pertahun & dihitung harian
(1 tahun= 365 hari)
Pemegang Unit Penyertaan tidak dikenakan Biaya Pembelian dan
Biaya Penjualan Kembali Unit Penyertaan.
2. Trimegah Dana Tetap
Tujuan Investasi Trimegah Dana Tetap adalah berusaha
mempertahankan investasi awal dan untuk memperoleh pendapatan optimal
berupa bunga dan apresiasi nilai pokok dari Efek Pendapatan Tetap.
51
Sesuai dengan sifat investasi di Efek Pendapatan Tetap, Trimegah
Dana Tetap diharapkan memperoleh pertumbuhan nilai investasi yang stabil.
Kisaran dan target komposisi investasi Trimegah Dana Tetap adalah :
Tabel 4.2 Komposisi Investasi Trimegah Dana Tetap
Instrumen Minimum Target Maksimum
Efek Hutang di Pasar Modal* 80% 85% 90%
Instrumen Pasar Uang 10% 15% 20%
*Baik dalam mata uang rupiah dan/atau mata uang asing
Dalam kegiatan pengelolaan Reksa Dana Trimegah Dana Tetap terdapat
biaya- biaya yang harus dikeluarkan Reksa Dana Trimegah Dana Tetap,
Pemegang Unit Penyertaan dan Manager Investasi sebagai berikut :
Tabel 4.3 Biaya-Biaya dalam Trimegah Dana Tetap
Pemegang Unit Penyertaan dikenakan biaya pembelian sebesar 1,00% satu
kali waktu pembelian dan Biaya Penjualan Kembali sebesar 0,00%.
Jenis Biaya Besar Biaya Keterangan
Manajer Investasi 1,00% Pertahun & dihitung harian
Bank Kustodian 0,25% Pertahun & dihitung harian
52
3. Trimegah Dana Kapital
Tujuan Investasi Trimegah Dana Kapital adalah berusaha
mempertahankan investasi awal dan untuk memperoleh peningkatan nilai
investasi yang optimal dalam jangka panjang melalui investasi dalam Efek
Ekuitas yang tercatat di Bursa Efek Indonesia berupa capital gain dan
dividen.
Kisaran dan target komposisi investasi Trimegah Dana Kapital adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.4 Komposisi Investasi Trimegah Dana Kapital
Instrumen Minimum Target Maksimum
Efek Ekuitas 70% 80% 90%
Efek Hutang di Pasar Modal& Instrumen
Pasar Uang
10% 20% 30%
4. Trimegah Dana Kombinasi
Tujuan investasi Trimegah Dana Kombinasi adalah mempertahankan
investasi awal dan untuk memperoleh pertumbuhan nilai investasi yang
optimal dalam jangka panjang melalui investasi pada Efek Ekuitas, Efek
Pendapatan Tetap dan Pasar Uang. Kisaran dan target komposisi investasi
Trimegah Dana Kombinasi adalah sebagai berikut :
53
Tabel 4.5 Komposisi Investasi Trimegah Dana Kombinasi
*Baik dalam mata uang rupiah dan/atau mata uang asing
Reksa Dana Trimegah melakukan investasi pada Efek Pendapatan
Tetap yang diterbitkan oleh perusahaan-perusahaan yang berbadan hukum
Indonesia yang ditawarkan melalui penawaran umum di Indonesia dan Efek
Pasar Uang yang jatuh tempo kurang dari setahun, baik yang berbunga tetap
maupun mengambang.
Bagi reksa dana Trimegah, pergeseran investasi kearah minimum atau
maksimum bukan merupakan suatu jaminan bahwa hasil investasinya akan
lebih baik atau lebih buruk dari komposisi yang ditargetkan.
Dalam kegiatan pengelolaan Reksa Dana Trimegah Dana Kombinasi
terdapat biaya- biaya yang harus dikeluarkan Reksa Dana Trimegah Dana
Kombinasi, Pemegang Unit Penyertaan dan Manajer Investasi sebagai
berikut:
Instrumen Minimum Target Maksimum
Efek Ekuitas* 10% 40% 70%
Efek Hutang di Pasar Modal &
Instrumen Pasar Uang*
30% 60% 90%
54
Tabel 4.6 Biaya-Biaya Trimgah Dana Kombinasi
Jenis Biaya Besar Biaya Keterangan
Manajer Investasi 1,00% Pertahun & dihitung harian
Bank Kustodian 0,25% Pertahun & dihitung harian
5. Trimegah Dana Stabil
Tujuan investasi Trimegah Dana Stabil adalah untuk memberikan hasil
investasi yang optimal dengan tingkat resiko yang minimal melalui pemilihan
portfolio investasi secara pruden dan selektif.
Trimegah Dana Stabil adalah Reksadana berbentuk KOntrak Investasi
Kolektif berdasarkan Undang-Undang Pasar Modal sebagaimana dituangkan
dalam Akta nomor 35 tanggal 18 November 2003. Trimegah Dana Stabil
melakukan investasi pada :
Tabel 4.7 Komposisi Investasi Trimegah Dana Stabil
Instrumen Minimum Maksimum
Efek Hutang 70% 90%
Efek Pasar Uang 10% 30%
55
Dalam kegiatan pengelolaan Reksa Dana Trimegah Dana Stabil
terdapat biaya- biaya yang harus dikeluarkan Reksa Dana Trimegah Dana
Stabil, Pemegang Unit Penyertaan dan Manajer Investasi sebagai berikut :
Tabel 4.8 Biaya-Biaya Trimegah Dana Stabil
Jenis Biaya Besar Biaya Keterangan
Manajer Investasi Maks 2% Pertahun & dihitung harian
Bank Kustodian Maks 0,25% Pertahun & dihitung harian
Agen penjual Maks 1% Pertahun & DIhitung harian
6. Trimegah Dana Kapital Plus
Tujuan Investasi Trimegah Dana Kapital Plus adalah untuk
memperoleh peningkatan nilai investasi yang maksimal dalam jangka waktu
panjang berupa capital gain dan deviden melalui investasi pada Efek bersifat
ekuitas.
Trimegah Kapital Plus adalah reksadana berbentuk Kontrak Investasi
Kolektif yang diterbitkan berdasarkan Undang-Undang No.8 / 1995 tentang
Pasar Modal beserta Peraturan Pelaksanaannya di bidang Reksadana. Biaya
yang dibebankan kepada TRIM Kapital Plus adalah sebagai berikut :
56
Tabel 4.9 Biaya-Biaya Trimegah Dana Kapital Plus Dibebankan Kepada Trimegah
Jenis Biaya % Keterangan
Manajer Investasi Maks 3,80% Per tahun yang dihitung secara harian dari nilai aktiva bersih berdasarkan 365 hari
Bank Kustodian 0,20% Per tahun yang dihitung secara harian dari nilai aktiva bersih berdasarkan 365 hari
Biaya yang dibebankan kepada Pemegang Unit Penyertaan adalah
sebagai berikut :
Tabel 4.10 Biaya-Biaya Trimegah Dana Kapital Plus Dibebankan Kepada Pemegang
Unit Penyertaan
Jenis Biaya (Imbalan Jasa) % Keterangan
Biaya Pembelian Maks 2% Dari Nilai AKtiva bersih atas Unit
Penyertaan yang dibeli
Biaya Penjualan Kembali Maks 2% Dari Nilai AKtiva bersih atas Unit
Penyertaan yang dijual kembali
Semua biaya Bank Jika ada
Pajak-pajak yang berkenaan
dengan pemegang Unit
Penyertaan
Jika ada
57
4.2 Analisa Deskriptif
Analisa deskriptif dalam penulisan GFP ini didapat dari mengolah dan
mengalisa data / variabel yang sudah ditentukan dalam Bab III, dimana data / variabel
tersebut didapat melalui instrumen pengumpulan data laporan keuangan, wawancara,
observasi, data internal perusahaan, dan pencarian data pendukung via internet. Hasil
analisa deskriptif dapat dijelaskan sebagai berikut.
4.2.1 Kondisi Industri Reksadana
Kondisi industri reksadana di Indonesia dipengaruhi oleh banyak faktor.
Sebagai fokus penulisan, penulis membahas dari 2 faktor saja, yakni faktor ekonomi
yang dominan dan Key Success Factor.
4.2.1.1 Pengaruh Faktor Ekonomi Dalam Industri Reksadana
Indonesia
Pengaruh faktor- faktor ekonomi dalam industri reksadana di Indonesia
telah dijelaskan sebelumnya pada Bab III. Berikut kilasan kondisi ekonomi di
Indonesia dalam beberapa tahun terakhir yang memberikan dampak signifikan
terhadap industri reksadana.
58
4.2.1.1.1 Perkembangan Awal Reksadana 1996 – 1997
Pada awal 1996, Bapepam mengeluarkan peraturan pelaksanaan
tentang reksadana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK). Peraturan-peraturan
tersebut membuka peluang lahir dan berkembangnya reksadana berbentuk KIK. Pada
saat itu sampai pertengahan 1997 industri ini mekar dari hanya 1 ijin penerbitan
menjadi 24 di tahun 1996 dengan total aset Rp 2,78 Triliun dan kemudian berhasil
mencapai puncaknya pada bulan Juli 1997 (Rp 8,3 Triliun) dengan jumlah reksadana
sebanyak 76.
4.2.1.1.2 Krisis Ekonomi Tahun 1997 dan Dampaknya
Terhadap Reksadana
Krisis yang mulanya berasal dari permasalahan mata uang mekar
menyebar ke aspek-aspek lainnya termasuk pasar modal. Reksadana yang pada
hakikatnya terkait dengan instrumen pasar uang dan pasar modal mengalami
imbasnya. Hal ini terlihat dari aset reksadana yang turun lebih dari 250% dan hanya
menyisakan 15.842 pemodal diakhir tahun 1998.
4.2.1.1.3 Booming Reksadana Tahun 1999 – 2004
Di tahun ini pasar yang telah membaik membangkitkan kembali
optimisme pelaku pasar. Data bulan Januari sampai pertengahan tahun 2000
59
menunjukkan pertumbuhan aset reksadana yang konsisten dan mampu menghimpun
kembali dana masyarakat lebih dari Rp 5,4 Triliun.
Meskipun masih relative kecil, tetapi jumlahnya yang sempat turun
sampai angka belasan ribu sedikit demi sedikit merangkak naik sampai 33.000
pemodal dengan jumlah reksadana yang dapat dijadikan alternatif sebanyak 91.
4.2.1.1.4 Bearish Industri Reksadana 2004 - 2005
Dipicu oleh jatuhnya harga obligasi, reksadana pendapatan tetap
yang berbasis obligasi terpukul. Pada saat itu, hampir 70% dari total aset reksadana
adalah kontribusi dari sumbangan reksadana pendapatan tetap. Kekhawatiran banyak
pihak atas resiko terkonsentrasinya sebagian besar aset pada jenis reksadana
pendapatan terbukti telah memberikan pukulan yang menyakitkan pada industri
reksadana.
Misleading informasi dari pemasar reksadana, terutama yang ada di
dsektor perbankan, menjadi salah satu imbas terbesar pencairan besar-besaran. Janji
bahwa reksadana pendapatan tetap adalah reksadana tanpa resiko dan return-nya
lebih besar daripada deposito telah menciptakan harapan berlebihan sehingga nasabah
berduyun-duyun berinvestasi di reksadana tersebut.
Bahkan sebagian memindahkan dananya dari deposito karena janji-jani
yang salah tersebut. Selain itu, belum meratanya penerapan mark to market pada
metode valuasi reksadana obligasi memperburuk kondisi reksadana.
60
Secara total aset yang terus menerus naik, terakumulasi sampai sempat
melebihi angka Rp 100 Triliun akhirnya terjun bebas lebih dari 70% menjadi hanya
29 – 30 Triliun.
4.2.1.1.4.5 Konsolidasi Industri Reksadana 2006 - 2007
Belajar dari apa yang terjadi pada reksadana pendapatan tetap tersebut,
regulator mulai mencoba membenahi industri reksadana secara keseluruhan dengan
beberapa inisiatif. Memperbaiki kualifikasi pemasar reksadana dan memperbaiki
aturan dan penerapan marked to market kepada manajer investasi adalah dua inisiatif
penting yang dilakukan.
Sebuah reksadana lahir sebagai katalis bagi para investor yang trauma
ketika dananya tidak saja mendapatkan imbal hasil yang minim, tetapi turun nilai
investasinya.
Reksadana tersebut adalah reksadana terproteksi yang akan memberikan
proteksi atas pokok investasinya selama periode investasi tertentu. Artinya, mereka
yang ingin berpartisipasi dalam reksadana tersbeut harus rela dananya dikunci dalam
kurun waktu tertentu.
4.2.1.1.6 Reksadana Kembali Membaik Setelah 2007
Seiring dengan performa mengilap dari pasar saham di 2 – 3 tahun
terakhir, reksadana saham pun mengalami kecenderungan yang baru, yakni
61
tergesernya pamor reksadana pendapatan tetap dengan semakin tertariknya para
investor menanamkan dananya pada reksadana saham.
Berkembangnya reksadana saham dan reksadana terproteksi dengan
cukup signifikan membuat industri lebih sehat untuk tumbuh kedepan.
Pada pertengahan tahun 2007 terjadi fenomena yang menarik ketika
terjadi krisi subprime mortgage atau macetnya kredit perumahan di Amerika Serikat.
Krisis diatas memicu jatunya hampir seluruh pasar saham dunia, tidak terkecuali
bursa saham Indonesia. Sebagian pelaku reksadana sempat khawatir akan terjadi
penarikan besar dari reksadana saham karena penurunan kinerja reksadana saham
yang cukup signifikan.
Namun yang terjadi justru sebaliknya.banyak investor reksadana saham
justru memanfaatkan kondisi terkoreksi bursa saham sebagai kesempatan untuk
menambah investasinya atau melakukan pembelian baru. Suatu fenomena luar biasa
untuk kasus di Indonesia yang belum pernah terjadi sebelumnya. Investor reksadana
saham sudah lebih berorientasi jangka panjang serta lebih memahami resiko sehingga
tidak mudah panik dan lebih rasional dalam bertindak.
4.2.1.1.7 Fenomena Reksadana pada tahun 2008
Pada tahun 2007 dimana terjadi krisis global (subprime mortgage) yang
memicu jatunya hampir seluruh pasar saham dunia, termasuk pasar saham Indonesia
membuat para pelaku pasar saham menjadi panik dan para pelaku saham
62
memprediksikan di tahun 2008 nilai aktiva bersih (NAB) dari reksadana akan turun
drastis.
Akan tetapi, yang terjadi justru kebalikannya. Dimana Indonesia masih
menjadi salah satu target investasi dari para investor asing. Dimana terlihat dari
Indonesia mendapat keuntungan dari kenaikan harga komoditas, dan juga besarnya
animo terhadap Surat Utang Negara (SUN).
Berdasarkan riset, dana sebesar US$ 8,6 juta justru mengalir ke reksadana
Indonesia sejak awal 2008. Negara yang disebut-sebut sebagai masa depan investasi,
seperti China dan India justru kehilangan banyak reksadana. China kehilangan dana
sebesar US$ 199,7 juta, sedangkan US$ 694,7 juta di India juga mengalami nasib
sama.
Masih amannya reksadana Indonesia dimana hal ini diperkuat data Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK). Selama semester 1-
2008, tambahan dana masuk reksadana mencapai Rp 1,36 triliun.
4.2.1.2 Key Success Factor (KSF)
Tabel 4.11 Key Success Factor (KSF)
Key Success Factor Rating 1 Rating 2 Rating 3 Rating 4Brand image sekuritas Konsentrasi portofolio Kinerja masa lampau Struktur biaya Pelayanan Marketing channelTotal AUM
63
Untuk dapat eksis dan sukses dalam persaingan industri reksadana, faktor-
faktor kunci yang penting yang harus menjadi fokus startegi perusahaan adalah
sebagai berikut :
• Brand Image sekuritas
• Total AUM
• Kinerja masa lampau
• Sharpe Ratio
• Konsentrasi portfolio
• Struktur biaya
• Marketing channel
• Pelayanan
4.2.2 Kondisi Perusahaan
Sebelum beranjak pada tahap yang lebih lanjut, terlebih dahulu dilakukan
analisa mengenai kondisi internal perusahaan. Dalam analisis internal ini penulis
menggunakan 3 tools, yakni SWOT, Porter Five Forces Model, dan analisis STP
(Segmentation, Target, and Positioning).
4.2.2.1 Analisis SWOT
Sebagai salah satu alat analisa untuk mengukur kekuatan dan kelemahan
Divisi Asset Management Trimegah, penulis menggunakan analisis SWOT. Hasil
64
analisis SWOT ini akan dijadikan sebagai salah satu dasar penulis dalam memberikan
arahan rekomendasi strategi bagi Trimegah di akhir project.
• Strength
1. Distribution Channel internal yang tersebar luas di Indonesia
2. Kinerja Reksadana yang stabil dengan hasil optimal
• Weakness
1. Kurangnya diferensiasi produk untuk setiap agen penjual
2. Komitmen manajemen terhadap pencapaian tujuan jangka
menengah - panjang
3. Distribution Channel external yang kurang memadai
• Opportunity
1. Implementasi dari pencabutan program penjaminan deposito
perbankan secara bertahap
2. Kebijakan suku bunga yang rendah masih menjadi target
pemerintah
• Threat
1. Signal perbankan mendirikan dan mengembangkan asset
management sendiri
2. Peraturan perpajakan, khususnya terkait dengan insentif untuk
portofolio obligasi
3. Implementasi dari kebijakan mark to market
65
4. Kecilnya enrty barriers untuk masuk dalam industri reksadana
(market share dan kualitas perusahaan)
5. Munculnya variasi produk dari fund manager luar negeri
4.2.2.2 Analisis Porter Five Forces Model
Dalam penulisan GFP ini, sebagai alat analisa yang lain selain analisa
SWOT, penulis menggunakan alat analisa Porter Five Forces Model yang nantinya
juga akan digunakan sebagai dasar penentuan arahan rekomendasi strategi. Porter
Five Forces Model berguna untuk mengidentifikasi posisi Trimegah terhadap para
pemain lain, terhadap para nasabah, pemasok, ancaman pendatang baru, dan ancaman
produk pengganti.
1. Threat Of New Entrants
Masuknya pemain baru dalam suatu industri dapat meningkatkan
tingkat kompetisisi. Hal ini sangat bergantung pada faktor-faktor yang
mempersulit (barriers to enter) suatu perusahaan untuk masuk
meramaikan suatu industri, antara lain skala ekonomi, modal (capital),
peraturan pemerintah, dan lain-lain.
Para pendatang baru dalam bisnis sekuritas ini merupakan
perusahaan-perusahaan sejenis yang berasal dari dalam maupun luar
negeri. Institusi yang tidak punya wawasan dalam jasa pelayanan financial
sulit masuk kedalam industri ini. Dapat dikatakan bahwa ancaman
pendatang baru hanya berasal dari perusahaan financial seperti perusahaan
66
asuransi, perbankan dan perusahaan sekuritas itu sendiri. Adanya
peraturan BAPEPAM yang kian ketat, membuat peluang untuk masuknya
pendatang baru semakin kecil.
2. Bargaining Power Of Supplier
Dalam bisnis sekuritas ini, yang menjadi penyuplai utama adalah
pemerintah,dimana regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah dapat
mengubah proses bisnis didalam Trimegah.
Regulasi pemerintah ini dapat menjadi peluang bagi Trimegah
maupun dapat menjadi ancaman bagi bisnis Trimegah. Untuk
menghadapinya, Trimegah harus dapat memanfaatkan distribution
channel yang baik dimana hal ini akan menjadi lebih fleksibel terhadap
perubahan bisnis.
Penyuplai lain untuk divisi Asset Management ini sendiri adalah
para emiten. Karena besarnya investasi reksadana yang dilakukan,
Trimegah dapat meminta diskon dan pelayanan yang baik dari para
emiten.
Karena indusri reksadana juga berkepentingan untuk para
emiten, para emiten juga memiliki kekuatan terhadap reksadana. Hal ini
menyebabkan tidak adanya supplier pengganti dimana reksadana bisa
pindah.
67
3. Bargaining Power Of Investors
Inti dalam sebuah reksadana adalah konsep pengumpulan uang
(funds pooling concept). Dalam hal ini nasabah menjadi faktor utama
yang harus diperhatikan oleh Trimegah. Dengan melakukan pelayanan
yang baik dan penyampaian serta peningkatan informasi kepada para
investor akan berakibat pada pertahanan AUM Trimegah dan juga akan
berdampak pada peningkatan AUM. Dalam hal ini, Trimegah bergantung
pada peningkatan distribution channel yang ada untuk meningkatkan
AUM perusahaan agar sesuai dengan target yang ingin dicapai.
4. Threat Of Substitute Products or Services
Munculnya produk pengganti dapat mengurangi keuntungan
suatu industri. Reksadana bersaing dengan beberapa cara berinvestasi
seperti tabungan dan deposito, pasar modal, property, asuransi, obligasi,
dan pasar uang. Untuk perusahaan manajer investasi, pengganti/ substitusi
bisa terjadi kalau portfolio manajemen dilakukan oleh investor sendiri
atau menggunakan pelayanan perusahaan manajemen investasi lain.
Produk pengganti membatasi potensi pengembalian investasi oleh
reksadana.
Makin besar keuntungan yang ditawarkan produk pengganti
makin kecil keuntungan untuk perusahaan manajemen investasi. Akan
tetapi dengan adanya konsep pengumpulan uang tadi dari masing-masing
68
investor meskipun kecil bisa menjadi dana yang besar jumlahnya sesudah
dikumpulkan dan bisa diinvestasikan kedalam berbagai produk. Konsep
pengumpulan uang dan diversifikasi ini dapat mengoptimalkan return dan
memperkecil resiko jika dibandingkan dengan produk pengganti.
5. Rivalry Among Existing Competitors
Intensivitas antara kompetitor dalam industri yang sejenis antara
lain dipengaruhi oleh struktur kompetisi, struktur dari biaya industri,
derajat diferensiasi, biaya peralihan, strategi perusahaan di dalamnya, dan
exit barriers.
Trimegah Sekuritas memiliki beberapa pesaing diantaranya :
Bahana Sekuritas, Batavia Sekuritas, dan juga Dana reksa. Hal ini
tercermin dari AUM setiap sekuritas dimana AUM menjadikan pedoman
dalam kinerja manajemen investasi setiap perusahaan.
Untuk menghadapi para pesaing tersebut, Trimegah Sekuritas
dituntut untuk meningkatkan layanannya sesuai kebutuhan pelanggan dan
juga memperbesar distribution channel, dsbnya. Dalam objektif
perusahaan, kata "Berupaya memberikan pertumbuhan pendapatan
yang berkesinambungan (Suistanable Growth Income) Asset
Management“ menunjukkan peran besar untuk meningkatkan AUM
trimegah sangat dibutuhkan. Dengan memanfaatkan channel retail yang
69
ada (22 cabang) dimana hal ini merupakan keunggulan dari pesaingnya,
Trimegah dapat unggul dalam kualitas layanan dan kecepatan layanan.
Secara Total AUM tahun 2008, dari total 85 Manajer Investasi di
Indonesia, Trimegah menduduki peringkat 11 dari 85 Manajer Investasi.
Market share reksadana Trimegah berdasarkan AUM dapat
digambarkan dengan grafik sebagai berikut :
Gambar 4.1 Market Share Reksadana by AUM
4.2.2.3 Analisis Segmentation, Target, and Positioning
Berdasarkan data yang diperoleh dari perusahaan, Trimegah memiliki
total 64.433 nasabah yang terdiri dari 26.680 nasabah Asset Management dan 36.886
nasabah Equity Capital Market.
Analisis STP dari reksadana Trimegah Securities adalah sebagai berikut :
70
1. Segmentasi
Dalam melakukan analisis STP dengan tujuan untuk mengetahui
segmen pasar reksadana Trimegah, penulis fokus kepada 2 segmentasi, yaitu
segmentasi usia dan segmentasi profesi.
• Segmentasi Usia
Tabel 4.12 Segmentasi Usia AM
Range Usia Jumlah Nasabah< =20 thn 395 21 - 30 thn 9.093 30 - 40 thn 8.546 41 - 50 thn 4.163 51 - 60 thn 2.459 >60 thn 2.024 Total 26.680
Nasabah AM
71
Secara grafik dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 4.2 Segmentasi Usia AM
• Segmentasi Profesi
Tabel 4.13 Segmentasi Profesi AM
Profesi Jumlah NasabahKaryawan 12.263 Wiraswasta 2.887 Profesional 1.209 Ibu Rumah T 2.547 Mahasiswa 805 Pensiunan 673 Lain-Lain 7.163 Total 27.547
Nasabah AM
72
Secara grafik dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 4.3 Segmentasi Profesi AM
Dari hasil analisis Segmentasi nasabah, diperoleh kesimpulan bahwa
karakterisrik nasabah reksadana Trimegah mayoritas adalah usia 21 – 40 tahun (total
66%) dengan profesi karyawan (total 45%).
2. Target
Trimegah memiliki target pasar profesional muda yang belum
mengenal pasar modal sebagai nasabah baru, kemudian mempertahankan dan
meningkatkan AUM-nya seiring dengan bertambahnya pendapatan nasabah.
3. Positioning
Reksadana Trimegah memiliki positioning di pasar sebagai reksadana
dengan tingkat pengembalian yang optimal dengan channel penjualan retail yang
tersebar di seluruh Indonesia.
73
4.2.3 Kinerja Strategi Perusahaan Saat Ini
Strategi Trimegah Securities saat ini dari sisi Product dan Place dapat
dijabarkan dalam tabel berikut:
Tabel 4.14 Strategi Trimegah saat ini
Marketing Channel Aliansi Institusi
TotalMarketing Channel Aliansi Individual
Retail (Cabang)
Corporate
CIMB Niaga 1 22 cabang
Mandiri, Permata, Danamon 3 20 cabang
CIMB Niaga, Permata, SCB, Commonwealth, BNI, Danamon, BII 7
2 cabang
BCA, SCB, CIMB Niaga, Danamon, Permata, BII, Mandiri, Commonwealth 8
14 cabang
Trimegah
Batavia
Bahana
Danareksa
‐
Strategi Trimegah dalam Channel penjualan dilakukan dengan 2 cara, yakni :
• Distribution Channel Bank
Dalam konteks Distribution Channel Bank, Trimegah bekerjasama
dengan CIMB Niaga.
• Channel Retail
Dalam konteks channel penjualan retail, Trimegah memiliki 22 cabang
yang tersebar di seluruh Indonesia. Data cabang Trimegah dapat dilihat
pada sub bab Gambaran Umum Perusahaan diatas.
Di sisi produk, Trimegah tidak bermain dalam diferensiasi produk seperti
yang dilakukan oleh para kompetitornya yang akan dijelaskan lebih lanjut. Trimegah
hanya memilii 6 jenis produk reksadana yang dijual. Uraian lebih lanjut mengenai
74
jenis-jenis produk Trimegah Securities sudah dijelaskan sebelumnya pada sub bab
Gambaran Umum Perusahaan diatas.
4.2.4 Gambaran Strategi Pesaing
Setelah melakukan mapping strategi Trimegah Securities saat ini dari sisi
Product dan Place, berikutnya akan kami bandingkan dengan mapping strategi
kompetitor ditinjau dari sisi yang sama. Gambaran strategi kompetitor tersebut dapat
dijabarkan dalam tabel berikut:
Tabel 4.15 Gambaran Strategi Pesaing
Distribution
Channel Bank Total
Selling
Agent
Retail
(Cabang) Corporate
Diferensiasi
Produk
Batavia Mandiri, Permata,
Danamon 3 20 cabang
14 produk
Bahana
-
CIMB Niaga,
Permata, SCB,
Commonwealth,
BNI, Danamon,
BII 7
2 cabang
14 produk
Danareksa
BCA, SCB,
CIMB Niaga,
Danamon,
Permata, BII,
Mandiri,
Commonwealth 8
14 cabang
14 produk
75
Dari perbandingan tabel tersebut terlihat bahwa saat ini para kompetitor
bergerak kearah strategi channel penjualan yang semakin diperkuat. Channel
penjualan yang dibahas terdiri dari :
• Distribution Channel Bank
Batavia Sekuritas memiliki 3 distribution channel bank seperti
Mandiri, Permata dan Bank Danamon, Bahana Sekuritas memiliki 7 channel bank
diantaranya CIMB Niaga Permata, Standard Chartered Bank, Commonwealth, Bank
Negara Indonesia, Bank Danamon dan Bank Internasional Indonesia, sementara
Danareksa memiliki 8 channel bank seperti Bank Central Asia, Standard Chartered
Bank, CIMB Niaga, Bank Danamon, Bank Permata, Bank International Indonesia,
Bank Mandiri dan Bank Commonwealth.
• Selling Agent
Dari sisi selling agent seperti Kepala Cabang Bank, terlihat bahwa
ketiga kompetitor Trimegah sudah menggandeng beberapa cabang bank sebagai
selling agent-nya.
Kondisi Dana Pihak Ketiga (DPK) bank yang berlebih dimanfaatkan
untuk masuk reksadana. Bagi selling agent bank hal ini memberikan keuntungan
tersendiri mengingat penentuan target DPK tahun berikutnya ditentukan berdasarkan
pencapaian tahun berjalan. Jika pencapaian terlalu berlebih, target tahun berikutnya
akan meningkat jauh. Oleh karena itu selling agent (Kepala Cabang Bank)
memandang penyimpanan DPK berlebih ke reksadana adalah alternatif yang bagus.
76
Disamping membantu perhitungan target tahun berikutnya, komisi penjualan juga
bisa didapatkan.
• Channel Penjualan Retail (cabang)
Batavia memiliki 20 cabang, Bahana 2 cabang, dan Danareksa 14
cabang. Cabang sekuritas bisa menjadi salah satu channel penjualan yang potensial.
Berikut adalah data cabang Bahana Sekuritas :
Tabel 4.16 Data Cabang Bahana Securities
Alamat Kota
Gedung Graha Niaga Lt. 19, Jln. Jend Sudirman Kav.58 Jakarta
Wisma BII Lt. Dasar, Jln Pemuda No.60-70 Surabaya
Berikut adalah data cabang Batavia Sekuritas :
Tabel 4.17 Data Cabang Batavia Securities
Alamat Kota
Chase Plaza Lt.12 , Jln. Jend Sudirman Kav.21, Jakarta 12920 Jakarta
Berikut adalah data cabang Danareksa :
Tabel 4.18 Data Cabang Danareksa Sekuritas
Alamat Kota
Gedung Danareksa, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 14 Jakarta
Surabaya, Jl. Jend. Basuki Rahmat 88-92 Surabaya
Pondok Indah, Plaza 5 Blok A/12 Jl. Margaguna Raya, Pondok Indah Jakarta
77
Mangga Dua, Komplek Pertokoan Ruko Mangga Dua Mall Jl. mangga Dua
Raya II/3
Jakarta
Kelapa Gading, Jl. Raya Boulevard Barat Blok LC 6 Kav. No.47 Jakarta
Pluit, Ruko Mega Mall Blok MG No.39 Komplek Mega Mall Pluit Jl. Raya
Pluit Permai No.39
Jakarta
Merdeka Selatan. Gedung Danareksa Lt.2 Jl. Medan Merdeka Selatan
No.14
Jakarta
Puri Indah, Komplek Rukan Sentra Bisnis Puri Indah Blok T6/20, Jl. Puri
Lingkar Dalam
Jakarta
BSD, Ruko BSD Plaza Sektor IV Blok RG No.9 Bumi Serpong damai. Tangerang
Kampus FE UI, Gedung A Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,
Kampus Baru UI
Depok
Depok, Rukan Pesona Khayangan Kav. I No.3 Jl. Margonda Raya Depok
Bandung, Jl. Gatot Subroto No. 1 Bandung
LKBN Antara, Jl. Raden Saleh No. 5 Medan
Ujung Pandang, Jl. Boulevard Ruko Ruby No.26 Penakkukang Makasar
Yogyakarta, Kampus UGM Yogyakarta GedungProgram Diploma Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UGM Yo
Yogyakarta
Malang, Jl. Basuki Rahmat No. 95 Malang Malang
Kuta, Gedung Tapa Lt. II, Jl. Raya Kuta No. 27 Abianbase Kuta, Bali
Denpasar, Komp. Rukan Teuku Umar Indah Blok II-IV jl. Teuku mar
Denpasar
Denpasar
78
Palembang, Jl. Kapten Rivai No. 406C Palembang Palembang
Samarinda, Jl. Jendral Sudirman No. 108 Samarinda Samarinda
4.2.5 Issue Strategi yang Dihadapi Trimegah Saat Ini
Dari perbandingan analisa internal perusahaan dan strategi Trimegah
dengan ketiga kompetitor terbesarnya, selanjutnya dilakukan Root Cause Analysis
sebagai berikut :
Gambar 4.4 Root Cause Analysis
Sebagai fokus penulisan GFP dan seperti sudah dibatasi dalam ruang
lingkup pada Bab I, dari hasil penemuan Root Cause Analysis ini, penulis akan
membahas mengenai masalah Faktor Internal, yakni Marketing Channel.
79
4.2.6 Opsi Strategi yang Dimiliki
Dari hasil analisa internal dengan menggunakan alat analisa SWOT dan
Porter Five Forces Model, yang kemudian dibandingkan dengan analisis data-data
pesaing, penulis perlu memberikan arahan rekomendasi strategi sebagai hasil akhir
penulisan GFP ini. Sebelumnya terlebih dahulu harus diidentifikasikan opsi-opsi
startegi apa saja yang dimiliki oleh Trimegah saat ini. Opsi tersebut adalah :
• Apakah strategi Trimegah yang sudah berjalan saat ini tertutup terhadap
perubahan ?
• Ataukah masih ada peluang terhadap perubahan atau arahan ?
• Apakah ada peluang untuk strategi baru ?
Dari ketiga opsi tersebut, perusahaan masih terbuka terhadap perubahan /
arahan strategi yang sudah berjalan, dan juga tidak tertutup kemungkinan untuk
diterapkannya strategi baru sehingga arahan rekomendasi dari penulis bisa
diimplementasikanterhadap strategi yang sudah berjalan dan juga strategi baru.
4.2.7 Pemilihan Strategi yang Terbaik
Terhadap ketiga opsi yang sudah dijelaskan sebelumnya, Trimegah
terbuka pada opsi kedua dan ketiga. Oleh karena itu penulis memilih opsi 2 dan 3
tersebut untuk implementasi arahan rekomendasi strategi yang akan diberikan.
• Peluang terhadap perubahan atau arahan strategi yang sudah berjalan saat ini
80
Strategi Trimegah yang sudah berjalan saat ini yakni fokus pada channel
penjualan retail melalui cabang-cabang masih tetap harus dipertahankan dan
dikombinasikan dengan arahan untuk menggarap :
o Nasabah existing (Nasabah ECM) diseluruh cabang Trimegah
o Nasabah baru
Nasabah bank dengan segmentasi profesi wiraswasta
Nasabah baru yang belum mengenal pasar modal
Nasabah baru (Korporasi)
Nasabah baru (Discretionary Fund)
• Peluang untuk strategi baru
Dari hasil analisa mengenai strategi yang dilakukan 3 kompetitor terbesar
Trimegah, terlihat bahwa tren saat ini sudah mengarah kepada strategi
pendekatan kepada marketing channel distribusi institusi perbankan dan
selling agent kepala cabang bank.
Sebagai strategi baru, Trimegah membuka diri terhadap untuk menggarap
peluang ini.
4.3 Analisa Analitik
Analisa analitik digunakan dalam perhitungan target business growth yang
ditetapkan sebagai target project.
81
4.3.1 Target Business Growth
Target AUM 2010 sudah ditentukan perusahaan saat ini, yakni penambahan
AUM menjadi Rp 4.662.756.984.848,- dari posisi AUM 2008 sebesar Rp 1,72
Triliun.
Dengan adanya program sebagai hasil dari GFP ini, ditetapkan target yang
ingin dicapai yang dihitung dengan prosesntase tertentu terhadap target 2010 tersebut.
• Target Reguler
AUM Target business growth yang sudah ditetapkan dalam budget
perusahaan untuk tahun 2010 adalah AUM sebesar Rp
4.662.756.984.848,-
• Target Program
Dengan adanya arahan rekomendasi strategi yang disarankan, ditargetkan
dapat menambah AUM sebesar Rp 932.551.396.970,- Sehingga total
AUM akan menjadi Rp 5.595.308.381.818,-
Angka ini didapat dari peningkatan sebesar 20% terhadap target 2010
yang sudah ditetapkan.
Berdasarkan data dari www.infovesta.com, rata-rata growth industri
reksadana di Indonesia dengan kondisi ekonomi normal adalah ±18%. Dengan
menggunakan rata-rata growth tersebut, maka diperkirakan posisi AUM reksadana
pada tahun 2009 dan 2010 adalah sebagai berikut :
82
Tabel 4.19 Estimasi AUM reksadana 2009 dan 2010
Sekuritas Market Share by AUM 2008 Estimasi AUM 2009 Estimasi AUM 2010Bahana 7.558.970.000.000 8.919.584.600.000 10.525.109.828.000 Batavia 5.765.870.000.000 6.803.726.600.000 8.028.397.388.000 Danareksa 5.230.400.000.000 6.171.872.000.000 7.282.808.960.000 Trimegah 1.720.000.000.000 2.029.600.000.000 2.394.928.000.000 Others (85 Manajer Investasi) 53.790.570.000.000 63.472.872.600.000 74.897.989.668.000 Total AUM Reksadana di Indonesia 74.065.810.000.000 87.397.655.800.000 103.129.233.844.000
Dengan adanya program rekomendasi dari penulis, ditargetkan pada akhir
2010 Trimegah dapat memperoleh AUM sebesar Rp 5.595.308.381.818,-.
4.4 Arahan Manajemen Strategi
Dari berbagai kajian dan analisa yang sudah dilakukan, penulis
merekomendasikan beberapa arahan manajemen strategi guna meningkatkan business
growth reksadana pada Trimegah Securities sesuai tujuan dan keyword dari GFP ini.
Peningkatan business growth yang dimaksud akan dicapai melalui
peningkatan AUM. Meningkatnya AUM akan berimbas pada meningkatnya nominal
fee Manajer Investasi yang dihasilkan, yang kemudian akan dibukukan sebagai laba
perusahaan.
Dengan mengacu pada landasan studi literatur yang sudah dibahas pada Bab
II, penulis memberikan rekomendasi arahan manajemen strategi yang siap
diimplementasikan perusahaan. Arahan manajemen strategi yang diberikan terdiri
dari dua jenis yang diklasifikasikan berdasarkan periode waktu pelaksanaannya, yaitu
Quick Winning dan Long Term Recommendation.
83
4.4.1 Quick Winning
Mengacu pada Matrix Ansoff seperti yang sudah dijelaskan pada Bab II,
sebagai hasil dari GFP ini penulis memberikan Quick Winning yang terdiri dari 2
klasifikasi tujuan, yakni :
• Meningkatkan jumlah AUM
• Meningkatkan jumlah Account
Gambar 4.5 Matriks Ansoff
4.4.1.1 Arahan Manajemen Strategi untuk Meningkatkan
Jumlah AUM
Sebagai arahan jangka pendek (quick winning), mengacu pada Ansoff
Product / Market Matrix, direkomendasikan strategi dengan menggunakan present
product untuk dijual kepada new market.
Menggarap nasabah bank dengan segmentasi profesi wiraswasta
melalui Kepala Cabang Bank sebagai selling agent.
84
Kepala Cabang Bank bisa menjadi selling agent yang potensial untuk
meningkatkan jumlah AUM. Kondisi Dana Pihak Ketiga (DPK) bank yang berlebih
dimanfaatkan untuk masuk reksadana. Bagi selling agent bank hal ini memberikan
keuntungan tersendiri mengingat penentuan target DPK tahun berikutnya ditentukan
berdasarkan pencapaian tahun berjalan. Jika pencapaian terlalu berlebih, target tahun
berikutnya akan meningkat jauh.
Oleh karena itu selling agent (Kepala Cabang Bank) memandang
penyimpanan DPK berlebih ke reksadana adalah alternatif yang bagus. Disamping
membantu perhitungan target tahun berikutnya, selling agent tersebut juga
mendapatkan komisi penjualan.
Trimegah yang sudah kuat dalam jumlah cabang retail bisa
memanfaatkan kekuatannya ini untuk menggarap nasabah-nasabah bank yang
domisilinya berdekatan dengan cabang-cabang Trimegah tersebut. Setidaknya untuk
daerah-daerah tertentu Trimegah sudah mengenal karakteristik bank setempat beserta
nasabah-nasabahnya sehingga bisa mempermudah dalam penetrasi pasar.
Nasabah Korporasi
Berbicara soal peningkatan jumlah AUM, nasabah korporasi adalah
target yang tepat. Selain berusaha menggandeng nasabah baru retail melalui Kepala
Cabang Bank sebagai selling agent, membidik nasabah baru kelas korporasi juga
merupakan rekomendasi yang bagus.
85
Nasabah korporasi bisa menaruh dana pensiun, dana kesehatan, dan
dana pesangon karyawan-karyawannya dalam instrumen investasi reksadana untuk
mendapatkan return.
4.4.1.2 Arahan Manajemen Strategi untuk Meningkatkan
Jumlah Account
4.4.1.2.1 Present Market
Nasabah existing (Nasabah ECM) diseluruh cabang Trimegah berjumlah
total 36.886 di seluruh Indonesia sangatlah potensial untuk digarap. Berikut
segmentasi nasabah ECM berdasarkan usianya :
Tabel 4.20 Segmentasi Usia Nasabah ECM
Nasabah ECM Range Usia Jumlah Nasabah < =20 thn 1,992
21 - 30 thn 6,817
30 - 40 thn 16,404
41 - 50 thn 8,466
51 - 60 thn 2,808
>60 thn 792
Total 37,279
86
Secara grafik dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 4.6 Segmentasi Usia Nasabah ECM
Selain berdasarkan usia, nasabah ECM yang akan dijadikan target
pertumbuhan business growth juga perlu disegmentasi berdasarkan profesinya supaya
arahan rekomendasi nantinya ditujukan kepada sasaran yang tepat sesuai dengan
profile nasabah Asset Management
Berikut segmentasi nasabah ECM berdasarkan profesinya :
Tabel 4.21 Segmentasi Profesi Nasabah ECM
Profesi Nasabah ECM JumlahKaryawan 4.541Wiraswasta 19.007Profesional 4.484
Ibu Rumah Tangga 981Mahasiswa 145Pensiunan 176Lain-lain 7.552
Jumlah Nasabah 36.886
87
Secara grafik dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 4.7 Segmentasi Profesi Nasabah ECM
4.4.1.2.2 New Market
Nasabah baru yang belum mengenal pasar modal yang menjadi target
sesuai Target pada analisis STP reksadana Trimegah adalah para professional muda
dengan usia mulai dari 21 tahun.
Dari data statistik dari BPS (Biro Pusat Statistik) berikut jumlah
penduduk di Indonesia yang kemudian disegmentasikan menurut usia yang sesuai
dengan segmentasi nasabah Trimegah.
Tabel 4.22 Data Statistik BPS Penduduk Indonesia
Populasi penduduk usia 21 ‐ 40 thnJumlah penduduk JKT 8.860.381 3.749.281Jumlah penduduk luar JKT 233.113.498 73.535.630Total 241.973.879 77.284.911
88
Dari data tersebut diperoleh bahwa prosentasi penduduk usia21 – 40
tahun di Indonesia adalah sebanyak 32%. Berdasarkan status pekerjaan, data
penduduk Indonesia yang bekerja dan tidak bekerja adalah sebagai berikut :
Tabel 4.23 Status Pekerjaan Penduduk Indonesia
Populasi pendudukBekerja 94.948.118Tidak Bekerja 147.025.761Total 241.973.879
Dari total 94.948.118 penduduk yang bekerja, dan kemudian diambil
yang usianya 21 – 40 tahun (32%) maka didapat target pasar potensial sebesar 32% *
94.948.118 = 30.325.823 orang.
Kedua arahan strategi tersebut (peningkatan AUM dan peningkatan
account) merupakan strategi terbaik yang dapat dipertimbangkan. Strategi tersebut
dapat dikatakan sebagai salah satu strategi terbaik karena dapat dilihat dari kinerja
kompetitor Bahana Securities, Batavia Securities, dan Danareksa yang sudah
menerapkan strategi marketing channel aliansi individu ini. Mereka berhasil
memperoleh AUM yang besar sehingga dapat menduduki peringkat 1, 2, dan 3 dalam
market share reksadana lokal di Indonesia pada tahun 2008.
89
4.4.2 Long Term Recommendation
4.4.2.1 Arahan Manajemen Strategi untuk Menggarap
Nasabah Discretionary Fund
Mengacu pada teori Ansoff seperti sudah dijelaskan diatas mengenai
present product yang dipasarkan kepada new market, selain peluang mencari nasabah
baru retail, penulis juga menyarankan untuk menggarap nasabah Discretionary Fund
yang diyakini memiliki potensi pertumbuhan AUM yang sangat besar.
Untuk nasabah korporasi, selain penempatan dana pensiun, dana
kesehatan, dan dana pesangon karyawan-karyawannya dalam instrumen investasi
reksadana, juga bisa menempatkan laba perusahaan dalam reksadana sebelum tutup
tahun guna menambah pendapatan.
Adapun rekomendasi ini dijadikan rekomendasi jangka panjang karena
Trimegah harus mempesiapkan terlebih dahulu SDM yang handal dan menyusun
rencana untuk berhadapan dengan sekuritas lain yang juga mengincar nasabah
Discretionary Fund ini.
4.4.2.2 Arahan Manajemen Strategi untuk Menggarap
Marketing Channel Bank Institusi
Mengacu pada teori Strategic Alliance Partnership, menggandeng bank-
bank sebagai distribution channel adalah alternatif solusi yang bagus untuk
meningkatkan business growth reksadana. Terlihat dari data aliansi rekanan bank
90
Trimegah tahun 2005, kontribusi AUM dari bank aliansi tersebut jumlahnya cukup
signifikan.
Lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut :
Gambar 4.8 Aliansi Partnership Trimegah 2005
Dan seperti sudah jelas terlihat pada mapping strategi pesaing,
memperluas marketing channel bank harus dilakukan Trimegah yang saat ini hanya
memiliki 1 aliansi bank.
Rekomendasi untuk menggarap marketing channel aliansi institusi
perbankan ini dapat dikatakan sebagai salah satu arahan strategi terbaik karena dapat
dilihat pada data historis tahun 2005 dimana aliansi bank yang bekerjasama dengan
Trimegah Securities bisa mendatangkan jumlah AUM yang besar bagi Trimegah,
oleh karena itu, sebagai arahan jangka panjang penulis menyarankan Trimegah untuk
kembali memperkuat aliansinya dengan institusi perbankan.