bab 1 lbp

45
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada perkembangan jaman sekarang ini, kesehatan merupakan sesuatu hal yang sangat penting. Sehat adalah suatu kondisi yang terbebas dari segala jenis penyakit, baik fisik, mental, dan sosial. Dari pengertian tersebut, kita memerlukan suatu kesehatan yang optimal terutama pada saat melakukan aktivitas fungsional sehari-hari. Dalam melakukan aktivitas sehari-hari, akan sering menimbulkan berbagai keluhan. Dan yang paling banyak adalah keluhan pada pinggang bawah yang biasa disebut nyeri pinggang bawah (low back pain). Nyeri yang dirasakan dapat merupakan nyeri lokal maupun nyeri radikuler atau keduanya. 1 Prevalensi nyeri muskuloskeletal, termasuk low back pain, telah dideskripsikan sebagai sebuah epidemik. Keluhan nyeri biasanya self limiting, tetapi jika menjadi kronik, konsekuensinya serius. Hal ini akhirnya menyebabkan turunnya produktivitas orang yang mengalami low back pain. 2 Menurut penelitian, sekitar 80% dari semua manusia mengalami Low back pain (LBP). Dari semua kasus LBP yang terjadi, 70% disebabkan terjadinya peregangan pada LAPKAS NEURO LOW BACK PAIN Page 1

Upload: yurizal-syarif

Post on 24-Jan-2016

10 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

lbp

TRANSCRIPT

Page 1: bab 1 lbp

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada perkembangan jaman sekarang ini, kesehatan merupakan sesuatu hal

yang sangat penting. Sehat adalah suatu kondisi yang terbebas dari segala jenis

penyakit, baik fisik, mental, dan sosial. Dari pengertian tersebut, kita memerlukan

suatu kesehatan yang optimal terutama pada saat melakukan aktivitas fungsional

sehari-hari. Dalam melakukan aktivitas sehari-hari, akan sering menimbulkan

berbagai keluhan. Dan yang paling banyak adalah keluhan pada pinggang bawah

yang biasa disebut nyeri pinggang bawah (low back pain). Nyeri yang dirasakan

dapat merupakan nyeri lokal maupun nyeri radikuler atau keduanya.1

Prevalensi nyeri muskuloskeletal, termasuk low back pain, telah

dideskripsikan sebagai sebuah epidemik. Keluhan nyeri biasanya self limiting,

tetapi jika menjadi kronik, konsekuensinya serius. Hal ini akhirnya menyebabkan

turunnya produktivitas orang yang mengalami low back pain. 2

Menurut penelitian, sekitar 80% dari semua manusia mengalami Low back

pain (LBP). Dari semua kasus LBP yang terjadi, 70% disebabkan terjadinya

peregangan pada bagian lumbal, 10 % karena proses degeneratif yang disebabkan

karena usia, 4% karena hernia, 4% karena Osteoporosis, 3% karena stenosis

tulang belakang. 3

Di Indonesia nyeri pinggang merupakan masalah kesehatan yang nyata. Ia

merupakan penyakit nomor dua pada manusia setelah influenza. Kira-kira

80% penduduk pernah sekali merasakan nyeri punggung bawah. Pada setiap

saat lebih dari 10 % penduduk menderita nyeri pinggang. Insidensi nyeri

pinggang di beberapa negara berkembang lebih kurang 15-20% dari total

populasi, yang sebagian besar merupakan nyeri pinggang akut maupun

kronik, termasuk tipe benigna. 2

LAPKAS NEURO LOW BACK PAIN Page 1

Page 2: bab 1 lbp

Usia merupakan faktor yang mendukung terjadinya LBP, sehingga

biasanya di derita oleh orang berusia lanjut karena penurunan fungsi-fungsi

tubuhnya terutama tulangnya sehingga tidak lagi elastis. Selain itu faktor risiko

terhadap pekerjaan dipengaruhi aktivitas terlalu banyak duduk atau berdiri juga

merupakan faktor yang mendukung LBP. Ini dinamakan posisi tubuh kerja

statis, pekerjaan yang membuat tubuh terpapar dengan getaran seperti yang

dilakukan para masinis, pengemudi truk, mengoperasikan alat bergetar sering

mengangkat dan menarik benda berat banyak membungkuk dan berputar. 2

1.2. Tujuan Penulisan

Tujuan penelitian laporan ini adalah untuk memenuhi tugas kepaniteraan

klinik senior Departemen Ilmu Penyakit Saraf Rumah Sakit Haji Medan dan

meningkatkan pemahaman dan pengetahuan mahasiswa tentang Low Back Pain

(LBP).

1.3. Manfaat Penulisan

Manfaat dari penulisan laporan ini adalah sebagai sarana untuk mengetahui

dan mempelajari lebih dalam mengenai Low Back Pain (LBP) berdasarkan teori

dan kasus yang ada.

LAPKAS NEURO LOW BACK PAIN Page 2

Page 3: bab 1 lbp

BAB II

LAPORAN KASUS

2.1. Status Neurologi

1. Identitas Pribadi

Nama : Tn. D

Umur : 66 Tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Alamat : Dusun I Pagar Marbo, Lubuk Pakam

Agama : Islam

Pekerjaan : Pensiunan

Status perkawinan : Menikah

Tanggal MRS : 8 Mei 2015

2. Anamnesa

Keluhan utama

Nyeri pinggang

Keluhan tambahan

Tidak ada

Riwayat penyakit sekarang

Os datang ke RSHM dibawa oleh isterinya dengan keluhan nyeri pinggang

dan tidak bisa bangun, dirasakan pasien ± 1 minggu SMRS. Sebelumnya Os ada

jatuh dalam waktu ± 1 minggu ini. Os mengaku nyeri tersebut bertambah berat

pada saat membungkuk. Selama ini Os ada menderita Hipertensi dan DM sejak

tahun 1978. Nyeri dirasakan berkurang saat berbaring. Nyeri dirasakan menjalar

dari pinggang ke paha belakang, betis, punggung sampai ke ujung kaki. Nyeri

dirasakan berkurang saat duduk dengan sanggahan bantal. Keluhan nyeri

pinggang sebenarnya sudah dirasakan sejak lama, tetapi hilang timbul. BAB (+)

dan BAK (+) Normal.

LAPKAS NEURO LOW BACK PAIN Page 3

Page 4: bab 1 lbp

Riwayat penyakit terdahulu

- Hipertensi

- Diabetes Melitus

Riwayat penyakit pada keluarga

- Riwayat keluarga dengan keluhan yang sama di sangkal

- Riwayat penyakit lain di keluarga Diabetes Melitus dan Hipertensi

Riwayat penggunaan Obat

- Os mengonsumsi obat DM dan Anti Hipertensi

ANAMNESA TRAKTUS

Traktus Sirkulatorius : Hipertensi

Traktus Respiratorius : Dalam batas normal

Traktus Urogenitalis : Dalam batas normal

Penyakit Terdahulu dan Kecelakaan : ±1 minggu yang lalu pasien

mengalami kecelakaan sepeda motor.

Intoksikasi dan Obat-obatan : tidak ada, disangkal

ANAMNESA KELUARGA

Faktor Herediter : Ayah (+) Hipertensi dan DM

Faktor Familier : Kakak dan Abang (+) Hipertensi dan DM

Lain-lain : tidak ada

ANAMNESA SOSIAL

Kelahiran dan Pertumbuhan: Normal

Imunisasi : Tidak jelas

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Pensiunan

Perkawinan dan Anak : menikah, mempunyai 3 anak

PEMERIKSAAN JASMANI

PEMERIKSAAN UMUM

Tekanan Darah : 140/90 mmHg

Nadi : 88 x/i

Frekuensi Nafas : 20 x/i

Temperatur : 36,5 oC

LAPKAS NEURO LOW BACK PAIN Page 4

Page 5: bab 1 lbp

Kulit dan Selaput Lendir : Dalam batas normal

Kelenjar Getah Bening : Dalam batas normal

Persendian : Dalam batas normal

KEPALA DAN LEHER

Bentuk dan Posisi : Bulat dan medial

Pergerakan : Dalam batas normal

Kelainan Panca Indera : tidak ada

Rongga mulut dan Gigi : dalam batas normal

Kelenjar Parotis : dalam batas normal

Desah : tidak ada

Dan lain-lain : tidak ada

RONGGA DADA DAN ABDOMEN

Paru-paru

Inspeksi : simetris kanan = kiri

Palpasi : stem fremitus kanan = kiri

Perkusi : sonor di kedua lapangan paru

Auskultasi : vesikuler (+) normal, ronkhi (-), wheezing (-)

Jantung

Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat

Palpasi : ictus cordis tidak teraba

Perkusi : batas atas jantung ICS II, batas kanan linea sternalis kanan

ICS IV, batas kiri linea midclavicularis ICS I.

Auskultasi : HR x/I, Reguler, murmur (-), gallop (-)

Abdomen

Inspeksi : simetris, datar

Palpasi : supple, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba

Perkusi : timpani

Auskultasi : peristaltik (+) normal

GENITALIA

LAPKAS NEURO LOW BACK PAIN Page 5

Page 6: bab 1 lbp

Toucher : Tidak dilakukan pemeriksaan

4. STATUS NEUROLOGI

SENSORIUM

KRANIUM

Bentuk : bulat lonjong

Fontanella : tertutup, keras

Palpasi : tidak dilakukan pemeriksaan

Perkusi : tidak dilakukan pemeriksaan

Auskultasi : tidak dilakukan pemeriksaan

Transiluminasi : tidak dilakukan pemeriksaan

REFLEKS

Refleks Fisiologis Kanan Kiri

Biceps : ++ ++

Triceps : ++ ++

Radioperiost : ++ ++

APR : ++ ++

KPR : ++ ++

Strumple : ++ ++

Refleks Patologis

Babinski : - -

Oppenheim : - -

Chaddock : - -

Gordon : - -

Schaeffer : - -

Hoffman – Tromner : - -

Klonus Lutut : - -

Klonus Kaki : - -

Refleks Primitif : -/-

LAPKAS NEURO LOW BACK PAIN Page 6

Page 7: bab 1 lbp

KOORDINASI

Lenggang : Baik

Bicara : Bicara spontan

Menulis : Tidak dilakukan pemeriksaan

Percobaan Apraksia : dalam batas normal

Mimik : Baik

Test telunjuk-telunjuk : Dalam batas normal

Tes Telunjuk-hidung : Dalam batas normal

Diadokhinesia : Dalam batas normal

Tes tumit-lutut : tidak dilakukan pemeriksaan

Tes Romberg : tidak dilakukan pemeriksaan

VEGETATIF

Vasomotorik : Dalam batas normal

Sudomotorik : Dalam batas normal

Pilo-erektor : Dalam batas normal

Miksi : Dalam batas normal

Defekasi : Dalam batas normal

Potensi dan Libido : tidak dilakukan pemeriksaan

VERTEBRA

Bentuk

Normal : DBN

Scoliosis : tidak ada kelainan

Hiperlordosis : tidak ada kelaianan

Pergerakan

Leher : DBN

Pinggang : ROM menurun

PERANGSANGAN MENINGEAL

Kaku Kuduk : -

Tanda Kernig : -

Tanda Brudzinski I : -

Tanda Brudzinski II : -

LAPKAS NEURO LOW BACK PAIN Page 7

Page 8: bab 1 lbp

PENINGKATAN TEKANAN INTRAKRANIAL

Muntah : -

Sakit Kepala : -

Kejang : -

NERVUS I Meatus Nasi Dextra Meastus Nasi

Sinistra

Normosmia : + +

Anosmia : - -

Parosmia : - -

Hiposmia : - -

NERVUS II Oculi Dextra (OD) Oculi Sinistra (OS)

Visus : tidak dilakukan pemeriksaan

Lapangan Pandang

Normal : + +

Menyempit : - -

Hemianopsia : - -

Scotoma : - -

Refleks Ancaman : + +

Fundus Oculi : tidak dilakukan pemeriksaan

NERVUS III, IV, VI Oculi Dextra (OD) Oculi Sinistra (OS)

Gerakan Bola Mata : + +

Nistagmus : - -

Pupil

LAPKAS NEURO LOW BACK PAIN Page 8

Page 9: bab 1 lbp

Lebar : 3 mm 3 mm

Bentuk : bulat reguler bulat reguler

Refleks cahaya langsung : + +

Refleks cahaya tak : + +

langsung

Rima Palpebra : 7 mm 7 mm

Deviasi Konjugate : - -

Fenomena Doll’s Eye: + +

Strabismus : - -

NERVUS V Kanan Kiri

Motorik

Membuka dan Menutup Mulut: + +

Palpasi otot masseter & temporalis: + +

Kekuatan gigitan : + +

Sensorik

Kulit : + +

Selaput lendir : + +

Refleks kornea

Langsung : + +

Tidak langsung : + +

Refleks Masseter : dalam batas normal

Refleks Bersin : dalam batas normal

NERVUS VII

Motorik

Mimik : dalam batas normal

Kerut kening : dalam batas normal

Menutup mata : dalam batas normal

Meniup sekuatnya : dalam batas normal

Memperlihatkan gigi: sudut mulut simetris

LAPKAS NEURO LOW BACK PAIN Page 9

Page 10: bab 1 lbp

Tertawa : sudut mulut simetris

NERVUS VIII Kanan Kiri

Auditorius

Pendengaran : DBN BDN

Test Rinne : TDP TDP

Test Weber : TDP TDP

Test Schwabach : TDP TDP

Vestibularis

Nistagmus : - -

Reaksi Kalori : TDP TDP

Vertigo : - -

Tinnitus : - -

NERVUS IX, X

Pallatum mole : Simetris

Uvula : Medial

Disfagia : -

Disartria : -

Disfonia : -

Refleks Muntah : +

Pengecapan 1/3 belakang : DBN

NERVUS XI

Mengangkat bahu : +/+

Fungsi otot sternokleidomastoideus : +/+

NERVUS XII

Lidah

Tremor : -

LAPKAS NEURO LOW BACK PAIN Page 10

Page 11: bab 1 lbp

Atrofi : -

Fasikulasi : -

Ujung lidah sewaktu istirahat : medial

Ujung lidah sewaktu dijulurkan: medial

6. SISTEM MOTORIK

Trofi : normotrofi

Tonus : normotonus

Kekuatan Otot :

ESD: 5 5 5 5 5 ESS: 5 5 5 5 5

5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

EID: 5 5 5 5 5 EIS: 5 5 5 5 5

5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

Sikap (Duduk-Berdiri-Berbaring ): nyeri bila duduk dan berdiri dalam

waktu lama

Gerakan Spontan Abnormal

Tremor : +

Khorea : -

Ballismus : -

Mioklonus : -

Ateotsis : -

Distonia : -

Spasme : -

Tic : -

Dan lain-lain : -

TES SENSIBILITAS

Eksteroseptif : nyeri (+), raba (+), suhu (+)

Propioseptif : gerak (+), posisi (+)

Fungsi kortikal untuk sensibilatas

LAPKAS NEURO LOW BACK PAIN Page 11

Page 12: bab 1 lbp

Sterognosis : DBN

Pengenalan 2 titik : DBN

Grafestesia : DBN

TANDA PERANGSANGAN RADIKULER

Laseque : tidak ada nyeri/kelainan

Cross Laseque : tidak ada nyeri/kelainan

Tes Lhermitte : tidak ada nyeri/kelainan

Test Naffziger : tidak ada nyeri/kelainan

GEJALA-GEJALA SEREBELLAR

Ataksia : -

Disartria : -

Tremor : +

Nistagmus ; -

Fenomena Rebound : -

Vertigo : -

Dan lain-lain : -

GEJALA-GEJALA EKSTRAPRAMIDAL

Tremor : +

Rigiditas : -

Bradikinesia : -

Dan lain-lain : -

FUNGSI LUHUR

Kesadaran Kualitatif : compos mentis

Ingatan Baru : baik

Ingatan Lama : baik

LAPKAS NEURO LOW BACK PAIN Page 12

Page 13: bab 1 lbp

Orientasi

Diri : baik

Tempat : baik

Waktu : baik

Situasi : baik

Intelegensia : baik

Daya Pertimbangan : baik

Reaksi Emosi : TDP

Afasia

Represif : baik

Ekspresif : baik

Apraksia : DBN

Agnosia

Agnosia visual : -

Agnosia jari-jari : -

Akalkulia : -

Disorientasi Kanan-Kiri : -

KESIMPULAN

KU : Nyeri Pinggang

T : Os datang ke RSHM dibawa oleh isterinya dengan keluhan nyeri

pinggang secara tiba-tiba yang dirasakan pasien ± 1 minggu SMRS. Os mengaku

nyeri tersebut bertambah berat pada membungkuk. Os ada riwayat terjatuh ± 1

minggu yang lalu. Nyeri dirasakan Os berkurang saat berbaring. Keluhan ini

sebenarnya sudah dirasakan sejak lama, tetapi hilang timbul. Os menderita

Hipertensi dan Diabetes Melitus sejak tahun 1978. BAB (+) dan BAK (+)

Normal.

Riwayat penyakit terdahulu

Hipertensi dan Diabetes Mellitus

Riwayat penyakit pada keluarga

LAPKAS NEURO LOW BACK PAIN Page 13

Page 14: bab 1 lbp

- Riwayat keluarga dengan keluhan yang sama disangkal.

- Riwayat penyakit Diabetes mellitus dan hipertensi dijumpai pada

Ayah,Kakak, Abang pasien.

Riwayat penggunaan Obat

Riwayat penggunaan obat hipertensi dan diabetes mellitus

STATUS PRESENS

Tekanan Darah : 140/80 mmHg

Nadi : 76 x/i

Frekuensi Nafas : 20 x/i

Temperatur : 36,4 oC

STATUS NEUROLOGI

Refleks Fisiologis Kanan Kiri

B/T : +/+ +/+

APR/KPR : +/+ +/+

Refleks Patologis Kanan Kiri

Babinski : - -

Oppenheim : - -

Chaddock : - -

Gordon : - -

Schaeffer : - -

Hoffman – Tromner : - -

Klonus Lutut : - -

Klonus Kaki : - -

Refleks Primitif : -/-

Peningkatan Tekanan Intrakranial

Muntah : -

Sakit Kepala : -

Kejang : -

Perangsangan Meningeal

Kaku Kuduk : -

LAPKAS NEURO LOW BACK PAIN Page 14

Page 15: bab 1 lbp

Tanda Kernig : -

Tanda Brudzinski I : -

Tanda Brudzinski II : -

Kekuatan Otot

ESD: 5 5 5 5 5 ESS: 5 5 5 5 5

5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

EID: 5 5 5 5 5 EIS: 5 5 5 5 5

5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium ( 08 Mei 2015)

Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai rujukan

A. Hematologi

Darah Rutin

Hemoglobin *9.9 g/dl 13 - 18

Hitung eritrosit *3.3 106 /µL 4.5 – 6.5

Hitung Leukosit 9.300 /µL 4000 – 11.000

Hematokrit *29.3 % 40 - 54

Hitung Trombosit 330.000 /µL 150.000 - 450.000

Index Eritrosit

MCV 89.7 fl 80 - 96

MCH 30.2 pg 27 - 31

MCHC 33.7 % 30 – 34

Hitung Jenis Leukosit

Eosinofil 1 % 1 - 3

Basofil 0 % 0 - 1

N. Stab *0 % 2 - 6

LAPKAS NEURO LOW BACK PAIN Page 15

Page 16: bab 1 lbp

N. Seg *82 % 53 - 75

Limfosit *12 % 20 - 45

Monosit 5 % 4 - 8

Laju Endap Darah *68 mm/jam 0 – 10

B. Kimia Klinik

Glukosa Darah

Glukosa Darah Sewaktu *135 mg/dL < 140

Fungsi Hati

Bilirubin Total 0.36 mg/Dl 0.3 - 1

Bilirubin Direk 0.16 mg/dL < 0.25

Alkali Phospat * 262 U/I 15 - 70

AST (SGOT) 11 U/I < 40

ALT (SGPT) 7 U/I < 40

Fungsi Ginjal

Ureum *123 mg/dl 20 - 40

Kreatinin *2.58 mg/dl 0.6 – 1.1

CT scan lumbal tanpa kontras potongan axial 04-05-2015

Kedudukan tulang baik.

Corpus vertebra L2 picak

Pedicles intact

Tampak osteophytes pada vertebra lumbalis.

Disc spaces tampak normal.

Sacrum dan kedua sacroiliac joints normal.

Kesan:

o Fraktur kompresi ringan corpus L2 + Spndylosis lumbalis

DIAGNOSA

DIAGNOSA FUNGSIONAL: Low Back Pain

LAPKAS NEURO LOW BACK PAIN Page 16

Page 17: bab 1 lbp

DIAGNOSA ETIOLOGIK : fraktur kompresi L2

DIAGNOSA ANATOMIK : Fraktur Kompresi ringan corpus L2

Spondylosis Lumbalis

DIAGNOSA KERJA : LBP ec. Fraktur kompresi L2

FOLLOW UP (12-19 Mei 2015)

Tanggal Pemeriksaan (VS, Neurologi) Diagnosis Penatalaksanaan

12/5/2015 S: nyeri pinggang

O: Compos mentis

TD: 140/90 mmHg

HR: 88 x/i

RR: 18x/i

Temp: 36,5 oC

TIK ↑: -

Rangsang meningeal: -

N. Kranialis

NI : Normosmia

NII,III : RC +/+ pupil isokor, 3

mm

NIII,IV,VI : gerak bola mata N

NV : buka/tutup mulut (+)

NVII : sudut mulut simetris

NVIII : pendengaran baik

NIX,X : uvula medial

NXI : angkat bahu (+)

NXII : lidah medial

Refleks Fisiologis

B/T: +/+

APR/KPR: +/+

Refleks Patologis

H/T: -/-

Babinski: -/-

LBP ec. Fraktur

kompresi ringan

pada corpus L2

+ spondylosis

lumbal

Inj ketorolac 1 amp/ 8 j

Inj ranitidine 1 amp/12 j

Inj Meticobalamin 1 amp / 12 j

LAPKAS NEURO LOW BACK PAIN Page 17

Page 18: bab 1 lbp

Kekuatan motorik

ESD: 5 5 5 5 5

5 5 5 5 5

EID: 5 5 5 5 5

5 5 5 5 5

ESS: 5 5 5 5 5

5 5 5 5 5

EIS: Nyeri

Nyeri

13/05/2015 S: nyeri pinggang

O: compos mentis

TD: 140/90 mmHg

HR: 83 x/i

RR: 22 x/i

Temp: 36,5 oC

TIK ↑: -

Rangsang meningeal: -

N. Kranialis

NI : Normosmia

NII,III : RC +/+ pupil isokor, 3

mm

NIII,IV,VI : gerak bola mata N

NV : buka/tutup mulut (+)

NVII : sudut mulut simetris

NVIII : pendengaran baik

NIX,X : uvula medial

NXI : angkat bahu (+)

NXII : lidah medial

Refleks Fisiologis

B/T: +/+

APR/KPR: +/+

Refleks Patologis

H/T: -/-

LBP ec.

Fraktur

Kompresi L2

Inj ketorolac 1 amp/ 8 j

Inj ranitidine 1 amp/12 j

Inj Meticobalamin 1 amp / 12 j

LAPKAS NEURO LOW BACK PAIN Page 18

Page 19: bab 1 lbp

Babinski: -/-

Kekuatan motorik

ESD: 5 5 5 5 5

5 5 5 5 5

EID: 5 5 5 5 5

5 5 5 5 5

ESS: 5 5 5 5 5

5 5 5 5 5

EIS: Nyeri

Nyeri

15/05/2015 S: sakit pinggang

O: compos mentis

TD:140/90 mmHg

HR: 83 x/i

RR: 20 x/i

Temp: 36,5 oC

TIK ↑: -

Rangsang meningeal: -

N. Kranialis

NI : Normosmia

NII,III : RC +/+ pupil isokor, 3

mm

NIII,IV,VI : gerak bola mata N

NV : buka/tutup mulut (+)

NVII : sudut mulut simetris

NVIII : pendengaran baik

NIX,X : uvula medial

NXI : angkat bahu (+)

NXII : lidah medial

Refleks Fisiologis

B/T: +/+

APR/KPR: +/+

Refleks Patologis

LBP ec.

Fraktur

Kompresi L2

Inj ketorolac 1 amp/ 8 j

Inj ranitidine 1 amp/12 j

Inj Meticobalamin 1 amp / 12 j

Paracetamol 500 mg 3x3

LAPKAS NEURO LOW BACK PAIN Page 19

Page 20: bab 1 lbp

H/T: -/-

Babinski: -/-

Kekuatan motorik

ESD: 5 5 5 5 5

5 5 5 5 5

EID: 5 5 5 5 5

5 5 5 5 5

ESS: 5 5 5 5 5

5 5 5 5 5

EIS: Nyeri

Nyeri

18/5/2015 S: nyeri pinggang

O: Compos mentis

TD: 140/80 mmHg

HR: 78 x/i

RR: 18x/i

Temp: 36,4 ºC

TIK ↑: -

Rangsang meningeal: -

N. Kranialis

NI : Normosmia

NII,III : RC +/+ pupil isokor, 3

mm

NIII,IV,VI : gerak bola mata N

NV : buka/tutup mulut (+)

NVII : sudut mulut simetris

NVIII : pendengaran baik

NIX,X : uvula medial

NXI : angkat bahu (+)

NXII : lidah medial

Refleks Fisiologis

B/T: +/+

APR/KPR: +/+

LBP ec. Fraktur

kompresi L2

Inj ketorolac 1 amp/ 8 j

Inj ranitidine 1 amp/12 j

Inj Meticobalamin 1 amp / 12 j

Paracetamol 500 mg 3x3

LAPKAS NEURO LOW BACK PAIN Page 20

Page 21: bab 1 lbp

Refleks Patologis

H/T: -/-

Babinski: -/-

Kekuatan motorik

ESD: 5 5 5 5 5

5 5 5 5 5

EID: 5 5 5 5 5

5 5 5 5 5

ESS: 5 5 5 5 5

5 5 5 5 5

EIS: 5 5 5 5 5

5 5 5 5 5

19/5/2015 S: nyeri pinggang sebelah kiri

O: Compos mentis

TD: 130/80 mmHg

HR: 78 x/i

RR: 18x/i

Temp: 36,4 ºC

TIK ↑: -

Rangsang meningeal: -

N. Kranialis

NI : Normosmia

NII,III : RC +/+ pupil isokor, 3

mm

NIII,IV,VI : gerak bola mata N

NV : buka/tutup mulut (+)

NVII : sudut mulut simetris

NVIII : pendengaran baik

NIX,X : uvula medial

NXI : angkat bahu (+)

NXII : lidah medial

Refleks Fisiologis

B/T: +/+

LBP ec.

Fraktur

kompresi L2

Inj ketorolac 1 amp/ 8 j

Inj ranitidine 1 amp/12 j

Inj Meticobalamin 1 amp / 12 j

Paracetamol 500 mg 3x3

LAPKAS NEURO LOW BACK PAIN Page 21

Page 22: bab 1 lbp

APR/KPR: +/+

Refleks Patologis

H/T: -/-

Babinski: -/-

Kekuatan motorik

ESD: 5 5 5 5 5

5 5 5 5 5

EID: 5 5 5 5 5

5 5 5 5 5

ESS: 5 5 5 5 5

5 5 5 5 5

EIS: 5 5 5 5 5

5 5 5 5 5

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

LAPKAS NEURO LOW BACK PAIN Page 22

Page 23: bab 1 lbp

3.1. Anatomi

Columna vertebralis adalah pilar utama tubuh merupakan struktur fleksibel

yang dibentuk oleh tulang-tulang tak beraturan, disebut vertebrae. Vertebrae

dikelompokkan sebagai berikut1: Cervicalis, Thoracalis, Lumbalis, Sakralis, dan

Coccygeus.

Tulang belakang (vertebra) dibagi dalam dua bagian. Di bagian ventral

terdiri atas korpus vertebra yang dibatasi satu sama lain oleh discus intervebra dan

ditahan satu sama lain oleh ligamen longitudinal ventral dan dorsal. Bagian dorsal

tidak begitu kokoh dan terdiri atas masing-masing arkus vertebra dengan lamina

dan pedikel yang diikat satu sama lain oleh berbagai ligament di antaranya

ligament interspinal, ligament intertansversa dan ligament flavum. Pada prosesus

spinosus dan transverses melekat otot-otot yang turut menunjang dan melindungi

kolum vertebra. 4

Di samping berfungsi sebagai penyangga beban, discus berfungsi pula

sebagai peredam kejut. Diskus ini terbentuk oleh annulus fibrosus yang

merupakan anyaman serat-serat fibroelastik hingga membentuk struktur mirip

gentong. Tepi atas dan bawah gentong melekat pada “end plate” vertebra,

sedemikian rupa hingga terbentuk rongga antar vertebra. Rongga ini berisi

nukleus pulposus suatu bahan mukopolisakarida kental yang banyak mengandung

air. 4

LAPKAS NEURO LOW BACK PAIN Page 23

Page 24: bab 1 lbp

3.2. Defenisi

Low back pain (LBP) atau nyeri punggung bawah adalah nyeri yang

dirasakan di daerah punggung bawah, dapat merupakan nyeri lokal (inflamasi),

maupun nyeri radikuler atau keduanya. Nyeri yang berasal dari punggung bawah

dapat berujuk kedaerah lain atau sebaliknya yang berasal dari daerah lain

dirasakan di daerah punggung bawah/refered pain. 1

LBP adalah nyeri punggung bawah yang berasal dari tulang belakang,

otot, saraf atau struktur lain pada daerah tersebut. Nyeri di daerah punggung

antara sudut bawah kosta (tulang rusuk) sampai lumbosakral (sekitar tulang ekor).

Nyeri juga bisa menjalar ke daerah lain seperti punggung bagian atas dan pangkal

paha. Dengan demikian LBP adalah gangguan muskuloskeletal yang pada daerah

punggung bawah yang disebabkan oleh berbagai penyakit dan aktivitas tubuh

yang kurang baik. 2

3.3. Klasifikasi

1. Klasifikasi Menurut International Association for the Study of Pain (IASP)

Low Back Pain Akut, telah dirasakan kurang dari 3 bulan.

Low Back Pain Kronik, telah dirasakan sekurangnya 3 bulan.

Low Back Pain Subakut, telah dirasakan minimal 5-7 minggu, tetapi tidak

lebih dari

12 minggu. 5

3.4. Etiologi

a. LBP Traumatik

Trauma pada unsur miofasial

Setiap hari beribu-ribu orang mendapat trauma miofasial, mengingat

LAPKAS NEURO LOW BACK PAIN Page 24

Page 25: bab 1 lbp

banyaknya pekerja kasar yang gizinya kurang baik dengan kondisi

kesehatan badan yang kurang optimal, terlalu banyak duduk dan terlalu

kaku karena tidak mengadakan gerakan-gerakan untuk mengendurkan

urat dan ototnya. LBP jenis ini disebabkan oleh lumbosakral strain dan

pembebanan berkepanjangan yang mengenai otot, fasia dan atau

ligament.

Trauma pada komponen keras

Akibat trauma karena jatuh fraktur kompresi dapat terjadi di vertebrata

torakal bawah atau vertebra lumbal atas. Fraktur kompresi dapat terjadi

juga pada kondisi tulang belakang yang patalogik. Karena trauma yang

ringan (misal jatuh terduduk dari kursi pendek), kolumna vertebralis

yang sudah osteoporotik mudah mendapat fraktur kompresi.

b. LBP akibat proses degenerative

Spondilosis

Perubahan degeneratif pada vertebra lumbosakralis dapat terjadi pada

korpus vertebra berikut arkus dan prosesus artikularis serta ligament

yang menghubungkan bagian-bagian ruas tulang belakang satu dengan

yang lain. Pada spondilosis terjadi rarefikasi korteks tulang belakang,

penyempitan discus dan osteofit-osteofit yang dapat menimbulkan

penyempitan dari foramina intervetebralis.

Hernia Nukleus Pulposus (HNP)

Perubahan degeneratif dapat juga mengenai annulus fibrosus discus

intervertebralis yang bila pada suatu saat terobek yang dapat disusul

dengan protusio discus intervertebralis yang akhirnya menimbulkan

hernia nuKleus pulposus (HNP). HNP paling sering mengenai discus

intervertebralis L5-S1 dan L4-L5.

Osteoatritis

Pada osteoatritis terjadi degenerasi akibat trauma kecil yang terjadi

berulang-ulang selama bertahun-tahun. Terbatasnya pergerakan

sepanjang kolumna vertebralis pada osteoatritis akan menyebabkan

LAPKAS NEURO LOW BACK PAIN Page 25

Page 26: bab 1 lbp

tarikan dan tekanan pada otot-otot/ ligament pada setiap gerakan

sehingga menimbulkan LBP.

Stenosis Spinal

Vertebrata lumbosakralis yang sudah banyak mengalami penekanan,

penarikan, benturan dan sebagainya dalam kehidupan sehari-hari

seseorang, sudah tentu akan memperlihatkan banyak kelainan

degeneratif di sekitar discus intervertebralis dan persendian fasetal

posteriornya.

c. LBP akibat penyakit inflamasi

Artrit is rematoid

Artritis rematoid termasuk penyakit autoimun yang menyerang

persendian tulang. Sendi yang terjangkit mengalami peradangan,

sehingga terjadi pembengkakan, nyeri dan kemudian sendi mengalami

kerusakan. Akibat sinovitis (radang pada sinovium) yang menahun,

akan terjadi kerusakan pada tulang rawan, sendi, tulang, tendon, dan

ligament di sendi.

Spondilitis angkilopoetika

Kelainan pada artikus sakroiliaka yang merupakan bagian dari

poliartritis rematoid yang juga didapatkan di tempat lain. Rasa nyeri

timbul akibat terbatasnya gerakan pada kolumna vertebralis , artikulus

sakroiliaka, artikulus kostovertebralis dan penyempitan foramen

intervertebralis.

d. LBP akibat gangguan metabolisme

Osteoporosis merupakan satu penyakit metabolik tulang yang ditandai

oleh menurunnya massa tulang, oleh karena berkurangnya matriks dan

mineral tulang disertai dengan kerusakan mikro arsitektur dari jaringan

tulang, dengan akibat menurunnya kekuatan tulang, sehingga terjadi

kecenderungan tulang mudah patah. LBP pada orang tua dan lanjut usia,

LAPKAS NEURO LOW BACK PAIN Page 26

Page 27: bab 1 lbp

terutama kaum wanita, seringkali disebabkan oleh osteoporosis. Sakitnya

bersifat pegal. Nyeri yang tajam atau radikular. Dalam hal itu terdapat

fraktur kompresi yang menjadi komplikasi osteoporosis tulang belakang.

e. LBP akibat neoplasma

Tumor benigna

Osteoma osteoid yang bersarang di pedikel atau lamina vertebra dapat

mengakibatkan nyeri hebat yang dirasakan terutama pada malam hari.

Hemangioma merupakan tumor yang berada di dalam kanalis

vertebralis dan dapat membangkitkan LBP.

Tumor maligna

Tumor ganas di vertebra lumbosakralis dapat bersifat primer dan

sekunder. Tumor primer yang sering dijumpai adalah mieloma

multiple. Tumor sekunder yaitu tumor metastatik mudah bersarang di

tulang belakang, oleh karena tulang belakang kaya akan pembuluh

darah.

f. LBP psikoneurotik

Beban psikis yang dirasakan berat oleh penderita, dapat pula

bermanifestasi sebagai nyeri punggung karena menegangnya otot-ototnya.

LBP karena problem psikoneuretik misalnya disebabkan oleh histeria,

depresi, atau kecemasan. LBP karena masalah psikoneurotik adalah yang

tidak mempunyai dasar organic dan tidak sesuai dengan kerusakan

jaringan atau batas-batas anatomis, bila ada kaitaan dengan patologi

organik maka nyeri yang dirasakan tidak sesuai dengan penemuan

gangguan fisiknya. 6

3.5. Faktor Resiko

Faktor resiko nyeri pinggang meliputi usia, jenis kelamin, berat badan,

etnis, merokok, kehamilan, pekerjaan, paparan getaran, angkat beban yang berat

yang berulang-ulang, membungkuk, duduk lama dan psikososial. 6

LAPKAS NEURO LOW BACK PAIN Page 27

Page 28: bab 1 lbp

3.6. Patofisiologi

Rasa nyeri pada LBP diakibatkan oleh terjadinya tekanan pada susunan

saraf tepi yang terjepit pada area tersebut. Secara umum kondisi ini seringkali

terkait dengan trauma mekanik akut, namun dapat juga sebagai akumulasi dari

beberapa trauma dalam kurun waktu tertentu. Akumulasi trauma dalam jangka

panjang seringkali ditemukan pada tempat kerja.

Kebanyakan kasus LBP terjadi dengan adanya pemicu seperti kerja

berlebihan, penggunaan kekuatan otot berlebihan, ketegangan otot, cedera otot,

ligamen, maupun diskus yang menyokong tulang belakang. Namun, keadaan ini

dapat juga disebabkan oleh keadaan non-mekanik seperti peradangan pada

ankilosing spondilitis dan infeksi, neoplasma, dan osteoporosis.

Iritasi neuropatik pada serabut saraf dapat menyebabkan 2 kemungkinan.

Pertama, penekanan hanya terjadi pada selaput pembungkus saraf yang kaya

nosireseptor dari nervi nevorum yang menimbulkan nyeri inflamasi. Nyeri

dirasakan sepanjang serabut saraf dan bertambah dengan peregangan serabut saraf

misalnya karena pergerakan. Kemungkinan kedua, penekanan mengenai serabut

saraf. Pada kondisi ini terjadi perubahan biomolekuler dimana terjadi akumulasi

saluran ion Na dan ion lainnya. Penumpukkan ini menyebabkan timbulnya

mechano-hot spot yang sangat peka terhadap rangsangan mekanikal dan termal. 3

3.7. Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan amanesis, pemeriksaan klinis umum,

pemeriksaan neurologik dan pemeriksaan penunjang.

Anamnesa

Dalam anamnesa perlu diketahui penyebab LBP mungkin terjadi

robekan otot, peregangan otot, atau iritasi. Lama dan frekuensi

serangan biasanya terjadi dalam beberapa minngu sampai beberapa

LAPKAS NEURO LOW BACK PAIN Page 28

Page 29: bab 1 lbp

bulan. Lokasi dan penyebaran nyeri sering terjadi di daerah lumbo

sakral.

Pemeriksaan Fisik

Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain:

a) Inspeksi

b) Palpasi dan perkusi

c) Pemeriksaan tanda vital (vital sign)

Pemeriksaan Neurologik

Pemeriksaan neurologik meliputi pemeriksaan motorik, sensorik,

refleks fisiologik dan patologik, serta percobaan-percobaan atau test

untuk menentukan apakah sarafnya ada yang mengalami kelainan.

Pemeriksaan Penunjang

Foto polos vertebra lumbosakral, Bone scan, mielografi, CT Scan

(Computerized Tomography), MRI (Magnetic Resonance Imaging),

ultrasonografi, biopsi tertutup vertebra lumbal, densitometri tulang. 7

3.8. Penatalaksanaan

Medikamentosa

Pemberian obat anti inflamasi non steroid (OAINS) diperlukan untuk

jangka waktu pendek disertai dengan penjelasan kemungkinan efek

samping dan interaksi obat. Tidak dianjurkan penggunaan muscle

relaxan karena memiliki efek depresan. Pada tahap awal, apabila

didapati pasien dengan depresi premorbid atau timbul depresi akibat

rasa nyeri, pemberian anti depresan dianjurkan. Untuk pengobatan

simptomatis lainnya, kadang-kadang memerlukan campuran antara

obat analgesik, antiinflamasi, OAINS, dan penenang.

Tirah Baring

Pada tirah baring, penderita harus tetap berbaring di tempat tidur

selama beberapa hari dengan sikap tertentu.

Mobilisasi

LAPKAS NEURO LOW BACK PAIN Page 29

Page 30: bab 1 lbp

Pada fase permulaan, mobilisasi dilakukan dengan bantuan korset.

Manfaat pemakaian korset adalah untuk membatasi gerak, mengurangi

aktivitas otot (relaksasi otot), membantu mengurangi beban terhadap

vertebra dan otot paraspinal, dan mendukung vertebra dengan

peninggian tekanan intra abdominal.

Traksi Pelvis

Bermanfaat untuk relaksasi otot, memperbaiki lordosis serta memaksa

penderita melakukan tirah baring total. Bukti-bukti menunjukkan

bahwa traksi tidak bermanfaat untuk meregangkan discus yang

menyempit.

Fisioterapi

Terapi ini bertujuan untuk memperbaiki sirkulasi lokal, merelaksasi

otot, memperbaiki extensibilitas jaringan ikat.

Terapi Operatif

Terapi operatif dikerjakan apabila dengan tindakan konservatif selama

2-3 minggu tidak memberikan hasil yang nyata, atau terhadap kasus

fraktur yang langsung mengakibatkan defisit neurologik. 5

3.9. Prognosis

Biasanya pasien sembuh rata-rata dalam 7 minggu. Tetapi sering dijumpai

episode nyeri berulang. Dan sebanyak 80% pasien mengalami keterbatasan dalam

derajat tertentu selama 12 bulan, mungkin hanya 10-15% yang mengalami

disabilitas berat. Status pasien setelah 2 bulan terapi merupakan indikator untuk

meramalkan status pasien pada bulan ke-12. 7

BAB 1V

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

LBP akibat trauma karena jatuh fraktur kompresi dapat terjadi di

vertebrata torakal bawah atau vertebra lumbal atas. Fraktur kompresi dapat terjadi

LAPKAS NEURO LOW BACK PAIN Page 30

Page 31: bab 1 lbp

juga pada kondisi tulang belakang yang patalogik. Karena trauma yang ringan

(misal jatuh terduduk dari kursi pendek), kolumna vertebralis yang sudah

osteoporotik mudah mendapat fraktur kompresi.

Secara umum, penegakan diagnosis dan penatalaksanaan terhadap kasus

ini sesuai dengan teori, namun perlu dilakukan pengkajian terhadap penyakit lain

yang menyertai.

4.2. Saran

Mahasiswa yang sedang menjalani kepaniteraaan klinik perlu terus

melatih kemampuan melakukan pemeriksaan fisik khusunya neurologis, sehingga

tanda khas dari suatu kelainan dapat dikenali.

DAFTAR PUSTAKA

1. Maher, Salmond dan Pellino. 2002. Low Back Pain Syndrome.

Philadelphia: FA Davis Company

LAPKAS NEURO LOW BACK PAIN Page 31

Page 32: bab 1 lbp

2. Yuliana. 2011. Low Back Pain. RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung. CDK

185/Vol.38 no.4/Mei-Juni 2011.

3. NN. Low Back Pain. Universitas Sumatera Utara.

4. Meliala, L. dan Pinzon, R. 2004. Patofisiologi dan Penatalaksanaan Nyeri

Punggung Bawah. Dalam Meliala, L. et al. Kumpulan Makalah Pain

Symposium: Toward Mechanism Based Treatment, hal 109-116.

Yogyakarta: Medikagama Press.

5. Bimariotejo. (2009). Low Back Pain (LBP).

6. RS Immanuel Bandung. 2009. Klinik Fisiotherapi Rumah Sakit Imanuel

Bandung.

7. Ehrilch, G.E. 2003. Low Back Pain. Bulletin of the World Health

Organization; 81. Halaman 671-676.

LAPKAS NEURO LOW BACK PAIN Page 32