bab iv analisis dan pembahasan - …thesis.binus.ac.id/doc/bab4/bab 4_10-26.pdf · 4.2 swot...
TRANSCRIPT
38
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Adapun analisa dan pembahasan ini dibagi menjadi dua bagian, menurut
dari bentuk data yang dapatkan. Dimana yang pertama adalah data yang kami
dapatkan langsung dari perusahaan secara utuh, melalui data-data historis dan
observasi. Sedangkan yang kedua adalah data hasil analisa kami
menggunakan teori-teori akademik yang kami pelajari dibangku kuliah, buku-
buku referensi dan sumber-sumber lainya yang dianggap berguna untuk
perancangan Balanced Scorecard ini
4.1 Tinjauan Perusahaan
Berikut ini adalah analisa bagian pertama, dimana pembahasan
menggunakan data yang kami dapatkan secara langsung dari perusahaan, yang
meliputi; latar belakan perusahaan dan proses operasi.
4.1.1 Latar Belakang Perusahaan
Puspa Catering berdiri pada tahun 1984, ketika itu salah satu anggota
keluarga Poespowidjojo yaitu Ibu Titiek Puspa masih aktif dalam kegiatan
produksi operet TVRI. Saat itu Ibu Titiek Puspa ditugaskan menyediakan
39
makanan untuk para artis dan kru pada saat syuting. Biasanya makanan di
pesan dari restoran dan sering terjadi keterlambatan, karena alasan ini ibu
Titiek Puspa meminta bantuan adik dan kakak-kakaknya untuk membantu
menyediakan makanan untuk para artis dan kru.
Semua anggota keluarga Poespowidjojo dikerahkan dalam proses
produksi mulai dari purchasing, cooking sampai dishwashing. Tanpa disangka
semua kru dan artis menyukai cita rasa dari masakan keluarga Poespowidjojo,
dari sana terjadi word of mouth marketing dimana para artis dan kru mulai
bercerita kepada teman dan keluarganya. Minggu-minggu berikutnya keluarga
Poespowidjojo menerima pesanan pelanggan mulai dari pesanan untuk
makanan rumah sampai makanan untuk acara pesta. Keluarga merasakan
kebutuhan untuk meningkatkan kapasitas produksinya agar dapat melayani
pelanggannya secara profesional dan karena alasan itu maka Puspa Catering
dibentuk.
Pada tahun 1994 Puspa Catering dikabulkan permohonan pinjaman oleh
Bank BRI. Menggunakan dana pinjaman dan modal perusahaan sendiri, Puspa
Catering dapat membangun kantor sendiri dan memperluas fasilitas produksi
yang terletak di Jl.Perdatam Raya No.35 Jakarta Selatan.
Setelah berjalan selama sepuluh tahun, bangunan dan fasilitas ini
dianggap sudah tidak mencukupi kebutuhan perusahaan untuk memenuhi
meningkatnya permintaan dari industri tersebut. Dengan modal pinjaman dari
40
Bank Mandiri pada tahun 2003, Puspa Catering membangun fasilitas baru
dengan luas total 3.600 meter persegi yang berlokasi di Jl.Perdatam Raya
No.21 Jakarta Selatan.
Fasilitas baru ini terdiri dari:
• Kantor : 490 meter persegi
• Dapur : 636 meter persegi
• Gudang : 270 meter persegi
• Penyimpanan dingin (Freezer) : 84 meter persegi
• Ruang Serba guna : 350 meter persegi
• Bangunan Lainnya : 630 meter persegi
Total : 2.460 meter persegi
Saat ini Puspa Catering memliki 242 karyawan, ditambah dengan tenga
kerja part-time yang jumlahnya beragam. Penambahan tenaga kerja part-time
tersebut, disesuaikan dengan volume pekerjaan terutama dari reception hall.
Berdasarkan keterangan diatas, dapat dilihat perubahan yang terjadi pada
Puspa Catering. Perubahan tersebut adalah berawal dari catering rumahan
sampai menjadi catering skala besar. Adapun beberapa factor sukses
(Differentiation) dari Puspa catering adalah sebagai berikut:
• Inovatif dan fokus kepada Food Consultancy Services
• Dukungan yang kuat antar departemen
41
• Kepemimpinan yang kuat
• Berani dalam mengambil keputusan
• Menjaga sifat profesional
4.1.1.1 Analisis Departemen Berdasarkan Fungsi Umumnya
Fungsi umum yang ada di dalam setiap departemen pada Puspa Catering
adalah sebagai berikut;
• Departemen Servis dalam Puspa Catering bertanggung jawab atas
pemberian jasa pelayanan pada saat sebelum dan saat acara berlangsung,
dengan melakukan koordinasi administrasi, pengelolaan operasional
pelayanan, dekorasi, peralatan dan makanan yang akan disajikan.
• Departemen produksi adalah departemen yang bertanggung jawab atas
perumusan, pengendalian, koordinasi, evaluasi dan administrasi dalam
pengelolaan produksi makanan dan minuman.
• Departemen keuangan bertanggung jawab untuk perumusan dan
pengendalian biaya (cost control), pengaturan kas keluar dan kas masuk
perusahaan dan bagian pembelian (purchasing).
• Departemen General Affair adalah supporting unit yang bertanggung
jawab atas fungsi-fungsi maintenance, outsourcing, legal issues, sekuriti,
office boy, transportasi, cleaning service, sekretariat, IT, personalia, ATK
dan kantin.
42
• Departemen pemasaran dan penjualan adalah departemen yang
bertanggung jawab terhadap peningkatan jumlah dan niai penjualan serta
bertanggung jawab atas mempersiapkan konsep untuk rencana pemasaran
tahunan berdasarkan penetapan budget penjualan yang ditetapan oleh
manajemen.
Untuk lebih jelasnya pembagian fungsi departemen pada Puspa catering dapat di lihat
pada gambar 4.1 berikut ini.
42
Gambar 4.1
Bagan Organisasi PUSPA CATERING
Sumber : PUSPA CATERING Ket: Departemen yang di pilih sebagai Key Pilot Project
KOMISARIS
DIREKTUR UTAMA
DIREKTUR PRODUKSI DIREKTUR SALES & MARKETING
DIREKTUR ADM&UMUM DIREKTUR OPERASI
BANQUET SERVICE MNGR
SALES MNGR
PURCHASING MNGR
BANQUET CHEF
PASTRY CHEF
G.AFFAIR MNGR
HRD.MNGR (PRSNL)
ACC.MNGR MARKETING MNGR
43
4.1.2 Proses Operasi Puspa Catering
Puspa catering beroperasi sebagai “off premise caterer” yaitu catering
yang mengantarkan makanan ke lokasi yang dipilih oleh pelanggan. Acara
yang biasa dialayani Puspa Catering biasanya adalah resepsi pernikahan dan
acara-acara keluarga lainnya yang biasanya diadakan di gedung resepsi pada
hari jumat sampai minggu. Biasa disebut dengan “reception hall market”.
Segmen selain reception hall market adalah layanan untuk acara rapat
kantor, pelatihan di perusahaan, pesta ulang tahun, social gathering dan lain-
lain yang biasanya diadakan dari hari Senin sampai Kamis. Biasa disebut
dengan “non reception hall market”.
Adapun pemahaman alur proses operasi sebagai panduan kami untuk
mengidentifikasi aktifitas-aktifitas yang ada di Puspa Catering. Alur proses
operasi dimulai dari penetapan Menu diikuti dengan serangkaian proses yang
tujuan akhirnya adalah kepuasan pelanggan. Berikut ini adalah proses operasi
perusahaan dan untuk gambar skema proses operasi perusahaan dapat dilihat
di gambar 4.2.
1) Penetapan Menu / Menu Planning
Menetapkan menu adalah langkah pertama dan paling mendasar dalam
perencanaan operasi catering. Setelah menu telah ditetapkan, rencana dan
prosedur untuk menentukan bahan/produk yang dibutuhkan, peralatan,
44
desain fasilitas dan layout, dan sistem produksi dapat dikembangkan dan
diimplementasikan.
2) Pembelian Barang / Purchasing
Dalam rangka tujuan akhir memberikan kepuasan kepada pelanggan,
maka tujuan membeli barang untuk keperluan operasi makanan adalah
mendapatkan barang yang baik kualitasnya, berdasarkan ketentuan-
ketentuan yang ditetapkan oleh pimpinan dapur, dan dengan harga yang
serendah mungkin (mutu yang baik dan cocok untuk digunakan).
3) Penerimaan Barang / Receiving
Penyerahan barang oleh pemasok diterima oleh Receiving dengan
menggunakan dasar dan syarat-syarat yang tercantum dalam pesanan
pembelian yang bersangkutan.
4) Penyimpanan Barang / Storing
Barang-barang yang diterima dari Receiving, oleh bagian gudang
disimpan dalam gudang sesuai dengan prosedur penyimpanan masing-
masing barang.
Pengeluaran Barang / Issuing
Pengeluaran barang dilakukan oleh bagian gudang/Issuing berdasarkan
permintaan gudang yang diajukan oleh bagian lain
45
5) Persiapan / Preparing
Dalam proses persiapan ini bahan baku diperiksa kualitasnya dan
dibersihkan secara seksama hingga bersih, terutama sayur-sayuran dan
buah-buahan.
6) Cooking
Bahan baku yang telah dibersihkan segera diolah sesuai dengan standard
recipe yang telah ada. Standard recipe merupakan basic production tools
karena menjelaskan bagaimana makanan harus dibuat / diolah.
7) Holding
Pada tahap ini bahan baku yang telah diolah menjadi makanan diperiksa
kembali kualitas dan kuantitasnya beberapa kali. Setelah selesai diperiksa
makanan harus segera disajikan.
8) Penyajian / Serving
Banyak faktor yang mempengaruhi kualitas dari pelayanan dalam operasi
ini. Hal tersebut meliputi komunikasi dan kerjasama antara petugas dapur
dan petugas pelayanan. Hubungan antara penyaji makanan (server/waiter)
dan konsumen (guest) adalah sangat penting, sehingga penyaji makanan
harus menyadari bahwa konsumen memiliki kebutuhan-kebutuhan,
keinginan-keinginan, dan harapan-harapan yang harus dialami selama
pengalaman makannya.
46
9) Kepuasan Pelanggan / Customer Satisfaction
Kepuasan pelanggan dimasukan kedalam proses operasi karena PT PWU
adalah perusahaan jasa boga, dimana jasa merupakan salah satu dari nilai
utama yang ditawarkan perusahaan. Skema dari proses operasi ini dapat
dilihat pada gambar 4.2.
47
Gambar 4.2 Skema Proses Operasi
Kepuasan Pelanggan
Serving/ Penyajian
Holding
Cooking
Preparing
Pengeluaran Barang
Penyimpanan barang
Pembelian Barang
Penetapan Menu
Aktifitas Produksi
Sumber : PUSPA CATERING
48
4.2 SWOT ANALYSIS
Seperti telah dijelaskan sebelumnya untuk pembahasan bagian kedua,
kami menggunakan data hasil analisa menggunakan teori-teori akademik yang
kami pelajari dibangku kuliah, buku-buku referensi dan sumber-sumber
lainya. Analisa-analisa selanjutnya ini adalah hasil pengolahan data-data yang
dilakukan penyusun. Analisa-analisa ini digunakan sebagai acuan dalam
perancangan Balanced Scorecard ini. Berikut ini adalah hasil analisa-analisa
yang kami lakukan.
SWOT analysis:
Strengths
• Bangunan dan fasilitas yang mempunyai standard yang tinggi
• Posisi financial yang baik
• Kualitas dan mutu produk yang baik
• Adanya menu development
• Citra dan reputasi perusahaan yang baik dimata konsumen
• Kemampuan dan pengetahuan karyawan yang meningkat karena sering
diadakan pelatihan
49
• Adanya Tim Lintas Fungsi (TLF) yang dibentuk untuk melakukan review
atas kegiatan operasi minggu sebelumnya dan rencana untuk melakukan
perbaikan kegiatan operasi untuk minggu berikutnya
• Skill dan teamwork yang baik
• People development terencana dengan baik
• Rekanan istana negara
Weaknesses
• Utilisasi kapasitas produksi yang rendah (±40 hari senin-kamis)
• Tingginya biaya charge dari gedung wedding hall
• Harga yang dianggap mahal oleh konsumen
• Meningkatnya harga bahan mentah tidak dapat diikuti oleh harga produk
catering
• Bargaining power yang rendah terhadap gedung resepsi
Opportunities
• Permintaan yang tinggi untuk segmen non reception hall market
• Sektor pasar yang belum di layani seperti sektor pendidikan, luxurious
dining, high quality foods (organic, diabetic)
• Masuk ke bisnis jasa boga lainnya seperti restoran dan bakery
50
Threats
• Tingginya tingkat persaingan terutama dari pesaing sepuluh besar yang
mempunyai segmen dan skala operasi yang sama
• Posisi gedung resepsi yang kuat memungkinkan untuk melemahkan atau
mengatur perusahaan catering
• Ancaman dari industri lain yang bergerak di bidang jasa boga juga seperti hotel dan restoran
51
Tabel 4.1 Matriks TOWS Analysis
TOWS Analysis
Opportunities • Permintaan yang tinggi untug segmen non reception
hall market
• Sektor pasar yang belum di layani seperti sektor pendidikan, luxurious dining, high quality foods (organic, diabetic)
• Masuk ke bisnis Jasa boga lainnya seperti restoran dan bakery
Threats • Tingginya tingkat persaingan terutaman
dari competitor sepuluh besar yang mempunyai segmen dan skala operasi yang sama
• Posisi gedung resepsi yang kuat memungkinkan untuk melemahkan/atau mengatur perusahaan catering
Strengths • Bangunan dan fasilitas yang mempunyai standard
yang tinggi • Posisi financial yang baik • Kualitas dan mutu produk yang baik • Adanya menu development • Citra dan reputasi perusahaan yang baik dimata
konsumen • Kemampuan dan pengetahuan karyawan yang
meningkat karena sering diadakan pelatihan • Adanya Tim Lintas Fungsi (TLF) yang dibentuk
untuk melakukan review atas kegiatan operasi minggu sebelumnya dan rencana untuk melakukan perbaikan kegiatan operasi untuk minggu berikutnya
• Skill dan teamwork yang baik
• Mempertahankan harga, pelayanan dan kualitas di setiap produknya
• Meningkatkan usaha untuk penetrasi pasar non reception hall
Key Success Factor:
Meningkatkan stragegi pemasaran, tim dan eksekusi strategi Key Risk Factor:
Kehilangan market share di segmen reception hall
• Meningkatkan pendapatan dari pasar non reception hall
• Mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelayanan, brand equity, dan reputasi perusahaan
Key Success Factor:
Meningkatkan stragegi pemasaran, tim dan eksekusi strategi Key Risk Factor:
Kehilangan market share di segmen reception hall
Weaknesses • Utilisasi kapasitas produksi yang rendah (±40 hari
senin-kamis) • Tingginya biaya charge dari gedung wedding hall • Harga yang dianggap mahal oleh konsumen • Tingginya kompetisi dalam mendapatkan tenaga kerja
partime untuk memenuhi pesanan-pesanan yang besar • Meningkatnya harga bahan mentah tidak dapat
diikuti oleh harga produk catering • Bargaining power yang rendah terhadap gedung
resepsi
• Meningkatkan utilisasi kapasitas produksi pada hari senin-kamis
• Perencanaan dan kerjasama yang lebih baik dengan tenaga kerja partime
Key Success Factor:
Meningkatkan stragegi pemasaran, tim dan eksekusi strategi dan operational exellence Key Risk Factor:
Naiknya harga bahan mentah dan ketidakpastian kesediaan partime worker
• Meningkatkan efisiensi operasi dan pendapatan pada hari senin-kamis yaitu dari non reception hall market
Key Success Factor:
Meningkatkan stragegi pemasaran, tim dan eksekusi strategi dan operational exellence Key Risk Factor:
Naiknya harga bahan mentah dan ketidakpastian kesediaan partime worker
52
4.3 Analisa Industri Porter’s 5 Forces digunakan sebagai alat analisa, untuk mengetahui
situasi pada industri catering dan juga tingkat attractiveness untuk
menjalankan dan memasuki industri ini.
Gambar 4.3 Porter 5 Forces pada Industry Katering
a) Ancaman dari masuknya pemain baru
Ancaman masuknya pemain baru dinilai sedang, karena modal untuk
masuk ke industri ini luas dan bervariasi mulai dari kecil sampai besar.
Akan tetapi pemain baru sebaiknya mempunyai atau memiliki pengetahuan
dan pengalaman untuk sistem inventori, karena ini merupakan salah satu
kunci dalam keberhasilan.
Ancaman dari Produk pengganti MEDIUM
Ancaman dari masuknya
pemain baru MEDIUM
Bargaining power dari suppliersLOW
50:50=hardware:software
Bargaining power dari pelanggan
HIGH
Tingkat persaingan industry HIGH
53
b) Bargaining power dari pelanggan
Kekuatan menawar pelanggan dinilai tinggi, karena banyaknya jumlah
pemain. Terdapat sekitar 1000 catering dengan 10 catering menjadi
pesaing utama bagi Puspa Catering, dan rendahnya switching cost sehingga
pelanggan dapat dengan mudah pindah ke catering lain.
c) Ancaman dari produk pengganti
Ancaman terhadap adanya produk subtitusi, dinilai sedang. Yang menjadi
potensi untuk produk subsitusi datang dari restoran dan hotel, dimana
mereka juga menawarkan paket-paket untuk wedding dan pesta yang mirip
dengan catering.
d) Bargaining power dari suppliers
Kekuatan supplier dinilai rendah karena banyaknya vendor di industry, ini
menyebabkan bagi catering dapat berpindah pemasok, sehingga para
pemasok menyadari pentingnya eksistensi catering untuk membeli produk
mereka dalam jumlah yang besar.
e) Tingkat persaingan Industri
Intensitas persaingan dinilai tinggi, dengan banyaknya jumlah pemain.
Perusahaan catering harus meyakinkan konsumen dengan harga dan
kualitas produk dan pelayanan yang baik, sehingga setiap perusahaan
saling berlomba untuk merebut pasar.
Berdasarkan analisa diatas industry catering dinilai masih Attractive.
54
4.4 Perancangan Balanced Scorecard Balanced Scorecard dibuat dengan tujuan untuk memberikan panduan
kepada setiap departemen atau bagian yang ada di perusahaan untuk mencapai
tujuan,Visi dan Misi perusahaan. Perancangan Balanced Scorecard dimulai
dengan beberapa tahapan utama yaitu penetapan visi dan misi, peta strategi
perusahaan, Key Perfirmance Indicator (KPI) dan measurers. Penyusunan
Balanced scorecard dibuat dalam empat perspektif yaitu keuangan, perspektif
pelanggan, perpektif proses bisnis internal dan perspektif pertumbuhan dan
pembelajaran.
4.4.1 Visi, Misi dan Strategi Puspa Catering
Visi dan Misi berikut ini kami dapatkan dari perusahaan, dimana telah
lama ditetapkan dan dibawa sejak berdirinya Puspa Catering.
• Visi
Menjadi sebuah marketing company di industri catering dan berkomitmen
untuk menghasilkan kepuasan pelanggan yang berkesinambungan, kepada
tiga stakeholders utamanya yaitu customer, people in the organization
(karyawan) dan shareholders.
55
• Misi
Marketing bukan saja menjadi suatu fungsi departemen tetapi harus
menjadi jiwa dari setiap orang yang terlibat didalam perusahaan, sehingga
pelanggan dilayani dengan hati dan jiwa marketer.
• Nilai-nilai perusahaan
1. Brand (merek dagang)
Puspa Catering membina dan memperjuangkan perusahaan, agar menjadi
aset utama perusahaan. Apabila brand sudah kuat dan mempunyai brand
equity yang tinggi, maka brand tersebut akan menimbulkan asosiasi
tertentu di benak konsumen dan akhirnya dipersepsikan mempunyai
kualitas yang baik (perceived quality)
2. Service (pelayanan)
Merupakan nilai yang diterima pelanggan. Dalam hal ini bukan value
added melainkan value in use. Service yang diberikan kepada customer
harus diberikan oleh seluruh karyawan dari bagian manapun baik
langsung maupun tidak langsung. Semua bagian terlibat dalam proses
menciptakan kepuasan pelanggan, kepuasan bisa dilakukan dengan
berbagai macam cara, tetapi yang lebih penting bagaimana bisa menyamai
bahkan melebihi harapan pelanggan.
56
3. Process (proses)
Perusahaan tidak mungkin dapat menciptakan kepuasan pelanggan,
apabila tidak menjalankan proses dengan baik. Organisasi bukan sekedar
terdiri dari fungsi-fungsi yang masing-masing bekerja sendiri sesuai
dengan job description nya, melainkan terdiri dari serangkaian proses-
proses.
4. Leadership (kepemimpinan)
Setiap karyawan Puspa Catering diharapkan mempunyai jiwa
kepemimpinan, dengan visi dan tujuan yang tepat.
5. Commitment (komitmen)
Komitmen yang tinggi untuk bekerja dengan baik, untuk patuh terhadap
semua prosedur meliputi prosedur perusahaan dan petunjuk kerja dan
menjadi individu yang mandiri maupun berkelompok yang berfokus pada
tujuan akhir.
6. Integrity (integritas)
Secara terus menerus menunjukan profesionalisme, kejujuran dan
bertanggung jawab atas setiap perkataan dan perbuatan.
57
Strategi perusahaan
Puspa Catering merupakan off premise caterer yang melayani pelanggan
menengah keatas. Dengan menggunakan strategic positioning dapat diketahui
posisi Puspa Catering saat ini, area mana yang masih tersedia peluang untuk
dimasuki dan area mana yang sebaiknya dihindari. Strategic positioning
dapat dibagi menjadi 4 area yaitu:
1. Uniqueness and industrywide
2. Uniqueness and Particular segment
3. Low cost and industry wide
4. Lowcost and Particular segment
Gambar 4.4 Competitive advantage
(Uniqueness and industry wide)
DIFFERENTIATION
Puspa Catering
FOCUSED DIFFERENTIATION
(Uniqueness and Particular Segment)
FOCUSED COST (Low cost and particular segment)
(Low cost and industry wide)
COST LEADERSHIP
Stuck in the middle
Indu
stry
Wid
e Pa
rtic
ular
Se
gmen
t
58
Posisi strategi perusahaan saat ini dan yang masih direkomendasikan ada
berada di “focused differentiation” di karenakan masih banyak peluang bisnis
yang cocok dengan competitive advantage perusahaan.
Setelah menggunakan alat analisa strategic positioning diatas dapat
disimpulkan bahwa service position Puspa Catering berada pada segmen
“uniqueness and particular”. Segmen ini dianggap cocok dengan competitive
advantage Puspa Catering yaitu sebagai berikut:
• Competitive advantage: Differentiation
⎯ Brand awareness yang tinggi
⎯ Kualitas produk dan layanan yang tinggi
• Cita rasa makanan yang baik
• Standar proses produksi yang tinggi
• Keamanan dan sanitasi yang baik
• Kualitas bahan mentah/baku yang baik
• Menu development yang baik
• Kapasitas produksi yang tinggi
• Penanganan keluhan yang baik
59
• Competitive scope: Focus Segment
⎯ Pelanggan menengah keatas
• Reception Hall dan Non Reception Hall
• Segmentasi terdiri dari retail, corporate dan government
institution
Strategi Jangka Pendek Puspa Catering
• Mencapai target penjualan sebesar 54.5 miliar untuk tahun
2009
• Mencapai target rasio penjualan reception hall dan non
reception hall 55:45
• Meningkatkan kedisplinan dalam penerapan SOP
• Menigkatkan On time delivery
• Meningkatkan kompetensi personil/skill
• Menigkatkan kualitas pelayanan service
• Promote after sales service
• Menigkatkan hubungan baik dengan pelanggan
60
• Follow up pelanggan sesusai event
• Memperbaiki cash flow
Strategi Jangka Panjang Puspa Catering
Melakukan pergeseran strategic positioning dari posisi uniqueness-
particular segment menjadi uniqueness-industrywide segment untuk
mendapatkan pangsa pasar yang lebih besar.
4.4.2 Kuestioner Sebagai Alat Pengumpulan Data KPI
Data diperoleh melalui instrumen penelitian dengan menggunakan
kuesioner dan wawancara. Kuesioner disebarkan pada responden yang
merupakan karyawan supervisi ke atas. Data yang diperoleh berdasarkan hasil
wawancara digunakan untuk mengkonfirmasi dan memperkuat hasil analisis
yang diperoleh dari kuesioner.
Dalam menggunakan instrumen penelitian kuesioner, kami
menggunakan skala Likert yang merupakan jenis data ordinal. Skala Likert
tersebut dibuat menggunakan skala 5, untuk menyatakan tingkat kepentingan
atau ketidakpentingan KPI terhadap kesesuaiannya terhadap keadaan Puspa
Catering saat ini. Kelima skala tersebut adalah sebagai berikut:
� Skala 1 – Sangat Tidak Penting,
� Skala 2 – Tidak Penting,
� Skala 3 – Netral,
61
� Skala 4 – Penting,
� Skala 5 – Sangat Penting.
Agar variabel-variabel tersebut dapat diolah dengan menggunakan
matematis, maka masing-masing skala tersebut diubah menjadi bobot
sehingga data yang sebelumnya ordinal menjadi data interval. Skala 1
diberikan bobot 2, skala 2 diberikan bobot 4, skala 3 diberikan bobot 6, skala
4 diberikan bobot 8, dan skala 5 diberikan bobot 10. Hasil dari pembobotan
pada kuesioner ini dijumlah kan dalam bentuk tabulasi, untuk mengetahui
tingkat kepntingan dari KPI-KPI tersebut.
Instrumen penelitian wawancara akan memperdalam dan mempertajam
hasil yang diperoleh dari kuesioner. Yang kemudian dapat menjadi input
perancangan Balanced Scorecard.
4.4.2.1 BAGIAN I
Dalam pengumpulan data, kuesioner diberikan kepada 30 responden.
Karakteristik responden dalam penelitian ini terdiri dari jenis kelamin
responden, Usia, Departemen, Jabatan, serta tingkat pendidikan.
1. Jenis Kelamin
Pada Tabel 4.2 di bawah ini dapat dilihat deskripsi jenis kelamin
responden dimana total jumlah responden adalah 30 orang, yang
62
didominasi oleh responden laki-laki 76.7% sedangkan responden
perempuan 23.3%.
Tabel 4.2 Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
2. Usia
Dari 30 orang responden, diperoleh data usia responden sebagai berikut.
Tabel 4.3 Deskripsi Responden Kuesioner Berdasarkan Usia
Usia (Thn) N %
25 – 34 14 46.6%
35 – 44 12 40%
≥ 45 tahun 4 13.3%
Total 30 100%
3. Departemen
Dari 30 orang responden, diperoleh data departemen responden sebagai
berikut.
Jenis Kelamin N %
Laki-laki 23 76.7
Perempuan 7 23.3
Total 30 100.0
63
Tabel 4.4 Deskripsi Responden Kuesioner Berdasarkan Departemen
Departemen N %
Pemasaran dan Penjualan 9 30%
Service 5 16.6%
General Affair 10 33.3%
Produksi 6 20%
Total 30 100%
4. Jabatan
Dari 30 orang responden, diperoleh data Jabatan responden sebagai
berikut.
Tabel 4.5 Deskripsi Responden Kuesioner Berdasarkan Jabatan
Jabatan N %
Supervisor 15 50%
Direktur 4 13.3%
Manager 10 33.3%
General Manager 1 3.3%
Total 30 100%
64
5. Pendidikan
Dari 30 orang responden, diperoleh data pendidikan responden sebagai
berikut.
Tabel 4.6 Deskripsi Responden Kuesioner Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan N %
SMA 3 10%
D3 14 46.6%
S1 11 36.6%
S2 2 6.6%
Total 30 100%
6. Karakteristik Responden Wawancara
Dalam wawancara yang diadakan untuk mengkonfirmasikan hasil tabulasi
kuesioner, sekaligus untuk menggali informasi yang belum terdapat di
dalam kuesioner, kami berhasil menghubungi 10 orang responden yang
memiliki karakteristik kepangkatan sebagai berikut (Tabel 4.7).
Tabel 4.7 Deskripsi Responden Wawancara Berdasarkan Kepangkatan
Pangkat N
Direktur 1
Manager 6
Supervisor 3
65
Kesepuluh responden tersebut dipilih berdasarkan perannya dalam
perusahaan. Selain itu, wawancara kepada pihak-pihak tersebut juga
dilakukan mempertimbangkan jabatan responden. Jabatan dari Direksi adalah
Direktur pengelola, dan pada level manager dan supervisor untuk mewakili
setiap departemen yang ada.
4.4.2.2 BAGIAN II
Dari pengumpulan data kuesioner yang diberikan kepada 30 responden.
Didapat hasil pembobotan dari setiap KPI berikut.
Tabel 4.8 Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran
No KEY PERFORMANCE INDICATOR Total Bobot
1 Tingkat kepuasan karyawan 276
2 Pengukuran Indeks Kompetensi Karyawan 230
3 Jumlah Pelatihan pertahun 210
4 Total jam pelatihan pertahun 196
5 Pelatihan untuk meningkatkan kemampuan dan
keahlian karyawan
282
6 Pelatihan technical skill 242
7 Pelatihan soft skill (leadership, manajerial dll) 244
8 Pelatihan untk menggunakan software 196
66
9 Jumlah minimal pelatihan dalam 1 tahun 192
10 Rata-rata kesenjangan kompetensi karyawan 142
Tabel 4.9 Perspektif Proses Bisnis Internal
No KEY PERFORMANCE INDICATOR Total Bobot
1 Persentase produk gagal 206
2 Jumlah kecelakaan kerja 202
3 Tingkat pemenuhan rencana produksi 248
4 Jumlah keluhan pelanggan 288
5 Rata-rata turn over piutang 280
6 Stok yang akurat 278
7 Sistem prosedur yang menunjang kegiatan
perusahaan
278
8 Implementasi system IT pada proses bisnis 282
9 Kesesuaian target market berdasarkan segmen 282
10 Pemenuhan kebutuhan pelanggan 288
Tabel 4.10 Perspektif Pelanggan
No KEY PERFORMANCE INDICATOR Total Bobot
1 Market share 234
2 Kepuasan pelanggan 290
67
3 Jumlah keluhan 246
4 Tingkat pemenuhan kebutuhan pelanggan 240
5 Mempertahankan pelanggan 250
6 Mencari pelanggan baru 248
7 Brand awareness 238
8 Ketersediaan produk 246
9 Jumlah produk baru per tahun 248
10 Implementasi CRM 290
Tabel 4.11 Perspektif Keuangan
No KEY PERFORMANCE INDICATOR Total Bobot
1 ROI 192
2 Operating Efficiency ratio 198
3 Penjualan 282
4 % profitabilitas 282
5 Realisasi vs anggaran 246
6 Biaya operasi 238
7 Tingkat pemanfaatan anggaran kerja 240
8 Tingkat penyimpangan anggaran 198
9 Efisiensi Biaya 244
68
10 Akurasi laporan keuangan 240
Berdasarkan hasil tabulasi data kuesioner dan hasil wawancara maka dapat
disimpulkan bahwa puspa catering mempunyai 11 focus KPI antara lain:
1. F1-Penjualan
2. F1-Profitabilitas
3. C1-Tingkat kepuasan pelanggan
4. B1-Rata-rata turn over piutang
5. B1-Stok yang akurat
6. B2-Kesesuaian pencapaian target berdasarkan Segmen
7. B2-Pemenuhan kebutuhan pelanggan
8. B3-Implementasi sistem IT pada bisnis
9. B3-Sistem prosedur yang menunjang kegiatan perusahaan
10. L1-Pelatihan untuk meningkatkan kemampuan dan keahlian
karyawan
11. L1-Kepuasan karyawan
Daftar untuk focus KPI dari puspa catering dapat dilihat pada berikut.
69
1. Persentase produk gagal 2. Jumlah kecelakaan kerja 3. Tingkat pemenuhan rencana
produksi 4. Jumlah keluhan pelanggan 5. Rata‐rata turn over piutang 6. Stok yang akurat 7. Sistem prosedur yang menunjang
kegiatan perusahaan 8. Implementasi system IT pada proses
bisnis 9. Kesesuaian target market
berdasarkan segmen 10. Pemenuhan kebutuhan pelanggan
Perspektif Proses Bisnis Internal
1. Tingkat kepuasan karyawan 2. Pengukuran Indeks Kompetensi
Karyawan 3. Jumlah Pelatihan pertahun 4. Total jam pelatihan pertahun 5. Pelatihan untuk meningkatkan
kemampuan dan keahlian karyawan 6. Pelatihan technical skill 7. Pelatihan soft skill (leadership,
manajerial dll) 8. Pelatihan untk menggunakan software 9. Jumlah minimal pelatihan dalam 1
tahun 10. Rata‐rata kesenjangan kompetensi
karyawan
Gambar 4.5 Focus KPI
1. ROI 2. Operating Efficiency ratio 3. Penjualan 4. % profitabilitas 5. Realisasi vs anggaran 6. Biaya operasi 7. Tingkat pemanfaatan
anggaran kerja 8. Tingkat penyimpangan
anggaran 9. Efisiensi Biaya 10. Akurasi laporan keuangan
1. Market share 2. Kepuasan pelanggan 3. Jumlah keluhan 4. Tingkat pemenuhan kebutuhan
pelanggan 5. Mempertahankan pelanggan 6. Mencari pelanggan baru 7. Brand awareness 8. Ketersediaan produk 9. Jumlah produk baru per tahun 10. Implementasi CRM
F1- Penjualan F1-Profitabilitas C1-Tingkat kepuasan pelanggan B1- Rata-rata turn over piutang B1- Stok yang akurat B2-kesesuaian pencapaian target berdasarkan segmen B2- Pemenuhan kebutuhan pelanggan B3- Proses bisnis dan mendukung proses penjualan produk dan jasa dan didukung juga oleh system IT juga oleh system IT B3-Sistem prosedur yang menunjang kegiatan perusahaan L1-Pelatihan untuk meningkatkan kemampuan dan keahlian karyawan L1-Kepuasan karyawan
Focus KPI : 11
Perspektif Keuangan Perspektif Pelanggan
Pembelajaran dan Pertumbuhan
70
4.4.3 Penerapan Strategy Map / Peta Strategi
Strategy Map atau peta strategi perusahaan merupakan gambaran alur
mengenai apa yang akan dicapai perusahaan dan cara menempuhnya. Peta
strategi ini dibuat menggunakan 4 perspektif mulai dari perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan, proses bisnis internal, pelanggan dan
keuangan sebagai landasan untuk berikutnya menetapkan KPI (Key
Performance Indicator). Dimana KIP merupakan indicator kunci yang ingin
dicapai dan menjadi tolak ukur keberhasilan dari program yang dilaksanakan,
untuk memudahkan dalam monitoring dan pencapaian target. KPI ini harus
dibuat lebih terukur, untuk dibuatkan ukuran-ukuran atau measurers. Untuk
lebih jelasnya berikut ini diuraikan megenai strategi.
71
Gambar 4.6 Peta Strategi Puspa Catering
Pers
pekt
if K
euan
gan
Pers
pekt
if Pe
lang
gan
Perp
ektif
Pro
ses B
isni
s In
tern
al
Pers
pekt
if Pe
mbe
laja
ran
dan
Pert
umbu
han
Infrastruktur yang baik &
penerapan SOP
Proses Bisnis
Sumber daya manusia dengan skill, pengetahuan
dan kompetensi
Efisiensi operasi
Profit
Peningkatan Revenue
Efisiensi biaya
Kepuasan dan Loyalitas pelanggan
72
Tabel 4.12 Balanced Scorecard Puspa Catering
Perspektif Strategik Obyektif Measure / KPI Ukuran Target Note/Inisiatif
Keuangan F1‐Mendorong pertumbuhan yang sehat untuk memaksimalkan potensi pasar
F1‐ Penjualan F1‐Angka F1‐54.5M
• Perluasan distribusi
• Pendekatan manajemen pasar
• Pengembangan produk baru
F1‐Profitabilitas F1‐Persentase F1‐ 8% dari penjualan
• Program promosi yang efektif dan fisien
• Evaluasi bisnis yang berkesinambungan
Pelanggan C1‐Menjadikan Puspa catering sebagai rekan sepanjang usia
C1‐Tingkat kepuasan pelanggan C1‐ Persentase C1‐95%
Menjual/memperkenalkan produk dan pelayanan yang berorientasi kepada pelanggan untuk menciptakan sustainable satiisfaction, dibandingkan hanya menjual produk fisik saja
Proses Bisnis Internal
B1‐Menjalankan aliran proses bisnis yang lancer
B1‐ Rata‐rata turn over piutang B1‐Minggu B1‐2 minggu
Peninjauan sistim yang terus‐menerus, penekanan manajeman berbasis sistem, sumberdaya manusia yang handal
B1‐ Stok yang akurat B1‐ Persentase B1‐95%
B2‐Melaksanakan kegiatan organisasi dengan maksimal
B2‐Kesesuaian pencapaian target berdasarkan segmen
B2‐Porsi Persentase
B2‐Gedung : Non gedung = 55:45
B2‐ Pemenuhan kebutuhan pelanggan B2‐ Persentase B2‐95%
B3‐Mempunyai infrasturktur dan sistim prosedur yang baik
B3‐ Proses bisnis dan mendukung proses penjualan produk dan jasa dan didukung juga oleh system IT
B3‐% Penggunaan teknologi sistem informasi
B3‐85%
B3‐Sistem prosedur yang menunjang kegiatan perusahaan
B3‐Jumlah Program
B3‐2 SOP dan P&P
73
Pembelajaran dan
Pertumbuhan
L1‐Meningkatkan kemampuan karyawan untuk dapat menjalankan roda proses bisnis yang terus dapat berkembang
L1‐Pelatihan untuk meningkatkan kemampuan dan keahlian karyawan
L1‐Angka L1‐ 17 Pelatihan per tahun
Meningkatkan keahlian, pengetahuan dan kesejahteraan karyawan
L1‐Kepuasan karyawan L1‐ Persentase L1‐80%
74
4.4.4 Scorecard Departemen Service
Departemen Servis dalam Puspa Catering bertanggung jawab atas
pemberian jasa pelayanan pada saat sebelum dan saat acara berlangsung,
dengan melakukan koordinasi administrasi, pengelolaan operasional
pelayanan, dekorasi, peralatan dan makanan yang akan disajikan.
4.4.4.1 Perspektif Keuangan
Peningkatan efisiensi dan efektifitas dalam pelaksanaan operasionalnya
dengan melakukan pengendalian biaya yang lebih baik. Service cost yang
yang ditetapkan perusahaan sebesar 14 % dari total penjualan yang terdiri dari
komponen biaya keperluan pelanggan, linen dan laundry, sewa peralatan,
dekorasi dan honor tenaga lepas.
4.4.4.2 Perspektif Pelanggan
Untuk memberikan kontribusi dalam pencapaian target kepuasan
pelanggan sebesar 95% maka dalam hal ini departemen service mempunyai
objektif kepuasan pelanggan on event (pada saat acara berlangsung). KPI
yang digunakan adalah tingkat kesuksesan penyelesaian on-event problem
dan tingkat kepuasan pelanggan untuk mencapai target KPI yang telah
ditetapkan perusahaan mempunyai inisiatif yaitu peningkatan dari keahlian,
pengetahuan dan kepemimpinan dari captain waiter dan komitmen untuk
75
selalu memberikan pelayanan yang superior kepada pelanggan pada sebelum
dan saat acara berlangsung.
4.4.4.3 Perspektif Proses Bisnis Internal
• Peningkatan Quality Service
Departemen service mengutamakan peningkatan quality service melalui
pengukuran-pengukuran yang dilakukan pada quality service, lead lime
loading peralatan dan makanan serta lead time waktu set-up peralatan dan
makanan. Peningkatan peningkatan tersebut akan dicapai melalui
peningkatan kualitas service melalui koordinasi dengan pihak gedung dan
vendor serta koordinasi dengan departemen lain yang terkait seperti
deartemen pemasaran dan produksi. Adapun target yang ditetapkan adalah
quality service sebesar 95%, lead time loading peralatan dan makanan 4
jam sebelum event dan leadtime set up peralatan dan makanan 1 jam
sebelum acara dimulai.
• Peningkatan Sarana dan Prasarana
Untuk mendukung marketing plan yang dibuat satu tahun sekali setiap
bulan September oleh departemen pemasaran dan penjualan maka
departemen service diharapkan untuk menyusun sebuah rencana kerja dan
anggaran dalam peningkatan sarana dan prasarana dalam bentuk
pembelian peralatan-peralatan kerja.
76
4.4.4.4 Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran
SDM dengan keahlian dan pengetahuan yang baik di departemen service
dapat dicapai dengan melakukan pelatihan-pelatihan. Untuk itu perusahaan
melakukan inisiatif seperti pelatihan dan workshop yang diadakan 2 kali
dalam 1 tahun.
77
Gambar 4.7 Peta Strategi Puspa Catering Departemen Service
Peningkatan Efisiensi Biaya
Pers
pekt
if K
euan
gan
Pers
pekt
if Pe
lang
gan
Perp
ektif
Pro
ses B
isni
s In
tern
al
Penurunan Biaya
Pers
pekt
if Pe
mbe
laja
ran
dan
Pert
umbu
han
Peningkatan Sarana dan Prasarana
Peningkatan Quality of Service
Peningkatan Kompetensi dalam
Keahlian dan Pengetahuan
Pelatihan
Pelayanan on-event Kepuasan Pelanggan
78
Tabel 4.13 Balanced Scorecard Puspa Catering Departemen Service
Perspektif Strategik Obyektif Measure / KPI Ukuran Target Note/Inisiatif
Keuangan F1‐Peningkatan efisiensi biaya F1‐Biaya service F1‐persentase (dari total penjualan)
14% Pengendalian Biaya
Pelanggan C1‐ Kepuasan pelanggan on event
C1‐Tingkat kesuksesan penyelesaianon‐event problem
C1‐persentase 95% • Keahlian, pengetahuan dan Leadership dari captain waiter
• Pelayanan yang superior C1‐Tingkat kepuasan pelanggan C1‐persentase 95%
Proses Bisnis Internal
B1‐Peningkatan quality of service
B1‐1 Quality of service, B1‐persentase 95% Peningkatan kualitas service
B1‐2 Lead time loading peralatan dan makanan sesuai rencana kerja
B1‐jam 4 Jam
sebelum event
• Koordinasi dengan pihak gedung,vendor
B1‐3 Lead time set up makanan dan peralatan sesuai rencana kerja
B1‐jam 1 Jam
sebelum event
• Koordinasi dengan departemen lain yang terkail Seperti : dept.pemasaran & produksi
B3‐Peningkatan sarana dan prasarana B3‐Peningkatan sarana dan prasarana B3‐persentase
100% sesuai dengan rencana marketing
plan
Peningkatan sarana dan prasarana penunjang pekerjaan
Pembelajaran dan
Pertumbuhan
L1‐SDM yang memiliki Keahlian dan pengetahuan yang baik
L1‐Peningkatan kemampuan team service dalam merespon pelayanan pelanggan
L1‐angka 2 kali
pelatihan pertahun
Jumlah pelatihan yang dapat dilakukan tim service
79
4.4.5 Scorecard Departemen Produksi
Departemen produksi adalah departemen yang bertanggung jawab atas
perumusan, pengendalian, koordinasi, evaluasi dan administrasi dalam
pengelolaan produksi makanan dan minuman. Seperti yang tertera pada
gambar 4.2 kegiatan proses operasi pada Puspa Catering secara garis besar
terbagi menjadi tiga bagian yaitu:
1. Preparing
2. Cooking
3. Holding
Pada tahap preparing bahan baku diperiksa kualitasnya dan dibersihkan
secara seksama hingga bersih, terutama sayur-sayuran dan buah-buahan.
Langkah kedua adalah cooking yaitu dimana bahan baku yang telah
dibersihkan segera diolah sesuai dengan standard recipe yang telah ada.
Standard recipe merupakan basic production tools karena menjelaskan
bagaimana makanan harus dibuat / diolah. Tahap terakhir adalah holding,
pada tahap ini bahan baku yang telah diolah menjadi makanan diperiksa
kembali kualitas dan kuantitasnya beberapa kali. Setelah selesai diperiksa
makanan harus segera disajikan.
80
4.4.5.1 Perspektif Keuangan
• Peningkatan Efisiensi Biaya Produksi
Perusahaan melakukan efisiensi biaya produksi dengan mengukur
persentase biaya operasional dengan total penjualan ditargetkan sebesar
29% melalui pengendalian biaya yang baik.
• Penurunan persentase penyimpangan anggaran yang ditargetkan oleh
departemen produksi adalah sebesar 50%, untuk itu perusahaan
melakukan pengelolaan budget yang efektif diukur dari menurunnya
persentase penyimpangan penggunaan anggaran melalui forecasting yang
lebih baik dan akurat.
4.4.5.2 Perspektif Pelanggan
Departemen produksi mempunyai objektif unutk menciptakan produk-
produk yang dapat diterima pasar secara luas. Untuk mengukur objektif
tersebut dilakukan survey kepuasan pelanggan dengan target sebesar 95%
sehingga dapat diketahui tren dari selera pasar saat ini. untuk itu diperlukan
adanya R&D (Research and Development) yang produktif.
81
4.4.5.3 Perspektif Proses Bisnis Internal
• Penurunan Biaya
Walaupun foodcost sebesar 29 % yang sudah ada saat ini dinilai sudah
baik dalam industri catering tetapi perusahaan menargetkan penurunan
foodcost sebesar 1 % yang dihasilkan dari peningkatan volume produksi.
• Peningkatan Sarana dan Prasarana
Departemen produksi mengalokasikan biaya untuk penambahan sarana
dan prasarana kerja sebesar 250 juta rupiah pertahun atau sebesar 5% dari
total penjualan.
4.4.5.4 Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran
SDM dengan keahlian dan pengetahuan yang baik di departemen
produksi dapat dicapai dengan melakukan pelatihan-pelatihan dalam bidang
keahlian planning and control for food and beverage operation, food safety
dan sanitasi dan hygiene . Untuk itu perusahaan melakukan inisiatif seperti
pelatihan dan workshop yang diadakan 4 kali setahun dan morning briefing
yang diadakan hari senin sampai kamis pada jam 10 sampai 12 siang
tergantung dari volume pekerjaan hari itu.
82
Gambar 4.8 Peta Strategi Puspa Catering Departemen Produksi
Peningkatan Efisiensi Biaya Pe
rspe
ktif
Keu
anga
n Pe
rspe
ktif
Pela
ngga
n Pe
rpek
tif P
rose
s Bis
nis
Inte
rnal
Penurunan Biaya
Pers
pekt
if Pe
mbe
laja
ran
dan
Pert
umbu
han
Peningkatan Sarana dan Prasarana
SDM yang Memiliki Keahlian dan
Pengetahuan yang Baik
Training
Produk yang Dapat Diterima Pasar
Kepuasan Kerja Karyawan
Pengelolaan Budget yang Efektif
83
Tabel 4.14 Balanced Scorecard Puspa Catering Departemen Produksi
Perspektif Strategik Obyektif Measure / KPI Ukuran Target Note/Inisiatif
Keuangan
F1‐ Peningkatan efisiensi biaya produksi
F1‐ % biaya operasional vs total penjualan
F1‐ Persentase
29% Pengendalian Biaya
F2‐Pengelolaan budget yang efektif F2‐Penurunan persentase penyimpangan anggaran
F2‐Persentase
50% Forecasting biaya yang baik
Pelanggan C1‐menciptakan produk yang dapat pasar secara luas
C1‐ Tingkat kepuasan pelanggan C1‐ Persentase
95% R&D yang produktif
Proses bisnis internal
B1‐ Penurunan biaya B1‐ % penurunan food cost B1‐ Persentase
1% Perbandingan biaya yang harus dikeluarkan untuk operasional dengan penjualan yang ada
B2‐ Peningkatan sarana dan prasarana
B2‐ Peningkatan sarana dan prasarana B2‐angka
250 jt/tahun (5% dari target
penjualan)
Peningkatan sarana dan prasarana penunjang pekerjaan
Pembelajaran dan
Pertumbuhan
L1‐ SDM yang memiliki keahlian dan pengetahuan yang baik
L1‐ Peningkatan kemampuan team produksi dalam merespon pelayanan pelanggan
L1‐ Angka 4cpelatihan per tahun
Jumlah pelatihan yang dapat dilakukan
L2‐iklim kerja yang kondusif L2‐Indeks kepuasan kerja karyawan L2‐Persentase
80% Meningkatkan rasa kepemilikan dan loyalitas
84
4.4.6 Scorecard Departemen Keuangan
Departemen keuangan bertanggung jawab untuk perumusan dan
pengendalian biaya (cost control), pengaturan kas keluar dan kas masuk
perusahaan dan bagian pembelian (purchasing).
4.4.6.1 Perspektif Keuangan
• Mengatur Arus Kas
Strategi objektif perusahaan mengatur arus kas dengan cara menetapkan
target rata-rata pengeluaran per bulan perusahaan sebesar Rp.4 Miliar
rupiah dan pendapatan rata-rata sebesar Rp.5 Miliar dengan demikian
perusahaan dapat menjaga likuiditas perusahaan. Rata-rata umur piutang
ditetapkan 2 minggu meskipun ada kebijakan pelunasan H-2 untuk acara
non-hall dan H-7 untuk acara non wedding hall disebabkan adanya special
customer.
• Meningkatkan Akurasi Laporan Keuangan
Akurasi laporan keuangan dapat dicapai dengan melakukan follow-up
terhadap laporan-laporan penggunaan anggaran dari departemen yang
terkait agar tidak terjadi keterlambatan pencatatan.
• Laporan Keuangan yang Tepat Waktu
Laporan keuangan yang tepat waktu, perusahaan menetapkan tanggal 5
setiap bulannya untuk penerbitan laporan keuangan.
85
4.4.6.2 Perspektif Pelanggan
• Terdapat 2 jenis pelanggan dalam departemen keuangan, pelanggan yang
pertama adalah pelanggan eksternal yaitu vendor dan pelanggan pengguna
jasa catering dan pelanggan internal yaitu departemen lain yang terkait.
4.4.6.3 Perspektif Proses Bisnis Internal
• Menjaga Jumlah Stok yang Akurat
Menjaga jumlah stok yang akurat dilakukan dengan menggunakan sistem
inventori control yang efektif maka perusahaan menargetkan ketepatan
laporan sebesar 95%.
• Waktu Pemesanan Terhadap Vendor
Perusahaan menetapkan waktu proses pemesanan terhadap vendor dengan
lead time 3 hari.
4.4.6.4 Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
• SDM Menjalankan Kegiatan Operasi Administrasi Dengan Baik
Agar SDM dapat menjalankan kegiatan administrasi keuangan dengan
efektif dan efisien dilakukan pelatihan program aplikasi untuk proses
finance dan accounting dengan on the job training dan pelatihan diluar
untuk keahlian pajak.
86
Gambar 4.9 Peta Strategi Puspa Catering Departemen Keuangan
Mempercepat Laporan Pers
pekt
if K
euan
gan
Pers
pekt
if Pe
lang
gan
Perp
ektif
Pro
ses B
isni
s In
tern
al Mempercepat
Waktu Proses Pemesanan
Pers
pekt
if Pe
mbe
laja
ran
dan
Pert
umbu
han
Stock yang Akurat
SDM yang Memiliki Skill and Knowledge yang Baik
Outsource Training
Kepuasan Pelanggan Internal
On the job Training
Arus Kas
Kepuasan Planggan External
Akurasi Laporan
87
Tabel 4.15 Balanced Scorecard Puspa Catering Departemen Keuangan
Perspektif Strategik Obyektif Measure / KPI Ukuran Target Note/Inisiatif
Keuangan
F1‐Mengatur arus kas
F1‐Rata‐rata pengeluaran F1‐angka
(Rp) 4 Miliar perbulan
• Penerapan SOP: pelaporan realisasi penggunaan anggaran dari departemen yag terkait
F1‐Pendapatan F1‐angka (Rp)
5 Miliar perbulan • Sistem dan prosedur kerja yang jelas
dan terkendali F1‐Rata‐rata turn over piutang B1‐minggu B1‐2
F2‐Meningkatkan akurasi laporan keuangan
F2‐Akurasi perhitungan laporan keuangan F2‐ Persentase
90% • Follow‐up oleh petugas keuangan atas laporan anggaran untuk departemen yang terkait
F3‐Laporan keuangan yang tepat waktu
F3‐Waktu yang diperlukan dalam pembuatan laporan keuangan
F3‐waktu(hari)
Tanggal 5 setiap
bulannya
• Sumber daya menusia yang mampu menjalankan sistem dan prosedur dengan baik
Pelanggan
C1‐ Meningkatkan kepuasan pelanggan internal
C1‐Kepuasan palanggan internal terhadap kebutuhan yang diperlukan oleh departemen lain
C1‐ Persentase
95% • Proses bisnis internal yang berjalan dengan baik
C2‐Meningkatkan kepuasan pelanggan external
C2‐Kepuasan pelanggan external seperti pemenuhan kebutuhan barang
C2‐ Persentase
95%
• pelunasan tepat waktu terhadap vendor yaitu per 2 minggu
• pembagian pesanan yang merata terhadap vendor‐vendor
Proses Bisnis Internal
B1‐Menjaga jumlah stok yang akurat
B1‐Laporan stok yang akurat B1‐persentase
95% • sistem dan prosedur kerja yang jelas dan terkendali
B2‐ Waktu proses pemesanan kepada vendor
B2‐Waktu yang diperlukan mulai dari pemesanan sampai barang tiba di gudang puspa
B2‐waktu (hari)
3 hari
• Kontrol dari aktivitas operasional
• Analisa periode low season dan high season
• Stok opname yang dilakukan 1 bulan sekali
• Sumber daya menusia yang mampu menjalankan SOP dengan baik
88
Pembelajaran dan Pertumbuhan
L1‐ SDM menjalankan kegiatan operasi administrasi keuangan dengan efektif dan efisien
L1‐Pelatihan menggunakan program aplikasi untuk proses finance dan accounting
L1‐waktu (bulan)
3 bulan on the job training
L1‐Pelatihan pajak L1‐angka 1 kali
pertahun outsource training
89
4.4.7 Scorecard Departemen General Affairs
Departemen General Affair adalah supporting unit yang bertanggung
jawab atas fungsi-fungsi maintenance, outsourcing, legal issues, sekuriti,
office boy, transportasi, cleaning service, sekretariat, IT, personalia, ATK dan
kantin.
4.4.7.1 Perspektif Keuangan
Dalam strategi optimalisasi budget diharapkan biaya sesuai dengan
anggaran dimana sebalumnya telah ditetapkan untuk payroll sebesar 23,35%,
maintenance 0,42%,, listrik dan telepon 1,5%, dan biaya general and
administration 1,89% dari total penjualan yang telah disetujui oleh
manajemen. Target ini dapat dicapai dengan pengendalian alokasi biaya yang
optimal dan memonitor alat dan penggunaan fasilitas perusahaan.
4.4.7.2 Perspektif Pelanggan
• Meningkatkan Loyalitas Karyawan
Meningkatkan loyalitas karyawan dengan cara meningkatkan kepuasan
karyawan secara keseluruhan melalui program kesejahteraan karyawan
dengan menggunakan employee satisfaction indeks sebesar 80%. Zero
demo juga merupakan suatu ukuran yang digunakan untuk menentukan
loyalitas karyawan.
90
• Company Image
Perusahan menetapkan company image yang tinggi sebesar 98%, karena
company Image akan berpengaruh terhadap persepsi pelanggan puspa
catering. Company image yang baik yang sudah dimiliki perusahaan saat
ini akan dipertahankan dengan cara memberikan tampilan dan hal yang
memberikan pengaruh khas.
4.4.7.3 Perspektif Proses Bisnis Internal
• Turn Over Karyawan
Saat ini turn over karyawan Puspa Catering adalah sebesar 15%,
perusahaan menargetkan turn over karyawan untuk turun menjadi 10%.
Untuk mencapai target ini dilakukan perekrutan karyawan sesuai dengan
permintaan kebutuhan karyawan dari setiap departemen.
• Pengendalian Legal Issues
Pengendalian legal Issues dengan cara mengikuti aturan ketenaga kerjaan
dengan target 98%, penyelesaian masalah hukum sebesar 95% dan
pencapaian on time legal document sebesar 100%. Target-target tersebut
akan dicapai dengan cara mensosialisasikan peraturan dan tata tertib
perusahaan dengan mebina komunikasi internal untuk setiap pimpinan
dalam implementasi aturan dan tata tertib tersebut. Menyelesaikan
91
masalah yang timbul dengan tuntas dan pengerjaan legal document yang
tepat waktu.
• Kapabilitas Karyawan
Kapabilitas karyawan diukur dengan cara menargetkan akurasi kerja
administrasi sebesar 95% , dan toleransi 1 masalah kecil yang tidak
terselesaikan tiap tahun. Kapabilitas ini akan dijaga dengan
mengimplementasikan dua buah program yaitu SOP dan P&P.
• Meningkatkan Komunikasi
Komunikasi lintas perusahaan yang baik merupakan suatu tujuan yang di
utamakan perusahaan maka diharapkan setiap informasi yang diberikan
perusahaan dapat diterima dengan baik.
4.4.7.4 Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Keahlian, pengetahuan dan kesejahteraan karyawan ditingkatkan agar
karyawan mempunyai kemampuan untuk menjalankan roda bisnis dan
administrasi dengan cara menargetkan jumlah jam pelatihan yang harus
diikuti oleh karyawan yaitu 172 jam pertahun.
92
Gambar 4.10 Peta Strategi Puspa Catering Departemen General Affairs
Optimalisasi Budget
Pers
pekt
if
Keu
anga
n Pe
rspe
ktif
Pe
lang
gan
Pros
es B
isni
s Int
erna
l
Kapabilitas Karyawan
Pers
pekt
if Pe
mbe
laja
ran
dan
Pert
umbu
han
Komunikasi yang Baik
SDM yang Memiliki Skill and Knowledge yang Baik
Company Image
Pelatihan
Loyalitas Karyawan
Pengendalian Legal Issues
Turn over Karyawan
93
Tabel 4.17 Balanced Scorecard Puspa Catering Departemen General Affairs
Perspektif Strategik Obyektif Measure / KPI Ukuran Target Note/Inisiatif
Keuangan F1‐Optimalisasi Budget
F1‐Budget biaya Payroll F1‐ Persentase
F1‐23.25% dari total penjualan • Pengendalian alokasi biaya yang
optimal F1‐Biaya maintenance
F1‐persentase
F1‐0,42% dari total penjualan
F1‐Listrik dan telepon F1‐persentase
F1‐1,5% dari total penjualan • Memonitor alat dan penggunaan
fasilitas perusahaan F1‐Biaya General and Administration
F1‐persentase
F1‐1,89% dari total penjualan
Pelanggan
C1‐Meningkatkan loyalitas karyawan
C1‐Tingkat kepuasan karyawan C1‐ Persentase
C1‐80%
• Mengajukan program kesejahteraan karyawan, penerapan lembur Depnaker dan jaminan kecelakaan diluar kerja
C1‐Zero demo C1‐angka C1‐0 • Seluruh manajemen dapat menerima aturan dan Policy perusahaan
C2‐Company image C2‐Company image C1‐ Persentase
C1‐98%
• Tampilan dan hal yang dapat dilihat yang memberikan pengaruh pikiran yang khas seperti: logo perusahaan, situs website, tampilan kartu nama, situs website, kualitas kertas, penampilan Wisma Puspa, Lokasi bangunan, interaksi yang baik dari karyawan secara pribadi terhadap pelanggan
94
Proses Bisnis Internal
B1‐Turn over karyawan B1‐Turn over karyawan B1‐ Persentase
B1‐10% • Merekrut karyawan sesuai denga permintaan kebutuhan karyawan dari setap departemen
B2‐Pengendalian legal issues
B2‐ Kesesuaian dengan UU tenaga kerja rata‐rata
B2‐ Persentase
B2‐98%
• Sosialisai peraturan dan tata tertib perusahaan dengan membina komunikasi internal untuk setiap pimpinan dalam implementasi aturan dan tata tertib
B2‐Penyelesaian masalah hukum B2‐ Persentase
B2‐95%
• Menggunakan mesin fingerprint untuk absensi guna menghindari kesalahan input pada absen karyawan dan perhitungan lembur berdasarkan mesin tersebut
B2‐ On time legal document B2‐ Persentase
B2‐100% • Menyelesaikan tiap masalah yang timbul dengan tuntas
B3‐Kapabilitas karyawan
B3‐akurasi kerja administrasi B3‐ Persentase
B3‐95% • Pengerjaan Legal document yang tepat waktu
B3‐Jumlah masalah kecil yang tidak terselesaikan
B3‐angka B3‐1 • Masalah yang timbul diselesaikan secara tuntas
B3‐Number of program implemented B3‐angka B3‐2 • SOP dan P&P
B4‐Meningkatkan komunikasi B4‐Komunikasi lintas perusahaan yang baik B4‐ Persentase
B4‐95% • Setiap informasi yang diberikan perusahaan dapat diterima dengan baik
Pembelajaran dan
Pertumbuhan
L1‐Meningkatkan kemampuan karyawan untuk dapat menjalankan roda bisnis yang terus dapat berkembang
L1‐Jumlah jam training L1‐jam L1‐172 jam Meningkatkan keahlian, pengetahuan dan kesejahteraan karyawan
95
4.4.8 Scorecard Departemen Pemasaran dan Penjualan
Departemen pemasaran dan penjualan adalah departemen yang
bertanggung jawab terhadap peningkatan jumlah dan niai penjualan serta
bertanggung jawab atas mempersiapkan konsep untuk rencana pemasaran
tahunan berdasarkan penetapan budget penjualan yang ditetapkan oleh
manajemen.
Pada Puspa Catering pasar yang menjadi sasaran menjadi dua bagian
yaitu reception hall market dan non reception hall market. Kategori yang
termasuk reception hall market adalah setiap acara yang dilangsungkan
digedung pertemuan yang dikenakan charge gedung berkisar antara 10%-
40%, kebanyakan acara yang di langsungkan adalah resepsi perkawinan.
Kategori yang termasuk non reception hall market adalah setiap acara yang
dilaksanakan selain di gedung pertemuan dan tidak dikenakan biaya charge
gedung seperti acara yang diselenggarakan di rumah atau kantor.
4.4.8.1 Perspektif Keuangan
• Sales and Budget Accuration
Pencapaian target penjualan yang diukur dari target yang telah ditetapkan
perusahaan dalam bentuk total penjualan sebesar 54,5 miliar untuk tahun
2009 maupun persentase segmen pasar yang telah ditentukan yaitu
wedding hall (gedung) sebesar 55% dan non wedding hall (non gedung)
96
45%. Perusahaan menetapkan budget untuk biaya pemasaran sebesar 2.8%
dari total penjualan dan dalam rangka untuk menekan biaya charge
gedung menjadi 10% maka perusahaan melakukan inisiatif meningkatkan
penjualan non reception hall market sehingga akan menghasilkan
efisiensi biaya yang akan berdampak langsung terhadap tingkat
profitabilitas
4.4.8.2 Perspektif Pelanggan
• Customer Retention
Dengan utilisasi database pelanggan perusahaan dapat menjalankan
kegiatan CRM dengan baik. Diharapkan terjadi peningkatkan kepuasan
pelanggan sehingga jumlah pelanggan yang melakukan pembelian kembali
semakin bertambah adapun target yang ingin dicapai oleh perusahaan
adalah customer retention sebesar 70%
• Adding New Customer
Melalui kegiatan promosi below the line dan above the line, sales call,
penjualan paket, customized service diharapkan jumlah pelanggan semakin
bertambah terutama dalam perluasan pasar untuk pasar non reception hall
market sebesar 45% di tahun 2009
97
• Kepuasan pelanggan
Dengan mengetahui seberapa besar tingat kepuasan pelanggan maka
diharapkan dapat melakukan langkah-langkah strategis untuk
pengembangan pasar melalui riset pasar untuk kepuasan pelanggan, event
report yang berisi komentar pelanggan terus membenahi MOT di Puspa
Catering. Adapun target yang ingin dicapai oleh perusahaan adalah
kepuasan pelanggan sebesar 95%.
• Market positioning
Untuk menempatkan positioning dari Puspa Catering di benak target
pasarnya maka perusahaan menetapkan level of brand awareness yang
harus dicapai perusahaan sebesar 90% unutk mencapai target ini
perusahaan melakukan inisiatif seperti, food testing, mengikuti exhibition
dan sales call.
4.4.8.3 Perspektif Proses Bisnis Internal
Untuk menciptakan program kerja yang akurat maka perusahaan
menetapkan KPI yaitu ketepatan pendistribusian event order, ketepatan
laporan hasil sales call dan laporan hasil follow up pelanggan. Untuk
mencapai target dari KPI tersebut maka perusahaan melakukan inisiatif
menetapkan kontrak yang jelas dan penjadwalan waktu sales call.
98
4.4.8.4 Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
SDM dengan keahlian dan pengetahuan yang baik di departemen
pemasaran dan penjualan dapat dicapai dengan melakukan pelatihan-pelatihan
dalam bidang keahlian menjual, manangani pelanggan, menangani keluhan.
Untuk itu perusahaan melakukan inisiatif seperti pelatihan dan workshop yang
diadakan 2 kali dalam 1 tahun, morning briefing yang diadakan 2 kali
seminggu dan program pengembangan karir 6 bulan sekali.
99
Gambar 4.11 Peta Strategi Puspa Catering Departemen Penjualan dan Pemasaran
Optimalisasi Budget Pe
rspe
ktif
keua
ngan
Market Positioning
Pers
pekt
if P
elan
ggan
Pe
rspe
ktif
Pro
ses B
isni
s In
tern
al
Akurasi Program Kerja
Pers
pekt
if Pe
mbe
laja
ran
dan
Pert
umbu
han
Peningkatan Penjualan
New Market
Kepuasan Pelanggan
Follow up Customer
SDM yang Memiliki Skill dan Knowledge yang Baik
Job Rotation Pelatihan
Customer Retentions
100
Tabel 4.18 Balanced Scorecard Departemen Penjualan dan Pemasaran Puspa Catering Perspektif Strategik Obyektif Measure / KPI Ukuran Target Note / Inisiatif
Keuangan F1‐ Akurasi anggaran dan penjualan
F1‐ Pencapaian Target Penjualan F1‐Angka Rp. 54,5
M/Tahun 2009 Pembagian tugas sales berdasarkan target yang dituju
F2‐ Kesesuaian pencapaian target berdasarkan segmen
F2‐Persentase
Hall : Non Hall = 55 : 45
Sales Call
F3‐ Biaya Pemasaran F3‐Persentase
2.80% Analisa hasil pemasaran mengenai efektivitas dan efisiensi dari sarana komunikasi yang dilakukan
F4‐ Biaya Charge Gedung F4‐Persentase
10% Meningkatkan penjualan non gedung
Pelanggan
C1‐ Mempertahankan pelanggan
C1‐ Pelanggan yang melakukan pembelian kembali
C1‐Persentase
70% Tele sales berdasarkan database, mulai dari 2 bulan sebelum kemungkinan acara dilaksanakan.
C2‐Menambah pelanggan baru
C2‐ Perluasan pasar C2‐Persentase
55% untuk pasar nonhall
Komunikasi below the line seperti Website, Brosur, dll Sales Call / Canvassing Pembuatan Paket‐paket menu untuk meraup pasar baru (paket breakfast, set menu full service, paket berdasarkan gedung rekanan, dll) Penanganan berbeda untuk customer yang melakukan pembelian rutin dengan sistem kontrak, mulai dari penulisan judul, penanganan sumber daya, sampai pelaksanaan di lap.
C3‐ Kepuasan Pelanggan
C3‐ Kepuasan umum pelanggan terhadap kinerja Puspa Catering
C3‐Persentase
95%
Event report yang berisi komentar pelanggan dan tanda tangannya
Pemberian tertulis ucapan terima kasih kepada setiap pelanggan
Terus membenahi dan menyempurnakan MOT di Puspa Catering
C3‐Peningkatan Words of Mouth C3‐Persentase
80% Kesadaran bahwa sarana pemasaran/komunikasi yang paling baik adalah pada setiap event yang terjadi.
101
C4‐ Market Positioning C4‐ Brand Awareness C4‐Persentase
90%
Sales Call
Mengikuti ekhibition yang diselenggarakan oleh rekanan
Food Tasting untuk pelanggan dari 2 segmen yang berbeda
Proses Bisnis Internal
B1‐ Work Program Accuracy
B1‐Ketepatan pendistribusian Event Order B1‐Hari
Maksimal H‐2 untuk Non Gedung dan H‐7 untuk Gedung
Adanya kontrak yang berisikan info mulai dari waktu pembayaran, finalisasi menu dan aturan lainnya dalam syarat dan perjanjian dengan pelanggan yang saling menguntungkan
B1‐ Ketepatan laporan hasil salescall B1‐Persentase
90% Schedulling waktu salescall dan laporannya
B2‐ Follow up Customer B2‐ Laporan hasil follow up pelanggan B2‐Persentase
95%
Pembelajaran dan
Pertumbuhan
L1‐ SDM yang memiliki keahlian dan pengetahuan yang baik
L1‐ Lulus dalam masa percobaan L1‐Bulan 3 bulan
Dalam masa percobaan 3 bulan pertama, para sales baru wajib mendapatkan dan memahami pengetahuan dasar bisnis catering umumnya dan catering Puspa khususnya
L1‐ Dapat mengetahui dan menjalankan penjualan Puspa di rekanan yang berbeda‐beda
L1‐Angka 3 bulan sekali Sistem rotasi pada saat kunjungan berkala ke rekanan
L1‐ Pengetahuan akan informasi terbaru baik dari internal atau eksternal Puspa
L1‐Angka
2 kali per minggu
Morning briefing
2 pelatihan per tahun
Workshop yang diselenggarakan oleh eksternal puspa
L2‐ Enthusiasm L2‐ Pengetahuan dan kemampuan diluar jobdesk
L2‐Angka 6 bulan sekali Program pengembangan karir
102
4.4.9 Scorecard Manager Penjualan
4.4.9.1 Perspektif Keuangan
Pencapaian target pemasaran dan penjualan yang optimal dengan
mengontrol dan mengendalikan biaya operasional. Dari segi perspektif
keuangan manajer penjualan diharuskan dapat mencapai target penjualan
sebesar 54,5 miliar dan pencapaian target berdasarkan target segmen 55:45.
Tugas mengontrol atau mengendalikan biaya operasional dengan tetapan
target biaya pemasaran sebesar 2,8% dan biaya charge gedung sebesar 10 %
dari total penjualan menjadi pendukung pencapaian scorecard departemen.
Target – target tersebut ditetapkan sesuai dengan strategi objektif yang
ditetapkan pada tingkatan departemen oleh manajemen.
4.4.9.2 Perspektif Pelanggan
• Strategi objektif menjaga citra merek dan perusahaan terhadap pelanggan
menjadi pendukung strategi objektif kepuasan pelanggan dan market
positioning untuk scorecard departemen pemasaran dan penjualan. Target
KPI yang ditetapkan perusahaan adalah adalah brand awareness dan
brand equity sebesar 90%
• Menerapkan CRM.
CRM adalah alat yang digunakan manajer penjualan untuk mencapai
strategi objektif mempertahankan pelanggan dan kepuasan pelanggan
103
pada scorecard departemen pemasaran dan penjualan. Adapun KPI yang
digunakan adalah, peningkatan jumlah pelanggan 20%, tingkat kepuasan
umum pelanggan 95% dan pelanggan yang melakukan repeat order
sebesar 70%.
4.4.9.3 Perspektif Proses Bisnis Internal
• Sales plan
Manajer penjualan diharapkan untuk merancang sebuah sales plan guna
menyusun rencana kerja dengan target rencana dapat diaktualisasikan
sebesar 90%.
• Pengumpulan data
Rencana kerja dapat dicapai dengan cara pengumpulan data sehingga
forecasting yang dilakukan manager dapat mempunya tingkat akurasi
sebesar 80 %.
• Ketepatan program kerja
Berbekal dengan forecasting dan rencana kerja yang baik sales manager
diharapkan mempunyai ketepatan program kerja yang diukur
menggunakan persentase budget vs realisasi sebesar 80% dan jumlah loss
order yang tidak melebihi 5%.
104
4.4.9.4 Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Sales manager diharapkan dapat meningkatkan kemampuan manajerial
dengan melakuakn pelatihan soft skill yang difokuskan untuk membangun
kerja sama yang solid antara staff maupun divisi yang dipimpinnya, serta
memiliki kemampuan leadership yang baik. Sedikitnya pelatihan tersebut
akan dilakukan satu kali setahun. Dengan demikian strategi objektif SDM
yang memliki keahlian dan pengetahuna yang baik pada scorecard
departemen dapat tercapai.
105
Tabel 4.19 Balanced Scorecard Manager Penjualan
Perspektif Strategik Obyektif Measure / KPI Ukuran Target
Keuangan
F1‐pencapaian target pemasaran dan penjualan yang optimal dengan mengontrol dan mengendalikan biaya operasional
F1‐ Pencapaian Target Penjualan F1‐ Angka Rp. 54,5 M/Tahun 2009
F2‐ Kesesuaian pencapaian target berdasarkan segmen F2‐ Persentase Gedung : Non Gedung = 55 :
45
F3‐ Biaya Pemasaran F3‐ Persentase 2.80%
F4‐ Biaya Charge Gedung F4‐Persentase 10%
Pelanggan
C1‐ Menjaga citra merek dan citra perusahaan terhadap kepuasan pelanggan
C1‐ Brand awareness dan brand equity C1‐ Persentase 90%
C2‐Menerapkan CRM
C2‐Peningkatan jumlah pelanggan C2‐Persentase 20%
C2‐Tingkat kepuasan umum pelanggan terhadap puspa catering C2‐Persentase 95%
C2‐Repeat order C2‐Persentase 70%
Proses Bisnis Internal
B1‐Sales plan B1‐Rencana kerja B1‐Persentase 90%
B2‐Pengumpulan data B2‐Forecasting B2‐‐Persentase 80%
B3‐Ketepatan program kerja B3‐Persentase budget vs realisasi B3‐Persentase 80%
B3‐Jumlah loss order B3‐Persentase 5%
Pembalajaran dan pertumbuhan
L1‐Peningkatan kemampuan manajerial
L1‐ Jumlah pelatihan manajerial pertahun L1‐Angka 1 kali pertahun
106
4.4.10 Scorecard Staf Penjualan
4.4.10.1 Perspektif Keuangan
Annual sales, Untuk mencapai target penjualan berdasarkan segmen
pasar yang ditentukan (55:45) staff penjualan dibagi menjadi 2 bagian yaitu
sales gedung dan non gedung dan total penjualan sebesar 54,5 miliar, maka
setiap sales memiliki target penjualan berbeda yaitu untuk gedung 7 miliar
pertahun dan non gedung 4.5 miliar pertahun. Alat ukur yang digunakan
adalah penjualan individu tahunan gedung dan non gedung dan persentase
prospek pelanggan yang menjadi penjualan sebesar 95%.
4.4.10.2 Perspektif Pelanggan
• Peningkatan Pelayanan.
Strategi ini diukur melalui jumlah kunjungan kepada pelanggan/rekanan yang
dilakukan oleh personel sales dalam rangka menjalin kemitraan terhadap
pelanggan maupun bentuk peningkatan pelayanan. Target kunjungan kepada
pelanggan atau rekanan ditetapkan sebanyak 3 kali dalam seminggu.
• Pertumbuhan Sales
Pertumbuhan sales diharapkan akan terjadi melalui pendapatan minimal 3
pelanggan baru dalam satu minggu dan repeat order sebesar 70 persen.
Persentase repeat order erat kaitannya dengan pelanggan atas produk-produk
107
dan pelayanan yang diberikan, dengan melakukan pengukuran ini diharapkan
tim penjualan dapat lebih focus terhadap pelanggan.
4.4.10.3 Perspektif Proses Bisnis Internal
Ketepatan Program kerja, strategi ini diukur melalui jumlah miss order
yang dilakukan oleh personil sales. Kesalahan sering kali terjadi dalam
penyampaian order dari pelanggan ke departemen yang terkait hal ini sebisa
mungkin di eliminasi dengan menekan kesalahan dalam pembuatan Event
Order (EO). Target yang ditetapkan jumlah miss order yang diperbolehkan
sebesar 5%.
4.4.10.4 Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Peningkatan product knowledge bertujuan agar personel sales dapat
meningkatkan pelayanan kepada pelanggan, untuk itu perusahaan menetapkan
jumlah kehadiran dalam pelatihan yang diadakan oleh perusahaan untuk
personel sales sedikitnya 90%.
108
Tabel 4.20 Balanced Scorecard Staff Penjualan
Perspektif Strategik Obyektif Measure / KPI Ukuran Target
Keuangan F1‐Annual sales
F1‐ Penjualan individu tahunan Gedung F1‐Angka *Berbeda setiap sales
individu
F1‐ Penjualan individu tahunan Non Gedung F1‐Angka *Berbeda setiap sales
individu
F1‐ Persentase prospek pelanggan yang menjadi penjualan F1‐ Persentase 95%
Pelanggan
C1‐Peningkatan pelayanan C1‐ Jumlah kunjungan pelanggan/rekanan perbulan C1‐Angka 3 kali seminggu
C2‐Pertumbuhan sales C2‐Repeat order C2‐Persentase 70%
C2‐Pelanggan baru C2‐Angka 3 pelanggan perminggu
Proses Bisnis Internal
B1‐Ketepatan Program kerjai B1‐Jumlah Miss order B1‐Persentase 5%
Pembelajaran dan Pertumbuhan
L1‐ Peningkatan product knowledge
L1‐Jumlah kehadiran dalam training yang diadakan L1‐Persentase 90%
109
4.5 Pengukuran Kinerja
Setelah ditetapkannya target-target pada setiap KPI yang ada maka
diperlukan suatu strandar pencapaian untuk mengukur kinerja, sebagai alat
evaluasi untuk melihat tercapai atau tidaknya target tersebut. Dalam
pengukuran kinerja ini metode yang digunakan adalah, dengan sistem
pembobotan nilai. Metode tersebut berupa pembobotan dengan skala nilai 1
sampai 5. Peringkat pembobotan dapat dilihat pada table berikut;
Tabel 4.21 Pringkat Pembobotan Range
target 40%-59,9% 50%-69,9% 70%-89,9% 90%-99,9% ≥100%
Nilai 1 2 3 4 5
Untuk mengetahui pencapaiannya dilakukan pengukuran kinerja selama satu
tahun dimana nilai tersebut di dihitung rata-ratanya, dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
Nilai rata-rata = ( Jumlah nilai/Jumlah ukuran)
Pada tahapan perancangan BSC ini ditetapkan terlebih dahulu bobot nilai
dari tiap KPI yang ada oleh penyusun dan manajemen. Pembobotan nilai ini
biasanya diberikan menurut fungsi-fungsi yang berhubungan dengan
departemen maupun pihak yang bersangkutan. Tiap departemen maupun
bagian mempunyai komposisi bobot nilai yang berbeda-beda, hasil
pembobotan ini dihitung nilai pencapaiannya. Dengan demikian didapat nilai
110
rata-rata dari setiap KPI nya yang kemudian dibuat ranking pencapaian target
menggunakan ukuran ranking sebagai berikut;
Tabel 4.22 Ranking Pencapaian Target Rentang nilai Pencapaian target
4-5 Sangat Baik
3-3,9 Baik
2-2,9 Sedang
1,1-1,9 Kurang
1 Sangat Kurang
• Sangat baik berarti suatu departemen atau personil telah mampu mencapai
atau melampaui target yang telah ditetapkan oleh perusahaan dengan
mencapai rentang nilai 4-5.
• Baik berarti suatu departemen atau personil mampu mencapai target yang
telah ditetapkan oleh perusahaan dengan mencapai rentang nilai 3-3,9.
• Sedang berarti suatu departemen atau personil masih perlu meningkatkan
kinerja karena poin yang dicapai hanya berkisar pada rentang nilai 2-2,9.
• Kurang berarti suatu departemen atau personil tidak mencapai target
karena kisaran poinnya hanya mencapai rentang nilai 1,1-1,9.
• Sangat kurang berarti suatu departemen atau personil dianggap
mempunyai kinerja yang buruk dan sangat berbahaya bagi perusahaan
karena hanya mecapai nilai 1
111
Metode pengukuran kinerja ini digunakan untuk memantau kinerja
departemen atau personil yang dibagi menjadi 5 kategori yaitu Sangat baik,
Baik, Sedang, Buruk, Sangat buruk. Evaluasi kinerja ini dapat dipantau secara
triwulan, semesteran atau tahunan yang disesuaikan dengan kebutuhan
perusahaan.