bab 2
DESCRIPTION
Teknik SipilTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sampai saat ini Indonesia masih berada pada tahap pemulihan ekonomi
dari krisis ekonomi yang telah sekian lama menghimpit. Hal ini menyebabkan
para perusahaan kontraktor harus dapat menjalankan usahanya secara cermat
dan terkordinasi agar pengeluaran perusahaan seimbang dengan hasil kerja
dari berbagai kontrak kerja yang diperolehnya dan dapat menjamin
kelangsungan hidup perusahaan, meskipun jaminan pekerjaan secara terus
menerus tidak ada.
Salah satu aspek yang mempengaruhi pengeluaran biaya adalah
pengaturan dan penggunaan sumber daya manusia maupun bukan sumber
daya manusia, seperti material dan peralatan. Pengaturan yang paling sulit
adalah pengaturan terhadap sumber daya manusia. Hal ini disebabkan karena
perusahaan kontraktor pada umumnya memiliki beberapa kategori tenaga
kerja, yaitu tenaga kerja tetap, tenaga kerja kontrak, tenaga kerja harian dan
tenaga kerja borongan.
Kendala sumber daya yang terjadi pada suatu perusahaan kontraktor
umumnya disebabkan karena tidak tetapnya jumlah pekerja yang ada pada
perusahaan sehingga pada saat proyek tertentu selesai dikerjakan, perusahaan
kesulitan untuk mempekerjakan kembali tenaga kerja yang sebelumnya ada
kontrak kerja lain atau proyek baru yang dapat menyerap hampir seluruh
sumber daya manusia dari proyek sebelumnya.
1.2 Rumusan masalah
Dalam penanganan jadwal pengadaan agar tidak ada keterlambatan kedatangan material dilapangan serta menentukan berapa besar tenaga kerja puncak dan lama periode puncak untuk pengerjaan konstruksi pondasi raft pada proyek The Hive maka proses perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian sumber daya material yang tepat dengan kualitas yang sudah ditentukan pada waktu dan tempat yang sesuai dengan tingkat pembiayaan yang minimum dapat tercapai, maka perlu diketahui :
Definsi manajemen tenaga kerja Proses pengadaan tenaga kerja Definisi manajemen material Jenis material Sumber material Waktu pengadaan material Definisi manajemen mutu Komponen manajemen mutu Rangkaian manajemen mutu Standarisasi manajemen mutu
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah agar dapat mengendalikan sumber
daya yang dibutuhkan saat waktu pengerjaan konstruksi. Diantaranya sumber
daya manusia dan sumber daya material. Agar tidak terjadi keterlambatan
pengadaan material atau kekurangan sumber daya manusia yang dapat
menghambat berlangsungnya proses konstruksi.
Adapun tujuan lain dari makalah ini adalah:
a. Mengetahui daftar tabel material dan jadwal pengadaannya.
b. Mengetahui besar tenaga kerja puncak dan lama periode puncak dengan
metode trapesium.
c. Mengetahui komponen Total Quality Cost.
1.4 Metode Penelitian
Metode penelitian yang kami gunakan dalam pembuatan makalah ini yaitu
dengan menggunakan metode tidak langsung yaitu dengan cara mencari bahan
informasi melalui buku cetak dan juga internet.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Manajemen Tenaga Kerja
Hakikat Manajemen Tenaga Kerja
Manajemen sebagai suatu seni dan ilmu dan perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, pemotivasian, dan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Telah dikemukakan bahwa definisi tersebut mengandung
beberapa unsur, yakni unsur sifat, fungsi, sasaran dan tujuan. Keempat unsur
tersebut merupakan rangkaian yang tidak dapat dipisahkan dan menjadi ciri khas
manajemen.
Manajemen tenaga kerja adalah salah satu bidang manajemen seperti
manajemen konstruksi, manajemen produksi, manajemen pemasaran, manajemen
keuangan, manajemen perkantoran. Manajemen tenaga kerja mengkhususkan diri
tentang ihwal yang berhubungan dengan faktor produksi manusia dengan segala
aktivitasnya, baik dalam usaha perorangan, badan usaha, perusahaan, lembaga
maupun instansi, sehingga tenaga kerja tersebut dapat berguna dan berhasil guna.
Tenaga kerja merupakan istilah yang identik dengan istilah personalia,
didalamnya meliputi buruh, karyawan dan pegawai. Sumber daya manusia yang
ada pada suatu proyek dapat dikategorikan sebagai tenaga kerja tetap dan tidak
tetap. Pembagian kategori ini dimaksudkan agar efisiensi perusahaan dalam
mengelola sumber daya maksimal dengan beban ekonomis yang memadai.
Tenaga kerja atau karyawan yang berstatus tetap biasanya dikelola dengan
pembayaran gaji tetap setiap bulannya dan diberi beberapa fasilitas lain dalam
rangka memelihara produktifitas kerja karyawan serta rasa kebersamaan dan
memiliki perusahaan. Hal ini dilakukan agar karyawan tetap sebagai aset
perusahaan dapat memberikan karya terbaiknya serta memberikan keuntungan
bagi perusahaan dengan keahlian yang dimilikinya. Adanya tenaga kerja yang
tidak tetap dimaksudkan agar perusahaan tidak mengalami atau terbebani oleh
pembayaran gaji tiap bulannya bila proyek tidak ada atau jumlah kebutuhan
tenaga kerja pada saat tertentu dalam suatu proyek dapat disesuaikan dengan
jumlah yang seharusnya. Biasanya tenaga kerja tidak tetap ini dibutuhkan dalam
jumlah yang cukup besar dibandingkan tenaga kerja tetap dengan tingkat keahlian
sedang. Informasi tentang jenis serta deskripsi pekerjaan pada proyek perlu
diidentifikasi sedemikian rupa sehingga tugas, tanggung jawab dan wewenang
masing-masing pihak dapat dijalankan sesuai rencana dan aturan-aturan
perusahaan.
- Tugas dikaitkan dengan kedudukan
- Wewenang dikaitkan dengan otoritas seseorang dalam memikul suatu tugas
dan kewajiban
- Tanggung jawab dikaitkan dengan pemegang kendali pekerjaan yang diberikan
berdasarkan kemampuan yang dimiliki, dengan segala resiko pekerjaan yang
dihadapi
- Deskripsi suatu pekerjaan merupakan dokumentasi tertulis yang lengkap, yang
menunjukkan pekerjaan yang dilakukan beserta tanggung jawab dan
wewenangnya, hubungan dengan pihak lain, persyaratan pelaksanaan serta
ruang lingkup pekerjaan
- Informasi pekerjaan digunakan untuk mengenali jenis pekerjaan beserta jabatan
yang diemban, sebagai acuan input dan output dari jabatan yang bersangkutan,
serta metode pelaksanaan yang akan dilakukan, juga sebagai informasi kondisi
pekerjaan serta hubungan antar jabatan.
2.2 Proses Pengadaan Tenaga Kerja
Proses pengadaan tenaga kerja antara lain:
1. Perencanaan tenaga kerja
Perencanaan tenaga kerja adalah penentuan kuantitas dan kualitas tenaga
kerja yang dibutuhkan dengan cara memenuhinya guna mencapai tujuan
organisasi. Hal-hal yang perlu direncanakan dalam pengadaan tenaga
kerja, antara lain sebagai berikut:
- Penentuan jumlah dan kualitas sumber daya manusia yang akan
diperlukan
- Sumber calon karyawan dan cara penarikannya
- Dasar, sistem, metode, dan tingkat seleksi yang akan dilakukan
- Cara-cara penempatan calon pegawai yang akan dilakukan
2. Penarikan tenaga kerja
Penarikan tenaga kerja ada dua sumber, yaitu:
- Sumber internal : menarik tenaga kerja baru melalui
rekomendasi karyawan lama dan nepotisme, berdasarkan sistem
kekeluargaan
Keuntungan : lowongan cepat terisi, tenaga kerja cepat
menyesuaikan diri dan semangat kerja meningkat
Kekurangan : menghambat masuknya gagasan baru,
terjadi konflik bila salah penempatan jabatan kerja, karakter lama
terbawa terus.
- Sumber eksternal : penarikan tenaga kerja ini dilakukan
melalui iklan media massa, seperti surat kabar, radio dan televisi.
Keuntungan : meminimalisasi kesalahan penempatan
kerja dan lebih mempunyai ide baru atau segar dan berkualitas
Kekurangan : membutuhkan proses lama, biaya yang
cukup besar dan rasa tidak senang dari pegawai lama
3. Seleksi tenaga kerja
Menyeleksi tenaga kerja seperti:
- Seleksi administrasi
- Tes kemampuan dan psikologi
- Wawancara
- Tes kesehatan
Terdapat 2 pendekatan untuk menyeleksi tenaga kerja yaitu:
- Seleksi dilaksanakan bertahap atau sistem gugur
- Seleksi dengan memberikan kesempatan yang sama pada semua
calon untuk mengikuti seluruh tahapan seleksi yang telah
ditentukan
4. Penempatan tenaga kerja
Proses penentuan jabatan seorang yang disesuaikan antara kualifikasi yang
bersangkutan.
Sumber daya manusia atau tenaga kerja, sebagai penentu keberhasilan
proyek, harus memiliki kualifikasi, keterampilan yang sesuai kebutuhan untuk
mencapai keberhasilan suatu proyek. Perencanaan SDM dalam suatu proyek
mempertimbangkan juga perkiraan jenis, waktu dan lokasi proyek, secara kualitas
maupun kuantitas.
Proyek yang secara geografis berbeda biasanya membutuhkan pengelolaan
dan ketersediaan tenaga kerja yang berbeda. Faktor lain yang harus
dipertimbangkan dalam merencanakan tenaga kerja adalah:
- Produktivitas tenaga kerja
- Jumlah tenaga kerja pada periode yang paling maksimal
- Jumlah tenaga kerja tetap dan tidak tetap
- Biaya yang dimiliki dan jenis pekerjaan
2.3 Pengertian Manajemen Material
Manajemen material didefinisikan sebagai suatu system manajemen yang diperlukan untuk merencanakan dan mengendalikan mutu material, jumlah
material dan penempatan peralatan yang tepat waktu, harga yang baik dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan. (Bell and Stukhartt 1986)
Manajemen material dapat didafinisikan sebagai suatu sistem yang mengkoordinasikan aktifitas-aktifitas untuk merencanakan dan mengawasi volume dan waktu terhadap pengadaan material melalui penerimaan/perolehan, perubahan bentuk dan perpindahan dari bahan mentah, bahan yang sedang dalam proses dan bahan jadi. (Stonebraker 1994)
Material manajemen adalah suatu sistem manajemen yang mengintegrasikan antara pembelian, pengiriman, dan pengendalian material dari pemasok. (Kini. U 1999)
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, manajemen material konstruksi merupakan suatu proses perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian sumber daya material yang tepat dengan kualitas yang sudah ditentukan pada waktu dan tempat yang sesuai dengan tingkat pembiayaan yang minimum dalam proses konstruksi.
2.4 Jenis–jenis Material
Material didefinisikan sebagai suatu komponen yang mengacu pada bahan baku, bagian komponen, produk jadi, dapat langsung digunakan, pengemasan dan pengepakan dan peralatan.
Menurut prosesnya material pada proyek konstruksi dibagi menjadi empat kategori, yaitu ( Asiyanto 1999):
a. Raw MaterialsRaw Materials (Bahan Baku) adalah material yang didatangkan ke lokasi proyek, masih berupa bahan baku untuk diproses. Yang termasuk dalam raw materials antara lain : pasir, semen, beton, besi, dan kayu
b. Material Jadi Material jadi adalah material yang didatangkan ke lokasi proyek untuk langsung dipasang. Yang termasuk dalam material jadi antara lain : keramik, genteng, tegel, kaca, lampu, plafon, dll.
c. Material CampuranMaterial campuran adalah material yang didatangkan ke lokasi proyek yang sudah dalam bentuk tercampur. Yang termasuk dalam material campuran antara lain : beton ready mix, dan aspalt hot mix.
d. Material PrefabricatedMaterial prefabricated adalah material yang dicetak atau dirangkai di luar lokasi proyek oleh pihak lain, pada saat dating di lokasi proyek kegiatan hanya memasang material tersebut. Yang termasuk dalam material prefabricated antara lain : beton precast, rangka baja, genset, lift, kusen pintu beserta jendela, dll.
Menurut cara pemantauan dan pengendaliannya. Dalam uraiannya disebutkan bahwa material proyek dapat dikelompokan menjadi 3, yaitu (Iman Soeharto, 1997) :
a. Material CurahMaterial yang termasuk golongan ini memiliki ciri-ciri jumlah yang besar dengan harga satuan.
b. Peralatan atas dasar pesananMaterial yang termasuk golongan ini memiliki ciri-ciri jumlah dan jenis yang tidak banyak tetapi biaya per jenisnya besar.
c. Material yang dibeli di lapanganMaterial yang termasuk golongan ini memiliki ciri-ciri kuantitasnya tidak besar tetapi jenisnya bermacam-macam
Material terdiri dari dua jenis, yaitu (Gavilan, 1994) :
a. Consumble Material, merupakan material yang pada akhirnya akan menjadi bagian dari struktur fisik bangunan, misalnya : semen, pasir, krikil, batu bata, besi tulangan, baja, dll.
b. Non Consumble Material, merupakan material penunjang dalam proses konstruksi, dan bukan merupakan bagian fisik dari dari bangunan setelah bangunan tersebut selesai, misalnya : perancah, bekisting, dan dinding penahan tanah.
Dari bebarapa uraian diatas pada umumnya material dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
a. Raw Materials (Bahan Baku) adalah material yang didatangkan ke lokasiproyek, masih berupa bahan baku untuk diproses. Yang termasuk dalam raw materials antara lain : pasir, semen, beton, besi, dan kayu
b. Material Alat adalah material yang berupa alat yang didatangkan ke lokasi proyek berupa sebuah alat, yang dimana pembuatannya telah dilakukan di pabrik.
2.5 Definisi manajemen mutu Manajememn mutu adalah system terstruktur dengan serangkaian alat,
teknik, dan filosofi yang didesain untuk menciptakan budaya perusahaan yang memiliki focus terhadap konsumen. Melibatkan partisipasi aktif para pekerja, dan perbaikankualitas yang berkesinimbangunan yang menunjang tecapainya kepuasan konsumen secara total dan terus-menerus.
2.6 Komponen Manajemen Mutu1. Quality Standard
Tujuan adalah untuk menetapkan dan merekam standar mutu yang diinginkan pemilik sebagai langkah awal dalam proses manajemen mutu rekaman dari keputusan owner menghasilka dokumentasi yang harus ditinjau dan disesuaikan sebagai kemajuan dan mengmbangkan pemahaman dengan proyek dan elemen konstruksi
2. Quality Planning
Adalah penerapan dan pengembangan tuua dan kebutuhan untuk sebuah mutu sertapenerapan system mutu yang telah ditetapkan sebelumnya. Perencaaan merupakan bagian terpenting dari sebuah manajemen strategi, sehingga arah dan tujuan organisasi jelas dapat dimengerti dan dipahami
3. Quality Control
Adalah teknik dan aktifitas oprasional yag dipergunakan untuk memenuhi persyaratan kualitas, setiap perencanna yang telah dieksekusi atau dilaksanakan perlu memenuhi syarat kontra dan monitoring tyang tepat dan berkala. Pengendalian mutu merupakan arahan agar quality planning berjalan sesuai koridor arah dan tujuan organisasi
4. Quality Assuraance
Adalah semua perencanaan metode dan langkah sistematis yang diperlukan untuk memberi keyakinan bahwa semua perencanaan. Perencanaan dan pelaksanaan yang dilakukan seudah sesuai denganstandar-standar yang belaku, serta syarat-syarat dispesifikasikan dalam kontrak.
5. Quality Improvement
Adalah mengidentifikasikan indicator mutu dan pelayanan memonitor indicator tersebut dan mengukur hasil indikatoryang tahunya mengarah pada outcome, serta selalu berfokus dalam rangka peningkatan proses, sehingaa tingkat mutu dan hasil yang dicapai akan meningkat. Quality improvement dilakukan terlebih dahulu diawali dari quality assurance, kemudian mengarah pada peningkatan mutu yang pro aktif. Hal penting yang menjadi sebuah catatan adalah mutu yang rendah asih dapat ditingkatkan untuk melakukan peningkatan mutu.
2.7 Rangkaian Manajemen Mutu
Rangkaian manajemen mutu terdiri dari :
1. QDP ( Quality Design Plan ) = Perencanaan Mutu atau Spesifikasi
- Tujuan dari QDP untuk meyakinkan standar mutu didokumentasikan
owner pertama dan selanjutnya dalam pikiran setiap orang masuk dalam
design proyek.
- Untuk menghasilkan proyek dari studi kelayakan sampai design pada
tahap dokumen kontrak memerlukan usaha dari banyak pihak dalam tim
desain.
- QDP harus dikembangkan oleh tim dibawah pimpinan CM dengan
masukan dari owner dan disuplai oleh A/E yang merupakan perwakilan
dari anggota tim desain
- QDP harus jelas ketika dan bagaiman standar mutu diperbarui dan
didistribusikan kepada anggota tim perencana bagaimana intensitas
memonitor koordinasi desain, bagaimana tim akan sampai kepada
keputusan mutu dan bagaimana QDP akan menjadi perantara antara
rencana mutu yang lain dan rencana manajemen proyek
2. QVP ( Quality Value Plan ) = Perencanaan Harga
- Tujuan QVP untuk memastikan nilai – nilai owner sesuai dengan proyek,
dan dimana diterapkan, alternatif rancangan dikembangkan dan dievaluasi
untuk dipertimbangkan oleh owner
- Constuctability, value engineering, dan life cycle costing adalah bagian
dari tanggung jawab CM
- Keahlian utama CM dan dukungan keahlian desain sangat membantu
dalam memfasilitasi dari perspektif owner
- Desain proyek bergulir seperti bola salju, setiap waktu desain diputuskan,
sebagai hasil bagian dari desain keseluruhan melengkapi berbagai
alternatif kedepan
3. QCP ( Quality Conformance Plan ) = Perencanaan Konfirmasi
- Tujuan QCP khusu bahan ketenagakerjaan dari fungsi kontraktor pada
proyek
- Rencana harus sesuai dengan tanggung jawab kontrak dari kontraktor
untuk mendapatkan mutu dan harus tidak bertentangan dengan tanggung
jawab keseuaian mutu yang ditugaskan dalam keseluruhan atau sebagian
dari kontraktornya.
- QCP harus selalu termasuk dalam tinjauan pra konstruksi dan sesuai
pengujian didalam dan diluar SI
4. PCQ ( Post Contractor Qualification ) = Kualifikasi Kontraktor atau
Seleksi
- PCQ bertujuan untuk mengetahui kemampuan secara teknik dari
kontraktor
- Dibutuhkan kemampuan mendalam dan pengalaman yang cukup untuk
menyeleksi kontraktor
5. P-B PE ( Post – Bid Proposal Evaluation ) = Evaluasi Proposal
- P-B PE bertujuan untuk mengetahui dan memastikan apakah kontraktor
yang telah diseleksi memiliki keahlian atau memiliki kemampuan untuk
melaksanakan proyek atau menyediakan jasa yang telah ditentukan
- Evaluasi penawaran untuk jasa pemborongan dengan menggunakan sistem
gugur, nilai, dan sistem penilaian biaya selama umur ekonomis
6. QCI ( Quality Control Input ) = Control Pengecekan Mutu
- Merupakan serangkaian pemeriksaan, kajian, dan pengujian yang
digunakan pada keseluruhan siklus pengembang untuk memastikan bahwa
setiap produk memenuhi persyaratan yang ditetapkan
- Mencakup loop ( kalangan ) umpan balik pada proses yang menciptakan
produk kerja. Kombinasi pengukuran dan umpan balik memungkinkan
kita memperbaiki proses pada produk kerja yang diciptakan gagal
memenuhi spesifikasi – spesifikasi mereka.
7. CQP ( Contractors Quality Plan ) = Rencana Mutu yang Akan
Dilaksanakan
- Untuk menangani mutu yang sesuai dengan tanggung jawabnya, setiap
kontraktor memerlukan untuk usulan rencana mutu kontraktor ( CQP ).
- Merupakan uraian rinci bagaimana kontrkator menyelesaikan tanggung
jawabnya dan sesuai mutu kriteria yang diminta
- CQP tidak boleh berbeda dari persyaratan gambar dan spesifikasi
- CQP bukanlah baru, dia diperlukan oleh banyak owner untuk waktu lama
dan sering terbukti baik.
2.8 ISO 9000
ISO 9000 adalah seri Standar Internasional untuk sistematau manajemen
mutu. Seri standar ini digunakan untuk mendokumentasikan, menerapkan
( mengimplementasikan ) dan mendemonstrasikan sistem jaminan mutu. Seri
standar ISO 9000 ini menjelaskan tiga model sistem mutu, merumuskan konsep
mutu dan memberikan paduan penggunaan standar internaional sistem mutu.
Seri standar ISO 9000 terdiri dari lima bagian, yang masing – masing
berjudul :
- ISO 9000 : Standar Manajemen Mutu dan Jaminan Mutu terdiri atas
beberapa bagian
- ISO 9001 : Sistem Mutu – Model untuk Jaminan Mutu dalam Desain /
Pengembangan, Produksi dan Instalasi
- ISO 9002 : Sistem Mutu – Model untuk Jaminan Mutu dalam
Produksi dan Instalasi
- ISO 9003 : Sistem Mutu – Model untuk Jaminan Mutu dalam
Inspeksi Akhir dan Tes
- ISO 9004 : Manajemen Mutu dan Elemen Sistem Mutu. Terdiri atas
beberapa bagian.
ISO 9000 dikeluarkan oleh ISO, badan swasta Internasional untuk
standarisasi yang berkedudukan di Janewa, Swiss. Secara organisatoris disebutkan
bahwa tujuan badan ini adalah mengebangkan standarisasi dan kegiatan –
kegiatan lain yang berhubungan untuk memudahkan pertukaran barang dan jasa
serta mengembangkan kerjasama dalam suasana yang bersifat intelek, saintifik,
teknologis dan ekonomis.
Dapat dikatakan bahwa ISO 9000 ini memberikan aturan – aturan good
practice didalam membuat barang atau jasa pelayanan. Tujuan akhir standar ISO
9000 adalah membantu perusahaan untuk memastikan bahwa perusahaan itu
mampu memproduksi barang atau jasa yang dijanjikannya pada pelanggan.
Berdasarkan dari buku ISO 9000 untuk kontraktor. ISO 9000 sebenarnya
merupakan seri yang terdiri dari :
- ISO 9000 : Standar pemastian mutu dan manajemen mutu, yang dipakai
sebagai penggunaan dan terdiri dari beberapa bagian.
- ISO 9001 : Sistem manajemen mutu, model untuk memastikan mutu. Ini
diguenakan apabila kontraktor hendak memastikan kesesuaian produk
dengan persyaratan yang telah ditentukan selama tahap – tahap production
instalation and servicing
- ISO 9002 : Sistem manajemen mutu, ini digunakan apabila kontraktor
hendak memastikan kesesuaian produk dengan persyaratan yang telah
ditentukan selama tahap – tahap production instalation and servicing
- ISO 9003 : Ini digunakan apabila kontraktor hendak memastikan
kesesuaian produk dengan persyaratan yang telah ditentukan selama tahap
inspeksi dan tes akhir
- ISO 9004 : Pedoman penggunaan seri ISO yang telah terpilih dan
penjelasan tambahan dalam hal- hal aspek sistem manajemen mutu.
Manfaat penerapan ISO 9000
1. Meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan melalui jaminan
kualitas dan teroganisir dan sistematik.
2. Perusahaan yang telah bersertifikat ISO, berarti management system dari
perusahaan tersebut diakui secara internasioal dan siap bersaing memasuki
pasar global.
3. Perusahaan akan terdaftar pada lembaga registrasi bertaraf internasional
yang berarti membuka kesempatan pasar baru.
4. Peningkatan kesadaran kualitas dalam perusahaan
5. Meningkatkan kualitas dan produktivitas dari manajemen melalui
kerjasama dan komunikasi yang lebih baik, pengendalian konsisten serta
pengurangan atau pencegahan pemborosan.
Prinsip penerapan ISO 9000 ( Rencana Pengendalian Mutu )
Melalui ISO 9000 setiap kegiatan mutu dilakukan dalam tiga rangkaian
kegiatan yang tidak terputus, yaitu :
1. Perencanaan tertulis ( say what you do )
2. Pelaksanaan dan pengendalian sesuai perncanaan ( do what you say )
3. Rekam / catat hasil pelaksanaan ( record what you did)
Pada proyek konstruksi, sistem mutu diterapkan dengan menggunakan ISO
9000 – 2000, yang dilakukan dengan memenuhi persyaratan dan prosedur dari
berbagai elemen berikut :
- Tanggung Jawab Manajemen
- Sistem Mutu
- Tinjau Kontrak
- Pengendalian Desain ( tidak dipakai pada proyek konstruksi )
- Pengendalian Dokumen dan Data
- Pembelian
- Pengendalian Produk
- Identifikasi dan Kemampuan Telusur Produk
- Pengendalian Proses
- Inspeksi dan Uji
- Pengendalian Produk tidak sesuai
- Tindakan Koreksi dan Pencegahan
BAB III
SOLUSI
Suatu proyek gedung dengan pondasi raft seluas 800m2 dan ketebalan pondasi 2m untuk tiap m3 pondasi dibutuhkan beberapa komponen material utama yaitu beton (0.75 m3), bekisting (0.05 m2), dan besi (30 kg). Dalam 1m3 beton diperlukan semen (336 kg), pasir (0.54 m3) dan batu pecah (0.81m3). Proyek ini harus selesai dalam jangka waktu 90 hari.• Buatkan tabel material dan jadwal pengadaannya agar tidak ada keterlambatan kedatangan material di lapangan!• Tentukan dan gambarkan berapa besar tenaga kerja puncak dan lama periode puncak untuk konstruksi pada pondasi raft tersebut jika diketahui total lingkup kerja sebesar 500 jam orang? Perhitungan dengan metode trapesium.
Jawab
Pengadaan BahanKebutuhan bekisting
Bekisting = 800 x 2 x 0,05 = 80 m2
Kebutuhan tulangan bajaTulangan = 800 x 2 x 30 = 48.000 kg
Kebutuhan betonBeton = 800 x 2 x 0,75 = 1.200 m3
Kebutuhan semenSemen = 1.200 x 336 = 403.200 kg
Kebutuhan pasirPasir = 1.200 x 0,54 = 648 m3
Kebutuhan batu pecahBatu pecah = 1.200 x 0,81 = 972 m3
Deadline pekerjaan = 90 hari = 12 mingguAsusmsi waktu pengerjaanPenggalian tanah = 2 mingguPemasangan bekisting = 2 mingguPenulangan = 2 mingguPengecoran = 3 mingguPembongkaran bekisting = 2 mingguPenimbunan = 1 minggu
Kebutuhan bahan permingguBekisting = 80/2 = 40 m2
Tulangan = 48.000/2 = 24.000 kgSemen = 403.200/3 = 134.400 kgPasir = 648/3 = 216 m3
Batu pecah = 972/3 = 324 m3
01-001Minggu 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12Tersedia 40 45Dipakai 35 45Sisa 5 0Pemesanan 40 40
01-002Minggu 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12Tersedia 2400 2800Dipakai 2000 2800Sisa 400 0Pemesanan 24000 2400
01-003Minggu 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12Tersedia 134400 228800 329600Dipakai 40000 33600 329600Sisa 94400 195200 0Pemesanan 134400 134400 134400
01-004Minggu 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12Tersedia 216 232 238Dipakai 200 210 238Sisa 16 22 0Pemesanan 216 216 216
01-005Minggu 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12Tersedia 324 336 344Dipakai 312 316 322Sisa 12 20 0Pemesanan 324 324 324
Bekisting (m2)
Tulangan (kg)
Semen (m3)
Pasir (m3)
Batu Pecah (m3)
Tenaga Kerja Puncak dan Lama Periode Puncak
Dik:
Deadline proyek = 90 hari
Total Lingkup Kerja = 5000 jam orang
Hari Kerja = 5 hari, 1 hari = 8 jam
Jam orang efektif per bulan = 85%
Jam kerja per minggu = 8 x 5 = 40 jam
1 bulan = 4,25 minggu
jam orang efektif = 40 jam x 85% x 4,25 = 144,5 = 145 jam/bulan
Perbandingan periode puncak tenaga kerja
a : b : c = 50 : 25 : 25
2b + b + b = 90 hari
4b = 90 hari
b = 22,5 hari/30 hari = 0,75 bulan
Tenaga Kerja Puncak
Luas Trapesium = Total Lingkup Kerja
5000145
=2. ( 0,75 ) . 12
t+0,75t +0,75 . 12
t
5000145
=1,875t
t=18,39 orang=19 orang
Diperoleh tenaga kerja puncak 19 orang dengan lama periode puncak 0,75 bulan