bab 1-5

34
LAPORAN TUGAS BESAR ANALISIS DAN PENGUKURAN KERJA 2012 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketika akan melakukan analisis terhadap suatu sisitem kerja, terdapat beberapa alternatif metode kerja yang dapat digunakan. Dari beberapa metode tersebut dipilih satu alternatif terbaik dengan mempertimbangkan beberapa kriteria yaitu waktu, biaya, beban fisiologis, dan sebagainya. Waktu merupakan salah satu kriteria yang paling sering digunakan sebab kriteria ini memiliki sejumlah kelebihan dibandingkan kriteria lainnya. Setelah proses pemilihan alternatif perancangan sistem kerja dilakukan, tahap berikutnya adalah melakukan pengukuran waktu kerja. Pengukuran waktu kerja merupakan usaha untuk menentukan lama kerja yang dibutuhkan seorang operatoratau pekerja dalam menyelesaikan suatu pekerjaan yang spesifik pada tingkat kecepatan kerja yang normal dalam lingkungan kerja yang terbaik pada saat itu. Pengukuran waktu kerja berhubungan dengan usaha- usaha untuk menentukan waktu baku yang dibutuhkan oleh seorang pekerja yang memiliki tingkat kemampuan rata-rata untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Tujuan pengukuran waktu kerja adalah untuk mendapatkan waktu baku yang harus dicapai oleh pekerja dakam menyelesaikan suatu pekerjaan. Waktu baku dapat dipergunakan untuk menentukan insentif, perencanaan pengalokasian jumlah tenaga kerja, menghitung output, penjadwalan produksi, dsb. KELOMPOK 7

Upload: ainur-rodliyah-sy

Post on 03-Aug-2015

467 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 1-5

1

BAB IPENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Ketika akan melakukan analisis terhadap suatu sisitem kerja, terdapat

beberapa alternatif metode kerja yang dapat digunakan. Dari beberapa

metode tersebut dipilih satu alternatif terbaik dengan mempertimbangkan

beberapa kriteria yaitu waktu, biaya, beban fisiologis, dan sebagainya.

Waktu merupakan salah satu kriteria yang paling sering digunakan sebab

kriteria ini memiliki sejumlah kelebihan dibandingkan kriteria lainnya.

Setelah proses pemilihan alternatif perancangan sistem kerja dilakukan,

tahap berikutnya adalah melakukan pengukuran waktu kerja.

Pengukuran waktu kerja merupakan usaha untuk menentukan lama

kerja yang dibutuhkan seorang operatoratau pekerja dalam menyelesaikan

suatu pekerjaan yang spesifik pada tingkat kecepatan kerja yang normal

dalam lingkungan kerja yang terbaik pada saat itu. Pengukuran waktu kerja

berhubungan dengan usaha-usaha untuk menentukan waktu baku yang

dibutuhkan oleh seorang pekerja yang memiliki tingkat kemampuan rata-

rata untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Tujuan pengukuran waktu kerja

adalah untuk mendapatkan waktu baku yang harus dicapai oleh pekerja

dakam menyelesaikan suatu pekerjaan. Waktu baku dapat dipergunakan

untuk menentukan insentif, perencanaan pengalokasian jumlah tenaga

kerja, menghitung output, penjadwalan produksi, dsb.

Proses pengukuran waktu baku dapat dilakukan dengan menggunakan 2

cara, yaitu langsung dan tidak langsung. Pengukuran secara langsung dapat

dilakukan dengan menggunakan Pengukuran Jam Henti (Stopwatch Time

Study) dan Sampling Kerja (Work Sampling). Sedangkan pengukuran tidak

langsung dapat dilakukan dengan menggunakan Data Waktu Baku

(Standard Data) dan Data Waktu Gerakan (Predetermined Time System).

Dalam suatu proses produksi yang berurutan, e=waktu yang dibutuhkan

dari setiap stasiun kerja perlu diperhatikan. Apabila stasiun kerja yang ada

sudah berada pada posisi seimbang, maka fasilitas kerja yang tersedia akan

dapat bekerja secara optimal sesuai dengan kapasitas yang dimiliki.

KELOMPOK 7

Page 2: BAB 1-5

2

Sebaliknya, apabila waktu proses tidak seimbang dalam salah satu stasiun

kerja, maka proses produksinya belum optimal dan dapat menimbulkan

bottle neck problem. Oleh karena itu dalam suatu proses produksi yang

berurutan, masalah keseimbangan lintasan juga perlu dikaji ulang karena

perannya yang sangat penting dalam aktivitas tersebut.

1.2Tujuan Pengamatan

Tujuan dari pengamatan ini adalah:

1. Mampu melakukan pengukuran kerja dengan metode Stopwatch Time

Study dan Work Sampling

2. Mampu menghitung waktu normal dan waktu baku sesuai dengan waktu

observasi yang diperoleh.

3. Mampu melakukan perbaikan kerja dalam metode perancangan dan

pengukuran kerja Membantu menjelaskan apa saja kesalahan yang telah

terjadi dalam manajemen sumber daya manusia di suatu bidang

pekerjaan.

4. Dapat menghitung presentasi jam operasi pekerja dan jam menganggur

(idle) pekerja dalam suatu lingkungan kerja.

5. Dapat memahami dan menerapkan sistem kerja yang efektif dan efisien.

1.3Manfaat Pengamatan

Manfaat yang diperoleh dari pengamatan ini adalah:

1. Mahasiswa dapat menganalisa sistem nyata dari sudut pandang Teknik

Industri.

2. Terciptanya sistem kerja yang efektif dan efisien.

3. Dapat mengidentifikasi adanya kekurangan dalam desain pekerjaan.

4. Dapat menerapkan teori secara nyata.

1.4Perumusan Masalah

Perumusan masalah yang akan dibahas pada pengamatan ini adalah:

1. Bagaimana cara mengetahui berapa tingkat performa rating seorang

petugas dalam bekerja?

KELOMPOK 7

Page 3: BAB 1-5

3

2. Menghitung uji kecukupan data dalam pengamatan kinerja?

3. Memperhatikan hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi

kinerja operator tersebut?

1.5Batasan dan Asumsi

1.5.1 Batasan

Batasan-batasan yang digunakan dalam pengamatan ini adalah:

1. Pengamatan dilakukan pada petugas parkir pintu keluar mobil parkiran

Mall Olympic Garden

2. Data yang dibutuhkan dalam pengamatan diambil dari aktivitas

produktif (working) dan aktivitas non produktif (not working) yang

dilakukan petugas tersebut dalam waktu tertentu.

3. Pengambilan data hanya dilakukan pada akhir pekan (weekend)

1.5.2 Asumsi

Asumsi yang digunakan dalam pengamatan ini adalah sebagai berikut :

1. Petugas yang akan diamati untuk pengukuran waktu baku diasumsikan

memiliki tingkat keterampilan dan kemampuan yang sama untuk

pekerjaan tersebut.

2. Kondisi lingkungan fisik pada saat pengamatan tidak berbeda jauh

dengan kondisi fisik lingkungan pada saat bekerja normal (diluar

pengamatan).

3. Performance kerja mampu dikendalikan pada tingkat yang sesuai untuk

seluruh periode kerja yang ada.

4. Metode dan fasilitas untuk menyelesaikan pekerjaan harus sama dan

distandarisasi terlebih dahulu sebelum kita mengaplikasikan waktu baku

untuk pekerjaan yang serupa.

KELOMPOK 7

Page 4: BAB 1-5

4

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1Stopwatch Time Study

Stop-watch time study ini merupakan salah satu cara pengukuran kerja

langsung. Stop-watch time study diperkenalkan pertama kali oleh Frederick

W. Taylor. Metode ini baik diaplikasikan untuk pekerjaan-pekerjaan yang

berlangsung singkat dan berulang-ulang (repetitive). Dari hasil pengukuran

maka akan diperoleh waktu baku untuk menyelesaikan suatu siklus

pekerjaan, yang mana waktu ini akan dipergunakan sebagai standar

penyelesaian pekerja bagi semua pekerja yang akan melaksanaan pekerjaan

yang sama seperti itu.

Dalam pengukuran kerja, hal-hal penting yang harus diketahui dan

ditetapkan adalah untuk apa hasil pengukuran (dalam hal ini tentu saja

waktu baku) tersebut digunakan dalam kaitannya dengan proses produksi.

Biasanya, penetapan waktu baku akan dikaitkan dengan maksud-maksud

pemberian insentif/bonus pekerja langsung (direct labour). Apabila memang

dikaitkan dengan maksud ini, maka ketelitian dan tingkat keyakinan tentang

hasil pengukuran ini harus tinggi karena menyangkut pendapatan serta

prestasi seseorang. Di lain pihak, apabila waktu baku akan dikaitkan dengan

upah perangsang, maka segala pihak yang akan terlibat dalam masalah ini,

seperti operator, supervisor, dan lain-lainnya haruslah ikut bertanggung

jawab untuk menyukseskan pelaksanaan pengukuran kerja tersebut.

Supervisor harus benar-benar bertanggung jawab dan bertugas

memberitahukan agar operator mengerti maksud dan tujuan dari

pengukuran kerja yang dilaksanakan. Operator sendiri juga harus bersikap

wajar (normal) pada saat diteliti dan mengikuti segala prosedur dan metode

kerja yang telah distandarkan sebelumnya.

Keuntungan dan Kerugian

Stop-watch time study memiliki keuntungan serta kerugian. Keuntungan

metode ini adalah pengamat akan dapat mengetahui variasi data waktu

selama proses kerja berlangsung untuk setiap elemen kerja. Waktu yang

KELOMPOK 7

Page 5: BAB 1-5

5

dihasilkan pada stopwatch time study akan lebih akurat dan spesifik karena

waktu diukur pada setiap elemen kerja terkecil. Sedangkan untuk metode

pengukuran waktu secara akumulatif memungkinkan pembaca data waktu

secara langsung untuk masing-masing eleman kerja yang ada, sehingga

memberikan keuntungan pembacaan yang lebih mudah dan lebih teliti.

Kerugiannya membutuhkan waktu dan biaya yang mahal, pekerjaan yang

melelahkan karena melakukan pengamatan secara keseluruhan,

memerlukan alat ukur khusus seperti stopwatch, dan memerlukan ketelitian

lebih saat pengamatan dilakukan.

Prosedur Pelaksanaan dan Peralatan yang Digunakan

Secara garis besar langkah-langkah untuk pelaksanaan pengukuran

waktu kerja dengan jam henti ini dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Definisi pekerjaan yang akan diteliti untuk diukur waktunya dan

beritahukan maksud dan tujuan pengukuran ini kepada pekerja yang

dipilih untuk diamati dan supervisor yang ada.

2. Catat semua informasi yang berkaitan erat dengan penyelesaian

pekerjaan seperti layout, karakteristik/spesifikasi mesin atau peralatan

kerja lain yang digunakan dan lain-lain.

3. Bagi operasi kerja dalam elemen-elemen kerja sedetail-detailnya tapi

masih dalam batas-batas kemudahan untuk pengukuran waktunya.

4. Amati, ukur, dan catat waktu yang dibutuhkan oleh operator untuk

menyelesaikan elemen-elemen kerja tersebut. Beberapa metode umum

yang digunakan untuk mengukur waktu pada elemen-elemen kerja den-

gan menggunakan stopwatch yaitu

a. Continuous timing

Tombol stop-watch ditekan pada saat awal elemen kerja dan terus

dibiarkan berjalan selama periode studi. Pengamat terus melihat

jalannya jarum stop-watch dan setiap awal/akhir dari sebuah elemen

kerja yang ada mencatat dan menuliskannya di lembar pengamatan.

Waktu setiap elemen kerja akan diperoleh dengan cara

KELOMPOK 7

Page 6: BAB 1-5

6

“pengurangan” dan dilakukan setelah studi pengukuran kerja selesai

dilaksanakan.

b. Repetitive (Snap-Back Method)

Jarum penunjuk stop-watch selalu dikembalikan ke posisi nol

setiap kali satu elemen kegiatan selesai dilaksanakan. Waktu yang

diamati dan dicatat akan merupakan waktu yang sebenarnya. Time

study analyst akan bisa mendeteksi dengan mudah adanya variasi

perbedaan waktu dari setiap elemen kegiatan.

c. Accumulative timing

Merupakan kombinasi cara pengukuran dengan metoda

continuous dan snap-back (pengukuran dilaksanakan dengan

menggunakan dua atau lebih stop-watch yang bekerja secara

bergantian).

5. Tetapkan jumlah siklus kerja yang harus diukur dan dicatat. Teliti apakah

jumlah siklus kerja yang dilaksanakan ini sudah memenuhi syarat atau

tidak? Tes pula keseragaman data yang diperoleh.

a. Uji Keseragaman Data

Untuk memastikan bahwa data yang terkumpul berasal dari sistem

yang sama dan untuk memisahkan data yang memiliki karakteristik

berbeda. Untuk melakukan uji keseragaman data dapat dilakakukan

dengan rumus:

BKA = X +

k

BKB = X - k

dimana; σ=√∑ (X−X )2

N−1(2.1)

Dengan :

BKA = batas tatist atas

BKB = batas tatist bawah

X = nilai rata-rata

= standar deviasi

k =Tingkat keyakinan

b. Uji Kecukupan Data

KELOMPOK 7

Page 7: BAB 1-5

7

Tes kecukupan untuk mengetahui apakah data yang dikumpulkan

telah cukup secara obyektif, dengan konsep tatistic (derajat

ketelitian dan tingkat keyakinan/kepercayaan yang diinginkan).

Adapun untuk menguji kecukupan data dapat menggunakan rumus:

N'=[ ks √N∑ X2− (∑ X )2

∑ X ]2 (2.2)

Dengan :

k = tingkat keyakinan

confidence level = 99% ; k = 3

confidence level = 95% ; k = 2

confidence level = 90% ; k = 1,65

s = derajat ketelitian

N = jumlah data pengamatan

N’ = jumlah data yang seharusnya dilakukan

Apabila N’<N, maka data dianggap cukup.

6. Tetapkan rate of performance dari operator saat melaksanakan aktivitas

kerja yang diukur dan dicatat waktunya tersebut. Rate of performance

ini ditetapkan untuk setiap elemen kerja yang ada dan hanya ditujukan

untuk performance operator. Untuk elemen kerja yang secara penuh

dilakukan oleh mesin maka performance dianggap normal (100%).

Adapun metode penentuan performance factor yang dapat digunakan

sebagai berikut.

a. The Westing House System

Sistem ini dikembangkan oleh Westing House Electric Corporation

dengan memepertimbangkan empat faktor yang digunakan untuk

mengevaluasi kinerja dari operator yaitu keterampilan, usaha,

kondisi kerja, dan konsistensi.

KELOMPOK 7

Page 8: BAB 1-5

8

Gambar 2.1 Westing House Performance Rating TableSumber : Tim penyusun. 2012. Stopwatch Time Study.pdf

b. Synthetic Rating

Dikembangkan oleh Morrow, synthetic rating mengevaluasi

kecepatan operator dari nilai waktu gerakan yang sudah ditetapkan

terlebih dahulu.

c. Speed rating / Performance Rating

Sistem ini mengevaluasi performansi dengan mempertimbangkan

tingkat ketrampilan persatuan waktu saja.

7. Sesuaikan waktu pengamatan berdasarkan performanceyang

ditunjukkan oleh operator tersebut sehinggga akhirnya akan diperoleh

waktu kerja normal.

8. Tetapkan waktu longgar (allowance time) guna memberikan fleksibilitas.

Waktu longgar yang akan diberikan ini guna menghadapi kondisi-kondisi

sepeti kebutuhan personil yang bersifat pribadi, faktor kelelahan,

keterlambatan material, dan lain-lainnya. Allowance dibagi dalam 3

kelompok kategori yaitu:

a. Personal allowances : mengantisipasi adanya kebutuhan waktu yang

bersifat personal. Dapat ditentukan melalui time study (full day) atau

samppling kerja. Untuk kegiatan ringan diberikan sekitar 2-5% (10-25

menit), sedangkan untuk aktivitas manual berat bisa lebih besar dari

5%.

KELOMPOK 7

Page 9: BAB 1-5

9

b. Fatigue allowances : memeberi kesempatan kepada pekerja melepas

lelah akibat kerja berat yang harus dilakukan bisa karena beban fisik

maupun beban mental. Besaran waktu yang diperlukan tergantung

individu, interval waktu dari sikls kegiatan dan kondisi lingkungan fisik

kerja yang ada.

c. Delay allowances : Delay allowance dikatakan sebagai allowance yang

tidak dapat dihindari mengingat ini di luar kendali pekerja. Sesuatu

terjadi sehingga membuat pekerja tidak dapat bekerja. Penyebab

delay allowance ini perlu untuk diketahui dan dihitung biayanya

sehingga ke depannya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan

dalam penentuan biaya. Beberapa contoh dari delay allowance

adalah menunggu instruksi atau penugasan, menunggu datangnya

material atau peralatan untuk mengolah material adanya aktifitas

perawatan yang tidak terjadwal.

Allowance= ∑allowance∑waktuopersasi

x 100%(2-3)

9. Tetapkan waktu kerja baku (standard time) yaitu jumlah total antara

waktu normal dan waktu longgar.

Waktu normal + allowance = waktu standard

Atau dapat menggunakan rumus :

WB=(W siklus× RF )×[ 100%100%−ALL ] (2-4)

Dimana :

WB = waktu baku / waktu normal

RF = penyesuaian (rating factor / performance rating)

ALL = kelonggaran / allowance

Berikut ini adalah diagram alir prosedur pengerjaan metode jam henti:

KELOMPOK 7

Page 10: BAB 1-5

10

Gambar 2.1 Langkah-langkah sistematis dalam kegiatan (stopwatch time study)

Sumber: Wignjosoebroto, 1995:176

2.2Pre-Work Sampling

Pre-work sampling merupakan tahapan untuk melakukan pengamatan

secara acak sebanyak N amatan guna memperoleh informasi jumlah data

yang dibutuhkan. Adapun langkah-langkah Pre-work Sampling adalah

sebagai berikut:

1. Mencatat segala informasi dari semua fasilitas yang ingin diamati.

KELOMPOK 7

Page 11: BAB 1-5

11

2. Merencanakan jadwal waktu pengamatan berdasarkan prinsip

randomisasi (aplikasi tabel angka random).

3. Melaksanakan pengamatan awal sejumlah pengamatan tertentu secara

acak (N pengamatan).

4. Menghitung pengamatan awal (%) untuk N pengamatan tersebut.

2.3Work Sampling atau Ratio Delay

Sampling kerjak atau sering disebut sebagai work sampling¸ration delay

study, atau random observation method adalah salah satu teknik untuk

mengadakan sejumlah besar pengamatan terhadap aktivitas kerja dari

mesin, proses atau pekerja/operator. Pengukuran kerja dengan cara ini juga

diklasifikasikan sebagai pengukuran kerja secara langsung. Karena

pelaksanaan kegiatan pengukuran harus dilakukan secara langsung

ditempat kerja yang diteliti (Sritomo, 1989).

Metode sampling kerja dikembangkan berdasarkan hukum probabilitas

atau sampling. Oleh karena itu pengamatan terhadap suatu obyek yang

ingin diteliti tidak perlu dilaksanakan secara menyeluruh (populasi)

melainkan cukup dilaksanakan secara mengambil sampel pengamatan yang

diambil secara acak (randomi) (Sritomo, 1989).

Banyaknya pengamatan yang harus dilaksanakan dalam kegiatan

sampling kerja dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu:

1. Tingkat kepercayaan (confidence factor)

2. Tingkat ketelitian (degree of accuracy)

Dengan asumsi bahwa terjadinya keadaan operator atau sebuah

fasiliitas yang akan menganggur (idle) atau produktif mengikuti pola

distribusi normal, maka jumlah pengamatan yang seharusnya dilaksanakan

dapat dicari didasarkan formulasi seabagai berikut (Sritomo, 1989):

N '=k2 (1−p )

s2 p

Dimana : N ' = Jumlah pengamatan yang seharusnya dilakukan

N = Jumlah Pengamatan yang telah dilakukan

p = Prosentase kejadian aktivitas produktif

KELOMPOK 7

Page 12: BAB 1-5

12

(1-p) = Prosentase kejadian aktivitas tidak produktif

k = Indeks tingkat kepercayaan ( confidence level )

k = 3 → tingkat kepercayaan 99 %

k = 2 → tingkat kepercayaan 95 %

k = 1,65 → tingkat kepercayaan 90 %

s = Index tingkat ketelitian ( degree of accurancy)

Apabila N > N’ maka data dinyatakan cukup.

Secara garis besar metode sampling kerja ini dapat digunakan untuk:

1. Mengukur ratio delay dari sejumlah mesin, operator/karyawan atau

fasilitas kerja lainnya. Sebagai conntoh untuk menentukan persentase

dari jam atau hari dimana mesin atau orang benar-benar terlibat dalam

aktivitas kerja, dan persentase dimana sama sekali tidak ada aktivitas

kerja yang dilakukan.

Prosentase kerja tidak produktif total =

Jumlahaktivitas tidakbekerjaJumlah keseluruhanaktivitas

x100%

Prosentase kerja produktif total =

Jumlahaktivitas bekerja

Jumlahkeseluruhan aktivitasx 100%

2. Menetapkan performance level dari seseorang selama waktu kerja

berdasarkan waktu manual

3. Menentukan waktu baku untuk suatu proses operasi kerja

Total jam pengamatan = ... hari x ... jam x ... operator

Waktu Normal = (%working ) x ( total jam pengamatan ) x(rata−rataPR)

totaloutput saat pengamatan

Waktu baku = Waktu normal x 100%

100%−%allowence

Output baku = 1

waktu standart

Berikut adalah perbedaan dari metode work sampling dan metode

jam henti.

KELOMPOK 7

Page 13: BAB 1-5

13

Tabel 2.1 Perbandingan Work Sampling dan Metode Jam HentiWork Sampling Metode Jam Henti

Untuk pekerjaan yang bervariasi dan tidak rutin

Untuk pekerjaan rutin dan monoton

Mengamati beberapa orang Umumnya mengamatai satu orangPerhitungan berdasarkan

proporsiPerhitungan berdsarkan waktu

Siklus pekerjaan tidak jelas Siklus pekerjaan pendek dan jelasPengamatan diskrit Pengmatan kontinyu

Sumber: http://blogspot.com/mtdelangsung.html

KELOMPOK 7

Page 14: BAB 1-5

14

BAB IIIPENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

3.1Deskripsi Objek Pengamatan

Obyek pengamatan yang diambil dalam penyusunan laporan ini adalah operator palang pintu keluar mobil di Pusat perbelanjaan Olympic Garden Malang. Operator palang pintu tersebet melakukan pekerjaan dengan beberapa elemen kerja seperti menerima karcis parkir, melakukan pengecekan plat nomor dengan komputer, membuka palang pintu dll. Kemudian akan dihitung waktu normal dan waktu standar operator tersebut dengan menggunakan metode stopwatch time study dan dihitung produktivitasnya dengan metode work sampling.

3.2Waktu Pengamatan

Pengamatan dilakukan pada ahir minggu atau weekend yaitu pada hari sabtu dan minggu. Pada saat weekend jumlah mobil yang keluar lebih banyak jika dibandingkan dengan hari-hari biasa atau weekday.

3.3Lokasi Pengamatan + Foto

Pengamatan dilakukan di Mall Olympic Garden yang merupakan salah satu pusat perbelanjaan terbesar yang ada di Malang yang berlokasi di Jalan Kawi No.24 Klojen, Malang Kota.

Gambar 3.1 Lokasi pengamatan

KELOMPOK 7

Page 15: BAB 1-5

15

Gambar 3.2 Pintu keluar Mall Olympic Garden

3.4Alasan Pemilihan Lokasi

Mall Olympic Garden adalah salah satu pusat perbelanjaan besar yang ada di Malang dan memiliki jumlah pengunjung yang banyak sehingga merupakan lokasi yang tepat untuk melakukan pengamatan. Banyaknya pengunjung pusat perbelanjaan mengakibatkan intensitas kerja atau produktivitas para operator palang pintu keluar mobil pun tinggi dan persentase idle lebih kecil sehingga akan membutuhakan jumlah data yang tidak terlalu banyak.

3.5Stopwatch Time Study

Pengamatan untuk Stopwatch Time Study dilakukan dengan mengamati gerakan kerja operator dan menghitung berapa waktu yang dibutuhkan dalam melakukan setiap elemen pekerjaannya. Berikut adalah data awal dari data stopwatch time study yang berjumlah 10 data:

KELOMPOK 7

Page 16: BAB 1-5

16

Tabel 3.1 Data Stopwatch Time Study

ObsElemen Kerja

1 2 3 4

1 2,841,63 2,59 1,74

2 2,212,99 3,21 2,38

3 2,18 1 3,26 1,494 2,47 1,8 2,58 1,33

5 2,391,19 2,12 1,66

6 3,562,93 2,74 2

7 3,551,42 2,55 2,13

8 2,29 2,2 2,2 1,3

9 3,43,52 3,56 1,1

10 3,222,45 2,45 1,99

3.5.1 Breakdown Elemen Kerja

Elemen kerja yang dilakukan oleh operator palang pintu keluar mobil di MOG adalah sebagai berikut :1. Menerima karcis parkir mobil dari pelanggan 2. Menerima biaya parkir3. Melakukan pengecekan nomor plat mobil dan biaya parkir dengan komputer4. Memberikan uang kembalian

3.5.2 Pengukuran Stopwatch Time Study

Pengukuran stopwatch time study dilakukan untuk mengetahui berapa waktu standar dan waktu normal dari operator palang pintu tersebut. berikut adalah 60 data hasil pengamatan stopwatch time study yang diambil dalam waktu 1,5 jam :

3.5.3 Uji Kecukupan dan Keseragaman

Sebelum menghitung waktu normal dan waktu standar terlebih dahulu dilakukan

pengujian kecukupan dan keseragaman data untuk mengetahui apakah data yang

diambil sudah cukup dan seragam.

KELOMPOK 7

Page 17: BAB 1-5

17

1. Uji keseragaman data

Diketahui :

k = 2 s = 0,05

Bka = x i+k . σ i

Bkb = x i−k .σ i

Dimana :

x i = rata-rata data tiap elemen kerja

σ i = standar deviasi tiap elemen kerja

dianggap seragam jika masih dalam rentang Bka dan Bkb (Bkb < Xi < Bka)

Tabel 3.2 Tabulasi perhitungan keseragaman data stopwatch time study

PerhitunganAktivitas

1 2 3 4Rata-rata 1,9975 1,8892 3,020714 1,65881St.Deviasi 0,814801 0,818206 0,740858 0,421288

BKA 3,627101 3,525611 4,50243 2,501386BKB 0,367899 0,252789 1,538999 0,816233UJI SERAGAM SERAGAM SERAGAM SERAGAM

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 470

0.51

1.52

2.53

3.54

Uji Keseragaman Aktivitas 1

Data BKA BKB

Gambar 3.3 Grafik uji keseragaman data

2. Uji kecukupan dataN '=¿¿

KELOMPOK 7

Page 18: BAB 1-5

18

Dimana :

N’ = jumlah pengamatan yang seharusnya dilakukan.

s = tingkat ketelitian.

N = jumlah pengamatan yang dilakukan

x = data pengamatan

k = tingkat kepercayaan = 2 karena tingkat kepercayaan 95% dan s = 5%=0,05

Uji kecukupan data tiap elemen kerja :

a. Elemen kerja 1

N '=( 20,05

√50 (258,0836 )−(104,28 )2

104,28 )2

=17,28193

b. Elemen kerja 2

N '=( 20,05

√50 (211,2574 )− (94.46 )2

94.46 )2

=17,14974

c. Elemen kerja 3

N '=( 20,05

√50 (651,0482 )−(171,06 )2

171,06 )2

=3,443

d. Elemen kerja 4

N '=( 20,05

√50 (155,771 )− (82,92 )2

82,92 )2

=4,57452

Tabel 3.3 Hasil Uji Kecukupan Data

PerhitunganAktivitas

1 2 3 4

jumlah 104,28 94,46 171,06 82,92(sigmax)2 10874,32 8922,692 29261,52 6875,726sigmax2 258,0836 211,2574 651,0482 155,771N' 17,28193 17,14974 13,4143 14,57452UJI CUKUP CUKUP CUKUP CUKUP

3.5.4 Perhitungan Waktu Normal

KELOMPOK 7

Page 19: BAB 1-5

19

Rumus perhitungan waktu normal adalah :Waktu Normal (WN) = Tobs (PR)Dimana : Tobs = waktu pengamatanPR = peforma rating operatorDengan menggunakan metode Westing House Rating System dapat ditentukan performa rating (PR) operator sebagai berikut

Tabel 3.4 Klasifikasi Performance RatingElemen kerja

1 2 3 4Skill +0,00 = D +0,06 = C1 +0,11 = B1 +0,11 = B1

Effort +0,00 = D +0,05 = C1 +0,05 = C1 +0,05 = C1

Conditions +0,02 = C +0,02 = C +0,02 = C +0,02 = CConsistency +0,03 = B +0,03 = B +0,01 = C1 +0,01 = C1

Jumlah +0,05 +0,16 +0,19 +0,19PR 1 + 0,05 = 1,05 1 + 0,16 = 1,16 1 + 0,19 = 1,19 1 + 0,19 = 1,19

3.5.5 Perhitungan Waktu Standar

Perhitungan waktu standar tiap elemen adalah sebagai berikut.

Menghitung allowance

% allowance= jumlahidlejumlah pengamatan

×100%=129580

×100%=22,24%

Waktu standar=Wn x100%

100%−% allowance=2,292131 x 100%

100%−22,4%=2,9477

Output standar = 1/Ws = 1/2,9477 = 0,3392 unit

Tabel 3.5 Waktu Siklus, Waktu Normal, dan Waktu BakuPerhitu

nganAktivitas

1 2 3 4

WS1,9975

1,89625

3,020714

1,65881

WN2,292131

2,175947

3,46627

1,903484

ALL22,2

422,2

422,2

422,2

4

PR1,1475

1,1475

1,1475

1,1475

KELOMPOK 7

Page 20: BAB 1-5

20

WB2,9477

2,798286

4,457651

2,447896

KELOMPOK 7

Page 21: BAB 1-5

21

3.6Work Sampling

Pengamatan untuk work sampling dilakukan dengan mengamati kegiatan operator pada waktu-waktu tertentu yang telah dirandom dengan Ms.Excel.

3.6.1 Pre-Work Sampling

3.6.1.1 Tabel Pengamatan

Untuk pengujian pre-work sampling dilakukan pengambilan data sebanyak 100 data dalam waktu 2 jam tabel pengamatan pre-work sampling terlampir pada tabel lampiran.

3.6.1.2 Perhitungan

Tabel 3.6 Rekapan data work sampling

NoJumlah Aktivitas

Produktif Jumlah Non Produktif Jumlah1 Menerima karcis 14 Personal time 72 Menerima biaya parkir 3 Waiting 253 pengecekan nomor plat

mobil dan biaya parkir11

Fatigue0

4 Memberikan uang kembalian

8Not available

0

5 Other 32Jumlah total 68 32

Diketahui :

s = 5% = 0,05

Tingkat kepercayaan = 95% ; k = 2

N '=k2 (1−p )

s2 p=22 (1−0,68 )(0,05 )20,68

= 1,280,0017

=752,94

Karena N’(752,94) > N (100), maka data tidak cukup

KELOMPOK 7

Page 22: BAB 1-5

22

3.6.2 Work Sampling

Dari perhitungan data pre-work sampling diperoleh hasil 752,94 yang

belum memenuhi jumlah data yang diperlukan, sehingga dilakukan

pengambilan data lagi.

3.6.3.1 Tabel pengamatan

Pengambilan data worksampling pertama diambil sebanyak 100 data

pada tanggal 17 Mei 2012 pada jam 10.00 s/d 12.00,

Pengambilan data worksampling yang kedua diambil sebanyak 240 data

pada tanggal 20 Mei 2012 pada jam 19.00 s/d 21.00, sehingga total data

yang didapat sebanyak 340 data yang disajikan dalam tabel 3.x terlampir.

Pada pengambilan data worksampling ketiga diambil sebanyak 240 data

pada tanggal 25 Mei 2012 pada jam 16.00 s/d 18.00, sehingga total data

sebanyak 580 data yang disajikan dalam tabel 3.x terlampir.

3.6.3.2 Uji kecukupan data

Tabel 3.7 Uji Kecukupan Data Work SamplingPENGAMATAN N N’ KETERANGAN

Pre-Work Sampling

100 753 N < N’, maka data tidak cukup

Hari ke-1 Pre-WS + WS H1= 100 + 240 = 340

658 N < N’, maka data tidak cukup

Hari ke-2 Pre-WS + WS H1 + WS H1 = 100 + 240 + 240 = 580

458 N > N’, maka data sudah cukup

KELOMPOK 7

Page 23: BAB 1-5

23

3.6.3.3 Perhitungan

Tabel 3.8 Jumlah Aktivitas Produktif dan Non Produktif

NoJumlah Aktivitas

Produktif Jumlah Non Produktif Jumlah1 Menerima karcis 101 Personal time 102 Menerima biaya parker 36 Waiting 1153 pengecekan nomor plat

mobil dan biaya parker108

Fatigue4

4 Memberikan uang kembalian

53Not available

0

5 Other 153Jumlah total 451 129

Prosentase kerja produktif total (p)

jumlah aktivitaskerjatotal aktivitas

×100%=129580

×100%=77,759%

Prosentase kerja tidak produktif total (1-p)

jumlah aktivitas tidak kerjatotal aktivitas

×100%=129650

×100%=22,241%

1. Perhitungan waktu normal

Tabel 3.9 Jumlah idle data work samplingAllowance/ idle Jumlah

Pre WS 32WS 1 36WS 2 61Total 129

% Allowance/ idle = jumlahidle

jumlahbekerjax100%

= 129580

×100% = 22,24 %

Total jam pengamatan = 5 jam

waktu normal=(%working )× (total jam pengamatan )×(rata−rataPR)

total output saat pengamatan

waktu normal=0,77759×5× (1,1475 )

437 = 0,01021 jam/mobil

KELOMPOK 7

Page 24: BAB 1-5

24

2. Perhitungan Waktu Standar

Waktu standar = Waktu normal x 100%

100%−% idle

= 0,01021 x100%

100%−22,24% = 0,319 x 1,67 = 0,01313 jam/mobil

Output standar = 1

waktu standar

= 1

0,01313 = 76,16 mobil /jam

3. Derajat Ketelitian

Derajat ketelitian dari data pengamatan yang diperoleh dapat dihitung

sebagai berikut.

Sp=k √ p (1−p )N

→S .0,78=2√ 0,78 x 0,22580→S=±0,0441

Karena nilai S = 0,0441 adalah lebih kecil dari 0,05 (merupakan

derajat ketelitian yang dikehendaki) maka jumlah 580 kali pengamatan acak

yang telah dilakukan memenuhi syarat ketelitian yang ditetapkan.

5. Rasio Produktif dan Tidak Produktif

Rasio Produktif = 451580 = 0,77759

Rasio tidak Produktif = 129580 = 0,22241

KELOMPOK 7

Page 25: BAB 1-5

25

BAB IVANALISA DATA

4.1. Analisis Data

Dari pembahasan yang telah dijelaskan dalam bab 3 diatas, maka kita

dapat mengetahui bahwa untuk metode stop watch time study yang

pengukurannya dilakukan pada masing-masing elemen kerja membutuhkan

banyak data untuk mencapai uji kecukupan data sedangkan untuk work

sampling tidak dibutuhkan data terlalu banyak karena waktu pengamatan

dilaksanakan pada saat weekend. Jumlah mobil yang keluar saat weekend

lebih banyak dari hari-hari biasa sehingga persentase idle operator lebih

sedikit dan persentase produktif lebih banyak sehingga data yang diperlukan

lebih sedikit.

1. Stopwatch time study

Dari pengujian data stopwatch time study diperoleh hasil bahwa

allowance atau presentase idle sebesar 22,24% hal ini terjadi karena

banyaknya jumlh mobil yang keluar sehingga persentase idle lebih kecil

dari persentase produktif.

Waktu baku untuk melakukan aktivitas 1 atau menerima karcis

adalah sebesar 2,9477 detik , pada aktivitas 2 atau menerima uang pembayaran adalah

2,798286 pada aktivitas 3 atau pengecekan plat nomor mobil dan memeriksa biaya parkir

dibutuhkan waktu baku sebesar 4,457651 detik dan pada aktivitas 4 yaitu memberi

kembalian dibutuhkan waktu baku sebesar 2,447896 detik

2. Work sampling

Dalam pengujian stopwatch time study dihasilkan waktu normal

sebesar 0,01021 jam/mobil, waktu standar sebesar 0,01313 jam/mobil dan

output standar sebesar 76,16 mobil/ jam. Dari output tersebut dapat

disimpulkan bahwa pada waktu normalnya satu operator dapat

mengeluarkan satu mobil dengan waktu 0,01021 jam pada waktu

standarnya satu operator dapat mengeluarkan satu mobil dengan waktu

0,01313 jam. Sehingga satu operator dapat mengeluarkan 76,16 atau 77

mobil dalam waktu satu jam.

KELOMPOK 7

Page 26: BAB 1-5

26

KELOMPOK 7

Page 27: BAB 1-5

27

BAB VPENUTUP

5.1Kesimpulan

Berdasarkan pengamatan work measurement yang telah dilakukan,

makan dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Work Measurement adalah sebuah teknik yang dilakukan untuk

mengetahui waktu yang dibutuhkan oleh operator dalam melakukan

pekerjaannya

2. Ada dua macam teknik untuk melakukan work measurement, yaitu

secara langsung dan tidak langsung. Work measurement secara

langsung adalah melakukan pengamatan langsung terhadap pekerjaan

atau operator yang akan diukur. Sedangkan work measurement secara

tidak langsung adalah pengukuran dimana pengamat tidak harus berada

ditempat pekerjaan yang diukur.

3. Waktu siklus adalah waktu penyelesaian satu satuan produksi mulai dari

bahan baku mulai diproses di tempat kerja yang bersangkutan. Waktu

siklus merupakan jumlah waktu tiap-tiap elemen job.

4. Waktu normal adalah waktu penyelesaian pekerjaan yang diselesaikan

oleh pekerja dalam kondisi wajar dan kemampuan rata-rata.

5. Waktu baku adalah waktu yang dibutuhkan secara wajar oleh pekerja

normal untuk menyelesaikan pekerjaannya yang dikerjakan dalam

sistem kerja terbaik saat itu.

6. Pada pengamatan kali ini menggunakan metode pengukuran langsung

yaitu stopwatch time study dan work sampling.

7. Setelah dilakukan pengamatan stopwatch timestudy dan work sampling

dapat dketahui waktu baku yang dibutuhkan oleh seorang operator

palang pintu keluar MOG dalam menjalankan aktivitasnya. Selain itu juga

dapat diketahui berapa mobil yang dapat dikeluarkan oleh seorang

operator dal satu jam.

5.2Saran

Dalam pelaksanaan pengamatan ini disarankan untuk:

KELOMPOK 7

Page 28: BAB 1-5

28

1. Memahami materi lebih dulu tentang work measurement sehingga dapat

melakukan analisis dan pembahasan laporan dengan tepat dan cepat

2. Pengamat lebih teliti pada saat melakukan pengamatan.

KELOMPOK 7