perbatasan negara. (2) strategiweaknessess – opportunities ...eprints.umm.ac.id/59138/3/bab...

13
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian terdahulu Lesawengen et al (2016 ) menganalisis indikator-indikator lingkungan alam, lingkungan sosial, kapasitas SDM lokal, keterbatasan infrastruktur dan sarana penunjang pariwisata, pengelolaan, promosi, akses hubungan internasional, kemajuan teknologi komunikasi dan informasi pariwisata, tren pariwisata, fokus pengembangan pariwisata, isu pertahanan keamanan dan stabilitas politik, kompetisi dengan destinasi sejenis, dan konflik kewenangan pengelolaan. Metode yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif kualitatif dan analisis SWOT. Hasil penelitian tersebut yaitu menunjukkan bahwa (1) strategi Strenghts – Opportunities (S-O) : strategi pengembangan produk ekowisata bahari di perbatasan negara. (2) StrategiWeaknessess – Opportunities (W-O) : strategi pengembangan pasar dan promosi dan strategi pengembangan sarana pariwisata. (3) StrategiStrenghts – Threats (S-T) : strategi pengembangan kerjasama antara lembaga dan peningkatan investasi dan strategi pengembangan kerjasama regional. (4) Strategi Weaknessess – Threats (W-T) : strategi pengembangan kapasitas SDM dan manajemen destinasi. Persamaan penelitian ini terletak pada variabel promosi dan munculnya pesaing dan pada penggunaan metode analisis SWOT. Perbedaan penelitian ini adalah menggunakan tema eduwisata dan terletak pada variabel yang digunakan yaitu pelayanan, pemandangan alam, dukungan masyarakat, letak strategis, kegiatan penanaman, pemanenan, pembuatan olahan hasil pertanian, dan edulingkungan, lahan parker, aksesibilitas ,

Upload: others

Post on 19-Oct-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: perbatasan negara. (2) StrategiWeaknessess – Opportunities ...eprints.umm.ac.id/59138/3/BAB II.pdf · silang, analisis SWOT dan Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif. Hasil yang

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian terdahulu

Lesawengen et al (2016 ) menganalisis indikator-indikator lingkungan

alam, lingkungan sosial, kapasitas SDM lokal, keterbatasan infrastruktur dan

sarana penunjang pariwisata, pengelolaan, promosi, akses hubungan internasional,

kemajuan teknologi komunikasi dan informasi pariwisata, tren pariwisata, fokus

pengembangan pariwisata, isu pertahanan keamanan dan stabilitas politik,

kompetisi dengan destinasi sejenis, dan konflik kewenangan pengelolaan. Metode

yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif kualitatif dan analisis SWOT.

Hasil penelitian tersebut yaitu menunjukkan bahwa (1) strategi Strenghts –

Opportunities (S-O) : strategi pengembangan produk ekowisata bahari di

perbatasan negara. (2) StrategiWeaknessess – Opportunities (W-O) : strategi

pengembangan pasar dan promosi dan strategi pengembangan sarana pariwisata.

(3) StrategiStrenghts – Threats (S-T) : strategi pengembangan kerjasama antara

lembaga dan peningkatan investasi dan strategi pengembangan kerjasama

regional. (4) Strategi Weaknessess – Threats (W-T) : strategi pengembangan

kapasitas SDM dan manajemen destinasi. Persamaan penelitian ini terletak pada

variabel promosi dan munculnya pesaing dan pada penggunaan metode analisis

SWOT. Perbedaan penelitian ini adalah menggunakan tema eduwisata dan

terletak pada variabel yang digunakan yaitu pelayanan, pemandangan alam,

dukungan masyarakat, letak strategis, kegiatan penanaman, pemanenan,

pembuatan olahan hasil pertanian, dan edulingkungan, lahan parker, aksesibilitas ,

Page 2: perbatasan negara. (2) StrategiWeaknessess – Opportunities ...eprints.umm.ac.id/59138/3/BAB II.pdf · silang, analisis SWOT dan Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif. Hasil yang

9

sarana prasarana, denah menuju tempat, fasilitas keamanan, fasilitas kantin,

respon baik dari pemerintah, perilaku pengunjung kurang memperhatikan etika

lingkungan, musim dan perubahan minat wisata.

Erbabley et al (2018) menganalisis variabel yang digunakan yaitu lembaga

pemberdayaan masyarakat adat/desa, daya tarik wisata alam, daya tarik wisata

adat/budaya, daya tarik wisata sejarah, interaksi antara masyarakat adat/desa

dengan sumberdaya alam dan budaya, pemanfaatan SDA belum optimal,

kurangnya fasilitas dan sarana prasarana, tingkat pendidikan masih rendah,

kurangnya promosi, pengawasan kawasan belum intensif, dukungan pemerintah,

potensi dijadikan ekowisata dan objek wisata budaya dan sejarah, minat investor,

peningkatan ekonomi, tempat penelitian dan pendidikan, kerusakan objek wisata,

masuknya budaya asing, pertambahan jumlah penduduk, belum adanya data dan

informasi tentang keanekaragaman hayati, pengetahuan masyarakat. Metode ysng

digunakan yaitu kajian pustaka, diskusi multipihak, tabulasi frekuensi, tabulasi

silang, analisis SWOT dan Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif. Hasil yang

didapat yaitu kawasan wisata prioritas berada pada Kuadran I, artinya kawasan

wisata prioritas berada pada situasi yang menguntungkan dimana kawasan

tersebut memiliki peluang dan kekuatan, sehingga dapat memanajemen

pengembangan kawasan prioritas menghadapi berbagai ancaman, namun masih

memiliki kekuatan dari segi internal. Berdasarkan analisis strategi SWOT

didapatkan strategi seperti : penguatan kapasitas aparatur pemerintahan,

Pemberdayaan dan penguatan modal masyarakat, mempromosikan potensi alam,

seni budaya dan sejarah Desa Gamtala, mengembangkan paket-paket wisata

budaya, sejarah dan ekowisata serta meningkatkan peran serta dan dukungan

Page 3: perbatasan negara. (2) StrategiWeaknessess – Opportunities ...eprints.umm.ac.id/59138/3/BAB II.pdf · silang, analisis SWOT dan Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif. Hasil yang

10

masyarakat dalam meningkatkan ekonomi. Persamaan penelitian ini adalah pada

variabel pemberdayaan masyarakat adat/desa, kurangnya fasilitas, dukungan

pemerintah dan penggunaan metode analisis SWOT. Perbedaan penelitian ini

adalah menggunakan tema eduwisata dan terletak pada variabel yang diambil,

tidak menganalisis daya tarik wisata alam, adat/budaya, wisata sejarah, interaksi

antara masyarakat adat/desa dengan sumberdaya alam dan budaya, pemanfaatan

SDA belum optimal, tingkat pendidikan masih rendah, kurangnya promosi,

pengawasan kawasan belum intensif, minat investor, peningkatan ekonomi,

tempat penelitian dan pendidikan, masuknya budaya asing, pertambahan jumlah

penduduk, belum adanya data dan informasi tentang keanekaragaman hayati,

pengetahuan masyarakat serta metode yang digunakan yaitu kajian pustaka,

diskusi multipihak, tabulasi frekuensi, tabulasi silang dan Matriks Perencanaan

Strategi Kuantitatif.

Christiani et al (2014) menganalisis variabel-variabel yaitu area sangat

strategis, potensi SDA melimpah, fasilitas, sarana prasarana, sampah tidak

terawat, SDM masih rendah, pengunjung, keamanan, perebutan lahan dan adanya

pesaing. Metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dan kualitatif

menggunakan analisis SWOT. Hasil penelitian yaitu berdasarkan analisis SWOT

diketahui kekuatannya yaitu berada di wilayah segitiga emas Bali yaitu Sanur,

Kutadan Nusa Dua. Kelemahannya yaitubanyak dijumpai sampah dengan

diversitas dan kuantitas yang sangat mengkhawirkan. Peluangnya yaitu Tingginya

persentase wisatawan yang dating ke Bali, dan ancamannya yaitu Perebutan lahan

di kawasan Tahura Ngurah Rai untuk kepentingan yang tidak konservatif

sehingga berakibat pada Ketidakseimbangan pemanfaatan ruang dan lahan.

Page 4: perbatasan negara. (2) StrategiWeaknessess – Opportunities ...eprints.umm.ac.id/59138/3/BAB II.pdf · silang, analisis SWOT dan Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif. Hasil yang

11

Strategi pengembangan yang akan diterapkan yaitu Meningkatkan aksesibilitas

kekawasan, Meningkatkan pengelolaan kebersihan lingkungan, Meningkatnya

promosi, mendayagunakan potensiwisata yang adasecara optimal, Meningkatkan

kualitas dan kuantitas sumberdaya manusia lokal (local community). Persamaan

penelitian ini terletak pada variabel area sangat strategis, fasilitas, sarana

prasarana, keamanan dan adanya pesaing dan metode analisis SWOT. Perbedaan

penelitian ini adalah menggunakan tema eduwisata, metode deskriptif kuantitatif

dan variable pelayanan, pemandangan alam, dukungan masyarakat, kegiatan

penanaman, pemanenan, pengolahan hasil pertanian dan edulingkungan, lahan

parkir, eksesibilitas, denah menuju tempat, peningkatan kesejahteraan masyarakat,

respon baik dari pemerintah, lapangan pekerjaan baru, pengenalan eduwisata

melalui media cetak (promosi), memiliki produk unggulan, perilaku pengunjung

kurang memperhatikan etika lingkungan, musim, pesaing dan peningkatan

kegiatan.

Pauziah (2017) menganalisis variabel yaitu adanya peraturan perundang

undangan, SDM baik, fasilitas, kesadaran masyarakat tinggi, pegawai kurang

profesional, pelaksanaan pembangunan masih belum terakumulasi, belum

tersedia data yang akurat, anggaran masih transparansi dan manajemen belum

baik, adanya usaha, perkembangan usaha, terjadinya lintas sektoral, mobilitas

barang dan jasa, koordinasi dari instansi terkait, pesaing usaha, sarana prasarana

masih rendah, peran pemerintah, daya tarik dan keunikan masih rendah. Metode

yang digunakan dalam penelitian yaitu deskriptif kualitatif dan teori yang

digunakan adalah strategi manajemen Elitan dan Anatan serta analisis yang

digunakan adalah analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan Strategi

Page 5: perbatasan negara. (2) StrategiWeaknessess – Opportunities ...eprints.umm.ac.id/59138/3/BAB II.pdf · silang, analisis SWOT dan Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif. Hasil yang

12

pengembangan yang dilakukan ada 3 yaitu : a) Strategi teknologi seperti promosi.

Namun sumberdaya manusia yang terlibat seperti keterampilan dan pendidikan

masih rendah. b) Strategi inovasi dilakukan dengan empat cara yaitu penghijauan

atau konservasi, fasilitas berupa amenitas dasar dan amenitas penunjang, strategi

promosi (kegiatan/ event), teknologi informasidan tour and travel serta

bekerjasama dengan investor atau melalui program CSR. c) Strategi operasi

seperti kerjasama dengan perusahaan dalam bentuk pendanaan dan pengelolaan.

Analisis SWOT dibagi menjadi 5 prioritas strategi yaitu: Koordinasi antara

masyarakat dengan stakeholder dimulai dari perencanaan, sosialisasi, pelaksanaan

dan pemantauan konsep pengembangan ekowisata mangrove, penataan kembali

ruang untuk kegiatan ekowisata, perbaikan infrastruktur, jaringan air bersih,

pembangunan sarana dan prasarana, system pengolahan dan pembuangan sampah

serta unit usaha penunjang kebutuhan wisatawan, memberikan pengetahuan

terkait pengelolaan dan pelatihan manajemen yang efektif dan produktif, studi

kajian analisis dampak kegiatan wisata terhadap kondisi lingkungan dan

pertumbuhan vegetasi mangrove dengan pemantauan secara berkala dan

berkelanjutan, menggali potensi wisata alam dan bahari dengan pembinaan

kepada masyarakat. Persamaan penelitian terletak pada fasilitas, pesaing usaha,

sarana prasarana masih rendah, peran pemerintah, daya tarik dan keunikan serta

metode analisis SWOT. Perbedaan penelitian ini pada teori yang digunakan

adalah strategi manajemen Elitan dan Anatan, tema yang digunakan eduwisata

serta variabel yang digunakan meliputi pelayanan, dukungan masyarakat, letak

strategis, kegiatan penanaman, pemanenan, pengolahan hasil pertanian dan

edulingkungan, lahan parkir, eksesibilitas, denah menuju tempat, perilaku

Page 6: perbatasan negara. (2) StrategiWeaknessess – Opportunities ...eprints.umm.ac.id/59138/3/BAB II.pdf · silang, analisis SWOT dan Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif. Hasil yang

13

pengunjung kurang memperhatikan etika lingkungan, musim, pesaing dan

peningkatan kegiatan.

Mardani (2017) menganalisis variabel dukungan masyarakat, SDA, letak

strategis, harga tiket, sarana prasarana, SDM terbatas, peningkatan kesejahteraan,

daya tarik, lapangan kerja baru, munculnya pesaing, kepemilikan lahan, kerusakan

akibat wisata. Metode yang digunakan yaitu diskriptif kualitatif dan analisis

SWOT. Hasil penelitian yaitu strategi yang harus diterapkan

yaitu berada pada posisi strategi Strength-Opportunities (SO) dengan prioritas

strategi yaitu pengembangan ekowisata berbasis masyarakat dengan

pendampingan lembaga dan pemerintah. Persamaan penelitian ini adalah pada

variabel dukungan masyarakat, sarana prasarana, lapangan kerja baru, munculnya

pesaing menggunakan analisis SWOT dan teknik mengambian sample (accidental

sampling). Perbedaan penelitian ini terletak pada variabel yang digunakan.

Purnamasari (2015) menganalisis indikator-indikator yang digunakan

yaitu aksesbilitas, potensi wisata, lingkungan masih terjaga, kurangnya

pengetahuan, fasilitas minim, harga tiket, dukungan masyarakat, partisipasi

masyarakat, pengelola pariwiwsata, peluang pekerjaan, alih fungsi lahan, konflik

antar masyarakat dan kegiatan pembuatan kapal. Metode yang digunakan

deskriptif dan analisis SWOT serta IFAS dan EFAS. Hasil penelitian yaitu

Aspirasi dibagi menjadi 3 yaitu aspirasi untuk pengembangan objek daya tarik

wisata, perbaikan sarana dan prasarana, serta pembenahan pengelolaan.

Masyarakat setuju dengan adanya fasilitas tour guide, penambahan fasilitas

gazebo. Pengunjung setuju dengan adanya fasilitas papan informasi, membangun

jembatan penyebrangan menuju lokasi. Pengelola setuju untuk meningkatkan

Page 7: perbatasan negara. (2) StrategiWeaknessess – Opportunities ...eprints.umm.ac.id/59138/3/BAB II.pdf · silang, analisis SWOT dan Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif. Hasil yang

14

upaya promosi, dan memperbaiki fasilitas umum. Strategi dalam pengembangan

ekowisata mangrove desa Karangsong yaitu berada pada posisi strategi Stregth-

Opportunities (SO). Prioritasstrategi SO yaitu melibatkan masyarakat desa diluar

anggota kelompok untuk ikut berpartisipasi dalam pengembangan ekowisata

mangrove. Persamaan penelitian ini adalah metode dan analisis SWOT, IFAS dan

EFAS serta pada variabel yaitu aksesbilitas dan dukungan masyarakat.

Perbedaannya yaitu variabel yang digunakan.

Simanjuntak (2015) menganalisis variabel-variabel yaitu kerapatan hutan,

fasilitas tracking, kondisi ekologi, keragaman mangrove, tenaga kerja, kualitas

SDM, kondisi vegetasi, SDM berkualitas, keberadaan hewan khas, keberadaan

biota berbahaya, keamanan lokasi, objek wisata lain yang mendukung, objek

wisata lain yang berdekatan, wisatawan domestik, wisatawan mancanegara,

pelabuhan, suplai logistik, wisata kuliner, souvenir khas, rawan bencana,

dukungan pemerintah, pemanfaatan teknologi, hukum dan sanksi tegas,

infrastruktur, fasilitas, kesehatan, transportasi, penginapan, regulasi, listrik, bandar

udara, fasilitas komunikasi, dukungan masyarakat, perbankan. Metode yang

digunakan adalah deskriptif dengan analisis SWOT, analisis manfaat dan kondisis

sekarang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Strategi pengembangan yang perlu

dilakukan adalah pengembangan promosi wisata mangrove, pengembangan

Bandar udara dan souvenir khas daerah, pengembangan paket wisata mangrove

dan non-mangrove, pengembangan infrastruktur energi, pengembanagan kuliner,

pengembangan sumberdaya manusia, peningkatan infrastruktur penunjang

(kesehatan, transportasi, komunikasi), pengembanga npariwisata konservasi

mangrove, mitigasi dan juga pengembangan perbankan. Persamaan pada variabel

Page 8: perbatasan negara. (2) StrategiWeaknessess – Opportunities ...eprints.umm.ac.id/59138/3/BAB II.pdf · silang, analisis SWOT dan Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif. Hasil yang

15

keamanan lokasi, dukungan pemerintah, fasilitas dan metode analisis SWOT.

Perbedaan penelitian yaitu tidak menggunakan analisis tingkat manfaat dan

kondisi sekarang serta variabel yang digunakan.

1.2 Kajian Pustaka

2.2.1 Eduwisata

Eduwisata merupakan suatu tempat pariwisata yang didalamnya

menyuguhkan unsur pendidikan. Pariwisata adalah kegiatan atau aktivitas yang

dilakukan dalamr angka menambah wawasan bidang social kemasyarakatan,

belajar system perilaku manusia dan menjalin hubungan dengan berbagai

dorongan kepentingan sesuai dengan budaya yang berbeda-beda. Hal tersebut

berhubungan dengan usaha mencari kesenangan, termasuk pengusahaan objek dan

daya tarik wisata serta usaha lain yang terkait di bidang tersebut (Wardianto &

Baiquni, 2011).

Menurut Yoeti, 1996 pariwisata merupakan suatu kegiatan atau aktivitas

perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang dilaksanakan dari suatu

tempat ketempat yang lain, dengan maksud bukan berusaha (business) atau

mencari nafkah ditempat yang dikunjungi, tetapi untuk menikmati perjalanan

tersebut guna rekreasi memenuhi keinginan yang beranekaragam.

2.2.2 SWOT

2.2.2.1 Pengertian Analisis SWOT

Analisis SWOT merupakan suatu metode perencanaan strategi yang

digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (Strengths), kelemahan (Weaknesses),

peluang (Opportunities), dan ancaman (Threats) pada sebuah proyek maupun

bisnis usaha. Penggunaan analisis SWOT melibatkan penentuan tujuan dan

Page 9: perbatasan negara. (2) StrategiWeaknessess – Opportunities ...eprints.umm.ac.id/59138/3/BAB II.pdf · silang, analisis SWOT dan Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif. Hasil yang

16

mengidentifikasi faktor internal maupun faktor eksternal yang menguntungkan

untuk mencapai tujuan yang akan dicapai (Simanjuntak, 2015).

2.2.2.2 Pengertian Matriks SWOT

Matriks SWOT merupakan sebuah alat yang berfungsi untuk menyusun

faktor-faktor strategi yang akan dicapai tujuan. Matriks SWOT menggambarkan

secara jelas mengenai peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi suatu proyek

ataupun objek disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Matriks

ini menghasilkan empat set kemungkinan alternative strategis yaitu strategi SO

(Strength-Opportunity), WO (Weakness-Opportunity), ST (Strength-Threat), dan

WT (Weakness-Threat) (Mardani, 2017).

2.2.3 Pertanian Organik

Pertanian organik menghimpun seluruh imajinasi petani dan konsumen

yang secara serius dan bertanggung jawab menghindarkan bahan kimia dan pupuk

yang bersifat meracuni lingkungan dengan tujuan untuk memperoleh kondisi

lingkungan yang sehat. Selain itu juga berusaha menghasilkan produksi tanaman

yang berkelanjutan dengan cara memperbaiki kesuburan tanah dengan

menggunakan sumber daya alami seperti mendaur ulang limbah. Pertanian

organik sebagai bagian dari pertanian akrab lingkungan perlu perlu segera

dimasyarakatkan atau diingatkan kembali sejalan makin banyaknya dampak

negatif terhadap lingkungan yang terjadi akibat dari penerapan teknologi

intensifikasi yang mengandalkan bahan kimia. Pertanian organik adalah sistem

pertanian yang memanfaatkan teknologi modern, termasuk benih hibrida berlabel,

melaksanakan konservasi tanah dan air, serta pengolahan tanah yang berasaskan

konservasi (Rahman, 2002).

Page 10: perbatasan negara. (2) StrategiWeaknessess – Opportunities ...eprints.umm.ac.id/59138/3/BAB II.pdf · silang, analisis SWOT dan Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif. Hasil yang

17

2.2.4 Karakteristik Minimum Eduwisata

Beberapa aspek kunci dalam eduwisata adalah:

1. Pola wisata ramah lingkungan (nilai konservasi)

2. Pola wisata ramah budaya dan adat setempat (nilai edukasi dan wisata)

3. Prinsip local ownership (= pengelolaan dan kepemilikan oleh masyarakat

setempat) diterapkan sedapat mungkin terhadap sarana dan pra-sarana

ekowisata, kawasan ekowisata, dll (nilai partisipasi masyarakat)

4. Homestay menjadi pilihan utama untuk sarana akomodasi di lokasi wisata

(nilai ekonomi dan edukasi)

5. Pemandu wisata adalah orang setempat (nilai partisipasi masyarakat)

6. Perintisan, pengelolaan dan pemeliharaan obyek wisata menjadi tanggung

jawab masyarakat setempat, termasuk penentuan biaya (=fee) untuk

wisatawan (nilai ekonomi dan wisata).

2.2.5 Strategi Pengembangan Pariwisata

Pengembangan destinasi wisata dalam kerangka pembangunan daerah

memiliki hubungan yang erat dengan pertumbuhan ekonomi dalam tataran makro,

serta peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam tataran mikro.Sehingga

pengembangan pariwisata daerah haruslah juga memperhitungkan keuntungan dan

manfaat bagi banyak pihak, terutama masyarakat lokal. Pengembangan pariwisata

yang baik dapat mendorong terbukanya peluangkerja, pengembangan produk

lokal, serta kesempatan pendidikan dan pelatihan masyarakat (Dias, 2010).

Page 11: perbatasan negara. (2) StrategiWeaknessess – Opportunities ...eprints.umm.ac.id/59138/3/BAB II.pdf · silang, analisis SWOT dan Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif. Hasil yang

18

2.3 Kerangka Pemikiran

Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran

SWOT yang dilakukan pada Eduwisata Berbasis Pertanian Organik di

Desa Tawangargo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang meliputi

SWOT pada Eduwisata

Teori :

pengemba

ngan pariwisata daerah harus memperhitungkan keuntungan dan manfaat bagi banyak

pihak(Dias

, 2010).

Variabel penelitian terdahulu:

1. Dukungan masyarakat 2. SDA 3. Letak strategis 4. Harga tiket 5. Sarana prasarana 6. SDM terbatas 7. Peningkatan kesejahteraan 8. Daya tarik 9. Lapangan kerja baru

10. Munculnya pesaing 11. Kepemilikan lahan 12. Kerusakan akibat wisata

Variabel Observasi Key Responden:

1. 1. Pelayanan

2. 2. Edulingkungan

3. 3. Kegiatan penanaman,

4. 4. Pemanenan dan

pembuatan olahan hasil

pertanian

5. 5. Lahan parkir

6. 6. Aksessibilitas

7. 7. Denah menuju tempat

8. 8. Fasilitas keamanan

9. 9. Fasilitaskantin

10. Respon pemerintah

11. Praktek membuat olahan 11. 12.Praktek membuat pupuk

Penelitianini : Variabel internal

1. Pelayanan 7. Lahan parkir 2. Pemandanganalam 8. Aksesibilitas

3. Denah/ papan petunjuk 9. Sarana prasarana 4. Letak strategis 10. Praktek pupuk 5. Edulingkungan 11.Fasilitas keamanan 6.Kegiatan penanaman 12. Fasilitas kantin pemanenandan 13. Praktek makanan pembuatan olahan hasil pertanian.

Variabel eksternal 1.Dukungan masyarakat 2.Respon pemerintah 3.Animo pegunjung dari

berbagai kalangan 4.Munculnya pesaing 5.Perilaku pengunjung 6.musim

Analisis SWOT, IFAS dan EFAS

Strategi Pengembangan Eduwisata Berbasis Pertnaian Organik

Page 12: perbatasan negara. (2) StrategiWeaknessess – Opportunities ...eprints.umm.ac.id/59138/3/BAB II.pdf · silang, analisis SWOT dan Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif. Hasil yang

19

kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang terdapat di tempat tersebut. Lalu

kemuadian teori yang digunakan yaitu strategi pengembangan ekowisata dari Arif

Mardani tahun 2017 yang mengulas variabel-variabel yang meliputi dukungan

masyarakat, SDA, letak strategis, harga tiket, sarana prasarana, SDM terbatas,

peningkatan kesejahteraan, daya tarik, lapangan kerja baru, munculnya pesaing,

kepemilikan lahan dan kerusakan akibat wisata. Sedangkan variabel-variabel yang

diperoleh dari key respondet (pemerintah desa dan pengelola) meliputi pelayanan,

edulingkungan, kegiatan penanaman, pemanenan dan pembuatan olahan hasil

pertanian, lahan parkir, aksessibilitas, denah menuju tempat, fasilitas keamanan,

fasilitas kantin, respon pemerintah, praktek membuat olahan dan praktek membuat

pupuk.

Dilihat dari variabel penelitian terdahulu dan variabel yang diperoleh dari

key respondent (pemerintah desa dan pengelola), maka variabel internal yang

akan digunakan dalam penelitian ini meliputi pelayanan, pemandangan alam,

dukungan masyarakat, letak strategis, edulingkungan, kegiatan penanaman,

pemanenan dan praktek olahan hasil pertanian, praktek membuta pupuk organik,

lahan parkir, aksesibilitas, sarana prasarana, denah menuju lokasi, fasilitas

keamanan serta fasilitas kantin. Sedangkan untuk variabel eksternalnya yaitu

dukungan masyarakat, respon pemerintah, animo pengunjung dari berbagai

kalangan, pesaing, perilaku pengunjung dan musim.

Selanjutnya variabel yang telah diketahui tersebut dilakukan analisis

SWOT, IFAS dan EFAS yang selanjutnya dibuat matriks SWOT, IFAS dan

EFAS. Setelah melakukan ketiga analisis tersebut, maka akan diketahui strategi

pengembangan apa yang akan diterapkan di Eduwisata Pertanian Organik

Page 13: perbatasan negara. (2) StrategiWeaknessess – Opportunities ...eprints.umm.ac.id/59138/3/BAB II.pdf · silang, analisis SWOT dan Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif. Hasil yang

20

Berbasis Komunitas di Desa Tawangargo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten

Malang.