k 3 - rev. mar' 07

Upload: rary-sasoka

Post on 07-Apr-2018

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/3/2019 K 3 - Rev. Mar' 07

    1/27

    PEDOMAN SURVEI AKREDITASI RUMAH SAKIT

    PEDOMAN KHUSUS

    KESELAMATAN KERJA, KEBAKARAN, DAN

    KEWASPADAAN BENCANA

    Std. 1. FALSAFAH DAN TUJUAN.

    Rumah Sakit di bangun, dilengkapi dengan peralatan, dijalankan dan dipelihara sedemikian

    rupa untuk menjaga keamanan dan mencegah kebakaran serta persiapan menghadapi

    bencana. Hal ini bertujuan untuk menjamin dan menjaga keselamatan hidup pasien,

    pegawai, dan pengunjung.

    S1 (P1)

    Rumah Sakit menetapkan kebijakan tentang Keselamatan Kerja, Kebakaran dan

    Kewaspadaan Bencana ( selanjutnya disingkat K-3 ).

    Skor :

    0 = Tidak ada kebijakan dan tidak ada kegiatan tentang K-3.

    1 = Tidak ada kebijakan; Ada kegiatan tertentu tentang K-3 yang dibuat sendiri

    oleh unit kerja.

    2 = Ada kebijakan ditetapkan sendiri oleh unit kerja disertai kegiatannya..

    3 = Ada kebijakan ditetapkan pimpinan rumah sakit akan tetapi belum ada

    program dan kegiatannya.

    4 = Ada kebijakan ditetapkan pimpinan rumah sakit disertai program dan

    pelaksanaan kegiatan dalam program.

    5 = Ada kebijakan ditetapkan pimpinan rumah sakit disertai program dan

    pelaksanaan kegiatan dalam program. Terhadap program telah dilakukan

    evaluasi, rekomendasi dan tindak lanjutnya.

    DO : Falsafah dan Tujuan K-3 yang ditetapkan Standar 1 (satu) ini harus dijabarkan dalam

    bentuk KEBIJAKAN dan harus ditetapkan tertulis oleh pimpinan rumah sakit.Kebijakan

    K-3 ini harus menetapkan, antara lain, (1) Penyusunan organisasi pelaksana K-3

    (Tim/Panitia) lengkap dengan susunan keanggotaan dan uraian tugasnya, (2) tentang

    Fungsi Organisasi Pelaksana K-3, (3) Cakupan Program K-3. Penyusunan organisasi

    pelaksanaan K-3 mengacu pada Surat Edaran Direktur Jenderal Pelayanan Medik

    Tentang PK-3RS No. HK.00.06.6.4.0.1497 tanggal 27 Februari 1995 disertai dengan

    uraian tugas personalia dan wewenangnya.

    Kebijakan ini merupakan ketentuan umum mengacu pada peraturan perundang-

    undangan dibawah ini :

    Undang-Undang No. 1 th 1970 tentang Keselamatan Kerja. Undang-Undang No. 23 th 1992 tentang Kesehatan.

    Keputusan Menkes No.876/Menkes/SK/VIII/2001 tentang Pedoman Teknis Analisis

    Dampak Kesehatan Lingkungan

    Keputusan Menkes No 1405/Menkes/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan

    Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri

    Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1204/Menkes/SK/X/2004

    tentang Persyaratan Kesehatan lingkungan Rumah Sakit.

    139

  • 8/3/2019 K 3 - Rev. Mar' 07

    2/27

    Unit kerja adalah satuan organisasi yang ditetapkan dalam bagan (struktur) organisasi

    yang ditetapkan oleh pemiliknya.

    CP : * D : SK tentang kebijakan , surat edaran, bukti pelaksanaan kegiatan, dokumen

    evaluasi dan bukti tindak lanjut, himpunan peraturan perundang-undanganyang disebut pada DO paramerter ini.

    * O : --* W : Pimpinan rumah sakit, Panitia/Tim K-3, staf rumah sakit

    Skor :

    Keterangan / Catatan :

    140

  • 8/3/2019 K 3 - Rev. Mar' 07

    3/27

    Std. 2. ADMINISTRASI DAN PENGELOLAAN.

    Ditetapkan seorang pejabat sebagai Pimpinan yang bertanggungjawab atas pencegahan dan

    penanggulangan bahaya kebakaran dan bencana. Ada unit / tim dengan tugas menyusun dan

    menetapkan program keselamatan kerja.

    S2 (P1) Ditetapkan pedoman yang digunakan sebagai acuan melaksanakan program K-3.

    Skor :0 = Tidak ada pedoman.

    1 = Ada pedoman tidak tertulis.

    2 = Ada pedoman untuk sebagian kecil kegiatan program K-3.

    3 = Ada pedoman untuk sebagian besar kegiatan program K-3.

    4 = Ada pedoman untuk seluruh kegiatan program K-3.

    5 = Ada pedoman untuk seluruh kegiatan program K-3, disertai evaluasi terhadap

    pedoman, rekomendasi dan tindak lanjutnya

    DO : Yang dimaksud dengan pedoman adalah ketetapan tertulis dari pimpinanrumah sakit sebagai Petunjuk Pelaksanaan (JUKLAK) kebijakan tentang

    K-3 yang ditetapkan parameter S 1. P 1.

    Sebagian kecil adalah jika pedoman mencakup 50 % dari semua kegiatan

    dalam program K-3.Sebagian besar adalah jika pedoman mencakup lebih dari 75 % dari semua

    kegiatan dalam program K-3.

    CP : D : SK Pedoman/Juklak, Standard Operating Procedure (SOP) SuratEdaran, dokumen program dengan kerangka acuan

    O : --

    W : --

    Skor :

    Keterangan / Catatan :

    141

  • 8/3/2019 K 3 - Rev. Mar' 07

    4/27

    S2 (P2) Ada ketentuan tertulis tentang pengadaan jasa dan barang berbahaya.

    Skor :

    0 = Ada ketentuan tidak tertulis.

    1 = Ada ketentuan tertulis ditetapkan sendiri oleh bagian pengadaan jasa / barang

    dan belum mengacu pada standar MSDS.

    2 = Ada ketentuan tertulis ditetapkan bersama oleh bagian pengadaan jasa/barangdengan pengguna jasa/barang (user) ; belum mengacu pada standar MSDS.

    3 = Ada ketentuan tertulis ditetapkan bersama oleh bagian pengadaan jasa / barang

    dengan pengguna jasa/barang (user) mengacu pada standar MSDS.

    4 = Ada ketentuan tertulis ditetapkan bersama oleh pengguna jasa / barang

    dengan

    bagian pengadaan jasa / barang mengacu pada standar MSDS dan disahkan

    oleh pimpinan rumah sakit.

    5 = Ada ketentuan tertulis ditetapkan bersama oleh pengguna jasa / barang dengan

    bagian pengadaan jasa / barang mengacu pada standar MSDS dan disahkanoleh pimpinan rumah sakit. Telah dilakukan monitoring dan evaluasi

    pelaksanaan

    D O : * Jasa adalah semua pekerjaan jasa yang menggunakan bahan berisiko,seperti pestisida atau bahan kimia lainnya.

    MSDS (Material Safety Data Sheet atau LDP atau Lembar Data

    Pengaman) adalah lembar petunjuk yang berisi informasi tentang sifat

    fisika, kimia dari bahan berbahaya, jenis bahaya yang ditimbulkan,

    cara penanganan dan tindakan khusus yang berhubungan dengan

    keadaan darurat dalam penanganan bahan berbahaya. MSDS ini

    dikeluarkan oleh pabrik atau supplier.

    Ketentuan tertulis harus memuat bahwa pada waktu dilakukan

    pemesanaan barang berbahaya dicantumkan sebagai syarat dalam

    SPK/Kontrak bahwa supplier melampirkan MSDS.

    Jenis bahan berbahaya yang dimaksud disini dimuat di LampiranPeraturan Menteri Kesehatan Nomor 472/MENKES/PER/V/1996,

    tanggal 9 Mei 1996, tentang Pengamanan Bahan Berbahaya Bagi

    Kesehatan.

    Pimpinan rumah sakit harus menetapkan tertulis jenis / bahan B-3

    yang digunakan di rumah sakit.

    CP : D : Ketentuan tertulis tentang prosedur pengadaan, rencana dan syarat

    pengadaan, kontrak pengadaan, lembar MSDS barang/bahan

    berbahaya.

    O : Periksa jasa / barang hasil pengadaan sesuai spesifikasi dan syarat

    W : Staf pengadaan , pengguna jasa / barang

    Skor :

    Keterangan / Catatan :

    142

  • 8/3/2019 K 3 - Rev. Mar' 07

    5/27

    S 2 (P3) Ditetapkan ketentuan tentang Kesehatan Kerja, Kecelakaan Kerja dan

    Penyakit Akibat Kerja.

    Skor :

    0 = Tidak ada ketentuan tertulis

    1 = Ada ketentuan tidak tertulis2 = Ada ketentuan tertulis, pelaksanaan terbatas

    3 = Ada ketentuan tertulis, pelaksanaan pada sebagian besar pegawai

    4 = Ada ketentuan tertulis, pelaksanaan pada semua pegawai

    5 = Ada ketentuan tertulis, pelaksanaan pada semua pegawai yang bekerja di rumah

    sakit

    DO : Dalam ketentuan ini diatur tentang pemeriksaan kesehatan pra-pekerjaan,

    pemeriksaankesehatan berkala dan pemeriksaan khusus sesuai ketentuan,

    (1) Permenaker No.Per-02/MEN/1980, tgl. 13 Maret 1980 Tentang Pemeriksaan

    Tenaga Kerja dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja, (2) Permenaker

    No. Per-01/MEN/1981 Tentang Kewajiban Melaporkan Penyakit Akibat Kerja,

    (3) ketentuan lain yang terkait.

    C P : D : Ketentuan tertulis, bukti pemeriksaan, pelaporan kecelakaan kerja dan

    penyakit akibat kerja.

    O : --W : --

    Skor :

    Keterangan / Catatan :

    143

  • 8/3/2019 K 3 - Rev. Mar' 07

    6/27

    Std. 3. STAF DAN PIMPINAN.

    Pimpinan dan staf dari unit/panitia harus memiliki pengetahuan, ketrampilan, pengalaman

    dalam menanggulangi K3, upaya menjamin keselamatan kerja serta mencegah dan

    menanggulangi bahaya kebakaran dan bencana serta mampu melaksanakan pertolongan

    hidup dasar (basic life support).

    S3 (P1) Panitia / Tim K-3 RS dipimpin seorang dokter yang memiliki pengetahuan dan

    pengalaman dalam bidang K- 3.

    Skor :

    0 = Pimpinan bukan dokter dan tidak memiliki pengetahuan dan pengalaman

    dalam bidang K- 3.

    1 = Pimpinan bukan dokter dan memiliki pengetahuan dan pengalaman terbatas

    dalam bidang K 3.

    2 = Pimpinan seorang dokter dan memiliki pengetahuan dan pengalaman

    terbatas dalam bidang K 3.3 = Pimpinan seorang dokter, memiliki sertifikat K-3.

    4 = Pimpinan seorang dokter, memiliki sertifikat K-3 dengan masa kerja

    mengelola K-3 di rumah sakit paling sedikit 3 tahun.

    5 = Pimpinan seorang dokter, memiliki kualifikasi keahlian K-3 dengan masa

    kerja mengelola K 3 di rumah sakit paling sedikit 3 tahun.

    DO : Pengetahuan, ketrampilan, pengalaman :Terbatas : pernah mengikuti pertemuan ilmiah

    terbatas/workshop/seminar

    Sertifikat : pendidikan/pelatihan formal jangka pendek

    Keahlian : pendidikan formal pasca sarjana (S2) bidang K-3

    CP : * D : Ijazah/Sertifikat pendidikan/pelatihan K-3, SK pengangkatan,bukti masa kerja

    * O : --* W : Pimpinan dan staf unit

    Skor :

    Keterangan / Catatan :

    144

  • 8/3/2019 K 3 - Rev. Mar' 07

    7/27

    S3 (P2) Tersedia tenaga staf dan tenaga pendukung yang memadai dan terlatih.

    Skor :

    0 = Tidak ada tenaga staf dan tenaga pendukung.

    1 = Tenaga staf dan tenaga pendukung terbatas jumlahnya dan tidak terlatih.

    2 = Tenaga staf dan tenaga pendukung terbatas jumlahnya dan kurang terlatih.3 = Tenaga staf dan tenaga pendukung cukup jumlahnya akan tetapi kurang

    terlatih.

    4 = Tenaga staf dan tenaga pendukung cukup jumlahnya dan beberapa tenaga

    sudah terlatih.

    5 = Tenaga staf dan tenaga pendukung cukup jumlahnya dan semua tenaga sudah

    terlatih.

    DO : Tenaga pendukung ialah pegawai yang melaksanakan fungsi K3. Staf adalahtenaga yang menjadi anggota Panitia/Unit/Tim K 3.

    Terlatih : mengikuti pelatihan terus menerus/rutin min. 2 x setahun.

    Kurang terlatih : mengikuti pelatihan jarang dan tidak teratur.

    Setiap rumah sakit harus membuat sendiri pola ketenagaan untukmenentukan jumlah tenaga pendukung yang dibutuhkan. Kriteria kecukupan

    jumlah dalam parameter di lihat dari pola ketenagaan ini.

    CP : * D : Pola ketenagaan, daftar pegawai, daftar pegawai yang mengikuti

    pelatihan, sertifikat pelatihan, struktur organisasi Panitia/Tim K-3

    RS dengan personalianya

    * O : --

    * W : Ketua Panitia / Tim K-3 RS.

    Skor :

    Keterangan / Catatan :

    145

  • 8/3/2019 K 3 - Rev. Mar' 07

    8/27

    Std. 4. FASILITAS DAN PERALATAN.

    Tersedia fasilitas dan peralatan yang cukup serta siap pakai terus menerus untuk menunjang

    program keselamatan kerja, menanggulangi bahaya kebakaran dan bencana.

    S4 (P1) Ditetapkan sistem komunikasi untuk memenuhi berbagai kebutuhan.

    Skor :

    0 = Sarana komunikasi sangat minim, tidak ada prosedur tertulis.

    1 = Sarana komunikasi terbatas , tidak ada prosedur tertulis.

    2 = Sarana komunikasi memadai, tidak ada prosedur tertulis.

    3 = Sarana komunikasi memadai, ada prosedur tertulis

    4 = Sarana komunikasi baik, ada prosedur tertulis.

    5 = Sarana komunikasi baik disemua unit kerja, ada prosedur tertulis dan ada

    jadwal pengujian berkala.

    DO : Sarana kom.minim : tidak ada sistem komunikasi internal maupun eksternal

    (keluar rumah sakit) untuk keperluan K 3

    Sarana kom.terbatas : hanya ada sistem komunikasi internalSar. kom. memadai : ada sistem komunikasi internal. Komunikasi keluar

    rumah sakit melalui telepon sentral

    Sarana kom. baik : ada komunikasi internal dan komunikasi keluar rumah

    sakit langsung tanpa lewat telepon sentral

    Prosedur tertulis harus memuat tata cara penggunaan sarana komunikasi

    (telepon, radio, intenet,dll.), daftar nomor telepon internal/keluar yang terkait

    dengan K 3, kewenangan penggunaan sarana komunikasi.

    Sistem komunikasi harus mencakup seluruh komunikasi yang ada, baik

    internal maupun eksternal, lengkap dengan berbagai jenis sarana, prasarana

    dan media yang dipergunakan.

    CP : D : Penetapan tentang sistem komunikasi, prosedur tertulis. O : --

    * W : Pimpinan rumah sakit, Ketua K-3, petugas dan staf.

    Skor :

    Keterangan / Catatan :

    146

  • 8/3/2019 K 3 - Rev. Mar' 07

    9/27

    S4 (P2)

    Ada sertifikasi dan program pemeliharaan/perbaikan peralatan.

    Skor :

    0 = Tidak ada sertifikasi dan program pemeliharaan.

    1 = Tidak ada sertifikasi. Pemeliharaan, tanpa program, dilakukan bila adapermintaan.

    2 = Tidak ada sertifikasi. Program pemeliharaan ada, pelaksanaan program tidakteratur.

    3 = Ada sertifikasi sebagian. Program pemeliharaan ada, pelaksanaan program

    teratur.

    4 = Ada sertifikasi mayor. Program pemeliharaan ada, pelaksanaan program

    teratur.

    5 = Ada sertifikasi semua peralatan. Program pemeliharaan ada, pelaksanaan

    program teratur.

    DO : Sertifikasi kelaikan adalah pemberian sertifikat kelaikan peralatan yang

    ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan, yaitu lift, instalasi

    listrik, genset, penangkal petir, instalasi alarm kebakaran, bejana tekan,

    bejana uap, instalasi radiologi, laboratorium, pengolah limbah, peralatanlaboratorium tertentu. Sertifikasi mayor (major compliance) adalah

    sertifikasi mutlak harus ada untuk penangkal petir, instalasi radiologi

    dan lain-lain sesuai daftar yang dimuat dalam peraturan perundang-

    undangan Departemen Tenaga Kerja, Departemen Kesehatan,BAPETEN.

    Sertifikasi yang ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan , antara

    lain, lift, listrik, genset, penangkal petir, radiologi, peralatan

    laboratorium tertentu.

    Program pemeliharaan teratur bila pemeliharaan dilakukan menurut

    jadwal tertentu mencakup semua peralatan yang ada di RS.

    Sertifikasi dianggap ada apabila sertifikat yang ada masih berlaku.

    CP : * D : Program pemeliharaan, bukti pelaksanaan program, prosedur pemeliharaan, daftar peralatan yang perlu sertifikasi, bukti

    sertifikat

    * O : Periksa peralatan

    * W : Pimpinan rumah sakit, Ketua K 3, staf pemeliharaan peralatan

    Skor :

    Keterangan / Catatan :

    147

  • 8/3/2019 K 3 - Rev. Mar' 07

    10/27

    S4 (P3) Tersedia peralatan pelindung diri yang digunakan secara benar disertai prosedur

    tertulis cara penggunaannya serta dipelihara dalam kondisi layak pakai.

    Skor :

    0 = Tidak ada peralatan pelindung diri ; tidak ada prosedur tertulis.1 = Ada peralatan pelindung diri, tidak lengkap, tidak digunakan secara benar; tidak

    ada prosedur tertulis.2 = Ada peralatan pelindung diri, tidak lengkap, digunakan secara benar; tidak ada

    prosedur tertulis.

    3 = Ada peralatan pelindung diri, lengkap, digunakan secara benar; tidak ada prosedur

    tertulis.

    4 = Ada peralatan pelindung diri, lengkap, digunakan secara benar; Ada prosedur

    tertulis.

    5 = Ada peralatan pelindung diri, lengkap, terpelihara baik, dan digunakan secara

    benar; Ada prosedur tertulis lengkap.

    DO : Peralatan pelindung diri yaitu Masker, topi, kacamata, sarung tangan, apron,

    tali, dsb sesuai dengan sesuai UU Depnaker No. 1 tahun 1970 tentang

    Keselamatan Kerja.Prosedur tertulis lengkap adalah prosedur yang memuat keharusan semua

    pegawai di daerah kerja tertentu memakai pelindung diri, dilengkapi dengan

    cara-cara menggunakan pelindung diri secara benar dan pemeriksaan serta

    pemeliharaan peralatannya secara berkala.Pimpinan RS harus menetapkan secara tertulis jenis dan jumlah alat pelindung

    diri yang harus ada dirumah sakit, dimana dan pada saat apa dipergunakan

    serta siapa yang mempergunakan alat pelindung diri tersebut.

    CP : * D : SK pimpinan RS, prosedur tertulis, daftar peralatan pelindung diri.

    * O : Lapangan.* W : Petugas / staf.

    Skor :

    Keterangan / Catatan :

    148

  • 8/3/2019 K 3 - Rev. Mar' 07

    11/27

    S4 (P4) Semua peralatan harus dilengkapi dengan manual.

    Skor :

    0 = Tidak ada manual.

    1 = Ada manual untuk sebagian kecil peralatan dan tidak jelas.2 = Ada manual untuk sebagian kecil peralatan; manual jelas.

    3 = Ada manual untuk sebagian besar peralatan; manual tidak jelas.4 = Ada manual untuk sebagian besar peralatan; manual jelas.

    5 = Ada manual untuk semua peralatan; manual jelas.

    DO : Manual adalah informasi atau keterangan dari pabrik/supplier peralatan

    yang menjelaskan cara-cara menghidupkan/menjalankan peralatan.

    Manual harus disajikan dalam Bahasa Indonesia, singkat dan jelas

    urutan prosedur dan maksudnya.

    Manual ini harus selalu tersedia pada peralatan dan dapat dibaca oleh

    setiap orang.

    Yang dimaksud dengan sebagian kecil adalah jika manual hanya

    tersedia untuk 25 % dari jumlah peralatan yang harus disediakan

    manualnya. Sebagian besar adalah jika manual tersedia untuk lebih dari75 % dari jumlah peralatan yang harus disediakan manualnya.

    Manual jelas adalah jika kalimat manual dapat dimengerti maksudnya

    oleh setiap orang yang membacanya.

    CP : * D : Daftar peralatan, manual

    * O : Manual disetiap peralatan atau tempat-tempat yang dapat dilihat.

    * W : Petugas dan staf, disertai praktek menghidupkan mesin.

    Skor :

    Keterangan / Catatan :

    149

  • 8/3/2019 K 3 - Rev. Mar' 07

    12/27

    S4 (P5)

    Tersedia tempat menyimpan bahan berbahaya dan prosedur tertulis cara

    memperlakukannya.

    Skor :

    0 = Tidak ada tempat dan prosedur.1 = Ada tempat, tidak aman ; tidak ada prosedur.

    2 = Ada tempat, cukup aman; tidak ada prosedur.3 = Ada tempat, aman ; tidak ada prosedur.

    4 = Ada tempat, aman ; ada prosedur.

    5 = Ada tempat, aman ; ada prosedur disertai rambu/tanda khusus.

    DO : Lokasi dan tempat penyimpanan berdasarkan peraturan / prosedur untuk

    mengamankan bahan berbahaya dari Ditjen POM (Pengawasan Obat dan

    Makanan).

    Prosedur adalah ketentuan tertulis tentang cara memperlakukan (handling),

    cara menyimpannya, cara menanggulangi jika terjadi kontaminasi bahan

    berbahaya dan jenis alat pelindung diri yang harus dipakai, sesuai dengan

    MSDS.

    Lokasi dan tempat penyimpanan bahan berbahaya ini harus digambarkandengan tanda khusus di denah rumah sakit.

    Rambu/tanda khusus adalah peringatan dengan tanda gambar khusus yang

    menjelaskan bahwa tempat dengan gambar tersebut termasuk daerah/tempat

    berbahaya.

    CP : * D : Ketentuan tertulis/prosedur tentang penyimpanan/pengamanan bahan

    berbahaya, denah RS,

    * O : Lokasi yang sesuai dengan prosedur, rambu/tanda khusus

    * W : --

    Skor :

    Keterangan / Catatan :

    150

  • 8/3/2019 K 3 - Rev. Mar' 07

    13/27

    S4 (P6) Tersedia alat perlengkapan keamanan pasien.

    Skor :

    0 = Tidak tersedia alat perlengkapan keamanan pasien.

    1 = Tersedia hanya 1 - 2 jenis dengan jumlah terbatas pada tempat-tempat tertentu saja.2 = Tersedia jenis dan jumlah terbatas pada tempat-tempat tertentu saja.

    3 = Tersedia jenis dan jumlah cukup pada tempat-tempat tertentu saja.4 = Tersedia jenis dan jumlah lengkap pada tempat-tempat tertentu saja.

    5 = Tersedia jenis dan jumlah lengkap pada semua tempat sesuai ketentuan.

    DO : Alat perlengkapan keamanan pasien antara lain :

    a. Pegangan sepanjang tangga.

    b. Toilet dilengkapi dengan pegangan tangan dan bel panggil.

    c. Pintu dapat dibuka dari luar.

    d. Tempat tidur dilengkapi penahan pada tepinya dengan jarak terali lebih

    kecil dari kepala anak.

    e. Sumber listrik mempunyai penutup / pengaman.

    f. Pemasokan oksigen yang cukup pada tempat-tempat penting.

    g. Tersedia alat penghisap dalam keadaan gawat darurat (emergency suction).h. Ada tenaga listrik pengganti bagi ruangan dan peralatan medis yang vital.

    Jumlah terbatas : Kurang dari 4 alat perlengkapan yang disebutkan diatas.

    Jumlah cukup : Tersedia 4 - 7 alat perlengkapan yang disebutkan diatas.Jumlah lengkap : Tersedia semua perlengkapan yang disebutkan diatas.

    CP : D : Ketentuan tentang perlengkapan keamanan pasien

    O : Lapangan.

    W : --

    Skor :

    Keterangan / Catatan :

    151

  • 8/3/2019 K 3 - Rev. Mar' 07

    14/27

    S4 (P7)

    Ditetapkan sistem alarm kebakaran, sistem mendeteksi api / kebakaran dan

    penyediaan alat pemadam api / kebakaran.

    Skor :

    0 = Tidak ada sistem alarm/mendeteksi kebakaran; tidak ada alat pemadamapi/kebakaran.

    1 = Tidak ada sistem alarm kebakaran/sistem mendeteksi api/kebakaran; tersediaalat pemadam api/kebakaran tidak cukup jumlahnya.

    2 = Ada sistem alarm kebakaran, tidak ada sistem deteksi api/kebakaran; tersedia

    alat pemadam api/kebakaran api hampir cukup jumlahnya.

    3 = Ada sistem alarm kebakaran, ada sistem mendeteksi api/kebakaran; tersedia

    peralatan pemadam api/kebakaran hampir cukup jumlahnya.

    4 = Ada sistem alarm kebakaran, tidak ada sistem mendeteksi api/kebakaran;

    tersedia peralatan pemadam api cukup jumlahnya.

    5 = Ada sistem alarm kebakaran, ada sistem mendeteksi api/kebakaran; tersedia

    alat pemadam api/kebakaran cukup jumlahnya.

    DO : Yang dimaksud dengan cukup jumlahnya adalah jumlah pemadam

    kebakaran sesuai dengan ketentuan dalam Permenaker nomor04/Men/1980 tgl. 14 April tahun 1980 tentang Syarat-syarat

    Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan.

    Ketentuan tentang sistem deteksi diatur, antara lain, dalam Permenaker

    No. 02/Men/1983, tgl. 10 Agustus 1983 Tentang Instalasi AlarmKebakaran Automatik.

    Sistem alarm kebakaran ini harus ditetapkan tertulis oleh pimpinan RS

    dan harus diketahui oleh semua petugas serta diadakan

    pelatihan/simulasi bagaimana sistem ini dapat berjalan dengan baik.

    CP : * D : Ketetapan tentang sistem alarm/ dan sistem deteksi kebakaran,

    program pelatihan menanggulangi kebakaran.

    * O : Lapangan.* W : Ketua Panitia/Tim K-3, Satpam.

    Skor :

    Keterangan / Catatan :

    152

  • 8/3/2019 K 3 - Rev. Mar' 07

    15/27

    S4 (P8) Tersedia rambu-rambu atau tanda-tanda khusus untuk jalan keluar bagi evakuasi

    pasien apabila terjadi bencana.

    Skor :

    0 = Tidak ada rambu-rambu / tanda-tanda khusus.1 = Ada rambu-rambu / tanda-tanda khusus tidak jelas.

    2 = Ada rambu-rambu / tanda-tanda khusus jelas, akan tetapi hanya tersedia dibeberapa tempat.

    3 = Ada rambu-rambu / tanda-tanda khusus jelas dan tersedia disemua tempat;

    4 = Ada rambu-rambu / tanda-tanda khusus jelas dan tersedia di semua tempat;

    dilengkapi dengan denah dan sistem kewaspadaan bencana.

    5 = Ada rambu-rambu / tanda-tanda khusus jelas dan tersedia di semua tempat;

    dilengkapi dengan sistem kewaspadaan bencana, denah serta dilengkapi alat-

    alat penyelamatan jiwa khusus.

    DO : Pimpinan RS harus menetapkan denah rumah sakit dan mencantumkan

    dalam denah tersebut tanda untuk dipakai khusus sebagai jalan keluar bagi

    pasien jika terjadi bencana. Denah ini harus disebarluaskan keseluruh

    ruangan di RS agar semua orang, termasuk pasien dan pengunjang RS,dapat melihat dan membacanya.

    Sistem kewaspadaan bencana yang dimaksud disini adalah, antara lain,

    sistem alarm kebakaran, sistem deteksi api/kebakaran, tempat-tempat

    tersedianya alat pemadam kebakaran, tanda-tanda larangan, sistemkomunikasi yang handal, pelatihan secara teratur menanggulangi

    kebakaran atau bencana lain.

    Alat atau fasilitas penyelamatan jiwa khusus adalah, antara lain, lampu

    darurat yang menyala otomatis jika saluran PLN padam, pintu-pintu dapat

    dibuka dari luar, ram (jalan miring) / pintu darurat cukup lebar untuk

    brankar, setiap ruangan untuk menampung lebih dari 60 orang dilengkapi

    dengan paling sedikit 2 pintu keluar , tanda-tanda khusus K-3 di tempat-

    tempat berbahaya

    CP : D : Denah RS, program pelatihan kewaspadaan bencana (disaster program).

    O : Tempat-tempat berbahaya, ruang rawat inap.

    W : Ketua Panitia/Tim K-3 RS.

    Skor :

    Keterangan / Catatan :

    153

  • 8/3/2019 K 3 - Rev. Mar' 07

    16/27

    S4 (P9)

    Tersedia fasilitas sanitasi yang memenuhi persyaratan.

    Skor :

    0 = Tidak tersedia fasilitas sanitasi yang memenuhi persyaratan.

    1 = Ada fasilitas sanitasi , tidak memenuhi persyaratan.2 = Ada fasilitas sanitasi sederhana, tidak memenuhi persyaratan.

    3 = Ada fasilitas sanitasi sederhana , memenuhi persyaratan.4 = Ada fasilitas sanitasi lengkap, sebagian memenuhi persyaratan.

    5 = Ada fasilitas sanitasi lengkap, memenuhi persyaratan.

    DO : - Yang dimaksud dengan fasilitas sanitasi sederhana adalah jika

    tersedia fasilitas penyediaan air, toilet, kamar mandi dan pembuangan

    sampah.

    - Fasilitas sanitasi lengkap adalah fasilitas penyediaan air, toilet, kamar

    mandi, pembuangan sampah, pengendalian tikus dan serangga,

    pembuangan limbah.

    - Fasilitas sanitasi memenuhi persyaratan jika sesuai dengan

    persyaratan yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan

    Republik Indonesia Nomor 1204/Menkes/SK/X/2004 tentangPersyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit dan Keputusan

    Menkes Nomor : 1405/Menkes/SK/XI/2002 tentang Persyaratan

    Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri.

    CP : * D : Program sanitasi RS, Juklak dan prosedur

    * O : Lapangan

    * W : Wadir RS, Ketua Panitia/Tim K-3.

    Skor :

    Keterangan / Catatan :

    154

  • 8/3/2019 K 3 - Rev. Mar' 07

    17/27

    S4. (P 10) Tersedia fasilitas untuk menangani limbah padat, cair dan gas.

    Skor :

    0 = Tidak ada fasilitas.

    1 = Ada fasilitas untuk menangani limbah padat.

    2 = Ada fasilitas untuk menangani limbah padat dan cair.

    3 = Ada fasilitas untuk menangani limbah padat, cair dan gas.

    4 = Ada fasilitas untuk menangani limbah padat, cair dan gas disertai program

    pemeliharaannya dan evaluasi berkala5 = Ada fasilitas untuk limbah padat, cair dan gas disertai program

    pemeliharaannya disertai evaluasi berkala dengan hasil pengolahan masih

    dalam standar/nilai normal/fasilitas masih berfungsi dengan baik

    DO : Limbah padat adalah bahan atau barang buangan baik medis maupun

    non medis akibat kegiatan pelayanan rumah sakit.

    Limbah gas adalah bahan buangan sebagai hasil proses kimiawi.

    Limbah cair adalah cairan yang mengandung bahan kimia, bahan

    infeksius dan radio aktif.

    Yang diartikan dengan fasilitas adalah bangunan atau peralatan untukmenangani limbah.dilengkapi dengan prosedur dan jadual pemantauan

    CP : * D : Program pemeliharaan fasilitas pengolahan limbah

    * O : Fasilitas di lapangan

    * W: Petugas lapangan

    Skor :

    Keterangan / Catatan :

    155

  • 8/3/2019 K 3 - Rev. Mar' 07

    18/27

    Std. 5. KEBIJAKAN DAN PROSEDUR.

    Kebijakan, prosedur, peraturan, dan pedoman tertulis harus diterapkan di tiap unit kerja

    dan berlaku bagi setiap orang dalam upaya mencapai keselamatan kerja serta mencegah

    dan menanggulangi bahaya kebakaran dan bencana.

    S5 (P1) Di lingkungan rumah sakit ditetapkan dengan jelas tempat-tempat yang dianggapberisiko.

    Skor :

    0 = Tidak ada ketentuan.

    1 = Ada ketentuan tidak tertulis.

    2 = Ada ketentuan tertulis oleh unit kerja.

    3 = Ada ketentuan tertulis tidak lengkap oleh pimpinan rumah sakit disertai

    denah.

    4 = Ada ketentuan tertulis lengkap oleh pimpinan rumah sakit disertai denah.

    5 = Ada ketentuan tertulis lengkap oleh pimpinan rumah sakit disertai denah dan

    diketahui oleh semua pegawai.

    DO : Yang dimaksud dengan ketentuan tertulis adalah penetapan secara resmi oleh

    pimpinan RS tentang daerah atau tempat yang dianggap berisiko dan diberi

    tanda dan peringatan khusus.Yang diartikan dengan lengkap adalah jika penetapan melipuiti semua daerah/

    tempat yang dianggap berisiko.

    Tempat berisiko, adalah daerah atau tempat :- dengan curahan kaustik / bahan kimia yang banyak.

    - penyimpanan bahan mudah menguap dan mudah terbakar.

    - penyimpanan, penggunaan bahan-bahan radioaktif.

    - tegangan tinggi.

    - bahan infeksius atau adanya paparan tinggi penularan penyakit.

    Unit kerja yang dianggap berisiko adalah, antara lain, laboratorium., radiologi,farmasi, sterilisasi sentral, kamar operasi, gentset, kamar isolasi penyakit menular.

    Yang dimaksud dengan diketahui oleh semua pegawai adalah adanya tempat

    berisiko ini disosialisasikan kepada semua pegawai, dibuat edaran dengan dilampiri

    denah RS, serta denah ditempatkan diberbagai tempat di rumah sakit sehingga semua

    orang dapat mudah melihat/membaca.Contoh tanda khusus pada lokasi adalah : Awas, Bahan Berbahaya, Di larang

    merokok, mudah terbakar, tegangan tinggi, dll.

    CP : * D : Penetapan Pimpinan rumah sakit, Denah rumah sakit, Edaran

    * O : Lahan rumah sakit, tempat penyimpanan alkohol, farmasi

    * W : Petugas.

    Skor :

    Keterangan / Catatan :

    156

  • 8/3/2019 K 3 - Rev. Mar' 07

    19/27

    S5 (P2)

    Ada ketentuan tertulis tentang cara menanggulangi apabila terjadi kontaminasi

    bahan beracun dan berbahaya (B3) .

    Skor :

    0 = Tidak ada ketentuan .1 = Ada ketentuan tidak tertulis.

    2 = Ada ketentuan tertulis ditetapkan sendiri oleh unit kerja.3 = Ada ketentuan tertulis ditetapkan pimpinan rumah sakit, belum ada

    pelatihan.

    4 = Ada ketentuan tertulis ditetapkan pimpinan rumah sakit, sudah ada

    pelatihan.

    5 = Ada ketentuan tertulis ditetapkan pimpinan rumah sakit, sudah ada pelatihan;

    sudah dilakukan evaluasi, rekomendasi dan tindak lanjut terhadap ketentuan

    tertulis.

    DO : Yang dimaksud dengan ketentuan tertulis adalah kebijakan dan

    prosedur menangani, menentukan tempat menyimpan, cara menyimpan

    B3, langkah-langkah jika terjadi kontaminasi, alur pelaporan dan tindak

    lanjutnya.Kontaminasi adalah, misalnya terkena tumpahan bahan kimia,

    radioaktif, dll.

    CP : * D : Kebijakan, prosedur, program pelatihan dan pelaksanaanpelatihan; dokumen evaluasi dan tindak lanjutnya.

    * O : Tempat menyimpan B3.

    * W : Kepala unit kerja tempat menyimpan B3.

    Skor :

    Keterangan / Catatan :

    157

  • 8/3/2019 K 3 - Rev. Mar' 07

    20/27

    S5 (P3) Sarana dan Prasarana yang ada harus mengikuti ketentuan perijinan peraturan

    perundang- undangan yang berlaku.

    Skor :

    0 = Sarana dan prasarana belum mengikuti ketentuan peraturan perundang- undangan .

    1 = Sarana dan prasarana hanya sebagian kecil mengikuti ketentuan peraturan

    perundangan-undangan.

    2 = Sarana dan prasarana hanya setengahnya mengikuti peraturan perundang-

    undangan .3 = Sarana dan prasarana sebagian besar telah mengikuti ketentuan peraturan-undangan

    4 = Sarana dan prasarana semuanya telah mengikuti ketentuan peraturan perundang-

    undangan.

    5 = Sarana dan Prasarana semuanya telah mengikuti ketentuan peraturan perundang-

    undangan disertai evaluasi berkala.

    DO : 1 . Persetujuan / perijinan yang dimaksud disini adalah :

    Izin Mendirikan Bangunan

    Izin Penggunaan Bangunan khusus untuk DKI Jakarta Raya

    Izin berdasarkan Undang-undang Gangguan.

    Rekomendasi Dinas Pemadam Kebakaran.

    Deepwell khusus unrtuk DKI Jakarta Raya

    Izin Operasional Rumah Sakit untuk RS Swasta dan BUMN

    Izin Pemakaian Lift.

    Izin Instalasi Listrik

    Izin Pemakaian Diesel

    Izin Instalasi Petir

    Izin Pemakaian Boiler

    Penggunaan Radiasi

    2 . Sebagian kecil jika 25 % atau kurang dari sarana dan prasaranamengikuti ketentuan peraturan perundang-undangan.

    3 . Sebagian besar jika 75 % atau lebih dari sarana dan prasarana

    mengikuti ketentuan peraturan perundang-undangan.

    CP : D : Bukti ijin yang masih berlakuO : Lapangan

    W : Pimpinan RS

    Skor :

    Keterangan / Catatan :

    158

  • 8/3/2019 K 3 - Rev. Mar' 07

    21/27

    S5 (P4) Ditetapkan program penyehatan lingkungan rumah sakit.

    Skor :0 = Tidak ada ketentuan.

    1 = Ada ketentuan tidak tertulis.2 = Ada ketentuan tertulis tidak lengkap ditetapkan sendiri-sendiri oleh unit

    kerja.

    3 = Ada ketentuan tertulis lengkap ditetapkan sendiri-sendiri oleh unit kerja.

    4 = Ada ketentuan tertulis tidak lengkap ditetapkan pimpinan rumah sakit

    5 = Ada ketentuan tertulis lengkap ditetapkan pimpinan rumah sakit disertai

    evaluasi dan tindak lanjut.

    DO : Program Penyehatan Lingkungan rumah sakit meliputi :

    1. Penyehatan lingkungan kerja.

    2. Penyehatan makanan & minuman.

    3. Penyehatan air.4. Penyehatan tempat pencucian.

    5. Penanganan sampah dan limbah.

    6. Pengendalian serangga dan tikus.

    7. Sterilisasi / Desinfeksi.8. Perlindungan Radiasi.

    9. Upaya Penyuluhan kesehatan lingkungan.

    Yang dimaksud dengan ketentuan tertulis adalah ditetapkan program

    kegiatan secara tertulis, dilengkapi dengan kerangka acuan program, jadwal

    kegiatan dan laporan pelaksanaan kegiatan.

    Evaluasi yang diharapkan adalah peninjauan terhadap pelaksanaan program.Yang dimaksud dengan lengkap adalah jika ketentuan meliputi 9 cakupan

    program kegiatan yang tersebut di D O parameter ini.Rujukan yang digunakan membuat program ini adalah Keputusan Menteri

    Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1204/Menkes/SK/X/2004 tentangPersyaratan Kesehatan lingkungan Rumah Sakit, Kep.Menkes

    No. : 907/Menkes/SK/V/2002 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan

    Kualitas Air Minum, Kep.Menkes No. : 1335/Menkes/SK/X/2002 tentang

    Standar Operasional Pengambilan dan Pengukuran Sampel Kualitas Udara

    Ruangan Rumah Sakit.

    CP : * D : Program kerja, pelaksanaan kegiatan, laporan pelaksanaan

    kegiatan, hasil evaluasi .

    * O : Dapur, CSSD/Sterilisasi, penampungan sampah, laundry, dll.

    * W : Petugas lapangan

    Skor :

    Keterangan / Catatan :

    159

  • 8/3/2019 K 3 - Rev. Mar' 07

    22/27

    S5 (P5) Ada ketentuan tertulis tentang larangan merokok dalam lingkungan rumah

    sakit.

    Skor :

    0 = Tidak ada ketentuan.1 = Ada ketentuan, tidak tertulis.

    2 = Ada ketentuan tertulis ditetapkan oleh unit kerja sendiri-sendiri.

    3 = Ada ketentuan tertulis ditetapkan oleh pimpinan rumah sakit,

    disebarluaskan.

    4 = Ada ketentuan tertulis ditetapkan oleh pimpinan rumah sakit, disebarluaskan

    dan dilaksanakan oleh semua staf.

    5 = Ada ketentuan tertulis ditetapkan oleh pimpinan rumah sakit, disebarluaskan

    dan dilaksanakan oleh semua staf, dilakukan evaluasi dan tindak lanjut.

    DO : Pimpinan rumah sakit harus menetapkan dengan jelas larangan

    merokok bagi semua orang yang berada di lahan/lingkungan rumah

    sakit. Larangan merokok ini harus disebarluaskan agar diketahui dandipatuhi semua pegawai rumah sakit. Di berbagai tempat-tempat

    strategik di lingkungan rumah sakit harus dibuat/ditampilkan dalam

    tulisan jelas adanya larangan merokok.

    CP : * D : SK, Surat Edaran

    * O : Tanda - tanda dilarang merokok di berbagai tempat.

    * W : --

    Skor :

    Keterangan / Catatan :

    160

  • 8/3/2019 K 3 - Rev. Mar' 07

    23/27

    S5 (P6) Ditetapkan Program dan Petunjuk Pelaksanaan (JUKLAK) Pencegahan dan

    Penanggulangan Bencana ( Disaster Program ).

    Skor :

    0 = Tidak ada program dan tidak ada Juklak.1 = Ada Program tidak jelas dan tidak disertai Juklak, ditetapkan sendiri oleh

    unit kerja

    2 = Ada Program tidak jelas disertai dengan Juklak, ditetapkan sendiri oleh unit

    kerja.

    3 = Ada Program jelas tidak disertai dengan Juklak , ditetapkan pimpinan rumah

    sakit.

    4 = Ada Program jelas disertai dengan Juklak, ditetapkan pimpinan rumah sakit.

    5 = Ada Program jelas disertai Juklak, ditetapkan pimpinan rumah sakit, disertaiadanya pelatihan secara teratur melaksanakan disaster program.

    DO : Disaster program ini harus mencakup dua kejadian bencana :

    1. Bencana yang terjadi didalam rumah sakit2. Bencana yang terjadi diluar rumah sakit dan rumah sakit harus

    menampung dan atau ikut menanggulanginya.

    Program jelas jika dilengkapi dengan kerangka acuan, jenis kegiatan

    dalam program, pelaksanaan kegiatan progran dan laporan

    pelaksanaannya.

    Juklak adalah petunjuk untuk melaksanaan disaster program disertai

    dengan uraian tugas, fungsi dan wewenang berbagai unit kerja terkait

    dengan disaster program. Contohnya adalah uraian tugas, fungsi dan

    wewenang Kepala Unit Gawat Darurat dalam menghadapi dan

    menanggulangi bencana yang timbul di rumah sakit atau diluar rumah

    sakit.

    Rumah sakit harus mengadakan simulasi atau pelatihan secara teraturdengan tujuan agar petugas rumah sakit memahami tugas dan fungsinya

    masing-masing jika terjadi bencana.

    CP : * D : SK tentang program dilengkapi dengan kerangka acuan, organisasi

    di rumah sakit pada waktu menanggulangi bencana, program

    pelatihan, sistem pencatatan dan pelaporan.

    * O : Petunjuk tertulis di lokasi strategis yang mudah terbaca oleh

    umum.

    * W : Direksi, Panitia/Tim K-3 Rumah Sakit.

    Skor :

    Keterangan / Catatan :

    161

  • 8/3/2019 K 3 - Rev. Mar' 07

    24/27

    Std. 6. PENGEMBANGAN STAF DAN PROGRAM PENDIDIKAN.

    Adanya program tertulis tentang pendidikan dan pelatihan bagi staf untuk meningkatkan

    pengetahuan dan keterampilan dalam bidang keselamatan kerja, bahaya kebakaran dan

    bencana

    S6 (P1) Ditetapkan program dan jadwal pelatihan dan atau simulasi untuk semua

    pegawai rumah sakit di bidang Keselamatan Kerja, Kebakaran dan Kewaspadaan

    Bencana dan Kesehatan Lingkungan.

    Skor :

    0 = Tidak ada program dan jadwal pelatihan.

    1 = Ada program , tidak ada pelatihan.

    2 = Ada program , ada pelatihan oleh masing-masing unit kerja, tidak terjadwal teratur.

    3 = Ada program, ada pelatihan oleh masing-masing unit kerja, terjadwal teratur.

    4 = Ada program, ada pelatihan untuk sebagian besar pegawai rumah sakit.

    5 = Ada program, pelaksanaan lengkap, ada jadwal untuk semua pegawai rumah sakit,dievaluasi dan ditindak lanjuti.

    DO : Yang dimaksud dengan program adalah kegiatan menambahpengetahuan/pengalaman dan ketrampilan melalui seminar, workshop,

    pertemuan ilmiah, pendidikan lanjutan.

    Yang dimaksud dengan pelatihan adalah latihan praktek dalam bidang

    K-3 didalam maupun diluar rumah sakit.

    CP : * D : Kerangka acuan program, rencana dan pelaksanaan kegiatan program,

    daftar peserta, laporan pelaksanaan, evaluasi program.

    * O : --

    * W : Tim K-3, Pegawai rumah sakit, unit kerja Diklat.

    Skor :

    Keterangan / Catatan :

    162

  • 8/3/2019 K 3 - Rev. Mar' 07

    25/27

    Std. 7. EVALUASI DAN PENGENDALIAN MUTU.

    Adanya prosedur tertulis tentang pelaksanaan evaluasi dari program keselamatan kerja,

    kebakaran, dan bencana. Tersedia sarana konsultasi antara unit dengan unit lain dalam

    rumah sakit untuk mengembangkan teknik cara-cara baru yang tepat guna.

    S7 (P1) Ada evaluasi dari program dan pelaksanaannya yang berkaitan dengan K 3.

    Skor :

    0 = Tidak ada program K 3.

    1 = Ada program, tidak lengkap, belum dilaksanakan.

    2 = Ada program, lengkap, belum dilaksanakan.

    3 = Ada program, lengkap, belum semua dilaksanakan.

    4 = Ada program, lengkap, semua dilaksanakan.

    5 = Ada program, lengkap, semua dilaksanakan disertai adanya evaluasi program

    dan tindak lanjutnya.

    DO : Program lengkap adalah program yang memuat semua aspek K 3 dilengkapi

    dengan kerangka acuan program, organisasi pelaksanaannya,

    Juklak/prosedur, penjadwalan. Program harus ditetapkan oleh pimpinanrumah sakit.

    Aspek K-3 yang dimaksud meliputi, (1) disaster program, (2) pencegahan

    dan pengendalian kebakaran, (3) keamanan pasien, pengunjung dan petugas,

    (4) keselamatan dan kesehatan pegawai, (5) pengelolaan bahan dan barang

    berbahaya, (6) kesehatan lingkungan kerja, (7) sanitasi rumah sakit,

    (8) sertifikasi/kaliberasi sarana, prasarana dan peralatan, (9) pengelolaan

    limbah padat, cair dan gas, (10) diklat K-3, (11) pengumpulan, pengolahan

    dan pelaporan data.

    CP : *D : Program, kerangka acuan, Juklak/prosedur, dokumen evaluasi,

    rekomendasi dan tindak lanjutnya.

    * O : --

    * W : Panitia/Tim K-3 RS, pimpinan RS.

    Skor :

    Keterangan / Catatan :

    163

  • 8/3/2019 K 3 - Rev. Mar' 07

    26/27

    S7 (P2) Ada pencatatan/pelaporan tentang semua kejadian serta penanggulangan kasus

    akibat kecelakaan penyakit akibat kerja, kebakaran dan bencana.

    Skor :

    0 = Tidak ada pencatatan/pelaporan1 = Ada pencatatan/pelaporan, tidak lengkap, tidak ada tindak lanjut

    penanggulangan kasus.

    2 = Ada pencatatan/pelaporan, lengkap, tidak ada tindak lanjut penanggulangan

    kasus .

    3 = Ada pencatatan/pelaporan, lengkap, ada tindak lanjut penanggulangan kasus.

    4 = Ada pencatatan/pelaporan, lengkap, ada tindak lanjut penanggulangan kasus

    dan disebarluaskan ke semua unit dilingkungan rumah sakit.

    5 = Ada pencatatan/pelaporan, lengkap, ada tindak lanjut penanggulangan kasusdan disebar luaskan ke rumah sakit lain dan institusi terkait diluar rumah

    sakit.

    DO : Pencatatan/pelaporan lengkap adalah kegiatan yang ditetapkan tertulispimpinan rumah sakit tentang sistem pencatatan/pelaporan K 3.

    Yang dimaksud dengan institusi terkait adalah Departemen Kesehatan

    dan Departemen Tenaga Kerja.

    CP : * D : Ketetapan pimpinan rumah sakit tentang sistem pencatatan /

    pelaporan K 3, edaran dan publikasi.

    * O : --

    * W : Tim, Staf yang pernah mengalami, Unit-unit kerja lain.

    Skor :

    Keterangan / Catatan :

    X X X X X Rev. Maret 2007 X X X X X

    164

  • 8/3/2019 K 3 - Rev. Mar' 07

    27/27