bab ii edit bersih

36
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Bahan Abrasif 2.1.1 Pengertian 2.1.2 Macam-macam Bahan Abrasif Ada beberapa jenis bahan abrasif yang tersedia tetapi hanya yang umum yang digunakan dalam kedokteran gigi. Abrasif alamiah mencakup batu Arkansas, kapue, korundum, intan, akik, pumis dll. Abrasif buatan pabrik adalah bahan disintesa yang umumnya lebih disukai karena mempunyai sifat fisik yang lebih dapat ditebak. 2.1.2.1 Bahan Abrasif Alami Bahan Abrasif Alami menurut Anusavice tahun 2004 yaitu : 1.Batu Arkansas. Batu Arkansas adalah batu endapan silika yang berwarna abu-abu muda dan semitransluler yang ditambang di Arkansas. 2.Kapur. Salah satu bentuk mineral dari calcite disebut kapur. Kapur adalah abrasive putih yang terdiri atas kalsium karbonat.

Upload: febri-tok

Post on 01-Dec-2015

200 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

blok 7

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II Edit Bersih

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Bahan Abrasif

2.1.1 Pengertian

2.1.2 Macam-macam Bahan Abrasif

Ada beberapa jenis bahan abrasif yang tersedia tetapi hanya yang

umum yang digunakan dalam kedokteran gigi. Abrasif alamiah

mencakup batu Arkansas, kapue, korundum, intan, akik, pumis dll.

Abrasif buatan pabrik adalah bahan disintesa yang umumnya lebih

disukai karena mempunyai sifat fisik yang lebih dapat ditebak.

2.1.2.1 Bahan Abrasif Alami

Bahan Abrasif Alami menurut Anusavice tahun 2004 yaitu :

1. Batu Arkansas.

Batu Arkansas adalah batu endapan silika yang berwarna abu-abu

muda dan semitransluler yang ditambang di Arkansas.

2. Kapur.

Salah satu bentuk mineral dari calcite disebut kapur. Kapur adalah

abrasive putih yang terdiri atas kalsium karbonat.

3. Korundum.

Bentuk mineral dari oksida aluminium yang biasanya berwarna

putih. Sifat fisiknya lebih rendah daripada oksida alfa-aluminium,

yang sudah banyak menggantikan korundum dalam aplikasi dental

4. Intan.

Intan adalah mineral tidak berwarna, transparan yang terdiri atas

karbon. Ini adalah senyawa yang paling keras. Intan disebut

superabrasif karena kemampuannya untuk mengasah substansi

apapun.

Page 2: BAB II Edit Bersih

5. Amril.

Abrasif ini berupa korundum berwarna hitam keabuan yang dibuat

dalam bentuk butiran halus. Amril digunakan khususnya dalam

bentuk disk abrasif dan tersedia dalam berbagai ukuran kekasaran

6. Akik.

Istilah akik mencakup sejumlah bahan yang berbeda yang

mempunyai sifat fisik dan kristalin yang sama. Mineral ini adalah

silika dari aluminium, kobalt, besi, magnesium, dan mangan.

7. Pumis.

Aktivitas gunung berapi menghasilkan bahan siliak berwarna abu-

abu muda. Digunakan terutama dalam bentuk pasir tetapi juga

dapat ditemukan pada abrasif karet.

2.1.2.2 Jenis Bahan Abrasif Buatan

Bahan Abrasif Buatan menurut Anusavice tahun 2004 yaitu :

1. Silikon karbid

Abrasif yang sangat keras dan merupakan abrasif sintetik yang

pertama kali dibuat. Silikon tersebut sangat keras dan rapuh.

Partikel-partikelnya tajam dan mudah pecah untuk membentuk

partikel baru yang tajam. Ini menghasilkan efesiensi pemotongan

yang sangat tinggi untuk berbagai bahan termasuk, keramik, dan

bahan plastik. Silikon karbid tersedia sebagai bahan abrasif pada

disk dan instrumen bonding vitraus serta karet.

2. Oksida Alumunium

Abrasif sintetik kedua yang dikembangkan sesudah silikon karbid.

Oksida aluminium sintetik ( alumina) dibuat berupa bubuk

berwarna putih. Dapat lebih keras daripada korundum (alumina

alami) karena kemurnianya. Oksida ini dipakai untuk oksida

Page 3: BAB II Edit Bersih

bonding, abrasif berbentuk lapisan. White stone dibuat dari oksida

aliminium yang disintering untu merapikan email gigi, logam

campur, maupun bahan keramik.

3. Rouge

Oksida besi adalah senyawa abrasif yang halus dan berwarna

merah dalam rouge, bahan ini dipadukan seperti tripoli, dengan

berbagai pengikat lunak menjadi bentuk bedak. Digunakan untuk

memoles logam campur mulia yang berkadar tinggi

4. Oksida timah

Abrasif yang sangat halus ini digunakan sebagai bahan pemoles

untuk gigi dan restorasi logam di dalam mlut. Bahan ini dicampur

dengan air, alkohol, atau gliserin untuk membentuk pasta abrasif

ringan.

2.1.3 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Daya abrasi Pembersih Gigi

Menurut Anusavice tahun 2004 faktor- faktor yang mempengaruhi daya

abrasi pembersih gigi yaitu :

1. Faktor- Fakor Ekstraoral

a. Jenis,Ukuran, dan Jumlah partikel pada pembersih gigi

Jenis partikel bahan abrasif yang mempunyai tepi tajam akan

lebih efisien daripada partikel yang bersudut tumpul,ukuran

partikel bahan abrasif lebih besar atau lebih lebar akan

menghasilkan goresan yang lebih dalam daripada bahan abrasif

yang lebih kecil dan jumlah bahan abrasif dalam pasta gigi

membantu untuk menambah kekentalan pasta gigi.

b. Jumlah pembersih yang digunakan

Pembersih yang banyak digunakan adalah pasta dan pasta gigi, ini

disebabkan karena konsentrasi bahan abrasif pada pasta dan pasta

gigi berbentuk gel adalah 50-75 % lebih rendah daripada

bubuk.Oleh karena itu,bubuk lebih jarang digunakan karena lebih

memungkinkan terjadinya abrasi dentin dan sensitivitas pulpa.

Page 4: BAB II Edit Bersih

c. Jenis sikat gigi

Jenis sikat gigi yang mempunyai bulu-bulu lebih lentur akan

lebih mudah menekuk dan membawa lebih banyak partikel

abrasif untuk berkontak dengan struktur gigi dengan tekanan yang

relatif lebih ringan daripada jenis sikat gigi yang lebih kasar.

d. Metode penyikatan gigi dan tekanan yang digunakan selama

penyikatan

Kecepatan gerakan menggosok selama penyikatan partikel abrasif

yang perlahan menghasilkan goresan yang lebih dalam dan

tekanan yang diberikan selama penyikatan,tekanan yang terlalu

besar dapat membuat partikel abrasif pecah dan meningkatkan

panas yang timbul karena gesekan.

e. Frekuensi dan Lama penyikatan

Yang terpenting didalam penyikatan gigi tidak perlu kuat tetapi

lama minimal 2 menit setiap kali menyikat gigi,ini adalah salah

satu cara untuk mengurangi daya abrasi.

f. Kemampuan koordinasi pasien

Kemampuan koordinasi pasien misalnya  dengan menghilangkan

kebiasaan buruk yang dapat mengikis email gigi, seperti

menggigit pensil pulpen atau korek gigi dan tusuk gigi, Meskipun

gigi bagian terkeras, tapi gigi juga rentan terhadap kekuatan

lemah yang dilakukan secara konstan.

2. Faktor Intraoral

a. Konsistensi saliva dan jumlahnya (variasi normal).

b. Xerostomia akibat obat, patologi kelenjar saliva, dan terapi

radiasi.

c. Keberadaan, jumlah, dan kualitas deposit gigi yang ada

(pelikel, plak, kalkulus).

d. Permukaan akar gigi yang terbuka

Adanya bahan restorasi, protesa gigi, dan alat ortodonsi

(Anusavice, 2003).

Page 5: BAB II Edit Bersih

2.2 Bahan Polish

2.2.1 Pengertian

Polishing merupakan rangkaian prosedur yang berfungsi untuk

mengurangi atau menghilangkan goresan-goresan yang terjadi dari

proses pekerjaan sebelumnya. Pekerjaan ini dilakukan sedemikian rupa

sehingga dapat menghasilkan permukaan restoratif yang mengkilat.

2.2.2 Fungsi

Restorasi dengan kontur dan pemolesan yang baik akan :

1. Meningkatkan kesehatan mulut dengan jalan mencegah akumulasi

sisa makanan dan bakteri patogen. Ini diperoleh melalui reduksi

daerah permukaan dan mengurangi kekasaran permukaan restorasi.

Permukaan yang lebih halus akan lebih mudah dijaga kebersihannya

dengan tindakan pembersihan preventif yang biasa dilakukan sehari-

hari karena dental flos dan sikat gigi akan mendapat jalan masuk yang

lebih baik ke semua permukaan dan daerah tepi.

2. Fungsi rongga mulut akan meningkat jika restorasi dipolis dengan

baik sisa makanan tidak mudah melekat pada permukaan restorasi

selama proses mastikasi. Yang terpenting, daerah kontak restorasi

yang halus akan mengurangi tingkat keausan pada gigi tetangga

maupun antagonisnya. Hal ini terjadi pada restorasi porselen yang

mempunyai kekerasan yang lebih dibanding email dan

dentin.permukaan yang kasar menyebabkan terjadinya tekanan yang

tinggi pada gigi sehingga dapat menimbulkan hilangnya kontak

fungsional dan stabilitas antar gigi.

2.2.2 Macam - macam Bahan yang Digunakan dalam Proses Polishing

Bahannya harus bisa membersihkan dan memolish permukaan tanpa

menyebabkan efek samping. Penghalusan pertama dilakukan dengan

alat abrasif yang lebih kasar atau dapat pula dilakukan dengan alat bur.

Pemilihan alat abrasif yang lebih kasar pada proses penghalusan

pertama dimaksudkan untuk mempercepat pengikisan. Selanjutnya

goresan-goresan yang masih tersisa dihilangkan dengan menggunakan

Page 6: BAB II Edit Bersih

alat abrasif yang lebih halus. Semakin halus alat abrasif, semakin kecil

partikel yang dilepaskan atau dipotong dari permukaan dan goresan

yang dihasilkan lebih halus. Kunci dari kesuksesan polishing dan

finishing terdapat pada mengikuti prosedur penggunaan bahan dan alat

yang sesuai.

2.2.2.1 Macam-macam Bahan Abrasif yang digunakan dalam proses

Polishing di Kedokteran Gigi

1. Kapur

Merupakan salah satu bentuk mineral dari calcite. Kapur adalah

abrasif putih yang terdiri atas kalsium karbonat. digunakan sebagai

pasta abrasif ringan untuk memoles email gigi, lembaran emas,

amalgam, dan bahan plastis.

2. Pumice

Merupakan bahan silika yang berwarna abu-abu muda yang dihasilkan

dari aktivitas gunung berapi. Digunakan terutama dalam bentuk pasir

tetapi juga dapat ditemukan pada abrasif karet. Kedua bentuk ini

digunakan pada bahan plastik. Tepung pumis adalah derivat batu

volakanik yang sangat halus dari Italia dan digunakan untuk memoles

email gigi, lempeng emas, amalgam gigi, dan resin akrilik.

3. Cuttle

Cuttlefish, cuttle bone, atau cuttle adalah nama yang umum untuk

abrasif ini. Merupakan bubuk putih calcareus yang terbuat dari bagian

dalam rumah kerang laut Mediterania dari genus Sepia. Merupakan

bubuk putih calcareus yang digunakan untuk prosedur abrasi yang

halus seperti memoles tepi logam dan restorasi amalgam gigi.

4. Aluminium oxide

Adalah abrasif sintetik kedua yang dikembangkan setelah silikon

karbid. Aluminium oxide berupa bubuk berwarna putih. Dapat lebih

keras daripada korundum (alumina alami) karena kemurniannya.

Aluminium oxide banyak digunakan untuk merapikan email gigi,

logam campur, maupun bahan keramik. Emery yang merupakan suatu

aluminium oxide alam yang sering disebut corundum,aluminium

Page 7: BAB II Edit Bersih

oxide adalah bahan abrasive murni dari berbentuk emery,garnet

dibentuk dari sejumlah mineral digunakan pada polishing gigi.

5. Amril.

Abrasif ini berupa korundum berwarna hitam keabuan yang dibuat

dalam bentuk butiran halus. Amril digunakan khususnya dalam bentuk

disk abrasif dan tersedia dalam berbagai ukuran kekasaran. Dapat

digunakan untuk memoles logam campur atau bahan plastis.

6. Quartz.

Bentuk quartz yang paling sering digunakan adalah yang sangat keras,

tidak berwarna, dan transparan. Ini adalah bentuk mineral yang sangat

banyak dan tersebar luas. Partikel-partikel kristalin quatrz dilumatkan

untuk membentuk partikel angular yang tajam yang bermanfaat dalam

membuat disk abrasif. Abrasif quartz digunakan terutama untuk

merapikan logam campur dan dapat digunakan untuk mengasah email

gigi.

7. Tripoli.

Abrasif ini berasal dari endapan batu silika yang ringan dan rapuh.

Berwarna putih, abu-abu, pink, merah, atau kuning. Jenis yang

berwarna abu-abu dan merah adalah yang paling sering digunakan

dalam kedokteran gigi. Batu ini digiling menjadi partikel yang sangat

halus dan dibentuk dengan pengikat lunak menjadi batang-batang

senyawa pemoles. Digunakan untuk memoles logam campur dan

beberapa bahan plastik.

8. Rouge.

Oksida besi adalah senyawa abrasif yang halus dan berwarna merah

dalam rouge. Bahan ini dipadukan seperti tripoli, dengan berbagai

pengikat lunak menjadi bentuk bedak. Digunakan untuk memoles

logam campur mulia yang berkadar tinggi.

9. Oksida Timah.

Abrasif yang sangat halus ini digunakan secara luas sebagai bahan

pemoles untuk gigi dan restorasi logam di dalam mulut. Bahan ini

Page 8: BAB II Edit Bersih

dicampur dengan air, alkohal, atau gliserin untuk membentuk pasta

abrasif ringan.

2.2.3 Faktor yang berpengaruh dalam Polishing di bidang kedokteran

gigi

1. Kekerasan partikel abrasif; misalnya, diamond adalah bahan yang

paling keras, sedangkan batu apung, batu akik, dan lain-lain relatif

lebih lunak

2. Bentuk partikel bahan abrasif; partikel yang mempunyai tepi tajam

akan lebih efisien daripada partikel yang bersudut tumpul.

3. Besar partikel bahan abrasif; partikel yang lebih besar sanggup

menghasilkan goresan yang lebih dalam.

4. Sifat-sifat mekanis bahan abrasif; bila bahan abrasif pecah,

hendaknya dihasilkan tepi baru yang tajam. Jadi kerapuhan suatu

bahan abrasif dapat merupakan suatu keberuntungan.

5. Kecepatan gerakan menggosok; gerakan partikel abrasif yang

perlahan menghasilkan goresan yang lebih dalam.

6. Tekanan yang diberikan sewaktu menggosok, tekanan yang terlalu

besar dapat membuat partikel abrasif pecah dan meningkatkan panas

yang timbul karena gesekan.

7. Sifat-sifat bahan yang hendak digosok; bahan yang rapuh dapat

digosok dengan cepat, sedangkan bahan yang lunak dan kenyal

(misalnya, emas murni) akan mengalir dan bukannya terasah oleh

abrasif.

2.3 Aplikasi dan Bahan Abrasif dan Polish pada Resin Akrilik Resin

Komposit dan Tumpatan Semen

2.3.1 Aplikasi dan Bahan Abrasif dan Polish padaResin Akrilik

Aplikasi dan Bahan Abrasif dan Polish pada Resin Akrilik menurut

Anusavice tahun 2004 yaitu :

1. Batu Arkansas

Batu endapan silika warna abu-abu muda dan semitranslusen yg

ditambang di Arkansas. Mengandung quartz mikrokristal. Corak

padat,keras, seragam. Potongan kecil dicekatkan pd batang logam lalu

Page 9: BAB II Edit Bersih

ditruin keberbagai bentuk untuk mengasah email gigi dan logam

campur.

2. Pasir

Campuran partikel mineral kecil terutama silika. Berwarna warni

sehingga punya penampilan yg khas. Bentuk bulat atau

angular.Diaplikasikan dengan tekanan udara untuk menghilangkan

bahan tanamdari logam campur pengecoran. Dapat dilapiskan pada

disk kertas untuk mengasah logam campur dan bahan plastik.

3. Pumis

Silika abu-abu muda. Dalam bentuk pasir atau abrasif karet. Untuk

bahan plastik. Bubuknya adalah derivat batu vulkanik yg sangat halus

dariitalia dan digunakan memoles email, lempeng emas, amalgam,

dan resin akrilik.

Ada 2 versi dalam apalikasi bahan abrasive dan polish

1. Kelebihan atau tonjolan akrilik dihilangkan dengan menggunakan

Arkansas stone yang telah dipasang pada mini drill. Kemudian,

permukaan akrilik bagian luar dihaluskan dengan Arkansas stone, lalu

diratakan dengan rempelas kasar dan halus. Permukaan akrilik bagian

dalam (fitting surface) yang menempel pada gusi pasien tidak boleh

dihaluskan karena akan mengakibatkan protesa longgar.Selanjutnya

Vilt cone dipasang pada minidrill, ambil pumice yang telah dicampur

dengan air, oleskan pada vilt cone dan digosokkan ke seluruh

permukaan luar resinakrilik. Setelah tampak halus, permukaan

digosok dengan kain wol atau flannel sampai terlihat mengkilat tinggi

(hooglans) atau seperti permukaan kaca (Tim Pengajar Teknologi

Kedokteran Gigi, 2010).

2. Finishing Dan Polishing Resin Akrilik

a. Finishing :

1. Pasang bur Arkansas di mini drill.

2. Kerjakan finishing pada resin akrilik, mata bur akan

menggerus tonjolan atau permukaan kasar pada resin

akrilik. 

Page 10: BAB II Edit Bersih

3. Lakukan finishing dengan bur Arkansas hingga tidak ada

lagi permukaan kasar.

4. Setelah tidak ada permukaan kasar ataupun tonjolan, basahi

ampelas halus dengan air lalu perhalus lagi permukaan resin

akrilik dengan ampelas halus tersebut.

b. Polishing :

1. Setelah proses finishing, lakukan polishing untuk membuat

resin akrilik semakin halus dan mengkilat.

2. Tahap awal polishing adalah dengan menggunakan pumice

(yang dicampur dengan air). Pumice perbandingannya lebih

banyak dari air. Poleskan pumice pada permukaan mata

brush atau dengan menggunakan mesin brush

3. Lakukan polishing secara perlahan, yaitu memoles area

permukaan resin akrilik hingga terlihat halus dan terasa

halus ketika diraba.

4. Untuk membuat resin akr ilik menjadi mengkilat, gunakan

kain wol atau kain flannel yang sudah dibasahi air. Gosok

permukaan resin akrilik dengan kain tersebut (USU, 2012).

2.3.2 Aplikasi dan Bahan Abrasif dan Polish pada Resin Komposit

Aplikasi dan Bahan Abrasif dan Polish pada Resin Komposit menurut

Anusavice 2004 yaitu :

1. Intan

Mineral tidak berwarna, transparan yang terdiri atas karbon.

Senyawa paling keras, disebut super abrasif karena dapat

mengasah substansi apapun. Digunakan pada bahan

keramik dan resin komposit

2. Abrasif intan sintetik

Digunakan khusus sebagai abrasif dan dibuat 5 kali lebih

besar dari tingkat abrasif intan alami. Digunakan pada

gergaji intan, roda, dan bur intan. Blok yang ditanami

partikel intan digunakan untuk mengasah jenis abrasi yang

Page 11: BAB II Edit Bersih

lain. Pasta pemoles intan juga dibuat dari partikel yang

diameternya lebih kecil dari 5 um dan digunakan untuk

memoles bahan keramik. Abrasive intan sintetik digunakan

terutama untuk struktur gigi, bahan keramik, dan bahan

resin komposit.

3. Instrument Poles : abrasif karet, disk dengan partikel halus

atau amplas, dan pasta poles dengan partikel halus.

Ada 2 versi dalam apalikasi bahan abrasive dan polish.

1. Finishing Dan Polishing Resin Komposit

Finishing dapat dilakukan 5 menit setelah dicuring.

Finishing dilakukan dengan menggunakan pisau atau

diamond stone. Finishing yang terakhir dapat dilakukan

dengan mengunakan karet abrasif atau rubber cup dan

disertai pasta pemolis atau disk aluminium oksida.

2. Finishing Dan Polishing Composite

Finishing meliputi shaping, contouring, dan penghalusan

restorasi. Sedangkan polishing digunakan untuk membuat

permukaan restorasi mengkilat. Finishing dapat dilakukan

segera setelah komposit aktivasi sinar telahmengalami

polimerisaasi atau sekitar 3 menit setelah pengerasan awal.

Alat-alat yang biasa digunakan antara lain :

1. Alat untuk shaping : sharp amalgam carvers dan scalpel

blades, seperti 12 atau12b atau specific resin carving

instrument yang terbuat dari carbide, anodized aluminium,

atau nikel titanium.

2. Alat untuk finishing dan polishing : diamond dan carbide

burs, berbagai tipe dari flexibe disks, abrasive impregnated

rubber point dan cups, metal dan plastic finishing strips, dan

pasta polishing.

Page 12: BAB II Edit Bersih

a. Diamond dan carbide burs

Digunakan untuk menghaluskan ekses-ekses yang besar

pada resin komposit dan dapat digunakan untuk membentuk

anatomi pada permukaan restorasi.

b. Discs

Digunakan untuk menghaluskan permukaan restorasi.

Bagian yang abrasive dari disk dapat mencapai bagian

embrasure dan area interproksimal. Disk terdiri dari

beberapa jenis dari yang kasar sampai yang halus yang bisa

digunakan secara berurutan saat melakukan finishing dan

polishing.

c. Impregnated rubber points dan cups

Digunakan secara berurutan seperti disk. Untuk jenis yang

paling kasar digunakan untuk mengurangi ekses-ekses yang

yang besar sedangkan yang halus efektif untuk membuat

permukaan menjadi halus dan berkilau. Keuntungan yang

utama dari penggunaan alat ini adalah dapat membuat

permukaan yang terdapat ekses membentuk groove,

membentuk bentuk permukaan yang diinginkan serta

membentuk permukaan yang konkaf pada lingual gigi

anterior.

d. Finishing stips

Digunakan untuk mengcontur dan memolish permukaan

proksimal margin gingival untuk membuat kontak

interproksimal. Tersedia dalam bentuk metal dan plastik.

Untuk metal biasa digunakan untuk mengurangi ekses yang

besar namun dalam menggunakan alat ini kita harus berhati-

hati karena jika tidak dapat memotong enamel, cementum,

dan dentin. Sedangkan plastic strips dapat digunakan untuk

finishing dan polishing. Juga tersedia dalam beberapa jenis

dari yang kasar sampai halus yang dapat digunakan secara

berurutan.

Page 13: BAB II Edit Bersih

Prosedur finishing dan polishing resin komposit:

1. Sharp-edge hand instrument digunakan untuk menghilangkan

ekses-ekses di area proksimal, dan margin gingival dan untuk

membentuk permukaan proksimal dari resin komposit.

2. 12b scalpel blade digunakan untuk menghilangkan flash dari

resin komposit pada aspek distal

3. Alumunium oxide disk digunakan untuk membentu kontur dan

untuk polishing permukaan proksimal dari restorasi resin

komposit.

4. Finishing diamond digunakan untuk membentuk anatomi

oklusal

5. Impregnated rubber points dengan aluminium oxide digunakan

untuk menghaluskan permukaan oklusal restorasi

6. Aluminum oxide finishing strips untuk conturing atau finishing

atau polishing permukaan proksimal untuk membuat kontak

proksimal.

Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :

1. Untuk membuat contur yang baik, kita harus menyesuaikan

bentuk restorasi sesuai dengan anatomi gigi yang benar dan

tepat agar diperoleh hasil yang maksimal.

2. Kita harus berhati-hati dan senantiasa memperhatikan hal-hal

seperti tactil, kontak dengan gigi di samping nya, serta kontak

oklusal dengan gigi antagonisnya.

2.4 Aplikasi dan Bahan Abrasif dan Polish pada Tumpatan Semen (GIC)

a. Klasifikasi :

Tipe I (konvensional) sebagai bahan perekat restorasi. Tipe II

sebagai bahan restorasi

Ada 4 macam : Ionomer Kaca konvensional, Ionomer Kaca

hybrid, Kaca tricure Ionomer, Kaca metal

Komposisi :

Liquid : Terdapat cairan asam tartaric yang dapat meningkatkan

stabilitas material, poliakrilik acid.

Page 14: BAB II Edit Bersih

Powder : Kaca kalsium fluoro aluminosilikat yang larut dalam

asam (poliakrilik acid).

b. Manipulasi :

Ada 2 Mekanis : Menggunakan amalgamator Manual : Ada 3

cara (sircular motion , figure eight, fold and press motion)

Menggunakan alat (semen spatel untuk mengaduk), plastis

instrument (untuk memasukkan ke dalam cavitas)

Powder :Liquid = 1,3 : 1 atau sesuai anjuran pabrik

Pencampurannya hingga tampak glossy (mengkilat) tidak boleh

hingga buram.

2.5 Pasta Gigi

2.5.1 Pengertian :

Pasta gigi adalah sejenis pasta yang digunakan untuk membersihkan

permukaan gigi, memperkuat gigi terhadap karies serta untuk mengurangi

pembentukan plak yang biasanya digunakan dengan sikat gigi.

2.5.2 Komposisi Pasta Gigi

2.5.3 Macam-Macam Pasta Gigi

1. Pasta gigi baking soda

Pasta gigi baking soda mengandung sodium bicarbonat memiliki

banyak keuntungan salah satunya dapat memberikan efek kontrol

karies, oleh karena komposisinya terdiri dari baking soda-flouride,

dimana baking soda terdiri dari hydrate silica yang aksinya sesuai

dengan aksi flouride.

2. Pasta gigi Therapeutik

Pasta gigi therapeutik dibagi menjadi 2 kelompok :

Page 15: BAB II Edit Bersih

a. Pasta gigi therapeutik yang tidak mengandung flouride seperti

pasta gigi yang mengandung klorofil ,antibiotik, amonium dan

enzim inhibitor.

b. Pasta gigi therapeutik yang mengandung flouride untuk

mencegah terjadinya karies gigi, contohnya Sodium Flouride

(NaF), Stannous Flouride (SnF2), Sodium

monofluorophosphate (Na2PO3F), Amine Fluoride (NH4-F).

3. Mentasent Merupakan campuran 0,75 % gel peroksida dengan

baking soda dan 1100 ppm sodium fluoride. Produk ini sudah

banyak dipakai masyarakat karena konsentrasi yang rendag

dengan hydrogen peroksida tidak membuat alergi.

4. Triclosan

Triclosan memiliki agen anti bakterial dengan spektrum luas,

efektif untuk melawan banyak jenis bakteri sehingga digunakan

sebagai agen anti bakterial dalam perawatan kesehatan rongga

mulut. Produk pasta yang mengandung zinc sitrat dan triclosan

yang dikeluarkan unilever efektif juga untuk mereduksi

pembentukan plak dan preventif pada gingivitis.

5. Anti tartar atau Kalkulus (karang gigi)

Pasta gigi yang berfungsi sebagai anti kalkulus terdiri dari

kombinasi tetrasodium phosphat dan disodium dihydrogen

pyrophosphat. Kristal pyrophosphate dapat menjadi agen

inhibitor dalam menghambat pertumbuhan kalkulus. Produk

yang sama fungsinya di pasaran sekarang terdiri dari NaF, zinc

sitrat, trrihydrate contohnya seperti close-up. Tetapi perlu

diingat kristal pyrophosphate dan phosphonate dapat juga

menghambat remineralisasi.

6. Anti hipersensitif

Pasta gigi yang berfungsi sebagai anti kalkulus terdiri dari

kombinasi tetrasodium phosphat dan disodium dihydrogen

Page 16: BAB II Edit Bersih

pyrophosphat.. Agen aktifnya terdiri dari potasium nitrat,

strontium chloride, dan sodium sitrat. Contoh lainnya yang

direkomendasikan pada therapeutik dental adalah sensodyne-F,

dengan kombinasi agen aktif yang memberikan efek anti

hipersensitif dan preventif karies.

7. Pemutih dan pengkilap gigi

Pasta yang berfungsi sebagai pemutih gigi dan pemoles gigi

dibagi menjadi 2 kategori, yaitu pasta dengan peroksida dan

pasta tanpa peroksida. Pasta tanpa peroksida lebih bersifat

abrasif yang terasa pada waktu pertengahan pemakaian pasta ini.

Pasta dengan peroksida dikenal sebagai tooth whiteners (bahan

yang dapat memutihkan gigi). Efeknya dapat dirasakan setelah

pemakaian 2-3 kali. Produk ini terdiri dari hydrogen peroksida

atau carbamide peroksida yang berfungsi sebagai bleaching dan

whitening. Carbamide peroksida dirusak dan dibentuk menjadi

urea dan hydrogen peroksida. Hydrogen peroksida kembali

menjadi radikal bebas yang berikatan dengan oksigen yang

nantinya menjadi molekul bleaching yang aktif. Penggunaan

peroksida yang banyak dapat menyebabkan warna hitam pada

permukaan lidah dan berbahaya untuk pulpa dan jaringan lunak

di rongga mulut.

2.5.4 Ciri-ciri pasta gigi yang baik

Menurut Dwi tahun 2011 ciri-ciri pasta gigi yang baik yaitu:

a. Mengandung banyak fluor, kecuali untuk anak batita pada pasta

gigi yang digunakan jika mengandung banyak fluor tidak baik.

b.Tidak banyak berbusa.

c.Ketika digunakan untuk sikat gigi dapat menghilangkan partikel-

partikel asing, sisa-sisa makanan yang menempel pada gigi, plak atau

karang gigi dan dapat membersihkan gigi.

d.Haruslah tidak bersifat toksik, memiliki rasa yang menyenangkan

dan setelah menggunakan terasa segar di mulut.

Page 17: BAB II Edit Bersih

2.5.6 Sifat Pasta Gigi

Menurut Retno tahun 2007 sifat pasta gigi yaitu :

1. Kekentalan (Viskositas)

Sediaan pasta gigi direncanakan memiliki viskositas atau kekentalan

yang tinggi dimana pasta merupakan sediaan yang bagian padatanya

lebih besar dibanding bagian cair. Oleh karena itu pasta gigi harus

cukup kental agar mencegah terjadinya pengerasan atau pengeringan

pada pasta gigi.

2. pH

Derajat keasaman atau pH sediaan pasta gigi ini diusahakan untuk

disamakan dengan pH fisiologis mulut atau bila berbeda, pH yang

ada haruslah aman bila digunakan. Karena semakin jauh beda antara

pH pasta gigi dengan pH fisiologis mulut (dapat jauh lebih tinggi/

jauh lebih rendah) maka sediaan dapat menimbulkan efek samping

yang negatif

3. Warna

Sediaan pasta gigi ini direncanakan untuk memiliki warna putih. Hal

ini disesuaikan dengan bahan-bahan yang tidak mengandung pewarn

dan sesuai dengan kebutuhan gigi yang bagus apabila tetap berwarna

putih bersih. Apabila ditambahkan pewarna dikhawatirkan dapat

mempengaruhi warna asli gigi.

4. Kemudahan penggosokan dan penimbulan busa

Mudah dalm polishing untuk dapat menghilangkan partikel makanan

yg menempel pada gigi dan menimbulkan busa.

5. Bau dan rasa

Pasta gigi biasanya beraroma menthol dan rasanya aga pedas sejuk

karena paper minta oil yg dikandungnya. tidak toksik.

2.6 Flour

2.6.1 Pengertian

2.6.2 Kandungan Flour

Page 18: BAB II Edit Bersih

Pada dasarnya ada 4 komponen yang perlu diperhatikan apabila

membicarakan bagaimana tubuh menangani fluoride yaitu : ingesi, absorbsi,

distribusi, dan retensi fluoride dalam tubuh dan akhirnya eliminasi.

Fluoride dalam air minum

Sumber fluoride utama manusia adalah air, fluoride tersebut bisa ada secara

alami atau karena fluoridasi. Biasanya ada hubungan langsung dengan

meningkatnya konsentrasi fluoridedalam air minum dengan tingkat dental

fluorosisnya, tetapi perlu dicatat adanya fluktuasi konsentrasi fluoride

dalam air minum yang mana walaupun sedikit mungkin mempengaruhi

tingkat dental fluorisinya. Walaupun fluktuasi konsentrasi konsentrasi

fluoridenya antara 0,8 dan 1,0 pp, yang mana fluktuasi semacam itu

kadang-kadang terjadi pada air minum yang di fluoridasi, mungkin bisa

mengakibatkan perubahan tingkat keparahan dental fluorosis pada

permukaan gigi.

Faktor-faktor yang telah mempengaruhi tingginya prevalensi dental

fluorisis pada daerah yang kadar fluoridenya 0,4 ppm dan 1,2 pp. Karena

daerah pada daerah yang iklimnya mempunyai suhu tinggi, maka

dinyatakan bahwa masyarakat yang hidup dalam daerah tersebut,

mengkonsumsi air setiap hari lebih banyak ( dan oleh karena itu minum

fluoride lebih banyak) dibandingkan dengan yang hidup di daerah beriklim

sedang.

Makan dan minuman telah diketahui kandungan fluoride yang cukup

tinggi, misalnya teh-teh merk tertentu, tipe-tipe ikan tertentu. Misalnya: teh

di afrika timur dikonsumsi oleh anak-anak yang relatif muda, hal ini

berbeda dengan di negara-negara industri. Tetapi didapatkan bahwa jumlah

fluoride per kilogram berat badan, yang didapat dari teh ditambah lagi

dengan air, walaupun tulang dari ikan tipe-tipe tertentu yang dimakan oleh

masyarakat di seluruh dunia mengandung fluoride yang relatif tinggi, tetapi

tidak ada yang menghubungkan dengan tingginya dental fluorosis.

2.6.3 Cara Pemberian Flour

A. Pemberian Fluor Secara Sistemik

Page 19: BAB II Edit Bersih

Fluoride sistemik adalah fluoride yang diperoleh tubuh melalui pencernaan

dan ikut membentuk struktur gigi. Fluoride sistemik juga memberikan

perlindungan topikal karena fluoride ada di dalam air liur yang terus

membasahi gigi. Fluoride sistemik ini meliputi fluoridasi air minum dan

melalui pemberian makanan tambahan fluoride yang berbentuk tablet,

tetes atau tablet isap. Namun di sisi lain, para ahli sudah mengembangkan

berbagai metode penggunaan fluor, yang kemudian dibedakan menjadi

metode perorangan dan kolektif. Contoh penggunaan kolektif yaitu

fluoridasi air minum (biasa kita peroleh dari air kemasan) dan fluoridasi

garam dapur (Herdiyati dan Sasmita, 2010).

Terdapat tiga cara pemberian fluor secara sistemik, yaitu :

1. Fluoridasi air minum

Telah dibuktikan, apabila dalam air minum yang dikonsumsi oleh suatu

daerah, atau kota tertentu dibubuhi zat kimia fluor maka penduduk di situ

akan terlindung dari karies gigi. Pemberian fluor dalam air minum ini

jumlahnya bervariasi antara 1-1,2 ppm (part per million). Selain dapat

mencegah karies, fluor juga mempunyai efek samping yang tidak baik

yaitu dengan adanya apa yang disebut ‘mottled enamel’ pada mottled

enamel gigi-gigi kelihatan kecoklat-coklatan, berbintik-bintik

permukaannya dan bila fluor yang masuk dalam tubuh terlalu banyak,

dapat menyebabkan gigi jadi rusak sekali (Herdiyati dan Sasmita, 2010).

Konsentrasi optimum fluorida yang dianjurkan dalam air minum adalah

0,7–1,2 ppm. Menurut penelitian Murray and Rugg-gun cit. Linanof

bahwa fluoridasi air minum dapat menurunkan karies 40–50% pada gigi

susu (Angela, 2005).

2. Pemberian fluor melalui makanan

Kadang-kadang makanan yang kita makan sudah mengandung fluor yang

cukup tinggi, hingga dengan makanan itu saja sudah mencegah terjadinya

karies gigi. Jadi harus diperhatikan bahwa sumber yang ada sehari-hari

seperti di rumah, contohnya di dalam air mineral, minuman ringan dan

makanan sudah cukup mengandung fluoride. Karena itu makanan fluoride

harus diberikan dengan hati-hati. Makanan tambahan fluoride hanya

Page 20: BAB II Edit Bersih

dianjurkan untuk mereka (terutama anak-anak) yang tinggal di daerah

yang sumber airnya rendah fluor atau tidak difluoridasi. Fluoride dapat

berbahaya jika dikonsumsi secara berlebihan. Apabila pemakaian fluoride

tidak terkontrol dan tidak disiplin, maka tidak akan mencapai sasaran dan

dapat menyebabkan kerusakan gigi. Contohnya adalah fluorosis.

(Herdiyati dan Sasmita, 2010)

3. Pemberian fluor dalam bentuk obat-obatan

Pemberian fluor dapat juga dilakukan dengan tablet, baik itu

dikombinasikan dengan vitamin-vitamin lain maupun dengan tablet

tersendiri. Pemberian tablet fluor disarankan pada anak yang berisiko

karies tinggi dengan air minum yang tidak mempunyai konsentrasi fluor

yang optimal (2,2 mg NaF, yang akan menghasilkan fluor sebesar 1 mg

per hari) (Angela, 2005).

Tablet fluor dapat diberikan sejak bayi berumur 2 minggu hingga anak 16

tahun. Umur 2 minggu-2 tahun biasanya diberikan dosis 0,25 mg, 2-3

tahun diberikan 0,5 mg, dan 3-16 tahun sebanyak 1 mg (Herdiyati dan

Sasmita, 2010).

B. Penggunaan Fluor Secara Topikal

Menurut Angela (2005), tujuan penggunaan fluor adalah untuk melindungi

gigi dari karies, fluor bekerja dengan cara menghambat metabolisme bakteri plak

yang dapat memfermentasi karbohidrat melalui perubahan hidroksil apatit pada

enamel menjadi fluor apatit yang lebih stabil dan lebih tahan terhadap pelarutan

asam. Reaksi kimia: Ca10(PO4)6(OH)2+F → Ca10(PO4)6(OHF) menghasilkan

enamel yang lebih tahan asam sehingga dapat menghambat proses demineralisasi

dan meningkatkan remineralisasi.

Remineralisasi adalah proses perbaikan kristal hidroksiapatit dengan cara

penempatan mineral anorganik pada permukaan gigi yang telah kehilangan

mineral tersebut (Kidd dan Bechal, 1991). Demineralisasi adalah proses pelarutan

kristal hidroksiapatit email gigi, yang terutama disusun oleh mineral anorganik

yaitu kalsium dan fosfat, karena penurunan pH plak sampai mencapai pH kritis

(pH 5) oleh bakteri yang menghasilkan asam (Rosen, 1991; Wolinsky, 1994).

Page 21: BAB II Edit Bersih

Penggunaan fluor sebagai bahan topikal aplikasi telah dilakukan sejak

lama dan telah terbukti menghambat pembentukan asam dan pertumbuhan

mikroorganisme sehingga menghasilkan peningkatan yang signifikan dalam

mempertahankan permukaan gigi dari proses karies. Penggunaan fluor secara

topikal untuk gigi yang sudah erupsi, dilakukan dengan beberapa cara (Herdiyati

dan Sasmita, 2010):

1. Topikal aplikasi yang mengandung fluor

Topikal aplikasi fluor adalah pengolesan langsung fluor pada enamel.

Setelah gigi dioleskan fluor lalu dibiarkan kering selama 5 menit, dan selama 1

jam tidak boleh makan, minum atau berkumur (Herdiyati dan Sasmita, 2010).

Sediaan fluor dibuat dalam berbagai bentuk yaitu NaF, SnF, APF yang

memakainya diulaskan pada permukaan gigi dan pemberian varnish fluor. NaF

digunakan pertama kali sebagai bahan pencegah karies. NaF merupakan salah satu

yang sering digunakan karena dapat disimpan untuk waktu yang agak lama,

memiliki rasa yang cukup baik, tidak mewarnai gigi serta tidak mengiritasi

gingiva. Senyawa ini dianjurkan penggunaannnya dengan konsentrasi 2%,

dilarutkan dalam bentuk bubuk 0,2 gram dengan air destilasi 10 ml (Herdiyati dan

Sasmita, 2010).

Sekarang SnF jarang digunakan karena menimbulkan banyak kesukaran,

misalnya rasa tidak enak sebagai suatu zat astringent dan kecenderungannya

mengubah warna gigi karena beraksinya ion Sn dengan sulfida dari makanan,

serta mengiritasi gingiva. SnF juga akan segera dihidrolisa sehingga harus selalu

memakai sediaan yang masih baru. Konsentrasi senyawa ini yang dianjurkan

adalah 8%. Konsentrasi ini diperoleh dengan melarutkan bubuk SnF2 0,8

gramdengan air destilasi 10 ml. Larutan ini sedikit asam dengan pH 2,4-2,8 (Kidd

dan Bechal, 1991).

APF lebih sering digunakan karena memiliki sifat yang stabil, tersedia

dalam bermacam-macam rasa, tidak menyebabkan pewarnaan pada gigi dan tidak

mengiritasi gingiva. Bahan ini tersedia dalam bentuk larutan atau gel, siap pakai,

merupakan bahan topikal aplikasi yang banyak di pasaran dan dijual bebas. APF

dalam bentuk gel sering mempunyai tambahan rasaseperti rasa jeruk, anggur dan

jeruk nipis (Herdiyati dan Sasmita, 2010).

Page 22: BAB II Edit Bersih

Pemberian varnish fluor dianjurkan bila penggunaan pasta gigi

mengandung fluor, tablet fluor dan obat kumur tidak cukup untuk mencegah atau

menghambat perkembangan karies. Pemberian varnish fluor diberikan setiap

empat atau enam bulan sekali pada anak yang mempunyai resiko karies tinggi.

Salah satu varnish fluor adalah duraphat (colgate oral care) merupakan larutan

alkohol varnis alami yang berisi 50 mg NaF/ml (2,5 % sampai kira-kira 25.000

ppm fluor). Varnish dilakukan pada anak-anak umur 6 tahun ke atas karena anak

dibawah umur 6 tahun belum dapat menelan ludah dengan baik sehingga

dikhawatirkan varnish dapat tertelan dan dapat menyebabkan fluorosis enamel

(Angela, 2005).

2. Sikat gigi menggunakan pasta gigi yang mengandung fluor

Penyikatan gigi dua kali sehari dengan menggunakan pasta gigi yang

mengandung fluor terbukti dapat menurunkan karies (Angela, 2005). Akan tetapi

pemakaiannya pada anak pra sekolah harus diawasi karena pada umunya mereka

masih belum mampu berkumur dengan baik sehingga sebagian pasta giginya bisa

tertelan. Kebanyakan pasta gigi yang kini terdapat di pasaran mengandung kira-

kira 1 mg F/g ( 1 gram setara dengan 12 mm pasta gigi pada sikat gigi) (Kidd dan

Bechal, 1991).

3.Berkumur dengan obat kumur yang mengandung fluor

Obat kumur yang mengandung fluor dapat menurunkan karies sebanyak

20-50%. Penggunaan obat kumur disarankan untuk anak yang berisiko karies

tinggi atau selama terjadi kenaikan karies (Angela, 2005). Berkumur fluor

diindikasikan untuk anak yang berumur diatas enam tahun karena telah mampu

berkumur dengan baik dan orang dewasa yang mudah terserang karies, serta bagi

pasien-pasien yang memakai alat ortho (Kidd dan Bechal, 1991).

Efek fluor secara topikal

Ada beberapa pendapat mengenai efek aplikasi fluor secara topikal dalam

menghambat karies gigi yaitu enamel menjadi lebih tahan terhadap demineralisasi

asam, dapat memacu proses remineralisasi pada permukaan enamel, menghambat

sistem enzim mikrobiologi yang merubahkarbohidrat menjadi asam dalam plak

gigi dan adanya efek bakteriostatik yang menghambat kolonisasi bakteri pada

permukaan gigi (Herdiyati dan Sasmita, 2010).

Page 23: BAB II Edit Bersih

2.6.4 Indikasi dan Kontraindikasi Flour