bab 1-3

13
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Ilmu ukur tanah adalah bagian rendah dari ilmu Geodesi, yang merupakan suatu ilmu yang mempelajari ukuran dan bentuk bumi dan menyajikannya dalam bentuk tertentu. Ilmu Geodesi ini berguna bagi pekerjaan perencanaan yang membutuhkan data-data koordinat dan ketinggian titik lapangan Berdasarkan ketelitian pengukurannya. Ilmu Geodesi terbagi atas dua macam, yaitu : 1. Geodetic Surveying, yaitu suatu survey yang memperhitungkan kelengkungan bumi atau kondisi sebenarnya. Geodetic Surveying ini digunakan dalam pengukuran daerah yang luas dengan menggunakan bidang hitung yaitu bidang lengkung (bola/ellipsoid). 2. Plane Surveying, yaitu suatu survey yang mengabaikan kelengkungan bumi dan mengasumsikan bumi adalah bidang datar. Plane Surveying ini digunakan untuk pengukuran daerah yang tidak luas dengan menggunakan bidang hitung yaitu bidang datar. Dalam praktikum ini kita memakai Ilmu Ukur Tanah (Plane Surveying). Ilmu Ukur tanah dianggap sebagai disiplin ilmu, teknik dan seni yang meliputi semua metoda untuk pengumpulan dan pemrosesan informasi 1

Upload: dini-foreverzz

Post on 11-Jul-2016

228 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

aa

TRANSCRIPT

Page 1: bab 1-3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Ilmu ukur tanah adalah bagian rendah dari ilmu Geodesi, yang merupakan

suatu ilmu yang mempelajari ukuran dan bentuk bumi dan menyajikannya dalam

bentuk tertentu. Ilmu Geodesi ini berguna bagi pekerjaan perencanaan yang

membutuhkan data-data koordinat dan ketinggian titik lapangan Berdasarkan

ketelitian pengukurannya. Ilmu Geodesi terbagi atas dua macam, yaitu :

1.    Geodetic Surveying, yaitu suatu survey yang memperhitungkan kelengkungan

bumi atau kondisi sebenarnya. Geodetic Surveying ini digunakan dalam

pengukuran daerah yang luas dengan menggunakan bidang hitung yaitu bidang

lengkung (bola/ellipsoid).

2.    Plane Surveying, yaitu suatu survey yang mengabaikan kelengkungan bumi

dan mengasumsikan bumi adalah bidang datar. Plane Surveying ini digunakan

untuk pengukuran daerah yang tidak luas dengan menggunakan bidang hitung

yaitu bidang datar.

Dalam praktikum ini kita memakai Ilmu Ukur Tanah (Plane Surveying).

Ilmu Ukur tanah dianggap sebagai disiplin ilmu, teknik dan seni yang meliputi

semua metoda untuk pengumpulan dan pemrosesan informasi tentang permukaan

bumi dan lingkungan fisik bumi yang menganggap bumi sebagai bidang datar,

sehingga dapat ditentukan posisi titik-titik di permukaan bumi. Dari titik yang

telah didapatkan tersebut dapat disajikan dalam bentuk peta.

Dalam praktikum Ilmu Ukur Tanah ini mahasiswa akan berlatih

melakukan pekerjaan-pekerjaan survey dengan tujuan agar Ilmu Ukur Tanah yang

didapat dibangku kuliah dapat diterapkan di lapangan. Dengan demikian

diharapkan mahasiswa dapat memahami dengan baik aspek diatas.

Dengan praktikum ini diharapkan dapat melatih mahasiswa melakukan

pemetaan situasi teritris. Hal ini ditempuh mengingat bahwa peta situasi pada

umumnya diperlukan untuk berbagai keperluan perencanaan teknis atau

keperluan-keperluan lainnya yang menggunakan peta sebagai acuan.

1

Page 2: bab 1-3

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

1.2.1 Maksud

Praktikum Ilmu Ukur Tanah ini dimaksudkan sebagai aplikasi lapangan

dari teori-teori dasar Ilmu Ukur Tanah yang didapatkan oleh praktikan di

bangku kuliah seperti poligon, alat dan penggunaannya sampai pada pembuatan

peta kemudian dituangkan dalam sebuah laporan praktikum yang nantinya di jadikan

sebagai bukti bahwa mahasiswa sudah melaksanakan praktikum.

1.2.2 Tujuan

Tujuan utama Praktikum ilmu ukur tanah ini adalah :

1. Agar mahasiswa mampu mengetahui dan mengoperasikan alat ukur theodolite serta

perhitungan dari hasil pengukuran theodolite.

2. Mahasiswa dapat menyatakan definisi Ilmu Ukur Tanah dan penggambarannya serta

pengalokasian di lapangan.

3. Untuk memudahkan membuat peta situasi yang dapat memberikan informasi yang

bisa digunakan untuk berbagai keperluan teknis lainnya, seperti untuk perencanaan

tata letak pembangunan gedung.

1.3 RUANG LINGKUP

Ruang lingkup pengukuran yang kami lakukan adalah di belakang wisma atlet

indragirihulu. Dimana di lokasi tersebut sudah berpagar batako keliling area wisma.

Di dalam pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan ukur tanah, theodolit

merupakan alat ruang yang digunakan untuk mengukur sudut jurusan, jarak dan

beda tinggi titik di permukaan tanah.

Adapun ruang lingkupnya secara khusus :

1. Orientasi lapangan dan persiapan lapangan

2. Proses pengumpulan data lapangan

3. Proses pengolahan data

4. Proses penyajian data berupa :

Penggambaran.

Penyajian dalam bentuk laporan (laporan juga sebagai pertanggung jawaban

kegiatan lapangan)

2

Page 3: bab 1-3

BAB II

PENGENALAN ALAT

2.1 TEORI PEMBAHASAN TENTANG ALAT THEODOLITE

Theodolit adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk menentukan

tinggi tanah dengan sudut mendatar dan sudut tegak. Berbeda dengan waterpass yang

hanya memiliki sudut mendatar saja. Di dalam theodolit sudut yang dapat di baca bisa

sampai pada satuan sekon (detik).

Di dalam pekerjaan – pekerjaan yang berhubungan dengan ukur tanah, theodolit

sering digunakan dalam bentuk pengukuran polygon, pemetaan situasi, maupun

pengamatan matahari. Theodolit juga bisa berubah fungsinya menjadi seperti Pesawat

Penyipat Datar bila sudut verticalnya dibuat 90º.

Dengan adanya teropong pada theodolit, maka theodolit dapat dibidikkan

kesegala arah. Di dalam pekerjaan bangunan gedung, theodolit sering digunakan untuk

menentukan sudut siku-siku pada perencanaan/pekerjaan pondasi, theodolit juga dapat

digunakan untuk mengukur ketinggian suatu bangunan bertingkat.

Ada beberapa jenis serta type dari theodolite dan pesawat theodolite yang

digunakan dalam praktikum kali ini adalah THEODOLITE NIKON NE-102.

Secara umum, konstruksi theodolit terbagi atas dua bagian :

3

Page 4: bab 1-3

1. Bagian atas, terdiri dari :

o Teropong / Teleskope

o Nivo tabung

o Sekrup Okuler dan Objektif

o Sekrup Gerak Vertikal

o Sekrup gerak horizontal

o Teropong bacaan sudut vertical

dan horizontal

o Nivo kotak

o Sekrup pengunci teropong

o Sekrup pengunci sudut vertical

o Sekrup pengatur menit dan detik

o Sekrup pengatur sudut horizontal dan

vertikal

2. Bagian Bawah terdiri dari :

o Statif / Trifoot

o Tiga sekrup penyetel nivo kotak

o Unting – unting

o Sekrup repetisi

o Sekrup pengunci pesawat dengan statif

Keterangan dan fungsi bagian-bagian Theodolit:

1. Garis Bidik kasar / vizierUntuk membidik objek secara kasar, yaitu untuk membidik objek agar bayangan objek masuk dalam teropong.

2. Cincin FokusUntuk mengatur diafragma, dengan memutar ke kiri atau ke kanan untuk memperjelas objek / memfokuskankan bayangan.

3. Lensa OkulerUntuk melihat objek dengan mata, dan dengan memutar lensa ke kiri atau ke kanan dapat memperjelas garis salib sumbu.

4. Mikrosekrup vertikal/Sekrup penyetel halus untuk gerak vertikalUntuk memutar teropong secara vertikal (apabila klem pengunci vertikel telah dikencangkan) untuk memposisikan objek pada perpotongan benang silang (jika keras, jangan dipaksa)

5. Klem pengunci vertikalUntuk mengunci teropong agar tidak dapat digerakkan secara vertikal

6. Nivo tabungUntuk menyetel posisi sumbu II pesawat secara horizontal, dan dapat diatur dengan 3 sekrup penyama rata.

7. Monitor / Layar digital

4

Page 5: bab 1-3

Untuk pembacaan skala lingkaran vertikal (V) dan horizontal (H).

8. Mikrosekrup horizontal/ sekrup penyetel halus untuk gerak horizontalUntuk memutar teropong secara horizontal (apabila klem pengunci horizontal telah dikencangkan) untuk memposisikan objek pada perpotongan benang silang (jika keras jangan dipaksa)

9. Klem pengunci gerakan horizontalUntuk mengunci badan pesawat agar tidak dapat diputar secara horizontal.

10. Dasar pesawat theodolitUntuk bertumpunya pesawat theodolit.

11. Klep pembuka tutup bateraiUntuk membuka dan memasang kotak baterai.

12. Kotak bateraiTempat baterai yang berjumlah 4 buah, dengan jenis baterai A2 (sebelum pesawat dimasukkan ke kotaknya pastikan baterainya telah dikosongkan).

13. Lensa ObjektifUntuk mendekatkan bayangan objek agar terlihat lebih jelas.

14. Badan pesawatUntuk menempatkan bahagian – bahagian pesawat.

15. Alat duga OptikUntuk melihat dan memposisikan sumbu I berimpit dengan titik berdiri pesawat atau titik tertentu dibumi

16. Tombol (switch) ON / OFFUntuk menghidupkan dan mematikan pesawat

17. Nivo kotakBerfungsi untuk menyetel posisi sumbu I berada pada posisi vertical.

18. Tiga sekrup penyama rataUntuk mengatur posisi gelembung nivo berada pada titik tengah / puncak.

19. Kompas magnetikUntuk menentukan arah utara, dan dapat digunakan untuk mencari azimuth

5

Page 6: bab 1-3

2.2 PERALATAN PENGUKURAN

1. Theodolite 2. Statif

3. Rambu Ukur 4. Meteran Sorong

5. Cat Pylox 6. Alat Tulis, Busur Dan Tabel Data

6

Page 7: bab 1-3

2.3 LANGKAH KERJA PENGUKURAN

Pelaksanaan praktikum harus sesuai dengan langkah kerja yang telah diajarkan

untuk mendapatkan hasil yang optimal. Metode pengukuran yang dipakai dalam

praktikum ini adalah cipta karya, yaitu penggalian informasi suatu wilayah untuk

perencaan bangunan dengan menggunakan poligon tertutup. Adapun langkah-langkah

kerja sebagai berikut :

1. Pengamatan/pemahaman lokasi praktikum

2. Menyiapkan bahan dan peralatan yang diperlukan.

3. Menentukan titik BM ( Bench Mark ) sebagai tinggi tanah awal.

4. Pasang statip di atas titik antara titik-titik rambu ukur yang telah

direncanakan membentuk sebuah poligon, pasanglah sehingga kaki-kakinya

membentuk piramida sama sisi, kencangkan sekrup statip, tancapkan dengan

cukup kuat kedalam tanah, dan usahakan kepala statip sedatar mungkin,

untuk memudahkan pengaturan nivo tabung dan nivo kotak.

5. Ambil pesawat theodolit dengan hati – hati dan pasang pada kepala statip.

6. Jika posisi tidak tepat, kendurkan kunci kepala statip dan geser pada posisi

yang dikehendaki, jika terlalu jauh, statip harus dicabut kembali dan

dipindahkan.

7. Ketengahkan gelembung nivo tabung dengan 3 sekrup penyama rata, dengan

cara (gambar 3) sbb:

a. Arahkan nivo tabung sejajar dengan garis penghubung sekrup A dan B

b. Ketengahkan gelembung nivo tabung dengan memutar sekrup A dan B

secara bersamaan keluar sama keluar kedalam sama kedalam

c. Setelah presisi, putar badan pesawat 90˚

d. Ketengahkan kembali gelembung nivo tabung hanya dengan sekrup C

saja, (nivo kotak akan mengikut seimbang)

e. Pastikan gelembung nivo tabung dan nivo kotak tetap ditengah-tengah

walaupun pesawat diputar ke segala arah.

f. Bila ternyata belum seimbang, ulangi penyetelan.

8. Bila kedua nivo telah seimbang, tekan tombol power (switch) pada keadaan

ON, dan pesawat theodolit sudah siap digunakan(sumbu I sudah vertical dan

sumbu II sudah horizontal).

7

Page 8: bab 1-3

9. Mengenolkan detik yang ada di layar theodolite dengan memutar sekrup

penyetel menit detik yang terletak pada sebelah kanan teropong.

10. Memutar lempeng yang terletak pada bagian bawah Theodolite yang

bertujuan untuk mengenolkan horizontalnya. Sambil memutar lempeng kita

melihat pada layar, apakah sudah horizontal atau belum. Apabila sudah

horizontal lalu putar pengunci horizontal dengan cara memutar searah jarum

jam. Penguncinya terletak di atas lempeng, maka horizontal sudah terkunci.

11. Mengutarakan kompas dengan melihat kompas yang ada dibagian atas

pesawat. Bila garis putih sudah tepat atau masuk tanda, maka pesawat sudah

menghadap utara. Kemudian dikunci dengan pengunci arah utara, dengan

cara memutar searah jarum jam. Penguncinya terletak di bawah lempeng,

maka arah utara sudah terkunci.

12. Menyetel pesawat agar membentuk sudut 90° terhadap sudut vertikal dengan

cara menaik turunkan teropong sambil melihat pada layar, apakah sudah 90°

atau belum. Apabila sudah tepat 90° lalu kunci dengan pengunci vertikal,

dengan cara memutar searah jarum jam. Pengunci terletak disamping

teropong, maka arah vertikal sudah terkunci.

13. Menempatkan baak atau rambu ukur pada titik detail tambahan, titk BM, dan

kedelapan titik yang mengapit.

14. Membuka kunci horizontal, untuk memutar pesawat sampai baak kelihatan

pada lensa. Setelah terlihat lalu kunci kembali pengunci horizontal.

15. Membaca BA, BT, BB pada baak dengan melihat pada teropong lensa

sebelah kiri, apabila pembacaan kurang jelas, kita harus memutar penyetel

diagfragma lensa sampai baak bias terbaca dengan jelas.

16. Membaca sudut horizontal derajat, menit dan detiknya dengan melihat pada

layar.

17. Setelah selesai di titik BM, kemudian memutar pesawat searah jarum jam

untuk membidik ke titik detail P1, begitu seterusnya untuk titik detail utama

P2, P3, dan seterusnya sampai semua titik baak selesai dibidik.

(saat memutar pesawat selalu perhatikan sudut vertikal untuk tidak berubah

besar sudutnya yaitu 900)

8

Page 9: bab 1-3

BAB III

PENGGAMBARAN SKET LOKASI

9

JALAN D.I PANJAITAN

WISMA ATLET INHU

BM

P1 P2

P4

P3

P7

P6

P5

P10

P8

P11

P16

P15P14

P13

P12

P9