bab 1-5
TRANSCRIPT
1
BAB IPENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Ketika akan melakukan analisis terhadap suatu sisitem kerja, terdapat
beberapa alternatif metode kerja yang dapat digunakan. Dari beberapa
metode tersebut dipilih satu alternatif terbaik dengan mempertimbangkan
beberapa kriteria yaitu waktu, biaya, beban fisiologis, dan sebagainya.
Waktu merupakan salah satu kriteria yang paling sering digunakan sebab
kriteria ini memiliki sejumlah kelebihan dibandingkan kriteria lainnya.
Setelah proses pemilihan alternatif perancangan sistem kerja dilakukan,
tahap berikutnya adalah melakukan pengukuran waktu kerja.
Pengukuran waktu kerja merupakan usaha untuk menentukan lama
kerja yang dibutuhkan seorang operatoratau pekerja dalam menyelesaikan
suatu pekerjaan yang spesifik pada tingkat kecepatan kerja yang normal
dalam lingkungan kerja yang terbaik pada saat itu. Pengukuran waktu kerja
berhubungan dengan usaha-usaha untuk menentukan waktu baku yang
dibutuhkan oleh seorang pekerja yang memiliki tingkat kemampuan rata-
rata untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Tujuan pengukuran waktu kerja
adalah untuk mendapatkan waktu baku yang harus dicapai oleh pekerja
dakam menyelesaikan suatu pekerjaan. Waktu baku dapat dipergunakan
untuk menentukan insentif, perencanaan pengalokasian jumlah tenaga
kerja, menghitung output, penjadwalan produksi, dsb.
Proses pengukuran waktu baku dapat dilakukan dengan menggunakan 2
cara, yaitu langsung dan tidak langsung. Pengukuran secara langsung dapat
dilakukan dengan menggunakan Pengukuran Jam Henti (Stopwatch Time
Study) dan Sampling Kerja (Work Sampling). Sedangkan pengukuran tidak
langsung dapat dilakukan dengan menggunakan Data Waktu Baku
(Standard Data) dan Data Waktu Gerakan (Predetermined Time System).
Dalam suatu proses produksi yang berurutan, e=waktu yang dibutuhkan
dari setiap stasiun kerja perlu diperhatikan. Apabila stasiun kerja yang ada
sudah berada pada posisi seimbang, maka fasilitas kerja yang tersedia akan
dapat bekerja secara optimal sesuai dengan kapasitas yang dimiliki.
KELOMPOK 7
2
Sebaliknya, apabila waktu proses tidak seimbang dalam salah satu stasiun
kerja, maka proses produksinya belum optimal dan dapat menimbulkan
bottle neck problem. Oleh karena itu dalam suatu proses produksi yang
berurutan, masalah keseimbangan lintasan juga perlu dikaji ulang karena
perannya yang sangat penting dalam aktivitas tersebut.
1.2Tujuan Pengamatan
Tujuan dari pengamatan ini adalah:
1. Mampu melakukan pengukuran kerja dengan metode Stopwatch Time
Study dan Work Sampling
2. Mampu menghitung waktu normal dan waktu baku sesuai dengan waktu
observasi yang diperoleh.
3. Mampu melakukan perbaikan kerja dalam metode perancangan dan
pengukuran kerja Membantu menjelaskan apa saja kesalahan yang telah
terjadi dalam manajemen sumber daya manusia di suatu bidang
pekerjaan.
4. Dapat menghitung presentasi jam operasi pekerja dan jam menganggur
(idle) pekerja dalam suatu lingkungan kerja.
5. Dapat memahami dan menerapkan sistem kerja yang efektif dan efisien.
1.3Manfaat Pengamatan
Manfaat yang diperoleh dari pengamatan ini adalah:
1. Mahasiswa dapat menganalisa sistem nyata dari sudut pandang Teknik
Industri.
2. Terciptanya sistem kerja yang efektif dan efisien.
3. Dapat mengidentifikasi adanya kekurangan dalam desain pekerjaan.
4. Dapat menerapkan teori secara nyata.
1.4Perumusan Masalah
Perumusan masalah yang akan dibahas pada pengamatan ini adalah:
1. Bagaimana cara mengetahui berapa tingkat performa rating seorang
petugas dalam bekerja?
KELOMPOK 7
3
2. Menghitung uji kecukupan data dalam pengamatan kinerja?
3. Memperhatikan hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi
kinerja operator tersebut?
1.5Batasan dan Asumsi
1.5.1 Batasan
Batasan-batasan yang digunakan dalam pengamatan ini adalah:
1. Pengamatan dilakukan pada petugas parkir pintu keluar mobil parkiran
Mall Olympic Garden
2. Data yang dibutuhkan dalam pengamatan diambil dari aktivitas
produktif (working) dan aktivitas non produktif (not working) yang
dilakukan petugas tersebut dalam waktu tertentu.
3. Pengambilan data hanya dilakukan pada akhir pekan (weekend)
1.5.2 Asumsi
Asumsi yang digunakan dalam pengamatan ini adalah sebagai berikut :
1. Petugas yang akan diamati untuk pengukuran waktu baku diasumsikan
memiliki tingkat keterampilan dan kemampuan yang sama untuk
pekerjaan tersebut.
2. Kondisi lingkungan fisik pada saat pengamatan tidak berbeda jauh
dengan kondisi fisik lingkungan pada saat bekerja normal (diluar
pengamatan).
3. Performance kerja mampu dikendalikan pada tingkat yang sesuai untuk
seluruh periode kerja yang ada.
4. Metode dan fasilitas untuk menyelesaikan pekerjaan harus sama dan
distandarisasi terlebih dahulu sebelum kita mengaplikasikan waktu baku
untuk pekerjaan yang serupa.
KELOMPOK 7
4
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
2.1Stopwatch Time Study
Stop-watch time study ini merupakan salah satu cara pengukuran kerja
langsung. Stop-watch time study diperkenalkan pertama kali oleh Frederick
W. Taylor. Metode ini baik diaplikasikan untuk pekerjaan-pekerjaan yang
berlangsung singkat dan berulang-ulang (repetitive). Dari hasil pengukuran
maka akan diperoleh waktu baku untuk menyelesaikan suatu siklus
pekerjaan, yang mana waktu ini akan dipergunakan sebagai standar
penyelesaian pekerja bagi semua pekerja yang akan melaksanaan pekerjaan
yang sama seperti itu.
Dalam pengukuran kerja, hal-hal penting yang harus diketahui dan
ditetapkan adalah untuk apa hasil pengukuran (dalam hal ini tentu saja
waktu baku) tersebut digunakan dalam kaitannya dengan proses produksi.
Biasanya, penetapan waktu baku akan dikaitkan dengan maksud-maksud
pemberian insentif/bonus pekerja langsung (direct labour). Apabila memang
dikaitkan dengan maksud ini, maka ketelitian dan tingkat keyakinan tentang
hasil pengukuran ini harus tinggi karena menyangkut pendapatan serta
prestasi seseorang. Di lain pihak, apabila waktu baku akan dikaitkan dengan
upah perangsang, maka segala pihak yang akan terlibat dalam masalah ini,
seperti operator, supervisor, dan lain-lainnya haruslah ikut bertanggung
jawab untuk menyukseskan pelaksanaan pengukuran kerja tersebut.
Supervisor harus benar-benar bertanggung jawab dan bertugas
memberitahukan agar operator mengerti maksud dan tujuan dari
pengukuran kerja yang dilaksanakan. Operator sendiri juga harus bersikap
wajar (normal) pada saat diteliti dan mengikuti segala prosedur dan metode
kerja yang telah distandarkan sebelumnya.
Keuntungan dan Kerugian
Stop-watch time study memiliki keuntungan serta kerugian. Keuntungan
metode ini adalah pengamat akan dapat mengetahui variasi data waktu
selama proses kerja berlangsung untuk setiap elemen kerja. Waktu yang
KELOMPOK 7
5
dihasilkan pada stopwatch time study akan lebih akurat dan spesifik karena
waktu diukur pada setiap elemen kerja terkecil. Sedangkan untuk metode
pengukuran waktu secara akumulatif memungkinkan pembaca data waktu
secara langsung untuk masing-masing eleman kerja yang ada, sehingga
memberikan keuntungan pembacaan yang lebih mudah dan lebih teliti.
Kerugiannya membutuhkan waktu dan biaya yang mahal, pekerjaan yang
melelahkan karena melakukan pengamatan secara keseluruhan,
memerlukan alat ukur khusus seperti stopwatch, dan memerlukan ketelitian
lebih saat pengamatan dilakukan.
Prosedur Pelaksanaan dan Peralatan yang Digunakan
Secara garis besar langkah-langkah untuk pelaksanaan pengukuran
waktu kerja dengan jam henti ini dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Definisi pekerjaan yang akan diteliti untuk diukur waktunya dan
beritahukan maksud dan tujuan pengukuran ini kepada pekerja yang
dipilih untuk diamati dan supervisor yang ada.
2. Catat semua informasi yang berkaitan erat dengan penyelesaian
pekerjaan seperti layout, karakteristik/spesifikasi mesin atau peralatan
kerja lain yang digunakan dan lain-lain.
3. Bagi operasi kerja dalam elemen-elemen kerja sedetail-detailnya tapi
masih dalam batas-batas kemudahan untuk pengukuran waktunya.
4. Amati, ukur, dan catat waktu yang dibutuhkan oleh operator untuk
menyelesaikan elemen-elemen kerja tersebut. Beberapa metode umum
yang digunakan untuk mengukur waktu pada elemen-elemen kerja den-
gan menggunakan stopwatch yaitu
a. Continuous timing
Tombol stop-watch ditekan pada saat awal elemen kerja dan terus
dibiarkan berjalan selama periode studi. Pengamat terus melihat
jalannya jarum stop-watch dan setiap awal/akhir dari sebuah elemen
kerja yang ada mencatat dan menuliskannya di lembar pengamatan.
Waktu setiap elemen kerja akan diperoleh dengan cara
KELOMPOK 7
6
“pengurangan” dan dilakukan setelah studi pengukuran kerja selesai
dilaksanakan.
b. Repetitive (Snap-Back Method)
Jarum penunjuk stop-watch selalu dikembalikan ke posisi nol
setiap kali satu elemen kegiatan selesai dilaksanakan. Waktu yang
diamati dan dicatat akan merupakan waktu yang sebenarnya. Time
study analyst akan bisa mendeteksi dengan mudah adanya variasi
perbedaan waktu dari setiap elemen kegiatan.
c. Accumulative timing
Merupakan kombinasi cara pengukuran dengan metoda
continuous dan snap-back (pengukuran dilaksanakan dengan
menggunakan dua atau lebih stop-watch yang bekerja secara
bergantian).
5. Tetapkan jumlah siklus kerja yang harus diukur dan dicatat. Teliti apakah
jumlah siklus kerja yang dilaksanakan ini sudah memenuhi syarat atau
tidak? Tes pula keseragaman data yang diperoleh.
a. Uji Keseragaman Data
Untuk memastikan bahwa data yang terkumpul berasal dari sistem
yang sama dan untuk memisahkan data yang memiliki karakteristik
berbeda. Untuk melakukan uji keseragaman data dapat dilakakukan
dengan rumus:
BKA = X +
k
BKB = X - k
dimana; σ=√∑ (X−X )2
N−1(2.1)
Dengan :
BKA = batas tatist atas
BKB = batas tatist bawah
X = nilai rata-rata
= standar deviasi
k =Tingkat keyakinan
b. Uji Kecukupan Data
KELOMPOK 7
7
Tes kecukupan untuk mengetahui apakah data yang dikumpulkan
telah cukup secara obyektif, dengan konsep tatistic (derajat
ketelitian dan tingkat keyakinan/kepercayaan yang diinginkan).
Adapun untuk menguji kecukupan data dapat menggunakan rumus:
N'=[ ks √N∑ X2− (∑ X )2
∑ X ]2 (2.2)
Dengan :
k = tingkat keyakinan
confidence level = 99% ; k = 3
confidence level = 95% ; k = 2
confidence level = 90% ; k = 1,65
s = derajat ketelitian
N = jumlah data pengamatan
N’ = jumlah data yang seharusnya dilakukan
Apabila N’<N, maka data dianggap cukup.
6. Tetapkan rate of performance dari operator saat melaksanakan aktivitas
kerja yang diukur dan dicatat waktunya tersebut. Rate of performance
ini ditetapkan untuk setiap elemen kerja yang ada dan hanya ditujukan
untuk performance operator. Untuk elemen kerja yang secara penuh
dilakukan oleh mesin maka performance dianggap normal (100%).
Adapun metode penentuan performance factor yang dapat digunakan
sebagai berikut.
a. The Westing House System
Sistem ini dikembangkan oleh Westing House Electric Corporation
dengan memepertimbangkan empat faktor yang digunakan untuk
mengevaluasi kinerja dari operator yaitu keterampilan, usaha,
kondisi kerja, dan konsistensi.
KELOMPOK 7
8
Gambar 2.1 Westing House Performance Rating TableSumber : Tim penyusun. 2012. Stopwatch Time Study.pdf
b. Synthetic Rating
Dikembangkan oleh Morrow, synthetic rating mengevaluasi
kecepatan operator dari nilai waktu gerakan yang sudah ditetapkan
terlebih dahulu.
c. Speed rating / Performance Rating
Sistem ini mengevaluasi performansi dengan mempertimbangkan
tingkat ketrampilan persatuan waktu saja.
7. Sesuaikan waktu pengamatan berdasarkan performanceyang
ditunjukkan oleh operator tersebut sehinggga akhirnya akan diperoleh
waktu kerja normal.
8. Tetapkan waktu longgar (allowance time) guna memberikan fleksibilitas.
Waktu longgar yang akan diberikan ini guna menghadapi kondisi-kondisi
sepeti kebutuhan personil yang bersifat pribadi, faktor kelelahan,
keterlambatan material, dan lain-lainnya. Allowance dibagi dalam 3
kelompok kategori yaitu:
a. Personal allowances : mengantisipasi adanya kebutuhan waktu yang
bersifat personal. Dapat ditentukan melalui time study (full day) atau
samppling kerja. Untuk kegiatan ringan diberikan sekitar 2-5% (10-25
menit), sedangkan untuk aktivitas manual berat bisa lebih besar dari
5%.
KELOMPOK 7
9
b. Fatigue allowances : memeberi kesempatan kepada pekerja melepas
lelah akibat kerja berat yang harus dilakukan bisa karena beban fisik
maupun beban mental. Besaran waktu yang diperlukan tergantung
individu, interval waktu dari sikls kegiatan dan kondisi lingkungan fisik
kerja yang ada.
c. Delay allowances : Delay allowance dikatakan sebagai allowance yang
tidak dapat dihindari mengingat ini di luar kendali pekerja. Sesuatu
terjadi sehingga membuat pekerja tidak dapat bekerja. Penyebab
delay allowance ini perlu untuk diketahui dan dihitung biayanya
sehingga ke depannya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan
dalam penentuan biaya. Beberapa contoh dari delay allowance
adalah menunggu instruksi atau penugasan, menunggu datangnya
material atau peralatan untuk mengolah material adanya aktifitas
perawatan yang tidak terjadwal.
Allowance= ∑allowance∑waktuopersasi
x 100%(2-3)
9. Tetapkan waktu kerja baku (standard time) yaitu jumlah total antara
waktu normal dan waktu longgar.
Waktu normal + allowance = waktu standard
Atau dapat menggunakan rumus :
WB=(W siklus× RF )×[ 100%100%−ALL ] (2-4)
Dimana :
WB = waktu baku / waktu normal
RF = penyesuaian (rating factor / performance rating)
ALL = kelonggaran / allowance
Berikut ini adalah diagram alir prosedur pengerjaan metode jam henti:
KELOMPOK 7
10
Gambar 2.1 Langkah-langkah sistematis dalam kegiatan (stopwatch time study)
Sumber: Wignjosoebroto, 1995:176
2.2Pre-Work Sampling
Pre-work sampling merupakan tahapan untuk melakukan pengamatan
secara acak sebanyak N amatan guna memperoleh informasi jumlah data
yang dibutuhkan. Adapun langkah-langkah Pre-work Sampling adalah
sebagai berikut:
1. Mencatat segala informasi dari semua fasilitas yang ingin diamati.
KELOMPOK 7
11
2. Merencanakan jadwal waktu pengamatan berdasarkan prinsip
randomisasi (aplikasi tabel angka random).
3. Melaksanakan pengamatan awal sejumlah pengamatan tertentu secara
acak (N pengamatan).
4. Menghitung pengamatan awal (%) untuk N pengamatan tersebut.
2.3Work Sampling atau Ratio Delay
Sampling kerjak atau sering disebut sebagai work sampling¸ration delay
study, atau random observation method adalah salah satu teknik untuk
mengadakan sejumlah besar pengamatan terhadap aktivitas kerja dari
mesin, proses atau pekerja/operator. Pengukuran kerja dengan cara ini juga
diklasifikasikan sebagai pengukuran kerja secara langsung. Karena
pelaksanaan kegiatan pengukuran harus dilakukan secara langsung
ditempat kerja yang diteliti (Sritomo, 1989).
Metode sampling kerja dikembangkan berdasarkan hukum probabilitas
atau sampling. Oleh karena itu pengamatan terhadap suatu obyek yang
ingin diteliti tidak perlu dilaksanakan secara menyeluruh (populasi)
melainkan cukup dilaksanakan secara mengambil sampel pengamatan yang
diambil secara acak (randomi) (Sritomo, 1989).
Banyaknya pengamatan yang harus dilaksanakan dalam kegiatan
sampling kerja dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu:
1. Tingkat kepercayaan (confidence factor)
2. Tingkat ketelitian (degree of accuracy)
Dengan asumsi bahwa terjadinya keadaan operator atau sebuah
fasiliitas yang akan menganggur (idle) atau produktif mengikuti pola
distribusi normal, maka jumlah pengamatan yang seharusnya dilaksanakan
dapat dicari didasarkan formulasi seabagai berikut (Sritomo, 1989):
N '=k2 (1−p )
s2 p
Dimana : N ' = Jumlah pengamatan yang seharusnya dilakukan
N = Jumlah Pengamatan yang telah dilakukan
p = Prosentase kejadian aktivitas produktif
KELOMPOK 7
12
(1-p) = Prosentase kejadian aktivitas tidak produktif
k = Indeks tingkat kepercayaan ( confidence level )
k = 3 → tingkat kepercayaan 99 %
k = 2 → tingkat kepercayaan 95 %
k = 1,65 → tingkat kepercayaan 90 %
s = Index tingkat ketelitian ( degree of accurancy)
Apabila N > N’ maka data dinyatakan cukup.
Secara garis besar metode sampling kerja ini dapat digunakan untuk:
1. Mengukur ratio delay dari sejumlah mesin, operator/karyawan atau
fasilitas kerja lainnya. Sebagai conntoh untuk menentukan persentase
dari jam atau hari dimana mesin atau orang benar-benar terlibat dalam
aktivitas kerja, dan persentase dimana sama sekali tidak ada aktivitas
kerja yang dilakukan.
Prosentase kerja tidak produktif total =
Jumlahaktivitas tidakbekerjaJumlah keseluruhanaktivitas
x100%
Prosentase kerja produktif total =
Jumlahaktivitas bekerja
Jumlahkeseluruhan aktivitasx 100%
2. Menetapkan performance level dari seseorang selama waktu kerja
berdasarkan waktu manual
3. Menentukan waktu baku untuk suatu proses operasi kerja
Total jam pengamatan = ... hari x ... jam x ... operator
Waktu Normal = (%working ) x ( total jam pengamatan ) x(rata−rataPR)
totaloutput saat pengamatan
Waktu baku = Waktu normal x 100%
100%−%allowence
Output baku = 1
waktu standart
Berikut adalah perbedaan dari metode work sampling dan metode
jam henti.
KELOMPOK 7
13
Tabel 2.1 Perbandingan Work Sampling dan Metode Jam HentiWork Sampling Metode Jam Henti
Untuk pekerjaan yang bervariasi dan tidak rutin
Untuk pekerjaan rutin dan monoton
Mengamati beberapa orang Umumnya mengamatai satu orangPerhitungan berdasarkan
proporsiPerhitungan berdsarkan waktu
Siklus pekerjaan tidak jelas Siklus pekerjaan pendek dan jelasPengamatan diskrit Pengmatan kontinyu
Sumber: http://blogspot.com/mtdelangsung.html
KELOMPOK 7
14
BAB IIIPENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
3.1Deskripsi Objek Pengamatan
Obyek pengamatan yang diambil dalam penyusunan laporan ini adalah operator palang pintu keluar mobil di Pusat perbelanjaan Olympic Garden Malang. Operator palang pintu tersebet melakukan pekerjaan dengan beberapa elemen kerja seperti menerima karcis parkir, melakukan pengecekan plat nomor dengan komputer, membuka palang pintu dll. Kemudian akan dihitung waktu normal dan waktu standar operator tersebut dengan menggunakan metode stopwatch time study dan dihitung produktivitasnya dengan metode work sampling.
3.2Waktu Pengamatan
Pengamatan dilakukan pada ahir minggu atau weekend yaitu pada hari sabtu dan minggu. Pada saat weekend jumlah mobil yang keluar lebih banyak jika dibandingkan dengan hari-hari biasa atau weekday.
3.3Lokasi Pengamatan + Foto
Pengamatan dilakukan di Mall Olympic Garden yang merupakan salah satu pusat perbelanjaan terbesar yang ada di Malang yang berlokasi di Jalan Kawi No.24 Klojen, Malang Kota.
Gambar 3.1 Lokasi pengamatan
KELOMPOK 7
15
Gambar 3.2 Pintu keluar Mall Olympic Garden
3.4Alasan Pemilihan Lokasi
Mall Olympic Garden adalah salah satu pusat perbelanjaan besar yang ada di Malang dan memiliki jumlah pengunjung yang banyak sehingga merupakan lokasi yang tepat untuk melakukan pengamatan. Banyaknya pengunjung pusat perbelanjaan mengakibatkan intensitas kerja atau produktivitas para operator palang pintu keluar mobil pun tinggi dan persentase idle lebih kecil sehingga akan membutuhakan jumlah data yang tidak terlalu banyak.
3.5Stopwatch Time Study
Pengamatan untuk Stopwatch Time Study dilakukan dengan mengamati gerakan kerja operator dan menghitung berapa waktu yang dibutuhkan dalam melakukan setiap elemen pekerjaannya. Berikut adalah data awal dari data stopwatch time study yang berjumlah 10 data:
KELOMPOK 7
16
Tabel 3.1 Data Stopwatch Time Study
ObsElemen Kerja
1 2 3 4
1 2,841,63 2,59 1,74
2 2,212,99 3,21 2,38
3 2,18 1 3,26 1,494 2,47 1,8 2,58 1,33
5 2,391,19 2,12 1,66
6 3,562,93 2,74 2
7 3,551,42 2,55 2,13
8 2,29 2,2 2,2 1,3
9 3,43,52 3,56 1,1
10 3,222,45 2,45 1,99
3.5.1 Breakdown Elemen Kerja
Elemen kerja yang dilakukan oleh operator palang pintu keluar mobil di MOG adalah sebagai berikut :1. Menerima karcis parkir mobil dari pelanggan 2. Menerima biaya parkir3. Melakukan pengecekan nomor plat mobil dan biaya parkir dengan komputer4. Memberikan uang kembalian
3.5.2 Pengukuran Stopwatch Time Study
Pengukuran stopwatch time study dilakukan untuk mengetahui berapa waktu standar dan waktu normal dari operator palang pintu tersebut. berikut adalah 60 data hasil pengamatan stopwatch time study yang diambil dalam waktu 1,5 jam :
3.5.3 Uji Kecukupan dan Keseragaman
Sebelum menghitung waktu normal dan waktu standar terlebih dahulu dilakukan
pengujian kecukupan dan keseragaman data untuk mengetahui apakah data yang
diambil sudah cukup dan seragam.
KELOMPOK 7
17
1. Uji keseragaman data
Diketahui :
k = 2 s = 0,05
Bka = x i+k . σ i
Bkb = x i−k .σ i
Dimana :
x i = rata-rata data tiap elemen kerja
σ i = standar deviasi tiap elemen kerja
dianggap seragam jika masih dalam rentang Bka dan Bkb (Bkb < Xi < Bka)
Tabel 3.2 Tabulasi perhitungan keseragaman data stopwatch time study
PerhitunganAktivitas
1 2 3 4Rata-rata 1,9975 1,8892 3,020714 1,65881St.Deviasi 0,814801 0,818206 0,740858 0,421288
BKA 3,627101 3,525611 4,50243 2,501386BKB 0,367899 0,252789 1,538999 0,816233UJI SERAGAM SERAGAM SERAGAM SERAGAM
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 470
0.51
1.52
2.53
3.54
Uji Keseragaman Aktivitas 1
Data BKA BKB
Gambar 3.3 Grafik uji keseragaman data
2. Uji kecukupan dataN '=¿¿
KELOMPOK 7
18
Dimana :
N’ = jumlah pengamatan yang seharusnya dilakukan.
s = tingkat ketelitian.
N = jumlah pengamatan yang dilakukan
x = data pengamatan
k = tingkat kepercayaan = 2 karena tingkat kepercayaan 95% dan s = 5%=0,05
Uji kecukupan data tiap elemen kerja :
a. Elemen kerja 1
N '=( 20,05
√50 (258,0836 )−(104,28 )2
104,28 )2
=17,28193
b. Elemen kerja 2
N '=( 20,05
√50 (211,2574 )− (94.46 )2
94.46 )2
=17,14974
c. Elemen kerja 3
N '=( 20,05
√50 (651,0482 )−(171,06 )2
171,06 )2
=3,443
d. Elemen kerja 4
N '=( 20,05
√50 (155,771 )− (82,92 )2
82,92 )2
=4,57452
Tabel 3.3 Hasil Uji Kecukupan Data
PerhitunganAktivitas
1 2 3 4
jumlah 104,28 94,46 171,06 82,92(sigmax)2 10874,32 8922,692 29261,52 6875,726sigmax2 258,0836 211,2574 651,0482 155,771N' 17,28193 17,14974 13,4143 14,57452UJI CUKUP CUKUP CUKUP CUKUP
3.5.4 Perhitungan Waktu Normal
KELOMPOK 7
19
Rumus perhitungan waktu normal adalah :Waktu Normal (WN) = Tobs (PR)Dimana : Tobs = waktu pengamatanPR = peforma rating operatorDengan menggunakan metode Westing House Rating System dapat ditentukan performa rating (PR) operator sebagai berikut
Tabel 3.4 Klasifikasi Performance RatingElemen kerja
1 2 3 4Skill +0,00 = D +0,06 = C1 +0,11 = B1 +0,11 = B1
Effort +0,00 = D +0,05 = C1 +0,05 = C1 +0,05 = C1
Conditions +0,02 = C +0,02 = C +0,02 = C +0,02 = CConsistency +0,03 = B +0,03 = B +0,01 = C1 +0,01 = C1
Jumlah +0,05 +0,16 +0,19 +0,19PR 1 + 0,05 = 1,05 1 + 0,16 = 1,16 1 + 0,19 = 1,19 1 + 0,19 = 1,19
3.5.5 Perhitungan Waktu Standar
Perhitungan waktu standar tiap elemen adalah sebagai berikut.
Menghitung allowance
% allowance= jumlahidlejumlah pengamatan
×100%=129580
×100%=22,24%
Waktu standar=Wn x100%
100%−% allowance=2,292131 x 100%
100%−22,4%=2,9477
Output standar = 1/Ws = 1/2,9477 = 0,3392 unit
Tabel 3.5 Waktu Siklus, Waktu Normal, dan Waktu BakuPerhitu
nganAktivitas
1 2 3 4
WS1,9975
1,89625
3,020714
1,65881
WN2,292131
2,175947
3,46627
1,903484
ALL22,2
422,2
422,2
422,2
4
PR1,1475
1,1475
1,1475
1,1475
KELOMPOK 7
20
WB2,9477
2,798286
4,457651
2,447896
KELOMPOK 7
21
3.6Work Sampling
Pengamatan untuk work sampling dilakukan dengan mengamati kegiatan operator pada waktu-waktu tertentu yang telah dirandom dengan Ms.Excel.
3.6.1 Pre-Work Sampling
3.6.1.1 Tabel Pengamatan
Untuk pengujian pre-work sampling dilakukan pengambilan data sebanyak 100 data dalam waktu 2 jam tabel pengamatan pre-work sampling terlampir pada tabel lampiran.
3.6.1.2 Perhitungan
Tabel 3.6 Rekapan data work sampling
NoJumlah Aktivitas
Produktif Jumlah Non Produktif Jumlah1 Menerima karcis 14 Personal time 72 Menerima biaya parkir 3 Waiting 253 pengecekan nomor plat
mobil dan biaya parkir11
Fatigue0
4 Memberikan uang kembalian
8Not available
0
5 Other 32Jumlah total 68 32
Diketahui :
s = 5% = 0,05
Tingkat kepercayaan = 95% ; k = 2
N '=k2 (1−p )
s2 p=22 (1−0,68 )(0,05 )20,68
= 1,280,0017
=752,94
Karena N’(752,94) > N (100), maka data tidak cukup
KELOMPOK 7
22
3.6.2 Work Sampling
Dari perhitungan data pre-work sampling diperoleh hasil 752,94 yang
belum memenuhi jumlah data yang diperlukan, sehingga dilakukan
pengambilan data lagi.
3.6.3.1 Tabel pengamatan
Pengambilan data worksampling pertama diambil sebanyak 100 data
pada tanggal 17 Mei 2012 pada jam 10.00 s/d 12.00,
Pengambilan data worksampling yang kedua diambil sebanyak 240 data
pada tanggal 20 Mei 2012 pada jam 19.00 s/d 21.00, sehingga total data
yang didapat sebanyak 340 data yang disajikan dalam tabel 3.x terlampir.
Pada pengambilan data worksampling ketiga diambil sebanyak 240 data
pada tanggal 25 Mei 2012 pada jam 16.00 s/d 18.00, sehingga total data
sebanyak 580 data yang disajikan dalam tabel 3.x terlampir.
3.6.3.2 Uji kecukupan data
Tabel 3.7 Uji Kecukupan Data Work SamplingPENGAMATAN N N’ KETERANGAN
Pre-Work Sampling
100 753 N < N’, maka data tidak cukup
Hari ke-1 Pre-WS + WS H1= 100 + 240 = 340
658 N < N’, maka data tidak cukup
Hari ke-2 Pre-WS + WS H1 + WS H1 = 100 + 240 + 240 = 580
458 N > N’, maka data sudah cukup
KELOMPOK 7
23
3.6.3.3 Perhitungan
Tabel 3.8 Jumlah Aktivitas Produktif dan Non Produktif
NoJumlah Aktivitas
Produktif Jumlah Non Produktif Jumlah1 Menerima karcis 101 Personal time 102 Menerima biaya parker 36 Waiting 1153 pengecekan nomor plat
mobil dan biaya parker108
Fatigue4
4 Memberikan uang kembalian
53Not available
0
5 Other 153Jumlah total 451 129
Prosentase kerja produktif total (p)
jumlah aktivitaskerjatotal aktivitas
×100%=129580
×100%=77,759%
Prosentase kerja tidak produktif total (1-p)
jumlah aktivitas tidak kerjatotal aktivitas
×100%=129650
×100%=22,241%
1. Perhitungan waktu normal
Tabel 3.9 Jumlah idle data work samplingAllowance/ idle Jumlah
Pre WS 32WS 1 36WS 2 61Total 129
% Allowance/ idle = jumlahidle
jumlahbekerjax100%
= 129580
×100% = 22,24 %
Total jam pengamatan = 5 jam
waktu normal=(%working )× (total jam pengamatan )×(rata−rataPR)
total output saat pengamatan
waktu normal=0,77759×5× (1,1475 )
437 = 0,01021 jam/mobil
KELOMPOK 7
24
2. Perhitungan Waktu Standar
Waktu standar = Waktu normal x 100%
100%−% idle
= 0,01021 x100%
100%−22,24% = 0,319 x 1,67 = 0,01313 jam/mobil
Output standar = 1
waktu standar
= 1
0,01313 = 76,16 mobil /jam
3. Derajat Ketelitian
Derajat ketelitian dari data pengamatan yang diperoleh dapat dihitung
sebagai berikut.
Sp=k √ p (1−p )N
→S .0,78=2√ 0,78 x 0,22580→S=±0,0441
Karena nilai S = 0,0441 adalah lebih kecil dari 0,05 (merupakan
derajat ketelitian yang dikehendaki) maka jumlah 580 kali pengamatan acak
yang telah dilakukan memenuhi syarat ketelitian yang ditetapkan.
5. Rasio Produktif dan Tidak Produktif
Rasio Produktif = 451580 = 0,77759
Rasio tidak Produktif = 129580 = 0,22241
KELOMPOK 7
25
BAB IVANALISA DATA
4.1. Analisis Data
Dari pembahasan yang telah dijelaskan dalam bab 3 diatas, maka kita
dapat mengetahui bahwa untuk metode stop watch time study yang
pengukurannya dilakukan pada masing-masing elemen kerja membutuhkan
banyak data untuk mencapai uji kecukupan data sedangkan untuk work
sampling tidak dibutuhkan data terlalu banyak karena waktu pengamatan
dilaksanakan pada saat weekend. Jumlah mobil yang keluar saat weekend
lebih banyak dari hari-hari biasa sehingga persentase idle operator lebih
sedikit dan persentase produktif lebih banyak sehingga data yang diperlukan
lebih sedikit.
1. Stopwatch time study
Dari pengujian data stopwatch time study diperoleh hasil bahwa
allowance atau presentase idle sebesar 22,24% hal ini terjadi karena
banyaknya jumlh mobil yang keluar sehingga persentase idle lebih kecil
dari persentase produktif.
Waktu baku untuk melakukan aktivitas 1 atau menerima karcis
adalah sebesar 2,9477 detik , pada aktivitas 2 atau menerima uang pembayaran adalah
2,798286 pada aktivitas 3 atau pengecekan plat nomor mobil dan memeriksa biaya parkir
dibutuhkan waktu baku sebesar 4,457651 detik dan pada aktivitas 4 yaitu memberi
kembalian dibutuhkan waktu baku sebesar 2,447896 detik
2. Work sampling
Dalam pengujian stopwatch time study dihasilkan waktu normal
sebesar 0,01021 jam/mobil, waktu standar sebesar 0,01313 jam/mobil dan
output standar sebesar 76,16 mobil/ jam. Dari output tersebut dapat
disimpulkan bahwa pada waktu normalnya satu operator dapat
mengeluarkan satu mobil dengan waktu 0,01021 jam pada waktu
standarnya satu operator dapat mengeluarkan satu mobil dengan waktu
0,01313 jam. Sehingga satu operator dapat mengeluarkan 76,16 atau 77
mobil dalam waktu satu jam.
KELOMPOK 7
26
KELOMPOK 7
27
BAB VPENUTUP
5.1Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan work measurement yang telah dilakukan,
makan dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Work Measurement adalah sebuah teknik yang dilakukan untuk
mengetahui waktu yang dibutuhkan oleh operator dalam melakukan
pekerjaannya
2. Ada dua macam teknik untuk melakukan work measurement, yaitu
secara langsung dan tidak langsung. Work measurement secara
langsung adalah melakukan pengamatan langsung terhadap pekerjaan
atau operator yang akan diukur. Sedangkan work measurement secara
tidak langsung adalah pengukuran dimana pengamat tidak harus berada
ditempat pekerjaan yang diukur.
3. Waktu siklus adalah waktu penyelesaian satu satuan produksi mulai dari
bahan baku mulai diproses di tempat kerja yang bersangkutan. Waktu
siklus merupakan jumlah waktu tiap-tiap elemen job.
4. Waktu normal adalah waktu penyelesaian pekerjaan yang diselesaikan
oleh pekerja dalam kondisi wajar dan kemampuan rata-rata.
5. Waktu baku adalah waktu yang dibutuhkan secara wajar oleh pekerja
normal untuk menyelesaikan pekerjaannya yang dikerjakan dalam
sistem kerja terbaik saat itu.
6. Pada pengamatan kali ini menggunakan metode pengukuran langsung
yaitu stopwatch time study dan work sampling.
7. Setelah dilakukan pengamatan stopwatch timestudy dan work sampling
dapat dketahui waktu baku yang dibutuhkan oleh seorang operator
palang pintu keluar MOG dalam menjalankan aktivitasnya. Selain itu juga
dapat diketahui berapa mobil yang dapat dikeluarkan oleh seorang
operator dal satu jam.
5.2Saran
Dalam pelaksanaan pengamatan ini disarankan untuk:
KELOMPOK 7
28
1. Memahami materi lebih dulu tentang work measurement sehingga dapat
melakukan analisis dan pembahasan laporan dengan tepat dan cepat
2. Pengamat lebih teliti pada saat melakukan pengamatan.
KELOMPOK 7