bab 1-4

31
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan di bidang kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional Indonesia yang diatur di dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN). Dijelaskan bahwa tujuan pembangunan kesehatan adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua potensi bangsa, baik masyarakat, swasta, maupun pemerintah secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional. Rumah sakit (RS) adalah salah satu industri jasa yang memberi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dan berfungsi sosial serta menyelenggarakan kegiatan yang meliputi preventif, promotif dan rehabilitatif. Dalam pemberian pelayanan kesehatan kepada masyarakat, institusi RS secara langsung menghasilkan limbah buangan berbentuk padat, cair dan gas yang berasal dari pelayanan medis (rawat inap, rawat jalan/Poliklinik, rawat intensif, rawat darurat, haemodialisa, kamar jenazah dan bedah sentral). Dari penunjang medis (dapur pusat, laundry, laboratorium klinik, laboratorium patologi anatomi dan radiologi) dan dari perkantoran 1

Upload: hilda-tama-siska-hutapea

Post on 21-Nov-2015

31 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

limbah padat rumah sakit

TRANSCRIPT

14

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangPembangunan di bidang kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional Indonesia yang diatur di dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN). Dijelaskan bahwa tujuan pembangunan kesehatan adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua potensi bangsa, baik masyarakat, swasta, maupun pemerintah secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional. Rumah sakit (RS) adalah salah satu industri jasa yang memberi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dan berfungsi sosial serta menyelenggarakan kegiatan yang meliputi preventif, promotif dan rehabilitatif. Dalam pemberian pelayanan kesehatan kepada masyarakat, institusi RS secara langsung menghasilkan limbah buangan berbentuk padat, cair dan gas yang berasal dari pelayanan medis (rawat inap, rawat jalan/Poliklinik, rawat intensif, rawat darurat, haemodialisa, kamar jenazah dan bedah sentral). Dari penunjang medis (dapur pusat, laundry, laboratorium klinik, laboratorium patologi anatomi dan radiologi) dan dari perkantoran serta fasilitas sosial (perkantoran dan administrasi, asrama pegawai dan co-As, rumah dinas, dan lain-lain).Limbah Rumah sakit adalah buangan hasil proses kegiatan dimana sebagian limbah tersebut merupakan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) yang mengandung mikroorganisme pathogen, infeksius dan radioaktif. Limbah tersebut sebagian dapat dimanfaatkan ulang dengan teknologi tertentu dan sebagian lainnya sudah tidak dapat dimanfaatkan kembali. Dengan demikian limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan rumah sakit.Rumah sakit dalam melaksanakan fungsinya menghasilkan/menimbulkan berbagai buangan baik itu limbah cair, maupun limbah padat. Dalam hal ini jika tidak diberi penanganan yang baik maka dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan baik kepada pasien rumah sakit maupun kepada pegawai rumah sakit yang bekerja di rumah sakit tersebut dan ini tentu saja merugikan rumah sakit itu sendiri dan lingkungan sekitarnya. Namun penanganan limbah dari sejumlah rumah sakit masih belum memenuhi standar, hampir semua rumah sakit daerah di Indonesia tidak memiliki IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) untuk mengolah limbah cair dan incinerator (tungku pembakar) untuk mengelola limbah padat dan radioaktif, termasuk juga sistem pewadahan khusus yang seharusnya dibedakan antara limbah berbahaya dengan limbah lainnya tampaknya belum dilakukan.

B. TujuanTujuan dari penyusunan makalah ini sebagai berikut :1. Mengetahui definisi limbah Rumah Sakit.2. Mengetahui jenis-jenis limbah Rumah Sakit.3. Mengetahui pengaruh limbah Rumah Sakit Terhadap lingkungan dan kesehatan4. Mengatahui pengelolaan limbah padat Rumah Sakit.5. Mengetahui pelaksanaan pengelolaan limbah padat Rumah Sakit6. Mengetahui teknik pengelolaan limbah padat di Rumah Sakit.

C. ManfaatManfaat dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :1. Bagi PenyusunMakalah ini dapat digunakan dapat menambah pengetahuan dan pemahaman mengenai pengelolaan limbah padat di Rumah Sakit dan dampaknya.2. Bagi masyarakat dan pembacaMakalah ini dapat digunakan sebagai tambahan informasi dan pengetahuan mengenai pengelolaan dan dampak limbah padat di Rumah Sakit.3. Bagi institusiMakalah ini dapat digunakan sebagai tambahan referensi yang dapat dipakai untuk menambah informasi dan pengetahuan.4. Bagi pemerindah dan instansi terkait Makalah ini dapat digunakan sebagai memberi masukan untuk penyusunan rencana pengelolaan limbah padat Rumah Sakit.BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Limbah Rumah SakitLimbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga), yang lebih dikenal sebagai sampah, yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis. Limbah atau sampah yaitu limbah atau kotoran yang dihasilkan karena pembuangan sampah atau zat kimia dari pabrik-pabrik. Limbah atau sampah juga merupakan suatu bahan yang tidak berarti dan tidak berharga, tapi kita tidak mengetahui bahwa limbah juga bisa menjadi sesuatu yang berguna dan bermanfaat jika diproses secara baik dan benar.Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan oleh kegiatan rumah sakit dan kegiatan penunjang lainnya. Mengingat dampak yang mungkin timbul, maka diperlukan upaya pengelolaan yang baik meliputi alat dan sarana, keuangan dan tatalaksana pengorganisasian yang ditetapkan dengan tujuan memperoleh kondisi rumah sakit yang memenuhi persyaratan kesehatan lingkungan. Pembuangan limbah yang berjumlah cukup besar ini paling baik jika dilakukan dengan memilah-milah limbah ke dalam pelbagai kategori. Untuk masing-masing jenis kategori diterapkan cara pembuangan limbah yang berbeda. Prinsip umum pembuangan limbah rumah sakit adalah sejauh mungkin menghindari risiko kontaminsai dan trauma (injury).

B. Jenis Limbah Rumah SakitSampah dan limbah rumah sakit adalah sampah dan limbah yang dihasilkan oleh aktifitas rumah sakit dan kegiatan penunjang lainnya. Apabila dibanding dengan kegiatan instansi lain, maka dapat dikatakan bahwa jenis sampah dan limbah rumah sakit dapat dikategorikan komplek, karena secara umum sampah dan limbah rumah sakit dibagi menjadi 2 kelompok besar yaitu : limbah non klinis yakni limbah berasal dari kantor/administrasi kertas, unit pelayanan (berupa karton, kaleng, botol), sampah dari ruang pasien, sisa makanan buangan, sampah dapur (sisa pembungkus, sisa makanan/bahan makanan, sayur dan lain-lain). Meskipun tidak menimbulkan resiko sakit, limbah tersebut cukup merepotkan karena memerlukan tempat yang besar untuk mengangkut dan membuangnya. Limbah klinis adalah limbah yang berasal dari pelayanan medis, perawatan, gigi, veterinari, farmasi atau3

sejenis, pengobatan, perawatan, penelitian atau pendidikan yang menggunakan bahan-bahan beracun, infeksius berbahaya atau bisa membahayakan kecuali jika dilakukan pengamanan tertentu.

Tabel 2. 1 Klasifikasi limbah medis padat yang berasal dari Rumah SakitKategori LimbahDefinisiContoh Limbah Yang Dihasilkan

InfeksiusLimbah yang terkontaminasi organisme patogen (bakteri, virus, parasit, atau jamur) yang tidak secara rutin ada lingkungan dan organisme tersebut dalam jumlah dan virulensi yang cukup untuk menularkan penyakit pada manusia rentan.Kultur laboratorium, limbah dari bangsal isolasi, kapas, materi, atau peralatan yang teresentuh pasien yang terinfeksi, ekskreta.

PatologisLimbah berasal dari pembiakan dan stock bahan yang sangat infeksius, otopsi, organ binatang percobaan dan bahan lain yang telah diinokulasi, terinfeksi atau kontak dengan bahan yang sangat infeksius.Bagian tubuh manusia dan hewan (limbah anatomis), darah dan cairan tubuh yang lain, janin.

SitotoksisLimbah dari bahan yang terkontaminasi dari persiapan danpemberian obat sitotoksis untukkemoterapi kanker yang mempunyai kemampuan untuk membunuh atau mengahambat pertumbuhan sel hidup.Dari materi yang terkontaminasi pada saat persiapan dan pemberian obat, misalnya spuit, ampul, kemasan,obatkedaluarsa, larutan sisa, urine, tinja, muntahan pasien yang mengandung obat sitotoksik.

Benda tajamMerupakan materi yang dapat menyebabkan luka iris atau luka tusuk. Semua benda tajam inimemiliki potensi bahaya dan dapat menyebabkan cedera melalui sobekan atau tusukan. Benda- benda tajam yang terbuang mungkin terkontaminasi oleh darah, cairan tubuh, bahan mikrobiologi, bahan beracun atau radioaktif.Jarum, jarum suntik, skalpel, pisau bedah, peralatan infus, gergaji bedah, dan pecahan kaca

FarmasiLimbah farmasi mencakup produksi farmasi. Kategori ini juga mencakup barang yang akan di buang setelah digunakan untuk menangani produk farmasi, misalnya botol atau kotak yang berisi residu, sarung tangan, masker, slang penghubung darahatau cairan, dan ampul obat.Obat-obatan, vaksin, dan serum yang sudah kedaluarsa, tidak digunakan, tumpah, dan terkontaminasi, yang tidak diperlukan lagi.

KimiaMengandung zat kimia yang berbentuk padat, cair, maupun gas yang berasal dari aktivitas diagnostic dan eksperimen serta dari pemeliharaan kebersihan rumah sakit dengan menggunakan desinfektan.Reagent di laboratorium, film untuk rontgen, desinfektan yang kadaluarsa atau sudah tidak diperlukan lagi, solven

RadioaktifBahan yang terkontaminasi dengan radioisotop yang berasal dari penggunaan medis atau riset radio nukleida. Limbah ini dapat berasal dari antara lain : tindakan kedokteran nuklir, radio imunoassay dan bakteriologis; dapat berbentuk padat, cair atau gasCairan yang tidak terpakai dari radioaktif atau riset dilaboratorium, peralatan kaca, kertas absorben yang terkontaminasi, urine dan ekskreta dari pasien yang diobati atau diuji dengan radionuklida yang terbuka.

C. Pengaruh Limbah Rumah Sakit Terhadap Lingkungan dan KesehatanPengaruh limbah rumah sakit terhadap kualitas lingkungan dan kesehatan dapat menimbulkan berbagai masalah seperti :1. Gangguan kenyamanan dan estetikaIni berupa warna yang berasal dari sedimen, larutan, bau phenol, eutrofikasi dan rasa dari bahan kimia organik.2. Kerusakan harta bendaDapat disebabkan oleh garam-garam yang terlarut (korosif, karat), air yang berlumpur dan sebagainya yang dapat menurunkan kualitas bangunan di sekitar rumah sakit.3. Gangguan/kerusakan tanaman dan binatangIni dapat disebabkan oleh virus, senyawa nitrat, bahan kimia, pestisida, logam nutrien tertentu dan fosfor.4. Gangguan terhadap kesehatan manusiaIni dapat disebabkan oleh berbagai jenis bakteri, virus, senyawa-senyawa kimia, pestisida, serta logam seperti Hg, Pb, dan Cd yang berasal dari bagian kedokteran gigi.5. Gangguan genetik dan reproduksiMeskipun mekanisme gangguan belum sepenuhnya diketahui secara pasti, namun beberapa senyawa dapat menyebabkan gangguan atau kerusakangenetik dan sistem reproduksi manusia misalnya pestisida, bahan radioaktif.

D. Persyaratan pengelolaan limbah medis padat di rumah sakit sesuai keputusan KEPMENKES No. 1204/Menkes/SK/X/20041. Minimasi limbah a) Setiap rumah sakit harus melakukan reduksi limbah dimulai dari sumber.b) Setiap rumah sakit harus mengelola dan mengawasi penggunaan bahan kimia yang berbahaya dan beracun.c) Setiap rumah sakit harus melakukan pengelolaan stok bahan kimia dan farmasi.d) Setiap peralatan yang digunakan dalam pengelolaan limbah medis mulai dari pengumpulan, pengangakutan, dan pemusnahan harus melalui sertifikasi dari pihak yang berwenang.2. Pemilahan, Pewadahan, Pemanfaatan kembali dan Daur Ulanga) Pemilahan limbah harus selalu dilakukan dari sumber yang menghasilkan limbah.b) Limbah yang akan dimanfaatkan kembali harus dipisahkan dari limbah yang tidak dimanfaatkan kembali.c) Limbah benda tajam harus dikumpulkan dalam satu wadah tanpa memperhatikan terkontaminasi atau tidaknya. Wadah tersebut harus anti bocor, anti tusuk dan tidak mudah untuk dibuka sehingga orang yang tidak berkepentingan tidak dapat membukanya.d) Jarum dan srynges harus dipisahkan sehingga tidak dapat digunakan kembali. e) Limbah medis padat yang akan dimanfaatkan kembali harus melalui proses sterilisasi, untuk menguji efektifitas sterilisasi panas harus dilakukan tes Bascillus Stearothermophilus dan untuk sterilisasi kimia harus dilakukan tes Bacillus subtilis.f) Limbah jarum hipodermik tidak dianjurkan untuk dimanfaatkan kembali. Apabila rumah sakit tidak mempunyai jarum yang sekali pakai (disposable), limbah jarum hipodermik dapat dimanfaatkan kembali setelah melalui proses salah satu metode sterilisasi.g) Pewadahan limbah medis padat harus memenuhi persyaratan dengan menggunakan wadah dan label seperti tabel 2.2.Tabel 2.2 Jenis Wadah dan Label Limbah Medis Padat Sesuai KategoriKategoriWadah kontainer/kantong plastik

LambangKeterangan

RadioaktifMerahKantong boks timbal dengan symbol radioaktif

Sangat infeksiusKuningKantong plastic kuat, anti bocor, atau kontainer yang dapat di sterilisasi dengan otoklaf

Limbah infeksius, patologi anatomiKuningPlastik kuat dan anti bocor atau kontainer

SitotoksikUnguKontainer plastikkuat dan anti bocor

Limbah kimia dan farmasiCoklat-Kantong plastik atau kontainer

h) Daur ulang tidak bisa dilakukan oleh rumah sakit kecuali untuk pemulihan perak yang dihasilkan dari proses film sinar X.i) Limbah Sitotoksik dikumpulkan dalam wadah yang kuat, anti bocor, dan diberi label bertuliskan Limbah Sitotoksik.

E. Pengelolaan Limbah Padat Rumah SakitUntuk memudahkan mengenal limbah yang akan dimusnahkan, maka perlu dilakukan penggolongan limbah. Dalam kaitannya dengan pengelolaan limbah klinis dikategorikan menjadi 5 golongan yakni :1. Golongan A, terdiri dari :a) Dressing bedah, swab, dan semua limbah terkontaminasi dari daerah ini,b) Bahan-bahan linen dari kasus penyakit infeksi,c) Seluruh jaringan tubuh manusia (terinfeksi maupun tidak, bangkai atau jaringan hewan dari laboratorium dan hal-hal lain yang berkaitan dengan swab dan dressing).2. Golongan B, terdiri dari :Syringe bekas jarum, catridge, pecahan gelas, dan benda tajam lainnya.3. Golongan C, terdiri dari :Limbah dari laboratorium dan post-martum kecuali golongan A.4. Golongan D, terdiri dari :Limbah kimia dan bahan-bahan farmasi tertentu.5. Golongan E, terdiri dari :Pelapis bed-pan disposable, urinoir, incontinence pad, dan estanagbeds.

F. Pelaksanaan PengelolaanDalam pelaksanaan pengelolaan limbah klinis perlu dilakukan pemisahan dan pengurangan, penampungan, pengangkutan, dan pengelolaan limbah pendahuluan:1. Pemisahan dan penguranganPengembangan strategi pengelolaan limbah, alur limbah harus diidentifikasikan dan dipilah-pilah. Reduksi volume limbah, hendaknya merupakan proses yang kontinyu. Pilahpilah dan reduksi volume limbah klinis merupakan persyaratan penting untuk petugas pembuangan sampah, petugas emergensi, dan masyarakat. Pilah-pilah dan reduksi volume limbah hendaknya mempertimbangkan sebagai berikut:a) Kelancaran penanganan dan penampungan limbah,b) Pengurangan jumlah limbah yang memerlukan perlakuan khusus, dengan pemisahan limbah B3 dan non B3,c) Diusahakan sedapat mungkin menggunakan bahan kimia non B3,d) Pengemasan dan pemberian label yang jelas dari berbagai jenis limbah untuk mengurangi biaya, tenaga kerja dan pembuangan.Pemisahan limbah berbahaya dari semua limbah pada tempat penghasil adalah kunci pembuangan yang baik. Dengan limbah berada dalam kantong atau kontainer yang sama untuk penyimpanan, pengangkutan, dan pembuangan akan mengurangi kemungkinan kesalahan petugas dan penanganannya.Sekarang belum ada standarisasi secara nasional untuk penggunaan kode warna ini. Semula kode standar hanya diusulkan untuk 3 golongan sampah yang paling berbahaya :a) Sampah infeksius, yaitu dengan kantong berwarna kuning dengan simbol biohazard yang telah dikenal secara internasional berwarna hitam.b) Sampah sitotoksit, dengan kantong berwarna ungu dengan simbol limbah sitotoksit, c) Sampah radioaktif, kantong berwarna merah dengan symbol radioaktif yang telah dikenal pula secara internasional.2. Penampungan Sampah klinis hendaknya diangkut sesering mungkin sesuai dengan kebutuhan. Sementara menunggu pengangkutan untuk dibawa ke incinerator atau pengangkutan oleh dinas kebersihan, sampah tersebut hendaknya disimpan dalam kontainer yang memnuhi syarat, diletakan pada tempat kering/mudah dikeringkan, lantai yang tidak rembes, aman dari orang-orang yang tidak bertanggungjawab, dan terjangkau oleh kendaraan pengumpul sampah (bila mungkin).

Bagi sampah yang tidak berbahaya dengan penanganan pendahuluan dapat ditampung bersama sampah lain sambal menunggu pengangkutan. Pemadatan adalah cara yang efisien dalam penyimpanan limbah yang bisa dibuang dengan land-fill. Namun, pemadatan tidak boleh dilakukan untuk limbah infeksius dan limbah benda tajam.3. Pengangkutan Transportasi sampah klinis dilakukan dengan menggunakan kereta atau troli yang didesain sedemikian rupa sehingga :a) Permukaan harus licin, rata, dan tidak tembus,b) Tidak menjadi sarang serangga,c) Mudah dibersihkan dan dikeringkan,d) Sampah tidak menempel pada alat angkut,e) Sampah mudah diisikan, diikat dan dituang kembali.4. Pengelolaan a) Golongan ADresing bedah yang kotor, swab dan limbah lain yang terkontaminasi dari ruang pengobatan hendaknya ditampung pada bak penampungan limbah klinis yang mudah dijangkau atau bak sampah yang dilengkapi dengan pelapis pada tempat produksi limbah kantong plastik tersebut hendaknya diambil paling sedikit satu hari sekali atau bila tiga perempat penuh. Kemudian diikat dengan kuat bila tiga perempat penuh atau sebelumjadwal pengumpulan sampah.b) Golongan BSyringe, jarum, dan catrideges, hendaknya dibuang dengan keadaan tertutup. Sampah ini hendaknya ditampung dalam bak tahan benda tajam yang bilamana penuh hendaknya diikat dan ditampungdidalam bak sampah klinis sebelum diangkut dan dimasukan dengan incinerator.

G. Jumlah Sampah Rumah SakitSalah satu langkah pokok pengolahan sampah adalah menentukan jumlah sampah yang dihasilkan. Jumlah ini memnentukan jumlah dan volume sarana penampung local yang harus disediakan, pemilihan incinerator dan kapasitasnya.1. Jumlah menurut berat Jumlah produksi sampah domestik diperkirakan 2 Kg per orang per hari. Untuk mendapatkan angka yang lebih tepat sebaiknya dilakukan survei sampah di rumah sakit yang bersangkutan. Jumlah sampah dengan 500 tempat tidur adalah 3,25 Kg per pasien per hari2. Jumlah disposabelMeningkatkan jumlah sampah berkaitan erat dengan meningkatkan penggunaan barang disposibel. Daftar barang disposibel merupakan indicator jumlah dan kualitas sampah rumah sakit yang diproduksi. Berat, ukuran, dan sifat kimiawi barang-barang disposibel mungkin perlu dipelajari sehingga dapat diperoleh informasi yang bermanfaat dalam pengelolaan sampah (Depkes RI, 2002).3. Jumlah menurut volumeVolume juga harus diketahui untuk menentukan ukuran bak dan sarana pengangkutan. Konversi dari berat ke volume dapat dilakukan dengan membagi berat total dengan kepadatan

H. Pengaruh Pengelolaan Sampah Terhadap Masyarakat dan Lingkungan Pengaruh limbah rumah sakit terhadap kualitas lingkungan dan kesehatan dapat menimbulkan berbagai masalah seperti :1. Gangguan kenyamanan dan estetika Ini berupa warna yang berasal dari sedimen, larutan, bau phenol, eutrofikasi dan rasa dari bahan kimia organik. 2. Kerusakan harta benda Dapat disebabkan oleh garam garam yang terlarut (korosif,karat), air yang berlumpur dan sebagainya yang dapat menurunkan kualitas bangunan disekitar rumah sakit.3. Gangguan/kerusakan tanaman dan binatangIni dapat dapat disebabkan oleh berbagai jenis bakteri, virus, senyawa senyawa kimia, pestisida, serta logam seperti Hg, Pb, dan Cd yang berasal dari bagian kedokteran gigi.4. Gangguan genetik dan reproduksi Meskipun mekanisme gangguan belum sepenuhnya diketahui secara pasti, namun beberapa senyawa dapat menyebabkan gangguan atau kerusakan genetik dan sistem reproduksi manusia misalnya pestisida, bahan radioaktif

I. Teknik Pengelolaan Limbah Padat Di RS1. Inceneration2. Sterilization3. Desinfection4. Inactivation5. Irradiation6. Grinding dan Shreding (penghancuran dan pemotongan kecil-kecil)7. Compaction (pemampatan)Needle Crusher Incinerator Safety Box Needle Pit

BAB IIIHASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dan Pembahasan Hasil penelitian pengelolaan limbah di Rumah Sakit Umum Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) sebagai berikut :1. Berat dan Volume Sampah Padat Medis dan Non Medis Berat dan volume rata-rata per hari sampah medis dan non medis dari berbagai ruangan di Rumah Sakit Umum Provinsi NTB berdasarkan hasil perhitungan selama 8 hari dari tanggal 1 sampai dengan 8 Mei 2013 adalah seperti yang terlihat pada tabel 3. 3 Produksi sampah padat dari Rumah Sakit Umum Provinsi NTB rata-rata per hari mencapai 56,77 kg (0,37 M3) untuk limbah padat medis dan 597,15 kg (2,97 M3) untuk limbah padat Non medis. Sumber penghasil limbah medis terbanyak adalah Unit Haemodialisis dan limbah non medis adalah ruang perawatan lantai 2.NoNama RuangLimbah MedisLimbah Non Medis

KgM3KgM3

1Bedah sentral10,48 0,04 3,06 0,01

2HD12,85 0,05 4,60 0,02

3Radiologi1,99 0,01 4,04 0,01

4Rehabilitasi medik1,99 0,01 2,06 0,01

5UGD8,75 0,06 14,70 0,04

6ICU4,16 0,04 9,04 0,03

7Laboratorium2,13 0,02 4,60 0,01

8Poliklinik2,75 0,03 5,57 0,02

9Farmasi- - 5,25 0,02

10Kantin- - 29,81 0,12

11Dapur- - 40,55 0,15

12Halaman parkir dan taman- - 45,19 0,19

13Linen- - 3,36 0,01

14Kantor administrasi- - 6,32 0,01

15Gudang- - 3,98 0,01

16Rawat inap lantai II6,82 0,06 229,91 0,91

17Rawat inap lantai III4,85 0,05 174,11 0,69

18Biomedik- - 11,00 0,41

Jumlah56,77 0,37 597,15 2,67

14

2. Sumber dan komposisi limbah padat (medis dan non medis) Komposisi Sampah Padat Medis dan Non Medis yang Dihasilkan Berbagai Ruangan di Rumah Sakit Umum Provinsi NTB 1-8 Mei 2013. Secara umum, jenis limbah medis yang paling banyak ditemukan adalah jarum suntik, perban bekas, kapas, dan selang infus. Sedangkan sampah non-medis yang paling banyak ditemukan adalah makanan sisa (nasi), botol minuman dan plastik pembungkus.RuanganKomposisi sampah

Bedah sentral Bekas perban, kapas, kassa, potongan tubuh, jarum suntik, sarung tangan, botol infus, ampul, botol obat, kateter, selang

HD Jarum suntik, selang, sarung tangan, perban, botol infus

Radiologi Kertas, sarung tangan, tisu, plastik pembungkus

Rehabilitasi medik Kapas, kertas, sarung tangan, masker

UGD Bekas perban, kapas, jarum suntik, ampul, kassa, kateter, botol infus, sarung tangan, botol minuman, selang

ICU Botol infus, kapas, bekas perban, kassa, jarum suntik, sarung tangan, masker

Ruang Jenazah Kapas, masker, sarung tangan

Laboratorium Botol, jarum, pipet

Rawat inap Bekas perban, botol infus, botol minuman, kateter,

3. Sumber dan komposisi limbah padat (medis dan non medis) Tahapan pengelolaan limbah medis padat di Rumah Sakit Umum Provinsi NTB adalah pewadahan, pengangkutan, transportasi, tempat penampungan sementara, pemusnahan. Pewadahan limbah medis padat masih banyak ditemukan limbah medis yang bercampur dengan jarum dan limbah non medis padat, menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit kedua jenis limbah padat tersebut harus dipisahkan pengemasannya. Limbah padat bekas rumah sakit (antara lain jarum suntik) dibuang bersama limbah rumah tangga sehingga membahayakan petugas kebersihan sekaligus meningkatkan penularan HIV (99 persen) lewat penggunaan jarum suntik bekas.Pengangkutan limbah medis padat rumah sakit menuju TPS sudah dilakukan menggunakan troli yang memiliki tutup sesuai dengan standar. Petugas/cleaning service yang bertugas mengangkut limbah medis menuju TPS juga sudah dilengkapi dengan APD. Proses transportasi limbah medis menuju tempat penampungan sementara yang ada dirumah sakit sudah melewati jalur terdekat dan jalur khusus yang tidak diperuntukkan bagi pengunjung sehingga tidak mengganggu kenyamanan pengunjung rumah sakit.Tempat penampungan sementara limbah medis padat tidak disediakan secara khusus, hal ini menyebabkan pemulung dapat leluasa memulung di tempat penampungan limbah. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 1204/menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit penampungan sementara harus disediakan dalam ukuran yang memadai dan dengan kondisi baik (tidak bocor, tertutup rapat, dan terkunci). Pemusnahan limbah medis di rumah sakit ini dilakukan dengan menggunakan incinerator. Incinerator yang ada di rumah sakit sudah berusia lebih dari 12 tahun, hasil pembakarannya kurang sempurna. Sisa jarum suntik yang dibakar tidak bisa hancur. Menurut Lemieux et al., (2004) hasil penelitian dalam beberapa tahun terakhir ini dikatakan bahwa pembakaran sampah pada kondisi pembakaran dan suhu yang rendah dapat menimbulkan gas racun dioksin dan furan. Efek samping dioksin terhadap manusia adalah perubahan kode keturunan (marker) dari tingkat pertumbuhan awal dari hormon. 4. Proses pengelolaan limbah non medis padat Tahapan pengelolaan limbah non medis padat di Rumah Sakit Umum Provinsi NTB adalah 1) pewadahan, 2) pengangkutan, 3) transportasi, 4) tempat penampungan sementara, 5) pengangkutan menuju TPA. Pewadahan untuk limbah non medis padat masih ditemukan bercampur dengan limbah medis padat. Sampah yang telah terisi 2/3 bagian pada tempat sampah tidak langsung diangkut menuju TPS. Limbah tidak boleh dibiarkan dalam wadahnya melebihi 3 x 24 jam atau apabila 2/3 bagian kantong sudah terisi oleh limbah, maka harus diangkut supaya tidak menjadi perindukan vektor penyakit atau binatang pengganggu (Peraturan Menteri Kesehatan No. 1204/menkes/SK/X/2004). Limbah yang telah penuh pada tempat sampah akan jatuh dan tercecer di lantai sehingga dapat menyebabkan ruangan menjadi kotor dan mengganggu kenyamanan.Pengangkutan limbah non medis dari sumber timbulan menuju TPS diangkut menggunakan troli. Proses pengangkutan ini dilakukan oleh petugas 2 kali sehari (pukul 04:30 dan 15:30) setiap petugas sudah dilengkapi dengan APD yaitu berupa masker, sarung tangan dan sepatu boots karet. Proses transportasi yang dilakukan pada limbah sudah mengikuti aturan dengan telah mempertimbangkan penyebaran tempat penampungan sementara limbah, sehingga jalur yang dilewati untuk membawa limbah sudah melewati jalur terdekat dan berusaha menghindari jalur yang sama dengan pengunjung agar tidak mengganggu kenyamanan pengunjung.Tempat penampungan sementara yang terletak dia area rumah sakit masih ditemukan kucing yang berkeliaran di sekitar penampungan, selain dan masuk ke dalam container. Kucing yang berkeliaran dirumah sakit bisa terinfeksi oleh virus atau bibit penyakit lainnya melalui penularan intranasal dan oral. Menurut standar tempat penampungan limbah non medis padat sesuai Peraturan Menteri Kesehatan No. 1204/menkes/SK/X/2004 yang tempat penampungan sementara tersebut tidak menjadi sumber bau dan lalat bagi lingkungan sekitarnya dilengkapi saluran untuk cairan lindi dan dikosongkan dan dibersihkan sekurang-kurangnya 1 x 24 jam, selain itu container yang digunakan untuk menampung limbah hendaknya harus kedap air, bertutup dan selalu dalam keadaan tertutup bila sedang tidak diisi serta mudah dibersihkan. Pengangkutan limbah non medis menuju TPA dilakukan jika container sampah yang ada di rumah sakit sudah terisi penuh biasanya dilakukan 2 hari sekali. Pengangkutan limbah ini menggunakan truk menuju TPA sampah Kebon Kongok dengan jarak tempuh dari rumah sakit sejauh kurang lebih 55 km.

BAB IVPENUTUP

A. KesimpulanLimbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan oleh kegiatan rumah sakit dan kegiatan penunjang lainnya.Apabila dibanding dengan kegiatan instansi lain, maka dapat dikatakan bahwa jenis sampah dan limbah rumah sakit dapat dikategorikan komplek, karena secara umum sampah dan limbah rumah sakit dibagi menjadi 2 kelompok besar yaitu : limbah non klinis yakni limbah berasal dari kantor/administrasi kertas, unit pelayanan (berupa karton, kaleng, botol), sampah dari ruang pasien, sisa makanan buangan, sampah dapur (sisa pembungkus, sisa makanan/bahan makanan, sayur dan lain-lain). Meskipun tidak menimbulkan resiko sakit, limbah tersebut cukup merepotkan karena memerlukan tempat yang besar untuk mengangkut dan membuangnya. Limbah klinis adalah limbah yang berasal dari pelayanan medis, perawatan, gigi, veterinari, farmasi atau sejenis, pengobatan, perawatan, penelitian atau pendidikan yang menggunakan bahan-bahan beracun, infeksius berbahaya atau bisa membahayakan kecuali jika dilakukan pengamanan tertentu. Pengaruh limbah rumah sakit terhadap kualitas lingkungan dan kesehatan dapat menimbulkan berbagai masalah seperti :1. Gangguan kenyamanan dan estetika2. Kerusakan harta benda3. Gangguan/kerusakan tanaman dan binatang4. Gangguan terhadap kesehatan manusia5. Gangguan genetik dan reproduksiUntuk memudahkan mengenal limbah yang akan dimusnahkan, maka perlu dilakukan penggolongan limbah. Dalam kaitannya dengan pengelolaan limbah klinis dikategorikan menjadi 5 golongan yakni :1. Golongan A2. Golongan B3. Golongan C18

4. Golongan D5. Golongan EDalam pelaksanaan pengelolaan limbah klinis perlu dilakukan pemisahan dan pengurangan, penampungan, pengangkutan, dan pengelolaan limbah.Teknik Pengelolaan Limbah Padat Di RS1. Inceneration2. Sterilization3. Desinfection4. Inactivation5. Irradiation6. Grinding dan Shreding (penghancuran dan pemotongan kecil-kecil)7. Compaction (pemampatan)

B. Saran1. Sebaiknya pemerintah lebih teliti dalam mengawasi setiap Rumah Sakit dalam proses pengelolaan limbah agar lingkungan tidak tercemar.2. Bagi institusi untuk memberikan informasi yang lebih mengenai pengelolaan limbah padat rumah sakit.3. Bagi masyarakat untuk lebih mengawasi kegiatan Rumah Sakit di lingkungan sekitar tempat tinggal mereka dan melaporkan kepada dinas kesehatan jika ada kegiatan yang mencurigakan atau merugikan.

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmito, Wiku. 2012. Teknologi Pengelolaan dan Sampah Padat dan Infeksius Rumah Sakit. Tersedia di https://staff.blog.ui.ac.id/wiku-a/files/2012/09/Teknologi-dan-Pengelolaan-Sampah-Padat-Infeksius-RS.pdf . Diakses tanggal 6 November 2014 jam 18.10 WIB.Atuti, Agustina., Purnama S G. 2014. Kajian Pengelolaan Limbah Di Rumah Sakit Umum Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Tersedia di http://ojs.unud.ac.id/index.php/jch/article/download/7692/5782. Di akses tanggal 6 November 2014 jam 17.00 WIB.Pranowo, Galih. 2012. Limbah Padat. Tersedia di http://ikma10fkmua.files.wordpress.com/2012/03/makalah-limbah-padatgapra.pdf Di akses tanggal 10 November 2014 jam 10.50 WIB.Simarmata, Herany Lora Theresa. 2011. Skripsi Analisis Pengelolaan Limbah Padat Dan Cair Di Rsud Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar Tahun 2011. Tersedia di http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/28011 . Di akses tanggal 6 November 2014 jam 17.15 WIB.Suharty, Nova Sri. 2010. Skripsi Pelaksanaan Pengelolaan Limbah Padat Rumah Sakit Martha Friska Tahun 2010. Tersedia di http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/28770 . Diakses tanggal 6 November 2014 jam 18.00 WIB.Widjajayanti, Endang. 2009. Penanganan Limbah Laboratorium Kimia. Tersedia di http://staff.uny.ac.id/system/files/pengabdian/endang-widjajanti-lfx-ms-dr/limbah.pdf. Di akses tanggal 10 November 2014 jam 10.45 WIB.20

1