bab ii tinjauan pustaka - library.binus.ac.id ii_2014_0054... · keempat faktor tersebut dapat...

24
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian ini merujuk pada berbagai sumber sebagai landasan teori. Bab ini dibagi menjadi beberapa sub-bab yang membahas mengenai transformasi SDM, manajemen project, kepuasan kerja, kuesioner, pengumpulan data ESS, pengolahan data ESS dan Strategic Satisfaction Matrix (SSM). 2.1 Transformasi SDM Pada bab sebelumnya telah dipaparkan mengenai latar belakang permasalahan dari penelitian ini. Latar belakang itu membawa sebuah dampak berupa transformasi di bidang SDM di KMK. Dalam HR Transformation (Ulrich, 2009, p.9) disebutkan bahwa, "A true HR transformation is an integrated, aligned, innovative, and business focused approach to redefining how HR work is done within an organization so that it helps the organization deliver on promises made to customers, investors, and other stakeholders." Dari pengertian transformasi SDM tersebut, Ulrich mengajukan suatu model transformasi SDM yang terdiri dari empat tahapan seperti terlihat pada Gambar 2.1.

Upload: dinhanh

Post on 03-Mar-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.id II_2014_0054... · Keempat faktor tersebut dapat disusun ke dalam suatu diagram matriks SWOT seperti terlihat pada Gambar 2.2. Gambar

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Penelitian ini merujuk pada berbagai sumber sebagai landasan teori. Bab ini dibagi

menjadi beberapa sub-bab yang membahas mengenai transformasi SDM, manajemen

project, kepuasan kerja, kuesioner, pengumpulan data ESS, pengolahan data ESS dan

Strategic Satisfaction Matrix (SSM).

2.1 Transformasi SDM

Pada bab sebelumnya telah dipaparkan mengenai latar belakang permasalahan dari

penelitian ini. Latar belakang itu membawa sebuah dampak berupa transformasi di

bidang SDM di KMK. Dalam HR Transformation (Ulrich, 2009, p.9) disebutkan

bahwa, "A true HR transformation is an integrated, aligned, innovative, and business

focused approach to redefining how HR work is done within an organization so that

it helps the organization deliver on promises made to customers, investors, and other

stakeholders."

Dari pengertian transformasi SDM tersebut, Ulrich mengajukan suatu model

transformasi SDM yang terdiri dari empat tahapan seperti terlihat pada Gambar 2.1.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.id II_2014_0054... · Keempat faktor tersebut dapat disusun ke dalam suatu diagram matriks SWOT seperti terlihat pada Gambar 2.2. Gambar

11

Gambar 2.1 Model untuk Transformasi SDM (Ulrich, 2009).

Keempat tahap transformasi model Ulrich merupakan pertanyaan mendasar

mengenai transformasi SDM. Tahap pertama merupakan pertanyaan why (mengapa)

yang merujuk pada suatu kasus penyebab terjadinya suatu transformasi. Tahap kedua

adalah pertanyaan what (apa) yang dimaksudkan untuk mengetahui hasil-hasil yang

diharapkan dari suatu transformasi. Selanjutnya, tahap ketiga adalah pertanyaan how

(bagaimana) untuk memperoleh strategi yang tepat dalam melakukan transformasi.

Terdapat tiga komponen dalam tahap ketiga ini yaitu :

1. Perancangan ulang fungsi atau departemen Human Resources (HR).

2. Transformasi kegiatan HR yang lebih efektif, terintegrasi dan inovatif.

3. Peningkatan kompetensi para profesional di bidang SDM sesuai dengan yang

diperlukan dalam pekerjaannya.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.id II_2014_0054... · Keempat faktor tersebut dapat disusun ke dalam suatu diagram matriks SWOT seperti terlihat pada Gambar 2.2. Gambar

12

Tahap terakhir adalah pertanyaan who (siapa) mengenai pihak-pihak yang harus

terlibat aktif dalam kegiatan transformasi ini.

2.1.1 Analisis SWOT

Kegiatan transformasi yang dilakukan oleh KMK didahului dengan sebuah langkah

awal yaitu melakukan analisis SWOT. Konsep SWOT diperkenalkan oleh Albert

Humphrey saat melakukan penelitian dalam kurun waktu 1960-1970 di Stanford

Research Institute. SWOT merupakan singkatan dari Strength (kekuatan), Weakness

(kelemahan), Opportunities (peluang) dan Threats (ancaman). Dalam sebuah lingkup

perusahaan, SWOT dapat dijabarkan sebagai berikut (Humphrey, 2005) :

1) Kekuatan (Strength) adalah faktor-faktor yang memberikan keuntungan lebih

pada suatu perusahaan daripada faktor lainnya.

2) Kelemahan (Weakness) adalah faktor-faktor yang cenderung merugikan

perusahaan.

3) Peluang (Opportunities) adalah faktor-faktor yang berpotensi menjadi kekuatan

jika dikembangkan lebih lanjut.

4) Ancaman (Threats) adalah faktor-faktor yang berasal dari lingkungan luar yang

dapat menimbulkan masalah bagi perusahaan.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.id II_2014_0054... · Keempat faktor tersebut dapat disusun ke dalam suatu diagram matriks SWOT seperti terlihat pada Gambar 2.2. Gambar

13

Keempat faktor tersebut dapat disusun ke dalam suatu diagram matriks SWOT seperti

terlihat pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2 Diagram matriks SWOT (Humphrey, 2005).

2.1.2 Model McKinsey

Faktor-faktor prioritas hasil analisis SWOT dapat dijadikan sebagai suatu masukan

masalah dalam sebuah model pemecahan masalah. Penelitian ini menggunakan model

McKinsey sebagai model pemecahan masalah yang meliputi managing, analyzing

dan presenting. Contoh suatu model pemecahan masalah beserta faktor-faktor yang

terlibat di dalamnya dapat dilihat pada Gambar 2.2.

S

Strength

W

Weakness

O

Opportunities

T

Threats

Helpful Harmful

Internal

(System)

External

(Environtment)

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.id II_2014_0054... · Keempat faktor tersebut dapat disusun ke dalam suatu diagram matriks SWOT seperti terlihat pada Gambar 2.2. Gambar

14

Gambar 2.3 Pemodelan Pemecahan Masalah Strategis (Rasiel&Friga, 2002).

Seperti terlihat pada Gambar 2.3, tiga bagian utama pemecahan masalah

saling terkait satu sama lain. Hal ini penting untuk mendapatkan gambaran utuh dari

suatu masalah. Pada bagian ini, cara yang efektif untuk mendapatkan gambaran utuh

tersebut adalah dengan menggunakan issue-tree seperti pada contoh kasus Acme

Widgets dalam Gambar 2.3. Issue-tree ini merupakan diagram pertanyaan yang

memecah masalah ke dalam suatu struktur logis. Dengan menggunakan teknik issue-

tree tersebut maka suatu permasalahan, dalam hal ini transformasi SDM, dapat

dipecahkan secara terstruktur.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.id II_2014_0054... · Keempat faktor tersebut dapat disusun ke dalam suatu diagram matriks SWOT seperti terlihat pada Gambar 2.2. Gambar

15

Gambar 2.4 Contoh Issue-tree Kasus Acme Widgets (Rasiel&Friga, 2002).

2.2 Manajemen Project

Penelitian ini dirancang dalam bentuk project. Dalam Project Management

Guidebook (Method 123, 2003, p.4) disebutkan bahwa, "A project is a unique

endeavor to produce a set of deliverables within clearly specified time, cost and

quality constraints”. Sebuah project merupakan suatu siklus yang terdiri dari empat

fase yaitu inisiasi, perencanaan, eksekusi dan penutupan. Fase-fase tersebut dapat

dilihat pada Gambar 2.5.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.id II_2014_0054... · Keempat faktor tersebut dapat disusun ke dalam suatu diagram matriks SWOT seperti terlihat pada Gambar 2.2. Gambar

16

Gambar 2.5 Siklus Project (Method 123, 2003)

Tahapan umum dalam sebuah keputusan manajemen meliputi planning,

shceduling and control (Schroeder, 2007, p.306). Tahapan beserta contoh kegiatan di

dalamnya dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Manajemen Project (Schroeder, 2007)

Sequence Activities

Planning

Identify the project customer

Establish end product or service

Set project objectives

Estimate total resources and time required

Decide on the form of project organization

Make the key personnel appointments

Define major task required

Establish a budget

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.id II_2014_0054... · Keempat faktor tersebut dapat disusun ke dalam suatu diagram matriks SWOT seperti terlihat pada Gambar 2.2. Gambar

17

Scheduling

Develop a detailed work-breakdown

structure

Estimate time required for each task

Sequence the task in the proper order

Develop a start/stop time for each task

Develop a detailed budget for each task

Assign people to task

Control

Monitor actual time, cost and performance

Compare planned to actual figures

Determine whether corrective action is

needed

Evaluate alternatives corrective actions

Take appropriate corrective action

Gambar 2.6 Diagram Perencanaan Project (Blaxter, Hughes and Tight, 2006).

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.id II_2014_0054... · Keempat faktor tersebut dapat disusun ke dalam suatu diagram matriks SWOT seperti terlihat pada Gambar 2.2. Gambar

18

Salah satu cara untuk membuat perencanaan suatu project adalah dengan membuat

timeline. Gambar 2.6 menunjukkan contoh timeline suatu perencanan project dalam

jangka waktu satu tahun.

2.3 Kepuasan Kerja

Salah satu faktor yang membuat seseorang tetap bekerja di suatu lingkungan kerja

atau perusahaan dalam rentang waktu yang lama adalah kepuasan kerja. Secara

sederhana, Affect theory (Locke,1976) menjelaskan kepuasan kerja yang diartikan

sebagai perbedaan atau rentang antara apa yang diharapkan oleh seorang karyawan

dengan apa yang diperolehnya. Dalam buku Job satisfaction: Subjective Well-being

at Work (Judge and Klinger, 2007), beberapa teori yang berkaitan dengan penyebab

kepuasan kerja dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kategori yaitu

1. Teori situasional yang berpendapat bahwa kepuasan kerja merupakan hasil

dari sifat pekerjaan itu sendiri dan aspek lainnya dalam lingkungan kerja.

2. Teori dispositional yang mengasumsikan bahwa kepuasan kerja berasal dari

sifat perorangan individu.

3. Teori interaktif yang mengajukan bahwa kepuasan kerja merupakan hasil dari

kombinasi antara situasi kerja dan faktor personal individu.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.id II_2014_0054... · Keempat faktor tersebut dapat disusun ke dalam suatu diagram matriks SWOT seperti terlihat pada Gambar 2.2. Gambar

19

Abraham Maslow (1954) menyatakan bahwa terdapat lima tingkat hirarki

kebutuhan manusia yang terdiri dari kebutuhan psikologis, rasa aman, bersosialisasi,

harga diri dan aktualisasi diri.

2.3.1 Variabel Kepuasan Kerja

Menurut Luthan (1995) terdapat tiga dimensi penting dalam kepuasan kerja yaitu

1. Kepuasan kerja merupakan respon emosional terhadap situasi kerja

2. Kepuasan kerja biasanya ditentukan oleh kesesuaian atau kelebihan antara

usaha yang dikeluarkan dengan yang hasil yang diharapkan.

3. Kepuasan kerja menunjukkan beberapa karakteristik penting dalam suatu

pekerjaan yang memiliki respon efektif antara lain pekerjaan itu sendiri, upah,

kesempatan promosi, pengawasan dan rekan kerja.

Dalam tiga dimensi penting kepuasan kerja tersebut, menunjukkan adanya beberapa

variabel yang dapat dijadikan acuan sebuah kepuasan kerja. Dalam 2011 Employee

Job Satisfaction and Engagement (Society for Human Resource Management

(SHRM), 2011) diperoleh daftar variabel-variabel penting kepuasan kerja. Daftar

variabel tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.7.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.id II_2014_0054... · Keempat faktor tersebut dapat disusun ke dalam suatu diagram matriks SWOT seperti terlihat pada Gambar 2.2. Gambar

20

Gambar 2.7 Daftar variabel kepuasan kerja (SHRM, 2011).

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.id II_2014_0054... · Keempat faktor tersebut dapat disusun ke dalam suatu diagram matriks SWOT seperti terlihat pada Gambar 2.2. Gambar

21

Parvin dan Kabir (2011) melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi kepuasan kerja pada perusahaan farmasi di Bangladesh. Dari hasil

penelitian ini diketahui bahwa faktor dominan yang mempengaruhi kepuasan kerja

tersebut adalah hubungan dengan rekan sejawat. Salah satu hasil dari penelitian ini

dapat dilihat pada Gambar 2.8 di bawah ini.

Gambar 2.8 Faktor-faktor Kepuasan Kerja Perusahaan Farmasi di Bangladesh (Parvin

dan Kabir, 2011).

Penelitian lainnya, Oraman (2011), mengaitkan antara motivasi dengan

kepuasan kerja karyawan perusahaan tekstil di Turki. Faktor-faktor kegiatan sosial

dalam kaitan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.id II_2014_0054... · Keempat faktor tersebut dapat disusun ke dalam suatu diagram matriks SWOT seperti terlihat pada Gambar 2.2. Gambar

22

Tabel 2.2 Variabel Kegiatan Sosial dan Motivasi Karyawan (Oraman, 2011).

2.4 Employee Satisfaction Survey (ESS)

Employee Satisfaction Survey (ESS) adalah sebuah cara sistematis untuk

mengumpulkan, menganalisis dan memberikan informasi berdasarkan tingkat

kepuasan karyawan terhadap penerapan sistem HR. Dalam Conducting Hospital

Employee Satisfaction Surveys (Powell, 2001), menyebutkan beberapa keuntungan

dilakukannya pengukuran kepuasan kerja antara lain

1. Mengurangi tingkat turnover.

2. Mengurangi biaya pelatihan.

3. Mengidentifikasi kemungkinan pengurangan biaya.

4. Mengurangi tingkat ketidakhadiran.

5. Menguatkan pengawasan.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.id II_2014_0054... · Keempat faktor tersebut dapat disusun ke dalam suatu diagram matriks SWOT seperti terlihat pada Gambar 2.2. Gambar

23

6. Mengetahui pelatihan yang dibutuhkan.

7. Mengurangi hambatan komunikasi.

8. Mengukur tingkat pemahaman karyawan terhadap misi.

9. Meningkatkan reputasi tempat kerja sehingga menarik bagi karyawan yang

berkualitas.

Terdapat delapan langkah untuk melakukan ESS yang dapat digambarkan dalam

bentuk diagram seperti pada Gambar 2.9 di bawah ini.

Gambar 2.9 Langkah-langkah Melakukan ESS (Powell, 2001).

Menentukan tujuan survei

Menentukan sampel

Memilih metodologi penelitian

Penyajian Hasil

Membuat kuesioner

Pre-test kuesioner

Distribusi kuesioner

Memasukkan dan menganalisis data

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.id II_2014_0054... · Keempat faktor tersebut dapat disusun ke dalam suatu diagram matriks SWOT seperti terlihat pada Gambar 2.2. Gambar

24

Untuk memastikan bahwa sebuah kuesioner telah memenuhi ketiga keriteria

di atas, maka perlu diadakan pre-test terhadap kuesioner tersebut. Kegiatan ini

melibatkan hanya sekelompok kecil responden, sekitar 15-30 orang, dan meminta

pendapat mereka mengenai kuesioner tersebut. Tahapan ini juga bisa berfungsi

sebagai sosialisasi terhadap program ESS. Adapun keuntungan dari sosialisasi ini

adalah menciptakan kesadaran karyawan terhadap ESS dan menurunkan tingkat

resiko penolakan terhadap kegiatan tersebut.

2.4.1 Jenis Data Survei

Survei selalu melibatkan berbagai macam variabel acak. Terdapat dua jenis data

variabel acak yaitu kategorial dan numerik. Jenis data kategorial dapat berupa

jawaban kategorial, misalnya pertanyaan ya dan tidak, sedangkan data numerik

merupakan data jawaban berupa angka baik secara diskrit maupun kontinu.

Ukuran sampling untuk data kategorial dapat ditentukan dengan

menggunakan formula Cochran yaitu :

(1)

Pada persamaan (1), n0 adalah ukuran sampel yang perlu didata, t adalah nilai absis

yang memotong suatu kurva distribusi normal di area α tertentu. Untuk nilai α = 0,05

yang berarti tingkat kepercayaan = 95 %, maka t = 1,96. Kemudian parameter pq

menunjukkan estimasi varian, sedangkan d adalah batas kesalahan yang masih dapat

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.id II_2014_0054... · Keempat faktor tersebut dapat disusun ke dalam suatu diagram matriks SWOT seperti terlihat pada Gambar 2.2. Gambar

25

diterima. Untuk ukuran populasi (N) yang kecil, maka ukuran data sampel pun

menjadi lebih kecil. Formula untuk mengkoreksi ukuran sampel dalam jumlah

populasi yang kecil adalah sebagai berikut :

(2)

Terdapat empat macam skala pengukuran data yaitu nominal, ordinal, interval dan

rasio. Keempat skala pengukuran tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.3.

Skala yang digunakan dalam pengukuran data perilaku pada penelitian ini adalah

skala Likert, di mana dalam skala ini menggunakan metode penskalaan respon, yaitu

penempatan sejumlah alternatif respon tiap item pada suatu kontinum kuantitatif

sehingga didapatkan angka sebagai skor masing-masing alternatif respon.

Ketentuan penskalaan respon pada skala Likert antara lain meliputi;

1. Merupakan prosedur penempatan sejumlah alternatif respon tiap item pada

suatu kontinum kuantitatif sehingga didapatkan angka sebagai skor masing-

masing alternatif respon.

2. Data yang digunakan untuk penskalaan merupakan data yang diperoleh dari

kelompok subyrk atau responden yang menjawab item.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.id II_2014_0054... · Keempat faktor tersebut dapat disusun ke dalam suatu diagram matriks SWOT seperti terlihat pada Gambar 2.2. Gambar

26

Tabel 2.3 Contoh Penggunaan Skala Likert.

STS TS N S SS

f 6 20 35 49 10

p=f/N 0,050 0,167 0,292 0,408 0,083

pk 0,050 0,217 0,508 0,917 1,000

Pk-t=0.5p+pkb 0,025 0,133 0,363 0,713 0,958

z -1,960 -1,112 -0,350 0,562 1,728

Z-(z paling kiri) 0,000 0,848 1,610 2,522 3,688

Pembulatan 0 1 2 3 4

2.4.2 Kuesioner

Salah satu metode survei yang dapat dipertimbangkan dalam pengumpulan data

adalah dengan kuesioner. Kuesioner yang baik untuk kegiatan survei didesain dengan

memperhatikan beberapa hal antara lain :

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.id II_2014_0054... · Keempat faktor tersebut dapat disusun ke dalam suatu diagram matriks SWOT seperti terlihat pada Gambar 2.2. Gambar

27

1. Bahasa (wording)

Kuesioner yang baik perlu memiliki isi dan tujuan pertanyaan yang jelas dan

terukur. Hal ini bisa dicapai jika kuesioner menggunakan bahasa yang mudah

dimengerti responden. Pertanyaan dalam kuesioner perlu memperhatikan tipe

dan bentuk pertanyaan, misalnya penggunaan pertanyaan terbuka dan tertutup,

pertanyaan yang ambigu, dll. Selain itu, alur yang berurutan, misalnya dari

yang paling mudah ke yang paling sulit serta pengelompokan pertanyaan juga

perlu disusun secara sistematis.

2. Pengukuran (measurement)

Kategorisasi pertanyaan yang memiliki konsep pengukuran yang sama menjadi

salah satu tolak ukur kuesioner yang baik. Penggunaan kode tertentu juga

mempermudah dalam melakukan pengukuran. Proses pengukuran juga

sebaiknya menerapkan skala yang bisa dipertanggungjawabkan. Skala dalam

kuesioner antara lain skala rating (Likert scale), skala penjumlahan tetap dan

skala rangking. Selanjutnya, pengukuran ini harus memiliki tingkat konsistensi

atau reliabilitas yang tinggi agar hasilnya dapat dipercaya.

3. Tampilan luar (appearance)

Kuesioner yang baik juga perlu memperhatikan tampilan luar (appearance).

Sebuah kuesioner perlu terlihat menarik dari segi bentuk dan layout sehingga

menarik minat responden untuk mengisinya. Selanjutnya, isi tulisan kuesioner

yang terstruktur secara logis dan jelas akan sangat membantu responden dalam

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.id II_2014_0054... · Keempat faktor tersebut dapat disusun ke dalam suatu diagram matriks SWOT seperti terlihat pada Gambar 2.2. Gambar

28

menjawab pertanyaan di dalamnya. Kemudahan untuk diperbanyak dalam hal

kualitas kertas dan pewarnaan juga menjadi faktor dalam kuesioner yang baik.

2.4.3 Kesalahan dalam Survei

Survei dengan menggunakan metode probability sampling dapat menghasilkan

potensi kesalahan. Terdapat empat macam potensi kesalahan yaitu :

1. Coverage error adalah potensi kesalahan akibat menghilangkan suatu subyek

dalam daftar survei yang membuatnya tidak memiliki kemungkinan dipilih

dalam suatu sampel.

2. Nonresponse error adalah potensi kesalahan akibat adanya responden yang

tidak merespon survei.

3. Sampling error adalah potensi kesalahan yang menggambarkan keragaman

atau heterogenitas dari satu sampel ke sampel lainnya berdasarkan

kemungkinan suatu individu dipilih pada suatu sampel.

4. Measurement error menunjukkan potensi kesalahan akibat ketidakakuratan

respon yang direkam yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti lemahnya

kalimat pertanyaan, subyektivitas pewawancara terhadap responden, atau

adanya kegiatan lain yang dilakukan oleh responden.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.id II_2014_0054... · Keempat faktor tersebut dapat disusun ke dalam suatu diagram matriks SWOT seperti terlihat pada Gambar 2.2. Gambar

29

2.4.4 Data Kualitatif

Data kualitatif dapat diperoleh dengan metode observasi. Salah satu alat dalam

metode observasi adalah Focus Group Discussion (FGD) yaitu kegiatan diskusi yang

dilakukan oleh moderator terlatih pada kondisi biasa (natural) dengan sejumlah orang

responden. Salah satu tujuan FGD adalah untuk mengetahui masalah, pengalaman,

atau sikap/keyakinan yang terkait dengan suatu topik. FGD dapat memberikan

pemahaman yang berharga tentang apakah suatu layanan/produk sudah memenuhi

harapan atau tidak.

Dalam FGD terdapat komponen-komponen yang harus dipenuhi antara lain :

1. Peserta

Peserta meliputi jumlah (8-12 peserta), homogenous, “tidak saling kenal”

(random sampling).

2. Physical Arrangement

Physical arrangement meliputi persyaratan fisik yang harus dipenuhi dalam

melakukan FGD diantaranya : suasana (relaks dan informal), lokasi, tata

ruang (bisa tatap muka antar responden) dan waktu (1-2 jam).

3. Moderator

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.id II_2014_0054... · Keempat faktor tersebut dapat disusun ke dalam suatu diagram matriks SWOT seperti terlihat pada Gambar 2.2. Gambar

30

Dalam melaksanakan FGD moderator harus memiliki kemampuan dalam

berinteraksi dan observasi (kemampuan komunikasi yang asertif dan non

verbal) serta memahami topik.

4. Topik

Topik adalah hal yang menjadi bahan diskusi dalam FGD serta menjadi

moderator guideline.

Informasi yang diperoleh dalam FGD penting untuk mendapatkan pengertian yang

lebih mendalam terhadap hasil kuesioner ESS. Namun, hasil kualitatif ini dipengaruhi

oleh beberapa faktor antara lain jumlah responden, tingkat pengalaman dan

pengetahuan moderator dan kondisi lingkungan tempat FGD diadakan.

2.5 Pengolahan Data ESS

Analisis data pada ESS dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu untuk memperoleh

kualitas data, deskripsi data dan uji hipotesis. Masing-masing analisis dapat diperoleh

melalui analisis reliability, analisis univariate dan analisis multivariate.

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.id II_2014_0054... · Keempat faktor tersebut dapat disusun ke dalam suatu diagram matriks SWOT seperti terlihat pada Gambar 2.2. Gambar

31

2.5.1 Analisis Reliability

Analisis reliability bertujuan untuk mengukur tingkat stabilitas dan konsistensi dari

instrumen yang digunakan terhadap variabel yang didefinisikan. Analisis ini

menunjukkan kualitas dari data yang diperoleh. Parameter yang dipakai sebagai alat

ukur adalah Cronbach's Alpha. Parameter ini dapat dikategorikan menjadi :

α ≤ 0,6 : tidak memenuhi konsistensi internal reliability

0,6 ≤ α ≤ 0,8 : dapat diterima untuk penelitian sosial

α > 0,8 : memenuhi konsistensi internal reliability

2.5.2 Analisis Univariate

Analisis univariate dalam statistik dapat diartikan sebagai analisis yang hanya

memperhatikan distribusi satu variabel dari setiap komponen skala. Analisis ini dapat

digunakan sebagai analisis dasar untuk memberikan deskripsi pada suatu data.

Deskripsi umum yang bisa diperoleh dari suatu data adalah modus dan mean. Modus

adalah nilai yang paling sering muncul dalam suatu data. Nilai modus menunjukkan

puncak suatu distribusi. Di lain sisi, mean adalah nilai rata-rata dari suatu data.

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.id II_2014_0054... · Keempat faktor tersebut dapat disusun ke dalam suatu diagram matriks SWOT seperti terlihat pada Gambar 2.2. Gambar

32

2.5.3 Analisis Multivariate

Analisis multivariate merupakan analisis lanjutan dalam statistik yang menggunakan

lebih dari satu variabel. Analisis ini dapat dipergunakan untuk menguji suatu

hipotesis. Dalam penelitian ini, terdapat tiga analisis utama yaitu Cross-tabulation,

Analysis of Variance (ANOVA) dan Correlation. Ketiga analisis tersebut dilakukan

dengan menggunakan alat bantu perangkat lunak IBM Statistics yaitu Statistical

Product and Service Solutions (SPSS). SPSS telah banyak dipergunakan untuk

analisis statistik dalam ilmu-ilmu sosial, termasuk manajemen.

Cross-tabulation merupakan analisis statistik dengan menggabungkan dua

atau lebih variabel lalu kemudian menunjukkan hubungan distribusinya. Hubungan

distribusi tersebut dapat diukur dengan menggunakan nilai distribusi Chi-square.

Hubungan yang signifikan ditunjukkan jika nilai distribusi Chi-square < 0,05.

ANOVA, atau MANOVA dalam kasus lebih dari dua variabel, menunjukkan perbedaan

diantara nilai rata-rata dari dua atau lebih populasi. Hubungan distribusi tersebut

dapat diukur dengan menggunakan nilai Sigma dari F-test. Hubungan yang signifikan

ditunjukkan jika nilai Sigma < 0,05. Korelasi adalah analisis yang menunjukkan

tingkat keterkaitan antara dua variabel.

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.id II_2014_0054... · Keempat faktor tersebut dapat disusun ke dalam suatu diagram matriks SWOT seperti terlihat pada Gambar 2.2. Gambar

33

2.6 Strategic Satisfaction Matrix (SSM)

Salah satu penyajian data dari hasil survei serta salah satu alat untuk pengambilan

keputusan adalah Strategic Satisfaction Matrix (SSM). Diagram SSM dapat dilihat

pada Gambar 2.10 :

Gambar 2.10 Diagram SSM (Botha and Rensburg, 2010).

SSM adalah suatu matriks yang menunjukkan faktor-faktor yang perlu

menjadi prioritas untuk dikembangkan dan dipelihara. Meskipun SSM dapat menjadi

menjadi prioritas dalam pengambilan keputusan, Gustafsson dan Johnson (2000),

mengemukakan bahwa terdapat faktor-faktor lain yang perlu diperhatikan antara lain

memberi perhatian terhadap strategi dan kompetensi, membandingkan antara efek

dan prestasi, melibatkan manajemen pembiayaan, dan mempertanyakan arah pasar.

Low impact and strong

performance

Maintain or reduce investment or

alter target market

High impact and strong

performance

Maintain or improve performance-

competitive advantage

Low impact and weak performance

Inconsequential- do not waste

resources

High impact and weak performance

Focus improvements here-

competitive vulnerability

Per

form

ance

Impact