bab 1-5

107
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan sumber daya manusia. Untuk itu pemerintah telah mencanangkan program wajib belajar 9 tahun sesuai dengan pasal 31 ayat 2 UUD 1945 yang berbunyi ”Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang diatur dengan Undang- Undang”. Untuk menerapkan program pemerintah tersebut, maka dibutuhkan usaha dan dana yang cukup besar, hal itu diakui oleh semua orang atau suku bangsa demi kelangsungan masa depannya. Demikian halnya dengan Indonesia menaruh harapan besar terhadap pendidik dalam perkembangan masa depan bangsa ini, karena di sanalah tunas muda harapan bangsa sebagai penerus dibentuk. Pembangunan dibidang pendidikan yang digariskan oleh pemerintah mengacu pada peningkatan sumber daya manusia. Berbagai usaha yang dilakukan oleh pemerintah dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia (SDM)

Upload: nika-saputra

Post on 17-Jan-2016

13 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

skripsi baru

TRANSCRIPT

Page 1: bab 1-5

1

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan sumber

daya manusia. Untuk itu pemerintah telah mencanangkan program wajib belajar 9

tahun sesuai dengan pasal 31 ayat 2 UUD 1945 yang berbunyi ”Pemerintah

mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang

diatur dengan Undang-Undang”. Untuk menerapkan program pemerintah tersebut,

maka dibutuhkan usaha dan dana yang cukup besar, hal itu diakui oleh semua

orang atau suku bangsa demi kelangsungan masa depannya. Demikian halnya

dengan Indonesia menaruh harapan besar terhadap pendidik dalam perkembangan

masa depan bangsa ini, karena di sanalah tunas muda harapan bangsa sebagai

penerus dibentuk.

Pembangunan dibidang pendidikan yang digariskan oleh pemerintah

mengacu pada peningkatan sumber daya manusia. Berbagai usaha yang dilakukan

oleh pemerintah dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia (SDM)

khususnya pada mata pelajaran seni budaya, beberapa di antaranya adalah

membangun sarana-sarana pendidikan yang baru serta diiringi dengan sarana

penunjang lainnya berupa pengadaan buku-buku pendidikan, alat-alat musik dan

penunjang seni lainnya, meningkatkan kualitas guru serta pelatihan pada guru.

Dalam sistem pendidikan di Indonesia menurut UU Sisdiknas No.20

Bab II pasal 3 (2003) dirumuskan fungsi dan tujuan pendidikan nasional yaitu

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia

1

Page 2: bab 1-5

2

yang berilmu dan berakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cukup kreatif, mandiri, dan menjadi negara yang demokrasi serta bertanggung jawab.”

Untuk salah satu upaya mewujudkan tujuan pendidikan tersebut, maka

diantaranya diselenggarakan suatu jenjang pendidikan mulai dari tingkat TK, SD,

SMP, SMA, dan perguruan tinggi. Pada setiap tahun pendidikan tersebut

dilaksanakan suatu kurikulum yang saat ini disebut Kurikulum Satuan Tingkat

Pendidikan (KTSP) merupakan penyempurnaan dari kurikulum 2004 dikenal

dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Pada setiap satuan pendidikan

telah disusun mata pelajaran yang akan diberikan pada anak didik. Salah satunya

seni budaya.

Pada kurikulum SMP saat ini mata pelajaran seni musik termasuk

dalam mata pelajaran seni budaya. Dalam pelajaran seni budaya mencangkup tiga

sub bidang studi yaitu seni musik, seni tari, seni rupa. Waktu yang diberikan

untuk siswa mengikuti pelajaran seni musik 2 X 40 menit setiap minggunya.

Salah satu tujuan dari mata pelajaran seni budaya ini adalah untuk

memberikan pengetahuan keterlampilan serta meningkatkan daya kreativitas

siswa dalam berkreasi karya seni musik. Untuk mencapai tujuan tersebut SMP N

8 Payakumbuh melakukan berbagai usaha antara lain menciptakan strategi dalam

proses berlangsungnya pembelajaran. Strategi itu meliputi , rencana, metode,

media, yang digunakan dengan adanya media dapat membantu siswa memusatkan

perhatian dan kemauan dalam belajar sehingga dapat mendorong proses belajar

dengan baik dan hasil yang baik pula.

Page 3: bab 1-5

3

Berdasarkan wawancara dengan guru mata pelajaran seni musik di

SMP N 8 Payakumbuh diketahui bahwa nilai mata pelajaran seni musik

mengalami fluktuasi (naik/turun) walaupun rata-rata kelas sudah mencapai kriteria

ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan oleh sekolah yaitu 72 untuk

kelas VIII. Dan hal itu tercapai dengan diadakannya remedial bagi siswa yang

belum tuntas. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 1.1: Data Nilai Seni Musik Kelas VII SMP N 8 PayakumbuhNo Kelas Rerata UH 1 Rerata UH 2 Kenaikan

1. VIII1 81.71 81,80 1.02. VIII2 81.5 80.5 -1.03. VIII3 79,9 81.7 1.84. VIII4 83 80 -3.05. VIII5 78.5 79.5 1.06. VII6 73.86 76.09 5.37. VIII7 81 83 2.08. VIII8 74.5 73.5 -1

Sumber: Tata Usaha SMP N 8 Payakumbuh Tahun 2012/2012

Keberhasilan siswa dalam belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Menurut Dalyono (1997:57)

Faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dapat diklasifikasikan menjadi dua golongan, yaitu faktor yang ada pada diri siswa (intrinsik) dan faktor dari luar diri siswa (ekstrinsik). Faktor intrinsik meliputi kesehatan mental, fisik, intelegensi, bakat dan minat, motivasi, partisipasi serta cara belajar. Faktor ekstrinsik meliputi faktor latar belakang sosial ekonomi, pendidikan keluarga, perhatian orang tua, karakteristik kurikulum, karakteristik kelompok siswa, fasilitas fisik dan lingkungan belajar.

Menurut Hasbullah (1996:8)

Hasil belajar bukanlah masalah yang berdiri sendiri, melainkan erat kaitannya dengan banyak faktor dalam proses belajar mengajar. Kalau ditinjau dan diperhatikan lebih jauh, pendidikan itu akan berhasil apabila terdapat satu kesatuan antara unsur-unsur yang terlibat

Page 4: bab 1-5

4

didalamnya. Adapun unsur-unsur tersebut menurut Hasbullah adalah sebagai berikut: 1) tujuan yang akan dicapai, 2) manusia (orang tua, masyarakat, pemerintah, siswa), 3) alat yang digunakan untuk mencapai tujuan dan, 4) kerjasama.

Dengan melibatkan keempat unsur diatas maka pendidikan itu

sebenarnya merupakan kegiatan manusia yang mempunyai tujuan tertentu dengan

menggunakan alat untuk mencapai sesuatu atas dasar kerjasama. Pendapat di atas

juga menunjukkan bahwa komponen manusia dalam pendidikan itu adalah guru,

siswa, dan orang tua turut berpengaruh terhadap proses belajar mengajar.

Seandainya salah satu komponen tersebut tidak menunjang maka akan

mempengaruhi hasil belajar.

Berdasarkan semua komponen belajar di atas, penulis melihat bahwa di

SMP N 8 Payakumbuh dilihat dari beberapa faktor pendukung hasil belajar dari

segi sarana prasarana sudah cukup untuk kelangsungan praktek musik, tetapi tetap

saja tidak telalu mempengaruhi hasil belajar seni musik oleh sebab itu penulis

tertarik untuk meneliti faktor pendukung lainnya yaitu dari segi manusia yang

lebih dekat dengan siswa yaitu orang tua dan juga motivasi dari siswa itu sendiri

bagaimana hubungannya dengan hasil belajar kunci utama keberhasilan siswa

dalam belajar adalah motivasi itu sendiri. Belajar tergantung kepada kebutuhan,

siswa yang termotivasi akan membuat reaksi-reaksi yang mengarahkan dirinya

kepada tujuan untuk mengurangi ketegangan yang ditimbulkan oleh perubahan

tenaga yang ada dalam dirinya. Kenyataan menunjukan siswa yang termotivasi

untuk belajar mempunyai hasil belajar yang baik dibandingkan denga siswa yang

belum termotivasi. Hal ini sejalan dengan pendapat Prayitno (1989:30) yang

Page 5: bab 1-5

5

menyatakan bahwa ”siswa yang termotivasi belajar akan memudahkan ia

mencapai hasil belajar yang baik”.

Jadi motivasi belajar yang datang dari diri siswa itu sendiri merupakan

kunci dalam mencapai hasil belajar yang baik. Apabila siswa tidak memiliki

motivasi untuk belajar, bagaimanapun guru menjelaskan materi pelajaran tidak

akan dipahami siswa. Selain motivasi belajar, perhatian orang tua juga dapat

mempengaruhi hasil belajar. Hal itu sesuai dengan pendapat Dalyono (1997:59)

yang menyatakan bahwa “faktor orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap

keberhasilan anak dalam belajar”. Begitu juga dengan perhatian yang diberikan

orang tua dalam mendukung anak dalam menjalani aktivitas di dunia pendidikan.

Pemahaman guru dan orang tua terhadap perilaku siswa dalam

pembelajaran seni musik juga terletak pada bagaimana upaya guru dalam

memotivasi yang sesuai dengan kemampuan memotivasinya. Karena unsur pokok

musik adalah bunyi. Maka dari itu diperlukan usaha guru yang optimal agar siswa

mampu malakukan suatu kesenian musik dan menghasilkan bunyi yang sesuai

dengan kompetensi yang diharapkan dalam kurikulum 2012-2013. Begitu juga

dengan perhatian orang tua yang mampu membantu anak menigkatkan kualitas

belajarnya.

Sebelum memulai pembelajaran teori dan praktek dalam pembelajaran

seni musik guru menegur siswa dan memperhatikan keadaan pada diri siswa dan

mengulangi menerangkan yang diberikan tetapi kebanyakan siswa banyak lupa

dan hanya membaca kembali catatan minggu lalu, itupun kalau ada mencatat. Dan

ketika belajar teori di dalam kelas, siswa terus meminta guru untuk belajar di RSG

Page 6: bab 1-5

6

yang digunakan sebagai tempat praktek siswa. Di ruangan tersebut sudah tersedia

alat-alat musik penunjang pelajaran praktek musik khususnya yang dipelajari

adalah talempong dan lyra.

Ketika pelajaran berlangsung perilaku siswa dan sikap siswa dalam

mengahadapi pelajaran seni musik di kelas VIII1 hanya beberapa yang

memperhatikan dalam proses pembelajaran bahkan banyak pertanyaan yang

diberikan guru. Sedangkan siswa yang tidak memperhatikan hanya asal menjawab

ketika guru bertanya, dan ada yang menjawab sambil bergurau dengan temannya

walaunpun jawabannya itu benar dan kalaupun disuruh mempraktekan

memainkan alat hanya asal bunyi saja dan tidak tahu teorinya. Ada juga sebagian

ketika guru menerangkan hanya bergurau dengan teman yang lain tetapi ketika

disuruh praktek memainkan musik dia mampu dan dapat memainkan dengan baik.

Ada juga yang sibuk berjalan-jalan sekehendak hatinya tanpa meminta ijin kepada

guru. Juga ada yang keluar masuk untuk berbelanja setelah sampai dikelas dia

minum sambil sembunyi-sembunyi dan tak lupa bergurau dengan teman sekelas.

Begitu juga pehatian orang tua juga tidak kalah pentingnya dalam

usaha meningkatkan hasil belajar siswa SMP N 8 Payakumbuh ini, setelah penulis

bertanya kepada anak yang keluar masuk untuk pergi bebelanja dan minum di

dalam kelas tenyata siswa yang bersangkutan tidak makan pagi. Begitu juga

dengan pakaian siswa ada yang sebagian masih bagus tetapi kusut.

Berdasarkan penjelasan di atas timbul keinginan penulis untuk melihat

hubungan motivasi dan perhatian orang tua terhadap hasil belajar siswa pada mata

pelajaran seni musik di SMP N 8 Payakumbuh. Pada penelitian ini penulis

Page 7: bab 1-5

7

memusatkan pada pembelajaran seni musik. Sejalan hal di atas berarti motivasi

dan perhatian orang tua yang tinggi yang akan mempengaruhi keberhasilan

belajar. Timbul pernyataan, Apakah motivasi belajar yang tinggi dan perhatian

orang tua berhubungan dengan hasil belajar? Dan sejauh mana hubungan motivasi

dan perhatian orang tua terhadap hasil belajar seni musik SMP N 8

Payakumbuh?”Hubungan Motivasi Belajar dan Perhatian Orang Tua Terhadap

Hasil Belajar Mata Pelajaran Seni Musik Siswa SMP N 8 Payakumbuh”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis mengidentifikasi

masalah sebagai berikut:

1. Motivasi belajar terhadap hasil belajar seni musik siswa SMP N 8 Payakumbuh

2. Perhatian orang tua terhadap hasil belajar siswa SMP N 8 Payakumbuh

3. Motivasi belajar dan perhatian orang tua terhadap hasil belajar siswa SMP N 8

Payakumbuh.

C. Batasan Masalah

Kompleksnya faktor yang mempengaruhi variabel hasil belajar

sebagai variabel kriterium seperti yang tergambar pada identifikasi masalah, maka

dalam penelitian dibatasi pada dua variable prediktor yakni:

1) Variabel motivasi belajar, dan

2) Variabel Perhatian Orang Tua

Page 8: bab 1-5

8

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang sebelumnya maka dirumuskan masalah

sebagai berikut:

1. Apakah ada hubungan yang signifikan antara motivasi belajar terhadap hasil

belajar Seni Musik di SMP N 8 Payakumbuh ?

2. Apakah ada hubungan yang signifikan antara perhatian orang tua terhadap

hasil belajar Seni Musik siswa di SMP N 8 Payakumbuh?

3. Apakah ada hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dan perhatian

orang tua terhadap hasil belajar Seni Musik siswa di SMP N 8 Payakumbuh ?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan, mengolah, menganalisis,

dan mendeskripsikan tentang:

1. Hubungan antara motivasi belajar terhadap hasil belajar seni musik siswa di

SMP N 8 Payakumbuh

2. Hubungan antara perhatian orang tua terhadap hasil belajar seni musik di

SMP N 8 Payakumbuh

3. Hubungan antara motivasi belajar dan perhatian orang tua terhadap hasil

belajar seni musik siswa di SMP N 8 Payakumbuh.

Page 9: bab 1-5

9

F. Manfaat Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian di atas maka manfaat dari penelitian ini

adalah?

1. Bagi penulis, sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi kependidikan

di Jurusan Sendratasik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Padang

2. Bagi jurusan Sendratasik UNP sebagai literatur yang dapat memperkaya

perbendaharaan pustaka jurusan

3. Bagi pembaca dapat dipedomani untuk penulisan skripsi tentang Penelitian

Tindakan Kelas.

4. Sebagai bahan pertimbangan bagi orang tua untuk memotivasi dan

memperhatikan anaknya pada pembelajaran dirumah.

Page 10: bab 1-5

10

BAB IIKERANGKA TEORETIS

A. Kajian Teori

1. Belajar dan Hasil Belajar

Menurut Slameto (1995:2) bahwa “belajar adalah suatu proses usaha

yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang

baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi

dengan lingkungannya”

Menurut Dalyono (1997:49) bahwa:

Belajar adalah suatu usaha, perbuatan yang dilakukan secara sungguh-sungguh, dengan sistematis, mendayagunakan semua postur tubuh lainnya, demikian juga aspek kejiwaan seperti intelegensi yang dimiliki, baik fisik, mental, serta dana, panca indra, otak dan anggota tubuh lainnya, demikian pula aspek-aspek kejiwaan seperti intelegensi, bakat, motivasi, minat, dan sebagainya.”

Menurut Abdillah (dalam Aunurrahman, 2010:35) bahwa “belajar

adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah

laku baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif,

afektif, dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu”.

Menurut Winkel (1999:53) bahwa “belajar adalah suatu aktivitas

mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang

menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pengalaman,

keterlampilan dan nilai sikap.”

Menurut Hilgard dan Bower (Dalyono,1975: 211) bahwa ”belajar

berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi

tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi

710

Page 11: bab 1-5

8

11

itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar

kecendrungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan sesaat-sesaat

seseorang, (misalnya kelelahan, pengaruh obat dan sebagainya)”.

Dari pendapat ahli di atas, penulis menyimpulkan bahwa belajar

merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan itu dapat

mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan

mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk. Dan juga belajar merupakan

suatu perubahan yang terjadi melalui latihan dan pengalaman, dalam arti

perubahan-perubahan yang disebabkan oleh pertumbuhan atau kematangan tidak

dianggap sebagai hasil belajar, seperti perubahan-perubahan yang terjadi pada diri

seseorang. Menurut Ratna (2011:118) bahwa “dalam mengajar, kita sudah

mengetahui tujuan yang harus kita capai dalam mengajarkan suatu pokok

bahasan”. Untuk itu dimulai dengan merumuskan Tujuan Instruksional Khusus,

yang didasarkan pada Taksonomi Bloom tentang tujuan perilaku yang meliputi

tiga domain: kognitif, afektif dan psikomotorik.

Ada tiga ranah atau domain besar, yang terletak pada tingkatan

ke-2 yang selanjutnya disebut taksonomi yaitu:

a. Ranah kognitif

i. Mengenal (recognitif)

Dalam pengenalan siswa diminta untuk memilih salah satu dari jawaban.

1. Mengungkap/mengingat kembali (recall)

Berbeda dengan mengenal maka dalam mengingat kembali ini siswa

diminta untuk mengingat kembali satu atau lebih fakta-fakta yang sederhana.

Page 12: bab 1-5

12

1) Pemahaman (comprehension)

Dengan pemahaman, siswa diminta untuk membuktikan bahwa ia

memahami hubungan yang sederhana diantara fakta-fakta atau konsep.

2) Penerapanan atau aplikasi (application)

Untuk penerapan atau aplikasi ini siswa dituntut memiliki kemampuan

untuk menyeleksi atau memilih suatu abstasi tertentu (konsep, hukum,

dalil, aturan, gagasan, cara) secara tepat untuk diterapkan dalam suatu

situasi baru dan menerapkan secara benar.

3) Analisis (analysis)

Dalam tugas ini siswa iminta untuk menganalisis suatu hubungan atau

situasi yang kompleks atas konsep-konsep dasar.

4) Sintesis (Synthetis)

Apabila penyusunan soal tes bermaksud meminta siswa melakukan

sistesis maka pertanyaan-pertanyaan disusun sedemikian rupa sehingga

meminta siswa untuk menggabungkan atau menyusun kembali

(reoganize) hal-hal spesifik agar dapat mengembangkan suatu struktur

baru. Dengan singkat dapat dikatakan bahwa dengan soal sintesis ini

siswa diminta untuk melakukan generalisasi.

5) Evaluasi (Evaluation)

Apabila penyusunan soal bermaksud untuk mengetahui sejauh mana siswa

mampu menerapkan pengetahuan dan kemampuan yang telah dimiliki untuk

menilai sesuatu kasus yang diajukan oleh penyusunan soal.

Page 13: bab 1-5

13

Mengadakan evaluasi dalam pengukuran aspek kognitif ini tidak sama

dengan mengevaluasi dalam pengukuran aspek afektif. Mengevaluasi dalam

aspek kognitif ini menyangkut masalah”benar/salah” yang didasarkan atas

dalil, hukum, prinsip, pengetahuan, sedangkan mengavaluasi dalam aspek

afektif menyangkut masalah”baik/buruk” berdasarkan nilai atau norma yang

diakui oleh subjek yang bersangkutan. Sejak tahun 1983 istilah “aspek” ini

lebih populer dengan istilah baru yakni ”ranah”. Untuk ranah kognitif,

Bloom menemukan adanya tingkatan-tingkatan ranah, tersusun dalam

urutan meningkat (hierarki) yang sifatnya linear.

a. Ranah Efektif

Apabila guru mengukur aspek efektif yang berhubungan dengan pandangan

siswa maka pertanyaan yang disusun menghendaki respons yang melibatkan

ekspresi, perasaan atau pendapat pribadi siswa terhadap hal-hal yang relatif

sederhana tetapi bukan fakta.

Sikap atau nilai (attitude, value)

Dalam penilaian afektif tentang sikap ini, siswa ditanya mengenai

responsnya yang melibatkan sikap atau nilai telah mendalam di sanubarinya,

dan guru meminta dia untuk mempertahankan pendapatnya.

b. Ranah psikomotor

Perkataan psikomotor berhubungan dengan kata “motor, sensory motor

perceptual” atau “perceptual-motor”. Jadi, ranah psikomotor berhubungan

erat dengan kerja otot sehingga menyebabkan geraknya tubuh atau mulai

dari gerak yang paling sederhana.

Page 14: bab 1-5

14

Agar peserta didik dapat berhasil belajar diperlukan persyaratan tertentu

antara lain seperti dikemukakan berikut ini: (1) kemampuan berfikir yang

tinggi begi pera siswa, hal ini ditandai berpikir kritis, logis, sintesis, dan

objektif; (2) menimbulkan bakat dan minat yang tinggi terhadap mata

pelajaran (interest Inventory); (3) bakat dan minat khusus para siswa dapat

dikembangkan sesuai potensi (Differential Aptitude Test); (4) menguasai

bahan dasar yang diperlukan untuk meneruskan pelajaran di sekolah yang

menjadi lanjutannya (Achievement Test) ; (5) menguasai salah satu bahasa

asing, terutama Bahasa Ingris; (6) stabilitas psikis (tidak mengalami masalah

penyesuaian diri dan seksual); (7) kesehatan jasmani; (8) lingkungan yang

tenang; (9) kehidupan ekonomi yang memadai; (10) menguasai teknik

belajar di Sekolah dan di luar sekolah. Menurut pendapat Dalyono

(1997:59) bahwa:

Faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dapat diklarifikasikan menjadi dua golongan , yaitu faktor yang ada pada diri siswa (intrinsik) dan faktor di luar diri siswa (ekstrinsik). Faktor intrinsik meliputi kesehatan mental, fisik, intelegensi, bakat dan minat, motivasi, serta cara belajar. Faktor ekstrinsik meliputi faktor latar belakang sosial ekonomi, pendidikan keluarga, karakteristik kurikulum, karakteristik kelompok siswa, fasilitas fisik dan lingkungan belajar.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar siswa dapat dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari dalam maupun

diri siswa. Dalam penelitian ini memfokuskan pada kedua faktor tersebut,

faktor dari dalam diri siswa meliputi motivasi belajar dan faktor yang

berasal dari luar diri siswa yang meliputi perhatian orang tua.

Page 15: bab 1-5

15

2. Hasil Belajar Seni Budaya

a. Bidang Pengetahuan dan Keterlampilan Musik

Hasil belajar yang dilihat melalui penilaian hasil belajar sangat erat

kaitannya dengan proses belajar mengajar, karena penilaian hasil belajar

(evaluasi hasil belajar) berfungsi untuk melihat sejauh mana ketercapaian

tujuan pembelajaran yang sudah dilaksanakan. Roestiyah (Ikbal dkk,

2010:36) menjelaskan bahwa:

“hubungan antara evaluasi dengan proses pembelajaran tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Proses penilaian hasil belajar juga tidak boleh merugikan siswa yang dinilai. Oleh karena itu maka pelaksanaan penilaian hasil belajar di sekolah harus diatur sedemikian rupa agar setiap siswa dapat memperoleh manfaat pelaksanaan evaluasi itu”.

Berdasarkan pendapat diatas maka pembelajaran dilaksanakan harus

dilakukan evaluasi sesuai dengan pembelajaran yang diberikan. Evaluasi ini

bertujuan untuk mengetahui ketuntasan siswa dalam menguasai kompetensi

dasar, materi atau indikator yang belum mencapai ketuntasan.

Sesuai dengan KTSP penilaian terhadap hasil belajar musik dengan

menggunakan tiga aspek yaitu yang meliputi aspek kognitif, keterlampilan

dan psikomotor. Aspek kognitif dapat berupa kuantitatif dengan

menggunakan tes hasil belajar. Penilaian aspek keterlampilan dapat dilihat

dengan angket, inventori, dan pengamatan. Sementara penilaian aspek

psikomotor di ambil dengan cara pengamatan dan pengukuran terhadap

unjuk kerja keterlampilan siswa. Lebih dari itu, siswa dikatakan tuntas

dalam belajar jika hasil belajarnya sudah memenuhi target belajarnya

sesudah memenuhi target belajar tuntas. Hal ini sesuai dengan yang

diungkapkan Mulyana (Ikbal dkk,2010:38) bahwa :

Page 16: bab 1-5

16

Berdasarkan teori ketuntasan belajar tuntas, maka seorang siswa dipandang tuntas belajar jika ia mampu menyelesaikan, menguasai kompetensi atau mencapai tujuan pembelajaran minimal 65% dari seluruh tujuan pembelajaran. Siswa peserta didik yang mempu menyelesaikan atau mencapai 65% sekurang-kurangnya 85% dari jumlah peserta didik yang ada di kelas tersebut.

Berdasarkan kutipan di atas, maka ketuntasan belajar individual akan

tercapai apabila siswa sudah bernilai 65 dan untuk ketuntasan Post Test

apabila 85% siswa sudah bernilai minimal 65 dalam kelas tersebut. Jika

semua siswa sudah menguasai suatu kompetisi dasar, maka pelajaran dapat

dilanjutkan dengan materi berikutnya, dengan catatan guru arus memberikan

perbaikan ( remedial) kepada siswa yang belum mencapai ketuntasan, dan

pengayaan bagi yang sudah mencapai ketuntasan belajar.

Terkait dengan pemaparan hasil belajar dalam studi musik yang

dilakukan pada penelitian ini hanya akan ditunjukan kepada pengukuran

aspek pengetahuan (knewledge) dan aspek keterlempilan (psikomotorik).

Sedangkan hasil belajar berupa perubahan sikap atau tingkah laku

(keterlampilan) tidak dilaksanakan mengingat keterbatasan peneliti, baik

dari segi kemampuan, kekurangannya sarana dan pengalaman untuk

melakukannya.

Suatu hal yang patut diingat pula bahwa, pengertian hasil belajar

berbeda dengan prestasi belajar. Umumnya kalangan pendidikan

menerjemahkan hasil belajar sebagai sebuah hasil evaluasi, jangka pendek

dari pengetahuan, keterlampilan, dan keterlampilan yang dapat dipahami,

dikuasai, dan diterapkan siswa. Sedangkan presatasi belajar, sesungguhnya

sudah merupakan penguasaan nilai-nilai dari proses pembelajaran yang

sudah diraih dalam jangka waktu panjang dan biasanya bertahan lama pada

siswa.

Page 17: bab 1-5

17

3. Motivasi belajar

Motivasi adalah suatu perubahan energi dalam pribadi seseorang yang

ditandai dengan timbulnya efektif dan reaksi untuk mencapai tujuan.

Rumusan ini mengandung unsur bahwa motivasi dimulai dari adanya

perubahan energi dalam pribadi, motivasi ditandai dengan timbulnya

perasaan (afeksi), dan motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi untuk mencapai

tujuan. Motivasi memiliki dua komponen, yakni komponen luar dan

komponen dalam. Komponen dalam terdiri atas kebutuhan-kebutuhan dan

drive. Sedangkan komponen luar adalah tujuan yang hendak dicapai.

Menurut Sardiman (1987:75) bahwa “motivasi belajar merupakan

faktor psikis yang bersifat non-intelektual. Peranannya yang khas adalah

dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang, dan semangat untuk belajar”.

Menurut Prayitno (1989:8) bahwa “motivasi dalam belajar tidak saja

merupakan suatu energi yang menggerakkan siswa untuk belajar, tetapi juga

sebagai suatu yang mengarahkan aktifitas siswa dan tujuan belajar.”

Menurut Dalyono (1997:235-236) bahwa:

Motivasi sebagai faktor inner (batin) berfungsi menimbulkan, mendasari, mengarahkan perbuatan belajar. Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar kesuksesan belajarnya. Seorang yang besar motivasinya akan giat berusaha, tampak gigih tidak mau menyerah, giat membaca buku-buku untuk meningkatkan prestasinya untuk memecahkan masalahnya. Sebaliknya mereka yang motivasinya lemah, tampak acuh tak acuh, mudah putus asa, perhatiannya tidak tertuju pada pelajaran, suka mengganggu kelas, sering meninggalkan pelajaran akibat banyak mengalami kesulitan belajar”

Page 18: bab 1-5

18

Menurut Sardiman (2006:85) bahwa:

Motivasi berfungsi sebagai pendorong, pengarah, dan sekaligus sebagai penggerak perilaku seseorang untuk mencapai suatu tujuan. Guru merupakan faktor yang penting untuk mengusahakan terlaksanaya fungsi-fungsi tersebut dengan cara antara lain dengan memenuhi kebutuhan siswa. Kebutuhan tersebut meliputi kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan keselamatan dan rasa aman, kebutuhan untuk diterima dan dicintai, kebutuhan akan harga diri, dan kebutuhan untuk merealisasikan diri”.

Menurut Oemar (2000:178) bahwa:

Motivasi para remaja ditandai oleh harapan untuk sukses dalam memecahkan masalah tingkah laku, tinjauan masa depan, dorongan untuk materi. Motivasi dapat berupa dorongan-dorongan dasar atau internal dan intensif di luar diri individu. Sebagai suatu masalah didalam kelas, motivasi adalah proses membangkitkan, mempertahankan, dan mengontrol minat dan bakat”.

Menurut McDonald (Oemar,2004:158) bahwa:

Motivation is a energy change within the person characterized by effective arousal and anticipatory goal reaktion”. Motivasi adalah suatu perubagan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya efektif dan reaksi untuk mencapai tujuan.Perumusan ini mengandung tiga unsur yang saling berkaitan sebagai berikut:

1. Motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi2. Motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan (efeective arousal). Mula-

mula merupakan ketegangan psikologis, lalu merupakan suasana emosi. Suasana emosi ini menimbulkan kelakuan yang bermotif

3. Motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan. Pribadi yang bermotivasi mengadakan respons-respons yang tertuju kearah suatu tujuan. Respon-respons itu berfungsi mengurangi ketegangan yang disebabkan oleh perubahan energi dalam dirinya.

Menurut Oemar (2000:175) fungsi motivasi ialah:

1. Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi tidak akan timbul perbuatan seperti belajar

2. Sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan kepada pencapaian tujuan yang diinginkan.

3. Sebagai penggerak. Ia berfungsi sebagai mesin bagi mobil. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.

Page 19: bab 1-5

19

Menurut Maslow (Dalyono,1997:46), “Bila seseorang telah

mendapatkan kebutuhan pertama yaitu fisiologis, barulah dapat

menginginkan kebutuhan yang terletak diatasnya, ialah kebutuhan mendapat

rasa aman dan seterusnya”

Adapun susunan kebutuhan-kebutuhan individu menurut teori Maslow

(Sardiman.1987:46) adalah sebagai berikut:

1. Kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan akan makan, minum, bernafas, tidur, kegiatan, seks, dan kepuasan sensoris. Bila kebutuhn ini terpuaskan dengan baik, maka kebutuhan-kebutuhan berikutnya akan menjadi pendorong yang kuat.

2. Kebutuhan akan keselamatan dan rasa aman. Setiap individu selalu berusaha untuk menyelamatkan dirinya. Dorongan untuk menyelamatkan diri ini akan kuat apabila kebutuhan fisiologisnya terpenuhi

3. Kebutuhan untuk diterima dan dicintai. Apabila seseorang sangat kurang mendapat cinta dan kasih sayang, ia akan sangat membutuhkan cinta dan kasih sayang itu

4. Kebutuhan akan harga diri. Harga diri seseorang timbul dalam hubungan dengan orang lain di dalam kelompoknya. Hal ini erat hubungannya dengan statusnya didalam kelompok dan penghargaan orang lain terhadapnya. Jika seseorang merasa dirinya dihargai orang itu akan merasa bahwa dirinya dianggap penting

5. Kebutuhan untuk merealisasikan diri. Realisasi diri berarti akan atau harus menjadi apakah seseorang itu berdasarkan potensi-potensi yang ada dalam dirinya.

Big dan Telfer (Dimyati dan Mudjiono, 2002:32) berpendapat bahwa

Siswa memiliki bermacam-macam motivasi dalam belajar. Macam-macam motivasi tersebut dapat dibedakan menjadi empat golongan, yaitu: (i) motivasi instrumental, (ii) motivasi sosial, (iii) motivasi berprestasi, dan (iv) motivasi intrinsik.Motivasi instrumental berarti bahwa siswa belajar karena didorong oleh adanya hadiah atau menghindari hukuman. Motivasi sosial berarti bahwa siswa belajar untuk penyelenggaraan tugas; dalam hal ini keterlibatan pada tugas menonjol. Motivasi intrinsik berarti belajar karena keinginan sendiri. Motivasi intrumental dan motivasi sosial merupakan kondisi eksternal, sedangkan motivasi berprestasi dan motivasi intrinsik merupakan kondisi internal.

Page 20: bab 1-5

20

Menurut Sardiman (1987:39) “Untuk dapat membangkitkan dan

mengembangkan motivasi belajar siswa secara terus menerus, siswa dapat

menentukan/mengetahui tujuan belajar yang hendak dicapai, menanggapi

secara positif pujian/dorongan dari orang lain, menentukan targer/sasaran

penyelesaian tugas belajar”.

Menurut Monks (Dimyanti dan Mudjiono, 2002:84) bahwa

Kekuatan mental atau kekuatan motivasi dapat dipelihara. Perjalanan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar dapat diperkuat dan dikembangkan. Menurut Monks pahan interaksionis, paham tugas pengembangan, dan teori emansipasi mengakui pentingnya pemeliharaan kekuatan motivasi belajar. Dorongan dari dalam atau kekuatan mental dan berpengaruh dari luar berpengaruh pada kemajuan individu. Interaksi kekuatan mental dan lingkungan luar tersebut ditentukan pula oleh respons dan prakarsa pribadi pelaku.

Menurut Dimyanti dan Mujiono (2002:84-85)

Perilaku yang penting bagi manusia adalah belajar dan bekerja. Belajar menimbulkan perubahan mental pada diri siswa. Bekerja menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi diri pelaku dan orang lain. Motivasi belajar dan motivasi bekerja merupakan penggerak kemajuan masyarakat. Kedua motivasi tersebut perlu dimiliki oleh siswa SLTP (sekarang sudah menjadi SMP) dan SLTA (sekarang sudah menjadi SMA). Bagi siswa pentingnya motivasi belajar adalah sebagai berikut:

1. Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses, dan hasil akhir2. Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar, yang dibandingkan

dengan teman sebaya3. Mengarahkan kegiatan belajar 4. Membesarkan semangat belajar; sebagai ilustrasi jika ia telah menghabiskan

dana belajar dan masih ada adiknya yang dibiayai orang tua, maka ia akan berusaha cepat lulus

5. Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja

Kelima hal tersebut menunjukkan betapa pentingnya motivasi tersebut

disadari oleh pelakunya sendiri. Bila motivasi didasari oleh pelaku, maka suatu

pekerjaan, dalam hal ini tugas belajar akan terselesaikan dengan baik .

Page 21: bab 1-5

21

Ovide Dicroly, yang terkenal dengan pengajaran berdasarkan”pusat

minat” anak makan, pakaian, permainan/bekerja. Kemudian menyusul tokoh

pendidikan lainnya seperti John Dewey, yang terkenal dengan “pengajaran

proyeknya”, yang berdasarkan pada masalah yang menarik minat siswa,

sistem persekolahan lainnya. Sehingga sejak saat itu pula para ahli

berpendapat, bahwa tingkah laku manusia didorong oleh motif-motif

tertentu, dan perbuatan belajar akan berhasil apabila didasarkan pada

motivasi yang ada pada murid. Murid dapat dipaksa untuk mengikuti

sesuatu perbuatan, tetapi ia tidak dapat dipaksa untuk menghayati perbuatan

itu sebagai mestinya.

Setiap perbuatan termasuk perbuatan belajar didorong oleh sesuatu

atau beberapa motif. Motif atau biasa juga disebut dorongan atau kebutuhan,

merupakan suatu tenaga yang berada pada diri individu atau siswa yang

mendorongnya untuk berbuat mencapai tujuan. Tenaga pendorong atau

motif pada seseorang mungkin cukup besar, sehingga tanpa motivasi dari

luar dia sudah bisa berbuat. Orang atau siswa tersebut memiliki motif

internal, pada orang atau siswa lain, mungkin saja tenaga pendorong internal

ini kecil sekali, sehingga ia membutuhkan motivasi dari luar, yaitu dari

guru, orang tua, teman, buku-buku dan sebagainya. Orang atau siswa seperti

itu membutuhkan motif eksternal atau motifasi dari luar dirinya.

Seseorang yang belajar dengan motivasi kuat akan melaksanakan

semua kegiatan belajarnya dengan sungguh-sungguh, penuh gairah atau

semangat. Sebaliknya belajar dengan motivasi lemah, akan malas bahkan

tidak mau mengerjakan tugas-tugas yang berhubungan dengan pelajaran.

Page 22: bab 1-5

22

Kuat lemahnya motivasi belajar seseorang turut mempengaruhi

keberhasilannya. Karena itu motivasi belajar perlu diusahakan terutama

yang berasal dari dalam diri dengan cara senantiasa memikirkan masa depan

yang penuh tantangan dan harus dihadapi untuk mencapai cita-cita.

Senantiasa memasang tekad bulat dan selalu optimis bahwa cita-cita dapat

dicapai dengan belajar.

3. Perhatian orang tua

Perhatian adalah kegiatan yang diikuti seseorang dalam hubungannya

dengan penelitan rangsangan yang datang dari lingkungannya. Menurut

Suryabrata (2005:14), perhatian dapat dirumuskan sebagai berikut: “(1)

perhatian adalah pemusatan tenaga psikis yang tertuju pada suatu objek, (2)

perhatian adalah banyak sedikitnya keadaan yang menyertai suatu aktivitas

yang dilakukan”.

Menurut (Hasbullah, 2005:23)

Perhatian orang tua sangat berpengaruh dalam pendidikan anaknya, karena apa-apa yang diajarkan orang tua pada anaknya akan membawa pengaruh terhadap kehidupan anak didik, demikian pula terhadap pendidikan yang dialaminya di sekolah dan di masyarakat sehingga tujuan penelitian akan tercapai dengan maksimal. Bila orang tua acuh tak acuh terhadap aktivitas belajar anaknya, biasanya anak kurang atau tidak memiliki semangat dalam belajar, sehingga sukar diharapkan ia mencapai prestasi yang maksimal.

Menurut Suryabrata (2005:292)

Terdapat dua hal yang harus diperhatikan orangtua mengenai kegiatan belajar anak yaitu:a. Fasilitas fisik dan uang

Fasilitas fisik adalah segala sesuatu yang berupa benda atau yang dapat dibedakan yang mempunyai peranan untuk memudahkan atau melancarkan pendidikan. Fasilitas uang yaitu segala sesuatu yang memudahkan suatu kegiatan sebagai akibat bekerjanya nilai uang.

Page 23: bab 1-5

23

Orang tua harus mengetahui dan melengakapi fasilitas fisik yang diperlukan siswa, misalnya melengkapi perlengkapan belajar. Alat perlengkapan belajar akan mempengaruhi hasil belajar siswa, sebab perlengkapan belajar yang tersedia dengan lengkap akan menimbulkan motivasi dalam belajar siswa, sehingga anak akan dapat belajar dengan baik. Alat-alat belajar yang perlu disediakan orangtua diantaranya adalah buku paket, buku latihan, alat tulis dan sebagainya. Jika kebutuhan belajar siswa telah terpenuhi maka semangat belajar dan rasa ingin tahu anak untuk belajar akan meningkat sehingga kegiatan belajar akan mencapai hasil yang maksimal.

Fasilitas fisik lainnya yang harus dipenuhi orangtua adalah tempat belajar. Tempat belajar harus disediakan sedemikian rupa baik perlengkapan kursi dan meja, penerangan, dan kebersihannya. Tempat belajar yang nyaan akan membantu konsentrasi anak dalam kegiatan belajar. Selain itu orangtua juga harus memperhatikan biaya-biaya yang diperlukan dalam pendidikan anaknya.

Fasilitas fisik dan uang ini berkaitan dengan kondisi ekonomi orangtua. Jika kondisi ekonomi orang tua tergolong mampu untuk memenuhi kebutuhan fisik dan uang ini tidak menjadi masalah, namun jika keluarga ii kurang mampu fasilitas fisik dan uang sulit untuk dipenuhi, sehingga tidak sedikit anak-anak yang putus sekolah.

b. Fasilitas nonfisikFasilitas nonfisik yaitu segala sesuatu yang tidak berupa benda atau

yang dapat dilihat yang mempunyai peranan besar dalam kelancaran proses penyelenggaraan pendidikan. Fasilitas nonfisik ini berkaitan dengan faktor psikologis anak. Adanya perhatian orang tua yang selalu menyertai kegiatan belajar anak, akan menjadi pemicu begi anak untuk mencapai hasil belajar yang maksimal.

Perhatian orang tua dapat berupa pujian dan hadiah yang diberikan

kepada anak yang mendapat nilai terbaik. Hal ini akan mendorong dan

memotivasi anak untuk belajar, sehingga anak merasa bahwa kegiatan

belajar yang dilakukannya berarti bagi dirinya sendiri dan bagi orang tua.

Dengan adanya perhatian akan memudahkan anak berkembang sesuai

dengan harapan orang tua, bila perhatian orang tua acuh tak acuh terhadap

kegiatan belajar, maka anak akan berbuat sesuka hatinya dan apa yang

diharapkan orang tua terhadap anaknya akan sulit tercapai.

Page 24: bab 1-5

24

B. Kerangka Konseptual

Faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dapat diklarifikasikan

menjadi dua golongan, yaitu faktor yang ada pada diri siswa (intrinsik) dan faktor

diluar diri siswa (ekstrinsik). Faktor instrinsik meliputi kesehatan mental dan fisik,

integensi, bakat dan minat, motivasi, serta cara belajar. Faktor ekstrinsik meliputi

faktor latar belakang sosial ekonomi, pendidikan keluarga, karakteristik

kurikulum, karakteristik kelompok siswa, fasilitas fisik dan lingkungan belajar.

Siswa akan termotivasi dalam belajar apabila kebutuhan dasarnya telah terpenuhi

sehingga hasil belajar yang diperoleh juga tinggi.

Perhatian orang tua sangat berpengaruh dalam pendidikan anaknya,

karena apa-apa yang diajarkan orang tua pada anaknya akan membawa pengaruh

terhadap kehidupan anak didik, demikian pula terhadap pendidikan yang dialami

di sekolah dan di masyarakat sehingga tujuan pendidikan akan tercapai dengan

maksimal.

Motivasi belajar dan perhatian orang tua akan mempengaruhi hasil

belajar, dengan tanpa mengabaikan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi

hasil belajar tersebut. Hal yang ingin diteliti oleh penulis adalah faktor yang

mempengaruhi hasil belajar diantaranya motivasi belajar dan perhatian orang tua.

Penulis juga ingin melihat pengaruh motivasi belajar dan perhatian orang tua

terhadap hasil belajar siswa. Untuk lebih jelasnya penulis akan

menggambarkannya dalam bagan konseptual yang nantinya akan digunakan

sebagai acuan berfikir dalam penelitian ini.

Page 25: bab 1-5

25

Gambar 1 : Kerangka Konseptual

C. Hipotesis

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang dikemukakan di

atas, maka penulis mengajukan hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. H0 = Tidak terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara motivasi

belajar terhadap hasil belajar Seni Budaya siswa SMP N 8 Payakumbuh

H1 = Terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara motivasi

belajar terhadap hasil belajar Seni Budaya siswa SMP N 8 Payakumbuh

2. H0 = Tidak terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara perhatian

orang tua terhadap hasil belajar Seni Budaya siswa SMP N 8 Payakumbuh

H1 = Terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara perhatian

orang tua terhadap hasil belajar Seni Budaya siswa SMP N 8

Payakumbuh

3. H0 = Tidak terdapat hubungan signifikan dan positif antara motivasi belajar

dan perhatian orang tua terhadap hasil belajar Seni Budaya siswa

SMP N 8 Payakumbuh.

H1 = Terdapat hubungan signifikan dan positif antara motivasi belajar

Motivasi Belajar(X1)

Perhatian orang tua(X2)

Hasil belajar siswa

(Y)

Page 26: bab 1-5

26

dan perhatian orang tua terhadap hasil belajar Seni Budaya siswa

SMP N 8 Payakumbuh

Page 27: bab 1-5

8

27

BAB IIIMETODE PENELITAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional, karena

menggambarkan hubungan motivasi belajar dan perhatian orang tua terhadap hasil

belajar Seni Budaya siswa SMP N 8 Payakumbuh. Menurut Lehmann (1979:60)

penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang bertujuan

mendeskripsikan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan

sifat populasi tertentu, atau mencoba menggambarkan fenomena secara detail.

Penelitian korelasional merupakan suatu penelitian yang melibatkan

tindakan pengumpulan data guna menentukan apakah ada hubungan antara dua

variabel atau lebih. Besarnya hubungan tersebut dinyatakan dalam bentuk

koefisien dan korelasi (Sukardi, 2003:116).

Selanjutnya menurut Irianto (2007: 133) bahwa “penelitian korelasi

merupakan suatu hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya”.

Penelitian ini akan memberikan konstibusi hubungan antara satu variabel dengan

variabel lainnya. Besar kecilnya hubungan korelasi dan konstibusi antara satu

variabel terhadap variabel lain dapat dinyatakan dengan koefisien korelasi.

Data yang akan diungkapkan pada penelitian ini adalah hubungan

motivasi belajar dan perhatian orang tua terhadap hasil belajar seni musik siswa

SMP N 8 Payakumbuh .

2627

Page 28: bab 1-5

28

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2005:49) bahwa” populasi atau universe ialah

wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subyek yang mempunyai kulaitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian

ditarik kesimpulannya.

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP N 8

Payakumbuh yang terdaftar pada tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 214

orang.

Adapun rincian lengkap mengenai mengenai populasi dalam penelitian ini

dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3:1 : populasi siswa kelas VIII SMP N 8 Payakumbuh Tahun Ajaran 2012/2013

No Kelas Jumlah Siswa

1. VIII1 242. VIII2 293. VIII3 274. VIII4 235. VIII5 266. VIII6 307. VIII7 258. VIII8 30

Jumlah 214

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2005:49) bahwa “sampel adalah sebagian atau

wakil populasi yang akan diteliti”. Sampel ditentukan dalam penelitian disamping

itu mempertimbangkan kemampuan dan waktu yang dimiliki oleh peneliti serta

Page 29: bab 1-5

29

keefektifan pengambilan sampel. Sampel yang terpilih mewakili keseluruhan

karakteristik dari satuan polulasi. Dalam hal ini teknik penarikan sampel

digunakan adalah Purposive sampling..

Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel dari satu kelas saja

yang dipilih setelah penulis mengambil secara acak maka terpilih kelas VIII1.

Dengan jumlah siswa 24 orang.

C. Varibel dan data

1. Variabel

Pada penelitian ini diambil dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel

terikat sebagai berikut:

a. Variabel bebas yaitu variabel yang diperkirakan berpengaruh terhadap

variabel terikat. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah:

Motivasi belajar : X1

Perhatian orang tua : X2

b. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas,

dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah: Hasil

belajar(Nilai UH ) mata pelajaran Seni Musik: Y

c. Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data

primer yaitu data yang langsung diambil dari responden mengenai

motivasi belajar dan perhatian orang tua dengan penyebaran angket,

sedangkan data sekunder yaitu hasil belajar diperoleh melalui nilai UH.

Page 30: bab 1-5

30

D. Defenisi Operasional Variabel, Indikator, dan Pengukuran

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan

variabel terikat. Yang menjadi variabel bebas adalah motivasi belajar (X1) dan

perhatian orangtua (X2) sedangkan variable terikat adalah hasil belajar siswa(Y).

Untuk menghindari pemahaman yang keliru atau kesalahan pengertian

antara penulis dan pembaca serta untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang

konsep yang penulis gunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Hasil Belajar (Y) adalah hasil yang telah dicapai seorang siswa yang

dinyatakan dengan angka/ nilai UH. Pada penelitian ini hasil belajar yang

diambil adalah nilai UH mata pelajaran Seni Musik siswa kelas VII1 SMP N

8 Payakumbuh .

Indikator: Nilai rata-rata UH 1 siswa kelas VII (semester dua)

2. Motivasi Belajar (X1) adalah suatu usaha yang disadari untuk

menggerakkan, mengarahkan dan menjaga tingkah laku seseorang

mencapai hasil atau tujuan tertentu. Indikator untuk melihat motivasi

menurut Maslow (dalam Good and Brophy) adalah pemenuhan kebutuhan

fisik (makan dan minum), rasa sosial, rasa aman, kebutuhan akan harga diri

dan aktualisasi diri.

Indikator: motivasi dalam pemenuhan kebutuhan fisik (makan, minum), rasa

aman, kebutuhan akan harga diri dan aktualisasi diri.

3. Perhatian Orang tua (X2) adalah segala bentuk fasilitas yang disediakan

orangtua terhadap anaknya dalam dunia pendidikan berupa (a) perhatian

Page 31: bab 1-5

31

orang tua terhadap fasilitas belajar(perlengakapan belajar, tempat belajar,

biaya), (b) perhatian orang tua terhadap pembelajaran dirumah.

Indikator: perhatian orang tua terhadap fasilitas balajar (perlengkapan

belajar, tempat belajar, biaya) dan pembelajaran di rumah.

E. Teknik dan Instrumen Penelitian

1. Teknik

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan angket guna

mendapatkan dokumentasi jawaban langsung dari siswa

2. Insrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kousioner atau angket. Angket adalah teknik pengumpulan data melalui

formulir yang berisi pertanyaan dan pernyataan yang diajukan secara tertulis

pada seseorang atau sekumpulan orang untuk mendapatkan jawaban atau

tanggapan dan informasi yang diperlukan oleh peneliti. Angket digunakan

untuk memperoleh data mengenai motivasi belajar dan perhatian orang tua

siswa. Sedangkan mengenai data hasil belajar diperoleh dari guru mata

pelajaran seni musik SMP N 8 Payakumbuh Tahun Pelajaran 2012/2013.

1) Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Untuk memudahkan penyusunan instrumen penelitian, maka penelitian

berikut ini dirancang kisi instrumen sebagai berikut:

Page 32: bab 1-5

32

Tabel 3.3: Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

NO Variabel Indikator Pengukuran Item

1. Motivasi a. Pemenuhan kebutuhan fisik(makan dan minum)

Skala Likert 1-4

b. Pemenuhan kebutuhan rasa sosial

Skala Likert 5-8

c. Pemenuhan kebutuhan rasa aman

Skala Likert 9-13

d. Pemenuhan akan harga diri Skala Likert 14-18

e. Pemenuhan aktualisasi diri Skala Likert 19-24

2. Perhatian orang tua

a. Perhatian orang tua terhadap fasilitas belajar(perlengkapan)

Skala Likert 1-8

b. Perhatian orang tua terhadap pembelajaran di rumah

Skala Likert 9-14

3. Hasil belajar

Nilai UH 1 Skala Rill

1. Penyusunan angket

Setiap responden dapat memperoleh jawaban dengan cara memberi tanda (X)

pada jawaban untuk setiap item, untuk angket menggunakan dua macam angket

yang pertama untuk angket motivasi belajar pernyataan terdiri dari lima alternatif

jawaban yang mengemukakan model skala likert dalam bentuk kontunuitas

dengan masing masing-masing kategori Selalu (S), Sering (SR), KK (Kadang-

Kadang), JR (Jarang), Tidak Pernah (TP). Penetapan skor untuk setiap alternatif

jawaban pola setiap item sebagai berikut:

Page 33: bab 1-5

33

Skor jawaban penelitian variabel

No Pilihan Jawaban Skor pernyataanPositif Negatif

1. Selalu 5 12. Sering 4 23. Kadang-kadang 3 34. Jarang 2 45. Tidak pernah 1 5

Ridwan (Ayu dkk,2011,3)

Dan untuk angket perhatian orang tua menggunakan pilihan objektif dengan

kriteria sebagai berikut:

A= SelaluB= SeringC= Kadang-kadangD= JarangE= Tidak pernah

2. Uji Normalitas

Uji normalitas dalam tulisan ini teknik pengujian normalitas ini

penulis menggunakan teknik Liliefors dengan hipotesis pengujian sebagai berikut:

Ho: Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.

H1: Sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal

3. Uji validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu

butir. Suatu butir dinyatakan valid jika suatu pernyataan butir pada kuosioner

mampu untuk mengukur apa yang hendak diukur oleh kousioner tersebut (Ghozali

2007:45). Sebelum kousioner dibagikan terlebih dahulu dilakukan analisis try out.

Untuk uji validitas digunakan rumus sebagai berikut:

Page 34: bab 1-5

34

r xy=n Σ xy−( Σ x ) ( Σ y)

√ {n Σ x2−( Σ x )2}{n Σ y2−( Σ y )2}

Suhaimi Arikunto(Sambas, 2009:31)

Keterangan:

r xy=koefisienkorelasi

n = Besar sampel

x = variabel bebas (x1,x2,xn)

y = Variabel terikat

Jika r hitung > r tabel, maka item tersebut dinyatakan valid dan jika r hitung

< r tabel maka item tesebut tidak valid.

Kriteria:

0,80 -1,00 = sangat tinggi

0,60 - 0,80 = tinggi

0,40 - 0,60 = cukup Arikunto (Ayu dkk, 2011,36)

0,20- 0,40 = rendah

0,00 - 0,20 = cukup rendah

4. Uji Reliabilitas

Kousioner dinyatakan riabel jika jawaban seseorang terhadap pernyataan

r=[ kk−1 ][1−∑ σ i

2

σ i2 ] Suhaimi Arikunto(Sambas, 2009:38)

Keterangan:

r = reliabel insrtumen

k = banyak butir pertanyaan

∑ σ i2= jumlahvariabel butir

∑ σ i2=variabel total

Page 35: bab 1-5

35

Kriteria:

a. Jika alpha ≥ rtabel = riabel

b. Jika alpha ≤ rtabel = tidak riabel

Berdasarkan uji validitas instrumen yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa

28 butir untuk mengukur variabel motivasi belajar ternyata 24 butir adalah valid

dan 4 butir tidak valid. Analisis reliabilitas untuk variabel motivasi belajar untuk

variabel motivasi belajar ternyata reliabel (handal) untuk digunakan dalam

penelitian.

Selanjutnya uji validitas instrumen variabel perhatian orang tua dari 17 butir

ternyata 14 adalah valid dan 3 tidak valid. Analisis reliabilitas untuk variabel

perhatian orang tua ternyata juga reliabel (handal) untuk digunakan dalam

penelitian.

F. Teknik Analisis Data

Data penelitian dianalisis dengan dua pendekatan, yaitu:

1. Statistik Deskriptif

Analisis deskriptif bertujuan untuk menggambarkan apa yang ditemuka pada

hasil penelitian ini dan memberi informasi sesuai dengan yang diperoleh di

lapangan dan dihitung persentase dan rata-ratanya. Adapun prosedur analisis

data dapat dikemukakan sebagai berikut:

a. Untuk menghitung mean (rata-rata) digunakan rumus:

x́= Σ xn

Arikunto (Silverius 1991: 129)

Page 36: bab 1-5

36

Keterangan:

x́=rata−rata

Σ x= jumlah data

n= banyak data

Untuk harga mean (nilai rata-rata) dari data yang diperoleh dengan rentangan

nilai mean seperti yang digunakan oleh Halim dan Harina (2006:43) dibawah ini:

Tabel 3.4 : Rentang Nilai Mean

Nilai rata-rata Keterangan4,6-5,003,6-4,52,6-3,51,6-2,50,0-1,5

Sangat baikBaikSedangKurang baikTidak baik

b. Standar Deviasi, dengan rumus:

S=√ Σ ( X́1− X́2 )n−1

Keterangan:

S= standar deviasi

n= menunjukan data yang dianalisis adalah data sampel

X́=data pengamatandari 1−2 sampai 4

c. Menghitung persentase dengan rumus:

P= fn

x100 %

Keterangan:

Page 37: bab 1-5

37

P= persentase

f= frekuensi

n= jumlah responden

d. Data dengan skor, dengan rumus

x́=( A x5 )+( B x 4 )+(C x 3 )+( D x2 )+( E x1 )

nKeterangan:A= SelaluB= SeringC= Kadang-kadangD= JarangE= Tidak pernah

e. Untuk menentukan jumlah kelompok distribusi frekuesi digunakan rumus:

K=1+3,3 log n (Irianto, 2007;12)

f. Interval kelompok dapat ditentukan dengan rumus

Intervalk= data terbesar –data terkecil (Irianto,2007;12 )

Jumlah kelompok

l. Statistik Inferensial

Statistik inferensial yang digunakan dalam penelitian ini berfungsi

untuk menguji hipotesis:

a. Hipotesis pertama dan kedua di uji dengan regresi linier sederhana korelasi

b .Hipotesis ketiga di uji dengan regresi linier berganda, korelasi ganda dan

korelasi parsial.

Mengingat banyaknya data yang diperoleh, maka pengujian dilakukan

dengan menggunakan Microsoft Excel dan SPSS.

Page 38: bab 1-5

38

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

1. Gambaran Umum SMP N 8 Payakumbuh

SMP N 8 Payakumbuh di awali dari Sekolah Teknik Negeri Payakumbuh

pada tahun 1952/1953 dengan nama STP 2 tahun berlokasi atau menumpang di

komplek fakultas pertanian Koto Nan Gadang Payakumbuh dengan jumlah murid

2 lokal, terdiri dari 1 kelas jurusan bangunan gedung dan 1 kelas jurusan mesin

umum. Pada tanggal 31 Juli 1965 Sekolah Teknik Negeri Payakumbuh menjadi

Sekolah Teknik Negeri 11 Payakumbuh dan SK nya resmi menjadi Sekolah

Teknik Negeri Payakumbuh.

Pada saat Sekolah Teknik Negeri 1 Payakumbuh terdiri dari 4 jurusan.

Yaitu jurusan bangunan air, bangunan gedung, mesin umum, dan jurusan mobil

atau auto diesel, dengan murid lebih kurang 580 siswa dengan memakai gedung

di Labuah Basilang. Sejak berdirinya STP 2 tahun sudah mengalami beberapa

kali mutasi kepala sekolah.

Tahun ajaran 2009/2010 sampai sekarang SMP N 8 Payakumbuh

memiliki akreditasi B, memiliki 23 ruang belajar, 1 kantor majelis guru, 1 ruang

kepala sekolah, 1 ruang tata usaha, 1 ruang perpustakaan, 1 labor komputer,

ruang OSIS, Koperasi sekolah, UKS, Mushala, Lapangan upacara, lapangan

volly, dan lapangan basket, dan ruang serba guna. Kegiatan belajar mengajar

siswa di SMP N 8 Payakumbuh di dukung oleh fasilitas yang cukup dengan

38

Page 39: bab 1-5

39

tenaga pengajar guru PNS, pegawai tata usaha, 2 penjaga sekolah, 1 orang

security.

2. Deskripsi Data

Untuk mengetahui hasil penelitian mengenai hubungan motivasi belajar dan

perhatian orang tua terhadap hasil belajar seni musik siswa di SMP N 8

Payakumbuh, maka dari hasil pengolahan data yang dilakukan untuk masing-

masing variabel penelitian ini dilakukan deskripsi dengan tujuan menggambarkan

proporsi jawaban responden terhadap variabel penelitian.

Penelitian ini membahas 3 variabel yang terdiri dari dua variabel bebas yaitu

motivasi belajar siswa (X1), perhatian orang tua (X2), dan satu variabel terikat

yaitu hasil belajar seni musik (Y).

a. Motivasi Belajar Siswa (X1)

Data tentang variabel motivasi belajar diperoleh dengan penyebaran

instrumen penelitian berupa angket yang terdiri dari 24 item pertanyaan

yang diberikan kepada responden yakni siswa kelas VIII1 SMP N 8

Payakumbuh.

1) Indikator Pemenuhan Kebutuhan Fisik

Tabel 4.2 : Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi Belajar Siswa SMP N 8 Payakumbuh pada Indikator Pemenuhan Fisik

Indikator no

item

SL SR KK JR TPN %

Skor

Total

ΧKatego

ri

Pemenuhan

Kebutuhan

Fisik  

Fi %

Fi %

Fi %

Fi %

Fi %

1 520,8 3

12,5

14

58,3 1

4,16 1

4,16

24

100 82

3,42 Sedang

2 312,5 3

12,5

10

41,7 3

12,5 5

20,8

24

100 62

2,58

Kurang Baik

3 520,8 7

29,2 4

16,7 3

12,5 5

20,8

24

100 76

3,17 Sedang

4 833,3 7

29,2 5

20,8 3

12,5 1

4,16

24

100 90

3,75 Baik

Total Rerata

Indikator   5

21,9 4

20,8

10

34,4 3

9,37 2

8,33

24

100 77 3,2 Sedang

Page 40: bab 1-5

40

Sumber: Pengolahan Data Primer 2013Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat dijelaskan bahwa motivasi belajar

siswa pada indikator pemenuhan kebutuhan fisik dengan total rerata indikator 3,2

ini berarti motivasi belajar siswa tergolong sedang, dimana rata-rata 5 orang

(21,9%) siswa meenyatakan selalu, 4 orang (20,8%) menyatakan sering, 8 orang

(34,4%) menyatakan kadang-kadang, 3 orang (9,37%) menyatakan jarang, 2

orang (8,33%) menyatakan tidak pernah. Rata-rata terendah yang dimiliki

indikator pemenuhan kebutuhan fisik adalah 2,58% yaitu tentang memakan

makanan 4 sehat 5 sempurna dimana 10 orang (41,7%) menyatakan kadang-

kadang, dan 3 orang (12,5%) menyatakan sering dan 3 orang (12,5%)

menyatakan selalu memakan makanan 4 sehat 5 sempurna. Rata-rata tertinggi

terdapat pada indikator pemenuhan kebutuhan fisik adalah 3,75 yaitu pada item

nomor 4 tentang siswa melakukan olah raga untuk meningkatkan semangat

belajar. Secara keseluruhan motivasi belajar siswa di SMP N 8 Payakumbuh pada

indikator pemenuhan kebutuhan fisik berada pada kategori sedang.

1) Indikator Pemenuhan Kebutuhan Rasa Sosial

Tabel 4:3: Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi Belajar Siswa SMP N 8 Payakumbuh pada indikator Pemenuhan Kebutuhan Rasa Sosial

Indikatorno

item

SL SR KK JR TPn %

Skor Total

Χ KategoriFi %

Fi % Fi % Fi % Fi %

Pemenuhan KebutuhanSosial 

5 4 16,7 3 12,5 10 41,7 6 25 14,16 24 100 75 3,125 Sedang

6 0 0 1 4,16 4 16,7 312,5 16

66,7 24 100 106 4,416667

Sangat Baik

7 0 0 0 0 0 0 312,5 21

87,5 24 100 117 4,875

sangat baik

816 66,7 5 20,8 1 4,16 0 0 2

8,33 24 100 105 4,375

Sangat Baik

Total Rerata   5 20,9 2 9,37 4 15,6 3

12,5 10

41,7 24 100 100,75 4,197

Sangat Baik

Keterangan: = kategori negatif = kategori positif Sumber: Pengolahan Data Primer 2013

Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat dijelaskan bahwa motivasi belajar

siswa pada indokator pemenuhan kebutuhan rasa sosial dengan total rerata

indikator 4,197% berarti motivasi belajar siswa tergolong sangat baik, dimana

Page 41: bab 1-5

41

secara rata-rata 5 orang (20,9%) menyatakan selalu, 2 orang (9,37%) menyatakan

sering, 3 orang (12,5%) menyatakan kadang-kadang, dan 10 orang (41,7%)

menyatakan tidak pernah. Dalam indikator ini terdapat pernyataan yang bersifat

negatif jadi semakin banyak tidak pernah berarti itu akan semakin baik. Rata-rata

terendah yang dimiliki indikator pemenuhan indikator pemenuhan kebutuhan

sosial adalah 3,125% yaitu pada item nomor 5 menyatakan senang untuk latihan

seni musik dengan teman sebangku dimana 4 orang (16,7%) meyatakan selalu, 3

orang (12,5%) menyatakan sering, 10 orang (41,7%) menyatakan kadang-kadang,

6 orang (25% ) menyatakan jarang dan 1 orang (4,16%) menyatakan tidak

pernah. Rata-rata tertinggi terdapat pada indikator siswa tidak senang apabila

guru seni musik tidak masuk,dimana 21 orang (87,5%) menyatakan tidak pernah

dan 3 orang (12,5%) menyatakan jarang. Secara keseluruhan motivasi belajar

siswa di SMP N 8 Payakumbuh pada indikator pemenuhan rasa sosial berada

pada kategori sangat baik.

2) Indikator Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman

Tabel 4.4: Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi Belajar Siswa SMP N 8 Payakumbuh pada indikator Pemenuhan kebutuhan rasa aman

Indikatorno item

SL SR KK JR TPN %

Skor Total

Χ KategoriFi % Fi % Fi % Fi % Fi %

Pemenuhan Kebutuhanrasa aman

  

9

2083,3 1 4,17 2

8,33 1 4,17 0

0 24100 112

4,666

sangat baik

10

312,5 4 16,7 4

16,7 2 8,33 11

45,8 24100 86

3,583 baik

11

1145,8 3 12,5 4

16,7 0 0 6

25 24100 85

3,541 baik

12

0 0 0 0 929,2 15 45,8 6

25 24100 95

3,958 baik

13

933,3 6 20,8 7

29,2 2 8,33 3

12,5 24100 86

3,583 baik

Total Rerata

  8 35 3 10,8 5 20 3 10,8 5 20 24 100

78 3,25 baik

Page 42: bab 1-5

42

Keterangan: = kategori negatif = kategori positif

Sumber: Pengolahan Data Primer 2013

Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat tergambar bahwa motivasi belajar

siswa pada indikator pemenuhan kebutuhan rasa aman dengan total rerata

indikator 3,25 ini berarti motivasi belajar siswa tergolong baik, dimana secara

rata-rata 8 orang (35%) menyatakan selalu, 3 orang (10,8%) menyatakan sering,

5 orang (20%) menyatakan kadang-kadang, 3 orang (10,8%)meyatakan jarang,

dan 5 orang (20%) menyatakan tidak pernah. Pada indikator ini juga terdapat 2

kategori negatif yaitu item 10 dan 12. Rata-rata terendah dimiliki indikator

pemenuhan rasa aman adalah adalah 3,583 yaitu pada item 10 kategori negatif

tentang lebih suka bercengkrama dengan teman dibandingkan mendengarkan

penjelasan guru seni musik. Dimana 3 orang (12,5%) menyatakan selalu, 4 orang

(16,7%) menyatakan sering. 2 orang (8,33%) menyatakan jarang dan 11 orang

(45,8%) menyatakan tidak pernah. Dan juga pada item 13 tentang senang apabila

guru memberi peringatan kepada teman yang mengganggu pembelajaran di kelas

dimana 8 orang (33,3%) menyatakan selalu, 5 orang (20,8%) meyatakan sering, 7

orang (29,2%) menyatakan kadang-kadang, 1 orang (4,17%) menyatakan jarang

dan 3 orang (12,5%) menyatakan tidak pernah. Secara keseluruhan motivasi

belajar siswa di SMP N 8 Payakumbuh pada indikator pemenuhan kebutuhan

rasa aman berada pada kategori baik.

3) Indikator Pemenuhan Harga Diri

Tabel 4.5 : Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi Belajar Siswa SMP N 8 Payakumbuh pada indikator Pemenuhan kebutuhan akan harga diri

Indikator no SL SR KK JR TP n % Skor Χ Kategori

Page 43: bab 1-5

43

item TotalFi % Fi % Fi % Fi % Fi %

Pemenuhan Kebutuhanharga diri

  

14 13 54,2 1 4,17 7 29,2 1 4,17 2 8,33 24100 94

3,916 baik

15 9 37,5 8 33,3 5 20,8 1 4,17 1 4,17 24100 95

3,958 baik

16 11 45,8 5 20,8 5 20,8 0 0 3 12,5 24100 93

3,875 Baik

17 2 8,33 1 4,17 4 16,7 5 20,812 50 24

100 96 4 Baik

18 7 29,2 6 25 7 29,2 2 8,33 2 8,33 24100 86

3,583 Baik

Total Rerata   8 35 4 17,5 6 23,3 2 7,5 4 16,7 24

100 83,2

3,866 baik

Keterangan: = kategori negatif = kategori positif Sumber: Pengolahan Data Primer 2013

Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat dijelasakan bahwa motivasi belajar

siswa pada indikator pemenuhan akan harga diri dengan total rerata indikator

3,866 ini berarti motivasi belajar siswa tergolong baik. Dimana 8 orang (35%)

menyatakan selalu, 4 orang (17,5%) meyatakan sering, 6 orang (23,3%)

menyatakan kadang-kadang, 2 orang (7,5%) menyatakan jarang dan 4 orang

(16,7%) manyatakan tidak pernah. Pada indikator ini juga terdapat item negatif

yaitu item 17. Rata-rata terendah yang dimiliki indikator pemenuhan kebutuhan

akan harga diri yaitu 3,583 adalah pada item 18 yaitu siswa senang dipuji apabila

mendapat nilai terbaik, dimana 7 orang (29,2%) menyatakan selalu, 6 orang

(25%) menyatakan sering, 7 orang (29,2%) menyatakan kadang-kadang, 2 orang

(7,5%) menyatakan jarang, dan 4 orang (16,7%) menyatakan tidak pernah. Rata-

rata tertinggi terdapat pada indikator pemenuhan akan harga diri terdapat pada

item 17 dimana item ini termasuk kategori negatif yaitu semangat siswa hilang

apabila pendapatnya dikritik, dimana 12 orang (50%) meyatakan tidak pernah, 5

orang (20,8%) menyatakan jarang, 4 orang (16,7%) menyatakan kadang-kadang,

1 orang (4,17%) menyatakan sering dan 2 orang (8,33%) menyatakan selalu.

4) Indikator Pemenuhan kebutuhan aktualisasi Diri

Page 44: bab 1-5

44

Tabel 4.6: Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi Belajar Siswa SMP N 8 Payakumbuh pada indikator

Indikator no item

SL SR KK JR TPn %

Skor Total

Χ KategoriPemenuhan Fi %

Fi % Fi % Fi % Fi %

Kebutuhanaktualisasi

19 15 62,5 3 12,5 3 12,5 28,33 1

4,17 24 100 101 4,208

sangat baik

20 18 75 1 4,17 3 12,5 28,33 1

4,17 24 100 108 4,5

sangat baik

21 12 50 2 8,33 7 29,2 28,33 1

4,17 24 100 94 3,916 baik

22 10 41,7 4 16,7 8 33,3 28,33 0 0 24 100 94 3,916 baik

23 8 33,3 0 0 3 12,5 833,3 5

20,8 24 100 70 2,916 sedang

24 8 33,3 8 33,3 4 16,7 14,17 3

12,5 24 100 89 3,708 baik

Total Rerata   11 49,3 3 12,5 5 19,4 3

11,8 2

7,64 24 100 92,6 3,861 baik

Indikator

Sumber: Pengolahan Data Primer 2013

Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat dijelaskan bahwa motivasi belajar

siswa pada indikator pemenuhan kebutuhan aktualisasi diri dengan total rerata

indikator 3,861 ini berarti motivasi belajar siswa tergolong baik, dimana secara

rata-rata 11 orang (49,3%) menyatakan selalu, 3 orang (12,5%) menyatakan

sering, 5 orang (19,4%) menyatakan kadang-kadang, 3 orang (11,8%)

menyatakan jarang dan 2 orang (7,64%) menyatakan tidak pernah. Rata-rata

terendah yang dimiliki indikator pemenuhan kebutuhan aktualisasi diri adalah

pada item 23 yaitu siswa senang apabila diikutsertakan dalam perlombaan atau

penampilan musik, dimana 8 orang (33,3%) menyatakan selalu, 0% menyatakan

sering, 3 orang (12,5%)menyatakan kadang-kadang, 8 orang (33,3%) menyatakan

jarang dan 3 orang (12,5%) menyatakan tidak pernah. Rata-rata tertinggi dimiliki

indikator aktualisasi diri adalah pada item 20 yaitu tentang merasa senang belajar

di labor musik karena lebih mudah dan leluasa memainkan alat musik. Dimana

18 orang (75%) menyatakan selalu, 1 orang (4,17%) menyatatakan sering, 3

Page 45: bab 1-5

45

orang (12,5%) menyatakan kadang-kadang, 2 orang (8,37%) menyatakan jarang

dan 1 orang (4,17%) menyatakan tidak pernah. Secara keseluruhan motivasi

belajar siswa di SMP N 8 Payakumbuh pada indikator pemenuhan kebutuhan

aktualisasi diri berada pada kategori baik.

Hasil pengukuran variabel motivasi belajar siswa disajikan dalam tabel

distribusi skor sebagai berikut.

Tabel 4.7: Distribusi Skor Variabel Motivasi Belajar Siswa SMP N 8 Payakumbuh

No IndikatorSkor Total

Rerata Kategori

1 Pemenuhan kebutuhan fisik 77 3,2 Sedang2 pemenuhan kebutuhan rasa sosial 100,75 4,19 sangat baik3 pemenuhan kebutuhan rasa aman 78 3,25 Baik4 pemenuhan akan harga diri 83,2 3,87 Baik5 pemenuhan kebutuhan aktualisasi diri 92,6 3,86 Baik  total rerata variabel 86,31 3,67 Baik

Sumber: Pengolahan Data Primer 2013

Distribusi frekuensi variabel motivasi belajar siswa SMP N 8 Payakumbuh

terlihat total rerata skor 3,67 yang menyatakan bahwa motivasi belajar siswa

dikategorikan baik. Indikator dalam variabel motivasi belajar siswa mendapat

nilai terendah pada indikator pemenuhan kebutuhan fisik dengan total rerata 3,2

yang dikategorikan sedang. Sebaliknya nilai tertinggi adalah pemenuhan

kebutuhan rasa sosial dengan rerata 4,19 yang dikategorikan sangat baik.

Berdasarkan data yang diperoleh tentang motivasi belajar siswa di dapat

skor terendah 73 sampai tertinggi 113 dan nilai rata-rata sebesar 93,58 dan

standar deviasi sebesar 11,54. Hasil pengukuran skor variabel motivasi belajar

siswa dapat juga dijelaskan dengan tabel di bawah ini.

Tabel 4.8: Distribusi Frekuensi Total Skor Variabel Motivasi Belajar Siswa SMP N 8 Payakumbuh

Page 46: bab 1-5

46

NoKelas

IntervalFrekuensi

Absolut Relatif(%)1 73-76 3 12,52 77-80 0 03 81-84 3 12,54 85-88 2 8,335 89-92 3 12,56 93-96 2 8,337 97-100 4 16,668 101-104 3 12,59 105-108 1 4,16

10 109-112 2 8,3311 113-116 1 4,16

  Jumlah 24 100  Mean 93,58    Median 94,5    Modus 91  

 Standar Deviasi 11,74  

  Maksimum 113    Minimum 73  

Sumber: Pengolahan Data Primer 2013

73-76

77-80

81-84

85-88

89-92

93-96

97-100

101-104

105-108

109-112

113-116

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

Series1

Berdasarkan tabel 4.8 digambarkan bahwa skor yang dimiliki siswa pada

variabel motivasi belajar terletak rentang 73-113 dengan nilai rata-rata 93,58.

2) Perhatian orang tua (X2)

Page 47: bab 1-5

47

Data tentang variabel perhatian orang tua diperoleh dari penyebaran

instrumen penelitian berupa angket yang terdiri dari 14 item pertanyaan yang

diberikan kepada responden yakni siswa kelas VII1 SMP N 8 Payakumbuh.

1) Indikator fasilitas belajar (perlengkapan belajar, tempat belajar, biaya)

Tabel 4.9: Distribusi Frekuensi Variabel Perhatian Orang Tua Siswa SMP N 8 Payakumbuh pada Indikator Fasilitas Belajar (perlengkapan belajar, tempat belajar, biaya)

Indikator no item A B C D E

n %Skor Tota

lχ Kategori

Fi % Fi % Fi % Fi % Fi %

fasilitasBelajar

14

16,7 3

12,5 11

45,8 6 25 0

0 24 100 77 3,2 Sedang

27

29,2 1

4,17 2

8,33 0 0 14 58,

3 24 100 59 2,4 Sedang

35

20,8 4 25 5

29,2 5

33,3 5 37,

5 24 100 95 3,9 Baik

(Perlengkapanbelajar, Tempat Belajar,

Biaya)

41

4,17 4

16,7 10

41,7 7

29,2 2 8,3

3 24 100 67 2,8 Sedang

51

4,17 1

4,17 9

37,5 9

37,5 4 16,

7 24 100 58 2,4kurang

baik

65

20,8 1

4,17 14

58,3 0 0 4 16,

7 24 100 75 3,1 Sedang

71

4,17 6 25 8

33,3 4

16,7 5 20,

8 24 100 66 2,7 Sedang

82

8,33 8

33,3 5

20,8 7

29,2 2 8,3

3 24 100 73 3,0 Sedang

Total Rerata  3

13,5 4

15,6 8

34,4 6

21,4 3 20,

8 24 100 71,25 2,9 Sedang

Sumber: Pengolahan Data Primer 2013

Berdasarkan tabel 4.9 di atas dapat digambarkans bahwa perhatian

orang tua siswa pada indikator fasilitas belajar (perlengkapan belajar, tempat

belajar, biaya) dengan total rerata 2,9 ini berarti perhatian orang tua siswa

tergolong sedang. Rata-rata terendah yang dimiliki indikator fasilitas belajar

(perlengkapan belajar, tempat belajar, biaya) adalah 2,4 yaitu tentang fasilitas

yang berkaitan dengan seni musik dimana 7 orang (29,7%) menjawab A, 1 orang

Page 48: bab 1-5

48

(4,17%) menjawab B, 2 orang (8,33%) menjawab C, 0% menjawab D dan 14

orang (58,3%) menjawab E, dan item ke 5 yaitu tentang berapa kali dalam setahun

orang tua membelikan seragam sekolah, dimana 1 orang (4,17%) menjawab 4

kali, 1 orang (4,17%) menjawab 3 kali, 9 orang (37,5%) menjawab 2 kali, 9 orang

(37,5%) menjawab 1 kali, dan 4 orang (16,7%) menjawab tidak pernah. Rata-rata

tertinggi terdapat pada item no 3 tentang orang tua yang marah saat siswa sering

meminjam peralatan milik temannya, dimana 5 orang (20,8%) menyatakan selalu,

6 orang (25%) menyatakan sering, 7 orang (29,2%) menyatakan kadang-kadang, 8

orang (33,3%) menyatakan jarang, dan 9 orang (37,5%) menyatakan tidak pernah.

Secara keseluruhan perhatian orang tua siswa di SMP N 8 Payakumbuh pada

indikator fasilitas belajar (perlengkapan belajar, tempat belajar, biaya) berada

pada kategori sedang.

2) Indikator pembelajaran di rumah

Tabel 4.10: Distribusi Frekuensi Variabel Perhatian Orang tua siswa SMP N 8 Payakumbuh pada indikator pembelajaran dirumah

Indikator no item

A B C D E N %

Skor Total

χ Kategori  Fi % Fi % Fi % Fi % Fi %

Pembelajaran 9 6 25 10 41,7 3 12,5 520,8 0 0 24

100 89 3,7 Baik

di rumah 10 28,33 2 8,33 6 25 9

37,5 5 20,8 24

100 59 2,45

kurang baik

  11 312,5 0 0 8 33,3 9

37,5 4 16,7 24

100 61 2,54 Sedang

  12 14,17 2 8,33 7 29,2 9

37,5 6 25 24

100 58 2,41

kurang baik

  13 28,33 1 4,17 2 8,33 11

45,8 8 33,3 24

100 50 2,08

kurang baik

  14 14,17 2 8,33 13 54,2 5

20,8 3 12,5 24

100 65 2,70 Sedang

Total Rerata   3

7,81 4 8,85 8 20,3 6 25 3 13,5 18 75 47,75 1,98

kurang baik

Sumber: Pengolahan Data Primer 2013

Berdasarkan tabel 4.10 di atas dapat digambarkan bahwa perhatian orang

tua siswa pada indikator pembelajaran di rumah dengan total rerata indikator 1,98,

Page 49: bab 1-5

49

ini berarti perhatian orang tua siswa tergolong sedang. Rata-rata terendah yang

dimiliki indikator pembelajaran di rumah adalah pada item 13 yaitu tentang orang

tua siswa mengarahkan siswa untuk menyaksikan pertunjukan musik dalam

tayangan televisi dimana 2 orang (8,33%) menyatakan selalu, 1 orang (4,17%)

menyatakan sering, 2 orang (8,33%) menyatakan kadang-kadang, 11 orang

(45,8%) menyatakan jarang dan 8 orang (33,3%) menyatakan tidak pernah. Rata-

rata tertinggi terdapat pada indikator pembelajaran di rumah adalah tentang berapa

kali dalam sehari orang tua untuk mengingatkan untuk belajar dimana 6 orang

(25%) menyatakan 4 kali, 10 orang (41,7%) menjawab 3 kali, 3 orang (12,5%)

menjawab 2 kali, 5 orang (20,8%) menjawab 1 kali dan 0% menyatakan tidak

pernah. Secara keseluruhan perhatian orang tua di SMP N 8 Payakumbuh pada

indikator pembelajaran di rumah berada pada kategori kurang baik.

Hasil pengukuran variabel perhatian orang tua disajikan dalam tabel

distribusi skor sebagai berikut.

Tabel 4.11: Distribusi Skor Variabel Perhatian Orang tua Siswa SMP N 8 Payakumbuh

No IndikatorSkor Total Rerata Kategori

1Fasilitas belajar (Perlengkapan belajar, tempat belajar, biaya) 71,25 2,97 Sedang

2 Pembelajaran di rumah 47,75 1,98Kurang

baikTotal Rerata Variabel 59,5 2,48 Sedang

Sumber: Pengolahan Data Primer 2013

Distribusi frekuensi variabel perhatian orang tua siswa SMP N 8

Payakumbuh terlihat total rerata skor 2,48 yang menyatakan bahwa perhatian

orang tua siswa tergolong sedang. Indikator dalam variabel perhatian orang tua

siswa mendapat nilai rendah baik pada indikator pembelajaran di rumah maupun

Page 50: bab 1-5

50

indikator fasilitas belajar (perlengkapan belajar, tempat belajar, biaya) yang

dikategorikan sedang.

Berdasarkan data yang diperoleh tentang perhatian orang tua didapat nilai

terendah 24 sampai tertinggi 64 dan nilai rata-rata sebesar 39,16 dan standar

deviasi 8,48. Hasil pengukuran skor variabel perhatian orang tua siswa dapat juga

dijelaskan dengan tabel dibawah ini.

Tabel 4.12: Distribusi Frekuensi Total Skor Variabel Perhatian Orang Tua Siswa SMP N 8 Payakumbuh

No Kelas IntervalFrekuensi

Absolut Relatif(%)1 24-28 1 8,332 29-33 2 12,53 34-38 6 20,84 39-43 6 29,25 44-48 5 16,76 49-53 2 4,167 54-58 0 08 59-63 1 4,179 64-68 1 4,17

  jumlah 24 100  Mean 41,79    median 40,00    modus 39    Standar Deviasi 75,303    Maksimum 67    Minimum 27  

Sumber: Pengolahan Data Primer 2013

Page 51: bab 1-5

51

24-28 29-33 34-38 39-43 44-48 49-53 54-58 59-63 64-681 2 3 4 5 6 7 8 9

0

1

2

3

4

5

6

Series1

Berdasarkan tabel 4.12 digambarkan bahwa total skor yang dimiliki siswa

pada variabel perhatian orang tua terletak pada rentang 27-67 nilai rata-rata 41,79.

3) Hasil Belajar (Y)

Data mengenai hasil belajar diperoleh melalui nilai UH 1 mata pelajaran

Seni musik semester genap TP. 2012/2013 yang diperoleh dari guru mata

pelajaran seni budaya di SMP N 8 Payakumbuh. Berdasarkan data yang diperoleh

tentang hasil belajar siswa di dapat nilai terendah 72 dan tertinggi 100 dan nilai

rata-rata 81,08 dan standar deviasi 10,69. Adapun gambaran distribusi frekuensi

hasil belajar seni musik siswa dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.1 : Distribusi Frekuensi Variabel Hasil belajar Seni Musik Siswa SMP N 8 Payakumbuh

NO Kelas IntervalFrekuensi

Absolut Relatif (%)1 62-65 1 4,172 69 – 72 3 12,53 73 – 76 1 4,17

Page 52: bab 1-5

52

4 77 – 80 10 41,75 81 – 84 2 8,336 85 – 88 0 07 89 – 92 3 12,58 93 – 96 1 4,179 97 – 100 3 12,5Jumlah 24 100Mean 81,71 Median 80Modus 72Standar deviasi 9,62Maksimum 100Minimum 64

Sumber: Pengolahan Data Primer 2013

Dengan gambaran histogram sebagai berikut:

Page 53: bab 1-5

53

62-65 69 – 72

73 – 76

77 – 80

81 – 84

85 – 88

89 – 92

93 – 96

97 – 100

1 2 3 4 5 6 7 8 9

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Series1

Berdasarkan tabel 4.1 di atas, dijelasakan bahwa nilai maksimum adalah

100 dan nilai minimun 64 dengan nilai rata-rata 81,71. Responden yang

memperoleh nilai di bawah rata-rata 62,5% dan responden di atas rata-rata

sebanyak 37,5%.

3. Pengujian Hipotesis

a. Hubungan antara motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa SMPN 8 Payakumbuh

Hipotesis yang diajukan adalah terdapat hubungan yang signifikan

antara motivasi belajar terhadap hasil belajar. Dari hasil regresi linier

sederhana terhadap data penelitian, hasil analisis hubungan antara

motivasi terhadap hasil belajar siswa SMP N 8 Payakumbuh diperoleh

seperti tabel berikut ini.

Tabel 4.13: Hasil Regresi Sederhana Antara Motivasi Belajar Terhadap Hasil belajar Siswa SMP N 8 Payakumbuh

Variabel Koefisien Regresi

Standar Eror

T HipotesisHitung Tabel H0 H1

α= 0.05 α=0.01X1 0.444 0.147 3.018 2.07 2.82 - √Contanta = 40.200Standar error of Est = 13.859r squared = 0.293r = 0.541

Page 54: bab 1-5

54

Sumber: Pengolahan Data Primer 2013

Berdasarkan analisis regresi sederhana dari data penelitian diperoleh

koefisien regresi 0.444 dan konstanta 40.200. Dengan demikian bentuk hubungan

antara kedua variabel tersebut dapat disajikan dalam persamaan regresi Y =

40.900 +0.444X1 . Hasil pengujian melalui thittung 3.081 sedangkan ttabel pada taraf

kepercayaan α = 0,05 sebesar 2.82 . Kekuatan hubungan sebesar 0.541 antara

motivasi belajar memberikan kontribusi sebesar 2.9%. Dengan demikian terbukti

bahwa koefisien korelasi tersebut berarti atau hipotesis yang menyatakan tidak

ada hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dan hasil belajar yang

diajukan ditolak. Selanjutnya F adapun hasilnya dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 4.14: Analisis Varians Variabel Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa SMP N 8 Payakumbuh

Model Sum of Square

df Mean square

F Ftabel

α = 0.05 α = 0.01Regresion 623.221 1 623.221 9.106 4.30 7.94Residual 1505.738 22 68.443Total 2128.958 23

Sumber: Pengolahan Data Primer 2013

Berdasarkan tabel di atas tergambar bahwa bentuk persamaan regresi,

diperoleh Fhitung 9.106 harga ini lebih besar jika dibandingkan dengan Ftabel

pembilang 1 dan penyebut 22 pada taraf kepercayaan α = 0.05 sebesar 4.30 dan

α = 0,01 sebesar 7.94. Dengan demikian koefisien regresi tergolong signifikan

karena Fhitung lebih kecil dari Ftabel.

Tabel 4.15: Analisis keberartian Koefisien Korelasi rxy Variabel Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa SMP N 8 Payakumbuh

rxy rtabel

α = 0.05 α = 0.010 .541 0.3444 0.404

Page 55: bab 1-5

55

Sumber: Pengolahan Data Primer 2013

Hasil data perhitungan koefisien korelasi antara variabel motivasi

belajar terhadap hasil belajar siswa rxy sebesar 0.541. Hasil pengujian menunjukan

bahwa terdapat hubungan yang hubungan yang signifikan antara motivasi belajar

dan hasil belajar.

b. Hubungan antara perhatian orang tua terhadap hasil belajar siswa SMP N 8 Payakumbuh

Hipotesis yang diajukan adalah tidak terdapat hubungan yang

signifikan antara perhatian orang tua dan hasil belajar. Dari hasil regresi linear

sederhana terhadap data penelitian, hasil analisis hubungan antara perhatian orang

tua terhadap hasil belajar siswa SMP N 8 Payakumbuh diperoleh seperti tabel

berikut ini:

Tabel 4.16: Hasil Analisis Regresi Sederhana Antara Perhatian Orang Tua Terhadap Hasil Belajar Siswa SMP N 8 Payakumbuh

Variabel Koefisien Regresi

Standar Eror

T HipotesisHitung Tabel H0 H1

α= 0.05X2 0.475 0.215 2.213 2.07 - √

Contanta = 65.727Standar error of Est = 9.157r squared = 0 .182r = 0.427

Sumber: Pengolahan Data Primer 2013

Berdasarkan analisis regresi sederhana dari data penelitian diperoleh

koefisien regresi 0.475 dan konstanta 65.727 dengan demikian bentuk hubungan

antara variabel tersebut dapat disajikan dalam persamaan regresi Y = 65.727

+0.475 X2 . Hasil pengujian melalui uji t diperoleh thittung 2.213 sedangkan ttabel

pada taraf kepercayaan α = 0,05 sebesar 2.07. Kekuatan hubungan tersebut

menunjukan bahwa perhatian orang tua memberikan kontribusi sebesar 1.8%.

Page 56: bab 1-5

56

Dengan demikian terbukti bahwa koefisien korelasi tersebut berarti atau hipotesis

yang diajukan ditolak. Selanjutnya diuji F adapun hasilnya dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel: Analisis Varians Variabel Perhatian Orangtua Terhadap Hasil Belajar Siswa SMP N 8 Payakumbuh

Model Sum of Square

df Mean square

F Ftabel

α = 0.05Regresion 623.223 1 311.612 4.346 4.30Residual 1505.735 22 71.702Total 2128.958 23

Sumber: Pengolahan Data Primer 2013

Berdasarkan tabel di atas tergambar bahwa persamaan regresi, diperolah

Fhitung 1.000 harga ini lebih kecil jika dibandingkan dengan Ftabel pembilang 1 dan

penyebut 22 pada taraf kepercayaan α = 0.05 sebesar 4.30. Dengan demikian

koefisien regresi tergolong signifikan karena Fhitung lebih besar dari Ftabel.

Tabel 4.17: Analisis Keberartian Koefisien Korelasi rxy Variabel Perhatian Orang Tua Terhadap Hasil Belajar Siswa SMP N 8 Payakumbuh

rxy rtabel

α = 0.05 α = 0.010.427 0.3444 0.404

Sumber: Pengolahan Data Primer 2013

Hasil data perhitungan koefisien korelasi antara variabel motivasi belajar

terhadap hasil belajar siswa rxy sebesar 0.427. Hasil pengujian menunjukan

terdapat terhadap hubungan antara perhatian orang tua dan hasil belajar karena

rxy hitung lebih besar dari r tabel.

c. Hubungan antara motivasi belajar dan perhatian orang tua terhadap hasil belajar siswa SMP N 8 Payakumbuh

Page 57: bab 1-5

57

Hipotesis ketiga penelitian ini adalah terdapat hubungan yang

signifikan antara motivasi belajar dan perhatian orang tua terhadap hasil belajar.

Untuk menguji hipotesis ketiga ini akan dilakukan regresi ganda (multiple

regresion).

Melalui analisis regresi ganda terhadap data penelitian data penelitian,

diperoleh hasil seperti terhadap pada tabel berikut:

Tabel 4.19: Hasil Analisis Regresi Berganda Antara Motivasi Belajar dan Perhatian Orang Tua Terhadap Hasil Belajar Siswa SMP N 8 Payakumbuh

Variabel Koefisien Regresi

Standar Eror

T HipotesisHitung Tabel H0 H1

α= 0.05 α=0.01X1 0.346 0.225 3.309 2.07 2.82 - √

X2 0.443 0.166 3.665Contanta = 40.183Standar error of Est = 14.453r squared = 0.293r = 0.541

Sumber: Pengolahan Data Primer 2013Berdasarkan analisis di atas bentuk hubungan ketiga variabel tersebut

dapat disajikan suatu persamaan Ŷ = 40.183 +0.346X1 + 0.443X2. Persamaan regresi

berganda di atas diperoleh harga determinasi ganda atau R squared sebesar 0.293.

Kontribusi yang diberikan variabel motivasi belajar dan perhatian orang tua

terhadap hasil belajar sebesar2.3%. Variabel hasil belajar (Y) ditentukan oleh

variabel motivasi belajar (X1) dan perhatian orang tua (X2) secara bersama-sama.

Untuk mengenai derajat keberartian regresi ganda tersebut selanjutnya

dilakukan uji F dan hasilnya terlihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.20: Analisis Varians Variabel Motivasi Belajar dan Variabel Perhatian Orang Tua Terhadap Hasil Belajar Siswa SMP N 8 Payakumbuh

Model Sum of Square

Df Mean square

F Ftabel

α = 0.05 α = 0.01

Page 58: bab 1-5

58

Regresion 623.223 2 311.612 4.346 4.30 7.94Residual 1505.735 21 71.702Total 2128.958 23

Sumber: Pengolahan Data Primer 2013

Berdasarkan tabel diatas dapat tergambar bahwa persamaan regresi,

diperolah Fhitung 0.493 harga ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan F tabel

pembilang 1 dan penyebut 22 pada taraf kepercayaan α = 0.05 sebesar 4.30 dan

α = 0,01 sebesar 7.94. Dengan demikian koefisien regresi tergolong signifikan

karena Fhitung lebih besar dari Ftabel.

Tabel 4.21: Analisis Keberartian Koefisien Korelasi rx1.x2y

rxy rtabel

α = 0.05 α = 0.010.541 0.3444 0.404

Sumber: Pengolahan Data Primer 2013Hasil analisis di atas dapat disimpulkan bahwa koefisien korelasi ganda

(R) adalah 0.541, dan sekaligus menolak hipotesis yang menyatakan tidak

terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dan perhatian orang tua

secara bersama-sama terhadap hasil belajar siswa SMP N 8 Payakumbuh.

Selanjutnya uji linieritas menunjukan hubungan yang linier antara motivasi

belajar dan hasil belajar karena Fhitung (10.280) lebih besar dari Ftabel (α = 0.05

adalah 4.451). Sedangkan uji linieritas antara perhatian orang tua dan hasil belajar

juga menunjukan hubungan yang linear karena Fhitung (6.205)lebih besar dari Ftabel.

( α =4.600).

i

Tabel: 4.22: Analisis Korelasi Parsial r y x1.x2

r y x1.x2 rtabel

Page 59: bab 1-5

59

α = 0.05 α = 0.010.503 0.3444 0.404

Sumber: Pengolahan Data Primer 2013

Melalui pengujian korelasi persial antara x1 dan y (x2 sebagai pengontrol)

diperoleh r parsial sebesar 0.503 . Hasil pengujian menunjukan terdapat hubungan

yang signifikan antara motivasi belajar dan hasil belajar karena thitung lebih besar

dari ttabel.

B. PEMBAHASAN

Hasil penelitian ini telah dibuktikan melalui deskripsi data dan pengujian

hipotesis. Berdasarkan temuan dan deskripsi data tergambar bahwa:

Pertama, hasil belajar siswa kelas VII 1 SMP N 8 Payakumbuh cenderung

bervariasi, namun telah mencukupi standar ketuntasan belajar mengajar. Motivasi

belajar siswa tergolong baik dibuktikan terlihat total rerata skor 3,67 yang

menyatakan bahwa motivasi belajar siswa dikategorikan baik , tetapi disamping

itu masih banyak terdapat kekurangan khususnya pada pemenuhan kebutuhan

fisik dengan skor 2,58 yang masuk kedalam kategori kurang baik. Tetapi

perhatian orang tua cenderung sedang dibuktikan dengan rata-rata skor dengan

kategori sedang. Karena berdasarkan skor dari data yang diperoleh masih terdapat

kekurangan pada perhatian orang tua dalam pembelajaran dirumah.

Kedua, melihat hubungan antara motivasi belajar terhadap hasil belajar,

terlihat adanya hubungan antara kedua variabel tersebut. Dibuktikan dengan hasil

pengujian melalui thittung 3.081 sedangkan ttabel pada taraf kepercayaan α = 0,05

sebesar 2.82. Ditolaknya hipotesis kerja yang menyatakan tidak terdapat

hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dan hasil belajar siswa. maka

Page 60: bab 1-5

60

dapat dikatakan bahwa motivasi memberikan kontribusi yang cukup besar

terhadap hasil belajar siswa di SMP N 8 Payakumbuh.

Temuan di atas sehubungan dengan pendapat Menurut Dalyono

(1997:235-236) bahwa:

Motivasi sebagai faktor inner (batin) berfungsi menimbulkan, mendasari, mengarahkan perbuatan belajar. Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar kesuksesan belajarnya. Seorang yang besar motivasinya akan giat berusaha, tampak gigih tidak mau menyerah, giat membaca buku-buku untuk meningkatkan prestasinya untuk memecahkan masalahnya. Sebaliknya mereka yang motivasinya lemah, tampak acuh tak acuh, mudah putus asa, perhatiannya tidak tertuju pada pelajaran, suka mengganggu kelas, sering meninggalkan pelajaran akibat banyak mengalami kesulitan belajar”

Dan menurut Sardiman (2006:85) bahwa:

Motivasi berfungsi sebagai pendorong, pengarah, dan sekaligus sebagai penggerak perilaku seseorang untuk mencapai suatu tujuan. Guru merupakan faktor yang penting untuk mengusahakan terlaksanaya fungsi-fungsi tersebut dengan cara antara lain dengan memenuhi kebutuhan siswa. Kebutuhan tersebut meliputi kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan keselamatan dan rasa aman, kebutuhan untuk diterima dan dicintai, kebutuhan akan harga diri, dan kebutuhan untuk merealisasikan diri”.

Ketiga, mengenai hubungan antara perhatian orang tua terhadap hasil belajar

siswa terlihat adanya hubungan yang signifikan antara kedua variabel tersebut.

Hasil pengujian melalui uji t diperoleh thittung 2.213 sedangkan ttabel pada taraf

kepercayaan α = 0,05 sebesar 2.07. Ditolaknya hipotesis kerja yang menyatakan

tidak terdapat hubungan yang signifikan antara perhatian orang tua dan hasil

belajar siswa. Maka dapat dikatakan bahwa perhatian orang tua memberikan

kontribusi yang besar terhadap hasil belajar siswa di SMP N 8 Payakumbuh.

Page 61: bab 1-5

61

Keempat, adanya hubungan motivasi belajar dan perhatian orang tua secara

bersama-sama terhadap hasil belajar siswa, dengan perolehan hasil hitung Fhitung

4.936 harga ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan Ftabel pembilang 1 dan

penyebut 22 pada taraf kepercayaan α = 0.05 sebesar 4.30 dan α = 0,01 sebesar

7.94. Maka hipotesis kerja yang berbunyi tidak terdapat hubungan antara motivasi

belajar dan perhatian orang tua secara bersama-sama terhadap hasil belajar ditolak

atau tidak dapat diterima. Maka dengan tanpa mengabaikan faktor-faktor yang

lain terbukti bahwa motivasi belajar dan perhatian orang tua memiliki pengaruh

yang besar terhadap hasil belajar siswa SMP N 8 Payakumbuh.

Hal ini didukung pendapat menurut (Hasbullah, 2005:23)

Perhatian orang tua sangat berpengaruh dalam pendidikan anaknya, karena apa-apa yang diajarkan orang tua pada anaknya akan membawa pengaruh terhadap kehidupan anak didik, demikian pula terhadap pendidikan yang dialaminya di sekolah dan di masyarakat sehingga tujuan penelitian akan tercapai dengan maksimal. Bila orang tua acuh tak acuh terhadap aktivitas belajar anaknya, biasanya anak kurang atau tidak memiliki semangat dalam belajar, sehingga sukar diharapkan ia mencapai prestasi yang maksimal.

Terdapat dua hal yang harus diperhatikan orang tua mengenai kegiatan belajar

anak yaitu:

a. Fasilitas fisik dan uang

Fasilitas fisik adalah segala sesuatu yang berupa benda atau yang

dapat dibedakan yang mempunyai peranan untuk memudahkan atau

melancarkan pendidikan. Fasilitas uang yaitu segala sesuatu yang

memudahkan suatu kegiatan sebagai akibat bekerjanya nilai uang. Orang

tua harus mengetahui dan melengkapi fasilitas fisik yang diperlukan siswa,

misalnya melengkapi perlengkapan belajar Alat-alat belajar yang perlu

Page 62: bab 1-5

62

disediakan orangtua diantaranya adalah buku paket, buku latihan, alat tulis

dan sebagainya. Jika kebutuhan belajar siswa telah terpenuhi maka

semangat belajar dan rasa ingin tahu anak untuk belajar akan meningkat

sehingga kegiatan belajar akan mencapai hasil yang maksimal. Fasilitas

fisik lainnya yang harus dipenuhi orangtua adalah tempat belajar. Selain

itu orangtua juga harus memperhatikan biaya-biaya yang diperlukan dalam

pendidikan anaknya. Fasilitas fisik dan uang ini berkaitan dengan kondisi

ekonomi orang tua.

b. Fasilitas nonfisik

Fasilitas nonfisik yaitu segala sesuatu yang tidak berupa benda atau

yang dapat dilihat yang mempunyai peranan besar dalam kelancaran proses

penyelenggaraan pendidikan. Fasilitas nonfisik ini berkaitan dengan faktor

psikologis anak. Adanya perhatian orang tua yang selalu menyertai kegiatan

belajar anak, akan menjadi pemicu begi anak untuk mencapai hasil belajar

yang maksimal.

BAB VPENUTUP

A. Kesimpulan

Page 63: bab 1-5

63

Berdasarkan data hasil penelitian Hubungan Motivasi Hubungan Motivasi

Dan Perhatian Orang Tua Terhadap Hasil Belajar Seni Musik Dalam

Pembelajaran Seni Budaya Di Smp Negeri 8 Payakumbuh dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Terdapatnya hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan hasil

belajar seni musik siswa SMP N 8 Payakumbuh dibuktikan dengan hasil

pengujian melalui thittung 3.081 sedangkan ttabel pada taraf kepercayaan α =

0,05 sebesar 2.82

2. Terdapatnya hubungan yang signifikan antara perhatian orang tua dengan

hasil belajar seni musik siswa SMP N 8 Payakumbuh dibuktikan dengan hasil

pengujian melalui uji t diperoleh thittung 2.213 sedangkan ttabel pada taraf

kepercayaan α = 0,05 sebesar 2.07.

3. Terdapatnya hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dan perhatian

orang tua terhadap hasil belajar seni musik siswa SMP N 8 Payakumbuh

hasil hitung Fhitung 4.936 harga ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan F tabel

pembilang 1 dan penyebut 22 pada taraf kepercayaan α = 0.05 sebesar 4.30

dan α = 0,01 sebesar 7.94.

B. Saran

60

Page 64: bab 1-5

64

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan ini, maka peneliti

menyarankan :

1. Harapannya kepada guru sebagai tenaga pendidik dapat mencoba

mengembangkan dan menemukan inovasi dan memperhatikan dulu bagaimana

kesiapan siswa untuk melaksanakan proses pembelajaran baik dalam teori

maupun praktek untuk pembelajaran musik sehingga memotivasi siswa untuk

lebih meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Harapan bagi orang tua siswa untuk len\bih memperhatikan kesiapan, dan

kebutuhan siswa supya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Page 65: bab 1-5

65

Abdurrahman, Maman. 2007: Analisis Korelasi Regresi dan Jalur dalam Penelitian. Bandung: Pustaka Setia.

Arikunto, Suharsimi. 2007. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.

Aunurrahman.2010: Belajar dan Pembelejaran. Bandung: Alfabeta

Dalyono. 1997: Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta

Dimyanti, dan Muddjiono. 2002: Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

ejournal.unp.ac.id/index.php/bahasaseni/article/download/69/50

Hamalik, Oemar. 2000: Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo

Hamalik, Oemar. 2004: Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara

Hasbullah. 1996: Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT RajaGarafindo Persada

Hasbullah.2005: Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT RajaGarafindo Persada

Ihsan, Fuad. 1995: Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta

Irianto, Agus. 2010: Statistik Konsep Dasar, Aplikasi, dan Pengembangannya.Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Kamars, Dachnel. 2004: Administrasi Pendidikan Teori dan Praktek. Padang. Universitas Putra Indonesia Press

Prayitno. Elida. 1989: Motivasi dalam Belajar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.

Purwanto, Ngalim. 2000. Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis. Bandung: PT Remaja Rosdakarya .

Sardiman: 2001: Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT RajaGarafindo Persada

Sagala, Syaiful. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Slameto. 1995: Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Page 66: bab 1-5

66

Silverius, Suke. 1991. Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan Balik. Jakarta: PT Grasindo

Sugiyono.2005: Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Winkel.1999: Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo

Wilis, Ratna.2011: Teori-Teori Balajar & Pembelajaran. Jakarta: Erlangga

Page 67: bab 1-5

67

Lampiran 1UJICOBA ANGKET MOTIVASI

Kelas/ Semester : VIII 1Nama Siswa :

Hari/Tanggal : ________________________

A. Petunjuk Pengisian Angket

I. Petunjuk Umum

Angket ini menyangkut tentang Hubungan Motivasi Belajar dan Perhatian

Orangtua terhadap Hasil Belajar Seni Musik pada Pembelajaran Seni Budaya di

SMP N 8 Payakumbuh”.

II. Petunjuk Khusus

1. Setiap angket berisi kolom pernyataan dan pilihan/tanggapan

(pendapat). Setiap pernyataan anda diminta untuk melelngkapi dengan

jalan memilih salah satu kemungkinan tanggapan yang disediakan

yaitu Selalu (SL), Sering (SR), kadang-kadang (KK), Jarang (JR), dan

Tidak Pernah (TP).

2. Pilihlah salah satu alternative jawaban dengan menandai ceklis (√ )

pada kolom Selalau (SL), Sering (SR), kadang-kadang (KK), jarang

(JR) dan Tidak Pernah (TP).

Diharapkan siswa membaca setiap pernyataan ini dengan teliti

sebelum menjawabnya. Kepada siswa diminta untuk memilih salah satu

dari lima kemungkinan jawaban dengan membandingkan antara

pernyataan yang disajikan dan kecendrungan siswa untuk menyetujui atau

tidak terhadap motivasi belajar dimaksud. Caranya dengan memberikan

tanda silang (√) pada salah satu kolom sesuai dengan kecendrungan

pilihan anda.

Contoh :

NO

PERNYATAAN

ALTERNATIF JAWABAN

SL SR KK JR TP

1 Saya mengerjakan tugas yang diberikan guru

Page 68: bab 1-5

68

Insrtumen Variabel Motivasi Belajar

Berilah tanda chek (√) pada kolom yang telah disediakan

No Item

Pernyataan SL SR KK JR TP

1. Sarapan pagi sebelum berangkat ke sekolah dapat mendorong semangat belajar di sekolah

2. Saya makan makanan 4 sehat 5 sempurna untuk mendorong semangat belajar

3. Saya melakukan olah raga untuk meningkatkan semangat belajar

4. Saya tidur lebih cepat agar lebih semangat di pagi hari untuk menerima pelajaran

5. Materi pelajaran yang belum saya ketahui saya tanyakan kepada guru

6. Saya mencoba mempraktekan memainkan alat musik dengan tuntas meskipun saya salah

7. Saya membaca panduan memainkan alat musik, untuk mencoba latihan sendiri ketika memainkan alat musik

8. Saya berdiskusi bahan pelajaran seni budaya 9. Saya mencari bahan pelajaran seni budaya yang

akan dipelajarai sebelum pelajaran dimulai10. Saya membaca semua sumber belajar yang

berkaitan dengan materi pelajaran seni budaya11. Saya belajar untuk bisa menguasai materi

pelajaran seni budaya yang sulit dipahami

12. Saya senang belajar apabila guru menegur siswa yang meribut di kelas

13. Saya merasa senang belajar apabila guru memberikan peringatan kepada siswa yang mengganggu pembelajaran di kelas

14. Saya dapat belajar kalau diperhatikan guru15. Saya merasa risau bila mendapat nilai jelek16. Setiap soal yang bisa saya jawab, guru

memberikan penghargaan

17. Saya yakin dengan belajar sungguh-sungguh akan mendapatkan hasil belajar yang lebih baik

18. Saya senang dipuji teman sekelas apabila saya memperoleh nilai terbaik

19. Saya merasa senang belajar pada saat pelajaran pianika

Page 69: bab 1-5

69

20. Saya belajar di labor musik karena lebih mudah dan lebih leluasa memainkan musik

21. Saya bersemangat dalam belajar apabila diberi kesempatan untuk bertanya

22. Saya ingin terampil dari teman sekelas

23. Saya menjaga ketenagan dalam belajar

24. Saya dapat belajar dalam kondisi apapun

Keterangan:

SL : Selalu

SR : Sering

KK : Kadang-kadang

JR : Jarang

TP : Tidak pernah

Insrtumen Variabel Motivasi Belajar

Page 70: bab 1-5

70

Berilah tanda chek ((√) pada kolom yang telah disediakan!No Item

Pernyataan SL SR KK JR TP

1. Orang tua saya memberi perlengkapan belajar2. Orang tua saya meberikan fasilitas belajar yang

berkaitan dengan seni budaya3. Saya dimarahi orang tua jika meminjam

peralatan belajar teman 4. Saya memiliki buku-buku yang berkaitan

dengan buku seni musik5. Orang tua saya membelikan buku pelajaran

yang berkaitan dengan seni musik dalam sekali setahun

6. Saya mendapatkan uang saku tambahan untuk mengikuti latihan musik

7. Saya diajak orang tua untuk melihat pentas seni budaya

8. Orang tua saya memberikan uang jajan kepada saja

9. Orang tua saya mengingatkan anda untuk belajar

10. Saya berkumpul dengan orang tua guna membahas tentang pelajaran di sekolah khususnya seni musik

11. Orang tua saya memberikan hadiah apabila saya memperolah nilai tertinggi di kelas

12. Orang tua saya berkonsultasi kepada guru tentang pelajaran seni musik di sekolah

13. Orang tua mengarahkan saya untuk menyaksikan pertunjukan seni musik dalam tayangan televisi

14. Orang tua saya memeriksa nilai ujian seni musik

Keterangan:

SL : Selalu

SR : Sering

KK : Kadang-kadang

JR : Jarang

TP : Tidak pernah

Page 71: bab 1-5

71