bab 3 rev 02

64
III-1 LAPORAN RENCANA TATA RUANG KABUPATEN MUSI BANYUASIN 2011-2031 3.1 RENCANA SISTEM PERKOTAAN WILAYAH KABUPATEN Rencana pengembangan sistem perkotaan di Kabupaten Musi Banyuasin disusun dengan mempertimbangkan kepada : 1. Kebijakan sistem perkotaan dalam RTRW Nasional; 2. Hasil-hasil analisis yang menggambarkan sistem kota-kota saat ini dan evaluasi persoalan yang diakibatkannya; 3. Rumusan sistem perkotaan yang dikemukakan dalam RTRW masing-masing kabupaten/kota; 4. Optimasi sistem kota-kota untuk mewujudkan sistem perkotaan yang hirarkis dan seimbang.

Upload: deki-zulkarnain

Post on 30-Jun-2015

527 views

Category:

Business


5 download

DESCRIPTION

Bab 3 rev 02

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 3 rev 02

III-1

LAPORAN RENCANA TATA RUANG KABUPATEN MUSI BANYUASIN 2011-2031

3.1 RENCANA SISTEM PERKOTAAN WILAYAH KABUPATEN

Rencana pengembangan sistem perkotaan di Kabupaten

Musi Banyuasin disusun dengan mempertimbangkan

kepada :

1. Kebijakan sistem perkotaan dalam RTRW Nasional;

2. Hasil-hasil analisis yang menggambarkan sistem

kota-kota saat ini dan evaluasi persoalan yang

diakibatkannya;

3. Rumusan sistem perkotaan yang dikemukakan dalam RTRW masing-masing

kabupaten/kota;

4. Optimasi sistem kota-kota untuk mewujudkan sistem perkotaan yang hirarkis dan seimbang.

Page 2: Bab 3 rev 02

III-2

LAPORAN RENCANA TATA RUANG KABUPATEN MUSI BANYUASIN 2011-2031

3.1.1 SISTEM KOTA-KOTA WILAYAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN

Sistem kota-kota kabupaten merupakan gambaran kawasan perkotaan di dalam wilayah kabupaten

yang menunjukkan keterkaitan keadaan (linkage) pada saat ini dan rencana antar kota yang

membentuk hirarki pelayanan dengan cakupan dan

dominasi fungsi tertentu dalam wilayah kabupaten.

Dalam menetapkan hirarki pusat pelayanan di

Kabupaten Musi Banyuasin selain telah diuji dengan

menggunakan metoda skalogram, dan juga melihat

fungsi dan peran kota terhadap kawasan disekitarnya.

Berdasarkan hasil analisis menggunakan metode

skalogram dan konsep pengembangan tata ruang wilayah Kabupaten Musi Banyuasin, maka

rencana pengembangan sistem pusat-pusat permukiman di wilayah Kabupaten Musi Banyuasin

sebagai berikut :

1. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) yang merupakan kawasan kabupaten yang fungsinya

melayani kegiatan skala provinsi atau beberapa kabupaten/kota. Salah satu kawasan

perkotaan di Kabupaten Musi Banyuasin

yang termasuk kedalam PKW yaitu

Kecamatan Sekayu.

2. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yang

merupakan kawasan kabupaten yang

fungsinya melayani kegiatan skala

kabupaten/kota atau beberapa

kecamatan.Terdapatnya dua Kecamatan di Kabupaten Musi Banyuasin yang ditetapkan

sebagai PKL antara lain : Kecamatan Sungai Lilin, Kecamatan Bayung Lencir,

3. Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp) yang merupakan kawasan kabupaten yang berfungis

melayani kegiatan skala kabupaten atau beberapa kecamatan, lokasi yang dijadikan PKLp

adalah Kecamatan Babat Toman

4. Pusat Pelayanan Kawasan yang selanjutnya disebut (PPK) adalah kawasan kabupaten yang

berfungsi untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa. Terdapat 11

kecamatan di Kabupaten Musi banyuasin yang ditetapkan sebagai PKL antara lain Plakat

Page 3: Bab 3 rev 02

III-3

LAPORAN RENCANA TATA RUANG KABUPATEN MUSI BANYUASIN 2011-2031

Tinggi, Sungai Keruh, Lais, Sanga Desa, Lalan, Batanghari Leko, Lawang Wetan, Babat

Supat, Tungkai Jaya, Bayung Lencir, Keluang.

TABEL 3.1

RENCANA SISTEM PERKOTAAN

KABUPATEN MUSIBANYUASIN

No Ibukota/kecamatan Hirarki Fungsi Keterangan

1 Sekayu PKW Pusat pemerintahan kabupaten Musi banyuasin

Pusat Perdagangan dan jasa

Pusat pendidikan

Pusat pelayanan Kesehatan

Pusat pelayanan transportasi darat

Pusat pengembagan pariwisata

Permukiman Perkotaan

Kawasan hutan produksi konversi

2 sungai lilin PKL Pemerintahan dan pelayanan sosial skala

kecamatan dan sub wilayah

Pelayanan pendidikan dasar, menegah dan

tinggi

Pusat perdagangan dan jasa sub wilayah

Zona industri

Pertanian lahan basah

Permukiman perkotaan

Transportasi skala wilayah

Kawasan suaka alam dan hutan wisata

3 Bayung Lencir PKL Pemerintahan dan pelayanan sosial skala

kecamatan dan sub wilayah

Pelayanan pendidikan dasar, menegah dan

tinggi

Pusat perdagangan dan jasa sub wilayah

Pertanian lahan basah

Page 4: Bab 3 rev 02

III-4

LAPORAN RENCANA TATA RUANG KABUPATEN MUSI BANYUASIN 2011-2031

Perikanan darat

Peternakan

perkebunan

Permukiman perkotaanl

Kawasan lindung bawahannya

Kawasan suaka alam dan hutan wisata

4 Babat Toman PKLp Pemerintahan dan pelayanan sosial skala

Kecamatan dan sub wilayah

Pelayanan pendidikan dasar sampai atas

Perdagangan dan jasa skala lokal

Pertanian lahan basah,lahan kering dan

hortikultura

Peternakan

Perkebunan

Permukiman perkotaan

5 Plakat Tinggi PPK Pemerintahan dan pelayanan sosial skala

Kecamatan

Pelayanan pendidikan dasar sampai atas

Perdagangan dan jasa skala lokal

Pertanian lahan basah,lahan kering dan

hortikultura

Peternakan

Perkebunan

6 Lalan PPK Pemerintahan dan pelayanan sosial skala

Kecamatan

Pelayanan pendidikan dasar sampai atas

Perdagangan dan jasa skala lokal

Pertanian lahan basah,lahan kering dan

hortikultura

Peternakan

Perkebunan

Page 5: Bab 3 rev 02

III-5

LAPORAN RENCANA TATA RUANG KABUPATEN MUSI BANYUASIN 2011-2031

7 Lais PPK Pemerintah dan pelayanan sosial sekala lokal

Perkebunan

Tanaman pangan lahan basah,lahan kering dan

hortikultura

Peternakan

Kawsan hutan produksi tetap

Permukiman perdesaan

Pusat distribusi energy listrik

8 Sangga Desa PPK Pemerintahan dan pelayanan sosial skala

kecamatan

Perkebunan

Pertanian lahan basah,lahan kering dan

hortikultura

Peternakan

kawasan hutan produksi konversi

permukiman perdesaan

9 Sungai Keruh PPK Pemerintahan dan pelayanan sosial skala

kecamatan

Pendidikan dasar sampai menegah

Tanaman pangan lahan kering

Peternakan

Kawasan hutan produksi tetap

10 Batanghari leko PPK Pemerintahan dan pelayanan sosial skala

kecamatan

Perkebunan

Pertanian lahan basah dan lahan kering

Kawasan lindung daerah bawahannya

Permukiman perdesaan

Kawasan suaka alam dan hutan wisata

Kawasan hutan produksi tetap,terbatas dan

konversi

Page 6: Bab 3 rev 02

III-6

LAPORAN RENCANA TATA RUANG KABUPATEN MUSI BANYUASIN 2011-2031

11 Keluang PPK Pemerintahan dan pelayanan sosial skala lokal

Pusat pertanian lahan basah dan lahan kering

Diistribusi barang dan jasa skala lokal

Perdagangan skala lokal

Transportasi skala sub wilayah

Pengembangan pertambangan Migas

Kawasan suaka alam dan hutan wisata

12 Lawang wetan PPK Pemerintahan dan pelayanan sosial skala

Kecamatan

Pelayanan pendidikan dasar sampai atas

Perdagangan dan jasa skala lokal

Pertanian lahan basah,lahan kering dan

hortikultura

Peternakan

Perkebunan

13 Tungkal jaya PPK Pemerintahan dan pelayanan sosial skala

Kecamatan

Pelayanan pendidikan dasar sampai atas

Perdagangan dan jasa skala lokal

Pertanian lahan basah,lahan kering dan

hortikultura

Peternakan

Perkebunan

14 Babat supat PPK Pemerintahan dan pelayanan sosial skala

Kecamatan

Pelayanan pendidikan dasar sampai atas

Perdagangan dan jasa skala lokal

Pertanian lahan basah,lahan kering dan

hortikultura

Peternakan

Perkebunan

Sumber : Hasil Rencana 2011

Page 7: Bab 3 rev 02

III-7

LAPORAN RENCANA TATA RUANG KABUPATEN MUSI BANYUASIN 2011-2031

Peta sistem perkotaaan 3.1

Page 8: Bab 3 rev 02

III-8

LAPORAN RENCANA TATA RUANG KABUPATEN MUSI BANYUASIN 2011-2031

3.2 RENCANA SISTEM JARINGAN PRASARANA

Rencana sistem jaringan prasarana yang akan dijelaskan di sub bab berikut ini mengenai rencana

jaringan transportasi darat, transportasi kereta api, transportasi sungai dan transportasi udara, untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada sub bab – sub bab di bawah ini :

3.2.1 RENCANA SISTEM JARINGAN TRANSPORTASI

Rencana sistem jaringan transportasi Musi Banyuasin terdiri dari rencana jaringan transportasi darat,

terminal perkeretaapian,transportasi sungai dan transportasi udara

3.2.1.1 RENCANA JARINGAN TRANSPORTASI DARAT

Rencana jaringan transportasi darat Kabupaten Musi Banyuasin terdiri dari rencana pengembangan

sistem jaringan jalan dan terminal yang akan dijelaskan pada sub bab di bawah ini

A. Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Jalan

Tujuan umum atau sasaran dari pelayanan transportasi adalah membuat interaksi satu bagian

wilayah dengan wilayah bagian lainnya menjadi semudah dan seefesien mungkin. Salah satu

cara perencanaan transportasi untuk mendapatkan tujuan umum tersebut adalah membuat

kebijaksanaan atas :

1. Sistem kegiatan (Transport Demand); perencanaan tata guna lahan yang baik dan benar

(lokasi industri, pariwisata, tambang,

pertanian, perdagangan, dan lain-lain) dapat

mengurangi keperluan akan perjalanan yang

panjang sehingga membuat interaksi lebih

mudah. Solusi tentang guna lahan biasanya

memerlukan waktu yang cukup lama dan

tergantung dari badan pengelola yang

mempunyai kuasa untuk

mengimplementasikan perencanaan tata guna lahan;

Page 9: Bab 3 rev 02

III-9

LAPORAN RENCANA TATA RUANG KABUPATEN MUSI BANYUASIN 2011-2031

2. Sistem Jaringan (Transport Supply); hal yang dapat dilakukan yaitu dengan meningkatkan

kapasitas pelayanan prasarana yang ada seperti pelebaran jalan, menambah jaringan jalan

baru dan lain-lain;

3. Sistem Pergerakan (Traffic); hal yang dapat dilakukan berupa teknik dan manajemen lalu

lintas (jangka pendek), fasilitas angkutan umum yang lebih baik (jangka pendek dan

menengah) atau pembangunan jalan (jangka panjang);

4. Sistem Kelembagaan (Institusi); untuk menjamin terwujudnya suatu sistem pergerakan lalu

lintas yang aman, nyaman, lancar, murah dan bersahabat dengan lingkungan, maka

dibutuhkan sistem kelembagaan yang terdiri dari individu, kelompok, lembaga, instansi

pemerintah serta swasta yang terkait.

Perencanaan transportasi biasanya dilakukan secara berturut sebagai berikut :

1. Aksesibilitas: Suatu ukuran potensial atau kesempatan untuk melakukan perjalanan.

Konsep ini bersifat lebih abstrak jika dibandingkan dengan konsep 5 berikut. Konsep ini

dapat digunakan untuk mengalokasikan problem yang terdapat dalam sistem transportasi

dan mengevaluasi solusi-solusi alternatif;

2. Pembangkit lalu lintas (Trip Generation): Bagaimana perjalanan dapat dibangkitkan oleh

tata guna lahan;

3. Trip Distribution: Bagaimana perjalanan tersebut didistribusikan secara geografis di dalam

daerah perkotaan;

4. Pemilihan Moda Transportasi (Mode Choice atau Modal Split): Menentukan faktor-faktor

yang mempengaruhi pemilihan moda transportasi untuk suatu tujuan perjalanan tertentu;

5. Pemilihan Rute (Route Choice atau Trip Assignment): Menentukan faktor-faktor yang

mempengaruhi rute antara zona asal dan tujuan;

6. Hubungan Antara Waktu, Kapasitas dan Arus Lalu Lintas: Waktu tempuh perjalanan akan

sangat dipengaruhi oleh kapasitas sarana dan prasarana yang ada dan jumlah kebutuhan

pergerakan yang menggunakannya.

Dari kajian dan analisis menurut ketentuan tersebut, maka fungsi jalan di Kabupaten Musi

Banyuasin dalam konstelasi regional saat ini adalah sebagai berikut :

Page 10: Bab 3 rev 02

III-10

LAPORAN RENCANA TATA RUANG KABUPATEN MUSI BANYUASIN 2011-2031

JARINGAN JALAN NASIONAL

Jaringan jalan nasional berfungsi untuk menunjang kepentingan nasional. Yang dimaksud dengan

kepentingan nasional adalah kepentingan dalam 6 aspek utama kepentingan nasional yang

meliputi politik, budaya, ekonomi, sosial dan transportasi, Kelima kepentingan tersebut

didistribusikan ke daerah bangsa.

Secara spasial, perwujudan dari interaksi

antara kepentingan nasional adalah

berupa jaringan jalan nasional lintas

provinsi. Jalan nasional lintas provinsi

dalam struktur jaringan jalan meliputi

jaringan jalan nasional dan jalan

strategis dengan fungsi arteri primer dan

sebagian kolektor primer. sebagai upaya

mewujudkan kesatuaan dan persatuan.

Yang termasuk jaringan Jalan Nasional :

1. Jaringan jalan Nasional dari Desa Gajah Mati (batas Betung/Kab Banyuasin)- Batas

Provinsi Jambi : 158,77 Km

Tabel 3.2

Jaringan Jalan Nasional

Desa Gajah Mati- Kab Musi banyuasin-Batas Provinsi Jambi

No Nama Ruas Panjang Ruas (Km)

1 Ds.gajah Mati-Sei Lilin 35,42

2 Sei.Lilin – Peninggalan 34,05

3 Peninggalan-Bts Jambi 89,30

Jumlah 158,77

Sumber : Kepmen.Kimpraswil No 376/KPTS/M/2004

Page 11: Bab 3 rev 02

III-11

LAPORAN RENCANA TATA RUANG KABUPATEN MUSI BANYUASIN 2011-2031

2. Jaringan Jalan Nasional dari Betung-Batas cabdin-Musi Rawas (MURA) ; 145,28 Km

Tabel 3.3

Jaringan Jalan Nasional

Desa Gajah Mati- Kab Musi banyuasin-Batas Provinsi Jambi

No Nama Ruas Panjang Ruas (Km)

1 Betung-Sekayu 51,35

2 Jln Merdeka (Sekayu) 8,00

3 Sekayu-Mangunjaya 42,81

4 Mangunjaya-Bts Cabdin

MURA

43,12

Jumlah 145,28

Sumber : Kepmen.Kimpraswil No 376/KPTS/M/2004

JARINGAN JALAN PROVINSI

Jaringan Jalan Provinsi di kabupaten Musi Banyuasin dengan kabupaten. Jalan ini difungsikan

sebagai jalur utama pelayanan ekonomi, sosial, budaya, politik dan keamanan pada skala

Provinsi Sumatera Selatan. Yang termasuk dalam jalan provinsi yang berada di kabupaten Musi

banyuasin adalah sebagai berikut :

1. Jalan Provinsi dan Sekayu-batas UPTD Muara Enim : 39,49 Km, dengan rincian

sebagai berikut

Tabel 3.4

Jalan provinsi dan sekayu –batas UPTD Muara enim

Kabupaten Musi banyuasin

No Nama Ruas Panjang Ruas (Km)

1 Sekayu- Bts. Muara Enim 38,49

2 Jln Arah ke Belimbing (Sekayu) 1,00

Jumlah 39,49

Sumber : Kepmen.Kimpraswil No 376/KPTS/M/2004

Page 12: Bab 3 rev 02

III-12

LAPORAN RENCANA TATA RUANG KABUPATEN MUSI BANYUASIN 2011-2031

2. Jalan Provinsi dari Mangunjaya – batas UPTD MURA (arah BinginTeluk) : 79,78 Km

Tabel 3.5

Jalan Provinsi dari Mangunjaya-Batas UPTD MURA

Kabupaten Musibanyuasin

No Nama Ruas Panjang Ruas (Km)

1 Mangunjaya-Bts UPTD MURA 40,68

2 Mangunjaya-Pauh 39,10

Jumlah 79,78

Sumber : Kepmen.Kimpraswil No 376/KPTS/M/2004

JARINGAN JALAN KABUPATEN

Kawasan-kawasan sub pengembangan perlu

dihubungkan satu sama lain guna menciptakan

aksesibilitas antar kawasan sehingga kebutuhan

pergerakan orang dan barang antar kawasan dapat

berlangsung. Di samping itu, jalan juga dibutuhkan

sebagai sarana membuka isolasi beberapa kawasan

yang tertinggal sehingga diharapakan akan muncul

pertumbuhan pembangunan yang signifikan.

Tabel 3.6

Ruas Jalan Kabupaten Di Kab. Musi Banyuasin

No Pangkal Ruas Ujung Ruas No Pangkal Ruas Ujung Ruas

01 Kasmaran Pinggap 81 Sekayu Kayu Ara

02 Sukarami Simpang Sari 82 Trans C2 Sekayu Sp. Pengadang

03 Sp.Sari Tanah Abang 83 Trans Sp. 1 Sp. Pengadang

04 Sp.Sari Bandar Jaya 84 Trans C1 Sekayu Trans B4 Sekayu

05 Tebing Bulang Korta Jaya 85 Trans B2 Sekayu Trans Sp. 1

06 Keluang Sp.Km108 86 Trans B2 Sekayu Trans B3 Sekayu

07 Sp.Selabu Keluang 87 Trans Sp. 1 Trans Sp. 6

08 Sp.Bayat Bayat Ilir 88 Trans B5 Sekayu Trans B2 Sekayu

09 Sungai Lilin Sp.Langkap 89 Rantau Sialang Trans C5 Sekayu

Page 13: Bab 3 rev 02

III-13

LAPORAN RENCANA TATA RUANG KABUPATEN MUSI BANYUASIN 2011-2031

10 Lumpatan Muara Teladan 90 Keluang Batang 1

11 Lala-Petaling Teluk Kijing 91 Sp. Sp. A6 SPA. 6 Betung

12 Sp.Karang Waru Ulak Pedah 92 Sp. Sp. 2 SPA. 2 Betung

18 Babat Sei Angli 93 Sp. Sp. 2 SPA. 5 Betung

19 Karang Ringin Pengadang 94 SPA. 5 Betung Sp. SPA 5

20 Sp.Napal Ulak Teborau 95 Sp. C4 Trans C5

21 Bandar Jaya Keluang 96 Sp. Tj.Dalam Dawas

22 Sungai Gual Danau Cale 97 Trans D2 Trans D1

23 Tebing Bulang Kertayu Km 11 98 P. Baru Trans D3

24 Tanah Abang Selabu 99 Sp. Trans D4 Sp. P.Baru

25 Sp.Sungai Lilir Dalam Dana Supat 100 Bedenga Seng Trans D5

35 Lais Babat 101 Trans A1 Trans A2

37 D.K Sekayu Kota 102 Sp. Bedenga Seng Sp. Trans A2

38 Sekayu Muara Teladan 103 Bedenga Seng Trans B3

40 Muara Teladan Sp.Supat 104 Trans B3 Trans B1

44 Talang Muara Padang Talang Bonol 105 Sri Gunung Sp. B3 Betung

45 Air Balul Trans SP 6 106 Sp. B1 Betung Sp. B5 Betung

47 Sekayu Talang Caru 107 Sp. Village IVA Sp. Village IVD

48 Sp.Gardu Tj. Agung 108 Village I Village II

49 Sp. Tenggaro Tenggaro 109 Sp. Village II Sp. Village IVD

51 Tanah Abang Saut 110 Village II Sp. Village IIA

53 Sp. Km 11 Tl. Piase 111 Sp. Village IIB Sp. Village IVE

60 Pangkalan Geraik Trans C.I 112 Village I Sp. Village IIIF

62 Dabuk Pangkalan Grissik 113 Village III Sp. Village III

63 Pangadang Talang Sekala 114 Village III Tarantang

64 Mangun Jaya Sp. 1 115 Ngulak Trans Sp. 6

65 Sugiwaras Sp. C4

66 Babat Toman Beruga

69 Keluang Dawas

73 Sri Gunung Trans B5 Betung

74 Dawas Trans C2

76 Seberang Bumi Ayu Trans B5

77 Sp. Tanjung Dalam Tanjung Dalam

78 Sp. Km 11 Trans B2 Sekayu

79 Sp. Siku Tl.Jaai

80 Sungai Angil Talang Setabu

Sumber : SK. Gubernur Sumsel, Daftar Sensus Jalan

Page 14: Bab 3 rev 02

III-14

LAPORAN RENCANA TATA RUANG KABUPATEN MUSI BANYUASIN 2011-2031

1. RENCANA PENINGKATAN JARINGAN JALAN

Peningkatan jalan arteri primer

jalan arteri primer Kabupaten banyuasin – kecamatan babat Supat – Kecamatan Tungkal Jaya

– Kecamatan Bayung Lincir

Penetapan dimensi jalan di Kabupaten Musi Banyuasin Selatan mengacu kepada Peraturan

Perencanaan Geometrik Jalan, Direktorat Jenderal Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum,

yaitu :

Jalan arteri primer, ROW 40 meter,

Jalan kolektor primer, ROW 40 meter,

Jalan lokal primer, ROW 22 meter.

Sedangkan lebar badan jalan yang diarahkan mengacu kepada Peraturan Pemerintah No. 34

Tahun 2006 tentang Jalan adalah sebagai berikut :

Jalan arteri primer lebar minimum 11 m,

Jalan kolektor primer lebar minimum 9 m,

Jalan lokal primer lebar minimum 7,5 m,

Jalan arteri sekunder lebar minimum 11 m,

Jalan kolektor sekunder lebar minimum 9 m,

Jalan lokal sekunder lebar minimum 7,5 m.

2. RENCANA PEMBANGUNAN JALAN TOL

Berdasarkan perencanaan RTRW Sumatera selatan Kabupaten Musi banyuasin merupakan

salah satu wilayah yang akan di bangun jalan Tol dimana Rencana jaringan jalan Tol di mulai

dari Kota Palembang –Kabupaten Banyuasin- Kecamatan Babat Supat –Kecamatan Sungai

Lilin–Kecamatan Tungkal Jaya – Kecamatan Bayung Lencir – Provinsi Jambi

Page 15: Bab 3 rev 02

III-15

LAPORAN RENCANA TATA RUANG KABUPATEN MUSI BANYUASIN 2011-2031

3. RENCANA PEMBANGUNAN JARINGAN JALAN WILAYAH KECAMATAN

Potensi perekonomian yang tinggi di

kabupaten Musi Banyuasin memberikan

efek yang cukup tinggi dalam aktifitas

pada jaringan jalan, dengan adanya

kawasan pertambangan, pertanian

perkebunan dengan sistem pengangkutan

dengan volume besar memberikan

pengaruh besar terhadap jaringan jalan,

sehingga diperlukan pembangunan serta

peningkatan jaringan jalan yang lebih baik

agar fasilitas infrastruktur jalan di kawasan

perekonomian Kabupaten Musi Banyuasin

dapat mendukung kegiatan untuk

pengangkutan,pemasaran bagi kawasan

pertambangan, pertanian, perkebunan.

Maka dari itu dari hasil identifikasi dan

analisa terdapat 4 kecamatan yang

diperlukan pembangunan dan

peningkatan jalan untuk

keberlangsungan infrastruktur yang baik

bagi aktifitas perekonomian di

Kabupaten Musi Banyuasin, untuk lebih

jelasnya dapat dilihat di bawah ini

a. Pembangunan Jaringan Jalan Kecamatan Batanghari Leko

Peningkatan jalan ruas Sp.Saut – Bukit Sejahtera – Bukit Pangkuasan-Lubuk Buah

(aspal Hotmix)

Peningkatan jalan ruas Sp Lubuk Buah – Sei Napal (aspal Hotmiz)

Page 16: Bab 3 rev 02

III-16

LAPORAN RENCANA TATA RUANG KABUPATEN MUSI BANYUASIN 2011-2031

Peningkatan Jalan ruas Ulak Kembang – Sungai Angit (aspal Hotmix)

Peningkatan jalan Sp Dayung Dusun II pangkaan Bulian – Dusun 1 Pangkalan Bulian

Peningkatan jalan Sp sako suban – sako suban

Pembangunan Jalan Ulak Kembang – pangkalan Bulian

Pembangunan jalan depati senen ( Tanh abang – Pinggap )

Peningkatan jalan ruas sei Napal – Ulak Kembang

Peningkatan Jalan ruas sei Nepal – Talang buluh

Peningkatan jalan ruas bukit pangkuasan – Sp bukit pangkuasan

Peningkatan jalan ruas pengaturan - Pinggap

b. Pembangunan Jaringan Jalan Kecamatan Lais

Peningkatan jalan Kijing III

Peningkatan jalan produksi Dusun III Desa Teluk kijing III (aspal Hotmix)

Peningkatan jalan inpres Dusun V Desa Epil

Peningkatan jalan ruas Desa Rantau – Kroya (Beton)

Peningkatan Jalan Dusun 1 – IV Desa Tanjung Agung Timur

Peningkatan jalan Dusun I – IV Desa Purwosari (beton)

Peningkatan jalan menuju persawahan Dusun I dan 2

Peningkatan jalan Dusun II dan IV Desa Tanjung Agung Utara (Beton)

Peningkatan jalan menuju persawahan Dusun I dan II Desa Rantau Kroya

Peningkatan jalan dalam Dusun III Desa Teluk Kijing III

Pembangunan Jalan Dusun IV dan V Teluk Kijing I

Pembangunan jalan Dusun IV dan V Desa Teluk Kijing I

Pembangunan jalan Dalam Desa Lais ( Beton )

c. Pembangunan jaringan jalan Kecamatan Keluang

Pembangunan jalan antar Desa Karya maju – tenggarong, karya maju – Sumber

Agung, Karya Maju – Mulyo Asih

Peningkatan Jalan dalam Desa Tanjung Dalam menuju Dawas (aspal Hptmix)

Page 17: Bab 3 rev 02

III-17

LAPORAN RENCANA TATA RUANG KABUPATEN MUSI BANYUASIN 2011-2031

Peningkatan Jalan Desa Sumber Agung dengan Desa Sidorejo (aspal Hotmix)

Peningkatan jalan Desa Mekarjaya (Beton )

Peningkatan jalan Dalam Desa Cipta Praja

Peningkatan jalan Dalam Desa Keluang (aspal Hotmix )

Peningkatan jalan Dalam Desa Sumber agung

Peningkatan jalan Desa Lokajaya ( Hotmix dan Beton)

Peningkatan jalan dalam Desa Mekarsari

Peningkatan jalan jurusan Keluang – A1 – Talang Siku (aspal Hotmix dan Beton )

Peningkatan jalan Dalam Sridamai – Tegal Mulyo (aspal Hotmix)

Peningkatan jalan dalam lingkungan Desa Sidorejo

Peningkatan jalan Desa Mekar Jaya

Peningkatan jalan dalam Desa Tenggaro – (aspal Hotmix)

d. Pembangunan jaringan jalan Kecamatan Sungai Keruh

Peningkatan jalan ruas Dusun 1 dan Dusun 2 Desa Talang Mandung (aspal Hotmix)

Peningkatan jalan dari C5 – Rantau Sialang (beton)

Peningkatan jalan ruas Dusun 1 dan Dusun 2 desa Sungai Dua (aspal Hotmix )

Peningkatan jalan ruas Kertajaya – Rimba Ukur (C5) (Beton)

Peningkatan jalan ruas Desa Layan (Dusun 1 dan 2 – Jirak)

Peningkatan jalan lingkar Desa Tebing Bulang

Peningkatan jalan Ruas Dusun 1 Desa Pagar Kaya (Beton)

Peningkatan Jalan ruas Dusun 1 Desa Kertayu (Beton)

e. Rencana Pembangunan dan Peningkatan Jaringan Jalan Wilayah Kecamatan Lalan

Pembangunan Akses Jalan menuju jembatan Air Lalan

Pembangunan Akses jalan pada ruas Bandar Agung - Sari Agung- Sukajadi

Peningkatan jalan pada ruas Dusun 2.4.7 dan Dusun 6

Page 18: Bab 3 rev 02

III-18

LAPORAN RENCANA TATA RUANG KABUPATEN MUSI BANYUASIN 2011-2031

4. RENCANA JARINGAN JALAN KAWASAN STRATEGIS

Jaringan jalan yang menghubungkan kawasan kawasan strategis di kabupaten Musi

Banyuasin yaitu

1. Sukarami-Simpang Sari-Tanah Abang-Saut-SP.Selabu sepanjang 30 KM

2. SP Selabu-Dewas-Trans C2-SP Jalan Nasional Sepanjang 27 KM

3. Sekayu-Talang Care-Bandar Jaya-Keluang sepanjang 30 KM

4. Keluang-SP Siku sepanjang 29 Km

5. Km 11 – Trans B2 sepanjang 20 KM

6. Trans B.2 – Air Balur sepanjang 48 Km

7. Sekayu – Muara Teladan – sp. Supat sepanjang 2i km

8. Simpang Supat – Simpang km 108

5. RENCANA JARINGAN JALAN KORIDOR WILAYAH

Rencana jaringan Koridor

wilayah di kabupaten Musi

Banyuasin mengunakan

jaringan jalan yang

merangkai wilayah antar

kecamatan dan kabupaten

dan provinsi, dimana

jaringan jalan koridor

tersebut terdiri dari :

1. Jaringan jalan menghubungkan antara Kabupaten Banyuasin – Kecamatan Lais -

Kecamatan Sekayu – Kecamatan Babat Toman – Kecamatan Sanga Desa – Kabupaten

Musi Rawas

2. Jaringan jalan menghubungkan antara Kabupaten Banyuasin – Kecamatan Sungai Lilin –

Kecamatan Bayung Lencir – Provinsi Jambi

Page 19: Bab 3 rev 02

III-19

LAPORAN RENCANA TATA RUANG KABUPATEN MUSI BANYUASIN 2011-2031

6. RENCANA PEMBANGUNAN JEMBATAN

Karakteristik wilayah yang dimiliki oleh

Kabupaten Musi banyuasin adalah terdapat

banyaknya sungai besar dan kecil yang tersebar

dan berada di kecamatan, dengan kondisi

tersebut di perlukan pembangunan jembatan hal

ini di maksudkan agar tidak terputusnya akses

jaringan jalan dan manfaat lainnya adalah

dengan adanya jembatan akan mempercepat

waktu dan jarak tempuh bagi penguna transportasi darat, untuk lebih jelasnya mengenai

lokasi rencana pembangunan jembatan datat dilihat di bawah ini

a. Pembangunan Jembatan di Kecamatan Batanghari Leko

Pembangunan jembatan Sei Napal

Pembangunan jembatan Beton Ukuran 25 x 6 M pada Ruas Sako Suban

Pembangunan Jembatan Beton ukuran 12 x 6 meter pada ruas Pinggap

b. Pembangunan Jembatan Kecamatan Lais

Pembangunan 3 unit jembatan di Dusun V Desa Epil

Pembangunan 2 unit Jembatan Beton Ukuran 6 x 6 m di Desa Teluk Kijing III

Pembangunan 2 unit Jembatan Remanas Ulu Dusun 1 Desa lais

Pembangunan 1 unit jembatan Sawah Lebung Jemeli Dusun II Desa Epil

c. Pembangunan Jembatan Kecamatan Keluang

Pembangunan 2 unit jembatan beton ukuran 5 x 6 m dalam Desa Keluang

d. Pembangunan Jembatan Kecamatan Sungai Keruh

Pembangunan 1 unit jembatan Besi Ukuran 40 x 4 M di dusun 3 Desa Pagar Kaya

Pembangunan 1 unit jembatan beton ukuran 30 x 6 m di dusun 2 Desa Kertajaya

Page 20: Bab 3 rev 02

III-20

LAPORAN RENCANA TATA RUANG KABUPATEN MUSI BANYUASIN 2011-2031

Pembangunan 1 unit jembatan Besi Ukuran 40 x 4 M di Dusun 3 Desa Jembatan

Gantung

Pembangunan Parit pasangan dalam dusun 1, 2, 3 Desa Sidang Marga

Pembangunan Parit pasangan dalam dusun 1 Desa Pagar Karya

Pembangunan parit pasangan dalam dusun 3 Desa Jirak

Pembangunan parit pasangan dalam dusun 1, Dusun 2, Dusun 3 Desa Sukalali

Pembangunan parit pasangan dalam dusun 1, Dusun 2, Dusun 3 Desa Baru Jaya

Pembangunan parit pasangan dalam dusun 1, Desa Kertajaya

Pembangunan parit pasangan dalam dusun 1, Desa Gajah mati

e. Pembangunan jembatan Kecamatan lalan

Pembangunan Jembatan Sungai Kubu, Desa Karang Agung

7. RENCANA PENGEMBANGAN PINTU GERBANG KOTA

Kabupaten Musi Banyuasin memiliki aksesibilitas yang tinggi karena memiliki akses

perekonomian yang tinggi sehingga merupakan syarat utama pengembangan pintu gerbang

kota agar dapat mengembangkan suatu

kawasan,selain itu agar gerbang gerbang yang ada

dapat terintegrasi dengan sistem transportasi darat,

sungai dan udara. Rencana pintu pintu gerbang

Kabupaten Musi Banyuasin adalah sebagai berikut :

1. Dari Kabupaten Banyuasin ke kabupaten Musi

Banyuasin melewati Kecamatan Babat Supat

2. Dari Kabupaten Muara Enim ke Kabupaten Musi Banyuasin melewati Kecamatan Sangai

Desa – kecamatan Sekayu

3. Dari Kabupaten Musi Rawas ke Kabupaten Musi banyuasin melewati Kecamatan Sanga

Desa

4. Dari Provinsi Jambi ke Kabupaten Musi Banyuasin melewati Bayung Lencir

5. Moda transportasi udara di Kecamatan Sekayu

6. Sungai Musi sebagai Moda transportasi air

Page 21: Bab 3 rev 02

III-21

LAPORAN RENCANA TATA RUANG KABUPATEN MUSI BANYUASIN 2011-2031

Peta rencana jaringan jalan 3.2

Page 22: Bab 3 rev 02

III-22

LAPORAN RENCANA TATA RUANG KABUPATEN MUSI BANYUASIN 2011-2031

B. Terminal

Terminal Penumpang adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan menurunkan dan

menaikkan penumpang, perpindahan intra dan antar moda transportasi serta mengatur

kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum.

Tipe terminal yang akan diterapkan sesuai dengan tipologi terminal yang diatur oleh Keputusan

Menteri Perhubungan No. 31 tahun 1995, dengan batasan adalah sebagai berikut :

Terminal Tipe A, melayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota antar Provinsi dan

atau angkutan lintas batas negara, angkutan antar kota dalam Provinsi, angkutan kota dan

angkutan pedesaan.

Terminal Tipe B, melayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota dalam Provinsi,

angkutan kota dan angkutan perdesaan.

Terminal Tipe C, melayani angkutan pedesaan.

Penetapan rencana Kawasan terminal

Terminal Tipe A : Berlokasi di Sekayu

Terminal Tpe B : Berlokasi di Sungai

Lilin

Terminal tipe C : Babat Toman, Lawang

Wetan, Babat Supat, Batanghari Leko, Sanga

Desa, Sungai Keruh, Lais, Keluang, Bayung

Lencir, Tungkal Jaya, Plakat Tinggi, Lalan

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar

di bawah ini

Page 23: Bab 3 rev 02

III-23

LAPORAN RENCANA TATA RUANG KABUPATEN MUSI BANYUASIN 2011-2031

Peta RENCANA KAWASAN TERMINAL 3.3

Page 24: Bab 3 rev 02

III-24

LAPORAN RENCANA TATA RUANG KABUPATEN MUSI BANYUASIN 2011-2031

3.2.1.2 SISTEM PERKERETAAPIAN

Transportasi rel merupakan transportasi yang efisien karena memiliki daya muat besar dengan biaya

yang relatif murah. Transportasi rel juga merupakan transportasi yang memiliki tingkat kenyamanan

yang lebih dibanding angkutan darat lainnya.

Sistem perkeretaapian yang dimiliki oleh kabupaten Musi Banyuasin adalah yang menghubungkan

jalur antara Wilayah Sekayu dengan Betung, dimana Perkeretaapian di bangun untuk dipergunakan

sebagai kereta api penumpang dan juga kereta api barang.

A. Rel Kereta Api

Jaringan rel kereta api di Kabupaten Musi banyuasin di tetapkan di wilayah Sekayu, dengan

1. Jalur rel dari Sekayu ke Betung

2. Jalur rel dari Lahat- Muara Enim -Musi Banyuasin-Banyuasin

B. Stasiun Kereta api

Stasiun Kereta api di Kabupaten Musi Banyuasin berlokasi di Sekayu,

1. stasiun kereta api penumpang tipe B pada kota Betung, Sekayu;

2. stasiun kereta api barang tipe II di Sekayu, Betung;

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini

Page 25: Bab 3 rev 02

III-25

LAPORAN RENCANA TATA RUANG KABUPATEN MUSI BANYUASIN 2011-2031

PENETAPAN JARINGAN REL KERETA API 3.4

Page 26: Bab 3 rev 02

III-26

LAPORAN RENCANA TATA RUANG KABUPATEN MUSI BANYUASIN 2011-2031

3.2.1.3 SISTEM TRANSPORTASI ANGKUTAN SUNGAI, DANAU DAN PENYEBERANGAN

Kabupaten Musi Banyuasin memiliki beberapa sungai

besar yang mampu dilewati perahu/kapal motor.

Potensi ini meskipun tidak sepesat perkembangan

transportasi darat tetapi masih dipergunakan sebagian

masyarakat Kabupaten Musi Banyuasin sebagai jalur

transportasi sekalipun untuk transportasi jarak pendek.

Dalam rangka meningkatkan sumberdaya sungai yang

ada di Kabupaten Musi Banyuasin, maka perlu terus

dikembangkan transportasi yang memanfaatkan sungai yang ada. Seperti Sungai Musi, Sungai Air

Calik, Sungai Batanghari Leko dan Sungai Lalan

A. Alur pelayaran antar Kecamatan

Rencana pengembangan alur pelayaran antar kecamatan untuk kebutuhan transportasi terutama

diarahkan pada sungai-sungai besar yang memiliki aliran air sepanjang tahun seperti Sungai

Musi., Sungai Batanghari Leko, Sungai Air Lalan, Sungai Air Calik,

B. Alur Pelayaran Antar Desa

Rencana pengembangan jalur pelayaran antar

desa untuk pemenuhan transportasi terutama di

arahkan pada Sungai Musi, sungai Batanghari

leko, sungai lalan dan sungai Calik

C. Dermaga

Kabupaten Musi Banyuasin telah memiliki

beberapa dermaga sebagai penunjang

sehingga dermaga yang sudah ada, diperlukan

rencana pengembangan dermaga, agar dermaga yang sudah ada dapat berfungsi dengan

maksimal untuk pelayanan penguna transportasi sungai. Berikut dermaga yang telah di miliki

oleh Kabupaten Musi Banyuasin di tetapkan :

Page 27: Bab 3 rev 02

III-27

LAPORAN RENCANA TATA RUANG KABUPATEN MUSI BANYUASIN 2011-2031

1. Dermaga Sekayu – Dermaga Kepayang

2. Satker Muara Tobo/sungai lilin - satker Karang Agung/Lalan

Dengan potensi yang telah di miliki oleh Kabupaten Musi Banyuasin terhadap transportasi

sungai, diperlukan pengembangan dermaga kecil untuk pelayanan rencana jalur perahu antar

kecamatan, sehingga dengan adanya pembangunan di masing masing kecamatan yang memiliki

sungai, penduduk bisa mencari alternatif transportasi seperti transportasi sungai. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini

Page 28: Bab 3 rev 02

III-28

LAPORAN RENCANA TATA RUANG KABUPATEN MUSI BANYUASIN 2011-2031

GAMBAR JARINGAN TRANSPORTASI SUNGAI 3.5

Page 29: Bab 3 rev 02

III-29

LAPORAN RENCANA TATA RUANG KABUPATEN MUSI BANYUASIN 2011-2031

3.2.1.4 SISTEM TRANSPORTASI UDARA

Kabupaten Musi Banyuasin dalam RTRW

provinsi di tetepkan telah memiliki Bandara

Skyline/Sekayu, dimana bandara ini Terletak di

Kecamatan Sekayu Kabupaten Musi Banyuasin

dan dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Musi

Banyuasin. Jenis pesawat yang bisa mendarat

di bandara ini adalah pesawat jenis Cassa NC

212-200. Sama halnya dengan Bandara

Banding Agung, semenjak dibangun dan

diresmikan bandara ini belum pernah digunakan.

Dengan potensi yang telah dimiliki dengan telah tersedianya bandara skyline namun tidak digunakan,

sehingga arahan pengembangan bandara skyline adalah menetapkan bandara skyline sekayu

menjadi bandara yang berfungsi sebagai sarana untuk evakuasi bencana terutama upaya

pencegahan dan penangulangan Kebakaran hutan dan banjir

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.6 Peta Rencana Pengembangan Bandara Lokal di

Kabupaten Musi Banyuasin.

Page 30: Bab 3 rev 02

III-30

LAPORAN RENCANA TATA RUANG KABUPATEN MUSI BANYUASIN 2011-2031

Gambar 3.6 Peta Rencana Pengembangan Bandara Lokal di Kabupaten Musi Banyuasin.

Page 31: Bab 3 rev 02

III-31

LAPORAN RENCANA TATA RUANG KABUPATEN MUSI BANYUASIN 2011-2031

Peta Rencana Rencana Prasarana Transportasi

Page 32: Bab 3 rev 02

III-32

LAPORAN RENCANA TATA RUANG KABUPATEN MUSI BANYUASIN 2011-2031

3.2.2 RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM JARINGAN ENERGI

Jaringan Listrik

Guna mengantisipasi kebutuhan pada masa mendatang, dilakukan proyeksi perkiraan kebutuhan

energi listrik di Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin hingga tahun 2031. Pendekatan yang digunakan

dalam memperkirakan kebutuhan energi listrik ini adalah :

1. Perkiraan jumlah rumah tangga hingga tahun 2030 sesuai hasil proyeksi penduduk kabupaten

dan menggunakan asumsi bahwa satu rumah tangga terdiri dari lima jiwa;

2. Kebutuhan listrik rumah tangga diasumsikan sebesar 900 WH, sedangkan untuk kebutuhan

lainnya mengacu pada standar yang ada;

3. Tingkat kehilangan atau kebocoran diasumsikan 15 % dari seluruh kebutuhan listrik.

Berdasarkan hasil proyeksi penduduk yang telah dilakukan sebelumnya, dirumuskan kebutuhan

rencana kebutuhan kelistrikan di Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin sampai tahun 2030.

Perhitungan kebutuhan listrik ini masih bersifat agregat (dalam lingkup kabupaten). Perhitungan tidak

dilakukan dalam lingkup kecamatan karena wilayah pelayanan jaringan listrik tidak selalu mengikuti

areal administrasi. Adapun kebutuhan listrik di Kabupaten Musi Banyuasin diperlihatkan pada

Tabel 3.7.

Page 33: Bab 3 rev 02

III-33

LAPORAN RENCANA TATA RUANG KABUPATEN MUSI BANYUASIN 2011-2031

Tabel 3.7

Rencana Kebutuhan Listrik

Kabupaten Musi Banyuasin

No

Kecamatan

Kebutuhan Listrik (WATT)

Tahun 2011 Tahun 2030

Rumah

Tangga

Penerangan

Jalan Komersil

Pemerintahan

/Pelayanan

Umum

Cadangan Rumah

Tangga

Penerangan

Jalan Komersil

Pemerintahan

/Pelayanan Umum Cadangan

1. Batu toman

15.193.800

101.292 2.279.070

2.279.070 1.519.380

25.544.340 383.165 3.831.651 3.831.651

2.554.434

2. Plakat Tinggi

6.523.020

43.487 978.453

978.453 652.302

6.065.100 90.977 909.765 909.765 606.510

3. Batanghari Leko

4.742.100

31.614 711.315

711.315 474.210

6.065.100 90.977 909.765 909.765 606.510

4. Sanga Desa

8.456.580

56.377 1.268.487

1.268.487 845.658

13.326.120 199.892 1.998.918 1.998.918

1.332.612

5. Sungai Keruh

11.755.620

78.371 1.763.343

1.763.343 1.175.562

14.152.140 212.282 2.122.821 2.122.821

1.415.214

6. Sekayu

25.051.320

167.009 3.757.698

3.757.698 2.505.132

43.708.860 655.633 6.556.329 6.556.329

4.370.886

7. Lais

16.065.540

107.104 2.409.831

2.409.831 1.606.554

25.810.380 387.156 3.871.557 3.871.557

2.581.038

8. Sungai Lilin

21.040.200

140.268 3.156.030

3.156.030 2.104.020

34.793.280 521.899 5.218.992 5.218.992

3.479.328

9. Keluang

7.032.600

46.884 1.054.890

1.054.890 703.260

10.535.040 158.026 1.580.256 1.580.256

1.053.504

10 Bayung Lencir

33.262.920

221.753 4.989.438

4.989.438 3.326.292

41.146.920 617.204 6.172.038 6.172.038

4.114.692

Page 34: Bab 3 rev 02

III-34

LAPORAN RENCANA TATA RUANG KABUPATEN MUSI BANYUASIN 2011-2031

11 Lalan

8.706.240

58.042 1.305.936

1.305.936 870.624

11.717.280 175.759 1.757.592 1.757.592

1.171.728

12 Lawang Wetan* - - - - - - - - - -

13 Babat Supat - - - - - - - - - -

14 Tungkal Jaya - - - - - - - - - -

JUMLAH

157.829.940

1.052.200 23.674.491

23.674.491 15.782.994

232.864.560 3.492.968 34.929.684 34.929.684

23.286.456

Page 35: Bab 3 rev 02

III-1

LAPORAN RENCANA TATA RUANG KABUPATEN MUSI BANYUASIN 2011-2031

Gambar 3.7

Rencana Kebutuhan Listrik

Kabupaten Musi Banyuasin

Rencana pengembangan prasarana listrik meliputi rencana pembangkit dan rencana jaringan listrik.

Hal ini diperlukan pembangunan karena berdasarkan data Kabupaten Musi Banyuasin tahun 2009

dari seluruh Kecamatan kabupaten Musi Banyuasin, rata-rata hanya 30-40% desa-desa yang baru

terlayani oleh tenaga Listrik Dari PLN

1. Peningkatan Kapasitas Produksi Pada Power Plant: PLTU MURA/MUBA dengan

kapasitas 2 x 100 MW.

2. Rencana jaringan Listrik Menegah

Jaringan distribusi saluran udara tegangan menengah 275 KV untuk kebutuhan antara

Kecamatan, yaitu Kecamatan Tinggi- Kecamatan Batanghari Leko- Kecamatan Sanga Desa -

-

5.000.000

10.000.000

15.000.000

20.000.000

25.000.000

30.000.000

35.000.000

40.000.000

45.000.000

Bat

u t

om

an

Pla

kat

Tin

ggi

Bat

angh

ari L

eko

San

ga D

esa

Sun

gai K

eru

h

Seka

yu

Lais

Sun

gai L

ilin

Kel

uan

g

Bay

un

g Le

nci

r

Lala

n

Law

ang

Wet

an*

Bab

at S

up

at

Tun

gkal

Jay

a1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10 11 12 13 14

1. Rumah Tangga

2. Penerangan Jalan

3. Komersil

4. Pemerintahan/Pelayanan Umum

5. Cadangan

1. Rumah Tangga

2. Penerangan Jalan

3. Komersil

4. Pemerintahan/Pelayanan Umum

Page 36: Bab 3 rev 02

III-2

LAPORAN RENCANA TATA RUANG KABUPATEN MUSI BANYUASIN 2011-2031

Kecamatan Sungai Keruh- Kecamatan Sekayu - Kecamatan Lais - Kecamatan Sungai Lilin -

Kecamatan Keluang- Kecamatan Bayung Lencir- Kecamatan Lalan

3. Rencana jaringan Listrik rendah bagi kawasan desa belum berlistrik 50 KVA

Kecamatan Bayung lencir : Desa Murabahar, Desa pagardesa, Desa Kepayang, Desa

muaramedak, Pulau Gading, Beji Mulyo

Kecamatan lalan : Desa Galihsari

Kecamatan Batanghari Leko : Desa Macang Sakti, Desa Pangkalan Bulian

Kecamatan Plakat tinggi : Desa Sukamaju, sukamakmur dan Banguharjo

Kecamatan sungai keruh : Desa Makarjaya, Rukun Rahayu, Talang Mendang

Page 37: Bab 3 rev 02

III-3

LAPORAN RENCANA TATA RUANG KABUPATEN MUSI BANYUASIN 2011-2031

PETA JARINGAN LISTRIK 3.8

Page 38: Bab 3 rev 02

III-4

LAPORAN RENCANA TATA RUANG KABUPATEN MUSI BANYUASIN 2011-2031

PETA rencana prasarana ENERGI

Page 39: Bab 3 rev 02

III-5

LAPORAN RENCANA TATA RUANG KABUPATEN MUSI BANYUASIN 2011-2031

3.2.3 RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM JARINGAN PRASARANA SUMBER DAYA AIR

Analisis kebutuhan air bersih di wilayah

Kabupaten Musi Banyuasin dibedakan

kebutuhan untuk domestik artinya kebutuhan

untuk rumah tangga. Kebutuhan air bersih

domestik kabupaten Musi Banyuasin dihitung

berdasarkan kebutuhan minimum tiap jiwa per

hari adalah 60 liter dengan asumsi bahwa

wilayah kabupaten Musi Banyuasin secara

umum masih bersifat cenderung rural. Sedangkan kebutuhan non domestik adalah kebutuhan untuk

kegiatan pelayanan kegiatan lainnya seperti perkantoran, fasilitas umum, fasilitas sosial

perdagangan, jasa dan lainnya. Kebutuhan air bersih non domestik setingkat Kabupaten Musi

Banyuasin diasumsikan dengan tingkat pertumbuhan yang bertahap. Untuk 5 tahun perencanaan ke

satu setiap tahunnya 10 % dari jumlah kebutuhan air bersih domestik, sedangkan untuk kebutuhan

air 5 tahun berikutnya di perkirakan peningkatan kebutuhan air bersih non domestik 10 % dari

kebutuhan total domestik. Hasil perhitungan analisis proyeksi kebutuhan air bersih dapat dilihat pada

Tabel berikut ini.

Page 40: Bab 3 rev 02

III-6

LAPORAN RENCANA TATA RUANG KABUPATEN MUSI BANYUASIN 2011-2031

Tabel 3.8

Proyeksi Kebutuhan Air Bersih Kabupaten Musi Banyuasin

No Kecamatan

Kebutuhan Air Bersih (M3/Tahun)

2010 2015 2020 2025 2030

1 Babat Toman 37.087 53.493 82.666 119.235 171.978

2 Lawang Wetan* - - - - -

3 Babat Supat* - - - - -

4 Plakat Tinggi 6.8 9.938 14.524 21.226 31.021

5 Batanghari Leko 5.791 6.667 7.676 8.838 10.175

6 Sanga Desa 21.475 28.486 40.484 53.701 71.232

7 Sungai Keruh 11.953 18.68 29.251 45.804 71.725

8 Sekayu 25.596 39.206 60.052 91.982 140.89

9 Lais 17.284 23.459 31.839 43.212 58.648

10 Sungai Lilin 22.237 31.312 44.09 62.083 87.42

11 Keluang 7.878 9.899 12.44 15.633 19.645

12 Bayung Lencir 75.456 138.407 271.978 498.821 914.866

13 Tungkal Jaya* - - - - -

14 Lalan 10.314 11.89 13.707 15.802 18.216

MUBA 241.871 371.437 608.707 976.337 1.595.816

Ket * : Data Belum Tersedia

Sumber : Hasil Analisis,2010

Berdasarkan Tabel diatas dapat disimpulkan bahwa, proyeksi tingkat konsumsi pelayanan pada

tahun 2030 sebanyak 60liter/org/hari, kebutuhan non domestiknya mencapai 10%, dan tingkat

kebocoran hingga 20%. Sehingga total kebutuhan air bersih tahun 2020 berjumlah 976.337

M3/Tahun dan tahun 2030 berjumlah 1.595.816 M3/Tahun.

Dengan demikian, rencana penyediaan air bersih di Kabupaten Musi banyuasin meliputi:

A. Sistem Perpipaan

Sistem perpipaan diarahkan terutama untuk melayani kebutuhan air bersih di daerah perkotaan.

Penyediaan air bersih dengan sistem perpipaan meliputi penyediaan Instalasi Pengolah Air

(IPA) dan jaringan distribusi yang menggunakan pipa. Dengan memperhatikan kondisi topografi

Kabupaten Musi Banyuasin yang berkontur, maka penyediaan air bersih dengan sistem terpusat

Page 41: Bab 3 rev 02

III-7

LAPORAN RENCANA TATA RUANG KABUPATEN MUSI BANYUASIN 2011-2031

sangat tidak memungkinkan. Untuk itu rencana pengembangan sistem perpipaan diarahkan

dengan sistem kluster dimana sistem disediakan ditiap Kecamatan dan melayani tiap

kecamatan.

Sistem IPA, melayani kecamatan Babat Toman dan sekitarnya, sumber diambil dari sungai

Musi

Sistem IPA, melayani Kecamatan Plakat Tinggi dan sekitarnya, sumber diambil dari air

sungai Musi

Sistem IPA, melayani Kecamatan Batanghari leko dan sekitarnya, sumber diambil dari air

sungai Batanghari Leko

Sistem IPA, melayani Kecamatan sangga Desa dan sekitarnya, sumber diambil dari air

sungai Musi

Sistem IPA, melayani Kecamatan Sungai Keruh dan sekitarnya, sumber diambil dari mata air

Sistem IPA, melayani Kecamatan Sekayu dan sekitarnya, sumber diambil dari air sungai

Musi

Sistem IPA, melayani Kecamatan Lais dan sekitarnya, sumber diambil dari mata air dan

sungai Batanghari leko

Sistem IPA, melayani Kecamatan Sungai Lilin dan sekitarnya, sumber diambil dari sungai

Dawas

Sistem IPA, melayanai Kecamatan Keluang dan sekitarnya, sumber diambil dari mata air

Sistem IPA, melayanai Kecamatan Bayung Lencir dan sekitarnya, sumber diambil dari

sungai Medak

Sistem IPA, melayanai Kecamatan Lalan dan sekitarnya, sumber diambil dari Sungai Lalan

B. Sistem Non Perpipaan

Sistem non perpipaan terutama diarahkan untuk pelayanan air bersih di perdesaan. Sistem

penyediaan air bersih disediakan melalui sistem sumur dangkal, sumur dalam dan mata air yang

banyak terdapat di tepian perbukitan. Pemerintah Daerah dalam hal ini perlu membantu masyarakat

dalam penyediaan air bersih non perpipaan melalui pembuatan sumur komunal yang sebaiknya

disediakan di setiap desa. Dengan demikian, minimal Pemerintah Daerah harus menyediakan

sebanyak 209 buah sumur komunal untuk seluruh desa di Kabupaten Musi Banyuasin.

Page 42: Bab 3 rev 02

III-8

LAPORAN RENCANA TATA RUANG KABUPATEN MUSI BANYUASIN 2011-2031

PETA rencana pengelolaan air baku

Page 43: Bab 3 rev 02

III-9

LAPORAN RENCANA TATA RUANG KABUPATEN MUSI BANYUASIN 2011-2031

3.2.4 RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM JARINGAN PRASARANA TELEKOMUNIKASI

Pengembangan prasarana telekomunikasi ditujukan untuk melayani kebutuhan jasa telekomunikasi

berupa telepon (selular maupun non selular), faxsimile, telegram dan lainnya di wilayah perkotaan

dan kawasan yang secara ekonomi akan tumbuh dan berkembang. Pengembangan jaringan telepon

non selurlar direncanakan menjangkau seluruh pusat kota kecamatan, maupun pengembangan

kegiatan industri dan pengembangan permukiman baru. Sedangkan untuk wilayah yang sulit

dijangkau dengan menggunakan sistem kabel dapat dikembangkan sistem Ultraphone (Wireless

Local Loop). Pengembangan prasarana telekomunikasi ditujukan untuk dapat melayani minimal 80%

kebutuhan satuan sambungan telepon di kawasan perkotaan serta 30% penduduk di wilayah

perdesaan. Dengan asumsi bahwa sekitar 40% penduduk menempati kawasan perkotaan atau

sebanyak 307.660 jiwa dengan tingkat hunian rata-rata 5 jiwa/rumah,. Dari hasil analisis tersebut

dapat diprediksi kebutuhan rencana pembangunan satuan sambungan telepon (SST) di Kabupaten

Musi Banyuasin sampai tahun 2030 adalah sebanyak 304.367 SST. Dengan rincian kebutuhan

untuk Rumah tangga membutuhkan rencana sambungan telepon 215.863 SST, kebutuhan

komersial/bisnis membutuhkan rencana sambungan telepon 86.345 SST dan kebutuhan untuk

telepon umum membutuhkan rencana sambungan telepon 2.159 SST

Page 44: Bab 3 rev 02

III-10

LAPORAN RENCANA TATA RUANG KABUPATEN MUSI BANYUASIN 2011-2031

Tabel 3.9

Rencana kebutuhan Sambungan telepon

Kabupaten Musibanyuasin

Kebutuhan Satuan Sambungan Telepon (SST)

No Kecamatan Tahun 2015 Tahun 2030

RMT KB TU RMT KB TU

1. Batbat toman 63.308 25.323 633 22.706 9.082 227

2. Plakat Tinggi 10.792 4.317 108 14.264 5.705 143

3. Batanghari Leko 3.952 1.581 40 5.391 2.156 54

4. Sanga Desa 7.047 2.819 70 11.845 4.738 118

5. Sungai Keruh 9.796 3.919 98 12.580 5.032 126

6. Sekayu 20.876 8.350 209 38.852 15.541 389

7. Lais 13.388 5.355 134 22.943 9.177 229

8. Sungai Lilin 17.534 7.013 175 30.927 12.371 309

9. Keluang 5.861 2.344 59 9.364 3.746 94

10 Bayung Lencir 27.719 11.088 277 36.575 14.630 366

11 Lalan 7.255 2.902 73 10.415 4.166 104

12 Lawang Wetan* - - - - - -

13 Babat Supat - - - - - -

14 Tungkal Jaya - - - - - -

JUMLAH 187.527 75.011 1.875 215.863 86.345 2.159

Sumber : Hasil Analisis

Keterangan :

1. Rumah Tangga (RMT)

2. Komersial/Bisnis (KB)

4. Telepon Umum (TU)

Page 45: Bab 3 rev 02

III-11

LAPORAN RENCANA TATA RUANG KABUPATEN MUSI BANYUASIN 2011-2031

Peta rencana prasarana telekomunikasi

Page 46: Bab 3 rev 02

III-12

LAPORAN RENCANA TATA RUANG KABUPATEN MUSI BANYUASIN 2011-2031

3.2.5 RENCANA PENGEMBANGAN JARINGAN PRASARANA LINGKUNGAN

Adapun rencana pengembangan sistem prasarana pengelolaan lingkungan di Kabupaten Musi

Banyuasin ditujukan sebagai upaya untuk :

1. Meningkatkan prasarana pengelolaan lingkungan untuk mendukung kegiatan permukiman dan

sistem aktivitas pada sentra-sentra produksi melalui kebijakan pengembangan prasarana

lingkungan.

2. Mengembangkan prasarana lingkungan.

3. Pengembangan pengawasan terhadap pengelolaan limbah, baik lingkungan permukiman,

industri dan pertambangan.

4. Penegakan hukum yang tegas bagi pengelolaan limbah industri dan pertambangan yang tidak

sesuai dengan standar dan ketentuan yang berlaku.

A. Persampahan

Kebutuhan tampungan sampah dihitung berdasarkan jumlah penduduk sampai tahun 2030.

Dimana produksi sampah hingga tahun 2030 akan mencapai 910,673 m3/hari dengan

kebutuhan prasarana TPS untuk Kabupaten Musi banyuasin mencapai 6,071 TPS, bak sampah

membutuhkan perkiraan mencapai 242,846 unit dan fasilitas kendaraan truk sampah 121 unit

dan kebutuhan TPA di perkirakan 11 TPA, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table di bawah

ini

Page 47: Bab 3 rev 02

III-13

LAPORAN RENCANA TATA RUANG KABUPATEN MUSI BANYUASIN 2011-2031

TABEL 3.10

PERKIRAAN PRODUKSI SAMPAH DAN PRASARANANYA

DI WILAYAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN

TAHUN 2010- 2030

Tahun 2011

Uraian 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Jumlah Penduduk

(Jiwa)

84,410

71,946

26,345

46,981

65,309

139,174

89,253

116,890

39,070

184,794

48,368

Jumlah Penduduk

Terlayani

63,308

53,960

19,759

35,236

48,982

104,381

66,940

87,668

29,303

138,596

36,276

Prosentasi Penduduk

Terlayani (%)

75

75

75

75

75

75

75

75

75

75

75

Produsksi Sampah

Domestik (M3/Hr)

31,654

26,980

9,879

17,618

24,491

52,190

33,470

43,834

14,651

69,298

18,138

Produksi Sampah Non

Domestik (M3/Hr)

15,827

13,490

4,940

8,809

12,245

26,095

16,735

21,917

7,326

34,649

9,069

Produksi Sampah Total

47,481

40,470

14,819

26,427

36,736

78,285

50,205

65,751

21,977

103,947

27,207

Produksi Sampah

Domesitik Terlayani

(M3/Hari)

23,740

20,235

7,410

13,213

18,368

39,143

25,102

32,875

10,988

51,973

13,604

Volume Sampah

Terlayani (M3/Hari)

35,610

30,352

11,114

19,820

27,552

58,714

37,654

49,313

16,483

77,960

20,405

Tempat Pembuangan

Sampah Sementara

(TPS)

317

270

99

176

245

522

335

438

147

693

181

Bak Sampah

(Unit/Rumah)

12,662

10,792

3,952

7,047

9,796

20,876

13,388

17,534

5,861

27,719

7,255

Truck Sampah (Unit)

6

5

2

4

5

10

7

9

3

14

4

Tempat Pembuangan

Akhir (Unit)

1

1

1 1

1

1

1 1 1

1 1

Sumber : hasil analisis 2010

Page 48: Bab 3 rev 02

III-14

LAPORAN RENCANA TATA RUANG KABUPATEN MUSI BANYUASIN 2011-2031

Tabel 3.11

Perkiraan Produksi Sampah Dan Prasarananya

Kabupaten Musi Banyuasin

Uraian

Tahun 2030

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 Jumlah Penduduk

(Jiwa)

141,913

89,148

33,695

74,034

78,623

242,827

143,391

193,296

58,528

228,594

65,096

2 Jumlah Penduduk

Terlayani

127,722

80,233

30,326

66,631

70,761

218,544

129,052

173,966

52,675

205,735

58,586

3 Prosentasi

Penduduk

Terlayani (%)

90

90

90

90

90

90

90

90

90

90

90

4 Produsksi Sampah

Domestik (M3/Hr)

63,861

40,117

15,163

33,315

35,380

109,272

64,526

86,983

26,338

102,867

29,293

5 Produksi Sampah

Non Domestik

(M3/Hr)

31,930

20,058

7,581

16,658

17,690

54,636

32,263

43,492

13,169

51,434

14,647

6 Produksi Sampah

Total

95,791

60,175

22,744

49,973

53,071

163,908

96,789

130,475

39,506

154,301

43,940

7 Produksi Sampah

Domesitik

Terlayani (M3/Hari)

57,475

36,105

13,646

29,984

31,842

98,345

58,073

78,285

23,704

92,581

26,364

8 Volume Sampah

Terlayani (M3/Hari)

86,212

54,157

20,470

44,976

47,763

147,517

87,110

117,427

35,556

138,871

39,546

9 Tempat

Pembuangan

Sampah

Sementara (TPS)

639

401

152

333

354

1,093

645

870

263

1,029

293

10 Bak Sampah

(Unit/Rumah)

25,544

16,047

6,065

13,326

14,152

43,709

25,810

34,793

10,535

41,147

11,717

11 Truck Sampah

(Unit)

13

8

3

7

7

22

13

17

5

21

6

12 Tempat

Pembuangan Akhir

(Unit)

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

Sumber : hasil analisis 2010

Page 49: Bab 3 rev 02

III-15

LAPORAN RENCANA TATA RUANG KABUPATEN MUSI BANYUASIN 2011-2031

Dengan Kebutuhan pembuangan sampah yang cukup tinggi di Kabupaten Musi Banyuasin,

maka kebutuhan akan TPA sangat diperlukan sekali, berdasarkan kriteria penempatan lokasi

TPA mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

Lokasi TPA harus berada jauh dari perumahan penduduk

TPA sedapat mungkin berada pada daerah di sekitar ruang terbuka hijau sehingga

mendukung proses aerasi alami

Lokasi TPA harus mudah dijangkau dari pusat-pusat timbulan sampah utama

Prasarana sampah yang telah tersedia di Kabupaten Musi Banyuasin adalah sebagai berikut :

1. TPA Kecamatan Sekayu, luas 4 ha,

berlokasi jalan sekayu-Muara Teladan

2. TPA Kecamatan Sekayu (Desa Muara

Medak), 5 ha

3. TPA Kecamatan Babat Toman, luas

kurang lebih 700 m, berlokasi di jl sekayu-

Babat Toman, Desa Kasmaran

4. TPA Kecamatan Sungai Lilin, Luas kurang

lebih 1 hektar, berlokasi di jalan Conoco Philip, jl Palembang-jambi Kecamatan Sungai Lilin

5. TPA Kecamatan Bayung Lincir, luas kurang lebih 400 meter, berlokasi di jalan Palembang-

jambi-Kecamatan Bayung Lincir

1) Rencana Penanganan Sampah

a) Di perlukan rencana lokasi TPA di masing masing kecamatan dengan jumlah satu unit,

dengan TPA eksisting yang telah tersedia berjumlah 4 TPA, sehingga diperlukan

penambahan 7 unit TPA

b) Luas areal TPA minimal memiliki luasan 1 Ha di masing masing kecamatan

c) Perlu penambahan prasarana pendukung bak sampah, dan truk sampah untuk

menunjang kemudahan proses pembuahan sampah ke lokasi TPA

Page 50: Bab 3 rev 02

III-16

LAPORAN RENCANA TATA RUANG KABUPATEN MUSI BANYUASIN 2011-2031

2) Konsep penanganan sampah

a) Konsep 3 R (Reduce, Reuse, Recycle)

Konsep penanganan masalah persampahan di Sumatera Selatan dimulai dari

paradigma “mengurangi produksi sampah” melalui pendekatan 3R (Reduce, Reuse,

Recycle) mulai dari rumah tangga sebangai penyumbang sampah terbesar sampai ke

sampah industri. Konsep rencana pengelolaan sampah perlu dibuat dengan tujuan

untuk mengembangkan suatu sistem pengelolaan sampah yang modern, dapat

diandalkan dan efisien dengan teknologi yang ramah lingkungan. Dalam sistem tersebut

harus dapat melayani seluruh penduduk, meningkatkan standar kesehatan masyarakat

dan memberikan peluang bagi masyarakat dan pihak swasta untuk berpartisipasi aktif.

Pendekatan yang diusulkan dalam rencana pengelolaan sampah di Kabupaten Musi

Banyuasin adalah “meningkatkan sistem pengelolaan sampah yang dapat memenuhi

tuntutan dalam paradigma baru pengelolaan sampah”. Untuk itu perlu dilakukan usaha

untuk mengubah cara pandang “sampah dari bencana menjadi berkah”. Hal ini penting

karena pada hakikatnya pada timbunan sampah itu masih mengandung komponen-

komponen yang sangat bermanfaat dan memiliki nilai ekonomi tinggi namun karena

tercampur secara acak maka nilai ekonominya hilang dan bahkan sebaliknya malah

menimbulkan bencana yang dapat membahayakan lingkungan hidup. Dimana

operasional pengelolaan persampahan meliputi sub sistem operasional yang meliputi :

Sistem pewadahan;

Sistem pengumpulan;

Sistem pemindahan;

Sistem pengangkutan;

Sistem pembuangan akhir.

b) Sistem Control landfill

Sistem pengolahan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) mengunakan sistem

control Landfill, Ada dua metode sistem control lanfill yang bisa digunakan di Kabupaten

Musi Banyuasin yaitu “area method” dan trench method”.

Page 51: Bab 3 rev 02

III-17

LAPORAN RENCANA TATA RUANG KABUPATEN MUSI BANYUASIN 2011-2031

Metode “trench” disebut sebagai metode pemotongan dan pengisian. Sebuah

trench (Parit) digali di bawah permukaan tanah dan sampah ditempatkan dalam

parit dan ditutup.

Cara lain yaitu dua buah parit digali sekaligus, sampah diisikan pada salah satu

parit dan lumpur dari salah satu lubang galian digunakan sebagai material penutup.

Jika lokasi landfill yang direncanakan terletak di bawah tanjakan seperti lembah

atau ngarai, metode “area” digunakan. Lokasi landfill lebih tinggi dari tempat lain

yang ada disekitarnya, maka metode pengisian area landfill digunakan.

Page 52: Bab 3 rev 02

III-18

LAPORAN RENCANA TATA RUANG KABUPATEN MUSI BANYUASIN 2011-2031

Peta rencana sistem persampahan

Page 53: Bab 3 rev 02

III-19

LAPORAN RENCANA TATA RUANG KABUPATEN MUSI BANYUASIN 2011-2031

B. Sistem Jaringan Limbah

Pengelolaan limbah dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu sistem pusat (off site) dan sistem

individual (on site). Pada sistem off site air limbah dikumpulkan dari sumber melalui pipa

pengumpul dan disalurkan ke suatu instalasi pengolah air limbah (IPAL) untuk diolah. Sistem ini

dilakukan jika jumlah penghasil limbah banyak atau muka air tanah cukup tinggi sehingga tidak

memungkinkan penggunaan septic tabk. Secara rinci adalah :

Rumah-rumah sudah terlayani oleh PDAM

Kepadatan penduduk > 200 jiwa/Ha

Tingkat Kepadatan masyarakat sedang hingga tinggi

Kedalaman muka air antara 2-5 meter dari permukaan tanah

Daya serap tanaga antara 60-120 L/m²/hari

Sistem on site pengolahan air limbah dilakukan langsung dari sumber dengan septic tank atau

cubluk dengan kloset siram. Sistem ini digunakan jika tersedia lahan dan tinggi muka air tanah

memungkinkan untuk dilaksanakan peresapan air hasil pengolahan limbah. Secara rinci adalah:

Kepadatan penduduk < 20 jiwa/ha

Merupakan daerah dengan tingkat pendapatan rendah sampai menengah,

Penyediaan air bersih sebagaian dilayani oleh PDAM dan sumur dangkal,

Daya seram tanah antara 200-300 L/m²/hari

Kedalaman muka air tanah antara 2-5 m dibawah permukaan tanah

Berdasarkan hasil proyeksi Timbulan air kotor untuk kabupaten Musi banyuasin hingga tahun

2030 Mencapai 1,117,073, untuk lebih jelasnya dapat dilihat table di bawah ini

Page 54: Bab 3 rev 02

III-20

LAPORAN RENCANA TATA RUANG KABUPATEN MUSI BANYUASIN 2011-2031

Tabel 3.12

Proyeksi Timbulan Air Kotor Kabupaten Musi Banyuasin

Tahun 2010,2015,2020,2025 dan 2030

No Kecamatan Timbulan Air Kotor

2010 2015 2020 2025 2030

1 Babat Toman 25,961 37,445 57,866 83,465 120,385

2 Lawang Wetan* - - - - -

3 Babat Supat* - - - - -

4 Plakat Tinggi 4,760 6,957 10,167 14,858 21,715

5 Batanghari Leko 4,054 4,667 5,373 6,187 7,123

6 Sanga Desa 15,033 19,940 28,339 37,591 49,862

7 Sungai Keruh 8,367 13,076 20,476 32,063 50,208

8 Sekayu 17,917 27,444 42,036 64,387 98,623

9 Lais 12,099 16,421 22,287 30,248 41,054

10 Sungai Lilin 15,566 21,918 30,863 43,458 61,194

11 Keluang 54,515 6,929 8,708 10,943 13,752

12 Bayung Lencir 52,819 96,885 190,385 349,175 640,406

13 Tungkal Jaya* - - - - -

14 Lalan 7,220 8,323 9,595 11,061 12,751

MUBA 218,311 260,005 426,095 683,436 1,117,073

Ket * : Data Belum Tersedia

Sumber : analisis, 2010

C. Pengelolaan Limbah Rumah Tangga dan Lingkungan Permukiman

Kebutuhan tampungan limbah dihitung berdasarkan proyeksi jumlah penduduk sampai tahun

2030 dan produksi limbah rata-rata tiap penduduk yang diasumsikan sebesar 70 % dari

kebutuhan akan air bersih. Berikut ini rincian mengenai produksi timbulan limbah di masing

masing Kecamatan Kabupaten Musibanyuasin

Page 55: Bab 3 rev 02

III-21

LAPORAN RENCANA TATA RUANG KABUPATEN MUSI BANYUASIN 2011-2031

Tabel 3.13

Proyeksi Produksi Timbulan Limbah

Kabupaten Musibanyuasin

No Kecamatan Proyeksi

Timbulan limbah

2015 2030

1 Batu toman 3.165 6.386

2 Plakat Tinggi 2.698 4.012

3 Batanghari Leko 988 1.516

4 Sanga Desa 1.762 3.332

5 Sungai Keruh 2.449 3.538

6 Sekayu 5.219 10.927

7 Lais 3.347 6.453

8 Sungai Lilin 4.383 8.698

9 Keluang 1.465 2.634

10 Bayung Lencir 6.930 10.287

11 Lalan 1.814 2.929

12 Lawang Wetan* - -

13 Babat Supat - -

14 Tungkal Jaya - -

Sumber : Hasil analisis 2011

Berdasarkan hasil analisis di atas mengenai proyeksi timbulan limbah di atas, diperlukan Sistem

pengelolaan limbah rumah tangga dan permukiman yang diarahkan pengembangannya pada

sistem pengelolaan limbah terpadu dengan dibangunnya sarana IPAL (instalasi pengelolaan air

limbah) dan IPLT (instalasi pengolahan limbah tinja) pada tiap kelompok-kelompok permukiman

diseluruh kawasan permukiman, dengan metode pendekatan ini diharapkan dapat mengurangi

pencemaran lingkungan terhadap air tanah dan udara

Prasarana IPAL dan Septic tank

Untuk menunjang produksi timbulan limbah di Kabupaten Musi banyuasin maka di hitung

perkiraan Kebutuhan sarana IPAL untuk kebutuhan masing masing Kecamatan adalah 1

Page 56: Bab 3 rev 02

III-22

LAPORAN RENCANA TATA RUANG KABUPATEN MUSI BANYUASIN 2011-2031

Kecamatan 1 sarana IPAL, kebutuhan rencana pembangunan IPAL dapat dilihat pada tabel

3.14 Kemudian untuk menangulangi permasalahan pencemaran lingkungan di permukiman,

maka direncana pembangunan septic tank di masing masing rumah penduduk, dengaan rincian

kebutuhan dapat dilihat pada tabel di bawah ini

Tabel 3.14

Rencana Kebutuhan Pengelolaan Air Limbah

Kabupaten Musibanyuasin

No Kecamatan Kebutuhan IPAL

2012 2015 2020 2030

1 Batu toman 1 1 1 1

2 Plakat Tinggi 1 1 1 1

3 Batanghari Leko 1 1 1 1

4 Sanga Desa 1 1 1 1

5 Sungai Keruh 1 1 1 1

6 Sekayu 1 1 1 1

7 Lais 1 1 1 1

8 Sungai Lilin 1 1 1 1

9 Keluang 1 1 1 1

10 Bayung Lencir 1 1 1 1

11 Lalan 1 1 1 1

12 Lawang Wetan* - - - -

13 Babat Supat - - - -

14 Tungkal Jaya - - - -

Sumber : Hasil analisis 2011

Page 57: Bab 3 rev 02

III-23

LAPORAN RENCANA TATA RUANG KABUPATEN MUSI BANYUASIN 2011-2031

Tabel 3.15

Rencana Kebutuhan Septic tank

Kabupaten Musibanyuasin

No Kecamatan Kebutuhan Septic tank

2015 2030

1 Babat toman 9.496 19.158

2 Plakat Tinggi 8.094 12.035

3 Batanghari Leko 2.964 4.549

4 Sanga Desa 5.285 9.995

5 Sungai Keruh 7.347 10.614

6 Sekayu 15.657 32.782

7 Lais 10.041 19.358

8 Sungai Lilin 13.150 26.095

9 Keluang 4.395 7.901

10 Bayung Lencir 20.789 30.860

11 Lalan 5.441 8.788

12 Lawang Wetan* -

13 Babat Supat - -

14 Tungkal Jaya - -

Sumber : Hasil analisis 2011

Rencana Pengembangan Kebutuhan Pengelolaan Air Limbah

1. Bagi Kecamatan yang memiliki Jumlah penduduk besar dan pertumbuhan yang cepat

seperti di Kecamatan Sungai lilin, Kecamatan Sekayu, Kecamatan Bayung Lencir, Babat

Toman dan Lais di arahkan pengembangannya mengunakan sistem komunal

2. Bagi kecamatan yang memiliki jumlah penduduk tidak terlalu tinggi seperti Batanghari

Leko, Plakat Tinggi, Sangga Desa, Sungai Keruh, Keluang dan Lalan di arahkan

mengunakan sistem septic tank

D. Limbah Industri dan Pertambangan

Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun

domestik. Berdasarkan karakteristiknya limbah industri dapat dibagi menjadi 4 (empat) bagian :

Page 58: Bab 3 rev 02

III-24

LAPORAN RENCANA TATA RUANG KABUPATEN MUSI BANYUASIN 2011-2031

Limbah cair biasanya dikenal sebagai entitas pencemar air. Komponen pencemaran air pada

umumnya terdiri dari bahan buangan padat, bahan buangan organik, dan bahan buangan

anorganik.

Limbah padat.

Limbah gas dan partikel.

Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Merupakan sisa suatu usaha atau kegiatan

yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracun yang karena sifat, konsentrasinya,

dan jumlahnya secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan, merusak, dan

dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta

makhluk hidup lainnya. PengelolaanLimbah B3 adalah rangkaian kegiatan yang mencakup

reduksi, penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan, dan

penimbunan limbah B3. Pengelolaan Limbah B3 ini bertujuan untuk mencegah,

menanggulangi pencemaran dan kerusakan lingkungan, memulihkan kualitas lingkungan

tercemar dan meningkatan kemampuan dan fungsi kualitas lingkungan.

Tujuan dari pengelolaan limbah industri dan pertambangan, terutama yang termasuk dalam

kategori limbah B3 adalah untuk mencegah dan menanggulangi pencemaran dan/atau

kerusakan lingkungan hidup yang diakibatkan oleh limbah B3 serta melakukan pemulihan

kualitas lingkungan yang sudah tercemar sehingga kembali kefungsi awalnya.Pengelolaan

limbah B3 sesuai dengan PP 19/1994 dan disempurnakan dengan PP 12/1995. Kemudian

diganti dengan PP 18/1999 yang selanjutnya disempurnakan dengan PP 85/1999. Menurut PP

18/99 jo PP 85/99, pengertian limbah B3 : “setiap limbah yang mengandung bahan berbahaya

dan/atau beracun yang karena sifat dan/atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik secara

langsung maupun tidak langsung dapat merusak dan/atau mencemarkan lingkungan hidup

dan/atau dapat membahayakan kesehatan manusia”. Terdapat beberapa hal yang perlu

diperhatikan dalam upaya pengelolaan industri dan hasil limbahnya (B3) terutama di Sumatera

Selatan diperlukan pendekatan melalui :

1) Penerapan “produksi bersih dan minimisasi limbah” bagi industri. Teknologi end pipe

treatment yang dipakai yang sebenarnya merupakan teknologi kuno (sunset technology)

yang telah lama ditinggalkan oleh negara-negara maju. Konsep clean technology melalui

Page 59: Bab 3 rev 02

III-25

LAPORAN RENCANA TATA RUANG KABUPATEN MUSI BANYUASIN 2011-2031

minimisasi limbah industri dengan modelreduce; recycle; reused; recovery dan

recuperation.

2) Pembenahan sistem hukum dan peraturan yang telah ada, baik itu untuk limbah yang

dihasilkan maupun untuk lintas batas limbah B3. Peraturan yang ada seperti AMDAL masih

jauh dari mencukupi untuk melakukan pengelolaan terhadap limbah, khususnya limbah B3.

Apalagi dengan lembaga dan sumberdaya manusia yang belum memadai. Sedangkan

untuk lintas batas limbah B3, Indonesia sebenarnya telah meratifikasi Konvensi Basel

melalui Kepres No. 61/1993 tentang Pengesahan Convension on The Control of

Transboundary Movements of Hazardous Wastes and Their Disposal.

3) Melakukan evaluasi, inventarisasi dan pengembangan terhadap sumberdaya yang dimiliki.

Tidak dapat dipungkiri bahwa sumber daya yang ada masih sangat lemah dan minim

dalam memahami persoalan lingkungan hidup.

4) Transparansi informasi kepada masyarakat luas, sehingga ada partisipasi aktif dari

masyarakat untuk ikut serta dalam usaha pelestarian lingkungan hidup. Salah satunya

adalah sosialisasi informasi mengenai limbah B3. Dengan begitu ada keterlibatan seluruh

stakeholders secara seimbang dan aktif untuk memecahkan setiap persoalan lingkungan

hidup.

Page 60: Bab 3 rev 02

III-26

LAPORAN RENCANA TATA RUANG KABUPATEN MUSI BANYUASIN 2011-2031

Pengelolaan Limbah Industri dan Pertambangan

Page 61: Bab 3 rev 02

III-27

LAPORAN RENCANA TATA RUANG KABUPATEN MUSI BANYUASIN 2011-2031

Rencana instalasi pengolahan air limbah

Page 62: Bab 3 rev 02

III-28

LAPORAN RENCANA TATA RUANG KABUPATEN MUSI BANYUASIN 2011-2031

Rencana prasarana lingkungan

Page 63: Bab 3 rev 02

III-29

LAPORAN RENCANA TATA RUANG KABUPATEN MUSI BANYUASIN 2011-2031

Peta rencana sistem jaringan prasarana

Page 64: Bab 3 rev 02

III-30

LAPORAN RENCANA TATA RUANG KABUPATEN MUSI BANYUASIN 2011-2031

Peta rencana struktur ruang 3.9