bab 2 landasan teori 2.1. pengertian perencanaan strategi sistem dan...
TRANSCRIPT
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi
2.1.1. Pengertian Sistem Informasi
Menurut Laudon (2005, p9-p10), sistem informasi dapat didefinisikan sebagai
satuan komponen yang saling berhubungan yang mengumpulkan (atau mendapatkan
kembali), memproses, menyimpan, dan mendistribusikan informasi untuk mendukung
pengambilan keputusan dan kendali dalam suatu perusahaan.
Menurut O’Brien (2005, p5) adalah kombinasi teratur apa pun dari orang-orang,
hardware, software, jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan,
mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi.
Menurut Turban (2005, p36), sistem informasi adalah mengumpulkan, memproses,
menyimpan, menganalisis dan menyebarluaskan informasi untuk tujuan tertentu. Sistem
informasi berkembang seiring dengan kemajuan teknologi.
Menurut Kalle Lyytinen and Mike Newman (2008), “Perubahan sistem informasi
mencakup generasi, implementasi, dan penerapan unsur-unsur baru dalam subsistem
teknik dan sosial pada organisasi yang menyimpan, mentransfer, memanipulasi,
memproses dan memanfaatkan informasi.”
Jadi sistem informasi merupakan kumpulan dari komponen-komponen yang saling
berhubungan dan melakukan kegiatan untuk suatu tujuan tertentu.
2.1.2. Pengertian Teknologi Informasi
66
Menurut Ward dan Peppard (2002, p3), teknologi informasi menunjuk pada
spesifikasi mengenai teknologi, khususnya hardware, software dan jaringan
telekomunikasi yang memfasilitasi dan mendukung proses pengumpulan, pengolahan,
penyimpanan, penyebaran dan pertukaran informasi.
Sedangkan menurut O’Brien (2005, p9), teknologi informasi meliputi konsep-
konsep utama, pengembangan dan berbagai isu manajemen teknologi informasi yaitu
hardware, software, jaringan, manajemen data dan banyak teknologi berbasis internet.
Jadi teknologi informasi merupakan suatu konsep utama yang berhubungan
dengan teknologi yang nantinya akan mendukung suatu sistem.
2.1.3. Pengertian Strategi Sistem Informasi
Menurut Laudon (2004, p91), strategi sistem informasi adalah sistem komputer
pada setiap level yang ada pada organisasi yang mengubah tujuan, operasi, produk,
pelayanan, atau hubungan antar lingkungan untuk membantu organisasi mengumpulkan
keuntungan yang kompetitif.
Menurut Turban (2005, p15), strategi sistem informasi adalah sistem yang
membantu sebuah organisasi untuk mendapatkan keuntungan kompetitif melalui
kontribusinya terhadap strategi tujuan dari organisasi dan atau kemampuan untuk
meningkatkan performance dan produktifitas secara signifikan.
2.1.4. Pengertian Strategi Teknologi Informasi
Menurut Ward dan Peppard (2002, p44), strategi teknologi informasi adalah
strategi yang berfokus pada penetapan visi tentang bagaimana teknologi dapat
mendukung dalam memenuhi kebutuhan informasi dan sistem dari sebuah informasi.
2.1.5. Pengertian Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi
Dari pengertian-pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa perencanaan
strategi sistem dan teknologi informasi merupakan analisis yang digunakan untuk
merumuskan tujuan dan sasaran perusahan serta menentukan strategi yang
memanfaatkan keunggulan sistem informasi dengan dukungan teknologi informasi
dalam menunjang strategi bisnis dan memberikan perusahaan suatu keunggulan jangka
panjang dalam bersaing dengan perusahaan lain.
2.2. Evolusi Sistem Informasi dalam Organisasi
Sistem informasi selalu mengalami perkembangan, dimana menurut Ward dan
Peppard, terdapat 3 era dalam perkembangan sistem informasi. Mereka
menggambarkannya melalui sebuah model sebagai berikut:
Tabel 2.1 Evolusi Sistem Informasi (Ward dan Peppard, 2002, p23)
Tahun Era Tujuan
60-an Data Processing (DP) Memperbaiki efisiensi operasional
dengan mengotomatisasikan proses-
proses berbasis informasi
70-an dan 80-an Management Information
System (MIS)
Meningkatkan efektivitas manajemen
dengan cara memuaskan mereka
terhadap kebutuhan informasi untuk
pengambilan keputusan
80-an dan 90-an Strategic Information
System (SIS)
Meningkatkan kemampuan kompetitif
melalui pengubahan alaminya perilaku
68
bisnis
Model tersebut diusulkan dari sejumlah pemahaman yang dapat ditarik untuk
membantu dalam perencanaan atau mengembangkan strategi-strategi untuk masa depan.
2.3. Hubungan Antara Strategi Bisnis, Strategi SI dan Strategi TI
Dalam membuat strategi aplikasi kita tidak boleh hanya memfokuskan pada
analisa terhadap teknologi saja, hal tersebut sesuai dengan pendapat Earl (Ward dan
Peppard, 2002, p40). Pemfokusan pada teknologi atau aspek bisnis saja tidak cukup
dalam membawa kesuksesan pembentukan strategi. Earl menyarankan bahwa jalur yang
paling efektif untuk mencapai keuntungan strategis dari SI/TI adalah dengan
memfokuskan pada pemikiran tentang bisnis yang nantinya akan dihubungkan dengan
SI/TI. Dapat dimulai dengan menganalisa masalah-masalah bisnis yang ada sekaligus
dengan perubahan lingkungannya dan menyadari bahwa SI/TI adalah hanya salah satu
bentuk solusi yang ditawarkan.
Hal ini dikemukakan karena sebagian besar dari strategi SI/TI yang ada saat ini
lebih banyak mengidentifikasikan persoalan teknologi dan terminologi teknikal saja,
tetapi sedikit mengidentifikasikan kebutuhan organisasi akan aplikasi dan aspek bisnis.
Earl menyarankan agar strategi IS perusahaan lebih fokus dalam mengidentifikasikan
kebutuhan perusahaan terhadap sistem informasi (application set) dan strategi TI yang
fokus dalam mengidentifikasikan kebutuhan perusahaan terhadap teknologi informasi
dan infrastrukturnya.
Menurut Abdisalam Issa-Salwe, Munir Ahmed, Khalid Aloufi and Muhammad
Kabir (2010), “Keselarasan antara Perencanaan SI/TI dengan Perencanaan Bisnis adalah
merupakan sesuatu yang penting untuk meningkatkan kinerja bisnis. Penyelarasan
Sistem Informasi Strategi adalah sebuah cara yang effektif untuk mengembangkan dan
memelihara sistem SI/TI yang mendukung kegiatan operasional bisnis.”
Hubungan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
IS/ITIndustry, business, &
organization
BUSINESS STRATEGY
-- Business Decisions-- Objectives & Direction-- Change
IS STRATEGY
-- Business Bassed-- Demand Orientation-- Aplication Focus
IT STRATEGY
-- Activity Based-- Supply Orientation-- Technology Focus
Support Business
Direction for
business
Needs & Priorities
Infrastructure & Services
Where is the business going and why ?
What is required ?
How it can be deliverid ?
Gambar 2.1 Hubungan antara Strategi Bisnis, Strategi SI dan
Strategi TI menurut Ward dan Peppard (2002, p41)
70
Gambar 2.1 mengilustrasikan hubungan antara strategi bisnis, strategi SI dan
strategi TI dalam suatu pendekatan untuk menyusun strategi sistem dan teknologi
informasi yang terintegrasi dengan strategis bisnis perusahaan. Untuk merencanakan
suatu strategi SI/TI, hal pertama menyangkut strategi bisnis yaitu perlu untuk
mengetahui kondisi lingkungan, arah dan tujuan dari kegiatan bisnis perusahaan.
Kemudian mengetahui informasi apa yang dibutuhkan, peluang dan hambatan bisnis
yang dihadapi serta alternatif solusinya. Setelah mengetahui hal-hal tersebut di atas,
maka kita dapat melakukan evaluasi sistem informasi yang sesuai dengan kebutuhan
perusahaan dan mendukung strategi bisnis perusahaan dalam mencapai visi dan misi
perusahaan. Selanjutnya untuk menghasilkan suatu sistem informasi yang strategis bagi
perusahaan, perlu dilakukannya penyeleksian dan pemilihan secara tepat untuk teknologi
yang paling sesuai untuk digunakan dalam menunjang sistem informasi tersebut.
Agar suatu penerapan TI dapat optimal, maka dibutuhkan suatu strategi SI/TI yang
selaras dengan strategi bisnis perusahaan. Hal ini diperlukan agar investasi untuk TI
sesuai dengan kebutuhan dan dapat memberi manfaat yang dapat diukur dari pencapaian
tujuan dan sasaran organisasi
2.4. Perlunya Strategi Sistem Informasi dan Teknologi Informasi
Menurut Ward dan Peppard (2002, p47), terdapat beberapa alasan yang
menyebabkan sebuah perusahaan harus memiliki sebuah strategi SI/TI. Beberapa alasan
tersebut adalah:
a. Investasi pada SI/TI tidak mendukung sasaran bisnis.
b. Tidak terkontrolnya SI/TI yang ada.
c. Sistem yang tidak terintegrasi, sehingga memungkinkan terjadinya duplikasi data
dan hilangnya keterkaitan antar sumber daya informasi.
d. Perusahaan tidak memiliki panduan untuk menentukan prioritas proyek SI/TI dan
selalu terjadi perubahan sehingga menurunkan produktifitas.
e. Manajemen informasi yang buruk dan tidak akurat.
f. Strategi SI/TI tidak sejalan dengan strategi bisnis perusahaan.
Strategi SI/TI tersebut hendaknya dapat lebih mengarahkan kinerja sistem secara
baik dan terintegrasi, yang diharapkan dapat membantu dalam menghasilkan informasi
yang akan berguna sebagai saran dalam pengambilan keputusan oleh pihak manajemen.
2.5. Pemanfaatan-pemanfaatan Strategi dari Sistem dan Teknologi Informasi
Menurut Ward dan Papperd (2002, p26), terdapat 4 jenis utama dalam
pemanfaatan strategi dari sistem dan teknologi informasi. Klasifikasi ini dapat
membantu untuk mempertimbangkan keterlibatan dari strategi SI/TI. Klasifikasi
tersebut antara lain:
a. Strategi tersebut digunakan untuk berbagi informasi antara perusahaan dengan
pelanggan dan atau dengan pemasok.
b. Hal tersebut meningkatkan keefektifan dalam integrasi untuk penciptaan
penambahan nilai perusahaan.
c. Memudahkan perusahaan untuk mengembangkan, memproduksi, memasarkan dan
melayani pelanggan.
d. Mendukung executive management untuk mengembangkan dan
mengimplementasikan strategi.
2.6. Faktor Keberhasilan Dalam Strategi Sistem Informasi
72
Menurut Ward dan Peppard (2002, p35), terdapat beberapa pendekatan yang
merupakan faktor-faktor kesuksesan dalam suatu strategi sistem informasi, yaitu :
a. Fokus kepada lingkungan luar, bukan dari dalam
Lebih memperhatikan pelanggan, pemasok, pesaing, industri-industri dan bisnis yang
memiliki hubungan dan kesamaan dengan bisnis diluar organisasi. Bukan seperti
SI/TI tradisional yang lebih melihat ke dalam.
b. Meningkatkan nilai-nilai bukan memotong pengeluaran
Meskipun mengurangi pengeluaran dapat membantu kesuksesan sebuah strategi
sistem, ‘doing it better, not cheaper’ kelihatan lebih tepat. Perusahaan akan lebih
baik jika memiliki suatu keunikan, dan hal tersebut sesuai dengan prinsip
diferensiasi yaitu better product, better service.
c. Berbagi manfaat
Dengan organisasi, pemasok, pelanggan bahkan pesaing dalam berbagai situasi.
Berdasarkan kasus yang sering terjadi, biasanya perusahaan tidak mau membagi
keuntungan yang diperoleh, akan tetapi digunakan hanya di tiap departemen yang
ada. Hal ini memperkecil area perusahan dalam memperoleh keuntungan, karena
hanya akan terpacu pada lingkungan internal dari perusahaan.
d. Memahami keinginan pelanggan
Dengan memperhatikan apa yang telah mereka lakukan pada jasa dan produk
perusahaan, manfaat dan nilai apa yang dapat diperoleh.
e. Inovasi yang mendorong bisnis bukan mendorong teknologi
Tekanan yang dihadapi pasar menimbulkan inovasi yang kemudian akan
memanfaatkan TI untuk keunggulan bersaing. Teknologi yang ada haruslah
membantu perusahaan dalam persaingan bisnis.
f. Peningkatan pengembangan
Dengan melakukan suatu pengembangan secara bertahap, maka akan mendorong
suatu pengembangan yang berkelanjutan.
g. Pemanfaatan informasi yang diperoleh
Analisis suatu pasar dapat diperoleh dari data-data yang dimiliki perusahaan, seperti
data customer yang didapat dari pesanan melalui telp/fax yang nantinya akan
menghasilkan suatu pola transaksi. Data tersebut akan dianalisis lebih lanjut untuk
mendapatkan kesimpulan baru dari perilaku pelanggan maupun produk atau jasa yang
akan dihasilkan.
2.7. Model Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi
Model perencanaan versi Ward dan Peppard ini dimulai dari kondisi investasi
SI/TI di masa lalu yang kurang bermanfaat bagi tujuan bisnis perusahaan dan
menangkap peluang bisnis, serta adanya pemanfaatan SI/TI yang dapat meningkatkan
keunggulan kompetitif suatu perusahaan. Kurang bermanfaatnya investasi SI/TI bagi
perusahaan disebabkan karena perencanaan strategi SI/TI hanya berfokus pada teknologi
dan bukan berdasar kebutuhan bisnis. Model tersebut digambarkan sebagai berikut:
74
Gambar 2.2 Model Perencanaan Strategis SI/TI menurut Ward dan
Peppard (2002, p154)
Model kerangka kerja dari perencanaan strategis sistem dan teknologi informasi
dapat dilihat pada gambar 2.2 diatas, dan penjelasannya adalah sebagai berikut:
a. Input, merupakan masukan dalam perencanaan strategis sistem dan teknologi
informasi, masukan tersebut terdiri atas:
1. The internal business environment
Merupakan strategi bisnis yang digunakan pada saat ini, tujuan, sumber daya,
proses, dan budaya organisasi serta budaya dari nilai-nilai bisnis organisasi.
2. The external business environment
Mencakup aspek-aspek politik, ekonomi, sosial, teknologi, industri dan iklim
kompetisi dimana perusahaan tersebut beroperasi.
3. The internal SI/TI environment
Mencakup kondisi SI/TI perusahaan terhadap perspektif bisnis pada saat ini,
bagaimana kematangan (maturity), bagaimana kontribusi perusahaan terhadap
bisnis, ketrampilan sumber daya manusia dalam perusahaan, sumber daya dan
infrastruktur yang ada dalam perusahaan. Termasuk aplikasi portfolio yang
ada saat, yang sedang dalam pengembangan atau belum dikembangkan tapi
sudah direncanakan pada perusahaan.
4. The external SI/TI environment
Mencakup tren teknologi dan peluang yang ada, serta SI/TI yang digunakan
oleh pihak lain terutama konsumen, pesaing dan supplier.
Sedangkan tahap keluaran merupakan bagian yang dilakukan untuk menghasilkan
suatu dokumen perencanaan strategi SI/TI yang terdiri dari:.
b. Output, merupakan hasil dari proses yang mencakup:
1. Business IS Strategy
Adalah strategi yang menjelaskan masing-masing unit atau fungsi dapat
memanfaatkan SI/TI dalam mencapai sasaran bisnisnya. Tujuan utamanya
adalah untuk menghubungkan sistem dan teknologi informasi secara jelas dan
mendasar dengan strategi bisnis perusahaan. Strategi ini mendefinisikan
kebutuhan aplikasi dan kebutuhan layanan dari manajemen dan end user yang
disesuaikan dengan rencana bisnis dan kegiatan bisnis serta disesuaikan
dengan semua prioritas pengembangan infrastuktur atau sistem aplikasi
perusahaan. Tidak semua kebutuhan yang didefinisikan mengarah pada
pengembangan aplikasi baru, beberapa kebutuhan dapat juga mengarah pada
76
penyempurnaan sistem operasional yang sudah ada agar menjadi lebih baik
dan efektif (Ward, 2002, p164). Business IS strategies juga mencakup
penjelasan tentang portfolio aplikasi di masa mendatang, yang tak hanya
berisi penjelasan mengenai kebutuhan–kebutuhan sistem dan informasi, tapi
juga mencakup penjelasan tentang aplikasi yang potensial serta usulan-usulan
untuk peningkatan strategi bisnis di masa yang akan datang (Ward, 2002,
p167).
2. IT Strategy :
Adalah strategi yang bertujuan untuk mendefinisikan bagaimana sumberdaya
dan teknologi akan diperoleh, diatur, dan dikembangkan sehingga dapat
menunjang business IS strategies. Strategi ini juga harus dapat beradaptasi
dengan perkembangan teknologi informasi saat ini yang dapat menimbulkan
peluang dan hambatan di masa yang akan datang. IT strategy memiliki fokus
pada area dimana perubahan sangat diperlukan berdasar pada kebutuhan
bisnis, atau fokus pada peluang-peluang baru yang timbul karena adanya
kemajuan dan perubahan pada teknologi, pengalaman atau juga kemampuan.
Menurut Ward (2002, p167) faktor dukungan yang diberikan IT strategy
adalah sebagai berikut:
• Manajemen portfolio aplikasi.
• Organisasi dari SI/TI, mengatur sumber daya dan masalah-masalah
administrasi.
• Mengatur sumber daya informasi dan pencapaian tujuan dari layanan
informasi.
• Mengatur pengembangan aplikasi.
• Mengatur teknologi.
3. IS/IT Management Strategy :
Adalah strategi yang mencakup keseluruhan elemen strategi yang di terapkan
pada perusahaan, strategi yang menjamin konsistensi kebijakan yang diambil
oleh pihak manajemen yang berkaitan dengan sistem dan teknologi informasi
yang digunakan oleh perusahaan. Kebijakan tersebut dapat berupa struktur
organisasi yang dapat mendukung sistem informasi perusahaan, kebijakan
investasi perusahaan, kebijakan yang berhubungan dengan pemasok,
kebijakan yang berkaitan dengan sumber daya manusia dan kebijakan
akuntansi yang berkaitan dengan sistem informasi perusahaan (Ward, 2002,
p168-170).
c. Future application portfolio
Merupakan rincian yang menjelaskan usulan aplikasi yang akan diajukan untuk
digunakan perusahaan dalam waktu ke depan untuk mengintegrasikan setiap unit
dari perusahaan dan menyesuaikan perkembangan teknologi dengan
perkembangan perusahaan.
d. Current application portfolio
Merupakan rincian mengenai aplikasi yang sedang digunakan saat ini dengan
melihat keuntungan dan kekuatan yang diperoleh dengan menggunakan aplikasi
tersebut serta melihat dukungan aplikasi yang ada terhadap kegiatan operasional
dan perencanaan strategi dan teknologi informasi bagi perusahaan untuk
menghadapi persaingan dan pasar pada saat sekarang ini.
2.8. Teknik Analisis Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi
78
Perencanaan strategi sistem informasi bisa dibuat dengan beberapa teknik-teknik.
Teknik tersebut dibuat berdasarkan framework yang dikemukakan Ward dan Peppard.
Teknik-teknik tersebut diatas yaitu:
2.8.1. Analisis Lingkungan Internal Bisnis
Analisis lingkungan internal bisnis dari sebuah perusahaan digunakan untuk
mengetahui strategi bisnis perusahaan pada saat ini, misi dan visi perusahaan, aktivitas
dan proses bisnis perusahaan, sumber daya yang dimiliki dan informasi yang dibutuhkan
perusahaan. Adapun teknik- teknik Analisis yang digunakan dalam memahami kondisi
pada lingkungan internal bisnis diantaranya adalah:
2.8.1.1. Analisis Value Chain Service Business (Value shop)
Menurut Porter (2002, p244) value chain analysis adalah kegiatan menganalisis
kumpulan aktivitas yang dilakukan untuk merancang. memproduksi, memasarkan.
mengantarkan dan mendukung produk atau jasa. Untuk perusahaan yang bergerak pada
bidang jasa, analisi rantai nilai ini lebih tepat digambarkan dengan menggunakan analisi
value shop (Ward, 2002,p266). Jadi Value shop merupakan suatu gambaran dari
kegiatan perusahaan yang menunjukan uraian aktivitas. Aktivitas organisasi
dikelompokan dalam dua aktivitas besar, yaitu aktivitas utama dan aktivitas pendukung.
Aktivitas utama adalah seluruh aktivitas yang berkaitan langsung dengan proses untuk
menghasilkan produk/jasa yang untuk diserahkan kepada pelanggan. Sedangkan
aktivitas pendukung adalah seluruh aktivitas yang tidak berkaitan langsung dengan
aktivitas untuk menghasilkan jasa.
a. Aktivitas Utama (Primary Activities)
Aktivitas-aktivitas utama pada perusahaan yang pada akhirnya memberikan
kepuasan pada konsumen. Aktivitas-aktivitas ini harus terintegrasi dengan baik
sehingga performa bisnis dapat dioptimalkan. Aktivitas utama terdiri dari:
• Business Acquisition
Dalam kegiatan ini, perusahaan merumuskan apa kebutuhan dan keinginan
dari pelanggan dengan data dan informasi yang diperoleh dari pelanggan. Dari
kegiatan ini, dapat diketahui apakah setiap kebutuhan dan keinginan
pelanggan sudah dicukupi oleh perusahaan
• Problem Specification
Dalam kegiatan ini, perusahaan merumuskan masalah masalah apa saja yang
bisa terjadi dalam memenuhi kebutuhan pelanggan. Dan melihat apakah
masalah masalah tersebut dapat diatasi atau tidak
• Knowledge Application
Dalam kegiatan ini, perusahaan merumuskan masalah masalah apa saja yang
sedang dihadapi perusahaan yang belum dapat diselaikan, kemudian
menemukan solusinya dan menciptakan suatu knowledge application yang
baru. Jika perusahaan tidak mampu membuat knowledge application yang
baru, maka perusahaan dapat meminta bantuan dari pihak luar, misalnya
konsultan yang dapat membuat suatu strategi baru yang dapat memecahkan
masalah yang ada
80
• Allocation Resources
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk
mengetahui kemampan perusahaan dalam menerapkan strategi yang baru dan
juga mengalokasikan sumber daya diantaranya adalah Sumber Daya Manusia,
Sumber dana, Bahan baku dan juga alat alat yang digunakan.
• Marketing the Capability
Merupakan kegiatan perusahaan dalam memperkenalkan produk-produk dari
perusahaan pada pelangganya atau masyarakat.
• Configure Solution
Dalam kegiatan ini, perusahaan merumuskan solusi yang dilakukan dan
membuat perencanaan dalam pengerjaan solusi tersebut.
• Execute Solution
Dalam kegiatan ini, perusahaan mulai melaksanakan atau menerapkan solusi
bisnis yang baru.
b. Aktivitas Pendukung (Support Activities)
Aktivitas-aktivitas yang melengkapi aktivitas utama dengan berbagai fungsi, yaitu:
• Procurement
Mengatur dan mengkoordinir pengadaan barang-barang untuk melaksanakan
kegiatan operasional. Seperti pembelian bahan baku dan peralatan pendukung
termasuk aset perusahaan.
• Technology Development
Menyediakan kebutuhan akan teknologi, prosedur dan teknik terbaru yang
dibutuhkan oleh tiap aktivitas.
• Human Resource Management
Penyeleksian, promosi, penempatan, penghargaan dan pengembangan
karyawan serta menjaga hubungan antar karyawan.
• Firm Infrastructure
Mengelola masalah perencanaan, keuangan, manajemen umum, akuntansi,
hukum dan hubungan dengan pemerintah.
Gambar 2.3 Value Chain Internal (Ward dan Peppard, 2002, 266)
2.8.1.2. Analisis SWOT
Analisis SWOT akan dipetakan dari hasil analisis lingkungan. Mengidentifikasi
kekuatan dengan tujuan untuk mengetahui apa saja kekuatan organisasi agar dapat
meneruskan dan mempertahankan bisnis sebagai modal bersaing. Mengidentifikasi
kelemahan untuk mengetahui apa kelemahan-kelemahan yang masih ada sehingga
perusahaan dapat berusaha untuk memperbaiki agar menjadi lebih baik. Mengetahui
peluang, baik peluang saat ini maupun peluang dimasa yang akan datang agar
82
perusahaan dapat mempersiapkan diri untuk dapat mencapai peluang tersebut. Namun
untuk dapat mewujudkan peluang atau kesempatan dan mempertahankan kelangsungan
bisnis organisasi tentunya akan mengalami banyak ancaman. Ancaman yang dapat
teridentifikasi dapat dicarikan jalan keluarnya sehingga organisasi dapat meminimalkan
ancaman tersebut.
Menurut Rangkuti (2006, p18) analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor
secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Menurut Pearce dan Robinson
(2000, p202-204), analisis SWOT adalah analisis yang berdasarkan pada anggapan
bahwa suatu strategi yang efektif berasal dari sumber daya internal suatu perusahaan
(Strengths and Weaknesses), dan sumber daya eksternal suatu perusahaan (Opportunities
and Threats). Berikut merupakan pengertian dari SWOT:
a. Strength (Kekuatan)
Merupakan suatu keunggulan sumber daya, ketrampilan dan kemampuan lainnya
yang relatif terhadap pesaing dan kebutuhan dari pasar yang dilayani atau hendak
dilayani oleh perusahaan.
b. Weakness (Kelemahan)
Merupakan keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya, ketrampilan dan
kemampuan yang secara serius menghalangi kinerja efektif perusahaan.
Keterbatasan dalam fasilitas, sumber daya keuangan, kemampuan manajemen,
ketrampilan pemasaran merupakan sumber dari kelemahan.
c. Opportunity (Kesempatan)
Merupakan suatu daerah kebutuhan pembeli dimana perusahaan dapat beroperasi
secara menguntungkan dan untuk merebut lebih banyak konsumen dibandingkan
dengan para pesaing.
d. Threat (Ancaman)
Merupakan tantangan dan ancaman yang dihadapi oleh suatu perusahaan dari para
pesaing dalam merebut konsumen.
2.8.1.2.1. Matriks SWOT
Menurut Rangkuti (2006, p31), Matriks SWOT dapat menggambarkan secara jelas
bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan
dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matrik ini dapat menghasilkan empat
set kemungkinan alternatif strategis.
Strategi SOCiptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang
Strategi WOCiptakan strategi meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang
Strategi ST Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman
Strategi WTCiptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman
Strengths (S) Weakness (W)
Opportunities (O)
Treaths (T)
IFAS
EFAS
Gambar 2.4 Matrix SWOT menurut Rangkuti (2006,p31)
Berikut ini adalah keterangan dari matriks SWOT diatas.
a. Strategi SO
Strategi ini dibuat dengan memanfaatkan kekuatan-kekuatan yang ada untuk
84
merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.
b. Strategi ST
Strategi yang menggunakan kekuatan yang ada untuk mengatasi ancaman yang
datang
c. Strategi WO
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara
meminimalkan kelemahan yang ada.
d. Strategi WT
Strategi yang digunakan pada saat genting yaitu dengan berusaha meminimalkan
kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.
Menurut Joseph O. Chan(2005), “Analisa SWOT dapat dilakukan untuk
mengevaluasi kekuatan perusahaan, kelemahan, peluang dan ancaman. Solusi strategi
yang dikembangkan dapat mencakup area di teknologi informasi, pelatihan, peningkatan
proses, organisasi atau perubahan budaya.”
2.8.1.2.2. Matriks Faktor Strategi Internal (IFAS)
Menurut Rangkuti (2006, p24), setelah faktor-faktor strategis internal suatu
perusahaan diidentifikasi suatu tabel IFAS (Internal Strategic Factors Analysis
Summary) disusun untuk merumuskan faktor-faktor strategis internal tersebut dalam
kerangka Strength dan Weakness perusahaan. Tahapnya adalah sebagai berikut:
a. Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan perusahaan dalam
kolom 1.
b. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala dari 1,0 (paling penting)
sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap
posisi strategis perusahaan. (Semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi
skor total 1,00)
c. Hitung rating (dalam kolom 3) Untuk masing-masing faktor dengan memberikan
skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor), berdasarkan pengaruh
faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Variable yang
bersifat positif (semua variable yang masuk kategori kekuatan) diberi nilai dari +1
sampai dengan +4 (sangat baik) dengan membandingkan rata-rata industri atau
dengan pesaing utama. Sedangkan variable yang bersifat negatif, kebalikannya.
Contohnya, jika kelemahan perusahaan besar sekali dibandingkan dengan rata-rata
industri, nilainya adalah 1, sedangkan jika kelemahan perusahaan dibawah rata-
rata industri, nilainya adalah 4.
d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh
faktor pembobotan dalam pembobotan pada kolom 4. Hasilnya berupa nilai
pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0
(outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).
e. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktor-faktor
tertentu dipilih dan bagaimana nilai pembobotannya dihitung.
f. Jumlahkan nilai pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total nilai
pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan
bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis
internalnya. Nilai total ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan ini
dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang sama.
2.8.1.2.3. Matriks Faktor Strategi Eksternal (EFAS)
86
Menurut Rangkuti (2006, p22), sebelum membuat matriks faktor strategi eksternal,
kita perlu mengetahui terlebih dahulu faktor strategi eksternal EFAS (External Factors
Analysis Summary). Berikut ini adalah cara-cara penentuan Faktor Strategis Eksternal
(EFAS).
a. Susunlah dalam kolom 1 (5 sampai 10 peluang dan ancaman).
b. Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat penting)
sampai dengan 0,0 (tidak penting). Faktor-faktor tersebut kemungkinan dapat
memberikan dampak terhadap faktor strategis.
c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan
skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor), berdasarkan pengaruh
faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Pemberian nilai
rating untuk faktor peluang bersifat positif (peluang yang semakin besar diberi
rating +4, tetapi jika peluangnya kecil diberi rating +1). Pemberian nilai rating
ancaman adalah kebalikannya. Misalnya, jika nilai ancamannya sangat besar,
ratingnya adalah 1. Sebaliknya, jika nilai ancamannya sedikit ratingnya 4.
d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 untuk memperoleh faktor
pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa nilai pembobotan untuk masing-
masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan
1,0 (poor).
e. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktor-faktor
tertentu dipilih dan bagaimana nilai pembobotannya dihitung. Jumlahkan nilai
pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total nilai pembobotan bagi
perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan
tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis eksternalnya. Total nilai ini dapat
digunakan untuk membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya
dalam kelompok industri yang sama.
2.8.1.2.4. Diagram SWOT
Setelah didapat hasil tabel bobot skor dari masing-masing IFAS dan EFAS,
langkah selanjutnya adalah memasukkan angka total bobot skor tersebut ke dalam
diagram analisis SWOT berikut ini :
Gambar 2.5 Diagram SWOT menurut Rangkuti (2006, p19)
Keterangan :
a. Kuadran 1 : ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan, perusahaan
tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang
yang ada, strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung
kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth Oriented Strategy).
88
b. Kuadran 2 : meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih
memiliki kekuatan segi internal, strategi yang harus diterapkan adalah
menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara
strategi diversifikasi (produk/pasar).
c. Kuadran 3 : perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain
pihak ia menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Fokus strategi
perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan
sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik.
d. Kuadran 4 : ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan
tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.
2.8.1.3. Analisis Critical Success Factor (CSF)
Analisis CSF merupakan sebuah teknik yang popular dan kuat, yang digunakan
tidak hanya untuk pengembangan strategi SI/TI tetapi juga untuk pengembangan strategi
bisnis. Menurut Ward dan Peppard (2002, p209), mendefinisikan CSF sebagai area
tertentu dalam perusahaan, dimana jika hasil dari area tersebut memuaskan, maka akan
menjamin keberhasilan perusahaan dalam bersaing. Area tersebut adalah kunci dimana
‘sesuatu harus berjalan dengan baik dan benar’, sehingga keberhasilan bisnis dapat
dicapai dan terus berkembang.
Manfaat dan Analisis CSF menurut Ward dan Peppard (2002, p209) adalah
sebagai berikut:
a. Analisis CSF merupakan teknik yang paling efektif dalam melibatkan manajemen
senior dalam mengembangkan strategi sistem informasi. Karena CSF secara
keseluruhan telah berakar pada bisnis dan memberikan komitmen bagi manajemen
puncak dalam menggunakan sistem informasi, yang diselaraskan dengan
pencapaian tujuan perusahaan melalui area bisnis yang kritis.
b. Analisis CSF menghubungkan proyek SI/TI yang akan di implementasikan dengan
tujuannya, dengan demikian sistem informasi nantinya akan dapat direalisasikan
agar sejalan dengan strategi bisnis perusahaan.
c. Dalam wawancara dengan manajemen senior, analisis CSF dapat menjadi
perantara yang baik dalam mengetahui informasi apa yang di perlukan oleh setiap
individu.
d. Dengan menyediakan suatu hubungan antara tujuan dengan kebutuhan informasi,
analisis CSF memegang peranan penting dalam memprioritaskan investasi modal
yang potensial.
e. Analisis CSF sangat berguna dalam perencanaan sistem informasi pada saat
strategi bisnis tidak berjalan sesuai dengan tujuan perusahaan, dengan
memfokuskan pada masalah-masalah tertentu yang paling kritis.
f. Analisis CSF sangat berguna apabila digunakan sejalan dengan Analisis value
chain dalam mengidentifikasi proses yang paling kritis, serta memberikan fokus
pada pencapalan tujuan melalui kegiatan-kegiatan yang paling tepat untuk
dilaksanakan.
g. Tujuan perusahaan dengan memfokuskan pada masalah masalah tertentu yang
paling kritis.
CSF dibedakan menjadi 4 jenis. Yaitu:
a. Faktor penentu aktif
90
Disini menjelaskan bahwa manajer mampu secara langsung mempengaruhi
keberadaan faktor penentu tersebut. Selain itu, manajer juga menentukan informasi
yang dapat membantu dalam mengidentifikasikan kegiatan pengontrolan.
b. Faktor penentu pasif
Disini menjelaskan bahwa manajer tidak dapat mempengaruhi penentu secara
langsung.
c. Faktor penentu internal
Merupakan faktor-faktor yang menonjol yang berasal dari dalam lingkungan
perusahaan itu sendiri.
d. Faktor penentu eksternal
Merupakan faktor-faktor yang menonjol yang berasal dari luar lingkungan.
2.8.1.4. Analisis Key Performance Indicator (KPI)
Menurut Ward dan Peppard (2002,p212), KPI merupakan hal-hal yang mungkin
dipilh untuk menilai, memberitahu bagaimana kinerja seorang dalam mencapai sebuah
tujuan maupun mengatur CSF.
KPI juga merupakan suatu indikator yang membantu dalam menilai:
a. Unjuk kerja dari sebuah fungsi.
b. Tingkat keberhasilan dalam meraih sasaran dan tujuan.
c. Perilaku CSF.
Dalam menentukan KPI juga perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi keputusan yang telah dibuat.
b. Menyelidiki karakter lingkungan pengambilan keputusan.
c. Menilai jangkauan informasi yang dibutuhkan.
d. Menyelidiki proses pengambilan keputusan.
2.8.1.5. Analisis Balanced Scorecard (BSC)
Merupakan sistem yang dipakai untuk pengukuran kinerja perusahaan yang
mampu menyediakan informasi bagi manajemen dan pemegang saham. Menurut Ward
dan Peppard (2002, p206), analisa BSC mengidentifikasikan informasi-informasi yang
dibutuhkan untuk mengukur kinerja organisasi terhadap tujuan dari oranisasi.
Customer Perspective
Customer Perspective
Customer Perspective
Customer PerspectiveInnovation and learning Perspective
Internal Business Perspective
Financial Perspective
Objective Measures Target
Objective Measures TargetObjective Measures Target
Objective Measures Target
Gambar 2.6 Balanced Scorecard menurut Ward dan Peppard (2002, p208)
Analisa Balanced Scorecard ini terbagi dalam 4 perspektif, yaitu:
a. Financial Perspektive
92
Pengukuran ini untuk melihat apakah penerapan strategi bisa mendatangkan
manfaat ekonomis bagi perusahaan, karena kinerja keuangan menentukan apakah
kelangsungan hidup perusahaan masih dapat berlangsung.
b. Internal Business Perspective
Mengidentifikasi kegiatan yang harus dilakukan perusahaan untuk memenuhi
tuntutan karyawan dan mitra bisnis. Perspektif ini berfokus pada kinerja proses
internal yang mendorong bisnis perusahaan.
c. Customer Perspective
Mengidentifikasi bagaimana pelanggan membedakan perusahaan melalui produk,
pelayanan, relasi dan value added. Perspektif ini berfokus pada kebutuhan dan
kepuasan pelanggan, termasuk pangsa pasar.
d. Innovation and Learning Perspective
Perspektif ini sering disebut sebagai learning and growth. Dalam perspektif ini
yang menjadi sorotan adalah kinerja perusahaan di masa mendatang dan faktor-
faktor yang mendukungnya.
2.8.2. Analisis Lingkungan Eksternal Bisnis
Analisis lingkungan eksternal bisnis dari sebuah perusahaan sangat baik digunakan
untuk membantu dalam mengidentifikasi setiap peluang yang ada, membantu dalam
menghasilkan solusi alternatif yang dapat digunakan untuk mengatasi ancaman yang
dihadapi perusahaan, dan juga untuk mengetahui peluang-peluang SI/TI terhadap bisnis.
Adapun teknik-teknik analisis yang digunakan untuk memahami kondisi situasi pada
lingkungan eksternal bisnis diantaranya adalah:
2.8.2.1. Analisis Lingkungan Politik, Ekonomi, Sosial dan Teknologi (PEST)
Analisis PEST terkait dengan pengaruh lingkungan pada suatu bisnis. Menurut
Ward dan Peppard (2002, p70), analisis PEST adalah analisis terhadap faktor lingkungan
eksternal bisnis yang meliputi bidang politik, ekonomi, sosial dan teknologi. Faktor
PEST berperan penting dalam menciptakan nilai keuntungan suatu strategi yang
biasanya terjadi si luar kontrol sebuah organisasi dan secara normal mempertimbangkan
ancaman dan keuntungan.
a. Faktor Politik
Faktor politik termasuk peraturan pemerintahan dan legal issue dan menerapkan
peraturan formal dan non formal di bawah perusahaan yang mengoperasikannya,
beberapa contohnya :
i. Kebijakan tentang pajak.
ii. Hukum pekerja.
iii. Peraturan daerah.
iv. Peraturan perdagangan.
v. Stabilitas politik.
b. Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi meliputi semua faktor yang mempengaruhi daya beli pelanggan
yang potensial dan modal perusahaan, contoh :
i. Pertumbuhan Ekonomi.
ii. Tingkat suku bunga.
iii. Standar nilai tukar.
iv. Tingkat inflasi.
94
v. Harga-harga produk dan jasa.
c. Faktor Sosial
Faktor sosial meliputi demografis dan aspek budaya dari lingkungan eksternal.
Faktor tersebut mempengaruhi kebutuhan pelanggan dan ukuran pasar yang
potensial. Beberapa faktor sosial meliputi:
i. Kesadaran masyarakat akan kesehatan
ii. Laju pertumbuhan penduduk
iii. Kondisi lingkungan kerja
iv. Perhatian terhadap keamanan
d. Faktor Teknologi
Faktor teknologi dapat menurunkan hambatan yang masuk, minimal mengurangi
secara minimum efisiensi level produksi dan mempengaruhi keputusan
outsourcing. Beberapa faktor teknologi meliputi:
i. Aktivitas penelitian dan pengembangan teknologi.
ii. Automatisasi.
iii. Pendorong teknologi.
iv. Tingkat perubahan teknologi.
2.8.2.2. Analisa Lima Daya Porter
Menurut Ward (2002, p95), persaingan dalam suatu industri tergantung pada lima
kekuatan bersaing. Kumpulan kekuatan-kekuatan ini menentukan potensi keuntungan
dalam industry yang diukur berdasarkan pengembalian jangka panjang terhadap modal
yang diinvestasikan.
Kelima kekuatan persaingan tersebut secara bersama-sama menentukan intensitas
persaingan dan kemampuan dalam industri dan kekuatan yang paling besar akan sangat
menentukan serta menjadi sesuatu yang sangat penting dari sudut pandang perumusan
strategi.
Pesaing Industri
Pendatang Baru
Pemasok Pembeli
Produk Pengganti
Ancaman Produk jasa pengganti
Kekuatan Penawaran
Pembeli
Kekuatan Penawara
n Pemasok
Ancaman Pendatang
Baru
Gambar 2.7 Lima kekuatan bersaing Porter (Ward dan Peppard,2002,p95)
1. Persaingan diantara perusahaan yang ada
Pada kebanyakan industri, gerakan persaingan oleh satu perusahaan
mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap para pesaingnya dan dengan
demikian dapat mendorong perlawanan atau usaha untuk menandingi gerakan
tersebut. Dalam arti, perusahaan-perusahaan tersebut saling tergantung satu sama
lain (mutually dependent). Persaingan yang terjadi bertingkat dari industri yang
kuat sampai industri yang lemah, keuntungan akan menjadi cenderung rendah dan
96
sebaliknya. Intensitas persaingan antar perusahaan merupakan fungsi dari
beberapa faktor seperti:
a. Adanya beberapa pesaing yang seimbang.
b. Pertumbuhan industri yang lambat.
c. Kurang diferensial deperensiasi atau switcbing cost .
d. Pertambahan kapasitas yang tinggi.
e. Persaingan yang berbeda-beda.
f. Hambatan pengunduran diri yang tinggi.
2. Ancaman pendatang baru
Pendatang baru dalam industri biasanya dapat mengancam pesaing yang ada.
Hal ini disebabkan karena pendatang baru seringkali membawa kapasitas baru,
keinginan untuk merebut pangsa pasar, serta seringkali juga memiliki sumber daya
yang besar.
Kemungkinan suatu perusahaan akan memasuki suatu industri adalah fungsi
dari dua faktor, yaitu hambatan memasuki industri dan reaksi dari perusahaan yang
ada. Terdapat beberapa hambatan untuk memasuki industri (entry barriers), antara
lain skala ekonomi, perbedaan produk, persyaratan modal, biaya peralihan
pemasok (switching cost), akses ke saluran distribusi, kebijakan pemerintah, dll.
3. Kekuatan tawar menawar pemasok
Pemasok dapat menekan perusahaan yang ada dalam suatu industri dengan
cara menaikkan harga serta menurunkan kualitas barang yang dijualnya. Jika
perusahaan tidak dapat menutupi kenaikan biaya melalui struktur harganya, maka
kemampuan perusahaan tersebut dapat menurun karena tindakan pemasok tadi.
Pemasok memiliki tawar menawar jika :
a. Didominasi oleh sedikit perusahaan.
b. Produknya adalah unik.
c. Industri tersebut bukanlah pelanggan yang penting.
d. Pemasok memperlihatkan ancaman untuk melakukan integrasi hilir.
4. Kekuatan tawar menawar pembeli
Para pembeli biasanya akan membeli barang dengan harga termurah yang
dapat diperolehnya. Untuk mengurangi biaya mereka biasanya pembeli meminta
kualitas yang lebih tinggi, pelayanan yang lebih baik, serta yang lebih penting
harga yang lebih murah. Biasanya kekuatan tawar menawar pembeli meningkat
jika terjadi situasi sebagai berikut :
a. Pembeli membeli dalam jumlah yang besar.
b. Produk yang dibeli adalah produk standar dan tidak terdiferensiasi.
c. Pembeli memperoleh laba yang rendah.
d. Produk industri adalah tidak terlalu penting untuk produk atau jasa pembeli.
e. Pembeli menempatkan suatu ancaman melakukan integrasi ke hulu untuk
membuat produk industri.
5. Ancaman produk pengganti
Ancaman dari produk substitusi akan kuat jika konsumen dihadapkan pada
sedikitnya perbandingan harga (switching cost) dan jika produk substitusi tersebut
mempunyai harga yang lebih murah atau kualitasnya sama bahkan lebih tinggi dari
produk-produk suatu industri.
98
Analisis lima kekuatan bersaing dapat digunakan untuk mengidentifikasi
peluang dan ancaman dari SI/TI bagi perusahaan, dengan menjawab pertanyaan-
pertanyaan sebagai berikut (Ward dan Peppard, 2002, p104) :
a. Bagaimana SI/TI meningkatkan entry barrier ?
b. Bagaimana SI/TI merubah peta kompetisi ?
c. Bagaimana SI/TI membuat switching cost bagi konsumen ?
d. Bagaimana SI/TI merubah kekuatan supplier ?
e. Bagaimana SI/TI menghasilkan produk / jasa peganti ?
2.8.3. Analisis Lingkungan Internal SI/TI
Analisis lingkungan internal SI/TI menurut Ward dan Peppard (2002,p198)
berfungsi untuk menyediakan informasi mengenai perusahaan pada saat ini. Analisis ini
berguna untuk dijadikan sebuah masukan dalam proses perencanaan strategi SI/TI.
2.8.3.1. Matriks Portfolio Aplikasi McFarlan
Gambar 2.8 Portofolio Aplikasi menurut Ward dan Peppard (2002, p42)
Berisi tentang penjelasasn aplikasi – aplikasi apa saja yang akan digunakan &
diusulkan untuk menjalankan proses bisnis yang ada di perusahaan. Terdiri dari 4 bagian
yaitu aplikasi yang akan menunjang strategi perusahaan, aplikasi yang akan
menimbulkan keuntungan tinggi bagi perusahaan dan aplikasi yang akan digunakan
sebagai kunci operasional dan support.
Tahap - tahap membuat aplikasi Portfolio McFarlan:
a. Nyatakan aplikasi SI yang ada saat ini.
b. Tentukan aplikasi yang dibutuhkan berdasarkan dari analisa teknologi menurut
balanced scorecard, CSF, dan analisis value chain.
c. Klasifikasikan aplikasi yang ada saat ini dan yang dibutuhkan ke dalam matrix.
d. Dengan SWOT nyatakan kondisi dari setiap aplikasi yang ada.
Strategi bisnis perusahaan, baik di masa kini maupun di masa mendatang memiliki
kategori dalam portfolio adalah sebagai berikut:
a. Strategic
Adalah aplikasi yang memiliki pengaruh terhadap keberhasilan bisnis
perusahaan di masa mendatang. Aplikasi strategis adalah aplikasi yang
mendukung perusahaan dengan memberikan keunggulan bersaing. Teknologi yang
digunakan tidak menentukan apakah suatu aplikasi strategis atau tidak, dampaknya
pada bisnis perusahaanlah yang menentukan.
b. Key Operational
100
Adalah aplikasi yang menunjang kelangsungan bisnis perusahaan. Apabila
operasi perusahaan terhenti, maka perusahaan tidak bisa beroperasi dengan normal
dan ini akan mengakibatkan menurunnya keunggulan perusahaan.
c. Support
Adalah aplikasi yang mendukung perusahaan dalam meningkatkan efisiensi
bisnis dan efektifitas manajamen, namun tidak memberikan keunggulan bersaing.
d. High Potential
Adalah aplikasi yang mungkin dapat menciptakan peluang keunggulan bagi
perusahaan di masa mendatang. Tapi masih belum terbukti. Analisis ini bertujuan
untuk memperoleh pandangan akan tren teknologi dan peluang untuk
menggunakan SI/TI dengan cara dan inovasi yang baru yang dapat memberikan
dampak bagi perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung. Analisis ini
digunakan untuk mendapatkan peluang baru dengan menggunakan SI/TI tanpa
mengharuskan melakukan pencarian ide-ide dengan mengimplementasikan
teknologi mutakhir, meskipun ini bukan merupakan suatu halangan. Tujuannya
adalah untuk menemukan cara dalam menggunakan teknologi yang ada dengan
biaya yang rendah atau menggunakan cara yang tidak pernah terpikirkan
sebelumnya.
Bagian dari analisis ini juga bertujuan untuk mengetahui apa yang dilakukan oleh
para pesaing atau organisasi lain. Hasilnya berguna tidak hanya untuk mengambil ide-
ide tetapi juga memperoleh suatu ukuran untuk mengetahui keberhasilan dalam
mengkontribusi SI/TI. Salah satu aspek dari analisis ini adalah untuk dapat
mengkategorikan elemen-elemen yang potensial dan berharga dari teknologi untuk dapat
dievaluasi dan dimanfaatkan oleh perusahaan. Inti dari analisis ini adalah untuk dapat
menyediakan informasi yang menyeluruh tentang lingkungan eksternal SI/TI untuk
digunakan sebagai salah satu bentuk masukan dalam proses perencanaan strategi SI/TI.
(Ward dan Peppard,2002,p203-204).
Menurut Ward dan Peppard (2002, p306-308), para pengguna dari suatu aplikasi
yang ada, mungkin saja memiliki penilaian dan pendapat yang berbeda tentang
pengkategorian dari aplikasi tersebut. Suatu aplikasi dapat dikatakan sebagai aplikasi
strategic akan tetapi ada saatnya suatu aplikasi dikatakan sebagai sebuah aplikasi
support, high potential, atau bahkan key operational. Dengan adanya perbedaan ini,
analisis akan menjadi tidak pasti dan akan mengarah pada tidak tercapainya suatu tujuan.
Oleh karena itu untuk dapat menghasilkan penilaian dan pengkategorian aplikasi yang
tepat dan disepakati oleh semua bagian yang terkait, maka diperlukan suatu alat yang
dapat menilai masing-masing dari aplikasi tersebut. Salah satunya adalah dengan
menguji setiap aplikasi yang ada dengan daftar pertanyaan berikut,
Tabel 2.2 Daftar Pertanyaan Portfolio Aplikasi
(Ward dan Peppard, 2002, p307)
Pertanyaan Ya/Tidak
a. menghasilkan keunggulan bersaing bagi bisnis perusahaan
b. Memungkinkan tercapainya tujuan bisnis yang spesifik
dan/atau critical success factors
102
c. Mengatasi kendala bisnis yang berhubungan dengan
pesaing?
d. Menghindari resiko bisnis di masa depan agar tidak timbul
dalam waktu dekat?
e. Meningkatkan produktivitas bisnis dan mengurangi biaya?
f. Memungkinkan perusahaan memenuhi kebutuhan?
g. Manfaatnya belum diketahui, tapi bisa jadi menghasilkan
poin (a) atau (b) di atas ?
Setiap jawaban “YA” dari tabel 2.2 diatas dimasukkan dalam tabel berikut untuk
dapat menentukan kategori dari aplikasi tersebut.
Tabel 2.3 Klasifikasi Portfolio Aplikasi
(Ward dan peppard, 2002,p307)
High
Potential Strategic
Key
Operational Support
a. Yes (i)
b. Yes (i)
c. Yes
d. Yes
e. Yes
f. Yes (ii) Yes (ii)
g. Yes
Jika terdapat dua jawaban “YA” dalam 2 kolom atau lebih, hal ini berarti aplikasi
tersebut muncul di lebih dari satu kategori. Ini menandakan aplikasi tersebut harus diuji
ulang dengan pemecahan beberapa bagian dan masing-masing bagian itu akan diuji
secara terpisah. Resiko jika tidak melakukan hal ini adalah kegagalan yang meningkat
karena tujuan yang tidak jelas dan ketidakpastian yang akan terjadi saat proyek
pengembangan dilaksanakan. Berikut ini adalah daftar pertanyaan tambahan yang
diperlukan untuk memperoleh kejelasan dan kepastian:
i. Apabila ini terjadi, maka pertanyaan tambahan untuk memperjelas adalah “apakah
manfaat bisnis dan bagaimana cara mencapainya telah jelas”, jika “ya” maka
strategic, jika tidak maka high potential.
ii. Untuk memilih salah satu, maka pertanyaan berikut harus dijalankan, “Apakah
kegagalan memenuhi akan menimbulkan resiko bisnis yang signifikan?”, jika “ya”
maka key operational, jika “tidak” maka support.
2.8.4. Analisis Lingkungan Eksternal SI/TI
Analisis ini bertujuan untuk memperoleh pandangan akan tren teknologi dan
peluang untuk menggunakan SI/TI dengan cara dan inovasi yang baru yang dapat
memberikan dampak bagi perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Analisis ini digunakan untuk mendapatkan peluang baru dengan menggunakan SI/TI
104
tanpa mengharuskan melakukan pencarian ide-ide dengan mengimplementasikan
teknologi mutakhir, meskipun ini bukan merupakan suatu halangan. Tujuannya adalah
untuk menemukan cara dalam menggunakan teknologi yang ada dengan biaya yang
rendah atau menggunakan cara yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya.
Bagian dari analisis ini juga bertujuan untuk mengetahui apa yang dilakukan oleh
para pesaing atau organisasi lain. Hasilnya berguna tidak hanya untuk mengambil ide-
ide tetapi juga memperoleh suatu ukuran untuk mengetahui keberhasilan dalam
mengkontribusi SI/TI. Salah satu aspek dari analisis ini adalah untuk dapat
mengkategorikan elemen-elemen yang potensial dan berharga dari teknologi untuk dapat
dievaluasi dan dimanfaatkan oleh perusahaan. Inti dari analisis ini adalah untuk dapat
menyediakan informasi yang menyeluruh tentang lingkungan eksternal SI/TI untuk
digunakan sebagai salah satu bentuk masukan dalam proses perencanaan strategi SI/TI.
(Ward dan Peppard,2002,p203-204).