b 5 skenario d blok 19 tahun 2015

Upload: mei-syahara

Post on 10-Jan-2016

218 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tutorial

TRANSCRIPT

Skenario D blok 19 Tahun 2015

Seorang anak laki-laki, usia 3 tahun 6 bulan, BB 14 kg, datang dengan kejang. Sesampai di RS masih didapatkan kejang, setelah diberikan diazepam per rektal dua kali, kejang berhenti. Serangan ini tidak didahului atau disertai demam. Pasca kejang penderita sadar.

Dari anamnesis dengan ibu penderita, sekitar dua puluh menit sebelum masu RS penderita mengalami bangkitan dimana seluruh penderita tegang, mata melirik ke atas, kemudian dilanjutkan kelojotan seluruh tubuh. Bangkitan ini berlangsung kurang lebih lima menit. Setelahnya penderita tidak sadar. Penderita kemudian dibawa ke RS. Sekitar 10 menit setelah bangkitan pertama saat masih dalam perjalanan ke RS, bangkitan serupa berulang sampai penderita tiba di RS. Lama perjalanan dari rumah ke RS sekitar 20 menit. Setela mendapat obat kejang seperti yang telah disebutkan di atas , kejang berhenti dan tidak berapa lama anak sadar. Orang tua memperhatikan lengan dan tungai sebelah kanan nampak lemah dan penderita sering tersedak bila minum. Sebelum terjadi Pada riwayat penyakit sebelumnya, saat usia 6 bulan, penderita mengalami kejang dengan demam tinggi. Dirawat di RS dan dilakukan pemeriksaan cairan otak dan dikatakan sakit radang selaput otak. Dirawat di RS selama 15 hari.

Pada usia 12 bulan ( 1 tahun) penderita mengalami kejang yang tidak disertai demam sebanya 2 kali.

Usia 18 bulan penderita kembali mengalami kejang yang disertai demam yang tidak tinggi. Penderita berobat ke dokter dan diberi obat asam valproate.

Setelah 9 bulan berobat, orang tua menghentikan pengobatan karena penderita tidak pernah kejang.

Penderita sudah bisa berbicara lancar, sudah bisa memakai baju sendiri dan mengendarai sepeda roda tiga

Pada Pemeriksaan fisik

Kesadaran : compos mentis.

Suhu aksila : 36,5 derajat

TD : 90/45 mmHg

PR : 100x/menit

RR : 30xmenit

Pada pemeriksaan neurologis :

1. Kepala : tampak mulut penderita mencong ke sebelah kiri. Lipatan dahi , masih nampak dan kedua bola mata dapat menutup. Saat penderita diminta mengeluarkan lidah, terjadi deviasi ke kanan dan disertai tremor lidah.

2. Ekstrimitas : pergerakan lengan dan tungkai kanan tampak terbatas dan kekuatannya lebih lemah dbanding sebelah kiri. Lengan dan tungkai dapat diangkat, namun sama sekali tidak dapat melawan tahanan dari pemeriksa. Lengan dan tungkai kiri dapat melwan tahanan kuat sewajar usianya. Tonus otot hipertoni dan refleks fisiologis lengan dan tungkai kanan meningkat, dan ditemukan refleks banbinski di kaki sebelah kanan.

3. Tanda rangsang meningeal berupa kaku kuduk, brudzinsky I dan II maupun Kernig tidak diumpai.

Klarifikasi Istilah

1. Kejang : atau convulsion ; kontraksi involunter atau serangkaian kontraksi otot-otot volunter.2. Diazepam : Benzodiazepin yang digunaka sebagai antiansietas, sedative, dan agen antipanik agen antitremor, relaksan otot rangka, anti konvulsan dan dalam penatalaksanaan gejala-gejala akibat penghentian pemakaian alcohol dengan kerja utamanya potensiasi inhibisi neuron asam gama amino butirat (GABA).3. Kelojotan : kejang yang sifatnya bergantian kaku dan lemas secara cepat.4. Asam valproate : merupakan antikonvulsi yang digunakan terutama untuk mencegah dan mengobati bangkitan epilepsy.

5. Radang selaput otak : radang yang mengenai meningen atau selaput otak.6. Brudzinki I & II : B. I : Brudzinki neck sign ; B. II : Bruzinski kontralateral leg sign7. Kernig : tes yang dilakukan untuk melihat apakah ada iritasi di meningeal. Caranya pasien berbaring dengan sikap telentang, di fleksikan pahanya sampai menyentuh panggul sampai membentuk sudur 90 derajat. Setelah itu tungkai bawah di ekstensikan ada persendian lutut sampai membentuk sudut > 135 derajat. Bila terdapat tahanan atau nyeri sebelum atau kurang dari 135 derajat dikatakan kerng sign (+).Identifikasi masalah

1. Anak laki- laki usia 3 tahun 6 bulan, BB 14 kg, datang ke RS dengan kehan kejang tanpa demam. Setelah diberikan diazepam per rektal dua kali, kejang berhenti. Pasca kejang penderita sadar.2. Riwayat Penyakit Sekarang (RPS) Dari anamnesis dengan ibu penderita, sekitar dua puluh menit sebelum masuk RS penderita mengalami bangkitan dimana seluruh penderita tegang, mata melirik ke atas, kemudian dilanjutkan kelojotan seluruh tubuh. Bangkitan ini berlangsung kurang lebih lima menit. Setelahnya penderita tidak sadar.

Penderita kemudian dibawa ke RS. Sekitar 10 menit setelah bangkitan pertama saat masih dalam perjalanan ke RS, bangkitan serupa berulang sampai penderita tiba di RS.

Lama perjalanan dari rumah ke RS sekitar 20 menit.

Setelah mendapat obat kejang seperti yang telah disebutkan di atas, kejang berhenti dan tidak berapa lama anak sadar.

3. Orang tua memperhatikan lengan dan tungkai sebelah kanan nampak lemah dan penderita sering tersedak bila minum. Sebelum terjadi serangan kejang, terdapat batuk, pilek yang sudah berlangsung 3 hari tanpa demam.Riwayat Penyakit Dahulu (RPD)

Pada riwayat penyakit sebelumnya, saat usia 6 bulan, penderita mengalami kejang dengan demam tinggi. Dirawat di RS dan dilakukan pemeriksaan cairan otak dan dikatakan sakit radang selaput otak. Dirawat di RS selama 15 hari.

Pada usia 12 bulan ( 1 tahun) penderita mengalami kejang yang tidak disertai demam sebanya 2 kali.

Usia 18 bulan penderita kembali mengalami kejang yang disertai demam yang tidak tinggi. Penderita berobat ke dokter dan diberi obat asam valproate.

Setelah 9 bulan berobat, orang tua menghentikan pengobatan karena penderita tidak pernah kejang.

Penderita sudah bisa berbicara lancar, sudah bisa memakai baju sendiri dan mengendarai sepeda roda tiga4. Pada Pemeriksaan fisikKesadaran : compos mentis.Suhu aksila : 36,5 derajat

TD : 90/45 mmHgPR : 100x/menit

RR : 30xmenitPada pemeriksaan neurologis :

1. Kepala : tampak mulut penderita mencong ke sebelah kiri. Lipatan dahi , masih nampak dan kedua bola mata dapat menutup. Saat penderita diminta mengeluarkan lidah, terjadi deviasi ke kanan dan disertai tremor lidah.2. Ekstrimitas : pergerakan lengan dan tungkai kanan tampak terbatas dan kekuatannya lebih lemah dbanding sebelah kiri. Lengan dan tungkai dapat diangkat, namun sama sekali tidak dapat melawan tahanan dari pemeriksa. Lengan dan tungkai kiri dapat melwan tahanan kuat sewajar usianya. Tonus otot hipertoni dan refleks fisiologis lengan dan tungkai kanan meningkat, dan ditemukan refleks banbinski di kaki sebelah kanan.3. Tanda rangsang meningeal berupa kaku kuduk, brudzinsky I dan II maupun Kernig tidak dijumpai.

Analisis masalah1. Anak laki- laki usia 3 tahun 6 bulan, BB 14 kg, datang ke RS dengan kehan kejang tanpa demam. Setelah diberikan diazepam per rektal dua kali, kejang berhenti. Pasca kejang penderita sadar.a. Apa makna klinis dari kejang tanpa demam? (etiologi, mekanisme, komplikasi?) 1b. Apa makna klinis kejang berhenti setelah diberikan diazepam per rektal dua kali? 1c. Apa makna klinis Pasca kejang penderita sadar? 1d. Apa indikasi dan KI pemberian diazepam? 42. Riwayat Penyakit Sekarang (RPS)

Dari anamnesis dengan ibu penderita, sekitar dua puluh menit sebelum masuk RS penderita mengalami bangkitan dimana seluruh penderita tegang, mata melirik ke atas, kemudian dilanjutkan kelojotan seluruh tubuh. Bangkitan ini berlangsung kurang lebih lima menit. Setelahnya penderita tidak sadar. Penderita kemudian dibawa ke RS. Sekitar 10 menit setelah bangkitan pertama saat masih dalam perjalanan ke RS, bangkitan serupa berulang sampai penderita tiba di RS. Lama perjalanan dari rumah ke RS sekitar 20 menit. Setelah mendapat obat kejang seperti yang telah disebutkan di atas, kejang berhenti dan tidak berapa lama anak sadar. Orang tua memperhatikan lengan dan tungkai sebelah kanan nampak lemah dan penderita sering tersedak bila minum. Sebelum terjadi serangan kejang, terdapat batuk, pilek yang sudah berlangsung 3 hari tanpa demam.

a. Apa makna klinis dari riwayat penyakit sekarang? (awal bangkitan ( tidak sadar ( bangkitan lagi sampai rs) 2b. Apa hubungan batuk-pilek 3 hari tanpa demam dg pnykt skrg? 2 c. Apa saja tipe kejang dan pada kasus ini termasuk tipe apa? 63. Riwayat Penyakit Dahulu (RPD)

Pada riwayat penyakit sebelumnya, saat usia 6 bulan, penderita mengalami kejang dengan demam tinggi. Dirawat di RS dan dilakukan pemeriksaan cairan otak dan dikatakan sakit radang selaput otak. Dirawat di RS selama 15 hari. Pada usia 12 bulan ( 1 tahun) penderita mengalami kejang yang tidak disertai demam sebanya 2 kali. Usia 18 bulan penderita kembali mengalami kejang yang disertai demam yang tidak tinggi. Penderita berobat ke dokter dan diberi obat asam valproate. Setelah 9 bulan berobat, orang tua menghentikan pengobatan karena penderita tidak pernah kejang. Penderita sudah bisa berbicara lancar, sudah bisa memakai baju sendiri dan mengendarai sepeda roda tiga.a. Apa hubungan saat usia 6 bulan penderita mengalami kejang dengan demam tinggi dan dilakukan pemeriksaan cairan otak dan dikatakan sakit radang selaput otak?(hubungan dg penyakit skrg [status epileptikus]) 3b. Apa hubungan saat usia 12 bulan dia mengalami kejang tanpa demam 2x dengan usia 18 bulan kejang dengan demam tidak tinggi? 3c. Apa indikasi pemberian asam valproate? (kenapa gak karbamazepin atau antikonvulsan lainnya ?) 4d. Apa hubungannya penghentian pengobatan dengan kasus sekarang? (sampai kapan obat diberikan harusnya) 1e. Apa makna klinis dari Penderita sudah bisa berbicara lancar, sudah bisa memakai baju sendiri dan mengendarai sepeda roda tiga? (saat itu tidak ada gangguan jaras motorik) 54. Pada Pemeriksaan fisik

Kesadaran : compos mentis.Suhu aksila : 36,5 derajat

TD : 90/45 mmHg

PR : 100x/menit

RR : 30xmenit

Pada pemeriksaan neurologis :

1. Kepala : tampak mulut penderita mencong ke sebelah kiri. Lipatan dahi , masih nampak dan kedua bola mata dapat menutup. Saat penderita diminta mengeluarkan lidah, terjadi deviasi ke kanan dan disertai tremor lidah.2. Ekstrimitas : pergerakan lengan dan tungkai kanan tampak terbatas dan kekuatannya lebih lemah dbanding sebelah kiri. Lengan dan tungkai dapat diangkat, namun sama sekali tidak dapat melawan tahanan dari pemeriksa. Lengan dan tungkai kiri dapat melwan tahanan kuat sewajar usianya. Tonus otot hipertoni dan refleks fisiologis lengan dan tungkai kanan meningkat, dan ditemukan refleks banbinski di kaki sebelah kanan.

3. Tanda rangsang meningeal berupa kaku kuduk, brudzinsky I dan II maupun Kernig tidak dijumpai.

a. Apa interpretasi dan mekanisme abnormal dari hasil pemeriksaan fisik? 6b. Apa interpretasi dan mekanisme abnormal dari hasil pemeriksaan neurologis? 6c. Bagaimana cara pemeriksaan ekstremitas pada kasus? 6d. Bagaimana cara pemeriksaan tanda rangsang meningeal pada kasus dan interpretasinya?6e. Apa hubungan hemiparese dextra dan kejang pada kasus ini? 5Template

a. Apa DD pada kasus? 3b. Bagamana cara penegakan diagnosis pada kasus dan WD pada kasus ? (pem.penunjang) 5c. Apa epidemiologi pada kasus ? 5d. Apa etiologi pada kasus ? 4e. Apa patofisiologi pada kasus ? 2f. Bagaimana manifestasi klinis pada kasus ? 2g. Bagaimana tatalaksana pada kasus ? (pencegahan dan edukasi)1h. Apa komplikasi pada kasus ? 5i. Apa prognosis pada kasus ? 3j. Apa SKDI pada kasus ? 4(reflek patologis + tonus naik ada kelumpuhan)Hipotesis

Seorang anak laki-laki usia 3 tahuun 6 bulan, mengalami kejang tanpa demam disertai Hemiparese + kelumpuhan N. II & N. XII sentral karena riwayat penyakit Meningoensefalitis.

Learning Issue

1. Epilepsy dul, ratih2. Status Epileptikus inan, tari3. Meningoensefalitis lalak, sisca4. Farmakologi obat-obat anti-konvulsan dian, haikal5. Nervus Kraniales (yang berkaitan dg kasus ini bae) mira nuari,6. Pemeriksaan Neurologis pd kasus sandi,ira