bab 2 complete - library & knowledge center · pdf fileassistant (pda), laptop, dan...
TRANSCRIPT
8
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pengetian Evaluasi dan Efektivitas
2.1.1 Pengertian Evaluasi
Menurut Umar (2005, p36) evaluasi adalah suatu proses untuk
menyediakan informasi tentang sejauh mana suatu kegiatan tertentu telah
dicapai, bagaimana perbedaan pencapaian itu dengan suatu standar tertentu untuk
mengetahui apakah ada selisih diantara keduanya, serta bagaimana manfaat yang
telah dikerjakan itu bila dibandingkan dengan harapan-harapan yang ingin
diperoleh.
Menurut Akmal (2009, p9) evaluasi adalah penilaian tentang bagaimana
program dijalankan, apakah proses dan dampaknya sudah sesuai dengan yang
diharapkan, serta mengecek faktor-faktor penghambat yang dihadapi, dan faktor-
faktor pendukung yang dimiliki untuk mencapai tujuan.
2.1.2 Pengertian Efektivitas
Pengertian efektivitas secara umum menunjukan sampai seberapa jauh
tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan.
Komaruddin (2000, pg269) efektivitas adalah suatu keadaan yang
menunjukkan tingkat keberhasilan atau kegagalan kegiatan manajemen dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu.
9
2.2 Pengertian Teknologi Informasi
2.2.1 Pengertian Teknologi Infomasi
Teknologi Informasi biasa disebut TI, IT (Information Technology) atau
Infotech. Berbagai definisi teknologi informasi telah diutarakan oleh beberapa
ahli, diantaranya :
Menurut Ward dan Peppard (2002, p3) teknologi informasi menunjuk
pada spesifikasi mengenai teknologi, khususnya hardware, software, dan
jaringan telekomunikasi.
Menurut Turban et al (2003, p3) teknologi informasi adalah kumpulan
dari komponen teknologi yang secara khusus yang diatur kedalam sistem
informasi berbasis komputer.
Menurut O’Brien (2003, p7), teknologi informasi adalah seperangkat
perangkat keras, piranti lunak, telekomunikasi, manajemen database teknologi
pemrosesan lainnya yang digunakan dalam sistem informasi berbasis komputer.
Menurut McLeod dan Scheel (2007, p1), teknologi informasi adalah
sumber daya fisik dan sumber daya manusia yang digunakan manajer untuk
mengelola perusahaan.
Adapun menurut jurnal “Strategic Impact of Information Technology”
dari emerald menyatakan To provide the organisational capacity to adopt
information technology (IT) successfully, a partnership between technology and
business managers must be established (Franz F. Selig dan Jack T. Nipper
,2003). Dan jurnal “Information technology in business processes” dari emerald
menyatakan Reviews IT influences on organizations and management. Suggests
that a full and thorough understanding of the roles of IT will also enable
10
systematic identification and assessment of the risks and costs relationships
involved with implementing IT in business processes in an organization (Stephen
L. Chan, 2000)
Jadi pengertian Teknologi Informasi menurut kelompok kami adalah
suatu kumpulan teknologi yang diatur kedalam suatu sistem yang nantinya akan
memberikan berbagai informasi yang berguna dan penting bagi semua orang.
2.2.2 Komponen dalam Teknologi Infomasi
Menurut Laudon dan Laudon (2004, p14), komponen infrastruktur pada
IT terdiri dari 7 komponen utama, yaitu:
1. Komponen Piranti Keras / Hardware Komputer, terbagi menjadi :
a) Komponen Mesin, misalnya Komputer Client / PC, Personal Data
Assistant (PDA), Laptop, dan Server.
b) Komponen Mainframe.
2. Komponen Piranti Lunak (Software) Komputer, misalnya Sistem Operasi
Microsoft Windows, Linux, Unix, dan lain-lain.
3. Komponen Management dan Penyimpanan Data. Management dan
penyimpanan data sangat penting sebab jumlah informasi digital yang
baru di dunia berlipat dua kali lipat setiap tiga tahun sekali, sebagian
digerakkan oleh e-commerce dan e-bussines. Oleh sebab itu pasar
perangkat penyimpanan data digital terus meningkat setiap tahunnya.
4. Komponen Jaringan / Telekomunikasi. Komponen
jaringan/telekomunikasi biasanya disediakan oleh perusahaan penyedia
11
layanan telekomunikasi/telepon yang menawarkan konektivitas suara dan
data, WAN dan akses internet.
5. Komponen Platform Internet. Platform internet harus dihubungkan dan
bertumpang tindih dengan infrastruktur jaringan umum dan platform
peranti keras dan peranti lunak perusahaan.
6. Komponen Layanan Dan Konsultasi Integrasi Sistem Layanan dan
konsultasi integrasi sistem dibutuhkan karena perusahaan besar kurang
memiliki karyawan, keahlian, anggaran, pengalaman, untuk
melaksanakan prosedur bisnis, pelatihan dan pendidikan. Integrasi peranti
lunak artinya memastikan infrastruktur baru bekerja sama dengan
infrastruktur perusahaan lama, yang disebut sistem warisan dan
memastikan elemen-elemen infrastruktur yang baru bekrja sama dengan
yang lainnya.
7. Komponen Software Aplikasi Enterprise/Enterprise Software
Application, misalnya seperti SAP, Oracle, Microsoft, BEA, People Soft.
2.3 Pengertian Investasi Teknologi Informasi
2.3.1 Pengertian Investasi Teknologi Informasi.
Menurut Schniederjans, 2004 Investasi Teknologi Informasi adalah suatu
keputusan investasi dalam mengalokasikan seluruh tipe dari Manajemen Sistem
Informasi termasuk diantaranya manusia. Sedangkan pengertian investasi adalah
kegiatan menggunakan modal untuk menciptakan nilai tambah dari dana yang
ditanamkan, baik melalui kegiatan yang menghasilkan pendapatan atau kegiatan
lain yang mengandung resiko.
12
Menurut Fitzpatrick ( 2005,p28 ), investasi IT terdiri dari biaya total life
cycle dari keseluruhan proyek atau potongan proyek yang melibatkan IT
termasuk di dalamnya biaya operasi setelah proyek dari sistem yang telah
diimplementasikan. Investasi akan diberhentikan ketika telah digantikan atau
dieliminasi untuk berbagai alasan.
Adapun menurut jurnal “how to measure and improve the value of IT”
dari proquest menyatakan A primary reason for doubts about the potential value
organizations can derive from existing and future IT investments is related to the
absence of a proper way to measure IT's value-creating role and evaluate the
payoffs of IT investments (Marc J Epstein dan Adriana Rejc, 2005).
Menurut kami investasi Teknologi Informasi adalah suatu pengeluaran
biaya di bidang IT untuk kebutuhan perusahaan dan merupakan suatu penanaman
modal untuk periode tertentu yang akan memberikan suatu keuntungan dimasa
yang akan datang.
2.3.2 Jenis-Jenis Investasi TI
Menurut Fitzpatrick (2005, p28), jenis-jenis investasi TI meliputi :
1. Hardware adalah semua mesin dan peralatan dalam sistem komputer.
Contoh: PC, mouse, keyboard, dan sebagainya.
2. Software adalah instruksi elektronik step-by-step yang memberitahukan
perangkat keras komputer apa bagaimana melakukan sebuah tugas.
Contoh: operating system, utility software, application software.
13
3. Network/jaringan adalah sebuah sistem komunikasi yang
menghubungkan dua atau lebih komputer, internet adalah jaringan
terbesar. Contoh, LAN, WAN, MAN.
4. Brainware adalah pemakai komputer atau orang yang mengoperasikan
komputer (user), karena secanggih apapun komputer jika tidak ada yang
mengoperasikannya (user) maka komputer tersebut tidak dapat
digunakan. Contoh: operator, programmer, sistem analis, database
administrator.
2.3.3 Tujuan dan Manfaat Investasi Teknologi Informasi
Tujuan dilakukannya investasi dalam bidang teknologi informasi adalah
sebagai berikut (Richardus Eko Indrajit, 2004, p30):
a) Adanya alasan kelangsungan hidup perusahaan atau bisnis itu sendiri
dalam arti kata perusahaan melihat bahwa keberadaan teknologi
informasi dalam bisnis terkait sifatnya adalah mutlak.
b) Untuk memperbaiki efisiensi dan efektivitas perusahaan
c) Keinginan perusahaan untuk mendapatkan suatu loncatan keunggulan
kompetitif agar dapat meninggalkan para pesaing bisnisnya dengan
mengembangkan teknologi yang belum dimiliki perusahaan lain.
Manfaat dilakukannya investasi dalam bidang teknologi informasi adalah
sebagai berikut (Richardus Eko Indrajit, 2004, p41):
a) Mereduksi biaya yang dikeluarkan (cost displacement)
b) Menghindari biaya yang harus dikeluarkan (cost avoidance)
c) Memperbaiki kualitas yang diambil (decision analysis)
14
d) Menghasilkan dampak positif yang diperoleh perusahaan (impact
analysis)
2.3.4 Karakteristik Khusus Investasi Teknologi Informasi
Karakteristik khusus dari investasi menurut Remenyi (2001) dalam
bidang IT adalah sebagai berikut:
a) Teknologi informasi membawa resiko yang tinggi, biaya yang tinggi,
tetapi memungkinkan membawa keuntungan yang besar, jadi kita tidak
dapat mengesampingkannya.
b) Pengeluaran dalam teknologi informasi merupakan sebuah proporsi yang
signifikan terhadap pengeluaran modal organisasi.
c) Laju dari perubahan teknologi, dan macam-macam penggunaannya,
mendatangkan kesulitan pada manajer untuk mengenalnya dengan semua
aspek dalam pengambilan keputusan.
d) Dalam kebanyakan organisasi tidak ada kepercayaan terhadap pencatatan
dalam anggaran belanja ukuran biaya, dan keuntungan.
2.4 Evaluasi Investasi Teknologi Informasi
Alasan utama mengapa sangat banyak perusahaan baru – baru ini tertarik dalam
melakukan evaluasi IT menurut Remenyi (2001), adalah karena adanya keraguan yang
pantas dipertimbangkan di dalam banyak era dimana investasi dalam bidang teknologi
informasi telah terbukti berhasil secara ekonomi. Alasan lainnya adalah dengan
melakukan evaluasi teknologi informasi, perusahaan akan mempelajari bagaimana cara
menggunakannya dengan baik. Ini akan memberikan kesempatan untuk perusahaan
15
mengerti bagaimana suatu teknologi informasi dapat digunakan lebih baik dalam proses
bisnis perusahaan, dan sebuah proses timbal balik yang dapat ditempatkan dalam posisi
dimana diharapkan perusahaan dapat membuat keputusan-keputusan yang lebih baik di
lain waktu. Evaluasi investasi IT harus dilakukan secara cermat dan teliti dikarenakan:
a) Jumlah uang yang dikeluarkan untuk investasi sering kali cukup besar.
b) Karena banyak investasi IT yang tidak selalu dirasa mendekati penghasilan atau
aspek pembuat keuntungan dari bisnis.
c) Karena tidak selalu ada persetujuan mengenai kebutuhan investasi IT, baik nilai
maupun kinerja.
d) Banyak dari pengeluaran IT, khususnya perangkat keras, secara tradisional telah
dijadikan modal.
e) Karena telah berkembangnya ketidakpuasan pada pelaksanaan dari fungsi IT.
Maka menurut kelompok kami Evaluasi Investasi Teknologi Informasi perlu
dilakukan karena akan memberikan keuntungan yang banyak bagi perusahaan dan bisa
mempelajari ulang mengenai teknologi informasi tersebut, jadi Evaluasi Investasi
Teknologi Informasi adalah suatu proses pengkajian ulang mengenai suatu Investasi
Teknologi Informasi tersebut guna mendapatkan suatu kepastian mengenai investasi IT
dan dapat memberikan suatu keputusan yang terbaik sehingga dapat menguntungkan
semua pihak dan memberikan dampak yang positif bagi perusahaan.
Pertimbangan – pertimbangan yang perlu diperhatikan oleh perusahaan sebelum
mengambil keputusan untuk melakukan investasi teknologi informasi adalah:
a) Strategi bisnis organisasi secara keseluruhan,
b) Posisi organisasi pada pasar termasuk menganalisa fasilitas yang ada untuk
persaingan dan pelayanan yang diharapkan oleh pelanggan,
16
c) Situasi keuntungan organisasi,
d) Keahlian TI yang dimiliki oleh organisasi,
e) Analisa tren dan standar teknologi informasi.
2.5 Pengertian New Information Economics
Menurut Benson et al ( 2004,p99 ), New Information Economics ( NIE )
merupakan sekumpulan praktek terkoordinasi berdasarkan prinsip dan aktivitas
terintegrasi secara efektif menghubungkan bisnis dengan proses manajemen Teknologi
Informasi ( TI ), dan mampu menghubungkan strategi bisnis perusahaan dengan
aktivitas dan inisiatif Teknologi Informasi ( TI ).
2.5.1 Tujuan dari New Information Economics
Menurut Benson et al.(2004, p68-69), tujuan NIE secara keseluruhan,
yaitu menyediakan kemampuan melihat 100% pengeluaran TI dan membangun
sebuah kerangka kerja untuk perencanaan berdasarkan anggaran ( mendukung
Strategy to Bottom Line Value Chain ).
Praktek NIE Demand/Supply Planning dan Innovation bertujuan untuk :
- Menghubungkan sumber daya yang ada dan yang dibutuhkan dengan
Strategic Intention perusahaan.
- Membangun pondasi untuk penilaian untuk portfolio yang ada sekarang
dan mendefinisikan portfolio strategi di masa depan.
- Membangun kosa kata yang konsisten untuk IT dan bisnis.
17
- Mendeskripsikan dimana sumber daya IT diaplikasikan dan
menghubungkan mereka dengan anggaran perusahaan dan proses
perencanaan.
- Menyediakan sebuah kerangka kerja untuk mendefinisikan kebutuhan IT
termasuk pembaharuan dan pertumbuhan.
- Membangun hubungan untuk mendukung performa.
Praktek NIE Prioritization bertujuan untuk:
- Membangun dasar arahan strategi untuk pengalokasian sumber daya dan
prioritasi.
- Menyediakan perspektif untuk kebutuhan investasi dimasa depan.
- Menyediakan dasar untuk penilaian resiko proyek dan keuntungan.
Praktek NIE Alignment bertujuan untuk :
- Membangun dasar untuk Service, kualitas, hal yang dapat dipercaya dan
penilaian resiko.
- Membangun informasi yang digunakan untuk penyelarasan selama
bertahun – tahun.
- Mengalamatkan 100% untuk pengeluaran TI dan menghubungkan
pengeluaran IT pada arahan strategis bisnis.
Praktek NIE Performance Measurement bertujuan untuk:
- Menyediakan sebuah kerangka kerja untuk pengukuran performa
pada 100% pengeluaran TI.
18
- Menghubungkan pengukuran performa dengan perencanaan strategi.
- Menghubungkan performa bisnis yang dipengaruhi oleh Portfolio TI.
2.5.2 Right Result dan Right Decision
Right Result (Benson et al, 2004, p1 ) adalah biaya teknologi informasi (
TI ) yang terkontrol dan juga peningkatan dampak pada Botttom line.
Right Decision (Benson et al, 2004,p1 ) adalah langkah – langkah
manajemen yang diperlukan untuk mendapatkan hasil yang benar. Langkah –
langkah tersebut dapat berupa:
1. Membuat alternatif investasi atau dalam segi TI, membuat ide – ide yang
lebih baik untuk proyek pengembangan.
2. Memilih investasi dan proyek yang tepat dari berbagai alternatif yang
ada.
3. Menghapus sumber daya TI yang bekerja atau tidak bekerja dengan baik
dari anggaran yang ada.
4. Meningkatkan kinerja sumber daya TI lain yang ada.
5. Menerapkan dan memantau investasi dan peningkatan kerja.
Tujuan dan prinsip Right result and Right decisions menurut Benson et al
(2004, p86):
1. Menerjemahkan misi dan strategi perusahaan menjadi arahan strategis
yang dapat dilaksanakan dan dipahami semua orang. Prinsip – prinsipnya
adalah :
• Proses perencanaan dan pengelolaan perusahaan harus
menghasilkan arahan strategis yang eksplisit dan dapat diterapkan
19
sehingga dapat menentukan inisiatif bisnis dan TI yang dapat
mencapainya.
• Seluruh langkah dan pengeluaran TI harus disesuaikan dengan
arahan strategi bisnis.
• Manajer dari berbagai area fungsional harus memiliki pemahaman
dan komitmen yang sama mengenai arahan strategi perusahaan.
Tiga bagian perusahaan, termasuk TI, harus memahami bagaimana
aktivitas di semua area fungsional, pada saat ini dan masa
mendatang mendukung arahan strategi perusahaan.
2. Mendapatkan manfaat yang tepat dari teknologi informasi yang ada dan
yang akan datang dengan mengevaluasi pengaruhnya terhadap arahan
strategis. Prinsip – prinsipnya adalah :
• Pengaruh TI terhadap bisnis harus ditentukan dari hubungan sebab
akibat dengan keluaran bisnis. Aktivitas dan sumber daya harus
direncanakan, diprioritaskan, dilaksanakan, dan diukur, berdasarkan
atas hubungan dan kontribusinya pada hasil atau keluaran dari
bisnis.
• Sumber daya baik untuk pengeluaran tetap dan investasi baru harus
dialokasikan dan dianggarkan berdasarkan hubungan eksplisitnya
dengan arahan strategi bisnis.
3. Mengelola budaya dan peran manajemen yang tepat sejalan dengan
digunakannya TI untuk mencapai arahan strategis bisnis. Prinsipnya
adalah :
20
• Peran manajer terdefinisikan dengan jelas untuk memastikan
partisipasi yang benar dan menghindari tidak adanya hubungan
yang dapat diakibatkan oleh budaya yang ada sekarang.
4. Mengelola TI sebagai suatu kumpulan sumber daya dan portfolio proses.
Prinsipnya adalah :
• Seluruh aktivitas dan pengeluaran TI harus dikelola dalam portfolio
sumber daya dan proses untuk kepentingan penilaian pengaruh,
pengaturan kinerja, penilaian tingkat kualitas dan layanan, dan
komitmen sumber daya.
5. Menghasilkan langkah – langkah dan hasil bottom line yang tepat dengan
menggunakann evaluasi proyek dan pengukuran harus menyatukan
hubungan pada strategy to action dengan kemampuan untuk bereaksi
terhadap kejadian yang tidak terduga dan perubahan – perubahan bisnis.
2.5.3 Praktek dari New Information Economics
Praktek NIE 1 : Perencanaan Kebutuhan dan Penyediaan Strategis.
Menerjemahkan strategi bisnis dalam terminologi tertentu sehingga
memberikan arahan yang jelas bagi TI tentang apa yang ingin dicapai
perusahaan, kemudian menentukan kebutuhan strategis TI untuk mencapai
strategi bisnis tersebut. Perencanaan strategis TI harus menyediakan solusi
teknologi. Hasilnya adalah suatu agenda strategis penggunaan TI dalam bisnis
yang dapat dijadikan rencana TI dan langkah – langkahnya.
21
Gambar 2.1 Praktek dari New Information Economics
Praktek NIE 2 : Inovasi
Mengubah strategi bisnis dengan adanya dukungan TI. TI merespon
terhadap kebutuhan bisnis, dan terkadang bisnis mengubah arahnya berdasarkan
apa yang mampu diberikan oleh TI. Hal ini mampu menemukan peluang bisnis
yang diciptakan TI dan juga menyediakan cara untuk memasukkan peluang itu
ke dalam perencanaan strategis bisnis.
Praktek NIE 3 : Prioritasasi.
Menilai dampak bisnis dari rencana TI, memprioritaskan proyek – proyek
tersebut, dan mengalokasikan sumber daya ke proyek yang paling bernilai.
Perusahaan harus mengalokasikan dana hanya pada proyek – proyek yang secara
langsung berhubungan dengan tujuan strategisnya. Hal ini membantu dalam
22
mengetahui proyek TI mana yang benar – benar mendukung strategi dan
mengurutkannya berdasarkan kontribusinya bagi masa depan bisnis.
Praktek NIE 4 : Penyelarasan.
Menilai dampak TI yang ada saat ini pada bisnis dan menentukan yang
mana yang perlu mendapatkan sumber daya, dan tidak menganggap semua TI
yang beroperasi saat ini adalah yang terpenting bagi bisnis. Hasilnya adalah
suatu pendekatan yang lebih rasional untuk pemberian sumber daya bagi TI yang
sudah ada dan memungkinkan terjadinya dana untuk pengembangan baru.
Praktek NIE 5 : Pengukuran Kinerja.
Mengukur kinerja TI berdasarkan hubungannya dengan bisnis dengan
cara menggabungkan pengukuran kinerja operasional dan taktis TI dengan
pengukuran dampaknya dengan bisnis. Hal ini membantu menentukan apa saja
yang perlu diukur, bagaimana mengelola TI berdasarkan ukuran tersebut, dan
bagaimana mengkomunikasikan kinerja pada manajer bisnis dengan cara – cara
yang dapat dimengerti. Hasilnya adalah peningkatan kinerja TI dan peningkatan
komunikasi antar manajemen bisnis.
2.5.4 Arahan Strategi
Menurut Benson et al (2004, p37), arahan strategi merupakan suatu
rencana dan strategi pihak manajemen untuk meningkatkan efektivitas strategi
maupun operasional. Dari suatu arahan strategi pihak manajemen akan
23
mengambil tindakan, bila strategi itu berhasil pendapatan akan meningkat,
terjadi pengurangan biaya, dan memperbaiki kinerja keuangan.
Dari sudut pandang proses, disarankan 5 pendekatan dalam
mengembangkan arahan strategi, yaitu :
1. Mengembangkan pernyataan mengenai arahan strategi dari orang yang
dapat dipercaya.
2. Meninjau ulang pernyataan orang yang dapat dipercaya dengan jajaran
eksekutif.
3. Memilih dan merevisi pernyataan kepada pemimpin senior.
4. Melakukan perputaran terhadap pernyataan yang telah direvisi kepada
pimpinan bisnis.
5. Setuju dengan pernyataan tersebut sebagai dasar untuk melangkah ke
depan.
2.5.5 Strategi Menuju Bottom Line Value Chain
Menurut Benson et al (2004, p92), strategi menuju Bottom Line Value
Chain adalah suatu rangkaian dari proses manajemen yang terhubung dan
dijabarkan dalam proyek dan anggaran operasional serta pengukuran kinerja
untuk memantau tindakan dan dampak bottom line.
24
Gambar 2.2 Deliverables dalam Strategic-to-Bottom-Line Value Chain
Hasil dari rantai nilai Strategic-to-Bottom-Line Value Chain menurut
Benson (2004, p95-96), diurutkan sebagai berikut:
1. Arahan Strategi Bisnis
Yaitu arahan strategi bisnis perusahaan beserta tujuan, ukuran, dan
bobotnya masing-masing. Semuanya akan digunakan dalam lima praktek
New Information Economics (NIE)
2. Penilaian Portfolio.
Merupakan portfolio yang digunakan pada perencanaan dan di dalam
pengembangan kebutuhan TI strategis melalui proyek. Isi dari portfolio
tersebut antara lain aplikasi, infrastruktur, layanan, dan manajemen, yang
dinilai untuk keselarasan layanan, kualitas, teknikal, dan intensitas
penggunaan.
25
3. Agenda TI strategis.
Yaitu hasil dari perencanaan TI strategis yang menjelaskan apa yang akan
dilakukan unit bisnis dan unit TI untuk memenuhi arahan strategis.
Digunakan untuk mengarahkan kebutuhan TI strategis dan proyek –
proyek, juga menentukan pengaruh bottom line yang diharapkan dari
pengeluaran TI.
4. Rencana TI strategis.
Perencanaan ini merupakan keluaran dari arahan strategis, yaitu
menguraikan apa yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk mencapai
kebutuhan dari arahan strategis dan digunakan sebagai kerangka kerja
untuk anggaran Lights-On TI dan teknologi yang berkaitan dengan
proyek yang dibutuhkan untuk mendukung proses bisnis.
5. Kebutuhan TI strategis.
Merupakan pernyataan dan inisiatif yang diprioritaskan, yang akan
memenuhi agenda TI strategis dan arahan strategi bisnis. Dapat berupa
portfolio inisiatif strategis yang potensial dalam kurun waktu 3 – 5 waktu.
6. Proyek.
Merupakan kandidat yang akan diprioritaskan dalam perencanaan proyek
atau anggaran tahunan. Isinya adalah proyek nyata yang dapat
direalisasikan.
7. Rencana Proyek Tahunan.
Merupakan perencanaan operasional dan taktis tahunan bagi unit bisnis.
Isi dari rencana ini adalah portfolio dari proyek yang dijadwalkan, dengan
sumber daya yang diberikan, diprioritaskan sesuai arahan strategis bisnis.
26
8. Rencana Bisnis Tahunan.
Yaitu kumpulan secara taktis dan operasional tahunan untuk unit bisnis.
Merupakan dasar untuk membuat perencanaan proyek tahunan.
9. Rencana TI Tahunan.
Yaitu kumpulan rencana taktis dan operasional tahunan untuk bagian TI.
Merupakan dasar untuk membuat anggaran Lights-On untuk mendukung
unit bisnis.
10. Anggaran Tahunan Proyek.
Anggaran ini merupakan anggaran investasi secara keseluruhan untuk
proyek selama setahun, dan berdasarkan pada kemampuan unit bisnis.
11. Anggaran Lights-On Tahunan.
Merupakan anggaran dasar untuk aktivitas berjalan dari unit TI,
menyediakan keseluruhan layanan dan dukungan secara keseluruhan dan
yang tidak dikhususkan dalam anggaran proyek. Bersama dengan
anggaran proyek, dapat memberikan gambaran seluruh pengeluaran TI.
12. Metrik Pengukuran Kinerja.
Merupakan serangkaian pengukuran untuk TI dan penggunaan TI dalam
bisnis.
2.5.6 Sebab dan Akibat Berbasis Pada Arahan Strategis.
Pada dasarnya, dengan berfokus pada arahan strategis, perusahaan sedang
memprediksikan apa yang akan dilakukan manajemen di masa yang akan datang
dengan upaya untuk menggunakan TI dalam bisnis sehingga memberikan
dampak pada bottom line.
27
Intention ( arahan ) adalah refleksi dari yang akan dilakukan oleh manajemen di
masa yang akan datang.
Strategic intention ( arahan starategis ) adalah apa yang akan dilakukan
oleh manjemen dalam rangka meningkatkan efektivitas strategi atau operasional
yang berpengaruh pada bottom line.
Definisi umum dari efektivitas operasional dan strategis adalah sebagai
berikut:
- Efektivitas operasional berarti melaksanakan aktivitas – aktivitas yang
serupa dengan para pesaing dengan cara yang lebih baik.
- Efektivitas strategis berarti melaksanakan aktivitas – aktivitas yang
berbeda dengan pesaing atau melakukan aktivitas yang serupa dengan
cara yang berbeda.
2.5.7 Pengertian Portfolio
Menurut Benson et al (2004,p47), portfolio adalah kumpulan dari sumber
daya yang ada. Portfolio manajemen yang diaplikasikan dalam praktek New
Information Economics (NIE) merupakan alat untuk perencanaan dan
pengambilan keputusan mengenai investasi dan sumber daya TI.
Pada dunia TI, portfolio berarti suatu kumpulan investasi dan sumber
daya bersama dengan informasi terkait. Setiap item pada portfolio menggunakan
investasi dan sumber daya yang terpisah seperti aplikasi, komponen infrastruktur,
layanan TI, dan kegiatan manajemen.
28
Gambar 2.3 Basic Portfolio Template
Indikator biaya atau sumber yang diperlukan, informasi tentang layanan
dan kualitas, resiko, dan dampak bottom line
29
2.5.8 Portfolio dalam praktek New Information Economics (NIE)
Gambar 2.4 Gambar portfolio dalam praktek NIE
Hasil portfolio dalam teknik New Information Economics (NIE):
• Keseluruhan (overall)
a. Mampu memperlihatkan biaya lengkap biaya TI.
b. Menetapkan kerangka kerja untuk perencanaan melalui
anggaran.
• Teknik NIE Inovasi
a. Menetapkan dasar untuk melakukan penaksiran portfolio
seperti apa adanya dan portfolio yang strategis .
b. Menjelaskan kearah mana sumber daya TI akan dipergunakan
dan kaitannya dengan anggaran perusahaan dan proses
perencanaan.
30
c. Menetapkan hubungan dengan pengukuran kinerja.
• Teknik NIE Prioritasi
a. Menetapkan dasar arahan strategis untuk melakukan alokasi
dan prioritasi sumber daya.
b. Menyediakan perspektif untuk kebutuhan investasi masa
depan.
c. Menyediakan penaksiran resiko proyek dan manfaatnya.
• Teknik NIE Penyelarasan
a. Menetapkan dasar-dasar untuk melakukan layanan kualitas,
keandalan, dan penaksiran resiko.
b. Menetapkan informasi beberapa tahun kedepan untuk
penyelarasan.
c. Mengaitkan pengeluaran TI kearahan strategi bisnis.
• Teknik NIE Pengukuran Kinerja
a. Menyediakan kerangka untuk melakukan pengukuran kinerja
dengan biaya TI.
b. Menghubungkan pengukuran kinerja dengan perencanaan
strategi.
2.5.9 Empat konsep portfolio TI
Menurut Benson et al (2004, p56-62), portfolio Teknologi Informasi
memiliki 4 konsep dasar, yaitu :
31
1. Konsep 1
Portfolio manajemen diaplikasikan ke seluruh sumber daya Teknologi
Informasi.
2. Konsep 2
Sumber daya TI dibagi menjadi investasi baru dan pengeluaran TI yang
sudah ada (Lights-On).
3. Konsep 3
Semua sumber daya Lights-On TI diklasifikasikan sebagai berikut :
aplikasi, infrastruktur, layanan, dan manajemen.
4. Konsep 4
Investasi baru juga diklasifikasikan ke dalam portfolio strategic, factory,
mandated, dan future strategic.
2.5.10 Portfolio Management
Portfolio menurut Benson et al (2004, p47) adalah kumpulan dari sumber
daya. Portfolio Management yang diterapkan pada praktek NIE merupakan suatu
alat yang berguna untuk perencanaan dan pengambilan keputusan mengenai
investasi dan sumber daya TI. Praktek NIE menggunakan portfolio untuk
mengambil dan mengelola informasi mengenai aplikasi, infrastruktur, layanan,
dan aktivitas manajemen.
Portfolio digunakan untuk menggambarkan keseluruhan sumber daya TI.
Sumber daya TI dibagi menjadi dua, yaitu investasi baru dan yang sedang
berjalan (Lights-On)
32
Gambar 2.5 Total Sumber Daya TI yang Dijabarkan dalam Portfolio
Portfolio Lights-On
Portfolio untuk biaya Lights-On dibagi menjadi 4, yaitu aplikasi,
infrastruktur, jasa dan manajemen. Aplikasi yang dimaksud adalah aplikasi yang
digunakan untuk menunjang bisnis perusahaan. Infrastruktur adalah semua
infrastruktur yang dibutuhkan untuk menunjang aplikasi dan jasa. Sedangkan
jasa adalah hal-hal yang berhubungan dengan penggunaan aplikasi misalnya
helpdesk, reparasi, instalasi, dan konsultasi. Manajemen merupakan aktivitas –
aktivitas seperti planning, training, budgeting dan human resource.
Menurut Benson et al (2004, p160), portfolio Teknologi Informasi yang
sedang berjalan (Lights-On) memiliki empat faktor, yaitu:
1. Tingkat Layanan
a) Ketersediaan: merupakan suatu masalah yang kritis dalam workflow
atau proses bisnis.
b) Kecepatan respon: kecepatan respon terhadap kebutuhan workflow
atau proses bisnis.
33
2. Kualitas
a) Fungsionalitas: fungsi dari aplikasi infrastruktur, service yang
berhubungan dengan workflow atau proses bisnis.
b) Keakuratan: tingkat akurasi data yang ditampilkan oleh aplikasi,
infrastruktur, atau service berhubungan dengan kebutuhan akan
workflow atau proses bisnis.
3. Teknologi
a) Arsitektur: memenuhi kelengkapan standar arsitektur suatu
perusahaan.
b) Dukungan vendor dan stabilitas: tingkat pemilihan vendor
merupakan suatu masalah dalam pemenuhan kebutuhan.
c) Ketersediaan dukungan pasar atau industri: tingkat dimana
dukungan dibutuhkan.
4. Intensitas Pengguna
a) Ketergantungan: tingkat dimana aplikasi, infrastruktur, atau layanan
merupakan hal yang penting bagi proses bisnis, organisasi, dan
pengguna / user.
b) Jangkauan pengguna: seberapa besar pengguna aplikasi,
infrastruktur, atau layanan dalam perusahaan.
Portfolio Proyek
Portfolio untuk biaya investasi baru terdiri dari portfolio strategic,
factory, mandated dan future strategic. Tujuan dari pengelompokkan investasi
baru adalah untuk mengklasifikasikan investasi TI dalam manajemen, sehingga
34
memudahkan manajemen untuk memahami investasi itu sendiri dan
memungkinkan manjemen untuk menyeimbangkan investasi yang dibuat.
Menurut Benson et al (2004, p160), portfolio proyek teknologi informasi
memiliki dua faktor antara lain:
1. Dampak, nilai penyelarasan sistem aplikasi dengan arahan strategis
perusahaan.
2. Resiko, ancaman terhadap kesuksesan suatu proyek. Nilai – nilai resiko
proyek (skala 0-10), terdiri dari:
a) Resiko proyek atau organisasi, derajat dimana kebutuhan bisnis
tergantung pada ketrampilan bisnis baru atau yang belum teruji atau
belum punya pengalaman. Juga termasuk resiko dari derajat dimana
perusahaan mampu melakukan perubahan yang dibutuhkan proyek.
b) Ketidakpastian secara definisi, derajat dimana kebutuhan bisnis
dapat dengan baik didefinisikan dan dipahami, secara akurat dapat
diterjemahkan pada kebutuhan informasi dan fungsionalitas sistem
aplikasi.
c) Ketidakpastian secara teknis, derajat dimana proyek tergantung
pada teknologi yang belum teruji, dan derajat dimana perusahaan
mempunyai pengalaman yang memadai dalam merancang dan
membangun aplikasi berdasarkan teknologi.
d) Resiko Infrastruktur Sistem Informasi, derajat dimana lingkungan
teknis memiliki faktor – faktor yang dibutuhkan dari data
administrasi, komunikasi, manajemen proyek dan pengembangan.
35
e) Resiko Teknis, derajat penggunaan teknologi tertentu yang
membutuhkan manajemen baru, ketrampilan analisis atau
pengembangan.
f) Resiko Investasi, derajat yang terkait dengan lainnya yaitu investasi
yang bukan pada proyek tersebut dibutuhkan agar proyek bisa
sukses.
g) Resiko Manajemen Proyek, derajat dimana manajer proyek mampu
menangani kerumitan proyek, baik secara teknis maupun organisasi.
2.5.11 Empat Kategori Portfolio
Gambar 2.6 Empat Kategori Portfolio
Dua puluh lima tahun yang lalu, McFarlan (Benson, 2004, p60)
mengajukan sebuah cara untuk melihat aktivitas –aktivitas TI dari suatu
perusahaan. Ia mengajukan 2 sudut pandang: tingkat dimana aktivitas TI sangat
penting di saat ini untuk operasional perusahaan, dan tingkatan dimana aktivitas
36
TI akan menjadi penting untuk persaingan di masa depan. Hal tersebut kemudian
diklasifikasikan seperti tabel dibawah ini.
Tabel 2.1 Deskripsi Kategori Portfolio NIE
Kategori Portfolio NIE Deskripsi Nilai Resiko
Strategic Investasi yang
secara langsung
mempengaruhi
kinerja perusahaan.
Hal ini bisa bersifat
sederhana seperti
revenue
generataion atau
kompleks seperti
halnya engineering
basic process atau
juga
mempertahankan
diri masuknya
pesaing.
Pendapatan Market
Share Inovasi
Fleksibilitas
Tinggi
Factory Investasi yang
memungkinkan
perusahaan dapat
Mengurangi biaya
Menghemat waktu
Meningkatan
Rendah
37
beroperasi.
Misalnya investasi
pada back office.
Produktivitas
Future Strategic Investasi yang
memungkinkan
perusahaan di masa
datang, biasanya
berupa bisnis baru,
produk / layanan
baru, dll.
Pendapatan Market
Share Inovasi
Fleksibilitas
Tinggi
Mandated Investasi aplikasi IT
yang ditentukan
oleh direktur
perusahaan.
Tidak ada atau sama
seperti factory
Rendah
2.5.12 Strategi Investasi
Menurut Benson et al (2004, p139), berdasarkan nilai penyelarasan dan
kualitasnya, strategi investasi portfolio dibedakan menjadi:
a) Strategi investasi berdasarkan hubungan alignment / quality
Menurut Benson et al (2004, P139-140), ada lima strategi investasi
mengenai aplikasi yang dikategorikan dalam beberapa alignment/quality.
Dengan menilai kombinasi alignment dan quality untuk aplikasi,
manajemen dapat membuat keputusan investasi berdasarkan dampak
38
bottom-line pada bisnis, dimana biaya Lights-On seharusnya dinaikan,
pengurangan seharusnya dikurangi, dan investasi apa yang mempunyai
dampak terbesar dalam bisnis.
Tabel 2.2 Kategori Strategis Investasi Berdasarkan
Penyelarasan dan Kualitas
Kategori Strategi Investasi
Abandon :
Penyelarasan rendah
Aplikasi sebaiknya tidak digunakan
lagi
Crisis :
Penyelarasan tinggi (4,5)
Dan kualitas rendah (2 atau kurang)
Aplikasi dapat direncanakan sebagai
investasi untuk meningkatkan kualitas,
khususnya dengan tingkat penyelarasan
yang tinggi
Noncritical, stabilize:
Penyelarasan cukup (3)
Penyelarasan cukup, alokasikan dana
seminimal mungkin untuk
pemeliharaan dan penambahan fitur
Improved only as needed :
Penyelarasan tinggi (4,5)
dan kualitas cukup (3)
Penyelarasan tinggi, kualitas cukup.
Alokasikan dana hanya jika benar –
benar diperlukan atau jika ada sumber
daya
Excellent, monitor:
Penyelarasan dan kualitas tinggi
(4,5)
Pantau kualitas aplikasi. Alokasikan
dana untuk menjaga nilai kualitasnya
saja
39
Gambar 2.7 Keputusan Investasi dalam Portfolio Aplikasi Lights-On
Berdasarkan Alignment / quality
b) Strategi Investasi berdasarkan hubungan dependency / quality
Menurut Benson et al (2004, p65-66), pertimbangan aplikasi portfolio
Lights-On untuk pelayanan keuangan perusahaan, melalui penilaian
penyelarasan, menilai aplikasi tersebut menurut dependency (apakah
tersebut benar – benar digunakan?) dan quality (apakah informasi yang
terdapat pada aplikasi tersebut akurat? Apakah aplikasi tersebut tersedia
jika dibutuhkan? Dan seterusnya ).
40
Tabel 2.3 Kategori Strategis Investasi Berdasarkan
Ketergantungan dan Kualitas
Kategori Strategi Investasi
Abandon :
Penyelarasan rendah
Aplikasi sebaiknya tidak digunakan lagi
Crisis :
Ketergantungan tinggi (4,5)
dan kualitas rendah (2 atau kurang)
Aplikasi dapat direncanakan sebagai
investasi untuk meningkatkan kualitas,
khususnya dengan tingkat
ketergantungan yang tinggi
Noncritical, stabilize:
Ketergantungan cukup (3)
Penyelarasan cukup, alokasikan dana
seminimal mungkin untuk pemeliharaan
dan penambahan fitur
Improved only as needed :
Penyelarasan tinggi (4,5)
dan kualitas cukup (3)
Ketergantungan tinggi, kualitas cukup.
Alokasikan dana hanya jika benar –
benar diperlukan atau jika ada sumber
daya
Excellent, monitor:
Ketergantungan dan kualitas tinggi
(4,5)
Pantau kualitas aplikasi. Alokasikan
dana untuk menjaga nilai kualitasnya
saja
41
Gambar 2.8 Keputusan Investasi dalam Portfolio Aplikasi Lights-On
Berdasarkan Dependency / Quality
Diagram bubble nantinya digunakan untuk menunjukan relasi antara nilai
ketergantungan kualitas dan biaya dan juga untuk menunjukan relasi antara nilai
penyelarasan, kualitas, dan biaya. Besar kecilnya lingkaran dalam diagram
bubble menunjukan besarnya biaya yang diperlukan untuk tiap investasi.
2.5.13 Praktek Demand/Supply Planning
Menurut Benson et al (2994, p173), proses perencanaan yang ideal
berhadapan dengan elemen-elemen sebagai berikut :
• Inputs : Arahan strategi bisnis, portfolio dan manajemen strategis serta
pengukuran dan manajemen kinerja
• Outputs : Arahan strategi TI, perencanaan strategi TI, dan kebutuhan
strategi TI.
42
Hubungan antara perencanaan dengan proses yang
mengimplementasikannya yaitu hubungan langsung ke proses TI dan bisnis
untuk pengembangan proyek, hubungan langsung ke perencanaan tahunan TI
perusahaan.
Untuk menjalankan perencanaan strategi demand/supply kita dapat
menilai dari tabel dibawah ini. Dimana satu arahan strategi menciptakan arahan
strategi untuk penggunaan TI dan penyampaian strategi untuk TI. Harus diingat
pada tabel dibawah ini menyatakan hubungan satu dengan yang lain antara
arahan strategi bisnis dengan penyampaian arahan strategi TI.
Tabel 2.4 Strategic Intention to IT Strategic Plan
43
2.5.14 Praktek Innovation
Menurut Benson et al (2004, p187-p192), TI telah dan masih menjadi alat
pendukung utama atas berjalannya perusahaan. Tujuan dan kriterianya untuk
menuju kesuksesan telah diwujudkan pada kemampuan bereaksi atas kebutuhan
aplikasi bisnis, kemampuan infrastruktur dan pelayanan pendukung. Dengan TI,
perusahaan dapat membuat tujuan, program, strategi dan rencana. TI dapat
menciptakan dan membedakan produk, pasar dan konsumen yang potensial. Oleh
karena itu , kegiatan innovation merupakan salah satu kegiatan terpenting yang
harus dilakukan oleh perusahaan terutama di bidang TI.
Innovation pada NIE terdiri dari empat komponen, yaitu:
• Business and Technology Monitoring (pemantauan bisnis dan teknologi):
meninjau kembali manajemen bisnis dan TI dari faktor perubahan bisnis
dan teknologi apa yang akan memberikan pengaruh bisnis (Apa saja
perubahan yang mempengaruhi perusahaan?)
• Innovation Visioning (visi Inovasi): mengembangkan alternatif visi atau
arah bagi perusahaan, merespon perubahan bisnis dan TI serta memperoleh
kesepakatan atas alternatif visi (Apa yang dapat kita lakukan?)
• Business Context and Choices (konteks dan pilihan bisnis): memberikan
pilihan mengenai visi atau arah bagi perusahaan yang menjelaskan
bagaimana bisnis dapat berfungsi (Apa yang harus kita lakukan?)
• Actionable Innovation (Inovasi yang dapat ditindaklanjuti): Membentuk
skenario dan prototipe perencanaan aksi untuk innovation yang
44
menciptakan outline perencanaan yang dapat dilakukan. (Apa yang akan
kita lakukan?)
2.5.15 Praktek Prioritization
Gambar 2.9 Pemberian Skor Prioritas Pada Proyek
Menurut Benson et al (2004, p141-145), Dasar dari prioitas bisnis
merupakan alat untuk menilai dampak dari bottom line dari TI proyek dan
memakai sumber daya yang paling terpercaya. Prioritization memfokuskan
untuk menaksir nilai bisnis dalam kaitannya dengan dampak bottom line, dari
investasi TI yang diusulkan. Skor portfolio proyek TI untuk dampak diambil dari
business value scorecard yang terdiri atas arahan strategi beserta bobot dan diisi
oleh orang-orang yang berperan penting.
45
Tabel 2.5 Contoh Investasi Portfolio Proyek
Menurut Benson et al (2004, p135-136), tabel diatas menunjukan jenis-
jenis proyek pada serangkaian dampak pada lapisan bawah. Rangkaian tersebut
merupakan hasil penilaian dari tiap-tiap proyek arahan strategi bisnis.
2.5.16 Praktek Alignment
Menurut Benson et al (2004, p150-156), praktek Prioritization
memungkinkan manajemen untuk menyetujui sumber daya untuk inisiatif TI
yang diusulkan berdasarkan pada dampak bottom-line dan hubungannya terhadap
strategic intention, maka praktek alignment yang telah ada. Tiga Bagian Praktek
Alignment:
1. Strategic Alignment
Memusatkan penyelarasan pada empat aset TI (aplikasi, infrastruktur,
layanan, dan manajemen) terhadap strategic intention.
46
Tabel 2.6 Alignment Data
2. Internal IT Alignment
Memusatkan seberapa baik empat aset TI untuk konsisten satu dengan
lainnya, dan seberapa baik layanan dan infrastruktur mendukung
kelompok aset aplikasi.
3. Functional Alignment
Memusatkan service level, quality, dan technology intensity of use untuk
tiap kelompok aset TI.