bab 1 urolitiasis

Download BAB 1 Urolitiasis

If you can't read please download the document

Upload: nikke-santi-sapta-riani

Post on 31-Jul-2015

150 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

ASUHAN KEPERAWATAN MEDICAL BEDAH PADA KASUS UROLITIASIS Disusun Dalam rangka memenuhi tugas Keperawatan Medical BedahDISUSUN OLEH: KELOMPOK 1. Dwi Herawan (010730419 B) 2. Rusdianingsih (010730430 B) 3. Fitriyah Putri A (010730441 B)UNIVERSITAS AIRLANGGA 2007/2008 ASUHAN KEPERAWATAN MEDICAL BEDAH PADA KASUS UROLITIASISKARYA TULIS DIAJUKAN DALAM RANGKA MEMENUHI PERSYARATAN AKREDITASI KEPANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DARI GOL. IIIA KE GOL. IIIBOLEH: SAMSUDI NIP.140 283 040RSUD Dr. M. SOEWANDHIE SURABAYA 2008LEMBAR PENGESAHANKarya tulis ini telah di sahkan pada tanggal..Bulan..Tahun.MengesahkanAtasan LangsungPenulisDr. Lilian Anggraeni NIP. 140199805 040Samsudi NIP. 140 283Surabaya, desember 2008Tim Akreditasi : Tangan: 1. 2.Tanda 1. 2.KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas izin-Nya Sehngga kami dapat menyelesikan tugas karya tulis ini yang berjudul Asuhan Keperawatan Medical Bedah Pada Kasus Urolitiasis Ucapapan terima kasih kami sampaikan kepada Dr. Lilian Anggraeni selaku Kepala RSUD Dr. M. Soewandhie dan juga kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan serta membantu dalam menyelesaikan Karya Tulis ini Kami menyadari bahwa Karya Tulis yang kami buat jauh dari sempurna, oleh karenanya kami mohon maaf jika dalam penulisan Karya Tulis ini terdapat kata-kata yang kurang berkenan bagi semua pihak yang terkait. Selain itu kami juga mengharapkan saran dan kritik guna membangun dalam pembuatan Karya Tulis berikutnya dan Kami berharap semoga Karya Tulis ini dapatbermanfaat bagi pembaca dan kita semua.Surabaya 12 desember 2008PenulisDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGANTAR BAB iHALAMAN PENGESAHAN.....ii ..iii HALAMAN DAFTAR ISI. .iv I PENDAHULUAN..1 1.1 Latar Belakang ..1 1.2 Batasan Masalah 1.3 Tujuan... 1.4 Manfaat. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian. 2.2 Epidemioloi.. 2.3 Etiologi. 2.4 Teori Pembentukan Batu.. 2.5 Komposisi Batu 2.6 Patofisiologi. 2.7 Manifestasi Klinis 2.8 Komplikasi.. 2.9 Penetalaksanaan Medis 2.10 Pencegahan Pada Urolitiasis. 2.11 Pemeriksaan Diagnostik BAB III PENUTUP . 3.1 Simpulan. 3.2 saran DAFTAR PUSTAKA.BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Urolithiasis adalah penyakit yang salah satu dari gejalanya adalah pembentukan batu didalam saluran kemih. Penyakit ini diduga telah ada sejak peradaban manusia sejak dulu, karena ditemukan batu diantara tulang panggul kerangka mumi dari seorang berumur sekitar 7000 tahun (Sjamsuhidayat, 1997). Penelitian epidemiologic memberikan kesan seakan-akan penyakit batu mempunyai hubungan dengan tingkat kesejahteraan masyarakat masyarakat dan berubah sesuai dengan perkembangan kehidupan bangsa. Berdasarkan perbandingan data penyakit batu saluran kemih diberbagai negara dapat disimpulkan bahwa di negara yang mulai berkembang terdapat banyak batu saluran kemih bagian bawah, terutama terdapat dikalangan anak. Di negara yang sedang berkembang terdapat insidensi batu relative rendah, baik dari batu saluran kemih bagian bawah maupun dari batu saluran kemih bagian atas. Di negara yang telah berkembang terdapat banyak batu saluran kemih bagian atas, terutama dikalangan orang dewasa. Pada suku bangsa tertentu penyakit saluran kemih sangat jarang, Misalnya suku bangsa Bantu di Afrika Selatan. (Sjamsuhidayat, 1997). Pembentukan batu saluran kemih memerlukan keadaan supersaturasi dalam pembentukan batu. Inhibitor pembentuk batu dijumpai dalam air kemih normal. Batu kalsium oksalat dengan inhibitor sitrat dan glikoprotein. Beberapa promotor (reaktan) dapat memacu pembentukan seperti asam urat, memacu batukalsium oksalat . Aksi reaktandan inhibitor belum dikenalisepenuhnya. Ada dugaan proses ini berperan pada pembentukan awal atau nukleasi kristal, progresi kristal atau agregatasi kristal. Misal penambahan sitrat dalam kompleks kalsium dapat mencegah agregratasi kristal kalsium oksalat dan mungkin dapat mengurangi resiko agregitasi kristal disaluran kemih (Tjokonegoro, 2001). Manifestasi klinis Pada pasien batu saluran kemih terdapat nyeri mendadak yang disebabkan batu yang lewat, rasa sakit berupa rasa pegal di CVA atau kolik yang menjalar ke perut bawah sesuai lokasi dalam ureter. Pada pemeriksaan fisik ditemukan nyeri tekan dan nyeri ketok CVA, spasme otot abdomen , tesyis hipersensitif, dan skrotum hipersensitif (Mansjoer, 2000). Dengan demikian, penanganan batu saluran kemih dilakukan dengan pengenalan sedini mungkin. Tata laksana awal yang dilakukan adalah evaluasi factor resiko batu saluran kemih. Terapi diberikan untuk mengatasi keluhan dan mencegah serta mengobati gangguan akibat batu saluran kemih. Pengambilan batu dapat dilakukan dengan pembedahan/ litrotipsi dan yang terpenting adalah pengenalan factor resiko sehingga diharapkan dapat memberikan hasil pengobatan dan memberikan pencegahan timbulnya batu saluran kemih yang lebih lanjut.1.2 Batasan Masalah Kami membatasi masalah keperawatan medical bedah ini yaitu pada Asuhan keperawatan pada pasien Urolitiasis. 1.3 Tujuan 1.31Tujuan Umum Setelah mengikuti presentasi dan membaca makalah tentang Asuhan keperawatan pada Urolitiasis ini mahasiswa diharapkan dapat menerapkan proses keperawatan yang tepat prosedur. 1.32Tujuan Khusus Setelah mengikuti presentasi dan membaca makalah ini mahasiswa diharapkan mampu : 1. Menjelaskan konsep Askep Urolitiasis (definisi, etiologi, patofisiologi, klasifikasi, manifestasi klinis, penatalaksanaan, komplikasi dan prognosis); 2. Mengidentifikasi pengkajian pada pasien dengan Urolitiasis. 3. Merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien dengan Urolitiasis. 4. Merencanakan tindakan keperawatan pada pasien dengan Urolitiasis 1.4 Manfaat. Membantu memahami asuhan keperawatan pada Urolitiasis sehingga dapat melaksanakan askep pada klien tersebut secara komprehensif dengan pendekatan proses keperawatan serta untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa dalam memberikan asuhan keperawatan pada Urolitiasis yang sangat bermanfaat untuk mewujudkan eksistensi dan kompetensi sebagai perawat sesuaiprofesional. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian a) Urolithiasis adalah Penyakit yang salah satu dari gejalanya adalah pembentukan batu didalam saluran kemih (Sjamsuhidayat, 1997). b) Urolithiasis adalah adanya calculus di dalam saluran kemih (Medical-dictionary, 2004). c) Urolithiasis adalah Pembentukan batu saluran kemih atau keadaan yang dihubungkan dengan adanya batu di saluran kemih (Dorland, 1998). d) Urolithiasis adalah Penyakit batu disaluran kemih, baik di system pielokalis ginjal, ureter, kandung kemih atau uretra (Candra, 1996). 2. Epidemiologi (Candra, 1996) Insiden urolitiasis di USA diperkirakan sekitar 0,1-0,3 %, berarti tiap tahunnya sekitar 240.000 720.000 penderita dirawat dengan urolitiasis.Di Indonesia saat ini belum ada data kongkret mengenai jumlah penderita batu saluran kemih. Menurut data di seksi Urologi RSUD Dr. Soetomo Surabaya selama 11 tahun (19841994) telah dirawat 3528 penderita dengan urolitiasis atau 37,3 % dari jumlah kesekuruhan penderita urologi.Tabel 2.1 :Lokasi batu dan jumlah penderita urolitiasis di seksi urologi RSUD Dr. Soetomo/ FK Unair tahun 1984-1994. LOKASI Ginjal Ureter Buli-buli Uretra Jumlah JUMLAH PENDERITA 1159 614 1379 376 3528 17,4 39,1 10,6 100 PROSENTASE (%) 32,93. Etiologi (Candra, 1996) : 21 Faktor Intrinsik a Faktor Keturunan (Genetik) Dapat merupakan factor etnik atau ras atau turunan (herediter). Suku Indian dan orang kulit hitam di Amerika Utara, suku Bantu di Afrika dan orang Yahudi jarang menderita Urolitiasis.Imigran dari Turki dan Eroppa selatan menurut penelitian di Jerman terbukti lebih banyak menderita penyakit kencing batu daripada orang Jerman. Asidosis Tubulus Renalis dan Sistinuri adalah contoh penyakit turunan karena kerusakan gen yang menyebabkan Urolitiasis.b Faktor Umur dan Sex Puncak insiden urolitiasis terjadi pada decade 3 sampai 5 dan lebih banyak ditemukan pada pria daripada wanita, perbandingannya sekitar 3 : 1. Penyebabnya diduga karena perbedaan struktur anatomic saluran kemih dan factor hormonal yang mencegah terjadinya agregasi garam kalsium. 22 Faktor Ekstrinsik a Faktor Geografi Penderita dengan Urolitiasis banyak didapatkan pada penduduk yang hidup di pegunungan, padang pasir dan daerah tropis. Didunia terdapat daerah yang secara geografis disebut sebagai daerah stone Belt karena insiden urolitiasis nyata lebih tinggi daripada daerah lain. Daerah tersebut me;iputi Amerika Serikat bagian Barat laut dan Barat Daya, kemudian Inggris, Mediterania, Inmdia Utara, Pakistan, Australia Uatara, Eropa tengah, Semenanjung Malaysia, Indonesia dan Cina. b Faktor Iklim dan Temperatur udara Insiden Urolitiasis tertinggi didapatkan pada musim panas dengan suhu udara sangat tinggi. c Jumlah air yang diminum Ada dua factor yang terlibat dalam hubungan air minum dengan urolitiasis yaitu jumlah air yang diminum dan kadarmineral atau elemen air yang diminum. Meningkatkan volume urine (diuresis) dengan cara banyak minum akan mengurangi kemungkinan terbentuknya batu, karena kristalisasi dari substan pembentuk batu bisa dihindarkan. Air minum yang banyak mengan dung kalsium sulfat atau natrium karbonat menyebabkan tingginya insiden urolitiasis. d Diet Diet purin, oxalate, kalsium, fosfat dan beberapa substan lain yang berlebihan akan menyebabkan tingginya ekskresi substan tersebut dalam urine. Diet sayur tertentu dan diet susu keju merupakan factor resiko pembentukan batu.Penelitian restropektif pada 155 anak oleh STAAL dan kawan kawan pada tahun 1994 di Madura menyimpulkan bahwa diit rendah protein hewani, sayur dan buah pada anak- anak memegang peranan penting pada pembentukan batu kandung kemih. e Pekerjaan. Insiden Urolitiasis lebih banyak ditemukan pada orang yang pekerjaannya lebih banyak duduk, pada orang yang bekerja dalam ruangan yang suhunya tinggi atau yang bekerja di sector industri berat. 23 Faktor lain a) Idiopatik b) Gangguan aliran air kemih Fimosis Striktur Meatus Hipertropi prostate Refluks vesiko uretral Ureterokele Konstriksi hubungan ureteropelvik c) Gangguan Metabolisme. Hiperparatiroidisme Hiperuresemia Hiperkalsiura d) Infeksi saluran kemih oleh mikroorganisme berdaya membuat urease (Proteus mirabilis). Beberapa strain Pseudomonas, Staphylococcus albus dan beberapa jenis coli mengakibatkan pembentukan batu. Pada penguraian ureum, dibebaskan ammonia yang menyebabkan suasana alkali serta yang dengan fosfat dan magnesium dalam urina membentuk batu ammonium, magnesium, fosfat, yang dinamakan batu struvit. e) Benda asing. Fragmen kateter, telur sistosoma. f) Jaringan mati (nekrosis papil) g) Multifaktor Anak di Negara berkembang Penderita multitrauma4. Teori pembentukan batu (Purnomo, 2000) Banyak teori yang menerangakan proses pembentukan batu di salauran kemih teapi hingga kini masih belum jelas teori manna yang paling benar, beberapa teori pembentukan batu adalah : a) Teori inti (nucleus ) : Batu terbentuk didalm urine karena adanya inti batu sabuk batu (nucleus). Partikel-partikel yang berada dalam larutan larutan yang kelewat jenuh (supersaturated) akan mengendap didalm nucleus itu sehingga akhirnya membentuk batu. Inti batu dapat berupa kristal atau benda asing disaluran kemih. b) Teori matriks : Matriks organic terdiri ataas serum/ protein urine (albumin, globulin dan mukoprotein) merupakan kerangka tempat diendapakannya kristal-kristal batu.. c) Teori inhibitor kristalisasi : Urine orang normal mengandung zat penghambat kristal, antara lain: magnesium sitrat, pirofosfat, mukoprotein dan beberapa peptide. Jika kadar salah satu atau bebrapa zat itu berkurang, akan memudahkan terbentuknya batu didalam saluran kemih. 5. Komposisi Batu (Purnomo, 2000) Batu saluran kemih pada umumnya mengandung unsure: kalsiumoksalat atau kalsium fosfat, asam urat, magnesium ammonium fosfat (MAP), Xanthyn, dan systin. Data mengenai kandungan / komposisi zat yang terdapat pada batu pada batu sangat penting untuk usaha pencegahan terhadap kemungkinan timbulnya batu residif. 1. Batu Kalsium Batu jenis ini paling banyak dijumpai yaitu kurang lebih 70-80 % dari seluruh batu seluruh batu saluran eih. Kandungan batu jenis ini terdiri atas kalsium oksalat, kalsium fosfat atau campuran dari kedua unsur. Faktor terjadinya batu kalsium : a) Hiperkalsiuri adalah kadar kalsium didalam urine lebih besar dari 250-300 mg/ 24 jam.Terdapat 3 penyebab terjadinya hiperkalsiuri yaitu : o Hiperkalsiuri absortif yang terjadi karena adanya peningkatan absorbsi kalsium melaui usus. o Hiperkalsiuri renal terjadi karena adanya ginjal. o Hiperkalsiuri resorbtif terjadi karena adanaya peningkatan resorpsi kalsium tulang, yang banyak terjadi gangguan kemampuan rearbsorbsi kalsium melalui tubuluspaa hiperparatiridisme primer atau pada tumor paratiroid. b) Hiperoksaluri adalah ekskresi oksalat urine yang melebihi 45 gram/ hari. Keadaan ini banyak dijumpai pada pasien yang mengalami ganguan paa usus sehabis menjalani pembedahan usus dan pasien yang banyak mengkonsumsi makanan yang kaya oksalat , diantaranya adalah : teh, kopi instant, minuman soft drink, kokoa, arbei, jeruk sitrun, dan sayuran berwarna hau terutama bayam. c) Hiperurikosuri adalah kadar asama uratdidalam urine yang melebihi mg/ 24 jam. Asam urat yang berlebihan dalam urine bertindak sebagai inti batu/ nidus untuk terbentuknya batu kalsium oksalat. Sumber asam urat didalam urin berasal dari makanan yang mengandung banyak purin/ asam urat maupun berasal dari metabolisme endogen. d) Hipositraturi , Di dalam urine sitrat akan bereaksi dengan kalsium membentuk sitrat, sehingga menghalangi ikatan kalsium sehingga menghalangi ikatan kalsium dengan oksalat atau fosfat. Karena itu sitrat dapat bertindak sebagai penghamabat pembentukan kalsium. Hipositraturi dapat terjadi karena :penyakitasidosis diuretictubuli ginjal golonganataurenaltubularacidosis, sindrom malabsorbsi, atau pemakaian thiazide dalammjangka waktu lama. e) Hipomagnesisuri seperti halnya sitrat ,magnesium bertindak sebagabi penghambat timbulnya batu kalsium, karena didalam urine magnesium akan bereaksi dengan oksalat sehingga mencegah ikatan kalsium dengan oksalat.0100090000037800000002001c000000000004000000 03010800050000000b0200000000050000000c027604Picture 1.1. Calcium Oxalat 4805040000002e0118001c000000fb02100007000000 Stone0000bc02000000000102022253797374656d00044805 00000caa1100c7d4e330e04716000c020000480500000 40000002d01000004000000020101001c000000fb029 cff0000000000009001000000000440001254696d6573 204e657720526f6d616e000000000000000000000000 0000000000040000002d010100050000000902000000 020d000000320a5a0000000100040000000000460578 0420002d00040000002d010000030000000000 01000 90000037800000002001c00000000000400000003010 800050000000b0200000000050000000c02760448050 40000002e0118001c000000fb021000070000000000b c02000000000102022253797374656d0004480500000 caa1100c7d4e330e04716000c02000048050000040000 002d01000004000000020101001c000000fb029cff000 0000000009001000000000440001254696d6573204e6 57720526f6d616e00000000000000000000000000000 00000040000002d010100050000000902000000020d0 00000320a5a000000010004000000000046057804200 02d00040000002d0100000300000000002. Batu Struvit Batu struvit disebut juga sebagai batu infeksi karena terbentuknya batu ini disebabkan oleh adanya infeksi salurankemih. Kuman penyebab infeksi ini adalah golongan pemecah urea atau urea spliter yang dapat menghasilkan enzim urease dan merubah urine menjadi bersuasana basa melalui hdrolisis urea menjadi amoniak. CO (NH2) 2 + H2O 2 NH3 + CO2Suasana basa ini yang memudahkan garam-garam magnesium , ammonium, fosfat dakarbonat membentuk batu magnesium ammonium fosfat (MAP) (Mg NH4 PO4 H2O) dan karbonat apatit (Ca10 [PO4]6 CO3. karena terdiri atas 3 kation (Ca Mg dan NH4 ) batu jenis ini dikenal sebagai batu triple phosphate. Kuman-kuman yang termasuk pemecah urea adalah : Proteus spp, Klebsiella, Serratia, Enterobacter, Pseudomonas dan Stafilokokus. Meskipun E coli banayak menimbulkan infeksi saluran kemih tetapi kuman ini bukan termasuk pemecah urea.0100090000037800000002001c00000000000400000003 010800050000000b0200000000050000000c0276044805 Picture 2.1. Struvit stone 040000002e0118001c000000fb021000070000000000bc 02000000000102022253797374656d0004480500000caa 1100c7d4e330e04716000c02000048050000040000002d 01000004000000020101001c000000fb029cff000000000 0009001000000000440001254696d6573204e657720526 f6d616e000000000000000000000000000000000004000 0002d010100050000000902000000020d000000320a5a0 0000001000400000000004605780420002d0004000000 2d010000030000000000 0100090000037800000002001 c00000000000400000003010800050000000b020000000 0050000000c0276044805040000002e0118001c000000f b021000070000000000bc0200000000010202225379737 4656d0004480500000caa1100c7d4e330e04716000c020 00048050000040000002d01000004000000020101001c0 00000fb029cff0000000000009001000000000440001254 696d6573204e657720526f6d616e000000000000000000 0000000000000000040000002d0101000500000009020 00000020d000000320a5a0000000100040000000000460 5780420002d00040000002d010000030000000000 0100 090000037800000002001c000000000004000000030108 00050000000b0200000000050000000c02760448050400 00002e0118001c000000fb021000070000000000bc0200 0000000102022253797374656d0004480500000caa1100 c7d4e330e04716000c02000048050000040000002d0100 0004000000020101001c000000fb029cff00000000000093. Batu Urat Batu asam urat merupakan 5-10 % dari seluruh batu salauran kemih. Batu ini banyak diderita oleh pasien-pasien penyakit gout, penyakit mieloproliferatif, pasien yang mendapatkan terapi antikanker, dan yang banyak mempergunakan obat urikosurik diantaranya adalah sulfinpirazone, thiazide, dan salisilat. Kegemukan, peminum alcohol, dan diet tinggi protein mempunyai peluang yang lebih besar untuk mendapatkan penyakit ini. Faktor yang menyebabkan terbentuknya batu asam urat adalah : o Urine yang terlalu asam (pH urine < 6) o Volume urine yang jumlahnya sedikit ( < 2 liter/ hari) atau dehidrasi. o Hiperurikosuri.0100090000037800000002001c0000000000040000Picture 3.1. Urate stone and Ammonium urate0003010800050000000b0200000000050000000c0276 044805040000002e0118001c000000fb0210000700000 00000bc02000000000102022253797374656d0004480 500000caa1100c7d4e330e04716000c02000048050000 040000002d01000004000000020101001c000000fb029 cff0000000000009001000000000440001254696d6573 204e657720526f6d616e0000000000000000000000000 000000000040000002d0101000500000009020000000 20d000000320a5a00000001000400000000004605780 420002d00040000002d0100000300000000000100090 000037800000002001c0000000000040000000301080 0050000000b0200000000050000000c0276044805040 000002e0118001c000000fb021000070000000000bc02 000000000102022253797374656d0004480500000caa1 100c7d4e330e04716000c02000048050000040000002d 01000004000000020101001c000000fb029cff0000000 000009001000000000440001254696d6573204e65772 0526f6d616e0000000000000000000000000000000000 040000002d010100050000000902000000020d000000 320a5a00000001000400000000004605780420002d00 040000002d0100000300000000004. Batu jenis lain Batu sistin, batu Xhantin, batu triamteren dan batu silikat sangat jarang dijumpai di Indonesia0100090000037800000002001c00000000000400000Picture 4.1 Compound 003010800050000000b0200000000050000000c0276 stone and Cystin044805040000002e0118001c000000fb02100007000 0000000bc02000000000102022253797374656d0004 480500000caa1100c7d4e330e04716000c020000480 50000040000002d01000004000000020101001c0000 00fb029cff0000000000009001000000000440001254 696d6573204e657720526f6d616e000000000000000 0000000000000000000040000002d0101000500000 00902000000020d000000320a5a0000000100040000 0000004605780420002d00040000002d01000003000 00000000100090000037800000002001c0000000000 0400000003010800050000000b02000000000500000 00c0276044805040000002e0118001c000000fb0210 00070000000000bc020000000001020222537973746 56d0004480500000caa1100c7d4e330e04716000c02 000048050000040000002d010000040000000201010 01c000000fb029cff000000000000900100000000044 0001254696d6573204e657720526f6d616e00000000 00000000000000000000000000040000002d010100 050000000902000000020d000000320a5a000000010 00400000000004605780420002d00040000002d0100 000300000000000100090000037800000002001c000 00000000400000003010800050000000b020000000 0050000000c0276044805040000002e0118001c0000 00fb021000070000000000bc0200000000010202225 3797374656d0004480500000caa1100c7d4e330e04716000c02000048050000040000002d0100000400000 0020101001c000000fb029cff0000000000009001000 000000440001254696d6573204e657720526f6d616e 000000000000000000000000000000000004000000 2d010100050000000902000000020d000000320a5a0 0000001000400000000004605780420002d00040000 002d010000030000000000 6. Patofisiologi Pembentukan batu saluran kemih memerlukan keadaan supersaturasi dalam pembentukan batu. Inhibitor pembentuk batu dijumpai dalam air kemih normal. Batu kalsium oksalat dengan inhibitor sitrat dan glikoprotein. Beberapa promotor (reaktan) dapat memacu pembentukan seperti asam urat, memacu batu kalsium oksalat Aksi reaktan dan inhibitor belum dikenali sepenuhnya. Ada dugaan proses ini berperan pada pembentukan awal atau nukleasi kristal, progresi kristal atau agregatasi kristal. Misal penambahan sitrat dalam kompleks kalsium dapat mencegah agregratasi kristal kalsium oksalat dan mungkin dapat mengurangi resiko agregitasi kristal disaluran kemih (Tjokonegoro, 2001). 7. Manifestasi Klinik Gejala dan tandanya tergantung pada lokasi batu (Mansjoer, 2000) : a. Merasa pegal dan kolik pada pada daerah sudut kostovertebratalis angle.(CVA) b. Nyeri tekan dan nyeri ketok CVA.c. Demam dan menggigil serta apatis. d. Nausea, Vomitus, dan distensi abdomen e. Hematuria, infeksi, statis dari urin. f. Nyeri mendadak pada pria menjalar ke testis.(testis hipersensitif), skrotum hipersensitive g. Spasme otot abdomen, h. Retensio urin 8. Komplikasi (Sjamsuhidayat, 1997). - Infeksi sekunder - Iritasi yang berkepanjangan paa urotelium yang dapat menyebabkan tumbuhnya keganasan yang sering berupa karsinoma epidermoid. - Hidronefrosis - Pionefrosis - Gagal ginjal - Terbentuk fistula yang terletak di proksimal dari batu ureter9. Penatalaksanaan Medis (Purnomo, 2000) MedikamentosaPicture 8.3 Process of ESWLTerapi medikamentosa ditujukan untuk batu yang ukurannya kurang dari 5 mm, karena diharapkan batu dapat keluar dengan spontan. Terapi yang diberikan bertujuan untuk mengaurangi nyeri, memperlancar aliran urine dengan pemberian diuretikum dan minum banyak supaya dapat mendorong batu keluar. ESWL (Extracorporeal Shockwave Lithotripsy) Alat ESWL adalah pemecah batu yang diperkenalkan pertama kali oleh Caussy pada tahun 1980. Alat ini dapat memecah batu ginjal, batu ureter proximal atau batu buli-buli tanpa melalui tindakan invasive dan tanpa pembiusan. Batu dipecah menjadi fragmen-fragmen kecil sehingga mudah dikelurakan melalui saluran kemih. 0100090000037800000002001c00000000000400000003010 800050000000b0200000000050000000c0276044805040000 002e0118001c000000fb021000070000000000bc020000000 00102022253797374656d0004480500000caa1100c7d4e330 e04716000c02000048050000040000002d010000040000000 20101001c000000fb029cff000000000000900100000000044 0001254696d6573204e657720526f6d616e00000000000000 00000000000000000000040000002d0101000500000009020 00000020d000000320a5a0000000100040000000000460578 0420002d00040000002d010000030000000000 Endourology Tindakan endourologi adalah merupakan tindakan invasive minimal untuk mengeluarkan batu saluran kemih yang terdiri atas memecah batu, dan kemudian mengeluarkannya dari saluran kemih melalaui alat yang dimasukkan langsung kedalam saluran kemih. Alat itu dimasukkan melalui uretra atau melalui insisi kecil pada kulit (perkutan). Sedangkan pemecahan batu dapat dilakukan secara mekanik, dengan memakai energi hidraulik, energi gelombang suara, atau dengan energi laser. Beberapa tindakan endoroulogy itu adalah : o PNL (Percutaneous Nephro Liptholapaxy) : yaitu mengeluarkan batu yang berada disaluran ginjal dengan cara memasukkan alat endoskopi ke system kaliks melalui insisi pada kulit. Batu kemudian dikeluarkan atau dipecah terlebih dahulu. o Litrotipsi : Yaitu memecah batu buli-buli atau batu uretra dengan memasukkan alat pemecah (litrotiptor) kedalam buli-buli. Pecahan batu dikeluarkan dengan evakuator Ellik. o Ureteroskopi atau uretero-renoskopi :yaitumemasukkan alat uretroskop per-uretram guna meliahat keadaan ureter atau system pielokaliks ginjal dapat dipecah melalui tuntunan ureterokopi/ ureterorenoskopi ini.o Ekstraksi Dormia : yaitu mengeluarkan batu ureter dengan menjaringnya melalui alat keranjang dormia. Bedah Laparoskopi Pembedahan laparoskopi untuk mengambil batu saluran kemih saat ini sedang berkembang. Cara ini banyak dipakai untuk mengambil batu ureter. Bedah terbuka Pembedahan terbuka itu antara lain adalah : pielolitotomi atau nefrolitotomi untuk mengambil batu disaluran ginjal, urerolitotomi untuk batu di ureter, vesikololitotomi untuk batu buli-buli, dan uretrolitotomi untuk batu uretra. Tidak jarang pasien harus menjalani tindakan nefrektomi atau pengambilan ginjal karena ginjalnya sudah tidak berfungsi dan berisis nanah(pionefrosisi) akaibat dari batu saluran kemih yang menimbulkan obstruksi dan infeksi yang menahun.0100090000037800000002001c000000000004000000030 10800050000000b0200000000050000000c027604480504 0000002e0118001c000000fb021000070000000000bc020 00000000102022253797374656d0004480500000caa1100 c7d4e330e04716000c02000048050000040000002d01000 004000000020101001c000000fb029cff000000000000900 1000000000440001254696d6573204e657720526f6d616e 0000000000000000000000000000000000040000002d010 100050000000902000000020d000000320a5a0000000100 0400000000004605780420002d00040000002d010000030 000000000 0100090000037800000002001c00000000000 400000003010800050000000b0200000000050000000c02 76044805040000002e0118001c000000fb0210000700000 00000bc02000000000102022253797374656d0004480500 000caa1100c7d4e330e04716000c02000048050000040000 002d01000004000000020101001c000000fb029cff000000 0000009001000000000440001254696d6573204e6577205 26f6d616e00000000000000000000000000000000000400 00002d010100050000000902000000020d000000320a5a0 0000001000400000000004605780420002d00040000002d 010000030000000000 10.Pencegahan pada Urolitiasis (Purnomo, 2000) Setelah batu dikeluarkan dari saluran kemih, tindakan selanjutnya yang tidak kalah pentingnya adalah upaya menghindari timbulnya kekambuhan. Angka kekambuhan batu saluran kemih rata-rata 7 % per tahun atau kurang lebih 50 % dalam 10 tahun. Pencegahan yang dlakuakn adalah berdasarkan atas kandungan unsure yangmenyususn batu salauran emih penyebab timbulnya batu. Pada umumnya pencegahan itu berupa : 1. Menghindari dehidrasi dengan minum yang cukup dan diusahakan produksi urine sebanyak 2-3 liter perhari. 2. Diet untuk mengurangi kadar zat-zat komponen pembentuk batu 3. Aktivitas harian yang cukup 4. Medikamentosa. Beberapa diet yang dianjurkan untuk mengurangi kekambuhan adalah : 1. Rendah protein, karena protein akan memacu ekresi kalsium urine dan menyebabkan suasana urine menjadi lebih asam. 2. Rendah oksalat 3. Rendah garam karena natriuresis akan memacu timbulnya hiperkalsiuri 4. Rendah purin 5. Rendah kalsium tidak dianjurkan kecuali pada hiperkalsiuri absortif Type II. 11.Pemeriksaan Diagnostik (Dongoes, 2000) Urinalisa : Warna mungkin kuning, coklat gelap, berdarah; secara umum menunjukkan SDM, SDP, kristal(sistin, asam urat, kalsium oksalat), serpihan, mineral, pus; pH mungkin asam (meningkatkan sistin dan batu asam urat) atau alakalin (meningkatkan magnesium, fosfat ammonium, atau batu kalsium oksalat) Urine (24 jam): Kreatinin, asam urat, kalsium, fosfat, oksalat atau sistin mungkin meningkat. Kutur urine : Mungkin menunjukkan ISK (Stapilococus aureus, Proteus, Klebsiela, Pseudomonas). Survey biokimia: Peningkatan kadae magnesium,kalsium, asamurat, fosfat, protein, elektrolit. BUN/ Kreatininserum dan urine : Abnormal(tinggi pada serum/ rendah pada urine)sekunder terhadap tingginya batuobstruktif pada ginjal yang menyebabkan iskemia/ nekrosisi. Kadar klorida dan bikarbonat serum : peninggian kadaar klorida dan penurunan kadar bikarbonat menunjukkan terjadinya asidosis tubulus ginjal. Hitung darah lengkap : SDP mungkin meningkat menunjukkan infeksi/ septikemia. SDM : Biasanya normal. Hb/ Ht : Abnormal bila pasien dehidrasi berat atau polisetimia terjadi (mendorong presipitasi pemadatan) atau anemia(perdarahan, disfungsi/ gagal ginjal). Hormon paratiroid : Mungkin meningkat bila ada gagal ginjal. (PTH merangsang reabsorbsi kalsium dari tualang meningkatkan sirkulasi serum dan kalsium urine). Foto Rontgen KUB : Menunjukkan adanya kalkuli dan/ atau perubahan anatomic pada area ginjal dan sepanjang uretere. IVP : memberikan konfirmasi cepat urolitiasis seperti penyebab nyeri abdominal atau panggul. Menunjukkan abnormalitas pada struktur anatomic (distensi ureter)dan garis bentuk kalkuli. Sitourerokopi : Visualisasi langsung kandung kemih dan ureter dapat menunjukkan batu dan / atau efek obstruksi. CT Scan : Mengidentifikasi / menggambarkan kalkuli dan masa lain : ginjal ureter dan distensi kandung kemih.Ultrasound ginjal : untuk menentukan perubahan obstruksi, lokasi batu. PENUTUP3.1 Simpulan Batu ginjal merupakan Batu Saluran Kemih (Urolitiasis), sudah dikenal sejak jaman Babilonia dan Mesir Kuno dengan ditemukannya batu pada kandung kemih mummy. Batu Saluran Kemih dapat ditemukan sepanjang saluran kemih dimulai system kaliks ginjal, pielujm, ureter, buli-buli, dan uretra. Batu ini mungkin terbentuk di ginjal kemudian turun ke saluran kemih bagian bawah atau memangterbantuk di saluran kemih bagian bawah karena adanya statis urine seperti pada batu buli-buli, bisa juga dikarenakan Hiperplasia prostate atau batu uretra yang terbentuk didalam vertical uretra. Penanganan batu saluran kemih dilakukan dengan pengenalan sedini mungkin. Tata laksana awal yang dilakukan adalah evaluasi factor resiko batu saluran kemih. Terapi diberikan untuk mengatasi keluhan dan mencegah serta mengobati gangguan akibat batu saluran kemih. Pengambilan batu dapat dilakukan dengan pembedahan/ litrotipsi dan yang terpenting adalah pengenalan factor resiko sehingga diharapkan dapat memberikan hasil pengobatan dan memberikan pencegahan timbulnya batu saluran kemih yang lebih lanjut.3.2 Saran Sebagai tenaga kesehatan, Yaitu tenaga keperawatan diharapkan agar lebih memahami asuhan keperawatan pada Urolitiasis sehingga dapat melaksanakan askep pada klien tersebut secara komprehensif dengan pendekatan proses keperawatan untuk mewujudkan eksistensi dan kompetensi sebagai perawat profesional.Daftar Pustaka Tjokonegoro. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Balai Penerbit FKUI. Jakarta. (Hal 377-386). Sjamsuhidayat & Jong. 1997. Ilmu Bedah. EGC. Jakarta.(Hal 1024 1034) Mansjoer. 2000. Kapita Selecta Kedokteran Edisi 3 Jilid II. Media Aesculapius. Jakarta. (Hal 334 - 336) Carpenito. 2000. Diagnosa Keperawatan Edisi 6. EGC. Jakarta. (Hal 1090-1091) Dongoes. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3 . EGC Jakarta. (Hal 686-693) Purnomo. 2000. Dasar-dasar Urology. SMF/ Lab Ilmu Bedah RSUD Dr. Saiful Anwar Fak Kedokteran Unbraw. Malang (Hal 62-73) Ivan & Kpiachem (2004). X-Term medical Dictionary.AS. Ivan MD. Kumala. 1998. Kamus Saku Kedokteran Dorland. EGC. Jakarta. Hal 1140. Candra. 1996. Pengaruh kalkurenal Terhadap Batu Kandung Kemih Buatan Pada Tikus Putih. Prodi Urologi Lab/ UPF Ilmu Bedah Fak Unair/ RSUD Dr. Soetomo. Surabaya ( Hal 5- 17 )