bab iv pembahasan gambaran objek penelitian · pembahasan hasil analisis 4.2.1. analisis swot tabel...

12
21 BAB IV PEMBAHASAN 4.1. GAMBARAN OBJEK PENELITIAN Penelitian ini menggunakan studi kasus dari beberapa negara pengguna nuklir. Dimana negara-negara tersebut selain menggunakan energi nuklir sebagai pembangkit listrik, beberapa negara juga menggunakan alternatif sumber energi lain untuk mencukupi kebutuhan pasokan listriknya. Energi nuklir di berbagai negara pengguna ini merupakan penyumbang utama energi listrik. Hal ini dikarenakan perbandingan volume yang dihasilkan oleh energi nuklir dengan energi lain selain energi nuklir jauh lebih besar. 4.2. PEMBAHASAN HASIL ANALISIS 4.2.1. ANALISIS SWOT Tabel 2. Matriks SWOT Kearns Sumber : Hisyam, 1998 Dari Matriks SWOT di atas, dapat diketahui adanya kolom internal yang terdiri dari strength (kekuatan) dan weakness (kelemahan). Kekuatan dan kelemahan yang dimaksud adalah kekuatan dan kelemahan yang ada dalam energi nuklir sendiri. Sedangkan untuk baris eksternal, terdiri dari oportunity (peluang) dan threath (ancaman). Peluang dan ancaman ini berasal dari luar energi nuklir. Berikut merupakan kekuatan, kelemahan, peluang (kesempatan) dan ancaman. Keterangan: Sel A: Comparative Advantages Sel ini merupakan pertemuan dua elemen kekuatan dan peluang sehingga memberikan kemungkinan bagi suatu organisasi untuk bisa berkembang lebih cepat. EKSTERNAL INTERNAL OPORTUNITY THREATH STRENGTH Comparative Advantage Mobilization WEAKNESS Divestment/Investment Damage Control

Upload: others

Post on 25-Oct-2020

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV PEMBAHASAN GAMBARAN OBJEK PENELITIAN · PEMBAHASAN HASIL ANALISIS 4.2.1. ANALISIS SWOT Tabel 2. Matriks SWOT Kearns . Sumber : Hisyam, 1998 . Dari Matriks SWOT di atas, dapat

21

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1. GAMBARAN OBJEK PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan studi kasus dari beberapa negara pengguna nuklir.

Dimana negara-negara tersebut selain menggunakan energi nuklir sebagai

pembangkit listrik, beberapa negara juga menggunakan alternatif sumber energi lain

untuk mencukupi kebutuhan pasokan listriknya.

Energi nuklir di berbagai negara pengguna ini merupakan penyumbang utama energi

listrik. Hal ini dikarenakan perbandingan volume yang dihasilkan oleh energi nuklir

dengan energi lain selain energi nuklir jauh lebih besar.

4.2. PEMBAHASAN HASIL ANALISIS

4.2.1. ANALISIS SWOT

Tabel 2.

Matriks SWOT Kearns

Sumber : Hisyam, 1998

Dari Matriks SWOT di atas, dapat diketahui adanya kolom internal yang terdiri dari

strength (kekuatan) dan weakness (kelemahan). Kekuatan dan kelemahan yang

dimaksud adalah kekuatan dan kelemahan yang ada dalam energi nuklir sendiri.

Sedangkan untuk baris eksternal, terdiri dari oportunity (peluang) dan threath

(ancaman). Peluang dan ancaman ini berasal dari luar energi nuklir. Berikut

merupakan kekuatan, kelemahan, peluang (kesempatan) dan ancaman.

Keterangan:

Sel A: Comparative Advantages

Sel ini merupakan pertemuan dua elemen kekuatan dan peluang sehingga

memberikan kemungkinan bagi suatu organisasi untuk bisa berkembang lebih cepat.

EKSTERNAL INTERNAL

OPORTUNITY THREATH

STRENGTH Comparative Advantage Mobilization

WEAKNESS Divestment/Investment Damage Control

Page 2: BAB IV PEMBAHASAN GAMBARAN OBJEK PENELITIAN · PEMBAHASAN HASIL ANALISIS 4.2.1. ANALISIS SWOT Tabel 2. Matriks SWOT Kearns . Sumber : Hisyam, 1998 . Dari Matriks SWOT di atas, dapat

22

Dalam penerapannya pada energi nuklir, pertemuan antara kekuatan energi nuklir

seperti rendah emisi dan biaya listrik yang murah memberikan peluang bagi

masyarakat untuk berkembang lebih cepat. Misalnya dengan biaya listrik yang murah,

mendorong masyarakat untuk memanfaatkan tenaga listrik dengan lebih baik,

sehingga perkembangan ekonomi dalam masyarakat semakin berkembang.

Sel B: Mobilization

Sel ini merupakan interaksi antara ancaman dan kekuatan. Di sini harus

dilakukan upaya mobilisasi sumber daya yang merupakan kekuatan organisasi untuk

Comparative Advantage Divestment/Investment Damage Control Mobilization

memperlunak ancaman dari luar tersebut, bahkan kemudian merubah ancaman itu

menjadi sebuah peluang.

Pembuatan PLTN memang membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Berbagai

bahan dasar yang dibutuhkan dan alat pendukung yang lain memiliki nilai yang tidak

sedikit. Pengembangannya juga membutuhkan dana yang besar. Dari kesemuanya

tersebut dapat diminimalisirkan. Usaha yang dapat dilakukan salah satunya adalah

pengembangan konsep reaktor nuklir yang disusun dengan struktur yang tepat oleh

para tenaga ahli dan profesional dibidangnya. Ketepatan akan pembuatan reaktor ini

akan membuat kenyamanan dari penduduk sekitar, sehingga mereka pun tidak perlu

terbebani lagi dengan masalah lain yang berhubungan dengan keselamatan mereka.

Hal ini tentunya akan membuat kemudahan akses bagi lingkungan sekitar terhadap

dunia luar. Meski biaya pembuatan reaktor ini tidak sedikit, namun dengan bantuan

dari para investor akan membantu meringankan beban keuangan. Bantuan yang

diberikan oleh para investor dapat digunakan untuk meminimalisir biaya pembuatan

PLTN dan pengembangannya. Selain itu hubungan yang baik dengan negara

pengguna nuklir dapat menjadi salah satu faktor penrik untuk investor masuk dalam

bidang ini.

Sel C: Divestment/Investment

Sel ini merupakan interaksi antara kelemahan organisasi dan peluang dari luar.

Situasi seperti ini memberikan suatu pilihan pada situasi yang kabur. Peluang yang

tersedia sangat meyakinkan namun tidak dapat dimanfaatkan karena kekuatan yang

ada tidak cukup untuk menggarapnya. Pilihan keputusan yang diambil adalah

Page 3: BAB IV PEMBAHASAN GAMBARAN OBJEK PENELITIAN · PEMBAHASAN HASIL ANALISIS 4.2.1. ANALISIS SWOT Tabel 2. Matriks SWOT Kearns . Sumber : Hisyam, 1998 . Dari Matriks SWOT di atas, dapat

23

(melepas peluang yang ada untuk dimanfaatkan organisasi lain) atau memaksakan

menggarap peluang itu (investasi).

Daur ulang limbah dengan cara yang tepat dapat dilakukan dengan cermat dan

hati-hati. Usaha ini dapat dilakukan untuk mencegah adanya kebocoran limbah yang

dampaknya berakibat buruk bagi kesehatan. Selain itu, pembuatan pengungkungan

hasil sisa produksi atau limbah akan menghilangkan kekhawatiran akan resiko limbah

yang tinggi. Karena pengungkungan ini dilakukan akan limbah hanya berada pada

satu kawasan dan tidak keluar kekawasan lain. Seperti sifat dari energi ini sendiri

bahwa limbah yang di hasilkan dapat dikumpulkan dan diproses.

Sedangkan sisa biaya dari pengurangan biaya listrik dapat dialihkan untuk hal

lain. Listrik yang murah dapat membantu masyarakat secara ekonomi. Selain itu,

energi ini juga rendah emisi. Hal ini juga sudah melalui pengujian oleh beberapa ahli.

Pengujian rendah emisi ini terbukti sebagai energi yang efektif. Selain dapat

mengurangi biaya listrik, kesehatan kita juga terbantu dengan rendahnya emisi dari

energi ini. Skala dalam jumlah besar akan terus diproduksi dengan pengolahan yang

modern. Tentunya dengan pengolahan limbah yang modern pula. Dengan

memperhatikan pencegahan pencemaran yang dihasilkan oleh limbah tersebut,

industri akan mengalami perkembangan.

Sel D: Damage Control

Sel ini merupakan kondisi yang paling lemah dari semua sel karena

merupakan pertemuan antara kelemahan organisasi dengan ancaman dari luar, dan

karenanya keputusan yang salah akan membawa bencana yang besar bagi organisasi.

Strategi yang harus diambil adalah Damage Control (mengendalikan kerugian)

sehingga tidak menjadi lebih parah dari yang diperkirakan.

Biaya yang mahal tentunya menjadi kelemahan terhadap pembuatan energi ini.

Namun, hal tersebut hanya berlaku untuk proses pembuatan. Sedangkan untuk

setelahnya, energi ini akan menghasilkan banyak keuntungan bagi suatu negara,

dilihat dari berbagai perkembangan tekhnologi yang nantinya muncul akan membuat

industri semakin berkembang. Dilihat dari keuntungan yang lain, para industriawan

pun tidak akan mengalami keluhan terhadap biaya listrik, karena listrik yang mereka

pakai biayanya jauh lebih murah dengan daya pemakaian yang sama besarnya. Dari

sisi masyaarakat menengah ke bawah, akan bisa merasakan adanya listrik yang murah

yang awalnya belum bisa mereka konsumsi, akan semakin mudah diperoleh, sehingga

Page 4: BAB IV PEMBAHASAN GAMBARAN OBJEK PENELITIAN · PEMBAHASAN HASIL ANALISIS 4.2.1. ANALISIS SWOT Tabel 2. Matriks SWOT Kearns . Sumber : Hisyam, 1998 . Dari Matriks SWOT di atas, dapat

24

kesenjangan akan listrikpun tidak akan terlalu mengalami lonjakan yang drastis.

Biaya yang diperoleh dari para investor dapat digunakan untuk meminimalisir biaya

pembuatan dan pengembangan PLTN, selain itu dapat digunakan untuk membuat alat

pengolahan limbah yang aman, sehingga diharapkan dengan adanya pembuatan PLTN

ini tidak merugikan banyak pihak dan pencemaran yang dihasilkan dari limbah dapat

diminimalisir.

Di bawah ini merupakan berbagai hal rinci yang memuat tentang kekuatan dan

kelemahan, peluang dan ancaman yang berasal dari energi nuklir.

Tabel 3

Kriteria SWOT Berdasarkan Sumber Data

Kekuatan

Biaya bahan bakar rendah

Rendah emisi

Tidak mencemari udara

Tidak menghasilkan gas-gas berbahaya

Volume limbah kecil

Biaya listrik murah

Supply energi memungkinkan untuk beban

pemakaian menengah hingga puncak

Keselamatan penggunaan energi sudah

ditanggung oleh Dewan Energi Atom

Keamanan perubahan iklim

Kelemahan

Biaya pembuatan yang

mahal

Resiko limbah yang tinggi

Limbah radioaktif yang

dihasilkan dapat bertahan

ribuan tahun

Page 5: BAB IV PEMBAHASAN GAMBARAN OBJEK PENELITIAN · PEMBAHASAN HASIL ANALISIS 4.2.1. ANALISIS SWOT Tabel 2. Matriks SWOT Kearns . Sumber : Hisyam, 1998 . Dari Matriks SWOT di atas, dapat

25

Sumber: diolah oleh penulis

Tabel di atas mengindikasikan berbagai hal yang dialami oleh 17 negara pengguna

energi nuklir. Kenyataan-kenyataan tersebut dialami oleh ke-17 negara ini ketika

mereka sudah menggunakan energi nuklir dan menerapkannya baik sebagai energi

utama maupun energi alternatif pembangkit tenaga listrik. Sebagian besar dari negara-

negara ini mendapatkan keuntungan lebih setelah menerapkan energi nuklir. Kekuatan

dan kesempatan yang didapat oleh sebagian besar negara membuat mereka tidak

beralih pada energi lain baik sebagai energi utama maupun energi alternatif

pembangkit tenaga listrik. Kekuatan diatas juga dimiliki oleh Indonesia. Karena

seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa ke -17 negara pengguna energi

nuklir ini ada yang masih berupa negara berkembang, Indonesia juga memiliki

kekuatan yang mendorong adanya penggunaan energi ini menjadi energi alternatif

pembangkit listrik. Tenaga profesional yang dimiliki oleh Indonesia untuk pengadaan

energi ini juga tidak perlu diragukan meski jumlahnya jika dibandingkan dengan

negara maju tidak begitu banyak. Namun, hal ini sudah dibuktikan dengan adanya 3

reaktor nuklir yang sudah ada di negara Indonesia yaitu di Bandung (Jawa Barat),

Serpong (Banten) dan Batan (Yogyakarta). Kesempatan yang ada dalam tabel juga

sudah dialami oleh negara Indonesia. Seperti penggunaan dalam ilmu kedokteran.

Meski masih dalam skala yang kecil, namun kesempatan yang diperoleh dengan

Kesempatan

Peningkatan GDP

Hubungan kerjasama dengan negara

pengguna nuklir

Adanya kemudahan akses

Berkurangnya hutang pemerintah

Menjadi prospek yang menarik ketika harga

minyak dan gas mengalami ketidakpastian

Terjadinya perdagangan energi karena

permintaan investasi yang tinggi

Penelitian di bidang pendidikan semakin

maju, terutama pada pertanian dan

kedokteran

Pengembangan teknologi

Ancaman

Belum ada solusi untuk

limbah

Kebijakan yang dibuat

belum bisa menjaga

keselamatan publik

Terjadinya korupsi dalam

pengadaan proyek PLTN

Biaya listrik menjadi mahal

ketika pembiayaan berasal

dari pemerintah dan tidak

ada bantuan investor

Terorisme

Page 6: BAB IV PEMBAHASAN GAMBARAN OBJEK PENELITIAN · PEMBAHASAN HASIL ANALISIS 4.2.1. ANALISIS SWOT Tabel 2. Matriks SWOT Kearns . Sumber : Hisyam, 1998 . Dari Matriks SWOT di atas, dapat

26

adanya penggunaan energi nuklir dalam ilmu kedokteran dalam skala kecil ini sudah

bisa dirasakan secara langsung. Untuk ancaman dan kelemahan dengan adanya

penggunaan energi ini belum terlalu dirasakan oleh Indonesia, karena penggunaannya

masih dalam skala yang kecil.

Gambar 1

Diagram Analisis SWOT

Sumber : Freddy Rangkuti, 2005

KUADRAN I

Kuadran ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Energi nuklir memiliki

peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan kesempatan yang ada dengan

maksimal. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung

kebijakan yang agresif. Dengan adanya energi nuklir, kekuatan-kekuatan seperti

rendahnya emisi, biaya listrik yang murah, keamanan perubahan iklim, dan rendahnya

biaya bahan bakar membuat peluang seperti peningkatan GDP, berkurangnya hutang

pemerintah, kemudahan akses dan semakin majunya teknologi semakin cepat

dirasakan. Hal ini dikarenakan semakin cepatnya atau semakin cepat strategi agresif

ini diterapkan akan membuat peluang yang ada semakin cepat diperoleh

Berbagai Peluang

Kelemahan

Internal

Kekuatan

Internal

Berbagai Ancaman

I. Mendukung Strategi Agresif

II. Mendukung Strategi Diversifikasi

III. Mendukung Strategi Turnaround

IV. Mendukung Strategi Defensif

Page 7: BAB IV PEMBAHASAN GAMBARAN OBJEK PENELITIAN · PEMBAHASAN HASIL ANALISIS 4.2.1. ANALISIS SWOT Tabel 2. Matriks SWOT Kearns . Sumber : Hisyam, 1998 . Dari Matriks SWOT di atas, dapat

27

KUADRAN II

Meskipun menghadapi berbagai ancaman, energi nuklir ini masih memiliki kekuatan

dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk

memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi. Di dalam

kuadran ini, ketika dapat memanfaatkan kekuatan dengan baik, ancaman yang terjadi

dapat ditanggulangi. Dalam energi nuklir, ancaman yang diperoleh seperti terorisme,

belum ada solusi untuk limbah dan biaya listrik yang mahal karena pendanaan

ditanggung oleh pemerintah dapat dimininalisir dengan kekuatan semakin majunya

teknologi, semakin didapat solusi untuk limbah. Seperti dibangunnya dinding

permanen, hingga pengolahan limbah kembali, sehingga biaya listrik yang mahal juga

mampu dikendalikan dengan proses daur ulang limbah energi nuklir ini.

KUADARAN III

Energi nuklir menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi dilain pihak, ia

menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Fokus dalam proyek energi nuklir

ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal sehingga dapat merebut peluang

pasar yang lebih baik. Teknologi yang semakin modern, hubungan yang baik dengan

negara pengguna nuklir dapat meminimalkan resiko limbah yang tinggi dan biaya

proyek PLTN yang mahal. Hal ini dikarenakan hubungan yang baik akan membuat

kemudahan berbagai akses, sehingga dapat menarik investor masuk dalam bidang ini.

Masuknya investor dapat menyumbang berbagai teknologi pula untuk meminimalkan

resiko limbah. Merupakan peluang yang bagus ketika strategi turnaround ini

digunakan.

KUADRAN IV

Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, energi nuklir tersebut

menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal. Pada kuadran ini, energi

nuklir menjadi energi yang riskan untuk digunakan sebagai pembangkit listrik. Karena

kelemahan-kelemahan dari energi ini seperti resiko limbah, bahayanya radiasi energi

nuklir dan mahalnya proyek PLTN membuat ancaman terorisme dan tindakan korupsi

akan semakin terasa.

Berdasarkan data yang diperoleh dari studi literatur, energi nuklir berpeluang masuk

dalam kuadran pertama. Artinya energi nuklir ini memiliki prospek yang bagus karena

Page 8: BAB IV PEMBAHASAN GAMBARAN OBJEK PENELITIAN · PEMBAHASAN HASIL ANALISIS 4.2.1. ANALISIS SWOT Tabel 2. Matriks SWOT Kearns . Sumber : Hisyam, 1998 . Dari Matriks SWOT di atas, dapat

28

pada kondisi yang menguntungkan. Kebijakan yang cocok dipakai untuk penggunaan

energi ini adalah kebijakan yang agresif. Semakin cepat kebijakan ini diterapkan

semakin cepat pula masyarakat merasakan keuntungan dari energi ini. Negara para

pengguna energi nuklir ini menggunakan berbagai kondisi dan situasi untuk membuat

energi nuklir menjadi lebih berarti dalam penggunaannya sebagai pembangkit tenaga

listrik.

4.3. ANALISIS MANFAAT BIAYA

Tabel. 4

Manfaat biaya dengan nuklir

Peneliti Biaya Yang Dikeluarkan Manfaat Yang Diperoleh

Bruce Doern, 2009

Andrew C

Dr. S. K. Jain, 2007

Wettmann, 2011

Leonid Andreev, 2011

WEC, 2007

Tomas Kaberger, 2007

Rolf Ribi, 2009

Daniel Flemes, 2006

EIA, 2012

Sudarno, 2009

1. Pendanaan yang

mahal ***

2. Pembuatan

kebijakan **

3. Biaya pembuatan

daur ulang limbah

nuklir *

4. Resiko kesehatan

bila terjadi

kebocoran ***

5. Biaya listrik mahal

*

6. Ketergantungan

pada pajak *

7. Internasional

Embargo **

1. Biaya listrik yang murah ***

2. Energi yang dihasilkan

memungkinkan beban

pemakaian listrik dari skala

pemakaian menengah hingga

pemakaian puncak energi listrik.

*

3. Utang pemerintah berkurang *

4. Rendah emisi **

5. Prospek yang menguntungkan

dari segi permintaan investasi

yang tinggi **

6. Terjalinnya hubungan yang baik

antar negara pengguna energi

nuklir. *

7. Pengembangan teknologi **

8. Menyediakan keberlanjutan

listrik *

9. Menghemat biaya bahan bakar *

Keterangan : *satu negara, ** 2-5 negara, *** ≥6 negara dari 17 negara pengguna nuklir

Page 9: BAB IV PEMBAHASAN GAMBARAN OBJEK PENELITIAN · PEMBAHASAN HASIL ANALISIS 4.2.1. ANALISIS SWOT Tabel 2. Matriks SWOT Kearns . Sumber : Hisyam, 1998 . Dari Matriks SWOT di atas, dapat

29

Berdasar pada tabel diatas, hampir semua dari 17 negara pengguna energi nuklir menerima

manfaat yang positif dengan penggunaan energi nuklir ini sebagai energi alternatif. Negara-

negara yang memperoleh manfaat ini melihat nuklir sebagai energi yang positif. Positif disini

diartikan dengan rendahnya emisi yang dihasilkann dan yang secara langsung dapat dirasakan

oleh konsumen energi nuklir adalah murahnya harga penggunaan energi ini. Sehingga jumlah

manfaat yang dapat dirasakan oleh para pengguna energi nuklir semakin bertambah dengan

tetapnya jumlah biaya yang harus dikeluarkan.

Tabel. 5

Manfaat biaya tanpa energi nuklir

Pengarang Resiko Yang Diambil Manfaat Yang Diperoleh

Bruce Doern, 2009

Andrew C

Dr. S. K. Jain, 2007

Wettmann, 2011

Leonid Andreev, 2011

WEC, 2007

Tomas Kaberger, 2007

Rolf Ribi, 2009

Daniel Flemes, 2006

EIA, 2012

Sudarno, 2009

1. Terjadinya GRK (Gas Rumah

Kaca)*

2. Biaya listrik relatif mahal *

3. Supply energi tidak

memungkinkan untuk beban

pemakaian menengah hingga

puncak **

4. Dihasilkannya gas-gas yang

berbahaya bagi kesehatan ***

5. Energi terbarukan sudah tidak

relevan lagi *

6. Adanya eksploitasi sumber daya

*

1. Bahan baku tidak

perlu impor ***

2. Pendanaan tidak

terlalu besar *

3. Tidak adanya

internasional

embargo *

Keterangan : *satu negara, ** 2 negara, *** negara dari 17 negara pengguna nuklir

Untuk tabel kedua, manfaat dan biaya tanpa menggunakan energi nuklir tidak

sedikit negara dari 17 negara pengguna energi nuklir ketika mereka tidak

menerapkan energi ini sebagai energi alternatif maupun energi utama membuat

biaya yang dikeluarkan semakin besar. Jadi, biaya yang dikeluarkan untuk

pemakaian energi lain selain energi nuklir sebagai energi alternatif dua kali lipat

lebih besar dibandingkan dengan manfaat yang bisa diperoleh. Karena dampak yang

terjadi secara langsung dirasakan oleh konsumen dan lingkungan. Seperti harga

listrik yang mahal dan adanya eksploitasi sumber daya alam.

Page 10: BAB IV PEMBAHASAN GAMBARAN OBJEK PENELITIAN · PEMBAHASAN HASIL ANALISIS 4.2.1. ANALISIS SWOT Tabel 2. Matriks SWOT Kearns . Sumber : Hisyam, 1998 . Dari Matriks SWOT di atas, dapat

30

4.3. IMPLEMENTASI KEBIJAKAN

Uranium merupakan barang bagus untuk digunakan sebagai bahan baku pembangkit

listrik tenaga nuklir karena uranium selain di Indonesia memiliki tambang bahan

baku ini, nuklir juga bisa menyediakan pasokan listrik yang cukup mumpuni dan

murah untuk bisa dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia (tabel kebutuhan listrik di

Indonesia). Berikut merupakan grafik kebutuhan masyarakat Indonesia akan

konsumsi listrik dengan memanfaatkan berbagai sumber daya alam energi yang ada.

Gambar 1 Gambar Grafik Proyeksi Primer Penggunaan Energi

(Sumber : Handbook EE 2006)

Dengan berdasar pada grafik di atas, Indonesia memiliki berbagai sumber daya alam

yang melimpah untuk digunakan sebagai sumber energi. Namun, berdasarkan survei

yang ada, lebih dari 50% konsumsi energi diduduki oleh batubara dan gas alam.

Sisanya dipasok dari energi minyak sebesar 13 persen dan energi terbarukan 15

persen (Himpunan Mahasiswa Universitas Serambi Mekah, 2009). Energi nuklir

berpotensi menekan pemakaian listrik hingga 18 persen dan bahan bakar sampai 8

persen. Selain itu, ketergantungan terhadap bahan bakar fosil memberikan dampak

pada polusi gas rumah kaca (terutama CO2) akibat pembakaran bahan bakar fosil.

Pemakaian energi nuklir sebagai sumber bahan bakar juga mampu mengurangi

polutan CO2 sampai 8 persen yang berarti PLTN dipersepsi sebagai sumber energi

yang ramah lingkungan

0

100

200

300

400

500

600

700

1990 1995 2000 2005 2010 2015 2020 2025

Minyak Bumi

Batubara

Gas

CBM

Tenaga Air

PanasBumi

Nuklir

EBT Lainnya

Biofuel

BBBC

Page 11: BAB IV PEMBAHASAN GAMBARAN OBJEK PENELITIAN · PEMBAHASAN HASIL ANALISIS 4.2.1. ANALISIS SWOT Tabel 2. Matriks SWOT Kearns . Sumber : Hisyam, 1998 . Dari Matriks SWOT di atas, dapat

31

Dengan adanya sumber daya alam yang melimpah dan disandingkan dengan hasil

analasis di atas. Energi nuklir masih merupakan energi yang ramah lingkungan

dibandingkan dengan energi lain. Dan hanya energi nuklir yang tidak menghasilkan

gas-gas yang berbahaya bagi kesehatan.

Sementara itu, tentunya penggunaan energi ini diperlukan regulasi yang mengatur

tentang keamanan dan keselamatan pengguna energi nuklir. Tanpa adanya regulasi

yang mendukung tentang kebijakan penggunaan energi nuklir, energi ini akan sulit

untuk diterapkan pada suatu negara.

4.3.1. Internasional

Beberapa negara seperti Slovenia, Afrika Selatan, Amerika Serikat dan Pakistan

menggunakan beberapa regulasi yang dibuat oleh pemerintah untuk mendukung

terselenggaranya penggunaan energi nuklir sebagai pembangkit tenaga listrik di

negara mereka. Regulasi yang dibuat oleh dewan atom dan energi di negara

mereka masing-masing. Selain itu, regulasi yang dibuat digunakan untuk

mendukung kesejahteraan dan keselamatan pengguna energi nuklir dengan

tujuan untuk keselamatan dan keberlanjutan lingkungan. Regulasi yang dibuat

bersifat peluang. Sehingga, berbagai pihak yang terkait dengan energi ini seperti

pengguna dan pelaksana proyek pembangunan PLTN akan merasa terjaga

keselamatannya.

4.3.2. Nasional

Di Indonesia sendiri, beberapa regulasi juga dibuat untuk mendukung

terselenggaranya energi nuklir sebagai pembangkit tenaga listrik. Regulasi ini

mengatur tentang ketenaganukliran, ketentuan tentang instalasi nuklir dan

keselamatan pengangkutan zat radioaktif. Selain itu, Pengelolaan Limbah

Radioaktif, Keselamatan Radiasi dan Baku Tingkat Radioaktivitas di

Lingkungan juga menjadi beberapa regulasi yang dibuat. Kebijakan ini sudah

mencakup sebagian besar elemen yang terdapat dalam penggunaan energi

nuklir. Seperti keselamatan pengguna energi nuklir, tenaga kerja pembangun

proyek energi nuklir, hingga keselamatan terhadap lingkungan menjadi bahan

pertimbangan pembuatan regulasi ini. Indonesia, setelah memiliki beberapa

regulasi ini, harusnya mampu untuk menerapkan energi ini sebagai energi

alternatif pembangkit tenaga listrik, karena regulasi yang dibuat bersifat sebagai

peluang yang bila secara cepat diterapkan akan semakin cepat manfaat dan

keuntungan yang dapat dirasakan. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya,

Page 12: BAB IV PEMBAHASAN GAMBARAN OBJEK PENELITIAN · PEMBAHASAN HASIL ANALISIS 4.2.1. ANALISIS SWOT Tabel 2. Matriks SWOT Kearns . Sumber : Hisyam, 1998 . Dari Matriks SWOT di atas, dapat

32

karakter dari 17 negara pengguna energi nuklir tidak hanya berasal dari negara

maju tetapi juga negara berkembang, membuat Indonesia memiliki kesempatan

yang sama dengan negara lain untuk bisa menggunakan energi nuklir sebagai

energi alternatif pembangkit tenaga listrik. Teknologi yang digunakan oleh

negara berkembang yang termasuk dalam 17 negara pengguna energi nuklir

memang belum bisa dibandingkan dengan teknologi yang digunakan oleh

negara maju. Namun, negara berkembang ini memiliki perkembangan teknologi

tersendiri dengan belajar dari negara maju, sehingga alat-alat teknologi yang

digunakan meski berada pada kualitas kedua tapi teknologi yang digunakan

tidak kalah bagus dengan teknologi negara maju. Hubungan yang terbentuk

karena adanya proses adopsi teknologi memiliki keuntungan tersendiri dalam

proses pengembangan energi nuklir. Dengan adanya hal tersebut, tentunya

Indonesia juga mampu untuk dapat meraih kesempatan ini dengan memilih

energi nuklir menjadi energi alternatif pembangkit tenaga listrik.