bab - 1.3 edit

63
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah pada awalnya dibentuk untuk menghindari keadaan dimana sebuah wilayah yang dihuni oleh masyarakat serba mengalami kekacauan.Aktifitas pemerintah dalam upaya memelihara kedamaian dan keamanan suatu wilayah menjadi kewenangan utama baik secara internal maupun eksternal. Sebagaimana tujuan utama dibentuknya pemerintah adalah untuk menjaga suatu sistem ketertiban dimasyarakat bisa menjalani kehidupannya secara wajar. Dengan kata lain, pada hakikatnya adalah pelayanan kepada masyarakat yang merupakan fungsi primer dari pemerintah. Dalam menghadapi era globalisasi yang penuh tantangan dan peluang, aparatur negara sebagai pelayan masyarakat yang memberikan pelayanan sebaik–baiknya menuju good governence. Pelayanan yang diberikan kepada

Upload: edow-copil-treciuju

Post on 02-Feb-2016

275 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

sukses

TRANSCRIPT

Page 1: bab - 1.3 edit

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemerintah pada awalnya dibentuk untuk menghindari keadaan dimana

sebuah wilayah yang dihuni oleh masyarakat serba mengalami

kekacauan.Aktifitas pemerintah dalam upaya memelihara kedamaian dan

keamanan suatu wilayah menjadi kewenangan utama baik secara internal maupun

eksternal. Sebagaimana tujuan utama dibentuknya pemerintah adalah untuk

menjaga suatu sistem ketertiban dimasyarakat bisa menjalani kehidupannya secara

wajar. Dengan kata lain, pada hakikatnya adalah pelayanan kepada masyarakat

yang merupakan fungsi primer dari pemerintah.

Dalam menghadapi era globalisasi yang penuh tantangan dan peluang,

aparatur negara sebagai pelayan masyarakat yang memberikan pelayanan sebaik–

baiknya menuju good governence. Pelayanan yang diberikan kepada masyarakat

setiap waktu selalu menuntut pelayanan publik yang berkualitas dari birokrat

yang dilakukan secara transparan dan akuntabilitas.

Berangkat dari fakta sementara, saat ini konsep desentralisasi dan otonomi

daerah diartikulasikan oleh daerah untuk hanya terfokus pada usaha menata dan

mempercepat pembangunan di wilayahnya masing-masing. Penerjemahan seperti

ini ternyata belum cukup efisien dalam meningkatkan pelayanan kepada

masyarakat.

1

Page 2: bab - 1.3 edit

2

Dalam konteks negara modern, pelayanan publik telah menjadi lembaga

dan profesi yang semakin penting. Ia tidak lagi merupakan aktivitas sambilan,

tanpa payung hukum, gaji dan jaminan sosial yang memadai, sebagaimana terjadi

di banyak negara berkembang pada masa lalu.

Sebagai profesi, pelayanan publik berpijak pada prinsip-prinsip

profesionalisme dan etika seperti akuntabilitas, efektifitas, efisiensi, integritas,

netralitas, dan keadilan bagi semua penerima pelayanan.

Pelayanan merupakan tugas utama bagi aparatur negara sebagai abdi

negara dan abdi masyarakat. Tugas ini secara jelas telah digariskan dalam

pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea Ke empat, yang meliputi empat

aspek pelayanan pokok aparatur terhadap masyarakat yang berbunyi : Melindungi

Segenap bangsa dan seluruh tumpah dara Indonesia memajukan kesejahteraan

umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Sesuai dengan PP No. 108 Tahun 2000 tentang Tatacara

Pertanggungjawaban Kepala Daerah, yang mengarut mengenai evaluasi kinerja

pemerintah daerah, secara spesifik menetapkan kriteria Standar Pelayanan Publik

harus memperhatikan unsur input (tingkat atau besaran sumber daya yang

digunakan), output (keluaran), outcome (hasil atau wujud pencapaian kinerja),

benefit (tingkat manfaat yang dirasakan sebagai nilai tambah), dan impact

(dampak atau pengaruh pelayanan terhadap kondisi secara makro berdasarkan

manfaat yang dihasilkan). Kriteria penentuan biaya dengan metode Standar

Page 3: bab - 1.3 edit

3

Pelayanan Publik sangat mendukung konsep anggaran berbasis kinerja yang juga

mengacu kepada input, output, outcome, benefit dan impact.

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi

Birokrasi Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2012 Tentang Petunjuk Teknis

Penyusunan, Penetapan, Dan Penerapan Standar Pelayanan, bahwa: “Pelayanan

Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan

kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap

warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif

yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik”.

Kemudian dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun

2009 tentang Pelayanan Publik pada Pasal 1 ayat (2) ditegaskan bahwa :

“Penyelenggara pelayanan publik yang selanjutnya disebut Penyelenggara adalah

setiap institusi penyelenggara negara, korporasi, lembaga independen yang

dibentuk berdasarkan undang-undang untuk kegiatan pelayanan publik, dan badan

hukum lain yang dibentuk semata-mata untuk kegiatan pelayanan publik”.

Sebagai konsekuensi dari pelaksanaan Otonomi Daerah terlebih setelah

ditetapkannya Undang–Undang nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah, dimana Pemerintahan Daerah diberi kewenangan yang demikian luas oleh

pemerintah pusat untuk mengatur rumah tangga daerahnya sendiri, termasuk

didalamnya adalah pemberian pelayanan kepada masyarakat di daerahnya. Namun

berbagai isu yang muncul di kalangan masyarakat, ternyata hak pelayanan yang

diterima oleh masyarakat terasa belum memenuhi harapan semua pihak baik dari

kalangan masyarakat umum maupun dari kalangan pemerintah sendiri.

Page 4: bab - 1.3 edit

4

Perbaikan kinerja birokrasi pelayanan publik akan mempunyai implikasi

luas terutama dalam tingkat kepercayaan masyarakat kepada pemerintah

sedangkan kurang baiknya kinerja birokrasi selama ini menjadi salah satu

faktor penting yang mendorong munculnya krisis kepercayaan masyarakat

kepada pemerintah. Pelayanan masyarakat yang diberikan oleh aparatur

pemerintah seringkali cenderung rumit seperti : a) Tata cara pelayanan, b)

Rendahnya pendidikan aparat, c) Disiplin kerja. Hal ini sangat berpengaruh

terhadap pelaksanaan pelayanan umum di daerah.Jadi tidak heran lagi sering

mendengarkan tuntutan perubahan sering ditujukan kepada aparatur pemerintah,

menyangkut pelayanan publik yang di berikan kepada masyarakat. Rendahnya

mutu pelayanan publik merupakan citra buruk pemerintah di tengah

masyarakat.Dan bagi masyarakat yang pernah berurusan dengan birokrasi selalu

mengeluhkan, dan kecewa terhadap tidak layaknya aparatur dalam memberikan

pelayanan.

Dalam struktur pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia,

wilayah kecamatan merupakan perangkat daerah Kabupaten/Kota, hal ini sesuai

dengan pernyataan yang dimuat Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 pasal 126

ayat (2) yang mengatakan bahwa “Kecamatan adalah salah satu dari perangkat

Daerah Kabupaten/kota yang dipimpin oleh seorang camat yang dalam

pelaksanaan tugasnya memperoleh pelimpahan sebagian wewenang bupati atau

walikota untuk menangani sebagian urusan Otonomi Daerah”.

Page 5: bab - 1.3 edit

5

Mengenai kedudukan dan kewenangan kecamatan sebagai perangkat

daerah Kabupaten/Kota juga diatur dalam Pasal 14 Peraturan Pemerintah Nomor

19 Tahun 2008 Tentang Kecamatan sebagai berikut:

1) Kecamatan merupakan perangkat daerah kabupaten/kota sebagai pelaksana teknis kewilayahan yang mempunyai wilayah kerja tertentu dan dipimpin oleh Camat.

2) Camat berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada bupati/walikota melalui sekretaris daerah.

Selanjutnya dalam Pasal 15 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008

Tentang Kecamatan disebutkan bahwa:

1) Camat menyelenggarakan tugas umum pemerintahan yang meliputi:

a. Mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat;b. Mengkoordinasikan upaya penyelenggaraan ketenteraman dan

ketertiban umum;c. Mengkoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundang-

undangan;d. Mengkoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan

umum;e. Mengkoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di

tingkat kecamatan;f. Membina penyelenggaraan pemerintahan desa dan/atau kelurahan;

dan g. Melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup

tugasnya dan/atau yang belum dapat dilaksanakan pemerintahan desa atau kelurahan.

2) Selain tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Camat melaksanakan

kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan oleh bupati/walikota untuk

menangani sebagian urusan otonomi daerah, yang meliputi aspek:

a. Perizinan;b. Rekomendasi;c. Koordinasi;d. Pembinaan;e. Pengawasan;f. Fasilitasi;g. Penetapan;

Page 6: bab - 1.3 edit

6

h. Penyelenggaraan; dani. Kewenangan lain yang dilimpahkan.

Berdasarkan peraturan Bupati Kuantan Singingi No 11 Tahun 2012 pasal 4 yang berbunyi :

Kecamatan sebagai penyelenggara PATEN harus memenuhi syarat, meliputi:

a. Subtantif, adanya pendelegasian sebagian wewenang Bupati kepada Camat yang terdiri dari :1. bidang perizinan; dan2. bidang non perizinan.

b. administratifc. teknis.

Pemerintah Kecamatan adalah sebagai wujud nyata dari suatu organisasi

formal perangkat Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, yang berfungsi

menjalankan pemerintahan umum dan melayani masyarakat luas dalam ruang

lingkup wilayah kecamatan. Maka dari itu, Pemerintah Kecamatan cukup

menentukan keberadaanya untuk menunjang terlaksananya kepemerintahan yang

baik di daerah.

Pelayanan masyarakat dapat dikategorikan efektif apabila masyarakat

mendapatkan kemudahan pelayanan dengan prosedur yang singkat, cepat, tepat

dan memuaskan. Keberhasilan meningkatkan efektifitas pelayanan pubik

ditentukan oleh faktor kemampuan pemerintah dalam meningkatkan

kemampuan kelembagaaan, kepegawaian dan keterlaksnaan dalam pelayanan.

Khususnya Pemerintah Kecamatan Kuantan Hilir dituntut untuk mewujudkan

kelembagaan, kepegawaian yang lebih professional, efektifitas, efisien,

responsive,transparan, dan akuntibel. Masalah nyata proses pelayanan umum,

terutama pengurusan serta pengantar pembuatan Kartu Keluarga (KK), dirasakan

masih adanya perbedaan atau perlakuan pegawai kepada masyarakat yang ingin

Page 7: bab - 1.3 edit

7

melakukan pelayanan. Peran pemerintah yang strategis, akan banyak ditopang

oleh kemampuan aparat pemerintah melaksanakan tugas dan fungsinya. Salah satu

tantangan besar yang dihadapi pemerintah adalah kemampuan melaksanakan

kegiatan secara efektif dan efisien, karena selama ini aparat pemerintah

identik dengan kinerja yang berbelit-belit. Kurangnya perhatian terhadap

pengguna layanan secara individual yang diberikan, dan tingkat kedisplinan waktu

pegawai kecamatan. Sarana dan prasarana yang tersedia belum memadai baik

sarana operasional, fasilitas fisik serta prasarana lainnya.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan

Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2012 Tentang Petunjuk

Teknis Penyusunan, Penetapan, Dan Penerapan Standar Pelayanan yang sekurang-

kurangnya meliputi:

1. Dasar Hukum2. Persyaratan3. Sistem, mekanisme dan prosedur4. Jangka waktu penyelesaian5. Biaya/tariff6. Produk Pelayanan7. Sarana, prasarana, dan/atau fasilitas8. Kompetensi pelaksana9. Pengawasan internal

10. Penanganan pengaduan11. Jumlah Pelaksana12. Jaminan Pelayanan13. Jaminan Keamanan14. Evaluasi Kinerja Pelaksana

Berdasarkan Permendagri nomor 4 Tahun 2010 Tentang Pedoman

Palayaanan Administrasi Terpadu Kecamatan Pasal 8 ayat (2) huruf a yang

menyatakan jenis pelayanan.

Page 8: bab - 1.3 edit

8

Adapun jenis Standar Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan (Paten)

di kantor Camat Kuantan Hilir :

1. Pembuatan kartu tanda penduduk (KTP)2. Pembuatan kartu keluarga (KK)3. - Pembuatan surat keterangan tanah (SKT)

- Pembuatan surat ganti rugi (SKGR)4. Surat pindah penduduk 5. Surat keterangan tidak mampu (SKTM)6. Surat keterangan penyelesaian kegiatan7. Rekomendasi surat keterangan cacatan kepolisian (SKCK)8. Rekomendasi izin keramaian9. Situ /Ho (ukuran s/d 20m²)

10. Rekomendasi Situ / Ho (ukuran s/d 20m²)11. Perpanjang Situ/Ho 12. IMB (ukuran s/d 20m²)13. Rekomendasi IMB (ukuran s/d 20m²)14. Legalisir KTP/KK dan dokumen lainnya15. Rekomendasi dan pelayanan lainnya

Berdasarkan Peraturan Bupati Kuantan Singingi No 11 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan ( Paten)

Standar Pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi :a. Jenis pelayanan;b. Persyaratan pelayanan;c. Prosedur pelayanan;d. Pejebat yang bertanggungiawab terhadap pelayanan;e. Waktu pelayanan; danf. Biaya pelayanan.

Kecamatan Kuantan Hilir memiliki luas daerah + 159.189 hektar dengan

jumlah penduduk 14.346 orang dari 2 kelurah an dan 14 desa jarak kabupaten ke

kecamatan 40 km adalah salah satu perangkat Daerah Kabupaten Kuantan Hilir

yang dibentuk untuk membantu Bupati dalam menjalankan roda Pemerintahan

dan pelayanan kepada masyarakat di daerah kecamatan tersebut. Dengan jumlah

penduduk yang begitu besar tersebut tentu menjadi tugas berat bagi pemerintah

Page 9: bab - 1.3 edit

9

kecamatan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dan dapat membuat

pelayanan kepada masyarakat berjalan kurang optimal.

Dari jenis-jenis standar pelayanan yang berada di Kantor Camat Kuantan

Hilir, peneliti hanya memfokuskan objek penelitian dalam pelayanan kartu

keluarga (KK). Karena Kartu Keluarga adalah Kartu Identitas Keluarga yang

memuat data tentang susunan, hubungan dan jumlah anggota keluarga. Kartu

Keluarga wajib dimiliki oleh setiap keluarga. Kartu ini berisi data lengkap tentang

identitas Kepala Keluarga dan anggota keluarganya. Kartu Keluarga (KK) adalah

Dokumen milik Pemda Provinsi setempat dan karena itu tidak boleh mencoret,

mengubah, mengganti, menambah isi data yang tercantum dalam Kartu Keluarga.

Maka dari itu peneliti memfokuskan judul penelitian tentang pengurusan kartu

keluarga, karena kartu keluarga sangat penting untuk pengurusan yang lain seperti

pengurusan kartu tanda penduduk (KTP).

Tabel I.1 Jumlah Masyarakat Yang Telah Mengurus Kartu Keluarga Dikantor Camat Kuantan Hilir Kabupaten Kuantan Singingi Tahun 2014

No Bulan Jumlah

1 Januari 612 Februari 663 Maret 574 April 565 Mei 216 Juni 287 Juli 558 Agustus 309 September 4110 Oktober 3211 November 2512 Desember 55

Jumlah 527

Page 10: bab - 1.3 edit

10

Berdasarkan Perpres Nomor 25 Tahun 2008 Tentang Persyaratan Dan

Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan Pencacatan Sipil Pasal 11 dan 12. Adapun

persyaratan Permohonan Kartu Keluarga :

1. Penerbitan kartu keluarga baru

a. Surat pengantar dari desa /kelurahan

b. Mengisi formulir permohonan kartu keluarga (F-1.06)

c. Mengisi formulir biodata penduduk WNI (F-1.01, bagi yang belum pernah didaftarkan biodatanya)

d. Mengisi formulir biodata penduduk (F-1.02 bagi orang asing tinggal tetap)

e. Menyerahkan Fotocopy kutipan akta kelahiran, seluruh anggota keluarga

f. Menyerahkan Fotocopy akta perkawinan /Buku Nikah/Perceraian (bagi yang menikah / cerai)

g. Kartu keluarga lama (sebelum SIAK jika ada)

h. Surat keterangan pindah datang (SKPD) dari daerah asal (bagi penduduk pindah datang)\

i. Surat keterangan datang dari luar negeri (WNI yang baru datang dari luar negeri)

2. Perubahan kartu keluarga

a. Menyerahkan KK asli yang akan melakukan perubahan data

b. Menyerahkan KK asli yang akan pecah

c. Menyerahkan KK asli yang akan ditumpangi

Berdasarkan pengamatan awal dan informasi yang didapatkan oleh peneliti

dilapangan terlihat bahwa :

Page 11: bab - 1.3 edit

11

a. Terindikasi berdasarkan observasi lapangan peneliti menemukan adanya

perbedaan atau perlakuan pegawai kecamatan kepada masyarakat.

Misalnya saja bila yang hendak melakukan pelayanan tersebut, masyarakat

awam atau golongan bawah dalam status sosialnya, pegawai kecamatan

menunjukkan bersikap kurang perhatian dan kurang ramah. Namun

sebaliknya bila yang hendak melakukan pelayanan orang yang terpandang

sampai dengan orang yang memiliki status sosial yang tinggi di lingkup

kecamatan cendrung lebih diperhatikan dan di dahulukan.

b. Terindikasi Kurangnya kedisiplinan pegawai kecamatan dalam kehadiran,

waktu masuk dan pulang kantor. Saharusnya pegawai yang masuk pukul

07:30 s/d 17:00 WIB namun dilapangan tidak sedikit pegawai yang masuk

melebihi waktu yang tetapkan yakni rata-rata masuk kantor pada pukul

08:15 WIB dan pulang lebih awal sekitar pukul 15:40 WIB kantor

kecamatan sudah sepi pegawai. Hal ini tentu menghambat dan merugikan

masyarakat yang seharusnya memperoleh pelayanan yang optimal

c. Terindikasi dari dimensi keterbukaan pelaksana layanan kepada

masyarakat masih kurang maksimal seperti halnya melalui sosialisasi di

setiap pertemuan dengan aparat desa/kelurahan yang melibatkan

masyarakat. Selain itu selebaran-selebaran informasi yang seharusnya di

bagikan dan di tempel belum dilakukan oleh Petugas di Kantor Camat,

agar mudah dilihat langsung oleh masyarakat, untuk menghindari

terjadinya kesalahan jika masyarakat melakukan pengurusan administrasi

di Kantor Kecamatan.

Page 12: bab - 1.3 edit

12

Seiring dengan pelaksanaan otonomi daerah, Kabupaten Kuantan Singingi

sebagai salah satu daerah otonom selalu dituntut untuk memberikan kesejahteraan

kepada masyarakat, bangsa dan negara yang mencerminkan lewat kinerja aparat

pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat yang sesuai dengan

perkembangan teknologi dan pertumbuhan serta peningkatan kebutuhan dasar

masyarakat. Titik berat otonomi daerah saat ini adalah desa atau kecamatan,

dimana pelayanan yang paling dekat dengan masyarakat dan secara langsung.Oleh

karena itu, pelaksanaan pelayanan publik sangat penting untuk diperhatikan.

Bertolak dari kondisi objektif tersebut maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian ; “Analisis Pelaksanaan Pelayanan Publik Di Kantor

Camat Kuantan Hilir Kabupaten Kuantan Singingi (studi kasus pengurusan

kartu keluarga)”

B. Rumusan Masalah

Untuk memberikan arah yang jelas tentang pembahasan atau analisa yang

dilakukan dalam proposal penelitian ini, maka penulis mengemukakan rumusan

masalah Bagaimanakah pelaksanaan pelayanan pengurusan Kartu Keluarga (KK)

di Kecamatan Kuantan Hilir?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

a) Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pelaksanaan pelayanan pengurusan Kartu Keluarga

(KK) di Kecamatan Kuantan Hilir.

2. Untuk mengetahui faktor–faktor yang mempengaruhi pelaksanaan

Page 13: bab - 1.3 edit

13

pelayanan pengurusan Kartu Keluarga (KK) di Kecamatan Kuantan

Hilir.

b) Manfaat penelitian

1. Sebagai bahan acuan bagi pemerintah Kecamatan Kuantan Hilir dalam

pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat.

2. Dalam penelitian ini diharapkan menjadi sebuah referensi untuk

pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi secara umumnya dan

kecamatan kuantan hilir secara khususnya dalam memberikan

pelayanan umum kepada masyarakat.

3. Untuk penulis sendiri, yaitu dapat berguna bagi penulis dalam

mengembangkan dan menerapkan ilmu pengetahuan, khususnya dalam

bidang pelaksanaan pelayanan publik.

Page 14: bab - 1.3 edit

14

BAB II

STUDI KEPUSTAKAAN DAN KERANGKA PIKIR

A. Studi Kepustakaan

1. Teori Pemerintahan

Pemerintah adalah organ yang berwenang memproses pelayanan public

dan berkewajiban memproses pelayan civil bagi setiap yang melalui hubungan

pemerintah, sehingga setiap anggota masyarakat yang bersangkutan menerima

pada saat diperlukan sesuai dengan tuntutan (harapan) yang diperintah (Ndraha

2003 : 6).

Menurut Ndraha (2005 : 36) pemerintah adalah semua badan atau

organisasi yang berfungsi memenuhi dan melindungi kebutuhan dan kepentingan

manusia dan masyarakat. Sedangkan yang dimaksud dengan pemerintahan adalah

proses pemenuhan dan perlindungan manusia dan masyarakat.

Budiarjo (2003 : 21) mengemukakan bahwa pemerintah adalah segala

kegiatan yang terorganisir yang bersumber pada kedaulatan dan kemerdekaan,

berlandasan dasar Negara. Rakyat atau penduduk dan wilayah suatu Negara

memiliki tujuan untuk mewujudkan Negara berdasarkan konsep dasar Negara

tersebut.

Page 15: bab - 1.3 edit

15

Ilmu pemerintahan adalah suatu ilmu dan seni. Dikatakan seni karena

berapa banyak pemimpin pemerintah yang tanpa pendidikan pemerintah, mampu

berbuat serta dengan kharismatik menjalankan roda pemerintahan. Sedangkan

dikatakan ilmu karena memenuhi syarat-syaratnya yaitu dapat dipelajari dan

diajarkan,memiliki objek, universal, sistematis, dan spesifik. Jadi dapat dikatakan

bahwa ilmu pemerintahan adalah ilmu yang mempelajari bagaimana

melaksanakan kepengurusan (eksekutif), pengaturan (legislatif), kepemimpinan

dan koordinasi pemerintahan secara benar (Syafiie, 2005 :20)

Rosenthal (1978 :17) mendefenisikan ilmu pemerintahan adalah ilmu yang

menggeluti studi tentang kinerja internal dan eksternal dari struktur-struktur dan

proses-proses pemerintahan umum.

Menurut Syafiie (2009;23), ilmu pemerintahan adalah ilmu yang

mempelajari bagaimana melaksanakan pengurusan (eksekutif), pengaturan

(legislatif), kepemimpinan dan koordinasi pemerintahan (baik pusat dengan

daerah, maupun rakyat dengan pemerintahnya) dalam berbagai peristiwa dan

gejala pemerintahan, secara baik dan benar. Sedangkan Menurut Musanef (dalam

Syafiie, 2007;32), ilmu pemerintahan dapat didefenisikan sebagai berikut :

1. Suatu ilmu yang dapat menguasai dan memimpin serta menyelidiki unsur-unsur dinas, berhubungan dengan keserasian kedalam dan hubungan antara dinas-dinas itu dengan masyarakat yang kepentingannya diwakili oleh dinas itu, atau;

2. Suatu ilmu yang menyelidiki bagaimana mencari orang yang terbaik dari setiap dinas umum, sebagai suatu kebulatan yang menyelidiki secara sistematis problema-problema sentralisasi, desentralisasi, koordinasi pengawasan kedalam dan keluar, atau;

3. Suatu ilmu pengetahuan yang menyelidiki bagaimana sebaiknya hubungan antara pemerintah dan dan yag diperintah, dapat diatur sedemikian rupa shingga dapat dihindari timbulnya pertentangan-

14

Page 16: bab - 1.3 edit

16

pertentangan antara pihak yang satu dengan pihak yang lain, dan mengusahakan agar terdapat keserasian pendapat serta daya tindak yang efektif dan efisien dalam pemerintahan, atau;

4. Ilmu yang diterapkan dan membedakan penyelidikan dinas umum dalam arti yang seluas-luasnya, baik terhadap susunan, maupun organisasi alat yang menyelenggarakan tugas penguasa, sehingga diperoleh metode-metode bekerja yang setepat-tepatnya untuk mencapai tujuan negara.

Selanjutnya Syafiie (2007;26), mengemukakan tujuan mempelajari ilmu

pemerintahan adalah :

a. Tujuan umum adalah agar dapat memahami teori-teori, bentuk-bentuk proses pemerintahan serta mampu menempatkan diri serta ikut berperan dalam keseluruhan proses penyelenggaraan pemerintahan terutama pemerintah dalam negeri.

Pengertian pemerintah dalam arti sempit adalah lembaga eksekutif saja.

Pemerintah dalam arti luas adalah semua lembaga negara yang terdiri dari

lembaga-lembaga legislatif, eksekutif dan yudikatif. Di samping itu dari segi

struktural fungsional pemerintahan dapat didefinisikan pula sebagai suatu sistem

struktur dan organisasi dari berbagai macam fungsi yang dilaksanakan atas dasar-

dasar tertentu untuk mewujudkan tujuan negara (Haryanto dkk, 2005;2-3).

Lahirnya pemerintahan pada awalnya adalah untuk menjaga suatu sistem

ketertiban di dalam masyasrakat, sehingga masyarakat tersebut bisa menjalankan

kehidupan secara wajar. Seiring dengan perkembangan masyarakat modern yang

ditandai dengan meningkatnya kebutuhan, peran pemerintah kemudian berubah

menjadi melayani masyarakat. Pemerintah modern, dengan kata lain pada

hakekatnya adalah pelayanan kepada masyarakat. Pemerintah tidaklah diadakan

untuk melayani diri sendiri, tetapi untuk melayani masyarakat, menciptakan

Page 17: bab - 1.3 edit

17

kondisi yang memungkinkan setiap anggota mengembangkan kemampuan dan

kreatifitasnya demi mencapai kemajuan bersama (Rasyid, 2000;13).

Selanjutnya Ndraha (2005;36), mengatakan bahwa pemerintahan dulu

sekedar menunjukkan struktur kekuasaan, hanya menunjukkan unsur kepala, staf

dan unsur pelaksana pemerintahan (pelayanan dan pemberdayaan). Organisasi

pemerintahan berparadigma baru harus bisa menunjukkan semua pihak yang

berkepentingan dengan pemerintahan, khususnya pihak pemerintah dengan yang

diperintah, pihak melayani dengan yang dilayani, hal tersebut lebih penting dalam

membuat standar pelayanan. Sesuai konsep yang ditawarkan beliau dalam

pemerintahan baru ada 9 (sembilan) sasaran pengembangan pemikiran

dirumuskan (Ndraha, 2005;30):

1. Yang diperintah sebagai suatu fakta sosial2. Kebutuhan tuntutan yang diperintah jasa publik dan layanan sipil3. Pemerintah4. Kewenangan, kewajiban, dan tanggung jawab pemerintah5. Hubungan antara pemerintah dan yang diperintah adalah hubungan

pemerintahan6. Pemerintah yang bagaimana yang dianggap mampu menggunakan

kewenangan, menunaikan kewajiban dan memenuhi tanggung jawabnya.7. Bagaimana membangun pemerintah yang menggunakan

kewenangannya, menunaikan kewajiban dan memenuhi tanggung jawabnya.

8. Bagaimana menggunakan kewenangan, menunaikan kewajiban, dan memenuhi tanggung jawabnya.

9. Bagaimana supaya kinerja pemerintahan sesuai dengan tuntutan yang diperintah dan perubahan zaman

Pemerintah juga merupakan kegiatan lembaga publik dalam menjalankan

fungsinya untuk mencapai tujuan negara, dan yang menjalakan pemerintahan

disebut pemerintah. Menurut Rasyid (1997;13) secara umum tugas-tugas pokok

pemerintah antara lain adalah sebagai berikut :

Page 18: bab - 1.3 edit

18

a. Menjamin keamanan negara dari segala kemungkinan serangan dari luar dan menjaga agar tidak terjadi pemberontakan didalam yang dapat menggulingkan pemerintahan yang sah melalui cara-cara kekerasan.

b. Memelihara ketertiban dan mencegah terjadinya keributan antar masyarakat, menjamin perubahan aparatur yang terjadi didalam masyarakat dapat berlangsung secara damai.

c. Peraturan yang adil pada setiap warga masyarakat tanpa membedakan status apapun yang melatar belakangi keberadaan mereka.

d. Melakukan pelayanan umum dengan memberikan pelayanan dalam bidang yang tidak mungkin dikerjakan oleh lembaga non pemerintah, atau akan lebih baik dikerjakan oleh pemerintah.

e. Melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan kesejahteraan sosial.f. Menerapkan kebijakan ekonomi yang menguntungkan masyarakat

luas.g. Menerapkan kebijakan untuk memelihara sumber daya alam dan

lingkungan hidup.

Menurut Sedarmayanti (2004;9), pemerintah yang baik dapat dikatakan

sebagai pemerintah yang menghormati kedaulatan rakyat, yang adil dan memiliki

tugas pokok yang mencakup hal-hal sebagai berikut:

1. Melindungi segenap bangsa indonesia dan seluruh tumpah darah indonesia

2. Memajukan kesejahteraan umum3. Mencerdaskan kehidupan bangsa4. Melaksanakan ketertiban umum, perdamaian abadi dan keadilan sosial

bagi seluruh rakyat indonesia

Selanjutnya Kansil (2003;189), mengemukakan agar ketatalaksanaan tugas

pemerintah dapat terselenggara dengan baik maka perlu diperhatikan asas-asas

yang menjadi landasan dan pedoman pengaturannya, yakni:

a. Didasarkan pada kebijaksanaan yang berlaku;b. Kejelasan wewenang, tugas dan tanggungjawab setiap aparatur yang

terlibat prinsip koordinasi;c. Tertulis;d. Dikomunikasikan kepada semua pihak yang berkepentingan;e. Kesederhanaan/tidak berbelit-belit.

Dari teori-teori diatas maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa

pemerintahan adalah segala kegiatan yang terorganisir, fungsi, tugas dan

Page 19: bab - 1.3 edit

19

kewajiban yang dijalankan oleh lembaga pemerintahan yang bersumber pada

kedaulatan dan kemerdekaan, berlandaskan pada dasar negara, rakyat atau

penduduk dan wilayah negara itu demi tercapainya tujuan negara. Sedangkan

pemerintah adalah mencakup aparatur negara yang meliputi semua organ-organ,

badan-badan atau lembaga-lembaga, alat perlengkapan negara yang melaksanakan

berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan negara.

2. Teori Pelayanan

a. Pelayanan

Layanan dapat diartikan sebagai produk dan dapat juga diartikan sebagai

cara atau alat yang digunakan oleh provider dalam memasarkan atau

medistribusikan produknya. Jika barang dan jasa dianggap sebagai produk

(komoditi), maka perdagangannya (dapat) disertai dengan layanan sebagai cara

atau alat. Apakah perpedaan antara jasa dan layanan? Jasa adalah produk yang

ditawarkan oleh provider dan consumer harus menyesuaikan diri dengan tawaran

itu. Sedangkan layanan adalah produk yang disediakan oleh provider; provider

harus menyesuaikan diri dengan kondisi atau tuntutan consumer. Layanan sebagai

cara atau alat pendukung produk itulah yang membuat barang, jasa-pasar, dan

jasa-publik menjadi sangat kompetitif, lebih-lebih di pasar bebas atau terbuka.

Jasa-publik dijual-beli juga, hanya saja mekanisme tidak ditentukan semata-mata

oleh kebijakan publik (Ndraha : 2003 :45).

Kemudian Ndraha (2003;64), mengemukakan pelayanan dalam

Kybernologi adalah pelayanan publik dan pelayanan civil dalam arti proses,

Page 20: bab - 1.3 edit

20

produk, dan outcome yang bersifat istimewa yang dibutuhkan oleh manusia dan

diproses sesuai dengan aspirasi manusia pula.

b. Pelayanan Publik

Pelayanan berkaitan erat dengan masyarakat. Sehingga pelayanan lebih

dikenal dengan istilah pelayanan publik. Publik berasal dari bahasa ingris Public

yang berarti masyarakat umum dan negara, kata publik dalam bahasa indonesia

diartikan sebagai umum, orang banyak, dan ramai. Pengertian publik menurut

Syafiie (2007;18), yaitu: “Sejumlah manusia yang memiliki kebersamaan berfikir,

perasaan, harapan, sikap dan tindakan yang benar dan baik berdasarkan nilai- nilai

norma yang mereka miliki”.

Pelayanan publik adalah salah satu fungsi pokok pemerintah dalam rangka

penyediaan jasa dan layanan kepada masyarakat, karena jasa dan layanan

merupakan produk tak terwujud yang memiliki nilai secara ekonomis yang

disediakan bagi masyarakat yang membutuhkannya, maka melalui

penyelenggaraan pelayanan diharapkan tercapai kesejahteraan dan keadilan yang

merata bagi masyarakat. Pelayanan publik menurut Sinambela (2011;5) adalah

pemenuhan keinginan dan kebutuhan masyarakat oleh penyelenggara negara.

Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63

Tahun 2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik,

menjelaskan bahwa Pelayanan Publik adalah segala kegiatan pelayanan yang

dilakukan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan

kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan

perundang-undangan. Selanjutnya hakekat pelayanan publik adalah pemberian

Page 21: bab - 1.3 edit

21

pelayanan prima kepada masyarakat yang merupakan perwujudan kewajiban

aparatur pemerintah sebagai abdi masyarakat. Sedangkan menurut Bab I Pasal 1

Ayat 1 UU No.25/2009, yang dimaksud pelayanan publik adalah kegiatan atau

rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan

peraturan perundang-undangan bagi setiap warga Negara dan penduduk atas

barang, jasa, dan / atau pelayanan administratif yang disediakan oleh

penyelanggara pelayanan publik.

Pelayanan publik atau pelayaan umum dapat didefinisikan sebagai bentuk

jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang pada

prinsipnya menjadi tanggungjawab dan dilaksanakan oleh instansi pemerintah di

pusat, didaerah, dan lingkungan Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha

Milik Daerah, dalam upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam

rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan (Ratminto dan Atik

Septi Winarsih, 2007:4-5).

Pelayanan umum adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau

sekelompok orang dengan landasan faktor materiel melalui system, prosedur dan

metode tertentu dalam rangka usaha memenuhi kepentingan orang lain sesuai

dengan haknya (Moenir, 2010 :26).

Memberikan pelayanan kepada masyarakat menurut Wasistiono (2003;41)

adalah tugas pokok pemerintah yang terpenting. Oleh sebab itu, organisasi

pemerintah sering pula disebut sebagai pelayan masyarakat (publik servant).

Sementara itu menurut Syafiie (2007;100), dari aktivitas pelayanan yang

diberikan pemerintah, yang diharapkan masyarakat dari pelayanan tersebut adalah

Page 22: bab - 1.3 edit

22

biaya relatif lebih rendah, waktu untuk mengerjakan harus lebih cepat dan mutu

yang diberikan harus relatif lebih bagus. Selanjutnya Sutopo (2003;27)

mengatakan bahwa hakekat pelayanan publik adalah pemberian pelayanan prima

kepada masyarakat yang merupakan perwujudan kewajiban aparatur pemerintah

sebagai abdi negara.

Permenpan nomor 36 tahun 2012 yang dimaksud Pelayanan Publik adalah

kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan

sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan

penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan

oleh penyelenggara pelayanan publik

Dari beberapa teori diatas maka dapat disimpulkan pelayanan publik

adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh para pejabat, penyelenggara

negara atau pemerintah mulai dari pemerintah pusat sampai kelurahan/desa, dalam

bentuk barang dan jasa, sifatnya langsung maupun tidak langsung sesuai dengan

peraturan perundang-undangan. Dengan demikian aparat pemerintah, baik pada

pemerintahan pusat, pemerintahan daerah, maupun pemerintahan desa sering

disebut aparatur pemerintah yang berada pada lingkungan eksekutif telah

memperoleh predikat “sebagai pelayan masyarakat”. Dalam pelayanan publik

pada umumnya pemerintah melakukan pengaturan terhadap pelayanan jasa dan

barang.

c. Prinsip Standar Pelayanan

PERMENPAN No. 36 Tahun 2012 dalam menyusun, menetapkan dan menerapkan standar pelayanan dilakukan dengan memperhatikan prinsip:

1. Sederhana. Standar Pelayanan yang mudah dimengerti,

Page 23: bab - 1.3 edit

23

mudah diikuti, mudah dilaksanakan, mudah diukur, dengan prosedur yang jelas dan biaya terjangkau bagi masyarakat maupun Penyelenggara.

2. Konsistensi. Dalam penyusunan dan penerapan standar pelayanan harus memperhatikan ketetapan dalam mentaati waktu, prosedur, persyaratan, dan penetapan biaya pelayanan yang terjangkau.

3. Partisipatif. Penyusunan Standar pelayanan dengan melibatkan masyarakat dan pihak terkait untuk membahas bersama dan mendapatkan keselarasan atas dasar komitmen atau hasil kesepakatan.

4. Akuntabel. Hal-hal yang diatur dalam standar pelayanan harus dapat dilaksanakan dan dipertanggungjawabkan secara konsisten kepada pihak yang berkepentingan.

5. Berkesinambungan. Standar pelayanan harus dapat berlaku sesuai perkembangan kebijakan dan kebutuhan peningkatan kualitas pelayanan.

6. Transparansi. harus dapat dengan mudah diakses dan diketahui oleh seluruh masyarakat.

7. Keadilan. Standar pelayanan harus menjamin bahwa pelayanan yang diberikan dapat menjangkau semua masyarakat yang berbeda status ekonomi, jarak lokasi geografis, dan perbedaan kapabilitas fisik dan mental.

Sedangkan pasal 34 UU No.25/2009 disebutkan bahwa pelaksana dalam

menyelenggarakan pelayanan publik harus berperilaku sebagai berikut:

a. Adil dan tidak diskriminatifb. Cermatc. Santun dan ramahd. Tegas, andal, dan tidak memberikan putusan yang berlarut-larute. Profesionalf. Tidak mempersulitg. Patuh pada perintah atasan yang sah dan wajarh. Menjunjung tinggi nilai-nilai akuntabilitas dan integritas institusi

penyelenggarai. Tidak membocarkan informasi atau dokumen yang wajib dirahasiakan

sesuai dengan peraturan perundang-undanganj. Terbuka dan mengambil langkah yang tepat untuk menghindari benturan

kepentingan

Page 24: bab - 1.3 edit

24

k. Tidak menyalahgunakan sarana dan prasarana serta fasilitas pelayaan publik

l. Tidak memberikan informasi yang salah atau menyesatkan dalam menanggapi permintaan informasi serta proaktif dalam memenuhi kepentiingan masyarakat

m. Tidak menyalahgunakan informasi, jabatan, dan / atau kewenangan yang dimiliki

n. Sesuai dengan kepantasan, dano. Tidak menyimpang dari prosedur

d. Standar Pelayanan

Standar Pelayanan menurut PERMENPAN Nomor 36 Tahun 2012

sekurang-kurangnya meliputi :

1. Dasar Hukum2. Persyaratan3. Sistem, mekanisme dan prosedur4. Jangka waktu penyelesaian5. Biaya/tariff6. Produk Pelayanan7. Sarana, prasarana, dan/atau fasilitas8. Kompetensi pelaksana9. Pengawasan internal

10. Penanganan pengaduan11. Jumlah Pelaksana12. Jaminan Pelayanan13. Jaminan Keamanan14. Evaluasi Kinerja Pelaksana

Selanjutnya untuk melengkapi standar pelayanan tersebut diatas,

ditambahkan materi muatan yang dikutip dari rancangan Undang-undang tentang

pelayanan publik, karena dianggap cukup realistis untuk menjadi materi muatan

Standar Pelayanan Publik, sehingga susunannya menjadi sebagai berikut :

a. Dasar hukum b. Persyaratan c. Prosedur pelayanand. Waktu penyelesaiane. Biaya pelayananf. Produk pelayanang. Sarana dan prasarana

Page 25: bab - 1.3 edit

25

h. Kompetensi petugas pelayanani. Pengawasan internj. Pengawasan externk. Penanganan pengaduan, saran dan masukanl. Jaminan pelayanan

e. Unsur-unsur Pelayanan Publik

Dalam proses kegiatan pelayanan publik terdapat beberapa faktor atau

unsur yang mendukung jalannya kegiatan. Menurut Moenir (2010;88), unsur-

unsur tersebut antara lain :

a. KesadaranAdanya kesadaran dapat membawa seseorang pemberi pelayanan memiliki keiklasan dan kesungguhan dalam menjalankan atau melaksananakan pelayanan

b. AturanAdanya aturan yang memadai yang menjadi landasan kerja dalam proses pelayanan sehingga kerja dapat terarah.

c. OrganisasiMaksud organisasi dalam pelayanan yaitu di dalam pelayanan publik perlu adanya sistem informasi , prosedur dan metode yang mendukung kelancaran dalam memberikan pelayanan

d. PendapatanApabila pendapatan yang diterima pegawai ternyata jauh dari mencukupi meskipun untuk kebutuhan minimum maka berakibat dalam melaksanakan pekerjaan diliputi rasa resah tidak tenang dan dapat menimbulkan penyimpangan.

e. Kemampuan-Keterampilanditekankan pada perilaku aparatur; dalam pelayanan publik aparatur pemerintah selaku personil pelayanan harus profesional, yaitu kemampuan teknis, kemampuan manusiawi dan kemampuan konsepsi.

f. Sarana PelayananDalam pelayanan publik diperlukan sarana kerja meliputi peralatan, perlengkapan dan alat bantu, serta fasilitas pelayanan publik.

f. Azas, Prinsip dan Standar Pelayanan Publik

Secara teoritis, tujuan pelayanan publik pada dasarnya adalah memuaskan

masyarakat. Untuk mencapai kepuasan itu dituntut kualitas pelayanan publik yang

Page 26: bab - 1.3 edit

26

profesional, kemudian Sinambela (2011;6) mengemukakan azas-azas dalam

pelayanan publik tercermin dari:

a. TransparansiBersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah dimengerti.

b. AkuntabilitasDapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.

c. KondisionalSesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima pelayanan dengan tetap berpegang pada prinsip efisiensi dan efektivitas.

d. PartisipatifMendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan masyarakat.

e. Kesamaan HakTidak diskriminatif dalam arti tidak membedakan suku, agama, ras, golongan, gender dan status ekonomi.

f. Keseimbangan Hak dan kewajibanPemberi dan penerima pelayanan publik harus memenuhi hak dan kewajiban masing- masing pihak.

B. Kerangka Pikir

Adanya kerangka pikir mengenai penelitian analisis pelaksanaan

pelayanan publik kepada masyarakat ini adalah dapat dilihat pada tabel dibawah

ini :

Tabel II.1 : Kerangka Pikir Tentang Analisis Pelaksanaan Pelayanan

Publik Kecamatan Kuantan Hilir Kabupaten Kuantan Singingi

Kantor CAMATKuantan Hilir

Pengurusan Kartu Keluarga

Permenpan No 36 Tahun 20121. Sederhana. 2. Partisipatif3. Akuntabel4. Keadilan5. Transparansi

Pelayanan Publik

Page 27: bab - 1.3 edit

27

C. Konsep Operasional

Untuk menghilangkan serta menghindari kesalahpahaman penafsiran

beberapa konsep atau istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka dijelaskan

dalam konsep operasional sebagai berikut:

1) Kecamatan adalah wilayah kerja camat sebagai perangkat daerah

kabupaten/kota (PP. 19 tahun 2008). Kedudukan kecamatan merupakan

perangkat daerah kabupaten/kota sebagai pelaksana teknis kewilayahan

yang mempunyai wilayah kerja tertentu dan dipimpin oleh camat.

2) Camat merupakan pemimpin kecamatan sebagai perangkat daerah

kabupaten atau kota. Camat berkedudukan sebagai koordinator

penyelenggaraan pemerintahan di wilayah kecamatan, berada di bawah

dan bertanggung jawab kepada bupati melalui sekretaris daerah kabupaten

atau kota. Camat diangkat oleh bupati atau wali kota atas usul sekretaris

Cukup Baik

Kepuaasan Masyarakat

Tidak Baik

Baik

Page 28: bab - 1.3 edit

28

daerah kabupaten atau kota terhadap Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi

syarat.

3) Pelayanan adalah tindakan atau perbuatan yang dapat di tawarkan oleh

satu pihak kepada pihak lain dan bersifat tidak kasat mata (intangible)

serta tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu.

4) Pelayanan Publik adalah segala kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh

penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan

penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

Adapun indikator yang di operasionalkan dalam penelitian ini adalah :

1. Sederhana.

Standar Pelayanan yang mudah dimengerti, mudah diikuti, mudah dilaksanakan, mudah diukur, dengan prosedur yang jelas dan biaya terjangkau bagi masyarakat maupun Penyelenggara.

2. Partisipatif.

Penyusunan Standar pelayanan dengan melibatkan masyarakat dan pihak terkait untuk membahas bersama dan mendapatkan keselarasan atas dasar komitmen atau hasil kesepakatan.

3. Akuntabel.

Hal-hal yang diatur dalam standar pelayanan harus dapat dilaksanakan dan dipertanggungjawabkan secara konsisten kepada pihak yang berkepentingan.

4. Transparansi.

Harus dapat dengan mudah diakses dan diketahui oleh seluruh masyarakat.

5. Keadilan.

Page 29: bab - 1.3 edit

29

Standar pelayanan harus menjamin bahwa pelayanan yang diberikan dapat menjangkau semua masyarakat yang berbeda status ekonomi, jarak lokasi geografis, dan perbedaan kapabilitas fisik dan mental.

D. Operasionalisasi Variabel

Variabel yang akan dianalisis dalam penelitian di operasionalkan sebagai berikut :

Tabel.III.1

KonsepVariabel penelitian

Indikator Item Skala

1 2 3 4 5

Pelayanan publik adalah

Pelaksanaan Pelayanan Publik

1.Kesederhanaan a. Persyaratan pengurusan kartu keluarga

b. Mudah dipahamic. Cepat, tepat tidak

berbelit-belitd. Biaya cetak kartu

keluarga

Ordinal

2.Partisipatif a. Berusaha mengetahui keinginan

Ordinal

Page 30: bab - 1.3 edit

30

masyarakatb. Menyelesaikan

keluhan pemohon dalam pelaksanaan pelayanan

3.Akuntabel a. Produk Pelayanan

b. Profesionalitasc. Waktu

Ordinal

4.Transfaransi a. Informasi yang terbuka

b. Mudah diakses

Ordinal

5.Keadilan a. Pelayanan yang merata

b. Tidak ada perbedaan kasta / status sosial

Ordinal

E. Teknik Pengukuran

Untuk mempermudah menganalisa data dalam rangka menjawab tujuan

dari penelitian ini, maka perlu ditetapkan pengukuran baik untuk variabel maupun

indikator variabel. Penilaian terhadap pelaksanaan variabel atau indikator variabel

dibagi dalam tiga tingkatan atau kategori, yaitu baik, Cukup baik dan Tidak baik.

Uraian dari masing-masing pengukuran tersebut adalah sebagai berikut:

Baik : Jika hasil penelitian menunjukkan tanggapan responden

terhadap semua indikator penelitian dengan jumlah

responden yang menjawab baik berada pada persentase

67%.

Cukup Baik : Jika hasil penelitian menunjukkan tanggapan responden

terhadap semua indikator penelitian dengan jumlah

Page 31: bab - 1.3 edit

31

responden yang menjawab baik berada pada persentase

34% s/d 66%.

Tidak Baik : Jika hasil penelitian menunjukkan tanggapan responden

terhadap semua indikator penelitian dengan jumlah

responden yang menjawab baik berada pada persentase

33%.

Untuk mengukur sub indikator penelitian, pengukuran dibagi dalam tiga

tingkatan atau kategori, yaitu Baik, Cukup Baik dan Tidak Baik. Maka penulis

uraikan sebagai berikut:

1. Indikator Sederhana

Baik : Jika hasil penelitian menunjukkan tanggapan responden

terhadap indikator Sederhana dengan jumlah responden

yang menjawab baik berada pada persentase 67%.

Cukup Baik : Jika hasil penelitian menunjukkan tanggapan responden

terhadap indikator Sederhana dengan jumlah responden

yang menjawab baik berada pada persentase 34% s/d

66%.

Tidak Baik : Jika hasil penelitian menunjukkan tanggapan responden

terhadap indikator Sederhana dengan jumlah responden

yang menjawab baik berada pada persentase 33%.

2. Indikator Partisipatif

Page 32: bab - 1.3 edit

32

Baik : Jika hasil penelitian menunjukkan tanggapan responden

terhadap indikator Partisipatif dengan jumlah responden

yang menjawab baik berada pada persentase 67%.

Cukup Baik : Jika hasil penelitian menunjukkan tanggapan responden

terhadap indikator Partisipatif dengan jumlah responden

yang menjawab baik berada pada persentase 34% s/d

66%.

Tidak Baik : Jika hasil penelitian menunjukkan tanggapan responden

terhadap indikator Partisipatif dengan jumlah responden

yang menjawab baik berada pada persentase 33%.

3. Indikator Akuntabel

Baik : Jika hasil penelitian menunjukkan tanggapan responden

terhadap indikator Akuntabel dengan jumlah responden

yang menjawab baik berada pada persentase 67%.

Cukup Baik : Jika hasil penelitian menunjukkan tanggapan responden

terhadap indikator Akuntabel dengan jumlah responden

yang menjawab baik berada pada persentase 34% s/d

66%.

Tidak Baik : Jika hasil penelitian menunjukkan tanggapan responden

terhadap indikator Akuntabel dengan jumlah responden

yang menjawab baik berada pada persentase 33%.

4. Indikator Transparansi

Page 33: bab - 1.3 edit

33

Baik : Jika hasil penelitian menunjukkan tanggapan responden

terhadap indikator Transparansi dengan jumlah

responden yang menjawab baik berada pada persentase

67%.

Cukup Baik : Jika hasil penelitian menunjukkan tanggapan responden

terhadap indikator Transparansi berada dengan jumlah

responden yang menjawab baik berada pada persentase

34% s/d 66%.

Tidak Baik : Jika hasil penelitian menunjukkan tanggapan responden

terhadap indikator Transparansi dengan jumlah

responden yang menjawab baik berada pada persentase

33%.

5. Indikator Keadilan

Baik : Jika hasil penelitian menunjukkan tanggapan responden

terhadap indikator Keadilan dengan jumlah responden

yang menjawab baik berada pada persentase 67%.

Cukup Baik : Jika hasil penelitian menunjukkan tanggapan responden

terhadap indikator Keadilan berada dengan jumlah

responden yang menjawab baik berada pada persentase

34% s/d 66%.

Tidak Baik : Jika hasil penelitian menunjukkan tanggapan responden

terhadap indikator Keadilan dengan jumlah responden

yang menjawab baik berada pada persentase 33%.

Page 34: bab - 1.3 edit

34

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Data yang diperoleh dilapangan dianalisis dalam bentuk Deskriptif

Kuantitatif, Penelitian deskriptif adalah mengambarkan keadaan yang sebenarnya

tentang apa yang terjadi dilokasi penelitian melalui pengumpulan,

mengidentifikasikan serta menganalisa data sehingga memperoleh suatu jawaban

atas permasalahan yang dirumuskan.

Page 35: bab - 1.3 edit

35

Menurut Kountur (2005:105) bahwa penelitian deskriptif adalah jenis

penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejelas

mungkin tanpa ada perlakuan terhadap objek yang diteliti.

B. Lokasi Penelitian

Sesuai dengan judul penelitian, maka penelitian ini akan dilaksanakan

Dikantor Camat Kecamatan Kuantan Hilir Kabupaten Kuantan Singingi.

Pemilihan kecamatan ini dikarenakan tempat dan lokasi yang padat penduduk

terdiri dari 14 Desa dan 2 Kelurahan dari jumlah penduduk yang begitu besar

dapat membuat pelayanan kepada masyarakat berjalan kurang optimal. Oleh

karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana Pelaksanaan

Pelayanan Publik Dikantor Camat Kuantan Hilir.

C. Populasi dan sampel

Menurut Sugiyono (2012;80-81), “Populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas subyek/objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tetentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut”.

Jumlah pegawai yang ada di Kantor Camat Kuantan Hilir Kabupaten

Kuantan Singingi laki-laki 13 orang dan perempuan 17 orang, jadi jumlah

pegawai 30 orang yang terdiri dari kelompok kerja :

a. Sekretariat, membawahkan :

1. Sub Bagian Program;2. Sub Bagian Umum;3. Sub Bagian Keuangan.

34

Page 36: bab - 1.3 edit

36

b. Seksi Pemerintahan.

c. Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan Desa.

d. Seksi Ketenteraman dan Ketertiban Umum.

e. Kelompok Jabatan Fungsional.

Karena peneliti hanya fokus kepada satu pelayanan dikantor camat

Kuantan Hilir Kabupaten Kuantan Singingi yaitu Pelayanan Kartu Keluarga (KK)

yang berada pada uraian tugas Seksi Pemerintahan maka yang menjadi populasi

dalam penelitian ini adalah Kepala Seksi dan 4 orang Pegawai, dan Sekcam

Kantor Camat Kuantan Hilir Kabupaten Kuantan Singingi sedangkan key

informan adalah Camat. Untuk lebih jelasnya pengambilan populasi dan sampel

untuk pegawai Kantor Camat bisa dilihat dalam tabel berikut

Tabel IV.1. Jumlah Populasi dan Sampel Pegawai dan Masyarakat Dikantor Camat Kuantan Hilir Kabupaten Kuantan Singingi

No Jenis Populasi Populasi Sampel Presentase

1 Sekretaris camat 1 1 100%

2 Kepala Seksi Pemerintahan, 1 1 100%

3 Pegawai Seksi Pemerintahan, 4 4 100%

4Masyarakat yang telah mengurus Kartu Keluarga

527 32 6%

Jumlah 533 38

Sumber : Kantor Camat Kuantan Hilir 2014

D. Teknik Penarikan Sampel

Page 37: bab - 1.3 edit

37

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik penarikan sampel :

1. Teknik Sensus untuk pegawai yang terkait dengan pelayanan publik yang

berada pada Kantor Camat Kuantan Hilir Kabupaten Kuantan Singingi dengan

alasan jumlah yang sedikit dimana seluruh populasi dijadikan sampel,

2. Sedangkan untuk masyarakat digunakan teknik Purposive Sampling yaitu

teknik penarikan sampel dengan memilih orang-orang tertentu untuk dijadikan

sampel yang dianggap lebih mengetahui masalah yang diteliti dengan

pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2012;85), maka penulis mengambil populasi

32 Masyarakat Kuantan Hilir Kabupaten Kuantan Singingi yang dijadikan

responden karena dianggap telah merasakan bagaimana pelaksanaan

pelayanan dikantor tersebut.

E. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa data primer dan

data sekunder :

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari hasil

wawancara dan hasil penelitian lapangan, yaitu data yang diperoleh dari hasil

wawancara dan hasil observasi yang berkaitan dengan masalah penelitian

mengenai pelaksanaan pelayanan Publik Kantor Camat Kuantan Hilir

Kabupaten Kuantan Singingi.

2. Data Sekunder

Page 38: bab - 1.3 edit

38

Pengumpulan data jenis ini dilakukan dengan menelusuri berbagai

sumber yang berhubungan dengan yang diteliti berupa buku-buku, jurnal-

jurnal, majalah, artikel serta literatur-literatur yang berkaitan dengan

penelitian.

F. Teknik pengumpulan data

Untuk menghimpun data yang diperlukan maka dipergunakan teknik

pengumpulan data sebagai berikut :

1) Observasi

Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara pengamatan langsung oleh

penulis sehingga dapat ditemukan fenomena atau gejala-gejala yang ada

dilapangan yang menjadi obyek penelitian penulis untuk mengetahui

pelaksanaan pelayanan publik yang diberikan oleh pegawai kantor camat

kuantan hilir kabupaten kuantan singing.

2) Kuisioner

Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk mendapat jawaban atau tanggapan dan informasi yang

diperlukan oleh peneliti (Sugiyono, 2012;142). Dalam penelitian ini daftar

pertanyaan dan pernyataan yang disusun berkaitan dengan variabel

penelitian. Penyebaran kuesioner dilakukan dengan cara penulis

mendatangi Kantor Camat Kuantan Hilir kemudian meminta kepada

masyarakat yang cocok dijadikan responden penelitian dalam hal ini

masyarakat yang melakukan pengambilan dokumen kependudukan yang

Page 39: bab - 1.3 edit

39

telah selesai di Kantor Camat untuk mengisi kuesioner penelitian dengan

sebelumnya penulis menjelaskan bahwa kuesioner tersebut hanya untuk

kepentingan penelitian, hal tersebut penulis lakukan sampai semua data

terkumpul dan telah memenuhi jumlah sampel yang ditentukan.

3) Wawancara

Yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan wawancara secara

langsung dengan responden penelitian terhadap pelaksanaan pelayanan

pegawai kantor camat, di kantor camat kuantan hilir kabupaten kuantan

singingi.

4) Dokumentasi

Yaitu pengumpulan data yang dilakukan sesuai dengan masalah penelitian,

dengan melakukan pengumpulan dokumentasi-dokumentasi yang ada dan

pengambilan di saat penelitian.

G. Teknik Analisis data

Setelah seluruh data diperlukan terkumpul, data tersebut kemudian

dikelompokkan dan ditabulasikan menurut jenis dan macam-macam data serta

ditambahkan dengan keterangan-keterangan secara deskirptif yang sifatnya

mendukung dalam menjalaskan hasil penelitian, untuk itu teknik dianalisis secara

kualitatif.

H. Jadwal Kegiatan Penelitian

Jadwal waktu kegiatan penelitian disusun berdasarkan tabel berikut:

Tabel V.2 Jadwal Kegiatan Penelitian Tentang Pelaksanaan Pelayanan Publik di Kantor Camat Kuantan Hilir Kabupaten Kuantan Singingi

No Jenis Kegiatan Bulan dan Minggu 2014/2015Desember Januari Februari Maret April Mei

Page 40: bab - 1.3 edit

40

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 41. Persiapan dan

Penyusunan UP

2. Seminar UP 3. Revisi UP 4. Revisi Kuisioner 5. Rekomendasi Survay 6. Survay Lapangan 7. Analisis Data 8. Penyusunan Laporan

Hasil Penelitian (Skripsi)

9. Konsultasi Revisi Skripsi

10. Ujian Konferehensif Skripsi

11. Revisi Skripsi 12. Penggandaan Skripsi

DAFTAR KEPUSTAKAAN

A. Buku-buku

Budiarjo, Miriam. 2008. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama.

Dunn, William N. 2003. Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Hasibuan, Malayu. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta, Bumi Aksara.

Ibrahim, Amin. 2008. Teori dan Konsep Pelayanan Publik serta Implementasinya. Bandung, CV. Mandar Maju.

Kansil, CST. 2003. Sistem Pemerintahan Indonesia. Jakarta, Rineka Cipta

Kountur, Ronny,2005. Metode Penelitian, Jakarta, Truna Grafica.

Page 41: bab - 1.3 edit

41

Moenir, H.A.S. 2014. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta, PT. Bumi Aksara.

Ndraha, Taliziduhu. 2003. Kybernology (Ilmu Pemerintahan Baru). Jakarta, Rineka Cipta.

. 2005. Kybernologi Beberapa Konstruksi Utama. Tangerang Banten, Sirao Credentia Center.

Nugroho D, Riant. 2004. Kebijakan Publik Formulasi, Implementasi dan Evaluasi. Jakarta , PT.Gramedia.

Hardiyansyah , 2011.Kualitas Pelayanan Publik. Yogyakarta, Gava Media

Ratminto dan Atik. 2013. Manajemen Pelayanan. Yogyakarta, Pustaka Pelajar.

Sarwoto. 1999. Dasar-Dasar Organisasi dan Manajemen. Jakarta, Ghalia Indonesia.

Sedarmayanti. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta, Mandar Maju.

Sinambela, Lijan poltak, dkk. 2011. Reformasi Pelayanan Publik. Jakarta, PT. Bumi Aksara.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung, CV. Alfabeta.

Syafiie, Inu Kencana, 2007. Ilmu Pemerintahan Edisi Revisi. Bandung, PT. Mandar Maju.

. 2009. Pengantar Ilmu Pemerintahan. Bandung, PT. Refika Aditama.

Wasistiono, Sadu. 2003. Kapita Selekta Penyelenggaraan Pemerintah Daerah. Bandung, Fokusmedia.

Winarno, Budi. 2005. Teori dan Proses Kebijakan Publik. Yogyakarta: Media Pressindo

B. Dokumen:

Undang-undang Republik Indonesia, Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah.

Undang-undang Republik Indonesia, Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik.

40

Page 42: bab - 1.3 edit

42

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, Nomor 19 Tahun 2008 Tentang Kecamatan.

Permendagri Nomor 4 Tahun 2010 Tentang Pedoman Palayaanan Administrasi Terpadu Kecamatan

Perpres Nomor 25 Tahun 2008 Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan Pencacatan Sipil.

Peraturan Bupati Kuantan Singingi No 11 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan ( Paten)