bab 2

27
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampai saat ini Indonesia masih berada pada tahap pemulihan ekonomi dari krisis ekonomi yang telah sekian lama menghimpit. Hal ini menyebabkan para perusahaan kontraktor harus dapat menjalankan usahanya secara cermat dan terkordinasi agar pengeluaran perusahaan seimbang dengan hasil kerja dari berbagai kontrak kerja yang diperolehnya dan dapat menjamin kelangsungan hidup perusahaan, meskipun jaminan pekerjaan secara terus menerus tidak ada. Salah satu aspek yang mempengaruhi pengeluaran biaya adalah pengaturan dan penggunaan sumber daya manusia maupun bukan sumber daya manusia, seperti material dan peralatan. Pengaturan yang paling sulit adalah pengaturan terhadap sumber daya manusia. Hal ini disebabkan karena perusahaan kontraktor pada umumnya memiliki beberapa kategori tenaga kerja, yaitu tenaga kerja tetap, tenaga kerja kontrak, tenaga kerja harian dan tenaga kerja borongan. Kendala sumber daya yang terjadi pada suatu perusahaan kontraktor umumnya disebabkan karena tidak tetapnya jumlah pekerja yang ada pada perusahaan sehingga pada saat proyek tertentu

Upload: ranafifapryzan

Post on 12-Jul-2016

220 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Teknik Sipil

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sampai saat ini Indonesia masih berada pada tahap pemulihan ekonomi

dari krisis ekonomi yang telah sekian lama menghimpit. Hal ini menyebabkan

para perusahaan kontraktor harus dapat menjalankan usahanya secara cermat

dan terkordinasi agar pengeluaran perusahaan seimbang dengan hasil kerja

dari berbagai kontrak kerja yang diperolehnya dan dapat menjamin

kelangsungan hidup perusahaan, meskipun jaminan pekerjaan secara terus

menerus tidak ada.

Salah satu aspek yang mempengaruhi pengeluaran biaya adalah

pengaturan dan penggunaan sumber daya manusia maupun bukan sumber

daya manusia, seperti material dan peralatan. Pengaturan yang paling sulit

adalah pengaturan terhadap sumber daya manusia. Hal ini disebabkan karena

perusahaan kontraktor pada umumnya memiliki beberapa kategori tenaga

kerja, yaitu tenaga kerja tetap, tenaga kerja kontrak, tenaga kerja harian dan

tenaga kerja borongan.

Kendala sumber daya yang terjadi pada suatu perusahaan kontraktor

umumnya disebabkan karena tidak tetapnya jumlah pekerja yang ada pada

perusahaan sehingga pada saat proyek tertentu selesai dikerjakan, perusahaan

kesulitan untuk mempekerjakan kembali tenaga kerja yang sebelumnya ada

kontrak kerja lain atau proyek baru yang dapat menyerap hampir seluruh

sumber daya manusia dari proyek sebelumnya.

1.2 Rumusan masalah

Dalam penanganan jadwal pengadaan agar tidak ada keterlambatan kedatangan material dilapangan serta menentukan berapa besar tenaga kerja puncak dan lama periode puncak untuk pengerjaan konstruksi pondasi raft pada proyek The Hive maka proses perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian sumber daya material yang tepat dengan kualitas yang sudah ditentukan pada waktu dan tempat yang sesuai dengan tingkat pembiayaan yang minimum dapat tercapai, maka perlu diketahui :

Page 2: Bab 2

Definsi manajemen tenaga kerja Proses pengadaan tenaga kerja Definisi manajemen material Jenis material Sumber material Waktu pengadaan material Definisi manajemen mutu Komponen manajemen mutu Rangkaian manajemen mutu Standarisasi manajemen mutu

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini adalah agar dapat mengendalikan sumber

daya yang dibutuhkan saat waktu pengerjaan konstruksi. Diantaranya sumber

daya manusia dan sumber daya material. Agar tidak terjadi keterlambatan

pengadaan material atau kekurangan sumber daya manusia yang dapat

menghambat berlangsungnya proses konstruksi.

Adapun tujuan lain dari makalah ini adalah:

a. Mengetahui daftar tabel material dan jadwal pengadaannya.

b. Mengetahui besar tenaga kerja puncak dan lama periode puncak dengan

metode trapesium.

c. Mengetahui komponen Total Quality Cost.

1.4 Metode Penelitian

Metode penelitian yang kami gunakan dalam pembuatan makalah ini yaitu

dengan menggunakan metode tidak langsung yaitu dengan cara mencari bahan

informasi melalui buku cetak dan juga internet.

Page 3: Bab 2

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Manajemen Tenaga Kerja

Hakikat Manajemen Tenaga Kerja

Manajemen sebagai suatu seni dan ilmu dan perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan, pemotivasian, dan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan. Telah dikemukakan bahwa definisi tersebut mengandung

beberapa unsur, yakni unsur sifat, fungsi, sasaran dan tujuan. Keempat unsur

tersebut merupakan rangkaian yang tidak dapat dipisahkan dan menjadi ciri khas

manajemen.

Manajemen tenaga kerja adalah salah satu bidang manajemen seperti

manajemen konstruksi, manajemen produksi, manajemen pemasaran, manajemen

keuangan, manajemen perkantoran. Manajemen tenaga kerja mengkhususkan diri

tentang ihwal yang berhubungan dengan faktor produksi manusia dengan segala

aktivitasnya, baik dalam usaha perorangan, badan usaha, perusahaan, lembaga

maupun instansi, sehingga tenaga kerja tersebut dapat berguna dan berhasil guna.

Tenaga kerja merupakan istilah yang identik dengan istilah personalia,

didalamnya meliputi buruh, karyawan dan pegawai. Sumber daya manusia yang

ada pada suatu proyek dapat dikategorikan sebagai tenaga kerja tetap dan tidak

tetap. Pembagian kategori ini dimaksudkan agar efisiensi perusahaan dalam

mengelola sumber daya maksimal dengan beban ekonomis yang memadai.

Tenaga kerja atau karyawan yang berstatus tetap biasanya dikelola dengan

pembayaran gaji tetap setiap bulannya dan diberi beberapa fasilitas lain dalam

rangka memelihara produktifitas kerja karyawan serta rasa kebersamaan dan

memiliki perusahaan. Hal ini dilakukan agar karyawan tetap sebagai aset

perusahaan dapat memberikan karya terbaiknya serta memberikan keuntungan

bagi perusahaan dengan keahlian yang dimilikinya. Adanya tenaga kerja yang

tidak tetap dimaksudkan agar perusahaan tidak mengalami atau terbebani oleh

pembayaran gaji tiap bulannya bila proyek tidak ada atau jumlah kebutuhan

tenaga kerja pada saat tertentu dalam suatu proyek dapat disesuaikan dengan

jumlah yang seharusnya. Biasanya tenaga kerja tidak tetap ini dibutuhkan dalam

Page 4: Bab 2

jumlah yang cukup besar dibandingkan tenaga kerja tetap dengan tingkat keahlian

sedang. Informasi tentang jenis serta deskripsi pekerjaan pada proyek perlu

diidentifikasi sedemikian rupa sehingga tugas, tanggung jawab dan wewenang

masing-masing pihak dapat dijalankan sesuai rencana dan aturan-aturan

perusahaan.

- Tugas dikaitkan dengan kedudukan

- Wewenang dikaitkan dengan otoritas seseorang dalam memikul suatu tugas

dan kewajiban

- Tanggung jawab dikaitkan dengan pemegang kendali pekerjaan yang diberikan

berdasarkan kemampuan yang dimiliki, dengan segala resiko pekerjaan yang

dihadapi

- Deskripsi suatu pekerjaan merupakan dokumentasi tertulis yang lengkap, yang

menunjukkan pekerjaan yang dilakukan beserta tanggung jawab dan

wewenangnya, hubungan dengan pihak lain, persyaratan pelaksanaan serta

ruang lingkup pekerjaan

- Informasi pekerjaan digunakan untuk mengenali jenis pekerjaan beserta jabatan

yang diemban, sebagai acuan input dan output dari jabatan yang bersangkutan,

serta metode pelaksanaan yang akan dilakukan, juga sebagai informasi kondisi

pekerjaan serta hubungan antar jabatan.

Page 5: Bab 2

2.2 Proses Pengadaan Tenaga Kerja

Proses pengadaan tenaga kerja antara lain:

1. Perencanaan tenaga kerja

Perencanaan tenaga kerja adalah penentuan kuantitas dan kualitas tenaga

kerja yang dibutuhkan dengan cara memenuhinya guna mencapai tujuan

organisasi. Hal-hal yang perlu direncanakan dalam pengadaan tenaga

kerja, antara lain sebagai berikut:

- Penentuan jumlah dan kualitas sumber daya manusia yang akan

diperlukan

- Sumber calon karyawan dan cara penarikannya

- Dasar, sistem, metode, dan tingkat seleksi yang akan dilakukan

- Cara-cara penempatan calon pegawai yang akan dilakukan

2. Penarikan tenaga kerja

Penarikan tenaga kerja ada dua sumber, yaitu:

- Sumber internal : menarik tenaga kerja baru melalui

rekomendasi karyawan lama dan nepotisme, berdasarkan sistem

kekeluargaan

Keuntungan : lowongan cepat terisi, tenaga kerja cepat

menyesuaikan diri dan semangat kerja meningkat

Kekurangan : menghambat masuknya gagasan baru,

terjadi konflik bila salah penempatan jabatan kerja, karakter lama

terbawa terus.

- Sumber eksternal : penarikan tenaga kerja ini dilakukan

melalui iklan media massa, seperti surat kabar, radio dan televisi.

Keuntungan : meminimalisasi kesalahan penempatan

kerja dan lebih mempunyai ide baru atau segar dan berkualitas

Kekurangan : membutuhkan proses lama, biaya yang

cukup besar dan rasa tidak senang dari pegawai lama

3. Seleksi tenaga kerja

Page 6: Bab 2

Menyeleksi tenaga kerja seperti:

- Seleksi administrasi

- Tes kemampuan dan psikologi

- Wawancara

- Tes kesehatan

Terdapat 2 pendekatan untuk menyeleksi tenaga kerja yaitu:

- Seleksi dilaksanakan bertahap atau sistem gugur

- Seleksi dengan memberikan kesempatan yang sama pada semua

calon untuk mengikuti seluruh tahapan seleksi yang telah

ditentukan

4. Penempatan tenaga kerja

Proses penentuan jabatan seorang yang disesuaikan antara kualifikasi yang

bersangkutan.

Sumber daya manusia atau tenaga kerja, sebagai penentu keberhasilan

proyek, harus memiliki kualifikasi, keterampilan yang sesuai kebutuhan untuk

mencapai keberhasilan suatu proyek. Perencanaan SDM dalam suatu proyek

mempertimbangkan juga perkiraan jenis, waktu dan lokasi proyek, secara kualitas

maupun kuantitas.

Proyek yang secara geografis berbeda biasanya membutuhkan pengelolaan

dan ketersediaan tenaga kerja yang berbeda. Faktor lain yang harus

dipertimbangkan dalam merencanakan tenaga kerja adalah:

- Produktivitas tenaga kerja

- Jumlah tenaga kerja pada periode yang paling maksimal

- Jumlah tenaga kerja tetap dan tidak tetap

- Biaya yang dimiliki dan jenis pekerjaan

2.3 Pengertian Manajemen Material

Manajemen material didefinisikan sebagai suatu system manajemen yang diperlukan untuk merencanakan dan mengendalikan mutu material, jumlah

Page 7: Bab 2

material dan penempatan peralatan yang tepat waktu, harga yang baik dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan. (Bell and Stukhartt 1986)

Manajemen material dapat didafinisikan sebagai suatu sistem yang mengkoordinasikan aktifitas-aktifitas untuk merencanakan dan mengawasi volume dan waktu terhadap pengadaan material melalui penerimaan/perolehan, perubahan bentuk dan perpindahan dari bahan mentah, bahan yang sedang dalam proses dan bahan jadi. (Stonebraker 1994)

Material manajemen adalah suatu sistem manajemen yang mengintegrasikan antara pembelian, pengiriman, dan pengendalian material dari pemasok. (Kini. U 1999)

Berdasarkan beberapa pengertian diatas, manajemen material konstruksi merupakan suatu proses perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian sumber daya material yang tepat dengan kualitas yang sudah ditentukan pada waktu dan tempat yang sesuai dengan tingkat pembiayaan yang minimum dalam proses konstruksi.

2.4 Jenis–jenis Material

Material didefinisikan sebagai suatu komponen yang mengacu pada bahan baku, bagian komponen, produk jadi, dapat langsung digunakan, pengemasan dan pengepakan dan peralatan.

Menurut prosesnya material pada proyek konstruksi dibagi menjadi empat kategori, yaitu ( Asiyanto 1999):

a. Raw MaterialsRaw Materials (Bahan Baku) adalah material yang didatangkan ke lokasi proyek, masih berupa bahan baku untuk diproses. Yang termasuk dalam raw materials antara lain : pasir, semen, beton, besi, dan kayu

b. Material Jadi Material jadi adalah material yang didatangkan ke lokasi proyek untuk langsung dipasang. Yang termasuk dalam material jadi antara lain : keramik, genteng, tegel, kaca, lampu, plafon, dll.

c. Material CampuranMaterial campuran adalah material yang didatangkan ke lokasi proyek yang sudah dalam bentuk tercampur. Yang termasuk dalam material campuran antara lain : beton ready mix, dan aspalt hot mix.

d. Material PrefabricatedMaterial prefabricated adalah material yang dicetak atau dirangkai di luar lokasi proyek oleh pihak lain, pada saat dating di lokasi proyek kegiatan hanya memasang material tersebut. Yang termasuk dalam material prefabricated antara lain : beton precast, rangka baja, genset, lift, kusen pintu beserta jendela, dll.

Page 8: Bab 2

Menurut cara pemantauan dan pengendaliannya. Dalam uraiannya disebutkan bahwa material proyek dapat dikelompokan menjadi 3, yaitu (Iman Soeharto, 1997) :

a. Material CurahMaterial yang termasuk golongan ini memiliki ciri-ciri jumlah yang besar dengan harga satuan.

b. Peralatan atas dasar pesananMaterial yang termasuk golongan ini memiliki ciri-ciri jumlah dan jenis yang tidak banyak tetapi biaya per jenisnya besar.

c. Material yang dibeli di lapanganMaterial yang termasuk golongan ini memiliki ciri-ciri kuantitasnya tidak besar tetapi jenisnya bermacam-macam

Material terdiri dari dua jenis, yaitu (Gavilan, 1994) :

a. Consumble Material, merupakan material yang pada akhirnya akan menjadi bagian dari struktur fisik bangunan, misalnya : semen, pasir, krikil, batu bata, besi tulangan, baja, dll.

b. Non Consumble Material, merupakan material penunjang dalam proses konstruksi, dan bukan merupakan bagian fisik dari dari bangunan setelah bangunan tersebut selesai, misalnya : perancah, bekisting, dan dinding penahan tanah.

Dari bebarapa uraian diatas pada umumnya material dibagi menjadi dua jenis, yaitu :

a. Raw Materials (Bahan Baku) adalah material yang didatangkan ke lokasiproyek, masih berupa bahan baku untuk diproses. Yang termasuk dalam raw materials antara lain : pasir, semen, beton, besi, dan kayu

b. Material Alat adalah material yang berupa alat yang didatangkan ke lokasi proyek berupa sebuah alat, yang dimana pembuatannya telah dilakukan di pabrik.

Page 9: Bab 2

2.5 Definisi manajemen mutu Manajememn mutu adalah system terstruktur dengan serangkaian alat,

teknik, dan filosofi yang didesain untuk menciptakan budaya perusahaan yang memiliki focus terhadap konsumen. Melibatkan partisipasi aktif para pekerja, dan perbaikankualitas yang berkesinimbangunan yang menunjang tecapainya kepuasan konsumen secara total dan terus-menerus.

2.6 Komponen Manajemen Mutu1. Quality Standard

Tujuan adalah untuk menetapkan dan merekam standar mutu yang diinginkan pemilik sebagai langkah awal dalam proses manajemen mutu rekaman dari keputusan owner menghasilka dokumentasi yang harus ditinjau dan disesuaikan sebagai kemajuan dan mengmbangkan pemahaman dengan proyek dan elemen konstruksi

2. Quality Planning

Adalah penerapan dan pengembangan tuua dan kebutuhan untuk sebuah mutu sertapenerapan system mutu yang telah ditetapkan sebelumnya. Perencaaan merupakan bagian terpenting dari sebuah manajemen strategi, sehingga arah dan tujuan organisasi jelas dapat dimengerti dan dipahami

3. Quality Control

Page 10: Bab 2

Adalah teknik dan aktifitas oprasional yag dipergunakan untuk memenuhi persyaratan kualitas, setiap perencanna yang telah dieksekusi atau dilaksanakan perlu memenuhi syarat kontra dan monitoring tyang tepat dan berkala. Pengendalian mutu merupakan arahan agar quality planning berjalan sesuai koridor arah dan tujuan organisasi

4. Quality Assuraance

Adalah semua perencanaan metode dan langkah sistematis yang diperlukan untuk memberi keyakinan bahwa semua perencanaan. Perencanaan dan pelaksanaan yang dilakukan seudah sesuai denganstandar-standar yang belaku, serta syarat-syarat dispesifikasikan dalam kontrak.

5. Quality Improvement

Adalah mengidentifikasikan indicator mutu dan pelayanan memonitor indicator tersebut dan mengukur hasil indikatoryang tahunya mengarah pada outcome, serta selalu berfokus dalam rangka peningkatan proses, sehingaa tingkat mutu dan hasil yang dicapai akan meningkat. Quality improvement dilakukan terlebih dahulu diawali dari quality assurance, kemudian mengarah pada peningkatan mutu yang pro aktif. Hal penting yang menjadi sebuah catatan adalah mutu yang rendah asih dapat ditingkatkan untuk melakukan peningkatan mutu.

2.7 Rangkaian Manajemen Mutu

Rangkaian manajemen mutu terdiri dari :

1. QDP ( Quality Design Plan ) = Perencanaan Mutu atau Spesifikasi

- Tujuan dari QDP untuk meyakinkan standar mutu didokumentasikan

owner pertama dan selanjutnya dalam pikiran setiap orang masuk dalam

design proyek.

- Untuk menghasilkan proyek dari studi kelayakan sampai design pada

tahap dokumen kontrak memerlukan usaha dari banyak pihak dalam tim

desain.

- QDP harus dikembangkan oleh tim dibawah pimpinan CM dengan

masukan dari owner dan disuplai oleh A/E yang merupakan perwakilan

dari anggota tim desain

- QDP harus jelas ketika dan bagaiman standar mutu diperbarui dan

didistribusikan kepada anggota tim perencana bagaimana intensitas

memonitor koordinasi desain, bagaimana tim akan sampai kepada

keputusan mutu dan bagaimana QDP akan menjadi perantara antara

rencana mutu yang lain dan rencana manajemen proyek

Page 11: Bab 2

2. QVP ( Quality Value Plan ) = Perencanaan Harga

- Tujuan QVP untuk memastikan nilai – nilai owner sesuai dengan proyek,

dan dimana diterapkan, alternatif rancangan dikembangkan dan dievaluasi

untuk dipertimbangkan oleh owner

- Constuctability, value engineering, dan life cycle costing adalah bagian

dari tanggung jawab CM

- Keahlian utama CM dan dukungan keahlian desain sangat membantu

dalam memfasilitasi dari perspektif owner

- Desain proyek bergulir seperti bola salju, setiap waktu desain diputuskan,

sebagai hasil bagian dari desain keseluruhan melengkapi berbagai

alternatif kedepan

3. QCP ( Quality Conformance Plan ) = Perencanaan Konfirmasi

- Tujuan QCP khusu bahan ketenagakerjaan dari fungsi kontraktor pada

proyek

- Rencana harus sesuai dengan tanggung jawab kontrak dari kontraktor

untuk mendapatkan mutu dan harus tidak bertentangan dengan tanggung

jawab keseuaian mutu yang ditugaskan dalam keseluruhan atau sebagian

dari kontraktornya.

- QCP harus selalu termasuk dalam tinjauan pra konstruksi dan sesuai

pengujian didalam dan diluar SI

4. PCQ ( Post Contractor Qualification ) = Kualifikasi Kontraktor atau

Seleksi

- PCQ bertujuan untuk mengetahui kemampuan secara teknik dari

kontraktor

- Dibutuhkan kemampuan mendalam dan pengalaman yang cukup untuk

menyeleksi kontraktor

5. P-B PE ( Post – Bid Proposal Evaluation ) = Evaluasi Proposal

Page 12: Bab 2

- P-B PE bertujuan untuk mengetahui dan memastikan apakah kontraktor

yang telah diseleksi memiliki keahlian atau memiliki kemampuan untuk

melaksanakan proyek atau menyediakan jasa yang telah ditentukan

- Evaluasi penawaran untuk jasa pemborongan dengan menggunakan sistem

gugur, nilai, dan sistem penilaian biaya selama umur ekonomis

6. QCI ( Quality Control Input ) = Control Pengecekan Mutu

- Merupakan serangkaian pemeriksaan, kajian, dan pengujian yang

digunakan pada keseluruhan siklus pengembang untuk memastikan bahwa

setiap produk memenuhi persyaratan yang ditetapkan

- Mencakup loop ( kalangan ) umpan balik pada proses yang menciptakan

produk kerja. Kombinasi pengukuran dan umpan balik memungkinkan

kita memperbaiki proses pada produk kerja yang diciptakan gagal

memenuhi spesifikasi – spesifikasi mereka.

7. CQP ( Contractors Quality Plan ) = Rencana Mutu yang Akan

Dilaksanakan

- Untuk menangani mutu yang sesuai dengan tanggung jawabnya, setiap

kontraktor memerlukan untuk usulan rencana mutu kontraktor ( CQP ).

- Merupakan uraian rinci bagaimana kontrkator menyelesaikan tanggung

jawabnya dan sesuai mutu kriteria yang diminta

- CQP tidak boleh berbeda dari persyaratan gambar dan spesifikasi

- CQP bukanlah baru, dia diperlukan oleh banyak owner untuk waktu lama

dan sering terbukti baik.

2.8 ISO 9000

ISO 9000 adalah seri Standar Internasional untuk sistematau manajemen

mutu. Seri standar ini digunakan untuk mendokumentasikan, menerapkan

( mengimplementasikan ) dan mendemonstrasikan sistem jaminan mutu. Seri

standar ISO 9000 ini menjelaskan tiga model sistem mutu, merumuskan konsep

mutu dan memberikan paduan penggunaan standar internaional sistem mutu.

Page 13: Bab 2

Seri standar ISO 9000 terdiri dari lima bagian, yang masing – masing

berjudul :

- ISO 9000 : Standar Manajemen Mutu dan Jaminan Mutu terdiri atas

beberapa bagian

- ISO 9001 : Sistem Mutu – Model untuk Jaminan Mutu dalam Desain /

Pengembangan, Produksi dan Instalasi

- ISO 9002 : Sistem Mutu – Model untuk Jaminan Mutu dalam

Produksi dan Instalasi

- ISO 9003 : Sistem Mutu – Model untuk Jaminan Mutu dalam

Inspeksi Akhir dan Tes

- ISO 9004 : Manajemen Mutu dan Elemen Sistem Mutu. Terdiri atas

beberapa bagian.

ISO 9000 dikeluarkan oleh ISO, badan swasta Internasional untuk

standarisasi yang berkedudukan di Janewa, Swiss. Secara organisatoris disebutkan

bahwa tujuan badan ini adalah mengebangkan standarisasi dan kegiatan –

kegiatan lain yang berhubungan untuk memudahkan pertukaran barang dan jasa

serta mengembangkan kerjasama dalam suasana yang bersifat intelek, saintifik,

teknologis dan ekonomis.

Dapat dikatakan bahwa ISO 9000 ini memberikan aturan – aturan good

practice didalam membuat barang atau jasa pelayanan. Tujuan akhir standar ISO

9000 adalah membantu perusahaan untuk memastikan bahwa perusahaan itu

mampu memproduksi barang atau jasa yang dijanjikannya pada pelanggan.

Berdasarkan dari buku ISO 9000 untuk kontraktor. ISO 9000 sebenarnya

merupakan seri yang terdiri dari :

- ISO 9000 : Standar pemastian mutu dan manajemen mutu, yang dipakai

sebagai penggunaan dan terdiri dari beberapa bagian.

- ISO 9001 : Sistem manajemen mutu, model untuk memastikan mutu. Ini

diguenakan apabila kontraktor hendak memastikan kesesuaian produk

dengan persyaratan yang telah ditentukan selama tahap – tahap production

instalation and servicing

Page 14: Bab 2

- ISO 9002 : Sistem manajemen mutu, ini digunakan apabila kontraktor

hendak memastikan kesesuaian produk dengan persyaratan yang telah

ditentukan selama tahap – tahap production instalation and servicing

- ISO 9003 : Ini digunakan apabila kontraktor hendak memastikan

kesesuaian produk dengan persyaratan yang telah ditentukan selama tahap

inspeksi dan tes akhir

- ISO 9004 : Pedoman penggunaan seri ISO yang telah terpilih dan

penjelasan tambahan dalam hal- hal aspek sistem manajemen mutu.

Manfaat penerapan ISO 9000

1. Meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan melalui jaminan

kualitas dan teroganisir dan sistematik.

2. Perusahaan yang telah bersertifikat ISO, berarti management system dari

perusahaan tersebut diakui secara internasioal dan siap bersaing memasuki

pasar global.

3. Perusahaan akan terdaftar pada lembaga registrasi bertaraf internasional

yang berarti membuka kesempatan pasar baru.

4. Peningkatan kesadaran kualitas dalam perusahaan

5. Meningkatkan kualitas dan produktivitas dari manajemen melalui

kerjasama dan komunikasi yang lebih baik, pengendalian konsisten serta

pengurangan atau pencegahan pemborosan.

Prinsip penerapan ISO 9000 ( Rencana Pengendalian Mutu )

Melalui ISO 9000 setiap kegiatan mutu dilakukan dalam tiga rangkaian

kegiatan yang tidak terputus, yaitu :

1. Perencanaan tertulis ( say what you do )

2. Pelaksanaan dan pengendalian sesuai perncanaan ( do what you say )

3. Rekam / catat hasil pelaksanaan ( record what you did)

Pada proyek konstruksi, sistem mutu diterapkan dengan menggunakan ISO

9000 – 2000, yang dilakukan dengan memenuhi persyaratan dan prosedur dari

berbagai elemen berikut :

Page 15: Bab 2

- Tanggung Jawab Manajemen

- Sistem Mutu

- Tinjau Kontrak

- Pengendalian Desain ( tidak dipakai pada proyek konstruksi )

- Pengendalian Dokumen dan Data

- Pembelian

- Pengendalian Produk

- Identifikasi dan Kemampuan Telusur Produk

- Pengendalian Proses

- Inspeksi dan Uji

- Pengendalian Produk tidak sesuai

- Tindakan Koreksi dan Pencegahan

BAB III

SOLUSI

Suatu proyek gedung dengan pondasi raft seluas 800m2 dan ketebalan pondasi 2m untuk tiap m3 pondasi dibutuhkan beberapa komponen material utama yaitu beton (0.75 m3), bekisting (0.05 m2), dan besi (30 kg). Dalam 1m3 beton diperlukan semen (336 kg), pasir (0.54 m3) dan batu pecah (0.81m3). Proyek ini harus selesai dalam jangka waktu 90 hari.• Buatkan tabel material dan jadwal pengadaannya agar tidak ada keterlambatan kedatangan material di lapangan!• Tentukan dan gambarkan berapa besar tenaga kerja puncak dan lama periode puncak untuk konstruksi pada pondasi raft tersebut jika diketahui total lingkup kerja sebesar 500 jam orang? Perhitungan dengan metode trapesium.

Jawab

Pengadaan BahanKebutuhan bekisting

Page 16: Bab 2

Bekisting = 800 x 2 x 0,05 = 80 m2

Kebutuhan tulangan bajaTulangan = 800 x 2 x 30 = 48.000 kg

Kebutuhan betonBeton = 800 x 2 x 0,75 = 1.200 m3

Kebutuhan semenSemen = 1.200 x 336 = 403.200 kg

Kebutuhan pasirPasir = 1.200 x 0,54 = 648 m3

Kebutuhan batu pecahBatu pecah = 1.200 x 0,81 = 972 m3

Deadline pekerjaan = 90 hari = 12 mingguAsusmsi waktu pengerjaanPenggalian tanah = 2 mingguPemasangan bekisting = 2 mingguPenulangan = 2 mingguPengecoran = 3 mingguPembongkaran bekisting = 2 mingguPenimbunan = 1 minggu

Kebutuhan bahan permingguBekisting = 80/2 = 40 m2

Tulangan = 48.000/2 = 24.000 kgSemen = 403.200/3 = 134.400 kgPasir = 648/3 = 216 m3

Batu pecah = 972/3 = 324 m3

Page 17: Bab 2

01-001Minggu 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12Tersedia 40 45Dipakai 35 45Sisa 5 0Pemesanan 40 40

01-002Minggu 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12Tersedia 2400 2800Dipakai 2000 2800Sisa 400 0Pemesanan 24000 2400

01-003Minggu 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12Tersedia 134400 228800 329600Dipakai 40000 33600 329600Sisa 94400 195200 0Pemesanan 134400 134400 134400

01-004Minggu 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12Tersedia 216 232 238Dipakai 200 210 238Sisa 16 22 0Pemesanan 216 216 216

01-005Minggu 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12Tersedia 324 336 344Dipakai 312 316 322Sisa 12 20 0Pemesanan 324 324 324

Bekisting (m2)

Tulangan (kg)

Semen (m3)

Pasir (m3)

Batu Pecah (m3)

Tenaga Kerja Puncak dan Lama Periode Puncak

Dik:

Deadline proyek = 90 hari

Total Lingkup Kerja = 5000 jam orang

Hari Kerja = 5 hari, 1 hari = 8 jam

Jam orang efektif per bulan = 85%

Page 18: Bab 2

Jam kerja per minggu = 8 x 5 = 40 jam

1 bulan = 4,25 minggu

jam orang efektif = 40 jam x 85% x 4,25 = 144,5 = 145 jam/bulan

Perbandingan periode puncak tenaga kerja

a : b : c = 50 : 25 : 25

2b + b + b = 90 hari

4b = 90 hari

b = 22,5 hari/30 hari = 0,75 bulan

Tenaga Kerja Puncak

Luas Trapesium = Total Lingkup Kerja

5000145

=2. ( 0,75 ) . 12

t+0,75t +0,75 . 12

t

5000145

=1,875t

t=18,39 orang=19 orang

Diperoleh tenaga kerja puncak 19 orang dengan lama periode puncak 0,75 bulan

Page 19: Bab 2
Page 20: Bab 2