bab 1 kel 2 lp jadi

38
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gigi merupakan bagian terpenting dalam rongga mulut, karena adanya fungsi gigi yang tidak tergantikan, antara lain untuk mengunyah makanan sehingga membantu pencernaan, untuk berbicara serta untuk menunjang penampilan. Susunan gigi pada anak-anak berbeda dengan orang dewasa, pada anak sampai umur tertentu terdapat gigi sulung (susu) sedang pada orang dewasa terdapat gigi tetap. Pertumbuhan gigi pertama dimulai pada umur 6 tahun sampai 12-13 tahun dan diganti oleh gigi permanen (Mansjoer, 2009). Kelainan gigi yang paling sering dijumpai pada anak adalah karies gigi. Karies gigi merupakan penyakit jaringan keras pada gigi (email, dentin sementum) yang bersifat progresif dan disebabkan aktivitas jasad renik dalam karbohidrat yang dapat diragikan. Karies gigi ditandai dengan demineralisasi jaringan keras dan diikuti kerusakan zat organiknya Perkembangan karies diakibatkan adanya interaksi plak bakteri, komponen-komponen diet,responrespon pejamu yang berubah dan waktu perubahan elektrokimia yang disebabkan oleh pembentukan asam dan aliran ion (Langais, dkk., 2008). Anak lebih rentan mengalami karies gigi, karena pada umumnya keadaan kebersihan mulut anak lebih buruk dan 1

Upload: nhana-siibobob-lemood

Post on 08-Feb-2016

55 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

KARIES GIGI

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 1 KEL 2 LP JADI

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangGigi merupakan bagian terpenting dalam rongga mulut, karena adanya fungsi

gigi yang tidak tergantikan, antara lain untuk mengunyah makanan sehingga

membantu pencernaan, untuk berbicara serta untuk menunjang penampilan. Susunan

gigi pada anak-anak berbeda dengan orang dewasa, pada anak sampai umur tertentu

terdapat gigi sulung (susu) sedang pada orang dewasa terdapat gigi tetap.

Pertumbuhan gigi pertama dimulai pada umur 6 tahun sampai 12-13 tahun dan diganti

oleh gigi permanen (Mansjoer, 2009).

Kelainan gigi yang paling sering dijumpai pada anak adalah karies gigi. Karies

gigi merupakan penyakit jaringan keras pada gigi (email, dentin sementum) yang

bersifat progresif dan disebabkan aktivitas jasad renik dalam karbohidrat yang dapat

diragikan. Karies gigi ditandai dengan demineralisasi jaringan keras dan diikuti

kerusakan zat organiknya Perkembangan karies diakibatkan adanya interaksi plak

bakteri, komponen-komponen diet,responrespon pejamu yang berubah dan waktu

perubahan elektrokimia yang disebabkan oleh pembentukan asam dan aliran ion

(Langais, dkk., 2008).

Anak lebih rentan mengalami karies gigi, karena pada umumnya keadaan

kebersihan mulut anak lebih buruk dan anak lebih banyak makanmakanan serta

minuman yang menyebabkan karies dibanding orang dewasa.

Anak-anak umumnya senang makan makanan yang mengandung gula. Apabila

anak terlalu banyak makan gula-gula dan jarang membersihkannya, maka gigi-

giginya banyak yang mengalami karies (Machfoedz, 2005).

Upaya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut serta pembinaan kesehatan gigi

terutama pada kelompok anak sekolah perlu mendapat perhatian khusus sebab pada

usia ini anak sedang menjalani proses tumbuh kembang. Keadaan gigi sebelumnya

akan berpengaruh terhadap perkembangan kesehatan gigi pada usia dewasa nanti.

Bila ditinjau dari berbagai upaya pencegahan karies gigi melalui kegiatan UKGS

(Usaha Kesehatan Gigi Sekolah) tersebut seharusnya pada usia-usia anak sekolah

dasar memiliki angka karies rendah, akan tetapi dilihat dari kenyataan yang ada dan

1

Page 2: BAB 1 KEL 2 LP JADI

berdasarkan laporan penelitian yang telah dilakukan sebagian besar datanya

menunjukkan adanya tingkat karies gigi pada anak sekolah yang cukup tinggi

(Wahyuningrum, 2002).

1.2 Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masala yang dapat muncul

adalah :1.2.1 Apa pengertian dari karies gigi ?

1.2.2 Bagaimana klasifikasi karies gigi ?

1.2.3 Bagaimana etiologi dari karies gigi ?

1.2.4 Bagaimana epidemiologi dari karies gigi ?

1.2.5 Bagaimana manifestasi klinis dari karies gigi ?

1.2.6 Bagaimana patofisiologi dari karies gigi ?

1.2.7 Apa saja diagnosis karies gigi ?

1.2.8 Bagaimana pencegahan dan prinsip pengobatan karies gigi ?

1.3 Tujuan Penulisan1.3.1 Tujuan umum

Untuk mendapat gambaran awal tentang abnormalitas gigi (karies gigi).

1.3.2 Tujuan khususUntuk lebih memahami tentang karies gigi meliputi:

1. Pengertian tentang karies gigi.

2. Mengetahui klasifikasi karies gigi.

3. Mengetahui etiologi dari karies gigi.

4. Mengetahui epidemologi dari karies gigi.

5. Mengetahui manifestasi klinis dari karies gigi.

6. Mengetahui patofisiologi dari karies gigi.

7. Mengetahui diagnosis karies gigi.

8. Mengetahui pencegahan dan prinsip pengobatan karies gigi.

2

Page 3: BAB 1 KEL 2 LP JADI

1.4 Manfaat PenulisanManfaat dari penulisan adalah untuk menambah pengetahuan para pembaca

tentang karies gigi, penyebab-penyebabnya, dan cara mencegahnya serta akibat

yang ditimbulkannya. Khususnya bagi tenaga kesehatan, agar dapat lebih mudah

dalam menentukan kemungkinan penyebab karies gigi yang berkaitan dengan

abnormalitas gigi.

3

Page 4: BAB 1 KEL 2 LP JADI

BAB 2

TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian

Menurut Nelson dan Beckel (1987), karies gigi (dental caries/tooth decay)

adalah pengeluaran garam-garam mineral dari enamel dan dentin gigi. Karies gigi

berperan penting pada masalah gigi pada anak. Gigi membusuk mulai dari dalam,

bila enamel yang berfungsi sebagai protektif pecah, bagian dentin kurang tahan

terhadap invasi bakteri, akibatnya bakteri mudah masuk ke bagian pulpa dimana

terdapat saraf. Hal ini mengakibatkan rasa sakit pada gigi. Karies gigi (gigi

berlubang) merupakan kerusakan enamel, dentin, dan semen yang berlangsung

secara progresif (Sodikin, 2011:391)

(Arif Muttaqin dan Kumala Sari, 2011:177) Karies gigi adalah penyakit

infeksi yang merusak struktur gigi. Penyakit ini menyebabkan gigi berlubang. Jika

tidak ditangani, penyakit ini dapat menyebabkan nyeri , penanggalan gigi, infeksi,

berbagai kasus berbahaya, dan bahkan kematian (Ismail, 2001).

Karies gigi adalah sebuah penyakit infeksi yang merusak struktur gigi.

Penyakit ini menyebabkan gigi berlubang. Jika tidak ditangani, penyakit ini dapat

menyebabkan nyeri, penanggalan gigi, infeksi, berbagai kasus berbahaya, dan

bahkan kematian. Penyakit ini telah dikenal sejak masa lalu, berbagai bukti telah

menunjukkan bahwa penyakit ini telah dikenal sejak zaman perunggu, zaman

besi, dan zaman pertengahan. Peningkatan prevalensi karies banyak dipengaruhi

perubahan dari pola makan. Kini, karies gigi telah menjadi penyakit yang tersebar

di seluruh dunia. (wikipedia.com).

4

Page 5: BAB 1 KEL 2 LP JADI

2.2 Anatomi Fisiologi

2.2.1 Bagian GigiGigi mempunyai beberapa bagian, yaitu:

Bagian akar gigi, adalah bagian dari gigi yang tertanam di dalam tulang

a. rahang dikelilingi (dilindungi) oleh jaringan periodontal.

b. Mahkota gigi adalah bagian dari gigi yang dapat dilihat.

c. Cusp adalah tonjolan runcing atau tumpul yang terdapat pada mahkota.

Gambar 2.2.1 Anatomi Gigi

2.2.2 Bentuk-bentuk Gigi PermanenOrang dewasa biasanya mempunyai 32 gigi permanen, 16 di tiap rahang. Di

tiap rahang terdapat:

a. Empat gigi depan (gigi insisivus). Bentuknya seperti sekop dengan tepi yang

lebar untuk menggigit, hanya mempunyai satu akar. Gigi insisivus atas lebih

besar daripada gigi yang bawah.

b. Dua gigi kaninus yang serupa di rahang atas dan rahang bawah. Gigi ini

kuat dan menonjol di “sudut mulut”. Hanya mempunyai satu akar.

c. Empat gigi pre-molar/gigi molar kecil. Mahkotanya bulat hampir seperti

bentuk kaleng tipis, mempunyai dua tonjolan, satu di sebelah pipi dan satu

5

Page 6: BAB 1 KEL 2 LP JADI

di sebelah lidah. Kebanyakangigi pre-molar mempunyai satu akar, beberapa

mempunyai dua akar.

d. Enam gigi molar. Merupakan gigi-gigi besar di sebelah belakang di dalam

mulut digunakan untuk menggiling makanan. Semua gigi molar mempunyai

mahkota persegi, seperti blok-blok bangunan. Ada yang mempunyai tiga,

empat, atau lima tonjolan. Gigi molar di rahang atas mempunyai tiga akar

dan gigi molar di rahang bawah mempunyai dua akar.

Gambar 2.2.2. Bentuk-bentuk Gigi

2.2.3 Permukaan-permukaan Gigi Nama-nama yang dipakai untuk menunjukkan permukaan gigi adalah:

a. Permukaan oklusal: permukaan pengunyahan gigi molar dan gigi pre-

molar.

b. Permukaan mesial: permukaan paling dekat garis tengah tubuh.

c. Permukaan lingual: permukaan paling dekat lidah di rahang bawah,

dirahang atas disebut permukaan palatal.

d. Permukaan distal: permukaan paling jauh dari garis tengah.

e. Permukaan bukal: permukaan paling dekat bibir dan pipi.

f. Tepi insisal: gigi-gigi insisivus dan gigi-gigi kaninus mempunyai tepi

potong sebagai pengganti permukaan oklusal.

g. Permukaan proksimal: permukaan-permukaan yang berdekatan letaknya,

misalnya: permukaan mesial gigi tertentu dapat menyentuh permukaan

6

Page 7: BAB 1 KEL 2 LP JADI

distal gigi sampingnya. Kedua permukaan itu disebut permukaan

proksimal.

2.2.4 Jaringan GigiGigi terdiri dari beberapa jaringan, yaitu:

a. Enamel

Enamel merupakan bahan yang tidak ada selnya dan juga merupakan satu-

satunyakomponen dalam tubuh manusia yang tidak mempunyai kekuatan

reparatif karena itu regenerasi enamel tidak mungkin terjadi. Struktur enamel

gigi merupakan susunan kimia kompleks, sebagian besar terdiri dari 97%

mineral (kalsium, fosfat, karbonat, dan fluor), air 1% dan bahan organik 2%,

yang terletak dalam suatu pola kristalin. Karena susunan enamel yang

demikian maka ion-ion dalam cairan rongga mulut dapatmasuk ke enamel

bagian dalam dan hal ini memungkinkan terjadinya transport ion-ion melalui

permukaan dalam enamel ke permukaan luar sehingga akan terjadi perubahan

enamel.

b. Dentin

Seperti halnya enamel, dentin terdiri dari kalsium dan fospor tetapi dengan

proporsi protein yang lebih tinggi (terutama collagen). Dentin adalah suatu

jaringan vital yang tubulus dentinnya berisi perpanjangan sitoplasma

odontoblas. Sel-sel odontoblas mengelilingi ruang pulpa dan kelangsungan

hidupnya bergantung kepada penyediaan darah dan drainase limfatik jaringan

pulpa. Oleh karena itu dentin peka terhadap berbagai macam rangsangan,

misal: panas dan dingin serta kerusakan fisik termasuk kerusakan yang

disebabkan oleh bor gigi.

c. Cementum

Cementum adalah penutup luar tipis pada akar yang mirip strukturnya dengan

tulang.

d. Pulpa

Pulpa terdapat dalam gigi dan terbentuk dari jaringan ikat yang berisikan urat-

urat syaraf dan pembuluh-pembuluh darah yang mensuplai dentin. Urat-urat

syaraf ini mengirimkan rangsangan, seperti panas dan dingin dari gigi ke

otak, di mana hal ini dialami sebagai rasa sakit. Rangsangan yang

7

Page 8: BAB 1 KEL 2 LP JADI

membangkitkan reaksi pertahanan adalah rangsangan dari bakteri (pada

karies), rangsangan mekanis (pada trauma, faktur gigi, preparasi kavitas, dan

keausan gigi), serta bisa juga disebabkan oleh rangsangan khemis misalnya

asam dari makanan, bahan kedokteran gigi yang toksik, atau dehidrasi dentin

yang mungkin terjadi pada saat preparasi kavitas/pengeboran gigi.

2.3 Klasifikasi

Karies gigi dapat dikelompokkan berdasarkan lokasi, tingkat laju

perkembangan, dan jaringan keras yang terkena.

a. Lokasi

Secara umum, ada dua tipe karies gigi bila dibedakan lokasinya, yaitu karies

yang ditemukan di permukaan halus dan karies di celah atau fisura gigi.

b. Karies celah dan fisura

Celah dan fisura adalah tanda anatomis gigi. Fisura terbentuk saat

perkembangan alur, dan tidak sepenuhnya menyatu, dan membuat suatu turunan

atau depresio yang khas pada strutkur permukaan email. Tempat ini mudah sekali

menjadi lokasi karies gigi. Celah yang ada daerah pipi atau bukal ditemukan di

gigi geraham.

Karies celah dan fisura kadang-kadang sulit dideteksi. Semakin

berkembangnya proses perlubangan akrena karies, email atau enamel terdekat

berlubang semakin dalam. Ketika karies telah mencapai dentin pada

pertemuan enamel dengan dental, lubang akan menyebar secara lateral. Di dentin,

proses perlubangan akan mengikuti pola segitiga ke arah pulpa gigi.

c. Karies permukaan halus

Ada tiga macam karies permukaan halus. Karies proksimal, atau dikenal

juga sebagai karies interproksimal, terbentuk pada permukaan halus antara batas

gigi. Karies akar terbentuk pada permukaan akar gigi. Tipe ketiga karies

permukaan halus ini terbentuk pada permukaan lainnya.

8

Page 9: BAB 1 KEL 2 LP JADI

Karies proksimal adalah tipe yang paling sulit dideteksi. Tipe ini kadang

tidak dapat dideteksi secara visual atau manual dengan sebuah eksplorer gigi.

Karies proksimal ini memerlukan pemeriksaan radiografi.

Karies akar adalah tipe karies yang sering terjadi dan biasanya terbentuk ketika

permukaan akar telah terbuka karena resesi gusi. Bila gusi sehat, karies ini tidak

akan berkembang karena tidak dapat terpapar oleh plak bakteri. Permukaan akar

lebih rentan terkena proses demineralisasi daripada enamel atau email

karena sementumnya demineraliasi pada pH 6,7, di mana lebih tinggi dari

enamel. Karies akar lebih sering ditemukan di permukaan fasial, permukaan

interproksimal, dan permukaan lingual. Gigi geraham atas merupakan lokasi

tersering dari karies akar.

d. Deskripsi umum lainnya

Di samping pengelompokan diatas, lesi karies dapat dikelompokkan sesuai

lokasinya di permukaan tertentu pada gigi. Karies pada permukaan gigi yang

dekat dengan permukaan pipi atau bibir disebut "karies fasial", dan karies yang

lebih dekat ke arah lidah disebut "karies lingual". Karies fasial dapat dibagi lagi

menjadi bukal (dekat pipi) dan labial (dekat bibir). Karies lingual juga dapat

disebut palatal bila ditemukan di permukaan lingual dari gigi pada rahang atas

(maksila) dan dekat dengan pallatum durum atau bagian langit-langit mulut yang

keras.

e. Laju penyakit

Laju karies dapat membagi karies menjadi karies akut dan kronis. Karies

rekuren berarti karies yang terjadi pada bekas karies terdahulu.

f. Jaringan keras yang terpengaruh

Berdasarkan pada jaringan keras yang terpengaruh, karies dapat dibedakan

menjadi karies yang memengaruhi enamel, dentin, atau sementum. Pada awal

perkembangannya, karies mungkin hanya memengaruhi enamel. Namun ketika

karies semakin luas, dapat memengaruhi dentin. Sementum adalah jaringan keras

yang melapisi akar gigi, maka sementum dapat terkena bila akar gigi terbuka.

Karies di dekat leher gigi disebut karies servikal.

9

Page 10: BAB 1 KEL 2 LP JADI

2.4 Etiologi

Menurut Sodikin, 2011:391 Ada dugaan bahwa karies gigi bukan

disebabkan oleh satu faktor saja. Tetapi oleh banyak faktor. Sejak tahun 1890,

telah diketahui bahwa karies gigi terjadi jika terdapat tiga faktor, yaitu gigi yang

rentan, adanya substrat untuk bakteri kariogenik, dan adanya bakteri kariogenik

(Beck, 1995). Seiring dengan perkembangan, karies gigi tergantung pada

hubungan yang kritis dari permukaan gigi, diet karbohidrat, dan bakteri mulut

spesifik.

Beberapa faktor yang memengaruhi terjadinya karies gigi pada anak antara

lain faktor makanan (yang manis-manis dan kurang bergizi), kebersihan mulut,

dan kebiasaan burukpada anak (mengemut makanan dan pemberian makanan

melalui botol).

Gigi yang rentan. Kerentanan sebuah gigi tergantung kepada status gizi

selama proses perkembangan gigi dan hereditas seseorang. Keberadaan fluorida

dan status gizi keseluruhan yang baik selama proses perkembangan gigi akan

membuat gigi kokoh dan tahan terhadap karies. Secara genetik, gigi pada sebagian

orang mempunyai sifat lebih tahan terhadap karies daripada orang-orang lainnya.

Substrat. Bakteri kariogenik akan memetabolisme hidrat arang sebagai

sumber energi, masing-masing bakteri dapat beradaptasi untuk metabolisme

masing-masing hidrat arang. Sukrosa, glukosa, dan fruktosa merupakan substrat

yang dapat digunakan bakteri, tetapi di antara ketiga jenis hidrat arang ini, sukrosa

merupakan substrat yang paling penting.

Bakteri kariogenik. Strain tertentu streptococcus, lactobacillus, dan

actinomyces bersifat kariogenik. Kuman-kuman ini memetabolisme hidrat arang

dan menghasilkan asam. Streptococcus mutansmerupakan bakteri kariogenik yang

paling penting, kuman ini memetabolisme sukrosa hingga menghasilkan asam

laktat yang akan menurunkan pH sekeliling gigi, saat pH turun sampai di bawah

5,5, ion-ion kalsium mulai meninggalkan enamel gigi proses ini disebut

demineralisasi.

10

Page 11: BAB 1 KEL 2 LP JADI

Faktor etiologi yang penting adalah bahwa ada hubungan antara frekuensi

konsumsi karbohidrat, frekuensi pemasukan karbohidrat merupakan faktor

penentu yang lebih penting pada kejadian karies gigi daripada jumlah karbohidrat

yang dikonsumsi. Karbohidrat dipertimbangkan sebagai bahan tunggal terpenting

dari penyebab kebusukan pada gigi, tetapi yang terpenting adalah frekuensi dari

kuantitas total. Selain itu, faktor hereditas, faktor diet ibu selama kehamilan, cara

anak membersihkan gigi, dan kebiasaan makan berpengaruh pada karies gigi

anak. Karbohidrat dapat difermentasi olah bakteri dan menghasilkan asam laktat.

Adanya pembentukan plak bakterial akan mendorong arrea produksi asam laktat,

hal ini menyebabkan saliva yang bertindak sebagai buffer terhambat.

Diet yang sangat dimurnikan memiliki peranan sangat penting; permen, kue,

serta biskuit menjadi pengganggu utama terjadinya karies gigi. Karena jenis-jenis

makan tersebut dapat tersangkut diantara sela-sela gigi dan sepanjang garis gusi,

yang akan membentuk suatu substrat ideal tempat tumbuhnya bakteri dan

terbentuknya plak gigi.

Banyak teori yang menjelaskan mekanisme terjadinya karies gigi, salah

satunya adalah yang diungkapkan oleh Miller. Teori ini berdasarkan pada

keasaman. Teori asam dari Miller mengatakan karies disebabkan karena

terbentuknya asam di permukaan gigi yang timbul sebagai reaksi dari sisa-sisa

makanan yang melekat pada permukaan gigi dengan mikroorganisme yang berada

dimulut.

Keberadaan bakteri dalam mulut merupakan suatu hal yang normal. Bakteri

dapat mengubah semua makanan, terutama gula, menjadi asam. Bakteri, asam,

sisa makanan, dan ludah akan membentuk lapisan lengket yang melekat

padapermukaan gigi. Lapisan lengket inilah yang disebut plak.

Plak akan terbentuk selama 20 menit setelah makan. Zat asam dalam plak

akan menyebabkan jaringan keras gigi larut dan terjadilah karies. Bakteri yang

paling berperan dalam menyebabkan karies adalah streptococcus mutans.

11

Page 12: BAB 1 KEL 2 LP JADI

Ada empat hal utama yang berpengaruh pada karies: permukaan

gigi, bakteri kariogenik (penyebab karies), karbohidrat yang difermentasikan, dan

waktu.

a. Gigi

Ada penyakit dan gangguan tertentu pada gigi yang dapat mempertinggi

faktor risiko terkena karies. Amelogenesis imperfekta, yang timbul pada 1 dari

718 hingga 14.000 orang, ada penyakit di mana enamel tidak terbentuk

sempurna. Dentinogenesis imperfekta adalah ketidaksempurnaan pembentukan

dentin. Pada kebanyakan kasus, gangguan ini bukanlah penyebab utama dari

karies.

Anatomi gigi juga berpengaruh pada pembentukan karies. Celah atau alur

yang dalam pada gigi dapat menjadi lokasi perkembangan karies. Karies juga

sering terjadi pada tempat yang sering terselip sisa makanan.

b. Bakteri

Preparat Streptococcus mutans. Mulut merupakan tempat berkembanganya

banyak bakteri, namun hanya sedikit bakteri penyebab karies, yaitu Streptococcus

mutans dan Lactobacilli di antaranya. Khusus untuk karies akar, bakteri yang

sering ditemukan adalah Lactobacillus acidophilus,  Actinomyces viscosus,

Nocardia spp., dan Streptococcus mutans. Contoh bakteri dapat diambil pada

plak.

c. Karbohidrat yang dapat difermentasikan

Bakteri pada mulut seseorang akan mengubah glukosa, fruktosa, dan

sukrosa menjadi asam laktat melalui sebuah proses glikolisis yang disebut

fermentasi. Bila asam ini mengenai gigi dapat menyebabkan demineralisasi.

Proses sebaliknya, remineralisasi dapat terjadi bila pH telah dinetralkan. Mineral

yang diperlukan gigi tersedia pada air liur dan pasta gigi berflorida dan cairan

pencuci mulut. Karies lanjut dapat ditahan pada tingkat ini. Bila demineralisasi

terus berlanjut, maka akan terjadi proses pelubangan.

12

Page 13: BAB 1 KEL 2 LP JADI

d. Waktu

Tingkat frekuensi gigi terkena dengan lingkungan yang kariogenik dapat

memengaruhi perkembangan karies. Setelah seseorang mengonsumsi makanan

mengandung gula, maka bakteri pada mulut dapat memetabolisme gula menjadi

asam dan menurunkan pH. PH dapat menjadi normal karena dinetralkan oleh air

liur dan proses sebelumnya telah melarutkan mineral gigi. Demineralisasi dapat

terjadi setelah 2 jam.

e. Faktor lainnya

Selain empat faktor di atas, terdapat faktor lain yang dapat meningkatkan

karies, yaitu

Air liur dapat menjadi penyeimbangan lingkungan asam pada mulut.

Terdapat keadaan dimana air liur mengalami gangguan produksi, seperti

pada sindrom Sjögren, diabetes mellitus, diabetes insipidus,

dan sarkoidosis.

Karies yang merajalela karena penggunaan metamfetamin. Obat-obatan

seperti antihistamin dan antidepresan dapat memengaruhi produksi air liur.

Terapi radiasi pada kepala dan leher dapat merusak sel pada kelenjar liur.

Penggunaan tembakau juga dapat mempertinggi risiko karies. Tembakau

adalah faktor yang signifikan pada penyakit periodontis, seperti dapat

menyusutkan gusi. Dengan gusi yang menyusut, maka permukaan gigi

akan terbuka. Sementum pada akar gigi akan lebih mudah mengalami

demineralisasi. 

Karies botol susu atau karies kanak-kanak adalah pola lubang yang

ditemukan di anak-anak pada gigi susu. Gigi yang sering terkena adalah

gigi depan di rahang atas, namun kesemua giginya dapat terkena

juga. Sebutan "karies botol susu" karena karies ini sering muncul pada

anak-anak yang tidur dengan cairan yang manis (misalnya susu) dengan

botolnya. Sering pula disebabkan oleh seringnya pemberian makan pada

anak-anak dengan cairan manis.

Ada juga karies yang merajalela atau karies yang menjalar ke semua

gigi. Tipe karies ini sering ditemukan pada pasien dengan xerostomia,

13

Page 14: BAB 1 KEL 2 LP JADI

kebersihan mulut yang buruk, pengonsumsi gula yang tinggi, dan

pengguna metamfetamin karena obat ini membuat mulut kering.  Bila

karies yang parah ini merupakan hasil karena radiasi kepala dan leher, ini

mungkin sebuah karies yang dipengaruhi radiasi.

2.5 Epidemiologi

Diperkirakan bahwa 90% dari anak-anak usia sekolah di seluruh dunia dan

sebagian besar orang dewasa pernah menderita karies. Prevalensi karies tertinggi

terdapat di Asia dan Amerika Latin. Prevalensi terendah terdapat

di Afrika. Di Amerika Serikat, karies gigi merupakan penyakit kronis anak-anak

yang sering terjadi dan tingkatnya 5 kali lebih tinggi dari asma. Karies merupakan

penyebab patologi primer atas penanggalan gigi pada anak-anak. Antara 29%

hingga 59% orang dewasa dengan usia lebih dari limapuluh tahun mengalami

karies.

Jumlah kasus karies menurun di berbagai negara berkembang, karena

adanya peningkatan kesadaran atas kesehatan gigi dan tindakan pencegahan

dengan terapi florida.

2.6 Manifestasi Klinis

Seseorang sering tidak menyadari bahwa ia menderita karies sampai

penyakit berkembang lama. Tanda awal dari lesi karies adalah sebuah daerah yang

tampak berkapur di permukaan gigi yang menandakan adanya demineralisasi.

Daerah ini dapat menjadi tampak coklat dan membentuk lubang. Proses tersebut

dapat kembali ke asal atau reversibel, namun ketika lubang sudah terbentuk maka

struktur yang rusak tidak dapat diregenerasi. Sebuah lesi tampak coklat dan

mengkilat dapat menandakan karies. Daerah coklat pucat menandakan adanya

karies yang aktif.

Bila enamel dan dentin sudah mulai rusak, lubang semakin tampak. Daerah

yang terkena akan berubah warna dan menjadi lunak ketika disentuh. Karies

kemudian menjalar ke saraf gigi, terbuka, dan akan terasa nyeri. Nyeri dapat

bertambah hebat dengan panas, suhu yang dingin, dan makanan atau minuman

yang manis. Karies gigi dapat menyebabkan napas tak sedap dan pengecapan

14

Page 15: BAB 1 KEL 2 LP JADI

yang buruk.  Dalam kasus yang lebih lanjut, infeksi dapat menyebar dari gigi ke

jaringan lainnya sehingga menjadi berbahaya.

2.7 Patofisiologi

(Arif Muttaqin dan Kumala Sari, 2011:177) Lokasi terjadi karies ditemukan

di permukaan halus. Karies di celah atau fisura gigi dapat tampak seperti daerah

bekapur namun berkembang menjadi lubang coklat. Celah dan fisura adalah tanda

anatomis gigi. Fisura terbentuk saat perkembangan alur, tidak sepenuhnya

menyatu dan membuat suatu turunan ataudepresio yang khas padastruktur

permukaan email. Tempat ini mudah sekali menjadi lokasi kariesgigi.

Semakinberkembangnya proses perlubangan karena karies, email atau enamel

terdekat akat berlubang semakin dalam. Ketika karies telah mencapai dentin pada

pertemuan enemel-dental, lubang akan menyebar secara lateral. Di dentin, proses

perlubangan akan mengikuti pola segitiga ke arah pulpa gigi (Ismail, 2001)

Beberapa hal yang mendukung terjadinya karies gigi, adalah permukaan

gigi, bakteri kariogenik (penyebab karies), karbohidrat yang difermentasikan, dan

waktu. Faktor permukaan gigi yangpeka, yaitu gigi yang mengandung sedikit

fluor atau memiliki lubang, lekukanmaupun alur yng menahanplak meningkatkan

risiko karies. Ada penyakit dan gangguan tertentu pada gigi yang dapat

mempertinggi fakttor risiko terkena karies, yaitu penyakit di mana enamel tidak

terbentuk sempurna dan ketidaksempurnaan pembentukan dentin (pada penyakit

dentinogenesis imperfekta). Anatomi gigi juga berpengaruh pada pembentukan

karies. Celah atau alur yang dalam pada gigi dapat menjadi lokasi perkembangan

karies. Karies juga sering terjadi pada tempat yang sering terselip sisa

makanan(Bernabea, 2009).

Pasien biasanya tidak menyadari bahwa ia menderita karies sampai penyakit

berkembang lama. Tanda awal dari lesi karies adalah sebuah daerah yang tampak

berkapur di permukaan gigi yang menandakan adanya demineralisasi. Daerah ini

dapat menjadi tampak coklat dan membentuk lubang. Proses sebelum ini dapat

kembali keasal (reversibel), namun ketika lubang sudah terbentuk maka struktur

yang rusak tidak dapat diregenarisasi. Sebuah lesi tampak coklat dan mengilat

15

Page 16: BAB 1 KEL 2 LP JADI

dapat menandakan karies. Daerah coklat pucat menandakan adanya karies yang

aktif (Bernabea, 20090.

Mulut merupakan tempat berkembangannya banyak bakteri, namun hanya

sedikit bakteri penyebab karies, yaitu stretococcus mutans dan lactobacilli.

Khusus untuk karies akar, bakteri yang sering ditemukan adalah

lactobacillus acidophilus, actinomyces visensu norcardia spp, dan streptoccus

mutans (Lewis, 2000). Bakteri pada mulut seseorang akan mengubah glukosa,

fruktosa, dan sukrosamnejadi asam laktat melalui sebuah proses glikonis yang

disebut fermentasi.

Bila asam ini mengenai gigi dapat menyebabkan deminerallisasi. Proses

sebaliknya remineralisasi dapat terjadi bila pH telah dinetralkan mineral yang

diperlukan oleh gigi tersedia pada air liur, pasca gigi berflorida, dan cairan

pencuci mulut. Karies lanjut dapat ditahan pada tingkat ini. Bila demineralisasi

terus berlanjut, maka akan terjadi proses pelubangan (Marshall, 2009).

Bila enamel dan dentin sudah mulai rusak, lubang akan semakin tampak.

Daerah yang terkena akan berubah warna dan menjadi lunak ketika disentuh.

Karies kemudian menjalar ke saraf gigi terbuka, dan akan terasa nyeri. Nyeri

dapat bertambah hebat dengan panas dan yang dingin, dan makanan dan minuman

yang manis. Karies gigi dapat menyebabkan napas tak sedap dan pengecapan

yang buruk. Dalam kasus yang lebih lanjut, infeksi dapat menyebar dari gigi ke

jaringan yang lainnya sehingga menjadi berbahaya (Ismail, 2001).

Adanya karies gigi akan memberikan berbagai menifestasi keluhan dan

risiko terjadinya maslah keperawatan. Masalah keperawatan yanga muncul akan

berhubungan dengan kerusakan gigi sekunder dari dampak adanya karies gigi.

16

Page 17: BAB 1 KEL 2 LP JADI

Anatomi permukaan gigi Karbohidrat yang difermentasikan

Karies gigiBakteri kariogenik (penyebab karies) waktu

Enamel dan dentin rusakProt de entree Ketidaktahuan

sumber informasi yang salah

Risiko infeksiMisinterpretasi perawatan dan

penatalaksanaan pengobatan

Pemenuhan informasi

Kerusakan menjalar ke saraf gigi

Kerusakan pada banyak gigi

Respon sensitivitas saraf gigi

Gangguan estetika

nyeri Perubahan gambaran diri

2.8 DiagnosisDiagnosis pertama memerlukan inspeksi atau pengamatan pada semua

permukaan gigi dengan bantuan pencahayaan yang cukup, kaca gigi, dan

eksplorer. Radiografi gigi dapat membantu diagnosis, terutama pada kasus karies

interproksimal. Karies yang besar dapat langsung diamati dengan mata telanjang.

Karies yang tidak ekstensif dibantu dulu dengan menemukan daerah lunak

pada gigi dengan eksplorer.

Beberapa peneliti gigi telah memperingatkan agar tidak menggunakan

eksplorer untuk menemukan karies. Pada kasus dimana sebuah daerah kecil pada

gigi telah mulai terjadi demineralisasi namun belum membentuk lubang, tekanan

melalui eksplorer dapat merusak dan membuat lubang.

Teknik yang umum digunakan untuk mendiagnosis karies awal yang belum

berlubang adalah dengan tiupan udara melalui permukaan yang disangka, untuk

17

Page 18: BAB 1 KEL 2 LP JADI

membuang embun, dan mengganti peralatan optik. Hal ini akan membentuk

sebuah efek "halo" dengan mata biasa. Transiluminasi serat optik

direkomendasikan untuk mendiagnosis karies kecil.

2.9 Pencegahan

a. Kebersihan mulut

Kebersihan perorangan terdiri dari pembersihan gigi yang baik. Kebersihan

mulut yang baik diperluklan untuk meminimalisir agen penyebab penyakit mulut

dan membuang plak gigi. Plak tersebut mengandung bakteri. Karies dapat dicegah

dengan pembersihan dan pemeriksaan gigi teratur.

b. Pengaturan makanan

Untuk kesehatan gigi, pengaturan konsumsi gula penting diperhatikan. Gula

yang tersisa pada mulut dapat memproduksi asam oleh bakteri.

Pengonsumsian permen karet dengan xilitol dapat melindungi gigi. Permen ini

telah popler di Finlandia. Efek ini mungkin disebabkan ketidakmampuan bakteri

memetabolisme xilitol.

c. Tindakan pencegahan lainnya

Terapi florida dapat menjadi pilihan untuk mencengah karies. Cara ini telah

terbukti menurunkan kasus karies gigi. Florida dapat membuat enbamel resisten

terhadap karies. Florida sering ditambahkan pada pasta gigi dan cairan pembersih

mulut.

Penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa pemberian

radiasi laser intensitas rendah dengan laser ion argon dapat mencengah karies

enamel dan lesi daerah bercak putih.[Sedang dikembangkan pula, vaksin untuk

melawan bakteri karies. Pada 2004, vaksin ini telah berhasil diujicobakan pada

hewan, dan uji coba klinis pada manusia pada Mei 2006.

18

Page 19: BAB 1 KEL 2 LP JADI

2.10 Prinsip Pengobatan dan Manajemen Keperawatan

Menurur Sodikin, 2011:391 Dalam pencegahan karies gigi, ada empat faktor

penting yaitu pemberian flourida untuk menguatkan gigi, sikat gigi yang efisien

untuk melepaskan plak pada gigi, dan perawatan gigi yang teratur. Pencegahan

karies gigi bergantung pada penghilangan faktor penybab, gula dimurnikan dari

diet, dan menghindari gula yang tertinggal di mukut dalam waktu lama dan

permen dan dummies yang dimaniskan.

Pemberian flourida pada air minum dapat mengurangi kecepatan karies

sebesar 30-40%, tetapi hal ini tidak boleh dianggap sebagai langkah penyelesaian

masalah. Pengguanaan flour pada air minum rendah, karena tindakan ini paling

efektif terhadap karies gigi jika pemberian flourida dalam persediaan air minum

sampai sekitar 1,00 ppm. Di daerah yang mengalami kekurangan flourida,

manfaat pencegahan karies yang sama dapat pemberian tambahan flourida pada

makanan (Behrman, Kiegman & Arvin, 2000).

Sikat gigi secara teratur dan membersihkan sela gigi dengan benang gigi

(flossing) harus digunakan untuk menghilangkan debris di antara gigi, atau

berkumur-kumur pada seluruh mulut segera setelah makan tiap hari; hal ini

bertujuan untuk mencegah serta mengurangi karies gigi dan penyakit periodontal.

Sebaiknya perawat memberikan pendidikan kesehatan kepada orang tua tentang

tenik membersihkan mulut serta merawat gigi yang benar.

Anak-anak perlu diajarkan untuk menggosok gigi paling tidak setelah

makan pagi dan terakhir pada malam hari. Gigi harus disikat dengan gerakan rol,

mulai dari gusi ke arah permukaan gigi dan sikat harus menembus celah di antara

setiap gigi. Akan tetapi menjadi sulit bila gigi saling berdekatan, untuk di ajarkan

menggunakan dental floss untuk menghilangkan plak gigi atau partikel makanan.

Selain itu, orang tua dan anak-anak harus dianjurkan menghindari makanan

kecil di antara waktu makan yang mengandung karbohidrat. Pengurangan

frekuensi mengkonsumsi karbohidrat dapat mencegah karies gigi, termasuk dalam

hal in i konsumsi permen karet, gula-gula, dan minuman ringan yang mengandung

gula (manitol, sorbitol, aspartam). Ahli gigi telah menganjurkan agar lebih banyak

makan buah-buahan serta sayur-sayuran. Walaupun begitu, makanan yang

menimbulkan keasaman dalam mulut, sepeti apel, tidak dianjurkan untuk

19

Page 20: BAB 1 KEL 2 LP JADI

dikonsumsi pada waktu malam hari, hal ini merupakan langkah pencegahan yang

efektif pada anak dengan gigi manis (sweet tooth). Akan tetapi bila terjadi karies

ceruk dan fisura di permukaan oklusal gigi, diperlukan penggunaan bahan

tambalan, tambalan berupa lapisan plastik yang digunakan untuk permukaan

oklusal gigi posterior.

20

Page 21: BAB 1 KEL 2 LP JADI

BAB 3

PEMBAHASAN

3.1 Asuhan Keperwatan

Contoh kasus:

An. A mengeluhkan giginya terasa nyeri setelah mengkonsumsi coklat.

Orang tuanya mengatakan kalau An. A sering sekali mengkonsumsi es, coklat,

dan permen. Gigi klien terlihat rusak di bagian depan dan berwarna kecoklatan.

Orang tua nya mengatakan sejak umur 4 tahun giginya sudah seperti itu. An. A

juga jarang sekali menggosok giginya. Orang tuanya pun kurang memperhatikan

kesehatan gigi klien. BB=15 kg, TB = 90 cm, TD: 100 / 60 mmHg, Nadi:72 kali /

menit, Suhu: 36,5 °C dan pernafasan: 24 kali / menit.

3.1.1 Pengkajian

a. Identitas

Nama Anak : An. A

Nama orang tua : Maraita

Jenis kelamin : Perempuan

Umur : 5 tahun

Pekerrjaan : Pelajar

Agama : Islam

Alamat : Anduring

b. Riwayat Kesehatan

Keluhan Utama

Anak sering mengeluh terasa nyeri dan sakit pada giginya, terutama

saat makan es, permen dan makanan manis lainnya.

Riwayat Penyakit Sekarang

Anak mengeluh terasa nyeri pada gigi bagian depannya, setelah dilihat

oleh orang tuanya ternyata ada terdapat lubang dan berwarna

kecoklatan. Keluarga tidak menanggapi dengan serius keluhan tersebut.

Setelah beberapa hari ternyata keluhan nyeri an. A tidak kunjung

berhenti dan keluarga pun segera membawa ke rumah sakit terdekat.

21

Page 22: BAB 1 KEL 2 LP JADI

Setelah dilakukan pemeriksaan BB=15 kg, TB=90 cm, TD: 100/60

mmHg, nadi: 72 kali/menit, suhu : 36oC, dan RR : 24 kali/menit

ternyata an. A menderita gejala karies gigi.

Riwayat Penyakit Dahulu

An. A tidak pernah ada riwayat operasi sebelumnya, dan tidak pernah

ada riwayat masuk rumah sakit dan tetapi anak mempunyai riwayat

demam, batuk dan pilek.

Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada riwayat penyakit keluarga yang menderita penyakit menular,

menurun dan yang berhubungan dengan kerusakan gigi.

c. Pengajian fisik

Inspeksi : terjadinya kerusakan pada gigi bagian depan dan mahkota

depan hanya tinggal sedikit.

Pengukuran antropometri : BB=15 kg, TB = 90 cm

d. Pemerikasaan tanda-tanda vital

2 Tekanan darah : 100 / 60 mmHg

3 Nadi : 72 kali / menit

4 Suhu : 36,5 °C

5 Pernafasan : 24 kali / menit

e. Pengkajian 11 Pola Fungsional Godon

Pola Persepsi kesehatan

Orang tua nya menganggap bahwa anak masih kecil, giginya masih gigi

susu yang masih ada gantinya. Jadi orang tua tidak terlalu memikirkan

perawatan gigi anak.

Pola Nutrisi dan Metabolik

Anak terlihat sehat dan tidak ada masalah pada berat badan, hanya saja

giginya yang berlubang karena perawatan yang kurang dari orang tua.

Pola makan anak teratur dan anak sering jajan di luar rumah, seperti es,

coklat dan permen yang sering dikonsumsi setiap hari.

Pola Eliminasi

Anak tidak ada masalah dengan buang air besar dan buang air kecilnya.

22

Page 23: BAB 1 KEL 2 LP JADI

Pola tidur-istirahat

Anak tidur jam 9 malam dan bangun jam 6 pagi setiap hari. Tidur anak

nyenyak tidak ada gangguan. Tetapi anak jarang sekali tidur di siang

hari.

Pola aktivitas-latihan

Anak tidak mengalami gangguan pada aktivitasnya. Anak bermain

dengan ceria bersama teman-temannya setiap hari.

Pola peran-hubungan

Interaksi dengan keluarga cukup baik. Hubungan anak dengan orang tua

terlihat harmonis, terlihat anak sangat disayang dengan orang tua.

Pola persepsi diri-konsep diri

Tidak ada gangguan pada persepsi diri dan konsep diri anak.

Pola sensori-kognitif

Tidak ada gangguan pada sensori dan kognitif anak.

Pola reproduksi-seksual

Tidak ada gangguan pada pula seksual anak.

Pola koping-toleransi stress

Anak masih bergantung pada orang tua. Dalam mengatasi stress anak

masih sangat membutuhkan dukungan orang tua.

Pola nilai-kepercayaan

Anak belum mengerti tentang ibadah dan kepercayaan agamanya. Jadi

tidak ada pengaruh pola ibadah terhadap penyakit anak.

3.1.2 Diagnosa

1. Nyeri berhubugan dengan kerusakan gigi

2. Resiko kerusakan pertumbuhan gigi berhubungan dengan kurang

motivasi keluarga mengenai perawatan gigi.

23

Page 24: BAB 1 KEL 2 LP JADI

3.1.3 Intervensi

1. Nyeri berhubungan dengan kerusakan gigi.

Tujuan : Anak tidak mengeluh nyeri pada area mulutnya.

Kriteria Hasil :

Anak mendapatkan gigi yang sehat.

Anak tidak menunjukkan tanda-tanda kesakitan pada area mulut.

Anak bisa mengkonsumsi segala jenis makanan tanpa mengeluh

sakit pada gigi.

Intervensi :

Mengkaji skala nyeri 1-10

Mengobservasi tingkat kerusakan gigi anak.

Menjelaskan kepada keluarga tentang upaya perawatan gigi yang

benar.

Menjelaskan tentang pentingnya menggosok gigi minimal 2 kali

sehari.

Menganjurkan keluarga untuk memeriksakan gigi anak setidak-

tidaknya 6 bulan sekali.

Meminta keluarga untuk mengawasi makanan yang dikonsumsi

anak.

Kolaborasi pemberian anti nyeri.

2. Resiko kerusakan pertumbuhan gigi berhubungan dengan kurang

motivasi keluarga mengenai perawatan gigi.

Tujuan : kerusakan pertumbuhan gigi tidak terjadi.

Kriteria hasil :

Keluarga lebih memperhatikan kesehatan gigi anak dan dapat

melakukan perawatan gigi anak dengan benar.

Intervensi :

Jelaskan kepada keluarga tentang pentingnya perawatan gigi anak

sejak dini.

Jelaskan tentang makanan yang dapat merusak gigi anak.

24

Page 25: BAB 1 KEL 2 LP JADI

Ajarkan anak dan orang tua perawatan gigi dan cara menggosok gigi

dengan benar agar anak dan orang tua dapat menerapkannya.

BAB 4

PENUTUP

4.1 Simpulan

Karies gigi adalah sebuah penyakit infeksi yang merusak struktur gigi.

Penyakit ini menyebabkan gigi berlubang. Jika tidak ditangani, penyakit ini dapat

menyebabkan nyeri, penanggalan gigi, infeksi, berbagai kasus berbahaya, dan

bahkan kematian. Penyakit ini telah dikenal sejak masa lalu, berbagai bukti telah

menunjukkan bahwa penyakit ini telah dikenal sejak zaman perunggu, zaman

besi, dan zaman pertengahan. Peningkatan prevalensi karies banyak dipengaruhi

perubahan dari pola makan. Kini, karies gigi telah menjadi penyakit yang tersebar

di seluruh dunia. (wikipedia.com).

25

Page 26: BAB 1 KEL 2 LP JADI

Banyak teori yang menjelaskan mekanisme terjadinya karies gigi, salah

satunya adalah yang diungkapkan oleh Miller. Teori ini berdasarkan pada

keasaman. Teori asam dari Miller mengatakan karies disebabkan karena

terbentuknya asam di permukaan gigi yang timbul sebagai reaksi dari sisa-sisa

makanan yang melekat pada permukaan gigi dengan mikroorganisme yang berada

dimulut.

4.2 Saran

Diharapkan bagi yang merasa adanya nyeri pada gigi dan gigi berlubang

dapat segera memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan informasi yang

lengkap dan tindak lanjut untuk mengatasinya. Dan diharapkan juga mengurangi

mengurangi makanan yang manis-manis dan menjaga kebrsihan mulut dengan

menyikat gigi minimal dua kali sehari.

26