bab iv pembahasanthesis.binus.ac.id/doc/bab4/bab 4a_07-37.pdf37 4.2.1.1 visi dan misi strategi...

55
33 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Bisnis Gadai di Indonesia Bisnis gadai dewasa ini menjadi sangat menarik, terutama setelah diundangkannya UU anti monopoli (UU No. 5/1999) dan rencana diundangkannya UU jasa Gadai. Greget persaingan terbuka tersebut semakin terasa dan nyata terutama saat diadakannya seminar tentang UU Jasa Gadai. Disisi lain perubahan lingkungan bisnis yang begitu cepat dan uncertain telah mendorong seluruh pelaku bisnis untuk berupaya dengan ekstra keras guna menjaga sustainability dan daya saing dalam bisnis gadai. Mengutip pendapat ahli marketing Hermawan Kartajaya, bahwa untuk dapat sustain dalam era persaingan bisnis yang turbulent adan uncertain adalah kemampuannya memenuhi tuntutan komponen stakeholder utama yakni : shareholder, customers, dan people. Pelaku bisnis gadai yang resmi secara de jure memang hanya PERUM Pegadaian yakni dengan kepemilikan mutlak Pemerintah dengan PP 103 tahun 2000. Namun secara de facto ternyata cukup banyak pemain bisnis gadai antara lain: Perbankan dengan sistem Rahn (gadai syariah) yang resmi berdasarkan UU Perbankan tahun 2000. Di samping itu banyak juga pelaku usaha perkreditan mikro seperti Koperasi dan bahkan toko emas, perseorangan yang menjalankan bisnis gadai dengan harga maupun prosedur

Upload: lenga

Post on 02-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4A_07-37.pdf37 4.2.1.1 Visi dan Misi Strategi Bisnis Pegadaian Pegadaian dalam mengembangkan bisnisnya dibangun dalam semangat organisasi

33

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Kondisi Bisnis Gadai di Indonesia

Bisnis gadai dewasa ini menjadi sangat menarik, terutama setelah

diundangkannya UU anti monopoli (UU No. 5/1999) dan rencana

diundangkannya UU jasa Gadai. Greget persaingan terbuka tersebut semakin

terasa dan nyata terutama saat diadakannya seminar tentang UU Jasa Gadai.

Disisi lain perubahan lingkungan bisnis yang begitu cepat dan uncertain telah

mendorong seluruh pelaku bisnis untuk berupaya dengan ekstra keras guna

menjaga sustainability dan daya saing dalam bisnis gadai. Mengutip pendapat

ahli marketing Hermawan Kartajaya, bahwa untuk dapat sustain dalam era

persaingan bisnis yang turbulent adan uncertain adalah kemampuannya

memenuhi tuntutan komponen stakeholder utama yakni : shareholder,

customers, dan people.

Pelaku bisnis gadai yang resmi secara de jure memang hanya PERUM

Pegadaian yakni dengan kepemilikan mutlak Pemerintah dengan PP 103

tahun 2000. Namun secara de facto ternyata cukup banyak pemain bisnis

gadai antara lain: Perbankan dengan sistem Rahn (gadai syariah) yang resmi

berdasarkan UU Perbankan tahun 2000. Di samping itu banyak juga pelaku

usaha perkreditan mikro seperti Koperasi dan bahkan toko emas,

perseorangan yang menjalankan bisnis gadai dengan harga maupun prosedur

Page 2: BAB IV PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4A_07-37.pdf37 4.2.1.1 Visi dan Misi Strategi Bisnis Pegadaian Pegadaian dalam mengembangkan bisnisnya dibangun dalam semangat organisasi

34

yang sangat bersaing. Persaingan bisnis gadai juga seudah merambah ke luar

negeri dengan adanya globalisasi. Salah satunya yakni telah mengoperasikan

bisnis gadai bekerjasama dengan Pegadaian Indonesia yakni Malaysia.

Lembaga kerjasama dengan membentuk Ar-Rahnu Serantau dan Direktur

Utama Pegadaian Indonesia tercatat sebagai pendiri dan penggagasnya.

Apabila sistem pasar bebas diterapkan, bukan tidak mungkin pesaing dari

perbankan Indonesia dan juga Lembaga Gadai Asing dengan teknologi dan

modal yang kuat mereka dapat mencaplok pangsa pasar PERUM Pegadaian di

Indonesia.

Perubahan lingkungan sangat mempengaruhi bisnis Pegadaian dan

berbagai faktor eksternal lainnya mendorong Pegadaian harus mampu

beradaptasi dengan perubahan lingkungan tersebut untuk mempertahankan

sustainability dan pertumbuhan yang going concern. Dalam melakukan

perubahan perlu dilakukan melalui pendekatan knowledge management

dimana IT Strategic Planning harus dibangun dengan matang sehingga

perubahan yang dilakukan akan berhasil.

4.2 Analisis Bisnis Internal Pegadaian

4.2.1 Profil Perusahaan dan Pusat Teknologi Informasi PERUM Pegadaian

Pegadaian sebagai lembaga bisnis milik negara dimana 100% adalah

kepemilikan Pemerintah, memiliki 2 (dua) kewajiban yang diemban dari

shareholder, yakni maksimisasi profit untuk peningkatan nilai perusahaan dan

penerimaan Negara sementara disisi lain harus mampu menjadi agen

Page 3: BAB IV PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4A_07-37.pdf37 4.2.1.1 Visi dan Misi Strategi Bisnis Pegadaian Pegadaian dalam mengembangkan bisnisnya dibangun dalam semangat organisasi

35

pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui

penyaluran kredit dengan hukum gadai (Public Service Obligation/PSO).

Menginjak usianya ke-105 di akhir tahun 2006 Pegadaian telah

memiliki outlet (cabang) sebanyak 869 buah tersebar di seluruh penjuru

Indonesia, didukung sumber daya manusia sebagai faktor produksi utama

sebanyak 7.454 orang. Produk andalan sebagai core business adalah Kredit

Cepat Aman (KCA) dengan kontribusi pendapatan dan omzet tertinggi.

Produk lainnya yang diarahkan untuk mendobrak grafik pertumbuhan saat

menuju kearah declining KCA sehingga Pegadaian akan tetap tumbuh secara

berkesinambungan (Sustainable growth) antara lain Kredit Angsuran Sistem

Gadai (KRASIDA), Kredit Sistem Fidusia (KREASI), Ar Rahnu (Kredit

gadai sistem syariah), Kredit Industri Rumah Tangga (KRISTA), Kredit Serba

Guna (KRESNA), Kredit Tunda Jual Gabah (KTJG), Jasa Taksiran, Jasa

Titipan, Gadai Efek, dan sinergi dengan Western Union (WU).

Hirarkhi organisasi diatasnya terdapat 13 (tiga) belas Kantor Wilayah

yang mengkoordinasikan operasional, staffing dan policy serta penghubung

(liason) bagi Kantor Cabang dengan Kantor Pusat. Kebijakan operasional

utama dikendalikan langsung dari Kantor Pusat sementara beberapa aktivitas

perusahaan didelegasikan ke Kantor Wilayah dan Kantor Cabang secara

proporsional. Rentang kendali yang demikian menjadikan Pegadaian

menghadapi permasalahan tersendiri dalam pengelolaan dan pengembangan

sistem informasi perusahaan.

Page 4: BAB IV PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4A_07-37.pdf37 4.2.1.1 Visi dan Misi Strategi Bisnis Pegadaian Pegadaian dalam mengembangkan bisnisnya dibangun dalam semangat organisasi

36

Struktur Organisasi PERUM Pegadaian.

Page 5: BAB IV PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4A_07-37.pdf37 4.2.1.1 Visi dan Misi Strategi Bisnis Pegadaian Pegadaian dalam mengembangkan bisnisnya dibangun dalam semangat organisasi

37

4.2.1.1 Visi dan Misi Strategi Bisnis Pegadaian

Pegadaian dalam mengembangkan bisnisnya dibangun dalam

semangat organisasi yang ingin mewujudkan visinya yakni : ”Pegadaian di

tahun 2010 menjadi perusahaan yang modern, dinamis dan inovatif dengan

usaha utama gadai”. Visi ini sebagaimana tertuang dalam Rencana Jangka

Penjang Pegadaian (RJP) yang disusun untuk setiap jangka waktu 5 (lima)

tahun.

Untuk mencapai visinya Pegadaian melaksanakan usaha dengan

mengemban misi :

• Turut meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama golongan

menengah ke bawah melalui penyediaan dana atas dasar hukum gadai dan

jasa di bidang keuangan lainnya berdasarkan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

• Menghindarkan masyarakat dari gadai gelap, praktek riba dan pinjaman

tidak wajar lainnya.

Seiring dengan perkembangan lingkungan bisnis dan core business

Pegadaian, maka sedang disusun Rencana Jangka Panjang (RJP) Pegadaian

untuk jangka waktu 5 (lima) tahun berikutnya. Kemungkinan akan dilakukan

redefinisi visi dan bentuk perusahaan untuk perubahan status menjadi

perusahaan perseroan. Perubahan tersebut juga musti terantisipasi dalam

pengembangan Rencana Strategis Sistem dan Teknologi Informasi Pegadaian.

”Pegadaian menjadi lembaga pembiayaan terdepan bagi solusi kebutuhan

Page 6: BAB IV PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4A_07-37.pdf37 4.2.1.1 Visi dan Misi Strategi Bisnis Pegadaian Pegadaian dalam mengembangkan bisnisnya dibangun dalam semangat organisasi

38

dana masyarakat”. Dengan misi yang lebih mengarah pada solusi pendanaan

pada pangsa pasar yang dominan dewasa ini yakni masyarakat dan usaha

mikro, kecil dan menengah. Untuk dapat mewujudkan visi dan merealisasikan

misinya maka peranan sistem dan teknologi informasi sangat penting agar

dapat beroperasi dengan efisien dan efektif.

4.2.1.2 Visi dan Misi Pusat Teknologi Informasi Pegadaian

Pusat Teknologi Informasi yang disingkat dengan PUSTI adalah unit

bisnis di Pegadaian yang berfungsi sebagai perencana, pengkoordinir,

pengembang, pengelola dan pemelihara sistem dan teknologi informasi untuk

penunjang bisnis Pegadaian.

Unit PUSTI yang didirikan tahun 1999 dimana sebelumnya berupa

fungsi dengan sebutan ”Pusat Data Elektronik (PDE)”. Diawal pendiriannya

telah dicanangkan motto ”Maximize the use of information technology and

minimize the complexity of technological change”. Motto yang diadopsi dari

motto sebuah perusahaan software terkemuka karena dianggap cukup menjadi

pemacu pengembangan dan penerapan teknologi informasi bagi insan PUSTI

Pegadaian.

Semenjak tahun 2006 dicoba dirumuskan suatu visi PUSTI oleh Sdr.

Irfan Mahendra, S.Kom, M.Kom (Staff PUSTI Pegadaian) yang menurut

hemat penulis cukup visible yakni : ”Menjadi sentra pengembangan dan

penerapan sistem teknologi informasi Pegadaian dalam membangun daya saing

(competitive advantage) untuk tetap tumbuh (going concern and sustainability)”.

Page 7: BAB IV PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4A_07-37.pdf37 4.2.1.1 Visi dan Misi Strategi Bisnis Pegadaian Pegadaian dalam mengembangkan bisnisnya dibangun dalam semangat organisasi

39

Visi tersebut rasanya seiring dengan rencana strategi Pegadaian. Visi ini perlu

diinternalisasikan ke segenap pesonil TI Pegadaian di seluruh Indonesia,

sehingga akan menjadi daya dorong yang kuat dalam mewujudkan organisasi

Pegadaian berbasis TI yang memiliki daya saing kuat di era globalisasi.

Dalam mewujudkan visinya Pusat Teknologi Informasi Pegadaian

berusaha mendukung terwujudnya visi Pegadaian menjadi lembaga

pendanaan modern yang inovatif dengan daya saing tinggi dengan misi antara

lain :

• Menyiapkan sumber daya manusia sistem teknologi informasi (SDM-STI)

yang berkualitas, profesional, serta memiliki integritas yang tinggi.

• Meningkatkan kapasitas dan mendorong terwujudnya pemerataan

infrastruktur sistem teknologi informasi Pegadaian.

• Meningkatkan kehandalan software dan sistem database.

• Meningkatkan kualitas pengolahan dan komunikasi data.

• Meningkatkan kualitas layanan informasi.

• Meningkatkan wawasan dan keterampilan bidang sistem teknologi

informasi SDM PERUM Pegadaian.

• Meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan sistem teknologi

informasi.

• Meningkatkan kerjasama dan kemitraan dalam usaha pengembangan

sistem teknologi informasi sesuai standarisasi dan sertifikasi.

Page 8: BAB IV PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4A_07-37.pdf37 4.2.1.1 Visi dan Misi Strategi Bisnis Pegadaian Pegadaian dalam mengembangkan bisnisnya dibangun dalam semangat organisasi

40

4.2.1.3 Strategi korporat PERUM Pegadaian versus strategi Pusat TI

Disitir dari hasil diskusi “Pengembangan Organisasi Berbasis TI di

UGM Yogyakarta” yang dihadiri oleh Jeneral Manajer Divisi Sumber Daya

Manusia ( JM SDM) dan Jeneral Manajer Divisi Usaha Syariah (JM Syariah)

Pegadaian, terungkap bahwa teknologi informasi di Pegadaian saat ini hanya

digunakan sebagai support dalam rangka efisiensi. Sasaran efisiensi inipun

belum sepenuhnya teraplikasi, karena masih belum mampu mereduksi

kebutuhan tenaga manusia untuk pekerjaan rutin dan administratif.

Dalam konteks persaingan bisnis di era global, maka teknologi

informasi harus bersifat stratejik sehingga sasarannya tidak saja efisiensi

tetapi juga efektif dan bagian integral dari strategi organisasi. Hal tersebut

harus melalui proses “turn arround” sehingga tidak terjadi “gap teknologi”,

melalui pengembangan secara bertahap dari data capturing, data analyzing

hingga menjadi informasi untuk pengambilan keputusan manajerial baik

internal maupun ber-impact ke lingkungan eksternal, yang digambarkan sbb:

Tinggi S E K A R A N G Rendah Pengaruh TI thd strategi Tinggi

YANG AKAN DATANG

Teknologi Informasi Stratejik

Teknologi Informasi Support

Teknologi Informasi Turn arround

Gambar 4.2. Mapping IT Dalam Proses Bisnis Pegadaian

Page 9: BAB IV PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4A_07-37.pdf37 4.2.1.1 Visi dan Misi Strategi Bisnis Pegadaian Pegadaian dalam mengembangkan bisnisnya dibangun dalam semangat organisasi

41

Gambaran berikut ini untuk memudahkan dalam pemetaan keterkaitan

kebijakan strategi korporat dengan rencana strategis Pusat Teknologi

Informasi (strategic alignment) sbb :

BUSINESS CONTRIBUTION

USER ORIENTATION

OPERATIONAL EXCELLENCE

FUTURE ORIENTATION

Optimalisasi Penggunaan TI

Pengendalian Anggaran TI

Kepuasan Pengguna TI

Efektifitas dan Efisiensi

Pengembangan

Efektifitas dan Efisiensi

Pengoperasian

Kompetensi SDM

Penguatan Aset Informasi

Kualitas Layanan TI

Gambar 4.3. Keterkaitan Strategi Korporat dengan Strategi TI

Page 10: BAB IV PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4A_07-37.pdf37 4.2.1.1 Visi dan Misi Strategi Bisnis Pegadaian Pegadaian dalam mengembangkan bisnisnya dibangun dalam semangat organisasi

42

Dari diagram di atas, dapat dilihat bahwa tujuan utama dari Pusat TI

Perum Pegadaian adalah optimalisasi penggunaan TI di Perum Pegadaian.

Agar tujuan strategis tersebut dapat tercapai maka perlu adanya pengendalian

anggaran TI, ketersediaan layanan TI dan kepuasan pengguna TI itu sendiri.

Pengendalian anggaran TI dapat dicapai dengan efektifitas dan efisiensi

pengembangan dan pengoperasian. Kepuasan Pengguna TI merupakan akibat

tersedianya layanan TI yang baik. Sedangkan tersedianya layanan TI

merupakan akibat dari efektifitas dan efisiensi pengembangan dan

pengoperasian TI itu sendiri.

Efektifitas dan efisiensi pengembangan dapat tercapai seiring

peningkatan kompetensi SDM TI dan penguatan aset informasi. Demikian

pula efektifitas dan efisiensi pengoperasian dapat terjadi seiring dengan

pengingkatan kompetensi SDM TI dan penguatan aset informasi.

4.2.2 Value Chain Sistem TI dalam Organisasi Pegadaian

Rencana pengembangan organisasi Pegadaian berbasis Teknologi

Informasi maka “utilisasi” jaringan yang ada perlu diperluas, karena jika

hanya digunakan sebagai media transaksi tanpa ada nilai tambah bagi

pelanggan akan menimbulkan pemborosan. Oleh karenanya pengembangan

sistem teknologi informasi harus dibangun dari “bawah” mulai dari

pembenahan database pelanggan maupun database pegawai sebagai berikut :

Page 11: BAB IV PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4A_07-37.pdf37 4.2.1.1 Visi dan Misi Strategi Bisnis Pegadaian Pegadaian dalam mengembangkan bisnisnya dibangun dalam semangat organisasi

43

IT SEBAGAI VALUE CHAIN

REACH

EKSTERNAL

INTERNAL

RANGE

Penggunaan sistem teknologi informasi sebagai value chain akan

merubah paradigma bisnis dari “What is your business” menjadi “What is

your business model”, sehingga apabila ada pesaing yang melakukan imitasi

terhadap bisnis kita maka tidak akan menjadi masalah besar karena yang kita

“jual” adalah “business model” bukan hanya sekedar produk atau jasa saja

(Prof. Yogianto, pembahas focus group discussion UGM Yogyakarta, 2006).

4.2.3 Analisis Aplikasi dan Infrastruktur Sistem TI Pegadaian saat ini

Pengembangan aplikasi di Pegadaian telah dimulai semenjak tahun

1993 yang dimulai dari pengembangan aplikasi kepegawaian “Sistem

Kepegawaian” (SIPEG) dan di upgrade beberapa kali hingga terakhir disebut

aplikasi “Sistem Informasi Sumber Daya Manusia/Sistem Informasi

Penggajian” (SISDAM/SIAGA) untuk pengolahan penggajian dan pendataan

DSS

MIS

DATABASE

Gambar 4.4. Value Chain IT Dalam Organisasi Pegadaian

Page 12: BAB IV PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4A_07-37.pdf37 4.2.1.1 Visi dan Misi Strategi Bisnis Pegadaian Pegadaian dalam mengembangkan bisnisnya dibangun dalam semangat organisasi

44

pegawai. Aplikasi General Ledger (GL) untuk pengolahan data keuangan di

Kanwil dan Kantor Pusat dan diupgrade menjadi “Sistem Informasi

Keuangan” (SISKEU) dan terakhir diubah menjadi “Sistem Informasi

Daerah/Sistem Informasi Pusat” (SIMDA/SISPUS) yang integral dengan

aplikasi pengolahan data operasional, keuangan dan logistik. Untuk

pengolahan data operasional yang diawali dengan transaksi di Cabang

dibangun Aplikasi “Sistem Informasi Manajemen Operasional” (SIMOP)

yang diupgrade beberapa kali sehingga terakhir menjadi “Sistem Informasi

Cabang Terpadu” (SISCADU). Aplikasi penilain kinerja berbasis TI dengan

model balance scorecard (BSC) yang berfungsi sebagai alat ukur kinerja unit

bisnis serta alat komunikasi internal. Aplikasi ini berbasis web telah

diimplementasikan sejak tahun 2005, namun kurang enforcement sehingga

tidak efektif, terutama dalam penyusunan Critical Succes Factor (CSF) dan

Key Performance Indicator (KPI).

Tools pemrograman yang digunakan tercatat sangat variatif antara

lain: clipper dos base, power builder windows base, dan PHP/Java internet

base. Pada sisi back-end (software pengolah database) juga bervariasi seperti:

xbase untuk clipper dos base, Oracle 8.15i untuk windows base, dan MySQL

untuk internet base. Masing-masing database terkait dengan jenis tools

pemrograman yang digunakan dan tidak terintegrasi secara menyeluruh.

Infrastruktur yang dipergunakan menggunakan Personal computer

(PC) based architecture dengan sistem Local Area Network (LAN)

workgroup di masing-masing unit (Kantor Cabang, Kantor Wilayah dan

Page 13: BAB IV PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4A_07-37.pdf37 4.2.1.1 Visi dan Misi Strategi Bisnis Pegadaian Pegadaian dalam mengembangkan bisnisnya dibangun dalam semangat organisasi

45

Kantor Pusat). Terakhir dilakukan pemasangan Wide Area Network (WAN)

untuk Kantor Pusat dengan 4 (empat) Kantor Wilayah menggunakan frame

relay dari Lintasarta dengan koneksi internet melalui Internet Service

Provider terpisah. Seluruh titik akses di jaringan WAN disambungkan secara

sentral ke jaringan internet melalui router dan proxy di Kantor Pusat.

Pemanfaatan jaringan lebih pada penggunaan koneksi internet 24 jam

on line. Fasilitas jaringan komunikasi tersebut telah dipersiapkan untuk kanal

voice, namun karena tidak dilengkapi dengan penambahan PBX

interconnection, menjadikan kanal voice tersebut tidak dapat dimanfaatkan.

Jaringan back bone semula menggunakan fiber optic kemudian diganti

dengan kabel UTP category 6 dan terakhir denga kabel UTP category 7.

Sistem komunikasi data yang digunakan adalah sistem file transfer

dengan fasilitas e-mail dan/atau messaging. Kemudian dikembangkan dengan

sistem file transfer via situs intranet dari Kantor Cabang ke Kantor Wilayah

dan Kantor Pusat. Dikombinasikan dengan sistem manajemen kas yang

bersinergi dengan jaringan perbankan.

Di awal pembangunanya setiap aplikasi dirancang secara terpisah dan

sektoral sesuai dengan kebutuhan masing-masing unit. Strategi

pengembangan tersebut menjadikan permasalahan serius dalam

mengintegrasikan data dan permasalahan lain untuk pemeliharaan dan

pengelolaannya. Kemudian dengan tidak adanya panduan terintegrasi dalam

pengembangan aplikasi dan seringnya perubahan dengan tidak ada

dokumentasi sistem hal tersebut lebih mempersulit dalam pengembangan

Page 14: BAB IV PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4A_07-37.pdf37 4.2.1.1 Visi dan Misi Strategi Bisnis Pegadaian Pegadaian dalam mengembangkan bisnisnya dibangun dalam semangat organisasi

46

aplikasi lebih lanjut. Sehingga berakibat dengan sistem pemeliharaan “tambal-

sulam” dan tahapan data capturing dalam sistem informasi menjadi tidak

pernah “mature”.

Permasalahan lain terkait dengan aplikasi yang telah dibangun dan

penyediaan infrastruktur yang tidak terencana secara integral menjadikan

utilitas jaringan tidak optimal dalam komunikasi data. Hal ini dikarenakan

tidak adanya aplikasi yang dapat memanfaatkan sistem jaringan terpasang

tersebut. Apabila diibaratkan dengan sistem transportasi darat, telah

disediakan jalur tol untuk mobil-mobil kecepatan tinggi dan bebas hambatan,

tetapi sarana mobil yang dipergunakan untuk pengangkutan masih bekelas

1000 cc, akibatnya tidak ada bedanya dengan menggunakan jalur normal.

Jalur transportasi adalah media jaringan dan sistem komunikasi, sedangkan

mobil dan perangkatnya adalah software aplikasi dan hardware (komputer).

Sistem komunikasi data dan konsolidasi data antar jenjang

menggunakan sistem file transfer sangat berpeluang adanya “redudansi” dan

inkonsistensi data. Kondisi tersebut menjadikan sistem dengan dual input

sangat mungkin adanya “human error” dan “technical error” dibandingkan

dengan sistem “single input multi report”. Antara lain proses konsolidasi

sistem file transfer yang terlupa/terlambat mentransfer data, “corrupted data”

baik karena inkonsistensi media maupun prosesnya. Dengan sistem “single

input multi report”, maka input data (data capturing) hanya terjadi sekali di

unit pusat transaksi, kemudian data ditransfer melalui aplikasi dan database

secara otomatis dan terprogram. Unit pada hirarki di atasnya (konsolidasi)

Page 15: BAB IV PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4A_07-37.pdf37 4.2.1.1 Visi dan Misi Strategi Bisnis Pegadaian Pegadaian dalam mengembangkan bisnisnya dibangun dalam semangat organisasi

47

cukup menggunakan metode “query” dan grouping laporan, kemudian unit

verifikasi dan validasi serta koreksi diperankan oleh unit/fungsi terpisah.

4.2.4 Analisis SWOT

Untuk mengidentifikasi dan menentukan langkah serta posisi

Perusahaan dalam konteks persaingan bisnis maka analisis SWOT ini banyak

dipergunakan. Analisis ini menggunakan parameter kajian baik dari aspek

internal maupun eksternal. Analisis SWOT merupakan kependekan dari

Strength (Kekuatan), Weaknesses (Kelemahan), Opportunities (Peluang) dan

Thread (Ancaman). Analisis ini dipergunakan di Pegadaian yang tertuang

dalam Rencana Jangka Panjang (Rencana Strategis) dengan pembobotan

untuk masing-masing faktor sbb:

Variabel Internal

Faktor Operasi dan Pemasaran................................................ : 28 %

Faktor Keuangan..................................................................... : 27 %

Faktor Organisasi dan SDM.................................................... : 20 %

Faktor Sarana Prasarana dan Teknologi Informasi................. : 15 %

Faktor Pengendalian Internal .................................................. : 10 %

Variabel Eksternal

Faktor Ekonomi....................................................................... : 45 %

Faktor Politik dan Pemerintahan............................................. : 30 %

Faktor Sosial Budaya .............................................................. : 15 %

Faktor Teknologi..................................................................... : 10 %

Page 16: BAB IV PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4A_07-37.pdf37 4.2.1.1 Visi dan Misi Strategi Bisnis Pegadaian Pegadaian dalam mengembangkan bisnisnya dibangun dalam semangat organisasi

48

Meskipun perlu dikritisi bahwa faktor teknologi ditempatkan pada

urutan terakhir dengan alasan pengelolaan perusahaan tidak terlalu tergantung

pada teknologi tinggi mengingat proses bisnisnya sudah baku dan sederhana.

Namun karena hal tersebut bukan bagian dari pembahasan Group Field

Project penulis, maka hal tersebut masuk dalam catatan khusus penulis.

Setelah dilakukan pengukuran bobot dengan skala kuantifisir dari

Lemah sekali = 1, Lemah = 2, Cukup = 3, Kuat = 4 dan Kuat Sekali = 5 serta

pemberian nilai positif (+) untuk factor kekuatan dan peluang, sedangkan

kelemahan dan ancaman nilai negatif (-), maka posisi Pegadaian adalah sbb :

(

I I I STRATEGI BERTAHAN

HIDUP ANCAMAN T ( - )

I V STRATEGI

DIVERSIFIKASI

S ( + ) KEKUATAN

W ( - ) KELEMAHAN

I I STRATEGI STABIL

O ( + ) PELUANG STRATEGI

BERTUMBUH I

Stable

Concentric Diversification

Conglomerate Diversification

Niche

Turn Around

Maintenance

Gambar 4.5. Grafik Hasil Analisis SWOT Pegadaian

Page 17: BAB IV PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4A_07-37.pdf37 4.2.1.1 Visi dan Misi Strategi Bisnis Pegadaian Pegadaian dalam mengembangkan bisnisnya dibangun dalam semangat organisasi

49

4.2.5 Analisis Model Porter (Porter’s Five Forces Analysis)

Gambar 4.6. Analisis Model Porter

Para Pesaing Industri

Kondisi persaingan yang ada dalam industri jasa gadai dapat dikatakan

rendah karena fakta yang ada membuktikan bahwa sampai saat ini dalam

industri jasa gadai Perum Pegadaian merupakan satu-satunya perusahaan yang

bergerak dalam industri jasa gadai secara nasional di Indonesia. Namun

demikian untuk masa kedepan dengan diundangkannya UU Jasa Gadai,

memungkinkan dibukanya Lembaga Gadai Swasta yang akan bermunculan di

seantero Indonesia. Secara otomatis kondisi persaingan akan berubah menjadi

sangat tajam. Hal tersebut teridentifikasi dari banyaknya antusiasme

masyarakat bisnis dalam menyambut segera diundangkannya UU Jasa Gadai.

Page 18: BAB IV PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4A_07-37.pdf37 4.2.1.1 Visi dan Misi Strategi Bisnis Pegadaian Pegadaian dalam mengembangkan bisnisnya dibangun dalam semangat organisasi

50

Kekuatan (daya tawar) Konsumen/Nasabah.

Nasabah Pegadaian memiliki posisi tawar yang moderat hingga tinggi

karena segmen sekarang yang non bankable dan pilihan lembaga sejenis

sudah mulai banyak alternatif terutama setelah UU anti mnopoli dan ke depan

akan semakin banyak pilihan atau alternatif sumber pembiayaan jangka

pendek selain yang ditawarkan oleh Perum Pegadaian, sehingga switching

cost untuk mereka cenderung melemah.

Kekuatan (daya tawar) Pemasok.

Sebagai lembaga jasa pembiayaan, produk Pegadaian adalah menjual

kredit modal kerja dan konsumtif kepada masyarakat sedangkan sumber

pendanaan Pegadaian adalah modal sendiri (Pemerintah) dan pinjaman pihak

ketiga. Tidak seperti perbankan dimana sumber pendanaannya berasal dari

tabungan dan deposito yang biaya modalnya murah. Oleh karenanya kekuatan

daya tawar pemasok (modal) cukup moderat. Hal tersebut dikarenakan dari

sisi pemerintah kita sangat sulit mendapatkan pasokan modal karena

regulasinya sangat ketat serta diperketatnya penambahan penyertaan modal

pemerintah karena keterbatasan APBN. Sedangkan modal kerja dari pinjaman

komersial biaya modalnya cukup tinggi dibanding dari modal sendiri

(pemerintah). Disisi lain begitu mudahnya untuk mendapatkan pasokan modal

dari perbankan dan pihak ketiga lainnya tesebut, bahkan mereka bersaing

dengan menawarkan special rate ke Pegadaian.

Page 19: BAB IV PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4A_07-37.pdf37 4.2.1.1 Visi dan Misi Strategi Bisnis Pegadaian Pegadaian dalam mengembangkan bisnisnya dibangun dalam semangat organisasi

51

Ancaman Pendatang Baru

Pelaku bisnis gadai secara de jure memang hanya Perum Pegadaian

(dengan kepemilikan mutlak oleh Pemerintah PP103/2000) namun faktanya

setelah terbitnya UU Antimonopoli terdapat cukup banyak pemain bisnis

gadai antara lain seperti usaha koperasi, toko emas, perseorangan, atau bahkan

perbankan sendiri yaitu dengan sistem Rahn (gadai syariah) yang resmi

berdasarkan UU Perbankan tahun 2000. Hal ini menunjukkan bahwa industri

jasa gadai ini cukup terbuka bagi pendatang baru. Di sisi lain Faktor

kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan Perum Pegadaian dapat

dikatakan cukup tinggi dikarenakan jaringan yang luas, keamanan dan

kualitas pelayanan yang baik. Bila hal ini diasumsikan sebagai salah satu

entry barier, maka dapat dikatakan bahwa ancaman pendatang baru masih

cukup moderat. Kondisi tersebut akan berubah saat diundangkannya UU Jasa

Gadai dalam waktu dekat ini, dimana kran pembukaan lembaga gadai swasta

sangat terbuka lebar, dengan demikian ancaman pendatang baru di industri

jasa gadai akan menjadi cukup tinggi.

Ancaman Produk/Jasa Pengganti

Produk/jasa pengganti jasa kredit dengan skim Gadai oleh Pegadaian

bersifat subsider dengan model jasa kredit seperti dengan skim tanpa agungan

(Kratu Kredit), pinjaman dengan jaminan kepercayaan, dan skim kredit

lainnya. Begitu banyaknya alternatif produk/jasa pengganti, menjadikan

ancaman produk/jasa pengganti ini bagai Pegadaian menjadi cukup tinggi.

Page 20: BAB IV PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4A_07-37.pdf37 4.2.1.1 Visi dan Misi Strategi Bisnis Pegadaian Pegadaian dalam mengembangkan bisnisnya dibangun dalam semangat organisasi

52

4.2.6 Penjabaran Strategi dengan Balanced Scorecard (BSC)

Sebagai salah satu alat analisis dalam menyusun rencana strategis IT

disamping untuk pengukuran kinerja perusahaan, BSC diperkenalkan pertama

kali oleh Robert S. Kaplan, seorang profesor akuntansi dari Harvard

University, dan David P. Norton, presiden Renaissance Solution, Inc,

perusahaan konsultan internasional dari Boston. Balanced Scorecard (BSC)

merupakan sebuah terobosan untuk mengurai kinerja perusahaan secara lebih

dalam. Pada masa sebelum BSC dimunculkan, kinerja perusahaan hanya

diukur dari sisi finansial/akuntansi semata dan melupakan sisi lainnya.

Balanced Scorecard menyediakan pihak manajemen Pegadaian suatu

instrumen yang dibutuhkan untuk mengemudikan perusahaan kepada

keberhasilan persaingan. Misi dan strategi perusahaan diterjemahkan oleh

BSC ke dalam seperangkat ukuran menyeluruh yang memberikan kerangka

kerja bagi pengukuran dan sistem manajemen stratejik.

Pengukuran kinerja BSC didasarkan pada lima perspektif yaitu:

1. Perspektif Keuangan (Finansial), dimana perusahaan harus dapat

mengelola keuangan dengan baik sehingga tercapai kinerja keuangan yang

baik dan dipercaya oleh para shareholder. Ada dua obyektif yang harus

dicapai dalam perspektif ini yaitu:

a. Peningkatan Pendapatan

Peningkatan pendapatan ini dapat dilakukan dengan

- Meningkatkan omzet usaha inti

- Meningkatkan omzet usaha lain

Page 21: BAB IV PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4A_07-37.pdf37 4.2.1.1 Visi dan Misi Strategi Bisnis Pegadaian Pegadaian dalam mengembangkan bisnisnya dibangun dalam semangat organisasi

53

b. Penilaian Kinerja Keuangan, yang dapat dilakukan dengan:

- Melaksanakan audit atas laporan keuangan dan pemberian opini

auditnya.

- Melaksanakan praktek Good Corporate Governance (GCG)

- Perolehan rating obligasi

- Penilaian tingkat kesehatan

- Penilaian ROI dan ROE

2. Perspektif Pelayanan Pelanggan (Service), dimana perusahaan dituntut

untuk mampu mengembangkan hubungan baik dengan pelanggan

sehingga visi dan misi perusahaan dapat dicapai. Obyektif yang harus

dicapai menurut perspektif ini adalah meningkatnya kualitas pelayanan.

Hal ini dapat dicapai dengan :

- Pembukaan kantor cabang baru

- Pembukaan unit dan usaha pelayanan baru

- Peningkatan cabang yang memenuhi standar pelayanan

- Memacu pertumbuhan atau peningkatan jumlah pelanggan/nasabah

dari tahun sebelumnya.

- Menurunkan atau meminimalkan jumlah keluhan pelanggan

3. Perspektif Proses Bisnis Internal (Internal Business Process), dimana

perusahaan memiliki kemampuan dalam memperbaiki bisnis sehingga

kinerja perusahaan meningkat. Hal yang ingin dicapai dalam perspektif ini

adalah meningkatnya efektifitas operasional perusahaan yang dapat

diperoleh dengan :

Page 22: BAB IV PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4A_07-37.pdf37 4.2.1.1 Visi dan Misi Strategi Bisnis Pegadaian Pegadaian dalam mengembangkan bisnisnya dibangun dalam semangat organisasi

54

- Menciptakan standar operasional perusahaan yang baku

- Meningkatkan kecepatan proses pelayanan pelanggan

- Meningkatkan kecepatan penanganan keluhan pelanggan

4. Perspektif Proses Pembelajaran dan Pertumbuhan (Learning and Growth)

dalam upaya untuk mencapai visi dan misinya, perusahaan dapat

melakukan perubahan dan perbaikan aktivitas perusahaan melalui inovasi

produk maupun inovasi proses. Hal yang ingin dicapai dalam perspektif

ini adalah memiliki sistem dan prosedur yang sesuai kebutuhan dan

memiliki struktur organisasi yang efektif. Hal ini dapat dicapai dengan :

- Melakukan review terhadap efektifitas SOP, dan

- Melakukan evaluasi terhadap efektifitas organisasi

5. Perspektif Sumber Daya Manusia (Human Resources), kunci keberhasilan

dalam pencapaian tujuan perusahaan jasa pembiayaan semacam Pegadaian

adalah optimalisasi pemberdayaan SDM yang dimiliki. Dengan memiliki

kinerja SDM yang baik, maka pencapaian visi dan misi perusahaan akan

cepat dan mudah direalisasikan. Untuk itulah Pegadaian memasukkan

unsur ini sebagai varian dari persepktif BSC yang umum. Obyektif yang

harus dicapai menurut perspektif ini adalah memiliki sumber daya yang

profesional. Beberapa indikator yang dapat dijadikan tolok ukur

pencapaian SDM yang profesional antara lain yaitu :

- Keseimbangan/kewajaran proporsi biaya diklat terhadap biaya

pegawai

- Menyusun standar jam pelatihan minimal bagi para karyawan

Page 23: BAB IV PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4A_07-37.pdf37 4.2.1.1 Visi dan Misi Strategi Bisnis Pegadaian Pegadaian dalam mengembangkan bisnisnya dibangun dalam semangat organisasi

55

- Meningkatkan proporsi SDM yang memiliki keahlian atau sertifikasi

dari keseluruhan pegawai

- Implementasi budaya dan sistem penghargaan bagi karyawan

Adapun model BSC di Perum Pegadaian adalah sebagai berikut:

Gambar 4.7. Model BSC Perum Pegadaian

Page 24: BAB IV PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4A_07-37.pdf37 4.2.1.1 Visi dan Misi Strategi Bisnis Pegadaian Pegadaian dalam mengembangkan bisnisnya dibangun dalam semangat organisasi

56

4.2.7 Analisis Critical Success Factor (CSF)

Dari obyektif selanjutnya disusun analisis critical succes factor

berdasarkan prinsip perspektif Balanced Score Card (BSC) yang terdiri dari :

Perspektif Keuangan, Perspektif Pelanggan, Perspektif Proses Bisnis Internal,

Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan serta Perspektif Sumber daya

manusia. Secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut :

Perspektif Keuangan:

Bahwa Perum Pegadaian harus mampu mengamankan obyektif dari

bisnis perusahaan dengan kondisi:

1. Tersedianya sistem dan prosedur yang andal

2. Adanya sumber daya manusia yang kompeten

3. Menaati prosedur akuntansi keuangan yang berlaku

Perspektif Pelayanan Pelanggan:

Dari perspektif pelayanan pelanggan untuk dapat memenuhi obyektif

yang diinginkan maka perlu bagi Perum Pegadaian untuk dapat menciptakan:

1. Program pemasaran yang intensif

2. Jenis-jenis unit dan usaha pelayanan

3. Adanya kebijakan dan pedoman standarisasi kualitas pelayanan

4. Tersedianya database nasabah

5. Adanya customer care unit

Page 25: BAB IV PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4A_07-37.pdf37 4.2.1.1 Visi dan Misi Strategi Bisnis Pegadaian Pegadaian dalam mengembangkan bisnisnya dibangun dalam semangat organisasi

57

Perspektif Proses Bisnis Internal:

Peningkatan efektifitas operasional perusahaan dilihat dari persepektif

proses bisnis internal dapat dicapai apabila kondisi-kondisi berikut ini telah

terpenuhi :

1. Jumlah standar operasional perusahaan yang baku

2. Kecepatan proses pelayanan

3. Kecepatan penanganan keluhan pelangggan

Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran:

Sistem dan Prosedur yang disesuaikan dengan kebutuhan serta struktur

organisasi yang efektif dapat dicapai apabila :

1. Adanya kebijakan sistem dan prosedur yang fleksibel

2. Adanya kebijakan organisasi yang fleksibel.

Perspektif Sumber Daya Manusia:

Sumber daya manusia yang profesional dapat tercapai apabila :

1. Tersedianya perencanaan pengembangan SDM berbasis kompetensi.

2. Tersedianya program diklat yang berkesinambungan.

3. Tersedianya SDM yang memiliki kompetensi

4. Tersedianya manual pedoman budaya perusahaan

5. Adanya kebijakan reward dan punishment

4.2.8 Analisis IT Balanced Scorecard (IT-BSC)

Bagaimana IT dipandang sebagai hal yang strategic di perusahaan

dilihat dari perspektif sbb :

Page 26: BAB IV PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4A_07-37.pdf37 4.2.1.1 Visi dan Misi Strategi Bisnis Pegadaian Pegadaian dalam mengembangkan bisnisnya dibangun dalam semangat organisasi

58

• Business Contribution, yakni bagaiman manajemen puncak memandang

unit TI?

• Operational Excellence, yakni seberapa efektif dan efisien proses TI

dalam Perusahaan?

• User Orientation, yakni bagaimana user memandang unit TI

• Future Orientation, yakni bagaiman TI diposisikan untuk memenuhi

kebutuhan masa depan.

Visi dan

Strategi

Bagaimana manajemen puncak memandang unit TI?

BUSINESS CONTRIBUTION

Objectives Measures Targets

OPERATIONAL EXCELLENCE

Seberapa efektif dan efisien proses TI dalam perusahaan?

Objectives Measures Targets

USER ORIENTATION

Bagaimana user memandang unit TI?

Objectives Measures Targets

FUTURE ORIENTATION

Bagaimana TI diposisikan untuk memenuhi kebutuhan masa depan?

Objectives Measures Targets

Gambar 4.8. Analisis Balanced Score Card TI Pegadaian

Page 27: BAB IV PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4A_07-37.pdf37 4.2.1.1 Visi dan Misi Strategi Bisnis Pegadaian Pegadaian dalam mengembangkan bisnisnya dibangun dalam semangat organisasi

59

Penjelasan empat perspektif dalam IT- BSC yakni:

n Business Contribution

Perspektif ini menunjukkan apa yang dapat disumbangkan oleh TI

kepada bisnis perusahaan dan dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan

investasi yang ditanamkan. Ukuran kinerja yang dapat dipakai antara lain:

- Kontrol terhadap pengeluaran TI.

- Nilai bisnis dari proyek-proyek TI.

- Kemampuan TI membantu perusahaan mempunyai bisnis baru.

n User Orientation

Perspektif ini merepresentasikan evaluasi user terhadap TI. Tujuan

utamanya adalah agar unit TI dapat menjadi penyedia aplikasi dan layanan TI

yang lebih disukai oleh user (user friendly). Beberapa ukuran kinerja yang

dapat dipakai antara lain:

- Supplier aplikasi yang lebih disukai.

- Supplier operasi yang lebih disukai.

- Kemitraan dengan user

- Kepuasan user

n Operational Excellence

Perspektif ini merepresentasikan seberapa efektif dan efisien proses TI

dilakukan untuk mengembangkan dan menyampaikan aplikasi dan layanan.

Beberapa ukuran kinerja yang dapat dipakai antara lain:

- Efektifitas dan efisiensi pengembangan.

- Efektifitas dan efisiensi pengoperasian.

Page 28: BAB IV PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4A_07-37.pdf37 4.2.1.1 Visi dan Misi Strategi Bisnis Pegadaian Pegadaian dalam mengembangkan bisnisnya dibangun dalam semangat organisasi

60

n Future Orientation

Perspektif ini berusaha merepresentasikan sumber daya manusia dan

teknologi yang diperlukan oleh TI untuk menyampaikan layanannya. Tujuan

utamanya adalah untuk mengembangkan berbagai peluang yang bisa

menjawab tantangan masa depan. Beberapa ukuran kinerja yang dapat dipakai

antara lain:

- Penyelenggaraan training dan edukasi staff TI.

- Peningkatan keahlian staff TI.

- Penelitian mengenai teknologi baru yang berguna bagi perusahaan.

- Memperpanjang umur portofolio aplikasi.

KEUANGAN BUSINESS

CONTRIBUTION

PELANGGAN USER ORIENTATION

PEMBELAJARAN DAN PERTUMBUHAN

FUTURE ORIENTATION

PROSES BISNIS INTERNAL

OPERATIONAL EXCELLENCE

TRADITIONAL BSC IT BSC

Gambar 4.9. Perbandingan Perspektif BSC Tradisional dengan IT BSC

Page 29: BAB IV PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4A_07-37.pdf37 4.2.1.1 Visi dan Misi Strategi Bisnis Pegadaian Pegadaian dalam mengembangkan bisnisnya dibangun dalam semangat organisasi

61

IT-BSC juga merupakan sistem manajemen strategi yang di dalamnya

terdapat rantai sebab akibat, yakni hubungan sebab akibat harus terjadi juga

antara ukuran hasil dan ukuran kinerja. Dan karena hasil tergantung pada

dorongan kinerja, maka menjadi penting untuk memahami pendorong kinerja

dan memonitornya secara berkala untuk mengambil aksi korektif jika kinerja

mulai menyimpang dari target yang telah ditetapkan.

Page 30: BAB IV PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4A_07-37.pdf37 4.2.1.1 Visi dan Misi Strategi Bisnis Pegadaian Pegadaian dalam mengembangkan bisnisnya dibangun dalam semangat organisasi

62

4.2.9 Analisis Konsolidasi BSC - CSF (Consolidated BSC and CSF Analysis)

Perspektif Keuangan

Objektif Pengukuran Action (CSF) IS Required

1. Peningkatan

pendapatan

(revenue)

• Peningkatan omzet usaha inti

dan omzet usaha lain

• Tersedianya sistem

dan prosedur yang

handal

• Tersedianya SDM

yang kompeten

• Data pendapatan dan biaya usaha inti

& usaha lain

• Data asset perusahaan

• Data net income

2. Memperoleh

penilaian

kinerja

keuangan yang

baik

• Opini audit

• Mendapatkan penilaian

GCG

• Mendapatkan rating obligasi

• Mendapatkan penilaian

tingkat kesehatan

• ROI

• ROE

• Taat prosedur

akuntansi dan

keuangan

• Laporan auditor independent

• Laporan Keuangan

• Standar pelaksanaan GCG

• Data pelaksanaan GCG

• Nilai Obligasi

• Bunga Obligasi

• Jumlah Investasi

• Jumlah ekuitas

• jumlah pendapatan

Page 31: BAB IV PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4A_07-37.pdf37 4.2.1.1 Visi dan Misi Strategi Bisnis Pegadaian Pegadaian dalam mengembangkan bisnisnya dibangun dalam semangat organisasi

63

• Jumlah biaya

• Net Income

• Rasio keuangan

Perspektif Pelayanan Pelanggan (service)

Objektif Pengukuran Action (CSF) IS Required

• Jumlah cabang baru • Adanya program

pemasaran yang

intensif

• Jumlah cabang

• Jumlah omzet tiap cabang

• Jumlah pelanggan tiap-tiap cabang

• Jumlah unit dan usaha

pelayanan

• Tersedianya jenis-

jenis unit dan usaha

pelayanan

• Data unit dan usaha pelayanan

• Data sarana & prasarana operasional

• Meningkatnya

kualitas

pelayanan

• Jumlah cabang yang

memenuhi standar pelayanan

• Adanya kebijakan

dan pedoman

standarisasi kualitas

pelayanan

• Data cabang

• Standar pelayanan

• Pelaksanaan pelayanan oleh cabang.

Page 32: BAB IV PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4A_07-37.pdf37 4.2.1.1 Visi dan Misi Strategi Bisnis Pegadaian Pegadaian dalam mengembangkan bisnisnya dibangun dalam semangat organisasi

64

• Pertumbuhan jumlah nasabah

dari tahun sebelumnya

• Tersedianya database

nasabah

• Jumlah cabang

• Jumlah pelanggan per cabang

• Data segmentasi pelanggan

• Prosentasi penurunan jumlah

keluhan pelanggan

• Adanya customer

care unit

• Jumlah cabang

• Jumlah pelanggan per cabang

• Jumlah keluhan pelanggan

• Karakter Nasabah

• Preferensi pelanggan

• Ekspektasi pelanggan

Perspektif Proses Bisnis Internal

Objektif Pengukuran Action (CSF) IS Required

• Meningkatnya

efektivitas

operasional

perusahaan • Jumlah SOP yang baku • Tersedianya SOP

yang handal

• Data Penyimpangan prosedur

• Data Pelanggaran disiplin dan

• Data penyimpangan target dan

realisasi operasional

Page 33: BAB IV PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4A_07-37.pdf37 4.2.1.1 Visi dan Misi Strategi Bisnis Pegadaian Pegadaian dalam mengembangkan bisnisnya dibangun dalam semangat organisasi

65

• Kecepatan pengambilan keputusan

operasional

• Data perubahan revisi SOP

• Kecepatan proses pelayanan

(minimal)

• Kecepatan penanganan

keluhan pelanggan

• Adanya standar

pelayanan

• Data kepuasan pelanggan

• Data kecepatan proses pelayanan

• Jumlah & waktu penanganan

keluhan

• Data rasio produktivitas karyawan

• Data rasio perputaran modal kerja

dan pendapatan

• Rasio asset turn over

Page 34: BAB IV PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4A_07-37.pdf37 4.2.1.1 Visi dan Misi Strategi Bisnis Pegadaian Pegadaian dalam mengembangkan bisnisnya dibangun dalam semangat organisasi

66

Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran (Learning and Growth)

Objektif Pengukuran Action (CSF) IS Required

• Memiliki sistem

dan prosedur

yang sesuai

dengan

kebutuhan

• Jumlah review terhadap

efektivitas SOP

• Adanya kebijakan

sistem dan prosedur

yang fleksibel

• Data SOP Perusahaan dan deviasi

pelaksanaannya dari hasil audit

• Data pelaksanaan kegiatan operasional

perusahaan

• Data feedback pengembangan SOP

yang sesuai dengan perkembangan

pasar dan operasional perusahaan

• Memiliki

struktur

organisasi yang

efektif

• Jumlah evaluasi terhadap

efektivitas organisasi

• Adanya kebijakan

organisasi yang

fleksibel

• Data kebijakan organisasi

• Data kompetensi organisasi dan

kompetensi individu

• Data pelaksanaan kebijakan

organisasi

• Deviasi antara kebijakan dan

pelaksanaan

• Data rentang kendali dan beban kerja

antar unit bisnis

• Job Description yang jelas

Page 35: BAB IV PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4A_07-37.pdf37 4.2.1.1 Visi dan Misi Strategi Bisnis Pegadaian Pegadaian dalam mengembangkan bisnisnya dibangun dalam semangat organisasi

67

Perspektif Sumber Daya Manusia

Objektif Pengukuran Action (CSF) IS Required

• Proporsi biaya diklat

terhadap biaya pegawai

• Tersedianya

perencanaan dan

pengembangan SDM

berbasis kompetensi

• Data Profil kepegawaian

• Data gap kompetensi jabatan

dengan kompetensi individu

• Data diklat

• Data biaya diklat

• Data biaya pegawai

• Data kebutuhan pengembangan

(diklat) pegawai

• Jumlah jam pelatihan setiap

karyawan (minimal)

• Tersedianya program

diklat yang

berkesinambungan

• Data kepegawaian

• Data jam pelatihan setiap pegawai.

• Data Silabus diklat

• Data evaluasi pra dan pasca diklat

• Memiliki SDM

yang

professional

• Jumlah SDM yang memiliki

keahlian/ sertifikasi dari

seluruh jumlah pegawai

• Tersedianya SDM

yang memiliki

kompetensi

• Data kepegawaian

• Data pegawai yang telah memiliki

sertifikat/keahlian

Page 36: BAB IV PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4A_07-37.pdf37 4.2.1.1 Visi dan Misi Strategi Bisnis Pegadaian Pegadaian dalam mengembangkan bisnisnya dibangun dalam semangat organisasi

68

• Jumlah seluruh pegawai

• Data kebutuhan sertifikasi

fungsi/jabatan

• Implementasi budaya

perusahaan

• Tersedianya manual

pedoman budaya

perusahaan

• Pedoman budaya perusahaan

• Informasi pelaksanaan budaya

perusahaan

• Implementasi merit system • kebijakan reward and

punishment system

• Data pegawai.

• Kebijakan reward dan punishment

• Daftar Reward

• Daftar prestasi pegawai

• Daftar Punishment

• Daftar pegawai yang melakukan

pelanggaran terhadap peraturan

eksternal dan internal

Page 37: BAB IV PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4A_07-37.pdf37 4.2.1.1 Visi dan Misi Strategi Bisnis Pegadaian Pegadaian dalam mengembangkan bisnisnya dibangun dalam semangat organisasi

69

4.3 Analisis Aplikasi dan Infrastruktur yang Dibutuhkan

Pegadaian

4.3.1 Aplikasi dan Infrastruktur yang dibutuhkan dan sudah tersedia, tapi

perlu pengembangan.

Aplikasi SISDAM/SIAGA

Aplikasi ini telah tersedia untuk pengelolaan data Sumber Daya Manusia,

perlu dikembangkan lebih baik lagi untuk dapat mengolah data secara

integral dengan data operasional dan keuangan serta pencatatan kehadiran.

Hal tersebut akan menjadikan sistem penggajian hanya dapat dilakukan

pemrosesan bila setiap perubahan komponen histori data kepegawaian telah

terupdate dengan kondisi riil. Demikian juga setiap kebutuhan alokasi

personil untuk pengembangan dan kebutuhan SDM dapat diolah dari data

operasional dipadu dengan data SDM secara riil tanpa ada double entri atau

sistem interface tambahan. Integrasi dengan sistem aplikasi Keuangan

menjadikan lebih memudahkan dalam proses analisis terpadu antara alokasi

budget dan realisasi biaya sumber daya manusia. Sistem aplikasi berbasis

web akan memberikan fitur lebih sempurna untuk aplikasi ini.

Aplikasi SIMDA/SIMPUS

Aplikasi ini telah tersedia untuk pengolahan data operasional dan keuangan

perusahaan di tingkat Kanwil dan Pusat pada saat penukisan tesis ini telah

bergantu nama menjadi SISWIL/SISPUS. Aplikasi ini pada dasarnya tidak

perlu ada input ulang dan atau menggunakan struktur data terpisah dengan

Page 38: BAB IV PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4A_07-37.pdf37 4.2.1.1 Visi dan Misi Strategi Bisnis Pegadaian Pegadaian dalam mengembangkan bisnisnya dibangun dalam semangat organisasi

70

hanya menampung data konsolidasi per cabang tiap bulannya, namun

disempurnakan dengan sistem database tunggal dan terintegrasi dengan

pusat transaksi yakni aplikasi SISCADU. Sehingga akan menghilangkan

”duplikasi” atau ”redudansi”. Aplikasi di Kanwil dan Kanpus hanyalah

merupakan query reporting untuk analisis dan konsolidasi. Sistem

komunikasi tidak harus ”on line real time” namun cukup ”on line

periodical”. Yang berarti sinkronisasi data antara Cabang dengan Kanwil

dan Pusat dapat delay sehari (end of day) dengan mengubah aplikasi

menjadi berbasis web maka fiturnya akan lebih sempurna.

Aplikasi SISCADU

Aplikasi ini telah tersedia untuk pengolahan data transaksi dan pelayanan di

cabang sebagai sumber transaksi. Aplikasi ini perlu disempurnakan dari sisi

desain database yang lebih pada sistem database relasional dimana engine-

nya mampu mengolah dengan sistem query. Dengan sistem database

sekarang cukup lemah dari sisi integritas dan security yang memungkinkan

adanya penerobosan secara backdoor. Demikian juga dari sisi scurity yang

terintegrasi. Sistem aplikasi database terpusat dan terintegrasi dengan fitur

Structure Query Language sehingga efektivitas proses dan integritas data

dapat lebih terjamin. Aplikasi ini merupakan aplikasi strategik perusahaan

yang sistem desainnya sangat unik dan perlu di jaga confidentiality sebagai

core sistem. Pengembangan aplikasi SISCADU sebagai core aplication

bagi proses bisnis Pegadaian, sehingga memungkinkan Pegadaian sebagai

mengelola model bisnisnya untuk franchising.

Page 39: BAB IV PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4A_07-37.pdf37 4.2.1.1 Visi dan Misi Strategi Bisnis Pegadaian Pegadaian dalam mengembangkan bisnisnya dibangun dalam semangat organisasi

71

Aplikasi Penilaian kinerja berbasis TI (IT-BSC)

Aplikasi ini adalah tools untuk penilaian kinerja per unit bisnis dengan model

Balance Scorecard (BSC) dan telah diimplementasikan sejak tahun 2005,

namaun perlu penyempurnaan mekanisme pengelolaan serta perumusan Key

Performance Indikator. Aplikasi ini berbasis WEB dengan tools PHP dan

database MySQL. Aplikasi ini bersifat intranet yang hanya dapat diakses oleh

Pegawai Pegadaian, server menggunakan platform Linux Fedora 4 yang

dikelola secara internal di PUSTI dan di rooting ke Internet Provider.

Apabila aplikasi ini diterapkan dengan benar dan baik akan menjadi alat ukur

kinerja yang lebih transparan, reliabel, akuntabel, independen dan fair.

Sehingga akan menjadikan Pegadaian sebagai BUMN yang menerapkan Good

Corporate Governance dalam penilaian kinerjanya.

4.3.2 Aplikasi dan Infrastruktur yang dibutuhkan dan belum tersedia

Memperhatikan proses bisnis dan objective yang telah dijelaskan pada

bagian sebelumnya, hasil analisis existing aplikasi serta consolidated BSC,

maka penerapan system dan teknologi informasi diarahkan pada percepatan

proses pelayanan core bisnis Pegadaian serta peningkatan daya saing

competitive advantage). Berupa aplikasi strategis inovasi proses operasional

untuk menggantikan fungsi manusia dalam melaksanakan pekerjaan rutin dan

terprogram (clerical). Dengan demikian memungkinkan penurunan biaya

operasional dan juga harga jual jasa. Hal tersebut untuk mendukung

peningkatan value chain dan untuk efektivitas serta efisiensi operasional.

Page 40: BAB IV PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4A_07-37.pdf37 4.2.1.1 Visi dan Misi Strategi Bisnis Pegadaian Pegadaian dalam mengembangkan bisnisnya dibangun dalam semangat organisasi

72

4.3.2.1 Aplikasi dan Infrastruktur Jangka Pendek (Required)

Dalam jangka pendek perlu segera dikembangkan sistem aplikasi yang

dapat digunakan sebagai pendukung operasional perusahaan seperti:

• Customer relationship management (CRM) yang akan dapat me-“record”

setiap profile pelanggan dengan lengkap untuk kepentingan “knowledge

management” sehingga perusahaan akan dapat mengelola preferensi,

demand dan needs dari pelanggan. Bahkan dapat dianalisa potensi pasar

dan pengembangan produk yang lebih sesuai dengan tuntutan pelanggan.

Aplikasi ini efektif bila dibangun dengan sistem berbasis web, yang dapat

langsung berinteraksi dengan nasabah terutama di kota-kota besar. Dalam

pengembangan lebih lanjut, aplikasi ini dapat disinergikan dengan sistem

e-payment di perbankan sehingga memungkinkan nasabah melakukan

transaksi dari ATM untuk penerimaan uang pinjaman yang diberikan,

demikian juga dengan pelunasan kredit.

• Aplikasi otomasi proses penaksiran percepatan proses layanan dan

inventory managemen untuk penanganan barang gudang di cabang.

Aplikasi ini bisa merupakan ekstended dari aplikasi SISCADU. Sasaran

lain dengan penerapan aplikasi ini dalah untuk mengurangi sumber daya

manusia dalam proses produksi sehingga dalam jangka panjang akan

menurunkan sewa modal yang dikenakan kepada nasabah sehingga

memiliki daya saing yang tinggi. Karakteristik aplikasi ini adalah proses

penaksiran yang terotomasi dengan bantuan alat barcode sistem dalam

Page 41: BAB IV PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4A_07-37.pdf37 4.2.1.1 Visi dan Misi Strategi Bisnis Pegadaian Pegadaian dalam mengembangkan bisnisnya dibangun dalam semangat organisasi

73

pencatatan transaksi dan manajemen keluar masuk barang jaminan dari

dan kedalam gudang dengan akurat. Proses ini dilengkapi dengan

infrastruktur mekanisasi sistem untuk menggerakan barang jaminan dari

saat barang masuk dari nasabah hingga ke proses penaksiran dan terakhir

ke penyimpanan, demikian juga sebaliknya saat pelunasan/ pengeluaran

barang jaminan. Return dari pengembangan aplikasi dan infrastruktur

untuk otomasi proses ini dapat disusutkan dalam periode 5-10 tahun, di

sisi lain dapat mengurangi tenaga manusia untuk bagian penyimpan/

penjaga gudang dan akurasi/percepatan proses keluar masuk barang

jaminan.

• Aplikasi Asset management yang memungkinkan melakukan analisis

terhadap asset perusahaan yang dapat ditingkatkan produktivitasnya untuk

menambah jenis pendapatan diluar core business. Aplikasi ini bisa berupa

ekstended dari aplikasi SIMDA/SIMPUS yang sekarang telah ada.

• Aplikasi gadai efek yang dapat mengelola transaksi gadai efek serta

terintegrasi dengan sistem informasi pasar modal.

• Aplikasi e- learning dan aplikasi diklat integrasi dengan aplikasi SISDAM

untuk pengelolaan informasi pendidikan dan pelatihan.

4.3.2.2 Aplikasi dan Infrastruktur Jangka Panjang (Potential)

Dalam jangka panjang perlu segera dikembangkan sistem aplikasi

yang dapat digunakan sebagai upaya meningkatkan daya saing dan terus

bertumbuh (sustainable growth) antara lain:

Page 42: BAB IV PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4A_07-37.pdf37 4.2.1.1 Visi dan Misi Strategi Bisnis Pegadaian Pegadaian dalam mengembangkan bisnisnya dibangun dalam semangat organisasi

74

• Aplikasi data warehousing dan data mining, yakni apliaksi yang

mengintegrasikan data internal dan eksternal untuk analisis pengambilan

keputusan eksekutif (Executive Information System).

• Aplikasi lelang online yang mengakomodasi proses lelang di kantor

cabang dan juga eksekutornya PT Balai Lelang Artha Gasia (PT BLAG)

yakni anak perusahaan Pegadaian yang mengelola lelang asset untuk

Pegadaian dan umum. Aplikasi ini untuk mengeksekusi proses lelang

agunan yang tidak ditebus, dan juga untuk lelang asset-asset yang

dipercayakan ke PT BLAG. Dengan aplikasi ini memungkinkan perluasan

penjualan lelang dengan harga yang optimal sehingga tidak merugikan

nasabah dan juga mengefektifkan proses kerja di Cabang. Sehingga

Cabang berfungsi penuh sebagai sentra marketing dan profit center.

• Aplikasi e-document yang diperlukan untuk pengelolaan administrasi

persuratan dan korespondensi formal perusahaan secara elektronik.

Aplikasi ini akan menjadikan sistem operasional perusahaan yang modern.

4.3.3 Aplikasi dan Infrastruktur Strategic yang diprioritaskan

4.3.3.1. Gap Analisis Aplikasi

a. Portofolio Aplikasi Berjalan (Existing)

Dari uraian analisis existing aplikasi, dapat dipetakan ke dalam diagram

portofolio aplikasi dengan memperhatikan faktor sebagai berikut :

• Tingkat ketergantungan perusahaan terhadap aplikasi TI dalam

mencapai keseluruhan kinerja.

Page 43: BAB IV PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4A_07-37.pdf37 4.2.1.1 Visi dan Misi Strategi Bisnis Pegadaian Pegadaian dalam mengembangkan bisnisnya dibangun dalam semangat organisasi

75

• Potensi kontribusi aplikasi TI dalam mencapai tujuan bisnis masa

depan.

Gambar 4.10 Portofolio Aplikasi Berjalan

Keterangan :

(*) Aplikasi yang sedang berjalan, yakni peta aplikasi yang telah

diimplementasi hingga sekarang.

(**) Aplikasi baru, sedang dalam tahap implementasi, yakni aplikasi yang

telah dan sedang dirancang, dibangun dan disosialisasikan, sehingga

dalam waktu dekat akan segera diimplementasikan

HIGH POTENTIAL

SUPPORT

Microsoft Office 2000, XP (*) Sistem Operasi LINUX (**)

Siswil/Sispus Modul Logistik (*)

KEY OPERATIONAL

Siscadu, SISWIL, SISPUS (*)

SISDAM/SIAGA (*)

Aplikasi Penilaian kinerja (Balanced Score Card ) (*)

STRATEGIC

Siswil/Sispus Modul Keuangan (*)

Page 44: BAB IV PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4A_07-37.pdf37 4.2.1.1 Visi dan Misi Strategi Bisnis Pegadaian Pegadaian dalam mengembangkan bisnisnya dibangun dalam semangat organisasi

76

b. Portofolio Aplikasi Masa Depan (proposed)

Sedangkan pemetaan aplikasi masa depan dapat digambarkan sbb :

Gambar 4.11 Portofolio Masa Depan

Keterangan :

(*) Aplikasi yang sedang berjalan

(**) Aplikasi baru, sedang dalam tahap implementasi

($) Rekomendasi aplikasi untuk menunjang strategi

(?) Rekomendasi aplikasi untuk dipertimbangkan

HIGH POTENTIAL

CRM (?) , Data Warehouse (?)

SUPPORT

Microsoft Office, 2000, XP (*)

,

Sistem Operasi LINUX (**)

Aplikasi Lelang on line (?)

STRATEGIC

SISCADU MODUL OTOMASI OPERASIONAL ($) Asset manajemen (?)

SISDAM modul DSS (?)

SISDAM modul Adm & Payroll (*)

Siswil/Sispus modul Keuangan dan Logistik (*)

SISCADU MODUL PELAYANAN (*) Apikasi Gadai Efek (?) Aplikasi Western Union (?)

KEY OPERATIONAL

Page 45: BAB IV PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4A_07-37.pdf37 4.2.1.1 Visi dan Misi Strategi Bisnis Pegadaian Pegadaian dalam mengembangkan bisnisnya dibangun dalam semangat organisasi

77

4.3.3.2. Gap Analysis Infrastruktur

No Infrastruktur Keadaan saat ini Keadaan yang diinginkan

1. Hardware Sebagian besar PC dg teknologi dibawah Pentium 4 memory 128 MB

• Minimal Pentium 4 memory 256 MB

• Standarisasi spesifikasi dan teknologi

2. Sistem Ops. Windows dan Linux Linux (Pegadaian Goes To Open Source)

3. Database Managemen System

• Xbase dan Relational DBMS

• Tersebar, partial (workgroup), konsolidasi berupa data rekap

• Structure Query language (SQLbase)

• Terintegrasi dan terpusat

• Seluruh unit mengakses sumber database yang sama.

4. Jaringan dan komunikasi data

• Sebagian besar off line

• Unit yg sudah online belum termanfaatkan optimal

• Seluruh Kanwil Online dengan Pusat (dedicated line dg VPN IP)

• Untuk cabang menggunakan VPN dial.

5. Sumber Daya Manusia (SDM)

• User Sebagian besar GAPTEK

• SDM Bagian TI belum optimal dan belum merata kompetensi dan kapabilitasnya

• User yang IT minded

• Pemerataan/peninngkatan kompetensi dan kapabilitas SDM Bagian TI

• Pembenahan sistem karir fleksibel untuk SDM bagian TI secara horizontal dan vertical

• Pembekalan pengetahuan SOP seluruh proses bisnis untuk SDM bagian TI

Page 46: BAB IV PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4A_07-37.pdf37 4.2.1.1 Visi dan Misi Strategi Bisnis Pegadaian Pegadaian dalam mengembangkan bisnisnya dibangun dalam semangat organisasi

78

VSAT

KANTOR CABANG …di PAPUA

KANTOR CABANG …DI MANADO

MODEM DIAL-UP

(TELKOMNET)

MODEM DIAL-UP

(TELKOMNET)

MODEM DIAL-UP

(TELKOMNET)

FTP SERVER KANWIL

ADMINISTRATOR FTP SERVER

KANWIL

KANTOR WILAYAH PERUM PEGADAIAN SELINDO

FTP SERVER KANTOR

PUSAT

KANTOR PUSAT JAKARTA

Kantor Cabang di …di ….dst

Kantor cabang …di ……

KANTOR CABANG …di KUPANG

ISP DAN NETWORK PROVIDER

VSAT

INTERNET GATEWAY ISP

INTERNET

Gambar 4.12 Jaringan Komunikasi Data Yang Berjalan

Page 47: BAB IV PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4A_07-37.pdf37 4.2.1.1 Visi dan Misi Strategi Bisnis Pegadaian Pegadaian dalam mengembangkan bisnisnya dibangun dalam semangat organisasi

79

Laser printer

L

L

Laser printer

KANTOR PUSAT

KANWIL PEGADAIAN KANWIL PEGADAIAN

Distribution Switch Distribution

Switch

L

L

KANWIL PEGADAIAN

Distribution Switch

PSTN

CPP non Utama CPP UTAMA

Internet

ISP

VPN dial

VPN IP

Work From Home/Remotely

MPLS/

Gambar 4.13 Struktur Jaringan Data Yang Dinginkan

Page 48: BAB IV PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4A_07-37.pdf37 4.2.1.1 Visi dan Misi Strategi Bisnis Pegadaian Pegadaian dalam mengembangkan bisnisnya dibangun dalam semangat organisasi

80

4.4 Rekomendasi dan Roadmap Sistem dan Teknologi Informasi

4.4.1. Rekomendasi

Berdasarkan hasil analisis yang telah diuraikan dengan gambling di atas,

maka dapat disusun rekomendasi berdasarkan kelompok sbb :

• Perancangan strategi STI

Berdasarkan pada teori Earl (1993, p7) maka strategi yang

direkomendasikan dalam perancangan STI di Pegadaian dengan

pendekatan kombinasi business led yakni strategi STI diturunkan dari

strategi bisnis dalam hal ini Rencana Jangka Panjang (RJP) sehingga bisa

searah. Dikombinasikan dengan pendekatan method driven yakni dalam

beberapa hal perlu melibatkan konsultan ahli guna sinkronisasi strategi

bisnis dengan pengembangan STI sekaligus pengembangan sumber daya.

Dilengkapi pendekatan administratif yakni dengan perencanaan sumber

daya yang ada dan yang diperlukan di masa mendatang. Secara

organisasional juga perlu dilakukan persetujuan kebijaknaan STI oleh

manajemen.

• Aplikasi

Pendekatan untuk menghubungkan manajemen STI di Pegadaian dengan

proses bisnis dihubungkan dengan proses bisnis direkomendasikan untuk

aplikasi yang bersifat srategis seperti : SISCADU modul otomasi

operasional menggunakan Strategi Centrally Planned. Yakni manajemen

senior dan eksekutif perlu mengetahui pengembangan yang sedang terjadi,

Page 49: BAB IV PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4A_07-37.pdf37 4.2.1.1 Visi dan Misi Strategi Bisnis Pegadaian Pegadaian dalam mengembangkan bisnisnya dibangun dalam semangat organisasi

81

karena dampaknya terhadap strategi bisnis di masa depan, dan melibatkan

lintas Divisi terkait disamping Divisi TI.

• Teknologi

Standarisasi hardware dan pengadaan dengan cara terdistribusi oleh

Kantor Wilayah, dengan demikian akan mengurangi beban biaya

distribusi baik di saat maupun daerah. Masing-masing dengan spesifikasi

yang jelas dilakukan audit/control kualitas (quality control) secara regular

setiap bulannya.

Jaringan dan pheriperal

Teknologi jaringan yang dikenal ada 2 (dua), yaitu: (1) sistem jaringan

komputer untuk satu lokasi tertentu dengan Local Area Network (LAN);

dan (2) sistem jaringan komputer yang menghubungkan antara jaringan-

jaringan computer yang ada di beberapa lokasi terpisah dengan tujuan

untuk mengintegrasikan keseluruhan sistem yang terpisah-pisah oleh jarak

yang jauh denganvWide Area Network (WAN).

Client dan Server, teknologi jaringan dimana salah satu komputer yang

terpasang dijadikan server sebagai pusat penyimpanan file atau program

aplikasi yang di share dalam jaringan. Server juga kadang memiliki

hubungan dalam jaringan dengan peripheral share lainnya seperti printer.

Dengan memiliki server maka dapat menghemat pemakaian kapasitas

penyimpanan setiap komputer dan menghindari duplikasi. Sedang

komputer yang terhubung dengan server disebut client/workstation.

Page 50: BAB IV PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4A_07-37.pdf37 4.2.1.1 Visi dan Misi Strategi Bisnis Pegadaian Pegadaian dalam mengembangkan bisnisnya dibangun dalam semangat organisasi

82

Sistem jaringan ini yang sekarang digunakan, direkomendasikan untuk

dilakukan pengembangan konektivitas dengan menggunakan media

komunikasi sebagai alat transfer data antar network sehingga tidak perlu

dengan sambungan komunikasi fisik.

Pengkabelan sebagai media penghubung fisik setiap client/workstation

sehingga data ditransfer dan diolah oleh para pengguna jaringan.

Network Interface Card (NIC). NIC atau biasa disebut adapter, biasanya

dipasang di komputer. NIC ini untuk computer (PC) produksiterbaru

sudah integrate dengan mainboard.

Hub atau repeater merupakan perangkat interkoneksi dari pengguna

jaringan computer untuk menyalurkan semua paket data termasuk e-mail,

dokumen pengolah kata, spreadsheet, grafik, printing, melalui port dari

workstation ke semua port yang ada di hub. Semua user yang terhubung

ke hub dalam satu ”segment”, akan menggunakan kapasitas bandwidth

secara ”sharing”. Dengan bertambah banyaknya user dalam satu segment,

berarti semakin banyak user yang menggunakan bandwidth tersebut.

Sehingga kapasitas masing-masing user berkurang seiring dengan

bertambahnya pengguna.

Page 51: BAB IV PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4A_07-37.pdf37 4.2.1.1 Visi dan Misi Strategi Bisnis Pegadaian Pegadaian dalam mengembangkan bisnisnya dibangun dalam semangat organisasi

83

Tabel 4.1. Jenis-jenis Kabel yang Digunakan dalam Sistem Jaringan Komputer

Tipe Kabel Teknologi Kecepatan Konektor Jarak Maksimum

Thick

Coaxial 10Base5 10 Mbps AUI 500 meter

Thin

Coaxial 10Base2 10 Mbps BNC 185 meter

UTP Cable

Cat. 5 10/100 BaseT

10 Mbps

100 Mbps RJ-45 100 meter

UTP Cable

Cat 6 10/100/1000BaseT

10 Mbps

100 Mbps

1000 Mbps

RJ-45 100 meter

Fiber Optic

62.5/125

MM

10/100Base FX

FDDI

10/100/1000BaseT

10 Mbps

100 Mbps

1000 Mbps

ST/SC/MIC 2 km

Fiber Optics

8.7/125 SM

10/100Base FX

FDDI

10/100/1000BaseT

10 Mbps

100 Mbps

1000 Mbps

ST/SC/MIC 10 km

Page 52: BAB IV PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4A_07-37.pdf37 4.2.1.1 Visi dan Misi Strategi Bisnis Pegadaian Pegadaian dalam mengembangkan bisnisnya dibangun dalam semangat organisasi

84

Switch penghubung antar computer yang lebih pintar dari hub dan

menawarkan dedicated bandwidth untuk masing-masing user. Switch

menyalurkan data berdasarkan informasi dari tiap-tiap packet header.

Agar transmisinya tidak terganggu dengan port lain, maka oleh switch

dibuatkan koneksi temporer antara port asal dan port tujuan, dan

kemudian memutuskan koneksi tersebut begitu perbincangan

selesai.hanya kepada user yang dituju.

Router untuk fungsi serumpun dengan hub dan switch, router masih lebih

pintar karena menggunakan pengalamatan untuk membedakan router atau

workstation mana yang harus menerima paket selanjutnya. Router akan

mengirim pesan ke tujuan berdasarkan jalur yang sudah dipetakan yang

biasa disebut routing table. Router juga dapat mengakomodir jaringan

dengan bahasa yang berbeda jika dalam komputer menggunakan protocol

yang berbeda. Sebagai contoh protocol seperti Internet Protocol (IP),

Internet Packet Exchnage (IPX), dan AppleTalk. Router tidak hanya

berfungsi sebagai penghubung jaringan di satu lokasi atau gedung akan

tetapi juga sebagai interface untuk pengkoneksian WAN lainnya.

Pendekatan Pemilihan Teknologi Jaringan dengan mengexpand

jaringan computer yang sudah ada di Pegadaian hanya tinggal dilengkapi

dengan media komunikasi untuk dapat berkomunikasi on line periodical.

Hal tersebut mengingat cakupan wilayah Pegadaian yang cukup luas

Page 53: BAB IV PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4A_07-37.pdf37 4.2.1.1 Visi dan Misi Strategi Bisnis Pegadaian Pegadaian dalam mengembangkan bisnisnya dibangun dalam semangat organisasi

85

tersebar, sehingga akan sangat tinggi investasinya sementara

kebutuhannya untuk sinkronisasi data secara periodical.

Sistem operasi yang direkomendasikan dapat menggunakan Linux yang

telah ditetapkan oleh PUSTI, disini perlu mempersiapkan tenaga teknis

yang mampu mengembangkan dan mengelola sistem operasi tersebut.

Sehingga kedepan dapat diwujudkan Pegadaian Go Open Source

(PEGOS), yakni penggunaan dan pengembangan sistem operasi linux

hasil kreasi tenaga ahli Pegadaian sendiri.

Database Management Systems (DBMS), direkomendasikan

menggukana database tunggal berbasis Structure Query Language (SQL)

yakni dapat menggunakan Oracle ataupun MySQL, sehingga model

integrasi dan komunikasi data akan semakin padu dan mudah

pengelolaannya.

• Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM), direkomendasikan untuk

dapat mendukung penerapan PEGOS, perlu disiapkan tenaga ahli sistem

operasi Linux. Disamping itu lebih dikuatkan tenaga yang menguasai

proses bisnis di Pegadaian dan dilengkapi pengetahuan TI. Karena fungsi

utamanya adalah untuk mensinkronkan pengembangan dan penerapan TI

dengan kebutuhan bisnis perusahaan, selain untuk me-maintain sistem dan

teknologi informasi di Pegadaian. Oleh karenanya investasi untuk

pengembangan SDM bidang TI harus secara terus menerus dan

berkelanjutan yang bersertifikasi bidang jaringan, aplikasi, maupun audit.

Page 54: BAB IV PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4A_07-37.pdf37 4.2.1.1 Visi dan Misi Strategi Bisnis Pegadaian Pegadaian dalam mengembangkan bisnisnya dibangun dalam semangat organisasi

86

4.4.2. Roadmap

No Uraian 2007 2008 2009 2010 2011

1. Aplikasi • Siscadu modul otomasi operasional

• Gadai efek • E-learning • Aplikasi diklat

• CRM • SisdamModul DSS

• Asset management

• Or ERP

• Lelang on line/ e-procurement

• Siscadu remote transaction

• Maintenance dan pengembangan sesuai kebutuhan perusahan

• Maintenance dan pengembangan sesuai kebutuhan perusahan

2. Tools • Power Builder • PHP

• PHP web base aplikasi

• PHP web base aplikasi

• PHP web base aplikasi

• PHP web base aplikasi

3. DBMS • Clipper xbase • Oracle

• SQL anywhere • MySQL

• Dataware housing and datamining

• Dataware housing and datamining

• Dataware housing and datamining

4. Sistem Operasi

• Migrasi Linux kanwil dan Kanpus

• All Linux (Open Source)

• All Linux (Open Source)

• All Linux (Open Source)

• All Linux (Open Source)

5. Hardware • Upgrade Pentium 4 ke atas, memori min 256

• Replacement hardware yang habis umur ekonomis

• Replacement hardware yang habis umur ekonomis

• Replacement hardware yang habis umur ekonomis

Replacement hardware yang habis umur ekonomis

Page 55: BAB IV PEMBAHASANthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4A_07-37.pdf37 4.2.1.1 Visi dan Misi Strategi Bisnis Pegadaian Pegadaian dalam mengembangkan bisnisnya dibangun dalam semangat organisasi

87

6. Jaringan • MPLS Frame

relay (13 Kanwil

+ KPPP)

• VPN IP/MPLS

dengan output

RJ-45

• Switch Layer 3

• VPN Dial untuk

remote area

(Cabang)

• VPN IP/MPLS

dengan output

RJ-45

• Switch Layer 3

• VPN IP Cabang

Utama/Cab

Induk

• VPN dial untuk

remote area

(Cabang)

• VSAT untuk

remote area (no

VPN dial

provided)

• VPN IP/MPLS

dengan output RJ-

45

• Switch Layer 3

• VPN IP Cabang

Utama/Cab Induk

+ Cab Kls 1

• VPN dial untuk

remote area

(Cabang)

• VSAT untuk

remote area (no

VPN dial

provided)

• VPN IP/MPLS

dengan output RJ-

45

• Switch Layer 3

• VPN IP Cabang

Utama/Cab Induk

+ Cab Kls 1

• VPN dial untuk

remote area

(Cabang)

• VSAT untuk

remote area (no

VPN dial

provided)

7. SDM • Program pelatihan

bersertifikat

• Penataan Struktur

Organisasi (IT

Governance)

Continued Continued Continued Continued