bab iv analisa dan pembahasanthesis.binus.ac.id/doc/bab4/bab 4_10-24.pdf · selalu bersedia untuk...
TRANSCRIPT
86
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1 Sejarah Perkembangan PT. Stokeswood Retail
PT. Stokeswood Retail adalah perusahaan yang bergerak dalam jenis usaha
restoran dan café. Perusahaan ini membeli hak jual (franchise) pada PT Indentitama
Dhatatangguh yang memegang lisensi merek Saint Cinnamon dari Canada berdasarkan
surat perjanjian kerjasama No: 004/SC/SF-PIM/VII/05. Perusahaan ini berdiri 22
Agustus 2005. Berikut adalah beberapa pasal-pasal yang terdapat dalam perjanjian
kerjasama tersebut :
• Pasal 1: Lokasi Penjualan
Pihak kedua membuka gerai “Saint Cinnamon” yang beralamat di Pondok Indah
Mall II, lantai 2, Jakarta Selatan.
• Pasal 2: Jangka Waktu Kerjasama
87
Jangka waktu kerjasama yang dilakukan antara pihak pertama dengan pihak kedua
adalah selama 10 (Sepuluh) tahun terhitung sejak tanggal 22 Agustus 2005 sampai
dengan 22 Agustus 2015.
• Pasal 4: Persyaratan Sebagai Sub-Franchise
Selalu bersedia untuk bekerjasama dengan pihak pertama dalam menyelesaikan
hal-hal yang berhubungan dengan “Saint Cinnamon” Bake Shoppes International.
Mematuhi ketentuan-ketentuan yang berlaku yang ditulis dalam perjanjian
kerjasama perdagangan.
Menyetujui untuk melakukan pembayaran berupa:
1. Biaya Franchise /Franchise Fee : US$ 25.000
2. Franchise Royalties : 6% dari Gross Sales
3. Biaya Perpanjangan (Renew Fee) : US$ 10.000 (Net of Tax) Discount 10%
• Pasal 6: Hak dan Kewajiban
Pihak pertama berhak memberikan saran maupun peringatan terhadap pelanggaran
yang dilakukan oleh pihak kedua, yang berkaitan dengan gerai “Saint Cinnamon
Café”
Pihak pertama tidak bertanggung jawab secara langsung terhadap berbagai
persoalan financial pihak kedua, baik persoalan intern, pajak yang ditimbulkan
oleh pihak pihak kedua, atau pun hal yang disebutkan dalam perjanjian ini.
Kewajiban Pihak Pertama:
88
1. Pihak pertama berkewajiban memberikan pengarahan, bimbingan serta
pelatihan kepada pihak kedua, menjelang pembukaan perdana sub-franchise.
2. Pihak pertama berkewajiban memberikan “SISTEM” Franchise “Saint
Cinnamon” kepada pihak kedua, namun pihak pertama tidak bertanggung
jawab terhadap segala sesuatu diluar sistem tersebut.
3. Pihak pertama berkewajiban menjaga kontinuitas pasokan bahan baku produk
yang dijual, termasuk peningkatannya.
Kewajiban Pihak Kedua:
1. Menjaga nama baik “Saint Cinnamon Café” dengan tetap menjaga kualitas
produk yang dijual.
2. Bersedia memberikan laporan penjualan (Gross sales) secara rutin, selambat-
lambatnya per tanggal 15 pada bulan berikutnya.
3. Membayar Royalty Fee secara rutin setiap bulannya sebesar yang telah
ditetapkan pada surat surat perjanjian.
• Pasal 7 : Pemutusan Kerjasama
Apabila didapati salah satu pihak melanggar dan/atau tidak memenuhi salah satu
atau lebih kewajiban/ketentuan dalam perjanjian ini, maka dapat dilakukan dialog
terlebih dahulu untuk penyelesaian masalah. Setelah itu dapat dilanjutkan oleh
pihak yang lain untuk mengeluarkan surat perjanjian peringatan. Apabila masih
juga tidak ditemukan jalan keluar bersama, maka perjanjian kerjasama ini dapat
berakhir seketika dengan mengirimkan pemberitahuan secara tertulis.
89
4.2 Struktur, Tugas dan Wewenang
4.2.1 Struktur PT Stokeswood Retail
Berikut adalah struktur orgnisasi PT. Stokeswood Retail:
Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT Stokeswood Retail
90
4.2.2 Tugas dan Wewenang :
Susunan Komisaris PT Stokeswood Retail:
1. Komisaris Utama: Sembodo
• Komisaris sebagai pengawas direksi dan pemegang saham utama.
Susunan Direktur PT Stokeswood Retail:
1. Direktur Utama: Hendry Hendradjaya
• Memiliki tugas dan wewenang sebagai pengawas direksi dan
mengevaluasi tugas dan hasil yang telah dilakukan oleh direktur
sumber daya dan keuangan.
• Membuat kebijakan-kebijakan peningkatan perusahaan dan
mempertanggung jawabkan kepada komisaris perusahaan.
2. Direktur SDM: Sandria Kirana Budiendra
• Memiliki tugas dan wewenang sebagai pengawas manajer dan
mengevaluasi tugas dan hasil yang telah dilakukan oleh manajer
SDM dan Gerai.
• Membuat kebijakan-kebijakan peningkatan sumber daya manusia dan
peningkatan gerai secara berkala.
91
3. Direktur Keuangan, Pemasaran dan Akuntansi: Hendra Tjahyawati
• Memiliki tugas dan wewenang sebagai pengawas manajer dalam
menjalankan tugas yang diberikan kepada manajer
keuangan,pemasaran dan akuntansi
• Menganggarkan modal kerja, mengevaluasi dan menganalisa dan
membuat perencanaan jangka pendek dan panjang perusahaan.
Susunan Manajer PT Stokeswood Retail:
1. Manajer SDM & Gerai: Windu Nugroho
• Memiliki tugas dan wewenang sebagai pimpinan gerai dan selalu
mengevaluasi, mengawasi dan membuat langkah-langkah baru untuk
kemajuan perusahaan.
• Senantiasa menjaga mutu produk dan pelayanan gerai Saint
Cinnamon Pondok Indah kepada konsumen.
• Mengevaluasi setiap bulan produk yang dijual oleh gerai.
2. Manajer Keuangan & Pemasaran: Ani Purwani
• Memiliki tugas dan wewenang sebagai pembuat anggaran perusahaan
dan membuat rancangan kebijakan modal kerja perusahaan.
• Membuat laporan terhadap pihak luar perusahaan terkait pajak dan
laporan bersifat eksternal.
92
• Melaksanakan pemasaran dalam meningkatkan penjualan Saint
Cinnamon.
3. Manajer Akuntansi: Miswan
• Memiliki tugas dan wewenang sebagai pembuat laporan keuangan dan
menganalisa aspek-aspek dalam laporan keuangan tersebut.
4.3 Visi dan Misi
4.3.1 Visi
• Menjadi café yang mempunyai keunggulan dalam produk, pelayanan dan
memenuhi kepuasan setiap konsumen.
• Memberikan manfaat lebih sebagai makanan yang mempunyai khasiat kayu
manis yang baik bagi kesehatan (healty food).
• Mendapat tempat tersendiri dihati setiap konsumen yang membeli produk
Saint Cinnamon.
93
4.3.2 Misi
• Membuat produk Saint Cinnamon lebih dikenal masyarakat dan selalu
memberikan nilai tambah kepada konsumen.
• Menyediakan tempat yang nyaman bagi setiap konsumen yang datang ke
gerai Saint Cinnamon.
4.4 Aspek Keuangan PT. Stokeswood Retail
Berikut ini adalah analisa mengenai aspek keuangan mengenai performa
laporan laba rugi per 31 desember 2008 PT. Stokeswood Retail. Berdasarkan laporan
laba rugi per 31 desember 2008 pada lampiran I, perusahaan mengalami kerugian
Rp.12.657.117 yang merupakan akumulatif kerugian kuartal I (Rp.9.415.041),
kuartal II (Rp.6.980.572), dan Kuartal III mendapat laba Rp3.738.496. Kerugian
disebabkan tingginya beban usaha yaitu Rp.357.275.593 atau 46% dari penjualan,
beban pokok penjualan Rp.218.161.724 atau 28% dari penjualan dan beban
administrasi Rp.132.532.227 atau 17% dari penjualan 2008.
94
Lampiran II adalah laporan laba rugi komparatif tahun 2007 dan 2008 PT.
Stokeswood Retail. Berdasarkan data dibawah ini perusahaan pada tahun 2008
mengalami kerugian (Rp.12.657.117) turun Rp.42.154.914 atau 333,05%. Yang
disebabkan kenaikan penjualan sebesar Rp.77.256.936 atau 10% dan penurunan
beban usaha Rp.9.734.374 atau 2,72% akibat dari penurunan fee royalty 6%
menjadi 4% PT.Stokeswood Retail melakukan renegoisasi terhadap fee royalty
Saint Cinnamon pada PT.Indetetama Tangguh, dampaknya mengurangi beban
usaha sebesar Rp.9.734.374. Saldo beban usaha terbesar pada sewa ruang gerai
Pondok Indah Mall II sebesar Rp.21.573.750 per bulan dan Rp.5.346.825 untuk
beban service charge. Adapun beban promosi PIM sebesar Rp.534.683 per bulan
kurang efektif, karena menurut manajemen Saint Cinnamon beban tersebut tidak
membantu gerai dalam peningkatan penjualan. Pondok Indah Mall II berdalih beban
promosi untuk live musik dan pertunjukan lainnya. Efek promosi tersebut tidak
menguntungkan Saint Cinnamon dikarenakan letak gerai yang jauh dari live musik
dan pertunjukan lainnya, dan pihak manajemen Saint Cinnamon telah menyatakan
keberatan atas beban tersebut.
Pihak manajemen tidak memasukan biaya franchise Fee pasal 4 (empat)
sebesar US$ 25.000 kurs pada saat pembelian Rp.10.000 sehingga beban yang
dikeluarkan Rp.250.000.000 yang harusnya disusutkan (amortisasikan) sesuai
dengan jangka waktu 10 tahun, sebesar Rp.10.000.000 pertahun dibebankan setiap
bulannya Rp.2.083.333 menjadi penambah beban usaha. Peneliti menanyakan
mengenai beban franchise Fee dan manajemen tidak mengerti perlakuan akuntansi
tersebut. Hal tersebut harus dilakukan untuk memperhitungkan jangka waktu Return
on Investment (ROI) yang sewajarnya.
95
4.5 Competiteve Advantage
Kondisi bisnis perusahaan dapat dilihat dan dipantau dari kondisi lingkungan
persaingan perusahaan PT. Stokeswood Retail (Saint Cinnamon Pondok Indah Mall
II). Kondisi tersebut dapat digambarkan dengan analisis Porter yang menjelaskan 5
(lima) elemen kekuatan yang dimiliki perusahaan dalam menghadapi persaingan yang
meliputi: perseteruan antara perusahaan yang bersaing, entri potensial dari pesaing
baru, kekuatan menawar dari pemasok, pengembangan pontensial produk pengganti
(Pondok Indah Mall I dan II), kekuatan menawar dari konsumen.
Gambar 3.2 Analisa Porter (Lima Kekuatan)
96
4.5.1 Peseteruan Antara Perusahaan Yang Bersaing
Dari segi peraturan diantara perusahaan yang bersaing, PT Stokeswood Retail
memiliki 2 (dua) pesaing yang tangguh, yaitu Cinnzeo dan Cinnabon (tutup per
Desember 2008). Mereka masing-masing memiliki nilai tambah, Cinnzao dengan
menggabungkan dalam satu gerai yaitu Hot Shot yang dikenal sebagai restoran yang
menjual makanan American Food sehingga konsumen dapat lebih banyak memilih
produk yang ditawarkan akan tetapi harga yang ditawarkan diatas kompetitor lainnya
.Cinnabon yang produknya sama dengan Saint Cinnamon hanya sedikit perbedaan
dalam rasa yang lebih manis dari produk Saint Cinnamon.
4.5.2 Entri Potensial Dari Pesaing Baru
Dari segi pesaing baru, hambatan untuk masuk dalam industri retail sangat
kecil khususnya restoran menjual bakery (roti-rotian) cukup banyak sehingga
kompetisi dalam bidang usaha ini cukup ketat. Seperti Death By Chocolate yang
97
menjual produknya identik dengan chocolate sebagai bahan dasar gerainya terletak di
Pondok Indah Mall II dan pada saat peneliti membuat ada pula gerai baru Kun’Kaya
Toast menjual roti-rotian dengan rasa unit seperti rempah-rempah dan ada pula rasa
yang telah dikenal masyarakat terletak pada Pondok Indah Mall I. Dengan modal
cukup serta didukung dengan banyaknya pihak franchise menjual haknya dan potensi
pertumbuhan konsumen yang meningkat setiap tahunnya, menjadi salah satu daya
tarik investor menanamkan modal dalam bidang usaha ini. Namun untuk pedatang
baru yang masuk ke pasar masih memiliki banyak kelemahan yang diantaranya
adalah pengalaman dan belum memiliki brand image yang baik atau dikenal seperti
Saint Cinnamon.
Mungkin untuk pendatang baru yang masuk belum menjadi ancaman serius
bagi perusahaan, namun untuk waktu jangka panjang pesaing baru tersebut menjadi
ancaman bagi perusahaan. PT Stokeswood Retail harus mengantisipasi hal tersebut
sejak dini untuk mencegah perusahaan baru tersebut mengambil pangsa pasar dari
Saint Cinnamon.
Pihak manajemen pun telah melakukan perbaikan dan pengembangan produk
baru pada saat peneliti menulis tesis ini sedang di perhitungkan baik dalam segi
ekonomi dan mutu produk barunya. Pihak manajemen akan menambah produk baru
seperti Chocolate mountain strawberry, saat peneliti melakukan wawancara dengan
pemilik gerai.
98
4.5.3 Kekuatan Menawar Dari Pemasok
Dari segi tawar menawar pemasok, pihak perusahaan PT Stokeswood Retail
mempunyai hubungan yang baik dengan para pemasok, sehingga kontinuitas kegiatan
operasional perusahaan tidak mengalami hambatan. Para pemasok yang bekerja sama
dengan perusahaan antara lain adalah PT Indentitama Dhatatangguh selaku pemasok
bahan utama Saint Cinnamon, Gelato Ice Cream selaku pemasok ice cream dan
Cv.Retno Lagsana & Maccaroni sebagai pemasok produk lagsana dan macaroni.
Pihak manajemen selalu menjaga hubungan baik tersebut dengan selalu
memenuhi kewajibannya tepat waktu dalam hal pembayaran kepada pihak pemasok
sehingga pemasok pun menjaga hubungan baik tersebut dengan memberikan mutu
yang sesuai standar perjanjian yang disepakati.
99
4.5.4 Pengembangan Pontensial Produk Pengganti (Pondok
Indah Mall I & Pondok Indah Mall II)
Dari segi barang subtitusi untuk jenis industri ini mempunyai banyak jasa
subtitusi yang menjadi ancaman perusahaan. Salah satu makanan beruap dounat yang
dimiliki restaurant atau gerai Jco yang memiliki konsep café dan restaurant.
Konsumen akan memilih produk yang akan dibelinya semua tergantung pada produk
yang menarik dan tempat yang nyaman untuk menyantap produk yang dibelinya.
Pihak manajemen telah melakukan pengembangan berupa jenis makanan yang
dijualnya, dalam hal ini perusahaan menjual tambahan produk diluar produk standar
dari Saint Cinnamon seperti lagsana, macaroni, ice cream gelato dan lainnya. Pihak
manajemen menunjukan pada peneliti bahwa adanya peningkatan penjualan akibat
penambahan produk tersebut. Hal tersebut tercermin dalam tabel 3.8 adanya
peningkatan penjualan dari tahun 2007 sebesar Rp.77.256.936 atau 10% pada tahun
2008.
100
4.5.5 Kekuatan Menawar Dari Konsumen
Dari segi kekuatan konsumen, perusahaan PT Stokeswood Retail mempunyai
pangsa pasar yang cukup tinggi dan segmentasi pelanggan yang cukup luas, dimana
pelanggan berasal dari pengunjung mall Pondok Indah Mall I dan Pondok Indah Mall
II. PT.Stokewood Retail ini memfokuskan pada kualitas produk dan pelayanan
dibandingkan kuantitas, untuk produk pihak manajemen selalu menjaga produk yang
dijualnya fresh tidak lebih dari 24 jam dan mutu pelayanan yang ramah sebagai nilai
tambah produk Saint Cinnamon, sehingga loyalitas pelanggan sangat tinggi terhadap
perusahaan. Saint Cinnamon mempunyai pelanggan tetap yang selalu datang pada
hari libur untuk sekedar menikmati produk dan layanan gerai Saint Cinnamon
Pondok Indah. Konsumen melihat gerai Saint Cinnamon di Pondok Indah lebih
nyaman di bandingkan gerai Saint Cinnamon tempat lain. Selain itu Saint Cinnamon
Pondok Indah juga melakukan kerjasama dengan pihak-pihak bank seperti Bank
Mega dan Bank Mandiri. Yang memberikan promo discount bagi pengguna kartu
kredit bank tersebut.
101
4.6 Analisa Segmenting, Targeting dan Positioning
Berdasarkan riset atau penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan
menyebarkan beberapa koesioner sebanyak 50 (lima puluh) lembar, maka
didapatkan beberapa kesimpulan megenai Segmentasi, targeting dan positioning
yang dapat menjadi sebuah rekomendasi. Berdasarkan riset yang dilakukan,
diidentifikasikan bahwa konsumen Saint Cinnamon dengan gender terbesar adalah
pria kemudian wanita, kemudian dalam persentase usia yaitu 18-40 tahun. White
colar yang terbanyak dengan pendidikan S1, kemudian mahasiswa dan pelajar yang
memanfaatkan gerai untuk berkumpul dan sebagainya. Dan berdasarkan aspek
pengeluaran konsumen rata-rata perbulan untuk hiburan sebesar Rp.500.000 -
Rp.2.000.000 adalah yang terbanyak dan untuk faktor psikografis menargetkan para
eksekutif dan kepala keluarga yang menemani keluarganya berbelanja, dan para ibu-
ibu rumah tangga yang ingin berkumpul dengan teman-temannya, selain itu untuk
para remaja dapat memanfaatkan untuk berkumpul dan sebagainya maka dapat
disimpulkan STP yang dapat kami rekomendasikan seperti tabel 2.8 berikut ini
adalah:
102
Tabel 2.8 Segmenting, Targeting dan Positioning
Segmentation Basis Typical Market Segment Targeting
Characteristic People
Geographic
Aged 18‐40 tahun 18‐35 tahun
Gender Laki‐laki (70 %)dan Perempuan (30 %) Laki‐laki dan Perempuan
Status Single, Married and divorced All Status
Education SMA s/d S2 SMP s/d S2
Occupation
Income A/B/C+ A/B/C+
Social Class Middle, Middle Up, Upper Middle, Middle Up, Upper
People who loves Coffee and smoke People who loves Coffee and smoke
Sized of Purchased Rp.30.000 ‐ Rp.700.000 /month
Frequency of Purchase
Brand Preference Merek menampilkan image modern. Sebuah Cozy transit café
Merek yang menjual l ifestyle Individu‐individu yang aktif, dinamis, mencari sebuah bakery café (tempat dudukminum kopi dan makanan ringan), dengan harga ekonomis namun berkualitas tinggi,dan memiliki value added.
Saint Cinnamon adalah gerai bakery café dengan konsep sebuah teapot café yangmenawarkan coffee berkualitas tinggi, disertai dengan berbagai macam pastry,dengan produk utama adalah Cinnamon rolls yang unik dan memiliki healthy benefit,dengan mengandalkan waktu penyajian yang cepat, fresh, baked from the oven
Produk Saint Cinnamon dibuat khusus untuk pencinta kopi sekaligus pencinta rotidan peduli pada kesehatan pribadi
POSITIONING
Jakarta Selatan, Jakarta Barat, JakartaPusat dan Depok
Jakarta Selatan (Pondok Indah,Cilandak,Lebak bulus, dan sekitarnya), JakartaBarat
Man wants to smoke, while eating bread,drink coffee and waiting for their wife orchildren shopping
Man wants to smoke, while eatingbread, drink coffee and waiting for theirwife or children
Housewife loves Cinnamon roll and buy thebread for family
Housewife loves Cinnamon roll and buythe bread for family
Cukup aktif ‐ Sangat aktif (30%‐70% dari keseluruhan expense di café)
Pelajar, Karyawan, Pengusaha dan IbuRumah Tangga
Pelajar, Karyawan, Pengusaha dan IbuRumah Tangga
Teenage wants to socialize or having privatetime
Teenage wants to socialize or havingprivate time
Buyer Needs/ Preferance(Psikografis)
103
4.7 Pembuatan Cinnamon Roll
Dibawah ini adalah proses pembuatan cinnamon roll. Proses pembuatan
cinnamon roll ini dilakukan pada pagi hari sebelum toko dibuka setiap hari, dengan
jumlah cinnamon roll yang sudah ditentukan 50 (lima puluh) buah cinnamon per hari.
Kami mendokumentasikan proses pembuatan dari tahap awal sampai dengan tahap
akhir. Saint Cinnamon mempunyai standar jumlah bahan baku dan bumbu yang
digunakan. Untuk penyajiannya kepada pelanggan, cinnamon roll yang telah dibuat
pada pagi hari tinggal dipanaskan saja, sehingga pelanggan tidak perlu menunggu
terlalu lama dalam proses pembuatannya. Berikut adalah proses pembuatan cinnamon
yang kami kelompokkan 3 tahap yaitu tahap awal, proses dan akhir:
Tahap awal:
1. Bahan-bahan pemberi rasa/aroma diambil sesuai dengan takaran timbangan. Proses
ini haruslah tepat pengukuran pemakaian bahan untuk menjaga kualitas cinnamon
yang khas.
104
2. Adonan khusus Saint Cinnamon (tepung cinnamon) dimasukkan ke dalam mesin
pembuat adonan dan ditambahkan air.
105
3. Adonan terus diaduk hingga menjadi padat. Proses ini memakan waktu sekitar
kurang/lebih 10 menit, dan kemudian dibuat membulat untuk meratakan tepung
cinnamon.
106
Tahap Proses :
4. Menaburkan ragi pada meja untuk meratakan adonan, untuk mempermudah
mengolah bahan yang sudah disiapkan, bahan dibentuk persegi dan kemudian
diratakan dengan ukuran standar meja pembuatan :
107
5. Setelah adonan diratakan hingga memenuhi meja, adonan diukur dan diberi tanda
pemisah untuk membedakan bagian-bagian yang dimana masing-masing bagian
108
tersebut akan diberi rasa yang berbeda dengan bumbu yang telah diracik pada
proses awal pembuatan.
109
Tahap Akhir
6. Adonan digulung lalu dipotong-potong sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan
sebelumnya, lalu diletakkan dalam Loyang, adonan yang telah dipotong-potong
diletakkan secara berdekatan agar ketika dipanaskan tidak mengembang terlalu
lebar.
110
7. Setelah proses diatas maka adonan yang dibentuk dimasukkan oven dan
dipanaskan sekitar dengan suhu yang telah ditentukan, proses ini membutuhkan
waktu 20 menit.
8. Cinnamon roll yang sudah matang dan siap dihidangkan dalam keadaan hangat
langsung dari oven.
111
4.8 Marketing Mix
Berdasarkan data yang kami peroleh dari wawancara terhadap pemilik,
penyebaran angket/kuesioner dan juga observasi secara langsung pada Saint
Cinnamon bakery café Pondok Indah Mall 2. Kami menggunnakan 7 P (product,
price, place, promotion, people, physical evidence, process) berikut adalah penjelasan
marketing mix yang kami buat :
1. Product.
Saint Cinnamon mempunyai standar produk yang mereka perkenankan akan tetapi
untuk gerai Saint Cinnamon di pondok indah telah di tambahkan menjadi beberapa
menu makanan dan minuman yang sudah tentu di ijinkan oleh pemegang lisensi
Saint Cinnamon. Berikut ini adalah daftar food & beverages dan harga yang
disediakan Saint Cinnamon pondok indah:
Food:
Produk ‘food’ yang disediakan oleh Saint Cinnamon bakery café adalah berbagai
jenis produk roti dengan cinnamon roll sebagai menu utama dan ciri khas dari
bakery café ini. Cinnamon roll adalah sebuah roti yang terbuat dari tepung roti
khusus yang diberikan langsung dari franchaise Saint Cinnamon Canada, tentunya
dengan resep rahasia khusus untuk membuat roti kayu manis. Selain dari
112
cinnamon roll yang memiliki beragam pilihan rasa sesuai dengan selara, Saint
Cinnamon bakery café juga menambahkan beberapa pilihan produk roti lainnya
seperti: muffin, muffin bars, croissant, cookies hingga hot dog, masing-masing
dengan beragam pilihan rasa sesuai dengan selera dan tentunya dibuat dengan
resep khusus Saint Cinnamon bakery café. Daftar menu dapat dilihat pada
lampiran III, peneliti menyimpulkan beberapa kategori menu yang paling banyak
dipilih oleh pelanggan berdasarkan oleh analisa manajemen seperti, Original
Cinnamon, Cinnamon almond, Apple Cinnamon, Blueberry Cinnamon, Cheese
Cinnamon, Chocolate Chip, Chocolate Banana, Chocolate Almond, Chocolate
Muffin Cup, dan Blueberry Muffin Cup. Produk-produk tersebut merupakan
produk standar dari Saint Cinnamon.
Beverages:
Minuman favoritnya adalah cappuccino, yang dibuat dari beberapa bahan pilihan
rasa dan kombinasi untuk menciptakan kopi cappuccino yang khas. Selain kopi
standar yang biasa disediakan oleh café-café lainnya, Saint Cinnamon bakery café
juga menyediakan produk yang khas Saint Cinnamon yang disajikan dengan
berbagi macam jenis dan pilihan rasa sesuai dengan selera. Menu tambahan
lainnya yaitu: soft drinks, chocolate dan juices.
2. Price.
Target pasar untuk Saint Cinnamon bakery café adalah menengah keatas dengan
bisnis model yang mengandalkan/mengharapkan turn over pengunjung secara
cepat, maka harga dibuat menjadi lebih murah daripada pesaing (non direct
113
competitor). Kalau dibandingkan dengan direct competitor (cinnzeo) yang
berlokasi di Mall Pondok Indah, maka harga per item cinnamon roll pada Saint
Cinnamon Rp.8.800 termasuk pajak 10% sedangkan pada Cinnzeo berkisar
Rp.20.000, dapat diberbandingkan bahwa produk Saint Cinnamon lebih kompetitif
dalam harga.
3. Place.
Lokasi gerai Saint Cinnamon.
Alamat :
Pondok Indah Mall 2 – Lt.2 South Skywalk Unit. S226
Pondok Indah – Jakarta Selatan
Gambar 3.6 Denah South Skywalk
114
Tahun pembukaan : Desember 2005
Lokasi gerai saint cinnamon berada di jembatan selatan pondok indah mall 2 (dua)
lantai 2 (dua), lokasi ini merupakan tempat berkumpulnya gerai-gerai atau café-
café yang saling bersaing dan masing-masing memiliki atau menawarkan menu
yang sesuai dengan ciri khas masing-masing café. Keuntungan yang dimiliki dari
lokasi ini adalah, posisi saint cinnamon yang berdekatan dengan beberapa café
besar yang sudah cukup terkenal yaitu café oh lala dan billie chic, sehingga gerai
Saint Cinnamon juga diperhatikan oleh para pengunjung café oh lala dan billie
chic tersebut. Adapun kekurangan yang dimiliki dari lokasi ini adalah, posisinya
yang berada di pojok, masih dirasakan sempit oleh beberapa pengunjung, dan
tingginya tingkat persaingan antar gerai-gerai yang menawarkan menu yang cukup
bervariasi.
4. Promotion.
Beberapa program promosi yang pernah dilakukan Saint Cinnamon bakery café
pondok indah mall 2 adalah: discount (potongan harga), hadiah dengan pembelian
minimum, atau beli satu dapat dua, kupon yang didapatkan dari pembelian untuk
mendapatkan hadiah dan voucher gratis. Akan tetapi sistem promosi ini masih
dirasa kurang intensif, karena tidak adanya program promosi atau iklan secara
langsung yang ditujukan kepada para pengunjung Pondok Indah, sehingga banyak
pengunjung Pondok Indah yang tidak mengetahui adanya program promosi yang
sedang berlangsung pada saint cinnamon.
115
5. People.
Pelatihan yang diberikan Saint Cinnamon kepada para karyawannya yaitu
kesigapan dalam melayani pelanggan, menguasai menu makanan, selalu
berpakaian seragam Saint Cinnamon, serta yang paling penting adalah
keramahtamahan terhadap para pelanggan. Dalam hal ini tentunya pemilik terlibat
secara langsung dalam prosesnya juga dalam berinteraksi kepada pelanggan.
Adapun beberapa kekurangan yang dimiliki oleh karyawan saint cinnamon adalah
kurangnya pembinaan secara intensif dan dari segi sumber daya manusia,
karyawan saint cinnamon masih kurang memadai hal ini menyebabkan kurangnya
kreatifitas karyawan dalam menangani masalah.
6. Physical evidence.
Suasana atau interior Saint Cinnamon pondok indah mall 2 didesign sedemikian
rupa untuk memberikan kesan santai, dan nyaman, pada gambar 3.7 dapat dilihat
tema gerai yang “woody” hangat sehingga pengunjung dapat memanfaatkan gerai
untuk berkumpul keluarga, bertemu relasi dan sebagainya. Café saint cinnamon
memiliki 8 meja dengan kapasitas pengunjung 22 orang. Berdasarkan kuesioner
yang disebarkan, beberapa pengunjung merasakan ruangan yang dimiliki Saint
Cinnamon terlalu sempit karena sekat-sekat kaca yang membuat pengunjung tidak
merasa bebas dan terbuka.
116
Gambar 3.3 Gerai Saint Cinnamon Pondok Indah II
7. Process.
Dalam penyajiannya, makanan dan minuman yang akan disajikan kepada
pelanggan harus berada dalam keadaan fresh dan masih panas. Dalam penyajian
roti dan jenis makanan lainnya, sebelum dihidangkan kepada pelanggan selalu
dipanaskan terlebih dahulu, proses pemanasan ini akan memakan waktu kurang
lebih hanya tiga menit saja, sehingga para pelanggan tidak perlu menunggu terlalu
lama. Begitu juga dengan minumannya, jadi makanan dan minuman akan segera
dipersiapkan setelah proses pemesanan dilakukan. adapun kekurangan yang
dimiliki adalah Saint Cinnamon pondok indah mall tidak menampilkan proses
pembuatan roti-rotinya, karena hal ini berpengaruh bagi para konsumen atas
117
kepercayaan mereka terhadap pengawasan kualitas dan mutu produk saint
cinnamon.
4.9 Hasil Wawancara dengan Pemilik Saint Cinnamon
Pada tahap awal pada kerangka kerja analitis perumusan strategi, langkah
yang harus dilakukan adalah membuat dan mengembangkan matriks EFE
(Evaluasi Faktor Eksternal), matriks EFI (Evaluasi Faktor Internal), dan matriks
analisis profil persaingan yang dilakukan melalui analisis perbandingan dengan
para pesaing. Ketiga matriks ini menentukan apa yang menjadi kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman serta tingkat persaingan yang dimiliki
perusahaan PT. Stokeswood Retail dalam rangka memperoleh keunggulan
bersaing. Untuk memperoleh informasi mengenai matriks EFE dan matriks
EFI, diperlukan koesioner sebagai instrument untuk mengembangkan informasi
input. Berikut adalah hasil koesioner audit internal dan eksternal terlihat pada
lampiran IV.
Setelah koesioner diisi oleh reponden (pemilik gerai Saint Cinnamon Pondok
Indah), maka langkah selanjutnya adalah menganalisis dan “mengangkat” apakah
118
yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman perusahaan dengan
membuat matriks IFE (Internal Factor Evaluation) dan EFE (Eksternal Factor
Evaluation). Untuk menentukan matriks ini diperlukan persetujuan dari pemilik
perusahaan apa yang menjadi strength (kekuatan), weakness (kelemahan),
opportunity (kesempatan) dan threats (ancaman) perusahaan tersebut.
4.10 Internal Factor Evaluation (IFE) and Eksternal Factor
Evaluation (EFE)
4.10.1 IFE Matrix (Internal Factor Evaluation)
Strenght (Kekuatan)
Merupakan hasil analisis berdasarkan data yang didapatkan melalui wawancara
dengan pihak perusahaan maupun dengan riset konsumen yang dilakukan,
maka telah diidentifikasikan beberapa strength (kekuatan) dari Saint Cinnamon:
119
a. Produk utama yang ditawarkan unik yaitu “cinnamon roll” yang merupakan
suatu produk yang memiliki segmennya tersendiri dan juga memiliki healthy
benefit yang masih dapat digali.
b. Harga produk yang disajikan Saint Cinnamon sangat bersaing dengan
kompetitor. Bahkan berdasarkan data yang didapat dari penelitian, harga
yang ditawarkan oleh Saint Cinnamon cenderung lebih murah apabila
dibandingkan dengan coffeshop lainnya yang sejenis dan sedikit diatas harga
donut atau roti pada umumnya.
c. Memiliki kualitas produk yang baik, tentunya sesuai dengan tanggapan para
konsumen yang didapatkan melalui kuesioner, baik terhadap rasa, higienis,
kualitas dan pelayanan yang baik atau ramah.
d. Saint Cinnamon sebagai penyedia cinnamon roll merupakan pionir didalam
segmen tersebut, dan memiliki outler terbanyak dibandingkan dengan direct
competitor lain.
e. Café Saint Cinnamon menyediakan area boleh merokok, dimana dengan
adanya larangan untuk merokok di area umum (begitu pula di area café)
telah dikeluarkan oleh pemerintah, akan tetapi Saint Cinnamon menjadi
transit café yang memperbolehkan merokok, dimana hal ini menjadi salah
satu kekuatan bisnis bagi Saint Cinnamon.
Weakness (kelemahan)
Beberapa weakness (kelemahan) yang dimiliki oleh Saint Cinnamon bakery
café diantaranya:
120
f. tidak adanya strategi pemasaran yang terencana. Saint Cinnamon tidak
memiliki bagian khusus yang bertugas untuk menangani masalah pemasaran,
sehingga tidak adanya orang atau pihak yang secara langsung menangani
atau bertanggung jawab akan setiap kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh
Saint Cinnamon.
g. Luas ruangan yang dimiliki oleh Saint Cinnamon Pondok Indah Mall II
kecil, sehingga kapasitas tempat duduk sedikit, hal ini menyebabkan posisi
duduk para pelanggan yang sedikit kurang nyaman karena terlalu
berhimpitan dengan meja atau kursi lainnya, berdasarkan survei lapangan,
pelanggan yang tidak merokok kadang merasa kurang nyaman dengan asap
rokok dari pelanggan lain yang duduk bersebelahan karena posisi tempat
duduk terlalu berhimpitan.
h. Kurang memanfaatkan produk-produk yang sudah ada, banyak produk-
produk makanan Saint Cinnamon tidak ditampilkan (hanya tulisan didalam
menu saja dan tidak ada gambar), hal ini menyebabkan konsumen tidak
mengetahui dan tidak yakin akan variasi menu pada Saint Cinnamon
i. Positioning masih belum jelas dalam benak konsumen.
j. kurangnya quality control produk cinnamon rolls antara satu outlet dengan
outlet lainnya.
121
4.10.2 EFE Matrix (External Factor Evaluation)
Opportunity (kesempatan)
Merupakan hasil analisis berdasarkan data yang didapatkan melalui wawancara
dengan pihak perusahaan maupun dengan riset konsumen yang dilakukan,
maka telah diidentifikasikan beberapa opportunity (kesempatan) yang dimiliki
Saint Cinnamon :
a. Berkembangnya pemasaran secara global melalui berbagai macam media
merupakan salah satu cara untuk meningkatkan promosi yang saat ini belum
dilakukan secara berkala oleh Saint Cinnamon bakery café Pondok Indah
Mall II.
b. Belum banyak direct competitor yang menawarkan menu yang sama dengan
core product sejenis.
c. Pengunjung mall yang semakin bertambah, dalam hal ini lokasi gerai Saint
Cinnamon berada di dalam mall.
d. Pasar potensial yang belum tergali masih tinggi, berdasarkan hasil
observasi atau riset dimana banyaknya pengunjung mall yang gemar
memakan roti dan minum kopi.
e. Saint Cinnamon sebagai sebuah bakery café, yaitu coffe shop dan bakery
shop yang menjadi satu. Hal ini menjadi sebuah peluang bagi Saint
122
Cinnamon sebagai sebuah segmen bisnis baru, dimana saat ini hanya dikenal
sebuah café itu hanya coffe shop contohnya seprti sturbucks dan coffe bean.
Threats (ancaman)
Selain opportunity yang dimiliki oleh Saint Cinnamon, beberapa thread
(ancaman) juga ditemukan dalam riset, yang dimana hal ini dapat menghambat
perusahaan untuk dapat mengembangkan bisnisnya, Diantaranya adalah:
f. Banyaknya bermunculan pesaing industri, terutama indirect competitor di
dalam bisnis food and baverage. Para pesaing tersebut juga menawarkan
berbagai pelayanan dan menu yang tidak kalah menariknya.
g. Berdasarkan penelitian, tujuan konsumen dating ke Saint Cinnamon bakery
café adalah untuk bersantai, sedangkan hal ini bertolak belakang dengan
Saint Cinnamon sebagai transit café yang mengharapkan agar turn over
konsumen tinggi.
h. Pihak kompetitor gencar melakukan promosi hingga merangkul beberapa
perusahaan yang sudah dikenal masyarakat, seperti bank BCA, bank ANZ,
dan sebagainya. Dialam hal ini Saint Cinnamon tidak ada upaya untuk
melakukan promosi yang terencana.
123
4.10.3 Analisis IFE (Internal Factor Evaluation Matrix)
Matriks IFE(Internal Factor Evaluation) diperlukan dalam menghasilkan data
yang berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang terjadi dalam perusahaan.
Matriks ini berfungsi untuk menilai kekuatan dan kelemahan apa saja yang ada
di dalam perusahaan.
Keterangan:
a. Weight, ditentukan berdasarkan industry based yang menunjukkan tingkat
kepentingan faktor-faktor tertentu dalam membangun dan mempengaruhi
keunggulan bersaing suatu perusahaan pada kondisi atau periode saat ini.
‐ weight 0,20 menunjukkan bobot yang sangat kuat
‐ weight 0,15 menunjukkan bobot yang kuat
‐ weight 0,10 menunjukkan bobot yang lemah
‐ weight 0,05 menunjukkan bobot yang sangat lemah
b. Peringkat (rating), ditentukan berdasarkan Company based yang
menunjukkan kekuatan dan kelemahan relatif perusahaan dalam
mengantisipasi peluang.
‐ rating 4, menunjukkan major strength
‐ rating 3, menunjukkan minor strength
‐ rating 2, menunjukkan minor weakness
124
‐ rating 1, menunjukkan major weakness
Tabel 2.11 Faktor-faktor Internal
No. Faktor-faktor internal kunci Bobot Nilai Nilai yang
dibobotKekuatan Internal (S)
1 Produk utama yang ditawarkan unik 0,1 3 0,3 2 Harga produk bersaing dengan
produk sejenis 0,15 3 0,45
3 Memiliki kualitas produk yang baik 0,1 2 0,2 4 pionir dalam segmen bisnis 0,15 3 0,45 5 Menyediakan area boleh merokok 0,1 3 0,3 Kelemahan (W) 1 Tidak ada strategi pemasaran yang
terencana 0,15 3 0,45
2 Luas ruangan kecil 0,1 3 0,3 3 Kurang memanfaatkan produk-
produk yang sudah ada 0,05 1 0,05
4 Positioning belum jelas dalam benak konsumen
0,05 3 0,15
5 Display menu makanan yang tidak informatif (tanpa gambar)
0,05 2 0,1
1 2,75
Hasil yang diperoleh dalam perhitungan menurut matriks evaluasi internal
adalah 2,75 yang berarti perusahaan berada dalam bobot diatas rata-rata yaitu
hasil yang diperoleh lebih besar dari 2,5 yang artinya perusahaan memiliki
kekuatan internal yang baik dan memiliki kelemahan yang dapat ditutupi oleh
kekuatan perusahaan. Perusahaan memiliki kekuatan dari produk utama yang
unik dan merupakan pionir dalam segmen bisnisnya, akan tetapi hal ini harus
tetap diantisipasi dengan banyaknya bermunculan indirect competitor, maka
promosi yang dilakukan secara terencana dan berkala harus dilakukan.
125
4.10.4 Analisis EFE (External Factor Evaluation Matrix)
Matriks EFE (External Factor Evaluation) diperlukan dalam menghasilkan data
yang berkaitan dengan peluang dan ancaman yang terjadi dalam perusahaan.
Matriks ini berfungsi untuk menilai peluang dan ancaman apa saja yang ada
didalam industri perusahaan.
Keterangan:
c. Weight, ditentukan berdasarkan industry based yang menunjukkan tingkat
kepentingan faktor-faktor tertentu dalam membangun dan mempengaruhi
keunggulan bersaing suatu perusahaan pada kondisi atau periode saat ini.
‐ weight 0,20 menunjukkan bobot yang sangat penting
‐ weight 0,15 menunjukkan bobot yang penting
‐ weight 0,10 menunjukkan bobot yang tidak penting
‐ weight 0,05 menunjukkan bobot yang sangat tidak penting
d. Peringkat (rating), ditentukan berdasarkan company based yang
menunjukkan kekuatan dan kelemahan relatif perusahaan dalam
mengantisipasi peluang.
‐ rating 4, menunjukkan superior response
‐ rating 3, menunjukkan above average response
‐ rating 2, menunjukkan average
126
‐ rating 1, menunjukkan poor
Tabel 2.12 Faktor-faktor Eksternal
Hasil yang diperoleh dalam perhitungan matriks menurut EFE (External Factor
Evaluation) adalah 2,7 yang berarti perusahaan berada dalam bobot diatas rata-
rata yaitu lebih besar dari 2,50 dalam hal ini perusahaan dapat memanfaatkan
peluang dan mengatasi ancaman yang ada dalam industrinya. Perusahaan dapat
menjalankan strategi yang tepat dengan kondisi yang ada. Peluang terbesar
yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan adalah belum banyaknya direct
competitor dengan core product sejenis, sehingga perusahaan dapat lebih
No. Faktor-faktor eksternal kunci Bobot Nilai Nilai yang
dibobotPeluang (O)
1 Berkembangnya advertising secara global
0,1 2 0,2
2 Belum banyak direct competitor dengan produk utama sejenis
0,2 3 0,6
3 Pengunjung Mall yang semakin bertambah
0,15 3 0,45
4 Market potensial yang belum tergali masih tinggi
0,15 2 0,3
5 Bakery café merupakan segmen bisnis baru
0,05 3 0,15
Ancaman (T) 1 Banyak bermunculan indirect
competitor 0,15 3 0,45
2 Turn over konsumen yang rendah 0,15 3 0,45 3 Kompetitor gencar melakukan
promosi 0,05 2 0,1
1 2,7
127
memaksimalkan promosi mengenai produknya atau lebih memperkenaalkan
produknya kepada pasar tentunya disesuaikan dengan pendekatan tersendiri
yang sedang trend pada pangsa pasarnya.
4.11 Matriks profil persaingan
Untuk menentukan matriks profil persaingan, diperlukan suatu analisis yang
membandingkan faktor sukses kritis dari Saint Cinnamon bakery café dengan
pesaingnya. Penentuan factor sukses kritis dan bobot didapatkan dari pihak intern
PT.Stokeswood Retail, sedangkan untuk peringkat dianalisa oleh kelompok kami
dengan mengumpulkan data dari sumber sekunder seperti internet, majalah dan lain
sebagainya.
Kelompok kami membandingkan Saint Cinnamon bakery café dengan cinzeo
yang merupakan perusahaan saingan sejenis. Dengan melihat pangsa pasarnya,
dibawah ini adalah data yang didapat dari analisis dari café cinnzeo:
‐ store location: kelapa gading, pondok indah mall, menteng hotel f1,
brawijaya
128
‐ Store ambience: smoking area available, 30 seat of capacity, sofa available,
no toilet, teenage ambience.
‐ Products variety: cinnamon roll, mini bun, sticks, muffin, coffe blended, ice
blended, tea, hot chocolate, menu package (price range: Rp.13,500-
Rp.100,000)
‐ Services: self service, delivery order min Rp,50,000, waitress are friendly and
good product knowledge
‐ Opening hour: Pk.10.00-Pk.22.00 WIB
‐ Promotion: ANZ spot disc 10%, AMEX disc 15%, package menu, birthday big
cinnamon bun.
Tabel 3.2 Evaluasi Matriks Profil Persaingan
No. Faktor sukses Kritis Matrik Profil
Persaingan
Bobot Peringkat Saint
Cinnamon
Nilai Peringkat Cinnzeo
nilai
1 Mutu produk 0,2 4 0,8 4 0,8 2 Daya saing 0,1 3 0,3 3 0,3 3 Loyalitas pelanggan 0,1 2 0,2 2 0,2 4 Pangsa pasar 0,15 2 0,3 3 0,45 5 Lokasi 0,15 1 0,15 2 0,3 6 SDM 0,1 3 0,3 3 0,3 7 Fasilitas produksi 0,1 4 0,4 4 0,4 8 Pengembangan
produk 0,1 2 0,2 3 0,3
Jumlah 2,65 3,05
dapat diketahui bahwa cinzeo menjadi ancaman utama dari produk Saint
Cinnamon. Berdasarkan dari tabel diatas, cinzeo memiliki beberapa keunggulan
129
peringkat seperti lokasi dan pangsa pasar, hal ini dikarenakan pihak Saint Cinnamon
tidak pernah melakukan promosi secara terencana dan berkala.
4.12 Tahap Pencocokan
Setelah tahap input selesai maka dilanjutkan dengan tahap pencocokan.
Dalam tahap ini kami membuat analisis mengenai strategi-strategi yang akan muncul
dalan menghasilkan analisa strategi alternatif yang layak digunakan perusahaan
PT.Stokeswood Retail dalam jangka panjangnya dalam tahap pencocokkan ini
diperlukan suatu intuisi (pengalaman, perasaan dan penilaian) dan analysis skill
dalam menemukan strategi yang bena-benar cocok bagi perusahaan tahap
pencocokkan (matching) terdiri dari 4 (empat) teknik yaitu :
a. Matriks TOWS
b. Matriks Strategic Position and Action Evaluation (SPACE)
c. Matriks Internal and Eksternal
d. Matriks Grand Strategy
Untuk membuat kelima matriks tersebut tergantung dari informasi yang
diperoleh pada saat membuat tahap input untuk mecocokkan peluang dan ancaman
130
eksternal dengan kekuatan dan kelemahan internal perusahaan PT.Stokeswood Retail.
Untuk menganalisis kelima teknik dalam tahap pencocokkan ini, informasi
didapatkan melalui wawancara langsung dengan pemilik PT.Stokeswood Retail.
Informasi dibutuhkan dalam pembuatan masing-masing matriks.
4.12.1 Matriks TOWS
Tabel 3.3 Matriks TOWS
TOWS
STRENGTH WEAKNESS Produk utama yang ditawarkan unik. Harga produk bersaing dengan produk sejenis. Memiliki kualitas produk yang baik. Pelopor dalam segmen bisnis. Menyediakan area boleh merokok.
Tidak ada strategi pemasaran yang terencana. Luas ruangan kecil. Kurang memanfaatkan produk-produk yang sudah ada. Positioning masih belum jelas dalam benak konsumen. Kurangnya quality control.
OPPORTUNITIES S-O strategies W-O strategies Berkembangnya periklanan secara global. Belum banyak direct competitor dengan produk utama sejenis. Pengunjung mall yang semakin
S1-O1= memperkenalkan produk, outlet dan promosi melalui via internet. S4-O2= menggencarkan kegiatan promosi “Saint Cinnamon is the 1st enter of cinnamon rolls seller”. S2,S5-O3= melakukan
W1-O1= memaksimalkan promosi dengan strategi marketing yang efektif. W4-O2= informasi tentang produk dan kelebihannya harus lebih dikedepankan lagi(memajang contoh makanan/menggunakan foto
131
bertambah. Market potential yang belum tergali masih tinggi. Bakery café merupakan segmen bisnis baru.
promosi external (pembagian brosur+vucher di lingkungan mall). S4-O4= mengedukasi pasar mengenai healthy benefit dari produk utama(cinnamon roll). S5,S4-O5= kelebihan dan fasilitas yang dimiliki harus ditonjolkan/diinformasikan kepada konsumen dengan memasang banner iklan didepan gerai/counter.
beserta penjelasannya). W2-O3= Ruangan tidak perlu mrnggunakan pembatas agar terlihat lebih luas. W1-O4= perlu adanya informasi kepada masyarakat tentang benefit&fasilitas yg diberikan serta kualitas produk melalui iklan pada berbagai media. W5-O5= adanya quality control kea arah yang lebih baik akan menciptakan kepercayaan customer kepada outlet.
THREATS
S-T strategies
W-T strategies
banyak bermunculan indirect competitor. Turn over konsumen yang rendah. Kompetitor gencar melakukan promosi.
S1,S2,S3-T3= penekana pada produk, menjaga kestabilan harga, kualitas produk dan terus meningkatkan kualitas pelayanan guna meningkatkan competitive advantage di dunia persaingan bisnis. S2,S5-T2= menyediakan area merokok juga harus disertai dengan penyedot asap rokok yang akan menciptakan kenyamanan bagi pengunjung yang tidak merokok, informasi tentang harga yang besaing jg harus diiklankan dalam brosur & banner. S1,S4-T3= pertahankan kualitas pelayanan & produk,tonjolkankeunggulan produk, strategi marketing
W1,W4,W5-T1= menanamkan positioning yang jelas kepada konsumen dan meningkatkan/menggencarkan promosi serta menjaga kualitas produk a7 pelayanan demi menjaga kepercayaan konsumen terhadap outlet. W1,W2-T2= melakukan renovasi pada outlet guna mendapatkan penyegaran dengan konsep color identiy brand dengan tidak mengubah konsep Saint Cinnamon itu sendiri, menambah kesan luas dengan tidak menggunakan pembatas ruang serta penambahan fasilitas internet wi-fi untuk menambah daya tarik konsumen. W1,W3,W4-T3= peningkatan strategi marketing yang lebih
132
yang tepat juga harus dilakukan untuk mencari celah dalam persaingan promosi menunjukkan bahwa Saint Cinnamon merupakan pionir dalam segmen bisnisnya
baik dengan menonjolkan produk yang dimiliki, positioning yang jelas serta tidak ikut dalam perang harga yang akhirnya akan merugikan outlet sendiri.
4.12.2 Matriks Strategic Position and Action Evaluation
(SPACE)
Tabel 3.4 Matriks Strategic Position and Action Evaluation (SPACE)
Kekuatan Keuangan (FS, Financial Strenght ) Nilai
1 Current Rasio 120.000.000 1,41 3
85.000.000 2 Quick Ratio 110.000.000 1,29 3
85.000.000 3 1
4 2
Total 9
Arus kas masuk tahun 2008 ((‐Rp.2.000.000) s/dRp.3.500.000)
Laba/ (rugi) bersih tahun 2008 (‐Rp.12.657.117) turun ‐333,05% dari tahun 2007
133
Kekuatan Industri (IS, Industry Strenght )1 4
2 1
3 3
4 Kemudahan mendapatkan bahan baku dari supplier 3Total 11
Keunggulan Bersaing (CA, Competitive Advantage )1 ‐2
2 ‐2
3 ‐3
4 Daur hidup perusahaan berada tahap pertumbuhan ‐2Total ‐9
Stabilitas Lingkungan (ES, Enviromental Stability )1 ‐4
2 ‐2
3 ‐2
4 Banyaknya bermunculan indirect competitor baru ‐4Total ‐12
Rata‐rata FS 9/4 = 2,25Rata‐rata IS 11/4 = 2,75Rata‐rata CA ‐9/4 = ‐2,25Rata‐rata ES ‐12/4 = ‐3Koordinat vektor penunjuk arah sumbu x : ‐2,25 + (2,75) = ‐0,5Koordinat vektor penunjuk arah sumbu y : ‐3 + (2,25) = ‐0,75
Potensi pertumbuhan usaha kuliner yang terusmeningkat Pekerjaan dilakukan oleh SDM yang berkualitas
Penggunaan teknologi dan perkembangan yangdikuasai perusahaan
Tingkat inflasi yang tinggi menyebabkan harga bahanbaku (import) menjadi naik
Elastisitas harga tergantung pada kondisi eksternalperusahaan
Perusahaan memiliki pangsa pasar di jakarta barat danselatan
Pelanggan mempunyai loyalitas tinggi terhadapperusahaan
Varibilitas permintaan berdasarkan loyalitas pelanggan
Memiliki kualitas yang lebih baik dari kompetitor
134
Berikut adalah gambar Matrik SPACE hasil perhitungan diatas:
Gambar 3.4 Matriks SPACE Profil Strategi Saint Cinnamon Pondok Indah
Kesimpulan :
Dari hasil Matriks SPACE di dapatkan hasil sumbu x pada titik -0,5, sedangkan
sumbu y pada titik -0,75 dengan perpotongan (-0,5,-0,75). Dari hasil tersebut
maka didapatkan perusahaan Stokeswood Retail berada di kuadran defensive,
yang artinya perusahaan berada dalam posisi yang kurang menguntungkan dari
sisi internal dan eksternal.
Perusahaan memiliki rasio lancar (Current Ratio) dan kas rasio (Cash Ratio)
yang baik, biarpun perusahaan mengalami kerugian (Rp.12.657.117) atau turun
Rp.54.812.031 dari tahun sebelumnya (tabel 3.8). Hal ini disambut positif oleh
FS
+6
+5
Conservative +4 Agresive+3
+2
+1
‐6 ‐5 ‐4 ‐3 ‐2 ‐1 ‐1 1 2 3 4 5 6
‐2
‐3
Defensive ‐4 Competitive‐5
(‐0,5,‐0,75) ‐6
ES
CA IS
135
pemilik karena adanya perbaikan performa usahanya, membukti bahwa
manajemen telah berusaha untuk memperbaiki baik dari segi operasional dan
keuangan.
Kerugian perusahaan disebabkan oleh sewa ruang dan beban servis Pondok
Indah Mall yang cukup besar, ditambah dengan potongan 4% untuk fee
franchise kepada PT Indentitama Tangguh selaku pemengang franchise di
Indonesia. Saat ini kondisi kekuatan industri secara masih dalam kondisi yang
baik hal tersebut secara umum didukung stabilitas lingkungan khususnya
mengenai pertumbuhan sektor kuliner yang dari tahun ke tahun meningkat.
Sebagai perusahaan yang berada dalam posisi yang kurang menguntungkan,
perusahaan harus dapat mencari suatu strategi yang tepat pada masa mendatang,
antara lain: market penetration, market development, product development,
backward integration, forward integration, horizontal integration,
conglomerate diversivication, concentric diversification, horizontal
diversification. Jika dianalisis dari kondisi perusahaan PT Stokeswood retail
saat ini, maka dari sekian alternative strategi yang ada, perusahaan ini cocok
menerapkan strategi : market penetration, market development, product
development, backward integration dan concentric diversivication dapat dilihat
pada matriks TOWS, sedangkan untuk strategi product development dapat
dilakukan dengan cara:
136
• Product development & Innovation
Strategi product development & innovation dapat dilakukan dengan
memperbaiki produk yang sudah ada untuk meningkatkan penjualan.
Perusahaan dapat mengkombinasikan produk-produk yang ada (contoh:
paket A, B, C, dan sebagainya) dengan harga lebih murah sehingga produk
yang terjual lebih banyak, melakukan penambahan variasi rasa yang
beragam dan menampilkan atau menawarkannya dengan kemasan yang
menarik. Mengembangkan produk alternatif selain Cinnmon rolls sehingga
konsumen lebih leluasa memilih menu yang ditawarkan. Dalam posisi
defensive (bertahan) perusahaan harus kreatif mempertahankan pasar
(konsumen) yang ada.
137
4.12.3 Matrix IE (Internal External)
Tabel 3.5 Matriks Internal Eksternal
Dari hasil yang diperoleh dengan mengunakan Matriks Internal
External dapat dikatakan Saint Cinnamon bakery cafe memiliki nilai EFE 2,7
dan nilai total EFI 2,75 maka pada matriks IE perusahaan ada dalam kuadran V
yang dapat disimpulkan bahwa Saint Cinnamon dapat dikelola strategi
difensive (bertahan) dan strategi pelihara dan strategi yang tepat adalah
penetrasi pasar baru dan pengembangan produk dari pesaing utamanya
Cinnzeo.
138
Dari total IFE = 2.7 dan total skor EFE = 2.75, didapatkan hasil bahwa Saint
Cinnamon berada pada region 2 pada sel V yaitu region “hold and
maintain” (pegang dan mempertahankan). Strategi yang sesuai adalah:
penetrasi pasar dan pengembangan produk.
4.12.4 Matriks Grand Strategy
Matriks Grand Strategy didapatkan dari hasil matriks profil
persaingan (CPM) yang terdapat dalam tahap input untuk menentukan
posisi bersaing perusahaan, sedangkan pertumbuhan pasar didapatkan dari
kondisi perusahaan saat ini. Berdasarkan hasil matriks profil persaingan,
dimana didapatkan nilai hasil perusahaan PT Stokeswood Retail sebesar
2,65 (Cinnzeo dengan nilai 3,05). Gerai Saint Cinnamon pondok indah
terletak kuadran III bersaing dalam industry dengan pertumbuhan lambat
dan mempunyai posisi bersaing lemah. Perusahaan ini harus membuat
perubahan secara drastis dengan cepat untuk menghindari kematian dan
likuidasi.
139
Gambar 3.5 Matriks Grand Strategy
Kesimpulan :
Perusahaan PT Stokeswood Retail ini mempunyai posisi bersaing yang
lemah diantara pesaingnya dengan pertumbuhan lambat, sehingga muncul
posisi perusahaan berada pada kuadran III Matriks Grand Strategy. Berada
pada kuadran I berarti perusahaan mempunyai posisi srategis yang kurang
baik.
Strategi yang cocok pada kuadran III ini adalah strategi penghematan,
diversifikasi konsentrik, diversifikasi horizontal, diversifikasi konglomerat,
divestasi dan likuidasi. Bila dianalisis strategi yang paling cocok yang ada
pada kuadran III adalah strategi penghematan diversifikasi konsentrik,
2,65
POSISI BERSAING KUAT
POSISI BERSAING LEMAH
PERTUMBUHAN PASAR CEPAT
PERTUMBUHAN PASAR LAMBAT
140
diversifikasi horizontal, diversifikasi konglomerat, divestasi dan likuidasi.
Kelima alternatif strategi tersebut dapat dilihat lebih jelas lagi pada bagian
Matriks TOWS.
Setelah melakukan analisis dan mengetahui alternative strategi yang muncul
pada tahap pencocokan melalui lima teknik, yaitu Matriks TOWS, Matriks
SPACE, Matriks IE dan Matriks Grand Strategy. Langkah selanjutnya
adalah membuat kesimpulan tentang alternatif strategi yang cocok
digunakan oleh perusahaan untuk menentukan keputusan strategi
perusahaan dalam jangka panjang. Dari sekian macam Matriks yang ada
maka muncul alternatif strategi untuk PT Stokeswood retail, yaitu :
1. Penghematan biaya-biaya penjualan salah satunya: renegoisasi biaya sewa
ruang, service charge dan biaya franchise 4% dari omzet penjualan per
bulan.
2. Diversifikasi Konsentrik
3. Diversifikasi Horizontal
4. Diversifikasi Konglomerat
5. Divestasi
6. Likuidasi
Setelah mengetahui alternatif strategi yang muncul untuk digunakan oleh
perusahaan PT Stokeswood retail, langkah selanjutnya adalah melakukan
wawancara dengan pemilik perusahaan untuk memilih dari sekian macam
(enam) alternatif strategi kira-kira mana yang cocok digunakan oleh
perusahaan. Setelah melakukan wawancara dengan pemilik, maka muncul 3
141
macam strategi yang cocok digunakan untuk perusahaan. Strategi tersebut
meliputi strategi penghematan, diversifikasi konsentrik dan likuidasi. Langkah
selanjutnya adalah memberikan usulan kepada perusahaan mengenai strategi
yang harus digunakan perusahaan dengan menggunakan Matriks QSPM
(Matrix Quantitative Strategy Planning) sebagai alat untuk membuat keputusan
strategi yang akan digunakan.
4.13 QSPM (Matrix Quantitative Strategy Planning)
Setelah menentukan alternatif strategi pada tahap pencockkan, langkah
selanjutnya yang harus dilakukan adalah membuat keputusan melalui Matriks
QSPM. Peneliti memberikan usulan kepada perusahaan mengenai alternatif
strategy yang cocok digunakan oleh perusahaan, namun untuk implementasinya
tergantung pada keputusan perusahaan, peneliti hanya memberikan usulan atas
penelitian yang dilakukan berikut adalah tabel 3.6 mengenai QSPM:
142
Tabel 3.6 QSPM
No. Faktor-faktor sukses kritis Bobot AS TAS AS TAS AS TASPeluang
1 0,2 4 0,8 3 0,6 2 0,4
2 0,15 3 0,45 3 0,45 2 0,3
Berkembangnya advertising secara globalBelum banyak direct competitor dengan produk utama sejenis
PenghematanMelakukan beberapa efisiensi biaya
Menambah makanan baru (diluar saint cinnamon) dalam satu gerai
Diversifikasi Konsentrik
Menutup saint cinnamon membuka restorant baru
Likuidasi
3 0,15 3 0,45 3 0,45 2 0,3
4 0,1 4 0,4 3 0,3 2 0,2
Ancaman1 0,15 3 0,45 4 0,6 4 0,6
2 Turn over konsumen yang rendah 0,1 3 0,3 3 0,3 3 0,33 Kompetitor gencar melakukan promosi 0,15 4 0,6 4 0,6 3 0,45
1,00
Kekuatan1 Produk utama yang ditawarkan unik 0,15 4 0,6 4 0,6 3 0,452 0,1 3 0,3 3 0,3 2 0,2
3 Memiliki kualitas produk yang baik 0,05 4 0,2 3 0,15 1 0,054 pionir dalam segmen bisnis 0,05 3 0,15 3 0,15 2 0,15 Menyediakan area boleh merokok 0,05 3 0,15 3 0,15 2 0,1
Kelemahan1 0,15 3 0,45 4 0,6 4 0,6
2 Luas ruangan kecil 0,1 3 0,3 4 0,4 3 0,33 0,1 4 0,4 3 0,3 2 0,2
4 0,1 4 0,4 3 0,3 3 0,3
5 0,15 4 0,6 3 0,45 1 0,15
1,00 7,00 6,70 5,00
Banyak bermunculan indirect competitor
Display menu makanan yang tidak informatif (tanpa gambar)
Kurang memanfaatkan produk-produk yang sudah ada
Market potensial yang belum tergali masih tinggi
Positioning belum jelas dalam benak konsumen
Tidak ada strategi pemasaran yang terencana
Harga produk bersaing dengan produk sejenis
Pengunjung Mall yang semakin bertambah
143
Kesimpulan :
Berdasarkan hasil dari QSPM, maka didapatkan jumlah total nilai daya
tarik untuk masing-masing strategi meliputi :
• Strategi penghematan dengan melakukan efisiensi biaya (beban penjualan dan
beban administrasi dan umum).
• Strategi konsentrik dengan menambah makanan baru diluar merek Saint
Cinnamon untuk menambah variasi makanan dan meningkatkan sales revenue.
• Strategi likuidasi, menutup usaha atau mengganti dengan jenis usaha kuliner
baru, disarankan menggunakan merek sendiri (tidak menggunakan franchise).
Dengan demikian, strategi jangka panjang perusahaan yang cocok bagi PT
Stokeswood Retail adalah strategi kombinasi antara strategi penghematan dan
diversifikasi konsentrik. Dimana strategi yang harus dilakukan PT Stokeswood Retail
adalah membuat bisnis baru yang menggabungkan beberapa makanan dalam satu
gerai. Perusahaan dapat menggunakan strategi ini secara bersamaan, dimana antara
strategi penghematan dan diversivikasi konsentrik saling mendukung satu sama lain
sehingga selain mengembangkan bisnis kulinernya, perusahaan juga dapat menjadi
sesuatu yang baru khususnya dalam mal Pondik Indah II dibandingkan café dan
restorant lainnya. Dengan demikian bisnis café dan restorant PT Stokeswood retail
akan berkembang menjadi lebih baik dimasa mendatang. Namun, untuk
implementasinya keputusan akhir tetap ditangan manajemen PT Stokeswood Retail.
144
4.14 Penentuan Posisi PT Stokeswood Retail
Saat ini kondisi perusahaan PT Stokeswood Retail sangat baik sekali hal
tersebut positioning yang dimiliki oleh perusahaan saat ini dibenak para konsumenn
sasarannya, yaitu “kualitas produk dan pelayanan yang ramah”. Bukti yang
menunjukan bahwa perusahaan PT Stokeswood retail memiliki positioning yang baik,
dimana kualitas dan pelayanan yang menjadi fokus utamanya terlihat: hasil
pembuataan cinnamon yang dikontrol secara ketat oleh manajer gerai, dan juga
manajer gerai yang senantisa menyapa konsumen dan menekankan kepada para
pelayanan atau bawahannya agar ramah pada setiap konsumennya. Pemosisian berarti
membuat gambar yang mencerminkan bagaimana produk Saint Cinnamon
dibandingkan dengan pesaing dalam dimensi yang paling penting utuk sukses dalam
industri. Berikut ini adalah gambar 3.6 posisi Saint Cinnamon Pondok Indah II:
145
Gambar 3.6 Posisi Saint Cinnamon Pondok Indah Mall II
Perusahaan memiliki loyalitas pelanggan yang tinggi karena pelanggan yang membeli
produk cinnamon sangat puas dengan mutu, rasa dan penyajiannya. Manager gerai
Saint Cinnamon selalu memantau kerja karyawannya dengan cara yang sederhana
menyapa dan bertanya kepada konsumennya mengenai mutu dan rasa makanan yang
disajikan. Kedepannya perusahaan PT Stokeswood Retail ingin mengembangkan
positioning yang ada menjadi lebih kuat, yaitu sebagai “Restoran bernuansa café yang
nyaman dengan produk yang bekualitas dan harga yang terjangkau untuk setiap
kalangan”. Jadi perusahaan menginginkan penentuan posisi berdasrkan kualitas
dengan memposisikan produk dan pelayanan sebagai nilai yang ditawarkan kepada
Kualitas dan Pelayanan Tinggi
PT Stokeswood RetailSaint Cinnamon
Cinnzeo
Kualitas dan Pelayanan Rendah
Loyalitas Pelanggan Tinggi
Loyalitas Pelanggan Rendah
146
konsumennya. Salah satu cara untuk mencapai positioning yang diingikan adalah
menerapkan strategi yang cocok bagi perusahaan melalui strategi kombinasi antara
strategi penghematan dan diversifikasi konsentrik, sehingga dengan strategi tersebut
perusahaan dapat lebih memenangkan kompetisi persaingan usaha kuliner.
4.15 Implikasi Hasil Penelitian
Strategi jangka panjang yang muncul dengan menggunakan teknik QSPM pada
tahap keputusan menunjukkan bahwa perusahaan PT Stokeswood Retail cocok
menggunakan tiga macam strategi alternatif, yaitu:
1. Strategi Penghematan
Melalui strategi penghematan perusahaan mempunyai peluang untuk
mempertahankan dan bahkan meningkatkan positioning perusahaan saat ini
dengan cara melakukan renegoisasi kontrak dengan PT Indetetama Tangguh
selaku pemegang utama lisensi Saint Cinnamon mengenai fee franchise, 4%
(empat persen) dari omzet perbulan menjadi 2-3% dari laba bersih perbulan. Hal
tersebut perlu dilakukan karena PT Stokeswood Retail terlalu terbebani dengan
beban yang menyulitkan perusahaan untuk berkembang. Selain itu perusahaan
147
melakukan penawaran kembali pada Pondok Indah Mall II selaku penyedia
tempat apakah dapat beban sewa tempat dan beban service charge
dinegoisasikan kembali. Karena dampak dari beban usaha 42% (empat puluh dua
persen) dari penjualan, akibatnya perusahaan kesulitan untuk berkompetisi
dimasa mendatang.
2. Diversifikasi Konsentrik
Melalui strategi diversifikasi konsentrik perusahaan membuat produk baru
dengan menggunakan teknologi yang sama contoh roti-rotian, kue dan
sebagainya. Hal ini dilakukan untuk menambah jumlah penjualan dan
memberikan pilihan kepada konsumen yang datang ke gerai Saint Cinnamon
Pondok Indah Mall II, selain itu dengan adanya produk baru menutupi beban
usaha sehingga dapat meningkatkan laba perusahaan di masa mendatang.
3. Likuidasi
Strategi ini merupakan strategi terakhir dari tiga alternative strategi yang ada. Hal
ini di ambil apabila kedua strategi diatas tidak dapat dijalankan, perusahaan sejak
berdiri terbebani dengan beban usaha yang terlalu tinggi dapat dilihat pada tabel
3.8 rugi perusahaan pada tahun 2007 Rp.54.821.031 dan pada tahun 2008 terjadi
penurunan kerugian menjadi Rp.12.657.117. Hal tersebut secara perlahan
mengurangi modal perusahaan. Kurangnya analisa kontrak diawal kerjasama PT
Stokeswood Retail dengan PT Indetetama Tangguh yang pada akhirnya
merugikan PT Stokeswood Retail itu sendiri. Apabila langkah likuidasi
dilakukan perusahaan akan kehilangan manfaat penggunaan nama Saint
Cinnamon senilai US$ 25.000 atau Rp.250.000.000 untuk masa 10 tahun
148
sehingga masih tersisa Rp.125.000.000 yang berakhir tahun 2015. Diperlukan
analisa lebih mendalam mengenai keputusan terakhir ini, bagaimana keadaan
perusahaan di masa mendatang, apakah beban usaha yang ada dapat dikurangi
atau apakah lebih menguntungkan jika perusahaan tidak menggunakan lisensi
Saint Cinnamon.
Berdasarkan hasil QSPM dengan melihat jumlah total nilai daya tarik dari
masing-masing strategi menunujukkan bahwa strategi jangka panjang yang cocok
dijalankan oleh perusahaan adalah strategi kombinasi antara strategi penghematan
dan diversifikasi konsentrik yaitu membuat satu gerai dengan bermacam jenis menu
pilihan yang memanfaat fasilitas dan alat yang ada. Dengan kombinasi kedua strategi
tersebut dapat mempertahankan positioning perusahaan. Namun untuk
mengimplementasikan strategi ini tergantung pada perusahaan itu sendiri, penulis
hanya memberikan ide dan saran berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan
selama di perusahaan PT Stokeswood Retail.