bab 4 hasil dan pembahasan - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab4/2009-2-00830-sias bab...

68
BAB 4 HAS IL D AN PEMB AHAS AN Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai sejarah PT Astra Daihatsu Motor, visi dan misi, struktur organisasi, gambaran umum aplikasi Early Warning System serta berbagai manfaat dari investasi aplikasi Early Warning System pada PT Astra Daihatsu Motor yang akan dikuantifikasikan dalam bentuk nominal uang (rupiah). Proses kuantifikasi manfaat ini hanya akan dilakukan terhadap manfaat-manfaat yang mungkin dapat dikuantifikasikan. 4.1 Gambaran Umum PT Astra Daihatsu Motor PT Astra Daihatsu Motor (ADM) adalah perusahaan yang bergerak dibidang otomotif yang saat ini mengalami pertumbuhan bisnis yang sangat cepat. Berdirinya ADM di Indonesia tidak terlepas dari peran Daihatsu Motor Co.,Ltd. Daihatsu sendiri didirikan di Osaka, Jepang pada tahun 1907. Di Indonesia sejarah Daihatsu dimulai pada tahun 1973 ketika Astra mendapatkan hak untuk mengimpor kendaraan Daihatsu ke Indonesia. Kemudian, pada tahun 1976 PT Astra International ditunjuk menjadi agen tunggal, importir dan distributor tunggal kendaraan Daihatsu di Indonesia. Pada tahun 1978 didirikan PT Daihatsu Indonesia, sebuah pabrik pengepresan plat baja sebagai perusahaan patungan PT Astra International, Daihatsu Motor Co.,Ltd., dan Nichimen Corporation. Setelah pabrik pengepresan plat baja didirikan, kemudian didirikan pula pabrik mesin, yaitu PT Daihatsu Engine Manufacturing Indonesia.

Upload: ngotram

Post on 08-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00830-SIAS Bab 4.pdf · Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai sejarah PT Astra Daihatsu Motor, visi

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai sejarah PT Astra Daihatsu Motor, visi

dan misi, struktur organisasi, gambaran umum aplikasi Early Warning System serta

berbagai manfaat dari investasi aplikasi Early Warning System pada PT Astra Daihatsu

Motor yang akan dikuantifikasikan dalam bentuk nominal uang (rupiah). Proses

kuantifikasi manfaat ini hanya akan dilakukan terhadap manfaat-manfaat yang mungkin

dapat dikuantifikasikan.

4.1 Gambaran Umum PT Astra Daihatsu Motor

PT Astra Daihatsu Motor (ADM) adalah perusahaan yang bergerak dibidang

otomotif yang saat ini mengalami pertumbuhan bisnis yang sangat cepat. Berdirinya

ADM di Indonesia tidak terlepas dari peran Daihatsu Motor Co.,Ltd. Daihatsu sendiri

didirikan di Osaka, Jepang pada tahun 1907.

Di Indonesia sejarah Daihatsu dimulai pada tahun 1973 ketika Astra

mendapatkan hak untuk mengimpor kendaraan Daihatsu ke Indonesia. Kemudian, pada

tahun 1976 PT Astra International ditunjuk menjadi agen tunggal, importir dan

distributor tunggal kendaraan Daihatsu di Indonesia.

Pada tahun 1978 didirikan PT Daihatsu Indonesia, sebuah pabrik pengepresan

plat baja sebagai perusahaan patungan PT Astra International, Daihatsu Motor

Co.,Ltd., dan Nichimen Corporation. Setelah pabrik pengepresan plat baja didirikan,

kemudian didirikan pula pabrik mesin, yaitu PT Daihatsu Engine Manufacturing

Indonesia.

Page 2: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00830-SIAS Bab 4.pdf · Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai sejarah PT Astra Daihatsu Motor, visi

64

Pada tahun 1987 didirikan PT National Astra Motor sebagai agen tunggal dan

pengimpor kendaraan Daihatsu menggantikan posisi PT Astra International.

Kemudian pada tahun 1992 didirikanlah PT ADM melalui penggabungan 3

perusahaan, yaitu PT Daihatsu Indonesia, PT Daihatsu Engine Manufacturing Indonesia

dan PT National Astra Motor.

Untuk mendukung bisnisnya di bidang manufaktur, PT ADM mendirikan plant

pengecoran aluminium pada tahu 1996 di KIIC, Karawang, Jawa Barat. Kemudian pada

tahun 1998 ADM membeli pabrik perakitan dari PT Gaya Motor. Sejak itu PT ADM

memiliki 4 pabrik yaitu pabrik pengepresan plat baja, mesin, pengecoran aluminium dan

perakitan.

Pada tahun 2004 dilakukan kolaborasi bisnis strategis antara Daihatsu dan

Toyota melalui peluncuran Daihatsu Xenia dan Toyota Avanza di Indonesia.

Kapasitas produksi ditingkatkan menjadi 211.000 unit per tahun dimulai pada

tahun 2007, kala memasuki ulang tahunnya yang ke-100.

Selain itu, di tahun yang sama, Daihatsu telah mencanangkan filosofi baru sesuai

tuntutan jaman, yaitu:

1. Menjadi merek global yang dicintai di seluruh dunia,

2. Menjadi perusahaan yang memiliki kepercayaan diri dan kebanggaan, melalui

produksi mobil yang inovatif dan terkemuka di era kita.

Slogan baru Daihatsu “Innovation for Tomorrow” menjadi komitmen perusahaan

untuk selalu mewujudkan inovasi agar dapat bertahan di era globalisasi yang terus

berkembang cepat dan menghasilkan produk yang dapat memberikan manfaat bagi

masyarakat luas.

Page 3: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00830-SIAS Bab 4.pdf · Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai sejarah PT Astra Daihatsu Motor, visi

65

Slogan baru ini merupakan aspirasi dari falsafah, visi dan prinsip-prinsip dasar

tanggung jawab sosial serta rencana strategi global Grup Daihatsu untuk 100 tahun ke

depan.

Melalui perjalanannya yang panjang, kehadiran Daihatsu di Indonesia telah

mendorong terciptanya mobilitas masyarakat melalui produk-produk kendaraan

Daihatsu yang semakin mendapatkan tanggapan positif dari pelanggan. Hal ini

ditunjukkan dari pangsa pasar yang meningkat dari tahun ke tahun.

Gambar 4.1 Market Share PT Astra Daihatsu Motor

Kendaraan Daihatsu hadir dengan cirinya yang khas: mobil kompak yang hemat

bahan bakar, berkapasitas sesuai kebutuhan keluarga Indonesia, model yang modern dan

harga yang terjangkau. Karenanya kendaraan Daihatsu menjadi kendaraan pilihan

Page 4: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00830-SIAS Bab 4.pdf · Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai sejarah PT Astra Daihatsu Motor, visi

66

masyarakat Indonesia sebagai sarana transportasi yang sesuai dengan kebutuhan sehari-

hari dalam berbagai aktivitas.

Daihatsu Xenia, kendaraan hasil kolaborasi Toyota-Daihatsu merupakan

kendaraan keluarga berkapasitas 7 penumpang yang menggunakan mesin 1000 cc dan

1300 cc yang telah teruji di dunia. Kendaraan ini mendapatkan penghargaan sebagai

“The Best Value Car” di ajang Indonesia International Motor Show 2006 dan “ The Best

Small MPV” oleh majalah Mobilmotor 2006.

Gambar 4.2 Daihatsu Xenia

Daihatsu Terios, SUV berkapasitas 7 penumpang dengan mesin 1500 cc. Selain

transmisi manual, kendaraan ini juga memiliki varian bertransmisi otomatis.

Gambar 4.3 Daihatsu Terios

Page 5: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00830-SIAS Bab 4.pdf · Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai sejarah PT Astra Daihatsu Motor, visi

67

Daihatsu Gran max, kendaraan komersial generasi baru dari Daihatsu yang

memiliki kapasitas terbesar di kelasnya. Didukung oleh mesin 1300 cc dan 1500 cc,

serta dibuat dalam model Minibus dan Pickup, kendaraan serba guna ini ditujukan untuk

mendukung kegiatan bisnis dan keluarga.

Gambar 4.4 Daihatsu Gran Max

Daihatsu Sirion adalah kendaraan city car dengan mesin 1300 cc yang diimpor

dari Malaysia dalam bentuk unit mobil (CBU).

Gambar 4.5 Daihatsu Sirion

Page 6: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00830-SIAS Bab 4.pdf · Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai sejarah PT Astra Daihatsu Motor, visi

68

Selain memproduksi mobil Daihatsu untuk masyarakat Indonesia, PT ADM juga

memproduksi mobil dan komponen merek Toyota untuk tujuan pasar dalam negeri dan

mancanegara.

Gambar 4.6 Toyota Avanza dan Toyota Rush

Melalui komitmen yang kuat untuk selalu memberikan yang terbaik bagi

pelanggan dan semua pihak yang berperan, PT ADM berusaha keras untuk dapat

meningkatkan kontribusi dalam memberikan nilai tambah bagi seluruh stakeholders,

terutama bagi kesejahteraan masyarakat dan selalu ramah lingkungan.

PT ADM telah memenuhi standar kualitas global dengan menerapkan sistem

produksi Toyota (TPS) di setiap lini proses. Secara rutin kualitas proses produksi PT

ADM selalu ditinjau seperti yang disyaratkan dalam Sistem Manajemen Mutu ISO 9001

yang telah diterapkan di semua pabrik dan kantor pusat PT ADM.

PT ADM sangat memperhatikan proses produksi, kesehatan dan keselamatan

pabrik dengan meneripakan Sistem Mutu Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3)

yang sesuai dengan ISO 14001, OHSAS 18001 dan Green Company. PT ADM berusaha

Page 7: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00830-SIAS Bab 4.pdf · Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai sejarah PT Astra Daihatsu Motor, visi

69

menjaga limbah pabrik agar tidak mencemari lingkungan sekitar. Sebagai hasil

kepedulian ADM pada lingkungan dan keselamatan kerja, PT ADM menerima

penghargaan pengelolaan lingkungan hidup dengan predikat terbaik dari Gubernur DKI

Jakarta dan Menteri Lingkungan Hidup dalam beberapa tahun terakhir. PT ADM juga

menerima penghargaan bebas kecelakaan kerja dari Menteri Tenaga Kerja.

Pencapaian PT ADM untuk memenuhi permintaan pelanggan dan standar

kualitas global ini terwujud berkat dukungan dan kerjasama seluruh pihak termasuk

pemegang saham, pemasok, distributor dan pemerintah.

Sebagai basis produksi mobil compact untuk Grup Daihatsu dan Toyota di luar

Jepang, PT ADM senantiasa meningkatkan produksi dari tahun ke tahun.Hasil produksi

perusahaan telah menggunakan komponen local dengan rasio sebesar 75%.

Gambar 4.7 Prodution Volume (Units) PT Astra Daihatsu Motor

Page 8: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00830-SIAS Bab 4.pdf · Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai sejarah PT Astra Daihatsu Motor, visi

70

Hasil produk PT ADM, Toyota Avanza dan Daihatsu Terios telah diekspor

melalui PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) ke mancanegara dalam

bentuk unit mobil (CBU) dan komponen terurai (CKD).

Gambar 4.8 Tujuan ekspor PT Astra Daihatsu Motor

Nilai ekspor ADM ini terus meningkat dari tahun ke tahun dan menjadi bukti hasil

produksi PT ADM memenuhi standar kualitas global.

4.1.1 Visi PT Astra Daihatsu Motor

Visi PT Astra Daihatsu Motor adalah menjadi No.1 di pasar mobil compact di

Indonesia dan sebagai basis utama produksi global untuk Grup Daihatsu/ Toyota yang

sama dengan standar kualitas pabrik Jepang.

Page 9: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00830-SIAS Bab 4.pdf · Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai sejarah PT Astra Daihatsu Motor, visi

71

4.1.2 Misi PT Astra Daihatsu Motor

Misi PT Astra Daihatsu Motor adalah:

1. Kami memproduksi mobil dengan nilai terbaik dan menyediakan layanan terkait

yang penting untuk meningkatkan nilai stakeholders dan ramah lingkungan,

2. Kami mengembangkan dan memberikan inspirasi kepada karyawan untuk mencapai

kinerja tingkat dunia.

4.1.3 Struktur Organisasi PT Astra Daihatsu Motor

Struktur organisasi PT Astra Daihatsu Motor secara keseluruhan dapat dilihat

pada gambar 4.9.

Page 10: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00830-SIAS Bab 4.pdf · Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai sejarah PT Astra Daihatsu Motor, visi

Gambar 4.9 Struktur Organisasi PT Astra Daihatsu Motor

Note : PD : President Director VPD : Vice President Director CEO : Chief Executive Officer Co CEO : Co Chief Executive Officer COO : Chief Operation Officer D : Director EO : Executive Officer DHE : Division Head Executive DH : Division Head H : Head EC : Executive Coordinator (Name) : Concurrent

72

Page 11: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00830-SIAS Bab 4.pdf · Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai sejarah PT Astra Daihatsu Motor, visi

4.1.4 Tugas dan Wewenang

Dalam penjabaran tugas dan wewenang hanya dilakukan pada bagian dari

struktur organisasi yang berhubungan dengan implementasi aplikasi EWS yaitu

direktorat Purchasing, yang terdiri atas divisi Purchasing dan Purchasing Planning.

Divisi Purchasing terdiri atas departemen Purchasing 1, Purchasing 2, Component

Business, dan Localization. Sedangkan, divisi Purchasing Planning terdiri atas

departemen Purchasing Administration, Production Preparation, Project Management,

dan Supplier Control (G-Parts). Setiap departemen dikepalai oleh satu orang department

head.

1. Purchasing Director

Tugas dan wewenang Purchasing Director adalah:

a. Menentukan target biaya pembelian untuk suatu project atau model produk baru.

b. Menentukan berbagai strategi pembelian yang akan dilakukan perusahaan.

c. Menangani berbagai kontrak atau perjanjian kerja sama dengan pihak lain.

2. Departemen Purchasing Administration

Tugas dan wewenang yang dilakukan oleh staf di Departemen Purchasing

Administration adalah:

a. Melakukan pengecekan harga melalui SAP.

b. Mengembangkan aplikasi Early Warning System.

c. Mengembangkan aplikasi E-Purchasing.

d. Mengembangkan aplikasi Supplier Data Bank.

73

Page 12: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00830-SIAS Bab 4.pdf · Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai sejarah PT Astra Daihatsu Motor, visi

74

e. Menangani perjanjian kerja sama dengan supplier.

f. Mengkoordinasikan regulasi-regulasi, baik dari pemerintah maupun dari internal

ADM, dengan departemen terkait dan supplier.

g. Melaksanakan evaluasi terhadap supplier, yang meliputi:

- evaluasi supplier baru

- evaluasi suppliers capacity dan capability

- evaluasi terhadap performa quality dan delivery supplier

h. Melakukan kontrol terhadap pengimplementasian IJ-EPA di supplier.

i. Melakukan kontrol terhadap data supplier,

j. Bertanggung jawab terhadap penggunaan data supplier,

k. Mempersiapkan data untuk menghadapi audit ISO, SOA, AFC,

l. Melakukan kontrol terhadap distribusi technical document ke supplier.

3. Departemen Production Preparation

Tugas dan wewenang yang dilakukan oleh staf di Departemen Production

Preparation adalah:

a. Merencanakan, melaksanakan, dan melakukan kontrol aktivitas SPTT,

b. Melakukan order part pada tahap Trial & LPVV dalam suatu project,

c. Melakukan follow up jika ada probelm di supplier pada tahap-tahap sebelum mass

production dari suatu project,

d. Membuat OP List.

Page 13: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00830-SIAS Bab 4.pdf · Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai sejarah PT Astra Daihatsu Motor, visi

75

4. Departemen Project Management

Tugas dan wewenang yang dilakukan oleh staf di Departemen Project

Management adalah:

a. Menerima dan membuat summary data quotation atau penawaran dari supplier,

b. Sharing data pencapaian cost dengan Purchasing Division di Daihatsu Motor Co.,

Ltd. di Jepang,

c. Melakukan follow up terkait pencapaian cost dengan departemen Purchasing 1,

d. Membuat laporan terkait cost dari suatu project.

e. Melakukan seleksi supplier, bekerja sama dengan departement Purchasing 1,

f. Membuat Internal Agreement (IA) dan Letter of Intent (LOI) untuk supplier yang

telah terpilih,

g. Memonitor pengimplementasian project sesuai schedule project.

5. Departemen Supplier Control (G-Parts)

Tugas dan wewenang yang dilakukan oleh staf di Departemen Supplier Control

(G-Parts) adalah melakukan kontrol terhadap supplier-supplier pengepresan part

(stamping parti),

6. Departemen Purchasing 1

Tugas dan wewenang yang dilakukan oleh staf di Departemen Purchasing 1

adalah:

a. Melakukan kontrol dan analisis harga part,

b. Melakukan negosiasi harga part dengan supplier,

Page 14: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00830-SIAS Bab 4.pdf · Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai sejarah PT Astra Daihatsu Motor, visi

76

c. Bekerja sama dengan Project Control untuk melakukan seleksi supplier,

d. Melakukan kontrol terhadap claim, baik dari supplier maupun untuk supplier,

e. Melakukan kontrol exchange rate,

f. Melakukan kontrol dan analisis harga material, tooling, dan proses.

7. Departemen Purchasing 2

Tugas dan wewenang yang dilakukan oleh staf di Departemen Purchasing 2

adalah:

a. Melakukan kontrol dan analisis harga consumable part dan material,

b. Melakukan negosiasi dengan supplier consumable part dan material.

8. Departemen Component Business

Tugas dan wewenang yang dilakukan oleh staf di Departemen Component

Business adalah:

a. Melakukan kontrol terhadap penjualan part ke luar negeri,

b. Membantu ekspor dari TMMIN,

c. Melakukan analisis harga jual part.

9. Departemen Localization

Tugas dan wewenang yang dilakukan oleh staf di Departemen Localization

adalah:

a. Membuat Internal Agreement (IA) untuk supplier yang terpilih untuk lokalisasi,

b. Mengajukan item atau part untuk dilokalkan,

Page 15: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00830-SIAS Bab 4.pdf · Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai sejarah PT Astra Daihatsu Motor, visi

77

c. Membuat dan mendistribusikan Letter of Intent (LOI) untuk supplier yang terpilih

untuk lokalisasi,

d. Melaporkan pencapaian atau progress lokalisasi part,

e. Menganalisis, membuat, dan melakukan kontrol master list dari part-part yang akan

dilokalkan.

f. Membantu mengawasi pengembangan part di supplier, bekerja sama dengan

Development Division dan Quality Assurance Department.

g. Mendistribusikan technical information kepada supplier,

h. Memonitor progress pengembangan part di supplier,

i. Mengumpulkan part sample untuk dievaluasi.

j. Melakukan proses CKD deletion,

k. Melakukan kontrol terhadap dokumen dan schedule terkait CKD deletion,

l. Mengumpulkan technical document yang dibutuhkan untuk RFQ dan commercial

production.

4.2 Analisis Lingkungan Industri PT Astra Daihatsu Motor

4.2.1 Analisis Value Chain

Analisis Value Chain berfungsi untuk mengidentifikasi kegiatan-kegiatan bisnis

yang ada di PT ADM. Analisis ini terdiri atas dua kegiatan, yaitu kegiatan utama dan

kegiatan pendukung. Kegiatan utama PT ADM antara lain:

1. Inbound Logistics : Proses part receiving dari supplier.

2. Operations : Proses assembly part menjadi unit mobil.

Page 16: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00830-SIAS Bab 4.pdf · Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai sejarah PT Astra Daihatsu Motor, visi

78

3. Outbound Logistics : Proses pengiriman unit mobil ke Vehicle Logistic sebelum

didistribusikan ke dealer-dealer.

4. Marketing & Sales : Pemasaran dan penjualan unit-unit mobil.

5. Service : Pelayanan antar unit mobil, layanan purna jual berupa warranty claim 3

tahun atau 100.000 km.

Sedangkan, kegiatan-kegiatan pendukung yang ada di PT ADM antara lain:

1. Firm Infrastructure

PT ADM memiliki 4 plant, yaitu Stamping Plant, Engine Plant, Casting Plant, dan

Assembly Plant. Pemisahan plant ini dapat memudahkan dalam melakukan

pengontrolan proses produksi. Selain itu, PT ADM juga telah memiliki infrastruktur

penanggulangan banjir sehingga proses produksi tidak akan terganggu jika terjadi

banjir.

2. Human Resource Management

Kegiatan ini meliputi proses perekrutan karyawan, penggajian, training, evaluasi

kinerja, dan absensi.

3. Technology Development

Pemanfaatan teknologi untuk mendukung aktifitas bisnis agar proses bisnis

perusahaan dapat berjalan lebih efektif dan efisien sehingga dapat meningkatkan

competitive advantage perusahaan.

4. Procurement

Kegiatan ini meliputi proses pemilihan supplier, pembelian part dari supplier,

termasuk proses negosiasi harga.

Page 17: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00830-SIAS Bab 4.pdf · Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai sejarah PT Astra Daihatsu Motor, visi

79

4.2.2 Analisis 5 Daya Porter

Analisis Porter’s Five Force berfungsi untuk mengidentifikasi peluang dari

eksternal organisasi. Analisis ini menggunakan 5 (lima) kekuatan yang mempengaruhi

posisi PT ADM dalam persaingan perusahaan otomotif.

New Entrants

- QQ

Suppliers

- PT Inti Ganda Perdana- PT Goodyear Indonesia- PT GS Battery- PT Pakoakuina- PT Menara Terus Makmur- dll

Industrial Competition

- PT Kramayudha Tiga Berlian- PT Indomobil Niaga International

Buyers

Substitute Products

- kendaraan roda dua

Gambar 4.10 Porter’s Five Force Analysis

4.2.2.1 Ancaman Pendatang Baru (Threat of New Entrants)

Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa saat ini dunia otomotif sedang berkembang,

hal inilah yang menyebabkan munculnya produsen-produsen baru, khususnya produsen

untuk kendaraan roda empat. Produsen baru tersebut menawarkan produknya dengan

keunggulan-keunggulan, seperti harga yang lebih murah, namun dengan kualitas yang

terjamin.

Page 18: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00830-SIAS Bab 4.pdf · Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai sejarah PT Astra Daihatsu Motor, visi

80

Pendatang baru yang memiliki potensi untuk menjadi pesaing PT ADM adalah

perusahaan manufaktur kendaraan roda empat baru yang menawarkan mobil compact

dengan harga yang lebih murah. Contohnya adalah mobil Cherry dari QQ. Mobil Cherry

dinilai mampu menarik pangsa pasar baru, namun memang dengan share market yang

tidak terlalu besar.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa ancaman dari pendatang

baru yang bergerak di bidang manufaktur kendaraan roda empat terhadap PT ADM

dapat dikatakan tidak terlalu tinggi.

4.2.2.2 Pesaing (Rivalry Among Competitors)

Yang dianggap pesaing PT ADM adalah perusahaan manufaktur kendaraan roda

empat yang memproduksi mobil dengan target low/middle segment (di bawah 200 juta

rupiah), contohnya adalah PT Kramayudha Tiga Berlian (produsen mobil merek

Mitsubishi) dan PT Indomobil Niaga International (produsen mobil merek Suzuki).

Tekanan dari para pesaing ini dapat berupa tekanan dari segi harga, kualitas,

layanan purna jual. Untuk menghadapi hal tersebut, PT ADM perlu merancang dan

melaksanakan strategi bisnis yang lebih baik guna unggul di dalam persaingan, misalnya

dengan meningkatkan promosi, memberikan diskon khusus pada event-event tertentu.

Selain itu, dapat juga dilakukan program kerja sama dengan pihak-pihak terkait, seperti

lembaga pemberi pinjaman.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tekanan persaingan perusahaan lain

yang bergerak di bidang manufaktur kendaraan roda empat terhadap PT ADM dapat

dikatakan tinggi.

Page 19: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00830-SIAS Bab 4.pdf · Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai sejarah PT Astra Daihatsu Motor, visi

81

4.2.2.3 Kekuatan Pemasok (Bargaining Power of Suppliers)

PT ADM memiliki pemasok bukan hanya dari dalam negeri, tetapi juga dari luar

negeri, yang meliputi Jepang, India, Thailand, Filipina. Perbandingan antara pemasok

lokal dan luar negeri adalah 75 % : 25 %.

Beberapa pemasok PT ADM memiliki kekuatan karena hal-hal berikut:

1. part atau komponen yang disupply adalah part general, yaitu part-part yang selain

disupply ke PT ADM juga dijual bebas di pasaran. Hal ini menyebabkan makin

tingginya kemampuan pemasok untuk menetapkan harga jual,

2. pemasok tersebut tidak memiliki pesaing yang memproduksi part atau komponen

yang sama.

Hal-hal tersebut di atas dapat membuat daya tawar-menawar pemasok dapat dianggap

tinggi.

4.2.2.4 Kekuatan Pembeli (Bargaining Power of Buyers)

Kepuasan pelanggan merupakan hal yang paling utama karena PT ADM mampu

melihat potensi dan kekuatan dari pelanggan. Karena pelangganlah yang mampu

membuat brand image yang baik maupun yang buruk. Dalam menjual produknya, PT

ADM ditengahi oleh PT Daihatsu Sales Operation yang berlaku sebagai dealer.

Pembeli sebagai konsumen memiliki harapan terhadap produk yang diproduksi

oleh PT ADM, ditinjau dari harga, kualiatas, dan layanan purna jual. Jika PT ADM tidak

dapat memenuhi apa yang diharapkan oleh konsumen, maka dapat membuat konsumen

beralih untuk membeli mobil dengan brand lain. Pembeli memiliki pilihan untuk

menggunakan banyak merek lain ini dan ini membuat daya tawar-menawar pembeli bagi

PT ADM tinggi dan hal ini memberi tekanan yang besar bagi perusahaan.

Page 20: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00830-SIAS Bab 4.pdf · Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai sejarah PT Astra Daihatsu Motor, visi

82

4.2.2.5 Ancaman Produk Pengganti (Threat of Substitue Products or Services)

Semakin banyaknya pilihan jenis kendaraan saat ini membuat konsumen

memiliki keleluasaan dalam memilih jenis kendaraan yang akan mereka gunakan. Selain

kendaraan umum, konsumen juga dapat menggunakan kendaraan roda dua atau motor

yang kini makin banyak jenisnya dengan harga yang jauh lebih murah dibandingkan

dengan kendaraan roda empat.

Pilihan konsumen untuk menggunakan kendaraan roda dua juga dipicu oleh

kondisi jalan di Indonesia, khususnya di kota-kota besar. Kendaraan roda dua atau motor

dinilai mampu mengatasi masalah utama di kota-kota besar, yaitu kemacetan.

Dengan keunggulan seperti yang telah diuraikan di atas, maka dapat dikatakan bahwa

ancaman dari produk pengganti terhadap produk PT ADM dapat dikatakan tinggi.

4.2.3 Analisis SWOT

Berdasarkan analisis Value Chain dan analisis 5 Daya Porter, maka dapat

dilakukan analisis SWOT dari PT ADM, seperti berikut:

1. Strength

• PT ADM memiliki 4 plant, yaitu Stamping Plant, Engine Plant, Casting Plant,

dan Assembly Plant. Pemisahan plant ini dapat memudahkan dalam melakukan

pengontrolan proses produksi.

• Memiliki karyawan-karyawan yang inovatif yang diseleksi dari proses

penyaringan penerimaan pegawai yang cukup ketat dan berkualitas.

2. Weakness

• Kurangnya sosialisasi terkait promosi jabatan karyawan.

3. Opportunity

Page 21: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00830-SIAS Bab 4.pdf · Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai sejarah PT Astra Daihatsu Motor, visi

83

• Adanya warranty claim 3 tahun atau 100.000 KM dapat meningkatkan

kepercayaan dari customer.

4. Threat

• Adanya pendatang baru pemegang merek mobil yang memberikan penawaran

yang cukup menarik dengan kelas produk hampir sama dengan mobil hasil

produksi PT ADM.

• Adanya persaingan harga dengan competitor.

• Masih adanya supplier yang tidak memiliki pesaing, sehingga bargaining power

dari supplier tersebut cukup kuat.

• Adanya produk alternatif sebagai pengganti, yaitu kendaraan roda dua.

4.3 Gambaran Umum Sistem Informasi Early Warning System (EWS)

Sistem informasi Early Warning System (EWS) adalah suatu program yang

digunakan untuk memonitor status dari order dari PT ADM serta stock dari supplier.

Tujuannya agar kedua belah pihak bisa mengetahui dengan cepat apabila ada masalah

yang bisa mengakibatkan terjadinya resiko line stop pada produksi. EWS dikembangkan

di departemen Purchasing Administration bekerja sama dengan departemen Logistik.

Keuntungan yang didapat oleh ADM dengan adanya penerapan sistem informasi

Early Warning System yaitu:

1. Membantu dalam memonitor stok yang dimiliki supplier sehingga dapat

mempercepat dalam memperoleh informasi apakah stok di supplier dapat memenuhi

kebutuhan produksi PT ADM atau tidak,

2. Membantu dalam memonitor keberangkatan pengiriman part dari supplier,

3. Membantu dalam memonitor proses good receipt (GR) di ADM,

Page 22: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00830-SIAS Bab 4.pdf · Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai sejarah PT Astra Daihatsu Motor, visi

84

4. Membantu PT ADM dalam melakukan proses pendistribusian technical documents.

Technical documents ini meliputi dokumen:

• RDDP, yaitu technical document yang berisi gambaran part yang akan dibuat,

namun belum memiliki spesifikasi detail, masih 2 dimensi. RDDP ini biasanya

ditawarkan kepada supplier, apakah supplier bisa membuat part dengan

spesifikasi yang tertera pada RDDP.

• Drawing, yaitu technical document yang berupa gambar part dengan spesifikasi

yang lebih detail. Ini dijadikan dasar bagi supplier untuk memproduksi part yang

diorder oleh PT ADM.

• ECI (Engineering Change Request), yaitu technical document yang berisi

perubahan atau modifikasi dari suatu part.

5. Membantu mencegah terjadinya tagihan dari supplier yang outstanding (belum

terbayar) oleh PT ADM yang disebabkan oleh masalah GR di PT ADM.

4.3.1 Proses Bisnis Ordering Part

Sistem informasi Early Warning System yang diimplementasikan oleh ADM

berkaitan erat dengan proses ordering oleh PT ADM dan pemenuhan order oleh

supplier.

Secara garis besar, proses bisnis ordering part dapat ditunjukkan pada gambar

4.11.

Page 23: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00830-SIAS Bab 4.pdf · Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai sejarah PT Astra Daihatsu Motor, visi

85

$$

$

Gambar 4.11 Proses Bisnis Ordering Part

Dalam pelaksanaannya, proses bisnis ordering part terbagi menjadi tiga tahapan

utama yaitu:

1. proses pembuatan Delivery Note (DN) dan pendistribusian DN ke supplier.

2. proses delivery part,

3. proses receiving part.

Page 24: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00830-SIAS Bab 4.pdf · Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai sejarah PT Astra Daihatsu Motor, visi

86

Proses bisnis ordering part di PT ADM dimulai dengan didistribusikannya

Purchase Order (PO) dari departmen Production Control kepada seluruh supplier.

Berdasarkan PO tersebut, supplier akan mempersiapkan material untuk memproduksi

part sesuai order dari ADM. Untuk penarikan harian, departemen Logistik PT ADM

akan membuat Delivery Note (DN) yang akan didistribusikan kepada supplier.

Start

PO

DN

Membuat DN

Finish

Gambar 4.12 Proses Pembuatan Delivery Note (DN)

Setelah menerima DN, maka supplier akan melakukan persiapan dan pengiriman

part sesuai cycle time yang telah ditetapkan oleh PT ADM. Sebelum melakukan

pengiriman, supplier akan memberikan informasi atau melakukan update terkait kondisi

dan jumlah stok yang ada di supplier. Supplier melakukan update data stok per cycle

pengiriman.

Page 25: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00830-SIAS Bab 4.pdf · Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai sejarah PT Astra Daihatsu Motor, visi

87

Start

part

supplier kirim part ke ADM

surat jalanDN

partsurat jalan

DN

Finish

Gambar 4.13 Proses Delivery Part

Setelah part sampai di ADM, maka bagian receiving akan melakukan

penerimaan barang dengan memproses atau men-scan DN yang dibawa saat pengiriman

tersebut. Ini menandakan bahwa part yang di-order melalui suatu nomor DN telah

dikirim oleh supplier ke ADM dan DN tersebut dinyatakan closed.

Page 26: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00830-SIAS Bab 4.pdf · Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai sejarah PT Astra Daihatsu Motor, visi

88

Gambar 4.14 Proses Receiving Part

4.3.2 Sistem Informasi Early Warning System

Gambaran dari sistem informasi Early Warning System (EWS) adalah sama

dengan seismograph untuk mendeteksi terjadinya bencana. Dari aplikasi EWS ini, PT

ADM akan menangkap sinyal dari supplier terkait kondisi stok dan delivery mereka.

Sinyal yang ditangkap oleh EWS, kemudian akan ditampilkan dalam bentuk

sinyal warna merah, kuning, dan hijau.

Warna Kondisi

Menunjukkan bahwa ada masalah, baik di supplier maupun di bagian penerimaan ADM.

Menunjukkan adanya potensi untuk terjadi masalah.

Start

part

scanning DN

surat jalanDN

partsurat jalan

DN

Finish

Merah

Kuning

Page 27: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00830-SIAS Bab 4.pdf · Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai sejarah PT Astra Daihatsu Motor, visi

89

Warna Kondisi

Menunjukkan bahwa kondisi aman, segalanya sesuai rencana.

Tabel 4.1 Sinyal Warna di Sistem Informasi Early Warning System

Aplikasi EWS memiliki peranan penting di dalam proses ordering part. Aplikasi

EWS memiliki fitur-fitur yang dapat digunakan untuk mendukung proses ordering part.

1. Proses pembuatan Delivery Note (DN) dan pendistribusian DN ke supplier

Fitur yang disediakan oleh EWS untuk mendukung proses ini adalah proses

capture data Delivery Note (DN) dari Anbunka System. EWS akan mengambil data dari

sistem tersebut sehingga kemudian akan dapat didownload oleh supplier dalam bentuk

DN.

2. Proses delivery part

Pada tahap ini supplier akan mengirimkan data ke PT ADM berupa jumlah stok

terakhir yang ada di supplier dan data pengiriman supplier untuk memenuhi satu DN

tertentu yang diminta oleh PT ADM melalui email. Data dari email ini kemudian akan

secara otomatis dibaca oleh aplikasi EWS. Dari data ini, EWS akan melakukan kalkulasi

sehingga dapat ditampilkan status kondisi supplier dalam bentuk sinyal warna.

3. Proses receiving part

Fitur yang disediakan oleh EWS untuk mendukung proses ini adalah proses

capture data good receipt dari Anbunka System. EWS akan mengambil data good receipt

dari sistem Anbunka, kemudian kondisi terakhir akan ditampilkan dalam bentuk sinyal

warna.

Hijau

Page 28: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00830-SIAS Bab 4.pdf · Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai sejarah PT Astra Daihatsu Motor, visi

90

Selain fitur utama untuk mendukung proses ordering part, EWS juga memiliki

fitur tambahan untuk membantu dalam proses pengambilan technical document. Fitur ini

memungkinkan supplier mengetahui technical document apa saja yang harus diambil di

PT ADM. Fitur ini merupakan otomatisasi proses sebelumnya dimana PT ADM harus

mengirimkan email kepada tiap supplier yang harus mengambil technical document di

ADM.

Aplikasi EWS terdiri atas 6 menu utama, yaitu:

1. Home

Menu ini menunjukan tampilan awal aplikasi EWS ketika user yang mempunyai

otorisasi atau kewenangan berhasil melakukan login.

2. Inquiries, memiliki 3 submenu, yaitu:

a. Order Inquiry

Menu ini berfungsi untuk menampilkan informasi secara detail Status Order.

Tampilan submenu ini dapat dilihat pada gambar 4.15.

Gambar 4.15 Tampilan submenu Order Inquiry

Page 29: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00830-SIAS Bab 4.pdf · Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai sejarah PT Astra Daihatsu Motor, visi

91

b. Stock Inquiry

Menu ini berfungsi untuk menampilkan informasi safety stock, standard stock,

dan ADM stock secara detail per item part. Tampilan submenu ini dapat dilihat

pada gambar 4.16.

Gambar 4.16 Tampilan submenu Stock Inquiry

c. Email Inquiry

Menu ini berfungsi untuk menampilkan informasi setiap email yang masuk ke

EWS. Tampilan submenu ini dapat dilihat pada gambar 4.17.

Page 30: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00830-SIAS Bab 4.pdf · Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai sejarah PT Astra Daihatsu Motor, visi

92

Gambar 4.17 Tampilan submenu Email Inquiry

3. Technical Distribution, memiliki 2 submenu, yaitu:

a. Technical Distribution Query

Menu ini berfungsi untuk menampilkan informasi technical document dari PT

ADM yang harus diambil oleh supplier. Tampilan submenu ini dapat dilihat pada

gambar 4.18.

Gambar 4.18 Tampilan submenu Technical Distribution inquiry

Page 31: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00830-SIAS Bab 4.pdf · Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai sejarah PT Astra Daihatsu Motor, visi

93

b. ECI Implementation Update

Menu ini berfungsi untuk menampilkan informasi Update ECI Implementation

dengan supplier melakukan upload data berdasarkan format yang telah

ditentukan ke PT ADM. Tampilan submenu ini dapat dilihat pada gambar 4.19.

Gambar 4.19 Tampilan submenu ECI Implementation Update

4. Download, memiliki submenu Supplier Data

Menu ini berfungsi untuk melakukan download dan menampilkan data DN dan

stock. Tampilan submenu ini dapat dilihat pada gambar 4.20.

Page 32: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00830-SIAS Bab 4.pdf · Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai sejarah PT Astra Daihatsu Motor, visi

94

Gambar 4.20 Tampilan submenu Download Supplier Data

5. Change Password

Menu ini berfungsi untuk melakukan perubahan atau update password. Tampilan

menu ini dapat dilihat pada gambar 4.21.

Gambar 4.21 Tampilan Menu Change Password

Page 33: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00830-SIAS Bab 4.pdf · Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai sejarah PT Astra Daihatsu Motor, visi

95

6. Logout

Menu ini berfungsi untuk melakukan perintah untuk keluar dari login Anda.

Di sisi ADM, selain fungsi-fungsi pendukung, ada 2 menu utama yang berfungsi

untuk menampilkan status tiap-tiap supplier.

1. EWS Status

Menu ini merupakan menu untuk menampilkan informasi tentang supplier yang

memiliki problem pada salah satu query. Tampilannya dapat dilihat pada gambar

4.22.

Gambar 4.22 EWS Status

2. EWS Display Status

Menu ini merupakan menu ini merupakan untuk menampilkan informasi Supplier

Order Status secara umum yang akan ditampilkan pada layar. Tampilan menu ini

dapat dilihat pada gambar 4.23.

Page 34: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00830-SIAS Bab 4.pdf · Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai sejarah PT Astra Daihatsu Motor, visi

96

Gambar 4.23 Tampilan EWS Display Status

4.3.3 Kebutuhan Teknis Sistem

Untuk menjalankan sistem informasi Early Warning System dengan baik, maka

dibutuhkan spesifikasi perangkat keras, perangkat lunak, database, jaringan, bahasa

pemrograman yang sesuai agar sistem tersebut dapat berjalan dengan baik. Berikut

spesifikasi kebutuhan teknis sistem informasi Early Warning System.

1. Perangkat Keras

- Server:

HP Proliant DL380G5

• Processor (1) Quad –Core Intel Xeon Processor E5420 (2.50 GHz, 80 Watts,

1333 FSB) Cache Memory 12MB (2 x 6MB) Level 2 cache – Intel Xeon

processor 5400 Sequence

• Memory 2 GB (2 x 1 GB) PC2-5300 Fully Buffered DIMMs (DDR2-667)

Page 35: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00830-SIAS Bab 4.pdf · Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai sejarah PT Astra Daihatsu Motor, visi

97

with Adcanced ECC, mirrored and online spare memory capabilities

• Network Controller Two Embedded NC373i

• Multifunction Gigabit Server Adapters

• Storage Controller HP Smart Array P400/256MB

• Controller (RAID 0/1/1+0/5)

• Internal Storage support up to 1.168TB

• Form Factor Racj (2U), Height :3.38-inch/8.59 cm; Depth : 26 inches (66

cm)

• Availability Hot Plug Fully Redundant Fans Standard 146GB 10K SAS 2.5

HDD

• HP Slim 8x/24x DVD-ROM (Optical Drive)

• HP RPS 350/370/380 G5Kit (2nd Power Supply for Redundant)

- Komputer Developer:

• Intel(R) Pentium(R) 4 CPU (2.66GHz, FSB Intel Netburst 64-bit, 1MB

cache)

• SiS 661FX Chipset

• 1 GB DIMM SDRAM, 2 GB (2DIMMs) Max. RAM

• SiS Mirage Graphics (32 MB) SiS 330 Integrated

• SiS 7012 Audio Device, Realtek AC97 Audio

• ST340014A (40 GB, 7200 RPM, Ultra-ATA/100)

• LITE-ON COMBO SOHC-5232K

• SiS 900-Based PCI Fast Ethernet Adapter

• Standard 101/102-Key or Microsoft Natural PS/2 Keyboard, PS/2

Page 36: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00830-SIAS Bab 4.pdf · Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai sejarah PT Astra Daihatsu Motor, visi

98

Compatible Mouse

• 8x USB 2.0, Serial, LAN, Keyboard, Mouse, Audio Mini Tower

• ATX, Desktop Case, 350 W

• BenQ G700 34 cm x 27 cm (17.1")

- Komputer Client:

Corporate Desktop PC Veriton M460

• Intel Pentium Core 2 Duo E4500 (2.2GHz, FSB 800, 2MB Cache)

• Intel G31 Express-ICH7 Chipset

• 1-GB DDR-2 SDRAM PC-5300, 2 GB (2DIMMs) Max. RAM

• Intel Graphics Media Accelerator 3100 DVMT 128 MB (Shared)

• Integrated Intel High Definition Audio with 7.1 channel Surround Sound

• 80 GB Serial ATA/150 7200 RPM

• DVD Combo Drive ; Internal Modem 56K

• Integrated 10/100/1000 LAN

• Acer USB Keyboard, Acer Optical Mouse

• 8x USB 2.0, Serial, LAN, Keyboard, Mouse, Audio Mini Tower

• ATX, Acer fixed 250w

• Including Acer LCD Monitor 15”

2. Perangkat Lunak

- Wind. XP Pro-SP2/Vista

- Including software Acer Empowering Technology

3. Bahasa Pemrograman: VB 6 dan PHP

4. Database: SQL Server 2005

Page 37: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00830-SIAS Bab 4.pdf · Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai sejarah PT Astra Daihatsu Motor, visi

99

4.4 Pembobotan Nilai dan Risiko Korporasi PT Astra Daihatsu Motor

Information Economics merupakan salah satu cara untuk melakukan proses

analisa biaya dan manfaat implementasi teknologi informasi. Dalam penggunaan

Information Economics menggunakan analisa cost and benefit, sehingga dilakukan

pembobotan terhadap nilai–nilai perusahaan yang tangible (nyata) maupun intangible

(tidak nyata). Pembobotan ini akan dilakukan pada dua domain yaitu domain bisnis dan

domain teknologi, karena pembobotan pada dua domain tersebut digunakan untuk

perusahaan yang telah berbasis TI. Pembobotan ini akan memberikan gambaran

mengenai pandangan PT ADM terhadap manfaat dan resiko dari investasi teknologi

informasi yang ada. Bobot maksimum untuk manfaat adalah +5 sedangkan bobot

minimumnya adalah 0. Untuk resiko, bobot maksimumnya adalah 0 sedangkan bobot

minimumnya adalah -5.

4.4.1 Penilaian Faktor Domain Bisnis

4.4.1.1 Financial Value

Return On Investment (ROI) merupakan pendekatan untuk mengukur tingkat

pengembalian investasi kepada perusahaan. Manajemen PT ADM menilai ROI cukup

penting karena dapat mengetahui kelayakan dan keberhasilan dari investasi teknologi

informasi, sehingga memberikan bobot +2 untuk faktor ROI.

4.4.1.2 Strategic Values

Strategic values terdiri dari empat faktor, yaitu strategic match, competitive

advantage, competitive response, management information for critical success factors.

Page 38: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00830-SIAS Bab 4.pdf · Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai sejarah PT Astra Daihatsu Motor, visi

100

A. Strategic Match

PT ADM memiliki serangkaian proses bisnis dalam operasionalnya. Pemilihan

teknologi informasi yang diperlukan dalam mendukung kegiatan operasional perusahaan

harus memiliki kesesuaian dengan strategi bisnis yang ada. Oleh karena itu, untuk faktor

strategic match diberi bobot +3.

B. Competitive Advantage

PT ADM menerapkan dan menggunakan teknologi informasi untuk dapat

menunjang kinerja perusahaan, yang nantinya perusahaan dapat bersaing dengan

kompetitornya, sehingga untuk faktor competitive advantage ini diberi bobot +3.

C. Competitive Response

PT ADM lebih menganggap bila investasi teknologi informasi ditunda

pengimplementasiannya dapat menyebabkan kegiatan operasional tidak berjalan dengan

optimal. Oleh karena itu, untuk faktor competitive response diberi bobot +2.

D. Management Information for Critical Success Factors

Management Information for Critical Success Factors adalah derajat dimana

investasi teknologi informasi menyediakan informasi manajemen yang memungkinkan

pengambilan keputusan untuk mengukur operasi dan membuat operasi tersebut menjadi

lebih efektif, yang secara material menguntungkan perusahaan. Teknologi informasi

yang diimplementasikan diharapkan dapat mendukung perolehan informasi yang lebih

cepat dan akurat dalam menjalankan aktivitas bisnisnya dan dapat mendukung CSF

perusahaan. Oleh karena itu, untuk faktor management information for critical success

factors diberi bobot +1.

Page 39: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00830-SIAS Bab 4.pdf · Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai sejarah PT Astra Daihatsu Motor, visi

101

4.4.1.3 Stakeholder Values

Stakeholder values mempunyai beberapa faktor yaitu service and quality, agility,

learning, and empowerment, cycle time.

A. Service and Quality

Faktor service and quality berhubungan langsung dengan peningkatan faktor

pelayanan dan kualitas perusahaan. PT ADM mengimplementasikan teknologi

informasi, baik untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggan, dan juga untuk

mempercepat proses interaksi dengan supplier. Oleh karena itu, faktor service and

quality diberi bobot +1.

B. Quality, Agility, and Empowerment

User atau pengguna dituntut untuk cepat beradaptasi dengan baik terhadap

teknologi informasi yang diterapkan oleh PT ADM untuk menunjang kegiatan

operasional bisnisnya. Untuk itu, diperlukan adanya training bagi user yang akan

menggunakan teknologi informasi tersebut. Oleh karena itu, faktor ini diberi bobot +2.

C. Cycle Time

Cycle time merupakan waktu yang diperlukan untuk melakukan suatu proses

bisnis. PT ADM sebagai perusahaan manufaktur kendaraan roda empat sangat

mengontrol ketat cycle time. Teknologi informasi yang diimplementasikan membantu

setiap pihak yang menjalankan aktivitas dan proses bisnis menjadi lebih efektif dan

efisien. Oleh karena itu faktor cycle time diberi bobot +3.

Page 40: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00830-SIAS Bab 4.pdf · Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai sejarah PT Astra Daihatsu Motor, visi

102

4.4.1.4 Competitive Strategy Risk

Setiap investasi teknologi informasi pasti mengandung resiko. Oleh karena itu,

manajemen organisasi mendefinisikan respon terhadap resiko dan ketidakpastian dari

investasi teknologi informasi.

A. Business Strategy Risk

PT ADM tidak terlalu mengkhawatirkan resiko-resiko yang ada dalam penerapan

teknologi informasi, seperti resiko kegagalan teknologi informasi untuk medukung

strategi bisnis dan bersaing, karena PT ADM telah melibatkan teknologi informasi

dalam merumuskan bisnis yang ada. Oleh karena itu, faktor ini diberi bobot 0.

4.4.1.5 Organizational Risk and Uncertainty

PT ADM memiliki rencana umum yang baik dalam mengimplementasikan

teknologi informasi memiliki manajemen yang baik jika sewaktu-waktu terjadi

perubahan perencanaan bisnis. Oleh karena itu, faktor ini diberi bobot -1.

4.4.2 Penilaian Faktor Domain Teknologi

4.4.2.1 Strategic Values

A. Strategic IT Architecture

Teknologi informasi yang diterapkan pada PT ADM diharapkan dapat

menunjang strategi sistem informasi secara keseluruhan untuk merefleksikan rencana

teknologi informasi yang ingin dicapai oleh perusahaan. Investasi teknologi informasi

harus selaras dan sejalan dengan perencanaan strategi teknologi dan sistem informasi

perusahaan. Bagi PT ADM, hal ini penting untuk diperhatikan sehingga bobot yang

diberikan untuk faktor ini adalah +3.

Page 41: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00830-SIAS Bab 4.pdf · Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai sejarah PT Astra Daihatsu Motor, visi

103

4.4.2.2 Competitive Strategy Risk

Competitive Strategy Risk merupakan resiko dan ketidakpastian yang dapat

mempengaruhi derajat kesuksesan strategi yang telah diterapkan PT ADM.

A. IT Strategy Risk

Penilaian faktor ini dilakukan untuk menghitung tingkat resiko yang mungkin

timbul dari strategi teknologi informasi (TI) jangka panjang. Faktor ini meliputi

arsitektur dan platform, ketergantungan sistem, strategi bisnis dan perubahan keadaan

bisnis. Bagi PT ADM, perubahan strategi teknologi informasi jangka panjang yang telah

diterapkan oleh manajemen perusahaan diperkirakan dapat mendatangkan nilai negatif

dimasa yang akan datang. Jika sewaktu-waktu terjadi perubahan terhadap struktur

perusahaan atau proses bisnis, teknologi informasi harus bersifat lebih fleksibel dan

dapat cepat beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi. Bobot yang diberikan untuk

faktor ini adalah -1.

4.4.2.3 Organizational Strategic Risk and Uncertainty

Organizational strategic risk and uncertainty yang muncul akibat diterapkannya

teknologi informasi difokuskan pada IT definitional uncertainty, IT technical and

implementation risk, dan IT service delivery risk.

A. IT Definitional Uncertainty

PT ADM menganggap bahwa resiko yang timbul akibat adanya ketidakjelasan

dan ketidakpastian akan kebutuhan, pasti membuat personil teknologi informasi menjadi

kesulitan menyediakan solusi yang tepat bagi user. Untuk itu, bobot yang diberikan

untuk faktor ini adalah 0.

Page 42: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00830-SIAS Bab 4.pdf · Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai sejarah PT Astra Daihatsu Motor, visi

104

B. IT Technical and Implementation Risk

PT ADM telah memiliki perencanaan yang baik untuk mengimplementasikan

teknologi informasi yang dapat membantu dalam menjalankan proses bisnis. Kendala

yang dihadapi oleh perusahaan dalam pengimplementasian teknologi informasi adalah

user yang belum terbiasa dan belum dapat beradaptasi terhadap teknologi informasi di

awal pengimplementasiannya. Untuk itu, faktor ini diber bobot –1.

C. IT Service Delivery Risk

Resiko akan timbul jika pada tingkat perubahan perusahaan yang disebabkan

oleh pengimplementasian teknologi infromasi memerlukan penyampaian termasuk biaya

awal, integrasi, manajemen pelatihan, kebutuhan reorganisasi. Untuk sistem informasi

Early Warning System yang saat ini telah berjalan di PT ADM tidak ada hambatan yang

berarti bagi user. Untuk itu, bobot yang diberikan untuk faktor ini adalah -1.

4.4.3 Hasil Skor Faktor Domain Bisnis dan Domain Teknologi

Berdasarkan penentuan bobot yang telah dilakukan, hasil pembobotan nilai dan

resiko korporasi yang dilakukan pada dua domain (bisnis dan teknologi) dapat diringkas

pada tabel 4.2.

Faktor-Faktor Bobot Skor Domain Bisnis A. Financial Values Return On Investment (ROI) 2 10 B. Strategic Values Strategic Match 3 15 Competitive Advantage 3 15 Competitive Response 2 10 Management IS for CSFs 1 5 C. Stakeholders Values Service and Quality 1 5 Agility, Learning & Empowerment 2 10 Cycle Time 3 15

Page 43: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00830-SIAS Bab 4.pdf · Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai sejarah PT Astra Daihatsu Motor, visi

105

Faktor-Faktor Bobot Skor D. Competitive Strategy Risk Business Strategy Risk 0 0 E. Organizational Strategy Risk and Uncertainty Business Organization Risk -1 -5 Domain Teknologi A. Strategic Values

Strategic IT Architecture 3 15 B. Competitive Strategy Risk

I/T Strategy Risk -1 -5 C. Organization Strategy Risk & Uncertainty

IT Definitional Uncertainty 0 -0 IT Technical and Implementation -1 -5 IT Service Delivery -1 -5

TOTAL VALUES +20 100 TOTAL RISK AND UNCERTAINTY -4 -20

Tabel 4.2 Hasil Pembobotan Domain Bisnis dan Domain Teknologi

Berdasarkan matriks keterkaitan bisnis dengan teknologi informasi yang

dikembangkan oleh Parker et al. (1988, pp187–190), kesimpulan dari pembobotan

koorporasi tersebut, PT ADM berada pada kuadran B, Strategic yang menunjukkan

bahwa kegiatan utama PT ADM sudah didukung oleh teknologi informasi.

4.5 Analisis Cost and Benefit

Analisis Cost and Benefit dalam metode penghitungan investasi pengembangan

teknologi informasi menggunakan prinsip memperbandingkan biaya yang harus

dikeluarkan dengan manfaat dengan manfaat yang diperoleh oleh perusahaan.

Pendekatan ini biasa dipergunakan di dalam situasi di mana penggunaan teknologi

informasi memberikan manfaat yang tangible dan cenderung mudah diukur

(measurable) secara kuantitatif.

Analisis cost and benefit meliputi analisis biaya pengembangan proyek

(Development Cost) yang akan menggunakan lembar kerja biaya pengembangan

(Development Cost Worksheet), analisis biaya berjalan proyek (Ongoing Expanses) yang

Page 44: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00830-SIAS Bab 4.pdf · Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai sejarah PT Astra Daihatsu Motor, visi

106

akan menggunakan lembar kerja biaya berjalan (Ongoing Expanses Worksheet) dan

kemudian akan di konversikan dampak ekonomis ke dalam lembar kerja dampak

ekonomis (Economics Impact Worksheet) yang akan dilakukan untuk periode 5 tahun,

dari tahun 2009 sampai dengan 2013.

4.5.1 Analisis Biaya Pengembangan

Biaya pengembangan sistem informasi Early Warning System merupakan biaya

yang dikeluarkan oleh PT ADM untuk mengembangkan sistem informasi tersebut yang

terbagi menjadi biaya perangkat keras, perangkat lunak, pembangunan sistem dan

pemrograman.

Analisis biaya pengembangan ini terdiri atas biaya perangkat keras, biaya

perangkat lunak, dan biaya tenaga kerja.

1. Biaya Perangkat Keras

Biaya perangkat keras merupakan semua biaya yang dibutuhkan untuk

pembelian peralatan fisik komputer. PT ADM mengeluarkan biaya perangkat keras

untuk pengembangan aplikasi Early Warning System sebesar Rp. 139.652.500,- yang

dijabarkan dalam tabel 4.3.

Hardware Price ($) Price (Rp) Qty Amount (Rp)

Server 3.745 1 35.577.500

Backup Server 3.650 1 34.675.000

PC 540 5 25.650.000

LCD TV Samsung 8.750.000 5 43.750.000

Total 139.652.500

Kurs : 1 USD = 9.500 IDR

Tabel 4.3 Rincian Biaya Perangkat Keras

Page 45: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00830-SIAS Bab 4.pdf · Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai sejarah PT Astra Daihatsu Motor, visi

107

2. Biaya Perangkat Lunak

Pengembangan perangkat lunak Early Warning System ini membutuhkan biaya

perangkat lunak berupa biaya lisensi SQL processor base dan pembuatan account email

senilai Rp. 26.033.250,- yang dijabarkan pada tabel 4.4.

Software Price ($) Price (Rp) Qty Amount (Rp)

Licesne SQL 26.000.000 1 26.000.000

IMSS 3,5 1 33.250

Total 26.033.250

Kurs : 1 USD = 9.500 IDR

Tabel 4.4 Rincian Biaya Perangkat Lunak

3. Biaya Tenaga Kerja

Pengembangan aplikasi perangkat lunak Early Warning System membutuhkan

biaya tenaga kerja antara lain Project Manager, Application Consultant, Technical

sebesar Rp. 146.789.000,- yang dijabarkan pada tabel 4.5.

Resource Price (Rp) Man Days Amount (Rp)

Anbunka System

Project Manager 950.000 3 2.850.000

Apllication Consultant 850.000 6 5.100.000

Technical 850.000 3 2.550.000

Early Warning System

Project Manager 2.250.000 10 22.500.000

Apllication Consultant 1.250.000 75 93.750.000

Tester 750.000 15 11.250.000

Technical 500.000 15 7.500.000

Bracket installation 2.289.000

Total 147.789.000

Tabel 4.5 Rincian Biaya Tenaga Kerja

Berdasarkan rincian biaya di atas, maka total biaya yang dikeluarkan oleh PT

ADM dalam pengembangan aplikasi EWS yaitu sebesar Rp. 313.474.750,-. Berikut total

biaya pengembangan aplikasi EWS yang ditunjukkan pada tabel 4.6. Penghitungan

Page 46: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00830-SIAS Bab 4.pdf · Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai sejarah PT Astra Daihatsu Motor, visi

108

biaya pengembangan ini akan dikonversikan ke dalam lembar kerja dampak ekonomis

(Economics impact worksheet).

Jenis Biaya Jumlah (Rp.)

Biaya Perangkat Keras 147.789.000

Biaya Perangkat Lunak 26.033.250

Biaya Tenaga Kerja 139.652.500

Total 313.474.750

Table 4.6 DevelopmentCost Worksheet

4.5.2 Analisis Biaya Berjalan

Beban yang sedang berjalan merupakan keseluruhan beban yang harus

ditanggung oleh PT ADM selama sistem informasi EWS dioperasikan selama lima tahun

(2009-2013), yang meliputi tiga jenis biaya yaitu biaya pemeliharaan (maintenance),

biaya operasional, biaya penggunaan account email.

1. Biaya pemeliharaan (maintenance) perangkat keras dan piranti lunak yang termasuk

biaya pemeliharaan aplikasi, pemeliharaan database, dan pemeliharaan server

dengan biaya tiap tahunnya sebesar Rp. 76.000.000,-

2. Biaya operasional meliputi biaya pemakaian listrik untuk 5 buah PC dengan daya

masing-masing 330 W, 2 buah server dengan daya masing-masing 1170 W, dan 5

buah LCD TV dengan daya masing-masing 500 W. Sehingga biaya operasional

listrik pertahun dengan tarif dasar listrik per januari 2009 sebesar Rp.1.023 per kwH

adalah 365 x 24 x 1 kwH x 6,49 x Rp. 1.023 = Rp. 58.160.005,-

3. Biaya penggunaan account email senilai Rp. 60.000 per bulan. Sehingga biaya

penggunaan account email selama 1 tahun adalah 12 x Rp. 60.000 = Rp. 720.000,-

Diasumsikan bahwa tingkat inflasi setiap tahunnya adalah 10 %, berikut rincian

biaya yang sedang berjalan yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menjalankan

Page 47: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00830-SIAS Bab 4.pdf · Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai sejarah PT Astra Daihatsu Motor, visi

109

aplikasi Early Warning System selama lima tahun ke depan yang ditunjukkan pada tabel

4.7.

Jenis Biaya Biaya (Rp.)

2009 2010 2011 2012 2013

Biaya pemeliharaan 76.000.000 83.600.000 91.960.000 101.156.000 111.271.600

Biaya operasional 58.160.005 63.976.006 70.373.606 77.410.967 85.152.063

Account Email 720.000 792.000 871.200 958.320 1.054.152

Total 134.880.005 148.368.006 163.204.806 179.525.287 197.477.815

Tabel 4.7 Ongoing Expenses Worksheet

4.5.3 Kuantifikasi Manfaat Langsung

Kuantifikasi manfaat langsung dilakukan untuk menentukan manfaat atau

dampak langsung yang didapat dari pengimplementasian aplikasi EWS pada PT ADM.

Dampak ekonomis atau penghematan yang terlihat adalah adanya pengurangan biaya

telepon, biaya pencetakan kertas, tenaga kerja, dan biaya tinta printer.

1. Penghematan biaya pemakaian telepon

Sebelum adanya aplikasi EWS, bagian Logistik selalu menelepon supplier-

supplier untuk memastikan apakah part-part dari masing-masing supplier tersebut

siap untuk dikirim ke PT ADM untuk mendukung produksi dan untuk mengecek

posisi part pada saat dilakukan pengiriman. Namun, setelah adanya aplikasi ini,

bagian Logistik tidak perlu lagi melakukan hal-hal tersebut karena melalui aplikasi

EWS dapat terlihat kondisi stok supplier sehingga dapat diketahui kesiapan supplier.

Penghematan biaya telepon yang dapat dilakukan adalah sejumlah Rp.450.000 x 12

= Rp. 5.400.000,- selama 1 tahun.

2. Penghematan biaya pencetakan kertas untuk tanda terima pengambilan technical

documents

Page 48: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00830-SIAS Bab 4.pdf · Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai sejarah PT Astra Daihatsu Motor, visi

110

Sebelum adanya aplikasi EWS, pembuatan tanda terima pengambilan technical

documents memerlukan 1 rim per bulan. Namun, setelah adanya aplikasi ini maka

dapat dilakukan penghematan biaya penggunaan kertas sebesar Rp. 50.000 x 1 x 12

= Rp. 600.000,- per tahun.

3. Penghematan biaya tenaga kerja pencetak tanda terima technical documents.

Pencetakan tanda terima technical documents memerlukan 1 orang staf magang.

Namun, setelah adanya aplikasi Early Warning System ini, tidak perlu ada lagi staf

khusus untuk mencetak tanda terima. Penghermatan yang dapat dilakukan

perusahaan adalah sebesar Rp. 1.200.000 x 1 x 12 = Rp. 14.400.000,- per tahun.

4. Penghematan biaya tinta printer untuk mencetak tanda terima pengambilan technical

documents

Sebelum adanya aplikasi EWS, pembuatan tanda terima pengambilan technical

documents memerlukan pemakaian tinta printer. Namun, setelah adanya aplikasi ini

maka dapat dilakukan penghematan biaya penggunaan penggunaan tinta printer sebesar

Rp. 900.000,- x 6 = Rp. 5.400.000,- per tahun.

Ringkasan pengurangan biaya operasional dari pengimplementasian aplikasi

Early Warning System dapat dilihat pada tabel 4.8. Tingkat inflasi diperkirakan 10 %

dari tahun 2009-2013.

Jenis Pengurangan Biaya

Biaya (Rp.) 2009 2010 2011 2012 2013

Penghematan biaya pemakaian telepon

5.400.000 5.940.000 6.534.000 7.187.400 7.906.140

Penghermatan biaya pencet akan kertas

600.000 660.000 726.000 798.600 878.460

Penghematan biaya tenaga kerj a

14.400.000 15.840.000 17.424.000 19.166.400

21.083.040

Penghematan biaya tinta printer

5.400.000 5.940.000 6.534.000 7.187.400

7.906.140

Total 25.800.000 28.380.000 31.218.000 34.339.800 37.773.780 Tabel 4.8 Ringkasan Kuantifikasi Manfaat Langsung

Page 49: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00830-SIAS Bab 4.pdf · Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai sejarah PT Astra Daihatsu Motor, visi

111

Setelah dilakukan perhitungan biaya pengembangan dan biaya yang sedang

berjalan, serta manfaat langsung implementasi Early Warning System telah

dikalkulasikan maka langkah berikutnya adalah memasukkan angka-angka biaya dan

manfaat langsung ke dalam kertas kerja dampak ekonomis (Economic Impact

Worksheet) sehingga diketahui besar Return on Investment (ROI) yang pertama. Kertas

kerja dampak ekonomis memberikan gambaran mengenai perkiraan arus kas masuk

selama lima tahun dibandingkan dengan arus kas keluar pada saat awal investasi.

Bagian A merupakan biaya awal investasi Early Warning System. Manfaat

ekonomis bersih belum diikutsertakan dalam perhitungan pada Traditional Cost Benefit.

Bagian pengurangan biaya pada bagian B merupakan hasil kuantifikasi manfaat

langsung. Pendapatan sebelum pajak sama dengan jumlah pengurangan biaya karena

manfaat ekonomis bersih belum diperhitungkan dalam kertas kerja yang pertama ini.

Selanjutnya pendapatan sebelum pajak dikurangi dengan biaya berjalan,

sehingga didapat aliran kas untuk setiap tahunnya. Simple ROI yang pertama didapat

dari jumlah aliran kas dibagi dengan 5 tahun dan dibagi lagi dengan total investasi

sebesar Rp 313.474.750,- sehingga didapat Simple ROI sebesar -42,62 %. Sehingga pada

bagian penilaian (bagian D), Simple ROI mendapat skor sebesar 0. Untuk selengkapnya,

kertas kerja dampak ekonomis ini dapat dilihat pada tabel 4.9.

Page 50: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00830-SIAS Bab 4.pdf · Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai sejarah PT Astra Daihatsu Motor, visi

A. Biaya Investasi Pengembangan Sistem 313,474,750

B. Arus Kas : periode 5 kali 12 bulan atas implementasi sistem berjalan

TAHUN TOTAL

Manfaat nilai ekonomis

2009 2010 2011 2012 2013

0 0 0 0 0 (+) Pengurangan biaya

25.800.000 28.380.000 31.218.000 34.339.800 37.773.780

= Perolehan 25.800.000 28.380.000 31.218.000 34.339.800 37.773.780

(-) Biaya berjal an 134.880.005 148.368.006 163.204.806 179.525.287 197.477.815

= Arus Kas -109.080.005 -119.988.006 -131.986.806 -145.185.487 -159.704.035 -665.944.339

C. Simple ROI dihitung B/jumlah tahun/A -42,49 %

(-665.944.339/ 5 / 313.474.750 ) * 100% D. Scoring, Economic Impact

Score Simple ROI

0 < 1%

1 1% to 299% 2 300% to 499%

3 500% to 699%

4 700% to 899%

5 > 899% Tabel 4.9 Lembar Kerja Dampak Ekonomis pada Tahun Ke-0

112

Page 51: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00830-SIAS Bab 4.pdf · Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai sejarah PT Astra Daihatsu Motor, visi

4.5.4 Value Linking

Value Linking digunakan untuk mengevaluasi secara finansial efek dari

perubahan performa sebuah fungsi atau proses atau pengaruh terhadap peningkatan

kinerja perusahaan. Pada value linking perhitungan uang dilakukan secara bertahap.

4.5.4.1 Meminimalkan Biaya Dampak Line Stop

Sebelum adanya aplikasi EWS, terjadinya line stop tidak dapat teridentifikasi

sebelumnya. Sedangkan, dengan banyaknya volume produksi PT ADM, jumlah supplier

dan jumlah part yang dikirim oleh supplier ke PT ADM sangat rentan menyebabkan

terjadinya line stop yang dapat memberikan dampak yang cukup besar bagi perusahaan.

Namun, dengan adanya aplikasi ini, line stop dapat teridentifikasi lebih awal,

sehingga perusahaan dapat meminimalkan dampak terjadinya line stop sehingga

perusahaan dapat mengurangi biaya dampak terjadinya line stop sebesar Rp.

407.484.000,-

Perkiraan biaya akibat terjadinya line stop dalam 5 tahun ke depan dengan

asumsi tingkat inflasi sebesar 10 % dari tahun 2009 – 2013 dapat dilihat pada tabel 4.10.

Biaya Biaya (Rp.)

2009 2010 2011 2012 2013

Meminimalkan biaya

dampak line stop

407.484.000 448.232.400 493.055.640 542.361.204 596.597.324

Total 407.484.000 448.232.400 493.055.640 542.361.204 596.597.324

Tabel 4.10 Biaya Dampak Line Stop

4.5.5 Ringkasan Penghematan dan Lembar Kerja

Ringkasan penghematan dengan adanya implementasi aplikasi EWS di PT ADM

dengan menggunakan metode value linking dapat dilihat pada tabel 4.11.

113

Page 52: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00830-SIAS Bab 4.pdf · Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai sejarah PT Astra Daihatsu Motor, visi

114

Jenis Biaya (Rp.)

2009 2010 2011 2012 2013

Value Linking 407.484.000 448.232.400 493.055.640 542.361.204 596.597.324

Total 407.484.000 448.232.400 493.055.640 542.361.204 596.597.324

Tabel 4.11 Ringkasan Value Linking

Hasil kuantifikasi manfaat ekonomis dengan adanya implementasi aplikasi EWS

di PT ADM dengan menggunakan metode value linking yang dimasukkan ke dalam

lembar kerja dampak ekonomis dapat dilihat pada tabel 4.12.

Nilai ROI akhir didapat dari jumlah aliran kas yaitu Rp. 1.821.786.230,- dibagi

dengan 5 tahun dan dibagi lagi dengan total investasi sebesar Rp. 313.474.750,-,

sehingga didapat nilai ROI akhir sebesar 116,23 %. Sehingga pada bagian penilaian

(bagian D), nilai ROI akhir mendapat skor sebesar 1.

Page 53: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00830-SIAS Bab 4.pdf · Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai sejarah PT Astra Daihatsu Motor, visi

A. Biaya Investasi Pengembangan Sistem 313,474,750

B. Arus Kas : periode 5 kali 12 bulan atas implementasi sistem berjalan

TAHUN TOTAL

Manfaat nilai ekonomis

2009 2010 2011 2012 2013

407.484.000 448.232.400 493.055.640 542.361.204 596.597.324

(+) Pengurangan biaya

25.800.000 28.380.000 31.218.000 34.339.800 37.773.780

= Perolehan 433.284.000 476.612.400 524.273.640 576.701.004 634.371.104

(-) Biaya berjal an 134.880.005 148.368.006 163.204.806 179.525.287 197.477.815

= Arus Kas 298.403.995 328.244.395 361.068.834 397.175.717 436.893.289 1.821.786.230

C. Simple ROI dihitung B/jumlah tahun/A 116,23%

(1.821.786.230/ 5 / 313.474.750) * 100%

D. Scoring, Economic Impact

Score Simple ROI

0 < 1%

1 1% to 299% 2 300% to 499%

3 500% to 699%

4 700% to 899%

5 > 899% Tabel 4.12 Lembar Kerja Dampak Ekonomis

115

Page 54: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00830-SIAS Bab 4.pdf · Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai sejarah PT Astra Daihatsu Motor, visi

4.6 Perhitungan Net Present Value (NPV)

Dikarenakan oleh keterbatasan ROI yang tidak menunjukkan laba terhadap

waktu dan tidak memperhitungkan nilai waktu dari uang, maka perlu ditambahkan

perhitungan dengan menggunakan perhitungan NPV. Arus kas diperoleh dari hasil

penghitungan yang ditunjukkan pada tabel 4.12. Untuk lebih lengkapnya, perhitungan

NPV dapat ditunjukkan pada tabel 4.13.

Tahun ke- Arus Kas Rate (7%) Present Value (PV)

0 -313.474.750 1,00 -313.474.750

1 298.403.995 0,93 278.882.238

2 328.244.395 0,87 286.701.367

3 361.068.834 0,82 294.739.723

4 397.175.717 0,76 303.003.453

5 436.893.289 0,71 311.498.877

Present Value (Total Arus Kas – Investasi Awal) 1.161.350.908

Tabel 4.13 Perhitungan Net Present Value

Berdasarkan hasil penghitungan didapatkan bahwa NPV yang diperoleh adalah

sebesar Rp. 1.161.350.908,-.

Oleh karena NPV bernilai positif, maka proyek investasi ini dianggap layak.

4.7 Analisis Skor Corporate Value dan Risk

Pada subbab ini dilakukan proses penilaian yang dilakukan berdasarkan

kesesuaian antara investasi aplikasi EWS dengan keadaan perusahaan pada saat

sekarang. Pada subbab ini dilakukan penilaian terhadap faktor-faktor yang berhubungan

dengan domain bisnis dan domain teknologi pada PT ADM.

116

Page 55: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00830-SIAS Bab 4.pdf · Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai sejarah PT Astra Daihatsu Motor, visi

117

4.7.1 Penilaian Faktor-Faktor Domain Bisnis

Skor nilai faktor-faktor domain bisnis didapat dari hasil kuesioner yang

dibagikan kepada karyawan dalam perusahaan yang berhubungan langsung dengan

faktor-faktor domain bisnis.

Dalam domain bisnis ini terdapat empat bagian faktor utama yang terdiri dari

Strategic Values, Stakeholders Values, Competitive Strategic Risk, dan Organizational

Risk and Uncertainty.

1. Strategic Values

Beberapa nilai berikut merupakan nilai yang diperhitungkan dalam hubungannya

dengan strategi bisnis perusahaan. Strategic values terdiri dari empat faktor yaitu:

a. Strategic Match

Faktor ini berhubungan dengan sejauh mana sistem informasi EWS dapat

mendukung dan membantu organisasi untuk mencapai tujuan atau sasaran bisnisnya.

Dari hasil kuesioner yang telah dibagikan, diperoleh skor 4 dengan

diimplementasikannya sistem informasi EWS pada PT ADM.

b. Competitive Advantage

Faktor ini berhubungan dengan sejauh mana sistem informasi EWS dapat

mempertahankan dan meningkatkan keunggulan bersaing perusahaan. Sistem informasi

EWS mampu menghasilkan informasi yang selalu akurat, relevan, dan tepat waktu

sehingga sistem ini mempunyai nilai tambah yang dapat membantu perusahaan untuk

terus meningkatkan keunggulan dan bersaing dengan perusahaan yang bergerak dalam

bidang yang sama.

Page 56: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00830-SIAS Bab 4.pdf · Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai sejarah PT Astra Daihatsu Motor, visi

118

Dari hasil kuesioner yang telah dibagikan, diperoleh skor 4 dengan

diimplementasikannya sistem informasi EWS pada PT ADM.

c. Competitive Response

Faktor ini berhubungan dengan tingkat kegagalan yang berakibat terhadap

kemampuan bersaing perusahaan. Salah satu faktor yang dapat menyebabkan tingkat

kegagalan bersaing menjadi tinggi adalah dengan adanya proses penundaan penggunaan

sistem aplikasi untuk mendukung proses bisnis. Dengan adanya penundaan tersebut

dapat mengakibatkan kerugian bagi perusahaan.

Dari hasil kuesioner yang telah dibagikan, diperoleh skor 3 dengan adanya

penerapan sistem informasi EWS pada PT ADM.

d. Management Information for Critical Success Factors

Faktor ini berhubungan dengan kemampuan manajemen dalam menyebarkan

informasi mengenai keputusan yang diambil merupakan keputusan penting bagi

perusahaan. Sistem informasi EWS pada PT ADM mempunyai kemampuan dalam

menyediakan informasi yang secara tepat dan akurat sehingga dapat mendukung untuk

pengambilan keputusan dengan baik guna menjalankan aktivitas bisnis perusahaan.

Dari hasil kuesioner yang telah dibagikan, diperoleh skor 3 dengan

diimplementasikannya sistem informasi EWS pada PT ADM.

2. Stakeholder Values

Beberapa nilai berikut merupakan nilai yang diperhitungkan oleh perusahaan

dalam hubungannya dengan pihak-pihak lain yang berkepentingan. Stakeholder values

terdiri dari tiga faktor yaitu:

a. Service and Quality

Page 57: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00830-SIAS Bab 4.pdf · Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai sejarah PT Astra Daihatsu Motor, visi

119

Faktor ini berkaitan untuk mengetahui seberapa besar dampak penerapan sistem

informasi EWS terhadap peningkatan pelayanan dan kualitasnya yang dapat dicapai oleh

perusahaan. Pelayanan dan kualitas merupakan faktor yang cukup penting bagi PT ADM

untuk mencapai kesuksesan.

Sistem informasi EWS yang diterapkan tidak berkaitan langsung dengan

pelanggan dan kualitas produk yang tercipta, tetapi lebih mengarah kepada penggunaan

untuk pihak manajemen dalam mendapatkan informasi yang cepat, akurat.

Dari hasil kuesioner yang telah dibagikan, diperoleh skor 3 dengan

diimplementasikannya sistem informasi EWS pada PT ADM.

b. Agility, Learning, and Empowerment

Faktor ini berfokus kepada kemampuan dari karyawan dan proses bisnis yang

ada pada perusahaan untuk menyesuaikan diri dengan situasi yang baru akibat adanya

penerapan sistem informasi EWS.

Faktor ini mempengaruhi kondisi perusahaan dimasa yang akan datang. Dengan

diimplementasikannya sistem informasi EWS, kemampuan belajar dan pemberian

wewenang untuk karyawan membuat PT ADM dapat menghadapi perubahan dalam

lingkungan yang kompetitif.

Dari hasil kuesioner yang telah dibagikan, diperoleh skor 2 dengan

diimplementasikannya sistem informasi EWS pada PT ADM.

c. Cycle Time

Faktor ini berkaitan dengan dampak yang dapat terjadi akibat

pengimplementasian sistem informasi EWS terhadap semua komponen atau elemen

yang terlibat di dalam suatu proses. Sistem informasi EWS menyebabkan peningkatan

Page 58: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00830-SIAS Bab 4.pdf · Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai sejarah PT Astra Daihatsu Motor, visi

120

dalam hal waktu pada beberapa proses bisnis yang ada di perusahaan. Penundaan proyek

ini menyebabkan hilangnya kemampuan bersaing perusahaan.

Dari hasil kuesioner yang telah dibagikan, diperoleh skor 4 dengan

diimplementasikannya sistem informasi EWS pada PT ADM.

3. Competitive Strategy Risk

Nilai berikut merupakan nilai yang diperhitungkan oleh perusahaan dalam

hubungannya dengan respon terhadap resiko dan ketidakpastian dari investasi teknologi

informasi. Competitive Strategy Risk terdiri dari satu faktor yaitu:

a. Business Strategy Risk

Faktor ini berkaitan dengan besarnya resiko bisnis yang mungkin timbul karena

diimplementasikannya sistem informasi EWS. Risiko yang dimaksud merupakan resiko

jangka panjang yang dapat mempengaruhi strategi dan proses bisnis yang sudah ada di

dalam perusahaan.

Penerapan sistem informasi EWS memiliki resiko yang rendah karena telah

dilakukan perencanaan strategis sistem informasi yang matang, adanya penyesuaian

terhadap kebutuhan bisnis EWS itu sendiri, bagian-bagian terkait sudah dipersiapkan

untuk mendukung sistem tersebut, sehingga hal ini menyebabkan resiko yang muncul

tidak tinggi.

Dari hasil kuesioner yang telah dibagikan, diperoleh skor 2 dengan

diimplementasikannya sistem informasi EWS pada PT ADM.

4. Organizational Risk and Uncertainty

a. Business Organization Risk

Page 59: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00830-SIAS Bab 4.pdf · Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai sejarah PT Astra Daihatsu Motor, visi

121

Faktor ini berkaitan dengan proses kerja dalam perusahaan dengan

lingkungannya yang mampu membawa perubahan yang dibutuhkan oleh sistem

informasi EWS.

Sistem informasi EWS merupakan bagian dari perencanaan strategis PT Astra

ADM dimasa yang akan datang. Jika sewaktu-waktu terjadi perubahan dalam strategi

bisnis perusahaan, maka sistem ini akan mampu beradaptasi dengan baik dan mampu

untuk mendukung strategi bisnis perusahaan yang baru tersebut.

Dari hasil kuesioner yang telah dibagikan, diperoleh skor 1 dengan

diimplementasikannya sistem informasi EWS pada PT ADM.

4.7.2 Penilaian Faktor-Faktor Domain Teknologi

Pada subbab ini dilakukan penilaian terhadap faktor-faktor yang berhubungan

dengan domain teknologi pada PT ADM. Nilai-nilai skor dari kuesioner merupakan

penilaian dasar dari faktor-faktor dalam domain teknologi. Kuesioner ini disebarkan ke

pihak-pihak yang berkaitan langsung dengan faktor domain teknologi untuk sistem

informasi EWS.

Dalam domain teknologi ini terdapat tiga bagian faktor utama yang terdiri dari

Strategic Values (Strategic IT Architecture), Competitive Strategic Risk (IT Strategy

Risk), dan Organizational Risk and Uncertainty (IT Definitional Uncertainty, IT

Technical and Implementation, IT Service Delivery).

1. Strategic Values

a. Strategic IT Architecture

Faktor ini berkaitan dengan derajat dimana sistem informasi EWS diselaraskan

dengan keseluruhan strategi sistem informasi perusahaan. Sistem informasi EWS

Page 60: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00830-SIAS Bab 4.pdf · Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai sejarah PT Astra Daihatsu Motor, visi

122

merupakan bagian integral dari perencanaan strategis informasi perusahaan dan

memiliki pengembalian yang sedang. Sistem ini bukan merupakan prasyarat bagi proyek

lain yang terdapat dalam blue print organisasi tetapi terkait dengan prasyarat proyek

lainnya.

Dari hasil kuesioner yang telah dibagikan, diperoleh skor 3 dengan

diimplementasikannya sistem informasi EWS pada PT ADM.

2. Competitive Strategic Risk

a. IT Strategy Risk

Faktor ini berkaitan dengan resiko yang mungkin terjadi dari strategi teknologi

informasi dalam jangka panjang. Risiko ini meliputi arsitektur dan platform,

ketergantungan sistem, dan perubahan bisnis.

Dari hasil kuesioner yang telah dibagikan, diperoleh skor 2 dengan

diimplementasikannya sistem informasi EWS pada PT ADM.

3. Organizational Strategy Risk and Uncertainty

a. IT Definitional Uncertainty

Faktor ini mengukur derajat sejauh mana kebutuhan dan spesifikasi serta

kompleksitas area diketahui dengan jelas. Faktor-faktor ini meliputi perubahan-

perubahan yang mungkin saja terjadi. Sistem informasi EWS mampu menjawab

kebutuhan bisnis karena kebutuhan bisnis dan spesifikasi sistem ini telah diketahui

dengan jelas termasuk persyaratan sistem dan ruang lingkup areanya, serta memiliki

probabilitas perubahan non rutin yang rendah.

Dari hasil kuesioner yang telah dibagikan, diperoleh skor 1 dengan

diimplementasikannya sistem informasi EWS pada PT ADM.

Page 61: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00830-SIAS Bab 4.pdf · Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai sejarah PT Astra Daihatsu Motor, visi

123

b. IT Technical and Implementation

Faktor ini berkaitan dengan kesiapan teknis dalam mengimplementasikan sistem

informasi EWS. Ada lima komponen penting yang termasuk ke dalam faktor ini yaitu

keterampilan yang dibutuhkan, ketergantungan perangkat keras, ketergantungan

perangkat lunak (selain application software), piranti lunak aplikasi (application

software), dan ketergantungan terhadap implementasi perangkat lunak itu sendiri.

Dari kuesioner yang dibagikan, hasil yang diperoleh dengan adanya penerapan

sistem informasi EWS yaitu keterampilan yang dibutuhkan mendapat skor 1 karena

dibutuhkan beberapa keterampilan baru bagi staf. Ketergantungan perangkat keras

mendapat skor 0 yaitu hardware digunakan untuk aplikasi yang serupa. Ketergantungan

perangkat lunak mendapat skor 0 yaitu menggunakan software standar dan

pemrograman tidak kompleks.

Piranti lunak aplikasi mendapat skor 5 yaitu software membutuhkan rancangan

dan pemrograman yang dikontrakkan ke pihak luar perusahaan. Ketergantungan

terhadap implementasi perangkat lunak itu sendiri mendapatkan skor 1 yaitu aplikasi

dengan ukuran menengah jika dibandingkan aplikasi yang ada. Sistem ini memiliki

tingkat kesulitan yang relatif rendah, sehingga dibutuhkan sedikit keahlian khusus.

Dari hasil kuesioner yang telah dibagikan, diperoleh skor 1+0+0+5+1 = 7/5 =

1,4. Dengan pembulatan nilai ke atas, maka skor akhir untuk IT Technical and

Implementation menjadi 2 untuk penerapan sistem informasi EWS pada PT ADM.

c. IT Service Delivery

Faktor ini digunakan untuk mengukur seberapa besar resiko yang dihadapi oleh

perusahaan dengan adanya penerapan sistem informasi EWS. Risiko ini bersifat jangka

Page 62: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00830-SIAS Bab 4.pdf · Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai sejarah PT Astra Daihatsu Motor, visi

124

pendek dan terjadi karena adanya kegagalan sistem baru maupun belum terbiasannya

pengguna terhadap sistem ini.

Dalam mengimplementasikan sistem informasi EWS, perusahaan hanya

melakukan perubahan terhadap beberapa layanan komputer. Selain itu, investasi-

investasi awal yang terkait pada sistem informasi EWS di luar biaya langsung proyek ini

relatif kecil. Dari hasil kuesioner yang telah dibagikan, diperoleh skor 1 dengan

diimplementasikannya sistem informasi EWS pada PT ADM.

4.7.3 Ringkasan Hasil Pembobotan

Ringkasan hasil pembobotan ini berisi total nilai-nilai korporasi yang dibedakan

menjadi dua yaitu total untuk nilai (values) dan total untuk resiko dan ketidakpastian

(risks and uncertainties). Hal ini dilakukan untuk memudahkan perhitungan nilai

minimum dan maksimum dari sistem informasi EWS untuk formulasi akhir dalam

Information Economics Scorecard.

Ringkasan hasil pembobotan dari domain bisnis dan teknologi dapat dilihat pada

tabel 4.13. Bobot adalah pembobotan oleh manajemen terhadap proyek TI

keseluruhan. Sedangkan skor adalah hasil kuisioner domain bisnis dan domain

teknologi dari implementasi EWS.

Faktor-Faktor Bobot Skor Kuesioner

Domain Bisnis

A Financial Values ROI 2

B Strategic Values Strategic Match 3 4

Competitive Advantage 3 4

Competitive Response 2 3

Management Information for CSF 1 3

C Stakeholder Values Service and Quality 1 3

Page 63: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00830-SIAS Bab 4.pdf · Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai sejarah PT Astra Daihatsu Motor, visi

125

Agility, Learning, and Empowerment 2 2

Cycle Time 3 4

D Competitive Strategy Risk Business Strategy Risk 0 2

E Organizational Strategy Risk and Uncertainty

Business Organization Risk -1 1

Domain Teknologi

A Stakeholder Values Strategic I/T Architecture 3 3

B Competitive Strategy Risk I/T Strategy Risk -1 2

C

Organizational Strategy Risk and Uncertainty

I/T Definitional Uncertainty 0 1

I/T Technical and Implementation Risk -1 2

I/T Service Delivery Risk -1 1

Total Bobot Koorporasi Untuk Manfaat +20

Total Bobot Koorporasi Untuk Risiko -4

Tabel 4.14 Ringkasan Nilai dan Resiko Domain Bisnis dan Domain Teknologi

4.7.4 Skor Hasil Kuesioner

Ringkasan skor hasil kuesioner dengan sample sebanyak 10 orang dapat dilihat

pada tabel 4.15.

Page 64: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00830-SIAS Bab 4.pdf · Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai sejarah PT Astra Daihatsu Motor, visi

Skor untuk 10 sampel Total Skor

Rata – rata Pembulatan Skor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Domain Bisnis A Strategic Values

Strategic Match 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 36 36 / 10 = 3.6 4 Competitive Advantage 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 37 37 / 10 = 3.7 4 Competitive Response 3 1 3 2 2 3 4 3 2 3 26 26 / 10 = 2.6 3 Management IS for CSF’s 3 2 2 3 5 3 3 3 4 3 31 31 / 10 = 3.1 3

B Stakeholder Values Service and Quality 3 3 3 2 1 3 4 3 3 3 28 28 / 10 = 2.8 3 Agility, Learning, and Empowerment 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 18 18 / 10 = 1.8 2 Cycle Time 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 36 36 / 10 = 3.6 4

C Competitive Strategy Risk Business Strategy Risk 2 1 2 1 1 2 1 2 1 2 15 15 / 10 = 1.5 2

D Organization Strategy Risk & Uncertainty Business Organization Risk 2 1 3 2 3 2 1 2 1 2 19 19 / 10 = 1.9 2

Domain Teknologi E Strategic Values

Strategic IT Architecture 3 4 3 3 5 3 4 3 4 3 35 35 / 10 = 3.5 4 F Competitive Strategy Risk

IT Strategy Risk 2 3 2 1 2 2 2 2 4 2 22 22 / 10 = 2.2 2 G Organization Strategy Risk & Uncertainty

IT Definitional Uncertainty 1 3 1 2 2 1 1 1 1 1 14 14 / 10 = 1.4 1 IT Technical and Implementation 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 16 16 / 10 = 1.6 2 IT Service Delivery 1 1 1 2 1 2 2 1 1 1 13 13 / 10 = 1.3 1

Tabel 4.15 Ringkasan Skor Hasil

126

Page 65: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00830-SIAS Bab 4.pdf · Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai sejarah PT Astra Daihatsu Motor, visi

4.7.5 Information Economics Scorecard

Setelah dilakukan perhitungan ROI dan analisis nilai dan resiko korporasi,

langkah selanjutnya adalah memasukkan hasil pembobotan dan skor hasil analisis ke

dalam Information Economics Scorecard pada tabel 4.16. Selanjutnya dari scorecard ini

akan diperoleh skor akhir dari sistem informasi EWS. Dari skor akhir inilah akan

ditentukan predikat dari investasi sistem informasi EWS.

Baris (factor) merupakan bobot dari setiap nilai dan resiko korporasi sedangkan

pada baris domain bisnis dan teknologi diisi dengan hasil kuesioner yang dibagikan.

Untuk angka dan kolom ROI diperoleh dari kertas kerja dampak ekonomis (Economic

Impact Worksheet). Weighted Value diperoleh dari bobot dikalikan dengan skor Business

Domain dan Technology Domain.

Weighted Score diperoleh dari penjumlahan semua nilai pada baris Weighted

Value dan akhirnya diperoleh skor akhir untuk sistem informasi EWS pada PT ADM.

Dari proses perhitungan, skor akhir yang didapatkan untuk sistem informasi EWS

sebesar 55.

127

Page 66: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00830-SIAS Bab 4.pdf · Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai sejarah PT Astra Daihatsu Motor, visi

Evaluator ROI Business Domain Technology Domain Weighted

Score

ROI SV SHV CSR ORU SV CSR ORU

SM CA CR MI SQ ALE CT BSR BOR SA TSR DU TIR SDR

(Factor) 2 3 3 2 1 1 2 3 0 -1 3 -1 0 -1 -1

Business Domain 0 4 4 3 3 3 2 4 2 1

Technology Domain

3 2 1 2 1

Weighted Value 0 12 12 6 3 3 4 12 0 -1 9 -2 0 -2 -1 55

Keterangan: ROI Measurement ROI = Return On Investment Business Domain Assessment Technology Domain Assessment SV SM CA CR MI SHV SQ ALE CT

= Strategic Values = Strategic Match = Competitive Advantage = Competitive Response = Management Information for CSF’s = Stakeholder Values = Service and Quality = Agility, Learning, Empowerment = Cycle Time

CSR BSR ORU BOR

= Competitive Strategy Risk = Business Strategy Risk = Organization Strategy Risk and Uncertainty = Business Organization Risk

SA TSR DU TIR SDR

= Strategic IT Architecture = IT Strategy Risk = IT Definitional Uncertainty = IT Technical and Implementation Risk = IT Service Delivery

Tabel 4.16 Information Economic Scorecard

128

Page 67: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00830-SIAS Bab 4.pdf · Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai sejarah PT Astra Daihatsu Motor, visi

129

Setelah diukur dengan menggunakan Information Economics Scorecard, dapat

diketahui tingkat domain bisnis dan domain teknologi pada sistem informasi EWS pada

PT ADM yang dapat dilihat pada tabel 4.16.

Dalam melakukan analisis terhadap dampak implementasi sistem informasi EWS

diperlukan suatu ukuran yang menjadi dasar penilaian. Tabel predikat ini berisi kelas-

kelas skor yang mengidentifikasikan baik buruknya suatu proyek teknologi informasi.

Ada lima kelas ukuran dalam tabel predikat, yaitu sangat kurang, kurang, cukup, baik,

dan sangat baik.

Skor yang Dicapai Predikat

76 - 100 Sangat Baik

51 - 75 Baik

26 - 50 Cukup

1 - 25 Kurang

-20 - 0 Sangat Kurang

Tabel 4.17 Predikat Aplikasi EWS

Dalam melakukan analisis terhadap dampak penerapan sistem informasi pada

satu proyek saja diperlukan ukuran yang menjadi dasar terhadap penilaian yang

dilakukan. Ukuran tersebut dirancang dengan memperhatikan skor tertinggi dan

terendah dari penilaian Information Economics. Untuk menentukan skor tertinggi dan

terendah dilakukan dengan cara:

1. Skor tertinggi akan dicapai apabila seluruh variabel manfaat (value) mencapai nilai

tertinggi (5) dan variabel resiko (risk) mencapai nilai terendah (0).

(5 x 20) + (0 x -4) = 100

2. Skor terendah akan dicapai apabila seluruh variabel manfaat (value) mencapai nilai

terendah (0) dan variabel resiko (risk) mencapai nilai tertinggi (5).

(0 x 20) + (5 x -4) = -20

129

Page 68: BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00830-SIAS Bab 4.pdf · Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai sejarah PT Astra Daihatsu Motor, visi

130

3. Pembagian predikat berikutnya menggunakan perhitungan:

Total skor proyek (100+20) dibagi bobot skor penilaian (5), maka didapat nilai range

24. Nilai range (24) ini kemudian didistribusikan secara proporsional terhadap total

nilai skor 120, sehingga total diperoleh lima predikat skor proyek yaitu Sangat

Kurang, Kurang, Cukup, Baik, dan Sangat Baik.

Adapun penentuan pengukuran dengan menggunakan metode

penghitungan dengan skala Likert seperti gambar di bawah ini :

Gambar 4.24 Skala Likert

Dari garis skala Likert di atas, dapat dilihat bahwa nilai proyek sebesar 55. Hal

ini berarti investasi sistem informasi EWS pada PT ADM adalah baik sehingga dapat

dikatakan bahwa investasi ini merupakan investasi yang layak.