bab ii edit

54
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Teori 2.1.1 Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan “what” (Notoatmodjo, 2012). Pengetahuan juga merupakan hasil “tahu“ dan ini terjadi setelah orang melakukan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). Karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang di dasari 6

Upload: harus-yakin

Post on 20-Jan-2016

47 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

I LIKE IT

TRANSCRIPT

Page 1: BAB  II edit

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Teori

2.1.1 Pengetahuan

1. Pengertian

Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia,

yang sekedar menjawab pertanyaan “what” (Notoatmodjo, 2012).

Pengetahuan juga merupakan hasil “tahu“ dan ini terjadi setelah

orang melakukan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi

melalui panca indra yakni indra penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia

diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif

merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang (overt behavior). Karena dari pengalaman dan

penelitian ternyata perilaku yang di dasari oleh pengetahuan akan

lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh

pengetahuan.

2. Tingkatan Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010), pengatahuan yang tercakup

dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan.

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat

6

Page 2: BAB  II edit

ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari

seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah

diterima.

Oleh karena itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan

yang paling rendah. Kata kerja yang mengukur bahwa orang

tahu tentang apa yang dipelajari antara lain : menyebutkan,

menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, menunjukkan,

memberi nama, menggaris bawahi, memilih dan memberikan

definisi.

b. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan

dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

c. Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau

kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan

sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus,

metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang

lain.

7

Page 3: BAB  II edit

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan

materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi

masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih ada

kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungakan bagian-bagian di dalam suatu

bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis suatu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-

formulasi yang ada.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk

melakukan justifikasi atau penilaian terhadap materi/obyek.

Penilaian tersebut berdasarkan kriteria sendiri atau kriteria yang

sudah ada.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut

Notoadmojo (2012) antara lain:

a. Umur Ibu

Umur merupakan salah satu variabel dari model

demografi yang digunakan sebagai ukuran mutlak atau indikator

psikologis yang berbeda, umur ibu mempengaruhi bagaimana

8

Page 4: BAB  II edit

ibu hamil mengambil keputusan dalam pemeliharaan kesehatan.

Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan

seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Pada

umumnya semakin tinggi usia seseorang, maka semakin tinggi

pula tingkat pengetahuan yang dimilikinya tentang Antenatal

care. Seiring dengan bertambah usia, maka tingkat pengetahua

yang dimilikinya akan semakin bertambah. Namun pada usia

tertentu yaitu usia >35 tahun, daya tangkap dan pola pikirnya

sudah mulai berkurang sehingga tingkat pengetahuannya pun

semakin rendah.

Umur sangat berpengaruh terhadap kehamilan karena

diharapkan organ reproduksi sudah siap dan matang dalam

menghadapi kehamilan (Notoatmodjo, 2010). Dalam kurun

reproduksi sehat dikenal usia aman untuk kehamilan dan

persalinan adalah 20-35 tahun. Umur ibu hamil < 20 tahun dan

>35 tahun merupakan umur beresiko untuk mengalami

komplikasi kehamilan dan persalinan (Wiknjosastro, 2007).

Usia < 20 tahun dianggap masih berbahaya untuk hamil

dan melahirkan karena organ-organ reproduksinya masih muda

dan belum kuat sekali. Secara fisik, mental dan psikologis

dianggap masih belum cukup dan dewasa untuk menghadapi

kehamilan dan persalinan. Dalam pengambilan keputusan masih

tergantung karena pada umur tersebut merupakan usia remaja,

9

Page 5: BAB  II edit

suatu usia yang kurang tepat dalam pengambilan keputusan

karena kurang dalam pengalaman termasuk pengalaman hamil.

Kesiapan fisik wanita untuk hamil ditentukan oleh 3 hal

yaitu kesiapan fisik, kesiapan mental dan kesiapan sossial

ekonomi. Secara fisik dikatakan siap hamil apabila telah

menyelesaikan pertumbuhan terutama organ reproduksi.

Menurut Wiknjosastro (2007), kematangan ini baru dapat

dicapai pada usia sekitar 20 tahun. Umur > 30 tahun dianggap

sudah bahaya, sebab secara fisik sudah mulai menurun apalagi

kalau jumlah kelahiran sebelumnya sudah cukup banyak. Usia >

35 tahun dianggap berbahaya untuk hamil dan melahirkan

karena baik alat reproduksi maupun fisik ibu sudah jauh

menurun. Umur ibu hamil dapat mempengaruhi pengetahuan

ibu tentang tanda bahaya pada kehamilan, karena semakin tua

umur ibu maka pengalaman yang ibu dapat makin banyak

sehingga pengetahuannya pun bertambah

b. Pendidikan

Menurut UU RI No 2 (2008), pendidikan merupakan

usaha secara sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui

kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi perannya

pada masa yang akan datang.

Menurut (Kamus Besar Bahasa Indonesia 2009)

pendidikan adalah proses perubahan sikap dan tata laku

10

Page 6: BAB  II edit

seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan

manusia melalui upaya pengajaran dan latihan.

Menurut Chaniago (2006), tingkat pendidikan seseorang

dapat mendukung atau mempengaruhi tingkat pengetahuan,

yaitu semakin tinggi pendidikan maka semakin tinggi

pengetahuan seseorang karena pendidikan yang tinggi

mempermudah ibu menerima informasi baru sehingga tidak

akan acuh terhadap informasi kesehatan, sedangkan semakin

rendah pendidikan maka pengetahuan pun sangat terbatas

sehingga akan acuh terhadap program kesehatan yang ada.

c. Paritas

Menurut Kamus Bahasa Indonesia (2009) paritas adalah

keadaan wanita berkaitan dengan jumlah anak yang dilahirkan.

Semakin banyak paritas semakin banyak pula pengalaman dan

pengetahuannya sehingga mampu memberikan hasil yang lebih

baik dan suatu pengalaman masa lalu mempengaruhi belajar.

Ibu dengan paritas tinggi lebih sering kontak dengan

petugas kesehatan dan lebih banyak informasi kesehatan yang

didapat sehingga pengetahuan ibupun makin bertambah.

d. Pekerjaan

Menurut Helen Varney (2006), pekerjaan merupakan

simbol status seseorang dimasyarakat. Pekerjaan jembatan untuk

memperoleh uang dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup

11

Page 7: BAB  II edit

dan untuk mendapatkan tempat pelayanan kesehatan yang

diinginkan. Banyak anggapan bahwa status pekerjaan seseorang

yang tinggi, maka boleh mempunyai anak banyak karena

mampu dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Menurut Notoatmodjo (2010), pekerjaan adalah aktifitas

yang dilakukan sehari-hari dimana seluruh bidang pekerjaan

umumnya diperlukan adanya hubungan sosial dan hubungan

dengan orang baik, setiap orang harus dapat bergaul dengan

orang lain, setiap orang harus bergaul dengan teman sejawat

maupun berhubungan dengan atasan. Pekerjaan dapat

menggambarkan tingkat kehidupan seseorang karena dapat

mempengaruhi sebagian aspek kehidupan seseorang termasuk

pemeliharaan kesehatan.

e. Pengalaman

Pengalaman juga merupakan sumber pengatahuan atau

suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Hal ini

dilakukan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang

diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi masa

lalu.

f. Penyuluhan

Meningkatkan pengetahuan masyarakat juga dapat

melalui metode penyuluhan, dengan pengetahuan bertambah

seseorang akan merubah perilakunya.

12

Page 8: BAB  II edit

g. Media Massa

Dengan majunya teknologi akan tersedia pula bermacam-

macam media massa yang dapat mempengaruhi masyarakat

tentang inovasi baru.

h. Sosial Budaya

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang tanpa melalui

penalaran, apakah yang dilakukan baik atau buruk, dengan

demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun

tidak melakukan.

i. Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010), ada 2 pokok cara memperoleh

pengetahuan yaitu :

1) Empiris

Yaitu pengetahuan yang disusun berdasarkan pada

pengalaman, paham yang dikembangkan disebut Empiris. Bagi

kaum rasionalis berpendapat pengetahuan manusia diperoleh

melalui penalaran rasional yang abstrak, namun diperoleh

melalui pengalaman yang kongkrit.

2) Rasionalisme

Yaitu suatu cara yang didasarkan pada suatu rasio.

Padanganya menyatakan rasio merupakan sumber dan pangkal

dari segala pengertian hanya rasio sajalah yang dapat membawa

13

Page 9: BAB  II edit

orang kepada kebenaran dan dapat memberi petunjuk dalam

segala jalan pikiran

j. Kriteria pengetahuan

Menurut Arikunto (2010), pengetahuan dapat dikriteriakan

menjadi prosentase yang ditafsirkan ke kalimat yang bersifat

kuantitatif dikatakan baik 76% - 100%, cukup baik jika skor 56% -

75%, kurang baik jika skor 40% - 55%

2.1.2 Kehamilan

1. Pengertian

Menurut Cunningham (2006), kehamilan adalah suatu keadaan

dimana janin dikandung di dalam tubuh wanita, yang sebelumnya

diawali dengan proses pembuahan dan kemudian akan diakhiri

dengan proses persalinan.

Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis, akan tetapi

pentingnya diagnosis kehamilan tidak dapat diabaikan.

(Prawirohardjo, 2008)

Kehamilan ialah Pertumbuhan dan perkembangan janin

intrauterin mulai sejak konsepsi sampai permulaan persalinan

(Manuaba, 2011).

2. Tanda-Tanda Kehamilan

Menurut Prawirohardjo (2008) tanda-tanda kehamilan dibagi

menjadi 3 bagian yaitu :

14

Page 10: BAB  II edit

a. Tanda presumtif / tanda tidak pasti)

Tanda presumtif / tanda tidak pasti kehamilan adalah

perubahan-perubahan yang dirasakan oleh ibu (subjektif) yang

timbul selama kehamilan.

Yang termasuk tanda tidak pasti kehamilan sebagai berikut:

1) Amenorea (tidak dapat haid)

HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir) penting diketahui

supaya dapat menentukan usia kehamilan dan tafsiran

tanggal persalinan. Kadang-kadang amenorea disebabkan

oleh hal-hal lain diantaranya penyakit berat seperti TBC,

anemia, atau pengaruh psikis misalnya perubahan

lingkungan, sering timbul amenorea pada wanita.

2) Nausea (enek) dan emesis (muntah)

Umumnya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan

sampai akhir triwulan pertama. Sering terjadi pada pagi hari

(morning sickness) disertai kadang-kadang oleh muntah.

3) Mengidam (menginginkan makanan atau minuman tertentu)

Terjadi pada bulan-bulan pertama dan menghilang

dengan makin tuanya kehamilan.

4) Payudara menjadi tegang dan membesar

Disebabkan oleh pengaruh estrogen dan progesteron

yang merangsang duktus dan alveoli pada payudara,

sehingga glandula montglomery tampak lebih jelas.

15

Page 11: BAB  II edit

5) Anoreksia (tidak ada nafsu makan)

Terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan, tapi setelah

itu nafsu makan akan timbul lagi.

6) Sering kencing

Terjadi karena kandung kemih pada bulan-bulan pertama

kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada

trimester kedua umumnya keluhan ini hilang karena uterus

yang membesar keluar dari rongga panggul. Pada akhir

trimester gejala bias timbul kembali karena janin mulai

masuk ke rongga panggul dan menekan kembali kandung

kemih.

7) Obstipasi

Terjadi karena tonus otot menurun yang disebabkan oleh

pengaruh hormon steroid.

8) Pigmentasi kulit

Terjadi pada kehamilan 12 minggu keatas. Pada pipi,

hidung, dan dahi kadang-kadang tampak deposit pigmen

yang berlebihan, yang dikenal sebagai cloasma gravidarum

topeng kehamilan), areola mammae juga menjadi lebih

hitam karena didapatkan deposit pigmen yang berlebihan,

daerah leher menjadi lebih hitam dan linea alba, hal ini

terjadi karena pengaruh hormon kortiko steroid plasenta

yang merangsang melanofor dan kulit.

16

Page 12: BAB  II edit

9) Epulis

Suatu hipertrofi papilla ginggivae, sering terjadi pada

triwulan pertama.

10) Varises (penekanan vena-vena)

Biasanya dijumpai pada daerah-daerah genetalia

eksterna, fossa poplitea, kaki dan betis.

b. Tanda mungkin kehamilan

Tanda mungkin kehamilan adalah perubahan-perubahan

yang diobservasi oleh pemeriksa (bersifat obyektif), namun

berupa dengan kehamilan saja. Yang termasuk tanda

kemungkinan hamil yaitu:

1) Uterus Membesar

Terjadi perubahan bentuk, besar, dan konsistensi rahim.

Pada pemeriksaan dalam dapat diraba bahwa uterus

membesar dan semakin lama bentuknya semakin bundar.

2) Tanda Hegar

Uterus segmen bawah lebih lunak daripada bagian yang

lain

3) Tanda Chadwick

Perubahan warna pada servix dan vagina menjadi

kebiru-biruan. Hal ini disebabkan oleh pengaruh hormon

estrogen.

17

Page 13: BAB  II edit

4) Tanda Piscaseck

Uterus mengalami pembesaran, kadang-kadang

pembesaran tidak rata tetapi didaerah telur bernidasi lebih

cepat tumbuhnya. Hal ini menyebabkan uterus membesar ke

salah satu jurusan hingga menonjol jelas ke jurusan

pembesaran tersebut.

5) Tanda Braxton Hicks

Uterus mudah berkontraksi jika dirangsang. Tanda ini

khas untuk uterus dalam masa kehamilan.

6) Goodell sign

Di luar kehamilan konsistensi serviks keras, kerasnya

seperti kita merasa ujung hidung, dalam kehamilan serviks

menjadi lunak pada perabaan selunak vivir atau ujung bawah

daun telinga.

7) Reaksi kehamilan positif

Cara khas yang di pakai dengan menentukan adanya

human chorionic gonadotropin pada kehamilan muda adalah

air kencing pertama pada pagi hari. Dengan tes ini dapat

membantu menentukan diagnose kehamilan sedini mungkin.

c. Tanda pasti kehamilan

Tanda pasti kehamilan adalah tanda-tanda objektif yang di

dapatkan oleh pemeriksa yang dapat digunakan untuk

menegakkan diagnose pada kehamilan.

Yang termasuk tanda pasti kehamilan yaitu :

18

Page 14: BAB  II edit

1) Terasa gerakan janin

Gerakan janin pada primigravida dapat dirasakan oleh

ibu pada kehamilan 18 minggu, sedangkan pada

multigravida pada kehamilan 16 minggu.

2) Teraba bagian-bagian janin

Bagian-bagian janin secara objektif dapat diketahui

oleh pemeriksa dengan cara palpasi menurut Leopold pada

akhir trimester kedua.

3) Terdengar denyut jantung janin

Denyut Jantung Janin (DJJ) dapat dideteksi dengan

fetoskop atau doptone. Pada awal kehamilan, denyut jantung

janin dapat diidentifikasi dengan menggunakan transvaginal

ultrasound pada kehamilan 6 minggu. Sedangkan dengan

USG transabdominal dapat dideteksi mulai usia kehamilan 8

minggu. Denyut jantung janin juga terdengar pada usia

kehamilan 10 – 12 minggu dengan menggunakan doptone.

4) Terlihat kerangka janin pada pemeriksaan sinar rontgen

Pemeriksaan dengan rontgen khususnya pada

kehamilan muda akan berpengaruh terhadap janin sehingga

pemeriksaan rontgen ini dianjurkan setelah kehamilan lebih

dari 18 minggu (bulan ke-4). selain itu kerangka janin pada

kehamilan muda, belum nampak. Tetapi saat ini

pemeriksaan dengan rontgen untuk menentukan tanda pasti

19

Page 15: BAB  II edit

kehamilan jarang dilakukan, sebagai gantinya penggunaan

USG semakin banyak digunakan karena relative lebih aman

jika dibandingkan dengan penggunaan rontgen. Dengan

menggunakan USG, kantung kehamilan dapat dilihat pada

kehamilan 5 minggu.

2.1.3 Antenatal Care

1. Pengertian

ANC adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk

memeriksa keadaan ibu hamil secara berkala yang diikuti dengan

upaya koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan (Depkes. RI,

2008).

Pelayanan Antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga

kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya dilaksanakan sesuai

dengan standar playanan antenatal yang ditetapkan dalam Standar

Playanan Kebidanan (SPK) (Karwati, 2011)

2. Tujuan ANC

a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan

ibu dan tumbuh kembang bayi.

b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental,

dan sosial ibu dan janin.

c. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi

yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit

secara umum.

20

Page 16: BAB  II edit

d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan

selamat ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal

mungkin.

e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan

pemberian ASI eksklusif.

f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima

kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara optimal.

3. Manfaat Antenatal Care Bagi Ibu Hamil

Antenatal Care merupakan perawatan atau asuhan yang

diberikan kepada ibu hamil sebelum kelahiran, yang berguna untuk

memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu hamil maupun

bayinya dengan jalan menegakkan hubungan kepercayaan dengan

ibu, mendeteksi komplikasi yang dapat mengancam jiwa,

mempersiapkan kelahiran dan memberikan pendidikan kesehatan.

4. Dampak Tidak Melakukan ANC

Dampak yang ditimbulkan jika tidak melakukan ANC antara

lain :

a. Ibu hamil akan kurang mendapat informasi tentang cara

perawatan kehamilan yang benar.

b. Tidak terdeteksinya tanda bahaya kehamilan secara dini

c. Tidak terdeteksinya anemia kehamilan yang dapat menyebabkan

perdarahan saat persalinan.

21

Page 17: BAB  II edit

d. Tidak terdeteksinya tanda penyulit persalinan sejak awal seperti

kelainan bentuk panggul atau kelainan pada tulang belakang,

atau kehamilan ganda.

e. Tidak terdeteksinya penyakit penyerta dan komplikasi selama

kehamilan seperti pre eklampsia, penyakit kronis seperti

penyakit jantung, paru dan penyakit karena genetik seperti

diabetes, hipertensi, atau cacat kongenital.

5. Standar Pelayanan Antenatal

Pelayanan / asuhan standar minimal termasuk “14T” :

a. Penimbangan berat Badan

Timbang  berat badan setiap kali kunjungan.Kenaikan

berat badan normal pada waktu hamil ialah sebesar pada

Trimester I 0,5 Kg perbulan dan Trimester II-III 0,5 Kg

perminggu.Dengan kenaikan berat badan rata-rata sebesar 6-12

kg selama kehamilan, Maksimal mengalami kenaikan berat

badan sebesar 12 Kg dan minimal sebesar 6-7 Kg. Perhatikan

besar kenaikan berat badan ibu, jangan sampai ibu mengalami

penurunan berat badan atau jangan sampai ibu mengalami

obesitas.

b. Ukur Tekanan Darah

Tekanan darah yang normal 110/80 – 140/90 mmHg, bila

melebihi dari 140/90 mmHg perlu diwaspadai adanya

preeklamsi maupun eklamsi.

22

Page 18: BAB  II edit

c. Ukur Tinggi Fundus Uteri (TFU):

Perhatikan ukuran TFU ibu apakah sesuai dengan Umur

Kehamilan dimana :

Usia

KehamilanTinggi Fundus Uteri (TFU)

12 3 jari di atas simfisis

16 Pertengahan pusat-simfisis

20 3 jari di bawah pusat

24 Setinggi pusat

28 3 jari di atas pusat

32 Pertengahan pusat-prosesus xiphoideus (Px)

36 3 jari di bawah prosesus xiphoideus (Px)

40 Pertengahan pusat- prosesus xiphoideus (Px)

d. Pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan

e. Pemberian imunisasi TT

Selama kehamilan bila ibu hamil statusnya T0 maka

hendaknya mendapatkan minimal 2 dosis (TT1 dan TT2 dengan

interval 4 minggu dan bila memungkinkan untuk mendapatkan

TT3 sesudah 6 bulan berikutnya). Ibu hamil dengan status T1

diharapkan mendapatkan suntikan TT2 dan bila memingkinkan

juga diberikan TT3 dengan interval 6 bulan (bukan 4 minggu / 1

bulan). Bagi bumil dengan status T2 maka bisa diberikan 1 kali

suntikan bila interval suntikan sebelumnya 6 bualn. Bila

23

Page 19: BAB  II edit

statusnya T3 maka suntikan selama hamil cukup sekali dengan

jarak minimal 1 tahun dari suntikan sebelumnya. Ibu hamil

dengan status T4 pun dapat diberikan sekali suntikan (TT5) bila

suntikan terakhir telah lebih dari satu tahun dan bagi ibu hamil

dengan status T5 tidak perlu disuntik TT lagi karena

mendapatkan kekebalan seumur hidup (25 tahun).

f. Pemeriksaan Hb 

Hb pada ibu hamil tidakboleh kurang dari 11 gr% karena

ditakutkan ibu akan Mengalami anemia.

g. Pemeriksaan VDRL 

h. Perawatan payudara, senam payudara dan pijat tekan payudara 

i. Pemeliharaan tingkat kebugaran / senam ibu hamil 

j. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan 

k. Pemeriksaan protein urine atas indikasi

l. Pemeriksaan reduksi urine atas indikasi

m. Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok 

n. Pemberian terapi anti malaria untuk daerah endemis malaria

6. Konsep Pemeriksaan-pengawasan Antenatal (ANC)

a. Anamese yang meliputi : Data biologis, keluhan hamil, fisiologis

dan patologis

b. Pemeriksaan fisik

1) Pemeriksaan fisik umum

24

Page 20: BAB  II edit

2) Pemeriksaan fisik khusus yang meliputi : obstetri,

pemeriksaan dalam/ rectal dan pemeriksaan ultrasonografi.

c. Pemeriksaan psikologis seperti kejiwaan dalam menghadapi

kehamilan

d. Pemeriksaan laboratorium

1) Laboratorium rutin yang meliputi : darah lengkap, urin

lengkap dan tes kehamilan

2) Laboratorium khusus

Pemeriksaan fungsi hati dan ginjal, protein darah, golongan

darah, factor Rh, air ketuban, infeksi, hepatitis B ibu atau bayi,

infeksi AIDS

e. Diagnosis kehamilan

1) Kehamilan normal yang meliputi : tanpa keluhan dan hasil

pemmeriksaan laboratorium baik.

2) Kehamilan dengan resiko yang meliputi : kehamilan resiko

tinggi dan rendah

3) Kehamilan disertai penyakit ibu yang mempengaruhi janin

4) Kehamilan disertai komplikasi

5) Kehamilan dengan nutrisi kurang

Penatalaksanaan lebih lanjut :

1) Pengobatan pemyakit yang mempengaruhi kehamilan

2) Pengobatan penyulit kehamilan

3) Menjadwalkan pemberian vaksinasi

25

Page 21: BAB  II edit

4) Memberikan vitamin dan tablet tambah darah

5) Menjadwalkan kunjungan ulang

7. Kunjungan Ibu Hamil

Kunjungan ibu hamil adalah kontak ibu hamil dengan tenaga

kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai dengan

standar yang ditetapkan.

Kunjungan ibu hamil adalah kontak ibu hamil dengan tenaga

kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar

yang ditetapkan yaitu pada :

1) Kunjungan pertama (KI) adalah ibu hamil yang datang ke

petugas kesehatan pertama kali untuk mendapatkan pelayanan

antenatal (Depkes RI,2008 ).

2) Kunjungan ulang adalah kontak ibu hamil dengan tenaga

kesehatan yang ke dua dan seterusnya (KII + KIII), untuk

pelayanan antenatal sesuai standar selama satu periode

kehamilan berlangsung.

3) KIV adalah ibu hamil yang datang ke petugas kesehatan yang ke

empat atau lebih, untuk mendapat pelayanan antenatal sesuai

standar yang di tetapkan, dengan syarat :

a) Minimal satu kali pada trimester I

b) Minimal satu kali pada trimester II

c) Minimal dua kali pada trimester III

26

Page 22: BAB  II edit

Pada setiap kali kunjungan antenatal tersebut,perlu di dapat

informasi yang sangat penting. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada tabel 2.1 (Depkes RI,2008)

Tabel 2.2. Informasi Kunjungan ANC

Kunjungan

Waktu Informasi penting

Trimester pertama

Sebelum minggu ke 14

Membangun hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dan ibu hamil -Mendeteksi masalah dan menanganinya-Melakukan tindakan pencegahan seperti tetanus neonatorum-mendorong perilaku yang sehat

Trimester kedua

Sebelum minggu ke 28

Sama seperti di atas,di tambah kewaspadaan khusus mengenai pre eklamsi (pantau tekanan darah,evaluasi edema,protein uria)

Trimester ketiga

Antara minggu 28-36

Sama seperti di atas,di tambah palpasi abdominal untuk mengetahui adakah kehamilan ganda

Trimester ketiga

Setelah 36 minggu

Sama seperti di atas,di tambah deteksi letak bayi yang tidak normal,atau kondisi lain yang memerlukan kelahiran di rumah sakit

Sumber : (Saifudin AB, 2002)

8. Jadwal Pemeriksaan Kehamilan (ANC)

a. Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali

selama kehamilan:

1) Satu kali pada trimester I

2) Satu kali pada trimester II

27

Page 23: BAB  II edit

3) Dua kali pada trimester III (Mufdlilah, 2009)

Pemeriksaan-pemeriksaan Kehamilan

1) Trimester I dan II

a) Setiap 4 minggu sekali

b) Diambil data tentang pemeriksaan laboratorium

c) Pemeriksaan ultrasonografi

d) Observasi adanya penyakit yang dapat mempengaruhi

kehamilan, komplikasi kehamilan.

e) Rencana untuk pengobatan penyakitnya, menghindari

terjadinya komplikasi kehamilan dan imunisasi tetanus.

2) Trimester III

a) Setiap dua minggu sekali sampai ada tanda kelahiran

b) Evaluasi data laboratorium untuk melihat hasil

pengobatan

c) Diet empat sehat lima sempurna

d) Pemeriksaan ultranosografi

e) Imunisasi TT II

f) Observasi adanya penyakit yang menyertai kehamilan

dan komplikasi kehamilan.

g) Nasehat tentang tanda-tanda persalinan, rencana tempat

untuk melahirkan (Indrayani 2011).

28

Page 24: BAB  II edit

Umur

Pendidikan

Pekerjaan

Paritas

Pengalaman

Penyuluhan

Media Massa

Sosial Budaya

Pengetahuan

Pemeriksaan ANC

b. Kunjungan Ideal Ibu Hamil

1) Setiap bulan sampai umur kehamilan 28 minggu

2) Setiap 2 minggu sampai umur kehamilan 32 minggu

3) Setiap 1 minggu sejak kehamilan 32 minggu sampai terjadi

kelahiran.

2.2 Kerangka Teori

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Sumber : (Hidayat, 2009)

29

Page 25: BAB  II edit

Pengetahuan Ibu Hamil tentang ANC

Faktor yang mempengaruhi pengetahuan ibu hamil tentang ANC UmurPendidikanPekerjaanParitas

5. Pengalaman 6. Penyuluhan 7. Media Massa 8. Sosial Budaya

BAB III

KERANGKA KONSEP

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep suatu

terhadap konsep yang lainnya dari masalah yang ingin di teliti melalui penelitian-

penelitian yang akan di lakukan (Notoatmodjo, 2012).

Keterangan :

: Yang diteliti

: Yang tidak diteliti

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

Sumber : (Modifikasi Notoatmodjo, 2012 dan Hanifa, 2008)

30

30

Page 26: BAB  II edit

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif

yaitu mendeskripsikan peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada masa kini

(Nursalam, 2011). Dalam penelitian ini, desain yang digunakan adalah

pendekatan survey yaitu dengan melakukan kunjungan lapangan untuk

mengidentifikasi tingkat ibu hamil tentang ANC selama kehamilan di

Puskesmas Karang Taliwang Tahun 2013.

4.2 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

4.2.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2010).

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang

datang memeriksakan kehamilannya di Puskesmas Karang Taliwang

Kecamatan Cakranegara Kabupaten Kota Mataram Tahun 2013 dari

bulan Maret – September sebanyak 983 orang.

4.2.2 Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti

(Arikunto, 2006). Rumus untuk mencari besar sampel adalah sebagai

berikut :

n=N . z1

2−α2

. P . Q

d2 ( N−1 )+z12−

α2

. P .Q ( Rumus 4.1 )

31

31

Page 27: BAB  II edit

n=983.(1,96)2 .0,95.0,05

(0,05)2 ( 983−1 )+(1,96)2 .0,95 .0,05

= 49

Keterangan :

n = jumlah sampel

N = besarnya populasi

d = tingkat kepercayaan yang diinginkan (0,05)

Berdasarkan jumlah populasi di atas, maka jumlah sampel yang

dibutuhkan adalah sebesar 49 orang.

Sampel yang diambil adalah yang memenuhi inklusi yaitu

karakteristik umum subyek penelitian dari suatu populasi target yang

terjangkau dan akan diteliti.

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah

1) Ibu hamil yang bersedia diteliti

2) Ibu hamil yang berada di Puskesmas Karang Taliwang pada saat

penelitian.

Sedangkan kriteria eksklusi dalam ini adalah

1) Terdapat keadaan atau penyakit yang mengganggu pengukuran

maupun interpretasi hasil

2) Terdapat keadaan yang mengganggu kemampuan pelaksanaan

3) Hambatan etis, subjek menolak berpartisipasi (Nursalam, 2011)

4.2.3 Tekhnik Sampling

Tekhnik sampling merupakan suatu proses seleksi sampel yang

digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah

32

Page 28: BAB  II edit

sampel yang akan mewakili keseluruhan populasi yang ada (Hidayat,

2007).

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah

accidental sampling yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan

kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu

dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang

yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono,

2011)

4.3 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan di Puskesmas Karang Taliwang pada bulan

November Tahun 2013.

4.4 Variabel Penelitian

Variabel adalah ukuran atua ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu

kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain

(Notoatmodjo, 2010). Variabel dalam penelitian ini yaitu pengetahuan ibu

hamil tentang ANC.

4.5 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional

berdasarkan karakteristik yang diamati, sehingga memungkinkan peneliti

untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu

objek atau fenomena (Hidayat, 2007). Adapun definisi Operasional variabel

terlihat pada Tabel 4.1 berikut :

33

Page 29: BAB  II edit

Tabel 4.1. Definisi Operasional

No VariabelDefinisi

Operasional Parameter

Alat Ukur

Skala Skor

1 Pengetahuan ibu

Hasil tahu dari manusia yang sekedar

menjawab pertanyaan

tentang ANC

a. Pengetahuan responden tentang pengertian ANC

b. Pengetahuan responden tentang tujuan ANC

c. Pengetahuan responden tentang manfaat ANC

Kuesioner Ordinal a. Baik : 76-100%

b. Cukup : 56-75%

c. Kurang : ≤ 55%

4.6 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan cara peneliti untuk

mengumpulkan data dalam penelitian (Hidayat, 2007). Adapun metode

pengumpulan data pada penelitian ini sebagai berikut :

4.6.1 Instrumen Penelitian

1. Jenis Instrumen

Alat pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan

menggunakan kuesioner (Arikunto, 2006). Kuesioner disusun berisi

pertanyaan-pertanyaan untuk mendapatkan keterangan dari

responden mengenai variabel penelitian yaitu tingkat pengetahuan

ibu hamil tentang ANC. Apabila pertanyaan yang diajukan oleh

peneliti di jawab dengan benar maka diberi skor 1 dan apabila

jawabannya sala maka diberi skor 0.

34

Page 30: BAB  II edit

2. Jenis Data

a. Data primer yaitu data tentang tingkat pengetahuan ibu hamil

tentang ANC di Puskesmas Karang Taliwang dengan

menggunakan kuesioner.

b. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari Puskesmas tentang

jumlah ibu hamil yang berkunjung dari bulan Maret –

September Tahun 2013

3. Prosedur Pengambilan Data

Langkah awal dari penelitian ini yaitu mengirim surat pengantar ke

kampus untuk mendapat surat izin penelitian yang disampaikan

kepada Kepala BAPPEDA Kota Mataram. Setelah mendapat surat

balasan dari kepala BAPPEDA kemudian peneliti memberikan

langsung kepada Kepala Puskesmas Karang Taliwang selaku

Direktur Puskesmas dimana peneliti akan melakukan penelitian.

Mengambil data awal mengenai jumlah ibu hamil yang berkunjung

ke Puskesmas Karang Taliwang dari bulan Maret – September

Tahun 2013.

4.6.2 Validitas dan Reliabilitas

1. Validitas Instrumen

Validitas adalah ukuran seberapa cermat suatu test melakukan

fungsi ukurnya (Riwidikdo, 2012).

Pengujian validitas dilakukan dengan membandingkan antara

isi kuesioner dengan isi yang terdapat dalam konsep.

35

Page 31: BAB  II edit

Untuk pengujian validitas konstruksi dan validitas isi dapat

dilakukan dengan uji coba kuesioner tersebut pada responden yang

mempunyai karakteristik sama, kemudian hasil masing-masing item

kuesioner dikorelasikan dengan skor total (korelasi product

moment)

Uji validitas pada penelitian ini akan diukur menggunakan uji

program SPSS. Untuk melakukan uji validitas maka digunakan

rumus :

r=r∑ xy−∑ x∑ y

√¿¿¿

Keterangan : r = koefisien korelasi ∑ x i = jumlah skor item

∑ y i = jumlah skor total (item)n = jumlah responden

Dikatakan valid apabila nilai r hitung > r tabel, demikian

sebaliknya, dikatakan tidak valid jika nilai r hitungnya < r tabel.

Pada SPSS r hitung dilihat dari nilai person correlation.

Sebagaimana terlihat pada tabel 4.3 dibawah ini :

Tabel 4.3 Kekuatan Korelasi

No Parameter Nilai Interpensi 1 Kekuatan korelasi (r) 0.00 – 0.99

0.20 – 0.3990.40 – 0.5990.60 – 0.7990.80 – 1.000

Sangat lemah Lemah Sedang Kuat

Sangat kuat

2. Reliabilitas Instrumen

36

Page 32: BAB  II edit

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana

suatu alat pengukur dapat dipercaya dan dapat diandalkan

(Notoamotdjo, 2010). Untuk menguji reliabilitas digunakan rumus

Alpha Cronbach yaitu :

r1=k

(k−1) [1−∑ s2i

st2 ]Keterangan :

k : Banyaknya butir pernyataan, r1 : Koefisien Cronbach Alpha.

S : Varians butir, st : Varians total

Uji reliabilitas akan dilakukan di Puskesmas Karang Taliwang.

Instrumen dikatakan reliabel apabila r hitung lebih besar dari r tabel.

Dimana n = 10 pada taraf signifikasi 5% nilai r tabelnya adalah 0,7

(Riwidikdo, 2012).

4.7 Pengolahan data

Setelah data dikumpulkan, kemudian dilakukan pengolahan data dengan

cara sebagai berikut:

4.3.1 Editing

Data diperoleh melalui kuesioner perlu diedit terlebih dahulu. Jika

masih ada data atau informasi yang tidak lengkap, dan tidak mungkin

dilakukan wawancara ulang, maka kuesioner tersebut dikeluarkan

(Notoatmodjo, 2010). Pada tahap ini mengumpulkan dan memeriksa

data yang ada lalu diperiksa apakah data yang ada sudah sesuai dengan

37

Page 33: BAB  II edit

jumlah sampel dan apakah cara pengisiannya sudah benar atau terdapat

kekeliruan.

4.3.2 Coding

Peneliti memberikan kode tertentu pada tiap-tiap data sehingga

memudahkan dalam melakukan analisa data (Notoatmodjo, 2010). Kode

1 untuk penilain baik, kode 2 untuk penilaian cukup dan kode 3 untuk

penilaian kurang.

4.3.3 Tabulating

Pada tahap ini, data yang sama dikelompokkan dengan teliti dan

teratur kemudian dihitung dan dijumlahkan, setelah itu dituliskan dalam

bentuk tabel-tabel data sesuai dengan tujuan penelitian atau yang diingin

oleh peneliti (Notoatmodjo, 2010). Dari beberapa tahap di atas maka

dapat dijabarkan cara pengelolaan data pada penelitian ini yaitu : data

dijadikan dalam bentuk tabel dan naratif.

4.8 Analisa Data

Analisa data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah analisis

statistik deskriptif dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

4.9 Etika Penelitian

1. Informed Consent

Bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian

dengan memberikan lembar persetujuan. Informed consent tersebut

diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar

persetujuan untuk menjadi responden (Hidayat, 2007).

38

Page 34: BAB  II edit

2. Anonymity

Memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan

cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar

alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau

hasil penelitian yang akan disajikan (Hidayat, 2007)

3. Confidentiality

Memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi

maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah

dikumpulkan dijamin kerahasiannya oleh peneliti, hanya kelompok data

tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset (Hidayat, 2007).

39

Page 35: BAB  II edit

DAFTAR PUSTAKA

Suharsimi, A, (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Depkes RI, (2012). Angka Kematian Ibu. Jakarta : Depkes RI. Dikes Provinsi NTB, (2012). Angka Kematian Ibu. Mataram : NTB.

Data PWS KIA Puskesmas Karang Taliwang Tahun 2012.

Chaniago, (2006). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Bandung : Pustaka Setia.

Cunningham, (2006). Obstetri Williams Edisi 21. Jakarta : EGC.

Dinas Kesehatan Provinsi NTB, (2012). Angka Kematian Ibu. Mataram : NTB.

Hidayat, (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan teknik Analisa Data,. Jakarta : Penerbit Salemba Medika.

Indrayani, (2011). Buku Ajar Asuhan Kehamilan. Jakarta: Trans Info Media

Karwati, Pujiati Dewi, Mujiwati Sri. (2011). Asuhan Kebidanan V (Kebidanan Komunitas). Jakarta: Trans Info Media

Mufdlilah, (2009). ANC Fokus. Yogyakarta: Nuha Medika.

Notoatmodjo, (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Notoatmodjo, (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Prawirohardjo, (2008). Ilmu Kebidanan. Jakarta : P.T. Bina Pustaka

Saifudin, A.B., (2000), Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta

Varney, H, (2006). Buku Saku Bidan. Jakarta : EGC.

Wiknjosastro, (2007). Buku Acuan Nasional Pelayanan. Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.

40