2. pancasila bab 2.sejarah+

31
Pancasila Pancasila dalam Kajian Sejarah dalam Kajian Sejarah

Upload: bagus-ners-unej

Post on 03-Dec-2015

243 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 2. Pancasila bab 2.sejarah+

PancasilaPancasila dalam Kajian Sejarahdalam Kajian Sejarah

Page 2: 2. Pancasila bab 2.sejarah+

Sejarah dan PermasalahannyaSejarah dan Permasalahannya

Menurut A.T. Soegito, sejarah dalam Menurut A.T. Soegito, sejarah dalam pengertiannya dibedakan antara sejarah pengertiannya dibedakan antara sejarah sebagai: (1) kejadian, (2) cerita tentang sebagai: (1) kejadian, (2) cerita tentang kejadian, dan (3) ilmu yang meneliti kejadian, dan (3) ilmu yang meneliti kejadian tersebutkejadian tersebut

Sejarah sebagai kejadian adalah peristiwa Sejarah sebagai kejadian adalah peristiwa ketika terjadi dikenal juga dengan ketika terjadi dikenal juga dengan ‘kejadian kontemporer’.‘kejadian kontemporer’.

Page 3: 2. Pancasila bab 2.sejarah+

Beberapa PermasalahanBeberapa Permasalahan

Permasalahan penggunaan sejarah Permasalahan penggunaan sejarah kontemporer dalam pendidikan pancasila:kontemporer dalam pendidikan pancasila:

1.1. Karakteristik keilmuan sejarah Karakteristik keilmuan sejarah kontemporer bersifat subyektif (bersifat kontemporer bersifat subyektif (bersifat obyektif yang subyektif).obyektif yang subyektif).

2.2. Karakteristik historiografi Indonesia sejak Karakteristik historiografi Indonesia sejak awal tidak bersifat netralawal tidak bersifat netral

Page 4: 2. Pancasila bab 2.sejarah+

Bersifat subyektif, karena.....Bersifat subyektif, karena.....

Pelaku sejarah masih hidupPelaku sejarah masih hidup Menjadikan sejarah sebagai cerita Menjadikan sejarah sebagai cerita

dibutuhkan ahli sejarahdibutuhkan ahli sejarah Kebutuhan informasi yang komplitKebutuhan informasi yang komplit

Page 5: 2. Pancasila bab 2.sejarah+

Mengapa Tidak Bersifat Netral?Mengapa Tidak Bersifat Netral?

Historiografi sejak awal dibangun Historiografi sejak awal dibangun untuk menjebol Historiografi kolonial untuk menjebol Historiografi kolonial yang bersifat “Eropa Centris” diubah yang bersifat “Eropa Centris” diubah menjadi “Indonesia Centris”menjadi “Indonesia Centris”

Keterkaitan historiografi dengan Keterkaitan historiografi dengan politik terutama politik penguasa, politik terutama politik penguasa, sehingga sehingga

Page 6: 2. Pancasila bab 2.sejarah+

Proses Dinamika PancasilaProses Dinamika Pancasila

Pancasila

Formal

Pancasila

Material

PancasilaOperasion

al

Page 7: 2. Pancasila bab 2.sejarah+

Sebelum bangsa Indonesia merdeka, nilai-nilai istiadat, kebudayaan dan nilai –nilai religius telah lama ada sejak dahulu dalam masyarakat. Gambaran ini tercermin sejak Zaman Batu, yang selanjutnya muncul kerajaan-kerajaan di abad IV dan VI. Dan di abad VII muncul juga kerajaan-kerajaan seperti Sriwijaya, Majapahit yang mulai menampakkan dasar-dasar kebangsaan Indonesia.

Oleh karena itu, untuk memahami Pancasila secara lengkap dan utuh terutama “jati diri” bangsa Indonesia, mutlak diperlukan pemahaman sejarah perjuangan bangsa Indonesia.

Page 8: 2. Pancasila bab 2.sejarah+

NILAI-NILAI KETUHANAN, KEMANUSIAAN, NILAI-NILAI KETUHANAN, KEMANUSIAAN,

PERSATUAN DAN SOSIAL POLITIKPERSATUAN DAN SOSIAL POLITIK

KKERAJAAN KUTAI (400 M)ERAJAAN KUTAI (400 M)

Menurut Prasasti Yupa (tujuh batu), Raja Mulawarman Menurut Prasasti Yupa (tujuh batu), Raja Mulawarman mengadakan kenduri dan memberikan sedekah kepada para mengadakan kenduri dan memberikan sedekah kepada para Brahmana. Dan para Brahmana membangun Yupa sebagai Brahmana. Dan para Brahmana membangun Yupa sebagai tanda terima kasih kepada raja (Bambang Sumadio, dkk, tanda terima kasih kepada raja (Bambang Sumadio, dkk, 1997)1997)

Page 9: 2. Pancasila bab 2.sejarah+

KERAJAAN MAJAPAHITKERAJAAN MAJAPAHIT(1293-1525)(1293-1525)

Pada zaman keemasan (Hayam Wuruk dan Gajah Pada zaman keemasan (Hayam Wuruk dan Gajah Mada), Majapahit menguasai nusantara mulai Mada), Majapahit menguasai nusantara mulai semenanjung Malaya sampai Irian Barat.semenanjung Malaya sampai Irian Barat.

Sumpah Palapa Gajah Mada (tekad menguasai Sumpah Palapa Gajah Mada (tekad menguasai nusantara) tahun 1331.nusantara) tahun 1331.

Empu Tantular mengarang buku Sutasoma yang Empu Tantular mengarang buku Sutasoma yang memuat ‘Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma memuat ‘Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrua’ (berbeda-beda tetapi tetap satu juga, Mangrua’ (berbeda-beda tetapi tetap satu juga, adanya sebab tidak ada agama yang memiliki adanya sebab tidak ada agama yang memiliki Tuhan ysng berbeda).Tuhan ysng berbeda).

Page 10: 2. Pancasila bab 2.sejarah+

KERAJAAN MAJAPAHITKERAJAAN MAJAPAHIT(lanjutan)(lanjutan)

Hindu dan Budha serta Islam di Pasai (bawahan Hindu dan Budha serta Islam di Pasai (bawahan kekuasaan Majapahit) berdampingan dengan kekuasaan Majapahit) berdampingan dengan damai.damai.

Hubungan diplomasi dengan kerajaan tetang, Hubungan diplomasi dengan kerajaan tetang, seperti Tiongkok, Champa, Ayodya dan Kamboja.seperti Tiongkok, Champa, Ayodya dan Kamboja.

Adanya penasehat seperti Rakryan I Hino, I Adanya penasehat seperti Rakryan I Hino, I Sirikan, dan I Halu dalam tata pemerintahanSirikan, dan I Halu dalam tata pemerintahan

NILAI-NILAI KETUHANAN, KEMANUSIAAN,NILAI-NILAI KETUHANAN, KEMANUSIAAN,

PERSATUAN, SOSIAL POLITIK, DAN KEADILANPERSATUAN, SOSIAL POLITIK, DAN KEADILAN

Page 11: 2. Pancasila bab 2.sejarah+

Proses Perumusan PancasilaProses Perumusan Pancasila Tanggal 5 Maret 1942 Batavia Jatuh, dan perlawanan Belanda Tanggal 5 Maret 1942 Batavia Jatuh, dan perlawanan Belanda

terhadap Jepang berakhir di Bandung tanggal 8 Maret 1942, terhadap Jepang berakhir di Bandung tanggal 8 Maret 1942, sedangkan tanggal 9 Maret 1942 Jenderal Teer Poorter sedangkan tanggal 9 Maret 1942 Jenderal Teer Poorter sebagai Panglima tertinggi Angkatan Darat Sekutu di Jawa sebagai Panglima tertinggi Angkatan Darat Sekutu di Jawa menyerah tanpa syarat. Terhitung sejak saat itu secara formal menyerah tanpa syarat. Terhitung sejak saat itu secara formal dimulai masa pendudukan Jepang di Indonesiadimulai masa pendudukan Jepang di Indonesia

Sesuai dengan UU Jepang No. 1 Tahun 1942 tertanggal 7 Sesuai dengan UU Jepang No. 1 Tahun 1942 tertanggal 7 Maret 1942, dinyatakan bahwa kedatangan Balatentara Maret 1942, dinyatakan bahwa kedatangan Balatentara Nippon untuk memperbaiki nasib rakyat Indonesia yang Nippon untuk memperbaiki nasib rakyat Indonesia yang dianggap sebangsa dan seketurunan dengan Jepang serta dianggap sebangsa dan seketurunan dengan Jepang serta untuk mewujudkan ketenteraman umum dan kehidupan yang untuk mewujudkan ketenteraman umum dan kehidupan yang makmur bersama-sama rakyat Indonesia atas dasar makmur bersama-sama rakyat Indonesia atas dasar mempertahankan Asia Raya.mempertahankan Asia Raya.

Rakyat Indonesia pun menyambut dengan suka cita, apalagi Rakyat Indonesia pun menyambut dengan suka cita, apalagi pada awalnya dapat mengibarkan bendera merah putihpada awalnya dapat mengibarkan bendera merah putih

Page 12: 2. Pancasila bab 2.sejarah+

DirumuskaDirumuskannnya Pancasila sebagai dasar negara karena nya Pancasila sebagai dasar negara karena adanya janji Pemerintah Jepang di Tokyo yang diucapkan adanya janji Pemerintah Jepang di Tokyo yang diucapkan oleh PM Koiso di hadapan Parlemen Jepang tanggal 7 oleh PM Koiso di hadapan Parlemen Jepang tanggal 7 September 1944 untuk memberikan kemerdekaan kepada September 1944 untuk memberikan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia sebagai hadiah dari pemerintahan bangsa Indonesia sebagai hadiah dari pemerintahan Jepang. Janji tersebut tidak terlepas dari perhitungan Jepang. Janji tersebut tidak terlepas dari perhitungan strategi Jepang akan potensii Indonesia.strategi Jepang akan potensii Indonesia.

Seringnya kekalahan Jepang dalam peperangan dan adanya Seringnya kekalahan Jepang dalam peperangan dan adanya desakan para pemimpin pergerakan bangsa Indonesia, desakan para pemimpin pergerakan bangsa Indonesia, memaksa Pemerintah Jepang membentuk memaksa Pemerintah Jepang membentuk DokuritDokuritssu Zyunbi u Zyunbi Tyoosakai Tyoosakai (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia/BPUPKI) tanggal 29 April 1945, Kemerdekaan Indonesia/BPUPKI) tanggal 29 April 1945, yang kemudian dilantik tanggal 28 Mei 1945 dengan Ketua yang kemudian dilantik tanggal 28 Mei 1945 dengan Ketua dr. KRT Radjiman Wediodiningrat.dr. KRT Radjiman Wediodiningrat.

Page 13: 2. Pancasila bab 2.sejarah+

SIDANG BPUPKI ISIDANG BPUPKI I(29 Mei – 1 Juni 1945(29 Mei – 1 Juni 1945))

Subtansi pembahasan Subtansi pembahasan menitikberatkan pada landasan filosofi, yakni menitikberatkan pada landasan filosofi, yakni dasar negara Indonesia.dasar negara Indonesia.

Hari IHari I 29 Mei 1945 29 Mei 1945,, Drs. Moh. Yamin memberikan pandangan Drs. Moh. Yamin memberikan pandangan tentang:tentang:

1. calon rumusan dasar negara (peri kebangsaan, peri kemanusiaan, 1. calon rumusan dasar negara (peri kebangsaan, peri kemanusiaan, peri ketuhanan, peri kerakyatan, dan peri keadilan sosial. peri ketuhanan, peri kerakyatan, dan peri keadilan sosial.

2. Rancangan UUD RI yang dimulai dengan pembukaan 2. Rancangan UUD RI yang dimulai dengan pembukaan Hari IIHari II 30 Mei 1945 30 Mei 1945, Ki Bagoes Hadikoesoemo dan KH Wachid Hasyim , Ki Bagoes Hadikoesoemo dan KH Wachid Hasyim

mengusulkan dasar negara Islam, namun tanpa menyampaikan mengusulkan dasar negara Islam, namun tanpa menyampaikan sesuatu perumusan.sesuatu perumusan.

Hari IIIHari III 31 Mei 1945 31 Mei 1945, Prof. Dr. Soepomo memberikan pandangan , Prof. Dr. Soepomo memberikan pandangan tentang:tentang:

1. Teori-teori tentang terbentuknya negara1. Teori-teori tentang terbentuknya negara

2. Usulan dasar filsafat negara2. Usulan dasar filsafat negara

Page 14: 2. Pancasila bab 2.sejarah+

Teori terbentuknya negara: teori negara perorangan, paham Teori terbentuknya negara: teori negara perorangan, paham negara kelas, paham negara integralistiknegara kelas, paham negara integralistik

Usulan dasar filsafat bangsa Indonesia:Usulan dasar filsafat bangsa Indonesia: 1) pendirian negara nasional yang bersatu (totaliter)1) pendirian negara nasional yang bersatu (totaliter) 2) warga negara takluk kepada Tuhan2) warga negara takluk kepada Tuhan 3) mengenai kerakyatan perlunya Badan Musyawarah3) mengenai kerakyatan perlunya Badan Musyawarah 4) perekonomian bersifat kekeluargaan4) perekonomian bersifat kekeluargaan 5) hubungan antar bangsa bersifat Asia Timur Raya5) hubungan antar bangsa bersifat Asia Timur Raya

Hari IV 1 Juni 1945Hari IV 1 Juni 1945, Ir. Soekarno memberikan pandangan , Ir. Soekarno memberikan pandangan tentang:tentang:

1. Dasar negara, meliputi: nasionalisme (kebangsaan Indonesia), 1. Dasar negara, meliputi: nasionalisme (kebangsaan Indonesia), internasionalisme (peri kemanusiaan), mufakat (demokrasi), internasionalisme (peri kemanusiaan), mufakat (demokrasi), kesejahteraan sosial, Ketuhanan Yang Maha Esa (Ketuhanan yang kesejahteraan sosial, Ketuhanan Yang Maha Esa (Ketuhanan yang berkebudayaan).berkebudayaan).

Page 15: 2. Pancasila bab 2.sejarah+

Lima sila tersebut dapat diperas lagi menjadi ‘tri sila’: Lima sila tersebut dapat diperas lagi menjadi ‘tri sila’: sosio sosio nasionalisme nasionalisme (kebangsaan dan peri kemanusiaan), (kebangsaan dan peri kemanusiaan), sosio sosio demokrasidemokrasi (mufakat dan kesejahteraan sosial) dan (mufakat dan kesejahteraan sosial) dan KetuhananKetuhanan

Tri sila tersebut dapat diperas lagi menjadi ‘eka sila’ yaitu Tri sila tersebut dapat diperas lagi menjadi ‘eka sila’ yaitu gotong royonggotong royong

2. Usulan bahwa Pancasila sebagi dasar filsafat negara dan 2. Usulan bahwa Pancasila sebagi dasar filsafat negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia (pandangan hidup bangsa Indonesia (philosophisce philosophisce grondslaggrondslag), juga pandangan dunia yang setingkat dengan ), juga pandangan dunia yang setingkat dengan aliran-aliran besar dunia (aliran-aliran besar dunia (weltanschauungweltanschauung))

Page 16: 2. Pancasila bab 2.sejarah+

Panitia 8Panitia 8 Konsep yang diusulkan pada sidang BPUPKI masih dalam bentuk Konsep yang diusulkan pada sidang BPUPKI masih dalam bentuk

lisan indivilisan individdual, sehingga dibentuk Panitia 8 dengan tugas ual, sehingga dibentuk Panitia 8 dengan tugas menampung konsepsi-konsepsi dan usul-usul dari para anggota menampung konsepsi-konsepsi dan usul-usul dari para anggota serta menelitinya, yang sesudahnya itu menyerahkan melalui serta menelitinya, yang sesudahnya itu menyerahkan melalui Sekretariat sesuai permintaan Ketua BPUPKI.Sekretariat sesuai permintaan Ketua BPUPKI.

Pokok-pokok masalah yang dihasilkan:Pokok-pokok masalah yang dihasilkan: 1. permintaan Indonesia merdeka dengan selekas-lekasnya1. permintaan Indonesia merdeka dengan selekas-lekasnya 2. Dasar negara2. Dasar negara 3. Unifikasi dan federasi3. Unifikasi dan federasi 4. bentuk pemerintahan dan kepala negara4. bentuk pemerintahan dan kepala negara 5. warga negara5. warga negara 6. pemerintah daerah6. pemerintah daerah 7. agama dan hubungannya dengan negara7. agama dan hubungannya dengan negara 8. pembelaan8. pembelaan 9. keuangan9. keuangan

Page 17: 2. Pancasila bab 2.sejarah+

22 Juni 194522 Juni 1945 Panitia 8 mengambil inisiatif mengadakan pertemuan dengan Panitia 8 mengambil inisiatif mengadakan pertemuan dengan

38 anggota BPUPKI. Pokok-pokok masalah yang disusun yaitu :38 anggota BPUPKI. Pokok-pokok masalah yang disusun yaitu : 1. penetapan bentuk negara dan penyusunan hukum dasar 1. penetapan bentuk negara dan penyusunan hukum dasar

negaranegara 2. permintaan kepada pemerintah Jepang untuk selekas-2. permintaan kepada pemerintah Jepang untuk selekas-

lekasnya mengesahkan hukum dasarlekasnya mengesahkan hukum dasar 3. Meminta pemerintah Jepang agar diadakan B3. Meminta pemerintah Jepang agar diadakan Baadan Persiapan dan Persiapan

selekas mungkin yang tugasnya menyelenggarakan negara selekas mungkin yang tugasnya menyelenggarakan negara Indonesia Merdeka di atas hukum dasar yang telah disusunIndonesia Merdeka di atas hukum dasar yang telah disusun

4. tentang pembentukan Tentara kebangsaan dan keuangan4. tentang pembentukan Tentara kebangsaan dan keuangan Pada pertemuan gabungan tersebut juga dibentuk panitia kecil Pada pertemuan gabungan tersebut juga dibentuk panitia kecil

lainnya , yang dikenal dengan lainnya , yang dikenal dengan PPaanitia 9nitia 9..

Page 18: 2. Pancasila bab 2.sejarah+

PANITIA 9PANITIA 9 Panitia 9 mengadakan pertemuan pada 22 Juni 1945 tentang Panitia 9 mengadakan pertemuan pada 22 Juni 1945 tentang

persetujuan/modus rancangan pembukaan/preambule persetujuan/modus rancangan pembukaan/preambule hukum dasar untuk diajukan pada sidang BPUPKI II. Bagian hukum dasar untuk diajukan pada sidang BPUPKI II. Bagian akhir konsep pembukaan tersebut adalah:akhir konsep pembukaan tersebut adalah:

“…… “…… maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu itu dalam suatu hukum dasar hukum dasar negara Indonesia, yang negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu negara Republik Indonesia yang terbentuk dalam suatu negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada : Ketuhanan berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada : Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya, menurut dasar pemeluknya, menurut dasar kemanusiaan yang adil dan kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin beradab, Persatuan Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh hhikmat kebijaksanaan dalam oleh hhikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan serta dengan mewujudkan permusyawaratan/perwakilan serta dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Page 19: 2. Pancasila bab 2.sejarah+

BPUPKI IIBPUPKI II(10-16 Juli 1945(10-16 Juli 1945

Subtansi pembahasan Subtansi pembahasan menitikberatkan pada Undang-menitikberatkan pada Undang-Undang Dasar Negara Indonesia.Undang Dasar Negara Indonesia.

Hari I 10 Juli 1945 Hari I 10 Juli 1945 merupakan sidang pleno BPUPKI merupakan sidang pleno BPUPKI tentang penyampaian pandangan umum atas ptentang penyampaian pandangan umum atas pookok-pokok kok-pokok masalah yang dilaporkan Panitia 8, termasuk “Rancangan masalah yang dilaporkan Panitia 8, termasuk “Rancangan Pembukaan” yang dihasilkan oleh Panitia 9.Pembukaan” yang dihasilkan oleh Panitia 9.

Setelah pandangan umum, diadakan (1) pemungutan suara Setelah pandangan umum, diadakan (1) pemungutan suara mengenai 2 persoalan, yaitu : bentuk pemerintahan dan mengenai 2 persoalan, yaitu : bentuk pemerintahan dan batas wilayah negara, (2) membicarakan masalah Undang-batas wilayah negara, (2) membicarakan masalah Undang-Undang Dasar, (3) membentuk tiga panitia :Undang Dasar, (3) membentuk tiga panitia :

a. Panitia Perancang UUD (Ir. Soekarno)a. Panitia Perancang UUD (Ir. Soekarno) b. Panitia Pembelaan Tanah Air (Abikoesno Tjokrosoejoso)b. Panitia Pembelaan Tanah Air (Abikoesno Tjokrosoejoso) c. Panitia Keuangan dan Perekonomian (Drs. Moh. Hatta)c. Panitia Keuangan dan Perekonomian (Drs. Moh. Hatta)

Page 20: 2. Pancasila bab 2.sejarah+

Hari II 11 Juli 1945Hari II 11 Juli 1945, Panitia Perancang UUD mengadakan , Panitia Perancang UUD mengadakan rapat pertama dengan menghasilkan putusan berupa rapat pertama dengan menghasilkan putusan berupa pembentukan: (1) panitia perancang pembentukan: (1) panitia perancang Declaration of Rights Declaration of Rights yang diketuai Mr. Achmad Soebardjo, (2) Panitia Kecil yang diketuai Mr. Achmad Soebardjo, (2) Panitia Kecil Perancang UUD yang diketuai Prof. Mr. Dr. Soepomo.Perancang UUD yang diketuai Prof. Mr. Dr. Soepomo.

Hari III 12 Juli 1945Hari III 12 Juli 1945, Panitia kecil Perancang UUD , Panitia kecil Perancang UUD mengadakan rapat yang menghasilkan Naskah Rancangan mengadakan rapat yang menghasilkan Naskah Rancangan UUD.UUD.

Hari IV 13 Juli 1945Hari IV 13 Juli 1945, Panitia Perancang UUD melakukan , Panitia Perancang UUD melakukan pembahasan atas Naskah Rancangan UUD, dan sebagai tindak pembahasan atas Naskah Rancangan UUD, dan sebagai tindak lanjutnya dibentuk Panitia Penghalus Bahasa guna lanjutnya dibentuk Panitia Penghalus Bahasa guna menyempurnakan dan menyusun kembali Rancangan UUD menyempurnakan dan menyusun kembali Rancangan UUD yang telah dibahas.yang telah dibahas.

Page 21: 2. Pancasila bab 2.sejarah+

Hari V 14 Juli 1945Hari V 14 Juli 1945, Sidang Pleno BPUPKI untuk menerima laporan , Sidang Pleno BPUPKI untuk menerima laporan Panitia Perancang UUD berupa tiga hasil kerja panitia:Panitia Perancang UUD berupa tiga hasil kerja panitia:

a. Pernyataan Indonesia merdekaa. Pernyataan Indonesia merdeka b. Pembukaan UUDb. Pembukaan UUD c. Batang tubuh UUDc. Batang tubuh UUD Konsep Indonesia merdeka diambil dari tiga alinea Piagam Jakarta, Konsep Indonesia merdeka diambil dari tiga alinea Piagam Jakarta,

sedangkan konsep pembukaan UUD hampir seluruhnya diambil dari sedangkan konsep pembukaan UUD hampir seluruhnya diambil dari aline keempat Piagam Jakarta. Konsep-konsep tersebut diterima aline keempat Piagam Jakarta. Konsep-konsep tersebut diterima sidang.sidang.

Dalam sidang berikutnya 15-16 Juli 1945, pada akhirnya Ketua Dalam sidang berikutnya 15-16 Juli 1945, pada akhirnya Ketua BPUPKI menyatakan bahwa naskah rancangan UUD dengan BPUPKI menyatakan bahwa naskah rancangan UUD dengan perubahan-perubahnnya diterima dengan bulat oleh sidang. Naskah perubahan-perubahnnya diterima dengan bulat oleh sidang. Naskah ini tanggal 17 Juli 1945 diserahkan kepada Pemerintah Balatentara ini tanggal 17 Juli 1945 diserahkan kepada Pemerintah Balatentara Jepang, dan sesudah itu BPUPKI tidak mengadakan sidang-sidangnya Jepang, dan sesudah itu BPUPKI tidak mengadakan sidang-sidangnya

Page 22: 2. Pancasila bab 2.sejarah+

P P K IP P K I Resolusi hasil Rapat Dewan Perang Tertinggi 17 Juli 1945:Resolusi hasil Rapat Dewan Perang Tertinggi 17 Juli 1945: 1. bahwa kemerdekaan yang akan diberikan kepada Indonesia 1. bahwa kemerdekaan yang akan diberikan kepada Indonesia

meliputi bekas wilayah jajahan Belanda yang bernama Hindia meliputi bekas wilayah jajahan Belanda yang bernama Hindia Belanda.Belanda.

2. harus dibentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia 2. harus dibentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) di Jakarta(PPKI) di Jakarta

10 Agustus 1945 Soekarno, M. Hatta, KRT Radjiman Weiodingrat 10 Agustus 1945 Soekarno, M. Hatta, KRT Radjiman Weiodingrat berada di Dalat (Burma) mendapat penjelasan Marsekal Hisaichi berada di Dalat (Burma) mendapat penjelasan Marsekal Hisaichi Terauci bahwa kemerdekaan Indonesia akan ditentukan oleh Terauci bahwa kemerdekaan Indonesia akan ditentukan oleh pemerintah Jepang yang berkedudukan di Tokyo.pemerintah Jepang yang berkedudukan di Tokyo.

12 Agustus 1945 Marsekal Hisaichi Terauci membentuk 12 Agustus 1945 Marsekal Hisaichi Terauci membentuk PPKI/Dokuritsu Zyunbi IinkaiPPKI/Dokuritsu Zyunbi Iinkai

Page 23: 2. Pancasila bab 2.sejarah+

Proklamasi 17-08-1945Proklamasi 17-08-1945 14 Agustus 1945 Jepang menyerah tanpa syarat kepada 14 Agustus 1945 Jepang menyerah tanpa syarat kepada

sekutu, terjadi sekutu, terjadi vacuum of power vacuum of power dalam pemerintahan.dalam pemerintahan. Bangsa Indonesia dihadapkan pada situasi kritis dan tidak Bangsa Indonesia dihadapkan pada situasi kritis dan tidak

menentu, antara harapan untuk memperoleh kemerdekaan menentu, antara harapan untuk memperoleh kemerdekaan dari Jepang, dan hasrat untuk merdeka yang tidak bisa dari Jepang, dan hasrat untuk merdeka yang tidak bisa dibendung lagi.dibendung lagi.

16 Agustus 1945 para pemimpin Indonesia mengadakan 16 Agustus 1945 para pemimpin Indonesia mengadakan rapat kilat di rumah Laksamana Maeda dan berhasil rapat kilat di rumah Laksamana Maeda dan berhasil mengambil keputusan untuk menyatakan kemerdekaanmengambil keputusan untuk menyatakan kemerdekaan

17 Agustus 1945 Soekarno-Hatta atas bangsa Indonesia 17 Agustus 1945 Soekarno-Hatta atas bangsa Indonesia meproklamasikan Kemerdekaan Indonesia.meproklamasikan Kemerdekaan Indonesia.

Page 24: 2. Pancasila bab 2.sejarah+

Pasca ProklamasiPasca Proklamasi PPKI diubah sifatnya, baik status, fungsi maupun PPKI diubah sifatnya, baik status, fungsi maupun

keanggotaannya. Status dan fungsi berubah menjadi Badan keanggotaannya. Status dan fungsi berubah menjadi Badan Nasional yang mewakili seluruh rakyat Indonesia, Nasional yang mewakili seluruh rakyat Indonesia, keanggotaannya yang semula 21 orang menjadi 27 orangkeanggotaannya yang semula 21 orang menjadi 27 orang

18 Agustus 1945 PPKI mengadakan sidang pertama dan berhasil 18 Agustus 1945 PPKI mengadakan sidang pertama dan berhasil mengesahkan UUD negara kesatuan RI (UUD 1945), terdiri atas mengesahkan UUD negara kesatuan RI (UUD 1945), terdiri atas 2 (dua) bagian, yaitu bagian pembukaan dan batang tubuh.2 (dua) bagian, yaitu bagian pembukaan dan batang tubuh.

Pada alinea keempat terdapat rumusan Pancasila yang meliputi:Pada alinea keempat terdapat rumusan Pancasila yang meliputi: 1. Ketuhanan Yang Maha esa1. Ketuhanan Yang Maha esa 2. Kemanusiaan yang adil dan beradab2. Kemanusiaan yang adil dan beradab 3. Persatuan Indonesia3. Persatuan Indonesia 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan/perwakilanpermusyawaratan/perwakilan 5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Page 25: 2. Pancasila bab 2.sejarah+

1945 - 19491945 - 1949 Kondisi bangsa belum stabil, terjadi pemberontakan yang Kondisi bangsa belum stabil, terjadi pemberontakan yang

bertujuan merobek keutuhan negara RI yang berdasarkan bertujuan merobek keutuhan negara RI yang berdasarkan Pancasila, seperti pemberontakan DI/TII, pemberontakan Pancasila, seperti pemberontakan DI/TII, pemberontakan PKI Madiun.PKI Madiun.

Ketidakstabilan politik menuntut pemerintah mengeluarkan Ketidakstabilan politik menuntut pemerintah mengeluarkan maklumat tanggal 3 Nopember 1945 tentang pembentukan maklumat tanggal 3 Nopember 1945 tentang pembentukan partai-partai politik. Sehingga kekuasaan eksekutif dipimpin partai-partai politik. Sehingga kekuasaan eksekutif dipimpin oleh perdana menteri yang bertanggungjawab pada KNIP oleh perdana menteri yang bertanggungjawab pada KNIP yang berfungsi sebagai DPR.yang berfungsi sebagai DPR.

Akibatnya ketidakstabilan politik, ekonomi, pemerintahan, Akibatnya ketidakstabilan politik, ekonomi, pemerintahan, dan keamanandan keamanan

Page 26: 2. Pancasila bab 2.sejarah+

1949 - 19591949 - 1959 Berdasarkan KMB 27 Desember 1949:Berdasarkan KMB 27 Desember 1949: 1. Konstitusi RIS menentukan bentuk negara serikat1. Konstitusi RIS menentukan bentuk negara serikat 2. Konstitusi RIS menentukan sifat pemerintahan 2. Konstitusi RIS menentukan sifat pemerintahan

berdasarkan asas demokrasi liberalberdasarkan asas demokrasi liberal 3. Mukaddimah Konstitusi RIS telah menghapuskan sama 3. Mukaddimah Konstitusi RIS telah menghapuskan sama

sekali jiwa dan semangat maupun isi Pembukaan UUD sekali jiwa dan semangat maupun isi Pembukaan UUD 1945.1945.

Berdasarkan Persetujuan RIS dengan negara RI 1 Mei 1950, Berdasarkan Persetujuan RIS dengan negara RI 1 Mei 1950, maka seluruh negara bersatu dalam negara kesatuan maka seluruh negara bersatu dalam negara kesatuan dengan konstitusi sementara yang beralaku sejak 17 dengan konstitusi sementara yang beralaku sejak 17 Agustus 1950. Konstitusi tersebut masih berorientasi Agustus 1950. Konstitusi tersebut masih berorientasi kepada pemerintah yang berasas demokrasi liberal.kepada pemerintah yang berasas demokrasi liberal.

Page 27: 2. Pancasila bab 2.sejarah+

1959 - 19661959 - 1966 Dekrit Presiden 5 Juli 1959Dekrit Presiden 5 Juli 1959 1. Membubarkan Badan Konstituante1. Membubarkan Badan Konstituante 2. Menetapkan berlakunya kembali UUD 1945 tidak berlakunya 2. Menetapkan berlakunya kembali UUD 1945 tidak berlakunya

UUDS tahun 1950UUDS tahun 1950 3. Dibentuknya MPRS dan DPAS dalam waktu yang sesingkat-3. Dibentuknya MPRS dan DPAS dalam waktu yang sesingkat-

singkatnyasingkatnya Terjadinya pemusatan kekuasaan;Terjadinya pemusatan kekuasaan;

1. pembekuan DPR, dibentuk DPR GR yang anggotanya ditunjuk 1. pembekuan DPR, dibentuk DPR GR yang anggotanya ditunjuk presidenpresiden

2. Pembentukan MPRS berdasarkan Penpres No. 2 Tahun 19592. Pembentukan MPRS berdasarkan Penpres No. 2 Tahun 1959 3. Pembentukan DPA oleh Presiden3. Pembentukan DPA oleh Presiden Reorganisasi kabinet/integrasi badan-badan kenegaraan tertinggi, Reorganisasi kabinet/integrasi badan-badan kenegaraan tertinggi,

kabinet 100 menterikabinet 100 menteri Ideologi Pancasila dirancang PKI dengan ideologi manipol usdek Ideologi Pancasila dirancang PKI dengan ideologi manipol usdek

dan konsep nasakomdan konsep nasakom

Page 28: 2. Pancasila bab 2.sejarah+

Orde BaruOrde Baru(1966 – 1998)(1966 – 1998)

Tuntutan melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara Tuntutan melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuenmurni dan konsekuen

Mengedepankan pembangunan ekonomiMengedepankan pembangunan ekonomi Penyimpangan:Penyimpangan: 1. sentralisasi Kekuasaan1. sentralisasi Kekuasaan 2. Membelenggu kebebasan2. Membelenggu kebebasan 3. praktik pengelolaan negara yang KKN3. praktik pengelolaan negara yang KKN 4. Penafsiran tunggal “Pancasila”4. Penafsiran tunggal “Pancasila” 5. Menjadikan Pancasila sebagai sesuatu yang “sakral”,5. Menjadikan Pancasila sebagai sesuatu yang “sakral”, Menurut Goenawan Mohammad, ada tiga kesalahan besar Menurut Goenawan Mohammad, ada tiga kesalahan besar

‘Orde Baru” dalam memandang Pancasila: (1) membuat ‘Orde Baru” dalam memandang Pancasila: (1) membuat Pancasila hampir-hampir keramat, “sakti”, (2) membuat Pancasila hampir-hampir keramat, “sakti”, (2) membuat Pancasila sebagai simbol eksklusif, (3) mendukung Pancasila Pancasila sebagai simbol eksklusif, (3) mendukung Pancasila dengan ancaman kekerasan.dengan ancaman kekerasan.

Page 29: 2. Pancasila bab 2.sejarah+

Era ReformasiEra Reformasi(1998 – sekarang)(1998 – sekarang)

Mereposisi pancasila. Pancasila dikembalikan lagi pada Mereposisi pancasila. Pancasila dikembalikan lagi pada posisi semula sebagai satu kesatuan yang utuh dengan posisi semula sebagai satu kesatuan yang utuh dengan Pembukaan UUD 1945Pembukaan UUD 1945

1. realitas1. realitas 2. idealitas2. idealitas 3. fleksibilitas3. fleksibilitas

Page 30: 2. Pancasila bab 2.sejarah+

1.1. Pancasila di tengah pusaran ideologi global Pancasila di tengah pusaran ideologi global

2.2. Korupsi dalam Perspektif Pancasila Korupsi dalam Perspektif Pancasila

3.3. Toleransi dalam perspektif PancasilaToleransi dalam perspektif Pancasila

4.4. Gender dalam perspektif PancasilaGender dalam perspektif Pancasila

5.5. Praktek dunia kesehatan yang menyimpang PancasilaPraktek dunia kesehatan yang menyimpang Pancasila

6.6. Kontribusi Pancasila dalam mencetak Generasi yang UnggulKontribusi Pancasila dalam mencetak Generasi yang Unggul

7.7. Pancasila menjawab Persoalan KemiskinanPancasila menjawab Persoalan Kemiskinan

Sistematika : standart minimal penulisan karya ilmiahSistematika : standart minimal penulisan karya ilmiah

Deadline : 15 Oktober 2015Deadline : 15 Oktober 2015

Daftar pustaka : minimal 3 buku referensi, cover buku diikutsertakan sebagai Daftar pustaka : minimal 3 buku referensi, cover buku diikutsertakan sebagai lampiran.lampiran.

Ukuran kertas : A4Ukuran kertas : A4

Penulisan tim : sesuai dengan urutan daftar hadirPenulisan tim : sesuai dengan urutan daftar hadir

Page 31: 2. Pancasila bab 2.sejarah+