asuhan keperawatan pda tn

Upload: rendi-adnan

Post on 11-Jul-2015

452 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia mempunyai kebutuhan tertentu yang harus dipenuhi secara memuaskan melalui proses homeostatis, baik fisiologis dan psikologis. Adapun kebutuhan merupakan suatu hal yang sangant penting, bermanfaat, atau diperlukan untuk menjaga homeostatis dan kehidupan itu sendiri (Abraham Maslow). Kebutuhan yang diperlukan oleh manusia seutuhnya sering kita kenal dalam istilah keperawatan sebagai kebutuhan dasar manusia (KDM). Berbagai teori tentang kebutuhan dasar manusia muncul dalam dunia keperawatan seperti teori Virginia Handerson, King, Orem, dll. Salah satu teori yang dijadikan acuan atau referensi di berbagai rumah sakit di Indonesia dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia dan khususnya yang digunakan referensi oleh kami, yaitu teori Virginia Handerson. 14 kebutuhan dasar manusia menurut Virginia Henderson yang meliputi : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. Bernafas Makan dan minum Eliminasi Mobilisasi Istirah tidur Berpakain Mempertahankan suhu tubuh Menjaga kebersihan Menghindari bahaya Berkomunikasi Bekerja Bermain Beribadah Belajar

1

Berdasarkan hasil kegiatan pengenalan lahan praktek yang dilakukan oleh kami atau yang disebut early expossure selama 3 minggu di RSUD R. Syamsudin ,S.H kami mengambil kasus sebagai bahan seminar, yaitu kasus pada Tn. DL di FX.SOEDARSONO. Adapun alasan kami mengambil Tn. DL sebagai bahan kajian karena Tn. DL sangat kooperatif dan masalah keperawatan yang kompleks (bersifat holistik) dilihat dari teori kebutuhan dasar manusia menurut Virginia Henderson. B. Rumusan Masalah Masalah-masalah yang timbul yang akan dibahas dalam makalah ini adalah : Penegakkan diagnose keperawatan berdasarkan masalah. Membahas kesenjangan yang terjadi antara teori kebutuhan dasar manusia dan masalah yang ditemukan pada klien. C. Tujuan Penyusunan Beberapa tujuan yang menjadi dasar penyusunan makalah ini adalah : Untuk mengetahui sejauh mana masalah kebutuhan dasar manusia yang timbul pada klien. Untuk memenuhi tugas akhir pengenalan lahan praktek Early Exprossure. D. Metode Penyusunan Metode pengambilan data yang kami lakukan untuk penyusunan makalah ini, yaitu pengkajian secara langsung terhadap klien yang dijadikan objek pengkajian. Selain itu kami mengambil beberapa referensi baik buku maupun media elektronik untuk menunjang penyusunan makalah ini.

2

E. Sistematika Penyusunan Sistematika dalam penyusunan makalah ini, yaitu: BAB I PENDAHULUAN Berisi latar belakang penyusunan makalah, rumusan masalah, tujuan pembuatan makalah, metoda pencarian data, dan sistematika penyusunan makalah. BAB II TINJAUAN TEORITIS Menyajikan berbagai teori dan hal-hal lain yang menyangkut masalah kebutuhan dasar manusia. BAB III ASUHAN KEPERAWATAN Menyajikan pengkajian, analisa data, dan diagnose keperawatan dari kasus yang diambil. BAB IV PEMBAHASAN Menyajikan dan membahas masalah dari pokok permasalahan yang timbul, yang ditunjang dengan materi dan tinjauan teoritis. BAB V PENUTUP Berisi kesimpulan dari pembahasan pokok permasalahan dan berisi saran-saran. DAFTAR PUSTAKA

3

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Teori Kebutuhan Dasar 1. Kebutuhan Oksigenasi Tidak efektifan bersihan jalan nafas Merupakan keadaan individu tidak mampu mengeluarkan sekresi atau obstruksi dari saluran nafas untuk mempertahankan kepatenan jalan nafas.( Kim,Mcfarland,Mclane,1995). 1. 2. 3. 4. 5. Etiologi Obstruksi saluran pernafasan Penyakit infeksi pada paru Gangguan perfusi jaringan Produksi secret yang berlebih Ketidakmampuan mengeluarkan secret Fatofisiologi Masuknya mikroorganisme ke saluran pernafasan Mengaktifkan respon imun dan peradangan Pembengkakan dan edema jaringan yang terinfeksi Infeksi saluran pernafasan atas Peningkatan pembentukan mucus yang bertlebih Terjadinya penumpukan mucus di saluran pernafasan Bersihan jalan nafas tidak efektif

4

1. 2. 3. 4. 5. a.

Manisfestasi klinik Sesak nafas Batuk Nyeri dada Sianosis Gaya Hidup Pemeriksaan fisik

Hidung dan sinus Inspeksi : cuping hidung, deviasi septum, perforasi, mukosa (warna, bengkak, eksudat, darah), kesimetrisan hidung. Palpasi : sinus frontalis, sinus maksilaris

b. c.

Faring Inspeksi : warna, simetris, eksudat ulserasi, bengkak Trakhea Palpasi : dengan cara berdiri disamping kanan pasien, letakkan jari tengah pada bagian bawah trakhea dan raba trakhea ke atas, ke bawah dan ke samping sehingga kedudukan trakhea dapat diketahui.

d.

Thoraks Inspeksi : Postur, bervariasi misalnya pasien dengan masalah pernapasan kronis klavikulanya menjadi elevasi ke atas. Bentuk dada, pada bayi berbeda dengan orang dewasa. Dada bayi berbentuk bulat/melingkar dengan diameter antero-posterior sama dengan diameter tranversal (1 : 1). Pada orang dewasa perbandingan diameter antero-posterior dan tranversal adalah 1 : 2 Beberapa kelainan bentuk dada diantaranya : Pigeon chest yaitu bentuk dada yang ditandai dengan diameter tranversal sempit, diameter anteroposterior membesar dan sternum sangat menonjol ke depan. Funnel chest merupakan kelainan bawaan dengan ciri-ciri berlawanan dengan pigeon chest, yaitu sternum menyempit ke dalam dan diameter antero-posterior mengecil.

5

Barrel chest ditandai dengan diameter antero-posterior dan tranversal sama atau perbandingannya 1 : 1. Kelainan tulang belakang diantaranya : Kiposis atau bungkuk dimana punggung melengkung/cembung ke belakang. Lordosis yaitu dada membusung ke depan atau punggung berbentuk cekung. Skoliosis yaitu tergeliatnya tulang belakang ke salah satu sisi. Pola napas, dalam hal ini perlu dikaji kecepatan/frekuensi pernapasan apakah pernapasan klien eupnea yaitu pernapasan normal dimana kecepatan 16 24 x/mnt, klien tenang, diam dan tidak butuh tenaga untuk melakukannya, atau tachipnea yaitu pernapasan yang cepat, frekuensinya lebih dari 24 x/mnt, atau bradipnea yaitu pernapasan yang lambat, frekuensinya kurang dari 16 x/mnt, ataukah apnea yaitu keadaan terhentinya pernapasan. Perlu juga dikaji volume pernapasan apakah hiperventilasi yaitu bertambahnya jumlah udara dalam paru-paru yang ditandai dengan pernapasan yang dalam dan panjang ataukah hipoventilasi yaitu berkurangnya udara dalam paru-paru yang ditandai dengan pernapasan yang lambat. Perlu juga dikaji sifat pernapasan apakah klien menggunakan pernapasan dada yaitu pernapasan yang ditandai dengan pengembangan dada, ataukah pernapasan perut yaitu pernapasan yang ditandai dengan pengembangan perut. Perlu juga dikaji ritme/irama pernapasan yang secara normal adalah reguler atau irreguler, ataukah klien mengalami pernapasan cheyne stokes yaitu pernapasan yang cepat kemudian menjadi lambat dan kadang diselingi apnea, atau pernapasan kusmaul yaitu pernapasan yang cepat dan dalam, atau pernapasan biot yaitu pernapasan yang ritme maupun amplitodunya tidak teratur dan diselingi periode apnea. Perlu juga dikaji kesulitan bernapas klien, apakah dispnea yaitu sesak napas yang menetap dan kebutuhan oksigen tidak terpenuhi, ataukah ortopnea yaitu kemampuan bernapas hanya bila dalam posisi duduk atau berdiri. Perlu juga dikaji bunyi napas, dalam hal ini perlu dikaji adanya stertor/mendengkur yang terjadi karena adanya obstruksi jalan napas bagian atas, atau stidor yaitu bunyi yang kering dan nyaring dan didengar saat inspirasi, atau wheezing yaitu bunyi napas seperti orang bersiul, atau rales yaitu bunyi yang

6

mendesak atau bergelembung dan didengar saat inspirasi, ataukah ronchi yaitu bunyi napas yang kasar dan kering serta di dengar saat ekspirasi. Perlu juga dikaji batuk dan sekresinya, apakah klien mengalami batuk produktif yaitu batuk yang diikuti oleh sekresi, atau batuk non produktif yaitu batuk kering dan keras tanpa sekresi, ataukah hemoptue yaitu batuk yang mengeluarkan darah Diagnosa keperawatan Ketidakefektifan jalan nafas b.d produksi sekret berlebih/ Obstruksi saluran pernafasan,Penyakit infeksi pada paru,Gangguan perfusi jaringan,Produksi secret yang berlebih,Ketidakmampuan mengeluarkan secret 2. Kebutuhan Mobilisasi: Keterbatasan aktivitas aktivitas adalah Keterbatasan dalam kemandirian, Keterbatasan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Etiologi Intoleransi aktivitas Kelemahan/keletihan Bedrest Kerusakan integritas kulit Nyeri Kekuatan otot Gangguan sensorik Motivasi Fatofisiologi Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2 Penurunan suplai O2 dalam tubuh Suplai O2 tidak adekuat Kelemahan fisik

pergerakan aktivitas yang bermanfaat bagi tubuh (Judith. 2006)

7

Keterbatasan aktifitas

1. 2. 3. 4.

Manisfestasi klinik Gerakan tak terkendali Kekuatan otot Tremor saat bergerak Tonus otot bahkan atrofi otot Pemeriksaan Fisik

Sistem Muskuloskeletal Inspeksi Ukuran otot : Ada atropi atau hipertropi Otot dan tendon : Kemungkinan kontraktur (malposisi suatu bagian tubuh), kemungkinan kontraksi abnormal, tremor, kaji tonus otot dan kekuatan otot. Tulang : Ada pembengkakan dan deformitas Persendian : Rentang gerak ( ROM ) terbatas Palpasi Tulang : Abnormal bila ada oedema atau nyeri tekan Persendian : Adanya nyeri, bengkak

Diagnosa keperawatan Gangguan mobilitas fisik b.d kelemahan/keletihan,bedrest yang

lama/immobilisasi

8

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. DL DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI DI RUANG FX SOEDARSONO RSUD R. SYAMSUDIN, SH 21 Juni 2010 1. PENGKAJIAN A. Data Demografi 1. Nama Umur Jenis kelamin Agama Suku Bangsa Pekerjaan Pendidikan Alamat No. RM Diagnosa Medis Tgl. MRS 2. Nama Umur Jenis Kelamin Data Klien : Tn. DL : 23 th : Laki-laki : Islam : Sunda : Pelajar : SMA : Jl. Cigunung Kab. Sukabumi : 00090971 : SNH : 18-06-2010 Data Penanggung Jawab : Ny. L : 53 Tahun : Perempuan 9

Pendidikan Pekerjaan Hub, dengan klien Alamat B. Riwayat Kesehatan Klien 1.

: SMP : Ibu Rumah Tangga : Ibu : Jalan Cigunung Kab. Sukabumi

Alasan Masuk Rumah Sakit

Satu hari sebelum masuk Rumahsakit keika Klien usai main sepak bola Klien terjatuh tak sadarkan diri, kemudian keluarga membawa Klien ke IGD Rumah Sakit Syamsudin, kemudian pada tanggal 18-06-2010 Klien dirawat diruang Fx Soedarsono. 2. 3. Keluhan Utama Kesehatan Sekarang Keluarga menyatakan Klien batuk berdahak Keluarga mengatakan Klien sering batuk, namun tidak bisa mengeluarkan dahaknya, batuk setiap 5-10 menit sekali, batuk Klien berkurang ketika posisi tempat tidur klien dinaikan dan bertambah bertambah ketika posisi terbaring. Data Biologis Dan Psikologis Keluhan dan No 1 Pola Kebiasaan Pola Nutrisi a. Makan Frekuendsi Porsi Menu Pantangan b. Minum Frekuensi Jenis Jumlah 2. Pola Eliminasi 10 6-8 gelas/hari Kpi, teh, air putih + 2 liter 2 gelas/hari air putih + 500 mc 3 x Sehari 1 piring Nasi, lauk, Sayur, Tidak ada 3 x sehari + 3-6 spet 50 ce Nasi encer, lauk, sayur Pedas + asam Pola dibantu. Terpasang NGT. nutrisi Sebelum Sakit Saat Sakit Tingkat Kemandirian

a. Baik Frekuensi Warna b. Bab Frekuensi Konsistensi Warna 3 Pola Istirahat dan Tidur a. Tidur siang Tidak tentu Lamanya Kualitas b. Tidur Malam Lamanya Kualitas 4. Personal Hygienis a. Mandi b. Gosok gigi c. Keamas d. Gunting kuku 5. Pola Aktivitas Semua kegiatan Sehari-hari Dilakukan mandiri C. Pemeriksaan fisik terfokus 1. Penampilan Umum klien mengalami penurunan kesadaran klien tampak lemah, terbaring tidak bisa berbicara klien terpasang oksigen 1 L/menit terpasang infus Ringer laktat 30 tt 5/menit keluarga 2 x sehari 2 x sehari 2 hari sekali Jika panjang 1x sehari dilap 1x dibersihan pake KPS Belum keramas belum 6-8 jam /hari Nyenyak 6 jam/hari tidak sesak nyenyak karena 2-3 jam Nyenyak Tidak tentu 1 jam Tidak nyenyak Karena sesak 1 x sehari Lembek Kuning kecoklatan 1 x sehari Lembek Kuning kecoklatan 4-6 x sehari Kuning Jernih. Tidak tentu + 100 mc Kuning jernih

Pola eliminasi d bantu, terpasang kateter.

Tidur

tidak

nyenyak karena sesak napas.

Pola hygiene bantu.

personal di

Semu aktifitas d Semua aktivitas dibantu bantu karena klien lemah.

11

2. TD N R 5 3. -

TTV = 140/100 mmHg = 96 x /menit = 30 x /menit = 37,60 C Pemriksaan Fisik Sistem Pernapasan Bentuk hidung simetrik, Hidung terdapat sekret, mulut terdapat sekret, kembang kempis paru tidak simetris, gerakan dinding dada tidak ada bantuan, klien tidak sianosis, klien mengorok,tidak ada nyeri tekan pada paru saat di palpasi, saat di auskultasi buyi paru terdengar bunyi weezing , saat di perkusi bunyi paru sebelah kanan lebih dainess. Terdengar bunyi rohci di paru lobus anterior kanan.

-

System Muskuloskletal a) Ekstremitas Atas bentuk tangan kiri dan kanan simetris, jumlah jari lengkap,Tangan kanan terpasang infus, rentang gerak tangan terbatas yaitu tidak dapat bergerak aktif, tidak ada udem, b) Ekstermitas Bawah Bentuk kaki kiri dan kanan simetris, jumlah jari lengkap, reflek patella (-)terbukti pada saat di pukul menggunakan hammer kaki tidak ada reflex pada kaki klien, ROM terbatas klien tidak bisa bergerak aktif,Reflek Babensky (+) padasaat bdiberikan rabaan pada telapak kaki bagian luar keatas pada kaki kiri dan kanan,kekuatan otot

2 3

2 3

-

Sistem kardiovaskular

12

Konjungtiva pucat, sianosis(-),JPV(-), CRT >3 detik, nadi teraba kuat dan teratur, nadi 96 x /menit, jantung S1 dan S2 tidak ada tambahan, suara jantung dullness Sistem Integumen Distribusi rambut merata, warna rambut hitam,kulit lembab,akral dingin,turgor kembali < 3 detik, suhu tubuh 37,5.C - Sistem persyarafan NI (olpoktorius) NII (optikus) : klien dapat membedakan wangi kayu putih : klien tdak dapat menbaca name teks dalam jarak 30 cm tanpa menggunakan kacamata NIII (okolomotoris) : klien dapat menggerakan mata, reflek pupil positif. NIV (trochlearis) NV (trigeminus) NVI (abdusen) kanan NVII (facialis) : klien dapat mengangkat alis. Klien tidak dapat membuka mulut memperlihatkan gigi dan tersenyum NVIII (akustikus) : klien tidak dapat menjawab pertanyaan dari perawat ataupun orang lain. NIX (glosofaringeal) : klien tidak dapat menelan dan berbicara aktif NX (vagus) NXI (asesoris) : klien tidak dapat berbicara dengan jelas : klien dapat menggerakan kepala ke kiri dan ke kanan NXII (hipoglosus) : klien tidak dapat menjulurkan lidahnya - Sistem endokrin Tidak terdapat pembesaran kelenjar tyroid. - Sistem perkemihan Saat di paalpasi tidak terdapat distensi kandung kemih. BAK di bantu menggunakan kateter. : klien dapat menggerakan mata kearah atas dan bawah : klien dapat merasakan usapan kapas dan pipi : klien tidak dapat bergerak ke kiri dan ke

13

- Sistem pencernaan Bentuk bibir simetris antara atas dan bawah, warna bibir merah muda, mukosa bibir merah muda dan pucat, Warna permukaan abdomen sama dengan seluruh tubuh, bising usus 12X/menit. Pada perkusi abdomen terdengar bunyi timpani pada daerah lambung dan usus. Saat di palpasi tidak terdapat distensi abdomen.

D. Data Psikologis

1.

Stressor Tidak dapat ditanyakan kaerana klien tidak bisa bicara,tetapi keluarga mengatakan supaya klien cepat sembuh. 2. Koping mekanisme

Keluarga Klien mengatakan hanya bisa pasrah dan berdoa3.

Harapan dan pemahaman klien tentang kondisi kesehatan

sekarang/pola pikir Keluarga sering meminta penjelasan tentang penyakitnya. Keluarga tampak gelisah dan khawatir terhadap penyakit yang diderita oleh klien, terbukti dari ekspresi wajah klien dan keluarga tampak tegang dan ketakutan terhadap penyakit klien.

E. Data Spiritual

Selama dirawat, Klien tidak bisa beribadah (shalat) seperti di rumah karena alasan ketebatasan gerak F. Data Penunjang 14

Hasil Pemeriksaan tanggal 19-06-10 Pemeriksaan Segor Sept Kolestrol Natrium Kalcium Kalcium Chiorida Farmakoterafi Nama Obat Zat Sohobalixynol Ranitidine Cefitiraxone Senae Peptol Analisa Data Data DS : Keluarga klien Kerusakan Saraf ke x klien (Vagus) Klien tidak bisa mengeluarkan sekret tampak Sekret terakumulasi lebih mengatakan klien sering batuk-batk Keluarga mengatakan klien sering mengalami bernapas DO : Klien batuk berdahak Paru-paru kanan sebelah kesulitan Etiologi Stroke NH Masalah Ketidakefektifan Bersihan jalan Nafas Cara PEMberian IV IV IV IV IV 1 x1 gr 2 x1 anipul 2 x 1 gr 2 x 1 gr 1 x 1 gr Dosis Hasil 21,8 /L 23,5 u/L 264,1 mg/dl 148 mmol/L 4,23 mmol/L 11,7 mmol/L 104 mmol/Lu

Nilai Normal < 34 /Lu

< 46 u/L < 200 mg/dl 137-147 mmol/L 3,6-5,4 mmol/L 8,1-10,8 mmol/L 94-111 mmol/L

15

dainess kanan) sekret -

(sekret Penumpukan mukes di salpernapasan atas

menumpuk di sebelah Hidung terdapat Terdengar bunyi ronchi saat mulut

Ketidakefektifan bersin Jalan nafas

weezing, O2 DS : Di

auskultasi paru terdapat sekret Klien terpasang R = 30 x / menit Klien mengorok Stroke NH Keluarga klien gangguan aliran darah di klien sulit d transmisi impuls terganggu otak menurun Gangguan Mobilitas fisik

mengatakan tubuh klien lemah Keluarga klien mengatakan tangan dan kaki Do : Tubuh klien tampak menyebabkan kelemahan otot secara progresif Kekuatan otot klien 2 3 TD N 2 3 Ketidakmampuan pergerakan sendi Kontraktur 16 lemah gerakan

Pasien Bedrest = 140/100 mmHg = 96 x /menit Kolestrol : 264,1

mg

/dl Gangguan mobilisasi

Diagnosa Keperawatan 1. Ketidakefektifan bersin jalan nafas b d ketidakmapuan mengeluarkan sekret akibat kerusakan saraf ke x (vagus) ditandai dengan terdengar bunyi weezing, paru-paru sebelah kanan lebih dainess, R = 30 x / mmt 2. Gangguan mobilitas fisik b.d penurunan fungsi neuromotorik di tandai dengan tubuh klien tampak lemah,kekuatan otot klien berkurang,pasien bedrest,Td=140/100 mmhg,N = 96 x /menit,Kolestrol :264,1 mg/dl

Intervensi Keperawatan No Dx I Ketidakefektifan d ketidakmampuan mengeluarkan sekret Tujuan Tupan : dilakukan tindakan keperawatan selama 7 hari ke tidakefektifan bersihan Tupen : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 hari kebutuhan oksigenasi klien terpenuhi 3. Atur posisi klien untuk memberikan semi fowler / fowler jalan nafas teratasi 2. Auskultasi bunyi catat nafasnya paru bunyi Intervensai 1. Kaji frekuensi pernafasan setiap 8 jam sekali 2. Sekret, ronchi dan terdengar inspiransi ekspirasi respon weezing pada & pada terhadap Rasional 1. Saat sesak prekuensi pernafasan cepat lebih

bersin jln nafas b Setelah

penggumpalan sekret kental 3. Meningningkat kan inspirasi max, meningkatkan ekspirasi vantilasi paru 17 dan

dengan kriteria hasil. k k bunyi weezing tidak menggunaka N O2 rentang normal 1520 x / menit. Resi pirasi dalam Klien Batu klien Hidu Tida terdengar

rasa nyaman 4. Pertahananb pemasangan O2 pada klien 5. Observasi jumlah sputum 6. Libatkan keluarga dalam setiap tindakan kepada klien 7. Kolaborasi Dr. Dalam pemberian obat anti mukolitik 8. Kolaborasi dengan ahli rontgen dan Labolatorium untuk memeriksa sputum dan paru klien 7. Obat-obat gol mukolitik membantu mengencerkan mukus 8. Memberikan penanganan yang tepat kepada klien dan mempercepat kesembuhan klien. dan karakteristis 4. Membantu inspiransi klien 5. Sputum kental mengindikasi masalah sekunder 6. Menambah pengetahuan keluarga klien yang pada

berkurang ng bersih

2

Gangguan

Tupan :

1.

Observasi

1. Mengetahui keadaan klien 2. Mencegah terjadinya 18 umum

mobilitas fisik b.d Setelah penurunan fungsi dilakukan neuromotorik tindakan keperawatan

TTV klien setiap 8 jam sekali 2. Ajarkan latihan klien

selama 7 hari gangguan mobilisasi teratasi Tupen : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 hari kebutuhan mobilisasi klien terpenuhi dengan kriteria hasil: kan kemajuan dalam beraktivitas kekuatan otot meningkat tidak terjadi atrofi otot nadi klien memperlihat

mobilisasi secara pasif bertahap 3. Buat jadwal waktu secara

kekakuan otot dan kontraktur 3. Mendukung frekuensi pada mengurangi perkembangan kontraktur latihan dan sendi

latihan aktivitas diantara makan klien

4.

Motivasi untuk

4. Memicu adanya keinginan/semang at klien untuk melakukan latihan

klien melakukan

aktivitas dan beri pujian bila klien mampu melakuknnya dengan baik 5. Libatkan dan penkes keluarga berikan tentang pentingnya melakukan mobilisasi

5. Untuk memandirikan klien dan keluarga serta menambah klien tentang pengetahuan keluarga tentang pentingnya melakukan

kepada keluarga

6.

Kolaborasi tenaga lain ahli

pergerkan sendi 6. Memberikan penanganan yang tepat kepada klien dan mempercepat

dalam rentang normal 6080X/menit

dengan kesehatan seperti

pisioterafi dan dr

19

dalam normal

TD batas

untuk pemberian latihan dan obat

kesembuhan klien.

120mmh

Implementasi Keperawatan No Dx I Ketidakefektifan jln nafas b.d ketidak mampuan mengeluarkan sekret 7 : 30 Hr/Tgl/jam Selasa 22 06 10 7 : 00 1. Mengkaji frekuensi nafas klien R/u RR = 30x/menit 2. paru Mengkultasikan bunyi klien R/terdenagr Implementasi Paraf

bunyi weezing di area lobus anterior kanan & terdengar bunyi ronchi di 8 : 00 8 : 30 area lobus anterior kiri 3. 4. mengatur posisi klien Memeriksa air dahulu semi fowler humidifier O2 terisi atau tidak dan mengecek O2 12 : 00 masih ada/habis 5. memberikan obat bisolvon melalui selang infus

20

2

Gangguan mobilitas fisik b.d penurunan fungsi neuromotorik

7 : 00

1. R/u

Mengobservasi TTV

klien TD:140/100Mmhg, N:96x menit, R=30x/menit S= 7 : 30 37,60 C 2. 8 : 00 Mengajarkan klien latihan mobilisasi secara pasif secara bertahap 3. 8 : 30 Membuat jadwal latihan aktivitas diantara waktu makan klien 4. Memotivasi klien untuk melakukan aktivitas dan beri pujian bila klien mampu 12 : 00 dengan baik 5. Melibatkan keluarga tentang melakukan dan berikan penkes kepada keluarga pentingnya mobilisasi melakuknnya

Evaluasi No Dx I Ketidakefektifan jln nafas b.d tidak mampuan mengeluarkan sekret Hr/Tgl/jam Selasa 22 06 10 14 : 00 O : S Implementasi : Keluarga mengatakan klien masih batuk-batuk - Klien masih batuk berdahak Paru-paru di lobus anterior Paraf

21

kanan weezing rochi A :

masih dan

terdengar bunyi

Klien masih

terpasang O2 Masalah ketidakefetifan jalan nafas belum teratasi Ulangi Intervensi 1, 2, 3, 5, 6.

P

:

2

Gangguan mobilitas fisik b.d penurunan fungsi neuromotorik

Selasa 22 06 10 14 : 00

S

:

Keluarga mengatakan tubuh klien masih lemah

O :

-

Klien masih klien masih

tampak lemah bedrest A : Masalah Gangguan mobilisasi teratasi p : Ulangi 1, 2, 4,6. intervensi belum

22

BAB IV PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengkajian pada Tn.DL didapatkan beberapa masalahKesenjangan pengelolaan kasus di Ruang perawatan yaitu :

diruangan Fx.Soedarsonoyang didapat selama

Pengkajian

keperawatan

pada

klien

sebagian

besar

tidak

menyentuh psikososiospiritual Hasil observasi kami selama di RSUD R. Syamsudin, SH, meskipun observasi tidak dilakukan 24 jam,pasien tidak dilakukan pemfis baik secara menyeluruh (persistem) atau terfokus. Perawat disibukan oleh

23

pencatatan

dokumentasi

ataupun

tindakan

sifatnya

rutinitas

(suntik

mengambil specimen, dll) . Pengkajian yang kami lakukan pada hari ke 4 klien dirawat , kami menemukan 2 diagnosa (Intoleransi aktivitas, dan ketidakefektifan jalan nafas) tetapi setelah kami membandingkan dengan hasil kajian perawat ruangan, di hasil pendokumentasiannya hanya ditemukan 1 diagnosa keperawatan yaitu masalah intoleransi aktivitas dirawat. klien yang kami tangani mengalami penumpukan sekret seharusnya dilakukan penghisapan lendir. Suctioning adalah suatu metode untuk melepaskan sekresi yang berlebihan pada jalan napas, dapat dilakukan pada oral, nasopharingeal, trakheal, endotrakheal atau trakheostomi tube. karena klien tidak bisa mengeluarkan sekret tetapi pada kenyataannya tidak diagnosa Penetapan diagnosa keperawatan perawat ruangan, hanya dilakukan berdasarkan pada tahap awal klien masuk RS sehingga diagnosa keperawtannya tidak bersifat dinamis, sementara respon kebutuhan klien tiap harinya dapat beruba h sehingga diperlukan re asessment Kami juga menemukan penetapan intervensi tanpa disertai dengan pada hari pertama klien

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Diagnosa keperawatan yang timbul berdasarkan hasil pengkajian pada Tn DL di ruang Tanjung, yaitu : 1. 2. Gangguan mobilitas fisik b.d penurunan fungsi neuromotorik Ketidakefektifan bersin jalan nafas b d ketidakmapuan mengeluarkan sekret akibat kerusakan saraf ke x (vagus)

24

Adapun kesenjangan yang timbul antara teori dengan praktek lapangan disebabkan oleh : Kebutuhan setiap individu yang berbeda dan tidak dapat disama ratakan dengan individu yang lain. Respon individu terhadap stressor, perubahan yang dialami baik secara fisik maupun psikologis berbeda-beda. Adanya perbedaan tingkat kemandirian dan tingkat pengetahuan dari setiap klien. Perbedaan tipe penegakan diagnosa yang disesuaikan dengan kondisi klien saat proses pengkajian berlangsung. Adanya efek yang ditimbulkan dari masalah kesehatan lainnya. 5.2 Saran Saran untuk perawat, perawat haruslah lebih memahami dan mengkaji apa saja kebutuhan klien yang tidak terpenuhi atau mengalami masalah. Pada proses pengkajian haruslah lebih mendalam dan dalam penegakkan diagnosa keperawatan haruslah benar-benar masalah kebutuhan klien yang paling dirasakan sangat mengganggu klien

DAFTAR PUSTAKA

Potter & perry, Fundamental Of Nursing . 1999. Jilid 2.EGC: Jakarta Doengoes,Me.2000.rencana keperawatan.edisi 2.jakarta.EGC Wilkinson, Judith. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan NIC NOC. Jakarta. EGC

25