anallisa swot
DESCRIPTION
ssTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keputusan Mentri Kesehatan tentang Visi Pembangunan Kesehatan adalah Indonesia Sehat 2010.
visi tersebut menggambarkan tahun 2010 bangsa Indonesia hidup dalam lingkungan yang sehat,
berperilaku hidup bersih, dan sehat, serta mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara
adil dan merata. Sehingga memiliki derajat kesehatan yang tinggi, berbagai upaya peningkatan kesehatan
di Indonesia telah dilakukan , antara lain penyuluhan di masyarakat, slogan-slogan yang mengajak
masyarakat perilaku bersih dan hidup sehat, lomba kebersihan, peningkatan mutu tenaga kesehatan
melalui berbagai pelatihan dan peningkatan kualifikasi pendidikan mereka, serta pengadaan fasilitas
lainnya. Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, puskesmas cipondoh yang berada
di Kelurahan Cipondoh, Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang telah dan akan terus berupaya
memperbaiki berbagai jenis pelayanan sesuai dengan apa yang menjadi tugas pokok puskesmas yaitu
melaksanakan kegiatan promosi kesehatan, pelayanan kesehatan, kesehatan Ibu dan Anak,pengobatan,
perbaikan gizi dan pemberantasan penyakit menular serta melaksanakan program pengembangan dan
program penunjang lainnya. Puskesmas Cipondoh meliputi 7 kelurahan yaitu:
1. Kelurahan Cipondoh
2. Kelurahan Cipondoh Indah
3. Kelurahan Cipondoh Makmur
4. Kelurahan Gondrong
5. Kelurahan Kenanga
6. Kelurahan Petir
7. Kelurahan Ketapang
Data dari puskesmas Cipondoh hingga tahun 2008 di temukan sebanyak 28,91% Penderita Ispa;
7,89% Penderita Gastritis dan Duedenitis; 6,11% Penderita Faringitis Akut; 5,97% Penderita Myalgia;
5,76 Penderita Gangguan Gigi dan Penunjang lainnya; 5,51% Penderita Dermatitis lainnya; 4.48% gejala
dan tanda umum lainnya 4,40% Penderita TBC; 4,40% Penderita Penyakit Pulpa dan Periapikal; 3,81!
Penderita Influenza; 3,77% Pemeriksaan Kehamilan; 3,19% Penderita Diare danGastroenteritis; 3,16%
Penderita Hipertensi; 2,88% Penderita Asma; 2,65% Penderita Gangguan Kulit; 1,59% Penderita Sakit
Kepala; 1,58 Penderita Demam yang sebabnya tidak diketahui; 1,45% Penderita Konjungtivitis; 1,39
Penderita Pneumonia; 1,37% penderita DM.
1. 2. Tujuan
1. 2. 1. Tujuan Umum
Menganalisa program-program yang ada di puskesmas Cipondoh, pokok dan penunjang.
1. 2. 2. Tujuan Khusus
- Menganalisa program pelayanan KIA/KB
- Menganalisa program Promkes
- Menganalisa program sisi pelayanan dan Birokrasi
- Menganalisa program Kesling
- Menganalisa program pelayanan Pengobatan
- Menganalisa program pelayanan Imunisasi
- Menganalisa program pelayanan Penyakit Khusus
- Menganalisa program Gizi
1.3. Sistematika Penulisan
Sistematika Penulisan dimulai dengan
BAB I Pendahuluan, berisikan latar belakang, tujuan dan sistematika penulisan
BAB II Tinjauan Teori : Program-program Puskesmas
BAB III Permasalahan yang di temukan
BAB IV Penutup (Kesimpulan dan Saran)
BAB II
LANDASAN TEORITIS
I. PUSKESMAS
A. Pengertian
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan Kabupaten atau Kota yang bertanggung
jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja
1) Unit Pelaksana Teknis
Sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPTD) dinas kesehatan Kabupaten atau Kota, puskesmas
berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis operasional dinas kesehatan Kabupaten atau
Kota dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak pembangunan kesehatan di
Indonesia.
2) Pembangunan Kesehatan
Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia
untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemapuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
3) Penanggung Jawab Penyelengaraan
Penanggung jawab utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan kesehatan di wilayah
Kabupaten/Kota adalah dinas kesehatan Kabupaten/Kota, sedangkan puskesmas bertanggung jawab
hanya untuk sebagian upaya pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh dinas kesehatan
Kabupaten/Kota sesuai kemampuannya.
4) Wilayah Kerja
Secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah satu kecamatan. Tetapi apabila di
satu kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas maka, tanggung jawab wilayah kerja di bagi antar
puskesmas, dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayah (desa/kelurahan atau RW). Masing-
masing puskesmas tersebut secara operasional bertanggung jawab langsung kepada dinas kesehatan
Kabupaten/Kota.
B. Visi dan Misi Puskesmas
1. Visi
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah tercapainya
kecamatan sehat menuju terwujudnya Indonesia sehat. Kecamatan sehat adalah gambaran masyarakat
kecamatan masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang
hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan
kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya. Indicator kecamatan sehat yang ingin dicapai mencakup empat indicator utama, yakni:
lingkungan sehat, perilaku sehat, cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu, derajat kesehatan
penduduk kecamatan.
Rumusan visi untuk masing-masing puskesmas harus mengacu pada visi pembangunan
kesehatan puskesmas diatas yakni terwujudnya kecamatan sehat, yang harud disesuaikan dengan
situasi dan kondisi masyarakat serta wilayah kecamatan setempat.
2. Misi Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah mendukung
tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional. Misi tersebut adalah :
a. Mengerakan pembangunan berwawasan kesehatan diwilayah kerjanya. Puskesmas akan
selalu menggerakan pembangunan sector lain yang diselenggarakan diwilayah kerjanya, agar
memperhatikan aspek kesehatan, yaitu pembangunan yang tidak menimbulkan dampak
negatif terhadap kesehatan, setidak-tidaknya terhadap lingkungan dan perilaku masyarakat.
b. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah kerjanya.
Piskesmas akan selalu berupaya agar setiap keluarga dan masyarakat yang bertempat tinggal
di wilayah kerjanya makin berdaya di bidang kesehatan, melalui peningkatan pengetahuan
dan kemampuan, menuju kemandirian untuk hidup sehat.
c. Memelihara dan meningkatkan mutu pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan
yang diselenggarakan. Puskesmas akan selalu berupaya menyelenggarakan pelayanan
kesehatan yang sesuai dengan standard an memuaskan mayarakat, mengupayakan
pemerataan pelayanan kesehatan serta meningkatkan evisiensi pengalolaan dana, sehingga
dapat dijangkau oleh seluruh anggota masyarakat.
d. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat beserta
lingkungannya. Puskesmas akan selalu berupaya memelihara dan meningkatkan kesehatan,
mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga
dan masyarakat yang berkinjung dan bertempat tinggal diwilayah kerjanya tanpa diskriminasi
dan dengan menerapkan kemajuan ilmu teknologi kesehatan yang sesuai. Up[aya
pemeluharaan dan peningkatan yang dilakukan puskesmas mencakup pula aspek lingkungan
dari yang bersangkutan.
C. Tujuan Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah mendukung
tercapainya pembangunan kesehatan nasional, yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal diwilayah kerja puskesmas, agar
terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia Sehat 2010
D. Fungsi Puskesmas
Ada tiga fungsi puskesmas yaitu:
a. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan
Puskesmas selalu berupaya menggerakan dan memantau penyelenggaraan pembangunan
lintas sector termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha diwilayah kerjanya, sehingga berwawasan
serta mendukung pembangunan kesehatan. Disamping itu puskesmas aktif memantau dan melaporkan
dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan diwilayah kerjanya. Khusus
untuk pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas adalah mengutamakan
pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan.
b. Pusat pemberdaya masyarakat
Puskesmas selalu berupaya agar perorangan teruitama pemuka masyarakat, keluarga serta
masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri
sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat.
c. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama
1) Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi (Private Goods)
dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan,
tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit.
2) \pe;ayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat public (Public Goods)
dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit
tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
Puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung jawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam
wilayah kerjanya :
a. Wilayah kerja puskesmas meliputi kecamatan atau sebagian dari kecamatan
Factor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografis dan keadaan infrastruktur lainnya
merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja puskesmas. Puskesmas merupakan
perangkat pemerintah daerah tingkat II, sehingga pembagian wilayah kerja puskesmas ditetapkan oleh
Bupati KDH dengan saran teknis dari kepala kantor DepKes Kabupaten/Kodya yang telah disetujui
oleh tiap Kepala Kantor Wilayah DepKes Propinsi. Sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah
puskesmas rta-rata 30.000 penduduk setiap pukesmas. Untuk perluasan jangkauan pelayanan
kesehatan maka puskesmas perlu ditinjang dengan unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana
yang disebut puskesmas pembantu dan puskesmas keliling. Khusus untuk kota besar dengan jumlah
penduduk 1.000.000 atau labih, wilayah kerja puskesmas bias meliputi satu kelurahan puskesmas di
Ibukota Kecamatan dengan jumlah penduduk 150.000 jiwa/ lebih merupakan “puskesmas pembantu”
yang berfungsi sebagai pusat rujukan bagi puskesmas kelurahan dan juga mempunyai fungsi
koordinasi.
b. Pelayanan kesehatan menyeluruh
Pelayanan kesehatan yang diberikan di puskesmas ialah pelayanan kesehatan yang meliputi :
Kuratif (pengobatan)
Preventif (upaya pencegahan)
Promotif (peningkatan kesehatan)
Rehabilitative (pemulihan kesehatan)
Yang ditujukan kepada semua penduduk dan tidak dibedakan jenis kelamin dan golongan umur,
sejak pembuahan dalam kandungan sampai tutup usia.
c. Pelayanan kesehatan Integrasi (terpadu)
Sebelum ada puskesmas, pelayanan kesehatan didalam satu kecamatan terdiri dari balai
pengobatan, balai kesejahteraan ibu dan anak, usaha izin sanitasi lingkungan, pemberantasan penyakit
menular dan lain sebagainya. Usaha tersebut masing-masing bekerja sendiri dan langsung lapor kepada
kepala dinas kesehatan Dati II. Petugas balai pengobatan tidak tahu menahu apa yang terjadi BKIA,
begitu juga petigas BKIA tidak mengetahui apa yang dilakukan oleh petugas hygiene sanitasi dan
sebaliknya. Dengan adanya system pelayanan keehatan meliputu puskesmas maka berbagai kegiatan
pokok puskesmas dilaksanakan bersama di bawah satu koordinasi dan pimpinan.
1. Program Puskesmas
Program puskesmas menurut DepKes terdiri dari upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan
pengembangan yang diuraikan sebagai berikut :
a. Upaya Kesehatan Wajib atau Upaya Pokok Puskesmas
Upaya promosi kesehatan
Upaya kesehatan lingkkungan
Upaya kesehatan ibu dan anak serta KB
Upaya perbaikan gizi masyarakat
Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
Upaya pengobatan
b. Upaya Kesehatan Pengembangan
Upaya kesehatan sekolah (UKS)
Upaya kesehatan olahraga
Upaya perawatan kesehatan masyarakat
Upaya kesehatan kerja
Upaya kesehatan gigi dan mulut
Upaya kesehatan jiwa
Upaya kesehatan mata
Upaya kesehatan usia lanjut
Upaya pembinaan pengobatan tradisional
2. Program Berdasarkan Asas Bantuan
Disamping penyelenggaraan usaha-usaha kegiatan pokok puskesmas seperti diatas, puskesmas
sewaktu-waktu dapat diminta untuk melaksanakan program kesehatan tertentu oleh pemerintah.
3. Upaya Kesehatan Daerah
Keadaan darurat mengenai kesehatan mungkin saja dapat terkadi misal karena timbulnya wabah
penyakit menular atau bencana alam. Kejadian-kejadian semacam ini mungkin memerlukan
penundaan atau pengurangan kegiatan-kegiatan lain sampai keadaan darurat dapat terjadi.
4. Jangkauan Pelayanan Kesehatan
Sesuai dengan keadaan geografi, luas wilayah sarana perhubungan dan kepadatan penduduk
dalam wilayah kerja puskesmas. Agar jangkauan pelayanan puskesmas lebih merata dan meluas,
puskesmas perlu ditunjang oleh puskesmas pembantu, penempatan bidan-bidan di desa yang
belum terjangkaku oleh pelayanan yang ada dan puskesmas keliling.
5. Memelihara Pelayanan Puskesmas Yang Baik
Agar masyarakat menghargai pelayanan puskesmas, maka puskesmas perlu memelihara citra baik
sebagai berikut :
a. Kebersihan gedung serta jamban puskesmas
b. Senyum dan sikap ramah dari setiap petugas puskesmas
c. Pemberian pelayanan dengan mutu sebaik-baiknya
d. Kerkasama yang baik dengan pamong setempat dan petugas sektos lain
e. Selalu menempati janji pelayanan yang telah disepakati bersama
6. Organisasi dan Tenaga Kerja
Susunan organisasi puskesmas terdiri dari :
a. Unsure pimpinan: kepala puskesmas
b. Unsure pembantu pimpinan: urusan tata usaha
c. Unsure pelaksana
II. UPAYA DAN AZAS PENYELENGARAAN
A. Upaya
Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas yakni terwujudnya
Kecamatan Sehat menuju Indonesia Sehat, puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan upaya
kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, yang keduanya jika ditinjau dari system
kesehatan nasional merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Upaya kesehatan tersebut
dikelompokkan menjadi dua yakni :
1. Upaya Kesehatan Wajib
Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan komitmen
nasional, regional dan global serta yang mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat
kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini harus diselenggarakan oleh settiap puskesmas yang
ada di wilayah Indonesia.
Upaya kesehatan wajib tersebut adalah :
a. Upaya promosi kesehatan
b. Upaya kesehatan lingkungan
c. Upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana
d. Upaya perbaikan gizi masyarakat
e. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
f. Upaya pengubatan
2. Upaya kesehatan pengembangan
Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan
permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan
puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok puskesmas
yang telah ada yaitu :
a. Upaya kesehatan sekolah
b. Upaya kesehatan olah raga
c. Upaya perawatan kesehatan masyarakat
d. Upaya kesehatan kerja
e. Upaya kesehatan gigi dan mulut
f. Upaya kesehatan jiwa
g. Upaya kesehatan mata
h. Upaya kesehatan usia lanjut
i. Upaya pembinaan pengobatan tradisional
Upaya laboratorium medis dan laboratorium kesehatan masyarakat serta upaya pencatatan
pelaporan tidak termasuk pilihan, karena ketiga upaya ini merupakan pelayanan penunjang dari setiap
upaya wajib dan upaya pengembangan puskesmas.
Perawatan kesehatan masyarakat merupakan pelayanan penunjang baik upaya kesehatan
wajib maupun upaya kesehatan pengembangan. Apabila perawatan kesehatan masyarakat menjadi
permasalahan spesifik didaerah tersebut, maka dapat dijadikan sebagai salah satu upaya kesehatan
pengembangan.
Upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula bersifat upaya inovasi, yakni upaya
lain diluar upaya puskesmas tersebut di atas yang sesuai dengan kebutuhan. Pengembangan dan
pelaksanaan upaya inovasi ini adalah dalam rangka mempercepat tercapainya visi puskesmas.
Pemilihan upaya puskesmas pengembangan ini dilakukan oleh puskesmas bersama dinas
kesehatan kabupaten/kota dengan mem[ertimbangkan masukan dari konkes/BPKM/BPP. Upaya
kesehatan pengembangan dilakukan apabila upaya kesehatan wajib puskesmas telah terlaksana secar
optimal dalam arti target cakupan serta peningkatan mutu pelayanan telah tercapai. Penetapan upaya
kesehatan pengembangan pilihan puskesmas ini dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota.
Dalam keadaan tertentu upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula ditetapkan sebagai
penugasan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota.
Apabila puskesmas belum mampu menyelenggarakan upaya kesehatan pengembangan
padahal telah menjadi kebutuhan masyarakat, maka dinas kesehatan kabupaten/kota bertanggung
jawab dan wajib menyelenggarakannya. Untuk itu dinas kesehatan kabupaten/kota perlu dilengkapi
dengan berbagai unit fungsional lainnya.
Keadaan tertentu, masyarakat membutuhkan pula pelayanan rawat inap. Untuk ini di
puskesmas dapat dikembangkan pelayanan rawat inap tersebut, yang dalam pelaksanaannya harus
memperhatikan berbagai persyaratan tenaga, sarana dan prasarana sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan.
Di beberapa daerah tertentu telah muncul pula kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan
medic spesialistik. Dalam keadaan ini, apanila ada kemampuan, di puskesmas dapat dikembangkan
pelayanan spesialistik tersebut baik dalam bentuk rawat jalan maupun rawat inap. Keberadaan
pelayanan medic spesialistik di puskesmas hanya dalam rangka mendekatkan pelayanan rujukan
kepada masyarakat yang membutuhkan. Status dokter dan atau tenaga spesialis yang bekerja di
puskesmas dapat sebagai tenaga konsulen atau tenaga tetap fungsional puskesmas yang diatur oleh
dinas kesehatan kabupaten/kota setempat.
Meskipun puskesmas menyelenggarakan pelayanan medic spesialistik dan memiliki tenaga
spesialis, kedudukan dan fungsi puskesmas tetap sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama
bertanggungjawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan
masyarakat di wilayah kerja.
3. Azas Penyelenggaraan
Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan uapya kesehatan pengembangan harus
menerapkan azas penyelenggaraan puskesmas secara terpadu. Azas penyelenggaraan puskesmas
tersebut dikembangkan dari ketiga fungsi puskesmas. Dasar pemikirannya adalah pentingnya
menerapkan prinsip dasar dari setiap fungsi puskesmas dalam menyelenggarakan setiap upaya
puskesmas, baik upaya kesehatan wajib maupun upaya kesehatan pengembangan. Azas
penyelenggaraan puskesmas yang dimaksud adalah:
1. Azas pertanggungjawaban wilayah
Azas penyelenggaraan puskesmas yang pertama adalah pertanggung-jawaban wilayah.
Dalam arti puskesmas bertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang
bertempat tinggal di wilayah kerjanya. Untuk ini puskesmas harus melaksanakan berbagai
kegiatan, antara lain sebagai berikut:
Menggerakkan pembangunan berbagai sector tingkat kecamatan sehingga
berwawasan kesehatan
Mementau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap kesehatan masyarakat di
wilayah kerjanya
Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang diselenggarakan oleh
masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya
Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama (primer) secara merata dan
terjangkau di wilayah kerjanya
2. Azas pemberdayaan masyarakat
Azas penyelenggaraan puskesmas yang kedua adalah pemberdayaan masyarakat. Dalam
arti puskesmas wajib memberdayakan perorangan, keluarga dan masyarakat, agar berperan aktif
dalam penyelenggaraan setiap upaya puskesmas. Untuk ini berbagai potensi masyarakat perlu
dihimpun melalui pembentukkan badan penyantun puskesmas (BPP). Beberapa kegiatan yang
harus dilaksanakan oleh puskesmas dalam rangka pemberdayaan masyarakat antara lain:
Upaya kesehatan ibu dan anak: posyandu, polindes, bina keluarga balita (BKB)
Upaya pengobatan: posyandu, pos obat desa (POD)
Upaya perbaikan gizi: posyandu, panti pemulihan gizi, keluarga sadar gizi (kadarzi)
Upaya kesehatan sekolah: dokter kecil, penyertaan guru dan orang tua/wali murid,
saka bakti husada (SBH), pos kesehatan pesantren (poskestren)
Upaya kesehatan lingkungan: kelompok pemakai air (pokmair)
Desa percontohan kesehatan lingkungan (DPKL)
Upaya kesehatan usia lanjut: posyandu usila, panti wreda
Upaya kesehatan kerja: pos upaya kesehatan kerja (pos UKK)
Upaya kesehatan jiwa: posyandu, tim pelaksana kesehatan jiwa masyarakat
(TPKJM)
Upaya pembinaan pengobatan tradisional: taman obat keluarga (TOGA), pembinaan
pengobatan tradisional (battra)
Upaya pembiayaan dan jaminan kesehatan (inovatif): dana sehat, tabungan ibu
bersalin (tabulin), mobilisasi dana keagamaan.
3. Azas keterpaduan
Azas penyelenggaraan puskesmas yang ketiga adalah keterpaduan. Untuk mengatasi
keterbatasan sumber daya serta diperolehnya hasil yang optimal, penyelenggaraan setiap upaya
puskesmas harus diselenggarakan secara terpadu, jika mungkin sejak dari tahap perencanaan. Ada
dua macam keterpaduan yang perlu diperhatikan yakni:
a. Keterpaduan lintas program
Keterpaduan lintas program adalah upaya memadukan penyelenggaraan berbagai
upaya kesehatan yang menjadi tanggung jawab puskesmas. Contoh keterpaduan lintas
program antara lain:
Manajemen terpadu balita sakit (MTBS): keterpaduan KIA dengan P2M, gizi,
promosi kesehatan, pengobatan
Upaya kesehatan sekolah (UKS): keterpaduan kesehatan llingkungan dengan
promosi kesehatan, pengobatan, kesehatan gigi, kesehatan reproduksi remaja dan
kesehatan jiwa
Puskesmas keliling: keterpaduan pengobatan dengan KIA/KB, gizi, promosi
kesehatan dan kesehatan gigi
Posyandu: keterpaduan KIA dengan KB, gizi, P2M, kesehatan jiwa, promosi
kesehatan
b. Keterpaduan lintas sector
Keterpaduan lintas sector adalah upaya memadukan penyelenggaraan upaya
puskesmas (wajib, pengembangan dan inovasi) dengan berbagai program dari sector terkait
tingkat kecamatn, termasu organisasi kemasyarakatan dan dunia usaha. Contoh keterpaduan
lintas sector antara lain:
Upaya kesehatan sekolah: keterpaduan sector kesehatan dengan camat,
lurah/kepala desa, pendidikan, agama
Upaya promosi kesehatan: keterpaduan sector kesehatan dengan camat,
lurah/kepala desa, pendidikan, agama, pertanian
Upaya kesehatan ibu dan anak: keterpaduan sector kesehatan dengan camat,
lurah/kepala desa, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, PKK, PLKB
Upaya perbaikan gizi: keterpaduan sector kesehatan dengan camat, lurah/kepala
desa, tenaga kerja, koperasi, dunia usaha, organisasi kemasyarakatan
Upaya kesehatan kerja: keterpaduan sector kesehatan dengan camat, lurah/kepala
desa, tenaga kerja, dunia usaha
4. Azas rujukan
Azas penyelenggaraan pukesmas keempat adalah rujukan. Sebagai sarana pelayanan
kesehatan tingkat pertama, kemampuan yang dimiliki oleh puskesmas terbatas,
padahalpuskesmas berhadapan langsung dengan masyarakat dengan berbagai masalah
kesehatannya. Untuk membantu puskesmas menyelesaikan berbagai masalah kesehatan tersebut
dan juga untuk meningkatkan efisiensi, maka penyelenggaraan setiap upaya puskesmas (wajib,
pengembangan, dan inovasi) harus ditopang oleh azas rujukan
Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggungjwab atas kasus penyekit atau
masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbale balik, baik secara vertical dalam arti dari
satu strata sarana pelayanan kesehatan ke strata pelayanan kesehatan lainnya, maupun secara
horizontal dalam arti antar strata sarana pelayanan kesehatan yang sama.
Sesuai dengan jenis upaya kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas, ada dua
macam rujukan yang dikenal yakni:
1) Rujukan upaya kesehatan perorangan
Cakupan rujukannya adalah kasus penyakit. Apabila suatu puskesmas tidak mampu
menanggulangi satu kasus penyakit tertentu, maka puskesmas tersebut wajib merujuknya ke
sarana pelayanan kesehatan yang lebih mampu (baik horizontal maupun vertical). Sebaliknya
pasien pasca rawat inap yang hanya memerlukan rawat jalan sederhana. Bias dirujuk kembali
ke puskesmas
Rujukan upaya kesehatan perorangan dibedakan atas tiga macam:
Rujukan kasus atas keperluan diagnostic, pengobatan tindakan medic, (missal
operasi) dan lain-lain
Rujukan bahan pemeriksaan (specimen) untuk pemeriksaan laboratorium yang lebih
lengkap
Rujukan ilmu pengetahuan antara lain mendatangkan tenaga yang lebih kompeten
untuk melakukan bimbingan tenaga puskesmas dan atau menyelenggarakan
pelayanan medic spesialis di puskesmas.
2) Rujukan upaya kesehatan masyarakat
Cakupannya adalah masalah kesehatan masyarakat, misalnya kejadian luar biasa,
pencemaran lingkungan dan bencana.
Rujukan pelayanan kesehatan masyarakat juga dilakukan apabila satu puskesmas
tidak mampu menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat wajib dan pengembangan,
padahal upaya kesehatan masyarakat tersebut telah menjadi kebutuhan masyarakat. Apabila
masyarakat dan atau tidak mampu menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat, maka
puskesmas wajib merujuknya ke dinas kesehatan kabupaten/kota.
Rujukan upaya kesehatan mayarakatDibedakan atas tiga macam:
Rujukan sarana dan logistic, antara lain peminjaman peralatan fogging,
peminjaman alat laboratorium kesehatan, peminjaman alat audio visual, bantuan
obat, vaksin, bahan-bahan habis pakai dan bahan makanan.
Rujukan tenaga, antara lain dukungan tenaga ahli untuk menyidikan kejadian luar
biasa, bantuan penyelesaian masalah hokum kesehatan, penangulangan gangguan
kesehatan karena bencana alam
Rujukan operasional, yakni menyerahkan sepenuhnya kewenangan dan tanggung
jawab penyelesaian masalah kesehatan masyarakat dan atau penyelenggaraan
upaya kesehatan masyarakat (antara lain usaha kesehatan sekolah, usaha kesehatan
kerja, usaha kesehatan jiwa, pemeriksaan contoh air bersih) kepada dinas kesehatan
kabupaten/kota. Rujukan operasional diselenggaralkan apabila puskesmas tidak
mampu.
BAB III
PEMBAHASAN
1. Program Nasional
Indonesia Sehat 2010
2. Analisa Program-program yang Telah Dijalankan Di Puskesmas Cipondoh
Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
a) Cakupan kunjungan ibu hamil (K4) dan persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan di
wilayah puskesmas Cipondoh Kota Tangerang Tahun 2008 dengan indicator sasaran 83
% yaitu di dapati data sebagai berikut :
Kunjungan ibu hamildengan jumlah ibu hamil 2.973 orang, program yang dijalankan
pada K1 berjumlah 2.860 orang /96,2 %, dengan program yang belum dijalankan
dengan jumlah 3,8 %, dan jumlah program yang dijalankan pada K4 sebanyak 2.705
orang /90,99 % dengan jumlah yang tidak dijalankan sebanyak 10,01 %
Analisa Data yang Didapat Adalah Sebagai Berikut :
Kekuatan Adanya pertemuan rutin di puskesmas kecamatan dalam mengevaluasi hasil
pelaksanaan program antar aparat pemerintah wilayah setempat
Letak puskesmas yang strategis sehingga masyarakat khususnya ibu hamil
mudah mengunjungi puskesmas
Telah tersedianya sarana dan prasarana yang memadai
Kelemahan belum meningkatnya motivasi tenaga kesehatan yang ada dalam menjalankan
promosi kesehatan mengenai pentingnya kunjungan ibu hamil
masyarakat yang datang ke puskesmas lebih banyak untuk tujuan kuratif
daripada tujuan preventif dan promotif
Kesempatan Adanya kerjasama lintas sektoral/program antara puskesmas, LSM, dan
pemerintah terkait
Adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat digunakan
untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang pentingnya kunjungan
ibu hamil (K1 maupun K4)
Ancaman tingkat pengetahuan dan kesadaran masyarakat yang kurang terhadap pentingnya
kunjungan ibu hamil ke puskesmas
kurangnya peran serta kader dalam mempromosikan tentang pentingnya
kunjungan ibu hamil kepada tenaga kesehatan/medis
ibu bersalin dengan ditolong oleh tenaga kesehatan, dengan jumlah ibu bersalin
2867 orang, program yang dijalankan atau jumlah ibu bersalin yang ditolong oleh
tenaga kesehatan mencapai 2.333 orang/81,37 %, sedangkan program yang
belum dijalankan dengan jumlah ibu bersalin yang tidak ditolong oleh tenaga
kesehatan 1.63 %.
Analisa Data yang Didapat Adalah Sebagai Berikut :
Kekuatan jumlah tenaga kesehatan /medis (bidan) yang berjumlah 9 orang dengan
cakupan tujuh kelurahan cukup mempunyai strategi yang baik dalam pembagian
tugas dengan tenaga kesehatan yang terlatih
fasilitas persalinan 24 jam sudah tersedia di puskesmas Cipondoh
dengan Visi puskesmas Cipondoh sebagai puskesmas “ ANDALAN” tenaga
puskesmas lebih termotivasi dalam melaksanakan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat
program-program yang telah di buat mengenai Kesehatan Ibu dan Anak
direalisasikan dengan baik khususnya dalam hal pentingnya persalinan ditolong
oleh tenaga kesehatan
Kelemahan Kurangnya komunikasi terapeutik oleh tenaga kesehatan terhadap klien dan
keluarga
Kesempatan Besar/tingginya peran kader di wilayah cakupan puskesmas Cipondoh terhadap
pentingnya persalinan di tolong oleh tenaga kesehatan
Telah terbentuknya kerjasama antar tenaga kesehatan dengan masyarakat
tentang pentingnya persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
Perkembangan ilmu dan teknologi memberikan kemudahan untuk
menyampaikan informasi kepada masyarakat tentang pentingnya persalinan
ditolong oleh tenaga kesehatan
Ancaman Masih melekatnya kebudayaan, dan kebiasaan masyarakat dalam hal
persalinan dengan ditolong oleh tenaga non medis
Kurangnya tingkat pengetahuan masyarakat tentang pentingnya persalinan
ditolong oleh tenaga kesehatan
b) Cakupan imunisasi bayi diwilayah puskesmas Cipondoh Kota Tangerang pada tahun
2008 dengan jumlah bayi 2.469 orang, didapati data sebagai berikut:
Program yang dijalankan pada pemberian imunisasi BCG, dengan jumlah bayi yang
mendapatkan imunisasi BCG 2.349 bayi/95,14 %, sedangkan program yang belum
dijalankan dalam pemberian imunisasi BCG ini adalah sejumlah 4,86 %
Program yang dijalankan dalam pemberian imunisasi DPT1, dengan jumlah bayi
yang mendapatkan imunisasi DPT1 2.400/97,21 %, sedangkan program yang belum
dijalankan dalam pemberian imunisasi DPT1 2,7 9 %
Program yang dijalankan dalam pemberian imunisasi DPT3, dengan jumlah bayi
yang mendapatkan imunisasi DPT3 2.348/95,10 %, sedangkan program yang belum
dijalankan dalam pemberian imunisasi DPT3 4,9 %
Program yang dijalankan dalam pemberian imunisasi Polio 3, dengan jumlah bayi
yang mendapatkan imunisasi Polio 3 2.409/97,57 %, sedangkan program yang belum
dijalankan dalam pemberian imunisasi polio 3 2,43 %
Program yang dijalankan dalam pemberian imunisasi Polio 4, dengan jumlah bayi
yang mendapatkan imunisasi polio 4 2,358/95,50 %, sedangkan program yang belum
dijalankan dalam pemberian imunisasi polio 4 4,5 %
Program yang dijalankan dalam pemberian imunisasi Hepatitis B3, dengan jumlah
bayi yang mendapatkan imunisasi hepatitis B3 2.348/95,10 %, sedangkan program
yang belum dijalankan dalam pemberian imunisasi hepatitis B3 4.9 %
Program yang dijalankan dalam pemberian imunisasi Campak, dengan jumlah
bayi yang mendapatkan imunisasi Campak 2.390/96,80 %, sedangkan program
yang belum dijalankan dalam pemberian imunisasi 3,2 %
Analisa data yang didapat adalah sebagai berikut:
Kekuatan Program posyandu yang sistematis dan terstruktur dan berkualitas.
Adanya pertemuan rutin di puskesmas dalam mengevaluasi heail pelaksanaan
program imunisasi antara petugas kesehatan dengan pemerintah setempat.
Adanya koordinasi baik antara tenaga puskesmas cipondoh dengan kader-kader
posyandu.
Tersedianya Sarana dan prasarana program imunisasi yang lengkap
Peningkatan ilmu dan keterampilan dari tenaga kesehatan dalam menjalankan
program imunisasi
Kelemahan Kurangnya motivasi tenaga kesehatan dalam melaksanakan promosi
kesehatan mengenai imunisasi.
Kesempatan Tersedianya posyandu-posyandu di setiap kelurahan cakupan wilayah kerja
puskesmas Cipondoh
Besar/tingginya peran kader dalam program imunisasi di setiap kelurahan
Perkembangan ilmu dan teknologi memberikan kemudahan untuk
menyampaikan informasi kepada masyarakat tentang pentingnya imunisasi.
Ancaman Masih melekatnya kebudayaan, dan kebiasaan masyarakat dalam hal
imunisasi sehingga orang tua enggan membawa anaknya ke posyandu.
c) Jumlah PUS di wilayah puskesmas Cipondoh sebanyak 16.771 peserta KB aktif menurut
jenis kontrasepsi di puskeksmas Cipondoh sejumlah 11.689 peserta dengan data sebagai
berikut :
yang menggunakan KB MKJP sejumlah 473/4,05 % peserta, sedangkan yang
menggunakan KB Non MKJP sejumlah 11.216/95,95 %
analisa yang didapat adalah sebagai berikut :
kekuatan
kelemahan
kesempatan
ancaman
Program Pemberantasan Penyakit Menular (BP2M) di Puskesmas Cipondoh Kota
Tangerang
a) Cakupan pemberantasan Penyakit Menular (BP2M) di wilayah puskesmas Cipondoh
Kota Tangerang Tahun 2008 dengan jumlah penduduk 115.530 jiwa. dengan
indicator sasaran 100 % yaitu di dapati data penyakit sebagai berikut :
Untuk kasus penyakit menular ISPA di puskesmas Cipondoh sebesar 28,91%
kasus dari jumlah seluruh penduduk kec. Cipondoh. Dengan program yang
dijalankan 12,25% kasus. Sedangkan program yang belum dijalankan sebesar
16,66% dari jumlah kasus yang ditemukan.
Untuk kasus penyakit menular Influenza di puskesmas Cipondoh sebesar 3,81%
dari jumlah seluruh penduduk kec. Cipondoh. Dengan program yang dijalankan
1,61%. Sedangkan program yang belum dijalankan sebesar 2,2% dari jumlah
kasus yang ditemukan.
Untuk kasus penyakit menular Diare di puskesmas Cipondoh sebesar 3,19% dari
jumlah seluruh penduduk kec. Cipondoh. Dengan program yang dijalankan
1,33%. Sedangkan program yang belum dijalankan sebesar 1,86% dari jumlah
kasus yang ditemukan.
Untuk kasus penyakit menular TB ditemukan 2.156 kasus dengan pengobatan
yang berhasil sejumlah 73% sedangkan jumlah yang belum berhasil di obati
sebanyak 27%
Analisa data yang didapat adalah sebagai berikut:
Kekuatan Tersedianya dana untuk mengatasi masalah penanganan penyakit
menular.
Saranan dan prasarana dalam mengatasi penyakit menular cukup
memadai
kelemahan Kurang nya Jumlah SDM (tenaga kesehatan) yang ada dipuskesmas
Cipondoh
Ketidakseimbangan antara jumlah SDM dengan program-program yang
ada di puskesmas cipondoh sehingga satu orang tenaga kesehatan
bertanggung jawab terhadap beberapa program yang harus dijalankan.
Strategi yang digunakan berjalan pasiv karena hanya menunggu pasien
datang berkunjung ke puskesmas cipondoh, dan tenaga kesehatan kurang
aktif mencari melalui kunjungan rumah
Kurangnya motivasi SDM (tenaga kesehatan) yang ada dalam
menjalankan promosi kesehatan baik di lingkungan puskesmas maupun
di lingkungan masyarakat
kesempatan Ditetapkannya indicator P2M oleh puskesmas cipondoh sebesar 100%
Ditetapkannya kota Tangerang sebagai peraih penghargaan Adipura
sebagai kota dengan lingkungan yang bersih.
Perkembangan ilmu dan teknologi memberikan kemudahan untuk
menyampaikan informasi kepada masyarakat tentang pentingnya
pencegahan.
ancaman Tingkat pengetahuan masyarakat yang rendah mengenai macam-macam
penyakit menular dan penularannya serta pencegahannya.
Sanitasi lingkungan yang buruk.
Minimnya perilaku hidup bersih dan sehat di kalangan masyarakat
sehingga dapat meningkatkan angka kesakitan.
b) Untuk kasus kusta ditemukan 12 kasus pendrita kusta multi basiler yang telah
teratasi, namun program ini berjalan pasif.
c) Untuk penyakit filariasis dan malaria di wilayah cakupan kerja puskesmas Cipondoh
tidak ditemukan kasus.
Program Gizi Balita Di Puskesmas Cipondoh Pada Tahun 2008 Dengan Jumlah
Balita 13.494 balita
a) Untuk program penimbangan balita di wilayah kerja Puskesmas Cipondoh dengan
jumlah balita yang ditimbang sejumlah 35,5 % dan yang tidak dilakukan
penimbangan sejumlah 64,5% balita dari seluruh jumlah balita yang ada di
kecamatan cipondoh dengan hasil yang didapat sebagai berikut :
Jumlah berat badan bayi yang naik sejumlah 9,95 % dan balita dengan hasil
timbangan Bawah Garis Merah (BMG) 3,49 % sedangkan timbangan berat badan
dengan hasil Gizi buruk 0,6 %
Jumlah balita umur 1-4 tahun di kecamatan Cipondoh berjumlah 10.694 dengan
jumlah balita yang mendapatkan vitamin A sebanyak 9.579 balita sedangkan
balita yang tidak mendapatkan vitamin A 115 balita
Jumlah KK di kecamatan Cipondoh sebanyak 24.116 dengan jumlah KK yang
menggunakan garam beryodium baik sebanyak 90,5 %/21.825 KK
Analisa data yang didapat adalah sebagai berikut:
kekuatan Gencarnya dilakukan promosi kesehatan baik didalam lingkungan puskesmas
maupun di luar lingkungan puskesmas mengenai gizi buruk dari pihak tenaga
kesehatan
Diadakannya program makanan tambahan balita
Adanya Sarana dan prasarana yang mendukung dalam pemantauan berat
badan balita
kelemahan Kurangnya SDM yang melaksanakan program gizi yang ada di puskeamas
Cipondoh, yang hanya berjumlah 2 orang
Program yang dilaksanakan berjalan pasif
kesempatan Tingginya peran kader terhadap program pemantauan berat badan balita
Tingginya peran kader dalam menghimbau masyarakat untuk memantau
berat badan balita
adanya lomba balita sehat tingkat kecamatan
Perkembangan ilmu dan teknologi memberikan kemudahan untuk
menyampaikan informasi kepada masyarakat tentang pentingnya pemberian
gizi yang baik terhadap balita
kelemahan kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pemberian gizi yang
baik bagi balita dan kurangnya pengetahuan tentang dampak dari kekurangan
gizi terhadap balita
tingkat penghasilan sebagian masyarakat di kecamatan Cipondoh masih
dalam taraf rendah
Program Sanitasi Lingkungan
a) Jumlah keluarga di wilayah puskesmas Cipondoh Kota Tangerang untuk program
Pengembangan sanitasi air bersih pada tahun 2008 adalah sebanyak 24.116 keluarga,
sedangkan yang diperiksa hanya 840 keluarga atau 3,84%. Sisanya jumlah keluarga
yang tidak diperiksa terdapat 23.276 keluarga atau 96,52%.
Analisa data yang didapat adalah sebagai berikut :
kekuatan Puskesmas cipondoh mempunyai tenaga ahli sanitasi yang berkompeten
Sarana dan prasarana untuk meninjau keluarga yang memiliki air bersih
tersedia. Seperti mobil dinas dan motor dinas milik puskesmas cipondoh.
Kepemimpinan penanggung jawab program yang ektif sehingga berjalan sesuai
dengan program yang telah ditentukan
kelemahan Walaupun Mempunyai tenaga ahli sanitasi yang berkompeten, namun hanya ada
1 tenaga, sehingga tidak seluruh keluarga terjangkau.
Kurangnya motivasi dari puskesmas
Kurangnya peran serta tenaga ahli yang lain untuk menangani masalah sanitasi
lingkungan.
kesempatan Dana untuk pengambilan sample air terbatas, sehingga jumlah sample sedikit.
ancaman Belum tingginya tingkat SDM yang ada dalam menjalankan promosi kesehatan
Tingkat pendidikan dan kesadaran yang kurang
Masalah perilaku, menyangkut kebiasaan budaya dan masalah-masalah yang
lain yang tidak mudah diatasi
b) Untuk program pengembangan Sarana Sanitasi Dasar di wilayah Puskesmas
Cipondoh Kota Tangerang meliputi kepemilikan jamban, kepemilikan tempat
sampah, dan kepemilikan pengelolaan air limbah.
Untuk kepemilikan jamban, keluarga yang diperiksa sebanyak 840, sama dengan
keluarga yang memiliki jamban. Untuk kepemilikan tempat sampah dan pengelolaan
air limbah tidak ditemukan keluarga yang tidak memiliki fasilitas tersebut.
Analisa data yang didapat adalah sebagai berikut :
kekuatan Puskesmas Cipondoh mempunyai tenaga ahli sanitasi yang berkompeten
Adanya pertemuan rutin di puskesmas kecamatan dalam mengevaluasi hasil
pelaksanaan program
Program berjalan dengan aktif, sehingga berjalan sesuai dengan program yang
telah ditetapkan
kelemahan Terbatasnya SDM
kesempatan Seluruh keluarga yang diperiksa memiliki jamban sendiri sehingga mudah dan
cepat ketika dilakukan pemeriksaan kepemilikan jamban
ancaman Tingkat pendidikan dan kesadaran yang kurang dari masyarakat
Masalah-masalah yang semakin kompleks
Program Kesehatan Lingkungan
a) Pemeriksaan Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan sehat di wilayah puskesmas
Cipondoh kota Tangerang.
Kunjungan/survey tempat umun dan pengelolaan makanan di beberapa tempat
seperti hotel, 122 restoran/rumah makan, 7 pasar, dan 53 TUPM lainnya. Setelah
dilakukan kunjungan ke beberapa tempat tersebut, dari jumlah yang ada,
Puskesmas cipondoh tidak menemukan kasus.
Program ini berjalan berjalan pasif